Dokumen tersebut membahas tentang refraksi pada permukaan bola khususnya pada lensa cembung dan cekung. Terdapat penjelasan mengenai rumus-rumus dasar refraksi cahaya pada lensa tipis dan tebal serta sistem gabungan lensa untuk menghasilkan bayangan.
2. A. PENDAHULUAN
Apa yang mesti dilakukan jika seorang pelajar tidak dapat
melihat dengan jelas tulisan di papan tulis ?
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Meramalkan letak bayangan pada lensa
cembung
2. Menggunakan rumus lensa dalam persoalan
sehari-hari pada lensa cembung
3. Meramalkan letak bayangan pada lensa cekung
4. Menggunakan rumus lensa dalam persoalan
sehari-hari pada lensa cekung
5. Menggunakan rumus lensa gabungan untuk
menyelesaikan persoalan sehari-hari.
4. INTI
Pembiasan
Permukaan Permukaan
bola datar
Lensa tipis Lensa tebal
Konvergen Divergen Kombinasi
12. Persamaan pada lensa cembung sama dengan pada
lensa cekung hanya perlu diperhatikan tandanya.
Perjanjian tanda:
F bernilai positif untuk lensa konvergen dan negatif
untuk lensa divergen
Jarak benda, do, positif jika berada di sisi lensa yang
sama dengan datangnya cahaya,selain itu negatif
Jarak bayangan, di, positif jika berada di sisi lensa yang
berlawanan dengan arah datangnya cahaya, negatif jika
berada di sisi yang sama. Ekivalen, jarak bayangan
positif untuk bayangan nyata dan negatif untuk
bayangan maya.
Tinggi bayangan, hi, positif jika bayangan tegak, dan
negatif jika bayangan terbalik relatif terhadap benda.
13. 3. FOKUS LENSA TEBAL DI UDARA
Tebal lensa t adalah jarak antara V1 dan V2.
Titik fokus lensa diukur bukan dari vertek tetapi dari titik
utama (yaitu perpotongaan antara bidang utana dengan
sumbu optis.
14. Segitiga ADG sebangun dengan segitiga BEG, maka
diperoleh
Segitiga CH’F’ sebangun dengan segitiga BEF’, maka
diperoleh
Dengan menyamakan harga dari kedua persamaan di atas
maka diperoleh
Dengan f merupakan jarak fokus lensa tebal di udara.
15. 4. FOKUS SISTEM 2 LENSA TIPIS
Gambar 12 (a) adalah lintasan sinar yang melalui P. Bayangan P
yang dibentuk oleh lensa pertama adalah Q’ dan posisi Q’ ditentukan
dengan
16. Titik Q’ berlaku sebagai benda terhadap lensa kedua, yang
menghasilkan bayangan akhir Q. Jarak benda bagi lensa
kedua adalah maka diperoleh
Fokus benda F0 dari suatu sistem lensa didefinisikan sebagai
posisi benda yang menghasilkan bayngan akhir Q di tak
berhingga . Jika panjang fokus benda adalah f0, maka dari
hubungan kedua diperoleh
17. Bila disubstitusikan ke persamaan pertama dan
gunakan , didapat
Dengan cara yang sama maka fokus bayangan F1
dapat ditentukan sebagai jarak bayangan yang
dihasilkan oleh benda awal di tak berhingga ,
sehingga persamaan di atas dapat ditulis
18. Suatu hal yang penting adalah bila kedua lensa
dalam keadaan kontak, maka berlaku t = 0 untuk f1
dan f0 tersebut di atas