SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Pembahasan Soal
Kegawatdaruratan Maternal dan
Neonatal
Oleh
Asmaurika Pramuwidya, SST, M.Kes
Jehani Fajar Pangestu, SST, M.Kes
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak
Soal 1
Seorang perempuan GIP0A0 usia 25 tahun berada dalam proses persalinan di Praktik
Bidan Mandiri, usia kehamilan 40 minggu. Hasil Pemeriksaan oleh bidan didapatkan KU
baik, tanda-tanda vital normal, DJJ150x/menit. His tiap 3x dalam 10 menit lama 40”. VT Ø 8
cm, ketuban (-) pecah spontan warna putih keruh, teraba kepala UUK depan Hodge II,
teraba bagian berdenyut di samping bagian terendah janin. Apakah diagnosa pada kasus
tersebut?
A. Fetal distress
B. Panggul sempit
C. Persalinan normal
D. Persalinan dengan tali pusat terkemuka
E. Persalinan dengan tali pusat menumbung
Pembahasan Soal 1
 Jawaban: E. Persalinan dengan tali pusat menumbung
 Alasan: Tali pusat menumbung adalah suatu keadaan dimana tali pusat janin teraba di samping
atau lebih rendah dari bagian terendah janin yang dapat didiagnosa jika ketuban telah pecah,
keadaan ini dapat terjadi jika panggul ibu sempit, malpresentasi, plasenta letak rendah dan
polihidramnion. Sedangkan tali pusat terkemuka dapat ditegakkan diagnose pada data tali pusat
berada di dalam ketuban (Sarwono Prawirohardjo, 2006 dan Obstetri Patolog, 1984).
Soal 2
Seorang perempuan usia 25 tahun PIA0HI berada dalam proses persalinan kala IV di Praktik Bidan
Mandiri. K/U baik, konjungtiva tidak anemis. TD 120/90 mmHg, N 84x/menit, P 22 x/menit, S 36,7oC,
plasenta lahir lengkap, kontraksi uterus kuat, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong,
perdarahan aktif, berat lahir bayi 4000 gram dalam keadaan baik dan terdapat laserasi pada
mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit dan otot perineum hingga sfingter ani eksterna. Apa
tindakan selanjutnya yang dapat dilakukan oleh bidan?
A. Pasang tampon
B. Lakukan penjahitan
C. Masase fundus uteri
D. Persiapkan rujukan
E. Pemberian uterotonika
Pembahasan Soal 2
JAWABAN: D. PERSIAPAN RUJUKAN
Alasan: Robekan pada jalan lahir yang mengenai mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit dan otot
perineum hingga sfingter ani eksterna merupakan robekan perineum yang terjadi dengan tingkat
robekan III.Keadaan ini merupakaan keadaan patologis dimana dapat menyebabkan perdarahan
post partum yang cukup banyak yang memerlukan penanganan khusus oleh dokter spesialis
kandungan (Sarwono Prawirohardjo, 2006).
Soal 3
Seorang perempuan usia 23 tahun, PIA0HI berada dalam prores persalinan kala III di Praktik Mandiri
Bidan. Hasil pemeriksaan kontraksi uterus ibu baik, TFU sepusat, perdarahan sedikit, tali pusat tidak
memanjang. Bidan sudah memberikan injeksi Oksitosin ke II pada 15 menit post partum dan telah
melakukan penegangan tali pusat terkendali saat uterus berkontraksi. 15 menit setelah pemberian
oksitosin ke II plasenta belum juga lahir. Keadaan Bayi baik. Apa diagnosis pada kasus tersebut?
A. Solusio plasenta
B. Plasenta previa
C. Retensio plasenta
D. Plasenta letak rendah
E. Plasenta suksenturiata
Pembahasan Soal 3
JAWABAN: C, RETENSIO PLASENTA
 Alasan: Plasenta yang tidak segera lahir dalam waktu 30 setelah bayi lahir merupakan keadaan
patologis yang disebut dengan Retensio Plasenta, retensio plasenta terbagi atas beberapa jenis,
yaitu plasenta adhesive, akreta, inkreta, perkreta dan inkarserata.Retensio Plasenta dapat terjadi
pada keadaan atonia uteri dan implantasi plasenta yang terlalu kuat (Sarwono Prawirohardjo,
2006).
Soal 4
Seorang perempuan usia 40 tahun PIVA0MIV postpartum 2 jam dan akan segera di rujuk dari
Puskesmas ke Rumah Sakit dengan keluhan perdarahan pasca persalinan. Pertolongan persalinan
dilakukan oleh dukun dirumah sebelum di bawa oleh keluarga ke Puskesmas. Kedaan ibu pada saat
di Puskesmas: KU lemah, Apatis, TD 80/60 mmHg, N 102 x/m kecil, S 35,10C, P 30x/m, kontraksi
uterus lembek, TFU tidak teraba, uterus lembek, perdarahan aktif < 500ml dan bayi lahir normal.
Apa tindakan pertama yang paling tepat untuk kasus diatas?
A. Pemasangan infus
B. Pemberian uterotonika
C. Pemasangan tampon
D. Melakukan KBI & KBE
E. Pemasangan kondom kateter
Pembahasan Soal 4
JAWABAN: A, PEMASANGAN INFUS
Alasan: Berdasarkan hasil pemeriksaan ibu yang dilakukan oleh petugas kesehatan di Puskesmas ibu
mengalami perdarahan post partum dimana perdarahan terjadi dalam 24 jam setelah bayi lahir.
Perdarahan post partum merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu. Dari hasil pemerikaan
keadaan ibu telah mengalami syok hypovolemic yg ditandai dengan nadi yg cepat, sesak nafas, suhu
tubuh rendah yang disertai dengan penuruna tekanan darah. Penanganan yang tepat pada pasien dengan
syok adalah perbaiki keadaan umum pasien dengan pemasangan infus, pemberian oksigen terlebih
dahulu (Sarwono Prawirohardjo, 2006 dan Obstetri Patolog, 1984).
Soal 5
Seorang perempuan umur 33 tahun PIIA0 post partum 2 jam yang lalu secara spontan di Puskesmas,
mengeluarkan darah sebanyak ±600 cc. Ibu mengeluh pusing, badan terasa lemas. Hasil pemeriksaan
didapatkan TD: 90/60 mmHg, S: 37,5°C, N: 92x/m, R: 24x/m, kontraksi uterus tidak ada, konsistensi uterus
lembek, pasien telah terpasang infus.
Asuhan kebidanan apakah yang dapat diberikan segera kepada ibu untuk kasus diatas?
A. Menilai tanda-tanda perdarahan
B. Memasang infus dengan drip oksitosin
C. Memasang infus dan memantau keadaan umum
D. Melakukan KBI & KBE
E. Transfusi darah
Pembahasan Soal 5
JAWABAN: D. Melakukan KBI & KBE
Alasan: Kedaan ibu diatas menandakan ibu mengalami perdarahan post partum primer dimana
perdarahan terjadi dalam 24 jam setelah bayi lahir dan pengeluaran darah > 500 ml. Diketahui dahwa
penyebab dari perdarahan post partum yaitu atonia uteri, robekan jalan lahir dan plasenta yang tertinggal.
Dari kasus ditas kontraksi uerus lembek merupakan tanda dari atonia uteri, asuhan kebidanan yang harus
dilakukan oleh petugas kesehatan yaitu perbaiki atonia uteri atau perbaiki kontraksi uerus ibu dengan cara
KBI dan KBE, dimana KBI dan KBE dilakukan untuk menekan Rahim diantara kedua tangan dengan
maksud merangsang Rahim untuk berkontraksi dan mengurangi perdarahan (Depkes RI, 1997).
Soal 6
Seorang perempuan umur 45 tahun, PIIIA0 post partum 2 jam yang lalu secara spontan di Praktik Mndiri
Bidan, mengeluarkan darah banyak (±600 cc), mengeluh pusing, badan terasa lemas , jantung berdebar-
debar, keringat dingin, Hasil pemeriksaan TD: 90/60 mmHg, N:100x/m, S:35,2 °C, P:30x/m, kontraksi uterus
tidak ada, konsistensi uterus lembek. Apa diagnosis yang terjadi apabila tidak ditangani secara tepat kasus
di atas?
A. Syok neurogenik
B. Syok septik
C. Syok anafilaksis
D. Syok hipovolemik
E. Syok kardiogenik
Pembahasan Soal 6
JAWABAN: D, Syok hipovolemik
Alasan: Dari hasil pemerikaan keadaan ibu telah mengalami syok hypovolemic yg ditandai dengan nadi yg
cepat, sesak nafas, suhu tubuh rendah yang disertai dengan penuruna tekanan darah. Penanganan yang
tepat pada pasien dengan syok adalah perbaiki keadaan umum pasien dengan pemasangan infus,
pemberian oksigen terlebih dahulu (Sarwono Prawirohardjo, 2006 dan Obstetri Patolog, 1984).
Soal 7
Seorang perempuan PIIA0 post partum 4 hari yang lalu, datang ke Praktik Mandiri Bidan dengan keluhan
demam sudah 2 hari, menggigil, tercium baru tidak sedap dari area kewanitaan dan nyeri pada luka jalan
lahir. Hasil pemeriksaan didapatkan TD: 100/60 mmHg, N: 78x/m, R: 24x/m, S: 39,2°C, bengkak dan
kemerahan pada luka perineum, lochea berbau dan terdapat pengeluaran nanah di luka jalan lahir.
Apa diagnosis yang tepat berdasarkan kasus diatas?
A. Kelainan postpartum
B. Infeksi postpartum
C. Depresi postpartum
D. Perdarahan postpartum primer
E. Perdarahan postpartum sekunder
Pembahasan Soal 7
JAWABAN: B, Infeksi postpartum
Alasan: Infeksi postpartum adalah infeksi yang terjadi pada ibu nifas setelah 24 jam postpartum dan 10 hari
sebelum pasca salin dengan tanda dan gejala ibu merasa demam lebih dari 1 hari, nyeri tekan, panas,
bengkak dan pengeluaran darah atau nanah disekitar tempat penjahitan jalan lahir. Infeksi postpartum
dapat diakibatkan oleh beberapa hal salah satunya yaitu tindakan pencegahan infeksi yang kurang baik
(Saifuddin, 2007).
Soal 8
Seorang perempuan PIIIA0M0 usia 36 tahun hamil 34 minggu diantar suaminya datang ke Praktik Mandiri
Bidan dengan keluhan pengeluaran darah sejak 1 jam yang lalu tanpa disertai rasa nyeri dan mengatakan
tidak pernah terjatuh, ibu merasa cemas dan khawatir akan keadaan janin dalam kandungannya. Hasil
pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 110/70 mmHg, N: 80x/m R: 24x/m S:36,50C keladaan umum ibu
baik, ada bercak darah dari jalan lahir, berwarna merah segar dan tanpa nyeri. Bagaimana sikap bidan
pada kasus diatas?
A. Pemeriksaan laboratorium
B. Pemeriksaan Inspekulo
C. Pemeriksaan dalam
D. Rectal Taucher
E. Rujuk
Pembahasan Soal 8
JAWABAN: E. RUJUK
Alasan: Berdasarkan tanda dan gejala diatas, ibu dapat didiagnosa mengalami plasenta previa, plasenta
previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada bagian segmen bawah Rahim, sehingga dapat
menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir yang ditandai dengan perdarahan uterus yang keluar dari jalan
lahir tanpa adanya rasa nyeri pada kehamilan trimester akhir (Chalik, 2008). Adapun faktor risiko Plasenta
Previa yaitu perempuan dengan usia pada saat hamil >35 tahun, multigravida, riwayat abortus (Wardana
2007).
Soal 9
Seorang perempuan umur 30 tahun 2 jam postpartum PIVA0 diantar oleh keluarga ke Rumah Sakit akibat
pengeluaran darah yang banyak setelah melahirkan yang ditolong oleh dukun. Ibu mengeluh lemas,
mengantuk, dan keringat dingin disertai menggigil. Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil KU lemah,
Compos Mentis, TD 80/60 mmHg, S 35,5 °C, N 62x/m, P 30x/m. Kontraksi uterus lemah, perdarahan
pervaginam ≥600 ml. Apa diagnosis yang tepat berdasarkan pada kasus diatas adalah perdarahan
postpartum yang diakibatkan oleh?
A. Retensio plasenta
B. Sepsis puerpuraliS
C. Sisa Plasenta
D. Atonia uteri
E. Laserasi jalan lahir
Pembahasan Soal 9
JAWABAN: D. Atonia uteri
Alasan: Kedaan ibu diatas menandakan ibu mengalami perdarahan post partum primer dimana
perdarahan terjadi dalam 24 jam setelah bayi lahir dan pengeluaran darah > 500 ml. Diketahui dahwa
penyebab dari perdarahan post partum yaitu atonia uteri, robekan jalan lahir dan plasenta yang tertinggal.
Dari kasus ditas kontraksi uerus lembek merupakan tanda dari atonia uteri. Atonia uteri adalah
ketidakmampuan uterus khususnya myometrium untuk berkontraksi setelah plasenta lahir (Wiknjosastro,
2006). Kegagalan kontraksi dapat menyebabkan perdarahan yang cepat dan parah serta syok hipovolemik.
Atonia uteri disebabkan oleh beberapa faktor seperti: kelelahan karena persalinan lama, persalinan terlalu
cepat, implantasi plasenta, korioamnionitis, endomiometritis, septicemia, hipoksia, solusio plasenta (Rueda
et al, 2013).
Soal 10
Seorang Bayi Perempuan lahir cukup bulan di Praktik Mandiri Bidan. Bayi lahir spontan dan tidak langsung
menangis. Bayi tampak pucat kebiruan dan lemas, gerakan otot lemah, pernapasan megap-megap.
Dilakukan isap lendir, bayi masih megap-megap, kulit sianosis, denyut jantung 80 kali/menit. Bayi memiliki
riwayat proses persalinan dengan belitan tali pusat erat. Persiapan alat yang paling penting untuk tindakan
penolong berdasarkan kasus tersebut adalah?
A. Oksigen
B. Suction karet
C. Epinefrin 0,1-0,3
D. Sungkup
E. Broncho dilatator
Pembahasan Soal 10
JAWABAN: D. Sungkup
 Alasan: Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara
spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia
pada saat dilahirkan. Bayi dengan asfiksia perlu dilakukan resusitasi dengan tujuan untuk memperbaiki
fungsi pernapasan dan jantung bayi yang tidak bernapas.Indikasi resusitasi: apneu, pernapasan tidak
teratur, tangisan lemah, warna kulit pucat dan biru, tonus otot lemah, denyut jantung < 100 x/menit.
Persiapan alat yang paling penting adalah sungkup bayi yang sesuai dengan ukuran bayi tersebut agar
dapat melakukan resusitasi (ventiasi). Alat lainnya yang tidak kalah penting yaitu oksigen, suction karet
dan ambu bag.
 Sumber: Hernawati, E dan Kamila, L. 2017. Buku Ajar Bidan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal
(Dengan Soal-Soal Latihan Kasus Berbasis Uji Kompetensi Nasional). Jakarta: TIM.
Soal 11
Seorang perempuan umur 29 tahun G2P0A1, hamil 40 minggu datang ke RS. Hasil pemeriksaan
didapatkan janin tunggal, hidup dengan letak kepala, TBBJ 4200 gram, VT: pembukaan lengkap, kepala
Hodge IV. Setelah dipimpin meneran selama 45 menit akhirnya kepala bayi lahir, tetapi bahu anterior
macet, tidak dapat dilahirkan. Apakah faktor predisposisi yang dapat menyebabkan penyulit pada
persalinan tersebut?
A. Anemia
B. Hipertensi
C. Riwayat kembar
D. DM (Diabetes Melitus)
E. Gagal ginjal
Pembahasan Soal 11
JAWABAN: D, DM (Diabetes Melitus)
 Alasan: DM (Diabetes Mellitus) pada kehamilan adalah intoleransi karbohidrat ringan (toleransi glukosa
terganggu) maupun berat (DM), terjadi atau diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung.
Komplikasi dan risiko: 1).Pada Ibu: Preeklamsia/Eklamsia, Komplikasi proses persalinan, Risiko DM tipe 2
dikemudian hari; 2). Pada Bayi: Makrosomia (ukuran bayi besar), Distosia bahu, Stillbirth, Kelainan
kongenital, Lahir premature, Pertumbuhan janin terhambat, Hipoglikemia, Hiperbilirubinemia,
Hipokalsemia.
 Sumber: Hernawati, E dan Kamila, L. 2017. Buku Ajar Bidan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal
(Dengan Soal-Soal Latihan Kasus Berbasis Uji Kompetensi Nasional). Jakarta: TIM; Maryunani,A. 2013.
Diabetes pada Kehamilan, Edisi 2. Jakarta: TIM.
Soal 12
Seorang perempuan umur 30 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu, datang ke Praktik Mandiri Bidan, mengeluh
sering kenceng-kenceng dan teratur disertai pengeluaran darah lendir, penglihatan kabur dan nyeri ulu
hati. Hasil pemeriksaan: oedema pada kaki dan kelopak mata, TD 160/110 mmHg, N 82x/menit, P
20x/menit, S 36˚C, VT Ø 2 cm, Ketuban (+), Kepala Hodge II+. Apakah pemeriksan fisik yang diperlukan
untuk menunjang pemberian terapi pada kasus tersebut?
A. Foto Thorax
B. Urine protein
C. Reflek patella
D. Fungsi jantung
E. Fungsi Ginjal
Pembahasan Soal 12
Jawaban: C. Reflek patella
 Alasan: Preeklamsia – Eklamsia merupakan kehamilan di atas 20 minggu yang disertai hipertensi,
udema dan atau proteinuria. Biasanya Preeklamsia sudah terdiagnosis sebelum melahirkan, kelahiran
itu sendiri sering sebagai tindakan untuk mencegah memburuknya Preeklamsia, sebagai upaya
mencegah terjadinya eklamsia. Eklamsia pasca bersalin biasanya terjadi dalam dua puluh empat jam
setelah melahirkan. Disebut Preeklamsia Ringan (PER) apabila TD 140/90 mmHg atau kenaikan sistolik
30 mmHg atau lebih, atau kenaikan diastolik 25 mmHg atau lebih, disertai udema dan atau proteinuria
(++). Disebut Preeklamsia Berat (PEB) jika TD 160/110 mmHg, disertai udema dan atau proteinuria
(+++). Preeklamsia disertai pusing, nyeri ulu hati, penurunan visus (penglihatan), disebut impending
Eklamsia. Apabila disertai kejang atau koma disebut Eklamsia. Saat kejang, obat yang aman diberikan
adalah MgSO4, obat ini dapat diberikan dengan syarat: Tersedia antidotum MgSO4 (kalsium glukonas
10%), reflex patella baik (+), Pernapasan 16-24 x/menit, Urin 0,5 ml/KgBB/jam.
 Sumber: Wiknjosastro, H., 1999. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga, Jakarta: YBP-SP
Soal 13
Seorang Perempuan umur 30 tahun G1 P0 A0 hamil 36 minggu, datang ke Praktik Mandiri Bidan dengan
keluhan jatuh dari kamar mandi 30 menit yang lalu. Ibu mengatakan nyeri perut yang teramat sangat,
keluar perdarahan pervaginam hebat, terdiri dari darah segar dan bekuan darah berwarna kehitaman dan
pergerakan janin berkurang. Hasil pemeriksaan menunjukkan ibu pucat, sianosis dan berkeringat dingin,
keluar perdarahan pervaginam, uterus tegang dan keras seperti papan, nyeri tekan (+), TFU pertengahan
px-pusat, bagian janin sulit teraba, DJJ 150x/menit. Tekanan darah 100/90 mmHg, nadi 100x/menit. Apakah
diagnosis pada kasus tersebut?
A. Retensio placenta
B. Atonia uteri
C. Inersia uteri
D. Placenta previa
E. Solutio placenta
Pembahasan Soal 13
Jawaban: E. Solutio placenta
Alasan :
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta dari korpus uteri
setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum janin lahir.
Diagnosis: 1).Anamnesis: Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut, Perdarahan pervaginam yang sifatnya
dapat hebat dan sekonyong-konyong(non-recurrent) terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah
yang berwarna kehitaman, Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti,
Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang-kunang, Kadang ibu dapat menceritakan
trauma dan faktor kausal yang lain.
Pembahasan Soal 13
2).Inspeksi: Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan, Pucat, sianosis dan berkeringat dingin,
Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).
3).Palpasi: Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, Uterus tegang dan keras seperti
papan yang disebut uterus in bois (wooden uterus) baik waktu his maupun di luar his, Nyeri tekan di
tempat plasenta terlepas, Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena perut (uterus) tegang.
4). Auskultasi: Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila DJJ terdengar biasanya di atas 140, kemudian turun
di bawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas lebih dari 1/3 bagian.
5). Pemeriksaan dalam: Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup, Kalau sudah terbuka maka
plasenta dapat teraba menonjol dan tegang, Apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas seluruhnya,
akan terjadi prolapsus placenta.
Pembahasan Soal 13
6).Pemeriksaan umum: Tekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita
penyakit vaskuler, tetapi akan turun dan pasien jatuh dalam keadaan syok. Nadi cepat dan kecil.
7).Pemeriksaan laboratorium: Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan silinder dan
leukosit, Darah : Hb menurun, periksa golongan darah, lakukan cross-match test. Karena pada solusio
plasenta sering terjadi kelainan pembekuan darah hipofibrinogenemia.
8).Pemeriksaan plasenta: Plasenta biasanya tampak tipis dan cekung di bagian plasenta yang terlepas
(kreater) dan terdapat koagulum atau darah beku yang biasanya menempel di belakang plasenta, yang
disebut hematoma retroplacenter.
Pembahasan Soal 13
9).Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG): Pada pemeriksaan USG yang dapat ditemukan antara lain :Terlihat
daerah terlepasnya plasenta, Janin dan kandung kemih ibu, Darah, Tepian plasenta.
 Sumber: Moechtar R. 1998. Pedarahan Antepartum. Dalam: Synopsis Obstetri, Obstetri Fisiologis dan
Obstetri Patologis, Edisi II. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC; Cunningham, F. Gary [et.al..].
2005. Obstetri Williams. Jakarta : EGC; Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP –
SP.
Soal 14
Seorang bayi baru lahir perempuan umur 3 hari datang ke RS diantar Ibunya dengan keluhan kejang sejak
1 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan menunjukkan mulut bayi mencucu dan sulit meneteki, dinding perut
teraba seperti papan, tali pusat bayi berbau dan terdapat rempah-rempah yang dibaluri di sekitar tali
pusat. Apa diagnosa potensial berdasarkan kasus di atas?
A. Hipoglikemi
B. Kejang Demam
C. Typus abdominalis
D. Tetanus neonaturum
E. Perdarahan intracranial
Pembahasan Soal 14
Jawaban: D. Tetanus Neonatorum
Alasan: Tetanus neonatorum (TN) disebabkan masuknya basil Clostridium tetani ke tubuh melalui luka.
Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang berusia kurang dari 28 hari.
Salah satu penyebab TN adalah apabila pemotongan tali pusat tidak menggunakan alat yang steril.
Neonatus yang terinfeksi Clostridium tetani masih menunjukkan perilaku seperti menangis dan menyusui
seperti bayi yang normal pada dua hari yang pertama. Pada hari ke-3, gejala-gejala tetanus mula
kelihatan. Masa inkubasi tetanus umumnya antara 3 – 12 hari, namun dapat mecapai 1 – 2 hari dan
kadang-kadang lama melebihi satu bulan; makin pendek masa inkubasi makin buruk prognosis.
Pembahasan Soal 14
Gejala klinis yang sering dijumpai pada tetanus neonatorum adalah:
a. Terjadinya kekakuan otot rahang sehingga penderita sukar membuka mulut(mulut mecucu seperti
mulut ikan) dan kekakuan pada mulut sehingga bayi tak dapat menetek,
b. Terjadi kekakuan otot mimik muka dimana dahi bayi kelihatan mengerut, mata bayi agak tertutup, dan
sudut mulut bayi tertarik ke samping dan ke bawah, c
c. Kekakuan yang sangat berat menyebabkan tubuh melengkung seperti busur, bertumpu pada tumit dan
belakang kepala. Jika dibiarkan secara berterusan tanpa rawatan, bisa terjadi fraktur tulang vertebra,
Pembahasan Soal 14
d. Kekakuan pada otot dinding perut menyebabkan dinding perut teraba seperti papan. Selain otot dinding
perut, otot penyangga rongga dada (toraks) juga menjadi kaku sehingga penderita merasakan kesulitan untuk
bernafas atau batuk,
e. Pada tetanus yang berat akan terjadi gangguan pernafasan akibat kekakuan yang terus-menerus dari otot
laring yang bisa menimbulkan sesak nafas,
f. Bila kekakuan otot semakin berat, akan timbul kejang-kejang umum yang terjadi setelah penderita menerima
rangsangan misalnya dicubit, digerakkan secara kasar, terpapar sinar yang kuat dan sebagainya.
 Sumber: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. 2012. Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal di Indonesia.
In: Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia;
Lumbantobing,SM.2003.Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.Jakarta : FKUI; Hidayat, AA. 2006.
Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
Soal 15
Seorang perempuan umur 32 tahun P2A0 berada pada KALA IV persalinan. Setelah plasenta lahir, klien
mengalami perdarahan hebat. Dari hasil pemeriksaan bayi lahir spontan BB 3800 gram, PB 51 cm, plasenta
lahir lengkap, laserasi derajat I heating satu-satu. Pemeriksaan kontraksi uterus lembek, KU lemah, TD :
90/60 mmHg, N : 100 x/ menit.
Apa tindakan bidan berdasarkan kasus diatas?
A. Melakukan penjahitan pada perineum dan pemberian antibiotik
B. Perbaiki K/U, pasang infuse RL dan berikan anti perdarahan
C. Pasang infuse, berikan O² dan anti perdarahan
D. Perbaiki K/U, KBI, KBE dan Uterotonika
E. KBI, KBE dan KAA
Pembahasan Soal 15
JAWABAN: D. Perbaiki K/U, KBI, KBE dan Uterotonika
 Alasan: Atonia uteri adalah ketidakmampuan otot rahim untuk berkontraksi sehingga tidak mampu
menutup pembuluh darah yang terdapat pada tempat implantasi plasenta. Tanda dan Gejala Atonia
uteri: Perdarahan segera setelah anak lahir, Uterus tidak berkontraksi dan lembek, Terdapat tanda-tanda
Syok (Tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lain-
lain).
 Penanganan Atonia uteri: Jika selama 15 menit uterus tidak berkontraksi setelah dilakukannya massase
fundus uteri, maka lakukan Kompresi Bimanual Interna (KBI). Jika uterus berkontraksi dan perdarahan
berkurang, teruskan melakukan KBI selama dua menit, pantau. Jika masih perdarahan, uterus tidak
berkontraksi lanjutkan Kompresi Bimanual Eksterna (KBE) serta pemberian uterotonika.
 Sumber: Manuaba, Ida Bagus Gde. 2003. Penuntun kepanitraan klinik Obstetri dan Ginekologi. Edisi 2.
Cetakan I. Jakarta: EGC; Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Cetakan I. Yogyakarta:
Pustaka Rihama.
Soal 16
Seorang perempuan umur 28 tahun P1A0 post partum 4 hari yang lalu datang ke polindes pukul 13.30
WIB diantar oleh suami. Ibu mengatakan demam tinggi lebih dari 2 hari, proses persalinan ditolong oleh
dukun. Hasil pemeriksaan menunjukkan KU lemah, menggigil, gelisah, TD 100/60 mmHg, N 90x/menit, P
24x/menit, S 380C, keluar cairan berlebihan dari liang vagina dan berbau.
Apa tindakan bidan berdasarkan kasus diatas?
A. Atasi perdarahan
B. Perbaiki KU dan rujuk
C. Atasi nyeri perut
D. Observasi pengeluaran
E. Observasi cairan yang keluar
Pembahasan Soal 16
Jawaban: B. Perbaiki KU dan rujuk
 Alasan: Infeksi nifas adalah peradangan yang terjadi pada organ reproduksi yang disebabkan oleh
masuknya mikroorganisme atau virus kedalam organ reproduksi selama proses persalinan dan masa
nifas.
 Mikroorganisme penyebab infeksi dapat berasal dari oksigen atau endogen. Beberapa mikroorganisme
yang sering menyebabkan infeksi nifas adalah streptococcus, bacil coli dan staphycoccus. Ibu yang
mengalami infeksi nifas biasanya ditandai dengan demam (peningkatan suhu tubuh diatas 38°C) yang
terjadi selama 2 hari berturut-turut, sakit didaerah infeksi, warna kemerahan, fungsi organ terganggu,
sakit dan lemah, suhu badan meningkat, tekanan darah menurun, nadi meningkat, pernafasan
meningkat dan sesak, kesadaran gelisah sampai menurun bahkan koma, gangguan involusi uteri,
lochea berbau, bernanah dan kotor. Tindakan yang dapat dilakukan Bidan adalah perbaiki keadaan
umum ibu kemudian rujuk ke RS.
Sumber: Maritalia,D. 2012. Asuhan Kebidanan Kebidanan pada Nifas.Jakarta:Salemba Medika.
Soal 17
Seorang ibu umur 35 tahun P4A0 post partum 6 jam yang lalu di RS dengan berat badan bayi 2500 gram.
Ibu mengeluh sakit kepala hebat, pusing, pandangan kabur, dan nyeri ulu hati.. Hasil pemeriksaan
menunjukkan TD 160/120 mmHg. Proteinuria +++, edema pada kedua kaki, dan lochea rubra 300 cc.
Apakah diagnosis yang tepat sesuai kasus tersebut?
A. Post partum dengan eklampsia
B. Post partum dengan hipertensi
C. Post partum dengan PEB
D. Post partum dengan impending eklampsia
E. Post partum dengan PER
Pembahasan Soal 17
Jawaban: D. Post partum dengan impending eklampsia
Alasan: Preeklamsia – Eklamsia merupakan kehamilan di atas 20 minggu yang disertai hipertensi, udema
dan atau proteinuria. Biasanya Preeklamsia sudah terdiagnosis sebelum melahirkan, kelahiran itu sendiri
sering sebagai tindakan untuk mencegah memburuknya Preeklamsia, sebagai upaya mencegah terjadinya
eklamsia.
Eklamsia pasca bersalin biasanya terjadi dalam dua puluh empat jam setelah melahirkan. Disebut
Preeklamsia Ringan (PER) apabila TD 140/90 mmHg atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih, atau
kenaikan diastolik 25 mmHg atau lebih, disertai udema dan atau proteinuria (++). Disebut Preeklamsia
Berat (PEB) jika TD 160/110 mmHg, disertai udema dan atau proteinuria (+++).
Preeklamsia disertai pusing, nyeri ulu hati, penurunan visus (penglihatan), disebut impending Eklamsia.
Apabila disertai kejang atau koma disebut Eklamsia.
Soal 18
Seorang perempuan umur 23 tahun datang ke Praktik Mandiri Bidan mengeluh tidak haid sejak 3 bulan
yang lalu, nyeri perut bagian bawah dan mengelurkan bercak darah berwarna coklat. Hasil pemeriksaan
menunjukkan KU ibu lemah, tekanan darah 90/50 mmHg, nadi 110 x/ menit, konjungtiva pucat, VT: belum
ada pembukaan, adanya nyeri goyang porsio. Apakah diagnosis pada kasus di atas?
A. Sepsis
B. Mola hidatidosa
C. Abortus imminens
D. Kehamilan ektopik
E. Kehamilan ektopik terganggu
Pembahasan Soal 18
Jawaban: E. Kehamilan ektopik terganggu
Alasan: Kehamilan ektopik adalah kehamilan di mana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di
luar endometrium kavum uterus.
Kehamilan ektopik dapat terjadi di luar rahim misalnya dalam tuba, ovarium atau rongga perut, tetapi
dapat juga terjadi di dalam rahim di tempat yang luar biasa misalnya dalam cervik, pars intertistialis atau
dalam tanduk rudimeter rahim.
Kehamilan ektopik terganggu (KET) adalah keadaan di mana timbul gangguan pada kehamilan tersebut
sehingga terjadi abortus maupun ruptur yang menyebabkan penurunan keadaan umum pasien. Gejala
dan tanda KET: Amenorea, pasien tampak kesakitan dan pucat, tekanan darah menurun, nadi meningkat,
Nyeri perut bagian bawah, Bercak darah (spotting) berwarna coklat tua, dan dapat intermiten atau terus
menerus, Pada pemeriksaan dalam terdapat nyeri goyang portio dan kavum Doglas teraba menonjol,
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV Persalinan
Indah Widi
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Andra Dewi Hapsari
 
Askeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normalAskeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normal
MarlenTanamal
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
owik15
 
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Operator Warnet Vast Raha
 
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iiiProses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Operator Warnet Vast Raha
 

What's hot (20)

Kelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,pptKelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
 
Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV Persalinan
 
Kegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan NeonatalKegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan Neonatal
 
Dilema etik kebidanan
Dilema etik kebidananDilema etik kebidanan
Dilema etik kebidanan
 
Contoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalContoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normal
 
7 langkah varney
7 langkah varney7 langkah varney
7 langkah varney
 
tengkorak bayi
tengkorak bayitengkorak bayi
tengkorak bayi
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
 
Askeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normalAskeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normal
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iii
 
Power Point Asuhan Persalinan Kala 1
Power Point Asuhan Persalinan Kala 1Power Point Asuhan Persalinan Kala 1
Power Point Asuhan Persalinan Kala 1
 
Dokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananDokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidanan
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
 
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSIASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
 
4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibu4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibu
 
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
 
Presentasi muka
Presentasi mukaPresentasi muka
Presentasi muka
 
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
 
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iiiProses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
 
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFASPERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
 

Similar to Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal

contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nycontoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
Annisa Rabbani
 
Perdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.pptPerdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.ppt
elly_nd
 
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptxPEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
aanbudi1
 

Similar to Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal (20)

Makalah hpp
Makalah hppMakalah hpp
Makalah hpp
 
SOAL PPPK KEBIDANAN 2 (masbabal.com).pdf
SOAL PPPK KEBIDANAN 2 (masbabal.com).pdfSOAL PPPK KEBIDANAN 2 (masbabal.com).pdf
SOAL PPPK KEBIDANAN 2 (masbabal.com).pdf
 
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
 
Makalah hpp
Makalah hppMakalah hpp
Makalah hpp
 
Makalah hpp
Makalah hppMakalah hpp
Makalah hpp
 
Makalah hpp
Makalah hppMakalah hpp
Makalah hpp
 
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nycontoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
 
162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp
 
162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp
 
Haemorraghe post partum
Haemorraghe post partumHaemorraghe post partum
Haemorraghe post partum
 
Perdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.pptPerdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.ppt
 
Kegawatdaruratan_Obstetri.ppt
Kegawatdaruratan_Obstetri.pptKegawatdaruratan_Obstetri.ppt
Kegawatdaruratan_Obstetri.ppt
 
Soal try out ukom
Soal try out ukomSoal try out ukom
Soal try out ukom
 
Soal try out
Soal try outSoal try out
Soal try out
 
Fisiografi persalinansdjfsjkdgf
Fisiografi persalinansdjfsjkdgfFisiografi persalinansdjfsjkdgf
Fisiografi persalinansdjfsjkdgf
 
2
22
2
 
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptxPEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
 
Askep retensio plasenta illa
Askep retensio plasenta illaAskep retensio plasenta illa
Askep retensio plasenta illa
 
Askep plasenta illaa
Askep plasenta illaaAskep plasenta illaa
Askep plasenta illaa
 
Neuro
NeuroNeuro
Neuro
 

Recently uploaded

399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 

Recently uploaded (20)

Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 

Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal

  • 1. Pembahasan Soal Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal Oleh Asmaurika Pramuwidya, SST, M.Kes Jehani Fajar Pangestu, SST, M.Kes Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak
  • 2. Soal 1 Seorang perempuan GIP0A0 usia 25 tahun berada dalam proses persalinan di Praktik Bidan Mandiri, usia kehamilan 40 minggu. Hasil Pemeriksaan oleh bidan didapatkan KU baik, tanda-tanda vital normal, DJJ150x/menit. His tiap 3x dalam 10 menit lama 40”. VT Ø 8 cm, ketuban (-) pecah spontan warna putih keruh, teraba kepala UUK depan Hodge II, teraba bagian berdenyut di samping bagian terendah janin. Apakah diagnosa pada kasus tersebut? A. Fetal distress B. Panggul sempit C. Persalinan normal D. Persalinan dengan tali pusat terkemuka E. Persalinan dengan tali pusat menumbung
  • 3. Pembahasan Soal 1  Jawaban: E. Persalinan dengan tali pusat menumbung  Alasan: Tali pusat menumbung adalah suatu keadaan dimana tali pusat janin teraba di samping atau lebih rendah dari bagian terendah janin yang dapat didiagnosa jika ketuban telah pecah, keadaan ini dapat terjadi jika panggul ibu sempit, malpresentasi, plasenta letak rendah dan polihidramnion. Sedangkan tali pusat terkemuka dapat ditegakkan diagnose pada data tali pusat berada di dalam ketuban (Sarwono Prawirohardjo, 2006 dan Obstetri Patolog, 1984).
  • 4. Soal 2 Seorang perempuan usia 25 tahun PIA0HI berada dalam proses persalinan kala IV di Praktik Bidan Mandiri. K/U baik, konjungtiva tidak anemis. TD 120/90 mmHg, N 84x/menit, P 22 x/menit, S 36,7oC, plasenta lahir lengkap, kontraksi uterus kuat, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong, perdarahan aktif, berat lahir bayi 4000 gram dalam keadaan baik dan terdapat laserasi pada mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit dan otot perineum hingga sfingter ani eksterna. Apa tindakan selanjutnya yang dapat dilakukan oleh bidan? A. Pasang tampon B. Lakukan penjahitan C. Masase fundus uteri D. Persiapkan rujukan E. Pemberian uterotonika
  • 5. Pembahasan Soal 2 JAWABAN: D. PERSIAPAN RUJUKAN Alasan: Robekan pada jalan lahir yang mengenai mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit dan otot perineum hingga sfingter ani eksterna merupakan robekan perineum yang terjadi dengan tingkat robekan III.Keadaan ini merupakaan keadaan patologis dimana dapat menyebabkan perdarahan post partum yang cukup banyak yang memerlukan penanganan khusus oleh dokter spesialis kandungan (Sarwono Prawirohardjo, 2006).
  • 6. Soal 3 Seorang perempuan usia 23 tahun, PIA0HI berada dalam prores persalinan kala III di Praktik Mandiri Bidan. Hasil pemeriksaan kontraksi uterus ibu baik, TFU sepusat, perdarahan sedikit, tali pusat tidak memanjang. Bidan sudah memberikan injeksi Oksitosin ke II pada 15 menit post partum dan telah melakukan penegangan tali pusat terkendali saat uterus berkontraksi. 15 menit setelah pemberian oksitosin ke II plasenta belum juga lahir. Keadaan Bayi baik. Apa diagnosis pada kasus tersebut? A. Solusio plasenta B. Plasenta previa C. Retensio plasenta D. Plasenta letak rendah E. Plasenta suksenturiata
  • 7. Pembahasan Soal 3 JAWABAN: C, RETENSIO PLASENTA  Alasan: Plasenta yang tidak segera lahir dalam waktu 30 setelah bayi lahir merupakan keadaan patologis yang disebut dengan Retensio Plasenta, retensio plasenta terbagi atas beberapa jenis, yaitu plasenta adhesive, akreta, inkreta, perkreta dan inkarserata.Retensio Plasenta dapat terjadi pada keadaan atonia uteri dan implantasi plasenta yang terlalu kuat (Sarwono Prawirohardjo, 2006).
  • 8. Soal 4 Seorang perempuan usia 40 tahun PIVA0MIV postpartum 2 jam dan akan segera di rujuk dari Puskesmas ke Rumah Sakit dengan keluhan perdarahan pasca persalinan. Pertolongan persalinan dilakukan oleh dukun dirumah sebelum di bawa oleh keluarga ke Puskesmas. Kedaan ibu pada saat di Puskesmas: KU lemah, Apatis, TD 80/60 mmHg, N 102 x/m kecil, S 35,10C, P 30x/m, kontraksi uterus lembek, TFU tidak teraba, uterus lembek, perdarahan aktif < 500ml dan bayi lahir normal. Apa tindakan pertama yang paling tepat untuk kasus diatas? A. Pemasangan infus B. Pemberian uterotonika C. Pemasangan tampon D. Melakukan KBI & KBE E. Pemasangan kondom kateter
  • 9. Pembahasan Soal 4 JAWABAN: A, PEMASANGAN INFUS Alasan: Berdasarkan hasil pemeriksaan ibu yang dilakukan oleh petugas kesehatan di Puskesmas ibu mengalami perdarahan post partum dimana perdarahan terjadi dalam 24 jam setelah bayi lahir. Perdarahan post partum merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu. Dari hasil pemerikaan keadaan ibu telah mengalami syok hypovolemic yg ditandai dengan nadi yg cepat, sesak nafas, suhu tubuh rendah yang disertai dengan penuruna tekanan darah. Penanganan yang tepat pada pasien dengan syok adalah perbaiki keadaan umum pasien dengan pemasangan infus, pemberian oksigen terlebih dahulu (Sarwono Prawirohardjo, 2006 dan Obstetri Patolog, 1984).
  • 10. Soal 5 Seorang perempuan umur 33 tahun PIIA0 post partum 2 jam yang lalu secara spontan di Puskesmas, mengeluarkan darah sebanyak ±600 cc. Ibu mengeluh pusing, badan terasa lemas. Hasil pemeriksaan didapatkan TD: 90/60 mmHg, S: 37,5°C, N: 92x/m, R: 24x/m, kontraksi uterus tidak ada, konsistensi uterus lembek, pasien telah terpasang infus. Asuhan kebidanan apakah yang dapat diberikan segera kepada ibu untuk kasus diatas? A. Menilai tanda-tanda perdarahan B. Memasang infus dengan drip oksitosin C. Memasang infus dan memantau keadaan umum D. Melakukan KBI & KBE E. Transfusi darah
  • 11. Pembahasan Soal 5 JAWABAN: D. Melakukan KBI & KBE Alasan: Kedaan ibu diatas menandakan ibu mengalami perdarahan post partum primer dimana perdarahan terjadi dalam 24 jam setelah bayi lahir dan pengeluaran darah > 500 ml. Diketahui dahwa penyebab dari perdarahan post partum yaitu atonia uteri, robekan jalan lahir dan plasenta yang tertinggal. Dari kasus ditas kontraksi uerus lembek merupakan tanda dari atonia uteri, asuhan kebidanan yang harus dilakukan oleh petugas kesehatan yaitu perbaiki atonia uteri atau perbaiki kontraksi uerus ibu dengan cara KBI dan KBE, dimana KBI dan KBE dilakukan untuk menekan Rahim diantara kedua tangan dengan maksud merangsang Rahim untuk berkontraksi dan mengurangi perdarahan (Depkes RI, 1997).
  • 12. Soal 6 Seorang perempuan umur 45 tahun, PIIIA0 post partum 2 jam yang lalu secara spontan di Praktik Mndiri Bidan, mengeluarkan darah banyak (±600 cc), mengeluh pusing, badan terasa lemas , jantung berdebar- debar, keringat dingin, Hasil pemeriksaan TD: 90/60 mmHg, N:100x/m, S:35,2 °C, P:30x/m, kontraksi uterus tidak ada, konsistensi uterus lembek. Apa diagnosis yang terjadi apabila tidak ditangani secara tepat kasus di atas? A. Syok neurogenik B. Syok septik C. Syok anafilaksis D. Syok hipovolemik E. Syok kardiogenik
  • 13. Pembahasan Soal 6 JAWABAN: D, Syok hipovolemik Alasan: Dari hasil pemerikaan keadaan ibu telah mengalami syok hypovolemic yg ditandai dengan nadi yg cepat, sesak nafas, suhu tubuh rendah yang disertai dengan penuruna tekanan darah. Penanganan yang tepat pada pasien dengan syok adalah perbaiki keadaan umum pasien dengan pemasangan infus, pemberian oksigen terlebih dahulu (Sarwono Prawirohardjo, 2006 dan Obstetri Patolog, 1984).
  • 14. Soal 7 Seorang perempuan PIIA0 post partum 4 hari yang lalu, datang ke Praktik Mandiri Bidan dengan keluhan demam sudah 2 hari, menggigil, tercium baru tidak sedap dari area kewanitaan dan nyeri pada luka jalan lahir. Hasil pemeriksaan didapatkan TD: 100/60 mmHg, N: 78x/m, R: 24x/m, S: 39,2°C, bengkak dan kemerahan pada luka perineum, lochea berbau dan terdapat pengeluaran nanah di luka jalan lahir. Apa diagnosis yang tepat berdasarkan kasus diatas? A. Kelainan postpartum B. Infeksi postpartum C. Depresi postpartum D. Perdarahan postpartum primer E. Perdarahan postpartum sekunder
  • 15. Pembahasan Soal 7 JAWABAN: B, Infeksi postpartum Alasan: Infeksi postpartum adalah infeksi yang terjadi pada ibu nifas setelah 24 jam postpartum dan 10 hari sebelum pasca salin dengan tanda dan gejala ibu merasa demam lebih dari 1 hari, nyeri tekan, panas, bengkak dan pengeluaran darah atau nanah disekitar tempat penjahitan jalan lahir. Infeksi postpartum dapat diakibatkan oleh beberapa hal salah satunya yaitu tindakan pencegahan infeksi yang kurang baik (Saifuddin, 2007).
  • 16. Soal 8 Seorang perempuan PIIIA0M0 usia 36 tahun hamil 34 minggu diantar suaminya datang ke Praktik Mandiri Bidan dengan keluhan pengeluaran darah sejak 1 jam yang lalu tanpa disertai rasa nyeri dan mengatakan tidak pernah terjatuh, ibu merasa cemas dan khawatir akan keadaan janin dalam kandungannya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 110/70 mmHg, N: 80x/m R: 24x/m S:36,50C keladaan umum ibu baik, ada bercak darah dari jalan lahir, berwarna merah segar dan tanpa nyeri. Bagaimana sikap bidan pada kasus diatas? A. Pemeriksaan laboratorium B. Pemeriksaan Inspekulo C. Pemeriksaan dalam D. Rectal Taucher E. Rujuk
  • 17. Pembahasan Soal 8 JAWABAN: E. RUJUK Alasan: Berdasarkan tanda dan gejala diatas, ibu dapat didiagnosa mengalami plasenta previa, plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada bagian segmen bawah Rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir yang ditandai dengan perdarahan uterus yang keluar dari jalan lahir tanpa adanya rasa nyeri pada kehamilan trimester akhir (Chalik, 2008). Adapun faktor risiko Plasenta Previa yaitu perempuan dengan usia pada saat hamil >35 tahun, multigravida, riwayat abortus (Wardana 2007).
  • 18. Soal 9 Seorang perempuan umur 30 tahun 2 jam postpartum PIVA0 diantar oleh keluarga ke Rumah Sakit akibat pengeluaran darah yang banyak setelah melahirkan yang ditolong oleh dukun. Ibu mengeluh lemas, mengantuk, dan keringat dingin disertai menggigil. Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil KU lemah, Compos Mentis, TD 80/60 mmHg, S 35,5 °C, N 62x/m, P 30x/m. Kontraksi uterus lemah, perdarahan pervaginam ≥600 ml. Apa diagnosis yang tepat berdasarkan pada kasus diatas adalah perdarahan postpartum yang diakibatkan oleh? A. Retensio plasenta B. Sepsis puerpuraliS C. Sisa Plasenta D. Atonia uteri E. Laserasi jalan lahir
  • 19. Pembahasan Soal 9 JAWABAN: D. Atonia uteri Alasan: Kedaan ibu diatas menandakan ibu mengalami perdarahan post partum primer dimana perdarahan terjadi dalam 24 jam setelah bayi lahir dan pengeluaran darah > 500 ml. Diketahui dahwa penyebab dari perdarahan post partum yaitu atonia uteri, robekan jalan lahir dan plasenta yang tertinggal. Dari kasus ditas kontraksi uerus lembek merupakan tanda dari atonia uteri. Atonia uteri adalah ketidakmampuan uterus khususnya myometrium untuk berkontraksi setelah plasenta lahir (Wiknjosastro, 2006). Kegagalan kontraksi dapat menyebabkan perdarahan yang cepat dan parah serta syok hipovolemik. Atonia uteri disebabkan oleh beberapa faktor seperti: kelelahan karena persalinan lama, persalinan terlalu cepat, implantasi plasenta, korioamnionitis, endomiometritis, septicemia, hipoksia, solusio plasenta (Rueda et al, 2013).
  • 20. Soal 10 Seorang Bayi Perempuan lahir cukup bulan di Praktik Mandiri Bidan. Bayi lahir spontan dan tidak langsung menangis. Bayi tampak pucat kebiruan dan lemas, gerakan otot lemah, pernapasan megap-megap. Dilakukan isap lendir, bayi masih megap-megap, kulit sianosis, denyut jantung 80 kali/menit. Bayi memiliki riwayat proses persalinan dengan belitan tali pusat erat. Persiapan alat yang paling penting untuk tindakan penolong berdasarkan kasus tersebut adalah? A. Oksigen B. Suction karet C. Epinefrin 0,1-0,3 D. Sungkup E. Broncho dilatator
  • 21. Pembahasan Soal 10 JAWABAN: D. Sungkup  Alasan: Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Bayi dengan asfiksia perlu dilakukan resusitasi dengan tujuan untuk memperbaiki fungsi pernapasan dan jantung bayi yang tidak bernapas.Indikasi resusitasi: apneu, pernapasan tidak teratur, tangisan lemah, warna kulit pucat dan biru, tonus otot lemah, denyut jantung < 100 x/menit. Persiapan alat yang paling penting adalah sungkup bayi yang sesuai dengan ukuran bayi tersebut agar dapat melakukan resusitasi (ventiasi). Alat lainnya yang tidak kalah penting yaitu oksigen, suction karet dan ambu bag.  Sumber: Hernawati, E dan Kamila, L. 2017. Buku Ajar Bidan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal (Dengan Soal-Soal Latihan Kasus Berbasis Uji Kompetensi Nasional). Jakarta: TIM.
  • 22. Soal 11 Seorang perempuan umur 29 tahun G2P0A1, hamil 40 minggu datang ke RS. Hasil pemeriksaan didapatkan janin tunggal, hidup dengan letak kepala, TBBJ 4200 gram, VT: pembukaan lengkap, kepala Hodge IV. Setelah dipimpin meneran selama 45 menit akhirnya kepala bayi lahir, tetapi bahu anterior macet, tidak dapat dilahirkan. Apakah faktor predisposisi yang dapat menyebabkan penyulit pada persalinan tersebut? A. Anemia B. Hipertensi C. Riwayat kembar D. DM (Diabetes Melitus) E. Gagal ginjal
  • 23. Pembahasan Soal 11 JAWABAN: D, DM (Diabetes Melitus)  Alasan: DM (Diabetes Mellitus) pada kehamilan adalah intoleransi karbohidrat ringan (toleransi glukosa terganggu) maupun berat (DM), terjadi atau diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung. Komplikasi dan risiko: 1).Pada Ibu: Preeklamsia/Eklamsia, Komplikasi proses persalinan, Risiko DM tipe 2 dikemudian hari; 2). Pada Bayi: Makrosomia (ukuran bayi besar), Distosia bahu, Stillbirth, Kelainan kongenital, Lahir premature, Pertumbuhan janin terhambat, Hipoglikemia, Hiperbilirubinemia, Hipokalsemia.  Sumber: Hernawati, E dan Kamila, L. 2017. Buku Ajar Bidan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal (Dengan Soal-Soal Latihan Kasus Berbasis Uji Kompetensi Nasional). Jakarta: TIM; Maryunani,A. 2013. Diabetes pada Kehamilan, Edisi 2. Jakarta: TIM.
  • 24. Soal 12 Seorang perempuan umur 30 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu, datang ke Praktik Mandiri Bidan, mengeluh sering kenceng-kenceng dan teratur disertai pengeluaran darah lendir, penglihatan kabur dan nyeri ulu hati. Hasil pemeriksaan: oedema pada kaki dan kelopak mata, TD 160/110 mmHg, N 82x/menit, P 20x/menit, S 36˚C, VT Ø 2 cm, Ketuban (+), Kepala Hodge II+. Apakah pemeriksan fisik yang diperlukan untuk menunjang pemberian terapi pada kasus tersebut? A. Foto Thorax B. Urine protein C. Reflek patella D. Fungsi jantung E. Fungsi Ginjal
  • 25. Pembahasan Soal 12 Jawaban: C. Reflek patella  Alasan: Preeklamsia – Eklamsia merupakan kehamilan di atas 20 minggu yang disertai hipertensi, udema dan atau proteinuria. Biasanya Preeklamsia sudah terdiagnosis sebelum melahirkan, kelahiran itu sendiri sering sebagai tindakan untuk mencegah memburuknya Preeklamsia, sebagai upaya mencegah terjadinya eklamsia. Eklamsia pasca bersalin biasanya terjadi dalam dua puluh empat jam setelah melahirkan. Disebut Preeklamsia Ringan (PER) apabila TD 140/90 mmHg atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih, atau kenaikan diastolik 25 mmHg atau lebih, disertai udema dan atau proteinuria (++). Disebut Preeklamsia Berat (PEB) jika TD 160/110 mmHg, disertai udema dan atau proteinuria (+++). Preeklamsia disertai pusing, nyeri ulu hati, penurunan visus (penglihatan), disebut impending Eklamsia. Apabila disertai kejang atau koma disebut Eklamsia. Saat kejang, obat yang aman diberikan adalah MgSO4, obat ini dapat diberikan dengan syarat: Tersedia antidotum MgSO4 (kalsium glukonas 10%), reflex patella baik (+), Pernapasan 16-24 x/menit, Urin 0,5 ml/KgBB/jam.  Sumber: Wiknjosastro, H., 1999. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga, Jakarta: YBP-SP
  • 26. Soal 13 Seorang Perempuan umur 30 tahun G1 P0 A0 hamil 36 minggu, datang ke Praktik Mandiri Bidan dengan keluhan jatuh dari kamar mandi 30 menit yang lalu. Ibu mengatakan nyeri perut yang teramat sangat, keluar perdarahan pervaginam hebat, terdiri dari darah segar dan bekuan darah berwarna kehitaman dan pergerakan janin berkurang. Hasil pemeriksaan menunjukkan ibu pucat, sianosis dan berkeringat dingin, keluar perdarahan pervaginam, uterus tegang dan keras seperti papan, nyeri tekan (+), TFU pertengahan px-pusat, bagian janin sulit teraba, DJJ 150x/menit. Tekanan darah 100/90 mmHg, nadi 100x/menit. Apakah diagnosis pada kasus tersebut? A. Retensio placenta B. Atonia uteri C. Inersia uteri D. Placenta previa E. Solutio placenta
  • 27. Pembahasan Soal 13 Jawaban: E. Solutio placenta Alasan : Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta dari korpus uteri setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum janin lahir. Diagnosis: 1).Anamnesis: Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut, Perdarahan pervaginam yang sifatnya dapat hebat dan sekonyong-konyong(non-recurrent) terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah yang berwarna kehitaman, Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti, Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang-kunang, Kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.
  • 28. Pembahasan Soal 13 2).Inspeksi: Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan, Pucat, sianosis dan berkeringat dingin, Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu). 3).Palpasi: Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, Uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois (wooden uterus) baik waktu his maupun di luar his, Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas, Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena perut (uterus) tegang. 4). Auskultasi: Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila DJJ terdengar biasanya di atas 140, kemudian turun di bawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas lebih dari 1/3 bagian. 5). Pemeriksaan dalam: Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup, Kalau sudah terbuka maka plasenta dapat teraba menonjol dan tegang, Apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas seluruhnya, akan terjadi prolapsus placenta.
  • 29. Pembahasan Soal 13 6).Pemeriksaan umum: Tekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita penyakit vaskuler, tetapi akan turun dan pasien jatuh dalam keadaan syok. Nadi cepat dan kecil. 7).Pemeriksaan laboratorium: Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan silinder dan leukosit, Darah : Hb menurun, periksa golongan darah, lakukan cross-match test. Karena pada solusio plasenta sering terjadi kelainan pembekuan darah hipofibrinogenemia. 8).Pemeriksaan plasenta: Plasenta biasanya tampak tipis dan cekung di bagian plasenta yang terlepas (kreater) dan terdapat koagulum atau darah beku yang biasanya menempel di belakang plasenta, yang disebut hematoma retroplacenter.
  • 30. Pembahasan Soal 13 9).Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG): Pada pemeriksaan USG yang dapat ditemukan antara lain :Terlihat daerah terlepasnya plasenta, Janin dan kandung kemih ibu, Darah, Tepian plasenta.  Sumber: Moechtar R. 1998. Pedarahan Antepartum. Dalam: Synopsis Obstetri, Obstetri Fisiologis dan Obstetri Patologis, Edisi II. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC; Cunningham, F. Gary [et.al..]. 2005. Obstetri Williams. Jakarta : EGC; Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – SP.
  • 31. Soal 14 Seorang bayi baru lahir perempuan umur 3 hari datang ke RS diantar Ibunya dengan keluhan kejang sejak 1 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan menunjukkan mulut bayi mencucu dan sulit meneteki, dinding perut teraba seperti papan, tali pusat bayi berbau dan terdapat rempah-rempah yang dibaluri di sekitar tali pusat. Apa diagnosa potensial berdasarkan kasus di atas? A. Hipoglikemi B. Kejang Demam C. Typus abdominalis D. Tetanus neonaturum E. Perdarahan intracranial
  • 32. Pembahasan Soal 14 Jawaban: D. Tetanus Neonatorum Alasan: Tetanus neonatorum (TN) disebabkan masuknya basil Clostridium tetani ke tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang berusia kurang dari 28 hari. Salah satu penyebab TN adalah apabila pemotongan tali pusat tidak menggunakan alat yang steril. Neonatus yang terinfeksi Clostridium tetani masih menunjukkan perilaku seperti menangis dan menyusui seperti bayi yang normal pada dua hari yang pertama. Pada hari ke-3, gejala-gejala tetanus mula kelihatan. Masa inkubasi tetanus umumnya antara 3 – 12 hari, namun dapat mecapai 1 – 2 hari dan kadang-kadang lama melebihi satu bulan; makin pendek masa inkubasi makin buruk prognosis.
  • 33. Pembahasan Soal 14 Gejala klinis yang sering dijumpai pada tetanus neonatorum adalah: a. Terjadinya kekakuan otot rahang sehingga penderita sukar membuka mulut(mulut mecucu seperti mulut ikan) dan kekakuan pada mulut sehingga bayi tak dapat menetek, b. Terjadi kekakuan otot mimik muka dimana dahi bayi kelihatan mengerut, mata bayi agak tertutup, dan sudut mulut bayi tertarik ke samping dan ke bawah, c c. Kekakuan yang sangat berat menyebabkan tubuh melengkung seperti busur, bertumpu pada tumit dan belakang kepala. Jika dibiarkan secara berterusan tanpa rawatan, bisa terjadi fraktur tulang vertebra,
  • 34. Pembahasan Soal 14 d. Kekakuan pada otot dinding perut menyebabkan dinding perut teraba seperti papan. Selain otot dinding perut, otot penyangga rongga dada (toraks) juga menjadi kaku sehingga penderita merasakan kesulitan untuk bernafas atau batuk, e. Pada tetanus yang berat akan terjadi gangguan pernafasan akibat kekakuan yang terus-menerus dari otot laring yang bisa menimbulkan sesak nafas, f. Bila kekakuan otot semakin berat, akan timbul kejang-kejang umum yang terjadi setelah penderita menerima rangsangan misalnya dicubit, digerakkan secara kasar, terpapar sinar yang kuat dan sebagainya.  Sumber: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. 2012. Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal di Indonesia. In: Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; Lumbantobing,SM.2003.Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.Jakarta : FKUI; Hidayat, AA. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
  • 35. Soal 15 Seorang perempuan umur 32 tahun P2A0 berada pada KALA IV persalinan. Setelah plasenta lahir, klien mengalami perdarahan hebat. Dari hasil pemeriksaan bayi lahir spontan BB 3800 gram, PB 51 cm, plasenta lahir lengkap, laserasi derajat I heating satu-satu. Pemeriksaan kontraksi uterus lembek, KU lemah, TD : 90/60 mmHg, N : 100 x/ menit. Apa tindakan bidan berdasarkan kasus diatas? A. Melakukan penjahitan pada perineum dan pemberian antibiotik B. Perbaiki K/U, pasang infuse RL dan berikan anti perdarahan C. Pasang infuse, berikan O² dan anti perdarahan D. Perbaiki K/U, KBI, KBE dan Uterotonika E. KBI, KBE dan KAA
  • 36. Pembahasan Soal 15 JAWABAN: D. Perbaiki K/U, KBI, KBE dan Uterotonika  Alasan: Atonia uteri adalah ketidakmampuan otot rahim untuk berkontraksi sehingga tidak mampu menutup pembuluh darah yang terdapat pada tempat implantasi plasenta. Tanda dan Gejala Atonia uteri: Perdarahan segera setelah anak lahir, Uterus tidak berkontraksi dan lembek, Terdapat tanda-tanda Syok (Tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lain- lain).  Penanganan Atonia uteri: Jika selama 15 menit uterus tidak berkontraksi setelah dilakukannya massase fundus uteri, maka lakukan Kompresi Bimanual Interna (KBI). Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan KBI selama dua menit, pantau. Jika masih perdarahan, uterus tidak berkontraksi lanjutkan Kompresi Bimanual Eksterna (KBE) serta pemberian uterotonika.  Sumber: Manuaba, Ida Bagus Gde. 2003. Penuntun kepanitraan klinik Obstetri dan Ginekologi. Edisi 2. Cetakan I. Jakarta: EGC; Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Cetakan I. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
  • 37. Soal 16 Seorang perempuan umur 28 tahun P1A0 post partum 4 hari yang lalu datang ke polindes pukul 13.30 WIB diantar oleh suami. Ibu mengatakan demam tinggi lebih dari 2 hari, proses persalinan ditolong oleh dukun. Hasil pemeriksaan menunjukkan KU lemah, menggigil, gelisah, TD 100/60 mmHg, N 90x/menit, P 24x/menit, S 380C, keluar cairan berlebihan dari liang vagina dan berbau. Apa tindakan bidan berdasarkan kasus diatas? A. Atasi perdarahan B. Perbaiki KU dan rujuk C. Atasi nyeri perut D. Observasi pengeluaran E. Observasi cairan yang keluar
  • 38. Pembahasan Soal 16 Jawaban: B. Perbaiki KU dan rujuk  Alasan: Infeksi nifas adalah peradangan yang terjadi pada organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme atau virus kedalam organ reproduksi selama proses persalinan dan masa nifas.  Mikroorganisme penyebab infeksi dapat berasal dari oksigen atau endogen. Beberapa mikroorganisme yang sering menyebabkan infeksi nifas adalah streptococcus, bacil coli dan staphycoccus. Ibu yang mengalami infeksi nifas biasanya ditandai dengan demam (peningkatan suhu tubuh diatas 38°C) yang terjadi selama 2 hari berturut-turut, sakit didaerah infeksi, warna kemerahan, fungsi organ terganggu, sakit dan lemah, suhu badan meningkat, tekanan darah menurun, nadi meningkat, pernafasan meningkat dan sesak, kesadaran gelisah sampai menurun bahkan koma, gangguan involusi uteri, lochea berbau, bernanah dan kotor. Tindakan yang dapat dilakukan Bidan adalah perbaiki keadaan umum ibu kemudian rujuk ke RS. Sumber: Maritalia,D. 2012. Asuhan Kebidanan Kebidanan pada Nifas.Jakarta:Salemba Medika.
  • 39. Soal 17 Seorang ibu umur 35 tahun P4A0 post partum 6 jam yang lalu di RS dengan berat badan bayi 2500 gram. Ibu mengeluh sakit kepala hebat, pusing, pandangan kabur, dan nyeri ulu hati.. Hasil pemeriksaan menunjukkan TD 160/120 mmHg. Proteinuria +++, edema pada kedua kaki, dan lochea rubra 300 cc. Apakah diagnosis yang tepat sesuai kasus tersebut? A. Post partum dengan eklampsia B. Post partum dengan hipertensi C. Post partum dengan PEB D. Post partum dengan impending eklampsia E. Post partum dengan PER
  • 40. Pembahasan Soal 17 Jawaban: D. Post partum dengan impending eklampsia Alasan: Preeklamsia – Eklamsia merupakan kehamilan di atas 20 minggu yang disertai hipertensi, udema dan atau proteinuria. Biasanya Preeklamsia sudah terdiagnosis sebelum melahirkan, kelahiran itu sendiri sering sebagai tindakan untuk mencegah memburuknya Preeklamsia, sebagai upaya mencegah terjadinya eklamsia. Eklamsia pasca bersalin biasanya terjadi dalam dua puluh empat jam setelah melahirkan. Disebut Preeklamsia Ringan (PER) apabila TD 140/90 mmHg atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih, atau kenaikan diastolik 25 mmHg atau lebih, disertai udema dan atau proteinuria (++). Disebut Preeklamsia Berat (PEB) jika TD 160/110 mmHg, disertai udema dan atau proteinuria (+++). Preeklamsia disertai pusing, nyeri ulu hati, penurunan visus (penglihatan), disebut impending Eklamsia. Apabila disertai kejang atau koma disebut Eklamsia.
  • 41. Soal 18 Seorang perempuan umur 23 tahun datang ke Praktik Mandiri Bidan mengeluh tidak haid sejak 3 bulan yang lalu, nyeri perut bagian bawah dan mengelurkan bercak darah berwarna coklat. Hasil pemeriksaan menunjukkan KU ibu lemah, tekanan darah 90/50 mmHg, nadi 110 x/ menit, konjungtiva pucat, VT: belum ada pembukaan, adanya nyeri goyang porsio. Apakah diagnosis pada kasus di atas? A. Sepsis B. Mola hidatidosa C. Abortus imminens D. Kehamilan ektopik E. Kehamilan ektopik terganggu
  • 42. Pembahasan Soal 18 Jawaban: E. Kehamilan ektopik terganggu Alasan: Kehamilan ektopik adalah kehamilan di mana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uterus. Kehamilan ektopik dapat terjadi di luar rahim misalnya dalam tuba, ovarium atau rongga perut, tetapi dapat juga terjadi di dalam rahim di tempat yang luar biasa misalnya dalam cervik, pars intertistialis atau dalam tanduk rudimeter rahim. Kehamilan ektopik terganggu (KET) adalah keadaan di mana timbul gangguan pada kehamilan tersebut sehingga terjadi abortus maupun ruptur yang menyebabkan penurunan keadaan umum pasien. Gejala dan tanda KET: Amenorea, pasien tampak kesakitan dan pucat, tekanan darah menurun, nadi meningkat, Nyeri perut bagian bawah, Bercak darah (spotting) berwarna coklat tua, dan dapat intermiten atau terus menerus, Pada pemeriksaan dalam terdapat nyeri goyang portio dan kavum Doglas teraba menonjol,