SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi.
Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu
Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan
menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun
bagi para pekerjanya. Pengawasan sekolah itu penting karena merupakan mata rantai
terakhir dan kunci dari proses manajemen. Kunci penting dari proses manajemen sekolah
yaitu nilai fungsi pengawasan sekolah terletak terutama pada hubungannya terhadap
perencanaan dan kegiatan-kegiatan yang didelegasikan (Robbins 1997). Holmes (t. th.)
menyatakan bahwa ‘School Inspection is an extremely useful guide for all teachers facing
an Ofsted inspection. It answers many important questions about preparation for
inspection, the logistics of inspection itself and what is expected of schools and teachers
after the event’.
Pengawasan dapat diartikan sebagai proses kegiatan monitoring untuk meyakinkan
bahwa semua kegiatan organisasi terlaksana seperti yang direncanakan dan sekaligus juga
merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan memperbaiki bila ditemukan adanya
penyimpangan yang akan mengganggu pencapaian tujuan (Robbins 1997). Pengawasan
juga merupakan fungsi manajemen yang diperlukan untuk mengevaluasi kinerja organisasi
atau unit-unit dalam suatu organisasi guna menetapkan kemajuan sesuai dengan arah yang
dikehendaki (Wagner dan Hollenbeck dalam Mantja 2001). Oleh karena itu mudah
dipahami bahwa pengawasan pendidikan adalah fungsi manajemen pendidikan yang harus
diaktualisasikan, seperti halnya fungsi manajemen lainnya (Mantja 2001). Berdasarkan
konsep tersebut, maka proses perencanaan yang mendahului kegiatan pengawasan harus
dikerjakan terlebih dahulu. Perencanaan yang dimaksudkan mencakup perencanaan:
pengorganisasian, wadah, struktur, fungsi dan mekanisme, sehingga perencanaan dan
pengawasan memiliki standard dan tujuan yang jelas.
Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak
terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Sahertian (2000)
menegaskan bahwa pengawasan atau supervisi pendidikan tidak lain dari usaha
memberikan layanan kepada stakeholder pendidikan, terutama kepada guru-guru, baik
secara individu maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan
2
hasil pembelajaran. Oleh sebab itu maka seorang pengawas sekolah harus mengetahui
prinsip pengawasan pendidikan, Dimensi Pengawasan Pendidikan, Objek Pengawasan
Pendidikan, Strategi Pengawasan Pendidikan dan langkah-langkah proses pengawasan
sebagai usaha memberikan layanan kepada stakeholder pendidikan dalam usaha
memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran, untuk memperbaiki kesalahan agar
sesuai dengan aturan hukum, sehingga administrasi pemerintahan berjalan secara
berkualitas dalam memberikan layanan kepada masyarakatnya
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada pembahasan ini
adalah
1. Bangaimanakah Prinsip Pengawasan Pendidikan?
2. Apakah dimensi Pengawasan Pendidikan?
3. Apakah Objek Pengawasan Pendidikan?
4. Bagaimanakah Strategi Pengawasan Pendidikan?
5. Bagaimanakah Langkah-langkah proses kepengawasan?
C.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan Penulisan makalah ini adalah
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengawas dan Kepengawasan.
2. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan terutama tentang Prinsip,Dimensi,
Objek, Strategi dan Langkah-langkah Proses Pengawasan Pendidkan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip Pengawasan Pendidikan
Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak
terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Pengawasan atau
supervisi pendidikan adalah usaha memberikan layanan kepada stakeholder pendidikan,
terutama kepada guru-guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam usaha
memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran, hal tersebut menuntut pengawas
memiliki Prinsip-prinsip antara lain:
Adapun mengenai prinsip-prinsip pengawasan Penulis akan mengemukakan
beberapa pendapat para ahli. Menurut Handayaningrat (1997) menemukakan bahwa
pengawasan adalah:
1. Pengawasan berorientasi kepada tujuan organisasi
2. Pengawasan harus objektif, jujur dan mendahulukan kepentingan umum
3. Pengawasan harus berorientasi terhadap kebenaran menurut peraturan-peraturan yang
berlaku, berorientasi terhadap kebenaran atas prosedur yang telah ditetapkan dan
berorientasi terhadap kebenaran tujuan dalam pelaksanaan pekerjaan
4. Pengawasan harus menjamin sumber daya dan hasil guna pekerjaan
5. Pengawasan harus berdasarkan atas standar yang objektif, teliti dan tepat
6. Pengawasan harus bersifat terus menerus
7. Hasil pengawasan, harus dapat memberikan umpan balik terhadap perbaikan dan
penyempurnaan dalam pelaksanaan, perencanaan serta kebijaksanaan waktu yang akan
datang
Sedangkan menurut Abdurrahman (1995) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip
pengawasan adalah sebagai berikut:
1. Prinsip menjamin sasaran
Pengawasan pekerja ditunjukkan untuk menjamin tercapainya tujuan yaitu apabila
menemukan perubahan-perubahan dari rencana, maka tindakan perbaikan harus
dilakukan. Hal ini untuk menghindari penyimpangan dan mencegah terulangnya
kembali kesalahan yang dibuat dalam pelaksanaan suatu tugas.
4
2. Prinsip Efisiensi
Pengawasan pekerja harus dapat dilakukan dengan baik oleh manajer yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana, dalam hal ini ditunjukkan agar semua
sumber daya yang ada baik sumber daya manusia ataupun modal yang dapat
dipergunakan sesuai dengan yang dibutuhkan atau sesuai dengan rencana. Dengan kata
lain pengawasan pekerja ini ditunjukkan untuk mencegah terjadinya pemborosan atau
ketidaksesuaian daripada penggunaan sumber daya yang ada dengan rencana atau
kebutuhan yang harus dipenuhi.
3. Prinsip Penglihatan Ke Muka
Pengawasan pekerja harus bersifat preventif yang berarti proses pengawasan itu
dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dari rencana yang telah
ditentukan baik pada saat sekarang maupun dimasa yang akan datang. Pengawasan
pekerja ini dilakukan untuk memperkecil penyimpangan dari rencana serta dapat
mencegah penyimpangan pelaksanaan suatu kegiatan.
4. Prinsip Pengawasan Secara Langsung
Pengawasan pekerja dilakukan oleh manajer secara langsung ke tempat pelaksanaan
pekerjaan baik dengan sistem inspektif, verifikatif, maupun dengan sistem investiatif.
Metode ini dimaksudkan agar segera dapat dilakukan tindakkan perbaikkan dan
penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan
5. Prinsip Standar
Pengawasan pekerja yang dilakukan harus didasarkan kepada suatu pedoman atau
standar serta peraturan dan ketentuan yang ada sebelumnya. Maka dalam pengawasan
pekerja perlu adanya alat pengukur untuk menilai pelaksanaan pekerjaan. Standar
tersebut harus objektif, teliti serta tepat. Hal ini dimaksudkan agar dalam menemukan
suatu penyimpangan dapat diketahui bagaimana yang seharusnya dipedomani.
6. Prinsip Titik Strategis
Pengawasan pekerja harus dilakukan terutama untuk faktor-faktor dan kegiatan yang
paling utama, vital serta strategis yang tidak lain menjadi bagian tujuan dari organisasi
itu sendiri. Bagian-bagian yang dikontrol jadi dilakukan pada saat-saat yang strategis
saja.
5
7. Prinsip Teliti Ulang
Cara pengontrolan haruslah diteliti ulang dan diperiksa secara periodik.
Pengawasan dapat dilakukan dengan cara sebelumnya atau periode yang lalu sehingga
untuk periode yang sekarang pengawasan pekerja yang dilakukan ini hasil dari penelitian
cara pengawasan periode lalu.
Prinsip-prinsip di atas digunakan pengawas dalam rangka melaksanakan tugas
pokoknya sebagai seorang pengawas/ supervisor pendidikan pada sekolah yang dibinanya.
Dengan demikian kehadiran pengawas di sekolah bukan untuk mencari kesalahan sebagai
dasar untuk memberi hukuman akan tetapi harus menjadi mitra sekolah dalam membina
dan mengembangkan mutu pendidikan di sekolah sehingga secara bertahap kinerja sekolah
semakin meningkat menuju tercapainya sekolah yang efektif.
Prinsip-prinsip kepengawasan itu harus dilaksanakan dengan tetap memperhatikan
kode etik pengawas satuan pendidikan. Kode etik yang dimaksud minimal berisi sembilan
hal berikut ini.
1. Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas satuan pendidikan senantiasa
berlandaskan Iman dan Taqwa serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
2. Pengawas satuan pendidikan senantiasa merasa bangga dalam mengemban tugas
sebagai pengawas.
3. Pengawas satuan pendidikan memiliki pengabdian yang tinggi dalam menekuni
tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawas.
4. Pengawas satuan pendidikan bekerja dengan penuh rasa tanggungjawab dalam
melaksanakan tugas profesinya sebagai pengawas.
5. Pengawas satuan pendidikan menjaga citra dan nama baik profesi pengawas.
6. Pengawas satuan pendidikan menjunjung tinggi disiplin dan etos kerja dalam
melaksanakan tugas profresional pengawas.
7. Pengawas satuan pendidikan mampu menampilkan keberadaan dirinya sebagai
supervisor profesional dan tokoh yang diteladani.
8. Pengawas satuan pendidikan sigap dan terampil dalam menanggapi dan membantu
pemecahan masalah-masalah yang dihadapi stakeholder sekolah binaannya
9. Pengawas satuan pendidikan memiliki rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi, baik
terhadap stakeholder sekolah binaannya maupun terhadap koleganya.
6
B. Dimensi Pengawasan Pendidikan
Hakikat pengawasan adalah menjadi baik dengan memperbaiki kesalahan agar
sesuai dengan aturan hukum, sehingga administrasi pemerintahan berjalan secara
berkualitas dalam memberikan layanan kepada masyarakatnya.
 Dimensi pertama dari hakikat pengawasan yaitu dimensi support. Dimensi ini
menunjuk pada hakikat kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh supervisor itu
harus mampu mendukung pihak sekolah untuk mengevaluasi diri kondisi
existingnya. Oleh karena itu, supervisor bersama pihak sekolah dapat melakukan
analisis kekuatan, kelemahan dan potensi serta peluang sekolahnya untuk
mendukung peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan pada sekolah di
masa yang akan datang.
 Dimensi kedua dari hakikat pengawasan yaitu dimensi trust. Dimensi ini menunjuk
pada hakikat kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh supervisor itu harus
mampu membina kepercayaan stakeholder pendidikan dengan penggambaran profil
dinamika sekolah masa depan yang lebih baik dan lebih menjanjikan.
 Dimensi ketiga dari hakikat pengawasan yaitu dimensi challange. Dimensi ini
menunjuk pada hakikat pengawasan yang dilakukan supervisor itu harus mampu
memberikan tantangan pengembangan sekolah kepada stakeholder pendidikan di
sekolah. Tantangan ini harus dibuat serealistik mungkin agar dapat dan mampu
dicapai oleh pihak sekolah, berdasarkan pada situasi dan kondisi sekolah pada sat
ini. Dengan demikian stakeholder tertantang untuk bekerjasama secara kolaboratif
dalam rangka pengembangan mutu sekolah.
 Dimensi keempat dari hakikat pengawasan yaitu dimensi networking and
collaboration. Dimensi ini memnunjuk pada hakikat kegiatan pengawasan yang
dilakukan oleh supervisor itu harus mampu mengembangkan jejaring dan
berkolaborasi antar stakeholder pendidikan dalam rangka meningkatkan
produktivitas, efektivitas, dan efisiensi pendidikan di sekolah. Fokus dari keempat
dimensi hakikat pengawasan itu dirumuskan dalam tiga aktivitas utama
pengawasan yaitu negosiasi, kolabotrasi, dan networking. Negosisasi dilakukan
oleh supervisor terhadap stakeholder pendidikan dengan fokus pada substansi apa
yang dapat dan perlu dikembangkan atau ditingkatkan serta bagaimana cara
meningkatkannya. Kolaborasi merupakan inti kegiatan supervisi yang harus selalu
7
diadakan kegiatan bersama dengan pihak stakeholder pendidikan di sekolah
binaannya. Hal ini penting karena muara untuk terjadinya peningkatan mutu
pendidikan ada pada pihak sekolah. Networking merupakan inti hakikat kegiatan
supervisi yang prospektif untuk dikembangkan terutama pada era globalisasi dan
cybernet teknologi seperti sekarang ini
Fokus dari keempat dimensi hakikat pengawasan itu dirumuskan dalam tiga
aktivitas utama pengawasan yaitu: negosiasi, kolaborasi dan networking. Negosiasi
dilakukan oleh supervisor terhadap stakeholder pendidikan dengan fokus pada substansi
apa yang dapat dan perlu dikembangkan atau ditingkatkan serta bagaimana cara
meningkatkannya. Kolaborasi merupakan inti kegiatan supervisi yang harus selalu
diadakan kegiatan bersama dengan pihak stakeholder pendidikan di sekolah binaannya.
Hal ini penting karena muara untuk terjadinya peningkatan mutu pendidikan ada pada
pihak sekolah. Networking merupakan inti hakikat kegiatan supervisi yang prospektif
untuk dikembangkan terutama pada era globalisasi dan cybernet teknologi seperti sekarang
ini. Jejaring kerjasama dapat dilakukan baik secara horisontal maupun vertikal. Jejaring
kerjasama secara horisontal dilakukan dengan sesama sekolah sejenis untuk saling
bertukar informasi dan sharing pengalaman pengembangan mutu sekolah, misalnya
melalui MKP, MKKS, MGBS, MGMP. Jejaring kerjasama secara vertikal dilakukan baik
dengan sekolah pada aras dibawahnya sebagai pemasok siswa barunya, maupun dengan
sekolah pada jenjang pendidikan di atasnya sebagai lembaga yang akan menerima para
siswa lulusannya
C. Objek Pengawasan Pendidikan
Objek pengawasan yaitu hal-hal yang harus diawasi dalam pelaksanaan suatu
rencana. Objek pengawasan ini banyak macamnya, tergantung dari program atau kegiatan
yang dilaksanakan. Objek pengawasan pendidikan menurut irjen kemendikbud :
1. Substansi Bidang, meliputi pendidikan, kepegawaian dan perlengkapan. 2. Unit kerja
seperti unit utama, Pusat- Pusat, Perguruan Tinggi Negeri, Kopertis/PTS, Unit Pelaksana
Teknis, dan Satuan Kerja Pendidikan Di Luar Negeri 3. Dana Alokasi Khusus 4. BNBP
dan Block Grant 5. Dana bos dan APBN Kemdiknas 6. Ujian Nasional, Sertifikasi Guru
dan Dosen.
Objek pengawasan menurut pidarta : 1.Pengawasan terhadap karya 2. Pengawasan
terhadap kemampuan 3. Pengawasan terhadap gaji
8
D. Strategi Pengawasan Pendidikan
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
ditandaskan pada Pasal 55 ayat 1, Pengawasan satuan Pendidikan memiliki peran dan
tugas untuk Pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan
yang harus dilakukan secara teratur dan kesinambungan. Lebih lanjut pada Pasal 57
ditegaskan, bahwa tugas supervisi meliputi: Supervisi akademik dan manajerial terhadap
keterlaksanaan dan ketercapaian tujuan pendidikan disekolah.
Menurut Subarna (2009), jabatan fungsional pengawas sekolah merupakan profesi
tersendiri yang tidak diartikan sebagai kelanjutan profesi guru. Untuk menjadi pengawas
sekolah, seseorang harus menjadi guru atau kepala sekolah, setidaknya pernah menjadi
guru. Dengan demikian, pengawas sekolah dapat memahami apa yang dilakukan dan
seharusnya dilakukan oleh guru dan kepala sekolah.
Pengawas sekolah bertugas melakukan pengawasan terhadap dua hal penting dalam
pendidikan di sekolah, yaitu proses pendidikan dan pengelolaan sekolah. Proses
pendidikan terkait erat dengan kegiatan pengembangan potensi kognitif, afektif dan
psikomotorik siswa. Sementara pengelolaan sekolah berkaitan dengan pengaturan dalam
memanfaatkan sumber daya sekolah secara efektif dan efisien.
Didalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Jabatan Fungsional
Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya, pada Pasal 5 menyatakan Tugas Pokok
Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan Akademik dan manajerial pada
satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan
pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP),
penilaian, pembimbingan dan pelatihan profesional guru, evaluasi hasil pelaksanaan
program pengawasan. Pengawas sekolah dalam hal ini harus dapat berfungsi sebagai
Mitra, Konsultan, Asesor, konselor dan motivator baik terhadap Kepala Sekolah dan guru-
guru yang berada dibawah binaannya.
Untuk melaksanakan tugas tersebut maka diperlukan seorang pengawas
sekolah/madrasah yang profesional dengan kompentesi yang harus dimiliki oleh seorang
pengawas adalah Kompetesi kepribadian, Supervisi Manajerial, Supervisi Akademik,
Evaluasi Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan serta kompetensi sosial. Pengawas
sekolah dalam pelaksanaan tugasnya adalah sebagai jembatan penghubung (mediator)
antara sekolah dengan Dinas Pendidikan. Kebijakan-kebijakan dari Dinas Pendidikan atau
9
Pemerintah disampaikan oleh Pengawas kepada masing-masing sekolah binaannya
sebaliknya imformasi-imformasi dari sekolah binaan, maka pengawas yang akan
menyampaikannya kepada pihak pengambil Kebijakan dalam hal ini Dinas Pendidikan
baik secara lisan maupun bentuk laporan tertulis. Dari hal itulah maka peran pengawas
sekolah/madrasah sangat strategis dalam rangka peningkatan mutu pendidikan secara
umum.
Tujuan umum pembinaan dan pengembangan karir pengawas satuan pendidikan
sebagaimana dikemukakan di atas perlu dijabarkan lebih lanjut menjadi tujuan-tujuan yang
lebih khusus agar memudahkan dalam menetapkan program pembinaan.
Strategi-strategi kontrol yang perlu diperhatikan oleh para manajer pendidikan
adalah:
1. Dalam bentuk kebijakan atau peraturan
2. Desain organisasi harus jelas
3. Unit personalia berfungsi dengan baik
4. Memiliki dan memberi hadiah
5. Anggaran belanja
6. Memakai teknik yang tepat
E. Langkah-Langkah Proses Pengawasan
Seperti dikemukakan di depan bahwa langkah-langkah proses pengawasan ada
empat langkah. Empat langkah tersebut apabila digambarkan sebagai berikut:
1. Menetapkan Standar pelaksanaan
Kegiatan pengawasan adalah mengukur atau menilai pelaksanaan atau hasil
pekerjaan dari pada pejabat atau pekerja, untuk dapat melakukan pengukuran harus
mempunyai alat pengukur (standar). Standar ini adalah mutlak diperlukan, yaitu untuk
mengukur atau menilai apakah pekerjaan dilakukan sesuai dengan sasaran-sasaran yang
ditentukan (standar) atau tidak. Standar tersebut harus ditetapkan lebih dahulu sebelum
para pekerja melaksanakan pekerjaan (tugas-tugasnya), dan para pekerja harus tahu benar
ukuran yang dipergunakan untuk menilai pekerjaannya. Karena itu harus dijelaskan
sebaik-baiknya kepada para pekerja sebelum melaksanakan pekerjaannya.
Dalam garis besarnya, jenis-jenis standar itu dapat digolongkan ke dalam empat
bentuk yaitu:
10
a.Standar fisik:
 Jumlah produksi
 Kwalitas produksi
 Jumlah langganan
b. Standar moneter
 Biaya tenaga kerja
 Biaya penjualan
 Laba kotor
 Pendapatan penjualan
c. Standar waktu
 Kecepatan produksi
 Batas waktu selesainya suatu pekerjaan
d. Standar intangible
 Sikap pekerja terhadap perusahaan
 Kesetiaan pekerja terhadap pekerjaan
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur
pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh sebab itu, langkah kedua dalam proses pengawasan
adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat
3. Pengukuran pelaksanaan Kegiatan
Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu 1) pengamatan
(observasi), 2) laporan-laporan, baik lisan dan tertulis, 3) metode-metode otomatis dan 4)
inspeksi, pengujian (test), atau dengan pengambilan sampel.
4. Membandingkan kegiatan dengan standar dan analisa penyimpangan
Dimaksudkan untuk mengetahui ada/tidaknya penyimpangan-penyimpangan
(deviasi). Penyimpangan-penyimpangan dianalisa untuk mengetahui mengapa standar
tidak dapat dicapai dan mengidentifikasi penyebab-penyebab terjadinya penyimpangan.
5. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan
Bila hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, maka tindakan ini harus
diambil/dilakukan.
Tindakan koreksi mungkin berupa:
11
 Mengubah standar mula-mula (mungkin standar terlalu tinggi atu rendah).
 Mengubah pengukuran kegiatan (inspeksi terlalu sering/kurang, mungkin
mengganti sistem pengukuran).
 Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan penyimpangan-
penyimpangan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan:
1. Menurut Abdurrahman (1995) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip pengawasan
adalah Prinsip menjamin sasaran, Prinsip Efisiensi, Prinsip Penglihatan Ke Muka,
Prinsip Pengawasan Secara Langsung, Prinsip Standar, Prinsip Titik Strategis dan
Prinsip Teliti Ulang. Prinsip-prinsip tersebutdigunakan pengawas dalam rangka
melaksanakan tugas pokoknya sebagai seorang pengawas/ supervisor pendidikan pada
sekolah yang dibinanya. Dengan demikian kehadiran pengawas di sekolah bukan
untuk mencari kesalahan sebagai dasar untuk memberi hukuman akan tetapi harus
menjadi mitra sekolah dalam membina dan mengembangkan mutu pendidikan di
sekolah sehingga secara bertahap kinerja sekolah semakin meningkat menuju
tercapainya sekolah yang efektif.
2. Dimensi Pengawasan Pendidikan antara lain dimensi support, dimensi trust, dimensi
challenge, dimensi networking and collaboration. Fokus dari keempat dimensi hakikat
pengawasan itu dirumuskan dalam tiga aktivitas utama pengawasan yaitu: negosiasi,
kolaborasi dan networking
3. Mmmmmm
4. Strategi Pengawasan Pendidikan : Pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan
tindak lanjut hasil pengawasan yang harus dilakukan secara teratur dan
kesinambungan. Lebih lanjut pada Pasal 57 ditegaskan, bahwa tugas supervisi
meliputi: Supervisi akademik dan manajerial ( melaksanakan tugas pengawasan
Akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program
pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan (SNP), penilaian, pembimbingan dan pelatihan profesional guru,
evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan.terhadap keterlaksanaan dan
ketercapaian tujuan pendidikan disekolah)
5. Langkah-Langkah Proses Pengawasan terdiri dari Lima langkah tersebut apabila
digambarkan sebagai berikut: Menetapkan Standar pelaksanaan, Penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan, Pengukuran pelaksanaan Kegiatan,
13
Membandingkan kegiatan dengan standar dan analisa penyimpangan serta
Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan.
B. Saran
Sebagai mahasiswa yang tidak terlepas dari segala sesuatu yang berkaitan
dengan pendidikan dan bidang keilmuan. Kita seharusnya dapat mempelajari Ilmu
Pengawas dan Kepengawasan dengan baik. Hal ini bertujuan supaya kita dapat
mengatur, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan segala sesuatu yang
kita pimpin.
14
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Oemi. 1995. Dasar–Dasar Public Relations. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti
Handayaningrat, 1997. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Haji
Masagung.
Mantja, W., 2001. Organisasi dan Hubungan Kerja Pengawas Pendidikan. Makalah
disampaikan dalam Rapat Konsultasi Pengawasan antara Inspektorat
Jendral Departemen Pendidikan Nasional dengan 151 Badan
Pengawasan Daerah di Solo, tanggal 24 s/d 28 September 2001.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah
dan Angka Kreditnya
Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah
Sahertian, Piet A, 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka
Cipta
Siahaan, Amiruddin, H. asli Rambe, dan Mahidin. 1985. Manajemen Pengawas
Pendidikan. Ciputat : Quantum Teaching
Subarna, Babang. 2009. Strategi Pengawas Dalam Rangka Meningkatkan Mutu
Pendidikan Melalui Pemberdayaan Gugus. dalam
http://babangsubarna.blogspot.com
Sudjana dkk, Nana. 2011. Buku Kerja Pengawas Sekolah. Jakarta : Kemendiknas

More Related Content

What's hot

Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...wendyanbiya
 
JOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTION
JOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTIONJOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTION
JOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTIONHusna Sholihah
 
Power poin 8 produktifitas & prestasi kerja
Power poin 8 produktifitas & prestasi kerjaPower poin 8 produktifitas & prestasi kerja
Power poin 8 produktifitas & prestasi kerjayayansaleho
 
Skema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
Skema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya ManusiaSkema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
Skema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya ManusiaWilliam Perkasa
 
Makalah variabel dan definisi operasional
Makalah variabel dan definisi operasionalMakalah variabel dan definisi operasional
Makalah variabel dan definisi operasionalDewi Bahagia
 
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifMenyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifAdy Setiawan
 
Metode dan teknik supervisi pendidikan
Metode dan teknik supervisi pendidikanMetode dan teknik supervisi pendidikan
Metode dan teknik supervisi pendidikanDadang Arifin
 
Menyusun pertanyaan Wawancara
Menyusun pertanyaan WawancaraMenyusun pertanyaan Wawancara
Menyusun pertanyaan Wawancaraachmadk12
 
Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi (KMO)
Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi (KMO)Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi (KMO)
Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi (KMO)Nasrul Hadi
 
Makalah Pendahuluan dan Evolusi Teori Manajemen Umum
Makalah Pendahuluan dan Evolusi Teori Manajemen UmumMakalah Pendahuluan dan Evolusi Teori Manajemen Umum
Makalah Pendahuluan dan Evolusi Teori Manajemen UmumFajar Jabrik
 
Penyusunan Perencanaan Karir Karyawan _Pelatihan "Peran Efektif HRD dalam Men...
Penyusunan Perencanaan Karir Karyawan _Pelatihan "Peran Efektif HRD dalam Men...Penyusunan Perencanaan Karir Karyawan _Pelatihan "Peran Efektif HRD dalam Men...
Penyusunan Perencanaan Karir Karyawan _Pelatihan "Peran Efektif HRD dalam Men...Kanaidi ken
 
Filsafat Ilmu Manajemen
Filsafat Ilmu ManajemenFilsafat Ilmu Manajemen
Filsafat Ilmu Manajemenyy rahmat
 
Makalah analisa manajemen
Makalah analisa manajemenMakalah analisa manajemen
Makalah analisa manajemenWarnet Raha
 
Service Oriented Modeling
Service Oriented ModelingService Oriented Modeling
Service Oriented ModelingAinul Yaqin
 
MPOA 4_DESAIN PRODUK.pptx
MPOA 4_DESAIN PRODUK.pptxMPOA 4_DESAIN PRODUK.pptx
MPOA 4_DESAIN PRODUK.pptxMochBustomy
 

What's hot (20)

Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Ja...
 
JOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTION
JOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTIONJOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTION
JOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTION
 
Power poin 8 produktifitas & prestasi kerja
Power poin 8 produktifitas & prestasi kerjaPower poin 8 produktifitas & prestasi kerja
Power poin 8 produktifitas & prestasi kerja
 
Skema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
Skema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya ManusiaSkema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
Skema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Makalah variabel dan definisi operasional
Makalah variabel dan definisi operasionalMakalah variabel dan definisi operasional
Makalah variabel dan definisi operasional
 
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifMenyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
 
Metode dan teknik supervisi pendidikan
Metode dan teknik supervisi pendidikanMetode dan teknik supervisi pendidikan
Metode dan teknik supervisi pendidikan
 
Menyusun pertanyaan Wawancara
Menyusun pertanyaan WawancaraMenyusun pertanyaan Wawancara
Menyusun pertanyaan Wawancara
 
Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi (KMO)
Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi (KMO)Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi (KMO)
Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi (KMO)
 
Makalah Pendahuluan dan Evolusi Teori Manajemen Umum
Makalah Pendahuluan dan Evolusi Teori Manajemen UmumMakalah Pendahuluan dan Evolusi Teori Manajemen Umum
Makalah Pendahuluan dan Evolusi Teori Manajemen Umum
 
Penyusunan Perencanaan Karir Karyawan _Pelatihan "Peran Efektif HRD dalam Men...
Penyusunan Perencanaan Karir Karyawan _Pelatihan "Peran Efektif HRD dalam Men...Penyusunan Perencanaan Karir Karyawan _Pelatihan "Peran Efektif HRD dalam Men...
Penyusunan Perencanaan Karir Karyawan _Pelatihan "Peran Efektif HRD dalam Men...
 
Filsafat Ilmu Manajemen
Filsafat Ilmu ManajemenFilsafat Ilmu Manajemen
Filsafat Ilmu Manajemen
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Fungsi pengarahan
Fungsi pengarahanFungsi pengarahan
Fungsi pengarahan
 
Makalah analisa manajemen
Makalah analisa manajemenMakalah analisa manajemen
Makalah analisa manajemen
 
Bagan organisasi
Bagan organisasiBagan organisasi
Bagan organisasi
 
Service Oriented Modeling
Service Oriented ModelingService Oriented Modeling
Service Oriented Modeling
 
MPOA 4_DESAIN PRODUK.pptx
MPOA 4_DESAIN PRODUK.pptxMPOA 4_DESAIN PRODUK.pptx
MPOA 4_DESAIN PRODUK.pptx
 
CONTOH Handout
CONTOH HandoutCONTOH Handout
CONTOH Handout
 
Leadership
LeadershipLeadership
Leadership
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Gfpi f-019 guia de aprendizaje ejecucion evaluacion inglés
Gfpi f-019 guia de aprendizaje ejecucion evaluacion inglésGfpi f-019 guia de aprendizaje ejecucion evaluacion inglés
Gfpi f-019 guia de aprendizaje ejecucion evaluacion inglés
 
Fondo emprender
Fondo emprenderFondo emprender
Fondo emprender
 
ACCOMPLISHMENTS
ACCOMPLISHMENTSACCOMPLISHMENTS
ACCOMPLISHMENTS
 
3.3 actividades de apropiación del conocimiento
3.3 actividades de apropiación del conocimiento3.3 actividades de apropiación del conocimiento
3.3 actividades de apropiación del conocimiento
 
Presentación1 fernando
Presentación1 fernandoPresentación1 fernando
Presentación1 fernando
 
Reglamento aprendiz del sena capitulo v
Reglamento aprendiz del sena capitulo vReglamento aprendiz del sena capitulo v
Reglamento aprendiz del sena capitulo v
 
Presentacion fatla
Presentacion fatlaPresentacion fatla
Presentacion fatla
 
Qué se-entiende-por-inventario
Qué se-entiende-por-inventarioQué se-entiende-por-inventario
Qué se-entiende-por-inventario
 
karaoke
karaokekaraoke
karaoke
 
Proyecto metodologia Anyelith
Proyecto metodologia AnyelithProyecto metodologia Anyelith
Proyecto metodologia Anyelith
 
UC_Policy_and_Procedures[1]
UC_Policy_and_Procedures[1]UC_Policy_and_Procedures[1]
UC_Policy_and_Procedures[1]
 
Reglamento aprendiz sena
Reglamento aprendiz senaReglamento aprendiz sena
Reglamento aprendiz sena
 
3.2 guia etica
3.2 guia etica3.2 guia etica
3.2 guia etica
 
M phil
M philM phil
M phil
 
Proyecto creacion club_futbol_fpi
Proyecto creacion club_futbol_fpiProyecto creacion club_futbol_fpi
Proyecto creacion club_futbol_fpi
 
Presentación1 tic sobre el diseño instruccional
Presentación1 tic sobre el diseño instruccionalPresentación1 tic sobre el diseño instruccional
Presentación1 tic sobre el diseño instruccional
 
Cerebro adicto
Cerebro adictoCerebro adicto
Cerebro adicto
 
Actividad 3.3.6
Actividad 3.3.6Actividad 3.3.6
Actividad 3.3.6
 
Presentación1 tic sobre el diseño instruccional
Presentación1 tic sobre el diseño instruccionalPresentación1 tic sobre el diseño instruccional
Presentación1 tic sobre el diseño instruccional
 
Presentación1 fernando
Presentación1 fernandoPresentación1 fernando
Presentación1 fernando
 

Similar to Kepengawasan

Tentang Proses dan Fungsi Pengawasan.docx
Tentang Proses dan Fungsi Pengawasan.docxTentang Proses dan Fungsi Pengawasan.docx
Tentang Proses dan Fungsi Pengawasan.docxZukét Printing
 
Tentang Proses dan Fungsi Pengawasan.pdf
Tentang Proses dan Fungsi Pengawasan.pdfTentang Proses dan Fungsi Pengawasan.pdf
Tentang Proses dan Fungsi Pengawasan.pdfZukét Printing
 
Suplemen penguatan pengawas enhagea@yahoo.com
Suplemen penguatan pengawas enhagea@yahoo.comSuplemen penguatan pengawas enhagea@yahoo.com
Suplemen penguatan pengawas enhagea@yahoo.comNurul Huda
 
profesi_kependidikan_kel_7 (sel).pptx
profesi_kependidikan_kel_7 (sel).pptxprofesi_kependidikan_kel_7 (sel).pptx
profesi_kependidikan_kel_7 (sel).pptxAlbertoNainggolan
 
Makalah pengawasanku
Makalah pengawasankuMakalah pengawasanku
Makalah pengawasankuceyca cefunk
 
PPT KEL 11 SUPERVISI, MONITORING, EVALUASI, DAN AKREDITASI.pptx
PPT KEL 11  SUPERVISI, MONITORING, EVALUASI, DAN AKREDITASI.pptxPPT KEL 11  SUPERVISI, MONITORING, EVALUASI, DAN AKREDITASI.pptx
PPT KEL 11 SUPERVISI, MONITORING, EVALUASI, DAN AKREDITASI.pptxKhusnunFirdha
 
12. Proses dan Teknik Supervisi.pdf
12. Proses dan Teknik Supervisi.pdf12. Proses dan Teknik Supervisi.pdf
12. Proses dan Teknik Supervisi.pdfAngelll3
 
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum uts
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum utsMira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum uts
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum utsMiraErlina
 
Kelompok 5. sistem pengendalian manajemen
Kelompok 5. sistem pengendalian manajemenKelompok 5. sistem pengendalian manajemen
Kelompok 5. sistem pengendalian manajemenSriYuliaAnjani
 
Tugas framework, ridwan,11150894,7 i (msdm)
Tugas framework, ridwan,11150894,7 i (msdm)Tugas framework, ridwan,11150894,7 i (msdm)
Tugas framework, ridwan,11150894,7 i (msdm)RidwanIwan20
 
9, wira usaha, mohamad mustagfirin, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi man...
9, wira usaha, mohamad mustagfirin, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi man...9, wira usaha, mohamad mustagfirin, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi man...
9, wira usaha, mohamad mustagfirin, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi man...FirinMohammad
 
Materi Refresh training ISO 9001_2015 PT. YOFI1.pptx.pdf
Materi Refresh training ISO 9001_2015 PT. YOFI1.pptx.pdfMateri Refresh training ISO 9001_2015 PT. YOFI1.pptx.pdf
Materi Refresh training ISO 9001_2015 PT. YOFI1.pptx.pdfAgus Effendi
 
Pengawasan dan penilaian satuan pendidikan.niabudiharti
Pengawasan dan penilaian satuan pendidikan.niabudihartiPengawasan dan penilaian satuan pendidikan.niabudiharti
Pengawasan dan penilaian satuan pendidikan.niabudihartiNia Budiharti
 
2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratis
2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratis2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratis
2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratisMaryam Halid
 
Buku manual spmi stikes sby
Buku manual spmi  stikes sbyBuku manual spmi  stikes sby
Buku manual spmi stikes sbyspmi
 

Similar to Kepengawasan (20)

Tentang Proses dan Fungsi Pengawasan.docx
Tentang Proses dan Fungsi Pengawasan.docxTentang Proses dan Fungsi Pengawasan.docx
Tentang Proses dan Fungsi Pengawasan.docx
 
Tentang Proses dan Fungsi Pengawasan.pdf
Tentang Proses dan Fungsi Pengawasan.pdfTentang Proses dan Fungsi Pengawasan.pdf
Tentang Proses dan Fungsi Pengawasan.pdf
 
Ppt controlling
Ppt controllingPpt controlling
Ppt controlling
 
Suplemen penguatan pengawas enhagea@yahoo.com
Suplemen penguatan pengawas enhagea@yahoo.comSuplemen penguatan pengawas enhagea@yahoo.com
Suplemen penguatan pengawas enhagea@yahoo.com
 
profesi_kependidikan_kel_7 (sel).pptx
profesi_kependidikan_kel_7 (sel).pptxprofesi_kependidikan_kel_7 (sel).pptx
profesi_kependidikan_kel_7 (sel).pptx
 
Controlling (Fungsi Pengawasan)
Controlling (Fungsi Pengawasan)Controlling (Fungsi Pengawasan)
Controlling (Fungsi Pengawasan)
 
Makalah pengawasanku
Makalah pengawasankuMakalah pengawasanku
Makalah pengawasanku
 
PPT KEL 11 SUPERVISI, MONITORING, EVALUASI, DAN AKREDITASI.pptx
PPT KEL 11  SUPERVISI, MONITORING, EVALUASI, DAN AKREDITASI.pptxPPT KEL 11  SUPERVISI, MONITORING, EVALUASI, DAN AKREDITASI.pptx
PPT KEL 11 SUPERVISI, MONITORING, EVALUASI, DAN AKREDITASI.pptx
 
12. Proses dan Teknik Supervisi.pdf
12. Proses dan Teknik Supervisi.pdf12. Proses dan Teknik Supervisi.pdf
12. Proses dan Teknik Supervisi.pdf
 
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum uts
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum utsMira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum uts
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum uts
 
Kelompok 5. sistem pengendalian manajemen
Kelompok 5. sistem pengendalian manajemenKelompok 5. sistem pengendalian manajemen
Kelompok 5. sistem pengendalian manajemen
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Penjaminan mutu
Penjaminan mutu Penjaminan mutu
Penjaminan mutu
 
Tugas framework, ridwan,11150894,7 i (msdm)
Tugas framework, ridwan,11150894,7 i (msdm)Tugas framework, ridwan,11150894,7 i (msdm)
Tugas framework, ridwan,11150894,7 i (msdm)
 
9, wira usaha, mohamad mustagfirin, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi man...
9, wira usaha, mohamad mustagfirin, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi man...9, wira usaha, mohamad mustagfirin, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi man...
9, wira usaha, mohamad mustagfirin, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi man...
 
Proses manajemen
Proses manajemenProses manajemen
Proses manajemen
 
Materi Refresh training ISO 9001_2015 PT. YOFI1.pptx.pdf
Materi Refresh training ISO 9001_2015 PT. YOFI1.pptx.pdfMateri Refresh training ISO 9001_2015 PT. YOFI1.pptx.pdf
Materi Refresh training ISO 9001_2015 PT. YOFI1.pptx.pdf
 
Pengawasan dan penilaian satuan pendidikan.niabudiharti
Pengawasan dan penilaian satuan pendidikan.niabudihartiPengawasan dan penilaian satuan pendidikan.niabudiharti
Pengawasan dan penilaian satuan pendidikan.niabudiharti
 
2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratis
2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratis2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratis
2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratis
 
Buku manual spmi stikes sby
Buku manual spmi  stikes sbyBuku manual spmi  stikes sby
Buku manual spmi stikes sby
 

More from Asniar Shelalahi

More from Asniar Shelalahi (12)

Kekuasaan lembaga negara
Kekuasaan lembaga negaraKekuasaan lembaga negara
Kekuasaan lembaga negara
 
Dinamika demokrasi kls xi k 13
Dinamika demokrasi kls xi k 13Dinamika demokrasi kls xi k 13
Dinamika demokrasi kls xi k 13
 
Hiperlink
Hiperlink Hiperlink
Hiperlink
 
IESQ
IESQIESQ
IESQ
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Kkm pkn sma berkarakter kelas x
Kkm pkn sma berkarakter kelas xKkm pkn sma berkarakter kelas x
Kkm pkn sma berkarakter kelas x
 
Prota pkn sma berkarakter kelas x
Prota pkn sma berkarakter kelas xProta pkn sma berkarakter kelas x
Prota pkn sma berkarakter kelas x
 
Prosem pkn sma berkarakter kelas x
Prosem pkn sma berkarakter kelas xProsem pkn sma berkarakter kelas x
Prosem pkn sma berkarakter kelas x
 
Silabus pkn berkarakte rsmax-1
Silabus pkn berkarakte rsmax-1Silabus pkn berkarakte rsmax-1
Silabus pkn berkarakte rsmax-1
 
Rpp pkn berkarakter sma klsx-2
Rpp pkn berkarakter sma klsx-2Rpp pkn berkarakter sma klsx-2
Rpp pkn berkarakter sma klsx-2
 
Perangkat Pembelajaran
Perangkat PembelajaranPerangkat Pembelajaran
Perangkat Pembelajaran
 
Rpp kelas x
Rpp kelas xRpp kelas x
Rpp kelas x
 

Recently uploaded

Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMRiniGela
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 

Recently uploaded (20)

Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 

Kepengawasan

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Pengawasan sekolah itu penting karena merupakan mata rantai terakhir dan kunci dari proses manajemen. Kunci penting dari proses manajemen sekolah yaitu nilai fungsi pengawasan sekolah terletak terutama pada hubungannya terhadap perencanaan dan kegiatan-kegiatan yang didelegasikan (Robbins 1997). Holmes (t. th.) menyatakan bahwa ‘School Inspection is an extremely useful guide for all teachers facing an Ofsted inspection. It answers many important questions about preparation for inspection, the logistics of inspection itself and what is expected of schools and teachers after the event’. Pengawasan dapat diartikan sebagai proses kegiatan monitoring untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi terlaksana seperti yang direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu pencapaian tujuan (Robbins 1997). Pengawasan juga merupakan fungsi manajemen yang diperlukan untuk mengevaluasi kinerja organisasi atau unit-unit dalam suatu organisasi guna menetapkan kemajuan sesuai dengan arah yang dikehendaki (Wagner dan Hollenbeck dalam Mantja 2001). Oleh karena itu mudah dipahami bahwa pengawasan pendidikan adalah fungsi manajemen pendidikan yang harus diaktualisasikan, seperti halnya fungsi manajemen lainnya (Mantja 2001). Berdasarkan konsep tersebut, maka proses perencanaan yang mendahului kegiatan pengawasan harus dikerjakan terlebih dahulu. Perencanaan yang dimaksudkan mencakup perencanaan: pengorganisasian, wadah, struktur, fungsi dan mekanisme, sehingga perencanaan dan pengawasan memiliki standard dan tujuan yang jelas. Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Sahertian (2000) menegaskan bahwa pengawasan atau supervisi pendidikan tidak lain dari usaha memberikan layanan kepada stakeholder pendidikan, terutama kepada guru-guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan
  • 2. 2 hasil pembelajaran. Oleh sebab itu maka seorang pengawas sekolah harus mengetahui prinsip pengawasan pendidikan, Dimensi Pengawasan Pendidikan, Objek Pengawasan Pendidikan, Strategi Pengawasan Pendidikan dan langkah-langkah proses pengawasan sebagai usaha memberikan layanan kepada stakeholder pendidikan dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran, untuk memperbaiki kesalahan agar sesuai dengan aturan hukum, sehingga administrasi pemerintahan berjalan secara berkualitas dalam memberikan layanan kepada masyarakatnya B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada pembahasan ini adalah 1. Bangaimanakah Prinsip Pengawasan Pendidikan? 2. Apakah dimensi Pengawasan Pendidikan? 3. Apakah Objek Pengawasan Pendidikan? 4. Bagaimanakah Strategi Pengawasan Pendidikan? 5. Bagaimanakah Langkah-langkah proses kepengawasan? C.Tujuan Penulisan Adapun tujuan Penulisan makalah ini adalah 1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengawas dan Kepengawasan. 2. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan terutama tentang Prinsip,Dimensi, Objek, Strategi dan Langkah-langkah Proses Pengawasan Pendidkan
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Prinsip Pengawasan Pendidikan Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Pengawasan atau supervisi pendidikan adalah usaha memberikan layanan kepada stakeholder pendidikan, terutama kepada guru-guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran, hal tersebut menuntut pengawas memiliki Prinsip-prinsip antara lain: Adapun mengenai prinsip-prinsip pengawasan Penulis akan mengemukakan beberapa pendapat para ahli. Menurut Handayaningrat (1997) menemukakan bahwa pengawasan adalah: 1. Pengawasan berorientasi kepada tujuan organisasi 2. Pengawasan harus objektif, jujur dan mendahulukan kepentingan umum 3. Pengawasan harus berorientasi terhadap kebenaran menurut peraturan-peraturan yang berlaku, berorientasi terhadap kebenaran atas prosedur yang telah ditetapkan dan berorientasi terhadap kebenaran tujuan dalam pelaksanaan pekerjaan 4. Pengawasan harus menjamin sumber daya dan hasil guna pekerjaan 5. Pengawasan harus berdasarkan atas standar yang objektif, teliti dan tepat 6. Pengawasan harus bersifat terus menerus 7. Hasil pengawasan, harus dapat memberikan umpan balik terhadap perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan, perencanaan serta kebijaksanaan waktu yang akan datang Sedangkan menurut Abdurrahman (1995) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip pengawasan adalah sebagai berikut: 1. Prinsip menjamin sasaran Pengawasan pekerja ditunjukkan untuk menjamin tercapainya tujuan yaitu apabila menemukan perubahan-perubahan dari rencana, maka tindakan perbaikan harus dilakukan. Hal ini untuk menghindari penyimpangan dan mencegah terulangnya kembali kesalahan yang dibuat dalam pelaksanaan suatu tugas.
  • 4. 4 2. Prinsip Efisiensi Pengawasan pekerja harus dapat dilakukan dengan baik oleh manajer yang bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana, dalam hal ini ditunjukkan agar semua sumber daya yang ada baik sumber daya manusia ataupun modal yang dapat dipergunakan sesuai dengan yang dibutuhkan atau sesuai dengan rencana. Dengan kata lain pengawasan pekerja ini ditunjukkan untuk mencegah terjadinya pemborosan atau ketidaksesuaian daripada penggunaan sumber daya yang ada dengan rencana atau kebutuhan yang harus dipenuhi. 3. Prinsip Penglihatan Ke Muka Pengawasan pekerja harus bersifat preventif yang berarti proses pengawasan itu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dari rencana yang telah ditentukan baik pada saat sekarang maupun dimasa yang akan datang. Pengawasan pekerja ini dilakukan untuk memperkecil penyimpangan dari rencana serta dapat mencegah penyimpangan pelaksanaan suatu kegiatan. 4. Prinsip Pengawasan Secara Langsung Pengawasan pekerja dilakukan oleh manajer secara langsung ke tempat pelaksanaan pekerjaan baik dengan sistem inspektif, verifikatif, maupun dengan sistem investiatif. Metode ini dimaksudkan agar segera dapat dilakukan tindakkan perbaikkan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan 5. Prinsip Standar Pengawasan pekerja yang dilakukan harus didasarkan kepada suatu pedoman atau standar serta peraturan dan ketentuan yang ada sebelumnya. Maka dalam pengawasan pekerja perlu adanya alat pengukur untuk menilai pelaksanaan pekerjaan. Standar tersebut harus objektif, teliti serta tepat. Hal ini dimaksudkan agar dalam menemukan suatu penyimpangan dapat diketahui bagaimana yang seharusnya dipedomani. 6. Prinsip Titik Strategis Pengawasan pekerja harus dilakukan terutama untuk faktor-faktor dan kegiatan yang paling utama, vital serta strategis yang tidak lain menjadi bagian tujuan dari organisasi itu sendiri. Bagian-bagian yang dikontrol jadi dilakukan pada saat-saat yang strategis saja.
  • 5. 5 7. Prinsip Teliti Ulang Cara pengontrolan haruslah diteliti ulang dan diperiksa secara periodik. Pengawasan dapat dilakukan dengan cara sebelumnya atau periode yang lalu sehingga untuk periode yang sekarang pengawasan pekerja yang dilakukan ini hasil dari penelitian cara pengawasan periode lalu. Prinsip-prinsip di atas digunakan pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pokoknya sebagai seorang pengawas/ supervisor pendidikan pada sekolah yang dibinanya. Dengan demikian kehadiran pengawas di sekolah bukan untuk mencari kesalahan sebagai dasar untuk memberi hukuman akan tetapi harus menjadi mitra sekolah dalam membina dan mengembangkan mutu pendidikan di sekolah sehingga secara bertahap kinerja sekolah semakin meningkat menuju tercapainya sekolah yang efektif. Prinsip-prinsip kepengawasan itu harus dilaksanakan dengan tetap memperhatikan kode etik pengawas satuan pendidikan. Kode etik yang dimaksud minimal berisi sembilan hal berikut ini. 1. Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas satuan pendidikan senantiasa berlandaskan Iman dan Taqwa serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Pengawas satuan pendidikan senantiasa merasa bangga dalam mengemban tugas sebagai pengawas. 3. Pengawas satuan pendidikan memiliki pengabdian yang tinggi dalam menekuni tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawas. 4. Pengawas satuan pendidikan bekerja dengan penuh rasa tanggungjawab dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai pengawas. 5. Pengawas satuan pendidikan menjaga citra dan nama baik profesi pengawas. 6. Pengawas satuan pendidikan menjunjung tinggi disiplin dan etos kerja dalam melaksanakan tugas profresional pengawas. 7. Pengawas satuan pendidikan mampu menampilkan keberadaan dirinya sebagai supervisor profesional dan tokoh yang diteladani. 8. Pengawas satuan pendidikan sigap dan terampil dalam menanggapi dan membantu pemecahan masalah-masalah yang dihadapi stakeholder sekolah binaannya 9. Pengawas satuan pendidikan memiliki rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi, baik terhadap stakeholder sekolah binaannya maupun terhadap koleganya.
  • 6. 6 B. Dimensi Pengawasan Pendidikan Hakikat pengawasan adalah menjadi baik dengan memperbaiki kesalahan agar sesuai dengan aturan hukum, sehingga administrasi pemerintahan berjalan secara berkualitas dalam memberikan layanan kepada masyarakatnya.  Dimensi pertama dari hakikat pengawasan yaitu dimensi support. Dimensi ini menunjuk pada hakikat kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh supervisor itu harus mampu mendukung pihak sekolah untuk mengevaluasi diri kondisi existingnya. Oleh karena itu, supervisor bersama pihak sekolah dapat melakukan analisis kekuatan, kelemahan dan potensi serta peluang sekolahnya untuk mendukung peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan pada sekolah di masa yang akan datang.  Dimensi kedua dari hakikat pengawasan yaitu dimensi trust. Dimensi ini menunjuk pada hakikat kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh supervisor itu harus mampu membina kepercayaan stakeholder pendidikan dengan penggambaran profil dinamika sekolah masa depan yang lebih baik dan lebih menjanjikan.  Dimensi ketiga dari hakikat pengawasan yaitu dimensi challange. Dimensi ini menunjuk pada hakikat pengawasan yang dilakukan supervisor itu harus mampu memberikan tantangan pengembangan sekolah kepada stakeholder pendidikan di sekolah. Tantangan ini harus dibuat serealistik mungkin agar dapat dan mampu dicapai oleh pihak sekolah, berdasarkan pada situasi dan kondisi sekolah pada sat ini. Dengan demikian stakeholder tertantang untuk bekerjasama secara kolaboratif dalam rangka pengembangan mutu sekolah.  Dimensi keempat dari hakikat pengawasan yaitu dimensi networking and collaboration. Dimensi ini memnunjuk pada hakikat kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh supervisor itu harus mampu mengembangkan jejaring dan berkolaborasi antar stakeholder pendidikan dalam rangka meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi pendidikan di sekolah. Fokus dari keempat dimensi hakikat pengawasan itu dirumuskan dalam tiga aktivitas utama pengawasan yaitu negosiasi, kolabotrasi, dan networking. Negosisasi dilakukan oleh supervisor terhadap stakeholder pendidikan dengan fokus pada substansi apa yang dapat dan perlu dikembangkan atau ditingkatkan serta bagaimana cara meningkatkannya. Kolaborasi merupakan inti kegiatan supervisi yang harus selalu
  • 7. 7 diadakan kegiatan bersama dengan pihak stakeholder pendidikan di sekolah binaannya. Hal ini penting karena muara untuk terjadinya peningkatan mutu pendidikan ada pada pihak sekolah. Networking merupakan inti hakikat kegiatan supervisi yang prospektif untuk dikembangkan terutama pada era globalisasi dan cybernet teknologi seperti sekarang ini Fokus dari keempat dimensi hakikat pengawasan itu dirumuskan dalam tiga aktivitas utama pengawasan yaitu: negosiasi, kolaborasi dan networking. Negosiasi dilakukan oleh supervisor terhadap stakeholder pendidikan dengan fokus pada substansi apa yang dapat dan perlu dikembangkan atau ditingkatkan serta bagaimana cara meningkatkannya. Kolaborasi merupakan inti kegiatan supervisi yang harus selalu diadakan kegiatan bersama dengan pihak stakeholder pendidikan di sekolah binaannya. Hal ini penting karena muara untuk terjadinya peningkatan mutu pendidikan ada pada pihak sekolah. Networking merupakan inti hakikat kegiatan supervisi yang prospektif untuk dikembangkan terutama pada era globalisasi dan cybernet teknologi seperti sekarang ini. Jejaring kerjasama dapat dilakukan baik secara horisontal maupun vertikal. Jejaring kerjasama secara horisontal dilakukan dengan sesama sekolah sejenis untuk saling bertukar informasi dan sharing pengalaman pengembangan mutu sekolah, misalnya melalui MKP, MKKS, MGBS, MGMP. Jejaring kerjasama secara vertikal dilakukan baik dengan sekolah pada aras dibawahnya sebagai pemasok siswa barunya, maupun dengan sekolah pada jenjang pendidikan di atasnya sebagai lembaga yang akan menerima para siswa lulusannya C. Objek Pengawasan Pendidikan Objek pengawasan yaitu hal-hal yang harus diawasi dalam pelaksanaan suatu rencana. Objek pengawasan ini banyak macamnya, tergantung dari program atau kegiatan yang dilaksanakan. Objek pengawasan pendidikan menurut irjen kemendikbud : 1. Substansi Bidang, meliputi pendidikan, kepegawaian dan perlengkapan. 2. Unit kerja seperti unit utama, Pusat- Pusat, Perguruan Tinggi Negeri, Kopertis/PTS, Unit Pelaksana Teknis, dan Satuan Kerja Pendidikan Di Luar Negeri 3. Dana Alokasi Khusus 4. BNBP dan Block Grant 5. Dana bos dan APBN Kemdiknas 6. Ujian Nasional, Sertifikasi Guru dan Dosen. Objek pengawasan menurut pidarta : 1.Pengawasan terhadap karya 2. Pengawasan terhadap kemampuan 3. Pengawasan terhadap gaji
  • 8. 8 D. Strategi Pengawasan Pendidikan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ditandaskan pada Pasal 55 ayat 1, Pengawasan satuan Pendidikan memiliki peran dan tugas untuk Pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan yang harus dilakukan secara teratur dan kesinambungan. Lebih lanjut pada Pasal 57 ditegaskan, bahwa tugas supervisi meliputi: Supervisi akademik dan manajerial terhadap keterlaksanaan dan ketercapaian tujuan pendidikan disekolah. Menurut Subarna (2009), jabatan fungsional pengawas sekolah merupakan profesi tersendiri yang tidak diartikan sebagai kelanjutan profesi guru. Untuk menjadi pengawas sekolah, seseorang harus menjadi guru atau kepala sekolah, setidaknya pernah menjadi guru. Dengan demikian, pengawas sekolah dapat memahami apa yang dilakukan dan seharusnya dilakukan oleh guru dan kepala sekolah. Pengawas sekolah bertugas melakukan pengawasan terhadap dua hal penting dalam pendidikan di sekolah, yaitu proses pendidikan dan pengelolaan sekolah. Proses pendidikan terkait erat dengan kegiatan pengembangan potensi kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Sementara pengelolaan sekolah berkaitan dengan pengaturan dalam memanfaatkan sumber daya sekolah secara efektif dan efisien. Didalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya, pada Pasal 5 menyatakan Tugas Pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan Akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP), penilaian, pembimbingan dan pelatihan profesional guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan. Pengawas sekolah dalam hal ini harus dapat berfungsi sebagai Mitra, Konsultan, Asesor, konselor dan motivator baik terhadap Kepala Sekolah dan guru- guru yang berada dibawah binaannya. Untuk melaksanakan tugas tersebut maka diperlukan seorang pengawas sekolah/madrasah yang profesional dengan kompentesi yang harus dimiliki oleh seorang pengawas adalah Kompetesi kepribadian, Supervisi Manajerial, Supervisi Akademik, Evaluasi Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan serta kompetensi sosial. Pengawas sekolah dalam pelaksanaan tugasnya adalah sebagai jembatan penghubung (mediator) antara sekolah dengan Dinas Pendidikan. Kebijakan-kebijakan dari Dinas Pendidikan atau
  • 9. 9 Pemerintah disampaikan oleh Pengawas kepada masing-masing sekolah binaannya sebaliknya imformasi-imformasi dari sekolah binaan, maka pengawas yang akan menyampaikannya kepada pihak pengambil Kebijakan dalam hal ini Dinas Pendidikan baik secara lisan maupun bentuk laporan tertulis. Dari hal itulah maka peran pengawas sekolah/madrasah sangat strategis dalam rangka peningkatan mutu pendidikan secara umum. Tujuan umum pembinaan dan pengembangan karir pengawas satuan pendidikan sebagaimana dikemukakan di atas perlu dijabarkan lebih lanjut menjadi tujuan-tujuan yang lebih khusus agar memudahkan dalam menetapkan program pembinaan. Strategi-strategi kontrol yang perlu diperhatikan oleh para manajer pendidikan adalah: 1. Dalam bentuk kebijakan atau peraturan 2. Desain organisasi harus jelas 3. Unit personalia berfungsi dengan baik 4. Memiliki dan memberi hadiah 5. Anggaran belanja 6. Memakai teknik yang tepat E. Langkah-Langkah Proses Pengawasan Seperti dikemukakan di depan bahwa langkah-langkah proses pengawasan ada empat langkah. Empat langkah tersebut apabila digambarkan sebagai berikut: 1. Menetapkan Standar pelaksanaan Kegiatan pengawasan adalah mengukur atau menilai pelaksanaan atau hasil pekerjaan dari pada pejabat atau pekerja, untuk dapat melakukan pengukuran harus mempunyai alat pengukur (standar). Standar ini adalah mutlak diperlukan, yaitu untuk mengukur atau menilai apakah pekerjaan dilakukan sesuai dengan sasaran-sasaran yang ditentukan (standar) atau tidak. Standar tersebut harus ditetapkan lebih dahulu sebelum para pekerja melaksanakan pekerjaan (tugas-tugasnya), dan para pekerja harus tahu benar ukuran yang dipergunakan untuk menilai pekerjaannya. Karena itu harus dijelaskan sebaik-baiknya kepada para pekerja sebelum melaksanakan pekerjaannya. Dalam garis besarnya, jenis-jenis standar itu dapat digolongkan ke dalam empat bentuk yaitu:
  • 10. 10 a.Standar fisik:  Jumlah produksi  Kwalitas produksi  Jumlah langganan b. Standar moneter  Biaya tenaga kerja  Biaya penjualan  Laba kotor  Pendapatan penjualan c. Standar waktu  Kecepatan produksi  Batas waktu selesainya suatu pekerjaan d. Standar intangible  Sikap pekerja terhadap perusahaan  Kesetiaan pekerja terhadap pekerjaan 2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan Penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh sebab itu, langkah kedua dalam proses pengawasan adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat 3. Pengukuran pelaksanaan Kegiatan Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu 1) pengamatan (observasi), 2) laporan-laporan, baik lisan dan tertulis, 3) metode-metode otomatis dan 4) inspeksi, pengujian (test), atau dengan pengambilan sampel. 4. Membandingkan kegiatan dengan standar dan analisa penyimpangan Dimaksudkan untuk mengetahui ada/tidaknya penyimpangan-penyimpangan (deviasi). Penyimpangan-penyimpangan dianalisa untuk mengetahui mengapa standar tidak dapat dicapai dan mengidentifikasi penyebab-penyebab terjadinya penyimpangan. 5. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan Bila hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, maka tindakan ini harus diambil/dilakukan. Tindakan koreksi mungkin berupa:
  • 11. 11  Mengubah standar mula-mula (mungkin standar terlalu tinggi atu rendah).  Mengubah pengukuran kegiatan (inspeksi terlalu sering/kurang, mungkin mengganti sistem pengukuran).  Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan penyimpangan- penyimpangan.
  • 12. 12 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan Pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan: 1. Menurut Abdurrahman (1995) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip pengawasan adalah Prinsip menjamin sasaran, Prinsip Efisiensi, Prinsip Penglihatan Ke Muka, Prinsip Pengawasan Secara Langsung, Prinsip Standar, Prinsip Titik Strategis dan Prinsip Teliti Ulang. Prinsip-prinsip tersebutdigunakan pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pokoknya sebagai seorang pengawas/ supervisor pendidikan pada sekolah yang dibinanya. Dengan demikian kehadiran pengawas di sekolah bukan untuk mencari kesalahan sebagai dasar untuk memberi hukuman akan tetapi harus menjadi mitra sekolah dalam membina dan mengembangkan mutu pendidikan di sekolah sehingga secara bertahap kinerja sekolah semakin meningkat menuju tercapainya sekolah yang efektif. 2. Dimensi Pengawasan Pendidikan antara lain dimensi support, dimensi trust, dimensi challenge, dimensi networking and collaboration. Fokus dari keempat dimensi hakikat pengawasan itu dirumuskan dalam tiga aktivitas utama pengawasan yaitu: negosiasi, kolaborasi dan networking 3. Mmmmmm 4. Strategi Pengawasan Pendidikan : Pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan yang harus dilakukan secara teratur dan kesinambungan. Lebih lanjut pada Pasal 57 ditegaskan, bahwa tugas supervisi meliputi: Supervisi akademik dan manajerial ( melaksanakan tugas pengawasan Akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP), penilaian, pembimbingan dan pelatihan profesional guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan.terhadap keterlaksanaan dan ketercapaian tujuan pendidikan disekolah) 5. Langkah-Langkah Proses Pengawasan terdiri dari Lima langkah tersebut apabila digambarkan sebagai berikut: Menetapkan Standar pelaksanaan, Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan, Pengukuran pelaksanaan Kegiatan,
  • 13. 13 Membandingkan kegiatan dengan standar dan analisa penyimpangan serta Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan. B. Saran Sebagai mahasiswa yang tidak terlepas dari segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan dan bidang keilmuan. Kita seharusnya dapat mempelajari Ilmu Pengawas dan Kepengawasan dengan baik. Hal ini bertujuan supaya kita dapat mengatur, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan segala sesuatu yang kita pimpin.
  • 14. 14 DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Oemi. 1995. Dasar–Dasar Public Relations. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti Handayaningrat, 1997. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Haji Masagung. Mantja, W., 2001. Organisasi dan Hubungan Kerja Pengawas Pendidikan. Makalah disampaikan dalam Rapat Konsultasi Pengawasan antara Inspektorat Jendral Departemen Pendidikan Nasional dengan 151 Badan Pengawasan Daerah di Solo, tanggal 24 s/d 28 September 2001. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah Sahertian, Piet A, 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta Siahaan, Amiruddin, H. asli Rambe, dan Mahidin. 1985. Manajemen Pengawas Pendidikan. Ciputat : Quantum Teaching Subarna, Babang. 2009. Strategi Pengawas Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Pemberdayaan Gugus. dalam http://babangsubarna.blogspot.com Sudjana dkk, Nana. 2011. Buku Kerja Pengawas Sekolah. Jakarta : Kemendiknas