2. DEFINISI NYERI
Nyeri: pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan berhubungan dengan rusaknya jaringan atau
keadaan yang menggambarkan kerusakan jaringan tersebut.
Berdasarkan definisi Nyeri adalah suatu kondisi dimana
seseorang merasakan perasaan yang tidak nyaman atau tidak
menyenangkan yang disebabkan oleh kerusakan jaringan yang
telah rusak atau yang berpotensi untuk rusak
3. MORBIDITAS DAN MORTALITAS
World Health Organization (WHO) tahun 2011,
melaporkan bahwa sekitar 80% orang yang
mengeluh menderita nyeri .
Diantaranya Low Back Pain merupakan masalah
yang cukup besar karena menurunkan kualitas
hidup sehingga berpengaruh besar pada
pertumbuhan ekonomi di Negara barat (Dagenais,
2008).
4. Perkembangan Prevalensi Penyakit di Dunia dan di
Indonesia
Prevalensi nyeri kronis adalah 20% dari populasi dunia, dan di
Eropa tercatat jumlah pasien nyeri sebanyak 55% (JMJ, 2014).
Prevalensi nyeri akut di inggris mencapai 42% dengan angka
kejadian pada pria sebanyak 17% dan wanita sebanyak 25%
(Murphy, 2015).
Sembilan dari 10 orang Amerika berusia 18 tahun atau lebih
menderita nyeri minimal sekali dalam satu bulan dan sebanyak
42% merasakannya setiap hari (Latief dalam Sinardja, 2013).
5. Data Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia
(PERDOSSI) tahun 2002:
- Terdapat 4.456 orang mengalami nyeri
- Sekitar 819 orang (35,86%) dari 4.456 orang tersebut
mengeluhkan nyeri punggung bawah
- Sekitar 1.598 orang menderita nyeri kepala di Indonesia.
Diperkirakan nyeri kanker dialami oleh sekitar 12,7 juta
orang atau sekitar 5% dari penduduk Indonesia (WHO,
2014).
Lanjutan..
6.
7. ETIOLOGI PENYAKIT
Kelainan yang mengakibatkan rasa nyeri mencakup
- Infeksi
- Inflamasi
- Trauma
- dll
Nyeri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
yaitu:
- umur,
- lingkungan,
- kelelahan,
- riwayat nyeri sebelumnya, dll.
8. Chondromalacia patellae atau kerusakan tulang rawan di
belakang tempurung lutut.
Haemarthrosis atau perdarahan di dalam ruang sendi akibat
tempurung lutut retak atau ligamen robek.
Penyakit asam urat (gout).
Traumatic synovitis atau peradangan pada jaringan yang
melapisi sendi dan tendon karena cedera.
Patah tulang.
Dislokasi sendi yang terjadi secara berulang.
Kanker
Infeksi.
Hemofilia
Avascular necrosis. Kondisi yang ditandai dengan gejala
kerusakan tulang akibat kurangnya pasokan darah.
Penyakit Penyebab Nyeri
10. Tabel 1: Karakteristik P, Q, R, S, T (Dipiro, 2008).
• Manifestasi klinis nyeri harus ditangani oleh asesmen nyeri yang
tepat.
• Karakterisasi dasar nyeri dapat diperoleh dengan menilai
karakteristik PQRST
• Perhatian juga harus diberikan kepada faktor mental yang
mengubah ambang nyeri.
• Kecemasan, depresi, kelelahan, marah, dan takut secara khusus
diketahui dapat menurunkan ambang batas ini.
Lanjutan..
11. Diagnosis: Pemeriksaan Fisik dan
Laboratorium
Pemeriksaan Fisik
A. Pemeriksaan umum.
Tanda vital: tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, suhu
tubuh.
Periksa apakah terdapat lesi / luka di kulit seperti jaringan
parut akibat operasi, hiperpigmentasi, ulserasi, tanda bekas
jarum suntik.
Perhatikan juga adanya ketidaksegarisan tulang
(malalignment), atrofi otot, fasikulasi, diskolorasi, dan
edema (Kurniawan, S.N, 2015).
12. B. Pemeriksaan sendi.
Menilai kesimetrisan sendi
Nilai dan catat pergerakan aktif semua sendi
Perhatikan adanya keterbatasan gerak, diskinesis, raut wajah
meringis, atau asimetris.
Nilai dan catat pergerakan pasif dari sendi yang terlihat
abnormal / dikeluhkan oleh pasien (saat menilai pergerakan
aktif).
Palpasi setiap sendi untuk menilai adanya nyeri
Pemeriksaan stabilitas sendi untuk mengidentifikasi adanya
cedera ligament (Kurniawan, S.N, 2015).
Lanjutan..
13. C. Pemeriksaan motorik.
Nilai dan catat kekuatan motorik pasien dengan
menggunakan kriteria di bawah ini.
Derajat Definisi
5 Tidak terdapat keterbatasan gerak, mampu melawan tahanan kuat
4 Mampu melawan tahanan ringan
3 Mampu bergerak melawan gravitasi
2
Mampu bergerak / bergeser ke kiri dan kanan tetapi tidak mampu
melawan gravitasi
1
Terdapat kontraksi otot (inspeksi / palpasi), tidak menghasilkan
pergerakan
0 Tidak terdapat kontraksi otot
Lanjutan..
14. Numeric Rating Scale.
Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9
tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan
intensitas nyeri yang dirasakannya.
Lanjutan..
15. Lanjutan....
Wong Baker FACES Pain Scale.
Indikasi: Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang
tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan
angka, gunakan asesmen.
Instruksi: pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar
mana yang paling sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan
juga lokasi dan durasi nyeri.
0 – 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama
sekali.
2 – 3 = sedikit nyeri.
4 – 5 = cukup nyeri.
6 – 7 = lumayan nyeri.
8 – 9 = sangat nyeri.
10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan).
Sumber: Wong-Baker FACES Foundation
16. Pemeriksaan sensorik kuantitatif.
a. Pemeriksaan sensorik mekanik (tidak nyeri): getaran
b. Pemeriksaan sensorik mekanik (nyeri): tusukan jarum, tekanan
c. Pemeriksaan sensasi suhu (dingin, hangat, panas)
d. Pemeriksaan sensasi persepsi
Lanjutan..
Pemeriksaan radiologi.
a. Foto polos: untuk skrining inisial pada tulang belakang (fraktur,
ketidaksegarisan vertebra, spondilolistesis, spondilolisis, neoplasma).
b. MRI:gold standard dalam mengevaluasi tulang belakang (herniasi
diskus, stenosis spinal, osteomyelitis, infeksi ruang diskus, keganasan,
kompresi tulang belakang, infeksi)
c. CT-scan: evaluasi trauma tulang belakang, herniasi diskus, stenosis
spinal.
d. Radionuklida bone-scan: sangat bagus dalam mendeteksi perubahan
metabolisme tulang (mendeteksi osteomyelitis dini, fraktur kompresi
yang kecil/minimal, keganasan primer, metastasis tulang) (Kurniawan,
S.N, 2015).
18. ANALGESIK NON-OPIOID
Class and Generic Nama
(Brand Name)
Half-Life (h) Usual Dosage Range (mg) Maximal Dose
(mg/day)
Salicylates
Acetylsalicylic acid-aspirin
(various)
Magnesium-anhydrous
(Doan’s, various, various
combinations of choline and
magnesium are available)
Diflunisal (Dolobid, various)
0.25
Nd/Nd
8-12
325-1,000 every 4-6 h
304-607 every 4 h
607-934 every 6 h
500-1,000 initial
250-500 every 8-12 h
4,000
3,738
1,500
Para-Aminophenol
Acetaminophen
(Tylenol, various)
2-3 325-1,000 every 4-6 h 4,000
Fenamates
Medofenamate (various)
Mefenamic acid (Ponstel)
0.8-2.1
2
50-100 every 4-6 h
Initial 500
250 every 6 h (maximum 7 days)
400
1,000
Pyranocarboxylic acid
Etodolac (various) (immediate
release)
7.3 200-400 every 6-8 h 1,000
Acetic acid
Diclofenac potassium
(Cataflam,various)
1.9 In some patients, initial 100, 50 three
times per day
150
19. Lanjutan...
Propionic acids
Ibuprofen (Motrin, various)
Fenoprofen (Nalfon,various)
Ketoprofen (various)
Naproxen (Naprosyn, anaprox,
various)
Naproxen sodium (Aleve,
various)
2-2.5
3
2
12-17
12-13
200-400 every 4-6 h
200 every 4-6 h
25-50 every 6-8 h
500 initial
500 every 12 h or
250 every 6-8 h
In some patients, 440 initial
220 every 8-12 h
3,200
2,400
1,200
3,200
300
1,000
660
Pyrrolizine carboxylic acid
Ketorolac-parenteral (various)
Ketorolac-oral, indicated for
continuation with paenteral
only (various)
5-6
5-6
30-60
(Single IM dose only)
15-30
(Single IV dose only)
15-30 every 6 h
(maximum of 5 days)
10 every 4-6 h (maximum of 5
days, which includes parenteral
doses)
In some patients, initial oral dose
of 20
30-60
15-30
60-120
40
20. ANALGESIC OPIOID
Class and Generic Name
(Brand Name)
Chemical Source Relative
Histamine Release
Route Equianalgesic Dose in
Adults (mg)
Onset (min)/Half
Life (h)
Phenanthrenes
(morphine-like agonists)
Morphine (various)
Hydromorphone (Dilaudid,
various)
Oxymorphone
(Numorphan, Opana)
Levorphanol (various)
Codeine (various)
Hydrocodone (available as
combination)
Oxycodone (various)
Naturally occurring
Semisynthetic
Semisynthetic
Semisynthetic
Naturally occuring
Semisynthetic
Semisynthetic
+++
+
+
+
+++
N/A
+
IM
PO
IM
PO
IM
R
PO
IM (Acute)
PO
IM
PO
IM
PO
PO
PO
10
30
1.5
7.5
1
5
10
2 (acute)
4 (acute)
1 (chronic)
1 (chronic)
15-30
15-30
5-10
20-30
10-20/2
10-20/2-3
10-20/2-3
10-20/12-16
10-30/3
30-60/4
30-60/2-3
21. Lanjutan....
Phenylpiperidines
(meperidine-like
agonists)
Meperidine
(Demerol, various)
Fentanyl (Sublimaze,
Duragesic, various)
Synthetic
Synthetic
+++
+
IM
PO
IM
Transdermal
Buccal,
transmucosal
75
50-150 This drug is
not recommended
0.1
25 mcg/h
Variable
10-20/3-4
7-15/3-4
Diphenylheptanes
(methadone-like
agonists)
Methadone
(Dolophine, various)
Propaxyphene
(Darvon, various)
Synthetic
Synthetic
+
N/A
IM
PO
IM
PO
PO
Variable (acute)
Variable (acute)
Variable (chronic)
Variable (chronic)
65
30-60/12-190
30-60/6-12
22. Agonist-antagonist
derivatives
Pertazocine (Talwin,
various)
Butorphanol (Stadol,
various)
Nalbuphine (Nubain,
various)
Buprenorphine (Buprenex,
various)
Synthetic
Synthetic
Semisynthetic
Semisynthetic
N/A
+
N/A
N/A
IM
PO
IM
Intranasal
IM
IM
Not recommended
50
2
1 (one spray)
10
0,4
15-30/2-3
10-20/3-4
<15/5
10-20/2-3
Antagonists
Naloxone (Narcan, various) Synthetic N/A IV 0.4-2 1-2 (IV)
2-5 (IM)/0.5-
1.3
Central Analgesic
Tramadol (Ultram, various) Synthetic N/A PO 50-100 <60/5-7
Lanjutan....
23. Analgesik Adjuvant
Analgesik adjuvan adalah agen farmakologis yang
berguna dalam pengelolaan nyeri tetapi biasanya tidak
diklasifikasikan sebagai analgesik. Contoh adjuvant
analgesik termasuk antidepresan dan antikonvulsan
Lanjutan..
24. TERAPI NON FARMAKOLOGI
Relaksasi dengan cara dipijat di bagian sekitar luka secara
perlahan
Kompres Dingin (Cold Pack), Kompres dingin (Cold Pack) eektif
digunakan untuk menurunkan nyeri yang dirasakan oleh pasien.
Minum air putih yang banyak
Range of Motion (ROM), diberikan untuk mengatasi gangguan
fungsi gerak, mecegah komplikasi, mengurangi nyeri.
Relaksasi nafas dalam merupakan salah satu terapi non
farmakologi yang mmberikan efek relaksasi yang dapt
menurunkan skala nyeri.
Lanjutan..
25. Follow-up / asesmen ulang.
a. Asesmen ulang sebaiknya dilakukan dengan interval yang
teratur.
b. Panduan umum:
1. Pemberian parenteral: 30 menit
2. Pemberian oral: 60 menit
3. Intervensi non-farmakologi: 30-60 menit.
Edukasi pasien:
1. Berikan informasi mengenai kondisi dan penyakit pasien, serta
tatalaksananya.
2. Diskusikan tujuan dari manajemen nyeri dan manfaatnya untuk
pasien
3. Beritahukan bahwa pasien dapat mengubungi tim medis jika
memiliki pertanyaan / ingin berkonsultasi mengenai kondisinya.
4. Pasien dan keluarga ikut dilibatkan dalam menyusun
manajemen nyeri (termasuk penjadwalan medikasi, pemilihan
analgesik, dan jadwal control).
5. Kepatuhan pasien dalam menjalani manajemen nyeri dengan
baik.
Lanjutan..