SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
FIQIH 3
MATERI FIQIH KELAS 3 MADRASAH
IBTIDAIYAH
Drs.Imam Mujtaba, Drs. Andres Anwarudin, dan Teguh Prawiro, M.A
Cover by Ana Maryatul Hidayah
Daftar Isi.........................................................................................................
Bab I. Salat Sunah Rawatib..........................................................................
A. Pengertian Salat Sunah Rawatib.................................................................
B. Waktu dan Bilangan Salat Sunah Rawatib.................................................
C. Keutamaan Salat Sunah Rawatib..............................................................
D. Membiasakan Salat Sunah Rawatib...........................................................
Bab II. Salat Jumat........................................................................................
A. Hukum Salat Jumat....................................................................................
B. Syarat Wajib dan Syarat Sah Salat Jumat..................................................
C. Waktu Salat Jumat.....................................................................................
D. Hal-hal yang di Sunahkan Sebelum Salat Jumat.......................................
Bab III. Salat bagi Orang Sakit..................................................................
A. Salat Dalam Keadaan Sakit......................................................................
B. Salat dengan Duduk.................................................................................
C. Salat dengan Berbaring............................................................................
2
D. Salat dengan Telentang............................................................................
Bab IV. Puasa Ramadhan...........................................................................
A. Pengertian dan Macam-macam Puasa............... .....................................
B. Syarat Wajib dan Syarat Sah Pasa ..........................................................
C. Rukun Puasa............................................................................................
D. Sunah puasa.............................................................................................
E. Hal-hal yang Membatalkan Puasa...........................................................
F. Orang yang Boleh Meninggalkan Puasa.................................................
G. Amalan Bulan Ramadhan.......................................................................
H. Niat Puasa Ramadhan.............................................................................
I. Doa Berbuka Puasa.................................................................................
Bab V. Salat Tarawih dan Salat Witir......................................................
A. Salat Tarawih..........................................................................................
B. Salat Witir..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
3
BAB I
SALAT SUNAH RAWATIB
A. Pengertian Salat Sunah Rawatib
Salat sunnah rawatib adalah sholat sunnah yang mengiringi atau mengikuti
salat fardu. Shalat sunnah rawatib terbagi menjadi dua macam yaitu shalat sunnah
rawatib muakkad (dianjurkan) dan ghairu muakkad (anjurannya biasa saja). Salat
Sunah yang dikerjakan sebelum salat Fardhu isebut salat sunah qabliyah, salat
sunah yang dikerjakan setelah salat fardhu disebut salat sunah bakdiyah.
B. Waktu dan Bilangan Salat Sunah Rawatib
1. Yang termasuk shalat sunnah rawatib muakkad adalah:
a. Dua rakaat sebelum shalat subuh
Lafal Niatnya adalah:
‫ي‬‫ي‬ ‫علال‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ة‬‫ي‬‫ي‬‫ي‬‫ل‬‫ل‬‫ب‬‫ب‬‫ق‬‫ي‬ ‫ن‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ت‬‫ي‬‫ع‬‫ي‬‫ك‬‫ب‬‫ر‬‫ي‬ ‫ح‬‫ل‬‫ب‬‫ب‬‫ص‬‫ص‬ ‫ال‬ ‫ة‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬
Artinya:
“Aku niat salat sunah sebelum subuh dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
4
b. Dua rakaat sebelum shalat zuhur
‫ي‬‫ي‬ ‫علال‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ة‬‫ي‬‫ي‬‫ي‬‫ل‬‫ل‬‫ب‬‫ب‬‫ق‬‫ي‬ ‫ن‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ت‬‫ي‬‫ع‬‫ي‬‫ك‬‫ب‬‫ر‬‫ي‬ ‫ر‬‫ل‬‫ه‬‫ب‬‫ظ‬‫ص‬ ‫ال‬ ‫ة‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬
Artinya:
“Aku niat salat sunah sebelum zuhur dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
c. Dua rakaat sesudah shalat zuhur
‫ي‬‫ي‬ ‫علال‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ة‬‫ة‬‫ي‬‫ي‬‫د‬‫عل‬‫ب‬‫ب‬ ‫ن‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ت‬‫ي‬‫ع‬‫ي‬‫ك‬‫ب‬‫ر‬‫ي‬ ‫ر‬‫ل‬‫ه‬‫ب‬‫ظ‬‫ص‬ ‫ال‬ ‫ة‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬
Artinya:
“Aku niat salat sunah setelah zuhur dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
d. Dua rakaat sesudah shalat maghrib
‫ي‬‫ي‬ ‫علال‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ة‬‫ة‬‫ي‬‫ي‬‫د‬‫عل‬‫ب‬‫ب‬ ‫ن‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ت‬‫ي‬‫ع‬‫ي‬‫ك‬‫ب‬‫ر‬‫ي‬ ‫ب‬‫ل‬ ‫ر‬‫ل‬‫غ‬‫ب‬‫م‬‫ي‬‫ل‬‫ب‬‫ا‬ ‫ة‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬
Artinya:
“Aku niat salat sunah setelah maghrib dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
e. Dua rakaat sesudah shalat isya
‫ي‬‫ي‬ ‫علال‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ة‬‫ة‬‫ي‬‫ي‬‫د‬‫عل‬‫ب‬‫ب‬ ‫ن‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ت‬‫ي‬‫ع‬‫ي‬‫ك‬‫ب‬‫ر‬‫ي‬ ‫ء‬‫ل‬‫شلا‬‫ي‬ ‫ع‬‫ل‬‫ل‬‫ب‬‫نةا‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬
5
Artinya:
“Aku niat salat sunah sebelum zuhur dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
2. Yang termasuk salat sunah rawatib gairu muakkad adalah:
a. Empat rakaat sebelum dan sesudah shalat zuhur
b. Empat rakaat sebelum shalat ashar
c. Dua rakaat sebelum shalat maghrib
d. Dua rakaat sebelum shalat isya
C. Beberapa keutamaan shalat sunnah rawatib adalah:
1. Orang yang melaksanakan shalat sunnah rawatib diharamkan dari api neraka.
2. Akan selalu dirahmati oleh Allah SWT.
3. Pahala shalat sunnah (termasuk shalat sunnah rawatib) dapat pahala menutup
kekurangan shalat fardhu.
D. Membiasakan Salat Sunah Rawatib
Untuk menutupi kekurangan pahala salat fardhu yang kita lakukan, sebaiknya
kita membiasakan salat sunah rawatib dari sekarang. Tujuannya adalah supaya
kita terbiasa mengerjakan salat sunah rawatib meskipun hanya dua rakaat.
6
Rasulullah saw, pernah bersabda dalam sebuah hadis, bahwa Allah SWT,
sangat menyukai hambanya yang mengerjakan suatu amalan meskipun sedikit,
tapi dilakukan dengan ikhlas dan terus-menerus.
Oleh karena itu, mulai sekarang biasakanlah untuk melaksanakan salat sunah
rawatib sebelum atau sesudah melaksanakan salat fardhu.
7
BAB II
SALAT JUMAT
A. Hukum Salat Jumat
Hukum shalat Jum’at adalah fardu ain (wajib) bagi setiap laki-laki dewasa
yang beragama Islam dan merdeka. Shalat Jumat itu tidak wajib bagi perempuan,
anak-anak, hamba sahaya, dan orang yang sedang dalam perjalanan keluar kota.
Firman Allah SWT:
‫م‬‫ب‬‫تت‬‫س‬‫ن‬‫ب‬‫ك‬‫س‬‫ن‬‫ب‬‫إ‬‫ل‬ ‫م‬‫ب‬‫كت‬‫س‬‫ل‬‫ي‬‫ر‬‫ر‬‫ي‬‫ب‬‫خ‬‫ي‬ ‫م‬‫ب‬‫كت‬‫س‬‫ل‬‫ل‬‫ذا‬‫ي‬ ‫ع‬‫ي‬‫يت‬‫ب‬‫ب‬‫ي‬‫ل‬‫ب‬‫را‬‫س‬‫ذ‬‫ي‬ ‫و‬‫ي‬ ‫لت‬‫ل‬‫ل‬ ‫را‬‫ل‬‫ك‬‫ب‬‫ذ‬‫ل‬ ‫ا‘ل‘ى‬‫ب‬ ‫وا‬‫ب‬‫ع‬‫ي‬‫ست‬‫ب‬ ‫فلال‬‫ي‬ ‫ة‬‫ل‬‫عت‬‫ي‬‫م‬‫س‬‫ج‬‫س‬ ‫ل‬‫ب‬‫ا‬ ‫متلا‬‫ل‬‫و‬‫ب‬‫ي‬‫ي‬ ‫ن‬‫ب‬ ‫مت‬‫ل‬ ‫ة‬‫ل‬‫صتلو‬‫ي‬ ‫لل‬‫ل‬ ‫ي‬‫ي‬ ‫د‬‫ل‬‫و‬‫ب‬‫ن‬‫س‬ ‫ذا‬‫ي‬‫ا‬‫ب‬ ‫و آ‬‫ب‬‫ن‬‫س‬‫م‬‫ي‬‫ آ‬ ‫ن‬‫ي‬‫ي‬‫ب‬‫ذ‬‫ل‬‫ل‬‫ي‬‫هلا‬‫ي‬‫ي‬‫ص‬‫لا‬‫ي‬‫ي‬‫ي‬
:‫الجمعة‬ ) ‫ن‬‫ي‬‫و‬‫ب‬‫م‬‫س‬‫ل‬‫ي‬‫ع‬‫ب‬‫ت‬‫ي‬۹(
Artinya: “wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk
melaksanakan salat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.” (QS Al-Jumu’ah/62:9)
B. Syarat Wajib dan Syarat Sah Salat Jumat
1. Syarat wajib shalat Jum’at adalah:
a. Islam
orang yang bukan Islam tidak wajib untuk salat Jumat.
8
b. Balig (dewasa)
Anak-anak yang belum dewasa tidak wajib untuk salat Jumat, tapi
apabila ikut tidak apa-apa. Hal itu lebih baik apabila tidak
mengganggu kekhusyukan salat Jumat.
c. Berakal
Orang gila tidak wajib salat Jumat
d. Laki-laki
Perempuan tidak wajib salat Jumat
e. Sehat
Orang yang sedang sakit dan berhalangan tidak wajib salat Jumat
f. Tidak dalam perjalanan (bukan musafir)
g. Merdeka (bukan seorang budak)
2. Syarat sah salat Jumat sebagai berikut:
a. Dilaksanakan ditempat-tempat tertentu, terutama bagi
penduduknya yang menetetap. Kita tidak boleh mendirikan salat
Jumat di ladang-ladang yang penduduknya hanya tinggal untuk
sementara waktu.
b. Dilakukan secara berjemaah
Jumlah orang yang melaksanakan salat Jumat sekurang-kurangnya
40 orang (ukuran ini merupakan pendapat Imam Syafi’i dan
Ahmad bin Hanbal).
c. Dilaksanakan pada waktu Zuhur
d. Didahului oleh dua khotbah.
9
C. Waktu Shalat Jumat
Shalat Jumat adalah salat dua rakaat yang dilakukan waktu Zuhur pada hari
Jumat dan didahului oleh dua khotbah. Salat jumat dilaksanakan secara berjamaah
dan tidak sendiri-sendiri
D. Hal-hal yang disunahkan sebelum shalat jum’at antara lain sebagai berikut:
1. Mandi dan membersihkan tubuh
2. Memakai pakaian sebaik-baiknya, kalau ada warna putih
3. Memakai wangi-wangian
4. Memotong kuku, menggunting kumis
5. Membaca Al-Qur’an atau Zikir, berdoa dan membaca salawat atas Nabi saw.
6. Tenang ketika khatib sedang membaca khotbah.
10
BAB III
SALAT BAGI ORANG SAKIT
A. Shalat dalam Keadaan Sakit
Salat merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan. Ketika sakitpun kita wajib
mendirikan salat. Kalau kita tidak bisa mendirikan salat dengan berdiri, maka kita
boleh mendirikan salat dengan duduk.
jika tidak bisa duduk salat bisa dilakukan dengan berbaring berbaring atau telentang.
B. Salat dengan duduk
1. Tata cara salat sambil duduk:
kalau tidak dapat berdiri salat boleh dikerjakan sambil duduk. Caranya, telapak
kaki kanan diberdirikan (seperti saat duduk tasyahud awal atau duduk iftirasy)
2. Membaca niat dan takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan setinggi
bahu (seperti dalam salat sambil berdiri)
membaca surat Al-Fatikhah dan surat pendek atau surat lain dalam Al-Quran,
yang di hafal (dilakukan seperti dalam salat sambil berdiri).
3. Rukuk dengan tumakninah. Caranya duduk membungkuk sedikit, dan membaca
doa rukuk.
4. Iktidal dengan tumakninah. Caranya dengan kembali ke posisi semula, yaitu
duduk tegak dan membaca doa iktidal.
5. Dua sujud, duduk diantara dua sujud, duduk tasyahud awal (duduk iftirasy), dan
tasyahud akhir (duduk tawaruk) sama seperti saat mengerjakan dalam salat sambil
berdiri.
11
C. Salat dengan Berbaring
tata cara salat sambil berbaring adalah sebagai berikut:
1. apa bila seseorang yang sakit mengerjakan salat dengan berbaring, hendaklah ia
berbaring kesebelah kanan dengan menghadap kiblat. Posisi kepala disebelah
utara dan kaki disebelah selatan.
2. Membaca niat dan takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan setinggi
bahu.
3. bersedekap dan membaca surah A-Fatihah dan surah pendek dalam Al-Qur’an
yang sudah dihafal.
4. Rukuk dan sujud dengan menggerakkan kepala ke muka. Pada saat sujud, kepala
lebih ditundukkan.
5. Untuk iktidal dan duduk diantara dua sujud, cukup kembali ke posisi semula dan
membaca doanya sama seperti bacaan dalam salat berdiri.
6. Begitu juga dengan tasyahud awal dan tasyahud akhir, cukup kembali ke posisi
semula dengan membaca doanya seperti dalam salat berdiri.
D. Salat dengan Telentang
1. kedua kaki di arahkan ke kiblat. Jika memungkinkan, kepalanya diberi bantal
agar mukanya dapat menghadap ke kiblat. Dengan demikian posisi tidurnya
bagian kepala berada di sebelah timur dan kaki di sebelah barat.
2. bacaan dalam salat telentang sama dengan bacaan dalam salat sambil berdiri.
12
3. gerakan dalam salatnya sama dengan gerakan salat sambil berbaring (tidur
miring).
Apabila masih tidak dapat mengerjakan salat degan cara telentang seperti di
atas, maka cukup dengan isyarat, baik dengan kepala maupun dengan mata. Jika
semuanya tidak mungkin, maka salat boleh di kerjakan di dalam hati selama akal
dan jiwa masih ada.
BAB IV
PUASA RAMADHAN
A. Pengertian dan Macam-macam Puasa
1. Pengertian Puasa
Arti puasa secara bahasa adalah menahan atau berhenti dari sesuatu
Puasa menurut istilah fiqih adalah menahan diri dari makan, minum, dan dari
segala perbuatan yang membatalkannya mulai dari terbit fajar (subuh) sampai
terbenam matahari (maghrib) dengan syarat dan rukun tertentu.
2. Macam-macam puasa:
13
a. Puasa wajib
Puasa wajib adalah puasa yang wajib dilaksanakan oleh setiap umat Islam.
puasa wajib ada tiga macam:
1) Puasa Ramadhan
Yaitu puasa yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang islam, baligh,
berakal sehat, tidak sedang haid/nifas, sakit dan kuat melakukannya.
2) Puasa Kafarat
Puasa kafarat adalah puasa yang wajib dilaksanakan oleh seseorang
sebagai bentuk penebusan atau penghapusan dosa karena berhubungan
suami istri pada siang hari pada bulan Ramadhan.
Para ulama sepakat bahwa tata cara melaksanakan kafarat puasa adalah
dengan memerdekakan budak,(hamba sahaya), melaksanakan puasa
selama 2 bulan berturut-turut, atau memberi makan 60 orang miskin
masing-masing 1 mud atau kira-kira 600 gram makananpokok.
3) Puasa Nazar
Puasa Nazar adalah puasa yang harus dilaksanakan oleh seseorang yang
telah berjanji akan berpuasa jika maksud dan keinginannya tercapai.
b. Puasa Sunnah
Puasa sunnah adalah puasa yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh
setiap umat islam. apabila dilaksanakan akan mendapat pahala, dan apabila
tidak dilaksanakan tidak berdosa. Diantara puasa sunnah adalah puasa pada
hari senin dan kamis, tiga hari setiap pertengahan bulan Hijriah, (13, 14 dan
14
15), puasa daud (sehari puasa dan sehari tidak puasa), puasa hari Arafah, dan
puasa hari Asyura (10 Muharam).
c. Puasa haram
Puasa haram adalah puasa yang dilarang dilakukan oleh setiap umat Islam.
apabila dilaksanakan tidak akan mendapatkan pahala, bahkan berdosa.
Contoh: puasa pada dua hari raya, yaitu Idul Fitri dan Idhul Adha, serta puasa
pada hari Tasyrik, yaitu pada tanggal 11,12, dan 13 Dzulhijah.
d. Puasa makruh
Puasa Makruh adalah puasa yang sebaiknya tidak dilaksanakan oleh umat
Islam karena tidak pernah dicontohkan atau dilaksanakan oleh Rasulullah saw.
Dan tidak ditemukan dalam syariat Islam. contoh: puasa pada tanggal 12
Rabiulawal (hari kelahiran Nabi Muhammad saw). Karena tidak diperintahkan
oleh agama untuk dilaksanakan.
B. Syarat wajib dan syarat sah puasa adalah:
Syarat wajib puasa adalah:
1. Islam
Artinya puasa tidak diwajibkan atas orang-orang yang tidak beragama islam
2. Baligh
Yaitu laki-laki yang sudah berumur kira-kira 15 tahun dan bagi perempuan
yang kurang lebih berusia 13 tahun atau sudah haid. Jadi untuk anak-anak
yang belum mumayiz tidak diwajibkan berpuasa. Akan tetapi mereka
dianjurkan latihan berpuasa eskipun tidak sehari penuh.
3. Berakal sehat
15
Artinya puasa tidak diwajibkan bagi orang yang sedang mabuk.
4. Suci dari haid dan nifas (khusus untuk perempuan)
Artinya perempuan yang sedang haid atau nifas (setelah melahirkan), maka
puasa yang dilakukannya tidak sah atau batal. Akan tetapi, jika telah suci,
maka dia wajib berpuasa dan wajib mengganti puasanya pada hari-hari yang
lain sebanyak puasa yang ditinggalkannya. Sebagaimana hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhori menjelaskan bahwa Aisyah r.a. berkata, “
kami disuruh (oleh Rasulullah saw) mengqada puasa, tidak disuruh
mengqada salat.”
5. Mampu atau kuat berpuasa
Orang-orang yang tidak mampu berpuasa, seperti orang sakit, orang yang
sedang bepergian jauh, ibu hamil, dan menyusui, serta orang tua yang sudah
pikun, boleh tidak berpuasa. Akan tetapi, mereka wajib mengganti puasanya
pada hari lain di luar bulan Ramadhan dan atau membayar fidiah bagi orang
yang sakit yang tidak ada harapan sembuh atau orang tua yang sudah pikun
yang sudah tidak kuat berpuasa.
6. Mukim
Artinya berada ditempat tinggal sendiri (bukan sedang dalam perjalanan).
Syarat sah puasa adalah:
a. Islam
b. Mumayiz
16
c. Suci dari haid dan nifas (khusus untuk perempuan)
d. Pada waktu yang diperbolehkan berpuasa
C. Rukun Puasa
Rukun puasa ada 2 yaitu:
1. Niat
Dalam puasa Ramadhan, niat untuk berpuasa harus sudah dilakukan pada
malam hari atau paling lambat sebelum terbit fajar pada setiap hari bulan
Ramadhan, kecuali untuk puasa sunnah masih dibolehkan niat pada pagi
harinya.
2. Menahan diri dari makan, dan dari segala perbuatan yang membatalkannya
mulai dari terbit fajar (subuh) sampai terbenam matahari (maghrib) dengan
syarat dan rukun tertentu.
D. Sunah Puasa
Amalan-amalan yang disunahkan sewaktu berpuasa antara lain:
1. Makan sahur dan mengakhirkannya.
2. Menyegerakan berbuka puasa
3. Berbuka dengan kurma atau sesuatu yang manis
4. Berdoa sebelum dan ketika berbuka puasa
5. Memberi makanan untuk berbuka puasa kepada orang yang berpuasa
6. Memperbanyak sedekah
17
7. Meluangkan waktu sebanyak mungkin untuk beribadah
8. Memperbanyak membaca dan mempelajari Al-Qur’an
E. Hal-hal yang membatalkan puasa antara lain:
1. Makan atau minum dengan sengaja pada siang hari
Orang yang makan atau minum dengan sengaja pada siang hari, maka
puasanya batal. Dia wajib mengganti atau mengqada puasanya pada hari yang
lain di luar bulan Ramadhan. Jika kamu makan dan minum dengan tidak
sengaja atau karena lupa, maka puasamu tidak batal. Akan tetapi, begitu kamu
ingat sedang berpuasa, kamu harus segera menghentikan makan dan
minummu. Kamu boleh meneruskan puasamu serta tidak wajib mengqadanya.
Hal ini sesuai dengan hadis dari Abu Hurairah r.a. bahwa : “Barang siapa
lupa ketika ia sedang berpuasa kemudian ia makan atau minum, maka
hendaklah diteruskan (disempurnakan) puasanya. Sesungguhnya Allah yang
memberi makan dan minum.”
2. Muntah dengan sengaja
Apabila kamu muntah dengan sengaja, maka puasamu batal dan wajib
mengqadanya. Tetapi, bila muntahnya itu tidak disengaja atau karena tidak
tertahankan, maka puasanya tidak batal. Hal ini berdasarkan hadis yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barang
siapa terpaksa muntah, maka tidak wajib baginya untuk mengganti puasanya.
Barang siapa sengaja muntah, maka hendaklah ia mengganti puasanya.”
3. Keluar darah haid dan nifas (bagi perempuan)
18
Para ulama telah bersepakat bahwa perempuan yang sedang haid atau nifas
puasanya tidak sah atau batal. Dia wajib mengganti puasanya pada hari yang
lain diluar bulan Ramadhan.
4. Berhubungan Suami Istri pada siang hari
Berhubungan suami istri pada siang hari dapat membatalkan puasa Ramadhan.
Bagi orang yang melakukannya, maka wajib membayar kafarat serta
mengqada puasa dihari lainnya. Membayar kafarat harus dengan tertib atau
sesuai urutan. Menurut pendapat Jumhur ulama fiqih, yang pertama adalah
wajib memerdekakan budak. Kedua, jika tidak mampu juga, ia wajib memberi
makan 60 orang fakir miskin, masing-masing sebanyak 1 mud atau kira-kira
600 gram makanan pokok. Menurut mahzab Imam Maliki, dalam pelaksanaan
kafarat puasa dibolehkan memilih salah satu dari ketiga cara tersebut dan tidak
harus berurutan.
5. Keluar air mani karena disengaja
Orang yang keluar air mani karena disengaja atau karena
mubasyarah( bersentuhan antara kulit laki-laki dan perempuan secara
langsung), maka puasanya menjadi batal. Akan tetapi jika keluar air mani
tidak disengaja, misalnya karena mimpi, maka puasanya tidak batal, namun
dia tetap harus melaksanakan mandi wajib.
6. Gila
Orang yang sedang menjalankan ibadah puasa kemudian tiba-tiba gila, maka
puasanya menjadi batal walaupun gilanya itu hanya sebentar. Demikian juga
19
dengan orang yang pingsan dan sedang mabuk disiang hari, maka batal
puasanya dan wajib menqadanya di hari lain di luar bulan Ramadhan.
7. Murtad
Murtad yakni keluar dari agama Islam. apabila seorang muslim sedang
berpuasa, kemudian ia keluar dari Islam, maka batal lah puasanya.
F. Orang-orang yang boleh meninggalkan puasa antara lain:
1. Orang yang sedang sakit
Didalam Al-Qur’an orang yang sedang sakit dibolehkan untuk tidak berpuasa.
Orang sakit yang diperbolehkan tidak berpuasa adalah dikarenakan beberapa
hal:
-dikhawatirkan akan bertambah parah sakitnya apabila tetap melaksanakan
puasa (baik menurut pengalaman pribadi atau menurut keterangan dokter).
-akan memperlambat proses kesembuhan. Namun, apabila sudah sembuh,
maka orang tersebut wajib mengqada puasa yang ditinggalkannya.
Bagi orang yang sakit menahun atau kecil sekali kemungkinannya untuk
sembuh, maka dia tidak diwajibkan mengqada puasa yang ditinggalkannya.
Tetapi, dia hanya diwajibkan membayar fidiah, yaitu memberi makan satu
orang miskin yang ukurannya kira-kira 600 gram beras untuk setiap hari puasa
ramadhan yang ia tinggalkan. Tetapi, jika tidak mampu atau bahkan untuk
membiayai hidupnya dan keluarganya saja sudah mengalami kesulitan, maka
tidak ada kewajiban bagi orang tersebut membayar fidiah sampai ia mampu.
2. Orang yang sedang dalam perjalanan jauh (musafir)
20
Orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) boleh tidak berpuasa. Orang
tersebut harus memenuhi syarat seperti berikut:
a) Jarak yang ditempuh kurang lebih 80,6 km.
b) Perjalanan yang ditempuh bukan untuk melakukan suatu pelanggaran
terhadap agama Allah atau maksiat.
3. Ibu hamil dan menyusui
Bagi perempuan yang sedang hamil dan ia khawatir terhadap kehamilannya,
maka ia boleh tidak berpuasa. Bagi ibu yang menyusui dan ia khawatir
terhadap anak yang disusuinya, maka ia juga boleh berbuka. Akan tetapi ia
harus menggantinya pada hari yang lain dan membayar fidiah, yakni
memberikan makan kepada orang miskin.
4. Orang yang sudah lanjut usia
Diantara kamu tentu masih ada yang mempunyai kakek atau nenek. Kakek dan
nenekmu mugkin sudah mulai berkurang tenaganya. Rata-rata mereka sudah
lanjut usia serta tidak mampu lagi menjalankan ibadah puasa. Oleh sebab itu,
kakek dan nenekmu boleh tidak berpuasa. Akan tetapi mereka harus
mengganti setiap puasa yang ditinggalkannya itu dengan membayar fidiah,
yakni memberi makan kepada fakir miskin sebanyak satu mud atau kira-kira
600 gram beras.
5. Perempuan yang sedang haid dan nifas
Haid adalah darah kotor yang yang hanya dialami oleh perempuan yang
datangnya rutin satu bulan sekali. Nifas adalah darah yang keluar dari seorang
perempuan setelah melahirkan bayi.
21
Wanita yang sedang haid atau nifas haram berpuasa. Kalaupun ia berpuasa,
maka puasanya batal dan ia wajib mengqada puasa yang ditinggalkannya pada
hari lain di luar bulan Ramadhan.
G. Amalan-amalan yang dianjurkan untuk dilaksanakan pada bulan Ramadhan antara
lain:
1. Melaksanakan shalat Tarawih dan Witir
2. Memperbanyak membaca (tadarus) Al-Qur’an dan mempelajarinya
3. Iktikaf
Adalah berdiam diri di masjid dengan niat beribadah, bertafakur, untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
4. Memberbanyak sedekah
5. Memperbanyak ibadah kepada Allah SWT.
H. Niat Puasa Ramadhan
Niat Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun puasa. Perbuatan atau amal
seseorang bergantung pada niatnya karena niat adalah perbuatan hati. Tetapi, tidak ada
salahnya apabila niat itu diucapkan dan akan lebih baik jika niat puasa Ramadhan itu
dihafalkan juga.
‫ى‬‫ي‬ ‫ل‬ ‫علا‬‫ي‬‫ت‬ ‫ل‬‫ي‬‫ل‬‫ل‬ ‫ة‬‫ل‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫ي‬ ‫ال‬ ‫ه‬‫ل‬‫ذ‬‫هل‬‫ي‬ ‫ن‬‫ي‬‫ضلا‬‫ي‬ ‫م‬‫ي‬‫ر‬‫ي‬ ‫ر‬‫ل‬‫ه‬‫ب‬‫ش‬‫ي‬ ‫ض‬‫ل‬ ‫ر‬‫ب‬‫ف‬‫ي‬ ‫ء‬‫ل‬‫دا‬‫أي‬‫ي‬ ‫ن‬‫ب‬ ‫ع‬‫ي‬ ‫د‬‫ٍد‬‫غ‬‫ي‬ ‫م‬‫ي‬‫و‬‫ب‬‫ص‬‫ي‬ ‫ت‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬‫و‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬
Artinya:
“Saya niat berpuasa esok hari untuk memenuhi kewajiban puasa bulan Ramadhan
tahun ini karena Allah Ta’ala.”
I. Doa Berbuka Puasa
22
Ketika berbuka puasa jangan lupa membaca basmallah kemudian membaca doa
sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Doa berbuka puasa adalah sebagai berikut:
‫ل‬‫س‬ ‫ا‬ ‫ء‬‫ي‬ ‫آ‬‫ي‬‫ش‬‫ي‬ ‫ن‬‫ب‬‫إ‬‫ل‬ ‫ر‬‫س‬‫ج‬‫ب‬ ‫ل‬‫ب‬‫ي‬ ‫ا‬ ‫ت‬‫ي‬ ‫ب‬‫ي‬‫ث‬‫ي‬‫و‬‫ي‬ ‫ق‬‫س‬ ‫و‬‫ب‬‫ر‬‫س‬‫ع‬‫س‬‫ل‬‫ب‬‫ا‬ ‫ت‬‫ل‬ ‫ل‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬‫ب‬‫ب‬‫وا‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬‫م‬‫ي‬‫ظ‬‫ي‬ ‫بلال‬‫ي‬‫ه‬‫ي‬ ‫ذ‬‫ي‬ ‫ت‬‫س‬ ‫ر‬‫ب‬‫ط‬‫ي‬ ‫ف‬‫ب‬‫ا‬‫ي‬ ‫ك‬‫ي‬ ‫ق‬‫ل‬‫ز‬‫ب‬‫ر‬‫ل‬ ‫على‬‫ي‬ ‫و‬‫ي‬ ‫ت‬‫س‬ ‫م‬‫ب‬‫ص‬‫س‬ ‫ك‬‫ي‬ ‫ل‬‫ي‬ ‫م‬‫ل‬‫له‬‫ل‬‫ال‬
Artinya:
“ Ya Allah karena Engkau aku berpuasa, dan dengan rezeki pemberian Engkau saya
berbuka. Rasa haus telah hilang, urat-urat pun telah basah, dan mudah-mudahan
pahala puasa ditetapkan.”
BAB V
SALAT TARAWIH DAN SALAT WITIR
A. Salat Tarawih
Salat sunah yang dilakukan pada malam bulan ramadhan disebut shalat tarawih
atau disebut Qiyamu Ramadhan.
23
1. Waktu salat tarawih
Salat tarawih ialah salat sunah yang dikerjakan setelah salat isya pada bulan
Ramadhan. Hukum mengerjakan salat tarawih adalah sunah muakkad (penting
bagi laki-laki dan perempuan). Salat tarawih boleh dikerjakan sendiri-sendiri,
tetapi sebaiknya dilakukan secara berjamaah. Waktunya yaitu sesudah salat
Isya sampai terbit fajar (waktu subuh).
2. Bilangan Rakaat Salat Tarawih
Adapun bilangan rakaatnya terdapat beberapa pendapat, diantaranya sebagai
berikut:
a. Pada masa Rasulullah saw masih hidup, beliau salat Tarawih bersama
para sahabatnya sebanyak 8 (delapan) rakaat.
b. Pada masa sahabat Umar bin Khattab r.a. (sahabat Rasulullah saw),
bilangan salat Tarawih dilakukan sebanyak 20 (dua puluh) rakaat.
Bilangan salat ini dilakukan di Masjidil Haram di Mekah dan Masjid
Nabawi sampai sekarang.
c. Menurut pendapat lain, salat Tarawih bisa juga dilakukan sampai 36
rakaat.
3. Membiasakan Salat Tarawih
Tahukah kamu bahwa bulan puasa itu adalah bulan penuh berkah, rahmat dan
ampunan? Setiap umat islam yang melaksanakan amalan-amalan pada bulan
Ramadhan, pahalanya akan dilipatgandakan, selama amalan itu diniatkan
semata-mata karena Allah SWT.
24
Karena itu setiap, setiap bulan Ramadhan datang, manfaatkanlah waktu
sebaik-baiknya untuk beribadah dalam rangka mendekatkan diri pada Allah
SWT. Tujuannya adalah supaya menjadi orang-orang yang bertaqwa. Allah
telah berjanji dalam Surah Al-Baqarah/2 Ayat 183.
4. Niat Salat Tarawih
Adapun niat salat Tarawih adalah sebagai berikut:
a. Untuk salat Tarawih yang dilakukan dengan cara dua rakaat-dua rakaat
‫ى‬‫ي‬ ‫ل‬ ‫علا‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ن‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ت‬‫ي‬‫ع‬‫ي‬‫ك‬‫ب‬‫ر‬‫ي‬ ‫ح‬‫ل‬ ‫و‬‫ل‬‫را‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬‫ال‬ ‫ة‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬
Artinya: “saya berniat salat Tarawih dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
b. Untuk salat Tarawih yang dilakukan dengan cara empat rakaat-empat
rakaat
‫ى‬‫ي‬ ‫ل‬ ‫علا‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ت‬‫ٍد‬ ‫علا‬‫ي‬‫ك‬‫ي‬‫ر‬‫ي‬ ‫ع‬‫ي‬‫ب‬‫ي‬‫ر‬‫ب‬‫أ‬‫ي‬ ‫ح‬‫ل‬ ‫و‬‫ل‬‫را‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬‫ال‬ ‫ة‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬
Artinya: “saya berniat salat Trawih empat rakaat karena Allah Ta’ala.”
B. Salat Witir
Salat witir merupakan salat sunah pada malam hari yang jumlah rakaatnya
ganjil. Waktu melaksanakan salat witir adalah sesudah melaksanakan salat isya
sampai terbit fajar atau subuh.
Mengerjakan salat witir ini tidak hanya dilakukan setelah salat Tarawih saja,
tetapi di hari-hari biasa di luar bulan Ramadhan pun bisa dilaksanakan.
Dalam hal pelaksanaan salat Witir, ada waktu-waktu yang lebih afdal untuk
mengerjakannya. Walau yang lebih afdal untuk mengerjakan salat Witir adalah di
akhir malam. Hal ini berdasarkan ucapan Aisyah r.a.
(‫ه‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ل‬‫ي‬‫ع‬‫ي‬ ‫ق‬‫ر‬‫ف‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬‫م‬‫س‬) ‫ر‬‫ل‬‫ح‬‫ي‬ ‫س‬‫ي‬ ‫ال‬ ‫‘ل‬‫ي‬‫أ‬‫ل‬ ‫ه‬‫س‬‫ر‬‫س‬‫ت‬‫ب‬‫و‬‫ل‬ ‫هلا‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬‫ن‬‫ب‬‫فلا‬‫ي‬ ‫م‬‫ي‬‫ل‬‫ي‬‫س‬‫ي‬ ‫و‬‫ي‬ ‫ه‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ل‬‫ي‬‫ع‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫س‬ ‫ا‬ ‫‘ل‬‫س‬‫و‬‫ب‬‫س‬‫س‬ ‫ر‬‫ي‬ ‫ر‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬‫و‬‫ب‬‫أ‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ل‬‫ي‬‫ال‬ ‫ل‬‫ل‬‫ك‬‫س‬ ‫ن‬‫ب‬ ‫م‬‫ل‬
25
Artinya: “setiap malam Rasulullah saw mengerjakan salat Witir dan berakhir
sampai akhir malam (sebelum terbit fajar).” (muttafaq ‘alaih)
Dalam riwayat lainnya, Rasulullah saw bersabda:
(‫مسلم‬ ‫)رواه‬ ‫را‬‫ة‬‫ت‬‫ب‬‫و‬‫ل‬ ‫ل‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ل‬‫ل‬‫بلاال‬‫ل‬ ‫م‬‫ب‬‫ك‬‫س‬‫ت‬‫ل‬ ‫ل‬‫ي‬ ‫ص‬‫ي‬ ‫ر‬‫ي‬‫خ‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫وا‬‫ب‬‫ل‬‫س‬‫ع‬‫ي‬‫ج‬‫ب‬ ‫ا‬‫ل‬
Artinya: “akhirilah salat kalia pada malam hari dengan Witir.” (HR.Muslim)
Jadi disunahkan mengakhirkan salat Witir di akhir malam. Barang siapa
mengerjakan salat Tahajud, maka hendaklah mengakhirinya dengan salat Witir
karena Nabi saw telah melakukan hal tersebut.
1) Bilangan rakaat salat Witir
Rasulullah bersabda: “salat Witir itu berjumlah tiga belas rakaat, sebelas
rakaat, sembilan rakaat, tujuh rakaat, lima rakaat, tiga rakaat atau satu
rakaat.” (HR Tirmizi)
Cara mengerjakannya boleh dengan cara dua kali salam. Misalnya,
mengerjakan dua rakaat dahulu kemudian dilanjutkan dengan satu rakaat.
Boleh juga dikerjakan dengan satu salam dalam mengerjakan salat witir,
pada rakaat kedua tidak perlu tasyahud awal agar tidak menyerupai slat
Maghrib.
2) Niat salat witir
a) Adapun untuk salat Witir 3 rakaat dengan dua kali salam.
-niat untuk dua rakaat pertama.
‫ى‬‫ي‬ ‫ل‬ ‫علا‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ن‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ت‬‫ي‬‫ع‬‫ي‬‫ك‬‫ب‬‫ر‬‫ي‬ ‫ر‬‫ل‬‫ت‬‫ب‬‫و‬‫ل‬‫ل‬‫ب‬‫ا‬ ‫ة‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬
Artinya:
“saya berniat salat witir dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
-niat untuk dua satu rakaat.
‫ى‬‫ي‬ ‫ل‬ ‫علا‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ة‬‫ة‬‫ع‬‫ي‬‫ك‬‫ب‬‫ر‬‫ي‬ ‫ر‬‫ل‬‫ت‬‫ب‬‫و‬‫ل‬‫ل‬‫ب‬‫ا‬ ‫ة‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬
Artinya:
26
“saya berniat salat Witir satu rakaat karena Allah Ta’ala.”
b) Niat untuk salat Witir 3 rakaat yang dikerjakan sekaligus
dengan satu kali salam.
‫ى‬‫ي‬ ‫ل‬ ‫علا‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ت‬‫ٍد‬ ‫علا‬‫ي‬‫ك‬‫ب‬‫ر‬‫ي‬ ‫ث‬‫ي‬ ‫ل‬‫ي‬ ‫ث‬‫ي‬ ‫ر‬‫ل‬‫ت‬‫ب‬‫و‬‫ل‬‫ل‬‫ب‬‫ا‬ ‫ة‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬
Artinya:
“saya berniat salat Witir tiga rakaat karena Allah Ta’ala.”
3) Keutamaan Salat Witir
a. Pahala salat Witir nilainya lebih tinggi dari unta merah (maksudnya harta
paling berharga bagi orang arab).
b. Salat Witir mengandung makna yang sangat dalam, yaitu tentang keesaan
Tuhan. Seperti dalam hadis “ sesungguhnya Allah itu ganjil (Esa) dan
mencintai yang ganjil.”
c. Agar orang Islam lebih terbiasa bangun tengah malam dan melaksanakan
salat Qiyamullail, karena pahala yang terkandung didalamnya sangat
besar.
d. Salat witir dapat dipandang sebagai penutup dari rangkaian salat-salat
sunah di malam hari, dan bisa berfungsi sebagai ibadah tambahan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Mujtaba, Imam dkk. 2010. Fiqih (Kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah). Jakarta:
Yudistira.
28

More Related Content

What's hot

RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIRPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIDiva Pendidikan
 
Modul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan Kurikulum
Modul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan KurikulumModul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan Kurikulum
Modul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan KurikulumIstna Zakia Iriana
 
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docxTugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docxYanaeri1990
 
Ppt sholat berjamaah
Ppt sholat berjamaahPpt sholat berjamaah
Ppt sholat berjamaahfalahnurul96
 
INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH
INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH
INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH Faridatunnisa
 
Ppt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujudPpt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujudadifalsafi
 
01 LKPD Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Jadi Lebih Mudah.pdf
01 LKPD Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Jadi Lebih Mudah.pdf01 LKPD Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Jadi Lebih Mudah.pdf
01 LKPD Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Jadi Lebih Mudah.pdfMuhammad Iqbal
 
Ppt kelas 5 pel 7 iman kepada rasul allah
Ppt kelas 5 pel 7 iman kepada rasul allahPpt kelas 5 pel 7 iman kepada rasul allah
Ppt kelas 5 pel 7 iman kepada rasul allahImam Taufiq HA
 
PPT tentang shalat jumat
PPT tentang shalat jumatPPT tentang shalat jumat
PPT tentang shalat jumatukhtimaritsa
 
Fiqh 4 Tanda-tanda Baligh
Fiqh 4 Tanda-tanda BalighFiqh 4 Tanda-tanda Baligh
Fiqh 4 Tanda-tanda BalighNurul Ilhamni
 
Power Poin tata cara ibadah Haji
Power Poin tata cara ibadah HajiPower Poin tata cara ibadah Haji
Power Poin tata cara ibadah Hajiupiiiiii
 
Rpp bab 4. indahnya kebersamaan dengan shalat berjamaah
Rpp bab 4.  indahnya kebersamaan dengan shalat berjamaahRpp bab 4.  indahnya kebersamaan dengan shalat berjamaah
Rpp bab 4. indahnya kebersamaan dengan shalat berjamaahzahmier
 
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan Islam
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan IslamMenuntut Ilmu Dalam Pandangan Islam
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan IslamTri Widodo W. UTOMO
 

What's hot (20)

PPT Sholat Tarawih dan Witir
PPT Sholat Tarawih dan WitirPPT Sholat Tarawih dan Witir
PPT Sholat Tarawih dan Witir
 
Sholat Wajib
Sholat Wajib Sholat Wajib
Sholat Wajib
 
PPT puasa
PPT puasaPPT puasa
PPT puasa
 
RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIRPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
 
Modul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan Kurikulum
Modul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan KurikulumModul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan Kurikulum
Modul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan Kurikulum
 
ppt shalat jum'at
ppt shalat jum'atppt shalat jum'at
ppt shalat jum'at
 
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docxTugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
 
Ppt sholat berjamaah
Ppt sholat berjamaahPpt sholat berjamaah
Ppt sholat berjamaah
 
INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH
INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH
INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH
 
Ppt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujudPpt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujud
 
01 LKPD Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Jadi Lebih Mudah.pdf
01 LKPD Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Jadi Lebih Mudah.pdf01 LKPD Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Jadi Lebih Mudah.pdf
01 LKPD Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Jadi Lebih Mudah.pdf
 
Ppt kelas 5 pel 7 iman kepada rasul allah
Ppt kelas 5 pel 7 iman kepada rasul allahPpt kelas 5 pel 7 iman kepada rasul allah
Ppt kelas 5 pel 7 iman kepada rasul allah
 
RPP Macam-macam Sujud
RPP Macam-macam SujudRPP Macam-macam Sujud
RPP Macam-macam Sujud
 
PPT tentang shalat jumat
PPT tentang shalat jumatPPT tentang shalat jumat
PPT tentang shalat jumat
 
Fiqh 4 Tanda-tanda Baligh
Fiqh 4 Tanda-tanda BalighFiqh 4 Tanda-tanda Baligh
Fiqh 4 Tanda-tanda Baligh
 
Power Poin tata cara ibadah Haji
Power Poin tata cara ibadah HajiPower Poin tata cara ibadah Haji
Power Poin tata cara ibadah Haji
 
Ppt fiqih MI kelas 3
Ppt fiqih MI kelas 3Ppt fiqih MI kelas 3
Ppt fiqih MI kelas 3
 
Rpp bab 4. indahnya kebersamaan dengan shalat berjamaah
Rpp bab 4.  indahnya kebersamaan dengan shalat berjamaahRpp bab 4.  indahnya kebersamaan dengan shalat berjamaah
Rpp bab 4. indahnya kebersamaan dengan shalat berjamaah
 
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan Islam
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan IslamMenuntut Ilmu Dalam Pandangan Islam
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan Islam
 
Power point shalat
Power point shalatPower point shalat
Power point shalat
 

Similar to Materi fiqih kelas MI kelas 3

Similar to Materi fiqih kelas MI kelas 3 (20)

Bab 12 Tata Cara Shalat Jum'at
Bab 12  Tata Cara Shalat Jum'atBab 12  Tata Cara Shalat Jum'at
Bab 12 Tata Cara Shalat Jum'at
 
Sholat
SholatSholat
Sholat
 
Makalah tik marwa
Makalah tik marwaMakalah tik marwa
Makalah tik marwa
 
Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama IslamPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam
 
Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 3
Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 3Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 3
Fiqih kelas 7 sm 2 pelajaran 3
 
Materi fiqh word
Materi fiqh wordMateri fiqh word
Materi fiqh word
 
MATERI BAB I SOLAT SUNNAH
MATERI BAB I SOLAT SUNNAHMATERI BAB I SOLAT SUNNAH
MATERI BAB I SOLAT SUNNAH
 
BAB I MATERI SOLAT SUNNAH
BAB I MATERI SOLAT SUNNAHBAB I MATERI SOLAT SUNNAH
BAB I MATERI SOLAT SUNNAH
 
MATERI BAB I SOLAT SUNNAH
MATERI BAB I SOLAT SUNNAHMATERI BAB I SOLAT SUNNAH
MATERI BAB I SOLAT SUNNAH
 
Materi fiqih-3
Materi fiqih-3Materi fiqih-3
Materi fiqih-3
 
Shalat
ShalatShalat
Shalat
 
PAI > Salat Jamak dan Qasar
PAI >  Salat Jamak dan QasarPAI >  Salat Jamak dan Qasar
PAI > Salat Jamak dan Qasar
 
Materi BAB I SOLAT SUNNAH
Materi BAB I SOLAT SUNNAHMateri BAB I SOLAT SUNNAH
Materi BAB I SOLAT SUNNAH
 
Bab 2 materi sholat sunnah
Bab 2 materi sholat sunnahBab 2 materi sholat sunnah
Bab 2 materi sholat sunnah
 
PAI-IX-Shalat Sunnah
PAI-IX-Shalat SunnahPAI-IX-Shalat Sunnah
PAI-IX-Shalat Sunnah
 
SLIDE RPP 1 PPL.pptx
SLIDE RPP 1 PPL.pptxSLIDE RPP 1 PPL.pptx
SLIDE RPP 1 PPL.pptx
 
BAB I MATERI SOLAT SUNNAH
BAB I MATERI SOLAT SUNNAHBAB I MATERI SOLAT SUNNAH
BAB I MATERI SOLAT SUNNAH
 
SOLAT SUNNAH
SOLAT SUNNAH SOLAT SUNNAH
SOLAT SUNNAH
 
BAB I MATERI SOLAT SUNNAH
BAB I MATERI SOLAT SUNNAHBAB I MATERI SOLAT SUNNAH
BAB I MATERI SOLAT SUNNAH
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 

More from Ana_Maryatul_Hidayah (8)

Ilmu pengetahuan alam 2
Ilmu pengetahuan alam 2Ilmu pengetahuan alam 2
Ilmu pengetahuan alam 2
 
Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Gemar belajar matematika 3
Gemar belajar matematika 3Gemar belajar matematika 3
Gemar belajar matematika 3
 
Bahasa indonesia 2
Bahasa indonesia 2Bahasa indonesia 2
Bahasa indonesia 2
 
Bahasa indonesia 3
Bahasa indonesia 3Bahasa indonesia 3
Bahasa indonesia 3
 
Bahasa inggris (buku siswa)
Bahasa inggris (buku siswa)Bahasa inggris (buku siswa)
Bahasa inggris (buku siswa)
 
PEMBELAJARAN TEMATIK PKN
PEMBELAJARAN TEMATIK PKNPEMBELAJARAN TEMATIK PKN
PEMBELAJARAN TEMATIK PKN
 

Materi fiqih kelas MI kelas 3

  • 1. FIQIH 3 MATERI FIQIH KELAS 3 MADRASAH IBTIDAIYAH Drs.Imam Mujtaba, Drs. Andres Anwarudin, dan Teguh Prawiro, M.A Cover by Ana Maryatul Hidayah
  • 2. Daftar Isi......................................................................................................... Bab I. Salat Sunah Rawatib.......................................................................... A. Pengertian Salat Sunah Rawatib................................................................. B. Waktu dan Bilangan Salat Sunah Rawatib................................................. C. Keutamaan Salat Sunah Rawatib.............................................................. D. Membiasakan Salat Sunah Rawatib........................................................... Bab II. Salat Jumat........................................................................................ A. Hukum Salat Jumat.................................................................................... B. Syarat Wajib dan Syarat Sah Salat Jumat.................................................. C. Waktu Salat Jumat..................................................................................... D. Hal-hal yang di Sunahkan Sebelum Salat Jumat....................................... Bab III. Salat bagi Orang Sakit.................................................................. A. Salat Dalam Keadaan Sakit...................................................................... B. Salat dengan Duduk................................................................................. C. Salat dengan Berbaring............................................................................ 2
  • 3. D. Salat dengan Telentang............................................................................ Bab IV. Puasa Ramadhan........................................................................... A. Pengertian dan Macam-macam Puasa............... ..................................... B. Syarat Wajib dan Syarat Sah Pasa .......................................................... C. Rukun Puasa............................................................................................ D. Sunah puasa............................................................................................. E. Hal-hal yang Membatalkan Puasa........................................................... F. Orang yang Boleh Meninggalkan Puasa................................................. G. Amalan Bulan Ramadhan....................................................................... H. Niat Puasa Ramadhan............................................................................. I. Doa Berbuka Puasa................................................................................. Bab V. Salat Tarawih dan Salat Witir...................................................... A. Salat Tarawih.......................................................................................... B. Salat Witir.............................................................................................. DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 3
  • 4. BAB I SALAT SUNAH RAWATIB A. Pengertian Salat Sunah Rawatib Salat sunnah rawatib adalah sholat sunnah yang mengiringi atau mengikuti salat fardu. Shalat sunnah rawatib terbagi menjadi dua macam yaitu shalat sunnah rawatib muakkad (dianjurkan) dan ghairu muakkad (anjurannya biasa saja). Salat Sunah yang dikerjakan sebelum salat Fardhu isebut salat sunah qabliyah, salat sunah yang dikerjakan setelah salat fardhu disebut salat sunah bakdiyah. B. Waktu dan Bilangan Salat Sunah Rawatib 1. Yang termasuk shalat sunnah rawatib muakkad adalah: a. Dua rakaat sebelum shalat subuh Lafal Niatnya adalah: ‫ي‬‫ي‬ ‫علال‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ة‬‫ي‬‫ي‬‫ي‬‫ل‬‫ل‬‫ب‬‫ب‬‫ق‬‫ي‬ ‫ن‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ت‬‫ي‬‫ع‬‫ي‬‫ك‬‫ب‬‫ر‬‫ي‬ ‫ح‬‫ل‬‫ب‬‫ب‬‫ص‬‫ص‬ ‫ال‬ ‫ة‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬ Artinya: “Aku niat salat sunah sebelum subuh dua rakaat karena Allah Ta’ala.” 4
  • 5. b. Dua rakaat sebelum shalat zuhur ‫ي‬‫ي‬ ‫علال‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ة‬‫ي‬‫ي‬‫ي‬‫ل‬‫ل‬‫ب‬‫ب‬‫ق‬‫ي‬ ‫ن‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ت‬‫ي‬‫ع‬‫ي‬‫ك‬‫ب‬‫ر‬‫ي‬ ‫ر‬‫ل‬‫ه‬‫ب‬‫ظ‬‫ص‬ ‫ال‬ ‫ة‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬ Artinya: “Aku niat salat sunah sebelum zuhur dua rakaat karena Allah Ta’ala.” c. Dua rakaat sesudah shalat zuhur ‫ي‬‫ي‬ ‫علال‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ة‬‫ة‬‫ي‬‫ي‬‫د‬‫عل‬‫ب‬‫ب‬ ‫ن‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ت‬‫ي‬‫ع‬‫ي‬‫ك‬‫ب‬‫ر‬‫ي‬ ‫ر‬‫ل‬‫ه‬‫ب‬‫ظ‬‫ص‬ ‫ال‬ ‫ة‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬ Artinya: “Aku niat salat sunah setelah zuhur dua rakaat karena Allah Ta’ala.” d. Dua rakaat sesudah shalat maghrib ‫ي‬‫ي‬ ‫علال‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ة‬‫ة‬‫ي‬‫ي‬‫د‬‫عل‬‫ب‬‫ب‬ ‫ن‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ت‬‫ي‬‫ع‬‫ي‬‫ك‬‫ب‬‫ر‬‫ي‬ ‫ب‬‫ل‬ ‫ر‬‫ل‬‫غ‬‫ب‬‫م‬‫ي‬‫ل‬‫ب‬‫ا‬ ‫ة‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬ Artinya: “Aku niat salat sunah setelah maghrib dua rakaat karena Allah Ta’ala.” e. Dua rakaat sesudah shalat isya ‫ي‬‫ي‬ ‫علال‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ة‬‫ة‬‫ي‬‫ي‬‫د‬‫عل‬‫ب‬‫ب‬ ‫ن‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ت‬‫ي‬‫ع‬‫ي‬‫ك‬‫ب‬‫ر‬‫ي‬ ‫ء‬‫ل‬‫شلا‬‫ي‬ ‫ع‬‫ل‬‫ل‬‫ب‬‫نةا‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬ 5
  • 6. Artinya: “Aku niat salat sunah sebelum zuhur dua rakaat karena Allah Ta’ala.” 2. Yang termasuk salat sunah rawatib gairu muakkad adalah: a. Empat rakaat sebelum dan sesudah shalat zuhur b. Empat rakaat sebelum shalat ashar c. Dua rakaat sebelum shalat maghrib d. Dua rakaat sebelum shalat isya C. Beberapa keutamaan shalat sunnah rawatib adalah: 1. Orang yang melaksanakan shalat sunnah rawatib diharamkan dari api neraka. 2. Akan selalu dirahmati oleh Allah SWT. 3. Pahala shalat sunnah (termasuk shalat sunnah rawatib) dapat pahala menutup kekurangan shalat fardhu. D. Membiasakan Salat Sunah Rawatib Untuk menutupi kekurangan pahala salat fardhu yang kita lakukan, sebaiknya kita membiasakan salat sunah rawatib dari sekarang. Tujuannya adalah supaya kita terbiasa mengerjakan salat sunah rawatib meskipun hanya dua rakaat. 6
  • 7. Rasulullah saw, pernah bersabda dalam sebuah hadis, bahwa Allah SWT, sangat menyukai hambanya yang mengerjakan suatu amalan meskipun sedikit, tapi dilakukan dengan ikhlas dan terus-menerus. Oleh karena itu, mulai sekarang biasakanlah untuk melaksanakan salat sunah rawatib sebelum atau sesudah melaksanakan salat fardhu. 7
  • 8. BAB II SALAT JUMAT A. Hukum Salat Jumat Hukum shalat Jum’at adalah fardu ain (wajib) bagi setiap laki-laki dewasa yang beragama Islam dan merdeka. Shalat Jumat itu tidak wajib bagi perempuan, anak-anak, hamba sahaya, dan orang yang sedang dalam perjalanan keluar kota. Firman Allah SWT: ‫م‬‫ب‬‫تت‬‫س‬‫ن‬‫ب‬‫ك‬‫س‬‫ن‬‫ب‬‫إ‬‫ل‬ ‫م‬‫ب‬‫كت‬‫س‬‫ل‬‫ي‬‫ر‬‫ر‬‫ي‬‫ب‬‫خ‬‫ي‬ ‫م‬‫ب‬‫كت‬‫س‬‫ل‬‫ل‬‫ذا‬‫ي‬ ‫ع‬‫ي‬‫يت‬‫ب‬‫ب‬‫ي‬‫ل‬‫ب‬‫را‬‫س‬‫ذ‬‫ي‬ ‫و‬‫ي‬ ‫لت‬‫ل‬‫ل‬ ‫را‬‫ل‬‫ك‬‫ب‬‫ذ‬‫ل‬ ‫ا‘ل‘ى‬‫ب‬ ‫وا‬‫ب‬‫ع‬‫ي‬‫ست‬‫ب‬ ‫فلال‬‫ي‬ ‫ة‬‫ل‬‫عت‬‫ي‬‫م‬‫س‬‫ج‬‫س‬ ‫ل‬‫ب‬‫ا‬ ‫متلا‬‫ل‬‫و‬‫ب‬‫ي‬‫ي‬ ‫ن‬‫ب‬ ‫مت‬‫ل‬ ‫ة‬‫ل‬‫صتلو‬‫ي‬ ‫لل‬‫ل‬ ‫ي‬‫ي‬ ‫د‬‫ل‬‫و‬‫ب‬‫ن‬‫س‬ ‫ذا‬‫ي‬‫ا‬‫ب‬ ‫و آ‬‫ب‬‫ن‬‫س‬‫م‬‫ي‬‫ آ‬ ‫ن‬‫ي‬‫ي‬‫ب‬‫ذ‬‫ل‬‫ل‬‫ي‬‫هلا‬‫ي‬‫ي‬‫ص‬‫لا‬‫ي‬‫ي‬‫ي‬ :‫الجمعة‬ ) ‫ن‬‫ي‬‫و‬‫ب‬‫م‬‫س‬‫ل‬‫ي‬‫ع‬‫ب‬‫ت‬‫ي‬۹( Artinya: “wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS Al-Jumu’ah/62:9) B. Syarat Wajib dan Syarat Sah Salat Jumat 1. Syarat wajib shalat Jum’at adalah: a. Islam orang yang bukan Islam tidak wajib untuk salat Jumat. 8
  • 9. b. Balig (dewasa) Anak-anak yang belum dewasa tidak wajib untuk salat Jumat, tapi apabila ikut tidak apa-apa. Hal itu lebih baik apabila tidak mengganggu kekhusyukan salat Jumat. c. Berakal Orang gila tidak wajib salat Jumat d. Laki-laki Perempuan tidak wajib salat Jumat e. Sehat Orang yang sedang sakit dan berhalangan tidak wajib salat Jumat f. Tidak dalam perjalanan (bukan musafir) g. Merdeka (bukan seorang budak) 2. Syarat sah salat Jumat sebagai berikut: a. Dilaksanakan ditempat-tempat tertentu, terutama bagi penduduknya yang menetetap. Kita tidak boleh mendirikan salat Jumat di ladang-ladang yang penduduknya hanya tinggal untuk sementara waktu. b. Dilakukan secara berjemaah Jumlah orang yang melaksanakan salat Jumat sekurang-kurangnya 40 orang (ukuran ini merupakan pendapat Imam Syafi’i dan Ahmad bin Hanbal). c. Dilaksanakan pada waktu Zuhur d. Didahului oleh dua khotbah. 9
  • 10. C. Waktu Shalat Jumat Shalat Jumat adalah salat dua rakaat yang dilakukan waktu Zuhur pada hari Jumat dan didahului oleh dua khotbah. Salat jumat dilaksanakan secara berjamaah dan tidak sendiri-sendiri D. Hal-hal yang disunahkan sebelum shalat jum’at antara lain sebagai berikut: 1. Mandi dan membersihkan tubuh 2. Memakai pakaian sebaik-baiknya, kalau ada warna putih 3. Memakai wangi-wangian 4. Memotong kuku, menggunting kumis 5. Membaca Al-Qur’an atau Zikir, berdoa dan membaca salawat atas Nabi saw. 6. Tenang ketika khatib sedang membaca khotbah. 10
  • 11. BAB III SALAT BAGI ORANG SAKIT A. Shalat dalam Keadaan Sakit Salat merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan. Ketika sakitpun kita wajib mendirikan salat. Kalau kita tidak bisa mendirikan salat dengan berdiri, maka kita boleh mendirikan salat dengan duduk. jika tidak bisa duduk salat bisa dilakukan dengan berbaring berbaring atau telentang. B. Salat dengan duduk 1. Tata cara salat sambil duduk: kalau tidak dapat berdiri salat boleh dikerjakan sambil duduk. Caranya, telapak kaki kanan diberdirikan (seperti saat duduk tasyahud awal atau duduk iftirasy) 2. Membaca niat dan takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan setinggi bahu (seperti dalam salat sambil berdiri) membaca surat Al-Fatikhah dan surat pendek atau surat lain dalam Al-Quran, yang di hafal (dilakukan seperti dalam salat sambil berdiri). 3. Rukuk dengan tumakninah. Caranya duduk membungkuk sedikit, dan membaca doa rukuk. 4. Iktidal dengan tumakninah. Caranya dengan kembali ke posisi semula, yaitu duduk tegak dan membaca doa iktidal. 5. Dua sujud, duduk diantara dua sujud, duduk tasyahud awal (duduk iftirasy), dan tasyahud akhir (duduk tawaruk) sama seperti saat mengerjakan dalam salat sambil berdiri. 11
  • 12. C. Salat dengan Berbaring tata cara salat sambil berbaring adalah sebagai berikut: 1. apa bila seseorang yang sakit mengerjakan salat dengan berbaring, hendaklah ia berbaring kesebelah kanan dengan menghadap kiblat. Posisi kepala disebelah utara dan kaki disebelah selatan. 2. Membaca niat dan takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan setinggi bahu. 3. bersedekap dan membaca surah A-Fatihah dan surah pendek dalam Al-Qur’an yang sudah dihafal. 4. Rukuk dan sujud dengan menggerakkan kepala ke muka. Pada saat sujud, kepala lebih ditundukkan. 5. Untuk iktidal dan duduk diantara dua sujud, cukup kembali ke posisi semula dan membaca doanya sama seperti bacaan dalam salat berdiri. 6. Begitu juga dengan tasyahud awal dan tasyahud akhir, cukup kembali ke posisi semula dengan membaca doanya seperti dalam salat berdiri. D. Salat dengan Telentang 1. kedua kaki di arahkan ke kiblat. Jika memungkinkan, kepalanya diberi bantal agar mukanya dapat menghadap ke kiblat. Dengan demikian posisi tidurnya bagian kepala berada di sebelah timur dan kaki di sebelah barat. 2. bacaan dalam salat telentang sama dengan bacaan dalam salat sambil berdiri. 12
  • 13. 3. gerakan dalam salatnya sama dengan gerakan salat sambil berbaring (tidur miring). Apabila masih tidak dapat mengerjakan salat degan cara telentang seperti di atas, maka cukup dengan isyarat, baik dengan kepala maupun dengan mata. Jika semuanya tidak mungkin, maka salat boleh di kerjakan di dalam hati selama akal dan jiwa masih ada. BAB IV PUASA RAMADHAN A. Pengertian dan Macam-macam Puasa 1. Pengertian Puasa Arti puasa secara bahasa adalah menahan atau berhenti dari sesuatu Puasa menurut istilah fiqih adalah menahan diri dari makan, minum, dan dari segala perbuatan yang membatalkannya mulai dari terbit fajar (subuh) sampai terbenam matahari (maghrib) dengan syarat dan rukun tertentu. 2. Macam-macam puasa: 13
  • 14. a. Puasa wajib Puasa wajib adalah puasa yang wajib dilaksanakan oleh setiap umat Islam. puasa wajib ada tiga macam: 1) Puasa Ramadhan Yaitu puasa yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang islam, baligh, berakal sehat, tidak sedang haid/nifas, sakit dan kuat melakukannya. 2) Puasa Kafarat Puasa kafarat adalah puasa yang wajib dilaksanakan oleh seseorang sebagai bentuk penebusan atau penghapusan dosa karena berhubungan suami istri pada siang hari pada bulan Ramadhan. Para ulama sepakat bahwa tata cara melaksanakan kafarat puasa adalah dengan memerdekakan budak,(hamba sahaya), melaksanakan puasa selama 2 bulan berturut-turut, atau memberi makan 60 orang miskin masing-masing 1 mud atau kira-kira 600 gram makananpokok. 3) Puasa Nazar Puasa Nazar adalah puasa yang harus dilaksanakan oleh seseorang yang telah berjanji akan berpuasa jika maksud dan keinginannya tercapai. b. Puasa Sunnah Puasa sunnah adalah puasa yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh setiap umat islam. apabila dilaksanakan akan mendapat pahala, dan apabila tidak dilaksanakan tidak berdosa. Diantara puasa sunnah adalah puasa pada hari senin dan kamis, tiga hari setiap pertengahan bulan Hijriah, (13, 14 dan 14
  • 15. 15), puasa daud (sehari puasa dan sehari tidak puasa), puasa hari Arafah, dan puasa hari Asyura (10 Muharam). c. Puasa haram Puasa haram adalah puasa yang dilarang dilakukan oleh setiap umat Islam. apabila dilaksanakan tidak akan mendapatkan pahala, bahkan berdosa. Contoh: puasa pada dua hari raya, yaitu Idul Fitri dan Idhul Adha, serta puasa pada hari Tasyrik, yaitu pada tanggal 11,12, dan 13 Dzulhijah. d. Puasa makruh Puasa Makruh adalah puasa yang sebaiknya tidak dilaksanakan oleh umat Islam karena tidak pernah dicontohkan atau dilaksanakan oleh Rasulullah saw. Dan tidak ditemukan dalam syariat Islam. contoh: puasa pada tanggal 12 Rabiulawal (hari kelahiran Nabi Muhammad saw). Karena tidak diperintahkan oleh agama untuk dilaksanakan. B. Syarat wajib dan syarat sah puasa adalah: Syarat wajib puasa adalah: 1. Islam Artinya puasa tidak diwajibkan atas orang-orang yang tidak beragama islam 2. Baligh Yaitu laki-laki yang sudah berumur kira-kira 15 tahun dan bagi perempuan yang kurang lebih berusia 13 tahun atau sudah haid. Jadi untuk anak-anak yang belum mumayiz tidak diwajibkan berpuasa. Akan tetapi mereka dianjurkan latihan berpuasa eskipun tidak sehari penuh. 3. Berakal sehat 15
  • 16. Artinya puasa tidak diwajibkan bagi orang yang sedang mabuk. 4. Suci dari haid dan nifas (khusus untuk perempuan) Artinya perempuan yang sedang haid atau nifas (setelah melahirkan), maka puasa yang dilakukannya tidak sah atau batal. Akan tetapi, jika telah suci, maka dia wajib berpuasa dan wajib mengganti puasanya pada hari-hari yang lain sebanyak puasa yang ditinggalkannya. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori menjelaskan bahwa Aisyah r.a. berkata, “ kami disuruh (oleh Rasulullah saw) mengqada puasa, tidak disuruh mengqada salat.” 5. Mampu atau kuat berpuasa Orang-orang yang tidak mampu berpuasa, seperti orang sakit, orang yang sedang bepergian jauh, ibu hamil, dan menyusui, serta orang tua yang sudah pikun, boleh tidak berpuasa. Akan tetapi, mereka wajib mengganti puasanya pada hari lain di luar bulan Ramadhan dan atau membayar fidiah bagi orang yang sakit yang tidak ada harapan sembuh atau orang tua yang sudah pikun yang sudah tidak kuat berpuasa. 6. Mukim Artinya berada ditempat tinggal sendiri (bukan sedang dalam perjalanan). Syarat sah puasa adalah: a. Islam b. Mumayiz 16
  • 17. c. Suci dari haid dan nifas (khusus untuk perempuan) d. Pada waktu yang diperbolehkan berpuasa C. Rukun Puasa Rukun puasa ada 2 yaitu: 1. Niat Dalam puasa Ramadhan, niat untuk berpuasa harus sudah dilakukan pada malam hari atau paling lambat sebelum terbit fajar pada setiap hari bulan Ramadhan, kecuali untuk puasa sunnah masih dibolehkan niat pada pagi harinya. 2. Menahan diri dari makan, dan dari segala perbuatan yang membatalkannya mulai dari terbit fajar (subuh) sampai terbenam matahari (maghrib) dengan syarat dan rukun tertentu. D. Sunah Puasa Amalan-amalan yang disunahkan sewaktu berpuasa antara lain: 1. Makan sahur dan mengakhirkannya. 2. Menyegerakan berbuka puasa 3. Berbuka dengan kurma atau sesuatu yang manis 4. Berdoa sebelum dan ketika berbuka puasa 5. Memberi makanan untuk berbuka puasa kepada orang yang berpuasa 6. Memperbanyak sedekah 17
  • 18. 7. Meluangkan waktu sebanyak mungkin untuk beribadah 8. Memperbanyak membaca dan mempelajari Al-Qur’an E. Hal-hal yang membatalkan puasa antara lain: 1. Makan atau minum dengan sengaja pada siang hari Orang yang makan atau minum dengan sengaja pada siang hari, maka puasanya batal. Dia wajib mengganti atau mengqada puasanya pada hari yang lain di luar bulan Ramadhan. Jika kamu makan dan minum dengan tidak sengaja atau karena lupa, maka puasamu tidak batal. Akan tetapi, begitu kamu ingat sedang berpuasa, kamu harus segera menghentikan makan dan minummu. Kamu boleh meneruskan puasamu serta tidak wajib mengqadanya. Hal ini sesuai dengan hadis dari Abu Hurairah r.a. bahwa : “Barang siapa lupa ketika ia sedang berpuasa kemudian ia makan atau minum, maka hendaklah diteruskan (disempurnakan) puasanya. Sesungguhnya Allah yang memberi makan dan minum.” 2. Muntah dengan sengaja Apabila kamu muntah dengan sengaja, maka puasamu batal dan wajib mengqadanya. Tetapi, bila muntahnya itu tidak disengaja atau karena tidak tertahankan, maka puasanya tidak batal. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa terpaksa muntah, maka tidak wajib baginya untuk mengganti puasanya. Barang siapa sengaja muntah, maka hendaklah ia mengganti puasanya.” 3. Keluar darah haid dan nifas (bagi perempuan) 18
  • 19. Para ulama telah bersepakat bahwa perempuan yang sedang haid atau nifas puasanya tidak sah atau batal. Dia wajib mengganti puasanya pada hari yang lain diluar bulan Ramadhan. 4. Berhubungan Suami Istri pada siang hari Berhubungan suami istri pada siang hari dapat membatalkan puasa Ramadhan. Bagi orang yang melakukannya, maka wajib membayar kafarat serta mengqada puasa dihari lainnya. Membayar kafarat harus dengan tertib atau sesuai urutan. Menurut pendapat Jumhur ulama fiqih, yang pertama adalah wajib memerdekakan budak. Kedua, jika tidak mampu juga, ia wajib memberi makan 60 orang fakir miskin, masing-masing sebanyak 1 mud atau kira-kira 600 gram makanan pokok. Menurut mahzab Imam Maliki, dalam pelaksanaan kafarat puasa dibolehkan memilih salah satu dari ketiga cara tersebut dan tidak harus berurutan. 5. Keluar air mani karena disengaja Orang yang keluar air mani karena disengaja atau karena mubasyarah( bersentuhan antara kulit laki-laki dan perempuan secara langsung), maka puasanya menjadi batal. Akan tetapi jika keluar air mani tidak disengaja, misalnya karena mimpi, maka puasanya tidak batal, namun dia tetap harus melaksanakan mandi wajib. 6. Gila Orang yang sedang menjalankan ibadah puasa kemudian tiba-tiba gila, maka puasanya menjadi batal walaupun gilanya itu hanya sebentar. Demikian juga 19
  • 20. dengan orang yang pingsan dan sedang mabuk disiang hari, maka batal puasanya dan wajib menqadanya di hari lain di luar bulan Ramadhan. 7. Murtad Murtad yakni keluar dari agama Islam. apabila seorang muslim sedang berpuasa, kemudian ia keluar dari Islam, maka batal lah puasanya. F. Orang-orang yang boleh meninggalkan puasa antara lain: 1. Orang yang sedang sakit Didalam Al-Qur’an orang yang sedang sakit dibolehkan untuk tidak berpuasa. Orang sakit yang diperbolehkan tidak berpuasa adalah dikarenakan beberapa hal: -dikhawatirkan akan bertambah parah sakitnya apabila tetap melaksanakan puasa (baik menurut pengalaman pribadi atau menurut keterangan dokter). -akan memperlambat proses kesembuhan. Namun, apabila sudah sembuh, maka orang tersebut wajib mengqada puasa yang ditinggalkannya. Bagi orang yang sakit menahun atau kecil sekali kemungkinannya untuk sembuh, maka dia tidak diwajibkan mengqada puasa yang ditinggalkannya. Tetapi, dia hanya diwajibkan membayar fidiah, yaitu memberi makan satu orang miskin yang ukurannya kira-kira 600 gram beras untuk setiap hari puasa ramadhan yang ia tinggalkan. Tetapi, jika tidak mampu atau bahkan untuk membiayai hidupnya dan keluarganya saja sudah mengalami kesulitan, maka tidak ada kewajiban bagi orang tersebut membayar fidiah sampai ia mampu. 2. Orang yang sedang dalam perjalanan jauh (musafir) 20
  • 21. Orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) boleh tidak berpuasa. Orang tersebut harus memenuhi syarat seperti berikut: a) Jarak yang ditempuh kurang lebih 80,6 km. b) Perjalanan yang ditempuh bukan untuk melakukan suatu pelanggaran terhadap agama Allah atau maksiat. 3. Ibu hamil dan menyusui Bagi perempuan yang sedang hamil dan ia khawatir terhadap kehamilannya, maka ia boleh tidak berpuasa. Bagi ibu yang menyusui dan ia khawatir terhadap anak yang disusuinya, maka ia juga boleh berbuka. Akan tetapi ia harus menggantinya pada hari yang lain dan membayar fidiah, yakni memberikan makan kepada orang miskin. 4. Orang yang sudah lanjut usia Diantara kamu tentu masih ada yang mempunyai kakek atau nenek. Kakek dan nenekmu mugkin sudah mulai berkurang tenaganya. Rata-rata mereka sudah lanjut usia serta tidak mampu lagi menjalankan ibadah puasa. Oleh sebab itu, kakek dan nenekmu boleh tidak berpuasa. Akan tetapi mereka harus mengganti setiap puasa yang ditinggalkannya itu dengan membayar fidiah, yakni memberi makan kepada fakir miskin sebanyak satu mud atau kira-kira 600 gram beras. 5. Perempuan yang sedang haid dan nifas Haid adalah darah kotor yang yang hanya dialami oleh perempuan yang datangnya rutin satu bulan sekali. Nifas adalah darah yang keluar dari seorang perempuan setelah melahirkan bayi. 21
  • 22. Wanita yang sedang haid atau nifas haram berpuasa. Kalaupun ia berpuasa, maka puasanya batal dan ia wajib mengqada puasa yang ditinggalkannya pada hari lain di luar bulan Ramadhan. G. Amalan-amalan yang dianjurkan untuk dilaksanakan pada bulan Ramadhan antara lain: 1. Melaksanakan shalat Tarawih dan Witir 2. Memperbanyak membaca (tadarus) Al-Qur’an dan mempelajarinya 3. Iktikaf Adalah berdiam diri di masjid dengan niat beribadah, bertafakur, untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 4. Memberbanyak sedekah 5. Memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. H. Niat Puasa Ramadhan Niat Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun puasa. Perbuatan atau amal seseorang bergantung pada niatnya karena niat adalah perbuatan hati. Tetapi, tidak ada salahnya apabila niat itu diucapkan dan akan lebih baik jika niat puasa Ramadhan itu dihafalkan juga. ‫ى‬‫ي‬ ‫ل‬ ‫علا‬‫ي‬‫ت‬ ‫ل‬‫ي‬‫ل‬‫ل‬ ‫ة‬‫ل‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫ي‬ ‫ال‬ ‫ه‬‫ل‬‫ذ‬‫هل‬‫ي‬ ‫ن‬‫ي‬‫ضلا‬‫ي‬ ‫م‬‫ي‬‫ر‬‫ي‬ ‫ر‬‫ل‬‫ه‬‫ب‬‫ش‬‫ي‬ ‫ض‬‫ل‬ ‫ر‬‫ب‬‫ف‬‫ي‬ ‫ء‬‫ل‬‫دا‬‫أي‬‫ي‬ ‫ن‬‫ب‬ ‫ع‬‫ي‬ ‫د‬‫ٍد‬‫غ‬‫ي‬ ‫م‬‫ي‬‫و‬‫ب‬‫ص‬‫ي‬ ‫ت‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬‫و‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬ Artinya: “Saya niat berpuasa esok hari untuk memenuhi kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala.” I. Doa Berbuka Puasa 22
  • 23. Ketika berbuka puasa jangan lupa membaca basmallah kemudian membaca doa sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Doa berbuka puasa adalah sebagai berikut: ‫ل‬‫س‬ ‫ا‬ ‫ء‬‫ي‬ ‫آ‬‫ي‬‫ش‬‫ي‬ ‫ن‬‫ب‬‫إ‬‫ل‬ ‫ر‬‫س‬‫ج‬‫ب‬ ‫ل‬‫ب‬‫ي‬ ‫ا‬ ‫ت‬‫ي‬ ‫ب‬‫ي‬‫ث‬‫ي‬‫و‬‫ي‬ ‫ق‬‫س‬ ‫و‬‫ب‬‫ر‬‫س‬‫ع‬‫س‬‫ل‬‫ب‬‫ا‬ ‫ت‬‫ل‬ ‫ل‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬‫ب‬‫ب‬‫وا‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬‫م‬‫ي‬‫ظ‬‫ي‬ ‫بلال‬‫ي‬‫ه‬‫ي‬ ‫ذ‬‫ي‬ ‫ت‬‫س‬ ‫ر‬‫ب‬‫ط‬‫ي‬ ‫ف‬‫ب‬‫ا‬‫ي‬ ‫ك‬‫ي‬ ‫ق‬‫ل‬‫ز‬‫ب‬‫ر‬‫ل‬ ‫على‬‫ي‬ ‫و‬‫ي‬ ‫ت‬‫س‬ ‫م‬‫ب‬‫ص‬‫س‬ ‫ك‬‫ي‬ ‫ل‬‫ي‬ ‫م‬‫ل‬‫له‬‫ل‬‫ال‬ Artinya: “ Ya Allah karena Engkau aku berpuasa, dan dengan rezeki pemberian Engkau saya berbuka. Rasa haus telah hilang, urat-urat pun telah basah, dan mudah-mudahan pahala puasa ditetapkan.” BAB V SALAT TARAWIH DAN SALAT WITIR A. Salat Tarawih Salat sunah yang dilakukan pada malam bulan ramadhan disebut shalat tarawih atau disebut Qiyamu Ramadhan. 23
  • 24. 1. Waktu salat tarawih Salat tarawih ialah salat sunah yang dikerjakan setelah salat isya pada bulan Ramadhan. Hukum mengerjakan salat tarawih adalah sunah muakkad (penting bagi laki-laki dan perempuan). Salat tarawih boleh dikerjakan sendiri-sendiri, tetapi sebaiknya dilakukan secara berjamaah. Waktunya yaitu sesudah salat Isya sampai terbit fajar (waktu subuh). 2. Bilangan Rakaat Salat Tarawih Adapun bilangan rakaatnya terdapat beberapa pendapat, diantaranya sebagai berikut: a. Pada masa Rasulullah saw masih hidup, beliau salat Tarawih bersama para sahabatnya sebanyak 8 (delapan) rakaat. b. Pada masa sahabat Umar bin Khattab r.a. (sahabat Rasulullah saw), bilangan salat Tarawih dilakukan sebanyak 20 (dua puluh) rakaat. Bilangan salat ini dilakukan di Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi sampai sekarang. c. Menurut pendapat lain, salat Tarawih bisa juga dilakukan sampai 36 rakaat. 3. Membiasakan Salat Tarawih Tahukah kamu bahwa bulan puasa itu adalah bulan penuh berkah, rahmat dan ampunan? Setiap umat islam yang melaksanakan amalan-amalan pada bulan Ramadhan, pahalanya akan dilipatgandakan, selama amalan itu diniatkan semata-mata karena Allah SWT. 24
  • 25. Karena itu setiap, setiap bulan Ramadhan datang, manfaatkanlah waktu sebaik-baiknya untuk beribadah dalam rangka mendekatkan diri pada Allah SWT. Tujuannya adalah supaya menjadi orang-orang yang bertaqwa. Allah telah berjanji dalam Surah Al-Baqarah/2 Ayat 183. 4. Niat Salat Tarawih Adapun niat salat Tarawih adalah sebagai berikut: a. Untuk salat Tarawih yang dilakukan dengan cara dua rakaat-dua rakaat ‫ى‬‫ي‬ ‫ل‬ ‫علا‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ن‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ت‬‫ي‬‫ع‬‫ي‬‫ك‬‫ب‬‫ر‬‫ي‬ ‫ح‬‫ل‬ ‫و‬‫ل‬‫را‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬‫ال‬ ‫ة‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬ Artinya: “saya berniat salat Tarawih dua rakaat karena Allah Ta’ala.” b. Untuk salat Tarawih yang dilakukan dengan cara empat rakaat-empat rakaat ‫ى‬‫ي‬ ‫ل‬ ‫علا‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ت‬‫ٍد‬ ‫علا‬‫ي‬‫ك‬‫ي‬‫ر‬‫ي‬ ‫ع‬‫ي‬‫ب‬‫ي‬‫ر‬‫ب‬‫أ‬‫ي‬ ‫ح‬‫ل‬ ‫و‬‫ل‬‫را‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬‫ال‬ ‫ة‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬ Artinya: “saya berniat salat Trawih empat rakaat karena Allah Ta’ala.” B. Salat Witir Salat witir merupakan salat sunah pada malam hari yang jumlah rakaatnya ganjil. Waktu melaksanakan salat witir adalah sesudah melaksanakan salat isya sampai terbit fajar atau subuh. Mengerjakan salat witir ini tidak hanya dilakukan setelah salat Tarawih saja, tetapi di hari-hari biasa di luar bulan Ramadhan pun bisa dilaksanakan. Dalam hal pelaksanaan salat Witir, ada waktu-waktu yang lebih afdal untuk mengerjakannya. Walau yang lebih afdal untuk mengerjakan salat Witir adalah di akhir malam. Hal ini berdasarkan ucapan Aisyah r.a. (‫ه‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ل‬‫ي‬‫ع‬‫ي‬ ‫ق‬‫ر‬‫ف‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬‫م‬‫س‬) ‫ر‬‫ل‬‫ح‬‫ي‬ ‫س‬‫ي‬ ‫ال‬ ‫‘ل‬‫ي‬‫أ‬‫ل‬ ‫ه‬‫س‬‫ر‬‫س‬‫ت‬‫ب‬‫و‬‫ل‬ ‫هلا‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬‫ن‬‫ب‬‫فلا‬‫ي‬ ‫م‬‫ي‬‫ل‬‫ي‬‫س‬‫ي‬ ‫و‬‫ي‬ ‫ه‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ل‬‫ي‬‫ع‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫س‬ ‫ا‬ ‫‘ل‬‫س‬‫و‬‫ب‬‫س‬‫س‬ ‫ر‬‫ي‬ ‫ر‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬‫و‬‫ب‬‫أ‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ل‬‫ي‬‫ال‬ ‫ل‬‫ل‬‫ك‬‫س‬ ‫ن‬‫ب‬ ‫م‬‫ل‬ 25
  • 26. Artinya: “setiap malam Rasulullah saw mengerjakan salat Witir dan berakhir sampai akhir malam (sebelum terbit fajar).” (muttafaq ‘alaih) Dalam riwayat lainnya, Rasulullah saw bersabda: (‫مسلم‬ ‫)رواه‬ ‫را‬‫ة‬‫ت‬‫ب‬‫و‬‫ل‬ ‫ل‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ل‬‫ل‬‫بلاال‬‫ل‬ ‫م‬‫ب‬‫ك‬‫س‬‫ت‬‫ل‬ ‫ل‬‫ي‬ ‫ص‬‫ي‬ ‫ر‬‫ي‬‫خ‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫وا‬‫ب‬‫ل‬‫س‬‫ع‬‫ي‬‫ج‬‫ب‬ ‫ا‬‫ل‬ Artinya: “akhirilah salat kalia pada malam hari dengan Witir.” (HR.Muslim) Jadi disunahkan mengakhirkan salat Witir di akhir malam. Barang siapa mengerjakan salat Tahajud, maka hendaklah mengakhirinya dengan salat Witir karena Nabi saw telah melakukan hal tersebut. 1) Bilangan rakaat salat Witir Rasulullah bersabda: “salat Witir itu berjumlah tiga belas rakaat, sebelas rakaat, sembilan rakaat, tujuh rakaat, lima rakaat, tiga rakaat atau satu rakaat.” (HR Tirmizi) Cara mengerjakannya boleh dengan cara dua kali salam. Misalnya, mengerjakan dua rakaat dahulu kemudian dilanjutkan dengan satu rakaat. Boleh juga dikerjakan dengan satu salam dalam mengerjakan salat witir, pada rakaat kedua tidak perlu tasyahud awal agar tidak menyerupai slat Maghrib. 2) Niat salat witir a) Adapun untuk salat Witir 3 rakaat dengan dua kali salam. -niat untuk dua rakaat pertama. ‫ى‬‫ي‬ ‫ل‬ ‫علا‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ن‬‫ل‬‫ي‬‫ب‬‫ت‬‫ي‬‫ع‬‫ي‬‫ك‬‫ب‬‫ر‬‫ي‬ ‫ر‬‫ل‬‫ت‬‫ب‬‫و‬‫ل‬‫ل‬‫ب‬‫ا‬ ‫ة‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬ Artinya: “saya berniat salat witir dua rakaat karena Allah Ta’ala.” -niat untuk dua satu rakaat. ‫ى‬‫ي‬ ‫ل‬ ‫علا‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ة‬‫ة‬‫ع‬‫ي‬‫ك‬‫ب‬‫ر‬‫ي‬ ‫ر‬‫ل‬‫ت‬‫ب‬‫و‬‫ل‬‫ل‬‫ب‬‫ا‬ ‫ة‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬ Artinya: 26
  • 27. “saya berniat salat Witir satu rakaat karena Allah Ta’ala.” b) Niat untuk salat Witir 3 rakaat yang dikerjakan sekaligus dengan satu kali salam. ‫ى‬‫ي‬ ‫ل‬ ‫علا‬‫ي‬‫ت‬‫ي‬ ‫ل‬‫ل‬‫ل‬ ‫ت‬‫ٍد‬ ‫علا‬‫ي‬‫ك‬‫ب‬‫ر‬‫ي‬ ‫ث‬‫ي‬ ‫ل‬‫ي‬ ‫ث‬‫ي‬ ‫ر‬‫ل‬‫ت‬‫ب‬‫و‬‫ل‬‫ل‬‫ب‬‫ا‬ ‫ة‬‫ي‬‫ن‬‫ي‬‫س‬‫س‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ل‬‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫أ‬‫س‬ Artinya: “saya berniat salat Witir tiga rakaat karena Allah Ta’ala.” 3) Keutamaan Salat Witir a. Pahala salat Witir nilainya lebih tinggi dari unta merah (maksudnya harta paling berharga bagi orang arab). b. Salat Witir mengandung makna yang sangat dalam, yaitu tentang keesaan Tuhan. Seperti dalam hadis “ sesungguhnya Allah itu ganjil (Esa) dan mencintai yang ganjil.” c. Agar orang Islam lebih terbiasa bangun tengah malam dan melaksanakan salat Qiyamullail, karena pahala yang terkandung didalamnya sangat besar. d. Salat witir dapat dipandang sebagai penutup dari rangkaian salat-salat sunah di malam hari, dan bisa berfungsi sebagai ibadah tambahan. 27
  • 28. DAFTAR PUSTAKA Mujtaba, Imam dkk. 2010. Fiqih (Kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah). Jakarta: Yudistira. 28