Psikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usia
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akhir masa remaja adalah masa dewasa atau disebut dengan masa adolenscence. Ketika
manusia menginjak masa dewasa, tampak adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan
jiwa tersebut menggambarkan bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya.
Dengan kata lain, manusia dewasa sudah mulai memilih nilai-nilai atau norma yang telah di
anggap baik untuk dirinya serta mereka berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai atau
norma-norma yang telah dipilihnya.
Apabila di bandingkan dengan masa-masa sebelumnya, masa dewasa adalah waktu yang
paling lama dalam rentang hidup, yang ditandai dengan pembagiannya menjadi tiga fase
yaitu masa dewasa dini, masa dewasa madya, dan masa dewasa lanjut.
Masa dewasa dini biasanya dimulai sejak usia 18 tahun sampai dengan sekitar usia 40
tahun dan biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan perkembangannya
organ kelamin sehingga mampu berproduksi. Pada masa ini individu akan mengalami
perubahan fisik dan psikologis tertentu bersamaan dengan masalah penyesuaian diri dan
harapan terhadap perubahan tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari perkembangan fisik, psikomotorik, kognitif, dan psikososial?
2. Bagaimana dimensi kematangan, cinta dan intimacy, dan perkawinan?
3. Bagaimana karir, kreativitas, dan pekerjaan dalam masa dewasa?
4. Bagaimana kesehatan usia paruh baya itu?
5. Apa strategi membesarkan anak pada masa dewasa?
6. Pengertian andropause dan menopause!
7. Apa usia dan penuaan, teori biologis tentang aging?
8. Jelaskan tentang pensiun dan masalahnya!
9. Apa saja kebutuhan pada masa tua?
10. Bagaimana tugas perkembangan masa dewasa dan lanjut usia?
2. 2
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari perkembangan fisik, psikomotorik, kognitif, dan psikososial
2. Mengetahui dimensi kematangan, cinta dan intimacy, dan perkawinan
3. Untuk mengetahui karir, kreativitas, dan pekerjaan dalam masa dewasa
4. Mengetahui kesehatan usia paruh baya
5. Mengetahui strategi membesarkan anak pada masa dewasa
6. Untuk mengetahui pengertian andropause dan menopause
7. Untuk mengetahuiusia dan penuaan, teori biologis tentang aging
8. Mengetahui pensiun dan masalahnya
9. Untuk mengetahui kebutuhan pada masa tua
10. Mengetahui tugas perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Masa Dewasa dan Lanjut Usia
1. Perkembangan fisik
Kesehatan badan
Bagi kebanyakan orang, awal masa dewasa di tandai dengan memuncaknya
kemampuan dan kesehatan fisik. Mulai dari sekitar usia 18- 25 tahun, individu memiliki
kekuatan yang terbesar, lebih dari itu kemampuan reproduktif mereka berada di tingkat
paling tinggi. Meskipun pada awal masa dewasa kondisi kesehatan fisik mencapai
puncaknya, namn selama periode ini penurunan keadaan fisik juga terjadi. Sejak usia
sekitar 25 tahun, perubahan fisik mulai terlihat secara angsur- angsur sehingga lebih
mudah terserang penyakit. Bahkan bagi mereka yang selalu menjaga kesehatan dan
melakukan olahraga secara rutin masih terlihat bugar.
Pada masa tua, sejumlah perubahan fisik semakin terlihat sebagai akibat dari proses
penuaan. Sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga orang tua rentan terhadap berbagai
penyakit.
a. Perkembangan sensori
Pada masa dewasa, penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran mungkin
belum begitu terlihat. Pada usia 40 dan 59 tahun, daya akomodasi mata mengalami
penurunan paling tajam, karena itu banyak orang usia setengah baya mengalami
kesulitan dalam melihat objek- objek yang dekat. Sementara pendengaran juga
mengalami penurunan pada usia sekitar 40 tahun. Penurunan dalam hal pendengaran
ini lebih terlihat pada sensitifitas terhadap nada tinggi.
b. Perkembangan otak
Mulai masa dewasa awal, sel-sel otak juga berangsur- angsur berkurang.
Pendapat umum bahwa orang dewasa yang tetap aktif, baik secara fisik, seksual,
maupun secara mental, menyimpan lebih banyak kapasitas mereka untuk melakukan
aktivitas pada tahun berikutnya.
2. Perkembangan psikomotorik
Perkembangan psikomotorik merupakan perkembangan terkait dengan perilaku
motorik (koordinasi fungsional neuromuscular system) dan fungsi psikis (kognitif, afektif
dan konatit). Dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk
4. 4
perilaku psikomotorik ialah bahwa perkembangan itu berlangsung dari yang sederhana
kepada yang kompleks, dan dari yang kasar dan global (grass bodily movements) kepada
yang harus dan spesifik tetapi terkoordinasikan (finely coordinated movements).
3. Perkembangan kognitif
Perkembangan pemikiran postformal
Sesuai dengan tahap perkembangan kognitif Piaget pemikiran remaja berada pada
tahap operasional formal. Tipe pemikiran ini di mulai sekitar usia 11 tahun, tetapi tidak
berkembang secara penuh sampai berakhirnya masa remaja, karena itu, Piaget percaya
bahwa seorang remaja dan seorang dewasa memiliki cara berfikir yang sama, akan tetapi
para pengkritik Piaget menunjukkan bahwa kesimpulan tersebut tidak dapat di terapkan
pada kebudayaan lainnya. Bahkan sejumlah ahli perkembangan percaya bahwa baru pada
masa dewasalah individu menata pemikiran operasional formal mereka.
a. Perkembangan memori
Salah satu karakteristik yang paling sering di hubungkan dengan orang dewasa
dan usia tua adalah penurunan dalam daya ingat. Misalkan seseorang yang memasuki
masa pensiun, yang mungkin tidak lagi menghadapi tantangan penyesuaian
sehubungan dengan pekerjaan dan mungkin lebih sedikit menggunakan memori untuk
mengingat berbagai hal, jelas akan mengalami kemunduran dalam memorinya.
b. Perkembangan intelegensi
Sejumlah peneliti berpendapat bahwa seiring dengan proses penuaan selama
masa dewasa terjadi kemunduran dalam intelegensi umum.
4. Perkembangan Psikososial
Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari ini itu menjadi lebih luas dan
kompleks dibandingkan denagn masa-masa sebelumnya. Pada masa dewasa ini , individu
memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa
berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih muda.Peredaan-perbedaan tersebut
tidak disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik dan kognitif yang berkaitian dengan
penuaan, tetapi lebih disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang dihubungkan
dengan keluarga dan pekerjaan.Selama periode ini orang melibatkan diri secara khusus
dalam karir, pernikahan, dan hidup berkeluarga. Menurut Erikson, perkembangan
5. 5
psikososial selama masa dewasa dan tua ini ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu
keintiman, generatif, dan integritas.1
B. Dimensi Kematangan, Cinta dan Intimacy, dan Perkawinan
1. Dimensi Kematangan
Adapun ciri-ciri atau kriteria dari kerpibadian yang matang menurut Allport yaitu :
a. Perluasan diri (extension of the self). Artinya hidupnya tidak boleh terikat secara
sempit pada sekumpulan aktifitas yang erat hubungannya dengan kebutuhan-
kebutuhan dan kewajiban-kewajiban pokoknya. Harus dapat mengambil bagian dan
menikmati macam-macam aktivitas yang berbeda-beda. Salah satu aspek dari
perluasan diri adalah proyeksi ke masa depan, yakni merencanakan dan
mengharapkan.
b. Kemampuan menjalin hubungan yang hangat dengan orang lain (Warm relating of
self to other), baik dalam bentuk hubungan yang mendalam maupun tidak mendalam,
memiliki dasar rasa aman dan menerima dirinya sendiri.
c. Memiliki orientasi yang realistik (Self Objectification). Dua komponen utama
dari Self Objectification adalah humor dan insight. Insight disini adalah kapasitas
individu untuk memahami dirinya sendiri, meskipun tidak jelas bagaimana
menemukan suatu standar yang cocok untuk membandingkan kepercayaan-
kepercayaan individu yang bersangkutan. Perasaan humor tidak hanya menunjukkan
kapasitas untuk menemukan kesenangan dan gelak tawa dalam hal sehari-hari, tetapi
juga kemampuan untuk membina hubungan-hubungan positif dengan diri sendiri dan
dengan objek-objek yang dicintai, serta menyadari adanya ketidakselarasan dalam hal
ini.
d. Filsafat hidup (Philosophy of life). Walaupun individu itu harus dapat obyektif dan
bahkan menikmati kejadian-kejadian dalam hidupnya, namun mestilah ada latar
belakang yang mendasari segala sesuatu yang dikerjakannya, yang memberinya arti
dan tujuan. Religi merupakan salah satu hal yang penting dalam hal ini.
e. Kemampuan menghindari reaksi berlebihan terhadap masalah (Emotional security).
Masalah disini adalah masalah yang menyinggung drives spesifik (misalnya,
1Desmita, Psikologi Perkembangan,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya Bandung, 2005), hal. 237.
6. 6
menerima dorongan seks, memuaskan sebaik mungkin, tidak menghalangi tetapi juga
tidak membiarkan bebas) dan mentoleransi frustasi, perasaan seimbang.
f. Realistic perceptions, skill, assignments, kemampuan memandang orang, obyek dan
situasi seperti apa adanya, kemampuan dan minat memecahkan masalah , memiliki
keterampilan yang cukup untuk menyelesaikan tugas yang dipilihnya, dapat
memenuhi kebutuhan ekonomi kehidupan tanpa rasa panik, rendah diri, atau tingkah
laku destruksi diri lainnya.
2. Cinta dan Intimacy
a. Cinta
Cinta mengacu pada perilaku manusia yang sangat luas dan kompleks. Menurut
Santrock (1995)2, cinta dapat di klarifikasikan menjadi 4 bentuk cinta, yaitu altruisme,
persahabatan, cinta yang romantis/ bergairah, dan cinta yang penuh perasaan/
persahabatan. Meskipun cinta sudah tampak pada dalam tahap sebelumnya namun
perkembangan cinta dan keintiman sejati baru muncul setelah seseorang memasuki
masa dewasa. Cinta pada orang dewasa ini di ungkapkan dalam bentuk kepedulian
terhadap orang lain. Orang dewasa awal lebih mampu melibatkan diri dalam
hubungan bersama, di mana mereka saling berbagi hidup dengan seorang mitra yang
intim.
Sehubungan dengan cinta, Robert J. Sternberg, 1993 mengemukakan sebuah
teori cinta yang di kenal dengan “the triangular theory of love” (teori cinta triangular),
yaitu menyatakan bahwa cinta memiliki 3 bentuk utama, yaitu : gairah, keintiman,
dan komitmen. Pada pasangan bahagia yang telah membina hubungan rumah tangga
bertahun- tahun lamanya. Akan tetapi, jika yang ada hanya gairah dan komitmen
tanpa di sertai keintiman, hubungan itu di sebut Sterberg sebagai “fatuous love”
(cinta konyol). Oleh karena itu, cinta yang sempurna hanya terbentuk apabila di
landasi dengan 3 komponen tersebut (gairah, keintiman, dan komitmen).
b. Intimacy
Intimacy atau keintiman dapat di artikan sebagai suatu kemampuan
memperhatikan orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka. Menurut
Erikson, pembentukan hubungan intim merupakan tantangan utama yang di hadapi
oleh orang yang memasuki masa dewasa. Pada masa ini, orang yang telah siap dan
2 Santrock, John W. (1995). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup(Edisi kelima).Alih bahasa oleh
Achmad Chusairi dan Juda Damanik.Jakarta:Erlangga.
7. 7
ingin menyatukan identitasnya dengan orang lain. Mereka mendambakan hubungan
yang intim- akrab di landasi rasa persaudaraan, serta siap mengembangkan daya-
daya yang di butuhkan untuk memenuhi komitmen ini sekalipun mereka
mungkinharus berkorban untuk itu. Dalam suatu studi di tunjukkan bahwa hubungan
intim mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologis dan fisik
seseorang.
3. Perkawinan
Secara tradisi, perkawinan menuntut perubahan gaya hidup yang lebih besar bagi
perempuan di banding laki- laki. Seorang laki- laki yang sudah menikah biasanya
melanjutkan karirnya, sedangkan seorang perempuan mungkin di tuntut untuk berbagai
peran dan tanggungjawab sebagai istri dan ibu. Dalam penelitian yang di lakukan oleh
Elizabeth Douvan dan teman- temannya, di laporkan bahwa hampir 60% pria dan wanita
dari seluruh partisipan mengaku bahwa kadang mereka mengalami berbagai problem di
kehidupan mereka, di antaranya: pasangan gagal mempertemukan dan menyesuaikan
kebutuhan dan harapan satu sama lain, salah satu pasangan mengalami kesulitan
menerima perbedaan yang nyata, adanya perasaan cemburu dan perasaan memiliki yang
berlebihan, pembagian tugas dan wewenag tidak adil, kegagalan dalam komunikasi, dan
masing- masing pasangan tumbuh dan berkembang ke arah yang berbeda.3
C. Karir, Kreativitas dan Pekerjaan
1. Karir
Menurut pandangan Eli Ginzerg bahwa individu melalui 3 fase pemilihan karier
yaitu fantasi, tentative dan realistik. Pada masa anak-anak, masa depan tampaknya
memiliki kesempatan yang tidak terbatas. Ginzerg berpendapat bahwa sampai usia ±
11 tahun, anak masih berada pada fase fantasi dari pemilihan karier. Mulai usia 11-17
tahun remaja berada dalam fase tentative dalam pemilihan karier, sebuah transisi dari
fase fantasi pada masa anak-anak menuju pengambilan keputusan yang realistic pada
masa dewasa muda. Perubahan cara berpikir dari yang subjektif menjadi pemilihan
karier yang lebih realistic terjadi sekitar usia 17-18 tahun. Periode dari 17-18 tahun
menuju awal 20-an disebut sebagai fase realistik dari pemilihan karier.
3Ibid., hal. 243.
8. 8
2. Kreativitas
Bentuk kreativitas akan bergantung pada minat dan kemampuan individual
kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan yang memberikan kepuasan
sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan kreativitasnya melalui hobi, ada pula yang
menyalurkannya melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.4
3. Pekerjaan
Penyesuaian pertama yang dianggap pokok adalah memilih bidang yang cocok
dengan bakat, minat dan faktor psikologis. Banyak kasus dalam memilih bidang kerja
yang tidak cocok dengan bakat dan minat (suara hati kecil) tetapi dipilih karena besarnya
pengaruh sosial yang ada, justru akan menimbulkan ketidakpuasan terhadap hasil
karyanya, tidak merasa mencintai tugasnya dan akhirnya prestasi kerjanya menurun
sangat drastis. Banyak orang dewasa muda yang tidak atau kurang memiliki ketrampilan
untuk pekerjaan tertentu serta tidak sesuai pula dengan ketrampilan dan pengetahuan
yang dimiliki.Masa ini disebut “masa berharap bekerja (job hopping) yang biasa terjadi
pada waktu orang dewasa berusia 20an – 30an. Memilih bidang pekerjaan yang cocok
dengan minat dan bakatnya dapat dilihat dari beberapa faktor umum seperti apakah
dirinya menyukai jenis pekerjaan yang dipilihnya.Orang dewasa muda yang mempunyai
tanggung jawab untuk menanggung beban keluarga sering lebih cepat dalam menentukan
bidang pekerjaan yang diminati dibandingkan dengan orang dewasa muda yang tidak
mempunyai tanggungan keluarga.Walaupun dalam kenyataannya ada individu yang
memperoleh pekerjaan pertamanya mirip atau ada hubungannya dengan pekerjaan
orangtuanya. Kecuali bila orang dewasa tersebut memiliki tingkat pendidikan dan
pelatihan yang jauh diatas pendidikan dan pelatihan yang diperoleh orangtuanya atau
sanak keluarganya, sehingga dirinya mungkin akan memperoleh pekerjaan yang lain.
D. Kesehatan Usia Paruh Baya
Batasan Masa Paruh Baya Menurut jenjang usia, seseorang memasuki masa paruh baya
sekitar usia 40- 60 tahun (Hurlock,1992)5, dan membaginya menjadi 2 fase, yaitu usia paruh
baya dini (40-50 tahun) dan usia tengah baya lanjut (50-60 tahun). Seseorang memasuki
4Ibid., hal. 193.
5 Hurlock,E. B. 1992. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan.Jakarta : Erlangga Khatimah,T. 2002.
9. 9
masa paruh baya, memiliki banyak tanggung jawab dan peran yang menyita waktu dan
energi, seperti berumah tangga, memiliki anak, menduduki jabatan, merawat orang tua yang
sudah uzur atau memulai karier baru. Sekalipun ada beberapa pendapat, tentang batasan usia,
namun yang jelas usia paruh baya bukanlah usia muda lagi dan belum berusia lanjut. Artinya
rentang usia dan perubahan biologis tidak dapat dianggap sebagai batasan dari masa paruh
baya. Namun selama seseorang memasuki masa paruh baya, tidak akan terhindarkan dari
perubahan yang terjadi, menuntut penyesuaian seorang paruh baya.
Perubahan Pada Masa Paruh Baya:
1. Perubahan fisik dan fisiologis Perubahan fisik nampak pada penurunan fungsi panca
indera. Pada usia 40-an, penglihatan mulai menurun, memerlukan kacamata baca karena
rabun jauh (presbyopia), dan penurunan kemampuan untuk fokus pada obyek dekat
(myopia). Pada usia 50-an, pendengaran mulai menurun (presbycusis). Setelah usia 45
tahun, sensitivitas terhadap sentuhan sudah mulai berkurang dan terhadap rasa sakit
setelah usia 50 tahun. Kekuatan dan koordinasi otot secara perlahan menurun, serat otot
diganti dengan lemak sehingga mulai gemuk, sejak usia 45 tahun dan akan menghilang
pada usia 60 tahun.
2. Perubahan psikologis Ketidakstabilan emosi, pada pria terjadi seperti kadang gembira,
bersemangat, kadang murung, tidak mau diajak bicara, keadaan “dingin”tidak ada
semangat, mengeluh tentang anak, pekerjaan, dan lain-lain. Bagi wanita paruh baya
sering mengalami kecemasan dan ketakutan kehilangan suaminya, kesepian, dan
kemarahan.
E. Strategi membesarkan anak pada masa dewasa
Lima strategi untuk membesarkan anak yaitu :
1. Empati Jadi Prioritas. Anak-anak perlu belajar merawat orang lain dengan contoh
langsung orangtua. Bagian tersebut akan menanamkan anak untuk mencapai etis yang
tinggi bahkan jika merawat orang lain tidak membuat mereka bahagia. Mereka perlu
belajar menyeimbangkan kebutuhan mereka dengan kebutuhan orang lain.
2. Sediakan Ruang untuk Peduli. Anak-anak tidak menjadi berempati tanpa kesempatan
untuk menunjukkan sifatnya. Mereka harus diberi ruang untuk melatih rasa peduli sela
berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bertahun-tahun.
10. 10
3. Perbanyak Nama yang Disukai. Anak-anak secara naluri akan peduli kepada keluarga
dan teman terdekat. Untuk itu penting orang tua memperluas daftar orang-orang yang
perlu diberikan empati oleh anak.
4. Jadi Panutan. Jika orangtua membicarakan sesuatu yang tidak dipraktikan maka anak
akan mempertanyakan topik tersebut. Menerapkan peraturan untuk ditaati bukan hanya
untuk anak saja, namun pada diri sendiri.
5. Seimbangkan Emosi. Sering kali kemampuan seseorang untuk peduli terhadap orang lain
diliputi oleh emosi utama dan destruktif, seperti kemarahan atau rasa malu. Ketika anak
telah melakukan kesalahan dan malu untuk hal itu, orangtua mesti bisa mengarahkan itu
menjadi bentuk keadilan dan kesejahteraan orang lain ketika dalam kondisi yang sama.
F. Andropause dan menopause
1. Andropouse
Setelah menginjak usia 40 tahun, pria bisa mengalami fenomena yang mirip dengan
menopause wanita atau yang sering disebut dengan andropause. Menurut laporan dari
Center for Health Protection (CHP), Andropause adalah bagian dari proses penuaan
yang normal karena disebabkan oleh penurunan testosteron pada pria dalam rentang usia
40 hingga 60 tahun. Testosteron sendiri merupakan hormon pria yang diproduksi di
testis dan kelenjar adrenal, yang berfungsi untuk mempengaruhi perilaku seksual dan
ereksi.Selain itu, hormon ini banyak berkontribusi dalam aktivitas metabolisme seperti
produksi sel darah di sumsum tulang, pembentukan tulang, metabolisme lipid, fungsi
hati, dan pertumbuhan kelenjar prostat, demikian dilansir dari Live Science.Tetapi yang
jelas, meskipun mengalami andropause, pria tetap mampu memproduksi sperma yang
mana masih mungkin berkesempatan memiliki anak.Menurut CHP gejala andropause
ditandai dengan peningkatan lemak di perut (perut membuncit), penurunan masa otot,
dan kehilangan energi.Gaya hidup sangat mempengaruhi kemunculan andropause. Pria
dengan konsumsi rokok dan kadar kolesterol yang tinggi lebih berisiko mengalami
andropause dibanding yang tidak. Punya efek psikologis yang sama Terjadi pada usia
lanjut, baik menopause maupun andropause memiliki efek psikologis yang hampir sama.
2. Menopouse
Ketika wanita mengalami menopause, fungsi ovarium akan berhenti. Seiring
berjalannya usia, kata ahli, wanita akan mengalami penipisan oosit ovarium. Secara
11. 11
otomatis, wanita tidak lagi mengalami ovulasi dan menstruasi dan kehilangan hormon
estrogen. Di sisi lain, peristiwa menopause wanita bisa dipercepat oleh berbagai faktor,
seperti mengonsumsi alkohol dan rokok, hingga paritas dan penggunaan kontrasepsi oral.
Wanita yang sudah masuk masa menopause tidak akan bisa lagi memiliki anak. Dilansir
dari menopause, wanita yang mengalami menopause biasanya akan mengalami beberapa
kondisi fisik seperti insomnia dan kekeringan pada area vagina. Tidak sedikit wanita
yang mengalami hot flashes yang disebabkan oleh perubahan dalam sirkulasi darah.
Beberapa kondisi psikologis yang akan dialami oleh orang-orang di masa
menopause dan andropause adalah perubahan suasana hati, kecemasan, penurunan
gairah seksual, dan masalah tidur. Selain itu banyak kasus di mana wanita dan pria
mengalami depresi ketika memasuki masa ini. Krisis usia lanjut atau midlife crisis
dianggap oleh para ahli sebagai penyumbang dampak psikologi terbesar dalam
andropause dan menopause. Salah satu kesamaan paling umum yang dialami pria dan
wanita saat mengalami menopause dan andropause adalah secara emosi mereka akan
kembali ke keadaan semula sebelum mereka memasuki masa pubertas.
G. Usia dan Penuaan, Teori Biologis tentang Aging
Menua (aging) adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang diderita .
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua) adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki
diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita .
Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup
manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati bukan karena
lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu kecacatan. Akan tetapi proses menua
dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari
dalam maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada
berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia.
12. 12
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa.
Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain
sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia
berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat
tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapain puncak maupun menurunnya
1. Teori-Teori Penuaan
a. Teori Biologis
Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk
perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian.
Perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk perubahan molekular dan seluler dalam
sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfungsi secara adekuat dan
melawan penyakit. Seiring dengan brekembangnya kemampuan kita untuk
menyelidiki komponen-komponen yang kecil dan sangat kecil, suatu pemahaman
tantang hubungan hal-hal yang memengaruhi penuaan ataupun tentang penyebab
penuaan yang sebelumnya tidak diketahui, sekarang telah mengalami peningkatan.
Walaupun bukan suatu definisi penuaan, tetapi lima karakteristik penuaan telah dapat
diidentifikasi oleh para ahli. Teori biologis juga mencoba untuk menjelaskan
mengapa orang mengalami penuaan dengan cara berbeda dari waktu kewaktu dan
faktor apa yang memengaruhi umur panjang, perlawanan terhadap organisme, dan
kematian atau perubahan seluler. Suatu pemahaman tentang perspektif biologi dapat
memberikan pengetahuan kepada perawat tentang faktor resiko spesifik dihubungkan
dengan penuaan dan bagaimana orang dapat dibantu untuk meminimalkan atau
menghindari resiko dan memaksimalkan kesehatan.
b. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas adalah produk metabolisme seluler yang merupakan bagian
molekul yang sangat reaktif. Molekul ini memiliki muatan ekstraseluler kuat yang
dapat menciptakan reaksi dengan protein, mengibah bentuk dan sifatnya, molekul ini
juga dapat bereaksi dengan lipid yang berada dalam membran sel, mempengaruhi
permeabilitasnya atau dapat berikatan dengan organel sel. Teori ini menyatakan
bahwa penuaan disebabkan karena terjadinya akumulasi kerusakan irreversibel
akibat senyawa pengoksidasi. Dimana radikal bebas dapat terbentuk dialam, tidak
13. 13
stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi bahan-bahan organik seperti
karbohidrat dan protein.
c. Teori Genetika
Teori sebab akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama disebabkan oleh
pembentukan gen dan dampak lingkungan pada pembentukan kode genetik. Menurut
teori genetike, penuaan adalah suatu proses yang secara tidak sadar diwariskan yang
berjalan dari waktu ke waktu untuk mengubah sel atau struktur jaringan. Dengan
kata lain, perubahan rentang hidup dan panjang usia telah ditentukan sebelumnya.
Teori genetika terdiri dari teori asam deoksiribonukleat (DNA), teori krtepatan dan
kesalahan, mutasi somatik, dan teori glikogen. Teori-teori ini menyatakan bahwa
proses replikasi pada tingkatan seluler menjadi tidak terartur karena adanya
informasi tidak sesuai yang diberikan dari inti sel. Molekul DNA menjadi
bersilangan (crosslink) denga unsur yang lain sehingga mengubah informasi genetik.
Adanya crosslink ini mengakibatkan kesalahan pada tingkat seluler yang akhirnya
mengakibatkan sistem dan organ tubuh gagal untuk berfungsi. Bukti yang
mendukung teori-teori ini termasuk perkembangan radikal bebas, kolagen, dan
lipofusin. Selain itu, peningkatan frekuensi kanker dan penyakit autoimun yang
dihubungkan dengan bertambahnya umur menyatakan bahwa mutasi atau kesalahan
terjadi pada tingkat molekular dan selular.
d. Teori Cross Link
Teori crosslink dan jaringan ikat menyatakan bahwa molekul kolagen dan
elastin, komponen jaringan ikat, membentuk senyawa yang lama meningkatkan
rigiditas sel, crosslink diperkirakan akibat reaksi kimia yang menimbulkan aenyawa
antara molekul-molekul yang normalnya terpisah atau secara singkatnya sel-sel tua
atau usang, reaksi kimianya menyebakan kurang elastis dan hilangnya fungsi.
Contoh crosslink jaringan ikat terkait usia meliputi penurunan kekuatan daya rentang
dinding arteri, tanggalnya gigi, tendon kering dan berserat.
e. Teori Wear and Tear
Teori ini mengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi
dapat merusak sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular dan
akhirnya malfungsi organ tubuh. Pendukung teori ini percaya bahwa tubuh akan
mengalami kerusakan berdasarkan suatu jadwal.
14. 14
Radikal bebas adalah contoh dari produk sampah metabolisme yang
menyebabkan kerusakan ketika akumulasi terjadi. Radikal bebas dengan cepat
dihancurkan oleh sistem enzim pelindung pada kondisi normal. Beberapa radikal
bebas berhasil lolos dari proses perusakan ini dan berakumulasi didalam struktur
biologis yang penting, saat itu kerusakan organ terjadi.
Karena laju metabolisme terkait secara langsung pada pembentukan radikal
bebas, sehingga ilmuwan memiliki hipotesis bahwa tingkat kecepatan produksi
radikal bebas berhubungan dengan penentuan waktu rentang hidup. Pembatasan
kalori dan efeknya pada perpanjangan rentang hidup mungkin berdasarkan pada teori
ini. Pembatasan kalori telah terbukti dapat meningkatkan masa hidup pada tikus
percobaan. Sepanjang masa hidup, tikus-tikus tersebut telah mengalami penurunan
angka kejadian kemunduran fungsional, dan mengalami lebih sedikit kondisi
penyakit yang berkaitan dengan peningkatan umur, berkurangnya kemunduran
fungsional tubuh, dan menurunnya insidensi penyakit yang berhubungan dengan
penuaan.
f. Teori Imunitas
Teori imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun yang
berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bertambah tua, pertahanan mereka
terhadap organisme asing mengalami penurunan, sehingga mereka lebih rentan
untuk menderita berbagai penyakit seperti kanker dan infeksi. Seiring dengan
berkurangnya fungsi sistem imun, terjadilah peningkatan dalam respons autoimun
tubuh. Ketika orang mengalami penuaan, mereka mungkin mengalami penyakit
autoimun seperti artritis reumaoid dan alergi terhadap makanan dan faktor
lingkungan yang lain. Penganjur teori ini sering memusatkan pada peran kelenjar
timus. Berat dan ukuran kelenjar timus menurun seiring dengan bertambahnya umur,
seperti halnya kemampuan tubuh untuk diferensiasi sel T. karena hilangnya
diferensiasi sel T, tubuh salah mengenali sel yang tua dan tidak beraturan sebagai
benda asing dan menyerangnya. Pentingnya pendekatan pemeliharaan kesehatan,
pencegahan penyakit, dan promosi kesehatan terhadap npelayanan kesehatan,
terutama pada saat penuaan terjadi tidak dapat diabaikan. Walaupun semua orang
memerlukan pemeriksaan rutin untuk memastikan deteksi dini dan perawatan seawal
mungkin, tetapi pada orang lanjut usia kegagalan melindungi sistem imun yang telah
15. 15
mengalami penuaan melalui pemeriksaan kesehatan ini dapat mendorong ke arah
kematian awal dan tidak terduga. Selain itu, program imunisasi secara nasional
untuk mencegah kejadian dan penyebaran epidemi penyaki, seperti pneumonia dan
influenza diantara orang lanjut usia juga mendukung dasar teoritis praktik
keperawatan.
g. Teori Neuroendokrin
Pada kasus selanjutnya para ahli telah memikirkan bahwa penuaan terjadi oleh
karena adanya suatu perlambatan dalam sekresi hormon tertentu yang mempunyai
suatu dampak pada reaksi yang diatur oleh sistem saraf. Hal ini lebih jelas
ditunjukkan dalam kelenjar hipofisis, tiroid, adrenal, dan reproduksi.
Salah satu area neurologis yang mengalami gangguan secara universal akibat
penuaan adalah waktu reaksi yang diperlukan untuk menerima, memproses, dan
bereaksi terhadap perintah. Dikenal sebagai perlambatan tingkah laku, respon ini
kadang-kadang diinterpretasikan sebagai tindakan melawan, ketulian, atau
kurangnya pengetahuan. Pada umumnya, sebenarnya yang terjadi bukan satupun dari
hal-hal tersebut, tetapi orang lanjut usia sering dibuat untuk merasa seolah-olah
mereka tidak kooperatif atau tidak patuh. Perawat dapat memfasilitasi proses
pemberian perawatan dengan cara memperlambat instruksi dan menunggu respon
mereka.
h. Riwayat Lingkungan
Menurut teori ini, faktor-faktor di dalam lingkungan (misalnya karsinogen dari
industri, cahaya matahari, trauma dan infeksi) dapat membawa perubahan dalam
proses penuaan. Walaupun faktor-faktor ini diketahui dapat mempercepat penuaan,
dampak dari lingkungan lebih merupakan dampak sekunder dan bukan merupakan
faktor utama dalam penuaan. Perawat dapat mempunyai pengetahuan yang
mendalam tentang dampak dari aspek ini terhadap penuaan dengan cara mendidik
semua kelompok umur tentang hubungan antara faktor lingkungan dan penuaan yang
dipercepat. Ilmu pengetahuan baru mulai untuk mengungkap berbagai faktor
lingkungan yang dapat memengaruhi penuaan.
2. Teori Psikososiologis
Teori psikososialogis memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan perilaku
yang menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi biologi pada kerusakan
16. 16
anatomis. Untuk tujuan pembahasan ini, perubahan sosiologis atau nonfisik
dikombinasikan dengan perubahan psikologis. Masing-masing individu, muda, setengah
baya, atau tua adalah unik dan memiliki pengalaman, melalui serangkaian kejadian
dalam kehidupan, dan melalui banyak peristiwa. Salama 40 tahun terakhir, beberapa teori
telah berupaya untuk menggambarkan bagaimana perilaku dan sikap pada awal tahap
kehidupan dapat memengaruhi reaksi manusia sepanjang tahap akhir hidupnya.
Pekerjaan ini disebut proses “penuaan yang sukses” contoh dari teori ini termasuk teori
kepribadian.
a. Teori Kepribadian
Kepribadian manusia adalah suatu wilayah pertumbuhan yang subur dalam
tahun-tahun akhir kehidupannya yang telah merangsang penelitian yang pantas
dipertimbangkan. Teori kepribadian menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan
psikologis tanpa menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia. Jung
mengembangkan suatu teori pengembangan kepribadian orang dewasa yang
memandang kepribadian sebagai ektrovert atau introvert ia berteori bahwa
keseimbangan antara keddua hal tersebut adalah penting kesehatan. Didalam konsep
intoritas dari Jung, separuh kehidupan manusia berikutnya digambarkan dengan
memeiliki tujuannya sendiri yaitu untuk mengembangkan kesadaran diri sendiri
melalui aktivitas yang dapat merefleksikan diri sendiri.
b. Teori Tugas Perkembangan
Beberapa ahli teori sudah menguraikan proses maturasi dalam kaitannya dengan
tugas yang harus dikuasai pada tahap sepanjang rentang hidup manusia. Hasil
penelitian Ericson mungkin teori terbaik yang dikenal dalam bidang ini. Tugas
perkembangan adalah aktivitas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh seseorang
pada tahap-tahap spesifik dalam hidupnya untuk mencapai penuaan yang sukses.
Erickson menguraikan tugas utama lansia adalah mampu melihat kehidupan
seseorang sebagai kehidupan yang dijalani dengan integritas. Pada kondisis tidak
adanya pencapaian perasaan bahwa ia telah menikmati kehidupan yang baik, maka
lansia tersebut beresiko untuk disibukkan dengan rasa penyesalan atau putus asa.
Minat yang terbaru dalam konsep ini sedang terjadi pada saat ahli gerontologi dan
perawat gerontologi memeriksa kembali tugas perkembanagn lansia.
17. 17
c. Teori Disengagement
Teori disengagement (teori pemutusan hubungan), dikembangkan pertama kali
pada awal tahun 1960-an, menggambarkan proses penarikan diri oleh lansia dari
peran bermasyarakat dan tanggung jawabnya. Menurut ahli teori ini, proses penarikan
diri ini dapat diprediksi, sistematis, tidak dapat dihindari, dan penting untuk fungsi
yang tepat dari masyarakat yang sedang tumbuh. Lansia dikatakan bahagia apabila
kontak sosial telah berkurang dan tanggung jawab telah diambil oleh generasi yang
lebih muda. Manfaat pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah agar ia dapat
menyediakan waktu untuk merefleksikan pencapaian hidupnya dan untuk
menghadapi harapan yang tidak terpenuhi, sedangkan manfaatnya bagi masyarakat
adalah dalam rangka memindahkan kekuasaan generasi tua pada generasi muda.
Teori ini banyak menimbulkan kontroversi, sebagian karena penelitian ini
dipandang cacat dan karena banyak lansia yang menentang “postulat” yang
dibangkitkan oleh teori untuk menjelaskan apa yang terjadi didalam pemutusan ikatan
atau hubungan. Sebagai contoh, dibawah kerangka kerja teori ini, pensiun wajib
menjadi kebijakan sosial yang harus diterima. Dengan meningkatnya rentang waktu
kehidupan alami, pensiun pada usia 65 tahun berarti bahwa seorang lanjut usia yang
sehat dapat berharap untuk hidup 20 yahun lagi. Bagi banyak individu yang sehat dan
produktif, prospek diri suatu langkah yang lebih lambat dan tanggung jawab yang
lebih sedikit merupakan hal yang tidak diinginkan. Jelasnya, banyak lansia dapat
terus menjadi anggota masyarakat produktif yang baik sampai mereka berusia 80
sampai 90 tahun.
d. Teori Aktivitas
Lawan langsung dari teori disengagement adalah teori aktivitas penuaan, yang
berpendapat bahwa jalan menuju penuaan yang sukses adalah dengan cara tetap aktif.
Havighurst yang pertama menulis tentang pentingnya tetap aktif secara sosial sebagai
alat untuk penyesuaian diri yang sehat untuk lansia pada tahun 1952. Sejak saat itu,
berbagai penelitian telah memvalidasi hubungan positif antara mempertahankan
interaksi yang penuh arti dengan oranglain dan kesejahteraan fisik dan mental orang
tersebut. Gagasan pemenuhan kebutuhan seseorang harus seimbang dengan
pentingnya perasaan dibutuhkan oleh orang lain. Kesempatan untuk turut berperan
dengan cara yang penuh arti bagi kehidupan seseorang yang penting bagi dirinya
18. 18
adalah suatu komponen kesejahteraan yang penting bagi lansia. Penelitian
menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran pada lansia secara negatif memengaruhi
kepuasan hidup. Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan pentingnya aktivitas
mental dan fisik yang berkesinambungan untuk mencegah kehilangan dan
pemeliharaan kesehatan sepanjang masa kehidupan manusia.
e. Teori Kontinuitas
Teori kontinuitas, juga di kenal sebagai suatu teori perkembangan, merupakan
suatu kelanjutan dari dua teori sebelumnya dan mencoba untuk menjelaskan dampak
kepribadian pada kebutuhan untuk tetap aktif atau memisahkan diri agar mencapai
kebahagiaan dan terpenuhinya kebutuhan di usia tua. Teori ini menekankan pada
kemampuan koping individu sebelumnya dan kepribadian sebagai dasar untuk
memprediksi bagaimana seseorang akan dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan
akibat penuaan. Ciri kepribadian dasar dikatakan tetap tidak berubah walaupun
usianya telah lanjut. Selanjutnya, ciri kepribadian secara khas menjadi lebih jelas
pada saat orang tersebut bertambah tua. Seseorang yang menikmati bergabung
dengan orang lain dan memiliki kehidupan sosial yang aktif akan terus menikmati
gaya hidupnya ini sampai usianya lanjut. Orang yang menyukai kesendirian dan
memiliki jumlah aktivitas yang terbatas mungkin akan menemukan kepuasan dalam
melanjutkan gaya hidupnya ini. Lansia yang terbiasa memiliki kendali dalam
membuat keputusan mereka sendiri tidak akan dengan mudah menyerahkan peran ini
hanya karena usia mereka yang telah lanjut. Selain itu, individu yang telah melakukan
manipulasi atau abrasi dalam interaksi interpersonal mereka selama masa mudanya
tidak akan tiba-tiba mengembangkan suatu pendekatan yang berbeda didalam masa
akhir kehidupannya.
Ketika perubahan gaya hidup dibebankan pada lansia oleh perubahan sosial-
ekonomi atau faktor kesehatan, permasalahan mungkin akan timbul. Kepribadian
yang tetap tidak diketahui selama pertemuan atau kunjungan singkat kadang-kadang
dapat menjadi fokal dan juga menjadi sumber kejengkelan ketika situasi
mengharuskan adanya suatu perubahan didalam pengaturan tempat tinggal. Keluarga
yang berhadapan dengan keputusan yang sulit tentang perubahan pengaturan tempat
tinggal untuk seorang lansia sering memerlukan banyak dukungan. Suatu pemahaman
19. 19
tentang pola kepribadian lansia sebelumnya dapat memberikan pengertian yang lebih
diperlukan dalam proses pengambilan keputusan ini.
H. Pensiun dan Masalahnya
Pensiun sering di anggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga
menjelang masanya. Sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan
macam apa kelak yang akan di hadapinya.6
I. Kebutuhan pada masa tua
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita sel serta
tubuh manusia.
Menurut WHO, batasan usia lansia meliputi:
Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45 sampai 59 tahun
Lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun
Lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun
Usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun
Perubahan pada lansia yang dapat mempengaruhi status gizi antara lain:
Massa otot akan berkurang dan massa lemak bertambah, mengakibatkan jumlah cairan
tubuh yang berkurang, sehingga kulit terlihat mengerut dan kering, wajah keriput serta
muncul garis-garis halus. Oleh karena itu lansia seringkali terlihat kurus.
Penurunan indera penglihatan yang seringkali dihubungkan dengan kekurangan vitamin
A, vitamin C, dan asam folat. Juga terjadi gangguan pada indera pengecap yang
berhubungan dengan kekurangan kadar Zinc yang menyebabkan menurunnya nafsu
makan. Untuk penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi
sel syaraf pendengaran.
Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal mengakibatkan gangguan pada fungsi
mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
Menurunnya mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti
perut kembung, nyeri, serta susah BAB yang dapat menyebabkan wasir.
Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif, dan
kesulitan mengunyah makanan, juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya
ingat.
6Rosleny Marliani, Psikologi Perkembangan, (Bandung:CV Pustaka Ceria, 2015), hal. 233.
20. 20
Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk melakukan fungsinya juga menurun,
sehingga dapat menyebabkan pengenceran natrium yang menimbulkan rasa lelah.
Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu
masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut. Lansia biasanya mengurangi
minum karena hal ini sehingga dapat menyebabkan dehidrasi.
Kebutuhan Gizi Lansia
Banyak asupan zat gizi yang harus ditingkatkan agar lansia tetap sehat dan dapat
beraktivitas dengan baik. Namun beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya asam
lemak omega 3 (dapat diperoleh dari minyak ikan), perbanyak air putih, perhatikan konsumsi
garam, perhatikan asupan vitamin D dan kalsium.7
Kalori
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang
berusia lanjut akan menurun sekitar 15-20%, disebabkan karena berkurangnya massa otot
dan aktivitas. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 30%
lemak dan sisanya karbohidrat.
Protein
Pada lansia terjadi penurunan massa otot, namun ternyata kebutuhan tubuh akan
protein tidak berkurang, bahkan harus ditingkatkan karena pada lansia efisiensi
penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang, disebabkan
pencernaan dan penyerapannya kurang efisien. Beberapa penelitian merekomendasikan
kebutuhan protein lansia ditingkatkan 12-14% dari kebutuhan untuk orang dewasa.
Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% dari total kalori yang dibutuhkan.
Konsumsi lemak yang terlalu tinggi (lebih dari 40%) dapat menyebabkan penyumbatan
pada pembuluh darah.
Karbohidrat dan Serat
Lansia tetap dianjurkan mengonsumsi serat. Sumber serat yang baik adalah sayuran,
buah-buahan dan biji-bijian utuh. Konsumsi suplemen serat tidak dianjurkan bagi lansia
karena dikhawatirkan konsumsi serat yang terlalu banyak dapat menyebabkan mineral
dan zat gizi lain terserap oleh serat.
7Ibid., hal. 254.
21. 21
Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula sederhana dan menggantinya
dengan karbohidrat kompleks.
Vitamin dan Mineral
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya lansia kurang mengonsumsi vitamin
A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E. Kekurangan mineral yang paling
banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan
tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral
bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran
dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
Selain itu, beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya:
Perhatikan asupan asam lemak omega 3
Minyak ikan mengandung asam lemak omega 3. Menurut AKG 2013, kebutuhan
omega 3 lansia adalah sebesar 1,6 gram. Perlu diwaspadai jika minyak ikan dikonsumsi
terlalu banyak (berlebihan/overdosis) maka dapat menurunkan kadar vitamin E di dalam
tubuh manusia.
Perhatikan asupan garam setiap harinya
Kebanyakan lansia menderita hipertensi sehingga penting untuk memperhatikan
asupan garam harian dan membatasi makanan yang asin.
Perbanyak asupan vitamin D dan kalsium
Vitamin D penting untuk penyerapan kalsium dan pemeliharaan tulang. Selain itu,
suplemen vitamin D dapat mengurangi kejadian patah tulang nonvertebral pada pria dan
wanita lansia. Kombinasi kalsium dan vitamin D dapat meningkatkan kepadatan mineral
tulang serta mengurangi risiko pinggul dan patah tulang belakang. Kalsium dan vitamin
D menjadi kebutuhan harian tertinggi pada wanita menopause dan laki-laki lanjut usia,
yaitu 1500 mg kalsium dan 400-800 IU vitamin D. Vitamin D dapat diperoleh dari
paparan sinar matahari. Sinar ultraviolet dari matahari meningkatkan sintesis vitamin
D3 (cholecalciferol) dalam kulit. Hal ini terjadi dalam waktu 15 menit setelah terpapar
dari sinar matahari. Vitamin D juga dapat ditemukan dalam beberapa sumber makanan,
termasuk susu, kuning telur, ikan laut, dan hati
Perhatikan asupan vitamin B
Memasuki usia diatas 50 tahun, akan terjadi perubahan dalam produksi asam
lambung sehingga berdampak pada proses penyerapan vitamin B12.
J. Tugas Perkembangan Masa Dewasa dan Lanjut Usia
22. 22
1. Tugas perkembangan masa dewasa8
a. Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara yang dewasa
b. Mencapai dan mempertahankan suatu tingkat kehidupan ekonomi
c. Membantu anak- anaknya yang umur belasan tahun menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan bahagia.
d. Menerima dan menyesuaikan diri pada perubahan- perubahan fisiologis karena
usianya.
e. Menyesuaikan diri pada orangtua yang sangat tua (berumur, ageing parents)
2. Tugas perkembangan masa lanjut usia
Menurut Erickson, kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri
terhadap tugas perkembangan usia lanjut di pengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada
tahap berikutnya. Apabila seseorang pada tahap sebelumnya melakukan kegiatan sehari-
hari dengan teratur dan baik pada usia lanjut tetap akan melakukan kegiatan yang mereka
lakukan. Adapun tugas perkembangan lanjut usia adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun
b. Mempersiapkan diri untuk pensiun
c. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya
d. Mempersiapkan kehidupan baru
e. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/ masyarakatnya secara santai
f. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan dengan cara :
1) Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik;
2) Menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi karena pensiundan
berkurangnya penghasilan;
3) Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup;
4) Menerima fakta bahwa dirinya termasuk golongan lanjut usia dan mencari
kelompok seusia;
5) Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara fleksibel.
8
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Yogjakarta:Ar- Ruzz, 2012), hal. 83.
23. 23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap makhluk hidup utamanya manusia mempunyai masa perkembangan dari mulai
sebelum lahir sampai akhir hayatnya. Untuk masa dewasa dan lanjut usia manusia tentunya juga
memiliki perkembangan diantaranya : perkembangan fisik (perkembangan sensori dan
perkembangan otak), perkembangan psikomotorik dan perkembangan kognitif (penurunan dalam
daya ingat, kemunduran dalam intelegensi umum, perkembangan psikososial). Selain
perkembangan tersebut manusia dewasa juga akan melewati masa yang berhubungan dengan
dimensi kematangan, cinta dan intimacy, dan perkawinan. Dimensi kematangan memiliki ciri :
perluasan diri, kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain, memiliki orientasi yang
realistic, memiliki filsafat hidup, memiliki kemampuan untuk mengontrol emosi, memiliki
kemampuan memandang orang, obyek dan situasi seperti apa adanya, kemampuan dan minat
memecahkan masalah. Cinta dan Intimacy, menurut Santrock cinta dikelompokkan menjadi 4
(altruisme, persahabatan, cinta yang romantis/ bergairah, dan cinta yang penuh perasaan/
persahabatan), sedangkan Intimacy adalah keintiman atau hubungan khusus antara satu orang
dengan orang yang lain yang saling mempercayai. Selain itu manusia dewasa akan mengalami
masa perkawinan, dimasa ini baik laki-laki ataupun perempuan akan mengalami perubahan gaya
hidup dan pola berfikir yang jauh lebih dewasa dari masa-masa sebelumnya.
Pada masa dewasa manusia juga akan melalui masa pemilihan karir yang realistic,
perngembangan kreeatifitas baik disalurkan melaui hobi maupun pekerjaan, dan masa pemilihan
pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan minat. Setelah manusia mulai beranjak umur 40-60 tahun
disebutlah dengan masa paruh baya yang pada umumnya akan mengalami yaitu kemunduran
dalam hal kesehatan yang berupa berkurangnya kemampuan organ tubuh dalam bekerja dan
perubahan psikologis yang berupa ketidak stabilan emosi pada usia paruh baya.
Pada masa anak mulai beranjak dewasa, orang tua harus memiliki strategi dalam mendidik anak
agar anak tetap menjadi anak yang baik. Memprioritaskan empati, menyediakan ruang untuk
peduli, memberikan pengetahuan tentang orang yang perlu diberikan empati, menjadi contoh dan
panutan, menyeimbangkan emosi dapat menjadi pilihan yang baik dalam mendidik anak masa
dewasa.
24. 24
B. Saran
Demikian makalah kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca apabila ada kritik
dan saran yang ingin di sampaikan. Apabila terdapat kesalahan kami mohon maaf yang
sebesar- besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin. 2012. PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN. Jogjakarta : Ar-
Ruzz
Desmita, 2005.Psikologi perkembangan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA
BANDUNG
Marliani Rosleny. 2015. Psikologi perkembangan. Bandung: CV PUSTAKA CERIA
Siska Adinda Prabowo Putri.2012.Karir Dan Pekerjaan Di Masa Dewasa Awal Dan Dewasa
Madya.SCRIBD. Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012.
https://www.scribd.com/document/428272384/81-123-1-PB-pdf (Di akses 09 Maret 2020
15.00 )
Hurlock, E. B. 1992. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta : Erlangga Khatimah, T. 2002.
http://weloveblitar.blogspot.com/2013/02/perkembangan-fisik-danpsikomotorik.html
(Diakses 11 Maret 2020 14.00 Wib)
Santrock, John W. (1995). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (Edisi
kelima). Alih bahasa oleh Achmad Chusairi dan Juda Damanik. Jakarta: Erlangga.
https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/parenting/17/07/14/osm4d4-lima-strategi-
dasar-membesarkan-anak (Di akses 10 Maret 2020 09.00 Wib)
Zahrotun. Suralaga, Fadhilah. Idriyani, Natris. 2006. Psikologi Perkembangan Tinjauan
Psikologi Barat dan Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Dr.H. Syamsu Yusuf, LN.,m.,pd. Pengantar Psikologi. FIP UPI: 2002.
25. PERKEMBANGAN MASA DEWASA & LANJUT USIA
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliahPsikologi Perkembangan
Dosen Pengampu : Prawidya Lestari, M.Pd.I
Disusun oleh :
1. Ahmad Al Masykur (19120001)
2. Annisa Ika Nur Aisyah (19120005)
3. Fitri Rohayani (19120010)
4. Reni Eliza Munatsiroh (19120028)
5. Sukma Ayuningtiyas (19120030)
6. Wahyu Bagas Rahino (19120032)
7. Dwi Muhammad Rochim (19120041)
8. Muhammad Hazim (16120054)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
PURWOREJO
2020