Dokumen tersebut membahas tentang appendix vermiformis sebagai organ pencernaan yang pertama kali dijelaskan secara tersendiri pada abad ke-16 oleh Leonardo da Vinci. Dokumen ini juga menjelaskan sejarah awal penemuan dan operasi apendektomi serta epidemiologi dan anatomi patologi dari appendix.
1. Appendix Vermiformis
• Pipa buntu, caudal dari ileocecal junction
• Mesoappendix
• Letak berubah-ubah retrosekal
• Terletak dalam titik McBurney
• Vascularisasi: a. appendicularis (cabang a.
ileocolica)
2.
3. Appendix Vermiformis
• Apendiks sebagai bagian dari sistem pencernaan mulai
diterangkan secara tersendiri pada awal abad 16.
Adalah seorang pelukis Italia terkenal yang bernama
Leonardo da Vinci yang pertamakali menggambarkan
apendiks sebagai organ tersendiri. Pada waktu itu
disebutnya orecchio yang berarti telinga. Sebelumnya
apendisitis hanya dapat dibuktikan dengan
dilakukannya bedah jenasah. Pada tahun 1736 oleh
Amyand, seorang dokter bedah Inggris, berhasil
dilakukan operasi pengangkatan apendiks pada saat
melakukan operasi hernia pada anak laki-laki. Dialah
yang dikenal sebagai orang yang pertamakali
melakukan operasi apendektomi .
4. Appendix Vermiformis
• Istilah apendisitis pertamakali digunakan oleh Reginal
Fitz, 1886, seorang profesor patologi anatomi dari
Harvard, untuk menyebut proses peradangan yang
biasanya disertai ulserasi dan perforasi pada apendiks.
Tiga tahun kemudian (1889), Charles Mc Burney
seorang profesor bedah dari universitas Columbia
menemukan titik nyeri tekan maksimal dengan
melakukan penekanan pada satu jari yaitu tepat di 1,5-
2 inchi dari spina iliaca anterior superior (SIAS) yang
ditarik garis lurus dari SIAS tersebut ke umbilikus. Titik
tersebut kemudian dikenal sebagai titik Mc Burney.
5. Epidemiologi Apendisitis
• Melier (1827) - proses inflamasi di sekum dengan typhlitis
atau perityphlitis. Sebelumnya , Claudius Amyant (1735)
melakukan apendektomi pertama kali pada saat operasi
hernia inguinal.
• Reginald H dan Fitz adalah orang pertama yang memeriksa
apendiks secara histopatologi dari hasil operasi.
• Sejarah modern apendisitis dimulai dari tulisan klasik
Charles McBurney (1889), dipublikasikan dalam New York
Surgical Society on Nov 13,1889. McBurney
mendiskripsikan inflamasi akut di kuadran kanan bawah
biasanya disebabkan oleh apendisitis, yang sebelumnya
disebut oleh Melier dengan typhlitis atau perityphlitis.
6. Epidemiologi Apendisitis
• Angka mortalitas yang tinggi dari apendisitis akut
mengalami penurunan dalam beberapa dekade. Hawk
et al, membandingkan kasus apendisitis akut pada
periode 1933 – 1937 dengan 1943 – 1948. Angka
mortalitas pasien apendisitis akut dengan peritonitis
local menurun dari 5% menjadi 0%. Angka mortalitas
pasien apendisitis akut dengan peritonitis umum
menurun dari 40,6% menjadi 7,5%. Pada tahun 1930,
15 kasus meninggal karena apendisitis dari 100 ribu
populasi, sedangkan 30 tahun kemudian hanya 1 kasus
meninggal dari 100 ribu polpulasi. Pada tahun 1977,
mortalitas pasien dengan apendisitis akut tanpa
perforasi 0,1% – 0,6% dan dengan perforasi 5% .
7. • Hubungan pangkal apendiks ke sekum relatif
konstan, sedangkan ujung dari apendiks bisa
ditemukan pada posisi retrosekal, pelvikal,
subsekal, preileal atau parakolika kanan.
Posisi apendiks retrosekal paling banyak
ditemukan yaitu 64% kasus.
8. • Secara histologi, struktur apendiks sama dengan usus
besar. Kelenjar submukosa dan mukosa dipisahkan dari
lamina muskularis. Diantaranya berjalan pembuluh
darah dan kelenjar limfe. Bagian paling luar apendiks
ditutupi oleh lamina serosa yang berjalan pembuluh
darah besar yang berlanjut ke dalam mesoapendiks.
Bila letak apendiks retrosekal maka tidak tertutup oleh
peritoneum viscerale (Soybel, 2001). Menurut Wakeley
(1997) lokasi apendiks adalah sebagai berikut:
retrosekal (65,28%), pelvikal (31,01%), subsekal
(2,26%), preileal (1%) dan postileal serta parakolika
kanan (0,4%) (Schwartz, 1990).