Dokumen tersebut membahas tentang diabetes mellitus (DM), termasuk penyebab, gejala, jenis, prevalensi, faktor risiko, dan upaya pencegahan serta penanganannya. DM merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi akibat gangguan produksi atau fungsi insulin. Prevalensinya terus meningkat, terutama di perkotaan. Kelompok berisiko tinggi adalah mereka dengan riwayat keluarga, obesitas, us
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Epidemiologi Diabetes Mellitus
1. Kelompok 2:
Lina Marlina
Herlina Sri Wahyuni
Shafa Nabilah Eka Puteri
2. • Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal
sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah
adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat
adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh,
dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi
hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
3. • Faktor utama pada diabetes ialah insulin, suatu hormon
yang dihasilkan oleh sel khusus di pankreas. Insulin
memberi sinyal kepada sel tubuh agar menyerap
glukosa. Insulin, bekerja dengan hormon pankreas lain
yang disebut glukagon, juga mengendalikan jumlah
glukosa dalam darah. Apabila tubuh menghasilkan
terlampau sedikit insulin atau jika tubuh tidak
menanggapi insulin dengan tepat terjadilah diabetes.
4. • Penyebab utama diabetes di era globalisasi adalah
adanya perubahan gaya hidup (pola makan yang tidak
seimbang, kurang aktivitas fisik). Selain itu, adanya
stress, kelainan genetika, usia yang semakin lama
semakin tua dapat pula menjadi salah satu faktor
penyebab timbulnya penyakit diabetes.
• Penyakit ini dapat dicegah dengan merubah pola makan
yang seimbang (hindari makanan yang banyak
mengandung protein, lemak, gula, dan garam),
melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari
(berenang, bersepeda, jogging, jalan cepat), serta rajin
memeriksakan kadar gula urine setiap tahun (Sinaga,
2003).
6. • Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada
insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin, dikenal
dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(IDDM).
• Hal ini disebabkan karena hilangnya sel beta penghasil
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas.
• Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak
dan remaja.
• Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat diobati dengan
pemberian terapi insulin yang dilakukan secara terus
menerus berkesinambungan.
7. • Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam
tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal
dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM).
• Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti
kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap
insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sel dan
jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan
meningkatnya kadar insulin di dalam darah.
8. DM Tipe 1 DM Tipe 2
- Sel pembuat insulin rusak
- Mendadak, berat dan fatal
- Umumnya usia muda
- Insulin absolut dibutuhkan seumur
hidup
- Bukan turunan
- Lebih sering dari tipe 1
- Faktor turunan positif
- Muncul saat dewasa
- Biasanya diawali dgn kegemukan
- Komplikasi jika tidak terkendali
9. • DM Gestasional : diabetes karena dampak kehamilan
• DM tipe lain : bisa berupa efek genetik fungsi insulin,
efek genetik kerja insulin, infeksi, karena obat/kimiawi
efek imunologis lain, sindrom genetik yang terkait DM.
10. a. Gejala Klinis
Gejala khas
• Banyak kencing (poliuria)
• Banyak makan (poliphagia)
• Banyak minum (polidipsia)
Gejala lain
• Lemah, karena sel tidak bekerja
dengan baik
• Kulit mengering
• Penderita menjadi kurus,
karena banyak gula yang
terbuang
b. Gambaran Laboratorium
• Gula darah sewaktu ≥ 200
mg/dl.
• Gula darah puasa (tidak ada
masukan makanan/kalori
sejak 10 jam terakhir) > 126
mg/dl
• Glukosa plasma 2 jam > 180
mg/dl
11. Dalam masyarakat, mereka yang termasuk kelompok risiko
tinggi DM adalah:
• Usia > 45 tahun.
• Berat badan lebih (BBR > 110% atau IMT > 25 kg/m).
• Hipertensi (> 140/90 mmHg).
• Ibu dengan riwayat melahirkan bayi > 4000 gram.
• Pernah diabetes sewaktu hamil.
• Riwayat keturunan DM.
• Kolesterol HDL < 35 mg/dl atau trigliserida > 250 mg/dl.
• Kurang aktivitas fisik.
12. Tabel Prevalensi Kejadian Diabetes Melitus di beberapa negara pada tahun 2010 dan
2030 (WHO)
No. Negara
Tahun 2010
(juta)
Negara
Tahun 2030
(juta)
1. India 31.7 India 79.4
2. China 20.8 China 42.3
3. Amerika Serikat 17.7 Amerika Serikat 30.3
4. Indonesia 8.4 Indonesia 21.3
5. Jepang 6.8 Pakistan 13.9
6. Pakistan 5.2 Brazil 11.3
7. Federasi Rusia 4.6 Banglades 11.1
8. Brazil 4.6 Jepang 8.9
9. Italia 4.3 Filipina 7.8
10. Banglades 3.2 Mesir 6.7
13. • Berdasarkan proses timbulnya DM dapat disimpulkan bahwa orang yg
berisiko mengalami DM adalah mereka yang memiliki riwayat diabetes
dari keluarga.
• Pasien DM tipe 2 umumnya dewasa usia 40-an dan mengalami
kegemukan (obesitas) dan tidak aktif dan jarang berolahraga.
• Sedangkan pada diabetes melitus tipe 1 biasanya terdapat pada anak-anak
dan remaja, salah satu penyebabnya adalah seringnya
mengkonsumsi fast food.
• Ibu yg melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg juga berisiko
mengalami DM.
• Apabila dipersentasekan berdasarkan jumlah penderita dengan jumlah
penduduk, maka pada usia sebelum 20 tahun angka kejadian DM
diperkirakan 0,19% dan diatas usia 20 tahun diperkirakan mencapai
8,6%, sedangkan pada usia di atas 65 tahun 20,1 %.
15. 2.5
2
1.5
1
0.5
0
Prevalensi Diabetes menurut jenis kelamin,
Indonesia 2013 (Riskesdas 2013)
Laki-Laki Perempuan
DM Terdiagnosis DM Terdiagnosis / Gejala
16. 3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Prevalensi Diabetes menurut tingkat pendidikan,
Tidak
Sekolah
Tidak
Tamat SD
Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat D1-
D3 / PT
Indonesia 2013 (Riskesdas 2013)
DM Terdiagnosis DM Terdiagnosis / Gejala
17. 3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Prevalensi Diabetes menurut jenis pekerjaan,
Indonesia 2013 (Riskesdas 2013)
DM Terdiagnosis DM Terdiagnosis / Gejala
18. • 8,4 juta orang pada tahun 2000 dan diperkirakan terus
meningkat dari tahun ke tahun yaitu sebanyak 21,3 juta
orang penderita diabetes mellitus.
• Menurut Hasil Riskesdas 2013, prevalensi DM tertinggi
berada pada daerah DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta
(2,5%), Sulawesi Utara (2,4%), dan Kalimantan Timur
(2,3%).
• Sedangkan menurut tempat tinggal, prevalensi DM lebih
banyak di daerah perkotaan daripada di pedesaan.
19. 4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Prevalensi Diabetes pada umur ≥18 tahun menurut provinsi, Indonesia
2013 (Riskesdas 2013)
DM Terdiagnosis DM Terdiagnosis / Gejala
20. 3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Prevalensi Diabetes menurut tempat tinggal,
Indonesia 2013 (Riskesdas 2013)
Perkotaan Pedesaan
DM Terdiagnosis DM Terdiagnosis / Gejala
21. Sebagai suatu gangguan kesehatan, diabetes memberikan
beban besar sebagai masalah kesehatan dengan melihat
bahwa:
• Gejala-gejala DM sendiri cukup banyak, luas dan berat.
• DM merupakan penyakit yang sangat mudah ‘kerja
sama’ dengan penyakit lain.
• Jika DM memasuki tahap komplikasi, komplikasi DM
dapat memasuki semua jalur sistem tubuh manusia.
22. • Penanggulangan: Diarahkan kepada upaya penurunan
kejadian (incidence) atau terjadi kasus baru/pasien baru DM
dengan menekankan upaya-upaya pencegahan tingkat awal.
• Pencegahan: Diarahkan kepada upaya-upaya khusus
sehingga kelompok risiko tidak jatuh menjadi DM baru.
• Pengobatan: Diarahkan supaya penderita DM dapat
mengakses pelayanan pengobatan, memilih dan memakai
bentuk pengobatan yang sesuai dan patuh melakukan upaya
pengobatan, makan obat sesuai dengan petunjuk klinis
penyakitnya.
23. • Pencegahan Premordial kepada masyarakat yang sehat,
untuk berperilaku positif mendukung kesehatan umum dan
upaya menghindarkan diri dari risiko DM.
• Promosi kesehatan, ditujukan kepada kelompok berisiko,
untuk mengurangi atau menghilangkan risiko yang ada.
• Pencegahan khusus, ditujukan kepada mereka yang
mempunyai risiko tinggi untuk melakukan pemeriksaan atau
upaya sehingga tidak jatuh ke DM.
• Diagnosis awal, dilakukan dengan penyaringan (screening),
yakni pemeriksaan kadar gula darah kelompok risiko.
24. • Pengobatan yang tepat, berbagai macam upaya dan
pendekatan pengobatan terhadap penderita untuk tidak
jatuh ke DM yang lebih berat atau komplikasi.
• Disability limitation; pembatasan kecacatan yang
ditujukan kepada upaya maksimal mengatasi dampak
komplikasi DM sehingga tidak menjadi lebih berat.
• Rehabilitasi, sosial maupun medis. Memperbaiki
keadaan yang terjadi akibat komplikasi atau kecacatan
yang terjadi karena DM.