SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
KEMENTERIAN KOPERASI
DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN UKM
NOMOR 09 TAHUN 2020
TENTANG PENGAWASAN KOPERASI
Banyuwangi , 29-30 Agustus
2022
“MENDORONG TUMBUH KEMBANGNYA KOPERASI SEHAT DAN
TERPERCAYA SEBAGAI SALAH SATU PILAR PEREKONOMIAN NASIONAL”
BANGGA
BUATAN
INDONESIA
OUTLINE
04
02
01 PENDAHULUAN – TEMUAN HASIL IDENTIFIKASI PENGAWASAN KOPERASI
PENGUATAN REGULASI
PERUBAHAN SEBAGAI KONSEKUENSI PENGUATAN REGULASI
STRATEGI PENGAWASAN KOPERASI – PROSES BISNIS PENGAWASAN
OUTLINE PERMENKOP UKM TENTANG PENGAWASAN KOPERASI
05
2
03
Adanya masalah dalam kelembagaan
Koperasi yaitu:
• Data yang tidak valid (terutama
alamat)
• Izin Usah Simpan Pinjam
• Izin Pembukaan Kantor Cabang
• Koperasi tidak melaksanakan RAT
• Belum memiliki peraturan khusus
SOM/SOP
Penipuan Investasi Bodong/Ilegal
berkedok Koperasi
KSP lebih banyak melayani bukan
anggota atau “calon anggota” dan
menggunakan nama nasabah dengan
memberikan bunga tinggi
Simpanan Pokok yang tinggi dengan
tujuan agar tidak semua orang dapat
menjadi anggota
Koperasi dipailitkan oleh
anggotanya dan pihak ketiga
Penyajian Laporan Keuangan
belum sesuai peraturan
(standar)
Koperasi Simpan Pinjam
dengan volume pinjaman
diatas 2,5 Milyar belum di audit
oleh Akuntan Publik
Masih terbatasnya jumlah
Dewan Pengawas Syariah untuk
KSP berbasis Syariah
KSPPS belum memiliki Unit
Kegiatan Sosial (maal) yang
terpisah dengan unit kegiatan
bisnis (tamwil)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
01 PENDAHULUAN – TEMUAN HASIL IDENTIFIKASI PENGAWASAN KOPERASI
KEMENTERIAN KOPERASI
DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
INTERNAL
Terbatasnya jumlah SDM/PNS
pengawas koperasi, baik secara
kuantitas maupun kualitas
1
Tingginya tingkat mutasi pejabat
PNS daerah (sangat dinamis)
Minimnya dukungan APBD untuk
pengawasan koperasi khususnya
di Kabupaten/kota
Kendala koordinasi Provinsi,
Kabupaten/Kota dengan
Kementerian Koperasi dan UKM
2
3
4
EKSTERNAL
3
KEMENTERIAN KOPERASI
DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
02 ARAH KEBIJAKAN – PENGUATAN REGULASI
Regrouping regulasi terkait kelembagaan dan pengawasan koperasi
• 6 Peraturan Menteri Koperasi dan UKM
(2 terkait USP/USPPS Koperasi, 2 terkait Kelembagaan,
dan 2 terkait pengawasan koperasi dan penerapan PMPJ)
• 7 Peraturan Deputi Pengawasan
(1 NSPK, 1 Penkes, 1 Penerapan Sanksi dan 3 terkait
Pemeriksaan : Kepatuhan, Kelembagaan dan Usaha
Simpan Pinjam)
• 1 Keputusan Deputi Pengawasan tentang
Petunjuk Teknis Pemeriksaan USP.
• Simplikasi regulasi
• Upgrade regulasi (perdep menjadi
permen)
• Integrasi pengawasan dalam
perspektif penilaian kesehatan
koperasi: Kepatuhan, Kelembagaan
dan Usaha Simpan Pinjam
• Pemisahan antara peraturan dan
petunjuk teknis (kertas kerja
pemeriksaan terkait Usaha Simpan
Pinjam/Usaha Simpan Pinjam dan
pembiayaan pola Syariah)
Eksisting
Regulasi
Karakteristik
Perubahan
2
4
Pemeriksaan Koperasi menggunakan
pendekatan nomenklatur Eselon II sehingga
pemeriksaan dilakukan secara parsial, dengan
output pengawasan berupa laporan hasil
pemeriksaan kepatuhan, kelembagaan, usaha
simpan pinjam dan penilaian kesehatan
Terdapat 4 (empat) kertas kerja untuk
pemeriksaan dan penilaian kesehatan koperasi
Terdapat 1 (satu) kertas kerja pemeriksaan kesehatan
koperasi.
Pemeriksaan Koperasi dilaksanakan secara terintegrasi
dengan output Pemeriksaan Kesehatan Koperasi
dan/atau Penerapan Sanksi
PENGAWASAN KOPERASI KEMUDIAN
KONDISI SAAT INI
Pemeriksaan Koperasi dilakukan secara
langsung ke lapangan (onsite)
Pemeriksaan Koperasi dilakukan secara offsite dengan
memanfaatkan sistem pengawasan Koperasi berbasis
digital, lapangan (onsite) , dan Pemeriksaan Khusus
Pengawasan dan Pemeriksaan Koperasi belum
berbasis risiko sehingga penanganan antara
koperasi kecil dan koperasi besar yang sama.
Pengawasan dan Pemeriksaan menggunakan standar
yang sama (Peraturan Menteri) berbasis potensi risiko
(KUK 1, 2, 3, 4). Bagi KUK 3 dan 4 dilakukan fit and
proper test
Sanksi diberikan secara bertahap yaitu berupa :
teguran tertulis paling sedikit 2 (dua) kali,
larangan untuk menjalankan fungsi sebagai
pengurus atau pengawas koperasi, pencabutan
izin usaha simpan pinjam; dan/atau
pembubaran koperasi oleh Menteri.
Pemeriksaan dilakukan oleh Pejabat Fungsional
Pengawas Koperasi yang telah lulus Uji Kompetensi
Teknis
Belum adanya profesi Fungsional Pengawas
Koperasi
Sanksi administratif diberikan sesuai tingkat masalah
atau pelanggaran berupa surat teguran, penurunan
tingkat kesehatan, pembatasan kegiatan usaha,
pembekuan izin, pencabutan izin dan pembubaran.
Pelaporan pengawasan koperasi dilakukan
secara manual
Pelaporan pengawasan koperasi dapat dilakukan
melalui teknologi informasi
03 PERUBAHAN SEBAGAI KONSEKUENSI PENGUATAN REGULASI
5
INPUT Menyediakan data
dan informasi
terhadap kinerja
Keuangan
Laporan Keuangan
Menyediakan data
dan informasi
Kepatuhan
terhadap prinsip-
prinsip Koperasi
Laporan Keragaan
Menyediakan informasi
terhadap prinsip-prinsip bisnis
dan prinsip ke-hati-hatian
(prudential)
Laporan Manajemen
ProfilRisiko.
KinerjaUsaha
GCG
PROSES
OUTPUT
Kinerja
GCG
Risiko
CAMEL +
OUTCOME
Koperasi yang Sehat
Kepatuh
an
Kelembag
aan
Usaha
Simpan
Pinjam
Penke
s
Sanksi
04. STRATEGI PENGAWASAN KOPERASI – PROSES BISNIS PENGAWASAN
6
Kewenangan Pengawasan Koperasi
Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 9 Tahun 2020 Tentang
Pengawasan Koperasi memuat beberapa hal, diantaranya :
01
Pelaksanaan Pengawasan Koperasi
03
Objek Pengawasan Koperasi
02
05. OUTLINE PERMENKOP DAN UKM TENTANG PENGAWASAN KOPERASI
Tim Pengawas dan Kertas Kerja Pemeriksaan
Koperasi
04
Hasil Pengawasan Koperasi dan Koordinasi
dengan pihak terkait
05
Tahapan Pengawasan dan Sanksi Administratif
06
07 Pelaporan, Ketentuan Peralihan dan Penutup
7
1
2
KEWENANGAN
PENGAWASAN KOPERASI Ketentuan Pengawas Koperasi
01
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
bertanggungjawab menyelenggarakan
Pengawasan Koperasi sesuai dengan wilayah
keanggotaan Koperasi.
Wilayah keanggotaan Koperasi lintas daerah
provinsi oleh Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah.
3
Wilayah keanggotaan Koperasi lintas daerah
kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah
provinsi oleh Pemerintah daerah provinsi.
Wilayah keanggotaan Koperasi dalam 1 (satu)
daerah kabupaten/kota oleh Pemerintah
daerah Kabupaten/Kota.
4
5 Pengawasan Koperasi dilakukan oleh Pejabat
Fungsional Pengawas Koperasi dalam lingkup
Kementerian Koperasi dan UKM, Pemerintah
Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
1. Dalam hal belum terpenuhinya Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi
di lingkungan instansi pemerintah, penyelenggaraan tugas Pengawasan
Koperasi ditetapkan oleh pejabat yang memiliki kewenangan di
bidang koperasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. PNS yang bukan merupakan Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi
dapat melaksanakan tugas Pengawasan Koperasi untuk jangka waktu
tertentu setelah mendapatkan penugasan dari Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah.
3. PNS di lingkungan instansi Pemerintah Daerah yang bukan merupakan
Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi dapat melaksanakan tugas
Pengawasan Koperasi untuk jangka waktu tertentu dari Perangkat
Daerah setelah mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah.
4. Masa pelaksanaan tugas Pengawasan Koperasi oleh Pengawas Koperasi
yang bukan merupakan Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi paling
lama 5 (lima) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
5. Setelah berakhirnya masa pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud di
atas, Pengawasan Koperasi wajib dilakukan oleh Pejabat Fungsional
Pengawas Koperasi.
8
• Anggota < 5.000
• Modal Sendiri < 250
juta
• Aset < 2,5 Miliar
 Objek Pengawasan Koperasi : Koperasi Primer
dan Koperasi Sekunder meliputi usaha simpan
pinjam dan non simpan pinjam sesuai dengan
wilayah keanggotaan Koperasi.
 Objek Pengawasan Koperasi dibagi dalam 4
(empat) tingkat Klasifikasi Usaha Koperasi
(KUK).
 Penentuan tingkat KUK berdasarkan jumlah
anggota, modal sendiri, atau aset tertinggi yang
dicapai Koperasi yang bersangkutan.
 Bupati/Walikota berkewajiban memantau dan
mengevaluasi Kantor Cabang, KCP, dan Kantor
Kas yang berkedudukan di wilayahnya.
 Hasil pemantauan tsb dilaporkan kepada:
- Menteri untuk koperasi wilayah keanggotaan
lintas provinsi
- Gubernur untuk koperasi dengan wilayah
keanggotaan lintas kab/kota dalam 1 provinsi
OBJEK PENGAWASAN KOPERASI
KUK I
02
• Anggota 5.001 – 9.000
• Modal Sendiri > 250 juta
s.d 15 Miliar
• Aset > 2,5 Miliar – 100
Miliar
KUK II
• Anggota 9.001 – 35.000
• Modal Sendiri > 15 Miliar
- 40 Miliar
• Aset > 100 Miliar - 500
Miliar
KUK III
• Anggota > 35.000
• Modal Sendiri > 40 Miliar,
• Aset > 500 Miliar
KUK IV
KEMENTERIAN KOPERASI
DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
Cat :
Pengelompokan berdasarkan tingkat tertinggi yang dicapai
diantara 3 kriteria. (jumlah anggota, Modal Sendiri dan
Asset Koperasi)
9
Tugas pelaksanaan pengawasan koperasi :
PELAKSANAAN PENGAWASAN
KOPERASI
KEMENTERIAN KOPERASI
DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
03
a. pengawasan terhadap seluruh fasilitas sarana
dan prasarana Koperasi.
b. pemeriksaan, verifikasi, dan klarifikasi
dokumen
c. permintaan keterangan dari anggota, pengurus,
pengawas, dewan pengawas syariah,
pengelola/manajemen, karyawan, kreditor,
investor dan mitra kerja Koperasi.
d. penyusunan BAPK dan LHPKK.
e. pelaporan hasil pemeriksaan.
f. pemantauan penerapan sanksi administratif.
Jenis pengawasan koperasi
 Pengawasan rutin
 Pengawasan sewaktu-waktu.
Pelaksanaan Pengawasan Koperasi dapat dilakukan
dengan menggunakan media teknologi informasi
Pengawasan Rutin
Onsite
Offsite
Mencari, mengumpulkan, mengolah, dan
mengevaluasi data dan/atau keterangan mengenai
Koperasi yang dilakukan di kantor Koperasi dan di
tempat lain yang terkait langsung maupun tidak
langsung dengan kegiatan Koperasi.
Menganalisa dan memeriksa dokumen dan laporan
tertulis yang wajib disampaikan secara berkala oleh
Koperasi kepada Deputi/Kepala Perangkat Daerah.
Pengawasan Sewaktu-Waktu
Dilakukan atas dasar :
a. perintah dari pejabat yang berwenang
b. laporan dari masyarakat, dan/atau
c. permasalahan Koperasi yang memerlukan penanganan
khusus dan melibatkan instansi terkait.
10
Tim Pengawas dan Kertas Kerja Pemeriksaan
Kesehatan Koperasi
KEMENTERIAN KOPERASI
DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
04
 Tim Pengawas Koperasi bertanggung jawab kepada:
a. Deputi untuk Pengawasan Koperasi yang menjadi kewenangan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah;
b. Kepala Perangkat Daerah provinsi untuk Pengawasan Koperasi yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah
provinsi;
c. Kepala Perangkat Daerah kabupaten/kota untuk Pengawasan Koperasi yang menjadi kewenangan Pemerintah
Daerah kabupaten/kota.
Kertas Kerja Pemeriksaan Kesehatan Koperasi (KKPKK)
Tim Pengawas koperasi
 Pelaksanaan Pengawasan Koperasi dapat dilakukan oleh Tim Pengawas Koperasi yang ditetapkan oleh Deputi/Kepala
Perangkat Daerah Provinsi/Kab/Kota.
KKPKK meliputi:
a. tata kelola;
b. profil risiko;
c. kinerja keuangan; dan
d. permodalan.
Bagi koperasi simpan pinjam dan pembiayaan
syariah/unit simpan pinjam dan pembiayaan syariah
juga meliputi penerapan prinsip syariah
 Dalam melaksanakan Pemeriksaan Kesehatan Koperasi, Pengawas Koperasi
mempergunakan KKPKK yang ditetapkan oleh Deputi.
11
KEMENTERIAN KOPERASI
DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
05
Hasil Pengawasan Koperasi dan Kerjasama
Pengawasan Koperasi
01 Hasil Pengawasan Koperasi terdiri atas :
a. Laporan Hasil Pemeriksaan Kesehatan Koperasi (LHPKK)
yang berisi dokumen laporan tertulis hasil Pemeriksaan
Kesehatan Koperasi dan pemberian skor tingkat
kesehatan Koperasi.
b. Sanksi Administratif apabila ditemukan pelanggaran.
02 Tingkat kesehatan Koperasi terdiri atas:
a. sehat;
b. cukup sehat;
c. dalam pengawasan; atau
d. dalam pengawasan khusus.
03  Koperasi dengan tingkat kesehatan sehat atau cukup sehat
diberikan Sertifikat Kesehatan.
 Koperasi dengan tingkat kesehatan dalam pengawasan
atau dalam pengawasan khusus ditindaklanjuti dengan
Sanksi Administratif.
 Sertifikat kesehatan dan sanksi administratif ditetapkan
oleh Deputi/Perangkat Daerah provinsi/ kabupaten/kota
berdasarkan LHPKK
04
Deputi dan Perangkat Daerah provinsi atau
kabupaten/kota dapat mempublikasikan
tingkat kesehatan Koperasi
05 Dalam hal koperasi melakukan kegiatan usaha
yang menjadi objek pengawasan instansi lain,
pengawasan Koperasi dilakukan melalui kerja
sama dengan instansi terkait.
06 Apabila diperlukan, Deputi/Kepala Perangkat
Daerah dapat menunjuk akuntan publik untuk
melakukan audit dengan biaya dibebankan
kepada Koperasi yang bersangkutan.
12
KEMENTERIAN KOPERASI
DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
06 Tahapan Pengawasan dan Sanksi Administratif
01 Tahapan Pengawasan Koperasi meliputi :
02 Persiapan pemeriksaan terdiri atas:
03
04
a. Persiapan pemeriksaan secara langsung;
b. Pelaksanaan pemeriksaan;
c. Pelaporan hasil pemeriksaan, dan/atau
d. Penerapan sanksi administratif.
a. menginventarisasi data dan informasi terkait serta
menyusun rencana kerja Pemeriksaan Koperasi;
b. menyampaikan surat pemberitahuan Pemeriksaan
kepada Koperasi terkait waktu pelaksanaan dan
permintaan data, dokumen, dan keterangan lain paling
lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum pelaksanaan
Pemeriksaan; dan
c. mempersiapkan surat tugas yang diterbitkan oleh
Deputi/Kepala Perangkat Daerah
a. Tim Pengawas Koperasi wajib menyerahkan surat
tugas pemeriksaan kepada pengurus Koperasi;
b. pengurus mewakili Koperasi dalam hal pemberian
data, dokumen, dan keterangan lain selama
pelaksanaan pemeriksaan;
c. pertemuan pendahuluan (entry meeting);
d. pelaksanaan pemeriksaan dengan menggunakan
KKPKK;
e. melakukan klarifikasi dan konfirmasi hasil temuan
pemeriksaan yang akan dituangkan dalam BAPK; dan
f. pertemuan akhir (exit meeting) untuk
penandatanganan dan penyerahan BAPK.
Pelaksanaan pemeriksaan :
Pelaporan hasil pemeriksaan : Pelaporan hasil
pemeriksaan Koperasi disusun secara obyektif, seimbang,
independen, transparan, dan dapat
dipertanggungjawabkan
05 Setiap melakukan pemeriksaan dalam rangka tugas
pengawasan, Pengawas Koperasi harus membuat
BAPK dan melaporkan LHPKK kepada pejabat
pemberi tugas
13
KEMENTERIAN KOPERASI
DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
Tahapan Pengawasan dan Sanksi Administratif
---- Lanjutan
07 Mekanisme Sanksi Administratif :
10
08
09
Pemberian Sanksi Administratif dapat dilakukan :
a. surat teguran dapat diberikan maksimal 2 (dua) kali.
b. Koperasi wajib menindaklanjuti surat teguran paling
lambat 3 (tiga) bulan sejak diterbitkan.
c. Penurunan tingkat kesehatan koperasi dilakukan tanpa
menunggu periode pemeriksaan koperasi berdasarkan
hasil pemeriksaan kesehatan sebelumnya.
d. Pembatasan kegiatan usaha Koperasi : pembatasan
penambahan anggota, penerimaan simpanan, penyaluran
pinjaman baru, pembukaan jaringan pelayanan, perubahan
anggaran dasar, dan/atau pergantian pengurus hingga
jangka waktu yang ditetapkan.
a. berjenjang, secara berurutan mulai dari yang paling ringan
sampai yang paling berat;
b. tidak berjenjang, diberikan sesuai dengan tingkat
kewajaran terhadap pelanggaran yang dilakukan, dan
dampak yang terjadi di masyarakat; atau
c. Secara kumulatif, yang terdiri atas gabungan jenis sanksi
administratif.
Surat keputusan sanksi administratif disampaikan kepada
pengurus Koperasi dan dilengkapi dengan tanda terima
berupa dokumen tertulis atau dokumen elektronik
sebagai dasar melaksanakan sanksi administratif.
Pengurus Koperasi wajib menyelesaikan seluruh sanksi
administratif sesuai dengan jangka waktu yang tercantum
dalam surat keputusan sanksi administratif.
11
1. Pemantauan pelaksanaan sanksi administratif
dilaksanakan oleh Tim Pengawas Koperasi.
2. Tim Pengawas Koperasi wajib membuat Laporan Hasil
Pemantauan (LHP) dan melaporkannya kepada pejabat
yang memberi tugas serta ditindaklanjuti dengan
Keputusan pejabat yang berwenang berupa pernyataan
telah menyelesaikan seluruh sanksi administratif;
3. Dalam hal Koperasi yang terkena sanksi tidak
melaksanakan keputusan sanksi, dikenakan pemberian
sanksi administratif selanjutnya
Pemantauan Sanksi Administratif :
14
Sanksi administratif dikategorikan sebagai berikut:
a. sanksi ringan berupa surat teguran
b. sanksi sedang berupa penurunan tingkat kesehatan Koperasi, pembatasan kegiatan usaha Koperasi, atau pembekuan izin
usaha Koperasi, dan
c. sanksi berat berupa pencabutan izin usaha Koperasi atau pembubaran Koperasi
06
KEMENTERIAN KOPERASI
DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
07 Pelaporan, Ketentuan Peralihan dan Penutup
Ketentuan Peralihan
Laporan Pengawasan Koperasi terdiri atas :
a. Laporan tim Pengawas Koperasi
• Laporan tim Pengawas Koperasi wajib dibuat oleh tim pengawas koperasi setelah melakukan kegiatan
pemeriksaan dan pemantauan.
b. Laporan unit kerja Pengawasan Koperasi
• Laporan unit kerja pengawasan koperasi disusun oleh unit/satuan kerja yang membidangi Pengawasan
Koperasi setiap 6 (enam) bulan dan/atau sewaktu-waktu diperlukan.
• Unit kerja pengawasan koperasi menyampaikan laporan kepada Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota
sesuai dengan kewenangannya.
• Tembusan laporan kepada Gubernur/Bupati/Walikota disampaikan kepada Menteri c.q Deputi.
Pelaporan dapat dilakukan melalui teknologi informasi
Proses pemeriksaan dan penilaian kesehatan koperasi
yang dilaksanakan berdasarkan kertas kerja yang telah
ditetapkan sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Nomor
17/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Pengawasan Koperasi
tetap berlaku sampai dengan Kertas Kerja Pemeriksaan
Kesehatan Koperasi (KKPKK) ditetapkan paling lama 30
Juni 2021.
15
Penutup
a. Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku,
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Nomor 17/Per/M.KUKM/IX/2015
tentang Pengawasan Koperasi dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
b. Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada
tanggal diundangkan.
TERIMA KASIH
@KemenkopUKM KemenkopUKM
KemenkopUKM @KemenkopUKM
16
16

More Related Content

What's hot

Manajemen keuangan negara
Manajemen keuangan negaraManajemen keuangan negara
Manajemen keuangan negaraBPKP
 
Contoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasi
Contoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasiContoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasi
Contoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasiTien Agustini mistiawati
 
Tata kelola dan administrasi Bumdes
Tata kelola dan administrasi Bumdes   Tata kelola dan administrasi Bumdes
Tata kelola dan administrasi Bumdes Frans Dione
 
Perkoperasian penyuluhan
Perkoperasian penyuluhanPerkoperasian penyuluhan
Perkoperasian penyuluhangito1000
 
Kelembagaan BUM Desa Bersama
Kelembagaan  BUM Desa BersamaKelembagaan  BUM Desa Bersama
Kelembagaan BUM Desa BersamaAhmad Rofik
 
1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja
1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja
1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma prajaCelvinRamaPratama
 
Contoh Draft A D A R T
Contoh Draft  A D  A R TContoh Draft  A D  A R T
Contoh Draft A D A R Tgazzah
 
BUM Desa : Analisa Usaha Berbasis Data
BUM Desa :  Analisa Usaha Berbasis DataBUM Desa :  Analisa Usaha Berbasis Data
BUM Desa : Analisa Usaha Berbasis DataFormasi Org
 
Tata cara mendirikan koperasi
Tata cara mendirikan koperasiTata cara mendirikan koperasi
Tata cara mendirikan koperasiTony Setiawan
 
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan PermensosKarang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan PermensosTV Desa
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daerahaRian Saifulloh
 
Pengertian koperasi
Pengertian koperasiPengertian koperasi
Pengertian koperasiEdy Rahardjo
 
Laporan anev capaian kinerja tw 1
Laporan anev capaian kinerja tw 1Laporan anev capaian kinerja tw 1
Laporan anev capaian kinerja tw 1Imam Pirdaus
 
studi lapangan pkp bbpk ciloto
studi lapangan pkp bbpk cilotostudi lapangan pkp bbpk ciloto
studi lapangan pkp bbpk cilotoFatihElluqmani
 

What's hot (20)

Manajemen keuangan negara
Manajemen keuangan negaraManajemen keuangan negara
Manajemen keuangan negara
 
Contoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasi
Contoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasiContoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasi
Contoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasi
 
Tata kelola dan administrasi Bumdes
Tata kelola dan administrasi Bumdes   Tata kelola dan administrasi Bumdes
Tata kelola dan administrasi Bumdes
 
Perkoperasian penyuluhan
Perkoperasian penyuluhanPerkoperasian penyuluhan
Perkoperasian penyuluhan
 
Kelembagaan BUM Desa Bersama
Kelembagaan  BUM Desa BersamaKelembagaan  BUM Desa Bersama
Kelembagaan BUM Desa Bersama
 
ANGGARAN DASAR KOPERASI
ANGGARAN DASAR KOPERASIANGGARAN DASAR KOPERASI
ANGGARAN DASAR KOPERASI
 
Materi UMKM.pptx
Materi UMKM.pptxMateri UMKM.pptx
Materi UMKM.pptx
 
1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja
1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja
1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja
 
Contoh Draft A D A R T
Contoh Draft  A D  A R TContoh Draft  A D  A R T
Contoh Draft A D A R T
 
BUM Desa : Analisa Usaha Berbasis Data
BUM Desa :  Analisa Usaha Berbasis DataBUM Desa :  Analisa Usaha Berbasis Data
BUM Desa : Analisa Usaha Berbasis Data
 
Proses Koperasi
Proses KoperasiProses Koperasi
Proses Koperasi
 
Peta proses bisnis permen panrb no 19 tahun 2018
Peta proses bisnis   permen panrb no 19 tahun 2018Peta proses bisnis   permen panrb no 19 tahun 2018
Peta proses bisnis permen panrb no 19 tahun 2018
 
Tata cara mendirikan koperasi
Tata cara mendirikan koperasiTata cara mendirikan koperasi
Tata cara mendirikan koperasi
 
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan PermensosKarang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
 
Presentasi uu desa versi terbaru
Presentasi uu desa versi terbaruPresentasi uu desa versi terbaru
Presentasi uu desa versi terbaru
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
 
Pengertian koperasi
Pengertian koperasiPengertian koperasi
Pengertian koperasi
 
Laporan anev capaian kinerja tw 1
Laporan anev capaian kinerja tw 1Laporan anev capaian kinerja tw 1
Laporan anev capaian kinerja tw 1
 
Panduan BUMDes
Panduan BUMDesPanduan BUMDes
Panduan BUMDes
 
studi lapangan pkp bbpk ciloto
studi lapangan pkp bbpk cilotostudi lapangan pkp bbpk ciloto
studi lapangan pkp bbpk ciloto
 

Similar to Y. Kebijakan Pengawasan koperasi.pptx

Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi Ringkas_Paparan pak Deputi.pptx
Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi Ringkas_Paparan pak Deputi.pptxUsaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi Ringkas_Paparan pak Deputi.pptx
Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi Ringkas_Paparan pak Deputi.pptxendromartinus
 
Wbk dan wbbm kppn malang
Wbk dan wbbm kppn malangWbk dan wbbm kppn malang
Wbk dan wbbm kppn malangAhmad Abdul Haq
 
Permen 2007 12_39_pedoman_pengawasan_kjks_ujks
Permen 2007 12_39_pedoman_pengawasan_kjks_ujksPermen 2007 12_39_pedoman_pengawasan_kjks_ujks
Permen 2007 12_39_pedoman_pengawasan_kjks_ujksMuhayat Akbar
 
Ketentuan Umum Tata Kelola Perusahaan BUMN (Permen BUMN No.Per-2 Tahun 2023) ...
Ketentuan Umum Tata Kelola Perusahaan BUMN (Permen BUMN No.Per-2 Tahun 2023) ...Ketentuan Umum Tata Kelola Perusahaan BUMN (Permen BUMN No.Per-2 Tahun 2023) ...
Ketentuan Umum Tata Kelola Perusahaan BUMN (Permen BUMN No.Per-2 Tahun 2023) ...Kanaidi ken
 
Dasar Hukum dan Konsep Dasar Keberadaan "SPI (Internal Audit)"
Dasar Hukum dan Konsep Dasar Keberadaan "SPI (Internal Audit)"Dasar Hukum dan Konsep Dasar Keberadaan "SPI (Internal Audit)"
Dasar Hukum dan Konsep Dasar Keberadaan "SPI (Internal Audit)"Kanaidi ken
 
Materi v pak saiful
Materi v pak saifulMateri v pak saiful
Materi v pak saifulevisilalahi2
 
Paparan Pengembangan Koperasi RSPP Rev 18022023.pptx
Paparan Pengembangan Koperasi RSPP Rev 18022023.pptxPaparan Pengembangan Koperasi RSPP Rev 18022023.pptx
Paparan Pengembangan Koperasi RSPP Rev 18022023.pptxAbuLashiraSyarifq
 
Ringkasan Permenkop tentang Keberadaan Koperasi
Ringkasan Permenkop tentang Keberadaan KoperasiRingkasan Permenkop tentang Keberadaan Koperasi
Ringkasan Permenkop tentang Keberadaan KoperasiMujiSubagiyanto1
 
Tinjauan untuk perlindungan hukum melalui LPS
Tinjauan untuk perlindungan hukum melalui LPSTinjauan untuk perlindungan hukum melalui LPS
Tinjauan untuk perlindungan hukum melalui LPSiyaastikaa
 
Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa KeuanganOtoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa KeuanganAri Raharjo
 
SOM-SOP Koperasi.ppt
SOM-SOP Koperasi.pptSOM-SOP Koperasi.ppt
SOM-SOP Koperasi.pptIrwanRudi
 
PENGARUH PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KAS KOPERASI KARTIKA SULTAN AGENG
PENGARUH PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KAS KOPERASI KARTIKA SULTAN AGENG PENGARUH PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KAS KOPERASI KARTIKA SULTAN AGENG
PENGARUH PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KAS KOPERASI KARTIKA SULTAN AGENG Retno Auliaika
 
Kebijakan urusan pemerintah di bidang koperasi dan ukm
Kebijakan urusan pemerintah di bidang koperasi dan ukmKebijakan urusan pemerintah di bidang koperasi dan ukm
Kebijakan urusan pemerintah di bidang koperasi dan ukmhenra saragih
 
02-Bahan-Sosialisasi-Pengawasan-KLD-dan-Pencabutan.pptx
02-Bahan-Sosialisasi-Pengawasan-KLD-dan-Pencabutan.pptx02-Bahan-Sosialisasi-Pengawasan-KLD-dan-Pencabutan.pptx
02-Bahan-Sosialisasi-Pengawasan-KLD-dan-Pencabutan.pptxvivi188959
 
221102 Isu Pokok RUU Perkoperasian (1).pptx
221102 Isu Pokok RUU Perkoperasian (1).pptx221102 Isu Pokok RUU Perkoperasian (1).pptx
221102 Isu Pokok RUU Perkoperasian (1).pptxdimas115754
 

Similar to Y. Kebijakan Pengawasan koperasi.pptx (20)

Materi Permenkop 9 2018.ppt
Materi Permenkop 9 2018.pptMateri Permenkop 9 2018.ppt
Materi Permenkop 9 2018.ppt
 
Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi Ringkas_Paparan pak Deputi.pptx
Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi Ringkas_Paparan pak Deputi.pptxUsaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi Ringkas_Paparan pak Deputi.pptx
Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi Ringkas_Paparan pak Deputi.pptx
 
Wbk dan wbbm kppn malang
Wbk dan wbbm kppn malangWbk dan wbbm kppn malang
Wbk dan wbbm kppn malang
 
Permen 2007 12_39_pedoman_pengawasan_kjks_ujks
Permen 2007 12_39_pedoman_pengawasan_kjks_ujksPermen 2007 12_39_pedoman_pengawasan_kjks_ujks
Permen 2007 12_39_pedoman_pengawasan_kjks_ujks
 
Ketentuan Umum Tata Kelola Perusahaan BUMN (Permen BUMN No.Per-2 Tahun 2023) ...
Ketentuan Umum Tata Kelola Perusahaan BUMN (Permen BUMN No.Per-2 Tahun 2023) ...Ketentuan Umum Tata Kelola Perusahaan BUMN (Permen BUMN No.Per-2 Tahun 2023) ...
Ketentuan Umum Tata Kelola Perusahaan BUMN (Permen BUMN No.Per-2 Tahun 2023) ...
 
Dasar Hukum dan Konsep Dasar Keberadaan "SPI (Internal Audit)"
Dasar Hukum dan Konsep Dasar Keberadaan "SPI (Internal Audit)"Dasar Hukum dan Konsep Dasar Keberadaan "SPI (Internal Audit)"
Dasar Hukum dan Konsep Dasar Keberadaan "SPI (Internal Audit)"
 
Materi v pak saiful
Materi v pak saifulMateri v pak saiful
Materi v pak saiful
 
Paparan Pengembangan Koperasi RSPP Rev 18022023.pptx
Paparan Pengembangan Koperasi RSPP Rev 18022023.pptxPaparan Pengembangan Koperasi RSPP Rev 18022023.pptx
Paparan Pengembangan Koperasi RSPP Rev 18022023.pptx
 
Ringkasan Permenkop tentang Keberadaan Koperasi
Ringkasan Permenkop tentang Keberadaan KoperasiRingkasan Permenkop tentang Keberadaan Koperasi
Ringkasan Permenkop tentang Keberadaan Koperasi
 
Tinjauan untuk perlindungan hukum melalui LPS
Tinjauan untuk perlindungan hukum melalui LPSTinjauan untuk perlindungan hukum melalui LPS
Tinjauan untuk perlindungan hukum melalui LPS
 
Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa KeuanganOtoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan
 
SOM-SOP Koperasi.ppt
SOM-SOP Koperasi.pptSOM-SOP Koperasi.ppt
SOM-SOP Koperasi.ppt
 
Rb kalbar diskop,ukm
Rb kalbar diskop,ukmRb kalbar diskop,ukm
Rb kalbar diskop,ukm
 
PENGARUH PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KAS KOPERASI KARTIKA SULTAN AGENG
PENGARUH PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KAS KOPERASI KARTIKA SULTAN AGENG PENGARUH PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KAS KOPERASI KARTIKA SULTAN AGENG
PENGARUH PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KAS KOPERASI KARTIKA SULTAN AGENG
 
Anti korupsi wbk
Anti korupsi wbkAnti korupsi wbk
Anti korupsi wbk
 
Kebijakan urusan pemerintah di bidang koperasi dan ukm
Kebijakan urusan pemerintah di bidang koperasi dan ukmKebijakan urusan pemerintah di bidang koperasi dan ukm
Kebijakan urusan pemerintah di bidang koperasi dan ukm
 
02-Bahan-Sosialisasi-Pengawasan-KLD-dan-Pencabutan.pptx
02-Bahan-Sosialisasi-Pengawasan-KLD-dan-Pencabutan.pptx02-Bahan-Sosialisasi-Pengawasan-KLD-dan-Pencabutan.pptx
02-Bahan-Sosialisasi-Pengawasan-KLD-dan-Pencabutan.pptx
 
Elaborasi ketentuan lkm syariah
Elaborasi ketentuan lkm syariahElaborasi ketentuan lkm syariah
Elaborasi ketentuan lkm syariah
 
Bahan Sosialisasi Pengawasan.pptx
Bahan Sosialisasi Pengawasan.pptxBahan Sosialisasi Pengawasan.pptx
Bahan Sosialisasi Pengawasan.pptx
 
221102 Isu Pokok RUU Perkoperasian (1).pptx
221102 Isu Pokok RUU Perkoperasian (1).pptx221102 Isu Pokok RUU Perkoperasian (1).pptx
221102 Isu Pokok RUU Perkoperasian (1).pptx
 

Recently uploaded

bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okegaluhmutiara
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5SubhiMunir3
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptzulfikar425966
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptmuhammadarsyad77
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsunghaechanlee650
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh Cityjaanualu31
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121tubagus30
 
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptxloegtyatmadji
 

Recently uploaded (15)

Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 

Y. Kebijakan Pengawasan koperasi.pptx

  • 1. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN UKM NOMOR 09 TAHUN 2020 TENTANG PENGAWASAN KOPERASI Banyuwangi , 29-30 Agustus 2022 “MENDORONG TUMBUH KEMBANGNYA KOPERASI SEHAT DAN TERPERCAYA SEBAGAI SALAH SATU PILAR PEREKONOMIAN NASIONAL” BANGGA BUATAN INDONESIA
  • 2. OUTLINE 04 02 01 PENDAHULUAN – TEMUAN HASIL IDENTIFIKASI PENGAWASAN KOPERASI PENGUATAN REGULASI PERUBAHAN SEBAGAI KONSEKUENSI PENGUATAN REGULASI STRATEGI PENGAWASAN KOPERASI – PROSES BISNIS PENGAWASAN OUTLINE PERMENKOP UKM TENTANG PENGAWASAN KOPERASI 05 2 03
  • 3. Adanya masalah dalam kelembagaan Koperasi yaitu: • Data yang tidak valid (terutama alamat) • Izin Usah Simpan Pinjam • Izin Pembukaan Kantor Cabang • Koperasi tidak melaksanakan RAT • Belum memiliki peraturan khusus SOM/SOP Penipuan Investasi Bodong/Ilegal berkedok Koperasi KSP lebih banyak melayani bukan anggota atau “calon anggota” dan menggunakan nama nasabah dengan memberikan bunga tinggi Simpanan Pokok yang tinggi dengan tujuan agar tidak semua orang dapat menjadi anggota Koperasi dipailitkan oleh anggotanya dan pihak ketiga Penyajian Laporan Keuangan belum sesuai peraturan (standar) Koperasi Simpan Pinjam dengan volume pinjaman diatas 2,5 Milyar belum di audit oleh Akuntan Publik Masih terbatasnya jumlah Dewan Pengawas Syariah untuk KSP berbasis Syariah KSPPS belum memiliki Unit Kegiatan Sosial (maal) yang terpisah dengan unit kegiatan bisnis (tamwil) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 01 PENDAHULUAN – TEMUAN HASIL IDENTIFIKASI PENGAWASAN KOPERASI KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA INTERNAL Terbatasnya jumlah SDM/PNS pengawas koperasi, baik secara kuantitas maupun kualitas 1 Tingginya tingkat mutasi pejabat PNS daerah (sangat dinamis) Minimnya dukungan APBD untuk pengawasan koperasi khususnya di Kabupaten/kota Kendala koordinasi Provinsi, Kabupaten/Kota dengan Kementerian Koperasi dan UKM 2 3 4 EKSTERNAL 3
  • 4. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA 02 ARAH KEBIJAKAN – PENGUATAN REGULASI Regrouping regulasi terkait kelembagaan dan pengawasan koperasi • 6 Peraturan Menteri Koperasi dan UKM (2 terkait USP/USPPS Koperasi, 2 terkait Kelembagaan, dan 2 terkait pengawasan koperasi dan penerapan PMPJ) • 7 Peraturan Deputi Pengawasan (1 NSPK, 1 Penkes, 1 Penerapan Sanksi dan 3 terkait Pemeriksaan : Kepatuhan, Kelembagaan dan Usaha Simpan Pinjam) • 1 Keputusan Deputi Pengawasan tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan USP. • Simplikasi regulasi • Upgrade regulasi (perdep menjadi permen) • Integrasi pengawasan dalam perspektif penilaian kesehatan koperasi: Kepatuhan, Kelembagaan dan Usaha Simpan Pinjam • Pemisahan antara peraturan dan petunjuk teknis (kertas kerja pemeriksaan terkait Usaha Simpan Pinjam/Usaha Simpan Pinjam dan pembiayaan pola Syariah) Eksisting Regulasi Karakteristik Perubahan 2 4
  • 5. Pemeriksaan Koperasi menggunakan pendekatan nomenklatur Eselon II sehingga pemeriksaan dilakukan secara parsial, dengan output pengawasan berupa laporan hasil pemeriksaan kepatuhan, kelembagaan, usaha simpan pinjam dan penilaian kesehatan Terdapat 4 (empat) kertas kerja untuk pemeriksaan dan penilaian kesehatan koperasi Terdapat 1 (satu) kertas kerja pemeriksaan kesehatan koperasi. Pemeriksaan Koperasi dilaksanakan secara terintegrasi dengan output Pemeriksaan Kesehatan Koperasi dan/atau Penerapan Sanksi PENGAWASAN KOPERASI KEMUDIAN KONDISI SAAT INI Pemeriksaan Koperasi dilakukan secara langsung ke lapangan (onsite) Pemeriksaan Koperasi dilakukan secara offsite dengan memanfaatkan sistem pengawasan Koperasi berbasis digital, lapangan (onsite) , dan Pemeriksaan Khusus Pengawasan dan Pemeriksaan Koperasi belum berbasis risiko sehingga penanganan antara koperasi kecil dan koperasi besar yang sama. Pengawasan dan Pemeriksaan menggunakan standar yang sama (Peraturan Menteri) berbasis potensi risiko (KUK 1, 2, 3, 4). Bagi KUK 3 dan 4 dilakukan fit and proper test Sanksi diberikan secara bertahap yaitu berupa : teguran tertulis paling sedikit 2 (dua) kali, larangan untuk menjalankan fungsi sebagai pengurus atau pengawas koperasi, pencabutan izin usaha simpan pinjam; dan/atau pembubaran koperasi oleh Menteri. Pemeriksaan dilakukan oleh Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi yang telah lulus Uji Kompetensi Teknis Belum adanya profesi Fungsional Pengawas Koperasi Sanksi administratif diberikan sesuai tingkat masalah atau pelanggaran berupa surat teguran, penurunan tingkat kesehatan, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan izin, pencabutan izin dan pembubaran. Pelaporan pengawasan koperasi dilakukan secara manual Pelaporan pengawasan koperasi dapat dilakukan melalui teknologi informasi 03 PERUBAHAN SEBAGAI KONSEKUENSI PENGUATAN REGULASI 5
  • 6. INPUT Menyediakan data dan informasi terhadap kinerja Keuangan Laporan Keuangan Menyediakan data dan informasi Kepatuhan terhadap prinsip- prinsip Koperasi Laporan Keragaan Menyediakan informasi terhadap prinsip-prinsip bisnis dan prinsip ke-hati-hatian (prudential) Laporan Manajemen ProfilRisiko. KinerjaUsaha GCG PROSES OUTPUT Kinerja GCG Risiko CAMEL + OUTCOME Koperasi yang Sehat Kepatuh an Kelembag aan Usaha Simpan Pinjam Penke s Sanksi 04. STRATEGI PENGAWASAN KOPERASI – PROSES BISNIS PENGAWASAN 6
  • 7. Kewenangan Pengawasan Koperasi Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 9 Tahun 2020 Tentang Pengawasan Koperasi memuat beberapa hal, diantaranya : 01 Pelaksanaan Pengawasan Koperasi 03 Objek Pengawasan Koperasi 02 05. OUTLINE PERMENKOP DAN UKM TENTANG PENGAWASAN KOPERASI Tim Pengawas dan Kertas Kerja Pemeriksaan Koperasi 04 Hasil Pengawasan Koperasi dan Koordinasi dengan pihak terkait 05 Tahapan Pengawasan dan Sanksi Administratif 06 07 Pelaporan, Ketentuan Peralihan dan Penutup 7
  • 8. 1 2 KEWENANGAN PENGAWASAN KOPERASI Ketentuan Pengawas Koperasi 01 Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggungjawab menyelenggarakan Pengawasan Koperasi sesuai dengan wilayah keanggotaan Koperasi. Wilayah keanggotaan Koperasi lintas daerah provinsi oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 3 Wilayah keanggotaan Koperasi lintas daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah provinsi oleh Pemerintah daerah provinsi. Wilayah keanggotaan Koperasi dalam 1 (satu) daerah kabupaten/kota oleh Pemerintah daerah Kabupaten/Kota. 4 5 Pengawasan Koperasi dilakukan oleh Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi dalam lingkup Kementerian Koperasi dan UKM, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. 1. Dalam hal belum terpenuhinya Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi di lingkungan instansi pemerintah, penyelenggaraan tugas Pengawasan Koperasi ditetapkan oleh pejabat yang memiliki kewenangan di bidang koperasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 2. PNS yang bukan merupakan Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi dapat melaksanakan tugas Pengawasan Koperasi untuk jangka waktu tertentu setelah mendapatkan penugasan dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 3. PNS di lingkungan instansi Pemerintah Daerah yang bukan merupakan Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi dapat melaksanakan tugas Pengawasan Koperasi untuk jangka waktu tertentu dari Perangkat Daerah setelah mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 4. Masa pelaksanaan tugas Pengawasan Koperasi oleh Pengawas Koperasi yang bukan merupakan Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi paling lama 5 (lima) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan. 5. Setelah berakhirnya masa pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Pengawasan Koperasi wajib dilakukan oleh Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi. 8
  • 9. • Anggota < 5.000 • Modal Sendiri < 250 juta • Aset < 2,5 Miliar  Objek Pengawasan Koperasi : Koperasi Primer dan Koperasi Sekunder meliputi usaha simpan pinjam dan non simpan pinjam sesuai dengan wilayah keanggotaan Koperasi.  Objek Pengawasan Koperasi dibagi dalam 4 (empat) tingkat Klasifikasi Usaha Koperasi (KUK).  Penentuan tingkat KUK berdasarkan jumlah anggota, modal sendiri, atau aset tertinggi yang dicapai Koperasi yang bersangkutan.  Bupati/Walikota berkewajiban memantau dan mengevaluasi Kantor Cabang, KCP, dan Kantor Kas yang berkedudukan di wilayahnya.  Hasil pemantauan tsb dilaporkan kepada: - Menteri untuk koperasi wilayah keanggotaan lintas provinsi - Gubernur untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan lintas kab/kota dalam 1 provinsi OBJEK PENGAWASAN KOPERASI KUK I 02 • Anggota 5.001 – 9.000 • Modal Sendiri > 250 juta s.d 15 Miliar • Aset > 2,5 Miliar – 100 Miliar KUK II • Anggota 9.001 – 35.000 • Modal Sendiri > 15 Miliar - 40 Miliar • Aset > 100 Miliar - 500 Miliar KUK III • Anggota > 35.000 • Modal Sendiri > 40 Miliar, • Aset > 500 Miliar KUK IV KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Cat : Pengelompokan berdasarkan tingkat tertinggi yang dicapai diantara 3 kriteria. (jumlah anggota, Modal Sendiri dan Asset Koperasi) 9
  • 10. Tugas pelaksanaan pengawasan koperasi : PELAKSANAAN PENGAWASAN KOPERASI KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA 03 a. pengawasan terhadap seluruh fasilitas sarana dan prasarana Koperasi. b. pemeriksaan, verifikasi, dan klarifikasi dokumen c. permintaan keterangan dari anggota, pengurus, pengawas, dewan pengawas syariah, pengelola/manajemen, karyawan, kreditor, investor dan mitra kerja Koperasi. d. penyusunan BAPK dan LHPKK. e. pelaporan hasil pemeriksaan. f. pemantauan penerapan sanksi administratif. Jenis pengawasan koperasi  Pengawasan rutin  Pengawasan sewaktu-waktu. Pelaksanaan Pengawasan Koperasi dapat dilakukan dengan menggunakan media teknologi informasi Pengawasan Rutin Onsite Offsite Mencari, mengumpulkan, mengolah, dan mengevaluasi data dan/atau keterangan mengenai Koperasi yang dilakukan di kantor Koperasi dan di tempat lain yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan Koperasi. Menganalisa dan memeriksa dokumen dan laporan tertulis yang wajib disampaikan secara berkala oleh Koperasi kepada Deputi/Kepala Perangkat Daerah. Pengawasan Sewaktu-Waktu Dilakukan atas dasar : a. perintah dari pejabat yang berwenang b. laporan dari masyarakat, dan/atau c. permasalahan Koperasi yang memerlukan penanganan khusus dan melibatkan instansi terkait. 10
  • 11. Tim Pengawas dan Kertas Kerja Pemeriksaan Kesehatan Koperasi KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA 04  Tim Pengawas Koperasi bertanggung jawab kepada: a. Deputi untuk Pengawasan Koperasi yang menjadi kewenangan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; b. Kepala Perangkat Daerah provinsi untuk Pengawasan Koperasi yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah provinsi; c. Kepala Perangkat Daerah kabupaten/kota untuk Pengawasan Koperasi yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah kabupaten/kota. Kertas Kerja Pemeriksaan Kesehatan Koperasi (KKPKK) Tim Pengawas koperasi  Pelaksanaan Pengawasan Koperasi dapat dilakukan oleh Tim Pengawas Koperasi yang ditetapkan oleh Deputi/Kepala Perangkat Daerah Provinsi/Kab/Kota. KKPKK meliputi: a. tata kelola; b. profil risiko; c. kinerja keuangan; dan d. permodalan. Bagi koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah/unit simpan pinjam dan pembiayaan syariah juga meliputi penerapan prinsip syariah  Dalam melaksanakan Pemeriksaan Kesehatan Koperasi, Pengawas Koperasi mempergunakan KKPKK yang ditetapkan oleh Deputi. 11
  • 12. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA 05 Hasil Pengawasan Koperasi dan Kerjasama Pengawasan Koperasi 01 Hasil Pengawasan Koperasi terdiri atas : a. Laporan Hasil Pemeriksaan Kesehatan Koperasi (LHPKK) yang berisi dokumen laporan tertulis hasil Pemeriksaan Kesehatan Koperasi dan pemberian skor tingkat kesehatan Koperasi. b. Sanksi Administratif apabila ditemukan pelanggaran. 02 Tingkat kesehatan Koperasi terdiri atas: a. sehat; b. cukup sehat; c. dalam pengawasan; atau d. dalam pengawasan khusus. 03  Koperasi dengan tingkat kesehatan sehat atau cukup sehat diberikan Sertifikat Kesehatan.  Koperasi dengan tingkat kesehatan dalam pengawasan atau dalam pengawasan khusus ditindaklanjuti dengan Sanksi Administratif.  Sertifikat kesehatan dan sanksi administratif ditetapkan oleh Deputi/Perangkat Daerah provinsi/ kabupaten/kota berdasarkan LHPKK 04 Deputi dan Perangkat Daerah provinsi atau kabupaten/kota dapat mempublikasikan tingkat kesehatan Koperasi 05 Dalam hal koperasi melakukan kegiatan usaha yang menjadi objek pengawasan instansi lain, pengawasan Koperasi dilakukan melalui kerja sama dengan instansi terkait. 06 Apabila diperlukan, Deputi/Kepala Perangkat Daerah dapat menunjuk akuntan publik untuk melakukan audit dengan biaya dibebankan kepada Koperasi yang bersangkutan. 12
  • 13. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA 06 Tahapan Pengawasan dan Sanksi Administratif 01 Tahapan Pengawasan Koperasi meliputi : 02 Persiapan pemeriksaan terdiri atas: 03 04 a. Persiapan pemeriksaan secara langsung; b. Pelaksanaan pemeriksaan; c. Pelaporan hasil pemeriksaan, dan/atau d. Penerapan sanksi administratif. a. menginventarisasi data dan informasi terkait serta menyusun rencana kerja Pemeriksaan Koperasi; b. menyampaikan surat pemberitahuan Pemeriksaan kepada Koperasi terkait waktu pelaksanaan dan permintaan data, dokumen, dan keterangan lain paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum pelaksanaan Pemeriksaan; dan c. mempersiapkan surat tugas yang diterbitkan oleh Deputi/Kepala Perangkat Daerah a. Tim Pengawas Koperasi wajib menyerahkan surat tugas pemeriksaan kepada pengurus Koperasi; b. pengurus mewakili Koperasi dalam hal pemberian data, dokumen, dan keterangan lain selama pelaksanaan pemeriksaan; c. pertemuan pendahuluan (entry meeting); d. pelaksanaan pemeriksaan dengan menggunakan KKPKK; e. melakukan klarifikasi dan konfirmasi hasil temuan pemeriksaan yang akan dituangkan dalam BAPK; dan f. pertemuan akhir (exit meeting) untuk penandatanganan dan penyerahan BAPK. Pelaksanaan pemeriksaan : Pelaporan hasil pemeriksaan : Pelaporan hasil pemeriksaan Koperasi disusun secara obyektif, seimbang, independen, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan 05 Setiap melakukan pemeriksaan dalam rangka tugas pengawasan, Pengawas Koperasi harus membuat BAPK dan melaporkan LHPKK kepada pejabat pemberi tugas 13
  • 14. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Tahapan Pengawasan dan Sanksi Administratif ---- Lanjutan 07 Mekanisme Sanksi Administratif : 10 08 09 Pemberian Sanksi Administratif dapat dilakukan : a. surat teguran dapat diberikan maksimal 2 (dua) kali. b. Koperasi wajib menindaklanjuti surat teguran paling lambat 3 (tiga) bulan sejak diterbitkan. c. Penurunan tingkat kesehatan koperasi dilakukan tanpa menunggu periode pemeriksaan koperasi berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan sebelumnya. d. Pembatasan kegiatan usaha Koperasi : pembatasan penambahan anggota, penerimaan simpanan, penyaluran pinjaman baru, pembukaan jaringan pelayanan, perubahan anggaran dasar, dan/atau pergantian pengurus hingga jangka waktu yang ditetapkan. a. berjenjang, secara berurutan mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat; b. tidak berjenjang, diberikan sesuai dengan tingkat kewajaran terhadap pelanggaran yang dilakukan, dan dampak yang terjadi di masyarakat; atau c. Secara kumulatif, yang terdiri atas gabungan jenis sanksi administratif. Surat keputusan sanksi administratif disampaikan kepada pengurus Koperasi dan dilengkapi dengan tanda terima berupa dokumen tertulis atau dokumen elektronik sebagai dasar melaksanakan sanksi administratif. Pengurus Koperasi wajib menyelesaikan seluruh sanksi administratif sesuai dengan jangka waktu yang tercantum dalam surat keputusan sanksi administratif. 11 1. Pemantauan pelaksanaan sanksi administratif dilaksanakan oleh Tim Pengawas Koperasi. 2. Tim Pengawas Koperasi wajib membuat Laporan Hasil Pemantauan (LHP) dan melaporkannya kepada pejabat yang memberi tugas serta ditindaklanjuti dengan Keputusan pejabat yang berwenang berupa pernyataan telah menyelesaikan seluruh sanksi administratif; 3. Dalam hal Koperasi yang terkena sanksi tidak melaksanakan keputusan sanksi, dikenakan pemberian sanksi administratif selanjutnya Pemantauan Sanksi Administratif : 14 Sanksi administratif dikategorikan sebagai berikut: a. sanksi ringan berupa surat teguran b. sanksi sedang berupa penurunan tingkat kesehatan Koperasi, pembatasan kegiatan usaha Koperasi, atau pembekuan izin usaha Koperasi, dan c. sanksi berat berupa pencabutan izin usaha Koperasi atau pembubaran Koperasi 06
  • 15. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA 07 Pelaporan, Ketentuan Peralihan dan Penutup Ketentuan Peralihan Laporan Pengawasan Koperasi terdiri atas : a. Laporan tim Pengawas Koperasi • Laporan tim Pengawas Koperasi wajib dibuat oleh tim pengawas koperasi setelah melakukan kegiatan pemeriksaan dan pemantauan. b. Laporan unit kerja Pengawasan Koperasi • Laporan unit kerja pengawasan koperasi disusun oleh unit/satuan kerja yang membidangi Pengawasan Koperasi setiap 6 (enam) bulan dan/atau sewaktu-waktu diperlukan. • Unit kerja pengawasan koperasi menyampaikan laporan kepada Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya. • Tembusan laporan kepada Gubernur/Bupati/Walikota disampaikan kepada Menteri c.q Deputi. Pelaporan dapat dilakukan melalui teknologi informasi Proses pemeriksaan dan penilaian kesehatan koperasi yang dilaksanakan berdasarkan kertas kerja yang telah ditetapkan sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 17/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Pengawasan Koperasi tetap berlaku sampai dengan Kertas Kerja Pemeriksaan Kesehatan Koperasi (KKPKK) ditetapkan paling lama 30 Juni 2021. 15 Penutup a. Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 17/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Pengawasan Koperasi dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. b. Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.