SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 14
KRISTAL DAN KRISTALOGRAFI II
A. Pengertian Kristal
Kristal merupakan tubuh padat dari unsur kimia, senyawa, atau campuran
isomorfik serta mempunyai susunan atom-atom yang memiliki keteraturan secara
periodik dan menggambarkan adanya bidang licin yang membatasi. Kristal juga
dapat disebut sebagai susunan atom yang secara teratur berulang dalam ruang
tiga dimensi.
Kristal merupakan penyusun mineral yang berbentuk padat serta homogen
dan dapat tembus cahaya atau sinar karena sifat Kristal itu sendiri, serta sifatnya
yang tidak dapat diuraikan oleh senyawa lain. Proses keterbentukannya secara
alami serta bentuk tersebut dapat diklasifikasikan menggunakan hukum geometri.
Kristal yang mempunyai jarak antara atom satu dan antara yang lainnya, akan
membentuk sebuah bangun geometri.
Dalam pembentukannya, sifat - sifat dari kristal itu sendiri akan dipengaruhi
oleh proses yang di alami oleh kristal. Proses pembentukan ini tergantung dari
bahan dasar serta kondisi lingkungan dan tempat dimana kristal tersebut
terbentuk.
Sumber : Anonym, 2012
Gambar 1
Kristal Kuarsa
1. Fase Pembentukan Kristal
Dalam proses pembentukan Kristal terdapat fase yang terjadi, antara lain :
 Fase Cair ke Padat,
Dalam Fase ini, cairan atau lelehan pembentuk kristal akan membeku atau
memadat kemudian akan membentuk kristal. Dipengaruhi oleh perubahan suhu
lingkungan. Fase ini sering terjadi pada skala luas dibawah kondisi alam maupun
industri.
 Fase Gas ke Padat (Sublimasi)
Dalam Faseini, kristal yang terbentuk merupakan hasil sublimasigas-gas yang
memadat, terjadi karena adanya perubahan lingkungan. Kristal tersebut dibentuk
langsung dari uap tanpa melalui fase cair. Bentuk kristal yang terbentuk biasanya
berukuran kecil dan kadang-kadang berbentuk rangka. Pada fase ini, Umumnya
gas tersebut berasal dari hasil aktifitas vulkanis gunung api kemudian membeku
karena adanya perubahan temperatur.
 Fase Padat ke Padat
Dalam Fase ini, kristal yang sudah terbentuk sebelumnya akan berubah
karena adanya tekanan dan temperatur yang berubah. Sehingga kristal tersebut
akan terjadi perubahan bentuk secara fisik serta unsur-unsurnya. Proses ini dapat
terjadi pada agregat kristal yang terpengaruh di bawah tekanan dan temperatur.
Kristal yang berubah merupakan struktur kristalnya, sedangkan komposisi dan
susunan unsur kimia Kristal akan tetap karena tidak adanya faktor lain yang terlibat
kecuali temperatur dan tekanan.
2. Bentuk Kristal
Kristal terbentuk tergantung pada kondisi pertumbuhannya. Misalnya,
pertumbuhan Kristal yang terjadi berlangsung keluar dalam leburan (melt) tanpa
adanya rintangan atau tanpa adanya padatan yang lain. Bentuk Kristal tersebut
antara lain :
 Terkristalkan (Crystallized)
Merupakan mineral yang membentuk Kristal secara sempura
 Kristalin (Crystalline)
Merupakan Mineral yang membentuk Kristal secara agregat yang tidak jelas,
kristal ini tidak sempura karena terintangi satu sama lain.
 Kriptokristalin (Cryptocrystalline)
Kriptokristaline atau juga Mikrokristalin merupakan Kristal yang berukuran
sangat kecil tak terlihat dengan mata telanjang, sehingga harus di amati di bawah
mikroskop.
 Gelas (Glass)
Bukan merupakan kristal karena terbentuk dengan cepat sehingga Kristal tidak
sempat terbentuk. Zat ini diduga keras (stiff), getas (brittle) dan hasil dari
pendinginan cairan.
3. Unsur Simetri Kristal
Unsur simetri Kristal merupakan unsur yang terdapat pada Kristal untuk
menentukan klas dari suatu Kristal. Unsur simetri Kristal dapat dibedakan menjadi
3, yaitu :
 Bidang Simetri
Bidang Simetri merupakan bidang imajiner yang membagi suatu tubuh menjadi
dua bagian yang masing – masing merupakan gambaran refleksi satu sama lain.
Kristal dapat memiliki lebih dari sebuah bidang simetri.
Sumber :Anonym,2013
Gambar 2
Bidang Simetri
 Sumbu Simetri
Sumbu Simetri merupakan Sumbu imajiner yang terletak pada kristal yang
sempurna sehingga dengan rotasi pada sumbu ini akan terlihat gambaran bangun
kristal yang identik lebih dari sekali 2, 3, 4 atau 6 kali.
Sumber :Anonym,2013
Gambar 3
Sumbu Simetri
 Pusat Simetri
Pusat Simetri merupakan suatu titik pusat yang apabila dilukis atau ditarik garis
dari setiap titik pada permukaan kistal, selalu melalui pusat Kristal
Sumber :Anonym,2013
Gambar 4
Pusat Simetri
B. Pengertian Kristalografi
Kristalografi merupakan bagian dari disiplin ilmu dalam bidang geologi yang
mempelajari kajian terhadap Kristal yang meliputi pertumbuhannya (Growth),
bangun (Structure), sifat-sifat fisik (Physical Properties) dan klasifikasi yang
berdasarkan bentuknya. Kristalografi juga merupakan cabang dari mineralogi yang
mempelajari sistem kristal.
C. Sistem Kristal
Sistem Kristal merupakan pengelompokan yang berdasarkan pada
perbandingan panjang, letak posisi dan jumlah serta nilai sumbu tegaknya. Dalam
mempelajari dan mengenal bentuk kristal secara detail, perlu di adakan
pengelompokkan yang sistematis. Sistem Kristal dibagi menjadi tujuh sistem yaitu:
1. Sistem Isometrik/Kubik
Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan sistem
kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus
satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk
masing-masing sumbunya.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 5
Sistem Isometrik
2. Sistem Tetragonal
Sistem Tetragonal sama dengan system Isometrik, sistem kristal ini
mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan
b mempunyai satuan panjang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih
panjang atau lebih pendek.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 6
Sistem Tetragonal
3. Sistem Hexagonal
Sistem Hexagonal mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus
terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk
sudut 120˚ terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 7
Sistem Heksagonal
4. Sistem Trigonal
Sistem Trigonal atau Rhombohedral memiliki 4 sumbu kristal. Dimana 3
sumbu yang sama panjang saling memotong dan membentuk bidang mendatar
yang dipotong tegak lurus oleh sumbu ke 4. Panjang sumbu menegak tidak sama
panjang dengan sumbu lainnya yang kemudian membentuk sumbu 3-fold
symmetry.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 8
Sistem Trigonal
5. Sistem Orthorhombik
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan
yang lainnya serta mempunyai panjang yang berbeda.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 9
Sistem Orthorombik
6. Sistem Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu
yang dimilikinya.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 10
Sistem Monoklin
7. Sistem Triklin
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak
saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 11
Sistem Triklin
D. Proyeksi Kristal (Stereografi)
Proyeksi Kristal atau Stereografi merupakan gambaran dua dimensi proyeksi
dari permukaan sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis.
Proyeksi stereografis memproyeksikan garis dan bidang kedalam bidang proyeksi
yang biasanya berupa permukaan setengah bola bagian bawah (lower
hemisphere). Metode proyeksi stereografi dapat digunakan untuk menganalisis
struktur geologi atau geometri struktur yang berupa arah dan sudut karena
proyeksi ini dapat menggambarkan kedudukan bidang dan suatu garis dalam
bidang proyeksi yang digunakan.
Sistem pada kristal dapat diamati dengan cara proyeksi terhadap permukaan
kristal pada sebuah bidang dan dapat menggunakan jaringan wulf (WulffNet) atau
Jaring Schmidtt(Schmidtt Net).
E. Macam – Macam Proyeksi Stereografis
Proyeksi Kristal atau Stereografi memiliki beberapa macam jenis,seperti Equal
Angle Projection, Equal Area Projection, Orthogonal Projection, Polar Projection.
1. Equal Area Projection (Proyeksi Stereografi)
Proyeksi yang pada dasarnya akan menghasilkan jarak titik pada bidang dan
jarak tersebut sebanding dengan jarak pada sebenarnya. Proyeksi ini sering
digunakan untuk analisis data statistik dan hasil dari proyeksi ini disebut dengan
stereogram atau schmids net.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 12
Jaringan Schmidt (Schmidt Net)
2. Equal Angle Projection (Proyeksi Bola)
Proyeksi ini memproyeksikan setiap titik pada permukaan bolda ke bidang
proyeksi pada suatu titik zenith yang terletak pada sumbu vertikal melalui pusat
bola di bagian atasnya yang mempunyai bidang yang digambarkan semakin rapat
kearah pusat.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 13
Jaringan Schmidt (Schmidt Net)
3. Orthogonal Projection (Proyeksi Ortogonal)
Proyeksi Orthogonal merupakan Proyeksi kebalikan dari equal angle
projection, dimana pada proyeksi orthogonal, titik-titik pada permukaan bola
akan diproyeksikan tegak lurus di bidang proyeksi dengan menghasilkan
lingkaran proyeksi yang merenggang ke arah pusat. Hasil dari stereogram
proyeksi orthogonal yaitu orthographic net.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 14
Jaringan Ortogonal (Orthogonal Net)
4. Polar Projection (Proyeksi Gnomorik)
Proyeksi yang menggambarkan garis dan bidang sebagai suatu titik. Hasil
streogram dari proyeksi kutub ini yaitu polar net. Polar net didapat dari equal area
projection, jadi jika ingin mendapatkan proyeksi bidang dari suatu titik pada polar
net, harus menggunakan proyeksi schmidts net. Proyeksi ini dilakukan dengan
cara proyeksi ortografi utara bola, sumbu U-S cara proyeksinya dengan cara
menarik garis, dari titik-titik yang berupa kutub bola ke bidang proyeksi ortografi.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 14
Jaringan Gnomorik (Polar Net)
KESIMPULAN
Kristal merupakan penyusun mineral yang berbentuk padat serta homogen
dan dapat tembus cahaya atau sinar karena sifat Kristal itu sendiri, serta sifatnya
yang tidak dapat diuraikan oleh senyawa lain. Proses keterbentukannya secara
alami serta bentuk tersebut dapat diklasifikasikan menggunakan hukum geometri.
Kristal yang mempunyai jarak antara atom satu dan antara yang lainnya, akan
membentuk sebuah bangun geometri. Dalam pembentukannya, sifat - sifat dari
kristal itu sendiri akan dipengaruhi oleh proses yang di alami oleh kristal. Proses
pembentukan ini tergantung dari bahan dasar serta kondisi lingkungan dan tempat
dimana kristal tersebut terbentuk.
Kristalografi merupakan bagian dari disiplin ilmu dalam bidang geologi yang
mempelajari kajian terhadap Kristal yang meliputi pertumbuhannya (Growth),
bangun (Structure), sifat-sifat fisik (Physical Properties) dan klasifikasi yang
berdasarkan bentuknya. Kristalografi juga merupakan cabang dari mineralogi yang
mempelajari sistem Kristal
Sistem Kristal merupakan pengelompokan yang berdasarkan pada
perbandingan panjang, letak posisi dan jumlah serta nilai sumbu tegaknya. Dalam
mempelajari dan mengenal bentuk kristal secara detail, perlu di adakan
pengelompokkan yang sistematis. Sistem Kristal dibagi menjadi tujuh sistem yaitu
Isometri, Tetragonal, Heksagonal, Trigonal, Orthoombik, Monoklin dan Triklin.
Proyeksi Kristal atau Stereografi merupakan gambaran dua dimensi proyeksi
dari permukaan sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis.
Proyeksi stereografis memproyeksikan garis dan bidang kedalam bidang proyeksi
yang biasanya berupa permukaan setengah bola bagian bawah (lower
hemisphere). Metode proyeksi stereografi dapat digunakan untuk menganalisis
struktur geologi atau geometri struktur yang berupa arah dan sudut karena
proyeksi ini dapat menggambarkan kedudukan bidang dan suatu garis dalam
bidang proyeksi yang digunakan. Proyeksi Kristal atau Stereografi memiliki
beberapa macam jenis, seperti Equal Angle Projection, Equal Area Projection,
Orthogonal Projection, Polar Projection.
DAFTAR PUSTAKA
1. Boby, Hendrik,2012, “Kristalografi”. http://geoenviron.blogspot.co.id.
Di akses pada tanggal 04 Oktober 2017 pukul 21.30 (Referensi Internet)
2. Dharmanto, Bagoes, 2011, “Kristalografi”. http://Dunia-atas.blogspot.com.
Di akses pada tanggal 04 Oktober 2017 pukul 20.30 (Referensi Internet)
3. Purwanto, Tony, 2015, “Klasifikasi Kristal dan Unsur Simetri Kristal”.
http://Sinauedutekno.blogspot.co.id. Di akses pada tanggal 04 Oktober
2017 pukul 16.30 (Referensi Internet )
4. Gilang, Farid, 2011, “Proyeksi Stereografi”. https://www.academia.edu.
Di akses pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul 16.30 (Referensi Internet )
LAMPIRAN

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

laporan laboratorium kristalografi dan mineralogi
laporan laboratorium kristalografi dan mineralogilaporan laboratorium kristalografi dan mineralogi
laporan laboratorium kristalografi dan mineralogiFridolin bin stefanus
 
deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen Wahidin Zuhri
 
Kristalografi : sistem tetragonal
Kristalografi : sistem tetragonalKristalografi : sistem tetragonal
Kristalografi : sistem tetragonalAmstian Pasima
 
Batuan piroklastik
Batuan piroklastikBatuan piroklastik
Batuan piroklastikyadil142
 
Praktikum : analisis batuan beku - isya ansyari - polisafaris
Praktikum : analisis batuan beku - isya ansyari - polisafarisPraktikum : analisis batuan beku - isya ansyari - polisafaris
Praktikum : analisis batuan beku - isya ansyari - polisafarisIsya Ansyari
 
Petrologi pendahuluan
Petrologi pendahuluanPetrologi pendahuluan
Petrologi pendahuluanMahdi Salam
 
Mineralogi
MineralogiMineralogi
Mineralogihariia
 
Geologi Fisik : Hukum dasar geologi
Geologi Fisik : Hukum dasar geologiGeologi Fisik : Hukum dasar geologi
Geologi Fisik : Hukum dasar geologiMario Yuven
 
Tekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan bekuTekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan bekuInri Pata'dungan
 
Laporan praktikum pola pengaliran
Laporan praktikum pola pengaliran Laporan praktikum pola pengaliran
Laporan praktikum pola pengaliran 'Oke Aflatun'
 
Identifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuIdentifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuadbel Edwar
 
240348988 laporan-hasil-praktikum-mineralogi
240348988 laporan-hasil-praktikum-mineralogi240348988 laporan-hasil-praktikum-mineralogi
240348988 laporan-hasil-praktikum-mineralogiKomar Reza
 
306833461 bab-3-struktur-kristal
306833461 bab-3-struktur-kristal306833461 bab-3-struktur-kristal
306833461 bab-3-struktur-kristalRahmawati Mine'99
 
Materi Geologi : Batuan sedimen
Materi Geologi : Batuan sedimenMateri Geologi : Batuan sedimen
Materi Geologi : Batuan sedimenMario Yuven
 
1. laporan sistem kristal isometrik trigonal dan tetragonal
1. laporan sistem kristal isometrik trigonal dan tetragonal1. laporan sistem kristal isometrik trigonal dan tetragonal
1. laporan sistem kristal isometrik trigonal dan tetragonalbangsir
 

Was ist angesagt? (20)

laporan laboratorium kristalografi dan mineralogi
laporan laboratorium kristalografi dan mineralogilaporan laboratorium kristalografi dan mineralogi
laporan laboratorium kristalografi dan mineralogi
 
deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen
 
Kristalografi : sistem tetragonal
Kristalografi : sistem tetragonalKristalografi : sistem tetragonal
Kristalografi : sistem tetragonal
 
Batuan piroklastik
Batuan piroklastikBatuan piroklastik
Batuan piroklastik
 
Praktikum : analisis batuan beku - isya ansyari - polisafaris
Praktikum : analisis batuan beku - isya ansyari - polisafarisPraktikum : analisis batuan beku - isya ansyari - polisafaris
Praktikum : analisis batuan beku - isya ansyari - polisafaris
 
Batuan sedimen
Batuan sedimenBatuan sedimen
Batuan sedimen
 
Petrologi pendahuluan
Petrologi pendahuluanPetrologi pendahuluan
Petrologi pendahuluan
 
Mineralogi
MineralogiMineralogi
Mineralogi
 
Geologi Fisik : Hukum dasar geologi
Geologi Fisik : Hukum dasar geologiGeologi Fisik : Hukum dasar geologi
Geologi Fisik : Hukum dasar geologi
 
Deret bowen oke
Deret bowen okeDeret bowen oke
Deret bowen oke
 
7 geologi-struktur
7 geologi-struktur7 geologi-struktur
7 geologi-struktur
 
Tekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan bekuTekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan beku
 
Laporan praktikum pola pengaliran
Laporan praktikum pola pengaliran Laporan praktikum pola pengaliran
Laporan praktikum pola pengaliran
 
Identifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuIdentifikasi batuan beku
Identifikasi batuan beku
 
240348988 laporan-hasil-praktikum-mineralogi
240348988 laporan-hasil-praktikum-mineralogi240348988 laporan-hasil-praktikum-mineralogi
240348988 laporan-hasil-praktikum-mineralogi
 
306833461 bab-3-struktur-kristal
306833461 bab-3-struktur-kristal306833461 bab-3-struktur-kristal
306833461 bab-3-struktur-kristal
 
batu Sekis
batu Sekisbatu Sekis
batu Sekis
 
Sifat fisik mineral
Sifat fisik mineralSifat fisik mineral
Sifat fisik mineral
 
Materi Geologi : Batuan sedimen
Materi Geologi : Batuan sedimenMateri Geologi : Batuan sedimen
Materi Geologi : Batuan sedimen
 
1. laporan sistem kristal isometrik trigonal dan tetragonal
1. laporan sistem kristal isometrik trigonal dan tetragonal1. laporan sistem kristal isometrik trigonal dan tetragonal
1. laporan sistem kristal isometrik trigonal dan tetragonal
 

Ähnlich wie KRISTAL-KRISTALOGRAFI

Laporan akhir kristalografi dan mineralogi
Laporan akhir kristalografi dan mineralogiLaporan akhir kristalografi dan mineralogi
Laporan akhir kristalografi dan mineralogiSylvester Saragih
 
indeks miller.pdf
indeks miller.pdfindeks miller.pdf
indeks miller.pdfAjieTriS
 
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal .pptx
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal  .pptxModul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal  .pptx
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal .pptxrathna rangka
 
89127900 orthorombik-docx
89127900 orthorombik-docx89127900 orthorombik-docx
89127900 orthorombik-docxrezaafrizona
 
58740945 kristalografi-dan-mineralogi
58740945 kristalografi-dan-mineralogi58740945 kristalografi-dan-mineralogi
58740945 kristalografi-dan-mineralogiTokotua
 
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02exson Prakoso
 
Geometri molekul
Geometri molekulGeometri molekul
Geometri molekultikafatikha
 
Diktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdf
Diktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdfDiktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdf
Diktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdfBrianFernando12
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasisyamsul huda
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasisyamsul huda
 
1.struktur kristal(kuliah)
1.struktur kristal(kuliah)1.struktur kristal(kuliah)
1.struktur kristal(kuliah)rina mirda
 
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)Khoirul Ummah
 

Ähnlich wie KRISTAL-KRISTALOGRAFI (20)

Laporan akhir kristalografi dan mineralogi
Laporan akhir kristalografi dan mineralogiLaporan akhir kristalografi dan mineralogi
Laporan akhir kristalografi dan mineralogi
 
Sistem trigonal
Sistem trigonal Sistem trigonal
Sistem trigonal
 
Struktur kristal
Struktur kristalStruktur kristal
Struktur kristal
 
indeks miller.pdf
indeks miller.pdfindeks miller.pdf
indeks miller.pdf
 
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal .pptx
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal  .pptxModul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal  .pptx
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal .pptx
 
Tambahan 1
Tambahan 1Tambahan 1
Tambahan 1
 
89127900 orthorombik-docx
89127900 orthorombik-docx89127900 orthorombik-docx
89127900 orthorombik-docx
 
Ringkasan zat padat
Ringkasan zat padatRingkasan zat padat
Ringkasan zat padat
 
58740945 kristalografi-dan-mineralogi
58740945 kristalografi-dan-mineralogi58740945 kristalografi-dan-mineralogi
58740945 kristalografi-dan-mineralogi
 
ppt mat.pptx
ppt mat.pptxppt mat.pptx
ppt mat.pptx
 
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
 
Struktur Kristal
Struktur KristalStruktur Kristal
Struktur Kristal
 
Geometri molekul
Geometri molekulGeometri molekul
Geometri molekul
 
struktur kristal
struktur kristalstruktur kristal
struktur kristal
 
Diktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdf
Diktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdfDiktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdf
Diktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdf
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasi
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasi
 
1.struktur kristal(kuliah)
1.struktur kristal(kuliah)1.struktur kristal(kuliah)
1.struktur kristal(kuliah)
 
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
 
mineralogi presentasi
mineralogi presentasimineralogi presentasi
mineralogi presentasi
 

Kürzlich hochgeladen

Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 

KRISTAL-KRISTALOGRAFI

  • 1. KRISTAL DAN KRISTALOGRAFI II A. Pengertian Kristal Kristal merupakan tubuh padat dari unsur kimia, senyawa, atau campuran isomorfik serta mempunyai susunan atom-atom yang memiliki keteraturan secara periodik dan menggambarkan adanya bidang licin yang membatasi. Kristal juga dapat disebut sebagai susunan atom yang secara teratur berulang dalam ruang tiga dimensi. Kristal merupakan penyusun mineral yang berbentuk padat serta homogen dan dapat tembus cahaya atau sinar karena sifat Kristal itu sendiri, serta sifatnya yang tidak dapat diuraikan oleh senyawa lain. Proses keterbentukannya secara alami serta bentuk tersebut dapat diklasifikasikan menggunakan hukum geometri. Kristal yang mempunyai jarak antara atom satu dan antara yang lainnya, akan membentuk sebuah bangun geometri. Dalam pembentukannya, sifat - sifat dari kristal itu sendiri akan dipengaruhi oleh proses yang di alami oleh kristal. Proses pembentukan ini tergantung dari bahan dasar serta kondisi lingkungan dan tempat dimana kristal tersebut terbentuk. Sumber : Anonym, 2012 Gambar 1 Kristal Kuarsa
  • 2. 1. Fase Pembentukan Kristal Dalam proses pembentukan Kristal terdapat fase yang terjadi, antara lain :  Fase Cair ke Padat, Dalam Fase ini, cairan atau lelehan pembentuk kristal akan membeku atau memadat kemudian akan membentuk kristal. Dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan. Fase ini sering terjadi pada skala luas dibawah kondisi alam maupun industri.  Fase Gas ke Padat (Sublimasi) Dalam Faseini, kristal yang terbentuk merupakan hasil sublimasigas-gas yang memadat, terjadi karena adanya perubahan lingkungan. Kristal tersebut dibentuk langsung dari uap tanpa melalui fase cair. Bentuk kristal yang terbentuk biasanya berukuran kecil dan kadang-kadang berbentuk rangka. Pada fase ini, Umumnya gas tersebut berasal dari hasil aktifitas vulkanis gunung api kemudian membeku karena adanya perubahan temperatur.  Fase Padat ke Padat Dalam Fase ini, kristal yang sudah terbentuk sebelumnya akan berubah karena adanya tekanan dan temperatur yang berubah. Sehingga kristal tersebut akan terjadi perubahan bentuk secara fisik serta unsur-unsurnya. Proses ini dapat terjadi pada agregat kristal yang terpengaruh di bawah tekanan dan temperatur. Kristal yang berubah merupakan struktur kristalnya, sedangkan komposisi dan susunan unsur kimia Kristal akan tetap karena tidak adanya faktor lain yang terlibat kecuali temperatur dan tekanan. 2. Bentuk Kristal Kristal terbentuk tergantung pada kondisi pertumbuhannya. Misalnya, pertumbuhan Kristal yang terjadi berlangsung keluar dalam leburan (melt) tanpa adanya rintangan atau tanpa adanya padatan yang lain. Bentuk Kristal tersebut antara lain :  Terkristalkan (Crystallized) Merupakan mineral yang membentuk Kristal secara sempura  Kristalin (Crystalline) Merupakan Mineral yang membentuk Kristal secara agregat yang tidak jelas, kristal ini tidak sempura karena terintangi satu sama lain.
  • 3.  Kriptokristalin (Cryptocrystalline) Kriptokristaline atau juga Mikrokristalin merupakan Kristal yang berukuran sangat kecil tak terlihat dengan mata telanjang, sehingga harus di amati di bawah mikroskop.  Gelas (Glass) Bukan merupakan kristal karena terbentuk dengan cepat sehingga Kristal tidak sempat terbentuk. Zat ini diduga keras (stiff), getas (brittle) dan hasil dari pendinginan cairan. 3. Unsur Simetri Kristal Unsur simetri Kristal merupakan unsur yang terdapat pada Kristal untuk menentukan klas dari suatu Kristal. Unsur simetri Kristal dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :  Bidang Simetri Bidang Simetri merupakan bidang imajiner yang membagi suatu tubuh menjadi dua bagian yang masing – masing merupakan gambaran refleksi satu sama lain. Kristal dapat memiliki lebih dari sebuah bidang simetri. Sumber :Anonym,2013 Gambar 2 Bidang Simetri  Sumbu Simetri Sumbu Simetri merupakan Sumbu imajiner yang terletak pada kristal yang sempurna sehingga dengan rotasi pada sumbu ini akan terlihat gambaran bangun kristal yang identik lebih dari sekali 2, 3, 4 atau 6 kali.
  • 4. Sumber :Anonym,2013 Gambar 3 Sumbu Simetri  Pusat Simetri Pusat Simetri merupakan suatu titik pusat yang apabila dilukis atau ditarik garis dari setiap titik pada permukaan kistal, selalu melalui pusat Kristal Sumber :Anonym,2013 Gambar 4 Pusat Simetri B. Pengertian Kristalografi Kristalografi merupakan bagian dari disiplin ilmu dalam bidang geologi yang mempelajari kajian terhadap Kristal yang meliputi pertumbuhannya (Growth), bangun (Structure), sifat-sifat fisik (Physical Properties) dan klasifikasi yang berdasarkan bentuknya. Kristalografi juga merupakan cabang dari mineralogi yang mempelajari sistem kristal.
  • 5. C. Sistem Kristal Sistem Kristal merupakan pengelompokan yang berdasarkan pada perbandingan panjang, letak posisi dan jumlah serta nilai sumbu tegaknya. Dalam mempelajari dan mengenal bentuk kristal secara detail, perlu di adakan pengelompokkan yang sistematis. Sistem Kristal dibagi menjadi tujuh sistem yaitu: 1. Sistem Isometrik/Kubik Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan sistem kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya. Sumber :Anonym,2014 Gambar 5 Sistem Isometrik 2. Sistem Tetragonal Sistem Tetragonal sama dengan system Isometrik, sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Sumber :Anonym,2014 Gambar 6 Sistem Tetragonal
  • 6. 3. Sistem Hexagonal Sistem Hexagonal mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120˚ terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sumber :Anonym,2014 Gambar 7 Sistem Heksagonal 4. Sistem Trigonal Sistem Trigonal atau Rhombohedral memiliki 4 sumbu kristal. Dimana 3 sumbu yang sama panjang saling memotong dan membentuk bidang mendatar yang dipotong tegak lurus oleh sumbu ke 4. Panjang sumbu menegak tidak sama panjang dengan sumbu lainnya yang kemudian membentuk sumbu 3-fold symmetry. Sumber :Anonym,2014 Gambar 8 Sistem Trigonal 5. Sistem Orthorhombik Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya serta mempunyai panjang yang berbeda.
  • 7. Sumber :Anonym,2014 Gambar 9 Sistem Orthorombik 6. Sistem Monoklin Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumber :Anonym,2014 Gambar 10 Sistem Monoklin 7. Sistem Triklin Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama. Sumber :Anonym,2014 Gambar 11 Sistem Triklin
  • 8. D. Proyeksi Kristal (Stereografi) Proyeksi Kristal atau Stereografi merupakan gambaran dua dimensi proyeksi dari permukaan sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis. Proyeksi stereografis memproyeksikan garis dan bidang kedalam bidang proyeksi yang biasanya berupa permukaan setengah bola bagian bawah (lower hemisphere). Metode proyeksi stereografi dapat digunakan untuk menganalisis struktur geologi atau geometri struktur yang berupa arah dan sudut karena proyeksi ini dapat menggambarkan kedudukan bidang dan suatu garis dalam bidang proyeksi yang digunakan. Sistem pada kristal dapat diamati dengan cara proyeksi terhadap permukaan kristal pada sebuah bidang dan dapat menggunakan jaringan wulf (WulffNet) atau Jaring Schmidtt(Schmidtt Net). E. Macam – Macam Proyeksi Stereografis Proyeksi Kristal atau Stereografi memiliki beberapa macam jenis,seperti Equal Angle Projection, Equal Area Projection, Orthogonal Projection, Polar Projection. 1. Equal Area Projection (Proyeksi Stereografi) Proyeksi yang pada dasarnya akan menghasilkan jarak titik pada bidang dan jarak tersebut sebanding dengan jarak pada sebenarnya. Proyeksi ini sering digunakan untuk analisis data statistik dan hasil dari proyeksi ini disebut dengan stereogram atau schmids net. Sumber :Anonym,2014 Gambar 12 Jaringan Schmidt (Schmidt Net)
  • 9. 2. Equal Angle Projection (Proyeksi Bola) Proyeksi ini memproyeksikan setiap titik pada permukaan bolda ke bidang proyeksi pada suatu titik zenith yang terletak pada sumbu vertikal melalui pusat bola di bagian atasnya yang mempunyai bidang yang digambarkan semakin rapat kearah pusat. Sumber :Anonym,2014 Gambar 13 Jaringan Schmidt (Schmidt Net) 3. Orthogonal Projection (Proyeksi Ortogonal) Proyeksi Orthogonal merupakan Proyeksi kebalikan dari equal angle projection, dimana pada proyeksi orthogonal, titik-titik pada permukaan bola akan diproyeksikan tegak lurus di bidang proyeksi dengan menghasilkan lingkaran proyeksi yang merenggang ke arah pusat. Hasil dari stereogram proyeksi orthogonal yaitu orthographic net. Sumber :Anonym,2014 Gambar 14 Jaringan Ortogonal (Orthogonal Net)
  • 10. 4. Polar Projection (Proyeksi Gnomorik) Proyeksi yang menggambarkan garis dan bidang sebagai suatu titik. Hasil streogram dari proyeksi kutub ini yaitu polar net. Polar net didapat dari equal area projection, jadi jika ingin mendapatkan proyeksi bidang dari suatu titik pada polar net, harus menggunakan proyeksi schmidts net. Proyeksi ini dilakukan dengan cara proyeksi ortografi utara bola, sumbu U-S cara proyeksinya dengan cara menarik garis, dari titik-titik yang berupa kutub bola ke bidang proyeksi ortografi. Sumber :Anonym,2014 Gambar 14 Jaringan Gnomorik (Polar Net)
  • 11. KESIMPULAN Kristal merupakan penyusun mineral yang berbentuk padat serta homogen dan dapat tembus cahaya atau sinar karena sifat Kristal itu sendiri, serta sifatnya yang tidak dapat diuraikan oleh senyawa lain. Proses keterbentukannya secara alami serta bentuk tersebut dapat diklasifikasikan menggunakan hukum geometri. Kristal yang mempunyai jarak antara atom satu dan antara yang lainnya, akan membentuk sebuah bangun geometri. Dalam pembentukannya, sifat - sifat dari kristal itu sendiri akan dipengaruhi oleh proses yang di alami oleh kristal. Proses pembentukan ini tergantung dari bahan dasar serta kondisi lingkungan dan tempat dimana kristal tersebut terbentuk. Kristalografi merupakan bagian dari disiplin ilmu dalam bidang geologi yang mempelajari kajian terhadap Kristal yang meliputi pertumbuhannya (Growth), bangun (Structure), sifat-sifat fisik (Physical Properties) dan klasifikasi yang berdasarkan bentuknya. Kristalografi juga merupakan cabang dari mineralogi yang mempelajari sistem Kristal Sistem Kristal merupakan pengelompokan yang berdasarkan pada perbandingan panjang, letak posisi dan jumlah serta nilai sumbu tegaknya. Dalam mempelajari dan mengenal bentuk kristal secara detail, perlu di adakan pengelompokkan yang sistematis. Sistem Kristal dibagi menjadi tujuh sistem yaitu Isometri, Tetragonal, Heksagonal, Trigonal, Orthoombik, Monoklin dan Triklin. Proyeksi Kristal atau Stereografi merupakan gambaran dua dimensi proyeksi dari permukaan sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis. Proyeksi stereografis memproyeksikan garis dan bidang kedalam bidang proyeksi yang biasanya berupa permukaan setengah bola bagian bawah (lower hemisphere). Metode proyeksi stereografi dapat digunakan untuk menganalisis struktur geologi atau geometri struktur yang berupa arah dan sudut karena proyeksi ini dapat menggambarkan kedudukan bidang dan suatu garis dalam bidang proyeksi yang digunakan. Proyeksi Kristal atau Stereografi memiliki beberapa macam jenis, seperti Equal Angle Projection, Equal Area Projection, Orthogonal Projection, Polar Projection.
  • 12.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA 1. Boby, Hendrik,2012, “Kristalografi”. http://geoenviron.blogspot.co.id. Di akses pada tanggal 04 Oktober 2017 pukul 21.30 (Referensi Internet) 2. Dharmanto, Bagoes, 2011, “Kristalografi”. http://Dunia-atas.blogspot.com. Di akses pada tanggal 04 Oktober 2017 pukul 20.30 (Referensi Internet) 3. Purwanto, Tony, 2015, “Klasifikasi Kristal dan Unsur Simetri Kristal”. http://Sinauedutekno.blogspot.co.id. Di akses pada tanggal 04 Oktober 2017 pukul 16.30 (Referensi Internet ) 4. Gilang, Farid, 2011, “Proyeksi Stereografi”. https://www.academia.edu. Di akses pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul 16.30 (Referensi Internet )