3. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki peran yang sangat penting
yang dapat diimplementasikan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Sila pertama memiliki makna penting yang dapat dicerminkan oleh
masyarakat. Sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” memiliki
cita-cita dengan pemikiran yang religius dan adanya pengakuan dari seluruh
Bangsa Indonesia mengenai adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta
alam semesta dan segala yang ada di dalamnya. Makna lain dari sila pertama
juga diharapkan adanya perlakuan taat dalam beragama, kebebasan dalam
beragama, tak ada paksaan dalam beragama, dan saling menghormati dan
menghargai sesama masyarakat Indonesia.
LATAR BELAKANG
4. Ketuhanan yang Maha Esa, sila ini menghendaki setiap warga negara
untuk menjunjung tinggi agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang
Maha Esa. Setiap warga negara diharapkan mempunyai keyakinan akan
Tuhan yang menciptakan manusia dan dunia serta isinya. Keyakinan akan
Tuhan tersebut diwujudkan dengan memeluk agama serta kepercayaan
kepada Tuhan yang Maha Esa. Dalam rangka menjalankan kehidupan
beragama dan kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa, terdapat
beberapa pedoman yang dapat dilakukan oleh warga negara
Sila Pertama Pancasila
5. Implementasi pertama
Percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan bertakwa kepada Tuhan yang
Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Pemahaman
percaya dan bertakwa ini berimplikasi bahwa setiap pemeluk agama dan
kepercayaan harus memahami ajaran agama dan melaksanakan dengan baik dan
benar dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman agama dapat dilaksanakan dengan
memberikan pendidikan, serta kemampuan belajar tentang agama, tentang apa
yang harus dijalankan dan apa yang dilarang oleh Tuhan.
6. Implementasi kedua
Hormati menghormati dan bekerja sama antara pemeluk
agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga
terbina kerukunan hidup.
Bekerja sama diartikan bahwa setiap pemeluk agama
melakukan pekerjaan secara bersama-sama menurut kesepakatan
sehingga terjadi persatuan dalam suatu wilayah. Seperti diketahui
bahwa agama dan kepercayaan setiap warga negara adalah
berbeda, namun demikian setiap warga negara diharapkan dapat
bekerja sama untuk urusan sosial dan kemasyarakatan sehingga
tercipta kerukunan antarumat beragama.
7. Implementasi ketiga
Saling menghormati dan kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan.
Setiap pemeluk agama dan kepercayaan dapat menjalankan ibadah sesuai
dengan agamanya dengan perasaan bebas, aman, dan nyaman. Setiap warga
negara harus bekerja sama agar setiap pemeluk agama dapat beribadah
sesuai dengan agamanya. Setiap warga negara tidak boleh menghalangi,
mengganggu, bahkan menghancurkan peribadatan agama lain. Setiap warga
negara dapat bermusyawarah dan bekerja sama untuk menentukan tempat-
tempat ibadah yang sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya, tidak berlebihan
dan tidak memaksakan antar satu agama dengan agama lain.
8. Implementasi ke empat
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada
orang lain.
Ketakwaan mengharuskan penerimaan kebenaran Tuhan
kepada umat manusia sesuai agama dan kepercayaannya. Dalam
masyarakat dengan jumlah agama dan kepercayaan lebih dari
satu, tidak boleh ada pemaksaan agama dari satu agama ke
agama lain dengan cara apapun. Oleh sebab itu, toleransi
beragama harus dikembangkan sejak dini. Keyakinan
bahwa “agamaku adalah agamaku, dan agamamu adalah
agamamu” harus ditekankan kepada setiap warga negara.
10. 1. Masyarakat menjadi malas beribadah
2. Masyarakat kurang bersifat toleran
3. Tidak ada rasa keadilan yang didasari keragaman beragama
4. Gerakan radikal kelompok yang mengatasnamakan agama.
Munculnya kelompok-kelompok yang mengatasnamakan
agamanya sendiri untuk kepentingan kelompok sendiri.
5. Perusakan tempat-tempat ibadah. Terjadinya rasis agama
sehingga terjadinya perilaku yang tidak bermoral seperti merusak
tempat ibadah agama lain.
11. 6. Perilaku diskriminatif terhadap pemeluk agama yang berbeda.
Memperilakukan pemeluk agama lain tidak seperti biasanya,
biasanya dilakukan dengan hal yang bermotif negative
7. Munculnya aliran-aliran sesat. Munculnya teori-teori tentang
agama yang baru berdasarkan agama yang ada sehingga menjadi
aliran-aliran agama yang seharusnya dilarang
8. Fanatisme yang bersifat anarki. Menghubungkan segala sesuatu
sampai ke titik yang negatif dengan keagamaan yang dimilikinya.
9. Perilaku yang menyimpang dari ajaran agama. Melakukan perilaku
yang tidak berdasarkan dengan ajaran agamanya.
13. 1. Menanamkan sikap saling menghormati antara pemeluk agama
yang berbeda.
2. Membangun kerukunan antar pemeluk agama baik yang seagama
maupun bukan.
3. Menanamkan toleransi beragama dalam menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
4. Tidak boleh memaksakan suatu agama atau kepercayaan tertentu
terhadap orang lain.
14. 5. Menghilangkan sikap diskriminasi di dalam kehidupan
bermasyarakat.
6. Menghayati dan menanamkan nilai-nilai yang terkandung di dalam
Pancasila utamanya sila “Ketuhanan yang Maha Esa”.