SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
KELOMPOK 6
ZAHRA SALSABILA SILALAHI 202114102
ROIHANA ROHMAH 202114089
MAYSARO SITOMPUL 202114087
YENNI SANIA 202114029
NUR AINUN 202114042
AQILAH MUTMAINNAH 202114096
Dosen Pengampu : apt. Sri Wahyuni, M.Fa
OBAT TEOFILIN
• Teofilin adalah bronkodilator yang digunakan untuk asma dan untuk mengatasi
penyakit paru obstruksi kronik yang stabil, secara umum tidak efektif untuk
eksaserbasi penyakit paru obstruksi kronik.
• Teofilin salah satu obat yang memiliki indeks terapi sempit
• Teofilin dimetabolisme oleh enzim mikrosom hepar sitokrom P450 CYP 1A2.
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
MEKANISME
TEOFILIN
enzim
nukleotida siklik
fosfodiesterase
(PDE).
Adenosina
monofosfat
siklik (AMP)
pemecahan AMP siklik menjadi 5’- AMP
dan (guanosine monophosphate)GMP
siklik menjadi 5’-GMP
Penghambatan PDE menyebabkan
penumpukan AMP siklik dan GMP siklik
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
MEKANISME OBAT TEOFILIN
• Mekanisme kerja teofillin menghambat enzim nukleotida siklik
phospodiesterase (PDE). PDE mengkatalis pemecahan adenosine mono phospat
(AMP) siklik menjadi 5’-AMP dan guanosin mono phospat (GMP) siklik menjadi
5’-GMP. Penghambatan PDE menyebabkan penumpukan AMP siklik dan GMP
siklik, sehingga meningkatkan tranduksi sinyal melalui jalur ini.
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
STRUKTUR OBAT TEOFILIN
Struktur Kimia
Teofili
n (Anonim,1979)
AMBANG TERAPI DAN
KONSENTRASI TOKSIK
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
• Teofilin salah satu obat yang memiliki indeks terapi
sempit yaitu 8-15 mg/L darah.
• Potensi toksisitasnya telah diketahui berhubungan
dengan kadar teofilin utuh dalam darah yaitu >20
mg/L (Dollery, 1991).
AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI
TOKSIK
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI
TOKSIK
Applied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
Referensi
• Ketika teofilin atau aminofilin intravena diberikan kepada pasien sebagai
infus kontinu, dibutuhkan 3-5 waktu paruh untuk konsentrasi teofilin serum
untuk mencapai tingkat kondisi mapan. Oleh karena itu, respon obat yang
maksimal akan membutuhkan waktu untuk mencapainya. Untuk
mempercepat onset aksi obat, loading dose diberikan untuk segera mencapai
konsentrasi teofilin yang efektif.
Konsentrasi terapeutik TF :
• Asma dan COPD : 10–20 μg/mL
• Apnea dini : 6–13 μg/mL
• Terapi awal : 5-15 μg/mL
• Banyak juga yg menggunakan : 8-12 μg/mL
u
AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI
TOKSIK
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
Harus di individualisasi, melalui TDM :
• gejala toksik tdk terlihat pada konsentrasi toksik
• atau pada konsentrasi efektif terkadang muncul
efek samping
• Dosis pemeliharaan untuk teofilin non-sustained release
adalah 200-300 mg, 3-4 kali sehari atau 200-400mg, 2 kali
sehari untuk sediaan sustained released.
• Kadar terapetik plasmanya adalah 5-20 mg/L.
Konsentrasi serum 10 – 20 μg/ml diperlukan untuk
menghasilkan respon bronkodilator optimum.
u
AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI
TOKSIK
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
DOSIS EFEK SAMPING
15 μg/mL
> 20–30 μg/mL tachyarrhythmias termasuk sinus
tachycardia
> 40 μg/mL mengancam nyawa; aritmia ventricular
AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI
TOKSIK
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
PARAMETER
FARMAKOKINETIK KLINIK
• Teofilin terutama dieliminasi oleh metabolisme hati
(>90%).
• Metabolisme hati terutama melalui sistem enzim
CYP1A2 dengan jumlah yang lebih kecil
dimetabolisme oleh CYP3A dan CYP2E1.
• Sekitar 10% dari dosis teofilin ditemukan dalam urin
sebagai tidak berubah
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
PARAMETER
FARMAKOKINETIK KLINIK
Ada beberapa bentuk teofilin yang berbeda
• Aminofilin adalah garam etilendiamin dari teofilin,
dan aminofilin anhidrat mengandung sekitar 85%
teofilin sedangkan aminofilin dihidrat mengandung
sekitar 80% teofilin.Digunakan untuk untuk injeksi
intravena dan penggunaan oral.
• Oxtriphylline adalah garam kolin dari teofilin dan
mengandung sekitar 65% teofilin.Pengunaannya
oral
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
Referensi
PENGARUH KONDISI
PATOFISIOLOGIS PASIEN
TERHADAP PARAMETER
FARMAKOKINETIK
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
Referensi : fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-
KEADAAN
PENYAKIT/KONDISI
WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN
Pada orang dewasa dengan
kondisi fungsi hati normal.
8 jam dengan tentang
waktu 6-12 jam.
0,5 L/kg (Kisaran 0,4-0,6
L/kg)
-
Pada orang dewasa dengan
kondisi sebagai perokok
ganja atau tembakau.
5 jam 0,5 L/kg Asap tembakau atau ganja
akan menginduksi system
enzim CYP1A2 dan akan
mempercepat klirens
teofilin.
Pada orang dewasa dengan
diagnosa penyakit hati
(sirosis hati atau hepatitis
akut) .
24 jam 0,5 L/kg Theofilin dimetabolisme
oleh enzim mikrosomal hati
yang lebih besar dari 90 %
sehingga penurunan fungsi
hati menurunkan klirens
theofilin. Dan parameter
farmakokinetik pada pasien
gangguan hati sangat
bervariasi.
Referensi : fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
KEADAAN PENYAKIT/KONDISI WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN
Pada orang dewasa dengan
kasus gagal jantung. (NYHA
CHF kelas 1 dan 2
12 jam. 0,5 L/kg Terjadinya penurunan darah
hati pada aliran sekunder
karena gagal jantung dapat
mengurangi klirens dari
theofilin.
Pada orang dewasa dengan
kondisi gagal jantung sedang
hingga berat (kelas NYHA CHF
3 dan 4) atau kor pulmonal
(gagal jantung pada bagian
kanan)
24 jam 0,5 L/kg Kegagalan jantung sedang
hinga berat mengurangi curah
jantung bahkan lebih dari
gagal jantung ringanringan
yang mengakibatkan
penurunan klirens theofilin
drastis dan bervariasi. Status
jantung harus selalu dipantau
sejak pemberian theofilin.
Karena memungkinkan
terjadinya perubahan akut
(secara mendadak) dicurah
jantung.
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
KEADAAN PENYAKIT/KONDISI WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN
Pada orang dewasa yang
obesitas, >30% berat badan
lebih ideal.
Status penyakit/kondisi itu
mempengaruhi
farmakokinetik teofilin.
0,5 L/kg BB Dosis teofilin harus
didasarkan pada berat badan
ideal untuk pasien yang berat
badannya lebih dari 30%
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
KEADAAN
PENYAKIT/KONDISI
WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN
Pada anak anak usia 1-9
tahun dengan jantung dan
fungsi hati normal.
3,5 jam. 0,5 L/kg Klirens theofilin pada anak
anak akan meningkat
setelah pubertas. Dan
pemberian dosis dewasa
dapat digunakan dengan
mempertimbangkan status
penyakit dan kondisi
dengan cara mengubah
farmakokinetik theofilin
Lansia >65tahun 12 jam 0,5 L/kg Lansia dengan penyakit
bersamaan dengan keadaan
yang telah diketahui, dapat
diubah klirens dari theofilin
dan harus menggunakan
rekomendasi dosis yang
spesifik
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN
TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK
KELAS KEGAGALAN
JANTUNG NYHA
KETERANGAN
I Pasien dengan penyakit jantung tetapi tanpa keterbatasan
aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa tidak menyebabkan
kelelahan, dyspnea atau palpitasi yang tidak semestinya.
II Penderita penyakit jantung yang mengakibatkan sedikit
keterbatasan fisik aktivitas. Aktivitas fisik biasa dapat
menyebabkan kelelahan, palpitasi, dyspnea, atau angina.
III Pasien dengan penyakit jantung yang ditandai dengan
keterbatasan fisik aktivitas. Meski pasien merasa nyaman saat
istirahat, aktivitas yang kurang dari biasanya akan menimbulkan
gejala.
IV Pasien dengan penyakit jantung yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa
ketidaknyamanan. Gejala gagal jantung kongestif timbul
bahkan saat istirahat. Dengan aktivitas fisik apapun, dapat
menimbulkan ketidaknyamanan yang meningkat.
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN
TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK
• Gagal jantung menyebabkan berkurangnya klirens teofilin karena
penurunan aliran darah hepatik akibat gangguan curah jantung
• Pasien dengan gagal jantung ringan memiliki waktu paruh teofilin rata-rata
sama dengan 12 jam (kisaran: 5-24 jam)
• Pasien dengan gagal jantung sedang hingga beratmemiliki waktu paruh
teofilin rata-rata 24 jam (5-50 jam).
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN
TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK
• Efek gagal jantung terhadap farmakokinetik teofilin sangat bervariasi dan
sulit diprediksi secara akurat. Pasien dengan gagal jantung mungkin
memiliki pembersihan teofilin dan waktu paruh yang relatif normal atau
sangat abnormal. Untuk pasien gagal jantung, dosis awal dimaksudkan
sebagai titik awal untuk titrasi dosis berdasarkan respon pasien dan
menghindari efek samping
USIA WAKTU PARU
Bayi neonatus prematur 30 jam 3–15 hari setelah lahir
dan 20 jam 25–57 hari setelah
lahir
Bayi rata-rata 25 jam 1-2 hari setelah
lahir, dan 11 jam 3-30 minggu
setelah
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN
TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK
USIA WAKTU PARU
Anak - anak usia 1- 9 tahun rata-rata 3,5 jam (kisaran: 1,5–5
jam)
> 65 tahun rata-rata = 12 jam). , rentang: 8–
16 jam
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN
TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK
KONTRAINDIKASI PENGGUNAAN
ALTERNATIF
MINOR
dipyridamole abametapir cetirizine
febuxostat allopurinol razole
riociguat ketoconazole .dll pyridoxine
Referensi
Medscape.com
INTERAKSI OBAT
• Interaksi obat penghambat berukuran sedang adalah yang
menurunkan klirens teofilin sebesar 10-30%
Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptx

More Related Content

What's hot

FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERTaofik Rusdiana
 
endotoksin dan pirogen
endotoksin dan pirogenendotoksin dan pirogen
endotoksin dan pirogenPutri Indayani
 
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Bayu Mario
 
Farmakokinetik Klinik Fenitoin
Farmakokinetik Klinik FenitoinFarmakokinetik Klinik Fenitoin
Farmakokinetik Klinik FenitoinTaofik Rusdiana
 
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2fahri mey
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniDokter Tekno
 
Praktikum Farmakognosi
Praktikum FarmakognosiPraktikum Farmakognosi
Praktikum FarmakognosiFauzan Azima
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONTri Setyo Ningsih
 
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...Salsabila Azzahra
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyKopertis Wilayah I
 

What's hot (20)

FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIER
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
endotoksin dan pirogen
endotoksin dan pirogenendotoksin dan pirogen
endotoksin dan pirogen
 
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
 
Farmakokinetik Klinik Fenitoin
Farmakokinetik Klinik FenitoinFarmakokinetik Klinik Fenitoin
Farmakokinetik Klinik Fenitoin
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Farmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik TeofilinFarmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik Teofilin
 
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
Obat antikonvulsi
Obat antikonvulsiObat antikonvulsi
Obat antikonvulsi
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Praktikum Farmakognosi
Praktikum FarmakognosiPraktikum Farmakognosi
Praktikum Farmakognosi
 
Farmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika AminoglikosidaFarmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika Aminoglikosida
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid Chromatography
 
Sesak
SesakSesak
Sesak
 

Similar to Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptx

Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)riizqii
 
Propofol Related Infusion Syndrome
Propofol Related Infusion SyndromePropofol Related Infusion Syndrome
Propofol Related Infusion SyndromeYesi Yehezkiel
 
Hipotiroid subklinis
Hipotiroid subklinisHipotiroid subklinis
Hipotiroid subklinisPrima Yogi
 
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amriePio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrieAchmad Fauzi Al' Amrie
 
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatifarmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatiwitanurma
 
Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)
Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)
Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)Taofik Rusdiana
 
Farmakodinamika captopril full (fix)
Farmakodinamika captopril full (fix)Farmakodinamika captopril full (fix)
Farmakodinamika captopril full (fix)Euis Noorhayaty
 
237100501 case-bedah
237100501 case-bedah237100501 case-bedah
237100501 case-bedahhomeworkping3
 
Interaksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdfInteraksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdfTika995824
 
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdf
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdfFarmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdf
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdfSugeng Ners
 
PPT KASUS PJK.pptx
PPT KASUS PJK.pptxPPT KASUS PJK.pptx
PPT KASUS PJK.pptxAdelReine1
 

Similar to Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptx (20)

Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
 
Propofol Related Infusion Syndrome
Propofol Related Infusion SyndromePropofol Related Infusion Syndrome
Propofol Related Infusion Syndrome
 
Hipotiroid subklinis
Hipotiroid subklinisHipotiroid subklinis
Hipotiroid subklinis
 
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amriePio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
 
Tugas farmakologi
Tugas farmakologiTugas farmakologi
Tugas farmakologi
 
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatifarmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
 
Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)
Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)
Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)
 
Farmakoterapi-BLOK15.pptx
Farmakoterapi-BLOK15.pptxFarmakoterapi-BLOK15.pptx
Farmakoterapi-BLOK15.pptx
 
Farmakodinamika captopril full (fix)
Farmakodinamika captopril full (fix)Farmakodinamika captopril full (fix)
Farmakodinamika captopril full (fix)
 
242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac
 
237100501 case-bedah
237100501 case-bedah237100501 case-bedah
237100501 case-bedah
 
Interaksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdfInteraksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdf
 
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdf
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdfFarmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdf
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdf
 
Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017
 
Fr 02 Reaksi Media Kontras
Fr 02 Reaksi Media KontrasFr 02 Reaksi Media Kontras
Fr 02 Reaksi Media Kontras
 
ASMA
ASMAASMA
ASMA
 
Tiroid 1
Tiroid 1Tiroid 1
Tiroid 1
 
PPT KASUS PJK.pptx
PPT KASUS PJK.pptxPPT KASUS PJK.pptx
PPT KASUS PJK.pptx
 
Farmasi klinik dili
Farmasi klinik diliFarmasi klinik dili
Farmasi klinik dili
 
Toksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.pptToksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.ppt
 

Recently uploaded

PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 

Recently uploaded (20)

PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 

Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptx

  • 1. KELOMPOK 6 ZAHRA SALSABILA SILALAHI 202114102 ROIHANA ROHMAH 202114089 MAYSARO SITOMPUL 202114087 YENNI SANIA 202114029 NUR AINUN 202114042 AQILAH MUTMAINNAH 202114096 Dosen Pengampu : apt. Sri Wahyuni, M.Fa
  • 2. OBAT TEOFILIN • Teofilin adalah bronkodilator yang digunakan untuk asma dan untuk mengatasi penyakit paru obstruksi kronik yang stabil, secara umum tidak efektif untuk eksaserbasi penyakit paru obstruksi kronik. • Teofilin salah satu obat yang memiliki indeks terapi sempit • Teofilin dimetabolisme oleh enzim mikrosom hepar sitokrom P450 CYP 1A2. 08613048 Yunita Paramitasari.pdf Referensi
  • 3. 08613048 Yunita Paramitasari.pdf Referensi MEKANISME TEOFILIN enzim nukleotida siklik fosfodiesterase (PDE). Adenosina monofosfat siklik (AMP) pemecahan AMP siklik menjadi 5’- AMP dan (guanosine monophosphate)GMP siklik menjadi 5’-GMP Penghambatan PDE menyebabkan penumpukan AMP siklik dan GMP siklik
  • 4. 08613048 Yunita Paramitasari.pdf Referensi MEKANISME OBAT TEOFILIN • Mekanisme kerja teofillin menghambat enzim nukleotida siklik phospodiesterase (PDE). PDE mengkatalis pemecahan adenosine mono phospat (AMP) siklik menjadi 5’-AMP dan guanosin mono phospat (GMP) siklik menjadi 5’-GMP. Penghambatan PDE menyebabkan penumpukan AMP siklik dan GMP siklik, sehingga meningkatkan tranduksi sinyal melalui jalur ini.
  • 5. 08613048 Yunita Paramitasari.pdf Referensi STRUKTUR OBAT TEOFILIN Struktur Kimia Teofili n (Anonim,1979)
  • 6. AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI TOKSIK 08613048 Yunita Paramitasari.pdf Referensi • Teofilin salah satu obat yang memiliki indeks terapi sempit yaitu 8-15 mg/L darah. • Potensi toksisitasnya telah diketahui berhubungan dengan kadar teofilin utuh dalam darah yaitu >20 mg/L (Dollery, 1991).
  • 7. AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI TOKSIK 08613048 Yunita Paramitasari.pdf Referensi
  • 8. AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI TOKSIK Applied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf Referensi • Ketika teofilin atau aminofilin intravena diberikan kepada pasien sebagai infus kontinu, dibutuhkan 3-5 waktu paruh untuk konsentrasi teofilin serum untuk mencapai tingkat kondisi mapan. Oleh karena itu, respon obat yang maksimal akan membutuhkan waktu untuk mencapainya. Untuk mempercepat onset aksi obat, loading dose diberikan untuk segera mencapai konsentrasi teofilin yang efektif.
  • 9. Konsentrasi terapeutik TF : • Asma dan COPD : 10–20 μg/mL • Apnea dini : 6–13 μg/mL • Terapi awal : 5-15 μg/mL • Banyak juga yg menggunakan : 8-12 μg/mL u AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI TOKSIK 08613048 Yunita Paramitasari.pdf Referensi Harus di individualisasi, melalui TDM : • gejala toksik tdk terlihat pada konsentrasi toksik • atau pada konsentrasi efektif terkadang muncul efek samping
  • 10. • Dosis pemeliharaan untuk teofilin non-sustained release adalah 200-300 mg, 3-4 kali sehari atau 200-400mg, 2 kali sehari untuk sediaan sustained released. • Kadar terapetik plasmanya adalah 5-20 mg/L. Konsentrasi serum 10 – 20 μg/ml diperlukan untuk menghasilkan respon bronkodilator optimum. u AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI TOKSIK 08613048 Yunita Paramitasari.pdf Referensi
  • 11. DOSIS EFEK SAMPING 15 μg/mL > 20–30 μg/mL tachyarrhythmias termasuk sinus tachycardia > 40 μg/mL mengancam nyawa; aritmia ventricular AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI TOKSIK 08613048 Yunita Paramitasari.pdf Referensi
  • 12. PARAMETER FARMAKOKINETIK KLINIK • Teofilin terutama dieliminasi oleh metabolisme hati (>90%). • Metabolisme hati terutama melalui sistem enzim CYP1A2 dengan jumlah yang lebih kecil dimetabolisme oleh CYP3A dan CYP2E1. • Sekitar 10% dari dosis teofilin ditemukan dalam urin sebagai tidak berubah Referensi fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
  • 13. PARAMETER FARMAKOKINETIK KLINIK Ada beberapa bentuk teofilin yang berbeda • Aminofilin adalah garam etilendiamin dari teofilin, dan aminofilin anhidrat mengandung sekitar 85% teofilin sedangkan aminofilin dihidrat mengandung sekitar 80% teofilin.Digunakan untuk untuk injeksi intravena dan penggunaan oral. • Oxtriphylline adalah garam kolin dari teofilin dan mengandung sekitar 65% teofilin.Pengunaannya oral fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf Referensi
  • 14. PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK Referensi fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
  • 15. Referensi : fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761- KEADAAN PENYAKIT/KONDISI WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN Pada orang dewasa dengan kondisi fungsi hati normal. 8 jam dengan tentang waktu 6-12 jam. 0,5 L/kg (Kisaran 0,4-0,6 L/kg) - Pada orang dewasa dengan kondisi sebagai perokok ganja atau tembakau. 5 jam 0,5 L/kg Asap tembakau atau ganja akan menginduksi system enzim CYP1A2 dan akan mempercepat klirens teofilin. Pada orang dewasa dengan diagnosa penyakit hati (sirosis hati atau hepatitis akut) . 24 jam 0,5 L/kg Theofilin dimetabolisme oleh enzim mikrosomal hati yang lebih besar dari 90 % sehingga penurunan fungsi hati menurunkan klirens theofilin. Dan parameter farmakokinetik pada pasien gangguan hati sangat bervariasi.
  • 16. Referensi : fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf KEADAAN PENYAKIT/KONDISI WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN Pada orang dewasa dengan kasus gagal jantung. (NYHA CHF kelas 1 dan 2 12 jam. 0,5 L/kg Terjadinya penurunan darah hati pada aliran sekunder karena gagal jantung dapat mengurangi klirens dari theofilin. Pada orang dewasa dengan kondisi gagal jantung sedang hingga berat (kelas NYHA CHF 3 dan 4) atau kor pulmonal (gagal jantung pada bagian kanan) 24 jam 0,5 L/kg Kegagalan jantung sedang hinga berat mengurangi curah jantung bahkan lebih dari gagal jantung ringanringan yang mengakibatkan penurunan klirens theofilin drastis dan bervariasi. Status jantung harus selalu dipantau sejak pemberian theofilin. Karena memungkinkan terjadinya perubahan akut (secara mendadak) dicurah jantung.
  • 17. Referensi fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf KEADAAN PENYAKIT/KONDISI WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN Pada orang dewasa yang obesitas, >30% berat badan lebih ideal. Status penyakit/kondisi itu mempengaruhi farmakokinetik teofilin. 0,5 L/kg BB Dosis teofilin harus didasarkan pada berat badan ideal untuk pasien yang berat badannya lebih dari 30%
  • 18. Referensi fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf KEADAAN PENYAKIT/KONDISI WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN Pada anak anak usia 1-9 tahun dengan jantung dan fungsi hati normal. 3,5 jam. 0,5 L/kg Klirens theofilin pada anak anak akan meningkat setelah pubertas. Dan pemberian dosis dewasa dapat digunakan dengan mempertimbangkan status penyakit dan kondisi dengan cara mengubah farmakokinetik theofilin Lansia >65tahun 12 jam 0,5 L/kg Lansia dengan penyakit bersamaan dengan keadaan yang telah diketahui, dapat diubah klirens dari theofilin dan harus menggunakan rekomendasi dosis yang spesifik
  • 19. Referensi fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK KELAS KEGAGALAN JANTUNG NYHA KETERANGAN I Pasien dengan penyakit jantung tetapi tanpa keterbatasan aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa tidak menyebabkan kelelahan, dyspnea atau palpitasi yang tidak semestinya. II Penderita penyakit jantung yang mengakibatkan sedikit keterbatasan fisik aktivitas. Aktivitas fisik biasa dapat menyebabkan kelelahan, palpitasi, dyspnea, atau angina. III Pasien dengan penyakit jantung yang ditandai dengan keterbatasan fisik aktivitas. Meski pasien merasa nyaman saat istirahat, aktivitas yang kurang dari biasanya akan menimbulkan gejala. IV Pasien dengan penyakit jantung yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa ketidaknyamanan. Gejala gagal jantung kongestif timbul bahkan saat istirahat. Dengan aktivitas fisik apapun, dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang meningkat.
  • 20. Referensi fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK • Gagal jantung menyebabkan berkurangnya klirens teofilin karena penurunan aliran darah hepatik akibat gangguan curah jantung • Pasien dengan gagal jantung ringan memiliki waktu paruh teofilin rata-rata sama dengan 12 jam (kisaran: 5-24 jam) • Pasien dengan gagal jantung sedang hingga beratmemiliki waktu paruh teofilin rata-rata 24 jam (5-50 jam).
  • 21. Referensi fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK • Efek gagal jantung terhadap farmakokinetik teofilin sangat bervariasi dan sulit diprediksi secara akurat. Pasien dengan gagal jantung mungkin memiliki pembersihan teofilin dan waktu paruh yang relatif normal atau sangat abnormal. Untuk pasien gagal jantung, dosis awal dimaksudkan sebagai titik awal untuk titrasi dosis berdasarkan respon pasien dan menghindari efek samping
  • 22. USIA WAKTU PARU Bayi neonatus prematur 30 jam 3–15 hari setelah lahir dan 20 jam 25–57 hari setelah lahir Bayi rata-rata 25 jam 1-2 hari setelah lahir, dan 11 jam 3-30 minggu setelah Referensi fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK
  • 23. USIA WAKTU PARU Anak - anak usia 1- 9 tahun rata-rata 3,5 jam (kisaran: 1,5–5 jam) > 65 tahun rata-rata = 12 jam). , rentang: 8– 16 jam Referensi fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK
  • 24. KONTRAINDIKASI PENGGUNAAN ALTERNATIF MINOR dipyridamole abametapir cetirizine febuxostat allopurinol razole riociguat ketoconazole .dll pyridoxine Referensi Medscape.com INTERAKSI OBAT • Interaksi obat penghambat berukuran sedang adalah yang menurunkan klirens teofilin sebesar 10-30%