SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
POTENSIOMETRI
  Kimia Analitik




          Department of Chemical Engineering
                      Faculty of Engineering
                      University of Indonesia
Teknologi Bioproses
Oleh Kelompok 3
Aziz Priambodo (0806340006)

Harnadiemas R.F. (0806340044)

Muhammad Iqbal (0806340145)

Raditya Imamul K. (0806460572)
PENGERTIAN
   Potensiometri adalah cabang ilmu kimia yang
    mempelajari pengukuran perubahan potensial
    dari elektroda untuk mengetahui konsentrasi
    dari suatu larutan.
ELEMEN YANG DIGUNAKAN
 Elekroda acuan
 Elektroda indikator

 Jembatan garam

 Larutan yang dianalisis
NOTASI UMUM
   elektroda acuan│jembatan garam│larutan yang
            dianalisis│elektroda indikator




SEL POTENSIOMETRI
ELEKTRODA ACUAN
Adalah elektroda yang potensial standarnya
 diketahui, konstan, mengikuti persamaan
 Nernst.
 GGL hanya mencerminkan repons elektroda
 indikator teradap analit.
PERSAMAAN NERST
                   Ecell = Eind – Eref + Ej
       Persamaan Nernst: Eº = 0,0591/n log K


 Keterangan:
 Ecell : Potensial sel
 Eind : Potensial elektroda indikator
 Eref : Potensial elektroda acuan
 Ej : Potensial sambungan cair (liquid junction
 potential)
JENIS ELEKTRODA ACUAN
1.Elektroda Calomel



   Notasi :   Hg│Hg2Cl2 (jenuh), KCl (x M)║
 x = konsenrasi KCl.
 Konsentrasi KCl jenuh lebih mudah dibuat dan
  lebih sering digunakan, tetapi mudah
  terpengaruh oleh suhu.
 Reaksi yang terjadi pada elektroda Calomel:

  Hg2Cl2(s) +2e ↔ 2 Hg(l) + 2Cl-(aq)
JENIS ELEKTRODA ACUAN
2.Elektroda Ag/AgCl
 Notasi :

  Ag│AgCl (jenuh), KCl(jenuh)║
   Reaksi Redoks: Ag+ + e ↔ Ag
    AgCl + e ↔ Ag + Cl-



   Logam perak sebagai elektroda yang dicelup
    dalam KCl jenuh dan pasta AgCl. Potensialnya
    pada 25oC adalah 0,199 V.
JENIS ELEKTRODA DALAM SEL
ELEKTRODA INDIKATOR
   Elektroda logam
     Elektroda jenis pertama
     Elektroda jenis kedua
     Elektrodda jenis ketiga
 Elektroda inert
 Elektroda membran
       Elektroda kaca
ELEKTRODA JENIS PERTAMA
 Pada elektroda ini, ion analit berpartisipasi
  langsung dengan logamnya dalam suatu reaksi
  paruh yang dapat balik.
 Beberapa logam seperti Ag, Hg, Cu dan Pb dapat
  bertindak sebagai elektroda indikator bila
  bersentuhan dengan ion mereka.
 Contoh:

       Ag++ e  Ag            E0 = +0,80 V
ELEKTRODA JENIS PERTAMA
   Pada reaksi sebelumnya, potensial sel berubah-
    ubah menurut besarnya aktivitas ion perak
    (Ag+). Sesuai dengan persamaan Nernst:



   Karena     Ag    merupakan    padatan,   maka
    aktivitasnya = 1, sehingga:
ELEKTRODA JENIS KEDUA
 Ion-ion dalam larutan tidak bertukar elektron
  dengan elektroda logam secara langsung,
  melainkan mengatur konsentrasi ion logam yang
  bertukar elektron dengan permukaan logam.
 Elektroda ini bekerja sebagai elektroda referensi
  tetapi memberikan respon ketika suatu
  elektroda indikator berubah nilai ax-nya
  (misalnya KCl jenuh berarti x=Cl).
ELEKTRODA JENIS KEDUA
   Misalnya pada elektroda perak-perak klorida.
    Kesetimbangan reaksi:
    AgCl (s) + e    Ag+ + Cl−       Eo = + 0,22 V
ELEKTRODA JENIS KETIGA
 Elektroda jenis ini dipergunakan sebagai
  elektroda indikator dalam titrasi-titrasi EDTA
  potensiometrik dari 29 ion logam.
 Elektrodanya sendiri berupa suatu tetesan atau
  genangan kecil raksa dalam suatu cangkir pada
  bagian ujung tabung-J dengan suatu kawat ke
  sirkuit luar.
   Sejumlah kecil dari selat raksa-EDTA, HgY2-
    ditambahkan ke larutan yang mengandung Y4-,
    setengah reaksi yang terjadi dalam katode:
       HgY2- + 2e            Hg(l) + Y4- Eo = +0,21 V
         E = 0 ,21 - 0,059/2 log aY4- / a HgY2-
ELEKTRODA INERT
 Elektroda inert merupakan elektroda yang tidak
  masuk ke dalam reaksi. Salah satu contohnya
  adalah platina.
 Elektroda ini bekerja baik sebagai elektroda
  indikator untuk pasangan redoks seperti
  Fe3+ + e ↔ F2+
 Fungsi logam Pt adalah untuk membangkitkan
  kecenderungan sistem tersebut dalam
  mengambil atau melepaskan elektron,
  sedangkan logam itu tidak ikut secara nyata
  dalam reaksi redoks.
ELEKTRODA MEMBRAN
 Pada elektroda membran, tidak ada elektron yang
  diberikan oleh atau kepada membran tersebut.
 Sebagai gantinya, suatu membran membiarkan ion-
  ion jenis tertentu menembusnya, namun melarang
  ion-ion lain sehingga elektroda ini sering disebut
  sebagai elektroda ion selektif (ISE).
 Setiap ISE terdiri dari elektroda referensi yang
  dicelupkan dalam larutan referensi yang terdapat
  materi tidak reaktif seperti kaca atau plastik.
 Membran dalam suatu ISE membran dapat berupa
  cairan ataupun kristal. Elektroda membran cair
  dalam bidang biologi terapan, biasanya elektroda ion
  selektif (ISE) etidium (Eth+).
ELEKTRODA KACA
   Elektroda kaca atau elektroda gelas adalah
    sensor potensiometrik yang terbuat dari selaput
    kaca dengan komposisi tertentu. Gelas/kaca ini
    bertindak sebagai suatu tempat pertukaran
    kation.
KELEBIHAN ELEKTRODA KACA
 Larutan uji tidak terkontaminasi
 Zat-zat yang tidak mudah teroksidasi &
  tereduksi tidak berinteferensi
 Elektroda ini bisa dibuat cukup kecil untuk
  disisipkan dalam volume larutan yang sangat
  kecil.
 Tidak ada permukaan katalitis yang kehilangan
  aktivitasnya oleh kontaminasi seperti platina
  pada elektroda hidrogen.
KETERBATASAN ELEKTRODA KACA
 Pada kondisi pH yang sangat tinggi (misal
 NaOH 0,1M dengan pH = 13) berakibat
  spesifisitas untuk H+ hilang
  Ketergatungan tegangan pH berkurang
  Potensial menjadi tergantung pada aNa+
METODE ANALISIS POTENSIMETRI
 Potensiometri langsung
 Adisi standar

 Adisi sampel

 Titrasi potensiometri
POTENSIOMETRI LANGSUNG
 Teknik ini hanya memerlukan pengukuran
  potensial sebuah indikator elektron ketika
  dicelupkan dalam larutan yang mengandung
  konsentrasi yang tidak diketahui & diketahui
  dari sebuah analit.
 Elektroda indikator selalu dianggap sebagai
  katoda dan elektroda referensi sebagai anoda.
 Untuk pengukuran potensiometri langsung,
  potensial sel dapat diekspresikan sebagai
  perkembangan potensial oleh elektroda
  indikator, elektroda referensi, dan potensial
  jungsi.
ADISI STANDAR
   Teknik    ini    biasanya    digunakan    pada
    instrumentasi analisis seperti dalam atomic
    absorption spectroscopy and gas chromatography
    untuk mencari nilai konsentrasi substansi
    (analit) dalam sampel yang tidak diketahui
    dengan perbandingan untuk susunan sampel
    yang diketahui konsentrasinya.
ATOMIC ABSORPTION
SPECTROSCOPY AND GAS
CHROMATOGRAPHY
ADISI SAMPEL
 Hampir sama dengan metoda adisi standar
  kecuali pada sejumlah kecil volume sampel.
 Pengukuran dibuat pada kekuatan ion standar
  dan slop elektroda yang dihasilkan lebih sesuai
  dibanding adisi standar.
 Baik digunakan pada saat jumlah sampel hanya
  sedikit, atau untuk sampel dengan konsentrasi
  yang besar, atau juga yang memiliki matriks
  kompleks.
KELEBIHAN METODE ADISI
STANDAR & SAMPEL DIBANDING
POTENSIOMETRI LANGSUNG
 Kalibrasi dan pengukuran sampel dilakukan
  secara bersamaan sehingga perbedaan kekuatan
  ion dan temperatur standar dan sampel tidak
  terlalu signifikan.
 Selama proses, elektroda tetap tercelup dalam
  larutan sehingga hanya terdapat sedikit
  perubahan pada junction potential larutan
 Pengukuran slop sangat mendekati konsentrasi
  sampel menunjukkan metode ini dapat
  menghasilkan hasil yang lebih akurat pada
  range non-linear dan dapat digunakan dengan
  elektroda tua atau lama yang range-nya tidak
  linear selama kemiringan stabil.
KEKURANGAN METODA ADISI
STANDAR DAN ADISI SAMPEL
 Diperlukan pencampuran yang akurat dari
  volume standar maupun sampel yang akan
  diukur.
 Diperlukan perhitungan yang lebih rumit
  dibandingkan dengan potensiometri langsung.
 Konsentrasi sampel juga harus diketahui
  sebelum memulai analisis untuk menentukan
  konsentrasi standar dan volume yang sesuai
  untuk kedua larutan.
TITRASI POTENSIOMETRI
 Pada metoda ini dilakukan proses titrasi
  terhadap larutan asam oleh larutan bersifat basa
  atau sebaliknya.
 Bermacam reaksi titrasi dapat diikuti dengan
  pengukuran potensiometri.
 Reaksinya harus meliputi penambahan atau
  pengurangan beberapa ion yang sesuai dengan
  jenis elektrodenya.
 Potensial diukur setelah penambahan sejumlah
  kecil volume titran secara kontinu dengan
  perangkat automatik.
 Presisi dapat dipertinggi dengan el konsentrasi.
TITRASI POTENSIOMETRI
JENIS REAKSI PADA TITRASI
POTENSIOMETRI
 Reaksi netralisasi
  Titrasi asam-basa dapat dikuti dengan elektroda
  indikatornya elektroda gelas.
 Reaksi pembentukan kompleks dan
  pengendapan
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Kd ii meeting 4 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 4 (tep thp)-revKd ii meeting 4 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 4 (tep thp)-revMuhammad Luthfan
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaAndrio Suwuh
 
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)yusbarina
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatifZamZam Pbj
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformqlp
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Munaw2802
 
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiRukmana Suharta
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangreza_kaligis
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Windha Herjinda
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPTTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPTUniversity Of Jakarta
 
Tugas mekanisme kimia organik
Tugas mekanisme kimia organikTugas mekanisme kimia organik
Tugas mekanisme kimia organiksanrorobby
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation risyanti ALENTA
 
Analisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifAnalisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifNaufa Nur
 

What's hot (20)

Kd ii meeting 4 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 4 (tep thp)-revKd ii meeting 4 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 4 (tep thp)-rev
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
 
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
Sol gel zefri
Sol gel zefriSol gel zefri
Sol gel zefri
 
Kestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleksKestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleks
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
 
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Konduktometri
KonduktometriKonduktometri
Konduktometri
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPTTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Tugas mekanisme kimia organik
Tugas mekanisme kimia organikTugas mekanisme kimia organik
Tugas mekanisme kimia organik
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 
Analisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifAnalisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
 

Viewers also liked (17)

PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRI
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRIPENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRI
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRI
 
Modul praktikum elektrometri
Modul praktikum elektrometriModul praktikum elektrometri
Modul praktikum elektrometri
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 
1 kuliah-pendahuluan-kaii-b-rev
1 kuliah-pendahuluan-kaii-b-rev1 kuliah-pendahuluan-kaii-b-rev
1 kuliah-pendahuluan-kaii-b-rev
 
Elekttrokimia
Elekttrokimia Elekttrokimia
Elekttrokimia
 
Aplikasi sensor kimia sebagai biosensor
Aplikasi  sensor  kimia  sebagai  biosensorAplikasi  sensor  kimia  sebagai  biosensor
Aplikasi sensor kimia sebagai biosensor
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetri
 
Pengenalan Kation Golongan 1
Pengenalan Kation Golongan 1Pengenalan Kation Golongan 1
Pengenalan Kation Golongan 1
 
analisis titrimetri (kimia analisi dasar)
analisis titrimetri (kimia analisi dasar)analisis titrimetri (kimia analisi dasar)
analisis titrimetri (kimia analisi dasar)
 
Media Promosi untuk Farmasi
Media Promosi untuk FarmasiMedia Promosi untuk Farmasi
Media Promosi untuk Farmasi
 
Presentasi yang effektif
Presentasi yang effektifPresentasi yang effektif
Presentasi yang effektif
 
Gravimetric analysis
Gravimetric analysisGravimetric analysis
Gravimetric analysis
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
Spektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan AtomSpektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan Atom
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 
Stoikiometri Larutan
Stoikiometri LarutanStoikiometri Larutan
Stoikiometri Larutan
 
Potentiometry
PotentiometryPotentiometry
Potentiometry
 

Similar to Kel 03-potensiometri

Analisis Besi Secara Potensiometri
Analisis Besi Secara Potensiometri Analisis Besi Secara Potensiometri
Analisis Besi Secara Potensiometri SyarafinaSabila
 
kel-01-elektrokimia.ppt
kel-01-elektrokimia.pptkel-01-elektrokimia.ppt
kel-01-elektrokimia.pptIrwan650398
 
Elektrokimia_dan_redoks.ppt
Elektrokimia_dan_redoks.pptElektrokimia_dan_redoks.ppt
Elektrokimia_dan_redoks.pptEtiSulastri1
 
7. Elektrokimia - sel elektrokimia.pptx
7. Elektrokimia - sel elektrokimia.pptx7. Elektrokimia - sel elektrokimia.pptx
7. Elektrokimia - sel elektrokimia.pptxDechiaSachamytaLiche
 
Pemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi Sederhana
Pemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi SederhanaPemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi Sederhana
Pemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi Sederhanafirst last
 
Sel Volta -SMA Budi Agung
Sel Volta -SMA Budi AgungSel Volta -SMA Budi Agung
Sel Volta -SMA Budi Agungmadiyono_ssi
 
Kimia1.Docx
Kimia1.DocxKimia1.Docx
Kimia1.Docxamaen
 
Laporan Kimia Elektrolisis Larutan NaNO3
Laporan Kimia Elektrolisis Larutan NaNO3Laporan Kimia Elektrolisis Larutan NaNO3
Laporan Kimia Elektrolisis Larutan NaNO3Jeny Safitri
 
REDOKS DAN ELEKTROKIMIA
REDOKS DAN ELEKTROKIMIAREDOKS DAN ELEKTROKIMIA
REDOKS DAN ELEKTROKIMIAelitriana88
 
elektrokimia zies 2010.pptx
elektrokimia zies 2010.pptxelektrokimia zies 2010.pptx
elektrokimia zies 2010.pptxNafilaRifki
 

Similar to Kel 03-potensiometri (20)

Kel 03-potensiometri
Kel 03-potensiometriKel 03-potensiometri
Kel 03-potensiometri
 
potensiometri.ppt
potensiometri.pptpotensiometri.ppt
potensiometri.ppt
 
POTENSIOMETRI
POTENSIOMETRIPOTENSIOMETRI
POTENSIOMETRI
 
Analisis Besi Secara Potensiometri
Analisis Besi Secara Potensiometri Analisis Besi Secara Potensiometri
Analisis Besi Secara Potensiometri
 
kel-01-elektrokimia.ppt
kel-01-elektrokimia.pptkel-01-elektrokimia.ppt
kel-01-elektrokimia.ppt
 
Elektrokimia_dan_redoks.ppt
Elektrokimia_dan_redoks.pptElektrokimia_dan_redoks.ppt
Elektrokimia_dan_redoks.ppt
 
7. Elektrokimia - sel elektrokimia.pptx
7. Elektrokimia - sel elektrokimia.pptx7. Elektrokimia - sel elektrokimia.pptx
7. Elektrokimia - sel elektrokimia.pptx
 
Pemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi Sederhana
Pemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi SederhanaPemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi Sederhana
Pemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi Sederhana
 
Elekttrokimia
Elekttrokimia Elekttrokimia
Elekttrokimia
 
Elekttrokimia 1
Elekttrokimia 1Elekttrokimia 1
Elekttrokimia 1
 
Elektrolisis
ElektrolisisElektrolisis
Elektrolisis
 
Sel Volta -SMA Budi Agung
Sel Volta -SMA Budi AgungSel Volta -SMA Budi Agung
Sel Volta -SMA Budi Agung
 
Sel Volta
Sel VoltaSel Volta
Sel Volta
 
Kimia1.Docx
Kimia1.DocxKimia1.Docx
Kimia1.Docx
 
Potensiometer
PotensiometerPotensiometer
Potensiometer
 
Laporan Kimia Elektrolisis Larutan NaNO3
Laporan Kimia Elektrolisis Larutan NaNO3Laporan Kimia Elektrolisis Larutan NaNO3
Laporan Kimia Elektrolisis Larutan NaNO3
 
Bab8 elektrokimia
Bab8 elektrokimiaBab8 elektrokimia
Bab8 elektrokimia
 
REDOKS DAN ELEKTROKIMIA
REDOKS DAN ELEKTROKIMIAREDOKS DAN ELEKTROKIMIA
REDOKS DAN ELEKTROKIMIA
 
Sel elektrokimia
Sel elektrokimiaSel elektrokimia
Sel elektrokimia
 
elektrokimia zies 2010.pptx
elektrokimia zies 2010.pptxelektrokimia zies 2010.pptx
elektrokimia zies 2010.pptx
 

Kel 03-potensiometri

  • 1. POTENSIOMETRI Kimia Analitik Department of Chemical Engineering Faculty of Engineering University of Indonesia
  • 2. Teknologi Bioproses Oleh Kelompok 3 Aziz Priambodo (0806340006) Harnadiemas R.F. (0806340044) Muhammad Iqbal (0806340145) Raditya Imamul K. (0806460572)
  • 3. PENGERTIAN  Potensiometri adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari pengukuran perubahan potensial dari elektroda untuk mengetahui konsentrasi dari suatu larutan.
  • 4. ELEMEN YANG DIGUNAKAN  Elekroda acuan  Elektroda indikator  Jembatan garam  Larutan yang dianalisis
  • 5. NOTASI UMUM elektroda acuan│jembatan garam│larutan yang dianalisis│elektroda indikator SEL POTENSIOMETRI
  • 6. ELEKTRODA ACUAN Adalah elektroda yang potensial standarnya diketahui, konstan, mengikuti persamaan Nernst.  GGL hanya mencerminkan repons elektroda indikator teradap analit.
  • 7. PERSAMAAN NERST Ecell = Eind – Eref + Ej Persamaan Nernst: Eº = 0,0591/n log K Keterangan: Ecell : Potensial sel Eind : Potensial elektroda indikator Eref : Potensial elektroda acuan Ej : Potensial sambungan cair (liquid junction potential)
  • 8. JENIS ELEKTRODA ACUAN 1.Elektroda Calomel  Notasi : Hg│Hg2Cl2 (jenuh), KCl (x M)║  x = konsenrasi KCl.  Konsentrasi KCl jenuh lebih mudah dibuat dan lebih sering digunakan, tetapi mudah terpengaruh oleh suhu.  Reaksi yang terjadi pada elektroda Calomel: Hg2Cl2(s) +2e ↔ 2 Hg(l) + 2Cl-(aq)
  • 9. JENIS ELEKTRODA ACUAN 2.Elektroda Ag/AgCl  Notasi : Ag│AgCl (jenuh), KCl(jenuh)║  Reaksi Redoks: Ag+ + e ↔ Ag AgCl + e ↔ Ag + Cl-  Logam perak sebagai elektroda yang dicelup dalam KCl jenuh dan pasta AgCl. Potensialnya pada 25oC adalah 0,199 V.
  • 11. ELEKTRODA INDIKATOR  Elektroda logam  Elektroda jenis pertama  Elektroda jenis kedua  Elektrodda jenis ketiga  Elektroda inert  Elektroda membran  Elektroda kaca
  • 12. ELEKTRODA JENIS PERTAMA  Pada elektroda ini, ion analit berpartisipasi langsung dengan logamnya dalam suatu reaksi paruh yang dapat balik.  Beberapa logam seperti Ag, Hg, Cu dan Pb dapat bertindak sebagai elektroda indikator bila bersentuhan dengan ion mereka.  Contoh: Ag++ e  Ag E0 = +0,80 V
  • 13. ELEKTRODA JENIS PERTAMA  Pada reaksi sebelumnya, potensial sel berubah- ubah menurut besarnya aktivitas ion perak (Ag+). Sesuai dengan persamaan Nernst:  Karena Ag merupakan padatan, maka aktivitasnya = 1, sehingga:
  • 14. ELEKTRODA JENIS KEDUA  Ion-ion dalam larutan tidak bertukar elektron dengan elektroda logam secara langsung, melainkan mengatur konsentrasi ion logam yang bertukar elektron dengan permukaan logam.  Elektroda ini bekerja sebagai elektroda referensi tetapi memberikan respon ketika suatu elektroda indikator berubah nilai ax-nya (misalnya KCl jenuh berarti x=Cl).
  • 15. ELEKTRODA JENIS KEDUA  Misalnya pada elektroda perak-perak klorida. Kesetimbangan reaksi: AgCl (s) + e Ag+ + Cl− Eo = + 0,22 V
  • 16. ELEKTRODA JENIS KETIGA  Elektroda jenis ini dipergunakan sebagai elektroda indikator dalam titrasi-titrasi EDTA potensiometrik dari 29 ion logam.  Elektrodanya sendiri berupa suatu tetesan atau genangan kecil raksa dalam suatu cangkir pada bagian ujung tabung-J dengan suatu kawat ke sirkuit luar.
  • 17. Sejumlah kecil dari selat raksa-EDTA, HgY2- ditambahkan ke larutan yang mengandung Y4-, setengah reaksi yang terjadi dalam katode: HgY2- + 2e Hg(l) + Y4- Eo = +0,21 V E = 0 ,21 - 0,059/2 log aY4- / a HgY2-
  • 18. ELEKTRODA INERT  Elektroda inert merupakan elektroda yang tidak masuk ke dalam reaksi. Salah satu contohnya adalah platina.  Elektroda ini bekerja baik sebagai elektroda indikator untuk pasangan redoks seperti Fe3+ + e ↔ F2+  Fungsi logam Pt adalah untuk membangkitkan kecenderungan sistem tersebut dalam mengambil atau melepaskan elektron, sedangkan logam itu tidak ikut secara nyata dalam reaksi redoks.
  • 19. ELEKTRODA MEMBRAN  Pada elektroda membran, tidak ada elektron yang diberikan oleh atau kepada membran tersebut.  Sebagai gantinya, suatu membran membiarkan ion- ion jenis tertentu menembusnya, namun melarang ion-ion lain sehingga elektroda ini sering disebut sebagai elektroda ion selektif (ISE).  Setiap ISE terdiri dari elektroda referensi yang dicelupkan dalam larutan referensi yang terdapat materi tidak reaktif seperti kaca atau plastik.  Membran dalam suatu ISE membran dapat berupa cairan ataupun kristal. Elektroda membran cair dalam bidang biologi terapan, biasanya elektroda ion selektif (ISE) etidium (Eth+).
  • 20. ELEKTRODA KACA  Elektroda kaca atau elektroda gelas adalah sensor potensiometrik yang terbuat dari selaput kaca dengan komposisi tertentu. Gelas/kaca ini bertindak sebagai suatu tempat pertukaran kation.
  • 21. KELEBIHAN ELEKTRODA KACA  Larutan uji tidak terkontaminasi  Zat-zat yang tidak mudah teroksidasi & tereduksi tidak berinteferensi  Elektroda ini bisa dibuat cukup kecil untuk disisipkan dalam volume larutan yang sangat kecil.  Tidak ada permukaan katalitis yang kehilangan aktivitasnya oleh kontaminasi seperti platina pada elektroda hidrogen.
  • 22. KETERBATASAN ELEKTRODA KACA Pada kondisi pH yang sangat tinggi (misal NaOH 0,1M dengan pH = 13) berakibat  spesifisitas untuk H+ hilang  Ketergatungan tegangan pH berkurang  Potensial menjadi tergantung pada aNa+
  • 23. METODE ANALISIS POTENSIMETRI  Potensiometri langsung  Adisi standar  Adisi sampel  Titrasi potensiometri
  • 24. POTENSIOMETRI LANGSUNG  Teknik ini hanya memerlukan pengukuran potensial sebuah indikator elektron ketika dicelupkan dalam larutan yang mengandung konsentrasi yang tidak diketahui & diketahui dari sebuah analit.  Elektroda indikator selalu dianggap sebagai katoda dan elektroda referensi sebagai anoda.  Untuk pengukuran potensiometri langsung, potensial sel dapat diekspresikan sebagai perkembangan potensial oleh elektroda indikator, elektroda referensi, dan potensial jungsi.
  • 25. ADISI STANDAR  Teknik ini biasanya digunakan pada instrumentasi analisis seperti dalam atomic absorption spectroscopy and gas chromatography untuk mencari nilai konsentrasi substansi (analit) dalam sampel yang tidak diketahui dengan perbandingan untuk susunan sampel yang diketahui konsentrasinya.
  • 27. ADISI SAMPEL  Hampir sama dengan metoda adisi standar kecuali pada sejumlah kecil volume sampel.  Pengukuran dibuat pada kekuatan ion standar dan slop elektroda yang dihasilkan lebih sesuai dibanding adisi standar.  Baik digunakan pada saat jumlah sampel hanya sedikit, atau untuk sampel dengan konsentrasi yang besar, atau juga yang memiliki matriks kompleks.
  • 28. KELEBIHAN METODE ADISI STANDAR & SAMPEL DIBANDING POTENSIOMETRI LANGSUNG  Kalibrasi dan pengukuran sampel dilakukan secara bersamaan sehingga perbedaan kekuatan ion dan temperatur standar dan sampel tidak terlalu signifikan.  Selama proses, elektroda tetap tercelup dalam larutan sehingga hanya terdapat sedikit perubahan pada junction potential larutan  Pengukuran slop sangat mendekati konsentrasi sampel menunjukkan metode ini dapat menghasilkan hasil yang lebih akurat pada range non-linear dan dapat digunakan dengan elektroda tua atau lama yang range-nya tidak linear selama kemiringan stabil.
  • 29. KEKURANGAN METODA ADISI STANDAR DAN ADISI SAMPEL  Diperlukan pencampuran yang akurat dari volume standar maupun sampel yang akan diukur.  Diperlukan perhitungan yang lebih rumit dibandingkan dengan potensiometri langsung.  Konsentrasi sampel juga harus diketahui sebelum memulai analisis untuk menentukan konsentrasi standar dan volume yang sesuai untuk kedua larutan.
  • 30. TITRASI POTENSIOMETRI  Pada metoda ini dilakukan proses titrasi terhadap larutan asam oleh larutan bersifat basa atau sebaliknya.  Bermacam reaksi titrasi dapat diikuti dengan pengukuran potensiometri.  Reaksinya harus meliputi penambahan atau pengurangan beberapa ion yang sesuai dengan jenis elektrodenya.  Potensial diukur setelah penambahan sejumlah kecil volume titran secara kontinu dengan perangkat automatik.  Presisi dapat dipertinggi dengan el konsentrasi.
  • 32. JENIS REAKSI PADA TITRASI POTENSIOMETRI  Reaksi netralisasi Titrasi asam-basa dapat dikuti dengan elektroda indikatornya elektroda gelas.  Reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan