SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 57
DNA
Nurul Anisha Hakim
131501128
Kelas 3A
Dosen : Prof. Dra. Siti Morin Sinaga., Msc.,Apt
I.PENDAHULUAN
• Asam nukleat merupakan suatu polinukleotida,
yaitu polimer linier yang tersusun dari monomer-
monomer nukleotida yang berikatan melalui
ikatan fosfodiester. Fungsi utama asam nukleat
adalah sebagai tempat penyimpanan dan
pemindahan informasi genetik. Informasi ini
diteruskan dari sel induk ke sel anak melalui
proses replikasi. Sel memiliki dua jenis asam
nukleat yaitu asam deoksiribonukleat
(deoxyribonucleic acid/DNA) dan asam
ribonukleat (ribonucleic acid/RNA). (Marks
Dawn,et al., 2000).
Deoxyribonucleic Acid (DNA)
DNA merupakan materi yang membentuk
kromosom-kromosom dan juga merupakan
informasi genetik yang tersimpan dalam tubuh
makhluk hidup.
Instruksi-instruksi genetika ini berperan
penting dalam pertumbuhan, perkembangan,
dan fungsi organisme dan virus
DNA hanya dapat ditemukan di dalam nukleus
Sejarah
DNA pertama kali berhasil dimurnikan
pada tahun 1868 oleh ilmuwan Swiss
Friedrich Miescher di Tubingen, Jerman,
yang menamainya nuclein berdasarkan
lokasinya di dalam inti sel. Namun
demikian, penelitian terhadap peranan
DNA di dalam sel baru dimulai pada awal
abad 20, bersamaan dengan ditemukannya
postulat genetika Mendel. DNA dan
protein dianggap dua molekul yang paling
memungkinkan sebagai pembawa sifat
genetis berdasarkan teori tersebut.
DNA Struktur
• Outside / Backbones
Made Of:
– Alternating
Phosphates and
Sugars
• Inside / Steps Made
of:
– Nitrogenous Bases
James Watson dan Francis
Crick memenangkan Nobel di
tahun 1962 mengenai model
penyatuan sturktur DNA.
Bersama dengan Rosalind
Franklin dan Maurice Wilkins,
mereka menyatakan bahwa
struktur DNA merupakan dua
untaian nukleotida yang disebut
dengan double helix, dimana
untaian tersebut tersusun secara
spiral dengan posisi gula dan
gugus fosfat terletak di sisi luar
dan basa-basa nitrogen saling
berpasangan di sisi dalam
(menyambung kedua untaian
tersebut).
DNA Nukleotida
• Nukleotida merupakan monomer dari DNA.
• Structure:
– Phosphate
– Deoxyribose Sugar
– Nitrogenous Base
Basa Nitrogen
4 Types of Bases:
– A = Adenine
– T = Thymine
– G = Guanine
– C = Cytosine
Perbedaan DNA dan RNA
Prinsip Kerja DNA Fingerprint
Sebuah sistem fingerprint scanner memiliki dua pekerjaan,
yakni mengambil gambar sidik jari Anda, dan memutuskan
apakah pola alur sidik jari dari gambar yang diambil sama dengan
pola alur sidik jari yang ada di database. Ada beberapa cara
untuk mengambil gambar sidik jari seseorang, namun salah satu
metode yang paling banyak digunakan saat ini adalah optical
scanning.
Inti dari scanner optical adalah charge coupled device (CCD),
sistem sensor cahaya yang sama digunakan pada kamera digital
dan camcorder. CCD merupakan sebuah larik sederhana dari
diode peka cahaya yang disebut photosite, yang menghasilkan
sinyal elektrik yang merespon foton cahaya. Setiap photosite
merekam sebuah pixel, titik kecil yang merepresentasikan cahaya
dan membenturnya. Pixel-pixel ini membentuk pola terang dan
gelap dari sebuah gambar hasil scan sidik jari seseorang.
• Tahap selanjutnya dalam pencocokan adalah memasukkan sampel DNA ke
mesin PCR. Langkah dasar penyusunan DNA fingerprint dengan PCR yaitu
dengan amplifikasi (pembesaran) sebuah set potongan DNA yang
urutannya belum diketahui. Prosedur ini dimulai dengan mencampur
sebuah primer amplifikasi dengan sampel genomik DNA. Satu nanogram
DNA sudah cukup untuk membuat suatu plate reaksi. Jumlah tersebut
didapat dari isolasi satu tetes darah kering, dari sel-sel yang melekat pada
pangkal rambut atau dari jaringan apa saja yang ditemukan di TKP.
Kemudian primer amplifikasi tersebut digunakan untuk menjiplak pada
sampel DNA yang mempunyai urutan basa yang cocok. Hasil akhirnya
berupa copy urutan DNA hasil amplifikasi dengan DNA sampel. Setelah itu,
copy tersebut akan di karakterisasi dengan elektroforesis untuk melihat
pola pita DNA nya. Karena setiap urutan DNA pada semua orang berbeda,
maka jumlah dan lokasi pita DNA setiap individu juga berbeda. Pola pita
inilah yang disebut dengan DNA fingerprint.
Prinsip metode PCR (Poly chain
Reaction)
• PCR merupakan suatu teknik amplifikasi DNA (PENGGANDAAN DNA )
secara in vitro yang mampu mengamplifikasi segmen tertentu dari
keseluruhan genom bakteri. Proses amplifikasi PCR melibatkan variasi
suhu yang mendekati suhu didih air, jadi diperlukan enzim polimerase
yang tetap stabil dalam temperatur yang tinggi. Padaproses PCR, enzim
polimerase yang digunakan berasal dari bakteri Thermusaquaticus (Taq)
yang hidup di lingkungan bersuhu lebih dari 90oC.
• Berikut adalah tiga tahap pengulangan yang penting dalam proses PCR
yaitu :
• Denaturasi
Pada tahap ini molekul DNA dipanaskan sampai suhu 94oC
yangmnyebabkan terjadinya pemisahan untai ganda DNA menjadi untai DNA
tunggal. Untai DNA tunggal inilah yang menjadi cetakan bagi untai DNA baru
yang akan dibuat.
• Penempelan (Annealing)
Enzim Taq polimerase dapat memulai pembentukan suatu untai DNA baru
jika ada seuntai DNA berukuran pendek (DNA yang mempunyai panjang
sekitar 10 sampai 30 pasang basa) yang menempel pada untai DNA target
yang telah terpisah. DNA yang pendek ini disebut primer. Agar suatu primer
dapat menempel dengan tepat pada target, diperlukan suhu yang rendah
sekitar 550C selama 30-60 detik.
• Pemanjangan (Ektension)
• Setelah primer menempel pada untai DNA target, enzim DNA polimerase
akan memanjangkan sekaligus membentuk DNA yang baru dari gabungan
antara primer, DNA cetakan dan nukleotida.
• Ketika tiga tahap di atas dilakukan pengulangan, maka untai DNA yang
baru dibentuk akan kembali mengalami proses denaturasi, penempelan
dan pemanjangan untai DNA menjadi untai DNA yang baru. Pengulangan
proses PCR akan menghasilkan amplifikasi DNA cetakan baru secara
eksponensial (Marks Dawn, et al., 2000).
Komponen-Komponen untuk Reaksi PCR
• DNA cetakan / DNA target
Merupakan keseluruhan DNA sampel yang di dalamnya terkandung fragmen
DNA target. Fungsi DNA templat di dalam proses PCR adalah sebagai cetakan
untuk pembentukan molekul DNA baru yang sama. Templat DNA ini dapat berupa
DNA kromosom, DNA plasmid ataupun fragmen DNA apapun asal di dalam DNA
templat tersebut mengandung fragmen DNA
• Primer
Primer adalah suatu oligonukleotida yang memiliki 10 sampai 40 pb (pb =
pasangan basa) dan merupakan komplementer dari DNA target. Pemilihan primer
yang tidak sesuai dapat menyebabkan tidak terjadinya reaksi polimerasi antara
gen target dengan primer. Berikut adalah kriteria pemilihan primer, yaitu : target
yang dituju.
1. Panjang primer : 15-30 pb
2. Kandungan GC sekitar 50%
3. Temperatur penempelan kedua primer tidak jauh berbeda
4. Urutan nukleotida yang sama harus dihindari
5. Tidak boleh terjadi self dimmer, pair dimmer, atau hairpin
• DNA Polimerase
Merupakan enzim yang stabil dalam pemanasan dan umumnya digunakan
enzim Taq DNA polimerase (Taq = Thermus aquaticus). Enzim ini tetap stabil
mengamplifikasi DNA walaupun amplifikasi berjalan pada suhu mendekati
titik didih air.
• Buffer / Dapar
Buffer atau dapar yang digunakan umumnya mengandung MgCl2 yang
mempengaruhi stabilitas dan kerja enzim polimerase. Reaksi PCR hanya akan
berlangsung pada kondisi pH tertentu. Oleh karena itu untuk melakukan
proses PCR diperlukan buffer PCR. Fungsi buffer di sini adalah untuk
menjamin pH medium. Selain buffer PCR diperlukan juga adanya ion Mg2+,
ion tersebut berasal dari berasal MgCl2. MgCl2 bertindak sebagai kofaktor
yang berfungsi menstimulasi aktivitas DNA polimerase.
• dNTPS
dNTPS atau deoxynukleotide Triphosphates merupakan suatu nukleotida
bebas yang berperan dalam perpanjangan primer melalui pembentukkan
pasangan basa dengan nukleotida dari DNA target (Innis M. and Gelfand D. in
White Thomas, 1990).
Replikasi DNA
❶ Inisiasi
Pelepasan untai DNA
• Sebuah enzim yang disebut helikase direkrut ke lokasi untuk unwinding
(proses penguraian/seperti membuka resleting) heliks dalam alur
tunggal.
• Helikase melepaskan ikatan hidrogen antara pasangan basa, dengan
cara yang tergantung energi. Titik ini atau wilayah DNA yang sekarang
dikenal sebagai garpu replikasi (Garpu replikasi atau cabang replikasi
adalah struktur yang terbentuk ketika DNA bereplikasi). Setelah heliks
yang terbuka, protein yang disebut untai tunggal mengikat protein (SSB)
mengikat daerah terbuka dan mencegah mereka untuk menempel
kembali. Proses replikasi sehingga dimulai, dan garpu replikasi
dilanjutkan dalam dua arah yang berlawanan sepanjang molekul DNA.
❷ Sintesis Primer
• Sintesis DNA Primer
Sintesis baru, untai komplementer DNA menggunakan
untai yang ada sebagai template yang dibawa oleh enzim
yang dikenal sebagai DNA polimerase.
DNA polimerase tidak dapat memulai sintesis DNA secara
independen, dan membutuhkan 3′ gugus hidroksil untuk
memulai penambahan nukleotida komplementer. Ini mensintesis
bentangan pendek RNA ke untai DNA yang ada. segmen pendek
disebut primer, dan terdiri dari 9-12 nukleotida.
Hal ini memberikan DNA polimerase platform yang diperlukan
untuk mulai menyalin sebuah untai DNA. Setelah primer
terbentuk pada kedua untai, DNA polimerase dapat
memperpanjang primer ini menjadi untai DNA baru.
❸ Sintesis leading strand
DNA polimerase dapat menambahkan
nukleotida baru hanya untuk ujung 3′ dari untai
yang ada, dan karenanya dapat mensintesis DNA
dalam arah 5′ → 3′ saja. Tapi untai DNA berjalan
di arah yang berlawanan, dan karenanya sintesis
DNA pada satu untai dapat terjadi terus
menerus. Hal ini dikenal sebagai untaian
pengawal (leading strand).
❹ Sintesis lagging Strand (untai tertinggal)
Pada untai berlawanan, DNA disintesis secara terputus dengan
menghasilkan serangkaian fragmen kecil dari DNA baru dalam arah 5
‘→ 3′. Fragmen ini disebut fragmen Okazaki, yang kemudian bergabung
untuk membentuk sebuah rantai terus menerus nukleotida. Untai ini
dikenal sebagai lagging Strand (untai tertinggal) sejak proses sintesis
DNA pada untai ini hasil pada tingkat yang lebih rendah.
❺ Penghapusan Primer
Meskipun untai DNA baru telah disintesis primer RNA hadir pada untai
baru terbentuk harus digantikan oleh DNA. Kegiatan ini dilakukan oleh
enzim DNA polimerase I (DNA pol I). Ini khusus menghilangkan primer
RNA melalui ‘5→ 3′ aktivitas eksonuklease nya, dan menggantikan
mereka dengan deoksiribonukleotida baru dengan 5 ‘→ 3′ aktivitas
polimerase DNA.
❻ Ligasi
Setelah penghapusan primer selesai untai tertinggal masih
mengandung celah antara fragmen Okazaki berdekatan. Enzim
ligase mengidentifikasi dan menyumbat celah tersebut dengan
menciptakan ikatan fosfodiester antara 5 ‘fosfat dan 3′ gugus
hidroksil fragmen yang berdekatan.
❼ Terminasi (pemutusan)
Replikasi ini terhenti di lokasi terminasi khusus yang terdiri
dari urutan nukleotida yang unik. Urutan ini diidentifikasi oleh
protein khusus yang disebut tus yang mengikat ke situs tersebut,
sehingga secara fisik menghalangi jalur helikase. Ketika helikase
bertemu protein tus itu jatuh bersama dengan untai tunggal
protein pengikat terdekat.
SINTESIS PROTEIN
• Dalam tahap-tahap sintesis protein akan dibahas bagaimana
DNA dan RNA melaksanakan proses dalam pewarisan sifat
kepada keturunannya dengan melakukan proses sintesis
protein, yaitu proses penyusunan senyawa protein dengan
membentuk rangkaian rantai polipeptida.
• Tahap-tahap sintesis protein ini terjadi di dalam ribosom dan
pengaturan sintesis protein dilakukan oleh gen (DNA) di
dalam inti. Gen, dalam hal ini DNA ketika menjalankan
fungsinya, yaitu menyusun protein sangat dipengaruhi oleh
susunan sel serta gen-gen lain dalam lingkungannya. Kegiatan
sel diatur oleh berbagai enzim, yaitu senyawa protein yang
bekerjanya sangat spesifik.
• Tahap-tahap sintesis protein terjadi melalui dua tahap, yakni
transkripsi dan translasi.
Transkripsi
• Proses ini berlangsung di dalam inti sel. Transkripsi
merupakan proses sintesis langsung RNA dari DNA. Pada saat
inti sel memerintahkan perlunya sintesis protein, informasi
DNA dialihkan melalui RNA pembawa pesan yang disebut RNA
messenger (mRNA). mRNA berisikan salinan langsung
pasangan basa dari DNA. Tahap inilah yang dinamakan dengan
transkripsi.
• Tahap inisiasi transkripsi dimulai dengan pengenalan daerah
gen di DNA oleh enzim RNA polimerase. Daerah ini dinamakan
dengan promoter, yakni tempat dimulainya sintesis pasangan
DNA oleh mRNA.
• RNA polimerase akan membuka ikatan double helix pada
bagian gen yang dikenali dan kemudian akan menyalin urutan
basa yang ada pada DNA
• Proses transkripsi diakhiri jika gen di daerah rantai template
telah selesai dibaca (terdapat kodon stop). DNA memiliki
mekanisme agar RNA polimerase dapat mengenali akhir dari
gen dengan kode basa tertentu, daerah ini dikenal dengan
nama terminator. Proses akhir dari transkripsi ini dinamakan
dengan terminasi. Setelah itu, rantai mRNA akan keluar dari
DNA menuju ribosom di sitoplasma.
• 2. Translasi
• Tahap sintesis protein berikutnya adalah translasi. mRNA mengandung
urutan basa yang akan diterjemahkan menjadi protein (asam amino). Kode
genetik, yang dibawa di dalamnya (kodon) dibaca dalam urutan tiga basa
(triplet) menjadi protein. Proses penerjemahan kodon menjadi protein
atau yang disebut dengan translasi.
• Ribosom, sebagai tempat pembuatan protein terdiri atas dua bagian yang
disebut subunit kecil dan subunit besar. Secara garis besar, translasi dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Pada tahap
inisiasi, mRNA akan menempel pada subunit kecil ribosom. Subunit kecil
ini akan mengenali kode awal genetik AUG dari mRNA yang disebut
sebagai start kodon. Subunit besar ribosom kemudian akan bergabung
dengan subunit kecil membentuk kompleks ribosom.
• Proses penerjemahan ini dibantu oleh tRNA yang membawa pasangan
kodon dari mRNA. Pasangan basa tRNA di ribosom ini dinamakan sebagai
antikodon. tRNA akan datang membawakan pasangan basa yang sesuai
dengan kodon dari mRNA.
• Tahapan selanjutnya adalah elongasi dari pembacaan kodon
oleh tRNA sehingga terbentuk rantai polipeptida. Elongasi
akan berhenti pada tahap pembacaan urutan basa spesifik
yang memerintahkan proses translasi dihentikan (tahap
terminasi). Urutan ini biasanya terdiri atas UAA, UAG, dan
UGA yang dikenal dengan nama stop kodon.
Mutasi DNA
Mutasi adalah suatu perubahan yang terjadi pada bahan
genetik yang menyebabkan perubahan ekspresinya. Perubahan
bahan genetik dapat terjadi pada tingkat pasangan basa,
tingkatsatu ruas DNA, bahkan pada tingkat kromosom. Peristiwa
terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Sedangkan, individu yang
mengalami mutasi sehingga menghasilkan fenotip baru disebut
mutan. Faktor yang menyebabkan mutasi disebut mutagen.
Mutasi Gen (Mutasi Titik)
Mutasi gen atau mutasi titik adalah mutasi yang terjadi karena
perubahan pada satu pasang basa DNA suatu gen. Perubahan
DNA menyebabkan perubahan kodon-kodon RNAd, yang
akhirnya menyebabkan perubahan asam amino tertentu pada
protein yang dibentuk.
• Subtitusi pasangan basa
Subtitusi pasangan basa ialah pergantian satu pasang
nukleotida oleh pasangan nukleotida lainnya Subtitusi pasangan
basa ini kadang-kadang tidak menyebabkan perubahan protein,
karena adanya kodon sinonim (kodon yang terdiri atas tiga
urutan basa yang berbeda, tetapi menghasilkan asam amino
yang sama).
Misalnya, basa nitrogen pada DNA adalah CGC menjadi
CGA sehingga terjadi perubahan kodon pada RNA-d
dari GCG menjadi GCU. Sedangkan, asam amino yang
dipanggil sama, yaitu arginin.
Subtitusi pasangan basa ada dua macam, yaitu transisi
dan tranversi.
• *Transisi adalah penggantian satu basa purin oleh
basa purin yang lain, atau penggantian basa pirimidin
menjadi basa pirimidin yang lain.
• *Tranversi adalah penggantian basa purin oleh basa
pirimidin, atau basa pirimidin oleh basa
• Penambahan atau pengurangan pasangan basa
Penambahan atau pengurangan basa pada DNA dapat
menyebabkan perubahan sederetan kodon RNA-d yang
terdapat di belakang titik perubahan tersebut, berarti
juga akan terjadi perubahan asam amino yang disandikan
melalui RNA-d tersebut. Akibat lain dari penambahan
atau pengurangan basa adalah terjadinya pergeseran
kodon akhir pada RNA-d. Pergeseran kodon akhir
menyebabkan rantai polipeptida mutan menjadi lebih
panjang atau lebih pendek. Mutasi ini disebut juga mutasi
ubah rangka karena menyebabkan perubahan ukuran
pada DNA maupun polipeptida.
Mutasi ubah rangka ini dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu penambahan basa (adisi) dan pengurangan basa
(delesi).
Delesi
Duplikasi
Identifikasi kasus kriminal
STUDI MUTASI TITIK A3243G DNA MITOKONDRIA PENYEBAB
MATERNALLY INHERITED DIABETES AND DEAFNESS
• Mutasi pada posisi 3243 telah diteliti sebagai mutasi kausal pada diabetes turunan
maternal dengan ketulian atau MIDD
• Database MITOMAP 2004 menyebutkan penyakit mithocondrial myopathy,
encephalopathy,lactic acidosis, and strokelike episodes (MELAS) juga termasuk satu
dari subkelompok klinik mitochondrial encephalopathy yang utama dan
disebabkan oleh mutasi tunggal gen tRNALeu yang bertanggung jawab untuk
translasi UUR (R = A atau G) kodon leusin (tRNALeu(UUR))
• Pasien yang memiliki mutasi mtDNA A3243G cenderung nonobesitas,
nonketoasidosis, menyerang usia dewasa, terutama jika muncul gangguan
pendengaran, atau jika terdapat riwayat keluarga garis keturunan seibu yang
diabetes dengan gangguan pendengaran(Sriwidodo,2008).
• Penderita diabetes dengan anggota keluarga yang masih sehat, memiliki
kecenderungan
• risiko tinggi mendapatkan penyakit diabetes, dan akan sangat menguntungkan
apabila dapat didiagnosis dan diintervensi secepat mungkin penderita MIDD
memiliki kecenderungan mengalami peningkatan asam laktat, sehingga dihindari
penggunaan antidiabetik oral golongan metformin.
Teknologi DNA Rekombinan
• Kumpulan teknik atau metoda yang digunakan
untuk mengkombinasikan gen-gen secara
buatan. Teknologi DNA rekombinan telah
memberikan manfaat dibidang ilmu
pengetahuan maupun dibidang terapan.
1. Therapi gen untuk penyakit
• Dilakukan dengan menggantikan gen yang
mengalami kerusakan dengan gen yang
normal, digunakan untuk mengobati penyakit-
penyakit keturunan (genetic disorders) dan
penyakit lain yang disebabkan oleh kerusakan
gen (misal: kanker)
• SelBonemarrow
mengandung stem sel
yang mampu
miningkatkan semua
sel-sel darah dan sistem
imun
BidangPertanian:
• BakteriIce-(ice minus): bakteriyang telah
direkayasa sehingga tidak membeku pada
suhu rendah. Digunakan (disemprotkan) pada
tanaman agar tanaman tidak membeku
dimusim dingin. Telah diperdagangkan dengan
merek FrostbanR
Organisme transgenik
• Organisme yang membawa
gen yang berasal dari jenis
organisme lainnya.
Contoh:
• Tanaman kapas-Bt dan tomat-
Bt tahan terhadap serangan
hama karena menghasilka
ntoksin yang dapat
membunuh hamanya.
• Toksin pada kapas-Bt dan
tomat-Bt disandikan oleh gen
yang berasal dar ibakteri
Bacillus thuringiensis (Bt =
Bacillus thuringiensis)
• Tanaman kapas-Bt dan tomat-
Bt = tanaman transgenik
Bagaimana membuat dan menyisipkan DNA rekombinan pada
tanaman: Bakteri Agrobacteriumtumefaciens
Untuk menyisipkan gen kedalam genom tanaman.
• Prinsip: Agrobacteriumtumefaciens strain liar
(galur alami) memiliki plasmid Ti. Pada plasmid Ti
terdapat T-DNA yang mengandung gen penyebab
tumor.
• Pada waktu menginfeksi tanaman,
Agrobacteriumtumefaciens menyisipkan T-DNA
kedalam kromosom sel tanaman sehingga sel-sel
tanaman yang terinfeksi membentuk tumor.
• Gen yang diinginkan dimasukkan kedalam sel
tanaman dengan cara menitipkannya (menyisipkan)
padaT-DNA.
• Agrobacterium yang digunakan untuk menginfeksi
sel tanaman adalah Agrobacterium yang sudah tidak
patogen
DNA Replikasi

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visWidya Wirandika
 
Ekskresi hewan akuatik & terestrial
Ekskresi hewan akuatik & terestrialEkskresi hewan akuatik & terestrial
Ekskresi hewan akuatik & terestrialGoogle
 
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)Eva Apriliyana Rizki
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrinAstri Maulida
 
Biosentesis metabolit sekunder
Biosentesis metabolit sekunderBiosentesis metabolit sekunder
Biosentesis metabolit sekunderSyahrir Ghibran
 
Imunokimia
Imunokimia Imunokimia
Imunokimia Dedi Kun
 
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoidMakalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoiddharma281276
 
Protein interferon
Protein interferonProtein interferon
Protein interferonEaster Tawy
 
Senyawa metabolit sekunder
Senyawa metabolit sekunderSenyawa metabolit sekunder
Senyawa metabolit sekundermiomadre
 
analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1mila_indriani
 
Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)cumipaus
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoPujiati Puu
 
Titrasi argentrometri
Titrasi argentrometriTitrasi argentrometri
Titrasi argentrometriandi septi
 

Was ist angesagt? (20)

Teknik transformasi
Teknik transformasiTeknik transformasi
Teknik transformasi
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv vis
 
Ekskresi hewan akuatik & terestrial
Ekskresi hewan akuatik & terestrialEkskresi hewan akuatik & terestrial
Ekskresi hewan akuatik & terestrial
 
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
 
PCR
PCRPCR
PCR
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Ppt elektroforesis
Ppt elektroforesisPpt elektroforesis
Ppt elektroforesis
 
Percobaan III
Percobaan IIIPercobaan III
Percobaan III
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Biosentesis metabolit sekunder
Biosentesis metabolit sekunderBiosentesis metabolit sekunder
Biosentesis metabolit sekunder
 
Imunokimia
Imunokimia Imunokimia
Imunokimia
 
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoidMakalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
 
Protein interferon
Protein interferonProtein interferon
Protein interferon
 
Senyawa metabolit sekunder
Senyawa metabolit sekunderSenyawa metabolit sekunder
Senyawa metabolit sekunder
 
analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1
 
Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam amino
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
Titrasi argentrometri
Titrasi argentrometriTitrasi argentrometri
Titrasi argentrometri
 
Metabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMetabolisme asam amino
Metabolisme asam amino
 

Andere mochten auch

makalah peranan hormon , enzim dan asam nukleat pada metabolisme tubuh
makalah peranan hormon , enzim dan asam nukleat pada metabolisme tubuhmakalah peranan hormon , enzim dan asam nukleat pada metabolisme tubuh
makalah peranan hormon , enzim dan asam nukleat pada metabolisme tubuhRr-Clara Adelina P
 
Bioteknologi friends kelas 9 b SMPN 264 Jakarta
Bioteknologi friends kelas 9 b SMPN 264 JakartaBioteknologi friends kelas 9 b SMPN 264 Jakarta
Bioteknologi friends kelas 9 b SMPN 264 JakartaLiana Susanti SMPN 248
 
Kuliah 3 struktur dan fungsi sel
Kuliah 3 struktur dan fungsi selKuliah 3 struktur dan fungsi sel
Kuliah 3 struktur dan fungsi selzaldevi
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaVivi Yunisa
 
ppt kajian jurnal tomat transgenik
ppt kajian jurnal tomat transgenikppt kajian jurnal tomat transgenik
ppt kajian jurnal tomat transgenikGoogle
 
Bab 3 sintesis protein
Bab 3 sintesis proteinBab 3 sintesis protein
Bab 3 sintesis proteinRibka Sepatia
 

Andere mochten auch (11)

makalah peranan hormon , enzim dan asam nukleat pada metabolisme tubuh
makalah peranan hormon , enzim dan asam nukleat pada metabolisme tubuhmakalah peranan hormon , enzim dan asam nukleat pada metabolisme tubuh
makalah peranan hormon , enzim dan asam nukleat pada metabolisme tubuh
 
MUTASI pada GENOM
MUTASI pada GENOMMUTASI pada GENOM
MUTASI pada GENOM
 
Bioteknologi friends kelas 9 b SMPN 264 Jakarta
Bioteknologi friends kelas 9 b SMPN 264 JakartaBioteknologi friends kelas 9 b SMPN 264 Jakarta
Bioteknologi friends kelas 9 b SMPN 264 Jakarta
 
Kuliah 3 struktur dan fungsi sel
Kuliah 3 struktur dan fungsi selKuliah 3 struktur dan fungsi sel
Kuliah 3 struktur dan fungsi sel
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
ppt kajian jurnal tomat transgenik
ppt kajian jurnal tomat transgenikppt kajian jurnal tomat transgenik
ppt kajian jurnal tomat transgenik
 
Bab 8 bioteknologi - Kelas 3 SMA
Bab 8   bioteknologi - Kelas 3 SMABab 8   bioteknologi - Kelas 3 SMA
Bab 8 bioteknologi - Kelas 3 SMA
 
Bab 7 evolusi XII SMA IPA
Bab 7 evolusi XII SMA IPABab 7 evolusi XII SMA IPA
Bab 7 evolusi XII SMA IPA
 
Bab 3 sintesis protein
Bab 3 sintesis proteinBab 3 sintesis protein
Bab 3 sintesis protein
 
Sistem Pencernaan
Sistem PencernaanSistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
 
dna dan gen
dna dan gendna dan gen
dna dan gen
 

Ähnlich wie DNA Replikasi

Ähnlich wie DNA Replikasi (20)

KELOMPOK 1 BIOMOL.pptx
KELOMPOK 1 BIOMOL.pptxKELOMPOK 1 BIOMOL.pptx
KELOMPOK 1 BIOMOL.pptx
 
Ona's Cloning presentation
Ona's Cloning presentationOna's Cloning presentation
Ona's Cloning presentation
 
Biomol 5-replication
Biomol 5-replicationBiomol 5-replication
Biomol 5-replication
 
Pcr ii
Pcr iiPcr ii
Pcr ii
 
III. Replikasi dan ekspresi Gen.ppt
III. Replikasi dan ekspresi Gen.pptIII. Replikasi dan ekspresi Gen.ppt
III. Replikasi dan ekspresi Gen.ppt
 
Metabolisme asam nukleat ii
Metabolisme asam nukleat iiMetabolisme asam nukleat ii
Metabolisme asam nukleat ii
 
Materi Genetik
Materi GenetikMateri Genetik
Materi Genetik
 
replikasi.ppt
replikasi.pptreplikasi.ppt
replikasi.ppt
 
Genetik
GenetikGenetik
Genetik
 
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - REPLIKASI DNA & EKSPRESI GEN.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - REPLIKASI DNA & EKSPRESI GEN.pptxMATERI BIOLOGI MOLEKULER - REPLIKASI DNA & EKSPRESI GEN.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - REPLIKASI DNA & EKSPRESI GEN.pptx
 
BIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTBIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPT
 
central dogma
central dogmacentral dogma
central dogma
 
Materi genetik
Materi genetikMateri genetik
Materi genetik
 
Polymerase chain-reaction-pcr
Polymerase chain-reaction-pcrPolymerase chain-reaction-pcr
Polymerase chain-reaction-pcr
 
materi tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidin
materi tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidinmateri tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidin
materi tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidin
 
Makalah biokimia tentang dna dan rna
Makalah  biokimia tentang dna dan rnaMakalah  biokimia tentang dna dan rna
Makalah biokimia tentang dna dan rna
 
biologi molekuler replikasi dna
 biologi molekuler replikasi dna biologi molekuler replikasi dna
biologi molekuler replikasi dna
 
Ppt replikasi DNA
Ppt replikasi DNAPpt replikasi DNA
Ppt replikasi DNA
 
Analisa dna sequencing
Analisa dna sequencingAnalisa dna sequencing
Analisa dna sequencing
 
Transkripsi.
Transkripsi. Transkripsi.
Transkripsi.
 

Mehr von nisha althaf

Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat nisha althaf
 
Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi ObatPemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi Obatnisha althaf
 
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
Pelayanan kefarmasian di Rumah SakitPelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakitnisha althaf
 
Tugas pharmaceutical care
Tugas pharmaceutical careTugas pharmaceutical care
Tugas pharmaceutical carenisha althaf
 
Tugas etika dan disiplin farmasis
Tugas etika dan disiplin farmasisTugas etika dan disiplin farmasis
Tugas etika dan disiplin farmasisnisha althaf
 
Laporan pkpa resep
Laporan pkpa resepLaporan pkpa resep
Laporan pkpa resepnisha althaf
 
PSPA: swamedikasi obat
PSPA: swamedikasi obatPSPA: swamedikasi obat
PSPA: swamedikasi obatnisha althaf
 
Compounding: Sublingual Topic
Compounding: Sublingual TopicCompounding: Sublingual Topic
Compounding: Sublingual Topicnisha althaf
 
Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal nisha althaf
 
Tugas farmakognosi
Tugas farmakognosiTugas farmakognosi
Tugas farmakognosinisha althaf
 
Tugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahariTugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam baharinisha althaf
 
perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)
perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)
perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)nisha althaf
 
kelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologiskelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologisnisha althaf
 
uji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepat
uji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepatuji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepat
uji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepatnisha althaf
 
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implanStabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implannisha althaf
 
Diuretic pharmacology
Diuretic pharmacologyDiuretic pharmacology
Diuretic pharmacologynisha althaf
 
farmakologi Diuretik
farmakologi Diuretikfarmakologi Diuretik
farmakologi Diuretiknisha althaf
 

Mehr von nisha althaf (20)

Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat
 
Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi ObatPemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi Obat
 
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
Pelayanan kefarmasian di Rumah SakitPelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
 
Tugas pharmaceutical care
Tugas pharmaceutical careTugas pharmaceutical care
Tugas pharmaceutical care
 
Tugas etika dan disiplin farmasis
Tugas etika dan disiplin farmasisTugas etika dan disiplin farmasis
Tugas etika dan disiplin farmasis
 
Laporan pkpa resep
Laporan pkpa resepLaporan pkpa resep
Laporan pkpa resep
 
PSPA: swamedikasi obat
PSPA: swamedikasi obatPSPA: swamedikasi obat
PSPA: swamedikasi obat
 
Compounding: Sublingual Topic
Compounding: Sublingual TopicCompounding: Sublingual Topic
Compounding: Sublingual Topic
 
Elektroforesis
Elektroforesis Elektroforesis
Elektroforesis
 
Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal
 
Tugas farmakognosi
Tugas farmakognosiTugas farmakognosi
Tugas farmakognosi
 
Tugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahariTugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahari
 
perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)
perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)
perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)
 
Abstract copy
Abstract   copyAbstract   copy
Abstract copy
 
kelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologiskelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologis
 
uji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepat
uji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepatuji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepat
uji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepat
 
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implanStabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
 
Diuretic pharmacology
Diuretic pharmacologyDiuretic pharmacology
Diuretic pharmacology
 
farmakologi Diuretik
farmakologi Diuretikfarmakologi Diuretik
farmakologi Diuretik
 
Hormon
Hormon Hormon
Hormon
 

DNA Replikasi

  • 1. DNA
  • 2. Nurul Anisha Hakim 131501128 Kelas 3A Dosen : Prof. Dra. Siti Morin Sinaga., Msc.,Apt
  • 3. I.PENDAHULUAN • Asam nukleat merupakan suatu polinukleotida, yaitu polimer linier yang tersusun dari monomer- monomer nukleotida yang berikatan melalui ikatan fosfodiester. Fungsi utama asam nukleat adalah sebagai tempat penyimpanan dan pemindahan informasi genetik. Informasi ini diteruskan dari sel induk ke sel anak melalui proses replikasi. Sel memiliki dua jenis asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid/DNA) dan asam ribonukleat (ribonucleic acid/RNA). (Marks Dawn,et al., 2000).
  • 4. Deoxyribonucleic Acid (DNA) DNA merupakan materi yang membentuk kromosom-kromosom dan juga merupakan informasi genetik yang tersimpan dalam tubuh makhluk hidup. Instruksi-instruksi genetika ini berperan penting dalam pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi organisme dan virus DNA hanya dapat ditemukan di dalam nukleus
  • 5.
  • 6. Sejarah DNA pertama kali berhasil dimurnikan pada tahun 1868 oleh ilmuwan Swiss Friedrich Miescher di Tubingen, Jerman, yang menamainya nuclein berdasarkan lokasinya di dalam inti sel. Namun demikian, penelitian terhadap peranan DNA di dalam sel baru dimulai pada awal abad 20, bersamaan dengan ditemukannya postulat genetika Mendel. DNA dan protein dianggap dua molekul yang paling memungkinkan sebagai pembawa sifat genetis berdasarkan teori tersebut.
  • 7. DNA Struktur • Outside / Backbones Made Of: – Alternating Phosphates and Sugars • Inside / Steps Made of: – Nitrogenous Bases James Watson dan Francis Crick memenangkan Nobel di tahun 1962 mengenai model penyatuan sturktur DNA. Bersama dengan Rosalind Franklin dan Maurice Wilkins, mereka menyatakan bahwa struktur DNA merupakan dua untaian nukleotida yang disebut dengan double helix, dimana untaian tersebut tersusun secara spiral dengan posisi gula dan gugus fosfat terletak di sisi luar dan basa-basa nitrogen saling berpasangan di sisi dalam (menyambung kedua untaian tersebut).
  • 8.
  • 9. DNA Nukleotida • Nukleotida merupakan monomer dari DNA. • Structure: – Phosphate – Deoxyribose Sugar – Nitrogenous Base
  • 10. Basa Nitrogen 4 Types of Bases: – A = Adenine – T = Thymine – G = Guanine – C = Cytosine
  • 12.
  • 13. Prinsip Kerja DNA Fingerprint
  • 14. Sebuah sistem fingerprint scanner memiliki dua pekerjaan, yakni mengambil gambar sidik jari Anda, dan memutuskan apakah pola alur sidik jari dari gambar yang diambil sama dengan pola alur sidik jari yang ada di database. Ada beberapa cara untuk mengambil gambar sidik jari seseorang, namun salah satu metode yang paling banyak digunakan saat ini adalah optical scanning. Inti dari scanner optical adalah charge coupled device (CCD), sistem sensor cahaya yang sama digunakan pada kamera digital dan camcorder. CCD merupakan sebuah larik sederhana dari diode peka cahaya yang disebut photosite, yang menghasilkan sinyal elektrik yang merespon foton cahaya. Setiap photosite merekam sebuah pixel, titik kecil yang merepresentasikan cahaya dan membenturnya. Pixel-pixel ini membentuk pola terang dan gelap dari sebuah gambar hasil scan sidik jari seseorang.
  • 15.
  • 16. • Tahap selanjutnya dalam pencocokan adalah memasukkan sampel DNA ke mesin PCR. Langkah dasar penyusunan DNA fingerprint dengan PCR yaitu dengan amplifikasi (pembesaran) sebuah set potongan DNA yang urutannya belum diketahui. Prosedur ini dimulai dengan mencampur sebuah primer amplifikasi dengan sampel genomik DNA. Satu nanogram DNA sudah cukup untuk membuat suatu plate reaksi. Jumlah tersebut didapat dari isolasi satu tetes darah kering, dari sel-sel yang melekat pada pangkal rambut atau dari jaringan apa saja yang ditemukan di TKP. Kemudian primer amplifikasi tersebut digunakan untuk menjiplak pada sampel DNA yang mempunyai urutan basa yang cocok. Hasil akhirnya berupa copy urutan DNA hasil amplifikasi dengan DNA sampel. Setelah itu, copy tersebut akan di karakterisasi dengan elektroforesis untuk melihat pola pita DNA nya. Karena setiap urutan DNA pada semua orang berbeda, maka jumlah dan lokasi pita DNA setiap individu juga berbeda. Pola pita inilah yang disebut dengan DNA fingerprint.
  • 17.
  • 18. Prinsip metode PCR (Poly chain Reaction) • PCR merupakan suatu teknik amplifikasi DNA (PENGGANDAAN DNA ) secara in vitro yang mampu mengamplifikasi segmen tertentu dari keseluruhan genom bakteri. Proses amplifikasi PCR melibatkan variasi suhu yang mendekati suhu didih air, jadi diperlukan enzim polimerase yang tetap stabil dalam temperatur yang tinggi. Padaproses PCR, enzim polimerase yang digunakan berasal dari bakteri Thermusaquaticus (Taq) yang hidup di lingkungan bersuhu lebih dari 90oC. • Berikut adalah tiga tahap pengulangan yang penting dalam proses PCR yaitu : • Denaturasi Pada tahap ini molekul DNA dipanaskan sampai suhu 94oC yangmnyebabkan terjadinya pemisahan untai ganda DNA menjadi untai DNA tunggal. Untai DNA tunggal inilah yang menjadi cetakan bagi untai DNA baru yang akan dibuat.
  • 19. • Penempelan (Annealing) Enzim Taq polimerase dapat memulai pembentukan suatu untai DNA baru jika ada seuntai DNA berukuran pendek (DNA yang mempunyai panjang sekitar 10 sampai 30 pasang basa) yang menempel pada untai DNA target yang telah terpisah. DNA yang pendek ini disebut primer. Agar suatu primer dapat menempel dengan tepat pada target, diperlukan suhu yang rendah sekitar 550C selama 30-60 detik.
  • 20. • Pemanjangan (Ektension) • Setelah primer menempel pada untai DNA target, enzim DNA polimerase akan memanjangkan sekaligus membentuk DNA yang baru dari gabungan antara primer, DNA cetakan dan nukleotida. • Ketika tiga tahap di atas dilakukan pengulangan, maka untai DNA yang baru dibentuk akan kembali mengalami proses denaturasi, penempelan dan pemanjangan untai DNA menjadi untai DNA yang baru. Pengulangan proses PCR akan menghasilkan amplifikasi DNA cetakan baru secara eksponensial (Marks Dawn, et al., 2000).
  • 21.
  • 22. Komponen-Komponen untuk Reaksi PCR • DNA cetakan / DNA target Merupakan keseluruhan DNA sampel yang di dalamnya terkandung fragmen DNA target. Fungsi DNA templat di dalam proses PCR adalah sebagai cetakan untuk pembentukan molekul DNA baru yang sama. Templat DNA ini dapat berupa DNA kromosom, DNA plasmid ataupun fragmen DNA apapun asal di dalam DNA templat tersebut mengandung fragmen DNA • Primer Primer adalah suatu oligonukleotida yang memiliki 10 sampai 40 pb (pb = pasangan basa) dan merupakan komplementer dari DNA target. Pemilihan primer yang tidak sesuai dapat menyebabkan tidak terjadinya reaksi polimerasi antara gen target dengan primer. Berikut adalah kriteria pemilihan primer, yaitu : target yang dituju. 1. Panjang primer : 15-30 pb 2. Kandungan GC sekitar 50% 3. Temperatur penempelan kedua primer tidak jauh berbeda 4. Urutan nukleotida yang sama harus dihindari 5. Tidak boleh terjadi self dimmer, pair dimmer, atau hairpin
  • 23. • DNA Polimerase Merupakan enzim yang stabil dalam pemanasan dan umumnya digunakan enzim Taq DNA polimerase (Taq = Thermus aquaticus). Enzim ini tetap stabil mengamplifikasi DNA walaupun amplifikasi berjalan pada suhu mendekati titik didih air. • Buffer / Dapar Buffer atau dapar yang digunakan umumnya mengandung MgCl2 yang mempengaruhi stabilitas dan kerja enzim polimerase. Reaksi PCR hanya akan berlangsung pada kondisi pH tertentu. Oleh karena itu untuk melakukan proses PCR diperlukan buffer PCR. Fungsi buffer di sini adalah untuk menjamin pH medium. Selain buffer PCR diperlukan juga adanya ion Mg2+, ion tersebut berasal dari berasal MgCl2. MgCl2 bertindak sebagai kofaktor yang berfungsi menstimulasi aktivitas DNA polimerase. • dNTPS dNTPS atau deoxynukleotide Triphosphates merupakan suatu nukleotida bebas yang berperan dalam perpanjangan primer melalui pembentukkan pasangan basa dengan nukleotida dari DNA target (Innis M. and Gelfand D. in White Thomas, 1990).
  • 24.
  • 25. Replikasi DNA ❶ Inisiasi Pelepasan untai DNA • Sebuah enzim yang disebut helikase direkrut ke lokasi untuk unwinding (proses penguraian/seperti membuka resleting) heliks dalam alur tunggal. • Helikase melepaskan ikatan hidrogen antara pasangan basa, dengan cara yang tergantung energi. Titik ini atau wilayah DNA yang sekarang dikenal sebagai garpu replikasi (Garpu replikasi atau cabang replikasi adalah struktur yang terbentuk ketika DNA bereplikasi). Setelah heliks yang terbuka, protein yang disebut untai tunggal mengikat protein (SSB) mengikat daerah terbuka dan mencegah mereka untuk menempel kembali. Proses replikasi sehingga dimulai, dan garpu replikasi dilanjutkan dalam dua arah yang berlawanan sepanjang molekul DNA.
  • 26. ❷ Sintesis Primer • Sintesis DNA Primer Sintesis baru, untai komplementer DNA menggunakan untai yang ada sebagai template yang dibawa oleh enzim yang dikenal sebagai DNA polimerase. DNA polimerase tidak dapat memulai sintesis DNA secara independen, dan membutuhkan 3′ gugus hidroksil untuk memulai penambahan nukleotida komplementer. Ini mensintesis bentangan pendek RNA ke untai DNA yang ada. segmen pendek disebut primer, dan terdiri dari 9-12 nukleotida. Hal ini memberikan DNA polimerase platform yang diperlukan untuk mulai menyalin sebuah untai DNA. Setelah primer terbentuk pada kedua untai, DNA polimerase dapat memperpanjang primer ini menjadi untai DNA baru.
  • 27. ❸ Sintesis leading strand DNA polimerase dapat menambahkan nukleotida baru hanya untuk ujung 3′ dari untai yang ada, dan karenanya dapat mensintesis DNA dalam arah 5′ → 3′ saja. Tapi untai DNA berjalan di arah yang berlawanan, dan karenanya sintesis DNA pada satu untai dapat terjadi terus menerus. Hal ini dikenal sebagai untaian pengawal (leading strand).
  • 28. ❹ Sintesis lagging Strand (untai tertinggal) Pada untai berlawanan, DNA disintesis secara terputus dengan menghasilkan serangkaian fragmen kecil dari DNA baru dalam arah 5 ‘→ 3′. Fragmen ini disebut fragmen Okazaki, yang kemudian bergabung untuk membentuk sebuah rantai terus menerus nukleotida. Untai ini dikenal sebagai lagging Strand (untai tertinggal) sejak proses sintesis DNA pada untai ini hasil pada tingkat yang lebih rendah. ❺ Penghapusan Primer Meskipun untai DNA baru telah disintesis primer RNA hadir pada untai baru terbentuk harus digantikan oleh DNA. Kegiatan ini dilakukan oleh enzim DNA polimerase I (DNA pol I). Ini khusus menghilangkan primer RNA melalui ‘5→ 3′ aktivitas eksonuklease nya, dan menggantikan mereka dengan deoksiribonukleotida baru dengan 5 ‘→ 3′ aktivitas polimerase DNA.
  • 29. ❻ Ligasi Setelah penghapusan primer selesai untai tertinggal masih mengandung celah antara fragmen Okazaki berdekatan. Enzim ligase mengidentifikasi dan menyumbat celah tersebut dengan menciptakan ikatan fosfodiester antara 5 ‘fosfat dan 3′ gugus hidroksil fragmen yang berdekatan. ❼ Terminasi (pemutusan) Replikasi ini terhenti di lokasi terminasi khusus yang terdiri dari urutan nukleotida yang unik. Urutan ini diidentifikasi oleh protein khusus yang disebut tus yang mengikat ke situs tersebut, sehingga secara fisik menghalangi jalur helikase. Ketika helikase bertemu protein tus itu jatuh bersama dengan untai tunggal protein pengikat terdekat.
  • 30.
  • 31. SINTESIS PROTEIN • Dalam tahap-tahap sintesis protein akan dibahas bagaimana DNA dan RNA melaksanakan proses dalam pewarisan sifat kepada keturunannya dengan melakukan proses sintesis protein, yaitu proses penyusunan senyawa protein dengan membentuk rangkaian rantai polipeptida. • Tahap-tahap sintesis protein ini terjadi di dalam ribosom dan pengaturan sintesis protein dilakukan oleh gen (DNA) di dalam inti. Gen, dalam hal ini DNA ketika menjalankan fungsinya, yaitu menyusun protein sangat dipengaruhi oleh susunan sel serta gen-gen lain dalam lingkungannya. Kegiatan sel diatur oleh berbagai enzim, yaitu senyawa protein yang bekerjanya sangat spesifik. • Tahap-tahap sintesis protein terjadi melalui dua tahap, yakni transkripsi dan translasi.
  • 32.
  • 33. Transkripsi • Proses ini berlangsung di dalam inti sel. Transkripsi merupakan proses sintesis langsung RNA dari DNA. Pada saat inti sel memerintahkan perlunya sintesis protein, informasi DNA dialihkan melalui RNA pembawa pesan yang disebut RNA messenger (mRNA). mRNA berisikan salinan langsung pasangan basa dari DNA. Tahap inilah yang dinamakan dengan transkripsi.
  • 34. • Tahap inisiasi transkripsi dimulai dengan pengenalan daerah gen di DNA oleh enzim RNA polimerase. Daerah ini dinamakan dengan promoter, yakni tempat dimulainya sintesis pasangan DNA oleh mRNA. • RNA polimerase akan membuka ikatan double helix pada bagian gen yang dikenali dan kemudian akan menyalin urutan basa yang ada pada DNA • Proses transkripsi diakhiri jika gen di daerah rantai template telah selesai dibaca (terdapat kodon stop). DNA memiliki mekanisme agar RNA polimerase dapat mengenali akhir dari gen dengan kode basa tertentu, daerah ini dikenal dengan nama terminator. Proses akhir dari transkripsi ini dinamakan dengan terminasi. Setelah itu, rantai mRNA akan keluar dari DNA menuju ribosom di sitoplasma.
  • 35. • 2. Translasi • Tahap sintesis protein berikutnya adalah translasi. mRNA mengandung urutan basa yang akan diterjemahkan menjadi protein (asam amino). Kode genetik, yang dibawa di dalamnya (kodon) dibaca dalam urutan tiga basa (triplet) menjadi protein. Proses penerjemahan kodon menjadi protein atau yang disebut dengan translasi. • Ribosom, sebagai tempat pembuatan protein terdiri atas dua bagian yang disebut subunit kecil dan subunit besar. Secara garis besar, translasi dibagi menjadi tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Pada tahap inisiasi, mRNA akan menempel pada subunit kecil ribosom. Subunit kecil ini akan mengenali kode awal genetik AUG dari mRNA yang disebut sebagai start kodon. Subunit besar ribosom kemudian akan bergabung dengan subunit kecil membentuk kompleks ribosom. • Proses penerjemahan ini dibantu oleh tRNA yang membawa pasangan kodon dari mRNA. Pasangan basa tRNA di ribosom ini dinamakan sebagai antikodon. tRNA akan datang membawakan pasangan basa yang sesuai dengan kodon dari mRNA.
  • 36. • Tahapan selanjutnya adalah elongasi dari pembacaan kodon oleh tRNA sehingga terbentuk rantai polipeptida. Elongasi akan berhenti pada tahap pembacaan urutan basa spesifik yang memerintahkan proses translasi dihentikan (tahap terminasi). Urutan ini biasanya terdiri atas UAA, UAG, dan UGA yang dikenal dengan nama stop kodon.
  • 37.
  • 38. Mutasi DNA Mutasi adalah suatu perubahan yang terjadi pada bahan genetik yang menyebabkan perubahan ekspresinya. Perubahan bahan genetik dapat terjadi pada tingkat pasangan basa, tingkatsatu ruas DNA, bahkan pada tingkat kromosom. Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Sedangkan, individu yang mengalami mutasi sehingga menghasilkan fenotip baru disebut mutan. Faktor yang menyebabkan mutasi disebut mutagen.
  • 39. Mutasi Gen (Mutasi Titik) Mutasi gen atau mutasi titik adalah mutasi yang terjadi karena perubahan pada satu pasang basa DNA suatu gen. Perubahan DNA menyebabkan perubahan kodon-kodon RNAd, yang akhirnya menyebabkan perubahan asam amino tertentu pada protein yang dibentuk. • Subtitusi pasangan basa Subtitusi pasangan basa ialah pergantian satu pasang nukleotida oleh pasangan nukleotida lainnya Subtitusi pasangan basa ini kadang-kadang tidak menyebabkan perubahan protein, karena adanya kodon sinonim (kodon yang terdiri atas tiga urutan basa yang berbeda, tetapi menghasilkan asam amino yang sama).
  • 40. Misalnya, basa nitrogen pada DNA adalah CGC menjadi CGA sehingga terjadi perubahan kodon pada RNA-d dari GCG menjadi GCU. Sedangkan, asam amino yang dipanggil sama, yaitu arginin. Subtitusi pasangan basa ada dua macam, yaitu transisi dan tranversi. • *Transisi adalah penggantian satu basa purin oleh basa purin yang lain, atau penggantian basa pirimidin menjadi basa pirimidin yang lain. • *Tranversi adalah penggantian basa purin oleh basa pirimidin, atau basa pirimidin oleh basa
  • 41.
  • 42. • Penambahan atau pengurangan pasangan basa Penambahan atau pengurangan basa pada DNA dapat menyebabkan perubahan sederetan kodon RNA-d yang terdapat di belakang titik perubahan tersebut, berarti juga akan terjadi perubahan asam amino yang disandikan melalui RNA-d tersebut. Akibat lain dari penambahan atau pengurangan basa adalah terjadinya pergeseran kodon akhir pada RNA-d. Pergeseran kodon akhir menyebabkan rantai polipeptida mutan menjadi lebih panjang atau lebih pendek. Mutasi ini disebut juga mutasi ubah rangka karena menyebabkan perubahan ukuran pada DNA maupun polipeptida. Mutasi ubah rangka ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penambahan basa (adisi) dan pengurangan basa (delesi).
  • 44.
  • 45.
  • 47. STUDI MUTASI TITIK A3243G DNA MITOKONDRIA PENYEBAB MATERNALLY INHERITED DIABETES AND DEAFNESS • Mutasi pada posisi 3243 telah diteliti sebagai mutasi kausal pada diabetes turunan maternal dengan ketulian atau MIDD • Database MITOMAP 2004 menyebutkan penyakit mithocondrial myopathy, encephalopathy,lactic acidosis, and strokelike episodes (MELAS) juga termasuk satu dari subkelompok klinik mitochondrial encephalopathy yang utama dan disebabkan oleh mutasi tunggal gen tRNALeu yang bertanggung jawab untuk translasi UUR (R = A atau G) kodon leusin (tRNALeu(UUR)) • Pasien yang memiliki mutasi mtDNA A3243G cenderung nonobesitas, nonketoasidosis, menyerang usia dewasa, terutama jika muncul gangguan pendengaran, atau jika terdapat riwayat keluarga garis keturunan seibu yang diabetes dengan gangguan pendengaran(Sriwidodo,2008). • Penderita diabetes dengan anggota keluarga yang masih sehat, memiliki kecenderungan • risiko tinggi mendapatkan penyakit diabetes, dan akan sangat menguntungkan apabila dapat didiagnosis dan diintervensi secepat mungkin penderita MIDD memiliki kecenderungan mengalami peningkatan asam laktat, sehingga dihindari penggunaan antidiabetik oral golongan metformin.
  • 48. Teknologi DNA Rekombinan • Kumpulan teknik atau metoda yang digunakan untuk mengkombinasikan gen-gen secara buatan. Teknologi DNA rekombinan telah memberikan manfaat dibidang ilmu pengetahuan maupun dibidang terapan.
  • 49.
  • 50. 1. Therapi gen untuk penyakit • Dilakukan dengan menggantikan gen yang mengalami kerusakan dengan gen yang normal, digunakan untuk mengobati penyakit- penyakit keturunan (genetic disorders) dan penyakit lain yang disebabkan oleh kerusakan gen (misal: kanker)
  • 51. • SelBonemarrow mengandung stem sel yang mampu miningkatkan semua sel-sel darah dan sistem imun
  • 52. BidangPertanian: • BakteriIce-(ice minus): bakteriyang telah direkayasa sehingga tidak membeku pada suhu rendah. Digunakan (disemprotkan) pada tanaman agar tanaman tidak membeku dimusim dingin. Telah diperdagangkan dengan merek FrostbanR
  • 53. Organisme transgenik • Organisme yang membawa gen yang berasal dari jenis organisme lainnya. Contoh: • Tanaman kapas-Bt dan tomat- Bt tahan terhadap serangan hama karena menghasilka ntoksin yang dapat membunuh hamanya. • Toksin pada kapas-Bt dan tomat-Bt disandikan oleh gen yang berasal dar ibakteri Bacillus thuringiensis (Bt = Bacillus thuringiensis) • Tanaman kapas-Bt dan tomat- Bt = tanaman transgenik
  • 54. Bagaimana membuat dan menyisipkan DNA rekombinan pada tanaman: Bakteri Agrobacteriumtumefaciens Untuk menyisipkan gen kedalam genom tanaman. • Prinsip: Agrobacteriumtumefaciens strain liar (galur alami) memiliki plasmid Ti. Pada plasmid Ti terdapat T-DNA yang mengandung gen penyebab tumor. • Pada waktu menginfeksi tanaman, Agrobacteriumtumefaciens menyisipkan T-DNA kedalam kromosom sel tanaman sehingga sel-sel tanaman yang terinfeksi membentuk tumor.
  • 55.
  • 56. • Gen yang diinginkan dimasukkan kedalam sel tanaman dengan cara menitipkannya (menyisipkan) padaT-DNA. • Agrobacterium yang digunakan untuk menginfeksi sel tanaman adalah Agrobacterium yang sudah tidak patogen