Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Rasululullah sebagai Suami
1. Majlis Ta'liim
DESA PAMULIHAN KECAMATAN PAMULIHAN TANJUNG SARI SUMEDANG TELP: 022-7911943
Diriwayatkan daripada Aisyah r.a katanya: Sebelas orang wanita telah bersepakat untuk
menceritakan perihal suami mereka. Wanita pertama berkata: Suamiku seperti daging
unta yang busuk yang berada di puncak bukit yang tinggi yang tidak dapat untuk didaki. ia
tidak berlemak dan mudah untuk bergerak. Wanita kedua berkata: Aku tidak boleh
menceritakan mengenai suamiku. Aku takut dan aku tidak boleh memberitahu
mengenainya. Sekiranya aku memberitahu mengenainya, bermakna aku membuka aibnya.
2. Wanita ketiga berkata: Suamiku telah membuat syarat, sekiranya aku bercerita, aku akan
dicerai dan sekiranya aku diam, aku akan dikasihi. Wanita ke empat berkata: Suamiku
seperti cuaca di Negeri Tihamah, tidak panas dan tidak sejuk (sederhana), tidak
menakutkan dan tidak menjemukan. Wanita kelima berkata: Suamiku, ketika memasuki
rumah seperti seekor harimau bintang (karana banyak tidur dan malas bertanya), tetapi
apabila ia keluar seperti seekor singa. Ia tidak akan bertanya perkara-perkara yang bukan
urusannya. Wanita keenam berkata: Suamiku apabila makan, ia akan menghabiskan
makanannya. Sekiranya ia minum, ia akan menghabiskan minumannya. Sekiranya ia tidur,
ia akan berselimut dan tidak memasukkan telapak tangannya kerana ia tahu akan
kesusahannya. Wanita ketujuh berkata: Suamiku adalah seorang yang lemah syahwat.
Walaupun telah berubat tetapi belum juga sembuh. Di samping itu ia mudah
menjatuhkan tangannya. Wanita kelapan berkata: Suamiku berbau seperti bau Zarnab
(sejenis bauan) dan sentuhannya selembut sentuhan seekor arnab. Wanita kesembilan
berkata: Suamiku berkedudukan tinggi, seorang yang berjaya, dermawan dan rumahnya
berhampiran dengan tempat permainan. Wanita kesepuluh berkata: Suamiku seorang
pembesar dan banyak memiliki harta, sebahagian dari hartanya, ia memiliki banyak unta.
Sebahagian besar unta-untanya pula dibiarkan di halaman rumah, kerana itulah untanya
yang hamil sedikit sahaja. Sekiranya unta-unta itu mendengar tiupan seruling mereka
mengetahui bahawa mereka akan disembelih. Wanita kesebelas berkata: Suamiku
bernama Abu Zar'in. Tahukah kamu siapakah Abu Zar'in ? Ialah yang memberikan aku
anting-anting pada sepasang telingaku. Ialah yang memberiku makanan-makanan berzat
sehingga aku kelihatan sihat. ia suka memuji aku, ia mengambil aku dari keluarga susah
dan menjadikan aku salah seorang anggota keluarga yang kaya. Ia tidak pernah mencaci
aku, sehinggakan aku dapat tidur dengan nyenyak sampai ke pagi dan aku dapat minum
dengan tenang. Selepas itu bagaimana pula Ummu Abu Zar'in. Tahukah kamu siapa
Ummu Abu Zar'in ? Ia memiliki harta simpanan dan rumahnya sangat luas. Maka
bagaimana pula Ibnu Abu Zar'in. Tahukah kamu siapakah Ibnu Abu Zar'in. Tempat
tidurnya seperti pelepah tamar. Ia merasa kenyang dengan makan sebelah kaki kambing.
Maka bagaimana pula Anak perempuan Abu Zar'in. Tahukah kamu siapakah anak
perempuan Abu Zar'in ia sangat mentaati kedua orang tuanya. Tubuhnya montel dan
sering menasihati jirannya. Maka bagaimana pula Jariah Abu Zar'in, tahukah kamu
siapakah Jariah Abu Zar'in ? Ia tidak pernah menyebarkan rahsia kami dan sangat jujur
sekalipun dalam soal makanan. Ia Tidak pernah membiarkan rumahku kotor. Setelah itu
ia berkata: Satu hari Abu Zar'in keluar dengan membawa satu bekas daripada kulit yang
diisi dengan susu. Ia bertemu dengan seorang wanita yang mempunyai dua orang anak.
Kedua anaknya itu seperti dua ekor harimau kumbang. Mereka bermain dengan dua biji
buah delima di bawah pinggang ibunya. Maka ia mencerai aku dan mengahwini wanita
itu. Setelah itu aku berkahwin dengan seorang lelaki yang baik dan kaya. Tunggangannya
adalah seekor kuda terpilih. Ia membawa aku ke kandang yang penuh dengan binatang
ternakan. Kemudian dia berkata: Makanlah wahai Ummu Zar'in dan beristirahatlah
supaya hilang capek lelah. Ia berkata: Sekiranya aku kumpulkan pemberiannya dengan
pemberian Abu Zar'in, nescaya pemberiannya tidak akan sama dengan pemberian Abu
Zar'in yang paling sedikit. Aisyah r.a berkata: Rasulullah s.a.w bersabda kepadaku:
hubungan aku denganmu seperti Abu Zar'in dengan Ummu Zar'in
Rasulullah sosok suami yang tegas :
3. Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: "Jika kamu sekalian mengingini kehidupan
dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut`ah dan aku
ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan)
Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah
menyediakan bagi siapa yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar.(Al Ahzab : 28-
29)
Ayat ini turun manakala tuntutan Ummahatul Mukminin terhadap Rasulullah saw sudah
melampaui batas, menuntut terlalu banyaknya nafkah dan perhiasan. Maka tidak ada
sikap yang di ambil Nabi saw ketika itu melainkan marah dengan kemarahan yang yang
halus yang mana ia bertekad untuk tidak mendekati mereka selama satu bulan, ia
memisahkan diri ia dengan para istrinya selama satu bulan penuh sebagai pelajaran untuk
mereka. Maka Allah swt menurunkan ayat tersebut di atas untuk mengultimatum mereka
antara memilih hidup dengan Rasulullah saw dengan cara hidup ia serta bersabar
bersamanya atau mereka kembali kepada keluarganya masing-masing. Maka tiada pilihan
lain bagi seluruh Ummahatul mukminin melainkan mereka memilih Allah dan Rasulnya
serta kampung Akherat. Maka kembalilah mereka hidup bersama nabi saw untuk
menunaikan tugas di rumah mereka yang agung, untuk menjaga keamanan, kebahagian
dan ketenteraman bagi ia, serta saling tolong menolong dengan ia dalam menyebarkan
islam kepada manusia.
Diriwayatkan oleh imam muslim dalam sahihnya, dari jabir bin Abdullah ia berkata, Abu
bakar masuk meminta izin kepada Rasulullah saw sedangkan ia mendapatkan bahwa
orang-orang duduk di depan pintu ia. Tak seorangpun di ijinkan masuk oleh rasulullah
saw, Abu bakar di ijinkan masuk dan beliupun masuk, setelah itu datanglah umar dan
meminta izin Rasululallah saw memberikan izin, ia mendapatkan bahwa nabi saw sedang
duduk sedangkan istri-istri ia duduk di sekitar ia dalam keadaan takut dan diam. Abu
bakar berkata, sungguh aku akan berkata dengan suatu kata yang membuat rasulullah saw
tertawa . ia berkata, wahai rasulullah seandainya aku melihat istriku meminta nafkah yang
tidak ada padaku maka aku akan berdiri untuk memukul tengkuknya, maka rasulullah saw
pun tertawa dan bersabda, mereka yang di sekitar ku inipun meminta nafkah yang tidak
ada padaku, maka Abu bakar berdiri dan memukul tengkuk 'Aisyah, disusul Umar
kemudian mendatangi Hafsyah dan memukul tengkuknya. Kemudian keduanya berkata,
apakah kalian meminta kepada rasulullah sesuatu yang tidak ada pada ia ? mereka
menjawab, demi Allah kami tidak akan meminta kepada Rasulullah saw sesuatu yang
tidak ada kepada ia selamanya.
Kemudian ia menjauhi istri – istrinya selama sebulan atau 29 hari, kemudian turunlah
ayat,
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: "Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan
perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut`ah dan aku ceraikan kamu dengan
cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta
(kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik
di antaramu pahala yang besar.(Al Ahzab : 28-29)
4. Kemudian ia mulai mengultimatum "Aisyah, sabdanya :
Wahai 'Aisyah aku ingin mengemukakan pilihan kepadamu, yang aku tidak ingin engkau
menangguhkan jawabannya, sampai engkau berkonsultasi dengan orang tuamu, kemudian
'Aisyah berkata apa itu wahai Rasulullah kemudian ia membaca ayat diatas.
Kemudian 'Aisyah berkata :
Apakah untuk memilih anda saya harus bertanya dulu kepada orang tuaku yang
Rasulullah ? jelas saya memilih Allah dan Rasulnya dan kampung akherat . dan ternyata
istri-istri ia yang lainpun mengikuti apa yang aku katakan. (Hr Muslim)
Pelajaran yang bisa diambil :
1. Rasulullah adalah pemimpin yang tegas terhadap istri-istrinya
Hadis Ibnu Umar r.a: Diriwayatkan daripada Nabi s.a.w katanya: Baginda telah bersabda:
Kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua akan bertanggungjawab terhadap apa
yang kamu pimpin. Seorang pemerintah adalah pemimpin manusia dan dia akan
bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin bagi ahli
keluarganya dan dia akan bertanggungjawab terhadap mereka. Manakala seorang isteri
adalah pemimpin rumah tangga, suami dan anak-anaknya, dia akan bertanggungjawab
terhadap mereka. Seorang hamba adalah penjaga harta tuannya dan dia juga akan
bertanggungjawab terhadap jagaannya. Ingatlah, kamu semua adalah pemimpin dan akan
bertanggungjawab terhadap apa yang kamu pimpin (Hr Bukhari)
2. Wajib memberikan Nafkah sebatas kemampuan yang di miliki
5. Diriwayatkan daripada Saidatina Aisyah r.a katanya: Hindun binti Utbah isteri Abu Sufian
datang menemui Rasulullah s.a.w Ialu berkata: Wahai Rasulullah! Abu Sufian adalah
seorang yang bakhil, dia tidak memberikan nafkah yang cukup untuk aku dan anak-
anakku, kecuali harta yang telah aku ambil tanpa pengetahuannya. Apakah dalam hal ini
aku akan menanggung dosa? Maka Rasulullah s.a.w pun bersabda: Ambillah hartanya itu
dengan cara yang baik, iaitu sekadar mencukupi untuk dirimu dan anak-anakmu
3.Pada dasarnya manusia menyukai perhiasan dunia.
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya,
agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.(Al
Kahfi : 7)
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di
pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan
janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami,
serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.(Al Kahfi : 28)
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi
Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Ali Imran : 14)
4. Orang pintar yang memilih kehidupan Akherat.
Rasulullah saw bersabda :
Orang pintar ialah orang yang mengarahkan nafsunya dan beramal untuk persiapan
matinya, dan orang bodoh adalah orang yang mengikuiti hawa nafsunya dan banyak
angan-angan terhadap Allah (Hr Tirmidzi)
Rasulullah seorang suami yang Perhatian
6. Ummul Mukminin 'Aisyah berkata :
Demi Allah aku melihat rasulullah saw berada di depan kamarku, sedangkan orang
Habsyah bermain, perang-perangngan di mesjid, Rasulullah saw menutupi aku dengan
sorbannya agar aku dapat melihat permainan mereka, melalui celah antara telinga dan
bahunya, sedangkan wajahku aku senderkan pada pipi Rasulullah saw, kemudian ia
bertanya, wahai Aisyah sudah puaskah kamu untuk melihat, maka aku berkata, belum,
maka aku tetap dalam kondisi seperti itu hingga saya merasa puas, dalam riwayat lain, ia
berdiri untukku sehingga aku sendiri yang menyudahinya. Aku melihat para budak wanita
yang masih muda bersemangat dalam bermain. (Hr Bukhari)
Dari 'Aisyah rh, suatu ketika ia bersama Nabi saw dalam suatu perjalanan, 'Aisyah berkata
kami berlomba lari dan aku memenangkannya, tetapi ketika aku sudah gemuk kami
berlomba lari lari dan ternyata aku di kalahkan, kemudian rasulullah saw bersabda, ini
adalah pembalasan terhadap kekalahan yang dahulu. (Hr Abu Daud)
Rasulullah saw suatu ketika berkata kepada 'Aisyah, sesungguhnya aku tahu, kapan
engkau ridho kepadaku dan kapan engkau benci kepadaku, saya berkata, bagaimana anda
mengetahui ya rasulullah, ia menjawab,
Adapun jika engkau ridho kepadaku, niscaya engkau akan mengatakan tidak, demi Rabb
Muhammad, dan apabila engkau marah kepadaku maka engkau berkata, tidak demi Rabb
Ibrahim. Maka Aisyah berkata, benar ya Rasulullah , demi Allah memang aku tidak
menjauhi kecuali namamu. (Hr Bukhari)
Rasulullah adalah suami yang setia :
Diriwayatkan oleh 'Aisyah Ummul mukminin bahwa ada seorang wanita tua datang
kepada Rasulullah saw, kemudian ia bertanya, siapakah anda ? wanita itu menjawab,
Jatstsamah Al Muzniyah, ia bersabda dengan semangat, engkau baik-baik saja ?
bagaimana kabar anda ? bagaimana keadaan anda ? bagaimana nasib anda setelah lama
berpisah dengan kami ? maka wanita itu menjawab baik, demi bapak dan ibuku, maka
wanita itu keluar, berkatalah 'Aisyah, Ya Rasulullah anda menyambut wanita tua itu
dengan baik sekali, ia bersabda :
Sesungguhnya dia pernah mendatangi kami sewaktu Khodijah masih hidup, dan setia
janji adalah bagian dari iman. (Hr Hakim)
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka
7. membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat,
Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?
Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan
yang besar.(At Taubah : 111)
Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang paling baik terhadap
keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku. Tidaklah
memuliakan perempuan kecuali orang yang mulia, dan tidaklah menghinakan perempuan
kecuali orang yang hina. (Hr Ibnu Asakir)