SlideShare a Scribd company logo
1 of 133
ISSN 2089-4554




                         Diterbitkan Oleh :
              Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
                        Universitas Gresik




 e- JURNAL   Vol. 1   No. I   Hlm.    Gresik            ISSN
PENDIDIKAN                    1-66     Juni -
                                     Nopember
e- JURNAL JENDELA PENDIDIKAN
           JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
                                     Di Terbitkan oleh :



                                 Ketua Penyuting
                               Rektor Universitas Gresik

                                   Wakil Penyuting
                                     Dekan FKIP

                               Penyuting Pelaksana
                             Dra. Eka Sri Rahayu, M.Pd
                                 Dra. Adrijanti, M.Pd
                             Etiyasningsih, S.Pd., M.Pd
                               Sri Sundari, S.Pd.,M.Pd
                            Drs. Agus Tri Sulaksono, M.Pd

                                     Penyuting Ahli
                             Prof. Dr. H. Sukiyat.SH.,M.Si
                                Dra. Hj. Bariroh, M.Pd
                               Drs. Syaiful Khafid, M.Pd

                                 Mitra Bestari
             Prof. Dr. Marhamah, M.Pd (Universitas Islam Jakarta)
           Prof. Dr. Willem Mantja, M.Pd (Universitas Negeri Malang)
               Prof. Dr. H. Sukiyat, SH.,M.Si (Universitas Gresik )

                                      Pelaksana
                                    Ahmad Faizin, SS

                             Alamat Penerbit/Redaksi
                            Kampus Universitas Gresik
                        Jl. Arif Rahman Hakim No. 2B Gresik
                               Telp /Fax (031) 3978628



Terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Nopember . Berisi tulisan yang diangkat dari hasil
            penelitian dan kajian analitis-kritis di bidang administrasi pendidikan

                                  KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah, sehingga Jurnal Jendela Pendidikan versi elektronik bisa hadir di kalangan
pendidikan.

Jurnal Jendela Pendidikan versi elektronik ( e-Journal) akan mendampingi Jurnal Jendela
Pendidikan versi cetak yang lebih dulu hadir, Jurnal Jendela Pendidikan ini berisi tentang
sejumlah artikel penelitian baik artikel bersifat empiris atau laporan penelitian maupun
artikel yang bersifat kajian teori atau artikel konseptual. Penulis artikel berasal dari kalangan
akademisi atau dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik yang
akan dipublish pada para pemangku pendidikan dan masyarakat luas khususnya para
pemerhati pendidikan. Hal ini sesuai dengan misi utama keberadaan e-Journal Pendidikan
sebagai media komunikasi dan informasi yang bersifat ilmiah.

       Kami berharap partisipasi berbagai kalangan baik akademisi, praktisi, maupun
birokrasi untuk menulis dalam jurnal ini, sehingga berbagai temuan, pemikiran dan ide serta
gagasan dapat terkomunikasi dalam jurnal ini semoga terbitan pertama Jurnal Jendela
Pendidikan versi elektronik bermanfaat bagi kita semua.




                                                        Gresik, Desember 2011




                                                       Tim Redaksi




                                                                               ISSN 2089-4554
DAFTAR ARTIKEL
     SUPERVISI PENGAJARAN SEBAGAI PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU
         1 - 09
     Rochmanu Fauzi

    PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI SISWA PADA
    BIDANG STUDI
    BAHASA INDONESIA DI SDN BANGSAL SURABAYA
    10 - 18
    Etiyasningsih

      PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN GAYA KOGNITIF
TERHADAP
      PEMAHAMAN UNIFLYING GEOGRAPHY
19-29
     Syaiful Khafid

    IKLIM KERJA LEMBAGA DI PONDOK PESANTREN AL FUTUHIYAH
    GENDONGKULON
    BABAT LAMONGAN
    30-38
    Sri Sundari

    PENDIDIKAN KARAKTER : WACANA KONSEP DAN IMPLEMENTASINYA
        39 - 59
    Soesetijo

    PENGARUH DISIPLIN GURU TERHADAP PRESTASI SISWA DI SDN BANJARSARI
    GRESIK  60 - 78
    Etiyasningsih

    STUDI TENTANG PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
    TERHADAP
    KEDISIPLINAN GURU DALAM PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR DI
    SDN
    NGAGELREJO SURABAYA
    79 - 87
    Sri Sundari

      TELAAH KRITIS PENDIDIKAN UNTUK SEMUA (EDUCATION FOR ALL)DALAM
KONTEKS
       MANAJEMEN PENDIDIKAN
88 - 106
    Soesetijo
e-Jurnal   Vol.   No.   Hlm.     Gresik      ISSN
 JENDELA      01    01    1-106     Juni -   2089-4554
PENDIDIKAN                        Nopember
Supervisi Pengajar an sebagai Pembinaan Profesio nalisme Guru




                                Oleh Rochmanu Fauzi




                                      Abstrak
supervisi pengajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sehari-hari yaitu mengajar. Ada tiga
pendekatan dalam supervisi pengajaran, yaitu (1) pendekatan langsung, (2) pende -
katan tidak langsung, dan (3) kolaboratif. Teknik-teknik supervisi pengajaran yang
paling bermanfaat adalah kunjungan kelas, pembicaraan individual, Diskusi
kelompok, demonstrasi mengajar, dan sebagainya. Para guru lebih menghargai
supervisor yang hangat dan menghargai guru. Dalam praktiknya supervisi penga-
jaran masih berorientasi pada aspek administratif saja. Berdasarkan uraian tersebut
disarankan para supervisor perlu ada penyegaran secara rutin, dalam pelaksanaan
supervisi pengajaran para supervisor sebaiknya menggunakan pendekatan supervisi
klinis, perlu ada pertemuan seusai supervisi yang telah dilakukan oleh Kepala
Sekolah atau Pengawas Sekolah, sebagai upaya untuk tindak lanjut setelah
pelaksanaan supervisi dilaksanakan.


Kata        kunci:       mutu         pendidikan,       supervisi       pengajaran.
Cara hidup suatu bangsa sangal erat                   paradigma yang harus ditata secara
kaitannya            dengan                 tingkat   terus    menerus       dan     berkelanjutan.
pendidikannya,           Pendidikan          bukan    Menurut         Mastuhu       (2003)       dalam
hanya            sekedar            melestaiikan      pengelolaan suatu unit pendidikan,
kebudayaan         dan     meneruskan          dari   mutu dapat dilihat dari "masukan",
generasi ke generasi. Akan tetapi juga                "proses", dan "hasil".
diharapkan akan dapat mengubah dan                            Permasalahan pendidikan yang
mengembangkan pengetahuan.                            diidentifikasi       (Depdikbud,           1983),
                                                      sampai saat ini, formulasinya tetap
         Sementara         itu,     salah      satu
                                                      sama,     yaitu     masalah       (1)     masalah
fenomena di bidang pendidikan yang
                                                      kuantitatif, (2) masalah kualitatif, (3)
banyak disoroti oleh para pemerhati,
                                                      masalah         relevansi,     (4)        masalah
cendekiawan maupun masyarakat pada
                                                      efisiensi, (5) masalah efektivitas, dan
umumnya          adalah       masalah         mutu
                                                      (6) masalah khusus.
pendidikan. Membahas masalah mutu
                                                               Uraian secara singkat masalah-
pendidikan,        sebenarnya         membahas
                                                      masalah         tersebut     adalah       sebagai
masalah yang sangat kompleks. Oleh
                                                      berikut ini.
karena      masalah        mutu       pendidikan
selalu kait-mengkait dengan indikator-
                                                      1. Masalah Kuantitatif
indikator        lainnya.          Salah       satu
                                                              Masalah          kuantitatif       adalah
instrumen yang dianggap cukup efektif
                                                      masalah yang timbul sebagai akibat
untuk meningkatkan mutu pendidikan
                                                      hubungan antara pertumbuhan sistem
adalah dengan supervisi pengajaran
                                                      pendidikan        pada     satu      pihak    dan
oleh      Kepala          Sekolah           maupun
                                                      pertumbuhan          penduduk           Indonesia
Pengawas.
                                                      pada    pihak      lain.   Untuk        mengatasi
         Untuk      itu       perlu         adanya
                                                      masalah ini perlu adanya suatu sistem
pergeseran        dari     paradigma          lama
                                                      pendidikan               nasional            yang
menuju      ke    paradigma         yang     baru.
                                                      memungkinkan setiap warga ncgara
Paradigma            baru           manajemen
                                                      Indonesia        memperoleh          pendidikan
pendidikan         tinggi,        terdiri     dari
                                                      yang     layak      sebagai       bekal      dasar
akreditasi,      akuntabilitas,         evaluasi,
                                                      kehidupannya sebagai warga negara.
otonomi dan mutu. Kelima paradigma
                                                      Dalam rangka pemerataan pendidikan
baru     pendidikan          tersebut        saling
                                                      ini,    perlu     dilaksanakan          kewajiban
terkait satu sama lain dan seyogyanya
                                                      belajar dengan segala konsekuensinya
ini    dijadikan    acuan         dalam     proses
                                                      dalam bidang pembiayaan, ketenagaan,
peningkatan mutu pendidikan. Oleh
                                                      dan peralatan.
karena itu, mutu sebagai salah satu
2. Masalah kualitatif                             perencanaan            dan            pelaksanaan
         Masalah       kualitatif       adalah    pembangunan              nasional                agar
masalah       bagaimana         peningkatan       pendidikan           merupakan               wahana
kualitas      sumber         daya     manusia     penunjang yang efektif bagi proses
Indonesia gara bangsa Indonesia dapat             pembangunan dan ketahanan nasional.
meinpertahankan eksistcnsinya. Dalam              Masalah       ini      dengan           sendirinya
masalah ini tercakup pula masalah                 mempunyai           kaitan       pula          dengan
ketinggalan     bangsa       Indonesia     dan    masalah pokok di dalam pembangunan
perkembangan modern. Ditinjau dari                nasional, seperti masalah tata nilai,
latar bclakang ini, masalah kualitas              industri.     pembangunan               pertanian,
pendidikan merupakan masalah yang                 perencanaan          tenaga           kerja,      dan
memprihatinkan           dalam          rangka    pertumbuhan wilayah.
kelangsungan         hidup     bangsa      dan
negara. Dalam sistem pendidikan ini               4. Masalah efisiensi

sendiri, masalah kualitas menyangkut                       Masalah          efisiensi              pada
                                                  hakikatnya             adalah                masalah
    banyak hal, antara lain kualitas
                                                  pengelolaan         pendidikan            nasional.
calon anak didik, guru dan tenaga
                                                  Adanya keterbalasan dana dan daya
kependidikan lainnya, prasarana, dan
                                                  manusia                       sungguh-sungguh
sarana. Penanganan aspek kualitatif ini
                                                  memerlukan              adanya                 sistem
berhubungan erat dengan penanganan
                                                  pengelolaan         efisien      dan         terpadu.
aspek kuantitatif sehingga perlu sekali
                                                  Keterpaduan pengelolaan tidak hanya
adanya keseimbangan yang dinamis
                                                  tercermin di dalam hubungan antara
dalam         proses          pengembangan
                                                  negeri dan swasta, antara pendidikan
pendidikan         nasional,          sehingga
                                                  sekolah dan pendidikan luar sekolah,
peningkatan     kualitas      tidak     sampai
                                                  antara      departemen        yang       satu     dan
menghambat         peningkatan        kuantitas
                                                  departemen       yang         lain,     di     dalam
dan sebaliknya.
                                                  lingkungan          jajaran           Departemen
3. Masalah relev ansi                             Pendidikan      Nasional        sendiri,        tetapi
         Masalah       relevansi        adalah    juga di antara semua unsur dan unit
masalah yang timbul dari hubungan                 lersebut.
antara      sistem      pendidikan         dan
                                                  5. Masalah efektifitas
pembangunan nasional serta antara
                                                           Masalah        efektifitas            adalah
kepentingan perorangan, keluarga, dan
                                                  masalah yang menyangkut keampuhan
masyarakat, baik dalam jangka pendek
                                                  pelaksanaan         pendidikan            nasional.
maupun dalam jangka panjang. Hal ini
                                                  Dalam hubungan dengan permasalahan
meminta adanya keterpaduan di dalam
                                                  keseimbangan         yang      dinamis         antara
kualitas dan kuantitas, di samping                   bermutu.        Selanjutnya,            Mastuhu
keterbalasan sumber dana dan tenaga,                 mengatakan      bahwa      mutu        (quality)
efektivitas     proses       pendidikan      amat    merupakan suatu istilah yang dinamis
penting.      Hal    ini    berkaitan      dengan    yang turus bergerak; jika bergerak
kurikulum, termasuk aspek metodologi                 maju dikatakan mutunya bertambah
dan     evaluasi,     serta      masalah     guru,   baik, sebaliknya jika bergerak mundur
pengawas, dan masukan instrumental                   dikatakan     mutunya          merosot.     Mutu
lainnya.                                             dapat      berarti      superiority          atau
                                                     excellence     yaitu     melebihi         standar
6. Masalah khusus
                                                     umum        yang      berlaku.      Sedangkan
        Di    samping         masalah-masalah
                                                     sesuatu      dikatakan         bermutu        jika
umum yang telah dibicarakan di atas,
                                                     terdapat     kecocokan         antara      syarat-
perlu      dibicarakan           pula    beberapa
                                                     syarat yang dimiliki oleh benda yang
masalah khusus sebagai berikut. Guru
                                                     dikehendaki dengan maksud dari orang
sebagai pelaksana pendidikan faktor
                                                     yang      menghendakinya         (Idrus,     dkk.,
kunci di dalam pelaksanaan sistem
                                                     2002).
pendidikan       nasional.        Masalah    guru
                                                               Dalam pengelolaan suatu unit
menyangkut           soal        pengadaan      di
                                                     pendidikan, mutu dapat dilihat dari:
lembaga-lembaga             pendidikan       guru,
                                                     "masukan",         "proses",     dan      "hasil".
pembinaan sistem karir dan prestasi
                                                     'Masukan"      meliputi:       siswa.     Tenaga
kerja, pengangkatan, pemerataan dan
                                                     pengajar, administrator, dana, sarana,
penyebaran          menurut        wilayah    dan
                                                     prasarana,      kurikulum,          buku-buku
bidang studi, pembinaan karir dan
                                                     perpustakaan, laboratorium, dan alat-
prestasi,     status,      dan    kesejahteraan.
                                                     alat    pembelajaran,      baik        perangkat
Masalah         yang          kompleks         ini
                                                     keras      maupun       perangkat          lunak.
menyangkut banyak lembaga dan unit
                                                     "Proses"       meliputi,           pengelolaan
serta koordinasi dan kerjasama antara
                                                     lembaga, pengelolaan program studi,
lembaga dan unit tersebut.
                                                     pengelolaan           program               studi.
        Esensi        dari        permasalahan-
                                                     pengelolaan          kegiatan           belajar-
permasalahan               pendidikan        pada
                                                     mengajar, interaksi akademik antara
hakekatnya adalah bermuara pada satu
                                                     civitas    akademika,      seminar         dialog,
istilah yaitu kualitas pendidikan atau
                                                     penelitian, wisata ilmiah, evaluasi dan
mutu     pendidikan.          Mastuhu      (2003)
                                                     akreditasi. Sedangkan "hasil": meliputi
mengemukakan            bahwa       kata     kunci
                                                     lulusan.             penerbitan-penerbitan,
untuk         menggambarkan                 Sistem
                                                     temuan-temuan ilmiah, dan hasil-hasil
Pendidikan Nasional yang bagaimana
                                                     kinerja lainnya.
yang     diperlukan         dalam       abad-abad
mendatang        ialah       pendidikan      yang
Ketiga unsur di atas (input,                  pendidikan       tenaga     kependidikan       di
proses, dan output) terus berproses                    perguruan        tinggi     dan      pengambil
atau berubah-ubah. Oleh karena itu,                    keputusan dituntut untuk membuka
pengelola unit pendidikan atau sekolah                 wacana           terhadap            studi-studi
perlu     menetapkan              patokan      atau    internasional.
benchmark, yaitu standar target yang
                                                       KONSEP            DASAK             SUPERVISI
harus dicapai dalam suatu periode
                                                       PENGAJARAIN DI SEKOLAH
waktu tertentu dan terus berusaha
                                                                Di     antara      masalah-masalah
melampuinya.            Seperti    dikemukakan
                                                       pendidikan       yang      sedang       mendapat
oleh     Watson         (dalam     Taroeratjeka,
                                                       pcrhatian pemerintuh salah salunya
2000) bahwa suatu upaya pencarian
                                                       adalah puningkatan mutu pendidikan
mutu      secara        terus-menerus          demi
                                                       (Benly,       IW2).     Dalam       PROPENAS
mendapatkan cara kerja yang lebih
                                                       (2002)        dijelaskan        bahwa      sampai
baik     agar    mampu       tampil      bersaing
                                                       dengan awal abad ke-21 pembangunan
melampui standar umum.
                                                       pendidikan masih menghadapi krisis
         Menurut Supriadi (2000) kita
                                                       ekonomi berbagai bidang kcliidupan.
tidak      perlu          dipusingkan          oleh
                                                       Walaupun sejak tahun 2000, ekonomi
pertanyaan-pertanyaan                    mengenai
                                                       Indonesia telah mulai tumbuh positif
validitas metodologisnya atau berusaha
                                                       (4,8   persen),       akibat      krisis   dalam
mencari excuse apabila ternyata ada
                                                       kehidupan         sosial,        politik     dan
hasil-hasil      studi    yang      tidak    sesuai
                                                       kepercayaan dikawatirkan masih akan
dengan harapan kita. Sikap optimis
                                                       memberi yang kurang menguntungkan
perlu     untuk          dikembangkan          bagi
                                                       terutama       bagi     upaya       peningkatan
pendidikan       di     Indonesia,       walaupun
                                                       kualitas SDM. Program peningkatan
hasil surveinya tidak menyenangkan
                                                       mutu      pendidikan       di    sekolah    dasar
sesuai     dengan          yang      diharapkan.
                                                       dapat dicapai manakala proses belajar
langkah selanjutnya membuat visi ke
                                                       mengajar dapat berlangsung dengan
depan untuk meningkatkan kualitas
                                                       baik. berdayaguna dan berhasil guna.
manajemen pendidikan.
                                                                Dalam mengkaji risalah mutu
         Suatu saran yang dikemukakan
                                                       pendidikan, tidak dapat lepas dari
oleh     Supriadi        dalam       menghadapi
                                                       penyelenggaraan          sistem     pendidikan.
permasalahan             rendahnya          kualitas
                                                       Dari      berbagai         faktor       penyebab
pendidikan         di      Indonesia         adalah
                                                       rendahnya mutu pendidikan, ditinjau
memiliki visi global dan kehendak
                                                       dari   aspek      manajemen          pendidikan
untuk bersaing secara internasional,
                                                       dapat dikelompokkan ke dalam tiga
maka insan pendidikan mulai para
                                                       faktor, yaitu: (a) faktor instrumental
pengajar        dan     peneliti    di    lembaga
                                                       sistem pendidikan, (b) faktor sistem
manajemen pendidikan, termasuk di                 mengemukakan tujuan supervisi yaitu
dalamnya          sistem           pembinaan      membantu          guru     dalam         hal     (1)
profesional     guru,     dan      (c)   faktor   membimbing          pengalaman              belajar
substansi       manajemen          pendidikan     sisvva,    (2)    menggunakan             sumber-
(Mantja,       1998).       Untuk        dapat    sumber      pengalaman            belajar,       (3)
melaksanakan          pembinaan       terhadap    menggunakan         metode-metode              yang
guru    agar    lebih    profesional,     maka    baru dan alat-alal pelajaran modern,
instrumen yang sangat relevan dan                 (4) memenuhi kebutuhan belajar para
tepat adalah dengan melalui supervisi             siswa, (5) menilai proses pembelajaran
pengajaran.      Oleh     karena      supervisi   dan hasil belajar siswa, (6) mcmbina
pengajaran      pada     hakikatnya      adalah   reaksi mental atau moral kerja guru-
untuk meningkatkan kemampuan dan                  guru      dalam     rangka        pertumbuhan
keterampilan              guru           dalam    pribadi    dan      jabatan        mereka,       (7)
melaksanakan tugas pokoknya sehari-               melihat    dengan        jelas    tujuan-tujuan
hari yaitu mengajar para peserta didik            pendidikan,       dan     (8)     mengguaakan
di kelas.                                         waktu     dan     tenaga         mereka      dalam
        Dari berbagai kajian mengenai             pembinaan sekolah. Tujuan supervisi
rumusan definisi mengenai supervisi,              ini pada akhirnya adalah ditujukan
Mantja (1998) menuliskan formulasi                untuk     meningkatkan           kualitas       para
tentang supervisi pengajaran adalah               siswa.      Hal          ini       sebagaimana
semua usaha yang sifatnya membantu                dikemukakan oleh Sergiovanni (1983)
guru atau melayani guru agar ia dapat             bahwa tujuan supervisi ialah (1) tujuan
memperbaiki,      mengembangkan,           dan    akhir      adalah         untuk       mencapai
bahkan meningkatkan pengajarannya,                pertumbuhan dan perkembangan para
serta dapat pula menyediakan kondisi              siswa (yang bersifat total). Dengan
belajar murid yang efek'if dan efisien            demikian         sekaligus        akan         dapat
demi pertumbuhan jabatannya untuk                 memperbaiki masyarakat, (2) tujuan
mencapai       tujuan     pendidikan       dan    kedua ialah membantu kepala sekolah
meningkatkan            mutu     pendidikan.      dalam        menyesuaikan                 program
Definisi yang dirumuskan oleh Mantja              pendidikan dari waktu ke waktu secara
ini sudah mewakili konsep supervisi               kontinyu (dalam rangka menghadapi
pengajaran.                                       tantangan        perubahan        zaman),        (3)
        Apabila dikaji dari tujuannya             tujuan     dekat         ialah     bekerjasama
supervisi      pada     hakikatnya       adalah   mengembangkan              proses           belajar
untuk       membantu           guru      untuk    mengajar yang tepat. Tujuan tersebut
meningkatkan kualitas proses belajar              ditambah dengan (4) tujuan perantara
mengajarnya.      Harsosandjojo          (1999)   ialah membina guru-guru agar dapat
mendidik para siswa dengan baik, atau                      GBHN. Sedangkan tujuan institusional
menegakkan          disiplin          kerja      secara    dapat dilihat di dalam kurikulum yang
manusiawi.                                                 memuat       landasan,        program         dan
         Dalam kaitannya dengan tugas-                     pengembangan.
tugas supervisor, secara lebih khusus                               Tujuan          umum         supervisi
Nurtain (1989) membagi 10 (sepuluh)                        pendidikan,         adalah          membantu
bidang tugas supervisor yang dirinci                       memperbaiki        dan      mengembangkan
sebagai          berikut              ini.       Tugas     administrasi pendidikan. Administrasi
I , pengembangan kurikulum. Tugas 2,                       yang dimaksud adalah meliputi baik
pengorganisasian pengajaran. Tujuan                        administrasi         sebagai         substansi
3,      pengadaan             staf.        Tugas     4,    maupun administrasi sebagai proses.
penyediaan          fasilitas.           Tugas        5,            Administrasi sebagai substansi
pcnycdiaan        bahan-bahan.               Tugas   6,    meliputi hal-hal sebagai berikut: (1)
penyusunan          penataran              pendidikan.     administrasi             kesiswaan,            (2)
Tugas 7, pemberian orientasi anggota-                      administrasi             ketenagaan,           (3)
anggota     staf.       Tugas         8,      berkaitan    administrasi             kurikulum,            (4)
dengan      pelayanan            murid          khusus.    administrasi             keuangan,             (5)
Tugas      9,    pengembangan                 hubungan     administrasi sarana/prasarana, dan (6)
masyarakat. Dan yang terakhir tugas                        administrasi       hubungan         masyarakat.
10, penilaian pengajaran.                                  Sedangkan administrasi sebagai proses
         Mengkaji tugas-tugas supervisi                    meliputi hal-hal terkait dengan unsur-
pengajaran        tersebut        di atas, dapat           unsur     manajemen,        antara     lain    (1)
ditelaah         dari         tujuan          supervisi    kegiatan perencanaan (planning), (2)
pengajaran itu sendiri. Sesuai dengan                      kegiatan                    pengorganisasian
fungsi          pokok          supervisi,          yaitu   (organizing), (3) kegiatan pengarahan
memperbaiki             dan      mengembangkan             (actuating)       yang    meliputi     kegiatan
situasi belajar mengajar dalam rangka                      pengarahan (directing) dan kegiatan
mencapai tujuan pendidikan nasional,                       pengkoordinasian (coordinating), dan
maka      tujuan        supervisi            pendidikan    (4) kegiatan pengawasan (controlling).
mencakup tujuan dasar, tujuan umum                                  Berdasarkan uraian tersebut di
dan tujuan khusus.                                         atas, dapat dikemukakan bahwa untuk
         Tujuan           dasar               supervisi    meningkatkan             kualitas       belajar
pendidikan,              adalah              membantu      mengajar, guru adalah faktor sentral
tercapainya tujuan pendidikan nasional                     yang     perlu    mendapatkan         perhatian
dan tujuan pendidikan institusional.                       secara      optimal.         Media        untuk
Tujuan     pendidikan            nasional        secara    meningkatkan        profesionalisme           guru
rinci    dan     jelas    dirumuskan             dalam     adalah melalui supervisi pengajaran.
Supervisi pengajaran pada hakikatnya                  suatu       kegiatan     pelajaran         yang
adalah ditujukan untuk meningkatkan                   disediakan untuk membantu para guru
kualitas pembelajaran yang dilakukan                  menjalankan pekerjaan mereka dengan
oleh guru di kelas, sehingga tujuan                   lebih baik. Peranan supervisor adalah
akhirnya adalah kualitas hash belajar                 mendukung, membantu, dan membagi,
siswa      dapat      ditingkatkan           secara   bukan       menyuruh.          Wiles      (1982)
optimal.                                              selanjutnya       mengatakan              bahwa
                                                      supervisi      yang      baik      hendaknya

SUPERVISI PENGAJARAN                                  mengembangkan           kepemimpinan          di

          Dalam     pemakaiannya             secara   dalam kelompok, membangun program

umum       supervisi      diberi     arti     sama    latihan      dalam        jabatan         untuk

dengan      director,     manager.           Dalam    meningkatkan keterampilan guru, dan

bahasa umum ini ada kecenderungan                     membantu          guru          meningkatkan

untuk membatasi pemakaian istilah                     kemampuannya dalam menilai hasil

supervisor kepada orang-orang yang                    pekerjaannya.

berada dalam kedudukan yang lebih
bawah dalam hicrarkhi manajemen.                      SUPERVISI PENGAJARAN SEBAGAI
          Dalam         sistem            sekolah,    PEMBINAAN PROFESIONAL GURU
khususnya dalam sistem sckolah yang                           Memperhatikan           penting     dan
ialah berkembang, situasinya agak lain.               peranannya      pendidikan        dasar     dan
Dalam        Good         (1976)          supervisi   menengah yang demikian besar, maka
didefinisikan sebagai segala usaha dari               pendidikan dasar dan menengah harus
para pejabat sekolah yang diangkat                    dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.
yang      diarahkan     kepada      penyediaan        Oleh karena itu, pembinaan terhadap
kepemimpinan bagi para guru dan                       para guru di sekolah dasar merupakan
tenaga      kependidikan           lain      dalam    suatu     kebutuhan     yang     tidak    dapat
perbaikan           pengajaran,             melihat   ditunda-tunda          lagi.       Pembinaan
stimulasi     pertumbuhan           professional      terhadap guru sekolah dasar, terutama
dan perkembangan dari para guru,                      diarahkan     pada     pembinaan          proses
seleksi     dan       revisi     tujuan-tujuan        belajar mengajar. Pembinaan proses
peudidikan,       bahan     pengajaran,        dan    belajar      mengajar      adalah         usaha
metoda-metoda mengajar, dan evaluasi                  memberi bantuan pada guru untuk
pengajaran.                                           memperluas                      pengetahuan,
Wiles      (1982)      menjelaskan           bahwa    meningkatkan keterampilan mengajar
supervisi     sebagai       bantuan          dalam    dan menumbuhkan sikap profesional,
pengembangan              situasi          belajar-   schingga guru menjadi lebih ahli dalam
mengajar yang lebih baik; ia adalah                   mengelola KBM untuk membclajarkan
anak didik dalam rangka mencapai                         mengelo la kelas sehingga tercipt a
tujuan     pembelajaran             dan       tujuan     lingkungan               belajar               yang
pendidikan          di     SD        (Depdikbud,         menyenangkan, dan (8) menyusun
1999/2000).                                              dan     mengelola        catatan       kemajuan
         Supervisi pendidikan di sekolah                 anak (record keeping) (Depdikbud,
dasar       lebih         diarahkan              untuk   1999/2000).
meningkatkan             kemampuan                guru           Menurut           Mantja           (1990)
sekolah        dasar         dalam           rangka      supervisi              atau        pembinaan
peningkatan kualitas               proses    belajar     profesional       adalah        bantuan        atau
mengajar.       Supervisi            ini         dapat   layanan      yang        dib erikan       kepada
dilakukan oleh siapa saja, baik Kepala                   guru,     agar    ia    belajar        b agaimana
Sekolah     maupun         Pengawas         Sekolah      mengembangkan                  kemampuannya
yang      bertugas        sebagai         supervisor     untuk meningkatkan proses belajar -
melalui     pemberian           bantuan           yang   mengajar di kelas. Supervisor at au
bercorak     pelayanan        dan         bimbingan      pembina, yaitu Pengawas S ekolah,
profesional,        sehingga         guru        dapat   Kepala Seko lah, atau semua pejaba t
melaksanakan tugasnya dalam proses                       yang      terlibat         dalam         layanan
belajar mengajar dengan lebih baik                       supervisi, adalah pihak yang selama
dari prestasi sebelumnya.                                ini    dipandang        berwewenang,            dan
Supervisi      pendidikan            di     seko lah     karena     itu    pula        dianggap        paling
pada      hakekatnya          adalah         dalam       bertanggung jawab dalam kegiatan
rangka pembinaan terh adap para                          supervisi.
guru.            Adapun                     sasaran              Kilas      balik        kaji     historis
pembinaannya,             ant ara         lain     (1)   supervisi p engajaran, pada awalnya
merencanakan              kegiatan          belajar      istilah    yang     dimunculk an           adalah
mengajar       s esuai      dengan          strategi     supervisi        pendidikan        (Kurikulum
belajar      aktif,         ( 2)      mengelola          1975). Kemudian. p ada Kurikulum
kegiatan     belajar        menga jar            yang    1984 dan 1994 digunakan istilah
menant ang          dan       menarik,             (3)   pembinaan         profesio nal         guiu    at au
menilai kemajuan anak belajar, (4)                       pembinaan         guru         untuk      jenjang
memberikan           umpan          balik        yang    sekolah dasar. Walaupun demikian
bermakna,           (5)         memanfaatkan             istilah sup ervisi pendidikan dalam
lingkungan       seb agai          sumber         dan    Kurikulum SMU 1994 ma sih t etap
media pengajaran, (6) membimbing                         digunakan. Dengan demikian dapat
dan melayani siswa yang mengalami                        disimpulkan             bah wa           kegiat an
kesulitan      b elajar,      terutama           bagi    supervisi         p endidikan            maupun
anak lamb an dan anak pandai, ( 7)                       pembinaan profesional merup akan
nama      layanan          yang    digunakan          BEBERAPA       PENDEKATAN                 DALAM
secara    b ergantian         dalam      praktik      SUPERVISI PENDIDIKAN
pendidikan pada s ekolah -s eko lah di                        Secara garis besar ada tiga
Indones ia.                                           pendekatan           dalam            supervisi
         Dengan        demikian            dapa t     pendidikan,        yaitu    (1)    pendekatan
dikemukakan            bah wa         sup ervisi      langsung     (directive approach), (2)
(pembinaan         profes ional         guru      )   pendekatan         tidak    langsung        (non
dimaksudkan untuk meningkatkan                        directive     approach),            dan      (3)
kemampuan dan ket erampilan guru                      pendekatan                          kolaboratif
dalam           melaks anakan              tugas      (collaborative approach). Pendekatan
pokoknya           s ehari -hari           yaitu      langsung adalah seb uah pendekatan
mengelo la proses belajar -mengajar                   supervisi,    di    mana      dalam       up aya
dengan s egala asp ek pendukungnya                    peningkatan          kemampuan              guru
sehingga      berjalan          dengan      b aik     peran       kepala         sekol ah       dasar,
khususnya dalam kegiat an belajar                     pengawas      TK/SD,         dan      pembina
mengajar,           sehingga              tujuan      lainnya lebih b esar dari pada peran
pendidikan        dasar       dapat     t ercap ai    guru          yang            bersangkutan.
secara optimal.                                       Pendekatan tidak langsung adalah
         Pada     h akikat nya          kegiatan      sebuah      pendekatan        supervisi,      di
pembinaan menyangkut dua b elah                       mana     dalam       upaya        peningkat an
pihak yaitu pihak yang dilayani atau                  kemampuan          guru      peran        kepala
pihak yang dibina dan pih ak yang                     sekolah,     pengawas         TK/SD,        dan
melayani        atau       yang       membina         Pembina       lainnya             lebih    kecil
(Ekosusilo, 2003). Baik yang dibina                   daripada       peran           guru         yang
maupun p embina harus sama -sama                      bersangkutan.                      Pendekatan
memiliki           kemampuan                yang      kolaboratif           adalah              sebuah
berkemb ang        s ecar a    serasi     sesuai      pendekatan         sup ervisi,       di    mana
dengan      kedudukan             dan      p eran     dalam         upaya                peningkatan
masing -masing.         Oleh      sebab        itu,   kemampuan          guru      peran        kepala
sasaran pembinaan profesional ini                     sekolah,     pengawas         TK/SD,        dan
adalah kedua belah p ihak yaitu guru                  pembina      lainnya        sama      besarnya
sebagai    pihak       yang       dibina     dan      dengan        p eran          guru          yang
kepala     sekolah         atau       pengawas        bersangkutan.
sekolah         s ebagai       pihak        yang              Penggunaan                 pendekat an
membina.                                              tersebut     disesuaikan          dengan    dua
                                                      karakteristik guru yang akan dib eri
                                                      supervisi,    yaitu    tingkat        abstraks i
guru (level of teacher abstraction)             supervisi      pendidikan           yang    lazim
dan tingkat komitmen guru (level of             digunakan          dalam            pelaksanaan
teacher commitment). Daya abstraksi             supervisi pengajaran. Ada ters edia
guru bisa tinggi, s edang, dan bisa             sejumlah       teknik       supervisi        yang
juga rendah. Demikian pula dengan               dipandang            b ermanlaat            untuk
komitmen guru bisa tinggi, sedang,              merangsang           dan         mengarahkan
dan rendah. Pendekatan supervisi                perhatian          guru -guru          terhadap
yang digunakan har us disesuaikan               kurikulum dan pengajaran, untuk
dengan      tinggi -r endahnya          daya    mengidentifikasi           masalah -mas alah
abstraksi dan komit men guru yang               yang b ertalian dengan mengajar dan
disupervisi.                                    belajar,     dan     untuk        menganalisis
1. Guru     yang          memil iki     daya    kondisi -kondisi          yang      mengelilingi
   abstraksi     dan      komitmm       yang    mengajar dan belajar. Yang b erikut
   rendah      sebaiknya        disupervisi     ini     pada       umumnya            dipandang
   dengan pendekat an langsung.                 teknik yang paling bermanfaat bagi
2. Guru     yang          memiliki      daya    supervisi.
   abstraksi     yang      r endah,    tetapi
   komitmennya tinggi, seb aiknya               1. Kunjungan kolas.
   disupervisi     dengan      pendekatan                Kunjungan           kelas         (sering
   kolaboiat if.                                disebut kunjungan supervisi) yang
3. Guru     yang          memiliki      daya    dilakukan       kep ala       sekolah       (at au
   abstraksi       yang     tinggi     tetapi   pengawas/penilik)             adalah       teknik
   komitmennya r endah, sebaiknya               paling     efektif        untuk      mengamati
   disupervisi     dengan      pendekatan       guru     bekerja,     alat,      metode,      dan
   kolaboratif.                                 teknik      mengajar          tertentu       yang
4. Guru     yang          memiliki      daya    dipakainya, dan untuk mem -pelajari
   abstraksi     dan      komitmen      yang    situasi belajar secara keseluruhan
   tinggi      s ebaiknya       disupervisi     dengan         memperh atikan              s emua
   dengan          pendekat an          tidak   faktor         yang           mempengaruhi
   langsung (Bafadal, 2003).                    pertumbuhan               murid.           Dengan
                                                menggunakan                h asil       anali sis
                                                observasinya,        ia    bersama         dengan
TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI
                                                guru       dapat          menyusun          suatu
      Bagaimana           Kepala      Sekolah
                                                program         yang          baik          untuk
dalam mensup ervisi para guru ?.
                                                memperbaiki                ko ndisi          yang
Dalam kont eks ini, maka Kepala
                                                melingkari         mengajar -belajar           di
Sekolah     p erlu        mengenal       dan
                                                kelas      tertentu.          Sudan         tentu,
memprakt ekkan               teknik -teknik
kunjungan          kelas,     agar      efektif,    kelompok) dimaksud sualu kegiatan
hendaknya          dipersiapkan         dengan      dimana sekelompok orang berkumpul
teliti    dan      dilaks anakan        dengan      dalam      situasi    bcrlatap        muka    dan
sangat berhati -hati dengan disertai                melalui      interaksi        lisan     bertukar
budi bahasa yang baik pula.                         informasi       atau      berusaha           untuk
Pada      umumnya           kunjungan       kelas   mencapai      suatu     keputusan        tentang
hendaknya diikuti oleh pembicaraan                  masalah-masalah          bersama.       Kegiatan
individual      antara       kepada     sekolah     diskusi ini dapal mengambil beberapa
dengan guru.                                        bentuk      pertemuan         staf     pengajar,
                                                    seperti:     diskusi      panel,        seminar,
2. Pembicaraan individual                           lokakarya, konperensi, kelompok studi,
         Pembicaraan                  individual    pekerjaan komisi, dan kegiatan lain
merupakan        teknik      supervisi      yang    yang bertujuan untuk bersama-sama
sangat    penting      karena     kesempatan        membicarakan dan menilai masalah-
yang diciptakannya bagi kepala sekolah              masalah      tentang      pendidikan          dan
(pengawas/penilik)           untuk       bekerja    pengajaran.           Pertemuan-pertemuan
secara      individual        dengan        guru    serupa ini dipadang suatu kegiatan
sehubungan dengan masalah-masalah                   yang begitu penting dalam program
profesional         pribadinya.       Masalah-      supervisi     modern,         sehingga        guru
masalah      yang     mungkin     dipecahkan        sebenarnya       hidup        dalam      suasana
melalui pembicaraan individual bisa                 pelbagai jenis pertemuan kelompok.
macam-macam: masalah-masalah yang
bertalian    dengan       mengajar,      dengan     4. Demonstrasi mengajar
kebutuhan yang dirasakan oleh guru,                         Demonstrasi                    mengajar
dengan pilihan dan pemakaian alat                   merupakan teknik yang berharga pula.
pengajaran, teknik dan prosedur, atau               Rencana       demonstrasi         yang       telah
bahkan masalah-masalah               yang   oleh    disusun dengan teliti dan dicetak lebih
kepala sekolah dipandang perlu untuk                dulu, dengan menekankan pada hal-hal
dimintakan pendapat guru. Apapun                    yang dianggap penting atau pada nilai
yang dijadikan pokok pembicaraan, ia                teknik mengajar
mewakili teknik yang sangat baik untuk              tertentu,     akan      sangat        membantu.
membantu guru mengembangkan arah                    Pembicaraan sehabis demonstrasi bisa
diri dan tumbuh dalam pekerjaan.                    menjelaskan          banyak     aspek.       Suatu
                                                    analisis observasi adalah perlu.
3. Diskusi Kclompok
         Dengan diskusi kelompok (atau
                                                    5. Kunjungan kelas antar guru
sering      pula      disebut        pertemuan
Sejumlah studi telah mengungkapkan                    berisi       pengumuman-pengumuman,
bahwa kunjungan kelas yang dilakukan                  ikhtisar tentang penelitian-penelitian,
guru-guru di antara mereka sendiri                    analisis presentasi dalam pertemuan-
adalah efektif dan disukai. Kunjungan                 pertemuan organisasi professional, dan
ini      biasanya      direncanakan           atas    perkembangan dalam berbagai bidang
permintaan guru-guru. Teknik ini akan                 studi.
lebih efektif lagi jika tiap observasi
diikuti     oleh      suatu     analisis      yang
berhati-hati.                                         7. Perpustakaan Profesional
                                                               Perpustakaan               professional
6. Pengembangan kurikulum                             sekolah merupakan sumber informasi
          Perencanaan penyesuaian dan                 yang       sangat     membantu              kepada
pengembangan                           kurikulum      peitumbuhan         professional           personil
menyediakan kesempatan yang sangat                    pengajar     di     sekolah.     Perpustakaan
baik bagi partisipasi guru. Pentingnya                professional menyediakan tidak saja
relevansi kurikulum dengan kebutuhan                  suatu sumber informasi, tapi ia juga
murid        dan        masyarakat            bagi    suatu      rangsangan        bagi       kepuasan
pemeliharaan dan peningkatan kualitas                 pribadi. Buku-buku tentang pandangan
pendidikan      di     negara     kita      diakui.   professional, bacaan suplementer yang
Tetapi     dalam      prakteknya,        sekolah-     lebih baru, dan majalah professional
sekolah secara individual tidak banyak                yang banyak jumlah-nya itu hendaknya
melakukan usaha untuk menyesuaikan                    tersedia     bagi     semua       guru.       Juga
dan        mengembangkan               kurikulum      sumbangan-sumbangan                 dari      guru
standar itu dengan kebutuhan murid                    dapat menjadi bagian dari "gudang"
dan       masyarakat          terus      berubah.     informasi ini.
Terserah kepada kepala sekolah untuk
menciptakan perhatian dan keinginan                   8. Lokakarya
bagi     pekerjaan     penting        dan    terus-            Lokakarya               menyediakan
menerus        itu.      Penyesuaian           dan    kesempatan untuk Kerjasama, untuk
pengembangan kurikulum dilakukan di                   memperteukan             ide-ide,            untuk
sekolah       dengan          mengembangkan           mendiskusikan                masalah-masalah
materi muatan lokal. Muatan lokal ini                 bersama      alau     khuais,       dan      untuk
sesuai     dengan      potensi        lingkungan      pertumbuhan pribadi dan professional
sekitar sekolah.                                      dalam      berbagai    bidang       studi.     Ada
                                                      banyak     jenis    lokakarya       itu.    Dalam
6. Buletin supervisi
                                                      lokakarya seni, barangkali sebagian
          Buletin     supervisi       merupakan
                                                      bcsar      waktu      akan      diisi      dengan
alat komunikasi yang efektif. Ia bisa
partisipasi            sungguh             dengan     adalah    seperti:    (1) laporan         kepada
mempelajari keterampilan dan teknik-                  orang tua murid, (2) majalah sekolah,
teknik kegiatan scni. Dalam lokakarya                 (3) surat kabar sekolah, (4) pameran
matematika        lebih     banyak         tckanan    sekolah, (5) open house, (6) kunjungan
mungkin            diberikan               kepada     ke sekolah, (7) kunjungan ke rumah
menganalisis dan memilih pengalaman                   murid, (8) melalui penjelasan yang
belajar yang sesuai, menemukan bahan                  diberikan oleh perso nil sekolah, (9)
teknologi       pengajaran        dan     metode-     gambaran keadaan sekolah melalui
metode presentasi ini, dan menilai                    murid-murid,         (10)     melalui      radio
program-program baru.                                 dan televisi, (11) laporan tahunan,
                                                      (12) organisasi perkumpulan alumni
9. Survey sekolah-masyarakat                          sekolah,     (13)      melalui        kegiatan
         Suatu studi yang komprehensif                ekstra      kurikulum,             dan      (14)
tentang masyarakat akan membantu                      pendekatan secara akrab.
guru      dan     kepala     sekolah         untuk
memahami dengan lebih jelas program
                                                      RESPON          DAN          SIKAP        GURU
sekolah         yang      akan          memenuhi
                                                      TERHADAP                            SUPERVISI
kebutuhan dan kepentingan murid.
                                                      PENGAJARAN
         Sebenarnya        ada    teknik-teknik
                                                               Kajian    tentang        sikap    guru
lain, tetapi yang diterapkan di atas
                                                      terhadap           supervisi           menjadi
dengan singkat adalah teknik-teknik
                                                      perhatian Neagley & Evans (dalam
yang      dalam        sejumlah          penelitian
                                                      Mantja,     1998)          dengan     merujuk
dipandang          telah          menunjukkan
                                                      sejumlah hasil penelitian beb erapa
manfaatnya        bagi     supervisi.       Untuk
                                                      pakar        supervisi             pengajaran.
pembahasan         yang          lebih      terurai
                                                      Temuan-temuan              yang    dilaporkan,
pembaca disarankan untuk membaca
                                                      antara     lain      (1)     supervisi     yang
sumber-sumber lain.
                                                      efektif     harus          di dasarkan      atas
         Pada hakekatnya tidak ada satu
                                                      prinsip-prinsip yang sesuai dengan
teknik tunggal yang bisa memenuhi
                                                      perubahan         sosial     dan      dinamika
segala kebutuhan; dan bahwa sualu
                                                      kelompok,            (2)       para        guru
teknik tidaklah baik alau buruk pada
                                                      mengh endaki sup ervisi dari kepala
umumnya, melainkan dalam kondisi
                                                      sekolah,          seb agaimana             yang
tertentu. Masalah yang utama adalah
                                                      seharusnya dikerjakan oleh tenaga
menetapkan         kebutuhan.            Beberapa
                                                      personel            yang            berjabat an
teknik      hubungan        antara         sekolah
                                                      supervisor, (3) kepala sekolah tid ak
dengan masyarakat yang diperkenalkan
                                                      melakukan sup ervisi dengan baik,
oleh     Sahertian     (1989)      antara      lain
                                                      (4)     semua       guru       membutuhkan
supervisi dan mengharapkan untuk                      Krisis     Menuju         Pembaruan,       yang
disupervisi,       (5)    para      guru     lebih    diikuti para pakar yang kompclen.
menghargai          dan       menilai       secara    Salali      satu         rekomendasi        dari
positif     perilaku          s upervisi      yang    konferensi        ini,     khusu'snya      yang
"hangat",          s aling        mempercayai,        berkaitan langsung dengan masalah
bersahabat, dan menghargai guru,                      supervisi dikemukakan sebagai berikut
(6) supervisi dianggap bermanfaat                     ini.
bila    direncanakan            dengan       baik,             Rekomendasi 23
supervisor          menunjukkan               sifat            Fungsi-fungsi pengawasan pada
membantu dan menyediakan model -                               semua          jenjang     pendidikan
model pengajaran yang efektif, (7)                             dioptimalkan        seba-gai     sarana
supervisor memberikan peran serta                              untuk            memacu           mutu
yang      cukup      tinggi       kep ada     guru             pendidikan.                Pengawasan
untuk       p engambilan             keputusan                 dimaksud                        dengan
dalam      wawancar a          supervisi,      (8)             mengutamakan               aspek-aspek
supervisor                     mengutamakan                    akademik daripada administratif
pengembangan                      ket er ampilan               sebagaimana berlaku selama ini
hubungan       ins ani,       seperti       h alnya            (Jalal & Supriadi, 2001).
dengan ket erampilan teknis dan (9)                            Keefektifan penerapan orientasi
supervisor seharus nya menciptakan                    dan pendekptan supervisi di atas, tidak
iklim organis asional yang t erbuka,                  hanya tergangung pada supervisor saja,
yang      memungkinkan             pemantapan         melainkan        juga    sangat     dipengaruhi
hubungan yang s aling menunjang                       oleh persepsi, respon, dan sikap guru
(supportive).                                         terhadap orientasi dan supervisi yang
         Dalam      praktiknya        supervisi       dilakukan oleh supervisor. Penelitian
pengajaran           yang         dilaks anakan       mengenai         sikap       guru       terhadap
selama       ini         mas ih      cenderung        supervisi dikemukakan oleh Ekosusilo
berorient asi        pada         administratif       (2003) bahwa guru tidak terlalu positif
saja. Walaupun sudah dirumuskan                       terhadap     supervisi       yang     dilakukan
dalam      kegiat an         supervisi      bahwa     supervisor. Selanjutnya dikemukakan
aspek      yang       disupervisi           adalah    oleh      Ekosusilo        dalam       simpulan
administr atif dan e dukatif, namun                   penelitiannya bahwa supervisi yang
pada         kenyat aannya                  masih     dilakukan supervisor dianggap biasa-
cenderung         lebih      dominan         aspek    biasa saja dan monoton itu-itu saja,
administr atif. Feno mena ini dikaji                  bahkan     nampak         diacuhkan.     Namun
secara     khusus        dalam      Konferensi        guru     tidak     menampakkan          ketidak-
Pendidikan di Indo nesia: Mengatasi                   setujuannya di hadapan supervisor,
karena dilandasi rasa hormat sekaligus               nampaknya                 mempunyai            kadar
tidak    ingin       menimbulkan        konflik.     transferabilitas          yang     cukup       tinggi,
Penelitian       yang    dilakukan      Mantja       karena      kendala-kendala             di    jenjang
(1989)    juga       menyimpulkan           bahwa    pendidikan            dasar       berkisar      pada
respon     dan       sikap   guru     terhadap       permasalahan-permasalahan                     temuan
supervisi ditentukan oleh kemanfaatan,               tersebut       di      atas.     Isvanto       (1999)
data     pengamatan          yang      obyektif,     mengemukakan bahwa permasalahan
kesempatan           menanggapi        balikan,      pendidikan,           antara        lain      adalah
perhatian supervisor terhadap gagasan                manajemen sekolah yang tidak efektif,
guru.    Supervisi      yang     teratur      dan    dan kemampuan manajemen kepala
hubungan         yang     diciptakan        dapal    sekolah        pada        umumnya            rendah
mengurangi         ketegangan        emosional       terutama         di     sekolah      negeri      dan
guru. Guru lebih menyukai pendekatan                 pembinaan karier dan kesejahteraan
supervisi kolaboratif atau non direktif.             guru yang tidak konsisten.
                                                               Mengkaji            perihal        kendala-
                                                     kendala dalam pelaksanaan supervisi,
KENDALA-KENDALA PELAKSANAAN
                                                     temuan        Ekosusilo         (2003)       menarik
SUPERVISI PENGAJARAN
                                                     untuk dikemukakan di sink Temuan
         Dalam               pelaksanaannya,
                                                     penelitian             Ekosusilo              tentang
supervisi pengajaran di sekolah banyak
                                                     pelaksanaan supervisi antara lain: (1)
menghadapi kendala. Mantja (1990)
                                                     supervisor tidak mengkomunikasikan
dalam temuan disertasinya meuyalakan
                                                     rencana/program supervisinya kepada
bahwa kendala-kendala yang kurang
                                                     para guru sebagai subyek supervisi, (2)
menunjang          keefektifan        supervisi,
                                                     fokus supervisi hanya terarah pada
antara lain: sikap personil sekolah
                                                     aspek administrasi, kurang menyentuh
yang kurang positif terhadap supervisi
                                                     pada pengembangan kemampuan guru
pengelola teknis edukatif; kurangnya
                                                     dalam         mengelola          proses       belajar
keterampilan supervisi kepala sekolah;
                                                     mengajar,           (3)        supervisor       tidak
pengendalian         emosional       supervisor
                                                     melaksanakan kunjungan kelas secara
dalam menerima respons guru; kepala
                                                     serius,    (4)      supervisor      mendominasi
sekolah yang karena kurangnya tenaga
                                                     pembicaraan dan berjalan satu arah,
guru     haras     memegang         kelas    atau
                                                     (5) tidak ada penilaian umpan balik,
bidang       studi      tertentu,     sehingga
                                                     dan     (6)      supervisor        tidak      pernah
supervisi menjadi kurang efektif; dan
                                                     meminta pada guru untuk meminta
adanya           guru        yang       tingkat
                                                     pada       guru           untuk         memberikan
pendidikannya lebih tinggi dari kepala
                                                     komentar maupun penilaian terhadap
sekolahnya.        Temuan        Mantja       ini,
                                                     supervisi      yang        telah    dilaksanakan.
Kendala-kendala             inilah          yang    di kelas; (3) supervisor atau pembina,
mengakibatkan       supervisi          pengajaran   yaitu      Pengawas        Sekolah,        Kepala
yang     dilaksanakan       oleh        Pengawas    Sekolah,     atau    semua       pejabat    yang
Sekolah di sekolah dasar tidak dapat                terlibat     dalam       layanan      supervisi,
optimal,      sehingga       tujuan        pokok    adalah pihak yang dianggap paling
pelaksanaan             supervisi          untuk    bertanggung       jawab     dalam      kegiatan
meningkatkan kualitas kegiatan belajar              supervisi; (4)       ada tiga pendekatan
mengajar tidak dapat tercapai. Temuan               dalam supervisi pengajaran, yaitu (a)
Ekosusilo     (2003)       ini     memberikan       pendekatan langsung, (b) pendekatan
gambaran           bahwa               pembinaan    tidak langsung, dan (c) pendekatan
profesional       guru       masih          perlu   kolaboratif; (5) teknik-teknik supervisi
ditingkatkan lebih lanjut.                          pendidikan      yang     paling     bermanfaat
                                                    bagi supervisi antara lain adalah: (a)
                                                    kunjungan       kelas,     (b)    pembicaraan
                                                    individual, (c) diskusi kelompok, (d)
                                                    demonstrasi mengajar, (e) kunjungan
                                                    kelas antar guru, (1) pengembangan
                                                    kurikulum, (g) bulletin supervisi, (h)
                                                    perpustakaan profcsioml, (i) lokakarya,
                                                    (j) survey sekolah-masyarakat; (6) para
SIMPULAN DAN SARAN
                                                    guru lebih menghargai dan menilai
Simpulan                                            secara positif perilaku supervisi yang
        Berdasarkan        uraian         tentang   "hangat",         saling          mempercayai,
peningkatan mutu pendidikan melalui                 bersahabat, dan menghargai guru; dan
supervisi pengajaran di atas, maka                  (7)     dalam        praktiknya       supervisi
dapatlah disimpulkan hal-hal sebagai                pengajaran yang dilaksanakan selama
berikut: (1) masalah-masalah dalam                  ini masih cenderung berorientasi pada
bidang pendidikan adalah (a) masalah                administratif saja.
kuantitatif, (b) masalah kualitatif, (e)
                                                    Saran-saran
masalah       relevansi,         (d)     masalah
                                                            Berdasarkan simpulan di atas,
efisiensi, (e) masalah efektivitas, dan
                                                    maka dapatlah dikemukakan saran-
(f)    masalah    khusus;        (2)    supervisi
                                                    saran      sebagai     berikut:     (1)    untuk
pengajaran       pada    hakikatnya        adalah
                                                    meningkatkan kemampuan supervisor,
untuk meningkatkan kemampuan dan
                                                    maka perlu secara rutin ada program
keterampilan              guru             dalam
                                                    penyegaran       bagi      para     supervisor,
melaksanakan tugas pokoknya sehari-
                                                    sehingga         dalam           melaksanakan
hari yaitu mengajar para peserta didik
                                                    tugasnya        sesuai      dengan         tujuau
supervisi dan sesuai dengan keinginan           guru di sekolah; (3) dalam pelaksanaan
para guru; (2) arah supervisi perlu             supervisi di sekolah, para supervisor
difokuskan/ditekankan kepada aspek              perlu membekali format dokumen yang
akademik tanpa mengabaikan faktor               dapat merekam dan mencatat kegiatan
administratif        sebagai      pelengkap     guru   dalam   melaksanakan     tugas-
pelaksanaan supervisi tcrhadap para
         tugasnya di sekolah; (4) dalam
melaksanakan         supervisi    pengajaran
disarankan          untuk      menggunakan
prosedur supervisi klinis, dan (5) perlu
ada pertemuan sesuai supervisi untuk
mendiskusikan        hasil   supervisi   yang
telah dilakukan oleh Kepala Sekolah
atau Pengawas Sekolah, sebagai upaya
tindak     lanjut    setelah     pelaksanaan
supervisi dilaksanakan.
DAFTAR RUJUKAN



Bafadal, I. 2003. S eri Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Seko lah,
      Peningkat an Profes ionalisme Guru Sekolah Dasar, Dalam Kerangka
      Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: PT Bumi
      Aksara.

Benty, D.D.N. 1992. Kemampuan Kepi'la S ekolah Dasar Membantu Guru dalam
      Mengembangkan Pengajaran Menurut Persepsi Guru -Guru SD Negeri di
      Kecamatan Lowokwaru Kodya Malnng. Tesis tidak diterbitkan. Malang:
      Program Pasa Sarjana, Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan Malang.

Depdikbud. 1976. Kurikulum Sekolah Dasar 1975, Garis -Garis Besar Program
      Pengajaran Buku III D Pedoman Administrasi dan Sup ervisi. Jakarta:
      Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdikbud. 1994/1995. Pedoman Kerja Pelaksanaan Sup ervisi. Jakarta: Proyek
      Peningkatan Mutu SD, TK dan SLB, Direktorat Pendidikan Dasar, Direktorat
      Jenderal Pendidikan Dasar dan Menenga,'., Departemen Pendidikan dan
      Kebudayaan.

Depdikbud. 1995. Pedoman Pembinaan Profesional Guru Sekolah Dasar.
      Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
      dan Menengah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas. 2000. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis S ekolah. Jakarta:
      Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Direktorat Jenderal Pendidikan
      Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Ekosusilo, M. 2003. Iiasil Penelitian Kualitatif, Sup ervisi Pengajaran Dalam
      Latar Budaya Jawa, Studi Kasus Pembinaan Guru SD di Kralon
      Surakart a. Sukoharjo: Penerbit Uvitet Bantara Press.

Indrafachrudi, S.(Koordinator). 1989. Administrasi Pendidikan. Malang: Penerbit
      IKIP Malang.

Idrus, N., dkk. 2000. Quality Assurance, Handbook. 3 -Edition. Jakarta:
      Engineering Education Development Project, Du Malcomlm Jones (ed).,
      Director General of Higher Education.

Iswanto, B. 1999. Olonomi Daerah: Imp likasi bagi Pengelo laan Pendidikan.
       Makalah disajikan dalam seminar nasional Formula Manajemen Pendidikan
       dalam Kerangka Otonomi Daerah di Bidang Pendidikan pada tanggal 23
       Aeustus 1999 di Universitas Neseri Malane.
Jalal, F. & Supriadi, D. 2001. Reformasi Penclidikan Dalam Konteks Otonomi
       Daerah. Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama Depdiknas -Bappenas-Adicita
       Karya Nusa.
Mantja, W. 1998. Manajemen Pembinaan Profesional Guru Berwawasan
      Pengembangan Sumber Daya Manusia: Suatu Kajian Ko.tseptual -historik dan
      Empirik. Pidalo Pengukuhan Guru Besar [KIP Malang. Making: Institut
      Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang, Departemen Pendidikan dan
      Kebudayaan.

Mastuhu. 2003. Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional dalam Abad
     21 (The New Mind Set of National Education in the 21 s ' Century). Yogyakarta:
     Safiria Insania Press bekerjasama dengan Magister Studi Islam Universitas
     Islam Indonesia (MSI UII).

Sahertian, P.A. & Mataheru, F. 1982. Prinsip & Tehnik Supervisi Pendidikan.
      Surabaya: Usaha Nasional.

Supriadi, D. 2004. Satuan Biaya Pendidikan, Dasar dan Menengah: Rujukan Bagi
      Penetapan Kebijakan Pendidikan Pada Era Otonomi dan Manajemen Berbasi s
      Sekolah. Bandung: PT Lemadja Rosdakarya.
PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD TUNAS BANGSA

                      KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA



                                        Etiyasningsih*)



Abstrak, Bahasa Indonesia dipakai di sekolah dari tingkat paling rendah sampai perguruan
tinggi, dipakai juga dalam acara resmi pada pemerintahan termasuk kehakiman pengadilan,
serta di segala bentuk komunikasi tingkat nasional. Dari segi ilmiah dapat dijadikan kunci
untuk membuka pintu untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lainnya, dengan pertimbangan
tersebut maka yang perlu diperjatikan adalah bimbingan orang tua dalam menunjang
prestasi anak di sekolah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua,
guru dan masyarakat. Namun berperan serta orang tua dan masyarakat dalam menunjang
prestasi belajar anaknya belum tampak menggembirakan, apabila status pendidikan orang
tuanya atau masyarakat pada umumnya masih rendah, maka semata-mata pendidikan
anaknya diserahkan kepada guru di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh bimbingan orang tua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.

     Penelitian dilakukan di SD Tunas Bangsa Kecamatan Wonokromo Surabaya. Populasi
sebanyak 34 anak dan orang tua. Sampel diambil dengan teknik total sampling diperoleh 34
responden anak dan orang tua siswa. Pengumpulan data dengan dokumentasi dan kuesioner,
selanjutnya dilakukan uji regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh bimbingan orang
tua terhadap prestasi belajar siswa.

        Hasil penelitian menunjukkan Fhitung = 16,995 > Ftabel = 4,17. Oleh karena Fhitung >
Ftabel maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh signifikan bimbingan
orang tua terhadap prestasi belajar siswa. Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung = 0,000
jauh di bawah 0,05, yang menandakan pengaruh yang signifikan.

        Berdasarkan hasil penelitian diharapkan orang tua lebih banyak memberikan
bimbingan kepada anaknya terutama dalam belajar bahasa Indonesia, bimbingan di keluarga
hendaknya mencakup bantuan belajar, pengawasan, pengaturan waktu belajar dan
keteladanan yang ditunjukkan secara rutin, dan orang tua wali murid selalu mengawasi cara
belajar anaknya dan selalu berkonsultasi dengan guru atau orang lain. Pihak sekolah
diharapkan dapat sering mengadakan hubungan dan konsultasi mengenai perkembangan
belajar anak dan juga memecahkan kesulitan yang timbul dalam bimbingan belajar anak
dengan wali murid atau orang tua siswa
Kata Kunci : Bimbingan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pendidikan yang berlangsung seumur              suatu pendidikan itu ditentukan oleh tiga
hidup dan dilaksanakan sedini mungkin           komponen, yaitu orang tua (keluarga),
merupakan tanggung jawab keluarga,              guru (pemerintah), dan masyarakat
masyarakat dan pemerintah. Banyak               (lingkungan).
orang tua berpendapat bahwa tugas
mencerdaskan anak adalah tugas guru dan              Dalam mendidik seseorang anak tidak
institusi pendidikan, sementara mereka          akan berhasil tanpa ada kerjasama yang
selaku orang tua asyik dengan profesinya        baik antara orang tua yang mendidik di
sendiri, implikasi dari pendapat semacam        rumah, dengan guru yang mendidik di
ini adalah memunculkan ketidakpedulian          sekolah.     Demikian     juga    dengan
orang tua terhadap spiritual, intelektual       lingkungan di sekitarnya juga menunjang.
dan moral anaknya sendiri. Masih banyak         Antara orang tua, guru dan lingkungan
di antara orang tua yang lalai akan             dalam menangani anak harus ada
tugasnya dalam membantu perkembangan            kerjasama yang baik sehingga merupakan
dan pemahaman diri putra putrinya,              tri tunggal yang tidak dapat dipisahkan.
mereka menyibukkan dirinya dengan               Sehubungan dengan hal tersebut, jika
urusan masing-masing.                           ditinjau ari segi waktu belajar antara
                                                pendidikan sekolah dan ada dirumah,
    Bagi orang tua yang taraf ekonominya        maka waktu belajar tersebut lebih banyak
kuat, waktunya banyak digunakan untuk           dirumah. Oleh sebab itu sebagai orang tua
acara-acara yang dianggap sesuai dengan         harus benar-benar dapat membantu dan
martabat sosialnya, sementara bagi orang        mengarahkan putra putrinya, memahami
tua yang taraf ekonominya lemah,                lebih jauh dan mendalam tentang pola dan
waktunya banyak digunakan kegiatan              upaya mencerdaskan. Orang tua harus
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.           mengerti tentang dasar-dasar pendidikan,
Sehingga dengan keadaan ini timbulah            psikologi perkembangan, proses belajar
berbagai kesulitan yang dihadapi oleh           mengajar dan pengetahuan lain guna
anak terutama kesulitan alam belajar yang       mencapai tujuan yang sesuai dengan
mengakibatkan prestasi belajar mereka           harapan dan cita-citanya.
semakin menurun.
                                                    Negara Indonesia merupakan Negara
    Ketika anaknya gagal memenuhi               yang sedang berkembang, dan sedang
harapannya, pihak pertama yang dituding         getol-getolnya    membangun,    seiring
adalah guru dan institusi pendidikan,           dengan pembangunan itu, maka di segala
kalau kita renungkan anggapan orang tua         bidang harus dikembangkan pemerintah.
bahwa      pencapaian    itu   hanyalah         Di dalam persiapan pembangunan yang
tergantung    pada    lembaga   sekolah,        siap dipakai perlu sumber daya manusia
pendapat seperti ini kurang tepat, dan          yang     handal,    maka    pemerintah
akan      merugikan      diri    sendiri.       menggalakkan pembangunan di bidang
Bagaimanapun guru, sekolah, dan institusi       pendidikan.
pendidikan yang lainnya hanyalah pihak
yang membantu mencerdaskan peserta                  Maka tidaklah mengherankan apabila
didik.   Sedangkan keberhasilan dalam           pemerintah selalu berusaha dengan getol
                                                untuk meningkatkan pendidikan baik
secara kuantitatif maupun kualitatif, guna     terpelihara rasa persatuan dan kesatuan
mempercepat        tercapainya        tujuan   bangsa. Berkomunikasi antara suku kita
pendidikan yang telah ditetapkan. Untuk        harus menggunakan bahasa Indonesia
itu di dalam merealisir tujuan pendidikan      yang baik dan benar. Dalam hal ini
itu, maka diseluruh jalur, jenis dan jenjang   termuat dalam dokumen resmi Negara,
pandidikan baik dengan jalur formal            seperti : Sumpah Pemuda dan dalam
maupun non formal berkewajiban untuk           Undang-undang Dasar 1945, Bab XV pasal
segera mendukung dan mewujudkannya.            36 : Bahasa Negara adalah bahasa
Bahkan dilingkungan keluargapun di             Indonesia.
harapkan peran serta aktifnya, karena
suatu program akan berhasil dengan baik             Bahasa Indonesia dipakai di sekolah
apabila aktifitas di dukung oleh semua         dari tingkat paling rendah sampai
pihak.                                         perguruan tinggi, dipakai juga dalam acara
                                               resmi pada pemerintahan termasuk
     Di dalam Undang-undang pendidikan         kehakiman pengadilan, serta di segala
Nomor 2 tahun 1989, disebutkan bahwa           bentuk komunikasi tingkat nasional. Dari
tujuan pendidikan di Indonesia adalah          segi ilmiah dapat dijadikan kunci untuk
sebagai berikut : ―Pendidikan nasional         membuka pintu untuk mempelajari ilmu-
bertujuan    mencerdaskan      kehidupan       ilmu yang lainnya, dengan pertimbangan
bangsa dan mengembangkan manusia               tersebut maka yang perlu diperjatikan
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan         adalah bimbingan orang tua dalam
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang         menunjang prestasi anak disekolah.
luhur,    memiliki    pengetahuan     dan      Pendidikan merupakan tanggung jawab
ketrampilan, kesehatan jasmani dan             bersama antara orang tua, guru dan
rohani, kepribadian yang mantap dan            masyarakat. Namun berperan serta orang
mandiri serta rasa tanggung jawab              tua dan masyarakat dalam menunjang
kemasyarakatan       dan    kebangsaan‖.       prestasi belajar anaknya belum tampak
Pendidikan     Nasional    harus     juga      menggembirakan,        apabila       status
menumbuhkan        jiwa  patriotic    dan      pendidikan orang tuanya atau masyarakat
mempertebal rasa cinta tanah air,              pada umumnya masih rendah, maka
meningkatkan semangat kebangsaan dan           semata-mata       pendidikan       anaknya
kesetiakawanan social serta kesadaran          diserahkan kepada guru di sekolah.
pendidikan sejarah perjuangan bangsa
dan sikap menghargai jasa para pahlawan            Kesadaran bahwa tugas utama
serta berorientasi ke masa depan. Iklim        memberi bimbingan anak adalah tugas
belajar     mengajar      yang      dapat      orang tua, maka akan memberikan
menumbuhkan rasa percaya diri dan              pengaruh positif dalam pembentukan
budaya belajar di lingkungan masyarakat,       tanggung jawab dan mendorong motivasi
terus juga di kembangkan agar tumbuh           belajar, mempermudah proses belajar
sikap dan perilaku yang kreatif, dan           pada     anak    dan    pengkoordinasian
berkeinginan untuk maju.                       lingkungan keluarga untuk mewujudkan
                                               anak-anak     cerdas   dan     berprestasi
    Dan sebagai bangsa Indonesia harus         terutama pada bidang studi bahasa
berkomunikasi di antara suku satu dengan       Indonesia.    Pemikiran    inilah    yang
suku yang lainnya dengan baik, agar tetap      menjadikan penulis mengangkat judul
skripsi ini dengan harapan dapat               Y = a + bX
mengetahui pengaruh bimbingan orang
tua terhadap prestasi belajar siswa pada       Y = Prestasi Belajar Bahasa Indonesia
Bidang Studi Bahasa Indonesia di SD
                                               X = Bimbingan Orang Tua
Tunas Bangsa Kecamatan Wonokromo
Surabaya.                                      a = Nilai konstanta

                                               b = Nilai arah sebagai penentu ramalan
                                                   (prediksi) yang menunjukkan nilai
METODE PENELITIAN                                  peningkatan (+) atau nilai
                                                   penurunan (–) variabel Y.

    Penelitian ini dilakukan dengan
mengambil populasi seluruh siswa kelas
IV SD Tunas Bangsa Kecamatan
Wonokromo Surabaya. Sampel diambil             HASIL PENELITIAN
dengan teknik total sampling diperoleh
responden sebanyak 34 siswa.

    Variabel bebas (X) dalam penelitian        Hasil Pengujian Validitas
ini yakni bimbingan orang tua, yang
                                                       Validitas menunjukkan sejauh
dimaksud bimbingan orang tua adalah
                                               mana alat ukur yang digunakan mengukur
suatu proses pemberi bentuan secara terus
                                               apa yang diinginkan dan mengungkap
menerus dan sistematik dari pembimbing
                                               data dari variabel yang diteliti secara
kepada peserta bimbingan agar tercapai
                                               tepat. Instrument valid berarti alat ukur
pemahaman         dari   penerima      diri,
                                               yang digunakan untuk mendapat data itu
pengarahan diri dan perwujudan diri
                                               valid. Dalam uji validitas ini suatu butir
dalam mencapai tingkat perkembangan
                                               pernyataan dikatakan valid jika corrected
yang      optimal      sehingga      dapat
                                               item total correlation lebih besar dari
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
                                               0,339 (untuk jumlah responden 34 orang)
memperoleh kebahagian hidup. Variabel
                                               sebagaimana tabel r produk momen
prestasi belajar Bahasa Indonesia (Y) yaitu
                                               terlampir. Hasil pengujian validitas
suatu suatu hasil yang teah dicapai setelah
                                               terhadap variabel bimbingan orang tua (X)
kegiatan     belajar   mengajar     Bahasa
                                               dan Prestasi Belajar Siswa (Y) dapat
Indonesia. Dalam penelitian ini, indikator
                                               dilihat sebagai berikut :
yang digunakan adalah nilai ulangan mata
                                                    Tabel 1 Hasil Uji Validitas Variabel
pelajaran Bahasa Indonesia.
                                                         Prestasi Belajar Siswa (X)
     Data yang telah terkumpul kemudian          Pernya-       Corrected item        Ket
dilakukan analisis. Uji hipotesis dilakukan        taan       total correlation
untuk menjawab hipotesa yang telah                   1              0,843           Valid
diajukan sebelumnya. Uji yang digunakan              2              0,372           Valid
dalam penelitian ini adalah uji Regresi              3              0,638           Valid
Sederhana dengan rumus persamaan                     4              0,601           Valid
regresi sederhana :                                  5              0,540           Valid
Pernya-       Corrected item     Ket                         sehingga dapat diputuskan bahwa item
   taan        total correlation                               kuesioner telah reliabel.
     6               0,541         Valid
     7               0,767         Valid
     8               0,476         Valid
     9               0,642         Valid                       Uji Asumsi Klasik
    10               0,620         Valid
     11              0,686         Valid                       Uji normalitas
    12               0,355         Valid
    13               0,677         Valid                               Dalam penelitian ini uji normalitas
    14               0,793         Valid                       kriterianya adalah jika distribusi data
    15               0,543         Valid                       adalah normal, maka garis yang
    16               0,439         Valid                       menggambarkan data sesungguhnya akan
    17               0,354         Valid                       mengikuti garis diagonalnya.
    18               0,495         Valid
                                                                              Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
    19               0,535         Valid
    20               0,651         Valid                                      Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa
                                                                        1,0

Sumber : Hasil Olah Data SPSS
                                                                         ,8
    Dari tabel di atas dapat diketahui
bahwa untuk item pernyataan variabel
                                           Expected Cum Prob




                                                                         ,5
bimbingan orang tua, corrected item total
correlation yang diperoleh untuk seluruh
                                                                         ,3
item pernyataan adalah lebih besar dari
0,339 (untuk jumlah responden 34 orang),
                                                                        0,0
hal tersebut berarti bahwa secara                                         0,0        ,3      ,5      ,8      1,0

keseluruhan item pernyataan mengenai                                          Observ ed Cum Prob
bimbingan orang tua adalah valid.


Hasil Uji Reliabilitas                                            Gambar 1 Grafik Normalitas Standar
                                                                           Residual Regresi
       Suatu alat ukur dikatakan reliabel
atau handal, jika alat itu dalam mengukur
suatu gejala pada waktu yang berbeda
senantiasa menunjukkan hasil yang relatif                           Sesuai kriterianya grafik normal plot
sama. Untuk menguji reliabilitas suatu                         di atas terlihat titik-titik menyebar di
instrument dapat digunakan uji statistic                       sekitar    garis     diagonalnya,    serta
Cronbach Alpha (α), dimana suatu alat                          penyebarannya mengikuti arah garis
ukur dikatakan reliabel jika nilai Cronbach                    diagonal. Dengan demikian menunjukkan
Alpha lebih besar dari 0,60. Hasil                             bahwa model regresi layak dipakai karena
pengujian reliabilitas terhadap variabel                       memenuhi asumsi normalitas.
bimbingan orang tua (X) diperoleh alpha
sebesar 0,7483 lebih besar dari 0,6
                                                               Uji Heteroskedastisitas
Indikator uji ini adalah melihat grafik                     Dimana :
Scatterplot, jika titik-titik menyebar secara
acak serta tersebar di atas maupun di                            Y       = Prestasi Belajar Siswa
bawah angka 0 pada suhu Y, maka tidak
                                                                 X       = Bimbingan Orang Tua
terjadi heteroskedastisitas.
                                                                 b3      = Koefisien regresi X
                Scatterplot
                Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa
                                                                    Output perhitungan dengan program
        2,0                                                      SPSS for Windows seperti terlihat dalam
        1,5                                                      gambar berikut.
        1,0
                                                                                                           ANOVAb
          ,5
                                                                                            Sum of
        0,0
                                                                     Model                  Squares         df          Mean Square    F       Sig.
                                                                     1       Regression      151,891              1         151,891   16,995     ,000 a
         -,5
                                                                             Residual        285,991             32           8,937
        -1,0                                                                 Total           437,882             33
                                                                       a. Predictors: (Constant), Bimbingan Orang Tua
        -1,5
                                                                       b. Dependent Variable: Prestasi Belajar Sisw a
        -2,0
               -3       -2      -1       0        1          2


                Regression Standardized Predicted Value                                     Gambar 3 Uji F

                    Gambar 2 Grafik Scatterplot
                                                                      Gambar 3 di atas menunjukkan hasil
                                                                 uji F dengan program SPSS for Windows,
     Dari grafik scatterplot di atas terlihat
                                                                 dengan Fhitung sebesar 16,995. Angka ini
titik menyebar secara acak dan tersebar di
                                                                 selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel df
atas maupun di bawah angka 0 pada suhu
                                                                 = 32 sebagaimana Tabel F pada lampiran
Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
                                                                 (Critical Values for the F Distribution
terjadi heteroskedastisitas pada model
                                                                 α=0,05). Tabel F dengan df = 32 dan n =1
regresi sehingga model regresi layak
                                                                 diperoleh Ftabel = 4,17. Sehingga Fhitung =
dipakai untuk mengetahui pengaruh
                                                                 16,995 > Ftabel = 4,17.
bimbingan orang tua terhadap prestasi
                                                                      Oleh karena Fhitung > Ftabel maka Ha
belajar siswa.
                                                                 diterima dan Ho ditolak yang berarti
                                                                 terdapat pengaruh signifikan bimbingan
Hasil Pengujian Regresi Linier                                   orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
Sederhana                                                        Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung
                                                                 = 0,000 jauh di bawah 0,05, yang
     Untuk mengetahui ada atau tidaknya                          menandakan pengaruh yang signifikan.
pergaruh antara variabel bebas bimbingan                              Selain     adanya      pengaruh    yang
orang tua terhadap variabel terikat yang                         signifikan, pada uji korelasi juga terlihat
dalam hal ini adalah prestasi belajar siswa                      adanya korelasi positif antar kedua
(Y), maka digunakan analisis model agresi                        variabel     yang       diperoleh    Pearson
linier sederhana dengan model persamaan                          Correlation sebesar 0,589 lebih dari rtabel
sebagai berikut :                                                sebesar 0,339 (Sebagaimana r tabel
                                                                 Product Moment pada df = 32 terlampir).
                             Y = α + bX1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1

More Related Content

What's hot

101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
Yan Seno
 
Media pembelajaran biologi 2
Media pembelajaran biologi 2Media pembelajaran biologi 2
Media pembelajaran biologi 2
kurnia-0ne
 
Tesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based LearningTesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based Learning
guestf6b63af
 
Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe stad
Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe stadPengaruh pembelajaran kooperatif tipe stad
Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe stad
Ahmad Yanwar
 
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
guest533a419
 
Model assure dan rph
Model assure dan rphModel assure dan rph
Model assure dan rph
Ryabbi Imp
 
Hmef5083
Hmef5083Hmef5083
Hmef5083
latiba
 
Rencana kurikulum 2013 terbaru
Rencana kurikulum 2013   terbaruRencana kurikulum 2013   terbaru
Rencana kurikulum 2013 terbaru
Sururi Aziz
 
Analisis kritis artikel
Analisis kritis artikel Analisis kritis artikel
Analisis kritis artikel
Nur Ismirawati
 
A420040099
A420040099A420040099
A420040099
Ria Arin
 
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwiTugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
anirsu
 
Jurnal bahasa indonesia
Jurnal bahasa indonesiaJurnal bahasa indonesia
Jurnal bahasa indonesia
besus
 

What's hot (20)

Tesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin RusmajaTesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin Rusmaja
 
Proposal usulan
Proposal usulanProposal usulan
Proposal usulan
 
Panduan ptk 2016
Panduan ptk 2016Panduan ptk 2016
Panduan ptk 2016
 
Desain pembelajaran fisika: KURIKULUM INTERDISIPLINER
Desain pembelajaran fisika: KURIKULUM INTERDISIPLINERDesain pembelajaran fisika: KURIKULUM INTERDISIPLINER
Desain pembelajaran fisika: KURIKULUM INTERDISIPLINER
 
101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk101508 lin suciani astuti-fitk
101508 lin suciani astuti-fitk
 
1401409017
14014090171401409017
1401409017
 
Media pembelajaran biologi 2
Media pembelajaran biologi 2Media pembelajaran biologi 2
Media pembelajaran biologi 2
 
Tesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based LearningTesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based Learning
 
Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe stad
Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe stadPengaruh pembelajaran kooperatif tipe stad
Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe stad
 
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
 
JURNAL PENELITIAN
JURNAL PENELITIAN JURNAL PENELITIAN
JURNAL PENELITIAN
 
Model assure dan rph
Model assure dan rphModel assure dan rph
Model assure dan rph
 
Hmef5083
Hmef5083Hmef5083
Hmef5083
 
Rencana kurikulum 2013 terbaru
Rencana kurikulum 2013   terbaruRencana kurikulum 2013   terbaru
Rencana kurikulum 2013 terbaru
 
Analisis kritis artikel
Analisis kritis artikel Analisis kritis artikel
Analisis kritis artikel
 
A420040099
A420040099A420040099
A420040099
 
PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...
PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI  UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI  UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...
PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...
 
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwiTugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
 
Jurnal bahasa indonesia
Jurnal bahasa indonesiaJurnal bahasa indonesia
Jurnal bahasa indonesia
 
Ipi22489
Ipi22489Ipi22489
Ipi22489
 

Similar to Buku e jurnal vol 1

Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics EducationPendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
guestf6b63af
 
Jurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blogJurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blog
Vaza Ienstinc
 
Jurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blogJurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blog
Vaza Ienstinc
 
Manajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolahManajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolah
Nuruddin Arranirri
 
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
Yang Dibuang
 
Pengembangan model pembelajaran ctl
Pengembangan model pembelajaran ctl Pengembangan model pembelajaran ctl
Pengembangan model pembelajaran ctl
slametwdt
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual
Romi Afrizal
 

Similar to Buku e jurnal vol 1 (20)

Jurnal 2 upload
Jurnal 2 uploadJurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
 
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritisPembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
 
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics EducationPendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
 
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
 
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran biologi
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran biologiPengembangan kurikulum dan pembelajaran biologi
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran biologi
 
Manajemen Pendidikan
Manajemen PendidikanManajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan
 
46881-124592-1-PB (1).pdf
46881-124592-1-PB (1).pdf46881-124592-1-PB (1).pdf
46881-124592-1-PB (1).pdf
 
Jurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blogJurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blog
 
Jurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blogJurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blog
 
Manajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolahManajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolah
 
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanDasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
 
Rochmanu, e jrnal
Rochmanu, e  jrnalRochmanu, e  jrnal
Rochmanu, e jrnal
 
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Ktsp
KtspKtsp
Ktsp
 
Pengembangan model pembelajaran ctl
Pengembangan model pembelajaran ctl Pengembangan model pembelajaran ctl
Pengembangan model pembelajaran ctl
 
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual
 

More from Bhagaskoro Kurniawan (20)

Hasil tracer study fkip
Hasil tracer study fkipHasil tracer study fkip
Hasil tracer study fkip
 
Survey alumni
Survey alumniSurvey alumni
Survey alumni
 
Borang tracer study fkip
Borang tracer study fkipBorang tracer study fkip
Borang tracer study fkip
 
Manual prosedur prodi ap
Manual prosedur prodi apManual prosedur prodi ap
Manual prosedur prodi ap
 
Surat
Surat Surat
Surat
 
Kuesioner evaluasi proses pembelajaran oleh mahasiswa
Kuesioner    evaluasi  proses pembelajaran  oleh  mahasiswaKuesioner    evaluasi  proses pembelajaran  oleh  mahasiswa
Kuesioner evaluasi proses pembelajaran oleh mahasiswa
 
Sdsdsdsds
SdsdsdsdsSdsdsdsds
Sdsdsdsds
 
Bpm ug (autosaved)
Bpm ug (autosaved)Bpm ug (autosaved)
Bpm ug (autosaved)
 
Manual mutu bpm pp
Manual mutu bpm ppManual mutu bpm pp
Manual mutu bpm pp
 
Jurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekaliJurnal lengkap sekali
Jurnal lengkap sekali
 
E jurnal pendidian
E jurnal pendidianE jurnal pendidian
E jurnal pendidian
 
Pengurus organisasi
Pengurus organisasiPengurus organisasi
Pengurus organisasi
 
Pengurus
PengurusPengurus
Pengurus
 
Hubungan sekolah dan masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakatHubungan sekolah dan masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakat
 
Pengelolaan kepegawaian pendidikan
Pengelolaan kepegawaian pendidikanPengelolaan kepegawaian pendidikan
Pengelolaan kepegawaian pendidikan
 
Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan
Administrasi pendidikan
 
Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan
Administrasi pendidikan
 
Hubungan sekolah dan masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakatHubungan sekolah dan masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakat
 
Dasar pendidikan iv
Dasar pendidikan ivDasar pendidikan iv
Dasar pendidikan iv
 
Dasar pendidikan iii
Dasar pendidikan iiiDasar pendidikan iii
Dasar pendidikan iii
 

Buku e jurnal vol 1

  • 1. ISSN 2089-4554 Diterbitkan Oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik e- JURNAL Vol. 1 No. I Hlm. Gresik ISSN PENDIDIKAN 1-66 Juni - Nopember
  • 2. e- JURNAL JENDELA PENDIDIKAN JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Di Terbitkan oleh : Ketua Penyuting Rektor Universitas Gresik Wakil Penyuting Dekan FKIP Penyuting Pelaksana Dra. Eka Sri Rahayu, M.Pd Dra. Adrijanti, M.Pd Etiyasningsih, S.Pd., M.Pd Sri Sundari, S.Pd.,M.Pd Drs. Agus Tri Sulaksono, M.Pd Penyuting Ahli Prof. Dr. H. Sukiyat.SH.,M.Si Dra. Hj. Bariroh, M.Pd Drs. Syaiful Khafid, M.Pd Mitra Bestari Prof. Dr. Marhamah, M.Pd (Universitas Islam Jakarta) Prof. Dr. Willem Mantja, M.Pd (Universitas Negeri Malang) Prof. Dr. H. Sukiyat, SH.,M.Si (Universitas Gresik ) Pelaksana Ahmad Faizin, SS Alamat Penerbit/Redaksi Kampus Universitas Gresik Jl. Arif Rahman Hakim No. 2B Gresik Telp /Fax (031) 3978628 Terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Nopember . Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan kajian analitis-kritis di bidang administrasi pendidikan KATA PENGANTAR
  • 3. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah, sehingga Jurnal Jendela Pendidikan versi elektronik bisa hadir di kalangan pendidikan. Jurnal Jendela Pendidikan versi elektronik ( e-Journal) akan mendampingi Jurnal Jendela Pendidikan versi cetak yang lebih dulu hadir, Jurnal Jendela Pendidikan ini berisi tentang sejumlah artikel penelitian baik artikel bersifat empiris atau laporan penelitian maupun artikel yang bersifat kajian teori atau artikel konseptual. Penulis artikel berasal dari kalangan akademisi atau dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik yang akan dipublish pada para pemangku pendidikan dan masyarakat luas khususnya para pemerhati pendidikan. Hal ini sesuai dengan misi utama keberadaan e-Journal Pendidikan sebagai media komunikasi dan informasi yang bersifat ilmiah. Kami berharap partisipasi berbagai kalangan baik akademisi, praktisi, maupun birokrasi untuk menulis dalam jurnal ini, sehingga berbagai temuan, pemikiran dan ide serta gagasan dapat terkomunikasi dalam jurnal ini semoga terbitan pertama Jurnal Jendela Pendidikan versi elektronik bermanfaat bagi kita semua. Gresik, Desember 2011 Tim Redaksi ISSN 2089-4554
  • 4. DAFTAR ARTIKEL SUPERVISI PENGAJARAN SEBAGAI PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU 1 - 09 Rochmanu Fauzi PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI SISWA PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA DI SDN BANGSAL SURABAYA 10 - 18 Etiyasningsih PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP PEMAHAMAN UNIFLYING GEOGRAPHY 19-29 Syaiful Khafid IKLIM KERJA LEMBAGA DI PONDOK PESANTREN AL FUTUHIYAH GENDONGKULON BABAT LAMONGAN 30-38 Sri Sundari PENDIDIKAN KARAKTER : WACANA KONSEP DAN IMPLEMENTASINYA 39 - 59 Soesetijo PENGARUH DISIPLIN GURU TERHADAP PRESTASI SISWA DI SDN BANJARSARI GRESIK 60 - 78 Etiyasningsih STUDI TENTANG PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN GURU DALAM PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SDN NGAGELREJO SURABAYA 79 - 87 Sri Sundari TELAAH KRITIS PENDIDIKAN UNTUK SEMUA (EDUCATION FOR ALL)DALAM KONTEKS MANAJEMEN PENDIDIKAN 88 - 106 Soesetijo
  • 5. e-Jurnal Vol. No. Hlm. Gresik ISSN JENDELA 01 01 1-106 Juni - 2089-4554 PENDIDIKAN Nopember
  • 6. Supervisi Pengajar an sebagai Pembinaan Profesio nalisme Guru Oleh Rochmanu Fauzi Abstrak supervisi pengajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sehari-hari yaitu mengajar. Ada tiga pendekatan dalam supervisi pengajaran, yaitu (1) pendekatan langsung, (2) pende - katan tidak langsung, dan (3) kolaboratif. Teknik-teknik supervisi pengajaran yang paling bermanfaat adalah kunjungan kelas, pembicaraan individual, Diskusi kelompok, demonstrasi mengajar, dan sebagainya. Para guru lebih menghargai supervisor yang hangat dan menghargai guru. Dalam praktiknya supervisi penga- jaran masih berorientasi pada aspek administratif saja. Berdasarkan uraian tersebut disarankan para supervisor perlu ada penyegaran secara rutin, dalam pelaksanaan supervisi pengajaran para supervisor sebaiknya menggunakan pendekatan supervisi klinis, perlu ada pertemuan seusai supervisi yang telah dilakukan oleh Kepala Sekolah atau Pengawas Sekolah, sebagai upaya untuk tindak lanjut setelah pelaksanaan supervisi dilaksanakan. Kata kunci: mutu pendidikan, supervisi pengajaran.
  • 7.
  • 8. Cara hidup suatu bangsa sangal erat paradigma yang harus ditata secara kaitannya dengan tingkat terus menerus dan berkelanjutan. pendidikannya, Pendidikan bukan Menurut Mastuhu (2003) dalam hanya sekedar melestaiikan pengelolaan suatu unit pendidikan, kebudayaan dan meneruskan dari mutu dapat dilihat dari "masukan", generasi ke generasi. Akan tetapi juga "proses", dan "hasil". diharapkan akan dapat mengubah dan Permasalahan pendidikan yang mengembangkan pengetahuan. diidentifikasi (Depdikbud, 1983), sampai saat ini, formulasinya tetap Sementara itu, salah satu sama, yaitu masalah (1) masalah fenomena di bidang pendidikan yang kuantitatif, (2) masalah kualitatif, (3) banyak disoroti oleh para pemerhati, masalah relevansi, (4) masalah cendekiawan maupun masyarakat pada efisiensi, (5) masalah efektivitas, dan umumnya adalah masalah mutu (6) masalah khusus. pendidikan. Membahas masalah mutu Uraian secara singkat masalah- pendidikan, sebenarnya membahas masalah tersebut adalah sebagai masalah yang sangat kompleks. Oleh berikut ini. karena masalah mutu pendidikan selalu kait-mengkait dengan indikator- 1. Masalah Kuantitatif indikator lainnya. Salah satu Masalah kuantitatif adalah instrumen yang dianggap cukup efektif masalah yang timbul sebagai akibat untuk meningkatkan mutu pendidikan hubungan antara pertumbuhan sistem adalah dengan supervisi pengajaran pendidikan pada satu pihak dan oleh Kepala Sekolah maupun pertumbuhan penduduk Indonesia Pengawas. pada pihak lain. Untuk mengatasi Untuk itu perlu adanya masalah ini perlu adanya suatu sistem pergeseran dari paradigma lama pendidikan nasional yang menuju ke paradigma yang baru. memungkinkan setiap warga ncgara Paradigma baru manajemen Indonesia memperoleh pendidikan pendidikan tinggi, terdiri dari yang layak sebagai bekal dasar akreditasi, akuntabilitas, evaluasi, kehidupannya sebagai warga negara. otonomi dan mutu. Kelima paradigma Dalam rangka pemerataan pendidikan baru pendidikan tersebut saling ini, perlu dilaksanakan kewajiban terkait satu sama lain dan seyogyanya belajar dengan segala konsekuensinya ini dijadikan acuan dalam proses dalam bidang pembiayaan, ketenagaan, peningkatan mutu pendidikan. Oleh dan peralatan. karena itu, mutu sebagai salah satu
  • 9. 2. Masalah kualitatif perencanaan dan pelaksanaan Masalah kualitatif adalah pembangunan nasional agar masalah bagaimana peningkatan pendidikan merupakan wahana kualitas sumber daya manusia penunjang yang efektif bagi proses Indonesia gara bangsa Indonesia dapat pembangunan dan ketahanan nasional. meinpertahankan eksistcnsinya. Dalam Masalah ini dengan sendirinya masalah ini tercakup pula masalah mempunyai kaitan pula dengan ketinggalan bangsa Indonesia dan masalah pokok di dalam pembangunan perkembangan modern. Ditinjau dari nasional, seperti masalah tata nilai, latar bclakang ini, masalah kualitas industri. pembangunan pertanian, pendidikan merupakan masalah yang perencanaan tenaga kerja, dan memprihatinkan dalam rangka pertumbuhan wilayah. kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dalam sistem pendidikan ini 4. Masalah efisiensi sendiri, masalah kualitas menyangkut Masalah efisiensi pada hakikatnya adalah masalah banyak hal, antara lain kualitas pengelolaan pendidikan nasional. calon anak didik, guru dan tenaga Adanya keterbalasan dana dan daya kependidikan lainnya, prasarana, dan manusia sungguh-sungguh sarana. Penanganan aspek kualitatif ini memerlukan adanya sistem berhubungan erat dengan penanganan pengelolaan efisien dan terpadu. aspek kuantitatif sehingga perlu sekali Keterpaduan pengelolaan tidak hanya adanya keseimbangan yang dinamis tercermin di dalam hubungan antara dalam proses pengembangan negeri dan swasta, antara pendidikan pendidikan nasional, sehingga sekolah dan pendidikan luar sekolah, peningkatan kualitas tidak sampai antara departemen yang satu dan menghambat peningkatan kuantitas departemen yang lain, di dalam dan sebaliknya. lingkungan jajaran Departemen 3. Masalah relev ansi Pendidikan Nasional sendiri, tetapi Masalah relevansi adalah juga di antara semua unsur dan unit masalah yang timbul dari hubungan lersebut. antara sistem pendidikan dan 5. Masalah efektifitas pembangunan nasional serta antara Masalah efektifitas adalah kepentingan perorangan, keluarga, dan masalah yang menyangkut keampuhan masyarakat, baik dalam jangka pendek pelaksanaan pendidikan nasional. maupun dalam jangka panjang. Hal ini Dalam hubungan dengan permasalahan meminta adanya keterpaduan di dalam keseimbangan yang dinamis antara
  • 10. kualitas dan kuantitas, di samping bermutu. Selanjutnya, Mastuhu keterbalasan sumber dana dan tenaga, mengatakan bahwa mutu (quality) efektivitas proses pendidikan amat merupakan suatu istilah yang dinamis penting. Hal ini berkaitan dengan yang turus bergerak; jika bergerak kurikulum, termasuk aspek metodologi maju dikatakan mutunya bertambah dan evaluasi, serta masalah guru, baik, sebaliknya jika bergerak mundur pengawas, dan masukan instrumental dikatakan mutunya merosot. Mutu lainnya. dapat berarti superiority atau excellence yaitu melebihi standar 6. Masalah khusus umum yang berlaku. Sedangkan Di samping masalah-masalah sesuatu dikatakan bermutu jika umum yang telah dibicarakan di atas, terdapat kecocokan antara syarat- perlu dibicarakan pula beberapa syarat yang dimiliki oleh benda yang masalah khusus sebagai berikut. Guru dikehendaki dengan maksud dari orang sebagai pelaksana pendidikan faktor yang menghendakinya (Idrus, dkk., kunci di dalam pelaksanaan sistem 2002). pendidikan nasional. Masalah guru Dalam pengelolaan suatu unit menyangkut soal pengadaan di pendidikan, mutu dapat dilihat dari: lembaga-lembaga pendidikan guru, "masukan", "proses", dan "hasil". pembinaan sistem karir dan prestasi 'Masukan" meliputi: siswa. Tenaga kerja, pengangkatan, pemerataan dan pengajar, administrator, dana, sarana, penyebaran menurut wilayah dan prasarana, kurikulum, buku-buku bidang studi, pembinaan karir dan perpustakaan, laboratorium, dan alat- prestasi, status, dan kesejahteraan. alat pembelajaran, baik perangkat Masalah yang kompleks ini keras maupun perangkat lunak. menyangkut banyak lembaga dan unit "Proses" meliputi, pengelolaan serta koordinasi dan kerjasama antara lembaga, pengelolaan program studi, lembaga dan unit tersebut. pengelolaan program studi. Esensi dari permasalahan- pengelolaan kegiatan belajar- permasalahan pendidikan pada mengajar, interaksi akademik antara hakekatnya adalah bermuara pada satu civitas akademika, seminar dialog, istilah yaitu kualitas pendidikan atau penelitian, wisata ilmiah, evaluasi dan mutu pendidikan. Mastuhu (2003) akreditasi. Sedangkan "hasil": meliputi mengemukakan bahwa kata kunci lulusan. penerbitan-penerbitan, untuk menggambarkan Sistem temuan-temuan ilmiah, dan hasil-hasil Pendidikan Nasional yang bagaimana kinerja lainnya. yang diperlukan dalam abad-abad mendatang ialah pendidikan yang
  • 11. Ketiga unsur di atas (input, pendidikan tenaga kependidikan di proses, dan output) terus berproses perguruan tinggi dan pengambil atau berubah-ubah. Oleh karena itu, keputusan dituntut untuk membuka pengelola unit pendidikan atau sekolah wacana terhadap studi-studi perlu menetapkan patokan atau internasional. benchmark, yaitu standar target yang KONSEP DASAK SUPERVISI harus dicapai dalam suatu periode PENGAJARAIN DI SEKOLAH waktu tertentu dan terus berusaha Di antara masalah-masalah melampuinya. Seperti dikemukakan pendidikan yang sedang mendapat oleh Watson (dalam Taroeratjeka, pcrhatian pemerintuh salah salunya 2000) bahwa suatu upaya pencarian adalah puningkatan mutu pendidikan mutu secara terus-menerus demi (Benly, IW2). Dalam PROPENAS mendapatkan cara kerja yang lebih (2002) dijelaskan bahwa sampai baik agar mampu tampil bersaing dengan awal abad ke-21 pembangunan melampui standar umum. pendidikan masih menghadapi krisis Menurut Supriadi (2000) kita ekonomi berbagai bidang kcliidupan. tidak perlu dipusingkan oleh Walaupun sejak tahun 2000, ekonomi pertanyaan-pertanyaan mengenai Indonesia telah mulai tumbuh positif validitas metodologisnya atau berusaha (4,8 persen), akibat krisis dalam mencari excuse apabila ternyata ada kehidupan sosial, politik dan hasil-hasil studi yang tidak sesuai kepercayaan dikawatirkan masih akan dengan harapan kita. Sikap optimis memberi yang kurang menguntungkan perlu untuk dikembangkan bagi terutama bagi upaya peningkatan pendidikan di Indonesia, walaupun kualitas SDM. Program peningkatan hasil surveinya tidak menyenangkan mutu pendidikan di sekolah dasar sesuai dengan yang diharapkan. dapat dicapai manakala proses belajar langkah selanjutnya membuat visi ke mengajar dapat berlangsung dengan depan untuk meningkatkan kualitas baik. berdayaguna dan berhasil guna. manajemen pendidikan. Dalam mengkaji risalah mutu Suatu saran yang dikemukakan pendidikan, tidak dapat lepas dari oleh Supriadi dalam menghadapi penyelenggaraan sistem pendidikan. permasalahan rendahnya kualitas Dari berbagai faktor penyebab pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, ditinjau memiliki visi global dan kehendak dari aspek manajemen pendidikan untuk bersaing secara internasional, dapat dikelompokkan ke dalam tiga maka insan pendidikan mulai para faktor, yaitu: (a) faktor instrumental pengajar dan peneliti di lembaga sistem pendidikan, (b) faktor sistem
  • 12. manajemen pendidikan, termasuk di mengemukakan tujuan supervisi yaitu dalamnya sistem pembinaan membantu guru dalam hal (1) profesional guru, dan (c) faktor membimbing pengalaman belajar substansi manajemen pendidikan sisvva, (2) menggunakan sumber- (Mantja, 1998). Untuk dapat sumber pengalaman belajar, (3) melaksanakan pembinaan terhadap menggunakan metode-metode yang guru agar lebih profesional, maka baru dan alat-alal pelajaran modern, instrumen yang sangat relevan dan (4) memenuhi kebutuhan belajar para tepat adalah dengan melalui supervisi siswa, (5) menilai proses pembelajaran pengajaran. Oleh karena supervisi dan hasil belajar siswa, (6) mcmbina pengajaran pada hakikatnya adalah reaksi mental atau moral kerja guru- untuk meningkatkan kemampuan dan guru dalam rangka pertumbuhan keterampilan guru dalam pribadi dan jabatan mereka, (7) melaksanakan tugas pokoknya sehari- melihat dengan jelas tujuan-tujuan hari yaitu mengajar para peserta didik pendidikan, dan (8) mengguaakan di kelas. waktu dan tenaga mereka dalam Dari berbagai kajian mengenai pembinaan sekolah. Tujuan supervisi rumusan definisi mengenai supervisi, ini pada akhirnya adalah ditujukan Mantja (1998) menuliskan formulasi untuk meningkatkan kualitas para tentang supervisi pengajaran adalah siswa. Hal ini sebagaimana semua usaha yang sifatnya membantu dikemukakan oleh Sergiovanni (1983) guru atau melayani guru agar ia dapat bahwa tujuan supervisi ialah (1) tujuan memperbaiki, mengembangkan, dan akhir adalah untuk mencapai bahkan meningkatkan pengajarannya, pertumbuhan dan perkembangan para serta dapat pula menyediakan kondisi siswa (yang bersifat total). Dengan belajar murid yang efek'if dan efisien demikian sekaligus akan dapat demi pertumbuhan jabatannya untuk memperbaiki masyarakat, (2) tujuan mencapai tujuan pendidikan dan kedua ialah membantu kepala sekolah meningkatkan mutu pendidikan. dalam menyesuaikan program Definisi yang dirumuskan oleh Mantja pendidikan dari waktu ke waktu secara ini sudah mewakili konsep supervisi kontinyu (dalam rangka menghadapi pengajaran. tantangan perubahan zaman), (3) Apabila dikaji dari tujuannya tujuan dekat ialah bekerjasama supervisi pada hakikatnya adalah mengembangkan proses belajar untuk membantu guru untuk mengajar yang tepat. Tujuan tersebut meningkatkan kualitas proses belajar ditambah dengan (4) tujuan perantara mengajarnya. Harsosandjojo (1999) ialah membina guru-guru agar dapat
  • 13. mendidik para siswa dengan baik, atau GBHN. Sedangkan tujuan institusional menegakkan disiplin kerja secara dapat dilihat di dalam kurikulum yang manusiawi. memuat landasan, program dan Dalam kaitannya dengan tugas- pengembangan. tugas supervisor, secara lebih khusus Tujuan umum supervisi Nurtain (1989) membagi 10 (sepuluh) pendidikan, adalah membantu bidang tugas supervisor yang dirinci memperbaiki dan mengembangkan sebagai berikut ini. Tugas administrasi pendidikan. Administrasi I , pengembangan kurikulum. Tugas 2, yang dimaksud adalah meliputi baik pengorganisasian pengajaran. Tujuan administrasi sebagai substansi 3, pengadaan staf. Tugas 4, maupun administrasi sebagai proses. penyediaan fasilitas. Tugas 5, Administrasi sebagai substansi pcnycdiaan bahan-bahan. Tugas 6, meliputi hal-hal sebagai berikut: (1) penyusunan penataran pendidikan. administrasi kesiswaan, (2) Tugas 7, pemberian orientasi anggota- administrasi ketenagaan, (3) anggota staf. Tugas 8, berkaitan administrasi kurikulum, (4) dengan pelayanan murid khusus. administrasi keuangan, (5) Tugas 9, pengembangan hubungan administrasi sarana/prasarana, dan (6) masyarakat. Dan yang terakhir tugas administrasi hubungan masyarakat. 10, penilaian pengajaran. Sedangkan administrasi sebagai proses Mengkaji tugas-tugas supervisi meliputi hal-hal terkait dengan unsur- pengajaran tersebut di atas, dapat unsur manajemen, antara lain (1) ditelaah dari tujuan supervisi kegiatan perencanaan (planning), (2) pengajaran itu sendiri. Sesuai dengan kegiatan pengorganisasian fungsi pokok supervisi, yaitu (organizing), (3) kegiatan pengarahan memperbaiki dan mengembangkan (actuating) yang meliputi kegiatan situasi belajar mengajar dalam rangka pengarahan (directing) dan kegiatan mencapai tujuan pendidikan nasional, pengkoordinasian (coordinating), dan maka tujuan supervisi pendidikan (4) kegiatan pengawasan (controlling). mencakup tujuan dasar, tujuan umum Berdasarkan uraian tersebut di dan tujuan khusus. atas, dapat dikemukakan bahwa untuk Tujuan dasar supervisi meningkatkan kualitas belajar pendidikan, adalah membantu mengajar, guru adalah faktor sentral tercapainya tujuan pendidikan nasional yang perlu mendapatkan perhatian dan tujuan pendidikan institusional. secara optimal. Media untuk Tujuan pendidikan nasional secara meningkatkan profesionalisme guru rinci dan jelas dirumuskan dalam adalah melalui supervisi pengajaran.
  • 14. Supervisi pengajaran pada hakikatnya suatu kegiatan pelajaran yang adalah ditujukan untuk meningkatkan disediakan untuk membantu para guru kualitas pembelajaran yang dilakukan menjalankan pekerjaan mereka dengan oleh guru di kelas, sehingga tujuan lebih baik. Peranan supervisor adalah akhirnya adalah kualitas hash belajar mendukung, membantu, dan membagi, siswa dapat ditingkatkan secara bukan menyuruh. Wiles (1982) optimal. selanjutnya mengatakan bahwa supervisi yang baik hendaknya SUPERVISI PENGAJARAN mengembangkan kepemimpinan di Dalam pemakaiannya secara dalam kelompok, membangun program umum supervisi diberi arti sama latihan dalam jabatan untuk dengan director, manager. Dalam meningkatkan keterampilan guru, dan bahasa umum ini ada kecenderungan membantu guru meningkatkan untuk membatasi pemakaian istilah kemampuannya dalam menilai hasil supervisor kepada orang-orang yang pekerjaannya. berada dalam kedudukan yang lebih bawah dalam hicrarkhi manajemen. SUPERVISI PENGAJARAN SEBAGAI Dalam sistem sekolah, PEMBINAAN PROFESIONAL GURU khususnya dalam sistem sckolah yang Memperhatikan penting dan ialah berkembang, situasinya agak lain. peranannya pendidikan dasar dan Dalam Good (1976) supervisi menengah yang demikian besar, maka didefinisikan sebagai segala usaha dari pendidikan dasar dan menengah harus para pejabat sekolah yang diangkat dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. yang diarahkan kepada penyediaan Oleh karena itu, pembinaan terhadap kepemimpinan bagi para guru dan para guru di sekolah dasar merupakan tenaga kependidikan lain dalam suatu kebutuhan yang tidak dapat perbaikan pengajaran, melihat ditunda-tunda lagi. Pembinaan stimulasi pertumbuhan professional terhadap guru sekolah dasar, terutama dan perkembangan dari para guru, diarahkan pada pembinaan proses seleksi dan revisi tujuan-tujuan belajar mengajar. Pembinaan proses peudidikan, bahan pengajaran, dan belajar mengajar adalah usaha metoda-metoda mengajar, dan evaluasi memberi bantuan pada guru untuk pengajaran. memperluas pengetahuan, Wiles (1982) menjelaskan bahwa meningkatkan keterampilan mengajar supervisi sebagai bantuan dalam dan menumbuhkan sikap profesional, pengembangan situasi belajar- schingga guru menjadi lebih ahli dalam mengajar yang lebih baik; ia adalah mengelola KBM untuk membclajarkan
  • 15. anak didik dalam rangka mencapai mengelo la kelas sehingga tercipt a tujuan pembelajaran dan tujuan lingkungan belajar yang pendidikan di SD (Depdikbud, menyenangkan, dan (8) menyusun 1999/2000). dan mengelola catatan kemajuan Supervisi pendidikan di sekolah anak (record keeping) (Depdikbud, dasar lebih diarahkan untuk 1999/2000). meningkatkan kemampuan guru Menurut Mantja (1990) sekolah dasar dalam rangka supervisi atau pembinaan peningkatan kualitas proses belajar profesional adalah bantuan atau mengajar. Supervisi ini dapat layanan yang dib erikan kepada dilakukan oleh siapa saja, baik Kepala guru, agar ia belajar b agaimana Sekolah maupun Pengawas Sekolah mengembangkan kemampuannya yang bertugas sebagai supervisor untuk meningkatkan proses belajar - melalui pemberian bantuan yang mengajar di kelas. Supervisor at au bercorak pelayanan dan bimbingan pembina, yaitu Pengawas S ekolah, profesional, sehingga guru dapat Kepala Seko lah, atau semua pejaba t melaksanakan tugasnya dalam proses yang terlibat dalam layanan belajar mengajar dengan lebih baik supervisi, adalah pihak yang selama dari prestasi sebelumnya. ini dipandang berwewenang, dan Supervisi pendidikan di seko lah karena itu pula dianggap paling pada hakekatnya adalah dalam bertanggung jawab dalam kegiatan rangka pembinaan terh adap para supervisi. guru. Adapun sasaran Kilas balik kaji historis pembinaannya, ant ara lain (1) supervisi p engajaran, pada awalnya merencanakan kegiatan belajar istilah yang dimunculk an adalah mengajar s esuai dengan strategi supervisi pendidikan (Kurikulum belajar aktif, ( 2) mengelola 1975). Kemudian. p ada Kurikulum kegiatan belajar menga jar yang 1984 dan 1994 digunakan istilah menant ang dan menarik, (3) pembinaan profesio nal guiu at au menilai kemajuan anak belajar, (4) pembinaan guru untuk jenjang memberikan umpan balik yang sekolah dasar. Walaupun demikian bermakna, (5) memanfaatkan istilah sup ervisi pendidikan dalam lingkungan seb agai sumber dan Kurikulum SMU 1994 ma sih t etap media pengajaran, (6) membimbing digunakan. Dengan demikian dapat dan melayani siswa yang mengalami disimpulkan bah wa kegiat an kesulitan b elajar, terutama bagi supervisi p endidikan maupun anak lamb an dan anak pandai, ( 7) pembinaan profesional merup akan
  • 16. nama layanan yang digunakan BEBERAPA PENDEKATAN DALAM secara b ergantian dalam praktik SUPERVISI PENDIDIKAN pendidikan pada s ekolah -s eko lah di Secara garis besar ada tiga Indones ia. pendekatan dalam supervisi Dengan demikian dapa t pendidikan, yaitu (1) pendekatan dikemukakan bah wa sup ervisi langsung (directive approach), (2) (pembinaan profes ional guru ) pendekatan tidak langsung (non dimaksudkan untuk meningkatkan directive approach), dan (3) kemampuan dan ket erampilan guru pendekatan kolaboratif dalam melaks anakan tugas (collaborative approach). Pendekatan pokoknya s ehari -hari yaitu langsung adalah seb uah pendekatan mengelo la proses belajar -mengajar supervisi, di mana dalam up aya dengan s egala asp ek pendukungnya peningkatan kemampuan guru sehingga berjalan dengan b aik peran kepala sekol ah dasar, khususnya dalam kegiat an belajar pengawas TK/SD, dan pembina mengajar, sehingga tujuan lainnya lebih b esar dari pada peran pendidikan dasar dapat t ercap ai guru yang bersangkutan. secara optimal. Pendekatan tidak langsung adalah Pada h akikat nya kegiatan sebuah pendekatan supervisi, di pembinaan menyangkut dua b elah mana dalam upaya peningkat an pihak yaitu pihak yang dilayani atau kemampuan guru peran kepala pihak yang dibina dan pih ak yang sekolah, pengawas TK/SD, dan melayani atau yang membina Pembina lainnya lebih kecil (Ekosusilo, 2003). Baik yang dibina daripada peran guru yang maupun p embina harus sama -sama bersangkutan. Pendekatan memiliki kemampuan yang kolaboratif adalah sebuah berkemb ang s ecar a serasi sesuai pendekatan sup ervisi, di mana dengan kedudukan dan p eran dalam upaya peningkatan masing -masing. Oleh sebab itu, kemampuan guru peran kepala sasaran pembinaan profesional ini sekolah, pengawas TK/SD, dan adalah kedua belah p ihak yaitu guru pembina lainnya sama besarnya sebagai pihak yang dibina dan dengan p eran guru yang kepala sekolah atau pengawas bersangkutan. sekolah s ebagai pihak yang Penggunaan pendekat an membina. tersebut disesuaikan dengan dua karakteristik guru yang akan dib eri supervisi, yaitu tingkat abstraks i
  • 17. guru (level of teacher abstraction) supervisi pendidikan yang lazim dan tingkat komitmen guru (level of digunakan dalam pelaksanaan teacher commitment). Daya abstraksi supervisi pengajaran. Ada ters edia guru bisa tinggi, s edang, dan bisa sejumlah teknik supervisi yang juga rendah. Demikian pula dengan dipandang b ermanlaat untuk komitmen guru bisa tinggi, sedang, merangsang dan mengarahkan dan rendah. Pendekatan supervisi perhatian guru -guru terhadap yang digunakan har us disesuaikan kurikulum dan pengajaran, untuk dengan tinggi -r endahnya daya mengidentifikasi masalah -mas alah abstraksi dan komit men guru yang yang b ertalian dengan mengajar dan disupervisi. belajar, dan untuk menganalisis 1. Guru yang memil iki daya kondisi -kondisi yang mengelilingi abstraksi dan komitmm yang mengajar dan belajar. Yang b erikut rendah sebaiknya disupervisi ini pada umumnya dipandang dengan pendekat an langsung. teknik yang paling bermanfaat bagi 2. Guru yang memiliki daya supervisi. abstraksi yang r endah, tetapi komitmennya tinggi, seb aiknya 1. Kunjungan kolas. disupervisi dengan pendekatan Kunjungan kelas (sering kolaboiat if. disebut kunjungan supervisi) yang 3. Guru yang memiliki daya dilakukan kep ala sekolah (at au abstraksi yang tinggi tetapi pengawas/penilik) adalah teknik komitmennya r endah, sebaiknya paling efektif untuk mengamati disupervisi dengan pendekatan guru bekerja, alat, metode, dan kolaboratif. teknik mengajar tertentu yang 4. Guru yang memiliki daya dipakainya, dan untuk mem -pelajari abstraksi dan komitmen yang situasi belajar secara keseluruhan tinggi s ebaiknya disupervisi dengan memperh atikan s emua dengan pendekat an tidak faktor yang mempengaruhi langsung (Bafadal, 2003). pertumbuhan murid. Dengan menggunakan h asil anali sis observasinya, ia bersama dengan TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI guru dapat menyusun suatu Bagaimana Kepala Sekolah program yang baik untuk dalam mensup ervisi para guru ?. memperbaiki ko ndisi yang Dalam kont eks ini, maka Kepala melingkari mengajar -belajar di Sekolah p erlu mengenal dan kelas tertentu. Sudan tentu, memprakt ekkan teknik -teknik
  • 18. kunjungan kelas, agar efektif, kelompok) dimaksud sualu kegiatan hendaknya dipersiapkan dengan dimana sekelompok orang berkumpul teliti dan dilaks anakan dengan dalam situasi bcrlatap muka dan sangat berhati -hati dengan disertai melalui interaksi lisan bertukar budi bahasa yang baik pula. informasi atau berusaha untuk Pada umumnya kunjungan kelas mencapai suatu keputusan tentang hendaknya diikuti oleh pembicaraan masalah-masalah bersama. Kegiatan individual antara kepada sekolah diskusi ini dapal mengambil beberapa dengan guru. bentuk pertemuan staf pengajar, seperti: diskusi panel, seminar, 2. Pembicaraan individual lokakarya, konperensi, kelompok studi, Pembicaraan individual pekerjaan komisi, dan kegiatan lain merupakan teknik supervisi yang yang bertujuan untuk bersama-sama sangat penting karena kesempatan membicarakan dan menilai masalah- yang diciptakannya bagi kepala sekolah masalah tentang pendidikan dan (pengawas/penilik) untuk bekerja pengajaran. Pertemuan-pertemuan secara individual dengan guru serupa ini dipadang suatu kegiatan sehubungan dengan masalah-masalah yang begitu penting dalam program profesional pribadinya. Masalah- supervisi modern, sehingga guru masalah yang mungkin dipecahkan sebenarnya hidup dalam suasana melalui pembicaraan individual bisa pelbagai jenis pertemuan kelompok. macam-macam: masalah-masalah yang bertalian dengan mengajar, dengan 4. Demonstrasi mengajar kebutuhan yang dirasakan oleh guru, Demonstrasi mengajar dengan pilihan dan pemakaian alat merupakan teknik yang berharga pula. pengajaran, teknik dan prosedur, atau Rencana demonstrasi yang telah bahkan masalah-masalah yang oleh disusun dengan teliti dan dicetak lebih kepala sekolah dipandang perlu untuk dulu, dengan menekankan pada hal-hal dimintakan pendapat guru. Apapun yang dianggap penting atau pada nilai yang dijadikan pokok pembicaraan, ia teknik mengajar mewakili teknik yang sangat baik untuk tertentu, akan sangat membantu. membantu guru mengembangkan arah Pembicaraan sehabis demonstrasi bisa diri dan tumbuh dalam pekerjaan. menjelaskan banyak aspek. Suatu analisis observasi adalah perlu. 3. Diskusi Kclompok Dengan diskusi kelompok (atau 5. Kunjungan kelas antar guru sering pula disebut pertemuan
  • 19. Sejumlah studi telah mengungkapkan berisi pengumuman-pengumuman, bahwa kunjungan kelas yang dilakukan ikhtisar tentang penelitian-penelitian, guru-guru di antara mereka sendiri analisis presentasi dalam pertemuan- adalah efektif dan disukai. Kunjungan pertemuan organisasi professional, dan ini biasanya direncanakan atas perkembangan dalam berbagai bidang permintaan guru-guru. Teknik ini akan studi. lebih efektif lagi jika tiap observasi diikuti oleh suatu analisis yang berhati-hati. 7. Perpustakaan Profesional Perpustakaan professional 6. Pengembangan kurikulum sekolah merupakan sumber informasi Perencanaan penyesuaian dan yang sangat membantu kepada pengembangan kurikulum peitumbuhan professional personil menyediakan kesempatan yang sangat pengajar di sekolah. Perpustakaan baik bagi partisipasi guru. Pentingnya professional menyediakan tidak saja relevansi kurikulum dengan kebutuhan suatu sumber informasi, tapi ia juga murid dan masyarakat bagi suatu rangsangan bagi kepuasan pemeliharaan dan peningkatan kualitas pribadi. Buku-buku tentang pandangan pendidikan di negara kita diakui. professional, bacaan suplementer yang Tetapi dalam prakteknya, sekolah- lebih baru, dan majalah professional sekolah secara individual tidak banyak yang banyak jumlah-nya itu hendaknya melakukan usaha untuk menyesuaikan tersedia bagi semua guru. Juga dan mengembangkan kurikulum sumbangan-sumbangan dari guru standar itu dengan kebutuhan murid dapat menjadi bagian dari "gudang" dan masyarakat terus berubah. informasi ini. Terserah kepada kepala sekolah untuk menciptakan perhatian dan keinginan 8. Lokakarya bagi pekerjaan penting dan terus- Lokakarya menyediakan menerus itu. Penyesuaian dan kesempatan untuk Kerjasama, untuk pengembangan kurikulum dilakukan di memperteukan ide-ide, untuk sekolah dengan mengembangkan mendiskusikan masalah-masalah materi muatan lokal. Muatan lokal ini bersama alau khuais, dan untuk sesuai dengan potensi lingkungan pertumbuhan pribadi dan professional sekitar sekolah. dalam berbagai bidang studi. Ada banyak jenis lokakarya itu. Dalam 6. Buletin supervisi lokakarya seni, barangkali sebagian Buletin supervisi merupakan bcsar waktu akan diisi dengan alat komunikasi yang efektif. Ia bisa
  • 20. partisipasi sungguh dengan adalah seperti: (1) laporan kepada mempelajari keterampilan dan teknik- orang tua murid, (2) majalah sekolah, teknik kegiatan scni. Dalam lokakarya (3) surat kabar sekolah, (4) pameran matematika lebih banyak tckanan sekolah, (5) open house, (6) kunjungan mungkin diberikan kepada ke sekolah, (7) kunjungan ke rumah menganalisis dan memilih pengalaman murid, (8) melalui penjelasan yang belajar yang sesuai, menemukan bahan diberikan oleh perso nil sekolah, (9) teknologi pengajaran dan metode- gambaran keadaan sekolah melalui metode presentasi ini, dan menilai murid-murid, (10) melalui radio program-program baru. dan televisi, (11) laporan tahunan, (12) organisasi perkumpulan alumni 9. Survey sekolah-masyarakat sekolah, (13) melalui kegiatan Suatu studi yang komprehensif ekstra kurikulum, dan (14) tentang masyarakat akan membantu pendekatan secara akrab. guru dan kepala sekolah untuk memahami dengan lebih jelas program RESPON DAN SIKAP GURU sekolah yang akan memenuhi TERHADAP SUPERVISI kebutuhan dan kepentingan murid. PENGAJARAN Sebenarnya ada teknik-teknik Kajian tentang sikap guru lain, tetapi yang diterapkan di atas terhadap supervisi menjadi dengan singkat adalah teknik-teknik perhatian Neagley & Evans (dalam yang dalam sejumlah penelitian Mantja, 1998) dengan merujuk dipandang telah menunjukkan sejumlah hasil penelitian beb erapa manfaatnya bagi supervisi. Untuk pakar supervisi pengajaran. pembahasan yang lebih terurai Temuan-temuan yang dilaporkan, pembaca disarankan untuk membaca antara lain (1) supervisi yang sumber-sumber lain. efektif harus di dasarkan atas Pada hakekatnya tidak ada satu prinsip-prinsip yang sesuai dengan teknik tunggal yang bisa memenuhi perubahan sosial dan dinamika segala kebutuhan; dan bahwa sualu kelompok, (2) para guru teknik tidaklah baik alau buruk pada mengh endaki sup ervisi dari kepala umumnya, melainkan dalam kondisi sekolah, seb agaimana yang tertentu. Masalah yang utama adalah seharusnya dikerjakan oleh tenaga menetapkan kebutuhan. Beberapa personel yang berjabat an teknik hubungan antara sekolah supervisor, (3) kepala sekolah tid ak dengan masyarakat yang diperkenalkan melakukan sup ervisi dengan baik, oleh Sahertian (1989) antara lain (4) semua guru membutuhkan
  • 21. supervisi dan mengharapkan untuk Krisis Menuju Pembaruan, yang disupervisi, (5) para guru lebih diikuti para pakar yang kompclen. menghargai dan menilai secara Salali satu rekomendasi dari positif perilaku s upervisi yang konferensi ini, khusu'snya yang "hangat", s aling mempercayai, berkaitan langsung dengan masalah bersahabat, dan menghargai guru, supervisi dikemukakan sebagai berikut (6) supervisi dianggap bermanfaat ini. bila direncanakan dengan baik, Rekomendasi 23 supervisor menunjukkan sifat Fungsi-fungsi pengawasan pada membantu dan menyediakan model - semua jenjang pendidikan model pengajaran yang efektif, (7) dioptimalkan seba-gai sarana supervisor memberikan peran serta untuk memacu mutu yang cukup tinggi kep ada guru pendidikan. Pengawasan untuk p engambilan keputusan dimaksud dengan dalam wawancar a supervisi, (8) mengutamakan aspek-aspek supervisor mengutamakan akademik daripada administratif pengembangan ket er ampilan sebagaimana berlaku selama ini hubungan ins ani, seperti h alnya (Jalal & Supriadi, 2001). dengan ket erampilan teknis dan (9) Keefektifan penerapan orientasi supervisor seharus nya menciptakan dan pendekptan supervisi di atas, tidak iklim organis asional yang t erbuka, hanya tergangung pada supervisor saja, yang memungkinkan pemantapan melainkan juga sangat dipengaruhi hubungan yang s aling menunjang oleh persepsi, respon, dan sikap guru (supportive). terhadap orientasi dan supervisi yang Dalam praktiknya supervisi dilakukan oleh supervisor. Penelitian pengajaran yang dilaks anakan mengenai sikap guru terhadap selama ini mas ih cenderung supervisi dikemukakan oleh Ekosusilo berorient asi pada administratif (2003) bahwa guru tidak terlalu positif saja. Walaupun sudah dirumuskan terhadap supervisi yang dilakukan dalam kegiat an supervisi bahwa supervisor. Selanjutnya dikemukakan aspek yang disupervisi adalah oleh Ekosusilo dalam simpulan administr atif dan e dukatif, namun penelitiannya bahwa supervisi yang pada kenyat aannya masih dilakukan supervisor dianggap biasa- cenderung lebih dominan aspek biasa saja dan monoton itu-itu saja, administr atif. Feno mena ini dikaji bahkan nampak diacuhkan. Namun secara khusus dalam Konferensi guru tidak menampakkan ketidak- Pendidikan di Indo nesia: Mengatasi setujuannya di hadapan supervisor,
  • 22. karena dilandasi rasa hormat sekaligus nampaknya mempunyai kadar tidak ingin menimbulkan konflik. transferabilitas yang cukup tinggi, Penelitian yang dilakukan Mantja karena kendala-kendala di jenjang (1989) juga menyimpulkan bahwa pendidikan dasar berkisar pada respon dan sikap guru terhadap permasalahan-permasalahan temuan supervisi ditentukan oleh kemanfaatan, tersebut di atas. Isvanto (1999) data pengamatan yang obyektif, mengemukakan bahwa permasalahan kesempatan menanggapi balikan, pendidikan, antara lain adalah perhatian supervisor terhadap gagasan manajemen sekolah yang tidak efektif, guru. Supervisi yang teratur dan dan kemampuan manajemen kepala hubungan yang diciptakan dapal sekolah pada umumnya rendah mengurangi ketegangan emosional terutama di sekolah negeri dan guru. Guru lebih menyukai pendekatan pembinaan karier dan kesejahteraan supervisi kolaboratif atau non direktif. guru yang tidak konsisten. Mengkaji perihal kendala- kendala dalam pelaksanaan supervisi, KENDALA-KENDALA PELAKSANAAN temuan Ekosusilo (2003) menarik SUPERVISI PENGAJARAN untuk dikemukakan di sink Temuan Dalam pelaksanaannya, penelitian Ekosusilo tentang supervisi pengajaran di sekolah banyak pelaksanaan supervisi antara lain: (1) menghadapi kendala. Mantja (1990) supervisor tidak mengkomunikasikan dalam temuan disertasinya meuyalakan rencana/program supervisinya kepada bahwa kendala-kendala yang kurang para guru sebagai subyek supervisi, (2) menunjang keefektifan supervisi, fokus supervisi hanya terarah pada antara lain: sikap personil sekolah aspek administrasi, kurang menyentuh yang kurang positif terhadap supervisi pada pengembangan kemampuan guru pengelola teknis edukatif; kurangnya dalam mengelola proses belajar keterampilan supervisi kepala sekolah; mengajar, (3) supervisor tidak pengendalian emosional supervisor melaksanakan kunjungan kelas secara dalam menerima respons guru; kepala serius, (4) supervisor mendominasi sekolah yang karena kurangnya tenaga pembicaraan dan berjalan satu arah, guru haras memegang kelas atau (5) tidak ada penilaian umpan balik, bidang studi tertentu, sehingga dan (6) supervisor tidak pernah supervisi menjadi kurang efektif; dan meminta pada guru untuk meminta adanya guru yang tingkat pada guru untuk memberikan pendidikannya lebih tinggi dari kepala komentar maupun penilaian terhadap sekolahnya. Temuan Mantja ini, supervisi yang telah dilaksanakan.
  • 23. Kendala-kendala inilah yang di kelas; (3) supervisor atau pembina, mengakibatkan supervisi pengajaran yaitu Pengawas Sekolah, Kepala yang dilaksanakan oleh Pengawas Sekolah, atau semua pejabat yang Sekolah di sekolah dasar tidak dapat terlibat dalam layanan supervisi, optimal, sehingga tujuan pokok adalah pihak yang dianggap paling pelaksanaan supervisi untuk bertanggung jawab dalam kegiatan meningkatkan kualitas kegiatan belajar supervisi; (4) ada tiga pendekatan mengajar tidak dapat tercapai. Temuan dalam supervisi pengajaran, yaitu (a) Ekosusilo (2003) ini memberikan pendekatan langsung, (b) pendekatan gambaran bahwa pembinaan tidak langsung, dan (c) pendekatan profesional guru masih perlu kolaboratif; (5) teknik-teknik supervisi ditingkatkan lebih lanjut. pendidikan yang paling bermanfaat bagi supervisi antara lain adalah: (a) kunjungan kelas, (b) pembicaraan individual, (c) diskusi kelompok, (d) demonstrasi mengajar, (e) kunjungan kelas antar guru, (1) pengembangan kurikulum, (g) bulletin supervisi, (h) perpustakaan profcsioml, (i) lokakarya, (j) survey sekolah-masyarakat; (6) para SIMPULAN DAN SARAN guru lebih menghargai dan menilai Simpulan secara positif perilaku supervisi yang Berdasarkan uraian tentang "hangat", saling mempercayai, peningkatan mutu pendidikan melalui bersahabat, dan menghargai guru; dan supervisi pengajaran di atas, maka (7) dalam praktiknya supervisi dapatlah disimpulkan hal-hal sebagai pengajaran yang dilaksanakan selama berikut: (1) masalah-masalah dalam ini masih cenderung berorientasi pada bidang pendidikan adalah (a) masalah administratif saja. kuantitatif, (b) masalah kualitatif, (e) Saran-saran masalah relevansi, (d) masalah Berdasarkan simpulan di atas, efisiensi, (e) masalah efektivitas, dan maka dapatlah dikemukakan saran- (f) masalah khusus; (2) supervisi saran sebagai berikut: (1) untuk pengajaran pada hakikatnya adalah meningkatkan kemampuan supervisor, untuk meningkatkan kemampuan dan maka perlu secara rutin ada program keterampilan guru dalam penyegaran bagi para supervisor, melaksanakan tugas pokoknya sehari- sehingga dalam melaksanakan hari yaitu mengajar para peserta didik tugasnya sesuai dengan tujuau
  • 24. supervisi dan sesuai dengan keinginan guru di sekolah; (3) dalam pelaksanaan para guru; (2) arah supervisi perlu supervisi di sekolah, para supervisor difokuskan/ditekankan kepada aspek perlu membekali format dokumen yang akademik tanpa mengabaikan faktor dapat merekam dan mencatat kegiatan administratif sebagai pelengkap guru dalam melaksanakan tugas- pelaksanaan supervisi tcrhadap para tugasnya di sekolah; (4) dalam melaksanakan supervisi pengajaran disarankan untuk menggunakan prosedur supervisi klinis, dan (5) perlu ada pertemuan sesuai supervisi untuk mendiskusikan hasil supervisi yang telah dilakukan oleh Kepala Sekolah atau Pengawas Sekolah, sebagai upaya tindak lanjut setelah pelaksanaan supervisi dilaksanakan.
  • 25. DAFTAR RUJUKAN Bafadal, I. 2003. S eri Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Seko lah, Peningkat an Profes ionalisme Guru Sekolah Dasar, Dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara. Benty, D.D.N. 1992. Kemampuan Kepi'la S ekolah Dasar Membantu Guru dalam Mengembangkan Pengajaran Menurut Persepsi Guru -Guru SD Negeri di Kecamatan Lowokwaru Kodya Malnng. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pasa Sarjana, Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan Malang. Depdikbud. 1976. Kurikulum Sekolah Dasar 1975, Garis -Garis Besar Program Pengajaran Buku III D Pedoman Administrasi dan Sup ervisi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Depdikbud. 1994/1995. Pedoman Kerja Pelaksanaan Sup ervisi. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD, TK dan SLB, Direktorat Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menenga,'., Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Depdikbud. 1995. Pedoman Pembinaan Profesional Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Depdiknas. 2000. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis S ekolah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Ekosusilo, M. 2003. Iiasil Penelitian Kualitatif, Sup ervisi Pengajaran Dalam Latar Budaya Jawa, Studi Kasus Pembinaan Guru SD di Kralon Surakart a. Sukoharjo: Penerbit Uvitet Bantara Press. Indrafachrudi, S.(Koordinator). 1989. Administrasi Pendidikan. Malang: Penerbit IKIP Malang. Idrus, N., dkk. 2000. Quality Assurance, Handbook. 3 -Edition. Jakarta: Engineering Education Development Project, Du Malcomlm Jones (ed)., Director General of Higher Education. Iswanto, B. 1999. Olonomi Daerah: Imp likasi bagi Pengelo laan Pendidikan. Makalah disajikan dalam seminar nasional Formula Manajemen Pendidikan dalam Kerangka Otonomi Daerah di Bidang Pendidikan pada tanggal 23 Aeustus 1999 di Universitas Neseri Malane. Jalal, F. & Supriadi, D. 2001. Reformasi Penclidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah. Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama Depdiknas -Bappenas-Adicita Karya Nusa.
  • 26. Mantja, W. 1998. Manajemen Pembinaan Profesional Guru Berwawasan Pengembangan Sumber Daya Manusia: Suatu Kajian Ko.tseptual -historik dan Empirik. Pidalo Pengukuhan Guru Besar [KIP Malang. Making: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Mastuhu. 2003. Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional dalam Abad 21 (The New Mind Set of National Education in the 21 s ' Century). Yogyakarta: Safiria Insania Press bekerjasama dengan Magister Studi Islam Universitas Islam Indonesia (MSI UII). Sahertian, P.A. & Mataheru, F. 1982. Prinsip & Tehnik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Supriadi, D. 2004. Satuan Biaya Pendidikan, Dasar dan Menengah: Rujukan Bagi Penetapan Kebijakan Pendidikan Pada Era Otonomi dan Manajemen Berbasi s Sekolah. Bandung: PT Lemadja Rosdakarya.
  • 27. PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD TUNAS BANGSA KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA Etiyasningsih*) Abstrak, Bahasa Indonesia dipakai di sekolah dari tingkat paling rendah sampai perguruan tinggi, dipakai juga dalam acara resmi pada pemerintahan termasuk kehakiman pengadilan, serta di segala bentuk komunikasi tingkat nasional. Dari segi ilmiah dapat dijadikan kunci untuk membuka pintu untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lainnya, dengan pertimbangan tersebut maka yang perlu diperjatikan adalah bimbingan orang tua dalam menunjang prestasi anak di sekolah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, guru dan masyarakat. Namun berperan serta orang tua dan masyarakat dalam menunjang prestasi belajar anaknya belum tampak menggembirakan, apabila status pendidikan orang tuanya atau masyarakat pada umumnya masih rendah, maka semata-mata pendidikan anaknya diserahkan kepada guru di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan orang tua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian dilakukan di SD Tunas Bangsa Kecamatan Wonokromo Surabaya. Populasi sebanyak 34 anak dan orang tua. Sampel diambil dengan teknik total sampling diperoleh 34 responden anak dan orang tua siswa. Pengumpulan data dengan dokumentasi dan kuesioner, selanjutnya dilakukan uji regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh bimbingan orang tua terhadap prestasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan Fhitung = 16,995 > Ftabel = 4,17. Oleh karena Fhitung > Ftabel maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh signifikan bimbingan orang tua terhadap prestasi belajar siswa. Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung = 0,000 jauh di bawah 0,05, yang menandakan pengaruh yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan orang tua lebih banyak memberikan bimbingan kepada anaknya terutama dalam belajar bahasa Indonesia, bimbingan di keluarga hendaknya mencakup bantuan belajar, pengawasan, pengaturan waktu belajar dan keteladanan yang ditunjukkan secara rutin, dan orang tua wali murid selalu mengawasi cara belajar anaknya dan selalu berkonsultasi dengan guru atau orang lain. Pihak sekolah diharapkan dapat sering mengadakan hubungan dan konsultasi mengenai perkembangan belajar anak dan juga memecahkan kesulitan yang timbul dalam bimbingan belajar anak dengan wali murid atau orang tua siswa
  • 28. Kata Kunci : Bimbingan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa Pendidikan yang berlangsung seumur suatu pendidikan itu ditentukan oleh tiga hidup dan dilaksanakan sedini mungkin komponen, yaitu orang tua (keluarga), merupakan tanggung jawab keluarga, guru (pemerintah), dan masyarakat masyarakat dan pemerintah. Banyak (lingkungan). orang tua berpendapat bahwa tugas mencerdaskan anak adalah tugas guru dan Dalam mendidik seseorang anak tidak institusi pendidikan, sementara mereka akan berhasil tanpa ada kerjasama yang selaku orang tua asyik dengan profesinya baik antara orang tua yang mendidik di sendiri, implikasi dari pendapat semacam rumah, dengan guru yang mendidik di ini adalah memunculkan ketidakpedulian sekolah. Demikian juga dengan orang tua terhadap spiritual, intelektual lingkungan di sekitarnya juga menunjang. dan moral anaknya sendiri. Masih banyak Antara orang tua, guru dan lingkungan di antara orang tua yang lalai akan dalam menangani anak harus ada tugasnya dalam membantu perkembangan kerjasama yang baik sehingga merupakan dan pemahaman diri putra putrinya, tri tunggal yang tidak dapat dipisahkan. mereka menyibukkan dirinya dengan Sehubungan dengan hal tersebut, jika urusan masing-masing. ditinjau ari segi waktu belajar antara pendidikan sekolah dan ada dirumah, Bagi orang tua yang taraf ekonominya maka waktu belajar tersebut lebih banyak kuat, waktunya banyak digunakan untuk dirumah. Oleh sebab itu sebagai orang tua acara-acara yang dianggap sesuai dengan harus benar-benar dapat membantu dan martabat sosialnya, sementara bagi orang mengarahkan putra putrinya, memahami tua yang taraf ekonominya lemah, lebih jauh dan mendalam tentang pola dan waktunya banyak digunakan kegiatan upaya mencerdaskan. Orang tua harus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. mengerti tentang dasar-dasar pendidikan, Sehingga dengan keadaan ini timbulah psikologi perkembangan, proses belajar berbagai kesulitan yang dihadapi oleh mengajar dan pengetahuan lain guna anak terutama kesulitan alam belajar yang mencapai tujuan yang sesuai dengan mengakibatkan prestasi belajar mereka harapan dan cita-citanya. semakin menurun. Negara Indonesia merupakan Negara Ketika anaknya gagal memenuhi yang sedang berkembang, dan sedang harapannya, pihak pertama yang dituding getol-getolnya membangun, seiring adalah guru dan institusi pendidikan, dengan pembangunan itu, maka di segala kalau kita renungkan anggapan orang tua bidang harus dikembangkan pemerintah. bahwa pencapaian itu hanyalah Di dalam persiapan pembangunan yang tergantung pada lembaga sekolah, siap dipakai perlu sumber daya manusia pendapat seperti ini kurang tepat, dan yang handal, maka pemerintah akan merugikan diri sendiri. menggalakkan pembangunan di bidang Bagaimanapun guru, sekolah, dan institusi pendidikan. pendidikan yang lainnya hanyalah pihak yang membantu mencerdaskan peserta Maka tidaklah mengherankan apabila didik. Sedangkan keberhasilan dalam pemerintah selalu berusaha dengan getol untuk meningkatkan pendidikan baik
  • 29. secara kuantitatif maupun kualitatif, guna terpelihara rasa persatuan dan kesatuan mempercepat tercapainya tujuan bangsa. Berkomunikasi antara suku kita pendidikan yang telah ditetapkan. Untuk harus menggunakan bahasa Indonesia itu di dalam merealisir tujuan pendidikan yang baik dan benar. Dalam hal ini itu, maka diseluruh jalur, jenis dan jenjang termuat dalam dokumen resmi Negara, pandidikan baik dengan jalur formal seperti : Sumpah Pemuda dan dalam maupun non formal berkewajiban untuk Undang-undang Dasar 1945, Bab XV pasal segera mendukung dan mewujudkannya. 36 : Bahasa Negara adalah bahasa Bahkan dilingkungan keluargapun di Indonesia. harapkan peran serta aktifnya, karena suatu program akan berhasil dengan baik Bahasa Indonesia dipakai di sekolah apabila aktifitas di dukung oleh semua dari tingkat paling rendah sampai pihak. perguruan tinggi, dipakai juga dalam acara resmi pada pemerintahan termasuk Di dalam Undang-undang pendidikan kehakiman pengadilan, serta di segala Nomor 2 tahun 1989, disebutkan bahwa bentuk komunikasi tingkat nasional. Dari tujuan pendidikan di Indonesia adalah segi ilmiah dapat dijadikan kunci untuk sebagai berikut : ―Pendidikan nasional membuka pintu untuk mempelajari ilmu- bertujuan mencerdaskan kehidupan ilmu yang lainnya, dengan pertimbangan bangsa dan mengembangkan manusia tersebut maka yang perlu diperjatikan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan adalah bimbingan orang tua dalam Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang menunjang prestasi anak disekolah. luhur, memiliki pengetahuan dan Pendidikan merupakan tanggung jawab ketrampilan, kesehatan jasmani dan bersama antara orang tua, guru dan rohani, kepribadian yang mantap dan masyarakat. Namun berperan serta orang mandiri serta rasa tanggung jawab tua dan masyarakat dalam menunjang kemasyarakatan dan kebangsaan‖. prestasi belajar anaknya belum tampak Pendidikan Nasional harus juga menggembirakan, apabila status menumbuhkan jiwa patriotic dan pendidikan orang tuanya atau masyarakat mempertebal rasa cinta tanah air, pada umumnya masih rendah, maka meningkatkan semangat kebangsaan dan semata-mata pendidikan anaknya kesetiakawanan social serta kesadaran diserahkan kepada guru di sekolah. pendidikan sejarah perjuangan bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan Kesadaran bahwa tugas utama serta berorientasi ke masa depan. Iklim memberi bimbingan anak adalah tugas belajar mengajar yang dapat orang tua, maka akan memberikan menumbuhkan rasa percaya diri dan pengaruh positif dalam pembentukan budaya belajar di lingkungan masyarakat, tanggung jawab dan mendorong motivasi terus juga di kembangkan agar tumbuh belajar, mempermudah proses belajar sikap dan perilaku yang kreatif, dan pada anak dan pengkoordinasian berkeinginan untuk maju. lingkungan keluarga untuk mewujudkan anak-anak cerdas dan berprestasi Dan sebagai bangsa Indonesia harus terutama pada bidang studi bahasa berkomunikasi di antara suku satu dengan Indonesia. Pemikiran inilah yang suku yang lainnya dengan baik, agar tetap menjadikan penulis mengangkat judul
  • 30. skripsi ini dengan harapan dapat Y = a + bX mengetahui pengaruh bimbingan orang tua terhadap prestasi belajar siswa pada Y = Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Bidang Studi Bahasa Indonesia di SD X = Bimbingan Orang Tua Tunas Bangsa Kecamatan Wonokromo Surabaya. a = Nilai konstanta b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai METODE PENELITIAN peningkatan (+) atau nilai penurunan (–) variabel Y. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil populasi seluruh siswa kelas IV SD Tunas Bangsa Kecamatan Wonokromo Surabaya. Sampel diambil HASIL PENELITIAN dengan teknik total sampling diperoleh responden sebanyak 34 siswa. Variabel bebas (X) dalam penelitian Hasil Pengujian Validitas ini yakni bimbingan orang tua, yang Validitas menunjukkan sejauh dimaksud bimbingan orang tua adalah mana alat ukur yang digunakan mengukur suatu proses pemberi bentuan secara terus apa yang diinginkan dan mengungkap menerus dan sistematik dari pembimbing data dari variabel yang diteliti secara kepada peserta bimbingan agar tercapai tepat. Instrument valid berarti alat ukur pemahaman dari penerima diri, yang digunakan untuk mendapat data itu pengarahan diri dan perwujudan diri valid. Dalam uji validitas ini suatu butir dalam mencapai tingkat perkembangan pernyataan dikatakan valid jika corrected yang optimal sehingga dapat item total correlation lebih besar dari menyesuaikan diri dengan lingkungan dan 0,339 (untuk jumlah responden 34 orang) memperoleh kebahagian hidup. Variabel sebagaimana tabel r produk momen prestasi belajar Bahasa Indonesia (Y) yaitu terlampir. Hasil pengujian validitas suatu suatu hasil yang teah dicapai setelah terhadap variabel bimbingan orang tua (X) kegiatan belajar mengajar Bahasa dan Prestasi Belajar Siswa (Y) dapat Indonesia. Dalam penelitian ini, indikator dilihat sebagai berikut : yang digunakan adalah nilai ulangan mata Tabel 1 Hasil Uji Validitas Variabel pelajaran Bahasa Indonesia. Prestasi Belajar Siswa (X) Data yang telah terkumpul kemudian Pernya- Corrected item Ket dilakukan analisis. Uji hipotesis dilakukan taan total correlation untuk menjawab hipotesa yang telah 1 0,843 Valid diajukan sebelumnya. Uji yang digunakan 2 0,372 Valid dalam penelitian ini adalah uji Regresi 3 0,638 Valid Sederhana dengan rumus persamaan 4 0,601 Valid regresi sederhana : 5 0,540 Valid
  • 31. Pernya- Corrected item Ket sehingga dapat diputuskan bahwa item taan total correlation kuesioner telah reliabel. 6 0,541 Valid 7 0,767 Valid 8 0,476 Valid 9 0,642 Valid Uji Asumsi Klasik 10 0,620 Valid 11 0,686 Valid Uji normalitas 12 0,355 Valid 13 0,677 Valid Dalam penelitian ini uji normalitas 14 0,793 Valid kriterianya adalah jika distribusi data 15 0,543 Valid adalah normal, maka garis yang 16 0,439 Valid menggambarkan data sesungguhnya akan 17 0,354 Valid mengikuti garis diagonalnya. 18 0,495 Valid Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual 19 0,535 Valid 20 0,651 Valid Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa 1,0 Sumber : Hasil Olah Data SPSS ,8 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk item pernyataan variabel Expected Cum Prob ,5 bimbingan orang tua, corrected item total correlation yang diperoleh untuk seluruh ,3 item pernyataan adalah lebih besar dari 0,339 (untuk jumlah responden 34 orang), 0,0 hal tersebut berarti bahwa secara 0,0 ,3 ,5 ,8 1,0 keseluruhan item pernyataan mengenai Observ ed Cum Prob bimbingan orang tua adalah valid. Hasil Uji Reliabilitas Gambar 1 Grafik Normalitas Standar Residual Regresi Suatu alat ukur dikatakan reliabel atau handal, jika alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berbeda senantiasa menunjukkan hasil yang relatif Sesuai kriterianya grafik normal plot sama. Untuk menguji reliabilitas suatu di atas terlihat titik-titik menyebar di instrument dapat digunakan uji statistic sekitar garis diagonalnya, serta Cronbach Alpha (α), dimana suatu alat penyebarannya mengikuti arah garis ukur dikatakan reliabel jika nilai Cronbach diagonal. Dengan demikian menunjukkan Alpha lebih besar dari 0,60. Hasil bahwa model regresi layak dipakai karena pengujian reliabilitas terhadap variabel memenuhi asumsi normalitas. bimbingan orang tua (X) diperoleh alpha sebesar 0,7483 lebih besar dari 0,6 Uji Heteroskedastisitas
  • 32. Indikator uji ini adalah melihat grafik Dimana : Scatterplot, jika titik-titik menyebar secara acak serta tersebar di atas maupun di Y = Prestasi Belajar Siswa bawah angka 0 pada suhu Y, maka tidak X = Bimbingan Orang Tua terjadi heteroskedastisitas. b3 = Koefisien regresi X Scatterplot Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa Output perhitungan dengan program 2,0 SPSS for Windows seperti terlihat dalam 1,5 gambar berikut. 1,0 ANOVAb ,5 Sum of 0,0 Model Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 151,891 1 151,891 16,995 ,000 a -,5 Residual 285,991 32 8,937 -1,0 Total 437,882 33 a. Predictors: (Constant), Bimbingan Orang Tua -1,5 b. Dependent Variable: Prestasi Belajar Sisw a -2,0 -3 -2 -1 0 1 2 Regression Standardized Predicted Value Gambar 3 Uji F Gambar 2 Grafik Scatterplot Gambar 3 di atas menunjukkan hasil uji F dengan program SPSS for Windows, Dari grafik scatterplot di atas terlihat dengan Fhitung sebesar 16,995. Angka ini titik menyebar secara acak dan tersebar di selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel df atas maupun di bawah angka 0 pada suhu = 32 sebagaimana Tabel F pada lampiran Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak (Critical Values for the F Distribution terjadi heteroskedastisitas pada model α=0,05). Tabel F dengan df = 32 dan n =1 regresi sehingga model regresi layak diperoleh Ftabel = 4,17. Sehingga Fhitung = dipakai untuk mengetahui pengaruh 16,995 > Ftabel = 4,17. bimbingan orang tua terhadap prestasi Oleh karena Fhitung > Ftabel maka Ha belajar siswa. diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh signifikan bimbingan Hasil Pengujian Regresi Linier orang tua terhadap prestasi belajar siswa. Sederhana Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung = 0,000 jauh di bawah 0,05, yang Untuk mengetahui ada atau tidaknya menandakan pengaruh yang signifikan. pergaruh antara variabel bebas bimbingan Selain adanya pengaruh yang orang tua terhadap variabel terikat yang signifikan, pada uji korelasi juga terlihat dalam hal ini adalah prestasi belajar siswa adanya korelasi positif antar kedua (Y), maka digunakan analisis model agresi variabel yang diperoleh Pearson linier sederhana dengan model persamaan Correlation sebesar 0,589 lebih dari rtabel sebagai berikut : sebesar 0,339 (Sebagaimana r tabel Product Moment pada df = 32 terlampir). Y = α + bX1