SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
RINGKASAN MATERI KULIAH MANAJEMEN PAJAK
PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN
Sumber dan bentuk pendanaan akan menentukan komposisi penggunaan hutang dan modal sendiri,
yang hasilnya dapat memaksimumkan nilai perusahaan dan meningkatkan kemakmuran pemegang saham.
 Pertama, menghimpun dana dengan menerbitkan hutang jangka pendek berupa pinjaman dari pihak
ketiga, dan hutang jangka panjang seperti obligasi. Dengan menerbitkan obligasi berarti obligor
mendapat penghasilan berupa bunga, dan perusahaan dibebankan pembayaran bunga. Hampir semua
perusahaan di Indonesia mendanai usahanya dengan hutang.
 Kedua, penerbitan ekuitas berupa saham yang merupakan bukti kepemilikan perusahaan, dimana
perusahaan harus memberikan return yang memuaskan bagi pemodal berupa dividen. Keputusan
pendanaan dengan ekuitas akan mempengaruhi kebijakan perusahaan atas dividen yang dibayarkan
kepada pemegang saham. Perusahaan juga cenderung menentukan dividen dalam jumlah yang tidak
terlalu besar supaya tidak perlu menurunkan pembayaran dividen jika laba turun dan dapat dengan
mudah menaikkan dividen jika laba meningkat.
Dampak dari Menahan Laba (Pendanaan Internal)
Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai
pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi.
1. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga saham, dan keuntungan modal yang
pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya lebih tinggi.
2. Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual. Karena adanya efek nilai waktu, satu
dolar pajak yang dibayarkan di masa mendatang mempunyai biaya efektif yang lebih rendah daripada
satu dolar yang dibayarkan hari ini.
3. Jika selembar saham dimiliki seseorang sampai meninggal sama sekali tidak ada pajak keuntungan
modal yang terutang, ahli waris yang menerima saham itu dapat menggunakan nilai saham pada hari
kematian sebagai dasar biaya mereka, dengan demikian mereka terhindar dari pajak keuntungan modal.
Karena adanya keuntungan-keuntungan pajak ini, para investor mungkin lebih suka perusahaan
menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian maka para investor akan mau membayar lebih tinggi
untuk perusahaan yang pembagian dividennya rendah daripada perusahaan sejenis yang pembagian dividennya
tinggi.
Dampak dari Pendanaan Melalui Modal (Equity Financing) dan Distribusi Laba (Distributing Dividend)
Penerbitan saham mengisyaratkan adanya pengembalian yang diharapkan oleh pemodal. Terkait
dengan unsur pajak dalam dividen, kebijakan atas pembayaran dividen yang tinggi akan merendahkan harga
saham karena dividen dikenakan pajak yang tinggi daripada keuntungan modal. Bagi perusahaan yang
membagikan dividen, apapun bentuknya (dividen tunai dan dividen saham), bukan merupakan pengurang beban
pajak perusahaan. Pengembalian yang diharapkan investor tidak hanya berupa dividen saja melainkan juga
keuntungan modal. Pajak atas keuntungan modal dapat ditunda hingga penjualan saham yang sesungguhnya
(ketika direalisasi).
Selain itu, dengan menjual saham untuk merealisir keuntungan modal, pemodal membayar biaya
transaksi tertentu dan (seharusnya) membayar pajak. Tetapi dengan menerima dividen (tidak perlu membayar
biaya transaksi), pemodal justru hanya membayar pajak. Hal ini dapat menyebabkan pajak atas keuntungan modal
lebih kecil dari dividen.
Dampak dari Pendanaan Melalui Utang (Debt Financing) Terutama oleh Pemegang Sahamnya
Keputusan pendanaan menjadi relevan dalam keadaan ada pajak. Hal ini dikarenakan bunga yang
dibayar oleh perusahaan merupakan pengurang pajak penghasilan (tax deductibility of interest payment). Dengan
memasukkan unsur pajak, kebanyakan pakar keuangan setuju bahwa hutang memiliki dampak positif atas
penilaian total perusahaan (Horne dan Wlchowicz, 2007). Hutang digunakan untuk pendanaan maupun investasi
seperti pembelian aktiva tetap yang memiliki tax shield atau perlindungan pajak, karena depresiasi aktiva tetap
yang merupakan dana non cash dapat digunakan untuk mengurangi beban pajak yang ditanggung perusahaan.
Sedangkan, pembayaran bunga hutang merupakan biaya pengurang pajak perusahaan yang berhutang.
Berbeda dengan dividen yang merupakan non deductible expense, akibatnya jumlah total dana yang tersedia
untuk membayar para pemilik hutang dan pemegang saham akan lebih besar jika hutang digunakan, sehingga
bunga hutang juga disebut perlindungan pajak. Semakin besar jumlah hutang semakin besar pula keuntungan
perlindungan pajak dan semakin besar nilai perusahaan, jika semua hal lain dianggap tetap. Namun, jika
penghasilan kena pajak jumlahnya kecil atau negatif, keuntungan perlindungan pajak dari hutang akan berkurang
atau bahkan tidak ada. Selain itu, jika perusahaan bangkrut dan dilikuidasi, penghematan pajak di masa depan
yang berhubungan dengan hutang akan hilang. Hal ini membuat keuntungan perlindungan pajak atas hutang,
menjadi tidak pasti.
Anjak Piutang (Factoring) dan Sewa Guna Usaha (Leasing)
Anjak piutang (factoring) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari
transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.
Kegiatan Anjak Piutang (factoring) dapat dilakukan dalam bentuk:
 Pembelian atau pengalihan piutang/tagihan jangka pendek dari transaksi perdagangan dalam atau luar
negeri.
 Penatausahaan dan penagihan piutang perusahaan penjual piutang.
Adapun alasan perusahaan melakukan anjak piutang diantaranya adalah:
1. Bisa jadi hal ini merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh kas. Ketika keadaan kas sudah
menipis, kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman dana akan berkurang, kas yang tipis bisa
menjadi penghalang kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman.
2. Waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk dikeluarkan untuk penagihan memakan waktu yang lama dan
biaya yang besar. Lebih mudah bagi perusahaan untuk menjual piutangnya dan dengan memperoleh kas
yang lebih cepat dan menghemat waktu dan biaya untuk melakukan penagihan.
Pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan anjak piutang (factoring) :
1. Nasabah
Nasabah adalah pihak yang menjual piutang. Biasanya merupakan pihak penyedia barang/ penjual yang
melakukan transaksi dengan penggalan/pemberi secara kredit.
2. Perusahaan Anjak Piutang (factoring)
Perusahaan anjak piutang adalah perusahaan pembiayaan ataupun bank yang membeli piutang dari
nasabah (perusahaan yang menjual piutang).
3. Debitur
Debitur adalah pihak yang memiliki utang kepada nasabah, dalam anjak piutang kewajiban membayar
utangnya dialihkan kepada perusahaan anjak piutang, sehingga nantinya debitur akan membayar
utangnya kepada perusahaan anjak piutang bukan kepada nasabah.
Manfaat anjak piutang adalah:
 Menurunkan biaya produksi
 Memberikan fasilitas pembayaran di muka
 Meningkatkan daya saing perusahaan klien
 Meningkatkan kemampuan perusahaan klien memperoleh laba
 Menghindari kerugian karena kredit macet
 Mempercepat proses ekonomi
Skema transaksi dalam aktivitas anjak piutang dapat dilihat dengan skema di bawah ini:
Keterangan:
a) Penyedia barang dan pelanggan melakukan transaksi jual beli secara kredit sehingga penyedia barang
memperoleh piutang dari pelanggan.
b) Penyedia barang melakukan penjualan piutang kepada perusahaan anjak piutang.
c) Perusahaan anjak piutang membeli piutang dari penyedia barang dengan pembayaran tunai.
d) Perusahaan menagih pembayaran piutang dari pelanggan.
e) Pelanggan melunasi utangnya kepada perusahaan anjak piutang.
Dalam anjak piutang, perusahaan melakukan tiga fungsi:
1. Pemeriksaan piutang,
2. Memberikan pinnjaman (pembayaran piutang), dan
3. Menanggung risiko default pelanggan.
Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara pemilik aktiva yang disebut dengan lessor dan
pihak lain yang memanfaatkan aktiva tersebut yang disebut lessee untuk jangka waktu tertentu. Salah satu
manfaat leasing adalah lessee dapat memanfaatkan aktiva tersebut tanpa harus memiliki aktiva tersebut. Sebagai
kompensasi manfaat yang dinikmati, maka lessee mempunyai kewajiban membayar secara periodik sebagai sewa
aktiva yang digunakan. Manfaat lain adalah bahwa lessee tidak perlu menanggung biaya perawatan, pajak dan
asuransi.
Bentuk-bentuk leasing adalah:
1. Sale and lease back
Bentuk yang pertama sale and lease back dimana perusahaan yang memiliki aktiva seperti tanah,
bangunan dan peralatan pabrik menjual aset tersebut kepada perusahaan lain dan sekaligus menyewa
kembali aset tersebut untuk periode tertentu. Pembeli aset tersebut bisa sebuah bank, perusahaan
asuransi, perusahaan leasing, pegadaian, atau investor individu. Biasanya aset tersebut dijual dengan
harga pasar. Manfaat dari sale and lease back ini adalah penjual atau lessee menerima pembayaran
segera sebagai tambahan dana yang dapat diinvestasikan ke investasi lain; dan bersamaan dengan itu
lessee masih menggunakan aset yang dijualnya selama jangka waktu perjanjian leasing. Lessee
mempunyai kewajiban membayar secara periodik sebesar harga jual ditambah dengan tingkat
keuntungan yang disyaratkan lessor.
2. Operating leases
Bentuk leasing kedua adalah operating leasing yang sering disebut service leases atau direct leases.
Jenis ini pihak lessor menyediakan pendanaan sekaligus biaya perawatan yang keseluruhannya tercakup
dalam pembayaran leasing. Ciri utama bentuk leasing ini adalah bahwa harga perolehan aset tersebut
sebagai objek leasing tidak diamortisasikan secara penuh. Dengan kata lain pembayaran yang
disyaratkan tidak cukup untuk menutup keseluruhan harga perolehan dan biaya perawatan aset. Namun
demikian jangka waktu operating lease ini biasanya lebih pendek dari pada umur ekonomis yang
diharapkan. Sehingga lessor berharap dapat menyewakan kembali kepada pihak lain atau menjual aset
tersebut untuk menutup harga perolehan, biaya perawatan dan tingkat keuntungan yang disyaratkan.
3. Financial and capital leases
Jenis leasing ketiga adalah financial leasing atau capital leasing. Bentuk leasing ini berbeda dengan
operating leases karena lessor tidak menanggung biaya perawatan, tidak dapat dibatalkan dan
diamortisasikan secara penuh. Dengan demikian lessor menerima pembayaran sebesar harga perolehan
aset ditambah tingkat keuntungan yang disyaratkan. Pada umumnya lessee juga harus membayar pajak
dan asuransi aset objek leasing tersebut. Perbedaan utama antara financial leases dengan operating
leases adalah bahwa perusahaan memperoleh aktiva yang baru bukan aktiva yang selama ini telah
digunakan. Sering kali dalam bentuk leasing ini melibatkan pihak ketiga yaitu pemberi pinjaman. Pihak
ketiga ini memberi pinjaman kepada lessor untuk membeli aktiva, misalnya 80% dibiayai dengan utang
sedangkan selebihnya dari modal sendiri. Sebagai pemilik aktiva, lessor berhak mengalokasikan harga
perolehan aktiva sebagai depresiasi. Sementara itu lessor juga dapat membebankan pembayaran bunga
sebagai pengurang pajak.
Pihak-Pihak yang terkait dengan kegiatan Leasing :
 Penyewa Guna Usaha (Lessee) adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal
dengan pembiayaan dari Perusahaan Pembiayaan (Lessor).
 Lessor adalah perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing) yang membiayai keinginan para nasabahnya
untuk memperoleh barang-barang Modal.
 Supplier adalah perusahaan (pedagang) yang menyediakan barang-barang modal yang akan di-leasing-
kan (disewa guna usahakan) antara Lessor dengan Lessee.
 Asuransi adalah merupakan perusahaan asuransi yang akan menanggung resiko terhadap perjanjian
antara lessor dengan lessee.
Hybrid Financial Instruments
Salah satu intrumen keuangan yang saat ini banyak digunakan oleh perusahaan dalam melakukan
investasi adalah “hybrid financial instruments”. Dari sisi pertimbangan komersial, inovasi instrumen keuangan
dengan menggunakan hybrid financial instruments akan memberikan keuntungan bagi perusahaan saat
menghadapi risiko investasi yang besar. Inovasi instrumen keuangan dalam hybrid financial instruments dapat
dilihat pada karakteristiknya yang mencampurkan karakteristik instrumen utang dan sekaligus karakteristik
instrumen modal, lihat Tabel 1 berikut.
Tabel.1 Karakteristik Utang dan Penyertaan Modal
Utang Penyertaan Modal
Dana akan dikembalikan dalam jangka waktu yang
telah ditetapkan
Dana hanya akan dikembalikan pada saat likuidasi
Imbalan dari utang harus tetap dibayar meskipun
penerima utang dalam keadaan merugi
Imbalan dari penyertaan modal tergantung dari
peforma usaha penerima modal
Dalam keadaan likuidasi, pemberi utang (kreditor)
memiliki hak prioritas untuk atas aset
Hak pemberi modal (pemegang saham) atas aset
merupakan hak tagih terakhir setelah kreditor
Pemberi utang (kreditor) tidak memiliki kontrol atas
perusahaan
Pemberi modal (pemegang saham) memiliki kontrol
atas perusahaan
Menurut Ducan, hybrid financial instruments didefinisikan sebagai instrumen keuangan yang memiliki
karakteristik ekonomi yang tidak konsisten, baik secara parsial maupun keseluruhan terhadap bentuk legalnya.
Sementara itu, OECD mendefinisikan hybrid financial instruments sebagai instrumen keuangan yang
diklasifikasikan berbeda diantara negara-negara yang terlibat dalam transaksi instrumen tersebut, misalnya
sebagai pinjaman di satu negara dan sebagai modal di negara lainnya. Contoh hybrid financial instruments yang
sering ditemui, antara lain: saham preferen (preference shares), silent partnerships, shareholder loan, participation
bonds, convertible bonds, warrant bonds, dan profit participation loans.

More Related Content

What's hot

Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 a
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 aObligasi konversi - akuntansi bagian 2 a
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 aFuturum2
 
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan AkuntansiKebijakan Akuntansi
Kebijakan Akuntansimas ijup
 
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiBab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiAndiErwinGhozali
 
Akuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor sahamAkuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor sahamSidik Abdullah
 
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015PPA FEUI
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullshandyaa
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrsKlasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrssripardede
 
Bab2 (materi akuntansi)
Bab2 (materi akuntansi)Bab2 (materi akuntansi)
Bab2 (materi akuntansi)Kartika Indah
 
PSAK 22 (revisi 2010) - Bab 4&5 bargain purchases & piecemeal acquisition
PSAK 22 (revisi 2010) - Bab 4&5 bargain purchases & piecemeal acquisitionPSAK 22 (revisi 2010) - Bab 4&5 bargain purchases & piecemeal acquisition
PSAK 22 (revisi 2010) - Bab 4&5 bargain purchases & piecemeal acquisitionFuturum2
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiSujatmiko Wibowo
 
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaanMakalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaanghiyats dewantara
 

What's hot (20)

Laba
LabaLaba
Laba
 
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 a
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 aObligasi konversi - akuntansi bagian 2 a
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 a
 
Kewajiban Lancar
Kewajiban LancarKewajiban Lancar
Kewajiban Lancar
 
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan AkuntansiKebijakan Akuntansi
Kebijakan Akuntansi
 
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiBab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
 
Akuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor sahamAkuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor saham
 
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa full
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
 
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrsKlasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
 
Perencanaan audit
Perencanaan auditPerencanaan audit
Perencanaan audit
 
Piutang
PiutangPiutang
Piutang
 
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publikKerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
 
Bab2 (materi akuntansi)
Bab2 (materi akuntansi)Bab2 (materi akuntansi)
Bab2 (materi akuntansi)
 
Psak 30-sewa-isak-8
Psak 30-sewa-isak-8Psak 30-sewa-isak-8
Psak 30-sewa-isak-8
 
PSAK 22 (revisi 2010) - Bab 4&5 bargain purchases & piecemeal acquisition
PSAK 22 (revisi 2010) - Bab 4&5 bargain purchases & piecemeal acquisitionPSAK 22 (revisi 2010) - Bab 4&5 bargain purchases & piecemeal acquisition
PSAK 22 (revisi 2010) - Bab 4&5 bargain purchases & piecemeal acquisition
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
 
Analisis rasio
Analisis rasioAnalisis rasio
Analisis rasio
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori Akuntansi
 
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaanMakalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
 

Similar to MANAJEMEN PAJAK

Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Lia Ivvana
 
Pegadaian dan anjak Piutang
Pegadaian dan anjak Piutang Pegadaian dan anjak Piutang
Pegadaian dan anjak Piutang Risa Martia
 
Pengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
Pengenaan PPh atas dividen - Riki ArdoniPengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
Pengenaan PPh atas dividen - Riki ArdoniRiki Ardoni
 
Hbl 5, risna dwi cahyani, hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, universi...
Hbl 5, risna dwi cahyani, hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, universi...Hbl 5, risna dwi cahyani, hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, universi...
Hbl 5, risna dwi cahyani, hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, universi...risnadica
 
H bl 4, risna dwi cahyani, hapzi ali, moratorium hutang (pkpu) dan bpr
H bl 4, risna dwi cahyani, hapzi ali, moratorium hutang (pkpu) dan bprH bl 4, risna dwi cahyani, hapzi ali, moratorium hutang (pkpu) dan bpr
H bl 4, risna dwi cahyani, hapzi ali, moratorium hutang (pkpu) dan bprrisnadica
 
Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu buana
Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu buanaHbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu buana
Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu buanafahrunrz
 
Pembiayaan agribisnis
Pembiayaan agribisnis Pembiayaan agribisnis
Pembiayaan agribisnis Salamah8
 
Power point leasing
Power point leasingPower point leasing
Power point leasingAgunggung
 
Power point leasing
Power point leasingPower point leasing
Power point leasingAgunggung
 
Power point leasing
Power point leasingPower point leasing
Power point leasingAgunggung
 
pptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdfpptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdfRehanOgie
 

Similar to MANAJEMEN PAJAK (20)

Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24
 
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGANANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
Anjak piutang
Anjak piutangAnjak piutang
Anjak piutang
 
Anjak piutang
Anjak piutangAnjak piutang
Anjak piutang
 
Anjak piutang
Anjak piutangAnjak piutang
Anjak piutang
 
Anjak piutang
Anjak piutangAnjak piutang
Anjak piutang
 
Anjak piutang
Anjak piutangAnjak piutang
Anjak piutang
 
Pegadaian dan anjak Piutang
Pegadaian dan anjak Piutang Pegadaian dan anjak Piutang
Pegadaian dan anjak Piutang
 
Pengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
Pengenaan PPh atas dividen - Riki ArdoniPengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
Pengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
 
Hbl 5, risna dwi cahyani, hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, universi...
Hbl 5, risna dwi cahyani, hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, universi...Hbl 5, risna dwi cahyani, hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, universi...
Hbl 5, risna dwi cahyani, hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, universi...
 
H bl 4, risna dwi cahyani, hapzi ali, moratorium hutang (pkpu) dan bpr
H bl 4, risna dwi cahyani, hapzi ali, moratorium hutang (pkpu) dan bprH bl 4, risna dwi cahyani, hapzi ali, moratorium hutang (pkpu) dan bpr
H bl 4, risna dwi cahyani, hapzi ali, moratorium hutang (pkpu) dan bpr
 
Hutang dan saham preferen
Hutang dan saham preferenHutang dan saham preferen
Hutang dan saham preferen
 
Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu buana
Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu buanaHbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu buana
Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu buana
 
PENDANAAN II
PENDANAAN IIPENDANAAN II
PENDANAAN II
 
Pembiayaan agribisnis
Pembiayaan agribisnis Pembiayaan agribisnis
Pembiayaan agribisnis
 
Power point leasing
Power point leasingPower point leasing
Power point leasing
 
Power point leasing
Power point leasingPower point leasing
Power point leasing
 
Power point leasing
Power point leasingPower point leasing
Power point leasing
 
Ppt wesel
Ppt weselPpt wesel
Ppt wesel
 
pptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdfpptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdf
 

Recently uploaded

konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANGallynDityaManggala
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxDenzbaguseNugroho
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian outputjafarismail7
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaBAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaTriskaDP
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptDenzbaguseNugroho
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisGallynDityaManggala
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 

Recently uploaded (16)

konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaBAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 

MANAJEMEN PAJAK

  • 1. RINGKASAN MATERI KULIAH MANAJEMEN PAJAK PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN Sumber dan bentuk pendanaan akan menentukan komposisi penggunaan hutang dan modal sendiri, yang hasilnya dapat memaksimumkan nilai perusahaan dan meningkatkan kemakmuran pemegang saham.  Pertama, menghimpun dana dengan menerbitkan hutang jangka pendek berupa pinjaman dari pihak ketiga, dan hutang jangka panjang seperti obligasi. Dengan menerbitkan obligasi berarti obligor mendapat penghasilan berupa bunga, dan perusahaan dibebankan pembayaran bunga. Hampir semua perusahaan di Indonesia mendanai usahanya dengan hutang.  Kedua, penerbitan ekuitas berupa saham yang merupakan bukti kepemilikan perusahaan, dimana perusahaan harus memberikan return yang memuaskan bagi pemodal berupa dividen. Keputusan pendanaan dengan ekuitas akan mempengaruhi kebijakan perusahaan atas dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham. Perusahaan juga cenderung menentukan dividen dalam jumlah yang tidak terlalu besar supaya tidak perlu menurunkan pembayaran dividen jika laba turun dan dapat dengan mudah menaikkan dividen jika laba meningkat. Dampak dari Menahan Laba (Pendanaan Internal) Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi. 1. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya lebih tinggi. 2. Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual. Karena adanya efek nilai waktu, satu dolar pajak yang dibayarkan di masa mendatang mempunyai biaya efektif yang lebih rendah daripada satu dolar yang dibayarkan hari ini. 3. Jika selembar saham dimiliki seseorang sampai meninggal sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang, ahli waris yang menerima saham itu dapat menggunakan nilai saham pada hari kematian sebagai dasar biaya mereka, dengan demikian mereka terhindar dari pajak keuntungan modal. Karena adanya keuntungan-keuntungan pajak ini, para investor mungkin lebih suka perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian maka para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang pembagian dividennya rendah daripada perusahaan sejenis yang pembagian dividennya tinggi. Dampak dari Pendanaan Melalui Modal (Equity Financing) dan Distribusi Laba (Distributing Dividend) Penerbitan saham mengisyaratkan adanya pengembalian yang diharapkan oleh pemodal. Terkait dengan unsur pajak dalam dividen, kebijakan atas pembayaran dividen yang tinggi akan merendahkan harga saham karena dividen dikenakan pajak yang tinggi daripada keuntungan modal. Bagi perusahaan yang membagikan dividen, apapun bentuknya (dividen tunai dan dividen saham), bukan merupakan pengurang beban pajak perusahaan. Pengembalian yang diharapkan investor tidak hanya berupa dividen saja melainkan juga
  • 2. keuntungan modal. Pajak atas keuntungan modal dapat ditunda hingga penjualan saham yang sesungguhnya (ketika direalisasi). Selain itu, dengan menjual saham untuk merealisir keuntungan modal, pemodal membayar biaya transaksi tertentu dan (seharusnya) membayar pajak. Tetapi dengan menerima dividen (tidak perlu membayar biaya transaksi), pemodal justru hanya membayar pajak. Hal ini dapat menyebabkan pajak atas keuntungan modal lebih kecil dari dividen. Dampak dari Pendanaan Melalui Utang (Debt Financing) Terutama oleh Pemegang Sahamnya Keputusan pendanaan menjadi relevan dalam keadaan ada pajak. Hal ini dikarenakan bunga yang dibayar oleh perusahaan merupakan pengurang pajak penghasilan (tax deductibility of interest payment). Dengan memasukkan unsur pajak, kebanyakan pakar keuangan setuju bahwa hutang memiliki dampak positif atas penilaian total perusahaan (Horne dan Wlchowicz, 2007). Hutang digunakan untuk pendanaan maupun investasi seperti pembelian aktiva tetap yang memiliki tax shield atau perlindungan pajak, karena depresiasi aktiva tetap yang merupakan dana non cash dapat digunakan untuk mengurangi beban pajak yang ditanggung perusahaan. Sedangkan, pembayaran bunga hutang merupakan biaya pengurang pajak perusahaan yang berhutang. Berbeda dengan dividen yang merupakan non deductible expense, akibatnya jumlah total dana yang tersedia untuk membayar para pemilik hutang dan pemegang saham akan lebih besar jika hutang digunakan, sehingga bunga hutang juga disebut perlindungan pajak. Semakin besar jumlah hutang semakin besar pula keuntungan perlindungan pajak dan semakin besar nilai perusahaan, jika semua hal lain dianggap tetap. Namun, jika penghasilan kena pajak jumlahnya kecil atau negatif, keuntungan perlindungan pajak dari hutang akan berkurang atau bahkan tidak ada. Selain itu, jika perusahaan bangkrut dan dilikuidasi, penghematan pajak di masa depan yang berhubungan dengan hutang akan hilang. Hal ini membuat keuntungan perlindungan pajak atas hutang, menjadi tidak pasti. Anjak Piutang (Factoring) dan Sewa Guna Usaha (Leasing) Anjak piutang (factoring) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri. Kegiatan Anjak Piutang (factoring) dapat dilakukan dalam bentuk:  Pembelian atau pengalihan piutang/tagihan jangka pendek dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.  Penatausahaan dan penagihan piutang perusahaan penjual piutang. Adapun alasan perusahaan melakukan anjak piutang diantaranya adalah: 1. Bisa jadi hal ini merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh kas. Ketika keadaan kas sudah menipis, kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman dana akan berkurang, kas yang tipis bisa menjadi penghalang kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman. 2. Waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk dikeluarkan untuk penagihan memakan waktu yang lama dan biaya yang besar. Lebih mudah bagi perusahaan untuk menjual piutangnya dan dengan memperoleh kas yang lebih cepat dan menghemat waktu dan biaya untuk melakukan penagihan.
  • 3.
  • 4. Pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan anjak piutang (factoring) : 1. Nasabah Nasabah adalah pihak yang menjual piutang. Biasanya merupakan pihak penyedia barang/ penjual yang melakukan transaksi dengan penggalan/pemberi secara kredit. 2. Perusahaan Anjak Piutang (factoring) Perusahaan anjak piutang adalah perusahaan pembiayaan ataupun bank yang membeli piutang dari nasabah (perusahaan yang menjual piutang). 3. Debitur Debitur adalah pihak yang memiliki utang kepada nasabah, dalam anjak piutang kewajiban membayar utangnya dialihkan kepada perusahaan anjak piutang, sehingga nantinya debitur akan membayar utangnya kepada perusahaan anjak piutang bukan kepada nasabah. Manfaat anjak piutang adalah:  Menurunkan biaya produksi  Memberikan fasilitas pembayaran di muka  Meningkatkan daya saing perusahaan klien  Meningkatkan kemampuan perusahaan klien memperoleh laba  Menghindari kerugian karena kredit macet  Mempercepat proses ekonomi Skema transaksi dalam aktivitas anjak piutang dapat dilihat dengan skema di bawah ini: Keterangan: a) Penyedia barang dan pelanggan melakukan transaksi jual beli secara kredit sehingga penyedia barang memperoleh piutang dari pelanggan. b) Penyedia barang melakukan penjualan piutang kepada perusahaan anjak piutang. c) Perusahaan anjak piutang membeli piutang dari penyedia barang dengan pembayaran tunai. d) Perusahaan menagih pembayaran piutang dari pelanggan. e) Pelanggan melunasi utangnya kepada perusahaan anjak piutang.
  • 5. Dalam anjak piutang, perusahaan melakukan tiga fungsi: 1. Pemeriksaan piutang, 2. Memberikan pinnjaman (pembayaran piutang), dan 3. Menanggung risiko default pelanggan. Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara pemilik aktiva yang disebut dengan lessor dan pihak lain yang memanfaatkan aktiva tersebut yang disebut lessee untuk jangka waktu tertentu. Salah satu manfaat leasing adalah lessee dapat memanfaatkan aktiva tersebut tanpa harus memiliki aktiva tersebut. Sebagai kompensasi manfaat yang dinikmati, maka lessee mempunyai kewajiban membayar secara periodik sebagai sewa aktiva yang digunakan. Manfaat lain adalah bahwa lessee tidak perlu menanggung biaya perawatan, pajak dan asuransi. Bentuk-bentuk leasing adalah: 1. Sale and lease back Bentuk yang pertama sale and lease back dimana perusahaan yang memiliki aktiva seperti tanah, bangunan dan peralatan pabrik menjual aset tersebut kepada perusahaan lain dan sekaligus menyewa kembali aset tersebut untuk periode tertentu. Pembeli aset tersebut bisa sebuah bank, perusahaan asuransi, perusahaan leasing, pegadaian, atau investor individu. Biasanya aset tersebut dijual dengan harga pasar. Manfaat dari sale and lease back ini adalah penjual atau lessee menerima pembayaran segera sebagai tambahan dana yang dapat diinvestasikan ke investasi lain; dan bersamaan dengan itu lessee masih menggunakan aset yang dijualnya selama jangka waktu perjanjian leasing. Lessee mempunyai kewajiban membayar secara periodik sebesar harga jual ditambah dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan lessor. 2. Operating leases Bentuk leasing kedua adalah operating leasing yang sering disebut service leases atau direct leases. Jenis ini pihak lessor menyediakan pendanaan sekaligus biaya perawatan yang keseluruhannya tercakup dalam pembayaran leasing. Ciri utama bentuk leasing ini adalah bahwa harga perolehan aset tersebut sebagai objek leasing tidak diamortisasikan secara penuh. Dengan kata lain pembayaran yang disyaratkan tidak cukup untuk menutup keseluruhan harga perolehan dan biaya perawatan aset. Namun demikian jangka waktu operating lease ini biasanya lebih pendek dari pada umur ekonomis yang diharapkan. Sehingga lessor berharap dapat menyewakan kembali kepada pihak lain atau menjual aset tersebut untuk menutup harga perolehan, biaya perawatan dan tingkat keuntungan yang disyaratkan. 3. Financial and capital leases Jenis leasing ketiga adalah financial leasing atau capital leasing. Bentuk leasing ini berbeda dengan operating leases karena lessor tidak menanggung biaya perawatan, tidak dapat dibatalkan dan diamortisasikan secara penuh. Dengan demikian lessor menerima pembayaran sebesar harga perolehan aset ditambah tingkat keuntungan yang disyaratkan. Pada umumnya lessee juga harus membayar pajak dan asuransi aset objek leasing tersebut. Perbedaan utama antara financial leases dengan operating leases adalah bahwa perusahaan memperoleh aktiva yang baru bukan aktiva yang selama ini telah
  • 6. digunakan. Sering kali dalam bentuk leasing ini melibatkan pihak ketiga yaitu pemberi pinjaman. Pihak ketiga ini memberi pinjaman kepada lessor untuk membeli aktiva, misalnya 80% dibiayai dengan utang sedangkan selebihnya dari modal sendiri. Sebagai pemilik aktiva, lessor berhak mengalokasikan harga perolehan aktiva sebagai depresiasi. Sementara itu lessor juga dapat membebankan pembayaran bunga sebagai pengurang pajak. Pihak-Pihak yang terkait dengan kegiatan Leasing :  Penyewa Guna Usaha (Lessee) adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari Perusahaan Pembiayaan (Lessor).  Lessor adalah perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing) yang membiayai keinginan para nasabahnya untuk memperoleh barang-barang Modal.  Supplier adalah perusahaan (pedagang) yang menyediakan barang-barang modal yang akan di-leasing- kan (disewa guna usahakan) antara Lessor dengan Lessee.  Asuransi adalah merupakan perusahaan asuransi yang akan menanggung resiko terhadap perjanjian antara lessor dengan lessee. Hybrid Financial Instruments Salah satu intrumen keuangan yang saat ini banyak digunakan oleh perusahaan dalam melakukan investasi adalah “hybrid financial instruments”. Dari sisi pertimbangan komersial, inovasi instrumen keuangan dengan menggunakan hybrid financial instruments akan memberikan keuntungan bagi perusahaan saat menghadapi risiko investasi yang besar. Inovasi instrumen keuangan dalam hybrid financial instruments dapat dilihat pada karakteristiknya yang mencampurkan karakteristik instrumen utang dan sekaligus karakteristik instrumen modal, lihat Tabel 1 berikut. Tabel.1 Karakteristik Utang dan Penyertaan Modal Utang Penyertaan Modal Dana akan dikembalikan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan Dana hanya akan dikembalikan pada saat likuidasi Imbalan dari utang harus tetap dibayar meskipun penerima utang dalam keadaan merugi Imbalan dari penyertaan modal tergantung dari peforma usaha penerima modal Dalam keadaan likuidasi, pemberi utang (kreditor) memiliki hak prioritas untuk atas aset Hak pemberi modal (pemegang saham) atas aset merupakan hak tagih terakhir setelah kreditor Pemberi utang (kreditor) tidak memiliki kontrol atas perusahaan Pemberi modal (pemegang saham) memiliki kontrol atas perusahaan
  • 7. Menurut Ducan, hybrid financial instruments didefinisikan sebagai instrumen keuangan yang memiliki karakteristik ekonomi yang tidak konsisten, baik secara parsial maupun keseluruhan terhadap bentuk legalnya. Sementara itu, OECD mendefinisikan hybrid financial instruments sebagai instrumen keuangan yang diklasifikasikan berbeda diantara negara-negara yang terlibat dalam transaksi instrumen tersebut, misalnya sebagai pinjaman di satu negara dan sebagai modal di negara lainnya. Contoh hybrid financial instruments yang sering ditemui, antara lain: saham preferen (preference shares), silent partnerships, shareholder loan, participation bonds, convertible bonds, warrant bonds, dan profit participation loans.