1.
MEMBANGUN MENWA UNTUK INDONESIA INCORPORATED
KORPS MENWA INDONESIA
Widya Castrena Dharma Sidha
BIMA HERMASTHO, PHD
RIFKI MUHIDA, PHD
2016
2.
Gambar Strategi “Rebuilding Korps Menwa Indonesia”
Membangun Korps Menwa Indonesia
RESERVE Officers Training Corps (ROTC/Korps Perwira Cadangan) perguruan tinggi
terbaik di Amerika, seperti di University of Georgia dan MIT (Massachusetts Institute of
Technology). Komunitas ini telah melahirkan kebanggaan dan tradisi bagi mahasiswa
akan bela negara dan kepemimpinan.
Kelahiran ROTC pun dalam situasi negara yang tidak menentu (perang saudara), tidak
jauh berbeda dengan Indonesia yang lebih dikenal sebagai Resimen Mahasiswa
(Menwa) yang juga lahir di masa negara dalam situasi krisis, serta merupakan
manifestasi (berkelanjutan) dari tradisi kejuangan Tentara Pelajar dan Corps Brigade
Mahasiswa (1945-1965).
Bedanya, ROTC saat ini telah menjadi sumber kepemimpinan nasional di Amerika,
karena eksistensinya sangat jelas, pola pelatihannya terpadu dan terarah untuk
menghasilkan lulusan perguruan tinggi terbaik yang dibekali kepemimpinan dan
3.
keahlian di bidangnya. Sebaliknya di Indonesia, Menwa yang telah berusia hampir 52
tahun masih terus statusnya "dibuat" mengambang.
Sebenarnya konsep awal Menwa tak ubahnya ROTC di Amerika pada akhir abad ke-19
sebagai milisi rakyat untuk bela negara. Namun konsep awal yang "indah" tersebut
berakhir dengan adanya pembubaran Menwa melalui pencabutan SKB 3 Menteri
(Depdikbud-Depdagri-Dephankam) akibat munculnya berbagai kasus negatif yang
dilakukan Menwa.
Padahal apabila dianalisa secara objektif, justru SKB 4 Menteri saat ini membebani
Menwa karena aturan maupun praktik pelaksanaannya tidak dijalankan secara
konsisten oleh pihak-pihak yang terkait. Peran yang dijalankan ketiga departemen
tersebut sangat marginal, sehingga Menwa tidak bisa melakukan pembinaan dan
pengembangan potensi bela negara dengan baik.
Saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mengkaji Menwa dalam kerangka
konstruktif dalam frame Undang-Undang atau PERPRES tentang Menwa dan
menghindari tindakan yang kontraproduktif bagi eksistensi Menwa.
Perubahan yang mendasar dan menyeluruh (rekayasa ulang) bagi Menwa sudah
menjadi kebutuhan mutlak. Nampaknya, harus belajar pada Malaysia. PALAPES, begitu
mereka menyebut Menwanya, telah berkembang dengan baik dan menjadi pola ideal
tidak ubahnya ROTC di Amerika.
Pada waktu awal pembentukan PALAPES di Malaysia, Menwa Indonesia dijadikan
inspirasi awal dan studi banding mereka, baik secara konsep maupun implementasinya.
Namun, kini PALAPES telah berkembang pesat meninggalkan saudaranya di Indonesia.
Dua Aspek
Pengembangan Menwa memiliki dua aspek utama, yaitu pertama, sebagai wadah untuk
aktivitas kemahasiswaan, tak ubah seperti UKM (Unit Kemahasiswaan) yang lain,
sebagai wahana penyaluran hobi, bersosialisasi, berorganisasi.
Kedua, Menwa merupakan perwujudan konsep misi/battle orders sebagai konsekuensi
logis adanya Pasal 30 UUD 1945 (AH Nasution, 1994), disampaikan dalam HUT 30
Tahun Menwa ITB.
Sedangkan dalam dimensi praktis, model rekayasa ulang Menwa akan mirip dengan
ROTC di Amerika, sebagai salah satu sumber militer karier sekaligus sebagai wadah
community/service UKM perguruan tinggi.
Jangan heran, apabila dijumpai tidak sedikit mahasiswa Indonesia yang belajar di
Amerika nyambi menjadi "kadet" sukarela melalui jalur Army ROTC, karena si
mahasiswa Indonesia ingin menyalurkan hobi/bersosialisasi dan belajar berorganisasi
pada manajemen militer sekaligus menyelesaikan pendidikan akademiknya.
4.
Inilah kenyataan yang ada, di Indonesia Menwa dituntut dibubarkan, tetapi di Amerika
banyak mahasiswa Indonesia yang numpang latihan bela negara.
Resimen Teknologi
Tantangan yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia di masa kini dan mendatang
sudah sedemikian berubah.
Adanya mahasiswa berkarier di militer seperti ROTC, maka tidak menutup kemungkinan
model Resimen Teknologi seperti di Amerika yang merupakan sumber perwira untuk
memenuhi kebutuhan teknologi militer (perwira-perwira operasi kapal induk, teknologi
informasi, nuklir, biologi dan kimia) dapat juga diaplikasikan di Indonesia. Program ini
dilaksanakan melalui perguruan tinggi semacam ITB, UI, UGM, Undip, ITS, UNS dan
perguruan tinggi lainnya. Tepat pada HUT 50 Tahun Korps Menwa ITB telah dikukuhkan
dan di sahkan oleh Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro sebagai Resimen
Teknologi - ini adalah tonggak bersejarah bagi Menwa Indonesia. Pentingnya
spesialisasi Menwa sesuai core competency kampusnya masing-masing.
Sun Tzu, seorang pemimpin, ahli filosofi Cina yang hidup pada abad keempat SM,
mewariskan banyak kebijaksanaan mengenai strategi dan taktik militer yang dapat
diterapkan pada semua bisnis. Bahkan kesuksesan "Operasi Badai Gurun" dalam
Perang Teluk beberapa tahun lalu, juga telah menghasilkan buku-buku text-book
tentang manajemen operasi dan logistik modern.
Inilah yang dapat dijadikan sebagai value yang sangat berharga bagi mahasiswa untuk
berperan serta dalam wadah seperti ROTC dan mengkajinya dalam pendekatan ilmiah.
Semua aktivitas tersebut memiliki filosofis membentuk karakter yang sangat berguna
sebagai penempaan kepemimpinan mahasiswa masa depan. Jadi aktivitas ROTC bukan
sekadar latihan perang-perangan tetapi mengambil filosofi dari latihan sebagai model
laboratorium kepemimpinan alternatif bagi mahasiswa.
Pada akhirnya output yang akan diperoleh setiap mahasiswa berupa pemberdayaan diri
yang memiliki sosok kepemimpinan karakter dan keunggulan kompetitif (mental,
emosional, dan fisik). Selain juga memiliki nilai-nilai utama antara lain, a) loyalitas
kepada kehormatan bangsa, b) melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, c) respek
terhadap sesama, d) terbiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi, e) kehormatan diri, f) integritas, g) sosok yang bijaksana dalam
memandang segala hal.
Langkah Dramatis
Untuk menuju Indonesian ROTC, diperlukan beberapa langkah "dramatis" yang harus
dilewatkan dengan tenggang waktu kurang dari dua tahun. Pertama, pematangan
konsep dan kelembagaan. Sebenarnya sudah sejak tahun 1967 Menwa ITB mengajukan
konsep Indonesian ROTC. Tetapi, malang pemikiran itu seperti elektron menabrak
5.
dinding potensial tak terhingga, tak ada yang mengembus, semuanya mantul. Karena
dalam 32 tahun terakhir ini, hampir semua kekuatan sipil terpinggirkan termasuk
Menwa dibiarkan tidak berkembang.
Kedua, legal formal action. Bagaimanapun, negara dalam arti pemerintah/presiden
bersama DPR harus memperkokoh konsep dan kelembagaan dan menjadikannya
sebagai UU.
Ketiga, pelaksanaan proyek percontohan. Setelah piranti hukum disahkan, selanjutnya
tahap terpenting yaitu pelaksanaan operasional di lapangan. Proyek percontohan
resimen. Teknologi sebagai cikal-bakal Indonesian ROTC ini, harus dikontrol dan
dievaluasi dengan ketat. Bandung sebagai pusat pendidikan tentara, dapat menopang
program ini.
Mahasiswa yang terpilih disaring sejak mereka lulus UMPTN, dan dapat mengikuti
seleksi sukarela untuk memasuki program Resimen Teknologi.
Keempat, evaluasi dan penyempurnaan. Tidak ada sesuatu yang terjadi sempurna, oleh
karena itu diperlukan proses pengembangan berkelanjutan. Karena dengan evaluasi
dan penyempurnaan, maka sistem dan kurikulum yang dilaksanakan dapat menjadi
lebih baik dan menjadi prototip yang sempurna.
Kelima, pencangkokan oleh perguruan tinggi terpilih. Pada tahap ini dapat dilakukan
hanya bagi perguruan tinggi yang berkualitas dan berstandar sesuai yang ditentukan
oleh Dephankam dan Depdiknas, karena berimplikasi pada kontrol dan tanggung jawab
operasional di lapangan.
hermastho@gmail.com
rifkimuhida@gmail.com