Reformasi masa pemerintahan Gus Dur mencakup pluralisme dan toleransi terhadap kelompok minoritas, kabinet persatuan nasional, dan iklim politik yang lebih demokratis. Namun, seringnya pernyataan kontroversial dan rendahnya popularitas membuat stabilitas politik menurun.
2. SATRIO LELONO TAPA NGRAME. Tokoh
pemimpin yang suka mengembara/
keliling dunia (Lelono) akan tetapi dia
juga seseorang yang mempunyai tingkat kejiwaan
Religius yang cukup/ Rohaniawan (Tapa Ngrame). Tokoh
yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai KH. Abdurrahman
Wahid, Presiden Keempat Republik Indonesia. Berkuasa
tahun 19992000.
KH. Abdurrahman Wahid
3. Pluralisme dan Toleransi
Salah satu aspek yang sangat mudah dipahami dari
sosok Gus Dur adalah pemikirannya tentang pluralisme
dan toleransi, pembela kelompok minoritas, khususnya
China –khonghucu- Indonesia, bahkan Ia juga tidak
segan membela kelompok agama minoritas, keyakinan,
dan kelompok lain yang dianggap terdiskriminasi dan
dilanggar hak kemanusiaannya.
Dengan bahasa lain Gus Dur dapat dipahami sebagai
figure yang memperjuangkan diterimanya kenyataan
social bahwa Indonesia itu beragam, dia sangat
mencintai kebudayaan Islam tradisionalnya dan juga
pesan utama Islam itu sendiri. lebih dari itu, Gus Dur
adalah seorang tokoh spiritual dan tokoh moderat yang
mampu menyeimbangkan kepentingan duniawi dan
ukhrawi. [10] . Greg Barton, Sebuah Pengantar
memahami Abdurrahman Wahid. Untuk lebih jelasnya
lhat dalam Prisma Pemikiran Gus Dur, (LKiS, Jogyakarta,
1999), hal. XXii
4. Bidang Perekonomian
Kelebihan :
1) Memberi kebebasan seluas-luasnya kepada setiap suku
terutama Tionghoa yang notabenenya banyak berkecimpung
di bidang ekonomi dengan seluas-luasnya.
2) Berani bersikap dan tegas juga pada sector-sektor ekonomi
Kelemahan :
1) Keterbatasan fisik sehingga performa beliau dalam memimpin
negeri ini kurang maksimal yang berimbas pada bidang
ekonomi.
2) Seringnya melakukan perjalanan luar negeri sehingga
dianggap menghamburkan APBN.
5. Bidang Politik
Kelebihan :
1) Membentuk Kabinet Persatuan Nasional
2) Sering melakukan perjalanan luar negeri dengan tujuan menjalin
kerjasama dengan negara lain, menarik investasi, menerima
penghargaan, berobat, sekaligus menghadiri bebagai forum dunia
seperti forum ekonomi dunia atau pertemuan negara G-77. 3)
3) Politik Luar Negeri Yang Bebas Aktif Dengan kunjungan keluar negeri
sebenarnya merupakan pemborosan, akan tetapi ini dilakukan untuk
mengangkat citra Negara Indonesia. Akibat rezim Pak Soeharto,
citra Indonesia dikenal sebagai negara totaliter dengan tingkat
demokratisasi yang rendah. Untukmengatasi hal tersebut Presiden
Gus Dur melakukan kunjungan ke Negara Negara yang tergabung
dalam ASEAN, Afrika, Eropa, hingga Benua Amerika. Karena
kunjungan ini politik politik bebas aktif begitu kentara. Seringnya
Presiden Gus Dur berkunjung ke luar negeri ini ternyata mendapat
respon positif dari dunia, bahkan membuka peluang kerjasama
(terutama kerjasama dalam bidang perdagangan).
6. 4) Iklim Politik Yang Demokratis Semua tahu bahwa pada masa Gus Dur suasana
demokratis mulai tampak terwujud. Hal ini dapat terlihat dengan tindakan
gusdur yaitu:
a. Penghapusan peraturan yang merugikan kaum minoritas.
b. Pembubaran instansi negara yang tak lagi efektif (departemen penerangan
dan sosial) hengga "niat" Gusdur ini membuka hubungan diplomati dengan
Israel.
c. Kecenderungan pemikiran Gusdur yang menghargai kebebasan idividu dan
keberagaman (dasar dari demokrasi) serta reformis.
d. Pada masa Abdurrahman Wahid terjadi perubahan drastis dalam bidang
keterbukaan media. Gus Dur melikuidasi departemen penerangan,
sehingga media massa lebih leluasa melakukan aktivitasnya.
e. Gus Dur terkenal dengan faham pluralismenya. Pada eranya lah kelompok
minoritas Tionghoa mendapatkan pengakuan lebih besar, seperti dalam
pengurusan dokumen kependudukan dan penetapan Imlek sebagai hari
libur nasional.
f. Stabilitas politik yang buruk menyebabkan stabilitas ekonomi berjalan
pincang.
7. Kelemahan :
1) Presiden Abdurahman Wahid sering melontarkan pernyataan-
pernyataan kepada media yang kerap memanaskan suhu politik
Tanah Air. Hal tersebut menimbulkan keguncangan situasi politik
dalam negeri. Salah satunya yaitu soal reshuffle cabinet atau
desakan mundur terhadap sejumlah menteri.
2) Rendahnya tingkat popularitas Gusdur
3) Masyarakat kurang antusias dengan gaya pemerintahan Gusdur.
4) Dengan beberapa keputusan yang kontroversial membuat gusdur
bukan sosok yang populis. Sebagian kalangan menganggap Gus Dur
adalah tokoh nasionalyang diakui kecemerlangannya. Sebagai sosok
utama di kalangan Nahdiyin (basis massa keagamann organisasi
Nahdatul Ulama), Gus Dur memang disegani kepemimpinannya.
Tapi, sebagai seorang negarawan yang harus arif dalammembuat
kebijakan, Gus Dur diragukan kemampuannya.