1. RENUNGAN HARIAN
Efesus 5:16 Pergunakanlah waktu yang ada
Di dalam ilmu ekonomi, dikenal bahwa masalah utama di dalam ilmu
ekononomi adalah kelangkaan. Kelangkaan berarti sumber daya yang
tersedia sangat terbatas tetapi keinginan manusia tidak terbatas.
Keinginan (wants) berbeda dengan kebutuhan (needs). Kebutuhan
adalah sesuatu yang benar-benar dibutuhkan manusia di dalam
kehidupannya, sedangkan wants adalah keinginan, yakni kebutuhan
yang sudah dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar diri manusia, salah
satunya adalah gaya hidup. Salah satu sumber daya yang terbatas itu
adalah waktu.
Analoginya adalah, seumpama kita memiliki sebuah stoples kosong,
kemudian kita isi dengan bola pingpong sampai penuh, kita lihat masih
ada ruang kosong di antara bola itu, kemudian kita masukkan kelereng.
Ketika kita masukkan kelereng, kita masih melihat adanya rongga-
rongga kosong di antaranya, kemudian kita masukkan pasir.
Tampaknya sudah sangat penuh bukan ? Apakah kita masih bisa
memasukkan sesuatu lagi ke dalam gelas kosong itu? Jawabannya
adalah ya, kita masih bisa menyiram air ke dalam stoples itu hingga
benar-benar penuh.
Coba bayangkan kalau kita mengisi air dahulu ke dalam stoples ,
pastinya kelereng, pasir dan bola pingpong tidak bisa masuk ke
dalamnya. Stoples itu ibarat waktu yang kita miliki sedangkan benda-
benda itu adalah aktivitas yang kita lakukan. Benda besar adalah
aktivitas besar yang penting sedangkan air adalah aktivitas yang
kurang penting.
2. Kalau kita menggunakan waktu kita untuk hal-hal kecil dahulu tanpa
menggunakan skala prioritas, maka hidup kita hanya akan berkutat
dengan hal-hal yang tidak berguna. Seperti untuk orang jaman ini, ibu-
ibu lebih suka menghabiskan bergaul seperti golongan sosialita,
sedangkan keluarga yang lebih penting terbengkalai, atau pelajar sibuk
bermain game oline sedangkan tugas utamaanya belajar terbengkalai.
Pergunakanlah waktu yang ada dengan bijak dengan menggunakan
skala priotitas. (AG
RENUNGAN HARIAN
Amsal 21:20 Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang
bijak tetapi orang bebal yang memboroskannya.
Hari ini kita masih meneruskan renungan kemarin mengenai hemat
dalam menggunakan sumber daya. Sumber daya disebut juga faktor
produksi terdiri dari sumber daya alam, sumber daya modal, sumber
daya manusia dan sumber daya kewirausahaan.
Masalah sumber daya saat ini menjadi sesuatu masalah dunia yang
dibicarakan karena. Eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya
modal dilakukan besar-besaran untuk memenuhi keinginan manusia.
Para pebisnis berlomba-lomba menciptakan iklan yang mendukung
gaya hidup konsumtif dan hedonisme. Sumber daya yang terbatas ini
apabila dipergunakan secara massif, besar-besaran dan tanpa
perhitungan maka beberapa puluh tahun ke depan dapat dipastikan
bahwa dunia ini akan kekurangan sumber daya serta menimbulkan
dampak lingkungan yang tidak baik. Efeknya sudah mulai dirasakan
3. saat ini antara lain hujan asam, efek rumah kaca, suhu bumi yang
terus meningkat serta musim yang tidak teratur.
Memang benar, saat ini ilmuwan tengah meneliti sumber daya alternatif
untuk menggantikan sumber daya alam yang hampir punah , pengganti
minyak bumi, tetapi sampai saat ini biayanya masih sangat mahal,
seperti misalnya mobil dengan tenaga listrik. Ataupun kompor briket
barubara yang tingkat polusinya sangat tinggi.
Sebagai seorang Kristen yang baik, apakah kita juga ikut-ikutan
menjadi orang bebal di dalam mengeksploitasi sumber daya ataukah
kita memiliki hikmat untuk menjalani hidup dengan lebih bijak. , mulai
dengan langkah kecil
1. Kalau hanya ingin pergi ke indomaret di beda blok, hindari naik
kendaraa bermotor, berjalan kaki atau bersepeda tentu lebih
hemat dan tubuh menjadi lebih sehat.
2. Membeli sesuai kebutuhkan, menjauhi pembelian yang impulsif
seperti kalau ada discount atau garage sale.
3. Menggunakan sumber daya dengan wajar sesuai kebutuhan ,
seperti penggunaan listrik, air dll.
Marilah wujudkan kecintaan dengan membantu kelangsungan hidup
dunia ciptaan Allah dengan dimulai dari diri kira sendiri
RENUNGAN HARIAN
2 Korintus 9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut
kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena
paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
4. Di dalam Alkitab ,berkenaan dengan pemberian yang sifatnya jasmani
saya tertarik dengan dua kisah yakni mengenai janda di Sarfat yang
memberi kepada Nabi Elia di tengah kekurangannya dan perumpamaan
Yesus mengenai janda miskin yang memberikan dua logam tembaha
sebagai persembahannya. Keduanya memberikan persembahan kepada
Tuhan di dalam keterbatasan sumber daya yang ia miliki. Begitu pula
ketika Abrahan mengorbankan anaknya Ishak untuk dipersembahkan
kepada Tuhan. Ishak boleh dikatakan adalah harta Abraham yang
paling berharga
Ketika mereka memberi saya yakin tidak ada di dalam pikiran mereka
bahwa mereka memberi dengan Tuhan membalas dengan berkali-kali
lipat. Saya memiliki satu kawan yang satu kali menjual mobil katana
satu-satunya yang dia pergunakan untuk bekerja dan seluruhnya
diberikan kepada gereja. Ketika itu saya tanya, mengapa ia lakukan itu.
Ternyata motivasinya adalah karena pengajaran di gerejanya adalah
memberikan sesuatu untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat-
lipat. Ketika ditunggu beberapa bulan setelah mobil terjual dan
kemudian hasilnya dipersembahkan kepada Tuhan, tetapi hasil
berlipat-lipat tidak kunjung didapatkan maka ia menjadi stress dan
depresi, serta menyalahkan pendeta bahkan menyalahkan Tuhan
Beberapa waktu belakangan ini banyak anggota gereja yang
dininabobokan dengan khotbah-khotbah yang secara eksplisit terlihat
sebagai ajaran Kristus, tetapi secara implisit sudah disusupi oleh
prinsip ekonomi . Prinsip ekonomi adalah
Dengan sumber data terbatas untuk memperoleh hasil sebesar-
besarnya atau mencapai hasil tertentu dengan sumber daya yang
sekecil-kecilnya
5. Sudah pasti teman yang menjual katananya itu ketika member , yang
ada di hati kecilnya ketika ia bercerita kepada saya adalah saya
memberi Tuhan seharga Katana, Tuhan balaskan saya seharga Jaguar.
Mempersembahkan sesuatu untuk Tuhan tidaklah salah, tetapi kalimat
selanjutnya yang perlu diperhatikan, memberi menurut kerelaan hati
dan sukacita, atau memberi dengan sedih dan mengharap pamrih?
RENUNGAN HARIAN
Amsal 11:24 Ada yang menyebar harta tetapi bertambah kaya,
ada yang menghemat secara luar biasa namun selalu berkekurangan .
Masih membahas mengenai persembahan, masih mengenai kisah dari
janda di Sarfat. Dari kekurangannya janda di Sarfat member Nabi Elia
makan, dengan ikhlas dan sudah sangat siap bahwa setelah itu ia dan
anaknya akan mati karena sudah tidak ada makanan lagi. Tapi
nyatanya bukan kekurangan dan kematian yang ia hadapi tetapi
mukjijat sehingga ia dapan mememuhi kebutuhan pokoknya sehingga
dapat tetap bertahan hidup .
Menarik untuk saya beberapa waktu silam ketika menontol televise
saya mendengar ada salah satu pembicara yang berdoa, kira-kira
seperti ini , “ Tuhan saya klaim janjimu untuk memberikan berkat-berkat
kepada kami sampai tidak berkesudahan”.
Saya mencoba mencernakata klaim, klaim itu dalam Kamus besar
bahasa Indonesia artinya adalah Nomina (kata benda) tuntutan
pengakuan atas suatu fakta bahwa seseorang berhak (memiliki atau
mempunyai). Dalam arti lain, bahwa ketika berdoa , pembicara tadi
telah menuntut Tuhan atas hak yang ia pikir harus ia peroleh. Selain
itu, klaim juga sangat umum dipergunakan di dalam bisnis asuransi.
6. Klaim asuransi adalah Sebuah permintaan resmi kepada perusahaan
asuransi, untuk meminta pembayaran berdasarkan ketentuan
perjanjian. Klaim Asuransi yang diajukan akan ditinjau oleh
perusahaan untuk validitasnya dan kemudian dibayarkan kepada pihak
tertanggung setelah disetujui. Pertanyaan kemudian , kalau mau
menggunakan terminologi ekonomi apakah ketika kita mengajukan
klaim ke Tuhan, apakah kita pernah berpikir dan merenungkan apakah
“premi” kita bayarkan ?
Sama sekali tidak salah, apabila kita berdoa ingin diberkati. Tetapi
apakah kita yang kecil ini yang sudah ditebus dosanya dengan bilur-
bilur dan darahNya, masih layak mengklaim Tuhan ? menuntut Tuhan
seakan-akan kita berhak , karena semua kewajiban sudah kita
jalankan? Menebar harta tidak semata-mata adalah memberikan
persembahan ke gereja tokk…..harta yang kita miliki bukan hanya uang
satu-satunya. Setiap manusia punya kehendak bebas (free will), yang
bisa menggunakan sumber daya yang ada di dalam otoritasnya , akal
budinya, kecerdasan, waktu yang diberikan Tuhan. Apakah kita sudah
“menyebar” harta kita itu untuk kemuliaan Tuhan? Kalau belum
seutuhnya, janganlah pernah lagi kita menuntut atau klaim janji Tuhan.
RENUNGAN HARIAN
Amsal 11 : 1 Neraca serong adalah kekejian bagi Tuhan, tetapi Ia
berkenan akan batu timbangan yang benar.
Dunia akhir-akhir ini mengenal dua istilah kebohongan atau
kecurangan, yakni White Lie dan Black Lie , atau kebohongan putih dan
7. kebohongan hitam. Kebohongan putih itu seperti kebohongan yang
secara konvensi (aturan tidak tertulis) diakui sebagai kebohongan yang
sudah lazim dilakukan dan dapat dibenarkan, sedangkan black lie
adalah kebohongan atau kecurangan yang secara konvensi belum
dapat diterima, masih dianggap sebagai suatu kejahatan.
Ketika Amsal ini ditulis , saya yakin kondisi pada saat itu adalah para
pedagang di jaman itu menggunakan timbangan dan neraca. Dimana
pedagang jujur menggunakan timbangan yang benar sedangkan yang
tidak jujur berusaha untuk curang dengan menggunakan neraca serong.
Jelas di ayat ini dituliskan bahwa kecurangan itu adalah kekejian bagi
Tuhan.
Kecurangan saat ini jenisnya bermacam-macam dengan semakin
kompleksnya dunia usaha dan dunia ekonomi. Kalau saya coba berikan
beberapa contoh kecurangan baik yang kecil dan besar yang pernah
saya temui antara lain:
1. Pedagang emas atau buah menggunakan timbangan yang tidak
benar supaya memperoleh untung lebih banyak
2. Karyawan mengkorupsi waktu kerja dengan bermain-main,
browsing hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan selama
jam kerja, bahkan menggunakan fasilitas kantor untuk
kepentingan pribadi
3. Siswa di sekolah mencontek, member contekan untuk mendapat
nilai yang baik.
4. Tukang reparasi sengaja mengendorkan beberapa baut supaya
salam waktu beberapa bulan ia dipanggil kembali untuk reparasi
5. Pedagang mobil membuat main kilometer di mobil jualannya
supaya mobilnya cepat laku
8. 6. Guru di sekolah memberikan waktu bebas (free time) untuk para
siswa supaya siswa senang dan si guru bisa mengerjakan hal-hal
yang lain
Ya itulah adalah beberapa contoh kecurangan jaman ini, yang jelas-
jelas Tuhan bilang itu adalah kekejian bagiNya. Memang sulit untuk kita
tidak mengikuti trend buruk ini, tetapi seperti Tuhan katakan, kita harus
memikul salib masing-masing. Rela menderita saat ini karena menjadi
pengikut Tuhan, karena tidak boleh curang. Apakah kita siap untuk
terus berproses menjadi semakin baik? Menjauhi kecurangan? Tidak
ikut-ikutan konvensi yang meng iya kan dan melumrahkan kecurangan?
Selamat berproses.