2. Anamnesis
• Identitas
• Nama, usia, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, status pernikahan, jumlah anak
• Keluhan Utama Hidung tersumbat?
• Sejak kapan? Apakah lebih dari 12 minggu?
• Disertai keluar air dari hidung?
• Pada satu atau kedua lubang hidung, atau bergantian?
• Terus menerus atau hilang-timbul?
• Sekret berwarna? Berbau? Kental atau encer?
• Dipengaruhi oleh cuaca, suhu, musim?
• Dipengaruhi debu, bulu binatang, serbuk bunga?
• Mata berair atau gatal?
3. • Apakah disertai dengan demam, rasa lesu?
• Nyeri di daerah wajah terutama sekitar hidung ?
• Rasa gatal di hidung, tenggorokan, langit-langit mulut?
• Nyeri atau sulit menelan?
• Batuk? Bersin?
• Fungsi penciuman berkurang ?
• Disertai nyeri kepala?
• Ada gigi berlubang yang tidak diobati? Sakit gigi?
• Penggunaan semprot hidung atau tetes hidung?
4. • Riwayat penyakit dahulu :
• Pernah sakit seperti ini sebelumnya?
• Asma?
• Keluar cairan dari telinga sebelumnya?
• Riwayat penyakit keluarga :
• Apakah ada anggota keluarga yang mengalami hal serupa?
• Riwayat pengobatan :
• Sudah berobat sebelumnya?
• Jika sudah, pakai obat apa? Apa ada perbaikan?
• Riwayat alergi? Makanan, obat-obatan, debu, suhu?
5. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : kesadaran, kesan sakit?
• Status gizi : BB, TB, BMI
• Tanda vital : Tekanan darah? Nadi? Respirasi? Suhu?
• Status Generalis
• Kepala : bentuk dan ukuran
• Mata : conjunctiva, sklera, refleks
cahaya, Allergic shiner? Allergic shiner (+)
13. Penatalaksanaan
Non farmakoterapi
• Irigasi hidung (NaCl 0,9%)
• Bila terapi konservatif tidak berhasil dianjurkan tindakan operatif
Farmakoterapi
• Antibiotik (Amoksisilin/klavulanat 500 2x1)
• Mukolitik (Ambroxol 30mg 3x1)
• Kortikosteroid topical
• Dekongestan sistemik (Pseudoephedrine HCL 2x120 mg)
Vasokonstriksi mengaktifkan reseptor alfa-adrenergic mukosa
pernapasan.
14. • Edukasi :
• Mengenai penyakitnya penyakit ini disebabkan terjadinya
respon radang pada hidung karena berbagai faktor
• Penyakit ini dapat berulang maka diperlukan tindakan pencegahan
• Penjelasan mengenai cara terapi yang akan diberikan
• Jika gejala memburuk atau gejala tidak berkurang pasien harus
kontrol ke dokter kembali.
16. Definisi
• Rinosinusitis adalah inflamasi pada mukosa hidung dan sinus
paranasalis yang dapat disebabkan oleh infeksi, alergi, atau iritasi.
• Rinosinusitis kronis adalah rhinosinusitis yang berlangsung lebih dari
3 bulan.
• Sinusitis didefinisikan sebagai infamasi mukosa sinus paranasal dan
umumnya disertai atau dipicu oleh rhinitis sehinga disebut
Rhinosinusitis.
17. Etiologi
• Infeksi hidung secara langsung maupun melalui limfatik submukosa.
Penyebab terbanyak adalah rhinitis viral, diikuti invasi bakteri.
• Berenang dan menyelam Air yang terinfeksi masuk ke sinus melalui
ostium. Gas klorin berkadar tinggi memicu inflamasi oleh zat kimia.
• Trauma Fraktur atau luka tusuk pada sinus paranasalis dapat
menjadi infeksi pada mukosa.
• Infeksi gigi Penyebab utama sinsusitis maksilaris. Infeksi dari gigi
molar atau premolar.
18. • Diskinesia silia
• Rinosinusitis akut yang tidak diobati dengan sempurna
• Alergi
• Polip hidung
• Kelainan anatomi seperti deviasi septum atau hipertrofi konka
• Hipertrofi adenoid pada anak
19. Klasifikasi
• The Rhinosinusitis Task Force (RSTF):
• Akut : 4 minggu
• Subakut : > 4-12 minggu
• Kronik : > 12 minggu
• Akut rekuren : ≥ 4 episode per tahun, setiap episode ≥ 7-10 hari
resolusi komplit di antara episode
• Kronik eksaserbasi akut : perburukan gejala tiba-tiba dari kronik
dengan kekambuhan berulang setelah pengobatan
20. • Rhinosinusitis kronis
a. Rhinosinusitis kronis dengan polip ditandai dengan mukosa polipoid dengan
edema, infiltrasi eosinofil
b. Rhinosinusitis kronis tanpa polip bentuk RS kronik yang tidak disertai oleh
tanda-tanda tersebut di atas, namun ditandai oleh hiperplasia kelenjar
seromukosa submukosa yang jelas.
21. Diagnosis
• Gejala lebih dari 12 minggu
• Episode akut ≥4 kali/ tahun
• Reversibilitas mukosa
• Diagnosis ditegakan bila
• >2 gejala mayor
• 1 gejala mayor dan 2 gejala minor
• Jika hanya ditemukan 1 gejala mayor dengan >2 gejala minor
dinyatakan sugestif.
22. Kriteria
Kriteria Mayor:
• Nyeri pada wajah
• Hidung tersumbat
• Penurunan/hilangnya penghidu
• Demam
• Sekret nasal yang purulent
• Drainase hidung yang berubah warna
dari saluran hidung
• Purulent Post Nasal Drip
• Batuk
Kriteria Minor:
• Edem periorbital
• Sakit kepala
• Nyeri di wajah
• Sakit gigi
• Nyeri telinga
• Sakit tenggorok
• Nafas berbau
• Bersin-bersin bertambah sering
• Demam
23. • Rhinosinusitis kronis memerlukan kriteria di atas selama >12 minggu.
Selain itu, salah satu tanda peradangan berikut harus ada:
• Drainase hidung yang berubah warna dari saluran hidung
• Polip hidung, atau pembengkakan polipoid
• Edema atau eritema meatus tengah atau bula ethmoid pada
endoskopi hidung
• Eritema, edema, atau jaringan granulasi umum atau lokal (Jika
meatus tengah atau bula ethmoid tidak terlibat, pencitraan
radiologis diperlukan untuk mengonfirmasi diagnosis.)
24. • Pemindaian computed tomography (CT) menunjukkan penebalan
mukosa yang terisolasi atau difus, perubahan tulang, atau kadar
cairan udara
• Radiografi sinus polos menunjukkan kadar cairan udara atau
kekeruhan lebih dari 5 mm pada satu atau lebih sinus
25. Pemeriksaan fisik
• Inspeksi dan palpasi luar hidung dan sinus: bengkak, nyeri
• Rinoskopi anterior: konka edema, mukosa hiperemis, terdapat pus purulent
• Rinoskopi posterior: post nasal drip, infeksi gigi
Pemeriksaan penunjang
• Transluminasi
• LED meningkat
• Radiologis:
• CT-scan untuk melihat kelainan anatomis, nasoendoskopi, sinuskopi
• Foto polos posisi waters
27. Penatalaksanaan
• Tujuan terapi rinosinusitis kronis untuk mengurangi edema mukosa,
memperbaiki drainase sinus, dan menghilangkan infeksi yang mungkin ada.
• Antibiotik berdasarkan kultur dan tes sensitivitas antibiotik
• Kortikosteroid
• Irigasi nasal
• Mukolitik
28. Pembedahan
• Pembedahan dilakukan bila ada kelainan mukosa dan sumbatan
• Dilakukan dengan panduan CT scan atau endoskopik
• Pasien dengan kelainan anatomi atau polip sinonasal lebih respon
terhadap terapi pembedahan
29. • Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS) adalah tindakan pembedahan pada
rongga hidung dan atau sekitarnya dengan bantuan endoskop fiber optic
Keberhasilan sangat bergantung pada perawatan pasca operasi (Perbaikan gejala
setelah terapi FESS adalah lebih dari 90%).
• Antrostomi adalah tindakan pembedahan membuat lubang ke sinus maksilaris
dengan menembus dinding medialnya pada meatus inferior untuk mengeluarkan
pus dan memperbaiki drainase Indikasi operasi adalah sinusitis maksilaris
sebagai upaya memfasilitasi pengeluaran pus dan atau memperbaiki drainase.
30. • Antrostomi Caldwell-Luc tindakan pembedahan membuka dinding
depan sinus maksilaris, mengeluarkan pus maupun jaringan patologis.
• Indikasi operasi:
• Tumor jinak
• Empiema kronis yang resisten dengan pengobatan
konservatif
• Fraktur komplikata maksila
• Eksplorasi
31. komplikasi
• Disebut komplikasi bila infeksi sudah menembus dinding sinus ke organ sekitar,
meliputi:
• Lokal : mukokel, kista retensi mukus, osteomielitis (tulang frontal dan maksila)
Osteomieitis dan abses subperiosteal paling sering timbul akibat sinusitis
frontal dan biasanya ditemukan pada anak-anak. Osteomielitis sinus maksila
dapat timbul fistula oroantral atau fistula pada pipi
• Orbital, Intrakranial
• Descending infection: otitis media akut atau kronik, faringitis dan tonsillitis,
laryngitis persisten dan trakeobronkitis
• Fokal infeksi.
32. Prognosis
• Masalah lebih rumit jika penyebabnya adalah struktur anatomi yang perlu
dikoreksi, maka prognosis menjadi lebih baik.
• >90% perbaikan dengan intervensi bedah.
• Penyakit ini sering kambuh tindakan preventif adalah hal yang sangat penting.
Infeksi hidung Mukosa sinus adalah lanjutan dari mukosa hidung, sehingga infeksi dari hidung dapat menjalar secara langsung maupun melalui limfatik submukosa. Penyebab terbanyak adalah rhinitis viral, diikuti invasi bakteri.
Berenang dan menyelam Air yang terinfeksi dapat masuk ke sinus melalui ostium. Gas klorin berkadar tinggi dalam kolam renang juga dapat memicu inflamasi oleh zat kimia.
Trauma Fraktur atau luka tusuk pada sinus frontal, maksila dan etmoid dapat menjadi infeksi pada mukosa. Sama seperti barotraumas yang diikuti oleh infeksi.
Infeksi gigi Penyebab utama sinsusitis maksilaris. Infeksi dari gigi molar atau premolar.