1. Bab pertama membahas latar belakang pentingnya kemampuan berkomunikasi interpersonal yang efektif dalam kehidupan sehari-hari. Bab ini juga mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai proses penyampaian dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih.
2. Bab kedua menjelaskan konsep komunikasi interpersonal, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan konsep diri dalam komunikasi antarpribadi, serta pentingnya
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari
yang paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak
bangun tidur di pagi hari sampai tidur lagi di larut malam, sebagian besar dari
waktu kita digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain.
Dengan demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan
yang paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering
mengalami perbedaan pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi
konflik terbuka yang disebabkan adanya kesalah fahaman dalam
berkomunikasi. Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru akan menyadari
bahwa diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi yang
baik dan efektif.yang harus dimiliki seorang manusia.
Efektifitas seorang komunikator dapat dievaluasi dari sudut sejauhmana
tujuan-tujuan tersebut dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi
adalah mendapat perhatian. Jika pesan disampaikan tetapi penerima
mengabaikannya, maka usaha komunikasi tersebut akan gagal. Keberhasilan
komunikasi juga tergantung pada pemahaman pesandan penerima. Jika
penerima tidak mengerti pesan tersebut,maka tidaklah mungkin akan berhasil
dalam memberikan informasi atau mempengaruhinya. Bahkan jika suatu pesan
tidak dimengerti, penerima mungkin tidak meyakini bahwa informasinya
benar, sekalipun komunikator benar-benar memberikan arti apa yang
dikatakan.
Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat
diperlukan oleh manusia agar dia dapat menjalani semua aktivitasnya dengan
lancar. Terutama ketika seseorang melakukan aktivitas dalam situasi yang
formal, misal dalam lingkungan kerja. Lebih penting lagi ketika aktivitas kerja
seseorang adalah berhadapan langsung dengan orang lain dimana sebagian
besar kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi interpersonal.
2. 2
Agar komunikasi dapat berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian
dalam berkomunikasi( communication skill). Dan tidaklah semua orang
memiliki communication skill. Banyak orang yang berkomunikasi hanya
mengandalkan gaya yang dipakai sehari-hari. Mereka menganggap cara
komunikasi yang mereka pakai sudah benar. Padahal kalau dicermati masih
banyak kesalahan dalam berkomunikasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal?
2. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam komunikasi interpersonal?
3. Bagaimana memupuk keahlian komunikasi iterpersonal?
4. Bagaimana pentingnya keahlaian komunikasi interpersonal dalam
komunikasi?
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai penyampaina informasi antara
dua orang atau lebih. Komunikasi merupakan suatu proses yang vital dalam
organisasi karena komunikasi diperlukan bagi evektifitas kepemimpinan,
perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan, manajemen konfilk, serta
proses-proses organisasi lainnya.
Beberapa ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi interpersonal
secara berbeda-beda. miller, (1990), Unsur-unsurnya di bagi menjadi 3.
1. Definisi berdasarkan komponen ( componential )
Komunikasi interpersonal diartikan dengan mengamati komponen-
komponen, yaitu penyampaian pesan oleh 1 orang dan penerimaan pesan
oleh orang yang lain atau sekelompok kecil orang dengan berbagai
dampaknya dan epluang untuk memberi umpan balik segera
2. Definisi berdasarkan pengembangan ( Development )
Komunikasi interpersonal melihat sebagai suatu akhir dari perkembangan
pada komunikasi bersifat tidak pribadi (Impersonal)
3. Definisi berdasarkan hubungan diad ( relation dyadic )
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara 2 orang
atau dalam kelompok kecil (diad). Komunikasi interpersonal merupakan
suatu proses yang dinamis, sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari
dan penting untuk kehidupan social seperti bertukar pikiran menyelesaikan
masalah, membuat keputusan dan melakukan tindakan.
Menurut Devito, (1989), komunikasi interpersonal adalah
penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima pesan oleh orang lain
atau sekelompok kecil orang dengan berbagai dampaknya dan dengan
peluang untuk memberikan umpan balik segera.
4. 4
Menurut Jane, (1994) Komunikasi interpersonal adalah proses
penyebaran dan berbagai informasi yang dilakukan minimal 2 orang secara
langsung, dengan tatap muka dan bersifat dua arah.
Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan
penerimaan pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup
semua aspek komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan,
komunikasi nonverbal , dan banyak lagi. Sebuah konsep utama
komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada
individu yang terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi
kelompok, dimana mungkin ada sejumlah besar individu yang terlibat
dalam tindak komunikatif. Deddy Mulyana (2005) menyatakan:
“komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah
komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik
secara verbal ataupun nonverbal.” Mulyana, (2005).
Secara keseluruhan, komunikasi interpersonal dapat dilakukan
dengan baik dan tidak langsung media komunikasi langsung seperti tatap
muka interaksi, serta komputer-mediated-komunikasi. Sukses
mengasumsikan bahwa baik pengirim pesan dan penerima pesan akan
menafsirkan dan memahami pesan-pesan yang dikirim pada tingkat
mengerti makna dan implikasi.
B. Persepsi Interpersonal dan Konsep Diri dalam Keahlian Komunikasi
Interpersonal
Konsep diri dan Persepsi interpersonal sangat dibutuhkan untuk
pencapaian dalam kelancaran komunikasi. Orang yang lancar dalam
berkomunikasi berarti orang tersebut mempunyai keahlian dalam
berkomunikasi. Persepsi interpersonal besar pengaruhnya bukan saja pada
komunikasi interpersonal, tetapi juga pada hubungan interpersonal. Karena itu
kecermatan persepsi interpersonal akan sangat berguna untuk meningkatkan
kualitas komunikasi interpersonal kita.
5. 5
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terhadapa orang lain dapat di
kelompokkan menjadi dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor personal.
Faktor eksternal adalah petunjuk yang bisa anda amati dan faktor personal
adalah karakteristik dari orang yang memberikan respon pada stimulasi
persepsi. Yang termasuk faktor eksternal adalah petunjuk verbal dan petunjuk
nonverbal, sedangkan yang termasuk faktor personal adalah pengalaman,
motivasi, dan kepribadian.
Perilaku kita dalam berkomunikasi interpersonal amat bergantung pada
persepsi interpersonal. Jadi persepsi interpersonal membawa pengaruh yang
besar bagi komunikasi interpersonal. Kegagalan komunikasi dapat diperbaiki
apabila orang tersebut menyadari bahwa persepsinya salah. Komunikasi
interpersonal kita akan menjadi lebih baik bila kita mengetahui bahwa
persepsi kita bersifat subjektif dan cenderung keliru.
Konsep diri diperlukan agar kita bisa mengamati diri dan sampailah
pada gambaran dan penilaian diri kita. William D. Brooks mendefinisikan
konsep diri sebagai pandangan dan perassan kita tentang diri kita. Persepsi
tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial dan fisis. Konsep diri bisa juga
dijadikan alat pengukur kepercayaan diri kita.
Faktor-faktor yang mempengruhi konsep diri diantaranya adalah orang
lain dan kelompok. Ada kelomok yang secara emosional mengikat kita, dan
berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Ini disebut kelompok
rujukan. Dengan melihat kelompok ini, orang mengarahkan perilakunya dan
menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya. Pengaruh konsep diri
pada komunikasi interpersonal diantaranya adalah sebagai berikut:
Nubuat yang dipenuhi sendiri
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi
interpersonal karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai
dengan konsep dirinya. Kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai
dengan konsep diri deisebut sebagai nubuat yang dipenuhi sendiri. Sukses
komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep diri
6. 6
yang positif atau negatif. Sebagai peminat komunikasi, sebaiknya kita
mampu mengidentifikasi tanda-tanda konsep diri yang positif atau negatif.
Membuka diri
Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat
yang sama berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan
tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat
pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan
lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan-
gagasan baru, lebih cenderung menghindari sikap defensif, dan lebih
cermat memandang diri kita dan orang lain.
Percaya diri
Keinginan untuk menutup diri, selain karena konsep diri yang negatif
timbul dari kurangnya kepercayaan kepada kemampuan diri sendiri. Orang
yang tidak menyenangi dirinya merasa bahwa dirinya tidak akan mampu
mengatasi persoalan. Orang yang kurang percaya diri akan cenderung
sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi. Ia takut kalau orang lain
akan mengejeknya atau menyalahkannya.
Selektivitas
Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri
mempengaruhi kepada pesan apa anda bersedia membuka diri, bagaimana
kita mempersepsi pesan itu, dan apa yang kita ingat. (Anita Taylor 1977:
112). Dengan singkat, konsep diri menyebabkan terpaan selektif, persepsi
selektif, dan ingatan selektif.
C. Atraksi Dalam Komunikasi Interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan
daya tarik seseorang. Adanya daya tarik ini membentuk rasa suka. Rasa suka
pada seseorang umumnya membentuk orang yang kita sukai menjadi
signifikan bagi kita. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik
seseorang dengan orang lain adalah :
7. 7
1. Faktor-Faktor Personal
a. Kesamaan karakteristik personal (coanitice consistency)
Theory dari “Fritz Heider” mengemukakan bahwa orang cendrung
memiliki sikap yang sama dengan orang yang disukai.
b. Tekanan Emosional (Stress)
c. Harga diri yang rendah
d. Isolasi Sosial
2. Faktor-faktor Situasional
a. Daya tarik fisik
b. Ganjaran (reward)
c. Familiarity
d. Kedekatan (Closeness)
e. Kemampuan
Dalam hubungan dengan dengan atraksi interpersonal ini ada 4 (empat)
teori “Liking” yang menjelaskan :
1. Reinforcement theory menjelaskan bahwa seseorang menyukai orang lain
adalah sebagai hasil belajar
2. Equility theory menyatakan bahwa dalam suatu hubungan, manusia selalu
cendrung menjaga keseimbangan antara harga (cost) yang di keluarkan
dengan ganjaran (reward) yang di peroleh.
3. Exchange theory berpednapat bahwa interaksi social di ibaratkan sebagai
transaksi dagang.
4. Gain-loss theory berpendapat bahwa orang cendrung lebih menyukai
orang-orang yang menguntungkan bagi kita dan kurang tertarik pada
orang-orang yang merugikan kita. Dalam komunikasi interpersonal daya
tarik seseorang sangatlah penting.
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif
dan daya tarik seseorang. Komunkasi antarpribadi dipengaruhi atraksi
interpersonal dalam hal:
1. Penafsiran pesan dan penilaian. Pendapat dan penilaian kita terhadap
orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita
8. 8
juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi
seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan
dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika membencinya, kita
cenderung melihat karakteristiknya secara negatif.
2. Efektivitas komunikasi. Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif
bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi
komunikan. Bila kita berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki
kesamaan dengan kita, kita akan gembira dan terbuka. Bila berkumpul
dengan denganorang-orang yang kita benci akan membuat kita tegang,
resah, dan tidak enak. Kita akan menutup diri dan menghindari
komunikasi.
D. Konsep Diri Dalam Komunitasi Interpersonal
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri
yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu:
1. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah;
2. Merasa stara dengan orang lain;
3. Menerima pujian tanpa rasa malu;
4. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,
keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh
masyarakat;
5. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan
aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha
mengubah.
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi
antarpribadi, yaitu:
1. Nubuat yang dipenuhi sendiri. Karena setiap orang bertingkah laku
sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seseorang
mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan
berusaha menghadiri kuliah secara teratur, membuat catatan yang baik,
9. 9
mempelajari materi kuliah dengan sungguh-sungguh, sehingga
memperoleh nilai akademis yang baik.
2. Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan
komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang
lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka
diri, konsep diri menjadi dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai
dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima
pengalaman-pengalaman dan gagasan baru.
3. Percaya diri. Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai
communication apprehension. Orang yang aprehensif dalam
komunikasi disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Untuk
menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat
menjadi perlu.
4. Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita
karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia
membuka diri (terpaan selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan
(persepsi selektif), dan apa yang kita ingat (ingatan selektif). Selain itu
konsep diri juga berpengaruh dalam penyandian pesan (penyandian
selektif).
E. Hubungan Keahlian komunikasi Interpersonal dalam Komunikasi
Hakikat dari Hubungan interpersonal adalah bahwa ketika
berkomunikasi, kita bukan hanya menyampaikan isi pesan, tetapi juga
menentukan kadar hubungan interpersonal. Jadi, kita bukan sekedar
menentukan isi tetapi juga relationship.
Dalam hal ini berarti bahwa study komunkasi interpesonalbergeser dari
sisi pesan kepada relasional. Aspek relasional inilah yang menjadi unit
analisis dari komunkasi interpersonal.
Hubungan interpersonal terbentuk ketika proses pengolahan pesan (baik
verbal maupun non verbar) secara timbal balik terjadi, dan hal ini dinamakan
komunikasi interpersonal.
10. 10
Orang yang mempunyai keahlian komunikasi maka komunikasi orang
tersebut akan berjalan efektif. Kita harus memupuk keahlian kita dalam
komunikasi interpersonal melalui konsep diri. Konsep diri seperti yang telah
tertuang diatas sangat penting dilakukan agar kita ahli dalam berkomunikasi.
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.
Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami tetapi
hubungan dengan komunikan menjadi rusak. DeVito (1992) memandang
komunikasi interpersonal yang efektif berdasarkan humanistic model dan
pragmatic model. Humanistic model (soft approach) menunjukkan bahwa
kualitas komunikasi interpersonal yang efektif ditentukan oleh 5 faktor,
sebagai berikut: Openness (keterbukaan), Empathy, Supportiveness
(mendukung), Positiveness (sikap positif), Equality (kesetaraan). Pragmatic
model (behavioural) atau disebut juga sebagai pendekatan keras (hard
approach) atau (competence model) fokus pada perilaku tertentu yang harus
digunakan oleh pelaku komunikasi interpersonal baik sebagai pembicara
maupun sebagai pendengar apabila ingin efektif. Pendekatan ini pun
menyatakan ada 5 skemampuan yang harus dimiliki, yaitu sebagai berikut:
Confidence (percaya diri) maksudnya adalah para pelaku komunikasi
interpersonal harus memilki rasa percaya diri secara sosial (social
confidence).
Immediacy merujuk pada situasi adanya perasaan kebersamaan antara
pembicara dan pendengar (oneness). Immediacy ditunjukan dengan sikap
memperhatikan, menyenangi, dan tertarik pada lawan bicara
Interaction management maksudnya adalah kemampuan untuk mengontrol
interaksi demi memuaskan kedua belah pihak pelaku komunikasi.
Expressiveness maksudnya adalah kemampuan untuk secara
sungguhsungguh terlibat dalam proses komunikasi.
Other orientation maksudnya adalah kemampuan untuk beradaptasi
dengan orang lain selama proses komunikasi interpersonal berlangsung.
Butir-butir tersebut di atas menjelaskan kemampuan yang harus dimiliki
agar suatu proses komunikasi interpersonal efektif. Idealnya semua
11. 11
kemampuan tersebut harus dimiliki oleh para pelaku komunikasi
interpersonal. Namun DeVito (1992) memberikan peringatan bahwa dalam
menerapkan kemampuan tersebut setiap situasi komunikasi, dan aspek budaya
yang berbeda pada pelaku komunikasi. Jadi aturan-aturan komunikasi
interpersonal yang efektif tersebut harus diterapkan secara fleksibel.
Ada sejumlah model untuk menganalisa hubungan personal, tetapi
dengan mengikuti ikhtisar dari Coleman dan Hammen (1974:224-231).
Model-model tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
Model pertukaran sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi
dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan
sesuatu yang memenuhi kebutuhannya.
Model peranan masyarakat
Model peranan melihatnya sebagai panggung sandiwara. Di sini setiap
orang harus memainkan peranannya sesuai dengan naskah yang telah
dibuat masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap
individu bertindak sesuai dengan ekspedisi peranan dan tuntutan peranan,
memiliki keterampilan peranan, dan terhindari dari konflik peranan dan
kerancunan peranan.
Model permainan
Dalam model ini, orang-orang berhubungan dalam bermacam-macam
permainan. Mendasari permainan ini adalah tiga bagian kepribadian
manusia.
Model interaksional
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem.
Setiap sistem memiliki sifat-sifat struktural, integratif, dan medan. Semua
sistem terdiri dari subsistem-subsisitem yang saling tergantung dan
bertindak bersama sebagai suatu kesatuan.
Pola-pola komunikasi interpersonal mempuanyai efek yang berlainan
pada hubungan interpersonal. Tidak benar anggapan orang bahwa makin
sering orang melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain, makin
12. 12
baik hubungan mereka. Yang menjadi soal bukanlah berapa kali komunikasi
dilakukan. Tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan. Faktor-faktor yang
menumbuhkan hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal adalah
percaya, kejujuran, sikap suportif.
F. Komunikasi Interpersonal Dalam Konseling
Ciri-Ciri Komuikasi interpersonal adalah sebagai berikut
1. Arus pesan dua arah
Komunikasi interpersonal menempatkan sumber pesan dan penerima
pesan dalam posisi yang sejajar sehingga memicu terjadinya pola
penyebaran pesan mengikuti arus dua arah.
2. Suasana non formal
Komunikasi interpersonal dalam konseling biasanya berlangsung dalam
suasana non formal, pesan yang dikomunikasikan biasanya bersifat lisan
bukan tulisan.
3. Umpan balik segera
Oleh karena komunikasi interpersonal dalam konseling mempertemukan
para pelaku komunikasi secara tatap muka maka umpan balik dapat
diketahui dengan segera baik secara verbal maupun nonverbal
4. Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat
Komunikasi interpersonal dalam konseling merupakan metode komunikasi
antara bidan dank lien yang menuntut agar peserta komunikasi berada
dalam jarak yang dekat, baik jarak dalam arti fisik maupun psikologi
5. Peserta komunikasi mengirim dan menerima
Menerima stimulant dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.
6. Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi
7. Memberikan bantuan
Adapun asas-asas komunikasi interpersonal dalam konseling adalah sebagai
berikut :
1. Komunikasi berlangsung antara pikiran seseorang dengan pikiran orang
lain
13. 13
2. Orang hanya bisa mengerti sesuatu hal dengan menghubungkan pada hal
lain yang telah dimengerti.
Berikut adalah hal-hal yang harus di miliki bidan sebagai konselor dalam
komunikasi interpersonal dengan client :
1. Pengetahuan (Kognitif)
Bidan sebagai komunikator yang baik diharapkan menjadi pribadi yang
mempunyai pengetahuan seluas-luas mungkin. Pengetahuan yang harus di
miliki seorang bidan antara lain tentang:
a. Kesehatan.
b. Ilmu kebidanan dan kandungan.
c. Masalah yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, pasca
persalinan, upaya pencegahan, dan penatalaksanaaannya.
d. Keyakinan akan adat istiadat dan norma tertentu.
e. Alat / metode kontrasepsi.
f. Hubungan antar manusia.
g. Komunikasi interpersonal dan konseling.
h. Psikologi.
2. Keterampilan (Psikomotor)
Adapun keterampilan yang harus di miliki bidan adalah :
a. Membantu proses persalinan dan berbagai masalah kesehatan.
b. Menggunakan alat-alat pemeriksaan tubuh klien.
c. Melakukan komunikasi dan konseling.
d. Menggunakan alat bantu visual untuk membantu pemberian informasi
kepada klien.
e. Mengatasi situasi genting yang dihadapi klien.
f. Membantu klien dalam membuat keputusan.
3. Kompetensi
Selaian pengetahuan dan keterampilan tersebut di atas, bidan harus
memiliki kompetensi yang meliputi :
a. Bidan mempunyai prasyarat dan keterampilan dari ilmu-ilmu social,
kesehatan masyarakat, dan etik yang membentuk dari asuhan yang
14. 14
bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita dan bayi baru lahir
serta keluarganya.
b. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi. Pendidikan kesehatan
yang tanggap terhadpa budaya dan pelayanan menyeluruh di
masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga
yang sehat, perencanaan kehamilan, dan kesiapan menjadi orang tua.
c. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, untuk
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi
dini, pengobatan dan rujukan.
d. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap
budaya setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang
bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk
mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayi yang baru lahir.
e. Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu
tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.
f. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi komfrensif pada bayi
baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.
g. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komfrensif pada bayi
dan balita sehat (1bulan - 5 bulan).
h. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komfrensif pada
keluarga kelopok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
i. Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita / ibu dengan gangguan
sistem reproduksi.
4. Sikap (Afektif)
a. Mempunyai motivasi tinggi untuk menolong orang lain.
b. Bersikap ramah, sopan, dan santun.
c. Menerima klien apa adanya.
d. Empati terhadap klien.
e. Membantu dengan tulus.
f. Terbuka terhadap pendapat orang lain.
15. 15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan
penerimaan pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup
semua aspek komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan,
komunikasi nonverbal , dan banyak lagi. Sebuah konsep utama komunikasi
interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang
terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi kelompok, dimana
mungkin ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif.
Konsep diri dan Persepsi interpersonal sangat dibutuhkan untuk
pencapaian dalam kelancaran komunikasi. Orang yang lancar dalam
berkomunikasi berarti orang tersebut mempunyai keahlian dalam
berkomunikasi. Persepsi interpersonal besar pengaruhnya bukan saja pada
komunikasi interpersonal, tetapi juga pada hubungan interpersonal. Karena itu
kecermatan persepsi interpersonal akan sangat berguna untuk meningkatkan
kualitas komunikasi interpersonal kita.
Orang yang mempunyai keahlian komunikasi maka komunikasi orang
tersebut akan berjalan efektif. Kita harus memupuk keahlian kita dalam
komunikasi interpersonal melalui konsep diri. Konsep diri seperti yang telah
tertuang diatas sangat penting dilakukan agar kita ahli dalam berkomunikasi.
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.
16. 16
DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat, Jalaudin.1966.Psikologi Komunikasi.Bandung:Remaja Rosdakarya.
Muhammad, Arni.1995.Komunikasi organisasi.Jakarta:Bumi Aksara.
A.G.Lunadi.1987. Komunikasi Mengena.Yogyakarta:Kanisius.
www.wikipedia.comss
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California:
Wadsworth Publishing Company.
Suryan Romawi, S.S.T, Komunikasi Kebidanan, Trans Info Media, Jakrata
Rochiman, Ermawati Dalami, Ideh Dahliar, Komunikasi dan Konseling Dalam
Praktik Kebidanan, Trans Info Media, Jakarta