Dokumen tersebut membahas kasus gingivitis pada seorang pasien perempuan berusia 28 tahun. Pasien mengeluhkan banyak karang gigi di gigi-giginya terutama di rahang bawah. Berdasarkan pemeriksaan klinis, radiografis, dan etiologi, didiagnosis gingivitis yang disebabkan oleh plak dental. Penatalaksanaannya meliputi kontrol plak, skeling dan root planing, serta kontrol berkala untuk memastikan keberhasilan perawatan
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
GINGIVITIS
1. I. INFORMASI KASUS
Anamnesa
Seorang pasien perempuan berusia 28 tahun datang ke Poli Gigi dan Mulut RSMH
Palembang pada tanggal 6 Agustus 2014 dengan keluhan banyak karang gigi di gigi
giginya terutama pada rahang bawah pasien. Pasien merasa kurang percaya diri karena
terdapat bau mulut dan sisa akar yang cukup banyak sejak + 2 tahun yang lalu sehingga
ingin gigi-giginya dibersihkan.
Riwayat Kesehatan Umum
Kesehatan pasien secara umum baik.
Riwayat Kesehatan Gigi
Pasien pernah melakukan pencabutan gigi bawah kanan + 15 tahun yang lalu.
Pemeriksaan Gigi
Interdental Hygiene Index (HYG) pasien sebelum menyikat gigi 20 % dan setelah
menyikat gigi 46,67 %. Probe Bleeding Index (PBI ) pasien sedang yaitu 2,13. Data ini
menunjukkan bahwa kebersihan mulut pasien cukup buruk.
Hasil pemeriksaan kedalaman poket dengan menggunakan probe WHO pada saat
pasien datang dijelaskan pada tabel di bawah ini:
Elemen gigi Bukal/Labial Lingual/Palatal Mesial Distal
18 1 1 2 2
17 1 1 2 2
16 2 2 2 2
15 2 2 2 2
14 2 2 2 2
13 2 2 1 1
12 2 2 1 1
11 2 2 1 1
1
3. Pupil mata : Normal
Pemeriksaan Radiografik
Pemeriksaan radiografik dengan foto Panoramik pada tanggal 17 Agustus 2014
terlihat adanya lesi pada gigi 25 dan sisa akar pada gigi 15 dan 26. Gigi 24,32,42.dan 46
hilang/ekstraksi. Tidak ada kehilangan tulang pada gigi.
Gambar 1. Gambaran Radiografik
Pemeriksaan Klinis
1. Pemeriksaan ekstra oral : Tidak ada kelainan
2. Pemeriksaan intra oral
• Bau Mulut : Ada
• Bibir : Normal
• Lidah : Normal
• Dasar Mulut : Normal
3
4. • Palatum : Normal
• Oropharyngeal : Normal
• Saliva : Normal
• Kel.Limfe : Normal
• Frenulum : Normal
• Habit, parafungsi : Tidak Ada
• Kontak prematur : Tidak ada
Foto intra oral saat kunjungan pertama
Facial
Regio a Regio b Regio c
Regio d Regio e Regio f
Oral
Regio a Regio b Regio c
Regio d Regio e Regio f
4
5. Etiologi
Etiologi lokal dari kasus ini adalah buruknya kebersihan mulut sehingga terbentuk
plak atau karang gigi di bagian gigi yang berbatasan dengan tepi gusi. Plak dan karang gigi
mengandung banyak bakteri yang akan menyebabkan infeksi pada gusi.
Diagnosa
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan radiografis dan etiologi,
maka diagnosa dari kasus ini adalah Gingivitis associated with dental plaque only
Prognosa
Secara keseluruhan, pasien mempunyai sikap kooperatif yang sangat tinggi,
memiliki motivasi yang tinggi, pasien juga mau menerima edukasi, instruksi kontrol plak,
dan pasien mempunyai latar belakang sosial yang baik.
Pada prognosis individu, pasien mengalami gingivitis akibat faktor lokal karena
plak. Namun, setelah dilakukan scalling dan root planing, keadaan gingiva pasien
menunjukkan keberhasilan perawatan yang baik.
II. RENCANA PERAWATAN
5
Fase I (Etiotropik)
• Kontrol Plak (Edukasi, Motivasi, Instruksi)
• Scalling dan root planning
6. (tidak berhasil) (berhasil)
6
Evaluasi
Kontrol plak
Fase II (Bedah)
Kuretase
Ektraksi gigi 46
Retreatment fase I
• Kontrol Plak (Edukasi, Motivasi, Instruksi)
• Scalling dan root planning
Reevaluasi
Kontrol plak
Fase III (Restorasi)
• Pro Konservasi : Restorasi gigi 28,36,47
Reevaluasi
Pem. subjektif dan objektif
7. III. PENATALAKSANAAN
Setelah diagnosa ditegakkan, pasien diberikan edukasi, motivasi, dan instruksi
mengenai pemeliharaan gigi dan kebersihan mulut. Kemudian dilakukan scalling dan root
planning untuk menghilangkan kalkulus dan plak yang merupakan faktor predisposisi
lokal. Selanjutnya akan dilakukan kontrol sebanyak 5 kali. Yang dilakukan saat kontrol
adalah pemeriksaan Papila Bleeding Indeks (PBI), Foto intra oral, pemeriksaan poket, dan
pemeriksaan HYG.
Kontrol pertama (17 September 2013)
• PBI = 1,85 (sedang)
• HYG Sebelum 55,56 % (buruk)
• HYG sesudah 62,96 % (sedang)
• Scaling kembali dan edukasi pasien
Kontrol kedua (1 oktober 2013)
• PBI = 1,25 (sedang)
• HYG Sebelum 74,07 % (sedang)
• HYG Sesudah 88,89 % (baik)
7
Fase IV (Kontrol Berkala)
• Recall at time
• Maintenance
• Kontrol Plak dan Scalling
8. Kontrol ketiga (17 Oktober 2013)
• dilakukan brushing
• PBI = 0,81 (ringan)
• HYG Sebelum 74,07 % (sedang)
• HYG Sesudah 85,18% (baik)
Kontrol keempat (30 oktober 2013)
• Dilakukan scaling manual
• PBI = 0,37 (ringan)
• HYG Sebelum 88,89 % (baik)
• HYG Sesudah 96,29 % ( baik)
Kontrol kelima (11 November 2013)
• dilakukan brushing
• PBI = 0,22 ( ringan )
• HYG Sebelum 88,89 % (baik)
• HYG Sesudah 92,59 % (baik)
8
9. Foto intra oral KONTROL V Tanggal 29 september 2012
Facial
Regio a Regio b Regio c
Regio d Regio e Regio f
Oral
Regio a Regio b Regio c
Regio d Regio e Regio f
9
10. IV. PEMBAHASAN
Gingivitis merupakan peradangan (inflamasi) yang terjadi pada gingiva atau suatu
istilah yang digunakan untuk menggambarkan non destruktif penyakit periodontal. Fase
terjadinya gingivitis dapat dibagi menjadi akut, subakut, dan kronis. Gingivitis merupakan
penyakit gingiva yang paling sering terjadi dan merupakan respon inflamasi tanpa merusak
jaringan pendukung.
Adapun karateristik klinis dari gingivitis dapat dilihat dari :
• Warna gingiva, terjadi perubahan dari warna pink (merah muda) ke warna merah,
merah tua, merah kebiruan pada gingival tepian meluas sampai gingival cekat.
• Kontur gingiva, terjadi perubahan bentuk gingiva dari bentuk normal seperti kerah
baju (lancip) menjadi membulat dan datar.
• Tekstur gingiva, terjadi pengurangan bahkan kehilangan stippling (gambaran
seperti kulit jeruk).
• Konsistensi, terjadi perubahan kekenyalan gingiva dari kenyal, lunak (odematus)
menjadi fibrotik.
• Ukuran gingiva, dari yang normal sampai membesar dan menyebabkan terjadinya
proliferasi jaringan (didukung dengan hasil radiograf).
• Tendensi perdarahan, dapat diliat pada saat sikat gigi, bila berdarah maka terdapat
proses inflamasi.
10
11. • Rasa sakit, terjadi bila ada pembengkakan.
• Terlihat penambahan kedalaman probing (terbentuknya poket gingiva)
• Akumulasi dari faktor penyebab seringkali juga menyebabkan bau mulut.
Gingivitis biasanya disebabkan oleh buruknya kebersihan mulut sehingga terbentuk
plak atau karang gigi di bagian gigi yang berbatasan dengan tepi gusi. Plak dan karang gigi
mengandung banyak bakteri yang akan menyebabkan infeksi pada gusi. Bila kebersihan
mulut tidak diperbaiki, gingivitis akan bertambah parah dan berkembang menjadi
periodontitis.
Selain dari faktor bakteri, etiologi gingivitis juga dipengaruhi oleh faktor host dan
beberapa faktor lokal dan umum lainnya, seperti:
Faktor lokal : - Kuantitas dan komposisi saliva
- Bernafas melalui mulut
- Alergi termis, mekanis, kimia
- Ketidakseimbangan fungsi, trauma oklusi, parafungsi otot
orofasial (clenching dan bruxism).
Faktor umum: - Penyakit sistemik yang parah
- Ketidakseimbangan endokrin
- Stress
- Medikasi dan nutrisi
- Usia
Menurut World Workshop pada tahun 1999 dalam Clinical Periodontics, ada dua
kategori utama penyakit gingiva, masing-masing dengan berbagai subkelompok:
11
12. 1. Dental plaque-induced gingival diseases
1. Gingivitis associated with plaque only
2. Gingival diseases modified by systemic factors
3. Gingival diseases modified by medications
4. Gingival diseases modified by malnutrition
2. Non-plaque-induced gingival lesions
1. Gingival diseases of specific bacterial origin
2. Gingival diseases of viral origin
3. Gingival diseases of fungal origin
4. Gingival diseases of genetic origin
5. Gingival manifestations of systemic conditions
6. Traumatic lesions
7. Foreign body reactions
8. Not otherwise specified
Klasifikasi penyakit gingiva menurut The American Academy of Periodontology
tahun 1989 adalah sebagai berikut:
A. Plaque induced gingival disease
1. Gingivitis associated with dental plaque only
a. Without other locally contributing factors
b. With locally contributing factors
2. Gingival disease modified by sistemic factors
12
13. a. Associated with endocrine system
i. Puberty-assoc. Gingivitis
ii. Menstrual cycle-assoc. Gingivitis
iii. Pregnancy-assoc. Gingivitis or pyogenic granuloma
iv. Diabetes mellitus-assoc.gingivitis
b. Associated with blood dyscrasias
i. Leukaemia-assoc.gingivitis
ii. other
3. Gingival disease modified by drugs
a. drug-related gingival enlargement
b. drug-influenced gingivitis
c. oral contraceptive-assoc.gingivitis
d. other
4. Gingival disease modified by malnutrition
a. ascorbic acid-deficiency gingivitis
b. other
B. Non plaque-induced gingival lesions
1. Gingival disease of spesific bacterial origin
a. Neisseria gonorrhea-assoc.lesions
b. Treponema pallidum-assoc.lesions
c. Streptococcal species-assoc.lesions
d. other
2. Gingival disease of viral origin
a. Herpes virus
i. primary herpetic gingivostomatitis
ii. reccurent oral herpes
b. Oral Epstein-Barr virus lesions
c. Varicella-Zoster virus
13
14. d. other
3. Gingival disease of fungal origin
a. Candida species infections : generalized gingival candidiasis
b. linear gingival erythema
c. histoplasmosis
d. other
4. Gingival disease of genetic origin
a. hereditary gingival fibromatosis
b. other
5. Gingival manifestations of systemic conditions
a. Mucocutaneous conditions
i. lichen planus
ii. pemphigoid
iii. pemphigus vulgaris
iv. erythema multiformi
v. lupus erythematosus
vi. drug-induced
vii. other
b. Allergic reactions
i. dental restorative materials
a. mercury
b. nickel
c. acrylic
d. other
ii. other materials
a. toothpastes
b. mouthrinses
c. chewing gums addictive
d. foods and food addictive
14
15. 6. Trauma lesions
a. physical injury
b. chemical injury
c. thermal injury
7. Foreign body reactions
8. Not otherwise specified
Penatalaksanaan gingivitis sebenarnya bersifat holistik, tidak hanya mencakup
daerah periodontal saja, namun juga mencakup kesehatan gigi dan mulut secara
keseluruhan. Secara garis besar, pengobatan penyakit gingiva ini adalah:
1) Skeling dan Root Planning
Skeling dan penghalusan akar sejak lama merupakan suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan untuk perawatan penyakit periodontal. Skeling merupakan
bagian dan prosedur perawatan yang penting untuk menghilangkan endapan yang
lunak dan keras pada daerah koronal dan epitel perbatasan (junctional epithelium).
Penghalusan permukaan akar juga dilakukan karena permukaan akar merupakan
tempat timbunan bakteri yang dapat masuk dalam tubuli dentin. Penghalusan
permukaan akar yang sempurna, yang meliputi pembersihan bakteri dan toksinnya,
pembersihan kalkulus serta semen dan dentin yang sakit, dapat menghasilkan
permukaan akar yang secara biologis masih dapat diterima. Meskipun demikian,
anggapan tersebut masih perlu dipertanyakan karena penghalusan permukaan akar
dengan sempurna secara taktil belum menjamin kebersihan secara mikroskopis.
Oleh karena itu, dalam beberapa dasawarsa terakhir ini di samping melakukan
15
16. skeling dan penghalusan permukaan akar, dianjurkan juga mengevaluasi efektifitas
dan hasil penghalusan sisa akar tersebut dengan melihat secara visual kondisi
jaringan.
Apabila setelah skeling dan penghalusan permukaan akar kesembuhan
jaringan belum sempurna, hal ini dapat dipakai sebagai salah satu indikator bahwa
penghalusan perrnukaan akar juga kurang sempurna.
2) Antibakteri
Telah dijelaskan bahwa akhir-akhir ini peran berbagai macam
mikroorganisme terhadap penyakit periodontal sangat menentukan. Oleh karena itu
banyak dilakukan penelitian untuk menentukan macam obat apa yang paling efektif
terhadap bakteri patogen periodontal.
Apabila pada masa-masa lalu obat-obat kumur yang dianjurkan antara lain
adalah NaCl atau peroksida, pada dua dasawarsa terakhir ini obat kumur yang
mengandung heksitidin atau klorheksidin, yang telah terbukti di samping dapat
mematikan bakteri patogen periodontal juga dapat menghambat terbentuknya plak
dental, sangat dianjurkan penggunaannya. Umumnya terapi ini diberikan untuk
kasus gingivitis dan periodontitis ringan. Pemberian metronidazol gel dan
tetrasiklin juga banyak dipergunakan untuk terapi lokal.
3) Bed Bedah Periodontal
Pada prinsipnya, kuretase merupakan suatu tindakan membersihkan bagian
dalam dari dinding poket dengan tujuan menyembuhkan jaringan dan keradangan.
Kuretase dapat dilakukan bersamaan dengan skeling pada kasus-kasus pseudopoket
16
17. atau sebagai bagian dan perawatan bedah flap. Sebelum dasawarsa lima puluhan,
berbagai tindakan bedah seperti osteotektomi, osteoplasti, gingivektomi dan
gingivoplasti untuk perawatan penyakit periodontal merupakan cara-cara pilihan
pada masa itu. Pada sekitar tahun tujuh dan delapan puluhan beberapa peneliti
membuktikan terjadinya beberapa risiko pada jaringan pendukung setelah teknik-
teknik bedah tersebut di atas dilakukan. Akibat hasil penelitian klinik ini, beberapa
fase perawatan bedah seperti osteotektomi yang telah dianjurkan, ditangguhkan
atau ditunda. Sebaliknya pentingnya skeling dan penghalusan akar dewasa ini
sedang diteliti, yang mungkin akan dipergunakan sebagai cara atau model yang
definitif untuk perawatan periodontal.
4) Konsul ke internis apabila ada kelainan sistemik.
Pada kasus ini penatalaksanaan gingivitis dilakukan dengan cara dilakukan
scalling dan root planning untuk menghilangkan plak dan kalkulus yang
merupakan penyebab utama terjadinya gingivitis pada pasien ini.
Pemeriksaan lengkap dilakukan pada pasien dimulai dari anamnesis yang meliputi
riwayat kesehatan umum, riwayat kesehatan gigi, pemeriksaan gigi, pemeriksaan
radiografi, dan pemeriksaan klinis. Pemeriksaan radiografi panoramik dilakukan untuk
melihat kondisi gigi geligi dan jaringan periodontal. Dilakukan pengukuran Interdental
Hygiene Index (HYG) sebelum menyikat gigi 0 % dan setelah menyikat gigi 28,57 %.
Papilla Bleeding Index (PBI) 2,07. Kedalaman poket normal pada semua regio. Data ini
menunjukkan bahwa kebersihan dan kesehatan mulut pasien kurang baik. Pada kasus ini
ditentukan diagnosa pasien adalah Gingivitis associated with dental plaque only. Etiologi
dari kasus ini adalah buruknya kebersihan mulut sehingga terbentuk plak atau karang gigi
17
18. di bagian gigi yang berbatasan dengan tepi gusi. Plak dan karang gigi mengandung banyak
bakteri yang akan menyebabkan infeksi pada gusi.
Sikap kooperatif pasien merupakan faktor penentu kelancaran dan keberhasilan
perawatan ini. Perawatan yang dilakukan pada pasien berlangsung dengan baik sesuai
dengan rencana perawatan yang telah direncanakan tetapi pada kontrol terakhir masih di
dapat Papilla Bleeding Index (PBI) 0,22 hal ini mungkin disebabkan karena pasien tidak
bisa datang melakukan kontrol setiap minggu secara teratur sehingga kalkulus sudah mulai
terbentuk kembali.
V. KESIMPULAN
Gingivitis merupakan peradangan (inflamasi) yang terjadi pada gingiva atau suatu
istilah yang digunakan untuk menggambarkan non destruktif penyakit periodontal. Fase
terjadinya gingivitis dapat dibagi menjadi akut, subakut, dan kronis. Gingivitis merupakan
penyakit gingiva yang paling sering terjadi dan merupakan respon inflamasi tanpa merusak
jaringan pendukung.
Etiologi dari gingivitis pada kasus ini adalah buruknya kebersihan mulut sehingga
terbentuk plak atau karang gigi di bagian gigi yang berbatasan dengan tepi gusi. Plak dan
karang gigi mengandung banyak bakteri yang akan menyebabkan infeksi pada gusi.
Pada kasus ini penatalaksanaan gingivitis dilakukan dengan cara dilakukan scalling
dan root planning untuk menghilangkan plak dan kalkulus yang merupakan penyebab
utama terjadinya gingivitis pada pasien ini.
18
19. Sikap kooperatif pasien merupakan faktor penentu kelancaran dan keberhasilan
perawatan ini. Selain itu, pasien juga memiliki motivasi yang tinggi, pasien mau menerima
edukasi, instruksi kontrol plak. Pasien mempunyai latar belakang sosial yang baik. Selain
itu kelancaran perawatan ini juga bisa berjalan lancar karena pasien yang sudah menjaga
kebersihan mulut (oral hygine pasien baik). Perawatan yang dilakukan pada pasien
berlangsung dengan baik sesuai dengan rencana perawatan yang telah direncanakan tetapi
pada kontrol terakhir masi di dapat Papilla Bleeding Index (PBI) 0,22 hal ini mungkin
disebabkan karena pasien tidak bisa datang melakukan kontrol setiap minggu.
Palembang, Maret 2015
Disetujui oleh
Dosen Pembimbing,
drg. Mellani Cindera Negara
19