Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan gerakan feminisme dan berbagai alirannya. Gerakan feminisme dimulai pada abad ke-19 di Amerika Serikat dengan fokus pada hak memilih. Sejak itu, gerakan ini memperjuangkan hak dan kesetaraan perempuan di berbagai bidang. Terdapat berbagai aliran feminisme seperti liberal, radikal, pasca-kolonial, pasca-modern, anarkis, sosialis dan Marxis.
1. BAB II
FEMINISME
A. GERAKAN FEMINISME DAN PERKEMBANGANNYA
Kesetaraan kedudukan antara perempuan dengan laki-laki, tidak lepas dari
perjuangan yang dilakukan oleh kaum perempuan dalam rangka memperjuangkan
haknya. Keberadaan kaum perempuan didominasi oleh kaum laki-laki yang kebanyakan
menindas kaum perempuan. Kaum perempuan tidak diperbolehkan mengeluarkan
pendapatnya terhadap oleh kaum laki-laki. Sehingga menimbulkan suatu gerakan, yaitu
gerakan feminisme. “Feminisme (tokohnya disebut Feminis) adalah sebuah gerakan
perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria.
Feminisme sebagai filsafat dan gerakan berkaitan dengan Era Pencerahan di Eropa yang
dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu dan Marquis de Condorcet”.1
Setelah Revolusi Amerika 1776 dan Revolusi Perancis pada 1792 berkembang
pemikiran bahwa posisi perempuan kurang beruntung daripada laki-laki dalam realitas
sosialnya. Ketika itu, perempuan, baik dari kalangan atas, menengah ataupun bawah,
tidak memiliki hak-hak seperti hak untuk mendapatkan pendidikan, berpolitik, hak atas
milik dan pekerjaan. Pada awalnya gerakan ditujukan untuk mengakhiri masa-masa
pemasungan terhadap kebebasan perempuan.
Secara umum kaum perempuan (feminin) merasa dirugikan dalam semua bidang
dan dinomor duakan oleh kaum laki-laki (maskulin) dalam bidang sosial, pekerjaan,
pendidikan, dan politik khususnya, terutama dalam masyarakat yang bersifat patriarki.
Dalam masyarakat tradisional yang berorientasi Agraris, kaum laki-laki cenderung
1
Bagus Pramono dan Herlianto. ----. Feminisme . 24 Februari 2012, http://id.wikipedia.org
feminisme |2
2. ditempatkan di depan, di luar rumah, sementara kaum perempuan di dalam rumah. Situasi
ini mulai mengalami perubahan ketika datangnya era Liberalisme di Eropa dan terjadinya
Revolusi Perancis di abad ke-XVIII yang merambah ke Amerika Serikat dan ke seluruh
dunia. Pada 1785 perkumpulan masyarakat ilmiah untuk perempuan pertama kali
didirikan di Middelburg, sebuah kota di selatan Belanda “Gerakan feminisme dimulai
pada abad ke-19 di Amerika Serikat dengan fokus gerakan pada satu isu yaitu untuk
mendapatkan hak memilih (The Right to vote). Pada saat itu, kaum perempuan dianggap
sebagai warga Negara kelas dua yang disamakan dengan anak di bawah umur yang tidak
boleh ikut pemilihan umum”.2 “Kata feminisme dicetuskan pertama kali oleh aktivis
sosialis utopis, Charles Fourier pada tahun 1837. Pergerakan yang berpusat di Eropa ini
berpindah ke Amerika dan berkembang pesat sejak publikasi John Stuart Mill,
"Perempuan sebagai Subyek" ( The Subjection of Women) pada tahun (1869)”.3
Pada Tahun 1948, sejumlah wanita berkumpul di Seneca Falls, New York
untuk menuntut hak-hak mereka sebagai reaksi terhadap pelarangan pada wanita
untuk bicara di depan umum. Pada pertemuan ini ada 4 hal yang menjadi tuntutan
para wanita tersebut, yaitu:
a. Mengubah Undang-undang perkawinan yang menjadikan wanita dan hartanya
mutlak berada di bawah kekuasaan suaminya
b. Memberi jalan untuk meningkatkan pendidikan wanita
c. Menuntut hak-hak wanita untuk bekerja
d. Memberikan hak penuh untuk berpolitik.4
Gelombang feminisme di Amerika Serikat mulai lebih keras bergaung pada era
perubahan dengan terbitnya buku The Feminine Mystique yang ditulis oleh Betty
Friedan di tahun 1963. Buku ini ternyata berdampak luas, lebih-lebih setelah Betty
Friedan membentuk organisasi wanita bernama National Organization for Woman
(NOW) di tahun 1966 gemanya kemudian merambat ke segala bidang kehidupan.
Dalam bidang perundangan, tulisan Betty Fredman berhasil mendorong
dikeluarkannya Equal Pay Right (1963) sehingga kaum perempuan bisa menikmati
kondisi kerja yang lebih baik dan memperoleh gaji sama dengan laki-laki untuk
pekerjaan yang sama, dan Equal Right Act (1964) dimana kaum perempuan
mempunyai hak pilih secara penuh dalam segala bidang. 5
2
http://groups.google.com
3
Bagus Pramono dan Herlianto, ----, Feminisme, 24 Februari 2012, http://id.wikipedia.org
4
M. I. Hendrarti (2 April 2008), Sejarah feminism dan Perkembangannya, 26 Februari 2012,
http://staff.Undip.ac.id
feminisme |3
3. Dalam bukunya, Friedan mengatakan bahwa peran tradisional wanita
sebagai ibu dan subyek yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga adalah faktor
penyebab utama wanita tidak dapat mengembangkan kepribadiannya. Selanjutnya
dikatakan bahwa wanita tidak selalu harus kawin dan mempunyai anak. Wanita
dapat mengembangkan dirinya untuk menjadi apa saja, seperti yang dilakukan oleh
kaum pria.6
Gerakan feminisme menjadi suatu kejutan besar bagi masyarakat, karena gerakan
ini memberikan kesadaran baru terutama bagi kaum perempuan, bahwa peran tradisional
perempuan ternyata menempatkan perempuan pada posisi yang tidak menguntungkan.
Feminisme yang berkembang di AS pada tahun 1960-an adalah usaha untuk
menyadarkan kaum perempuan bahwa mereka adalah golongan tertindas. Pekerjaan yang
dilakukan perempuan di sektor domestik (rumah tangga) dikampanyekan sebagai hal
yang tidak produktif. Institusi keluarga dituding sebagai lembaga “old-age evil”, sehingga
gerakan ini berkembang menjadi perempuan untuk dibebaskan dari penjara rumah tangga
dan membenci pria. Pria dianggap sebagai sosok figure yang menindas, dan figure yang
takut disaingi oleh perempuan. Oleh karena itu ada sekelompok feminisme yang menjadi
lesbian dengan mottonya “ heterosexsual is rape”7
Gerakan feminisme yang begitu gencar dilakukan oleh kaum feminis tentu saja
juga mendapat banyak tantangan bahkan di Negara liberal seperti halnya AS dimana
sesungguhnya ide dan gerakan apa saja bebas berkembang di sana. Golongan yang paling
menentang adalah kalangan konservatif ekstrim (ultra-right). “Gerakan feminisme dicap
sebagai gerakan yang dapat menggoncang kestabilan institusi keluarga, karena gerakan
ini dituding sebagai gerakan yang „anti-family, anti-children, anti future”. Dari berbagai
kritikan tersebut, “tokoh feminis seperti Hilary Rose, Evelyn Fox Keller, Sandra Harding,
dan Donna Haraway menawarkan suatu kemungkinan terbentuknya genre sains yang
berlandas pada nilai-nilai perempuan yang anti-eksploitasi dan bersifat egaliter. Gagasan
itu mereka sebut sebagai sains feminis (feminist science)“.8
5
Bagus Pramono dan Herlianto, ----, Feminisme, 24 Februari 2012, http://id.wikipedia.org.
6
http://artikel.sabda.org/feminisme.
7
Bagus Pramono dan Herlianto, ----, Feminisme, 24 Februari 2012, http://id.wikipedia.org.
8
Ibid.
feminisme |4
4. Gerakan feminisme telah membawa banyak perubahan. Perempuan telah masuk
ke segala sektor yang tadinya dimonopoli oleh kaum pria, tidak hanya di AS tetapi juga
di seluruh dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia kita lihat perempuan aktif diberbagai
sektor kehidupan seperti kesehatan, pendidikan, transportasi, politik, ekonomi,
pertahanan dan keamanan dan sebagainya. Namun demikian kita tidak menutup mata
bahwa feminisme ternyata telah menimbulkan krisis identitas terhadap feminisme itu
sendiri. Kenyataannya perempuan yang aktif di sektor publik pun ternyata masih
mendambakan perkawinan dan mempunyai anak untuk memenuhi kebutuhan
alamiahnya. Kaum perempuan yang ingin bebas ternyata masih saja mendambakan
perlindungan dan komitmen dari pria. Perempuan di mata pria sudah dianggap sebagai
super woman. Seharusnya tidak ada lagi kata-kata seperti „ladies first‟ dan sebagainya
karena perempuan telah dianggap mampu melindungi dirinya sendiri.
B. MACAM-MACAM ALIRAN FEMINISME
Ada beberapa aliran mengenai feminisme di dunia, di antaranya yaitu:
1. Feminisme Liberal
Feminis Liberal ialah pandangan untuk menempatkan perempuan yang
memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Aliran ini menyatakan bahwa
kebebasan dan kesamaan berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat
dan publik. Menurut mereka, setiap manusia punya kapasitas untuk berpikir dan
bertindak secara rasional, begitu pula pada perempuan. Akar ketertindasan dan
keterbelakngan pada perempuan ialah karena disebabkan oleh kesalahan perempuan
itu sendiri. Perempuan harus mempersiapkan diri agar mereka bisa bersaing di dunia
dalam kerangka "persaingan bebas" dan punya kedudukan setara dengan lelaki.
Tokoh aliran ini adalah Naomi Wolf, sebagai "Feminisme Kekuatan" yang
merupakan solusi. Kini perempuan telah mempunyai kekuatan dari segi pendidikan
feminisme |5
5. dan pendapatan, dan perempuan harus terus menuntut persamaan haknya serta
saatnya kini perempuan bebas berkehendak tanpa tergantung pada lelaki.
Feminisme liberal mengusahakan untuk menyadarkan wanita bahwa mereka
adalah golongan tertindas. Pekerjaan yang dilakukan wanita di sektor domestik
dikampanyekan sebagai hal yang tidak produktif dan menempatkab wanita pada
posisi sub-ordinat. Budaya masyarakat Amerika yang materialistis, mengukur segala
sesuatu dari materi, dan individualis sangat mendukung keberhasilan feminisme.
Wanita-wanita tergiring keluar rumah, berkarier dengan bebas dan tidak tergantung
lagi pada pria.9
2. Feminisme Radikal
Trend ini muncul sejak pertengahan tahun 70-an aliran ini menawarkan
ideologi "perjuangan separatisme perempuan". Pada sejarahnya, aliran ini muncul
sebagai reaksi atas kultur seksisme atau dominasi sosial berdasar jenis kelamin di
Barat pada tahun 1960an, utamanya melawan kekerasan seksual dan industri
pornografi. Pemahaman penindasan laki-laki terhadap perempuan adalah satu fakta
dalam sistem masyarakat yang sekarang ada. Dan gerakan ini adalah sesuai namanya
yang "radikal".10
3. Feminisme postcolonial
Dasar pandangan ini berakar di penolakan universalitas pengalaman
perempuan. Pengalaman perempuan yang hidup di negara dunia ketiga (koloni/bekas
koloni) berbeda dengan prempuan berlatar belakang dunia pertama. Perempuan dunia
ketiga menanggung beban penindasan lebih berat karena selain mengalami
pendindasan berbasis gender, mereka juga mengalami penindasan antar bangsa, suku,
ras, dan agama. Dimensi kolonialisme menjadi fokus utama feminisme poskolonial
yang pada intinya menggugat penjajahan, baik fisik, pengetahuan, nilai-nilai, cara
pandang, maupun mentalitas masyarakat. Beverley Lindsay dalam bukunya
9
Bagus Pramono dan Herlianto, ----, Feminisme, 24 Februari 2012, http://id.wikipedia.org.
10
Ibid.
feminisme |6
6. Comparative Perspectives on Third World Women: “The Impact of Race, Sex, and
Class”, menyatakan, “hubungan ketergantungan yang didasarkan atas ras, jenis
kelamin, dan kelas sedang dikekalkan oleh institusi-institusi ekonomi, sosial, dan
pendidikan.”11
4. Feminisme Post Modern
Ide Posmo, menurut anggapan mereka ialah ide yang anti absolut dan anti
otoritas, gagalnya modernitas dan pemilahan secara berbeda-beda tiap fenomena
sosial karena penentangannya pada penguniversalan pengetahuan ilmiah dan sejarah.
Mereka berpendapat bahwa gender tidak bermakna identitas atau struktur social.12
5. Feminisme Anarkis
Feminisme Anarkisme lebih bersifat sebagai suatu paham politik yang mencita-
citakan masyarakat sosialis dan menganggap negara dan laki-laki adalah sumber
permasalahan yang sesegera mungkin harus dihancurkan.13
6. Feminisme Sosialisme
Sebuah faham yang berpendapat "Tak Ada Sosialisme tanpa Pembebasan
Perempuan. Tak Ada Pembebasan Perempuan tanpa Sosialisme". Feminisme sosialis
berjuang untuk menghapuskan sistem pemilikan. Lembaga perkawinan yang
melegalisir pemilikan pria atas harta dan pemilikan suami atas istri dihapuskan seperti
ide Marx yang menginginkan suatu masyarakat tanpa kelas, tanpa pembedaan
gender.14
7. Feminisme Marxis
Aliran ini memandang masalah perempuan dalam kerangka kritik kapitalisme.
Asumsinya sumber penindasan perempuan berasal dari eksploitasi kelas dan cara
produksi. Teori Friedrich Engels dikembangkan menjadi landasan aliran ini. Status
perempuan jatuh karena adanya konsep kekayaaan pribadi (private property).
Kegiatan produksi yang semula bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendri berubah
11
http://artikel.sabda.org/feminisme
12
Bagus Pramono dan Herlianto, ----, Feminisme, 24 Februari 2012, http://id.wikipedia.org
13
Ibid.
14
Ibid.
feminisme |7
7. menjadi keperluan pertukaran (exchange). Laki-laki mengontrol produksi untuk
exchange dan sebagai konsekuensinya mereka mendominasi hubungan sosial.
Sedangkan perempuan direduksi menjadi bagian dari property. Sistem produksi yang
berorientasi pada keuntungan mengakibatkan terbentuknya kelas dalam masyarakat—
borjuis dan proletar. Jika kapitalisme tumbang maka struktur masyarakat dapat
diperbaiki dan penindasan terhadap perempuan dihapus.
Kaum Feminis Marxis, menganggap bahwa negara bersifat kapitalis yakni
menganggap bahwa negara bukan hanya sekadar institusi tetapi juga perwujudan dari
interaksi atau hubungan sosial. Kaum Marxis berpendapat bahwa negara memiliki
kemampuan untuk memelihara kesejahteraan, namun disisi lain, negara bersifat
kapitalisme yang menggunakan sistem perbudakan kaum wanita sebagai pekerja.15
8. Feminisme Nordic
Kaum Feminis Nordic dalam menganalisis sebuah negara sangat berbeda
dengan pandangan Feminis Marxis maupun Radikal.Nordic yang lebih menganalisis
Feminisme bernegara atau politik dari praktik-praktik yeng bersifat mikro. Kaum ini
menganggap bahwa kaum perempuan “harus berteman dengan negara” karena
kekuatan atau hak politik dan sosial perempuan terjadi melalui negara yang didukung
oleh kebijakan sosial negara.16
Gerakan feminisme ditujukan untuk mencapai atau mendapatkan kebebasan
kaum perempuan yang selama ini ditindas dan tidak dianggap sebagaimana mestinya.
Ketertindasan kaum perempuan di berbagai tempat menyebabkan mereka merasa
perlu untuk menuntut kaum yang telah menindasnya. Tetapi pada kenyataannya,
gerakan ini banyak disalah artikan oleh kaum perempuan itu sendiri. Tidak sedikit
dari mereka menggunakan kebebasannya dengan sebebas-bebasnya tanpa melihat
etika dan tempat mereka berada. Atas nama emansipasi pula para wanita melakukan
15
Bagus Pramono dan Herlianto, ----, Feminisme, 24 Februari 2012, http://id.wikipedia.org
16
(http://artikel.sabda.org/feminisme
feminisme |8
8. apapun yang mereka inginkan tanpa memperhatikan kewajiban mereka. Seperti yang
terjadi sekarang ini, banyak yang menurunkan kehormatannya dengan
mengatasnamakan kebebasan. Alangkah baiknya apabila feminisme itu dimanfaatkan
sesuai dengan tujuannya awalnya.
feminisme |9
9. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gerakan feminisme yang muncul pertama kali di eropa untuk memperjuangkan
hak kaum perempuan dan menuntut kesetaraan dengan kaum lelaki dalam berbagai
bidang. Seperti yang terjadi sebelumnya, kaum perempuan tidak diberikan kebebasan
untuk mengekspresikan dirinya seperti halnya kaum lelaki. Dalam bukunya, Friedan
mengatakan bahwa peran tradisional wanita sebagai ibu dan subyek yang mengerjakan
pekerjaan rumah tangga adalah faktor penyebab utama wanita tidak dapat
mengembangkan kepribadiannya. Selanjutnya dikatakan bahwa wanita tidak selalu harus
kawin dan mempunyai anak. Wanita dapat mengembangkan dirinya untuk menjadi apa
saja, seperti yang dilakukan oleh kaum pria.
Gerakan ini mendapat berbagai dukungan dan tentangan dari masyarakat dunia.
Tetapi pada dasarnya, gerakan ini menyadarkan kaum perempuan bahwa, selama ini
mereka berada di bawah penindasan. Gerakan ini didukung oleh berbagai aliran, di
antaranya; aliran feminisme liberalis, feminisme sosialis, feminisme radikal, feminisme
postcolonial, feminisme post modern, feminisme anarkis, feminisme marxisme, dan
feminisme Nordic.
B. Saran
Setiap manusia memiliki kedudukan yang sama, terlepas dari apa jenis
kelaminnya. Ketertindasan yang dirasakan oleh kaum perempuan, baik lahir maupun
batinnya menjadi alasan mereka untuk memperjuangkan apa yang seharusnya mereka
peroleh. Tetapi, lebih bijaknya apabila kebebasan yang ada digunakan dengan sebaik-
feminisme | 10
10. baiknya. Karena pada kenyataannya kebebasan seringkali disalah artikan dan
disalahgunakan oleh kita. Oleh karena itu, saling menghormati dan menghargai antara
lawan jenis akan menjadi jalan terbaik untuk menghindari berbagai masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Hendrarti, M. I. (2 April 2008). Sejarah feminisme dan Perkembangannya. 26 februari 2012,
http://staff.Undip.ac.id
http://artikel.sabda.org/feminisme
http://id.wikipedia.org
http://groups.google.com
Pramono, Bagus dan Herlianto. ---------. Feminisme. 24 Februari 2012, http://id.wikipedia.org
feminisme | 11