SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 24
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang
tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur
dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan dalam bidang farmasi
sehingga dibutuhkannya senyawa kimia untuk pembuatan obat, makanan, dan
air bersih. Proses pemisahan ini sangat penting dalam bidang farmasi dan
industri kimia. Pemisahan senyawa ini diperlukan dengan tujuan untuk
mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur.
Campuran dua atau lebih zat ddimana dalam penggabungan ini zat-zat
tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing dan tidak memiliki
susunan yang tepat, artinya masih bisa berubah. Campuran dapat dibedakan
menjadi dua bagian yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
Campuran juga dapat dipisahkan berdasarkan perbedaan sifat-sifat fisiknya.
Untuk memperoleh zat murni, kita harus memisahkannya dari
campurannya untuk mendapatkan zat murni, dilakukan suatu sistem yang
dapat memisahkan antara zat murni dengan bahan-bahan pencemar atau
pencemaran lainnya pada suatu campuran yakni pemisahan dan pemurnian.
Pemisahan dan pemurnian zat dapat dilakukan dengan berbagai cara
yaitu, penyaringan (filtrasi), dekantasi, sublimasi, kristalisasi, destilasi,
adsorbsi, ekstraksi, dan lain-lain.
Melalui percobaan pemisahan dan pemurnian senyawa kita dapat
memahami secara tepat cara untuk memperoleh produk yang lebih murni dari
campuran zat yang masih tercampur oleh zat lain.
Dalam ilmu kimia, rumus kimia suatu senyawa memiliki peranan yang
sangat penting untuk identifikasi zat. Identifikasi dapat berupa suatu analisis,
di mana analisis ini berperan dalam penentuan komposisi zat, baik itu
komponen penyusun suatu senyawa maupun jenis dan massa komponen
penyusun senyawa. Rumus kimia ini dapat berupa rumus molekul dan rumus
empiris, di mana rumus empiris suatu senyawa dapat ditentukan dalam
percobaan laboratorium dengan mencari rasio antara jumlah mol unsur dalam
senyawa.
B. Maksud dan Tujuan Percobaan
1.

Maksud Percobaan
a.

Mengetahui dan memahami metode pemisahan campuran.

b.

Mengetahui dan memahami cara penentuan rumus empiris suatu
senyawa.

2.

Tujuan Percobaan
a.

Pemisahan senyawa dari campuran
1) Untuk menentukan senyawa murni dalam suatu campuran.
2) Untuk menentukan presentase senyawa dalam campuran.

b.

Penentuan rumus empiris
1) Untuk menentukan komposisi persen unsur dalam suatu
senyawa.
2) Untuk memeverifikasi rumus empiris tembaga sulfat (CuSO4).
3) Untuk menggambarkan Hukum Komposisi Konstan.

C. Prinsip Percobaan
a.

Pemisahan

senyawa

dari

campuran

pasir,

naftalen,

dan

NaCl

menggunakan metode pemanasan di mana campuran ini menghasilkan
sublimat (senyawa) kemudian disaring. Residu yang kering ditimbang
dan filtrat yang telah padat ditimbang pula.
b.

Penetuan rumus empiris CuSO4 berdasarkan metode pemisahan mol yang
terjadi, hasil reaksi kimia yang terjadi antara CuSO4 dan Fe kemudian
disaring, residu yang diperoleh dikeringkan lalu ditimbang. Residu ini
merupakan perbandingan mol terhadap CuSO4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Menurut hukum penggabungan kimia, setiap zat dijelaskan oleh suatu
rumus kimia yang menyatakan jumlah relatif atom yang ada dalam zat itu.
Rumus molekul suatu zat menjelaskan jumlah atom setiap unsur dalam satu
molekul zat itu. Jadi, rumus molekul karbon dioksida ialah CO2, setiap
molekul karbon dioksida mengandung satu atom karbon dan dua atom
oksigen. Rumus molekul glukosa ialah C6H12O6, setiap molekul glukosa
mengandung 6 atom karbon, 6 oksigen, dan 12 hidrogen. Rumus molekul
dapat ditentukan untuk semua zat berwujud gas dan cairan serta padatan
seperti glukosa dengan submit molekul yang didefinisikan dengan baik.
(Widayanti, 2008:24)
Cara-cara pemisahan komponen campuran yaitu (Thamrin, 2004:12-13) :
1.

Filtrasi
Filtrasi adalah cara memisahkan zat dari cairan melalui saringan
(filtrat) yang berpori. Cairan hasil penyaringan disebut filtrat.

2.

Sublimasi
Sublimasi adalah cara pemisahan komponen campuran berdasarkan
peruibahan wujud zat dari padat menjadi gas tanpa melalui fase cairan.

3.

Kristalisasi
Kristalisasi adalah cara memperoleh zat padat yang larut dalam
cairan. Ada dua kristalisasi yang dapat dilakukan yaitu cara penguapan
dan cara pendinginan.

4.

Ekstraksi
Ekstraksi adalah cara pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
melarutkan zat itu pada pelarut yang sesuai.
5.

Adsorbsi
Adsorbsi adalah penarikan suatu zat terhadap zat lain secara kuat
sehingga menempel pada permukaannya. Zat menyerap yang digunakan
misalnya zat karbon aktik (arang murni) yang mampu menyerap gas, zat
warna, bahkan mikroorganisme.

6.

Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan
kecepatan zat-zat terlarut yang bergerak bersamaan dengan pelarutnya
pada permukaan satu benda penyerap.
Campuran adalah penggabungan dua atau lebih zat di mana dalam

penggabungan ini, zat-zat Tersebut mempertahankan identitasnya masingmasing. Beberapa contoh di antaranya adalah udara, minuman ringan, susu,
dan semen. Campuran tidak memiliki susunan yang tetap atau sifat dan
komposisi yang tetap. Berdasarkan sifatnya, campuran dikelompokkan
menjadi 2 macam yaitu (Barnasconi, 1995:2-3) :
1.

Campuran homogen
Campuran homogen merupakan campuran yang tidak bisa dibedakan
antara zat-zat yang bercampur di dalamnya.
Contoh :
a.
b.

Campuran gula,

c.

Air, dan

d.
2.

Teh,

Udara.

Campuran heterogen
Merupakan campuran yang mengandung zat-zat yang tidak dapat
bercampur satu dengan yang lain secara sempurna sehingga dapat
dikenali perbedaan sifat-sifat partikel dari zat yang bercampur tersebut.
Contoh:
a.

Tepung yang bercampur dengan air,

b.

Air dengan pasir, dan

c.

Beras bercampur dengan pasir.
Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa-peristiwa fisika atau kimia.
Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan sedangkan
pemisahan secara kimia satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain
sehingga dapat dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung
pada jenis, wujud, dan sifat komponen berwujud padat dan cair misalnya
pasir dan air dipisahkan dengan dekantasi.
Campuran heterogen dapat dibagi menjadi dua yaitu (Oxtoby, 2003:178):
1.

Suspensi
Suspensi adalah campuran heterogen yang kasar dan tidak kontinu
dengan ukuran partikel > 100 m. Di mana zat-zat terlarut cukup besar,
sehingga dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop. Hal ini akan
terjadi karena adanya gravitasi. Contohnya: campuran kapur air dapat
dipisahkan melalui penyaringan.

2.

Koloid
Koloid adalah suatu campuran di mana keadaannya antara suatu
larutan dan suatu suspensi. Secara mikroskopis, koloid tampak homogen.
Tetapi jika diamati dengan mikroskop ultra akan tampak heterogen.
Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan

bila temperaturnya dinaikkan. Untuk zat padat yang tidak larut dalam air,
pemisahan dan pemurniaannya dapat dilakukan dengan cara (Bussett,
1994:472-473) :
1.

Dekantasi
Salah satu jenis reaksi umumnya berlangsung dalam larutan berair
adalah reaksi pengendapan yang cirinya adalah terbentuknya produk
yang tidak larut, yang terpisah dari larutan.

2.

Filtrasi (Penyaringan)
Penyaringan adalah cara pemisahan campuran berdasarkan ukuran
partikel komponen campuran. Filtrasi dapat menggunakan kertas saring.
Untuk zat padat yang larut dalam air, pemisahannya dapat dilakukan
dengan cara:
1.

Penguapan
Penguapan adalah proses di mana larutan dipanaskan sehingga
pelarutnya menguap dan meninggalkan zat terlarut berupa kristal padat.
Pemisahan tersebut terjadi karena zat terlarut mempunyai titik didih lebih
tinggi dari pelarutnya. Contohnya: pembuatan garam dari air laut.

2.

Kristalisasi
Kristalisasi adalah pemisahan zat padat dari larutan dengan cara
menguapkan pelarutnya sehingga campuran menjadi jenuh dan terbentuk
kristal. Kristalisasi dilarutkan atas dasar perbedaan titik uap dan titik
didih. Hal ini terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan.
Melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih kecil kadarnya, tidak
ikut mengkristal.
Untuk

zat

padat,

pemisahannya

dilakukan

dengan

cara

(Keenan,1991:180-184) :
1.

Pelarutan yang diikuti dengan penyaringan
Di mana zat padat yang akan dipisahkan dilarutkan dulu sehingga
kedua padatan larut. Setelah itu padatan yang telah larut disaring
sehingga partikel padatan akan mengendap pada kertas saring jika
ukurannya besar dan untuk padatan yang berukuran kecil maka akan
mengendap di bawah wadah penyaringan atau dengan kata lain padatan
yang lebih kecil akan lolos dari penyaringan.

2.

Sublimasi (penyubliman)
Penyubliman adalah teknik pemisahan campuran di mana komponen
yang dapat menyublim atau tidak dapat menyublim. Penyubliman ini
menyebabkan zat yang menyublim tersebut berubah dari fase padat ke
fase gas. Jadi pada saat dipanaskan, zat yang dapat menyublim berubah
menjadi uap. Contohnya: pemisahan campuran antara C10H8 (naftalen)
dan garam dengan cara dipanaskan sehingga naftalen menguap.
3.

Kristalisasi bertingkat
Teknik pemisahan campuran di mana campuran sudah berbentuk
kristal ketika masih panas, kemudian disiram atau ditambahkan aquadest.
Maka campuran itu akan mencair kembali setelah dibiarkan menguap dan
akan berbentuk kristal lagi. Hal ini berdasarkan titik beku.
Untuk pemisahan zat cair dapat digunakan cara (Keenan,1991:180-184) :

1.

Ekstraksi
Penyaringan (ekstraksi) biasa digunakan untuk memisahkan senyawa
berdasarkan

kepolaran

dan

massa

jenisnya.

Contohnya:

untuk

memisahkan campuran yang tidak saling melarutkan yang dapat
dipisahkan dengan corong pisah.
2.

Destilasi
Destilasi adalah suatu proses penguapan yang diikuti dengan
pengembunan.

Dilakukan

untuk

memisahkan

suatu

cairan

dan

campurannya. Hal ini merupakan pemisahan campuran berdasarkan titik
didih dua cairan atau lebih.
Penentuan rumus empiris suatu senyawa dapat dilakukan dengan
experimen, dengan menentukan presentase jumlah unsur-unsur yang terdapat
dalam zat itu, memakai metode analisis kimia kuantitatif. Bersamaan dengan
air maka rumus empiris dapat ditentukan dengan suatu perhitungan yang
sederhana.
Jika rumus empiris suatu senyawa diketahui, dapat ditarik beberapa
kesimpulan tentang sifat fisika dan kimia zat itu, yaitu (Svehla, 1994:3-5) :
1.

Dari rumus empiris suatu senyawa, dapat kita lihat unsur-unsur apa yang
terkandung dalam zat tersebut. Contohnya: Asam sulfat (H2SO4) terdiri
dari hidrogen belerang dan oksigen, dalam molekulnya ada 2 atom
hidrogen, 1 atom belerang, dan 4 atom oksigen.

2.

Dari rumus empiris, dapat kita ketahui massa molekul relatif dengan
menjumlahkan massa atom relatif dari unsur-unsur yang membentuk
senyawa itu.
3.

Berdasarkan rumus empiris, kita dapat dengan mudah menghitung
jumlah relatif unsur-unsur yang terdapat dalam senyawa atau komposisi
presentase zat itu.

4.

Akhirnya, jika rumus diketahui tentunya massa molekul relatif tersedia
dan dapat kita hitung volume suatu zat berbentuk gas yang jumlahnya
diketahui pada suhu dan tekanan tertentu.

B. Uraian Bahan
1.

Aquadest (Dirjen POM, 1979:96)
Nama Resmi

: AQUA DESTILLATA

Nama Lain

: air suling

Rumus Molekul

: H2O

Berat Molekul

: 18,02 gr/mol

Rumus Bangun

: H-O-H

Pemerian

: cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa

Penyimpanan
Kegunaan

2.

: dalam wadah tertutup baik
: sebagai pelarut

Naftalen (Dirjen POM, 1979:139)
Nama Resmi

: NAFTALEN

Nama Lain

: kapur barus

Rumus Molekul

: C10H8

Berat Molekul

: 128,17 gr/mol

Pemerian

: lempeng prismatik, keping putih, menyublim
pada suhu di atas suhu titik lebur

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat

Kegunan

: sampel pemisahan senyawa dari campuran
3.

NaCl (Dirjen POM, 1979:403)
Nama Resmi

: NATRII CLORIDUM

Nama Lain

: garam dapur

Rumus Molekul

: NaCl

Berat molekul

: 58,44 gr/mol

Rumus Bangun

: Na-Cl

Pemerian

: tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak
berbau, rasa asin

Kelarutan

: larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian
gliserol P, sukar larut dalam etanol ( 95 % ) P.

Penyimpanan
Kegunaan

4.

: dalam wadah tertutup baik
: sampel pemisahan senyawa dari campuran

CuSO4 (Dirjen POM, 1979:731)
Nama Resmi

: CUPRII SULFAT

Nama Lain

: tembaga II sulfat

Rumus Molekul

: CuSO4

Berat Molekul

: 249,5 gr/mol

Pemerian

: prisma triklinik, atau serbuk hablur biru

Kelarutan

: larut dalam 3 bagian air dan gliserol, dan sangat
sukar larut dalam etanol.

Penyimpanan
Kegunaan

5.

: dalam wadah tertutup rapat
: sampel penentuan rumus empiris

SiO2 (Dirjen POM, 1979:719)
Nama Resmi

: SILIKA GEL

Nama Lain

: amorf, silikon oksida

Rumus Molekul

: SiO2

Rumus Bangun

: O-Si-O
Pemerian

: warna kelabu gelap, hitam kebiru-biruan, padat,
keras

Kegunaan

6.

: sampel pemisahan senyawa dari campuran

Fe (Dirjen POM, 1979:762)
Nama Resmi

: FERROS

Nama Lain

: besi

Berat Molekul

: 55,84 gr/mol

Rumus Molekul

: Fe

Pemerian

: metalik mengkilap, abu-abu

Kegunaan

: sampel penentuan rumus empiris

C. Prosedur Kerja (Tim Dosen Kimia Dasar, 2011:5-10)
1.

Pemisahan Senyawa dari Campuran
a.

Timbang dengan hati-hati beker gelas yang bersih dan kering. Catat
beratnya pada lembar laporan anda. Ambil sampel campuran bahan
uji yang tidak diketahui dari instruktur, gerus hingga halus dalam
mortal. Sekitar 2 gram campuran tersebut, masukkan ke dalam beker
gelas, timbang dan hitung berat sampel yang sebenarnya.

b.

Tempatkan pinggan penguap di atas beker gelas yang berisi
campuran. Tempatkan gelas dan pinggan penguap pada kawat kasa.
Tempatkan es dalam pinggan penguapan, berhati-hati agar bagian
bawah piring menguapkan atau di dalam gelas tidak terkena air, atur
alat sublimasi.

c.

Dengan hati-hati, panaskan beker gelas dengan nyala bunsen,
tingkatkan intensitas nyala sampai nampak uap dalam gelas. Padatan
harus terkumpul pada bagian bawah pinggan penguapan. Setelah 10
menit, pindahkan bunsen dari bawah beker gelas. Dengan hati-hati,
pindahkan pinggan penguapan dari beker gelas dan kumpulkan
padatan dengan menggunakan spatula. Alirkan air dari pinggan
penguapan, bila perlu tambahkan es batu. Aduk isi beker dengan
batang pengaduk. Kemballikan pinggan penguapan di atas beker
gelas dan panaskan kembali. Lakukan perlakuan di atas berulangulang hingga tidak diperoleh lagi padatan pada bagian bawah
pinggan penguapan. Pindahkan naftalen ke dalam wadah khusus
yang disediakan.
d.

Dinginkan beker gelas hingga mencapai suhu kamar. Timbang gelas
yang berisi padatan, hitung berat naftalen yang tersublimasi.

e.

Tambahkan 25 ml air suling ke dalam padatan tersebut, panaskan
dan aduk selama 5 menit.

f.

Timbang beker gelas 150 ml kedua yang bersih dan kering dengan 2
atau 3 biji batu didih.

g.

Pasang aparatus untuk penyaringan gravimetri.

h.

Lipat selembar kertas saring.

i.

Basahi kertas saring dengan cara melipat kertas saring corong.

j.

Posisi gelas kedua di bawah corong.

k.

Tuangkan campuran melalui saringan, tampung cairan paa beker
gelas kedua. Dengan hati-hati pindahkan padatan basah, kumpulkan
semua cairan (filtrat) dalam beker gelas kedua.

l.

Bilas dengan 5-10 ml aquadest, tuangkan residu ke dalam corong
dan tambahkan cairan ke filtrat, ulangi dengan penambahan 5-10 ml
aquadest.

m. Tempatkan beker gelas kedua dengan isinya di atas kawat kasa,
mulailah pemanasan dengan pembakar bunsen. Atur alat, kontrol
nyala api agar tidak mendidih, bila volume cairan berkurang, padatan
natrium klorida akan muncul. Kurangi nyala api untuk mencegah
letupan dari larutan dan padatan. Bila semua cairan telah habis,
dinginhkan pada suhu kamar. Timbang beker gelas dengan
residunya, hitung berat NaCl yang diperoleh.
n.

Dengan hati-hati, timbang beker gelas 150 ml yang ketiga yang
bersih dan kering. Catat beratnya. Masukkan kertas saring dan pasir,
panaskan sampai kering dengan pembakar bunsen atau oven. Setelah
kering (bila pasir bebas mengalir), dinginkan pada suhu kamar.
Timbang gelas dan pasir, hitung berat pasir yang sebenarnya.
o.

Hitunglah
1) Persentase hasil dengan menggunakan rumus,

2) Persentase setiap senyawa dalam campuran dengan rumus:

2.

Penentuan Rumus Empiris
a.

Timbanglah antara 5 dan 6 gram CuSO4, catat beratnya pada kertas
laporan anda. Jangan menimbang langsung pada piring timbangan,
tetapi pastikan untuk menggunakan wadah atau kertas timbang.

b.

Pindahkan CuSO4 ke dalam beker gelas 250 ml. Tambahkan 60 ml
air suling dan aduk dengan batang pengaduk hingga padatan benarbenar larut.

c.

Ambil kawat aluminium dengan panjang 45 cm (sekitar 1,5 gram).
Buatlah pegangan cukup panjang sehingga kawat dapat digantung di
sisi gelas, kumparan harus ditutupi oleh larutan dan harus mencapai
bagian bawah gelas beker.

d.

Sebagai hasil reaksi, anda akan melihat serpihan tembaga cokelat
berakumulasi pada kawat. Sekali-kali goyang kawat tembaga untuk
melonggarkan. Hilangnya warna biru ion tembaga II menunjukkan
bahwa reaksi selesai.

e.

Lakukan uji untuk melakukan reaksi.
1) Dengan pipet pasteur bersih, tempatkan 10 tetes larutan
supernatan ke dalam tabung reaksi.
2) Tambahkan 3 tetes amonia ke dalam tabung reaksi. Jika larutan
biru tua muncul, berarti ion tembaga II masih ada, dan larutan
harus dipanaskan sampai 600 C selama 15 menit.
f.

Bila supernatan tidak mengandung lagi ion Cu2+, maka reaksi
selesai. Getarkan kawat aluminium sehingga semua tembaga yang
menempel akan jatuh ke dalam larutan. Dengan botol semprot yang
berisi air suling, cuci kawat aluminium untuk menghilangkan sisasisa tembaga. Lepaskan kawat aluminium dari larutan dan buang ke
dalam wadah sampah.

g.

Atur alat vakum filtrasi.

h.

Timbang kertas saring yang sesuai dan masukkan ke dalam corong
Buchner, catat hasilnya.

i.

Basahi kertas saring dengan air suling, aktifkan aspirator air, dan
saring tembaga melalui corong Buchner. Bilas semua tembaga dalam
gelas dengan air dari botol semprot dan pindahkan ke corong
Buchner. Jika filtrat berkabut, saring kembali perlahan-lahan.
Akhirnya cuci tembaga dalam corong dengan 30 ml aseton (untuk
mempercepat proses pengeringan). Biarkan tembaga tetap pada
kertas filter selama 10 menit, dengan air mengalir untuk proses
pengeringan lebih lanjut.

j.

Dengan hati-hati, keluarkan kertas saring dari corong Buchner agar
kertas tidak sobek. Timbang kertas saring dan tembaga dan catat.
Hitung berat sampelnya.

k.

Dari data percobaan tersebut, tentukan rumus empiris dari tembaga
sulfat, dan tentukan tingkat kesalahan dengan menghitung presentase
tembaganya.
BAB III
METODE KERJA

A. Alat dan Bahan
1.

Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah batang pengaduk,
cawan porselin, corong Buchner, gelas arloji, gelas kimia, gelas ukur,
kaki tiga, kawat kasa, kertas timbang, neraca analitik, pembakar spiritus,
pinset, pipet tetes, dan sendok tanduk.

2.

Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquadest, CuSO4,
Fe, NaCl, naftalen, dan pasir laut.

B. Cara Kerja
1.

Pemisahan senyawa dari campuran
a.

Disiapkan alat dan bahan.

b.

Dicampurkan sampel (pasir, naftalen, dan NaCl) ke dalam gelas
kimia, ditutup dengan cawan porselin yang berisi air.

c.

Dipanaskan campuran tersebut selama 20 menit, hingga ada padatan
yang menempel pada cawan porselin, senyawa itu diambil dan
disimpan pada wadah yang lain, dilakukan berulang-ulang sampai
tidak ada lagi padatan yang menempel pada cawan porselin.

d.

Ditimbang padatan yang telah didinginkan.

e.

Ditambahkan aquadest ke dalam gelas kimia yang telah didinginkan,
lalu disaring.

f.

Senyawa yang tertinggal (residu) dan yang lewat saringan (filter),
dipanaskan hingga residu mengering dan panaskan pula filtrat
hingga menjadi padatan.

g.

Ditimbang masing-masing hasil residu dan filtrat.
2.

Penentuan rumus empiris
a.

Disiapkan alat dan bahan.

b.

Ditimbang sampel (CuSO4 sebanyak 1,7 gram dan Fe sebanyak
0,6 gram).

c.

Dimasukkan CuSO4 ke dalam gelas kimia dan ditambahkan aquadest
sebanyak 10 ml, lalu diaduk sampai homogen.

d.

Dimasukkan sampel (Fe).

e.

Diaduk kemudian didiamkan (hingga terdapat butiran cokelat).

f.

Disaring lalu timbang massanya (terlebih dahulu dikeringkan).

g.

Dicatat hasilnya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan
1.

Pemisahan senyawa dari campuran
Berat (gram)

NO

Senyawa
Sebelum

Sesudah

1.

2

0,92

2.

NaCl (garam dapur)

2,85

1,73

3.
2.

C10H8 (naftalen)

SiO2 (pasir laut)

3,5

5,30

Penentuan rumus empiris

No.

Kelompok

Hasil Residu

1.

1

0,63 gram

2.

2

0,47 gram

3.

3

0,87 gram

4.

4

1,12 gram

5.

5

0,80 gram

6.

6

0,96 gram

B. Perhitungan
Berat CuSO4

= 1,7 gram

Berat Cu

= 0,96 gram
= berat CuSO4 – berat Cu

Berat So4

= 1,7 – 0,96
= 0,74 gram
Ar Cu

= 63,5 gram/mol

Mr SO4

= 96 gram/mol

Rumus empiris:
mol Cu

:

mol SO4

0,015

:

0,008

2

:

Cu2(SO4)1

1
Cu2SO4

% hasil dari campuran awal:

% C10H8 dari campuran awal:

% NaCl dari campuran awal:

% SiO2 dari campuran awal:

C. Reaksi
CuSO4 + Fe

Cu2+ + FeSO4
BAB V
PEMBAHASAN

Senyawa adalah substansi yang terbentuk dari dua atau lebih unsur yang
bergabung secara kimia membentuk substansi baru dengan sifat-sifat baru.
Campuran adalah penggabungan dua atau lebih zat di mana dalam penggabungan
ini, zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing.
Dalam pemisahan senyawa, ada beberapa cara pemisahan, yaitu:
1. Destilasi,
2. Sublimasi,
3. Ekstraksi,
4. Kristalisasi,
5. Flotasi,
6. Ultrafiltrasi, dan lain-lain.
Proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang
lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Beberapa faktor yang
diperhatikan dalam metode pemisahan yaitu:
1.

Sifat-sifat khusus dari zat yang diinginkan dari campuran;

2.

Standar kemurnian yang diinginkan;

3.

Zat tercemar dan campurannya yang mengatasi serta sifatnya nilai guna yang
diinginkan harga dan biaya proses pemisahan;

4.

Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya apakah kadarnya kecil atau
besar.
Rumus empiris adalah rumus yang menunjukkan suatu molekul dan

perbandingan paling sederhana atom-atom penyusun molekul paling sederhana
dan merupakan bilangan bulat. Contoh molekul benzena adalah C6H6 maka rumus
empirisnya adalah CH.
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah cawan porselin, kaki tiga,
kawat kasa, gelas kimia, gelas arloji, pembakar spiritus, kertas saring, pipet tetes,
sendok tanduk, gelas ukur, corong Buchner, neraca Ohaus, dan batang pengaduk.
Bahan yang digunakan adalah naftalen, NaCl, pasir laut, CuSO4, Fe, dan
aquadest.
Cara kerja dalam percobaan pemisahan senyawa dari campuran yaitu
pertama-tama disiapkan alat dan bahan. Diambil 3 sampel (naftalen, NaCl, dan
pasir laut) lalu dicampurkan ke dalam gelas kimia. Gelas kimia tadi ditutupi
cawan porselin yang berisikan air. Kemudian dipanaskan campuran tadi di atas
pembakar spiritus. Jika sudah ada padatan yang melengket pada cawan, ambil
cawan tersebut lalu pindahkan padatannya ke gelas arloji. Dilakukan terusmenerus sampai padatan yang muncul dipastikan sudah habis. Setelah padatan
terkumpul semua, ditimbang massanya. Padatan inilah yang disebut naftalen. Sisa
campuran tersebut tidak lain adalah NaCL dan pasir laut. Sisa campuran tadi
didinginkan dahulu lalu dicampur dengan aquadest kemudian diaduk. Setelah
diaduk, saring campuran tadi dengan menggunakan kertas saring yang sudah
dipasang pada corong Buchner. Di sini diperoleh residu dan filtrat, di mana
residunya adalah pasir laut dan filtratnya adalah NaCl. Pasir laut dan NaCl tadi
dipanaskan secara bergantian agar didapatkan padatan yang sebenarnya lalu
ditimbang massanya.
Pada saat ketiga sampel dicampurkan, maka campuran tersebut dipanaskan.
Alasannya, agar naftalen menyublim dan menempel pada cawan porselin. Ini
disebabkan karena naftalen dapat menyublim (perubahan wujud zat dari padat ke
gas).
Pada mulut gelas kimia, ditutupi dengan cawan porselin yang berisikan air.
ini dilakukan agar naftalen yang nantinya akan menguap akan menempel pada
pantat cawan porselin karena terjadinya proses kondensasi.
Setelah naftalen terpisah dari campurannya, dilakukan penyaringan pada
campuran NaCl dan pasir laut agar kedua zat tersebut terpisahkan satu sama lain.
Setelah itu, NaCl dan pasir laut yang sudah terpisah ini, masing-masing
dipanaskan di atas pembakar spiritus agar molekul-molekul air pada kedua zat
tersebut menguap karena terjadi proses penguapan. Dari proses inilah diperoleh
massa NaCl dan pasir laut.
Untuk penentuan rumus empiris, pertama disiapkan CuSO4 1,7 gram lalu
dimasukkan ke dalam gelas kimia. Setelah itu, dimasukkan padatan Fe 0,6 gram
lalu dicampur dengan ditambahkan aquadest 5-10 ml, sampai campuran berwarna
kecoklatan lalu disaring agar terpisah antara Cu (endapan) dengan FeSO4. Setelah
itu, ditimbang massa Cu lalu ditentukan rumus empirisnya.
Dari percobaan pemisahan campuran ini didapatkan hasil yaitu: massa
naftalen = 0,92 gram yang mana berat awalnya 2 gram, massa NaCl = 1,74 gram
yang mana berat awalnya 2,85 gram, dan massa pasir laut = 5,3 gram yang mana
berat awalnya 3,5 gram. Untuk penentuan rumus empiris, massa Cu diperoleh
0,96 gram.
Dari hasil yang diperoleh terdapat perbedaan antara massa sebelum
pemanasan dan setelah pemenasan. Tetapi massa yang diperoleh tidak berbeda
jauh. Namun ada keganjalan pada sampel pasir laut. Massa sebelum pemanasan
adalah 3,5 gram sedangkan setelah pemanasan malah naik menjadi 5,3 gram. Ini
dikarenakan tidak diukurnya massa pasir laut yang digunakan pada saat praktikum
dilakukan.
1.

Adapun faktor kesalahan dalam percobaan ini yaitu:

2.

Ada sampel yang jatuh atau tumpah ke lantai;

3.

Ada naftalen yang tersisa pada cawan porselin;

4.

Tidak diukurnya massa pasir laut yang digunakan.
Hubungan pemisahan senyawa dari campuran dan penentuan rumus empiris

dengan dunia farmasi yaitu pada proses penentuan kadar obat untuk proses
ekstraksi

tumbuhan

yang

digunakan

sebagai

bahan

dasar

memperoleh perbandingin zat-zat yang terkandung dalam obat.

obat-obatan
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari percobaan ini didapatkan hasil, massa C10H8 adalah 0,92 gram,
massa NaCl adalah 1,73 gram, massa pasir laut adalah 5,3 gram, massa Cu
adalah 0,96 gram, persentase hasil adalah 95,21 %, persentase C10H8 adalah
11,02 %, persentase NaCl adalah 20,72%, persentase pasir laut adalah 63,47
%, dan rumus empiris adalah Cu2SO4.

B. Saran
1.

Laboratorium
Kebersihan dan kelengkapan alat-alatnya agar diperhatikan.

2.

Asisten
Terima kasih untuk bimbingan dan dampingannya semoga tidak bosanbosan memberikan penjelasan dan pemahaman kepada praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Barnasconi, G. Teknologi Kimia Bagian 2, Bandung: Bumi Aksara, 1995
Busset. Kimia Analisis Kuantitatif, Jakarta: EGC Kedokteran, 1994
Dirjen Pom , Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes: RI, 1979
Keenan. Kimia untuk Universitas, Jakarta: Erlangga, 1991
Oxtoby. Prinsip-Prinsip Kimia Modern, Jakarta: Erlangga, 2003
Svehla, G. Vogel Bagian I: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro
dan Semi-Mikro Edisi V, 1994
Thamrin. Rahasia Penerapan Rumus-Rumus, Jakarta: Depkes RI, 1979
Widayanti, Tuti. Kimia Dasar, Jakarta: Erlangga, 2001.
SKEMA KERJA

1.

Pemisahan senyawa dari campuran

Diambil 3 sampel (naftalen, NaCl, dan pasir laut)

Dimasukkan ke dalam gelas kimia

Ditutupi cawan porselin berisi air

Dipanaskan 5-20 menit

Digerus padatan di bawah cawan

Didinginkan NaCl dan pasir laut

Dicampur aquadest 5-10 ml

Disaring

Dipanaskan NaCl dan pasir laut

Ditimbang massa NaCl dan pasit laut
2.

Penentuan rumus empiris

Ditimbang 1,7 gram CuSO4

Dilarutkan dalam 10 ml air

Dimasukkan 0,6 gram serbuk Fe

Diamkan dan diamati

Disaring dan dikeringkan residu(Cu)

Ditimbang Cu

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
Analisis kation dan anion
Analisis kation dan anionAnalisis kation dan anion
Analisis kation dan anionEKO SUPRIYADI
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidratalvi lmp
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanErnalia Rosita
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...risyanti ALENTA
 
Makalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan CampuranMakalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan CampuranAi Roudatul
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 
Laporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum PemurnianLaporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum PemurnianErnalia Rosita
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
Viskositas
ViskositasViskositas
ViskositasTillapia
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Pujiati Puu
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi FungiRukmana Suharta
 
Laporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriLaporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriErnalia Rosita
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1Asriani Buhari Noni
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...UNESA
 

Was ist angesagt? (20)

Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Analisis kation dan anion
Analisis kation dan anionAnalisis kation dan anion
Analisis kation dan anion
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
Makalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan CampuranMakalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan Campuran
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
Laporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum PemurnianLaporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum Pemurnian
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Viskositas
ViskositasViskositas
Viskositas
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Laporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriLaporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum Stoikiometri
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 

Ähnlich wie PEMISAHAN DAN PEMURNIAN

lapres pemisahan kimia umum
lapres pemisahan kimia umumlapres pemisahan kimia umum
lapres pemisahan kimia umumTsabitamiaa
 
Laporan Pemisahan Campuran
Laporan Pemisahan CampuranLaporan Pemisahan Campuran
Laporan Pemisahan Campuranaji indras
 
Bab i kimia analisa & pemisahan
Bab i kimia analisa & pemisahanBab i kimia analisa & pemisahan
Bab i kimia analisa & pemisahanfariseko
 
PPT-KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT-KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptxPPT-KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT-KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptxIPAMTK
 
PPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptxPPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptxhellyjelita
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
RekristalisasiTillapia
 
Pemisahan dan analisis smk
Pemisahan dan analisis smkPemisahan dan analisis smk
Pemisahan dan analisis smkDame Phaghite
 
Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)
Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)
Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)Dedi Setiadi
 
Bab 1 Materi dan Perubahan.ppt
Bab 1 Materi dan Perubahan.pptBab 1 Materi dan Perubahan.ppt
Bab 1 Materi dan Perubahan.pptChacha327944
 
Materi dan perubahannya. kimia kesehatan kelas x semester 1 (1)
Materi dan perubahannya. kimia kesehatan kelas x semester 1 (1)Materi dan perubahannya. kimia kesehatan kelas x semester 1 (1)
Materi dan perubahannya. kimia kesehatan kelas x semester 1 (1)Cici Novitasari
 
VII - KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA 2.pdf
VII - KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA 2.pdfVII - KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA 2.pdf
VII - KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA 2.pdfSitiRohimah95
 

Ähnlich wie PEMISAHAN DAN PEMURNIAN (20)

Pemisahan
PemisahanPemisahan
Pemisahan
 
METODE_PEMISAHAN.pptx
METODE_PEMISAHAN.pptxMETODE_PEMISAHAN.pptx
METODE_PEMISAHAN.pptx
 
lapres pemisahan kimia umum
lapres pemisahan kimia umumlapres pemisahan kimia umum
lapres pemisahan kimia umum
 
Laporan Pemisahan Campuran
Laporan Pemisahan CampuranLaporan Pemisahan Campuran
Laporan Pemisahan Campuran
 
Bab i kimia analisa & pemisahan
Bab i kimia analisa & pemisahanBab i kimia analisa & pemisahan
Bab i kimia analisa & pemisahan
 
Teknik pemisahan campuran
Teknik pemisahan campuranTeknik pemisahan campuran
Teknik pemisahan campuran
 
PPT-KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT-KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptxPPT-KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT-KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
 
PPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptxPPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
PPT KLASIFIKASI-MATERI-DAN-PERUBAHANNYA.pptx
 
Metode pemisahan
Metode pemisahanMetode pemisahan
Metode pemisahan
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi
 
Al15
Al15Al15
Al15
 
Pemisahan dan analisis smk
Pemisahan dan analisis smkPemisahan dan analisis smk
Pemisahan dan analisis smk
 
Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)
Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)
Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)
 
Metode Pemisahan Kimia
Metode Pemisahan KimiaMetode Pemisahan Kimia
Metode Pemisahan Kimia
 
Makalah koloid 3
Makalah koloid 3Makalah koloid 3
Makalah koloid 3
 
Bab 1 Materi dan Perubahan.ppt
Bab 1 Materi dan Perubahan.pptBab 1 Materi dan Perubahan.ppt
Bab 1 Materi dan Perubahan.ppt
 
Materi dan perubahannya. kimia kesehatan kelas x semester 1 (1)
Materi dan perubahannya. kimia kesehatan kelas x semester 1 (1)Materi dan perubahannya. kimia kesehatan kelas x semester 1 (1)
Materi dan perubahannya. kimia kesehatan kelas x semester 1 (1)
 
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHANLAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
 
Makalah koloid 4
Makalah koloid 4Makalah koloid 4
Makalah koloid 4
 
VII - KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA 2.pdf
VII - KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA 2.pdfVII - KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA 2.pdf
VII - KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA 2.pdf
 

Mehr von Abulkhair Abdullah (20)

Asam Urat
Asam UratAsam Urat
Asam Urat
 
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes MelitusLower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
 
Marine Pharmacognosy
Marine PharmacognosyMarine Pharmacognosy
Marine Pharmacognosy
 
Slimming Agent
Slimming AgentSlimming Agent
Slimming Agent
 
Molekul pembawa sebagai target aksi obat
Molekul pembawa sebagai target aksi obatMolekul pembawa sebagai target aksi obat
Molekul pembawa sebagai target aksi obat
 
Kosmetik dan Pembagiannya
Kosmetik dan PembagiannyaKosmetik dan Pembagiannya
Kosmetik dan Pembagiannya
 
Hipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe IHipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe I
 
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe IIIReaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Kompleksasi
KompleksasiKompleksasi
Kompleksasi
 
Fenomena Distribusi
Fenomena DistribusiFenomena Distribusi
Fenomena Distribusi
 
Emulsifikasi
EmulsifikasiEmulsifikasi
Emulsifikasi
 
Berat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat JenisBerat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat Jenis
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Dasar-Dasar Fisika dan Matematika
Dasar-Dasar Fisika dan MatematikaDasar-Dasar Fisika dan Matematika
Dasar-Dasar Fisika dan Matematika
 
Sistem pembuluh darah
Sistem pembuluh darahSistem pembuluh darah
Sistem pembuluh darah
 
Tnf alpha
Tnf alphaTnf alpha
Tnf alpha
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
Gandaria
GandariaGandaria
Gandaria
 

Kürzlich hochgeladen

Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan dalam bidang farmasi sehingga dibutuhkannya senyawa kimia untuk pembuatan obat, makanan, dan air bersih. Proses pemisahan ini sangat penting dalam bidang farmasi dan industri kimia. Pemisahan senyawa ini diperlukan dengan tujuan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur. Campuran dua atau lebih zat ddimana dalam penggabungan ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing dan tidak memiliki susunan yang tepat, artinya masih bisa berubah. Campuran dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran juga dapat dipisahkan berdasarkan perbedaan sifat-sifat fisiknya. Untuk memperoleh zat murni, kita harus memisahkannya dari campurannya untuk mendapatkan zat murni, dilakukan suatu sistem yang dapat memisahkan antara zat murni dengan bahan-bahan pencemar atau pencemaran lainnya pada suatu campuran yakni pemisahan dan pemurnian. Pemisahan dan pemurnian zat dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu, penyaringan (filtrasi), dekantasi, sublimasi, kristalisasi, destilasi, adsorbsi, ekstraksi, dan lain-lain. Melalui percobaan pemisahan dan pemurnian senyawa kita dapat memahami secara tepat cara untuk memperoleh produk yang lebih murni dari campuran zat yang masih tercampur oleh zat lain. Dalam ilmu kimia, rumus kimia suatu senyawa memiliki peranan yang sangat penting untuk identifikasi zat. Identifikasi dapat berupa suatu analisis, di mana analisis ini berperan dalam penentuan komposisi zat, baik itu komponen penyusun suatu senyawa maupun jenis dan massa komponen
  • 2. penyusun senyawa. Rumus kimia ini dapat berupa rumus molekul dan rumus empiris, di mana rumus empiris suatu senyawa dapat ditentukan dalam percobaan laboratorium dengan mencari rasio antara jumlah mol unsur dalam senyawa. B. Maksud dan Tujuan Percobaan 1. Maksud Percobaan a. Mengetahui dan memahami metode pemisahan campuran. b. Mengetahui dan memahami cara penentuan rumus empiris suatu senyawa. 2. Tujuan Percobaan a. Pemisahan senyawa dari campuran 1) Untuk menentukan senyawa murni dalam suatu campuran. 2) Untuk menentukan presentase senyawa dalam campuran. b. Penentuan rumus empiris 1) Untuk menentukan komposisi persen unsur dalam suatu senyawa. 2) Untuk memeverifikasi rumus empiris tembaga sulfat (CuSO4). 3) Untuk menggambarkan Hukum Komposisi Konstan. C. Prinsip Percobaan a. Pemisahan senyawa dari campuran pasir, naftalen, dan NaCl menggunakan metode pemanasan di mana campuran ini menghasilkan sublimat (senyawa) kemudian disaring. Residu yang kering ditimbang dan filtrat yang telah padat ditimbang pula. b. Penetuan rumus empiris CuSO4 berdasarkan metode pemisahan mol yang terjadi, hasil reaksi kimia yang terjadi antara CuSO4 dan Fe kemudian disaring, residu yang diperoleh dikeringkan lalu ditimbang. Residu ini merupakan perbandingan mol terhadap CuSO4.
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Umum Menurut hukum penggabungan kimia, setiap zat dijelaskan oleh suatu rumus kimia yang menyatakan jumlah relatif atom yang ada dalam zat itu. Rumus molekul suatu zat menjelaskan jumlah atom setiap unsur dalam satu molekul zat itu. Jadi, rumus molekul karbon dioksida ialah CO2, setiap molekul karbon dioksida mengandung satu atom karbon dan dua atom oksigen. Rumus molekul glukosa ialah C6H12O6, setiap molekul glukosa mengandung 6 atom karbon, 6 oksigen, dan 12 hidrogen. Rumus molekul dapat ditentukan untuk semua zat berwujud gas dan cairan serta padatan seperti glukosa dengan submit molekul yang didefinisikan dengan baik. (Widayanti, 2008:24) Cara-cara pemisahan komponen campuran yaitu (Thamrin, 2004:12-13) : 1. Filtrasi Filtrasi adalah cara memisahkan zat dari cairan melalui saringan (filtrat) yang berpori. Cairan hasil penyaringan disebut filtrat. 2. Sublimasi Sublimasi adalah cara pemisahan komponen campuran berdasarkan peruibahan wujud zat dari padat menjadi gas tanpa melalui fase cairan. 3. Kristalisasi Kristalisasi adalah cara memperoleh zat padat yang larut dalam cairan. Ada dua kristalisasi yang dapat dilakukan yaitu cara penguapan dan cara pendinginan. 4. Ekstraksi Ekstraksi adalah cara pemisahan suatu zat dari campurannya dengan melarutkan zat itu pada pelarut yang sesuai.
  • 4. 5. Adsorbsi Adsorbsi adalah penarikan suatu zat terhadap zat lain secara kuat sehingga menempel pada permukaannya. Zat menyerap yang digunakan misalnya zat karbon aktik (arang murni) yang mampu menyerap gas, zat warna, bahkan mikroorganisme. 6. Kromatografi Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan zat-zat terlarut yang bergerak bersamaan dengan pelarutnya pada permukaan satu benda penyerap. Campuran adalah penggabungan dua atau lebih zat di mana dalam penggabungan ini, zat-zat Tersebut mempertahankan identitasnya masingmasing. Beberapa contoh di antaranya adalah udara, minuman ringan, susu, dan semen. Campuran tidak memiliki susunan yang tetap atau sifat dan komposisi yang tetap. Berdasarkan sifatnya, campuran dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu (Barnasconi, 1995:2-3) : 1. Campuran homogen Campuran homogen merupakan campuran yang tidak bisa dibedakan antara zat-zat yang bercampur di dalamnya. Contoh : a. b. Campuran gula, c. Air, dan d. 2. Teh, Udara. Campuran heterogen Merupakan campuran yang mengandung zat-zat yang tidak dapat bercampur satu dengan yang lain secara sempurna sehingga dapat dikenali perbedaan sifat-sifat partikel dari zat yang bercampur tersebut. Contoh: a. Tepung yang bercampur dengan air, b. Air dengan pasir, dan c. Beras bercampur dengan pasir.
  • 5. Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa-peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan sedangkan pemisahan secara kimia satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen berwujud padat dan cair misalnya pasir dan air dipisahkan dengan dekantasi. Campuran heterogen dapat dibagi menjadi dua yaitu (Oxtoby, 2003:178): 1. Suspensi Suspensi adalah campuran heterogen yang kasar dan tidak kontinu dengan ukuran partikel > 100 m. Di mana zat-zat terlarut cukup besar, sehingga dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop. Hal ini akan terjadi karena adanya gravitasi. Contohnya: campuran kapur air dapat dipisahkan melalui penyaringan. 2. Koloid Koloid adalah suatu campuran di mana keadaannya antara suatu larutan dan suatu suspensi. Secara mikroskopis, koloid tampak homogen. Tetapi jika diamati dengan mikroskop ultra akan tampak heterogen. Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan bila temperaturnya dinaikkan. Untuk zat padat yang tidak larut dalam air, pemisahan dan pemurniaannya dapat dilakukan dengan cara (Bussett, 1994:472-473) : 1. Dekantasi Salah satu jenis reaksi umumnya berlangsung dalam larutan berair adalah reaksi pengendapan yang cirinya adalah terbentuknya produk yang tidak larut, yang terpisah dari larutan. 2. Filtrasi (Penyaringan) Penyaringan adalah cara pemisahan campuran berdasarkan ukuran partikel komponen campuran. Filtrasi dapat menggunakan kertas saring.
  • 6. Untuk zat padat yang larut dalam air, pemisahannya dapat dilakukan dengan cara: 1. Penguapan Penguapan adalah proses di mana larutan dipanaskan sehingga pelarutnya menguap dan meninggalkan zat terlarut berupa kristal padat. Pemisahan tersebut terjadi karena zat terlarut mempunyai titik didih lebih tinggi dari pelarutnya. Contohnya: pembuatan garam dari air laut. 2. Kristalisasi Kristalisasi adalah pemisahan zat padat dari larutan dengan cara menguapkan pelarutnya sehingga campuran menjadi jenuh dan terbentuk kristal. Kristalisasi dilarutkan atas dasar perbedaan titik uap dan titik didih. Hal ini terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan. Melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih kecil kadarnya, tidak ikut mengkristal. Untuk zat padat, pemisahannya dilakukan dengan cara (Keenan,1991:180-184) : 1. Pelarutan yang diikuti dengan penyaringan Di mana zat padat yang akan dipisahkan dilarutkan dulu sehingga kedua padatan larut. Setelah itu padatan yang telah larut disaring sehingga partikel padatan akan mengendap pada kertas saring jika ukurannya besar dan untuk padatan yang berukuran kecil maka akan mengendap di bawah wadah penyaringan atau dengan kata lain padatan yang lebih kecil akan lolos dari penyaringan. 2. Sublimasi (penyubliman) Penyubliman adalah teknik pemisahan campuran di mana komponen yang dapat menyublim atau tidak dapat menyublim. Penyubliman ini menyebabkan zat yang menyublim tersebut berubah dari fase padat ke fase gas. Jadi pada saat dipanaskan, zat yang dapat menyublim berubah menjadi uap. Contohnya: pemisahan campuran antara C10H8 (naftalen) dan garam dengan cara dipanaskan sehingga naftalen menguap.
  • 7. 3. Kristalisasi bertingkat Teknik pemisahan campuran di mana campuran sudah berbentuk kristal ketika masih panas, kemudian disiram atau ditambahkan aquadest. Maka campuran itu akan mencair kembali setelah dibiarkan menguap dan akan berbentuk kristal lagi. Hal ini berdasarkan titik beku. Untuk pemisahan zat cair dapat digunakan cara (Keenan,1991:180-184) : 1. Ekstraksi Penyaringan (ekstraksi) biasa digunakan untuk memisahkan senyawa berdasarkan kepolaran dan massa jenisnya. Contohnya: untuk memisahkan campuran yang tidak saling melarutkan yang dapat dipisahkan dengan corong pisah. 2. Destilasi Destilasi adalah suatu proses penguapan yang diikuti dengan pengembunan. Dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dan campurannya. Hal ini merupakan pemisahan campuran berdasarkan titik didih dua cairan atau lebih. Penentuan rumus empiris suatu senyawa dapat dilakukan dengan experimen, dengan menentukan presentase jumlah unsur-unsur yang terdapat dalam zat itu, memakai metode analisis kimia kuantitatif. Bersamaan dengan air maka rumus empiris dapat ditentukan dengan suatu perhitungan yang sederhana. Jika rumus empiris suatu senyawa diketahui, dapat ditarik beberapa kesimpulan tentang sifat fisika dan kimia zat itu, yaitu (Svehla, 1994:3-5) : 1. Dari rumus empiris suatu senyawa, dapat kita lihat unsur-unsur apa yang terkandung dalam zat tersebut. Contohnya: Asam sulfat (H2SO4) terdiri dari hidrogen belerang dan oksigen, dalam molekulnya ada 2 atom hidrogen, 1 atom belerang, dan 4 atom oksigen. 2. Dari rumus empiris, dapat kita ketahui massa molekul relatif dengan menjumlahkan massa atom relatif dari unsur-unsur yang membentuk senyawa itu.
  • 8. 3. Berdasarkan rumus empiris, kita dapat dengan mudah menghitung jumlah relatif unsur-unsur yang terdapat dalam senyawa atau komposisi presentase zat itu. 4. Akhirnya, jika rumus diketahui tentunya massa molekul relatif tersedia dan dapat kita hitung volume suatu zat berbentuk gas yang jumlahnya diketahui pada suhu dan tekanan tertentu. B. Uraian Bahan 1. Aquadest (Dirjen POM, 1979:96) Nama Resmi : AQUA DESTILLATA Nama Lain : air suling Rumus Molekul : H2O Berat Molekul : 18,02 gr/mol Rumus Bangun : H-O-H Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa Penyimpanan Kegunaan 2. : dalam wadah tertutup baik : sebagai pelarut Naftalen (Dirjen POM, 1979:139) Nama Resmi : NAFTALEN Nama Lain : kapur barus Rumus Molekul : C10H8 Berat Molekul : 128,17 gr/mol Pemerian : lempeng prismatik, keping putih, menyublim pada suhu di atas suhu titik lebur Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat Kegunan : sampel pemisahan senyawa dari campuran
  • 9. 3. NaCl (Dirjen POM, 1979:403) Nama Resmi : NATRII CLORIDUM Nama Lain : garam dapur Rumus Molekul : NaCl Berat molekul : 58,44 gr/mol Rumus Bangun : Na-Cl Pemerian : tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asin Kelarutan : larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P, sukar larut dalam etanol ( 95 % ) P. Penyimpanan Kegunaan 4. : dalam wadah tertutup baik : sampel pemisahan senyawa dari campuran CuSO4 (Dirjen POM, 1979:731) Nama Resmi : CUPRII SULFAT Nama Lain : tembaga II sulfat Rumus Molekul : CuSO4 Berat Molekul : 249,5 gr/mol Pemerian : prisma triklinik, atau serbuk hablur biru Kelarutan : larut dalam 3 bagian air dan gliserol, dan sangat sukar larut dalam etanol. Penyimpanan Kegunaan 5. : dalam wadah tertutup rapat : sampel penentuan rumus empiris SiO2 (Dirjen POM, 1979:719) Nama Resmi : SILIKA GEL Nama Lain : amorf, silikon oksida Rumus Molekul : SiO2 Rumus Bangun : O-Si-O
  • 10. Pemerian : warna kelabu gelap, hitam kebiru-biruan, padat, keras Kegunaan 6. : sampel pemisahan senyawa dari campuran Fe (Dirjen POM, 1979:762) Nama Resmi : FERROS Nama Lain : besi Berat Molekul : 55,84 gr/mol Rumus Molekul : Fe Pemerian : metalik mengkilap, abu-abu Kegunaan : sampel penentuan rumus empiris C. Prosedur Kerja (Tim Dosen Kimia Dasar, 2011:5-10) 1. Pemisahan Senyawa dari Campuran a. Timbang dengan hati-hati beker gelas yang bersih dan kering. Catat beratnya pada lembar laporan anda. Ambil sampel campuran bahan uji yang tidak diketahui dari instruktur, gerus hingga halus dalam mortal. Sekitar 2 gram campuran tersebut, masukkan ke dalam beker gelas, timbang dan hitung berat sampel yang sebenarnya. b. Tempatkan pinggan penguap di atas beker gelas yang berisi campuran. Tempatkan gelas dan pinggan penguap pada kawat kasa. Tempatkan es dalam pinggan penguapan, berhati-hati agar bagian bawah piring menguapkan atau di dalam gelas tidak terkena air, atur alat sublimasi. c. Dengan hati-hati, panaskan beker gelas dengan nyala bunsen, tingkatkan intensitas nyala sampai nampak uap dalam gelas. Padatan harus terkumpul pada bagian bawah pinggan penguapan. Setelah 10 menit, pindahkan bunsen dari bawah beker gelas. Dengan hati-hati, pindahkan pinggan penguapan dari beker gelas dan kumpulkan padatan dengan menggunakan spatula. Alirkan air dari pinggan penguapan, bila perlu tambahkan es batu. Aduk isi beker dengan
  • 11. batang pengaduk. Kemballikan pinggan penguapan di atas beker gelas dan panaskan kembali. Lakukan perlakuan di atas berulangulang hingga tidak diperoleh lagi padatan pada bagian bawah pinggan penguapan. Pindahkan naftalen ke dalam wadah khusus yang disediakan. d. Dinginkan beker gelas hingga mencapai suhu kamar. Timbang gelas yang berisi padatan, hitung berat naftalen yang tersublimasi. e. Tambahkan 25 ml air suling ke dalam padatan tersebut, panaskan dan aduk selama 5 menit. f. Timbang beker gelas 150 ml kedua yang bersih dan kering dengan 2 atau 3 biji batu didih. g. Pasang aparatus untuk penyaringan gravimetri. h. Lipat selembar kertas saring. i. Basahi kertas saring dengan cara melipat kertas saring corong. j. Posisi gelas kedua di bawah corong. k. Tuangkan campuran melalui saringan, tampung cairan paa beker gelas kedua. Dengan hati-hati pindahkan padatan basah, kumpulkan semua cairan (filtrat) dalam beker gelas kedua. l. Bilas dengan 5-10 ml aquadest, tuangkan residu ke dalam corong dan tambahkan cairan ke filtrat, ulangi dengan penambahan 5-10 ml aquadest. m. Tempatkan beker gelas kedua dengan isinya di atas kawat kasa, mulailah pemanasan dengan pembakar bunsen. Atur alat, kontrol nyala api agar tidak mendidih, bila volume cairan berkurang, padatan natrium klorida akan muncul. Kurangi nyala api untuk mencegah letupan dari larutan dan padatan. Bila semua cairan telah habis, dinginhkan pada suhu kamar. Timbang beker gelas dengan residunya, hitung berat NaCl yang diperoleh. n. Dengan hati-hati, timbang beker gelas 150 ml yang ketiga yang bersih dan kering. Catat beratnya. Masukkan kertas saring dan pasir, panaskan sampai kering dengan pembakar bunsen atau oven. Setelah
  • 12. kering (bila pasir bebas mengalir), dinginkan pada suhu kamar. Timbang gelas dan pasir, hitung berat pasir yang sebenarnya. o. Hitunglah 1) Persentase hasil dengan menggunakan rumus, 2) Persentase setiap senyawa dalam campuran dengan rumus: 2. Penentuan Rumus Empiris a. Timbanglah antara 5 dan 6 gram CuSO4, catat beratnya pada kertas laporan anda. Jangan menimbang langsung pada piring timbangan, tetapi pastikan untuk menggunakan wadah atau kertas timbang. b. Pindahkan CuSO4 ke dalam beker gelas 250 ml. Tambahkan 60 ml air suling dan aduk dengan batang pengaduk hingga padatan benarbenar larut. c. Ambil kawat aluminium dengan panjang 45 cm (sekitar 1,5 gram). Buatlah pegangan cukup panjang sehingga kawat dapat digantung di sisi gelas, kumparan harus ditutupi oleh larutan dan harus mencapai bagian bawah gelas beker. d. Sebagai hasil reaksi, anda akan melihat serpihan tembaga cokelat berakumulasi pada kawat. Sekali-kali goyang kawat tembaga untuk melonggarkan. Hilangnya warna biru ion tembaga II menunjukkan bahwa reaksi selesai. e. Lakukan uji untuk melakukan reaksi. 1) Dengan pipet pasteur bersih, tempatkan 10 tetes larutan supernatan ke dalam tabung reaksi. 2) Tambahkan 3 tetes amonia ke dalam tabung reaksi. Jika larutan biru tua muncul, berarti ion tembaga II masih ada, dan larutan harus dipanaskan sampai 600 C selama 15 menit.
  • 13. f. Bila supernatan tidak mengandung lagi ion Cu2+, maka reaksi selesai. Getarkan kawat aluminium sehingga semua tembaga yang menempel akan jatuh ke dalam larutan. Dengan botol semprot yang berisi air suling, cuci kawat aluminium untuk menghilangkan sisasisa tembaga. Lepaskan kawat aluminium dari larutan dan buang ke dalam wadah sampah. g. Atur alat vakum filtrasi. h. Timbang kertas saring yang sesuai dan masukkan ke dalam corong Buchner, catat hasilnya. i. Basahi kertas saring dengan air suling, aktifkan aspirator air, dan saring tembaga melalui corong Buchner. Bilas semua tembaga dalam gelas dengan air dari botol semprot dan pindahkan ke corong Buchner. Jika filtrat berkabut, saring kembali perlahan-lahan. Akhirnya cuci tembaga dalam corong dengan 30 ml aseton (untuk mempercepat proses pengeringan). Biarkan tembaga tetap pada kertas filter selama 10 menit, dengan air mengalir untuk proses pengeringan lebih lanjut. j. Dengan hati-hati, keluarkan kertas saring dari corong Buchner agar kertas tidak sobek. Timbang kertas saring dan tembaga dan catat. Hitung berat sampelnya. k. Dari data percobaan tersebut, tentukan rumus empiris dari tembaga sulfat, dan tentukan tingkat kesalahan dengan menghitung presentase tembaganya.
  • 14. BAB III METODE KERJA A. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah batang pengaduk, cawan porselin, corong Buchner, gelas arloji, gelas kimia, gelas ukur, kaki tiga, kawat kasa, kertas timbang, neraca analitik, pembakar spiritus, pinset, pipet tetes, dan sendok tanduk. 2. Bahan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquadest, CuSO4, Fe, NaCl, naftalen, dan pasir laut. B. Cara Kerja 1. Pemisahan senyawa dari campuran a. Disiapkan alat dan bahan. b. Dicampurkan sampel (pasir, naftalen, dan NaCl) ke dalam gelas kimia, ditutup dengan cawan porselin yang berisi air. c. Dipanaskan campuran tersebut selama 20 menit, hingga ada padatan yang menempel pada cawan porselin, senyawa itu diambil dan disimpan pada wadah yang lain, dilakukan berulang-ulang sampai tidak ada lagi padatan yang menempel pada cawan porselin. d. Ditimbang padatan yang telah didinginkan. e. Ditambahkan aquadest ke dalam gelas kimia yang telah didinginkan, lalu disaring. f. Senyawa yang tertinggal (residu) dan yang lewat saringan (filter), dipanaskan hingga residu mengering dan panaskan pula filtrat hingga menjadi padatan. g. Ditimbang masing-masing hasil residu dan filtrat.
  • 15. 2. Penentuan rumus empiris a. Disiapkan alat dan bahan. b. Ditimbang sampel (CuSO4 sebanyak 1,7 gram dan Fe sebanyak 0,6 gram). c. Dimasukkan CuSO4 ke dalam gelas kimia dan ditambahkan aquadest sebanyak 10 ml, lalu diaduk sampai homogen. d. Dimasukkan sampel (Fe). e. Diaduk kemudian didiamkan (hingga terdapat butiran cokelat). f. Disaring lalu timbang massanya (terlebih dahulu dikeringkan). g. Dicatat hasilnya.
  • 16. BAB IV HASIL PENGAMATAN A. Tabel Pengamatan 1. Pemisahan senyawa dari campuran Berat (gram) NO Senyawa Sebelum Sesudah 1. 2 0,92 2. NaCl (garam dapur) 2,85 1,73 3. 2. C10H8 (naftalen) SiO2 (pasir laut) 3,5 5,30 Penentuan rumus empiris No. Kelompok Hasil Residu 1. 1 0,63 gram 2. 2 0,47 gram 3. 3 0,87 gram 4. 4 1,12 gram 5. 5 0,80 gram 6. 6 0,96 gram B. Perhitungan Berat CuSO4 = 1,7 gram Berat Cu = 0,96 gram
  • 17. = berat CuSO4 – berat Cu Berat So4 = 1,7 – 0,96 = 0,74 gram Ar Cu = 63,5 gram/mol Mr SO4 = 96 gram/mol Rumus empiris: mol Cu : mol SO4 0,015 : 0,008 2 : Cu2(SO4)1 1 Cu2SO4 % hasil dari campuran awal: % C10H8 dari campuran awal: % NaCl dari campuran awal: % SiO2 dari campuran awal: C. Reaksi CuSO4 + Fe Cu2+ + FeSO4
  • 18. BAB V PEMBAHASAN Senyawa adalah substansi yang terbentuk dari dua atau lebih unsur yang bergabung secara kimia membentuk substansi baru dengan sifat-sifat baru. Campuran adalah penggabungan dua atau lebih zat di mana dalam penggabungan ini, zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing. Dalam pemisahan senyawa, ada beberapa cara pemisahan, yaitu: 1. Destilasi, 2. Sublimasi, 3. Ekstraksi, 4. Kristalisasi, 5. Flotasi, 6. Ultrafiltrasi, dan lain-lain. Proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Beberapa faktor yang diperhatikan dalam metode pemisahan yaitu: 1. Sifat-sifat khusus dari zat yang diinginkan dari campuran; 2. Standar kemurnian yang diinginkan; 3. Zat tercemar dan campurannya yang mengatasi serta sifatnya nilai guna yang diinginkan harga dan biaya proses pemisahan; 4. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya apakah kadarnya kecil atau besar. Rumus empiris adalah rumus yang menunjukkan suatu molekul dan perbandingan paling sederhana atom-atom penyusun molekul paling sederhana dan merupakan bilangan bulat. Contoh molekul benzena adalah C6H6 maka rumus empirisnya adalah CH. Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah cawan porselin, kaki tiga, kawat kasa, gelas kimia, gelas arloji, pembakar spiritus, kertas saring, pipet tetes, sendok tanduk, gelas ukur, corong Buchner, neraca Ohaus, dan batang pengaduk.
  • 19. Bahan yang digunakan adalah naftalen, NaCl, pasir laut, CuSO4, Fe, dan aquadest. Cara kerja dalam percobaan pemisahan senyawa dari campuran yaitu pertama-tama disiapkan alat dan bahan. Diambil 3 sampel (naftalen, NaCl, dan pasir laut) lalu dicampurkan ke dalam gelas kimia. Gelas kimia tadi ditutupi cawan porselin yang berisikan air. Kemudian dipanaskan campuran tadi di atas pembakar spiritus. Jika sudah ada padatan yang melengket pada cawan, ambil cawan tersebut lalu pindahkan padatannya ke gelas arloji. Dilakukan terusmenerus sampai padatan yang muncul dipastikan sudah habis. Setelah padatan terkumpul semua, ditimbang massanya. Padatan inilah yang disebut naftalen. Sisa campuran tersebut tidak lain adalah NaCL dan pasir laut. Sisa campuran tadi didinginkan dahulu lalu dicampur dengan aquadest kemudian diaduk. Setelah diaduk, saring campuran tadi dengan menggunakan kertas saring yang sudah dipasang pada corong Buchner. Di sini diperoleh residu dan filtrat, di mana residunya adalah pasir laut dan filtratnya adalah NaCl. Pasir laut dan NaCl tadi dipanaskan secara bergantian agar didapatkan padatan yang sebenarnya lalu ditimbang massanya. Pada saat ketiga sampel dicampurkan, maka campuran tersebut dipanaskan. Alasannya, agar naftalen menyublim dan menempel pada cawan porselin. Ini disebabkan karena naftalen dapat menyublim (perubahan wujud zat dari padat ke gas). Pada mulut gelas kimia, ditutupi dengan cawan porselin yang berisikan air. ini dilakukan agar naftalen yang nantinya akan menguap akan menempel pada pantat cawan porselin karena terjadinya proses kondensasi. Setelah naftalen terpisah dari campurannya, dilakukan penyaringan pada campuran NaCl dan pasir laut agar kedua zat tersebut terpisahkan satu sama lain. Setelah itu, NaCl dan pasir laut yang sudah terpisah ini, masing-masing dipanaskan di atas pembakar spiritus agar molekul-molekul air pada kedua zat tersebut menguap karena terjadi proses penguapan. Dari proses inilah diperoleh massa NaCl dan pasir laut.
  • 20. Untuk penentuan rumus empiris, pertama disiapkan CuSO4 1,7 gram lalu dimasukkan ke dalam gelas kimia. Setelah itu, dimasukkan padatan Fe 0,6 gram lalu dicampur dengan ditambahkan aquadest 5-10 ml, sampai campuran berwarna kecoklatan lalu disaring agar terpisah antara Cu (endapan) dengan FeSO4. Setelah itu, ditimbang massa Cu lalu ditentukan rumus empirisnya. Dari percobaan pemisahan campuran ini didapatkan hasil yaitu: massa naftalen = 0,92 gram yang mana berat awalnya 2 gram, massa NaCl = 1,74 gram yang mana berat awalnya 2,85 gram, dan massa pasir laut = 5,3 gram yang mana berat awalnya 3,5 gram. Untuk penentuan rumus empiris, massa Cu diperoleh 0,96 gram. Dari hasil yang diperoleh terdapat perbedaan antara massa sebelum pemanasan dan setelah pemenasan. Tetapi massa yang diperoleh tidak berbeda jauh. Namun ada keganjalan pada sampel pasir laut. Massa sebelum pemanasan adalah 3,5 gram sedangkan setelah pemanasan malah naik menjadi 5,3 gram. Ini dikarenakan tidak diukurnya massa pasir laut yang digunakan pada saat praktikum dilakukan. 1. Adapun faktor kesalahan dalam percobaan ini yaitu: 2. Ada sampel yang jatuh atau tumpah ke lantai; 3. Ada naftalen yang tersisa pada cawan porselin; 4. Tidak diukurnya massa pasir laut yang digunakan. Hubungan pemisahan senyawa dari campuran dan penentuan rumus empiris dengan dunia farmasi yaitu pada proses penentuan kadar obat untuk proses ekstraksi tumbuhan yang digunakan sebagai bahan dasar memperoleh perbandingin zat-zat yang terkandung dalam obat. obat-obatan
  • 21. BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari percobaan ini didapatkan hasil, massa C10H8 adalah 0,92 gram, massa NaCl adalah 1,73 gram, massa pasir laut adalah 5,3 gram, massa Cu adalah 0,96 gram, persentase hasil adalah 95,21 %, persentase C10H8 adalah 11,02 %, persentase NaCl adalah 20,72%, persentase pasir laut adalah 63,47 %, dan rumus empiris adalah Cu2SO4. B. Saran 1. Laboratorium Kebersihan dan kelengkapan alat-alatnya agar diperhatikan. 2. Asisten Terima kasih untuk bimbingan dan dampingannya semoga tidak bosanbosan memberikan penjelasan dan pemahaman kepada praktikan.
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Barnasconi, G. Teknologi Kimia Bagian 2, Bandung: Bumi Aksara, 1995 Busset. Kimia Analisis Kuantitatif, Jakarta: EGC Kedokteran, 1994 Dirjen Pom , Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes: RI, 1979 Keenan. Kimia untuk Universitas, Jakarta: Erlangga, 1991 Oxtoby. Prinsip-Prinsip Kimia Modern, Jakarta: Erlangga, 2003 Svehla, G. Vogel Bagian I: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi-Mikro Edisi V, 1994 Thamrin. Rahasia Penerapan Rumus-Rumus, Jakarta: Depkes RI, 1979 Widayanti, Tuti. Kimia Dasar, Jakarta: Erlangga, 2001.
  • 23. SKEMA KERJA 1. Pemisahan senyawa dari campuran Diambil 3 sampel (naftalen, NaCl, dan pasir laut) Dimasukkan ke dalam gelas kimia Ditutupi cawan porselin berisi air Dipanaskan 5-20 menit Digerus padatan di bawah cawan Didinginkan NaCl dan pasir laut Dicampur aquadest 5-10 ml Disaring Dipanaskan NaCl dan pasir laut Ditimbang massa NaCl dan pasit laut
  • 24. 2. Penentuan rumus empiris Ditimbang 1,7 gram CuSO4 Dilarutkan dalam 10 ml air Dimasukkan 0,6 gram serbuk Fe Diamkan dan diamati Disaring dan dikeringkan residu(Cu) Ditimbang Cu