2. PERKENALAN H. BAHRIANSYAH, S.Pd.
Kepala Sekolah (SDN 1 Baharu Utara)
Komite Pembelajar (KP)
Sekolah Penggerak Angkatan ke 2
IG/FB :
Hp / Wa : 0812 5802 2285
Email:
bahriansyahspd03@admin.sd.belajar.id
4. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Peserta dapat menguatkan pemahaman mengenai esensi pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila di satuan pendidikan.
❖ Merefleksikan pelaksanaan projek profil di tahun pertama sebagai Sekolah
Penggerak.
❖ Menganalisis miskonsepsi pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
Pancasila di satuan pendidikan.
❖ Merancang asesmen projek yang efektif menyasar profil pelajar Pancasila.
❖ Mengoptimalkan kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila yang
berdampak kepada murid.
Pemahaman bermakna: Projek penguatan profil pelajar Pancasila perlu dikembangkan
secara reflektif dan berkelanjutan untuk mengoptimalkan dampaknya terhadap
murid.
TUJUAN KEGIATAN
6. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Eksplorasi Konsep
Menyimak pemaparan
mengenai optimalisasi
pelaksanaan projek di
satuan pendidikan.
Demonstrasi Kontekstual
Merancang ide projek dengan
asesmen yang efektif menyasar
profil pelajar Pancasila & kegiatan
yang berdampak kepada murid.
Mulai dari Diri
Merefleksikan pengalaman
dalam melaksanakan projek
profil di tahun pertama
Sekolah Penggerak.
Ruang Kolaborasi
Menganalisis miskonsepsi
pelaksanaan projek profil
yang kerap terjadi di
satuan pendidikan.
Elaborasi Pemahaman
Menguatkan pemahaman
mengenai sasaran projek
dan optimalisasi
pelaksanaannya di lapangan.
Aksi Nyata
Merumuskan rencana aksi
nyata yang akan dilakukan
setelah kegiatan
lokakarya.
ALUR KEGIATAN
7. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
MULAI DARI DIRI (10”)
Merefleksikan pengalaman
dalam melaksanakan
projek penguatan profil
pelajar Pancasila (P5) di
tahun pertama Sekolah
Penggerak.
8. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Ceritakan secara singkat gambaran pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila di tahun pertama
melaksanakan/mendampingi Sekolah penggerak.
1. Apa tema dan dimensi yang dipilih? (Ceritakan juga dasar
pemilihannya.)
2. Apa hal menarik yang ditemukan selama proses persiapan dan
pelaksanaannya?
3. Apa saja tantangan yang dihadapi?
4. Apa yang sudah berhasil dan masih perlu diperbaiki?
9. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nyalakan Tanda Tanya
Apa yang belum Anda
pahami dan ingin Anda
pelajari lebih jauh
mengenai projek
penguatan profil pelajar
Pancasila?
10. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
EKSPLORASI KONSEP
Menyimak pemaparan mengenai
pengembangan kegiatan projek di
satuan pendidikan, merancang
asesmen projek yang efektif
menyasar profil pelajar
Pancasila, dan mengoptimalkan
kegiatan projek yang berdampak
kepada murid.
11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
1. Pengembangan projek penguatan profil
pelajar Pancasila.
2. Rancangan asesmen projek yang efektif
menyasar profil pelajar Pancasila.
3. Optimalisasi kegiatan projek yang
berdampak kepada murid.
TOPIK PEMBAHASAN
12. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
“Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat
yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-
nilai Pancasila.”
13. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Sumber: Panduan
Pengembangan Projek
Penguatan Profil Pelajar
Pancasila, Kemdikbudristek,
2022.
14. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Dimensi, Elemen, dan
Subelemen Profil Pelajar
Pancasila
Panduan Pengembangan
Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Kepmen 262 Tahun 2022
DOKUMEN ACUAN
15. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Apa itu projek profil?
Berdasarkan Kepmendikbudristek No.262/M/2022,
Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan
kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang
untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi
dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila
yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
Pancasila dilakukan secara fleksibel, dari segi
muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan. Projek
penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah
dari intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan kegiatan
pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan
tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler. Satuan
pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau
dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan
projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Merupakan kegiatan kokurikuler berbasis
projek
Dirancang untuk menguatkan kompetensi dan
karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila
Dirancang terpisah dari intrakurikuler. (Tujuan,
muatan, dan kegiatan pembelajaran projek
tidak dikaitkan dengan tujuan dan materi
pelajaran intrakurikuler.)
Pelaksanaannya dilakukan secara fleksibel,
dari segi muatan, kegiatan, dan waktu
pelaksanaannya
Satuan pendidikan dapat melibatkan
masyarakat dan/atau dunia kerja untuk
merancang dan menyelenggarakan projek
penguatan profil pelajar Pancasila.
16. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Eksploratif
Berpusat pada Peserta
Didik
Kontekstua
l
Holistik
Prinsip Pengembangan Projek
17. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Alur Perencanaan Projek
Merancang strategi pelaporan hasil projek
Tim fasilitator merencanakan strategi pengolahan dan
pelaporan hasil projek.
Membentuk tim fasilitator projek penguatan
profil pelajar Pancasila
Kepala satuan pendidikan menyusun tim fasilitator
projek. Tim ini berperan merencanakan dan
melaksanakan kegiatan projek untuk seluruh kelas.
Merancang dimensi, tema, dan alokasi waktu
projek penguatan profil pelajar Pancasila
Tim Fasilitator menentukan fokus dimensi profil pelajar
Pancasila dan tema projek serta merancang jumlah projek
beserta alokasi waktunya.
Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan
pendidikan
Kepala satuan pendidikan bersama tim fasilitator
merefleksikan dan menentukan tingkat kesiapan
satuan pendidikan.
Menyusun modul/rencana pengajaran projek
profil
Tim fasilitator menyusun modul projek sesuai tingkat
kesiapan satuan pendidikan dengan tahapan umum:
Menentukan sub-elemen (tujuan projek);
Mengembangkan topik, alur, dan durasi projek, serta;
Mengembangkan aktivitas dan asesmen projek.
2
3
4
5
Perencanaan ini dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi satuan pendidikan.
1
18. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Tema-tema projek profil - PAUD
Aku Sayang Bumi (Gaya
Hidup Berkelanjutan)
Aku Cinta Indonesia
(Kearifan Lokal)
Kita Semua Bersaudara
(Bhinneka Tunggal Ika)
Imajinasi dan
Kreativitasku (Rekayasa
dan Teknologi)
Tema ini bertujuan untuk
mengenalkan peserta
didik pada isu lingkungan,
eksplorasi dalam mencari
solusi kreatif
yang dapat dilakukan oleh
peserta didik, serta
memupuk kepedulian
terhadap alam sebagai
perwujudan rasa sayang
terhadap ciptaan Tuhan
YME.
Tema ini bertujuan agar
peserta didik mengenal
identitas dan karakteristik
negara, keberagaman
budaya dan ciri khas
lainnya tentang Indonesia
sehingga mereka
memahami identitas
dirinya sebagai anak
Indonesia, serta bangga
menjadi anak Indonesia.
Tema ini bertujuan untuk
mengajak peserta didik
untuk mampu berinteraksi
dengan teman sebaya,
menghargai perbedaan, mau
berbagi, dan mampu bekerja
sama.
Tema ini bertujuan untuk
mengajak peserta didik
belajar mengenali dunianya
melalui imajinasi,
eksplorasi, dan eksperimen.
Pada tema Imajinasiku ini
peserta didik distimulasi
dengan serangkaian
kegiatan yang dapat
membangkitkan rasa ingin
tahu, memperkaya
pengalamannya dan
menguatkan
kreativitasnya.
19. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Tema-tema projek profil - Dasmen
Kearifan Lokal
(SD-SMA/sederajat)
Membangun rasa ingin tahu dan
kemampuan inkuiri melalui
eksplorasi tentang budaya dan
kearifan lokal masyarakat sekitar
atau daerah tersebut, serta
perkembangannya.
Rekayasa dan Teknologi
(SD-SMA/sederajat)
Berkolaborasi dalam melatih
daya pikir kritis, kreatif, inovatif,
sekaligus kemampuan berempati
untuk berekayasa membangun
produk berteknologi yang
memudahkan kegiatan dirinya
dan juga sekitarnya.
Kewirausahaan
(SD-SMA/sederajat)
Mengidentifikasi potensi
ekonomi di tingkat lokal dan
masalah yang ada dalam
pengembangan potensi tersebut,
serta kaitannya dengan aspek
lingkungan, sosial dan
kesejahteraan masyarakat.
Bhinneka Tunggal Ika
(SD-SMA/sederajat)
Mengenal belajar membangun
dialog penuh hormat tentang
keberagaman kelompok agama
dan kepercayaan yang dianut
oleh masyarakat sekitar dan di
Indonesia serta nilai-nilai ajaran
yang dianutnya.
Gaya Hidup
Berkelanjutan (SD-
SMA/sederajat)
Memahami dampak dari aktivitas
manusia, baik jangka pendek
maupun panjang, terhadap
kelangsungan kehidupan di dunia
maupun lingkungan sekitarnya.
Bangunlah Jiwa dan
Raganya (SD-
SMA/sederajat)
Membangun kesadaran dan
keterampilan untuk memelihara
kesehatan fisik dan mental, baik
untuk dirinya maupun orang
sekitarnya.
Suara Demokrasi
(SMP-SMA/sederajat)
Merefleksikan makna demokrasi
dan memahami implementasi
demokrasi serta tantangannya
dalam konteks yang
berbeda, termasuk dalam
organisasi sekolah dan/atau
dalam dunia kerja.
Kebekerjaan
(Tema wajib di SMK)
Membangun pemahaman
terhadap ketenagakerjaan,
peluang kerja, serta kesiapan
kerja untuk meningkatkan
kapabilitas yang sesuai dengan
keahliannya, mengacu pada
kebutuhan dunia kerja terkini.
21. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Ketentuan Jumlah Tema dalam Satu Tahun Ajaran
Jenjang Ketentuan Jumlah Tema
PAUD 1 s.d. 2 projek dengan tema berbeda.
SD/Sederajat 2 s.d. 3 projek dengan tema berbeda.
SMP/Sederajat 3 s.d. 4 projek dengan tema berbeda.
SMA Kelas X/Sederajat 3 s.d. 4 projek dengan tema berbeda.
SMA Kelas XI & XII/Sederajat 2 s.d. 3 projek dengan tema berbeda.
SMK Kelas X/Sederajat 3 projek dengan 2 tema pilihan dan 1 tema
Kebekerjaan.
SMK Kelas XI/Sederajat 2 projek dengan 1 tema pilihan dan 1 tema
Kebekerjaan.
SMK Kelas XII/Sederajat 1 projek dengan tema Kebekerjaan.
*Untuk Kelas XIII pada SMK program 4 tahun tidak perlu melaksanakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
22. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Ketentuan Jumlah Tema dalam Satu Tahun Ajaran
Jenjang Ketentuan Jumlah Tema
PAUD 1 s.d. 2 projek dengan tema berbeda.
SD/Sederajat 2 s.d. 3 projek dengan tema berbeda.
SMP/Sederajat 3 s.d. 4 projek dengan tema berbeda.
SMA Kelas X/Sederajat 3 s.d. 4 projek dengan tema berbeda.
SMA Kelas XI & XII/Sederajat 2 s.d. 3 projek dengan tema berbeda.
SMK Kelas X/Sederajat 3 projek dengan 2 tema pilihan dan 1 tema
Kebekerjaan.
SMK Kelas XI/Sederajat 2 projek dengan 1 tema pilihan dan 1 tema
Kebekerjaan.
SMK Kelas XII/Sederajat 1 projek dengan tema Kebekerjaan.
*Untuk Kelas XIII pada SMK program 4 tahun tidak perlu melaksanakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
23. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Projek Profil 1 Projek Profil 2 Projek Profil 3
Dimensi Berkebinekaan
Global & Bergotong
Royong
Berkebinekaan
Global, Bergotong
Royong, & Bernalar
Kritis
Bergotong Royong,
& Bernalar Kritis
Tema Kearifan Lokal Bhinneka Tunggal
Ika
Kewirausahaan
Alokasi
Waktu
80 JP 140 JP 100 JP
Pada pelaksanaannya, alokasi waktu ini dapat diterapkan secara fleksibel menggunakan sistem
harian (beberapa jam dalam satu hari), satu hari penuh, atau diblok dalam beberapa minggu.
Contoh simulasi
penghitungan alokasi
waktu projek profil
untuk Kelas 9 SMP.
Setelah mendapatkan total alokasi waktu projek dalam satu tahun ajaran
untuk satu kelas tertentu, langkah berikutnya adalah membagi alokasi waktu
berdasarkan jumlah projek yang dilaksanakan dalam satu tahun. Contoh di
sebuah SMP di mana kelas 9 memiliki total alokasi waktu projek 320 JP dan
akan melaksanakan 3 projek profil, maka pembagiannya bisa sebagai
berikut:
25. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Sub-elemen yang disasar
● Memahami Keterhubungan
Ekosistem Bumi
● Menjaga Lingkungan Alam
Sekitar
● Kerja sama
● Koordinasi Sosial
● Mengajukan pertanyaan
● Mengidentifikasi,
mengklarifikasi, dan mengolah
informasi dan gagasan
Contoh Modul Projek Fase D
Tema: Gaya Hidup
Berkelanjutan
Topik: Sampahku,
Tanggungjawabku
Total waktu: 57 JP
Dimensi Profil Pelajar Pancasila:
● Beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
● Gotong royong
● Bernalar kritis
Tahap Pengenalan. Mengenali dan membangun kesadaran siswa terhadap isu pengelolaan sampah dan implikasinya terhadap perubahan
iklim
1.
Perkenalan: Perubahan
Iklim dan Masalah
PengelolaanSampah
2.
Eksplorasi Isu
3.
Refleksiawal
4.
Kunjunganke TPA/
Komunitas Peduli
Sampah
5.
Diskusi Kritis Masalah
Sampah
Tahap Kontekstualisasi. mengkontekstualisasi masalah di lingkungan terdekat
6.
Pengumpulan,
Pengorganisasian,dan
PenyajianData
7.
Trash Talk:
Sampah di Sekolahku
8.
PengorganisasianData
Secara Mandiri
9.
Asesmen Formatif
Presentasi: Sampah di
Sekolahku
Tahap aksi. bersama-sama mewujudkan pelajaran yang mereka dapat melalui aksi nyata
10.
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku:
Eksplorasi program
pengelolaansampah
yang ada
11.
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku:
Peranku dan Solusiku
12.
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku:
Menentukan
Karakteristik Poster
yang Baik
13.
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku:
Membuat Poster
14.
Asesmen Formatif
Simulasi Pameran
Poster Aksi Nyata
Sayangi Sekolahku
Tahap Refleksi dan Tindak Lanjut. Menggenapi proses dengan berbagi karya, evaluasi dan refleksi, serta menyusun langkah strategis
15.
Asesmen Sumatif
Pameran Poster Aksi
Nyata Sayangi
Sekolahku
16.
Asesmen Sumatif
Evaluasi Solusi Yang
Ditawarkan
17.
Mari Beraksi Sambil
Refleksi
MengelolaSampah di
Sekolah
26. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
1. Pengembangan projek penguatan profil
pelajar Pancasila.
2. Rancangan asesmen projek yang efektif
menyasar profil pelajar Pancasila.
3. Optimalisasi kegiatan projek yang
berdampak kepada murid.
TOPIK PEMBAHASAN
27. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Gambaran rapor projek profil
PAUD
DASMEN
&
DIKSUS
❖Pelaporan akhir di jenjang
PAUD berupa deskripsi
kemunculan kompetensi
tujuan.
❖Pelaporan akhir di jenjang
Dasmen berupa rubrik dengan
4 kriteria (Mulai Berkembang,
Sedang Berkembang,
Berkembang sesuai Harapan,
Sangat Berkembang)
dilengkapi dengan deskripsi
pencapaian.
Bagaimana strategi asesmen
yang perlu guru kembangkan
agar dapat menyajikan
pelaporan yang komprehensif
di akhir projek?
28. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Guru dapat memperhatikan beberapa strategi berikut untuk dapat
mengoptimalkan asesmen projek:
1. Memastikan adanya keselarasan antara tujuan, aktivitas,
dan asesmen projek.
2. Mengoptimalkan asesmen formatif untuk membantu murid
mencapai tujuan projek.
3. Menekankan pelaksanaan asesmen berbasis kinerja.
4. Menggunakan instrumen asesmen yang beragam (rubrik,
daftar cek, catatan pengamatan, portofolio, dan sebagainya).
Optimalisasi asesmen projek profil
29. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Untuk memastikan adanya keselarasan antara
tujuan, aktivitas, dan asesmen projek, maka guru
dapat mengembangkan aktivitas pembelajaran
berdasarkan metode backward design
(memastikan terlebih dahulu bukti pencapaian
yang ingin dituju, baru kemudian
mengembangkan aktivitas yang relevan),
sehingga aktivitas projek yang dikembangkan
bukan berdasarkan pada tema projek, namun
berdasarkan dimensi, elemen, dan subelemen
yang hendak dicapai.
1. Memastikan adanya
keselarasan antara tujuan,
aktivitas, dan asesmen projek.
30. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Untuk mengoptimalkan asesmen formatif, maka guru perlu melakukan asesmen seiring berjalan (on
going assessment) yang fokus pada perkembangan dimensi, elemen, dan sublemen profil pelajar
Pancasila. Asesmen yang dilakukan seiring berjalan dapat membantu guru memahami perkembangan
kemampuan murid dan memberikan umpan balik yang dibutuhkan murid untuk mengoptimalkan
pencapaiannya.
2. Mengoptimalkan asesmen formatif untuk membantu murid mencapai tujuan projek.
Asesmen Sumatif
Dilakukan untuk menyimpulkan
hasil pencapaian murid
terhadap tujuan pembelajaran
secara keseluruhan di akhir
projek.
Asesmen Awal
Dilakukan untuk memetakan
kemampuan awal murid dalam
mencapai dimensi, elemen, dan
sub elemen profil pelajar
Pancasila yang menjadi tujuan
projek. (Termasuk memahami
kesiapan belajar murid).
Asesmen Formatif
Dilakukan seiring proses
pembelajaran untuk memahami
perkembangan murid. Hasilnya
digunakan sebagai bahan umpan
balik untuk mengoptimalkan
pencapaian tujuan pembelajaran.
Asesmen ini memiliki porsi paling
besar dalam pelaksanaan projek.
31. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pada asesmen projek, guru diharapkan bukan hanya membuat asesmen kognitif (tes tertulis) saja, namun juga
dapat mengembangkan asesmen kompetensi berbasis kinerja. Asesmen berbasis kinerja memberikan
kesempatan kepada murid untuk menunjukkan kemampuannya dalam berbagai cara seperti membuat poster,
infografis, siniar (podcast), lagu, video, film, esai, majalah, buku, dsb. Atau merancang instalasi, pertunjukkan,
aksi kampanye, program sekolah, dan lain sebagainya.
3. Menekankan pelaksanaan asesmen berbasis kinerja.
Contoh: Terdapat sebuah projek bertema Gaya Hidup
Berkelanjutan dengan sasaran dimensi Bernalar Kritis.
Aktivitasnya murid membuat reportase mengenai
pengelolaan sampah di lingkungan rumah/sekolah dan
mengidentifikasi hal-hal apa saja yang tidak sesuai
dengan prinsip pelestarian lingkungan. Alih-alih hanya
membuat tes tulis di akhir untuk penilaian, tim fasilitator
dapat menilai kinerja murid selama proses pembuatan
reportase berlangsung menggunakan lembar observasi,
rubrik, daftar cek, dan instrumen asesmen lainnya..
32. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
4. Menggunakan instrumen asesmen yang beragam
Sumber: Panduan Pembelajaran dan Asesmen, 2022.
33. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Contoh asesmen formatif kinerja berbentuk rubrik.
Kriteria Dimensi
Bernalar Kritis
Mulai Berkembang Sedang Berkembang Berkembang Sesuai
Harapan
Sangat Berkembang
Kelengkapan Sajian
Informasi
Menyajikan jawaban
untuk sebagian kecil
pertanyaan panduan.
Menyajikan jawaban
untuk sebagian besar
pertanyaan panduan.
Menyajikan jawaban
untuk seluruh
pertanyaan panduan.
Menyajikan jawaban
untuk seluruh pertanyaan
panduan secara terperinci.
Mengidentifikasi contoh
kebutuhan untuk sebagian
kecil pertanyaan panduan.
Mengidentifikasi contoh
kebutuhan untuk sebagian
besar pertanyaan
panduan.
Mengidentifikasi contoh
kebutuhan untuk seluruh
pertanyaan panduan.
Mengidentifikasi banyak
contoh kebutuhan untuk
seluruh pertanyaan
panduan.
Menganalisis jenis
kebutuhan primer dan
sekunder dengan kurang
tepat.
Menganalisis salah satu
jenis kebutuhan (primer
dan sekunder) dengan
tepat.
Menganalisis jenis
kebutuhan primer dan
sekunder dengan tepat.
Menganalisis jenis
kebutuhan primer dan
sekunder dengan tepat
dan terperinci.
Kejelasan
penyampaian
Menyampaikan sebagian
kecil gagasan secara jelas.
Menyampaikan sebagian
besar gagasan secara
jelas.
Menyampaikan seluruh
gagasan secara jelas.
Menyampaikan seluruh
gagasan secara jelas dan
terperinci.
4. Menggunakan instrumen asesmen yang beragam
34. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Contoh asesmen formatif berbentuk ceklis (daftar cek)
4. Menggunakan instrumen asesmen
yang beragam
Hal-hal yang perlu aku
siapkan...
Poster analisa diri
Jurnal kreasi
Hasil kreasi
Penjelasan hubungan analisa
diri dengan hasil kreasi
Penjelasan proses kreasi
melalui jurnal kreasi
Nama murid:
Nama peninjau (reviewer):
Kriteria Luar Biasa Baik
Perlu
Dikembangka
n
Penjelasan
pemahaman
Percaya diri
Kontak mata
Level suara
Memberikan
detail atau
informasi
pendukung
dalam
penjelasannya
Catatan:
____________________________________________
______________
____________________________________________
______________
____________________________________________
______________
35. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Contoh asesmen formatif berbentuk ceklis (daftar cek)
4. Menggunakan instrumen
asesmen yang beragam
38. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
1. Pengembangan projek penguatan profil
pelajar Pancasila.
2. Rancangan asesmen projek yang efektif
menyasar profil pelajar Pancasila.
3. Optimalisasi kegiatan projek yang
berdampak kepada murid.
TOPIK PEMBAHASAN
39. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Mengoptimalkan projek
Terdapat beragam cara yang dapat dilakukan satuan
pendidikan untuk mengoptimalkan kegiatan projek yang
berdampak kepada murid.
Beberapa contoh strategi di antaranya adalah:
❏ Mengoptimalkan peran guru sebagai fasilitator.
❏ Mengoptimalkan kesempatan murid untuk memiliki
voice & choice.
❏ Mengoptimalkan pelibatan pihak luar sekolah sebagai
sumber belajar.
40. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
1. Mengoptimalkan peran guru sebagai fasilitator
Hal penting yang perlu
diperhatikan dalam memfasilitasi
projek adalah meminimalisir
porsi guru dalam menjelaskan
materi dan memberikan instruksi
langkah-langkah projek dan
memaksimalkan porsi murid
dalam mencari dan menemukan
informasi yang relevan secara
mandiri serta menunjukkan inisiatif
dan kreativitas dalam
mengembangkan langkah-langkah
projek. Oleh karenanya, aktivitas
projek harus berpusat pada murid
(student center) untuk mendorong
murid belajar aktif (active learning).
41. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
2. Mengoptimalkan kesempatan murid untuk memiliki voice & choice
Berkaitan dengan peran guru sebagai fasilitator projek yang bertugas mengaktivasi inisiatif dan kreativitas
murid dalam mengembangkan projek, maka guru perlu melibatkan murid dalam proses pembelajaran
dengan cara memberikan kesempatan kepada murid untuk berpendapat (voice) dan menentukan pilihan
(choice). Contoh implementasinya adalah sebagai berikut:
Tahapan projek Contoh aktivitas yang memberikan voice & choice kepada murid
Merencanakan
projek
Mendiskusikan tujuan pembelajaran; Menyusun indikator keberhasilan atau rubrik
penilaian; Merancang rencana alur aktivitas (Tahapan projek); Menentukan eksplorasi
topik (Pengembangan tema projek); dll.
Melaksanakan dan
mengembangkan
projek
Menyimak dan memberikan pendapat di dalam diskusi; Memilah, memilih, dan
mengolah informasi; Memilih konten yang akan dipelajari; Menentukan cara
memahami sesuatu; Merancang rencana kunjungan/kegiatan lapangan; Memilih cara
menunjukkan kemampuan; Merancang tahap pengerjaan aksi/produk; Merefleksikan
proses pembelajaran; Menilai pencapaian belajar; dll.
Mengevaluasi
projek
Mengevaluasi kegiatan pembelajaran; Merumuskan rencana perbaikan pada projek
berikutnya; Merancang kegiatan refleksi projek, dll.
42. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Mengoptimalkan kesempatan murid untuk terlibat penuh dalam proses pembelajaran memerlukan
tahapan dari hal-hal sederhana hingga semakin kompleks yang mungkin memerlukan proses jangka
panjang. Berikut adalah gambaran aktivitas yang dapat dilakukan murid dari mulai tahap aktivasi belajar
aktif hingga menjadi pembelajar mandiri.
1. Memastikan murid belajar
secara aktif.
2. Memberikan murid pilihan. 3. Mengasah kemampuan murid
menjadi pembelajar mandiri.
- Mendiskusikan tujuan
pembelajaran.
- Menyimak dan memberikan
pendapat di dalam diskusi.
- Mengidentifikasi masalah.
- Memilah, memilih, dan mengolah
informasi.
- Mengambangkan ide.
- Merefleksikan proses
pembelajaran.
- Melakukan semua tahapan
sebelumnya.
- Memilih konten yang akan
dipelajari.
- Menentukan cara memahami
sesuatu.
- Memilih cara menunjukkan
kemampuan.
- Melakukan semua tahapan
sebelumnya.
- Menyusun indikator keberhasilan
atau rubrik penilaian.
- Merancang rencana alur
aktivitas/Mengelola pelaksanaan
projek secara mandiri atau
kelompok.
- Menilai pencapaian belajar.
- Mengevaluasi kegiatan pembelajaran
atau projek secara keseluruhan.
Mengasah keterlibatan murid dalam proses pembelajaran akan menjadi hal yang cukup menantang bagi guru. Oleh
karenanya, penting untuk memberikan dampingan kepada murid secara bertahap dan berkelanjutan dengan alokasi waktu
yang memadai.
43. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
3. Mengoptimalkan pelibatan pihak luar sekolah sebagai sumber belajar.
Pihak luar yang dapat dilibatkan dalam pelaksanaan projek di antaranya seperti orang
tua murid, masyarakat di sekitar sekolah, serta individu/komunitas/organisasi//instansi
lain yang relevan dengan eksplorasi projek yang sedang dikembangkan.
Pihak-pihak tersebut dapat dilibatkan sebagai
narasumber, mitra pelaksanaan, atau penerima
manfaat dari projek yang sedang dilakukan.
Mengoptimalkan pelibatan pihak luar dapat
memperkaya pengalaman belajar murid serta
memastikan aktivitas projek terkait dengan
realitas di masyarakat dan bersifat kontekstual.
45. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Mekanisme Diskusi:
• Setiap sekolah menuliskan
miskonsepsi pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila
• Waktu menuliskan hasil diskusi 10
menit
• Waktu pemaparan dan diskusi 20
menit.
• Link ruang kolaborasi
tt
Mendiskusikan identifikasi
miskonsepsi pelaksanaan
projek penguatan profil
pelajar Pancasila yang kerap
terjadi di satuan pendidikan
RUANG KOLABORASI
46. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Contoh miskonsepsi terkait pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila di lapangan.
❑ Projek profil adalah integrasi dari berbagai mata pelajaran
padahal struktur projek terpisah dengan struktur mata pelajaran.
❑ Tim fasilitator membagi rata alokasi waktu dengan jumlah tema
padahal jumlah alokasi waktu setiap projek dapat berbeda
sesuai kebutuhan, selama memenuhi alokasi waktu dalam satu
tahun.
❑ Semua tema harus dilaksanakan dalam satu jenjang padahal
sekolah dapat memilih beberapa tema saja yang relevan sesuai
kebutuhan.
47. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Miskonsepsi Konsep yang Benar
Tujuan pembelajaran projek hanya menyasar level
dimensi karakter profil pelajar Pancasila.
Tujuan pembelajaran projek harus sampai
menyasar rumusan sub elemen untuk setiap
jenjang.
Rumusan subelemen dari
dimensi Berkebinekaan
Global, elemen Mengenal
dan Menghargai Budaya,
sub elemen Mendalami
Budaya dan Identitas
Budaya
48. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Miskonsepsi Konsep yang Benar
Projek profil adalah kegiatan integrasi dari
berbagai mata pelajaran.
Struktur projek profil berbeda dan berada di luar
struktur mata pelajaran.
Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila bukan integrasi
dari berbagai pelajaran, karena pelajaran (intrakurikuler) tujuan
pembelajarannya mengacu pada CP, sementara projek profil
langsung mengacu pada dimensi, elemen, dan subelemen profil
pelajar Pancasila. Oleh karenanya, ketika menjadi fasilitator
projek, guru-guru tidak lagi berperan sebagai guru mata pelajaran.
49. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Miskonsepsi Konsep yang Benar
Kegiatan projek profil wajib menghasilkan sebuah
produk dalam bentuk barang untuk dipamerkan dalam
gelaran karya.
Produk akhir projek profil bisa berupa aksi, kampanye,
pertunjukkan, dsb dan tidak harus diakhiri oleh sebuah
pameran.
Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila menggunakan pendekatan
pembelajaran berbasis projek. Identifikasi perbedaan pembelajaran projek dan
pembelajaran berbasis projek pada tabel berikut:
Pembelajaran projek Pembelajaran berbasis projek
- Penekanan pada produk
- Kegiatan dikembangkan dari
pelaksanaan pembuatan produk
- Bisa dilakukan dalam waktu singkat
(Beberapa pertemuan)
- Penekanan pada proses
- Kegiatan dikembangkan dari isu yang
sedang dieksplorasi
- Umumnya perlu dilakukan dengan
waktu yang cukup memadai (Beberapa
pertemuan untuk setiap tahapan alur)
50. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Miskonsepsi Konsep yang Benar
Asesmen projek menyasar tema dan produk, bukan
pada kompetensi sasaran.
Asesmen projek fokus menyasar profil pelajar
Pancasila yang menjadi tujuan pembelajaran.
Ilustrasi: Kegiatan projek bertema Gaya Hidup Berkelanjutan yang menyasar
dimensi Kemandirian dan Bernalar Kritis. Aktivitas utama membuat poster
mengenai pelestarian lingkungan.
Asesmen yang keliru: Mengukur kreativitas membuat poster. Kriteria penilaian
berupa pemahaman konten mengenai pelestarian lingkungan dan kerapian serta
estetika dekorasi poster.
Asesmen yang tepat: Mengukur kemampuan selama proses pengerjaan poster.
Kriteria penilaian berupa kemampuan mengelola pekerjaan secara mandiri dan
mengembangkan ide selama pembuatan poster.
51. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Miskonsepsi Konsep yang Benar
Pelaksanaan projek profil harus menggunakan
anggaran/memerlukan biaya yang besar.
Pelaksanaan projek profil dapat mengoptimalkan aset/sumber
daya yang ada tanpa memerlukan biaya yang besar.
Kegiatan projek profil tidak memerlukan biaya yang besar.
Kita dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia
seperti mengundang orang tua untuk menjadi narasumber,
melibatkan komunitas luar secara sukarela, melakukan
kunjungan ke area sekitar sekolah, dan membuat selebrasi
akhir sederhana berupa pameran di dalam kelas atau
pertunjukan mini. Prinsipnya projek yang baik bukan
tergantung pada anggaran yang tersedia, namun pada
kreativitas sekolah dalam mengoptimalkan aset yang
dimilikinya.
52. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL (70 “)
Merancang kerangka
projek dengan asesmen
yang efektif menyasar
profil pelajar Pancasila dan
kegiatan yang berdampak
kepada murid sesuai
dengan konteks satuan
pendidikan/daerah masing-
masing.
Link LK Demonstrasi
53. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
ELABORASI PEMAHAMAN
Menguatkan pemahaman
mengenai perancangan
projek yang optimal melalui
kegiatan berbagi hasil
pekerjaan dan bertanya
jawab.
55. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Menuliskan rencana aksi nyata
yang akan dilakukan setelah
kegiatan lokakarya.
Setelah mengikuti sesi lokakarya ini, apa rencana yang
akan Anda lakukan untuk mengoptimalkan perencanaan
dan pengembangan projek profil di sekolah sesuai dengan
peran Anda masing-masing? Tuliskan dalam tiga langkah
nyata.
RENCANA AKSI NYATA
56. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Setelah mengikuti sesi lokakarya ini, apa
rencana yang akan Anda lakukan untuk
mengoptimalkan perencanaan dan
pengembangan projek profil di sekolah
sesuai dengan peran Anda masing-masing?
Tuliskan dalam tiga langkah nyata.
Link Aksi Nyata
RENCANA AKSI NYATA
58. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Tuliskan refleksi berikut di catatan pribadi Anda:
1. Apa yang sudah dan belum berjalan baik selama melakukan proses belajar di
pertemuan lokakarya ini?
2. Apakah saya sudah dapat mencapai tujuan pembelajaran di lokakarya ini?
Peserta dapat menguatkan pemahaman mengenai pelaksanaan projek penguatan profil
pelajar Pancasila di satuan pendidikan.
❏ Merefleksikan pelaksanaan projek profil di tahun pertama sebagai Sekolah Penggerak.
❏ Menganalisis miskonsepsi pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila di
satuan pendidikan.
❏ Merancang asesmen projek yang efektif menyasar profil pelajar Pancasila.
❏ Mengoptimalkan kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila yang berdampak
kepada murid.
3. Apa yang akan saya lakukan untuk menguatkan pemahaman yang belum optimal?
4. Link Menjawab Refleksi