Bab 14 membahas pengajaran nondirective counseling (pembelajar sebagai pusat) yang memiliki 5 tahap, yaitu: 1) menjelaskan masalah, 2) menelusuri masalah, 3) mengembangkan wawasan, 4) merencanakan tindakan, 5) melaksanakan tindakan. Model ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengungkapkan perasaan dan menemukan solusi sendiri dengan bimbingan guru yang menerima tanpa mengh
1. BAB 14
PENGAJARAN NONDIRECTIVE
CONSELING (PEMBELAJAR SEBAGAI
PUSAT)
Dosen Pengampu :
Prof. Chuzaimah D.Diem, MLS.Ed.D
Dr. Riswan Jaenuddin, M.Pd.
Oleh:
Andhina Fitrianita Putri
2. Pendahuluan
Kelompok
model
pengajaran
personal
(Rogers, 1961
)
Meningkatkan proporsi pendidikan yang berasal dari
kebutuhan dan aspirasi siswa sendiri.
Melibatkan semua siswa dalam semua proses
menentukan apa yang akan dikerjakannya dan
bagaimana cara ia mempelajarinya .
Menuntun siswa memiliki kekuatan mental yang
lebih baik dan kesehatan emosi yang lenih memadai
dengan cara mengembangkan kepercayaan diri dan
perasaan realistis serta menumbuhkan empati pada
orang lain.
Mengembangkan jenis-jenis pemikiran kualitatif
tertentu, seperti kreativitas dan ekspresi pribadi.
3. Atmosfer terarah memiliki empat kualitas:
1 → Guru menunjukkan kehangatan dan keakraban serta tanggap
terhadap semua tindakan siswa.
3 →Siswa memiliki kebebasan penuh untuk mengungkapkan
perasaannya secara simbolik. Siswa memiliki kebebasan penuh
untuk mengungkapkan perasaannya secara simbolik.
2 → Membolehkan hal apapun yang ada sangkut pautnya dengan
pengungkapan perasaan (guru tidak menghakimi dan mendakwah
benar atau salah).
4 → Hubungan yang ada terbebas dari segala paksaan dan
tekanan (guru tidak pilih kasih).
4. Membimbing
Keterampilan utama yang harus dimiliki guru adalah
memandu siswa tanpa memberikan tanggung jawab pada mereka.
Ungkapan lead talking tidak berarah diucapkan secara langsung
dengan gaya yang positif dan ramah.
Respon tidak terarah terhadap
perasaan
Respon memberikan bimbingan yang
tidak terarah
1. Penerimaan yang sederhana
2. Refleksi perasaan
3. Penguraian materi
1. Menyusun struktur
2. Mengarahkan pertanyaan
3. Meminta siswa memilih dan
memngembangkan topik
4. Bimningan tidak terarah dan
pertanyaan-pertanyaan terbuka
5. Dorongan untuk berbicara
5. Model Pengajaran
Fase Pertama: Menjelaskan keadaan
yang membutuhkan pertolongan
Fase Kedua:
Menelusuri masalah
Guru mendorong siswa mengungkapkan
perasaan yang bebas.
Siswa didorong untuk menjabarkan masalah.
Guru menerima dan mengapresiasi perasaan-perasaan.
Fase Ketiga:
Mengembangkan wawasan
Fase Keempat:
Merencanakan dan membuat keputusan
Siswa mendiskusikan masalah.
Guru menyemangati siswa.
Siswa merencanakan urutan pertama dalam proses
pengambilan keputusan.
Guru menjelaskan keputusan yang mungkin diambil.
Fase Kelima: Keterpaduan Tindakan diluar wawancara
Siswa mendapat wawasan lebih
mendalam dan mengembangkan
tindakan yang lebih positif.
Guru sebagai penyemangat.
Siswa mulai melakukan tindakan positif.
6. Struktur Pengajaran
Tahap 1 → Penjelasan mengenai keadaan yang membutuhkan bantuan
Tahap 3 → Secara bertahap siswa mulai mengembangkan wawasan yang
dimilikinya.
Tahap 2 → Melalui penerimaan guru dan kejelasan masalah siswa didoring
untuk mengungkapkan perasaan positif dan negative serta mengatakan dan
menjelaskan masalah yang ada.
Tahap 4 → Konsentrasi siswa diarahkan untuk perencanaan dan pembuatan
keputusan dengan mengacu pada masalah yang ada, peran guru adalah
menjelaskan dan membeberkan bebrapa alternative.
Tahap 5 → Siswa melaporkan tindakan yang dilakukannya, mengembangkan
wawasan serta merencanakan tindakan yang lebih positif, terpadu dan
menunjukkan kemajuan.
7. Peran/Tugas Guru
Sebisa mungkin menjangkau
siswa
Merespon dengan berbagai
cara untuk membantu siswa
menjabarakan masalah dan
perasaannya
Berempati pada kepribadian
dan masalah yang dihadapi
Bertanggungjawab pada
tindakan mereka
Merencanakan sasaran-sasaran
dan metode-metode dalam
mencapai karakteristik siswa.
8. Penerapan
Diterapkan
untuk
beberapa jenis
situasi
permasalahan
Untuk masalah sosial, siswa
mengungkapkan apa yang dirasakannya
mengenai hubungannya dengan orang lain
dan mencari tahu bagaimana perasaan dan
penilaian terhadap diri sendiri tersebut
dapat mempengaruhi hubungan-hubungan
ini.
Untuk kasus masalah pribadi, siswa
menjelaskan perasaan mereka mengenai
dirinya sendiri.
Untuk masalah akademik, siswa
menjelaskan perasaannya mengenai
ketertarikan dan kemammpuannya terkait
segala hal dalam dunia akademiknya.
9. Kesimpulan
Konseling tidak terarah lebih
menekankan unsur-unsur
emosional dalam situasi
disbanding aspek-aspek
intelektual.
Maka guru beralih pada pendekatan tidak terarah
untuk membantu siswanya agar lebih memiliki rasa
tanggung jawab terhadap proses pembelajaran
dikelas dan untuk meyakinkan mata pelajaran aka
nada yang berkait erat dengan kebutuhan dan gaya
belajar yang digunakan.
Salah satu fugsi penting dalam
pengajaran tidak terarah ini
terjadi ketika suasana kelas
menjadi hambar