Teofilin adalah bronkodilator yang digunakan untuk asma dan untuk mengatasi penyakit paru obstruksi kronik yang stabil, secara umum tidak efektif untuk eksaserbasi penyakit paru obstruksi kronik.
Teofilin salah satu obat yang memiliki indeks terapi sempit
Teofilin dimetabolisme oleh enzim mikrosom hepar sitokrom P450 CYP 1A2.
1. KELOMPOK 6
ZAHRA SALSABILA SILALAHI 202114102
ROIHANA ROHMAH 202114089
MAYSARO SITOMPUL 202114087
YENNI SANIA 202114029
NUR AINUN 202114042
AQILAH MUTMAINNAH 202114096
Dosen Pengampu : apt. Sri Wahyuni, M.Fa
2. OBAT TEOFILIN
• Teofilin adalah bronkodilator yang digunakan untuk asma dan untuk mengatasi
penyakit paru obstruksi kronik yang stabil, secara umum tidak efektif untuk
eksaserbasi penyakit paru obstruksi kronik.
• Teofilin salah satu obat yang memiliki indeks terapi sempit
• Teofilin dimetabolisme oleh enzim mikrosom hepar sitokrom P450 CYP 1A2.
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
4. 08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
MEKANISME OBAT TEOFILIN
• Mekanisme kerja teofillin menghambat enzim nukleotida siklik
phospodiesterase (PDE). PDE mengkatalis pemecahan adenosine mono phospat
(AMP) siklik menjadi 5’-AMP dan guanosin mono phospat (GMP) siklik menjadi
5’-GMP. Penghambatan PDE menyebabkan penumpukan AMP siklik dan GMP
siklik, sehingga meningkatkan tranduksi sinyal melalui jalur ini.
6. AMBANG TERAPI DAN
KONSENTRASI TOKSIK
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
• Teofilin salah satu obat yang memiliki indeks terapi
sempit yaitu 8-15 mg/L darah.
• Potensi toksisitasnya telah diketahui berhubungan
dengan kadar teofilin utuh dalam darah yaitu >20
mg/L (Dollery, 1991).
7. AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI
TOKSIK
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
8. AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI
TOKSIK
Applied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
Referensi
• Ketika teofilin atau aminofilin intravena diberikan kepada pasien sebagai
infus kontinu, dibutuhkan 3-5 waktu paruh untuk konsentrasi teofilin serum
untuk mencapai tingkat kondisi mapan. Oleh karena itu, respon obat yang
maksimal akan membutuhkan waktu untuk mencapainya. Untuk
mempercepat onset aksi obat, loading dose diberikan untuk segera mencapai
konsentrasi teofilin yang efektif.
9. Konsentrasi terapeutik TF :
• Asma dan COPD : 10–20 μg/mL
• Apnea dini : 6–13 μg/mL
• Terapi awal : 5-15 μg/mL
• Banyak juga yg menggunakan : 8-12 μg/mL
u
AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI
TOKSIK
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
Harus di individualisasi, melalui TDM :
• gejala toksik tdk terlihat pada konsentrasi toksik
• atau pada konsentrasi efektif terkadang muncul
efek samping
10. • Dosis pemeliharaan untuk teofilin non-sustained release
adalah 200-300 mg, 3-4 kali sehari atau 200-400mg, 2 kali
sehari untuk sediaan sustained released.
• Kadar terapetik plasmanya adalah 5-20 mg/L.
Konsentrasi serum 10 – 20 μg/ml diperlukan untuk
menghasilkan respon bronkodilator optimum.
u
AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI
TOKSIK
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
12. PARAMETER
FARMAKOKINETIK KLINIK
• Teofilin terutama dieliminasi oleh metabolisme hati
(>90%).
• Metabolisme hati terutama melalui sistem enzim
CYP1A2 dengan jumlah yang lebih kecil
dimetabolisme oleh CYP3A dan CYP2E1.
• Sekitar 10% dari dosis teofilin ditemukan dalam urin
sebagai tidak berubah
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
13. PARAMETER
FARMAKOKINETIK KLINIK
Ada beberapa bentuk teofilin yang berbeda
• Aminofilin adalah garam etilendiamin dari teofilin,
dan aminofilin anhidrat mengandung sekitar 85%
teofilin sedangkan aminofilin dihidrat mengandung
sekitar 80% teofilin.Digunakan untuk untuk injeksi
intravena dan penggunaan oral.
• Oxtriphylline adalah garam kolin dari teofilin dan
mengandung sekitar 65% teofilin.Pengunaannya
oral
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
Referensi
15. Referensi : fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-
KEADAAN
PENYAKIT/KONDISI
WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN
Pada orang dewasa dengan
kondisi fungsi hati normal.
8 jam dengan tentang
waktu 6-12 jam.
0,5 L/kg (Kisaran 0,4-0,6
L/kg)
-
Pada orang dewasa dengan
kondisi sebagai perokok
ganja atau tembakau.
5 jam 0,5 L/kg Asap tembakau atau ganja
akan menginduksi system
enzim CYP1A2 dan akan
mempercepat klirens
teofilin.
Pada orang dewasa dengan
diagnosa penyakit hati
(sirosis hati atau hepatitis
akut) .
24 jam 0,5 L/kg Theofilin dimetabolisme
oleh enzim mikrosomal hati
yang lebih besar dari 90 %
sehingga penurunan fungsi
hati menurunkan klirens
theofilin. Dan parameter
farmakokinetik pada pasien
gangguan hati sangat
bervariasi.
16. Referensi : fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
KEADAAN PENYAKIT/KONDISI WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN
Pada orang dewasa dengan
kasus gagal jantung. (NYHA
CHF kelas 1 dan 2
12 jam. 0,5 L/kg Terjadinya penurunan darah
hati pada aliran sekunder
karena gagal jantung dapat
mengurangi klirens dari
theofilin.
Pada orang dewasa dengan
kondisi gagal jantung sedang
hingga berat (kelas NYHA CHF
3 dan 4) atau kor pulmonal
(gagal jantung pada bagian
kanan)
24 jam 0,5 L/kg Kegagalan jantung sedang
hinga berat mengurangi curah
jantung bahkan lebih dari
gagal jantung ringanringan
yang mengakibatkan
penurunan klirens theofilin
drastis dan bervariasi. Status
jantung harus selalu dipantau
sejak pemberian theofilin.
Karena memungkinkan
terjadinya perubahan akut
(secara mendadak) dicurah
jantung.
17. Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
KEADAAN PENYAKIT/KONDISI WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN
Pada orang dewasa yang
obesitas, >30% berat badan
lebih ideal.
Status penyakit/kondisi itu
mempengaruhi
farmakokinetik teofilin.
0,5 L/kg BB Dosis teofilin harus
didasarkan pada berat badan
ideal untuk pasien yang berat
badannya lebih dari 30%
18. Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
KEADAAN
PENYAKIT/KONDISI
WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN
Pada anak anak usia 1-9
tahun dengan jantung dan
fungsi hati normal.
3,5 jam. 0,5 L/kg Klirens theofilin pada anak
anak akan meningkat
setelah pubertas. Dan
pemberian dosis dewasa
dapat digunakan dengan
mempertimbangkan status
penyakit dan kondisi
dengan cara mengubah
farmakokinetik theofilin
Lansia >65tahun 12 jam 0,5 L/kg Lansia dengan penyakit
bersamaan dengan keadaan
yang telah diketahui, dapat
diubah klirens dari theofilin
dan harus menggunakan
rekomendasi dosis yang
spesifik
19. Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN
TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK
KELAS KEGAGALAN
JANTUNG NYHA
KETERANGAN
I Pasien dengan penyakit jantung tetapi tanpa keterbatasan
aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa tidak menyebabkan
kelelahan, dyspnea atau palpitasi yang tidak semestinya.
II Penderita penyakit jantung yang mengakibatkan sedikit
keterbatasan fisik aktivitas. Aktivitas fisik biasa dapat
menyebabkan kelelahan, palpitasi, dyspnea, atau angina.
III Pasien dengan penyakit jantung yang ditandai dengan
keterbatasan fisik aktivitas. Meski pasien merasa nyaman saat
istirahat, aktivitas yang kurang dari biasanya akan menimbulkan
gejala.
IV Pasien dengan penyakit jantung yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa
ketidaknyamanan. Gejala gagal jantung kongestif timbul
bahkan saat istirahat. Dengan aktivitas fisik apapun, dapat
menimbulkan ketidaknyamanan yang meningkat.
20. Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN
TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK
• Gagal jantung menyebabkan berkurangnya klirens teofilin karena
penurunan aliran darah hepatik akibat gangguan curah jantung
• Pasien dengan gagal jantung ringan memiliki waktu paruh teofilin rata-rata
sama dengan 12 jam (kisaran: 5-24 jam)
• Pasien dengan gagal jantung sedang hingga beratmemiliki waktu paruh
teofilin rata-rata 24 jam (5-50 jam).
21. Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN
TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK
• Efek gagal jantung terhadap farmakokinetik teofilin sangat bervariasi dan
sulit diprediksi secara akurat. Pasien dengan gagal jantung mungkin
memiliki pembersihan teofilin dan waktu paruh yang relatif normal atau
sangat abnormal. Untuk pasien gagal jantung, dosis awal dimaksudkan
sebagai titik awal untuk titrasi dosis berdasarkan respon pasien dan
menghindari efek samping
22. USIA WAKTU PARU
Bayi neonatus prematur 30 jam 3–15 hari setelah lahir
dan 20 jam 25–57 hari setelah
lahir
Bayi rata-rata 25 jam 1-2 hari setelah
lahir, dan 11 jam 3-30 minggu
setelah
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN
TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK
23. USIA WAKTU PARU
Anak - anak usia 1- 9 tahun rata-rata 3,5 jam (kisaran: 1,5–5
jam)
> 65 tahun rata-rata = 12 jam). , rentang: 8–
16 jam
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN
TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK
24. KONTRAINDIKASI PENGGUNAAN
ALTERNATIF
MINOR
dipyridamole abametapir cetirizine
febuxostat allopurinol razole
riociguat ketoconazole .dll pyridoxine
Referensi
Medscape.com
INTERAKSI OBAT
• Interaksi obat penghambat berukuran sedang adalah yang
menurunkan klirens teofilin sebesar 10-30%