Kristal merupakan penyusun mineral yang berbentuk padat, homogen, dan dapat tembus cahaya. Kristalografi mempelajari kajian kristal meliputi pertumbuhan, struktur, sifat fisik, dan klasifikasi berdasarkan bentuknya. Sistem kristal dibagi menjadi tujuh sistem berdasarkan panjang dan posisi sumbu. Proyeksi stereografi memproyeksikan bidang dan garis pada permukaan bola ke bidang proyeksi untuk menganalis
1. KRISTAL DAN KRISTALOGRAFI II
A. Pengertian Kristal
Kristal merupakan tubuh padat dari unsur kimia, senyawa, atau campuran
isomorfik serta mempunyai susunan atom-atom yang memiliki keteraturan secara
periodik dan menggambarkan adanya bidang licin yang membatasi. Kristal juga
dapat disebut sebagai susunan atom yang secara teratur berulang dalam ruang
tiga dimensi.
Kristal merupakan penyusun mineral yang berbentuk padat serta homogen
dan dapat tembus cahaya atau sinar karena sifat Kristal itu sendiri, serta sifatnya
yang tidak dapat diuraikan oleh senyawa lain. Proses keterbentukannya secara
alami serta bentuk tersebut dapat diklasifikasikan menggunakan hukum geometri.
Kristal yang mempunyai jarak antara atom satu dan antara yang lainnya, akan
membentuk sebuah bangun geometri.
Dalam pembentukannya, sifat - sifat dari kristal itu sendiri akan dipengaruhi
oleh proses yang di alami oleh kristal. Proses pembentukan ini tergantung dari
bahan dasar serta kondisi lingkungan dan tempat dimana kristal tersebut
terbentuk.
Sumber : Anonym, 2012
Gambar 1
Kristal Kuarsa
2. 1. Fase Pembentukan Kristal
Dalam proses pembentukan Kristal terdapat fase yang terjadi, antara lain :
Fase Cair ke Padat,
Dalam Fase ini, cairan atau lelehan pembentuk kristal akan membeku atau
memadat kemudian akan membentuk kristal. Dipengaruhi oleh perubahan suhu
lingkungan. Fase ini sering terjadi pada skala luas dibawah kondisi alam maupun
industri.
Fase Gas ke Padat (Sublimasi)
Dalam Faseini, kristal yang terbentuk merupakan hasil sublimasigas-gas yang
memadat, terjadi karena adanya perubahan lingkungan. Kristal tersebut dibentuk
langsung dari uap tanpa melalui fase cair. Bentuk kristal yang terbentuk biasanya
berukuran kecil dan kadang-kadang berbentuk rangka. Pada fase ini, Umumnya
gas tersebut berasal dari hasil aktifitas vulkanis gunung api kemudian membeku
karena adanya perubahan temperatur.
Fase Padat ke Padat
Dalam Fase ini, kristal yang sudah terbentuk sebelumnya akan berubah
karena adanya tekanan dan temperatur yang berubah. Sehingga kristal tersebut
akan terjadi perubahan bentuk secara fisik serta unsur-unsurnya. Proses ini dapat
terjadi pada agregat kristal yang terpengaruh di bawah tekanan dan temperatur.
Kristal yang berubah merupakan struktur kristalnya, sedangkan komposisi dan
susunan unsur kimia Kristal akan tetap karena tidak adanya faktor lain yang terlibat
kecuali temperatur dan tekanan.
2. Bentuk Kristal
Kristal terbentuk tergantung pada kondisi pertumbuhannya. Misalnya,
pertumbuhan Kristal yang terjadi berlangsung keluar dalam leburan (melt) tanpa
adanya rintangan atau tanpa adanya padatan yang lain. Bentuk Kristal tersebut
antara lain :
Terkristalkan (Crystallized)
Merupakan mineral yang membentuk Kristal secara sempura
Kristalin (Crystalline)
Merupakan Mineral yang membentuk Kristal secara agregat yang tidak jelas,
kristal ini tidak sempura karena terintangi satu sama lain.
3. Kriptokristalin (Cryptocrystalline)
Kriptokristaline atau juga Mikrokristalin merupakan Kristal yang berukuran
sangat kecil tak terlihat dengan mata telanjang, sehingga harus di amati di bawah
mikroskop.
Gelas (Glass)
Bukan merupakan kristal karena terbentuk dengan cepat sehingga Kristal tidak
sempat terbentuk. Zat ini diduga keras (stiff), getas (brittle) dan hasil dari
pendinginan cairan.
3. Unsur Simetri Kristal
Unsur simetri Kristal merupakan unsur yang terdapat pada Kristal untuk
menentukan klas dari suatu Kristal. Unsur simetri Kristal dapat dibedakan menjadi
3, yaitu :
Bidang Simetri
Bidang Simetri merupakan bidang imajiner yang membagi suatu tubuh menjadi
dua bagian yang masing – masing merupakan gambaran refleksi satu sama lain.
Kristal dapat memiliki lebih dari sebuah bidang simetri.
Sumber :Anonym,2013
Gambar 2
Bidang Simetri
Sumbu Simetri
Sumbu Simetri merupakan Sumbu imajiner yang terletak pada kristal yang
sempurna sehingga dengan rotasi pada sumbu ini akan terlihat gambaran bangun
kristal yang identik lebih dari sekali 2, 3, 4 atau 6 kali.
4. Sumber :Anonym,2013
Gambar 3
Sumbu Simetri
Pusat Simetri
Pusat Simetri merupakan suatu titik pusat yang apabila dilukis atau ditarik garis
dari setiap titik pada permukaan kistal, selalu melalui pusat Kristal
Sumber :Anonym,2013
Gambar 4
Pusat Simetri
B. Pengertian Kristalografi
Kristalografi merupakan bagian dari disiplin ilmu dalam bidang geologi yang
mempelajari kajian terhadap Kristal yang meliputi pertumbuhannya (Growth),
bangun (Structure), sifat-sifat fisik (Physical Properties) dan klasifikasi yang
berdasarkan bentuknya. Kristalografi juga merupakan cabang dari mineralogi yang
mempelajari sistem kristal.
5. C. Sistem Kristal
Sistem Kristal merupakan pengelompokan yang berdasarkan pada
perbandingan panjang, letak posisi dan jumlah serta nilai sumbu tegaknya. Dalam
mempelajari dan mengenal bentuk kristal secara detail, perlu di adakan
pengelompokkan yang sistematis. Sistem Kristal dibagi menjadi tujuh sistem yaitu:
1. Sistem Isometrik/Kubik
Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan sistem
kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus
satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk
masing-masing sumbunya.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 5
Sistem Isometrik
2. Sistem Tetragonal
Sistem Tetragonal sama dengan system Isometrik, sistem kristal ini
mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan
b mempunyai satuan panjang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih
panjang atau lebih pendek.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 6
Sistem Tetragonal
6. 3. Sistem Hexagonal
Sistem Hexagonal mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus
terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk
sudut 120˚ terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 7
Sistem Heksagonal
4. Sistem Trigonal
Sistem Trigonal atau Rhombohedral memiliki 4 sumbu kristal. Dimana 3
sumbu yang sama panjang saling memotong dan membentuk bidang mendatar
yang dipotong tegak lurus oleh sumbu ke 4. Panjang sumbu menegak tidak sama
panjang dengan sumbu lainnya yang kemudian membentuk sumbu 3-fold
symmetry.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 8
Sistem Trigonal
5. Sistem Orthorhombik
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan
yang lainnya serta mempunyai panjang yang berbeda.
7. Sumber :Anonym,2014
Gambar 9
Sistem Orthorombik
6. Sistem Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu
yang dimilikinya.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 10
Sistem Monoklin
7. Sistem Triklin
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak
saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 11
Sistem Triklin
8. D. Proyeksi Kristal (Stereografi)
Proyeksi Kristal atau Stereografi merupakan gambaran dua dimensi proyeksi
dari permukaan sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis.
Proyeksi stereografis memproyeksikan garis dan bidang kedalam bidang proyeksi
yang biasanya berupa permukaan setengah bola bagian bawah (lower
hemisphere). Metode proyeksi stereografi dapat digunakan untuk menganalisis
struktur geologi atau geometri struktur yang berupa arah dan sudut karena
proyeksi ini dapat menggambarkan kedudukan bidang dan suatu garis dalam
bidang proyeksi yang digunakan.
Sistem pada kristal dapat diamati dengan cara proyeksi terhadap permukaan
kristal pada sebuah bidang dan dapat menggunakan jaringan wulf (WulffNet) atau
Jaring Schmidtt(Schmidtt Net).
E. Macam – Macam Proyeksi Stereografis
Proyeksi Kristal atau Stereografi memiliki beberapa macam jenis,seperti Equal
Angle Projection, Equal Area Projection, Orthogonal Projection, Polar Projection.
1. Equal Area Projection (Proyeksi Stereografi)
Proyeksi yang pada dasarnya akan menghasilkan jarak titik pada bidang dan
jarak tersebut sebanding dengan jarak pada sebenarnya. Proyeksi ini sering
digunakan untuk analisis data statistik dan hasil dari proyeksi ini disebut dengan
stereogram atau schmids net.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 12
Jaringan Schmidt (Schmidt Net)
9. 2. Equal Angle Projection (Proyeksi Bola)
Proyeksi ini memproyeksikan setiap titik pada permukaan bolda ke bidang
proyeksi pada suatu titik zenith yang terletak pada sumbu vertikal melalui pusat
bola di bagian atasnya yang mempunyai bidang yang digambarkan semakin rapat
kearah pusat.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 13
Jaringan Schmidt (Schmidt Net)
3. Orthogonal Projection (Proyeksi Ortogonal)
Proyeksi Orthogonal merupakan Proyeksi kebalikan dari equal angle
projection, dimana pada proyeksi orthogonal, titik-titik pada permukaan bola
akan diproyeksikan tegak lurus di bidang proyeksi dengan menghasilkan
lingkaran proyeksi yang merenggang ke arah pusat. Hasil dari stereogram
proyeksi orthogonal yaitu orthographic net.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 14
Jaringan Ortogonal (Orthogonal Net)
10. 4. Polar Projection (Proyeksi Gnomorik)
Proyeksi yang menggambarkan garis dan bidang sebagai suatu titik. Hasil
streogram dari proyeksi kutub ini yaitu polar net. Polar net didapat dari equal area
projection, jadi jika ingin mendapatkan proyeksi bidang dari suatu titik pada polar
net, harus menggunakan proyeksi schmidts net. Proyeksi ini dilakukan dengan
cara proyeksi ortografi utara bola, sumbu U-S cara proyeksinya dengan cara
menarik garis, dari titik-titik yang berupa kutub bola ke bidang proyeksi ortografi.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 14
Jaringan Gnomorik (Polar Net)
11. KESIMPULAN
Kristal merupakan penyusun mineral yang berbentuk padat serta homogen
dan dapat tembus cahaya atau sinar karena sifat Kristal itu sendiri, serta sifatnya
yang tidak dapat diuraikan oleh senyawa lain. Proses keterbentukannya secara
alami serta bentuk tersebut dapat diklasifikasikan menggunakan hukum geometri.
Kristal yang mempunyai jarak antara atom satu dan antara yang lainnya, akan
membentuk sebuah bangun geometri. Dalam pembentukannya, sifat - sifat dari
kristal itu sendiri akan dipengaruhi oleh proses yang di alami oleh kristal. Proses
pembentukan ini tergantung dari bahan dasar serta kondisi lingkungan dan tempat
dimana kristal tersebut terbentuk.
Kristalografi merupakan bagian dari disiplin ilmu dalam bidang geologi yang
mempelajari kajian terhadap Kristal yang meliputi pertumbuhannya (Growth),
bangun (Structure), sifat-sifat fisik (Physical Properties) dan klasifikasi yang
berdasarkan bentuknya. Kristalografi juga merupakan cabang dari mineralogi yang
mempelajari sistem Kristal
Sistem Kristal merupakan pengelompokan yang berdasarkan pada
perbandingan panjang, letak posisi dan jumlah serta nilai sumbu tegaknya. Dalam
mempelajari dan mengenal bentuk kristal secara detail, perlu di adakan
pengelompokkan yang sistematis. Sistem Kristal dibagi menjadi tujuh sistem yaitu
Isometri, Tetragonal, Heksagonal, Trigonal, Orthoombik, Monoklin dan Triklin.
Proyeksi Kristal atau Stereografi merupakan gambaran dua dimensi proyeksi
dari permukaan sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis.
Proyeksi stereografis memproyeksikan garis dan bidang kedalam bidang proyeksi
yang biasanya berupa permukaan setengah bola bagian bawah (lower
hemisphere). Metode proyeksi stereografi dapat digunakan untuk menganalisis
struktur geologi atau geometri struktur yang berupa arah dan sudut karena
proyeksi ini dapat menggambarkan kedudukan bidang dan suatu garis dalam
bidang proyeksi yang digunakan. Proyeksi Kristal atau Stereografi memiliki
beberapa macam jenis, seperti Equal Angle Projection, Equal Area Projection,
Orthogonal Projection, Polar Projection.
12.
13. DAFTAR PUSTAKA
1. Boby, Hendrik,2012, “Kristalografi”. http://geoenviron.blogspot.co.id.
Di akses pada tanggal 04 Oktober 2017 pukul 21.30 (Referensi Internet)
2. Dharmanto, Bagoes, 2011, “Kristalografi”. http://Dunia-atas.blogspot.com.
Di akses pada tanggal 04 Oktober 2017 pukul 20.30 (Referensi Internet)
3. Purwanto, Tony, 2015, “Klasifikasi Kristal dan Unsur Simetri Kristal”.
http://Sinauedutekno.blogspot.co.id. Di akses pada tanggal 04 Oktober
2017 pukul 16.30 (Referensi Internet )
4. Gilang, Farid, 2011, “Proyeksi Stereografi”. https://www.academia.edu.
Di akses pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul 16.30 (Referensi Internet )