Hello guys, kali ini kami persembahkan lagi teks pasio/ Kisah Sengsara Tuhan dalam Hari Minggu Palma menurut Lukas 22:14-23:56 (panjang)
Bacaan pendek Luk 23:1-49
1. GEREJA KATOLIK PAROKI KATEDRAL SANTA GEMMA GALGANI
JL. A. YANI NO. 74 KETAPANG 78813
Kalimantan Barat Telp. (0534) 32769 Fax 0534 32769, Email : st_gemmagalgani@yahoo.co.id
Nomor HP : sekretariat 081291387900
Saudara-saudara terkasih,
Untuk mengenang Tuhan Yesus, pada hari ini kita akan mendengarkan kisah sengsara Tuhan kita Yesus
Kristus menurut Injil Lukas. Umat dimohon duduk dan mendengarkan dengan khidmad.
Kisah Sengsara Tuhan Yesus Kristus Menurut Lukas: (22:14-23:56)
Berikut ceritanya:
N : Narator
† : Yesus (diperankan oleh seorang Imam/ Diakon)
: Mohon untuk konfirmasi dengan Imam yang memimpin misa hari tersebut.
PP : Pontius Pilatus
Pe : Petrus
Rs : Para Rasul/Murid
Im : Imam Agung
R : Wakil Rakyat
W : Wanita
SO : Semua Orang
N : Inilah kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Injil Lukas
: Lukas 22:14-23:56
N. Ketika tiba saat perjamuan Paskah, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya.
Kata-Nya kepada mereka,
†. “Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. Sebab Aku
berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai perjamuan ini digenapkan dalam Kerajaan
Allah.”
N. Kemudian Yesus mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata,
†. “Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu! Sebab Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang ini Aku
tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang.”
N. Lalu Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahnya dan memberikannya kepada
mereka, seraya berkata,
†. “Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku.”
N. Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata,
†. “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu. Tetapi, lihat, tangan
orang yang menyerahkan Aku ada bersama Aku di meja ini. Sebab Anak Manusia memang akan pergi
seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!”
1
2. N. Lalu mulailah mereka mempersoalkan siapa di antara mereka yang akan berbuat demikian. Lalu
terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapa yang dapat dianggap
terbesar di antara mereka. Yesus berkata kepada mereka,
†. “Raja-raja para bangsa memerintah rakyatnya, dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka
disebut ‘pelindung’. Tetapi janganlah demikian di antara kamu; yang terbesar di antara kamu hendaklah
menjadi sebagai yang paling muda, dan yang pemimpin menjadi pelayan. Sebab siapakah yang lebih
besar: yang duduk makan atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di
tengah-tengah kamu sebagai pelayan. Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama Aku dalam segala
pencobaan yang Aku alami. Maka Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku
menentukannya bagi-Ku. Kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku, dan
kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.”
N. Kemudian Yesus berkata kepada Petrus,
†. “Simon, Simon, lihat Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum. Tetapi Aku telah
berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah
saudara-saudaramu.”
N. Jawab Petrus,
Pe. “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!”
N. Tetapi Yesus berkata,
†. “Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali
menyangkal Aku.”
N. Lalu Yesus berkata kepada semua rasul,
†. “Ketika Aku mengutus kamu dengan tidak membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu
kekurangan apa-apa?”
N. Jawab mereka,
Rs. “Suatu pun tidak!”
N. Kata-Nya kepada mereka,
†. “Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya; demikian juga
yang mempunyai bekal, dan siapa yang tidak mempunyainya, hendaklah ia menjual jubahnya dan
membeli pedang. Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia
akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang
digenapi.”
N. Kata mereka,
Rs. “Tuhan, ini ada dua pedang.”
N. Jawab-Nya,
†. “Sudah cukup!”
2
3. N. Lalu pergilah Yesus ke luar kota, dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-
Nya juga mengikuti Dia. Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka.
†. “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.”
N. Kemudian Yesus menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya. Di sana Ia
berlutut dan berdoa, kata-Nya.
†. “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku. Tetapi bukanlah kehendak-Ku,
melainkan kehendak-Mulah yang hendaknya terjadi.”
N. Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri untuk memberi kekuatan kepada-Nya.
Yesus sangat ketakutan, dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-
titik darah yang bertetesan di tanah. Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-
murid-Nya. Tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita. Kata-Nya kepada mereka,
†. “Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.”
N. Waktu Yesus masih berbicara, datanglah serombongan orang, sedang murid-Nya yang bernama
Yudas mendekati Dia untuk mencium-Nya. Maka kata Yesus kepadanya,
†. “Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?”
N. Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah
mereka,
Rs. “Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?”
N. Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Agung, sehingga putuslah telinga kanannya.
Tetapi Yesus berkata,
†. “Sudahlah!”
N. Lalu Yesus menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya.
N. Maka Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan para kepala pengawal bait Allah serta tua-
tua yang datang untuk menangkap Dia, kata-Nya,
†. “Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung? Padahal tiap-
tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tapi inilah
saatmu, dan inilah kuasa kegelapan itu!”
N. Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah Imam Agung. Dan
Petrus mengikuti dari jauh. Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api, dan mereka
duduk mengelilinginya. Petrus juga duduk di tengah-tengah mereka. Seorang hamba perempuan
melihat dia duduk dekat api; ia mengamat-amati Petrus, lalu berkata,
W. “Orang ini juga bersama-sama dengan Yesus!”
N. Tetapi Petrus menyangkal, katanya,
Pe. “Bukan, aku tidak mengenal Dia!”
N. Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata,
R. “Engkau juga seorang dari mereka!” 3
4. N. Tetapi Petrus berkata,
Pe. “Bukan, aku bukan seorang dari mereka!”
N. Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain lagi berkata dengan tegas,
R. “sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Yesus, sebab ia juga orang Galilea.”
N. Tetapi Petrus berkata,
Pe. “Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan.”
N. Seketika itu juga, sementara Petrus berkata, berkokoklah ayam. Lalu berpalinglah Tuhan
memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya, “Sebelum
ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku.” Lalu Petrus pergi ke luar
dan menangis dengan sedih. Sementara itu Yesus diolok-olok dan dipukuli oleh orang-orang yang
menahan-Nya. Mereka menutupi muka Yesus dan bertanya,
R. “Coba katakan, siapa yang memukul Engkau?”
N. Dan banyak lagi hujat yang mereka ucapkan kepada-Nya. Setelah hari siang, berkumpullah
sidang para tua-tua Bangsa Yahudi, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Lalu mereka
menghadapkan Yesus ke Mahkamah Agama mereka, katanya,
Im. “Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami.”
N. Jawab Yesus,
†. “Sekalipun Aku mengatakan kepadamu, kamu toh tidak percaya! Dan sekalipun Aku bertanya sesuatu
kepadamu, kamu toh tidak akan menjawab. Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan
Allah Yang Mahakuasa.”
N. Kata mereka semua,
SO. “Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?”
N. Jawab Yesus,
†. “Kamu sendiri mengatakan bahwa Akulah Anak Allah.”
N. Lalu kata mereka,
SO. “Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri!”
N. Lalu bangkitlah seluruh sidang itu, dan Yesus dibawa menghadap Pilatus. Di situ mereka mulai
menuduh Dia, katanya,
SO. “Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami; Ia melarang orang membayar
pajak kepada kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja.”
N. Pilatus bertanya kepada Yesus,
PP. “Benarkah Engkau raja orang Yahudi?”
N. Jawab Yesus,
4
5. †. “Engkau sendiri mengatakannya.”
N. Kata Pilatus kepada imam-imam kepala dan seluruh orang banyak itu,
PP. “Aku tidak menemukan kesalahan apa pun pada orang ini.”
N. Tetapi mereka makin kuat mendesak, katanya,
SO. “Ia menghasut rakyat dengan ajaran-Nya di seluruh Yudea! Ia mulai di Galilea, dan kini sudah sampai
di sini!”
N. Ketika Pilatus mendengar itu, ia bertanya, apakah Yesus itu seorang Galilea. Dan ketika tahu
bahwa Yesus seorang dari wilayah Herodes, Pilatus mengirim Dia menghadap Herodes, yang pada
waktu itu ada juga di Yerusalem. Ketika melihat Yesus, Herodes sangat girang. Sudah lama ia ingin
melihat Yesus, karena ia sering mendengar tentang Dia; lagi pula ia berharap dapat melihat
bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda. Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus,
tetapi Yesus tidak memberi jawab apa pun. Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat
maju ke depan, dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat kepada Yesus. Maka mulailah
Herodes dan pasukannya menista serta mengolok-olok Yesus. Ia mengenakan jubah kebesaran
kepada Yesus, lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus. Dan pada hari itu juga bersahabatlah
Herodes dan Pilatus, yang sebelumnya bermusuhan. Lalu Pilatus mengumpulkan imam-imam
kepala serta rakyat, dan berkata kepada mereka,
PP. “Kamu telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang menyesatkan rakyat. Kamu lihat
sendiri bahwa aku telah memeriksanya, dan dari kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepada-Nya
tidak ada yang kudapati pada-Nya. Herodes pun tidak menemukan kesalahan pada-Nya, sehingga ia
mengirimkan Dia kembali kepada kami. Sesungguhnya tidak ada suatu apa pun yang dilakukan-Nya yang
setimpal dengan hukuman mati. Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya. (Sebab Pilatus wajib
melepaskan seorang tahanan bagi rakyat pada hari raya itu).
N. Tetapi mereka berteriak bersama-sama,
SO. “Enyahkanlah Dia, lepaskanlah Barabas bagi kami!”
N. Barabas ini dimasukkan ke dalam penjara berhubung dengan suatu pemberontakan yang telah
terjadi di dalam kota dan karena pembunuhan. Sekali lagi Pilatus berbicara dengan suara keras
kepada mereka, karena ia ingin melepaskan Yesus. Tetapi mereka berteriak membalasnya,
SO. “Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!”
N. Kata Pilatus untuk ketiga kalinya kepada mereka,
PP. “Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini? Tidak ada suatu kesalahan pun yang
kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman mati. Jadi Aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-
Nya.”
N. Tetapi dengan berteriak mereka mendesak dan menuntut, supaya Yesus disalibkan. Akhirnya
mereka menang dengan teriakan mereka. Lalu Pilatus memutuskan, supaya tuntutan mereka
dikabulkan. Jadi Pilatus melepaskan Barabas yang dimasukkan ke dalam penjara karena
pemberontakan dan pembunuhan itu sesuai dengan tuntutan mereka. Ketika membawa Yesus
untuk disalibkan, para serdadu menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru
datang dari luar kota, lalu meletakkan salib Yesus di atas bahunya, supaya ia memikul sambil
mengikuti Yesus. Sejumlah besar orang mengikuti Yesus; di antaranya banyak perempuan yang
menangisi dan meratapi Dia. Yesus berpaling kepada mereka dan berkata,
5
6. †. “Hai putri-putri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan
anak-anakmu! Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul,
berbahagialah perempuan yang rahimnya tidak pernah melahirkan dan yang tidak pernah menyusui.
Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! Dan kepada bukit-
bukit: Timbunlah kami! Sebab jikalau orang berbuat demikian terhadap kayu hidup, apakah yang akan
terjadi dengan kayu kering?”
N. Bersama Yesus digiring juga dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-
sama dengan Dia. Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan
Yesus di situ. Kecuali Yesus, disalibkan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah
kanan, yang lain di sebelah kiri-Nya. Ketika bergantung di salib, Yesus berkata,
†. “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”
N. Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian Yesus. Orang banyak berdiri di situ dan
melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Yesus, katanya,
R. “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia benar-benar
Mesias, orang yang dipilih Allah.”
N. Juga prajurit-prajurit mengolok-olok Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan
berkata,
S. “Jika Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!”
N. Ada juga tulisan di atas kepala-Nya: Inilah Raja orang Yahudi. Salah seorang dari penjahat yang
digantung itu menghujat Yesus, katanya,
R. “Bukankah Engkau Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!”
N. Tetapi penjahat yang seorang lagi menegur dia, katanya,
R. “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah? Padahal engkau menerima hukuman yang sama! Kita
memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi
orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.”
N. Lalu ia berkata kepada Yesus,
R. “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.”
N. Kata Yesus kepadanya,
†. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada hari ini juga engkau akan ada bersama-sama Aku di
dalam Firdaus.”
N. Ketika itu kira-kira pukul dua belas. Kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga,
sebab matahari tidak bersinar. Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua. Lalu Yesus berseru dengan
suara nyaring,
†. “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.”
N. Dan sesudah berkata demikian, Yesus menyerahkan nyawa-Nya.
(Semua hening sejenak mengenangkan wafat Tuhan, sambil berlutut)
6
7. <<Narrator mengajak umat untuk berlutut>>
N. Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya,
S. “Sungguh, orang ini adalah orang besar!”
N. Di situ berkerumun pula orang banyak yang datang untuk menyaksikan seluruh peristiwa itu.
Sesudah melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri. Semua orang
yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea,
berdiri jauh-jauh dan melihat semua itu. Waktu itu ada seorang yang bernama Yusuf. Ia anggota
Majelis Agung, dan seorang yang baik lagi benar. Ia tidak setuju dengan putusan dan tindakan
Majelis itu. Ia berasal dari Arimatea, sebuah kota Yahudi, dan ia menanti-nantikan Kerajaan Allah.
Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta jenazah Yesus. Dan sesudah menurunkan jenazah itu, ia
mengafaninya dengan kain lenan, lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali di dalam
bukit batu, di mana belum pernah dibaringkan satu jenazah pun. Hari itu adalah hari persiapan,
dan Sabat hampir mulai. Perempuan-perempuan yang datang bersama Yesus dari Galilea ikut serta
dan melihat kubur itu; juga mereka melihat bagaimana jenazah Yesus dibaringkan. Setelah pulang,
mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat
menurut hukum Taurat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
7
8. KISAH SENGSARA TUHAN KITA
YESUS KRISTUS
MENURUT LUKAS
22:14-23:56
PAROKI KATEDRAL SANTA GEMMA GALGANI
JL. A. YANI NO. 74 KETAPANG 78813 Kalimantan Barat
Telp. (0534) 32769 Fax 0534 32769, Email : st_gemmagalgani@yahoo.co.id
Nomor HP : sekretariat 081291387900
KETAPANG
MINGGU, 14 APRIL 2019