SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 35
Pendalaman Materi
Bimbingan dan Konseling
    Bimbingan Klasikal dan Konseling
                     Oleh : Dr. MM Sri Hastuti, M.Si.
                      Universitas Sanata Dharma



Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling (PLPG BK)
Pendalaman Materi
Bimbingan dan Konseling

                Bimbingan Klasikal


Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling (PLPG BK)
Perkembangan Konsepsi Bimbingan dan Konseling

     No.1            No.2             No.3         No.4




                     Konseling

   Bimbingan   Bimbingan    Bimbingan Konseling   Konseling
Gambar 1
             Pelayanan bimbingan yang belum mencakup pelayanan konseling
             (periode pertama dan kedua)




Bimbingan
                                             Gambar 2


  Pelayanan bimbingan yang sudah meliputi pelayanan konseling
sebagai salah satu bentuk pelayanan bimbingan (periode ketiga)    Konseling


                                                                 Bimbingan
Gambar 3

             Pelayanan bimbingan dan konseling yang saling berhimpitan
             (periode keempat dan kelima)




  Bimbingan
                                             Gambar 4
 Konseling


 Pelayanan konseling yang meliputi seluruh pelayanan yang dahulu
                             disebut “bimbingan dan konseling”
                                  (perkembangan yang terakhir).
                                                                Konseling
Jenis Bimbingan
  Berdasarkan banyaknya binimbing (orang yang dibimbing):
   Bimbingan individual/perseorangan
   Bimbingan kelompok
   Bimbingan klasikal

  Berdasarkan maksud/tujuan:
   Bimbingan preventif
   Bimbingan developmental/perseveratif
   Bimbingan remidial/kuratif/korektif/pengentasan

  Berdasarkan masalah/topik/isi:
   Bimbingan sosial
   Bimbingan belajar/studi/akademik
   Bimbingan karier
Jenis Bimbingan




   Bimbingan pribadi dan bimbingan sosial sering dirangkaikan
   atau disatukan menjadi bimbingan pribadi-sosial, karena
   masalah sosial (hubungan dengan orang lain) tidak bisa
   dipisahkan dari masalah pribadi. Masalah pribadi belum
   tentu sosial, tetapi masalah sosial tentu merupakan masalah
   pribadi.
Tujuan Bimbingan Klasikal



    Tujuan bimbingan klasikal adalah untuk membantu
    binimbing (orang yang dibimbing) agar semakin
    berkembang seutuhnya (dalam berbagai aspek
    perkembangan                  dirinya,           seperti
    pribadi, sosial, belajar, karier) dan seoptimal mungkin
    (sesuai dengan potensinya masing-masing) sebagai
    pribadi (dapat menentukan sendiri dan berpendirian
    sendiri).
Pendekatan Bimbingan Klasikal

 Pendekatan guru BK dalam melaksanakan bimbingan klasikal
 adalah bersifat preventif-developmental.Untuk bisa
 melaksanakan bimbingan klasikal dengan baik, guru BK perlu
 menguasai berbagai kemampuan seperti kemampuan untuk :

  Mengungkap kebutuhan, masalah atau tugas perkembangan
   siswa
  Menentukan topik-topik yang relevan untuk siswa
  Menyusun satuan pelayanan bimbingan klasikal
  Mengelola kelas
  Menerapkan “experiential learning”
  Mengevaluasi hasil dan proses pembimbingan
Orientasi (Sudut Pandang) Guru BK

                     Individual




                     Orientasi
                  (sudut pandang)
                      Guru BK


   Perkembangan                   Masalah/kebutuhan
Kebutuhan, Masalah dan Tugas Perkembangan


   Dalam tugas perkembangan dan masalah tercakup
   (implisit) kebutuhan. Masalah timbul karena kebutuhan
   tidak/belum/kurang terpenuhi atau tugas perkembangan
   tidak /belum diselesaikan dengan baik.
   Contoh:
    Tugas Perkembangan: Mengembangkan konsep-diri
      yang positif.
    Kebutuhan: Konsep-diri yang positif.
    Masalah: Tidak/Belum/Kurang memiliki konsep-diri yang
      positif.
Pendalaman Materi
Bimbingan dan Konseling

                          Konseling


Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling (PLPG BK)
Proses Konseling

                    Komunikasi antar pribadi :
           • Face to face relationship (tatap muka)
                     • Cyber Counseling




Konselor                                              Konseli/Klien



                     • Teori Konseling
                  • Pendekatan Konseling
                 • Teknik Verbal Konseling
              • Teknik Non Verbal Konseling
Fase Konseling
  1. Pembukaan
     Pada fase ini konselor membangun hubungan antar
     pribadi yang memungkinkan pembicaraan terbuka dan
     terarah dalam wawancara konseling (rapport).
  2. Penjelasan Masalah
     Konseli mengemukakan hal-hal yang membebani
     dirinya, mungkin berupa perasaan atau pikiran.
  3. Penggalian Latar Belakang Masalah
     Oleh karena pada fase penjelasan masalah konseli belum
     menyajikan gambaran lengkap mengenai kedudukan
     masalahnya, maka diperlukan penjelasan lebih
     mendalam dan mendetail. Untuk mendapatkan data
     konseli secara mendalam dan mendetail, maka dalam
     menggali data konselor perlu menggunakan sistematika
     tertentu.
Fase Konseling
     Sistematika ini berkaitan dengan teori dan pendekatan
     konseling       yang       lebih      berorientasi    pada
     kognitif, afektif, atau behavioristik.
  4. Penyelesaian Masalah
     Berdasarkan diagnosis, konselor dan konseli membahas
     bagaimana       persoalan     dapat     diatasi.   Konselor
     menerapkan sistematika penyelesaian masalah yang
     khas bagi masing-masing pendekatan konseling.
  5. Penutup
     Pada prinsipnya di setiap akhir pertemuan
     konseling, konselor melakukan fase penutup.
     Ada 2 macam bentuk fase penutup:
         * proses konseling telah selesai
         * proses konseling belum selesai
Tehnik Non Verbal (Attending Behavior)


    1) Cara duduk yang menyatakan sikap rileks dan mau
        memperhatikan.
    2) Anggukan kepala yang menyatakan penerimaan dan
       menunjukkan pengertian.
    3) Gerakan lengan dan tangan yang memperkuat apa
       yang diungkapkan secara verbal.
    4) Ekspresi wajah yang mendukung apa yang diungkapkan
        secara verbal.
    5) Senyuman yang menyatakan sikap menerima.
Tehnik Non Verbal (Attending Behavior)

   6) Kontak mata yang mendukung ungkapan verbal.
   7) Nada suara dan kecepatan berbicara yang menyesuaikan
      dengan     ungkapan      konseli   tentang   perasaan
      konseli, seperti misalnya nada suara yang lembut yang
      diucapkan dengan nada yang rendah dan secara lambat
      untuk menanggapi perasaan negatif konseli.
   8) Sentuhan yang menunjang ungkapan verbal. Namun
      perlu diingat, mengingat faktor budaya, kontak fisik
      antara konselor dan konseli dapat pula dimaknai
      sesuatu yang negative oleh konseli.
Tehnik Verbal – Non Direktif

     1) Ajakan untuk mulai
     2) Penerimaan/menunjukkan pengertian
     3) Perumusan kembali pikiran-gagasan/refleksi pikiran
     4) Perumusan kembali perasaan/refleksi perasaan
     5) Penjelasan pikiran-gagasan/klarifikasi pikiran
     6) Penjelasan perasaan /klarifikasi perasaan
     7) Permintaan untuk melanjutkan
     8) Pengulangan satu dua kata
     9) Ringkasan/rangkuman
Tehnik Verbal – Direktif

     1) Pertanyaan Mengenai Hal Tertentu
         2) Pemberian Umpan Balik
            3) Pemberian Informasi
               4) Penyajian alternatif
                  5) Penyelidikan
                     6) Pemberian Struktur
                        7) Interpretasi
                            8) Konfrontasi
                                9) Diagnosis
                                   10) Dukungan/Bombongan
                                       11) Usul/saran
                                            12) Penolakan
Skema Pengolahan Kasus
Rational Emotive Behavior Therapy
  1. Pembukaan
  2. Penjelasan Masalah
  3. Analisis Masalah
     Konselor menggali latar belakang masalah konseli
     dengan sistematika sebagai berikut:
     Activating Event (A): Apa yang terjadi baru-baru ini
       (3-4 minggu terakhir) yang         membuat konseli
       mengalami       perasaan-perasaan     tertentu     atau
       melakukan perbuatan-perbuatan tertentu.
     Belief (B) : Apa isi tanggapan kognitif(r-kognitif) yang
       tidak rasional terhadap A.
     Concequence (C): Apa akibat dari tanggapan yang
       tidak rasional itu baik terhadap perasaan (r-afektif
       yang tidak wajar) maupun perilaku nyata yang salah
       suai (R).
Skema Pengolahan Kasus
Rational Emotive Behavior Therapy
  4. Penyelesaian Masalah
     Konselor dan konseli mencari jalan keluar permasalahan
     konseli dengan cara:
     Dispute (D):
        Konselor menjelaskan bagaimana konseli bisa
          memiliki pikiran yang tidak rasional, sehingga B
          yang tidak rasional perlu diubah
        Konselor menantang konseli mengenai pikirannya
          yang tidak rasional dengan mengajukan
          pertanyaan yang mengharuskan konseli untuk
          berefleksi
        Konselor memberikan contoh-contoh agar konseli
          berpikir lebih rasional
Skema Pengolahan Kasus
Rational Emotive Behavior Therapy
      Effect (E)
         Konseli mulai menampakkan cara berpikir yang
           lebih rasional (r-kognitif yang rasional)
         Konseli mengalami perasaan yang lebih wajar (r-
           afektif yang wajar).Konseli mulai merencanakan
           perilaku-perilaku yang realistis (R-konstruktif)
   5. Penutup
Skema Pengolahan Kasus Trait and Factor

  1. Pembukaan
  2. Penjelasan Masalah
  3. Analisis Masalah
     Konselor menggali latar belakang masalah konseli
     dengan sistematika sebagai berikut:
     Data tentang konseli sendiri, seperti
       1) kemampuan intelektual/taraf intelegensi (kalau
       tersedia data testing);
       2) kemampuan belajar (taraf prestasi dalam bidang
       studi yang pokok);
       3) bakat khusus (prestasi yang mencolok tinggi di
       bidang studi tertentu);
       4) arah minat (hasil testing kalau ada;analisis diri);
       5) cita-cita (analisis diri);
Skema Pengolahan Kasus Trait and Factor

      6) harapan-harapan (analisis diri);
      7) nilai-nilai yang dikejar (analisis diri); ketrampilan
      motorik yang menyolok(prestasi belajar dalam bidang
      tertentu);
      8) perasaan yang utama (analisis diri); dan
      9) lain-lain yang relevan.
      Data tentang keluarga dekat seperti
      10) harapan dan kelurga;
      11) kewajiban terhadap keluarga;
      12) kemampuan ekonomi keluarga;
      13) posisi konseli dalam keluarga; dan
      14) dan lain lain yang relevan
     Data tentang lingkungan hidup, seperti
      15) prospek masa depan dari pekerjan yang
      didambakan serta kualifikasi yang dituntut;
Skema Pengolahan Kasus Trait and Factor

       16) ciri-ciri khas dari program studi yang didambakan
       serta kualifikasi yang dituntut;
       17) keadaan konkret masyarakat yang mempersempit
       atau memperluas ruang gerak konseli; dan
       18) dan sebagainya yang relevan.

  Dalam menangani butir c, harus dibedakan antara konseli
  yang :
         Sudah mempunyai gambaran/ide/harapan/ rencana
          tentang bidang pekerjaan kelak dan /atau tentang
          progam studi yang patut dipertimbangkan (sudah
          ada beberapa alternatif program studi) => kesan
          pertama tentang kesesuaian antara data pada butir
          a (terutama), b, dan c.
Skema Pengolahan Kasus Trait and Factor

      Belum mempunyai ide/gambaran tentang alternatif-
       alternatif program studi yang dapat
       dipertimbangkan, dalam kaitan dengan bidang
       pekerjaan yang dibayangkan => harus dicari bersama
       sejumlah alternatif yang kelihatannya sesuai dengan
       data pada butir a (terutama) b dan sebagian c, untuk
       pertimbangan nanti (=inventarisasi alternatif).

       [keberhasilan dalam butir c ini menuntut supaya
       konselor memiliki pengetahuan yang luas tentang
       lingkungan PTN serta PTS, serta pengetahuan
       secukupnya tentang dunia pekerjaan]
Skema Pengolahan Kasus Trait and Factor

  4. Penyelesaian Masalah
     Dengan mengingat ciri khas dari suatu ‘choice
     case’,   yaitu    pilihan   yang     paling    dapat
     dipertanggungjawabkan dan masuk akal, konselor
     mengajak berdiskusi tentang hal-hal sebagai berikut :


     Pro dan kontra (untung-rugi; kelebihan-kelemahan)
      dari masing-masing alternatif bila data dalam 3 a,b,c
      ditinjau lebih dalam dan dikaitkan satu sama lain.
      Tinjauan pro dan kontra ini dapat terjadi secara
      eksplisit, dapat pula secara implisit; tetapi untuk
      kebanyakan konseli sebaiknya dieksplisitkan, sehingga
      apa yang kelihatannya cocok pada 3 c menjadi lebih
      jelas.
Skema Pengolahan Kasus Trait and Factor

     Berdasarkan hasil tinjuan/pertimbangan dalam a dapat
      dijawab pertanyaan untuk masing-masing alternatif:
      “Bisakah/mungkinkah?” (Ya-Tidak) dan “Inginkah?”
      (Ya-Tidak). Tentu saja alternatif yang paling masuk akal
      adalah yang dijawab dengn jawaban ‘Ya” untuk kedua
      pertanyaan tadi.
     Mengingat kemungkinan terdapat lebih dari satu
      alternatif yang dapat dijawab dengan “Ya” (Bisa dan
      ingin), maka ditentukan prioritas urutan pilihan
      1, pilihan 2, pilihan 3, yaitu program studi beserta
      tempatnya. Urutan prioritas yang demikian menjadi
      titik tolak bagi usaha konseli untuk diterima di PT ini
      atau PT itu.
Skema Pengolahan Kasus Trait and Factor


         [Keberhasilan dalam tahap ini menuntut supaya
         konselor memiliki pengetahuan yang luas tentang
         lingkungan PTN serta PTS, serta pengetahuan
         secukupnya tentang dunia pekerjaan]
   5. Penutup
Terima Kasih
Proses konseling menunjuk pada rangkaian
perubahan yang terjadi pada konseli yang
berinteraksi dengan seorang konselor
selama jangka waktu tertentu.

<kembali>
Teori konseling adalah suatu konseptualisasi
atau kerangka acuan berpikir tentang
bagaimana proses konseling berlangsung
(aspek refleksi teoretis).

<kembali>
Pendekatan konseling merupakan penerapan
teori konseling, yang meliputi
prosedur, metode dan teknik konseling
(aspek penerapan praktis)

<kembali>
 Teknik Verbal Konseling adalah tanggapan
  verbal yang diberikan oleh konselor terhadap
  ungkapan konseli. Tanggapan verbal konselor
  ini dapat berupa suatu pernyataan dan
  pertanyaan
  Contoh: refleksi (pikiran, perasan), klarifikasi
  (pikiran, perasaan), pertanyaan mengenai hal
  tertentu, diagnosis, interpretasi, dll.

  <kembali>
 Teknik Non Verbal Konseling berarti konselor
  mendengarkan dengan penuh perhatian; dengan
  menggunakan seluruh tubuhnya; semua
  ungkapan konseli tentang masalahnya baik yang
  diungkapkan secara verbal maupun non verbal.

   Contoh:
   Cara duduk yang menyatakan sikap rileks.
   Senyuman yang menyatakan sikap menerima.
   <kembali>

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (20)

Pengertian konselor
Pengertian konselorPengertian konselor
Pengertian konselor
 
Tahap dan strategi kons.kel.
Tahap dan strategi kons.kel.Tahap dan strategi kons.kel.
Tahap dan strategi kons.kel.
 
Makalah bkp dan kkp
Makalah bkp dan kkpMakalah bkp dan kkp
Makalah bkp dan kkp
 
Nota ringkas edu 3107
Nota ringkas edu 3107Nota ringkas edu 3107
Nota ringkas edu 3107
 
48393377 pro-forma-3107 (2)
48393377 pro-forma-3107 (2)48393377 pro-forma-3107 (2)
48393377 pro-forma-3107 (2)
 
Konsep dasar bimbingan belajar
Konsep dasar bimbingan belajarKonsep dasar bimbingan belajar
Konsep dasar bimbingan belajar
 
Power Point
Power PointPower Point
Power Point
 
Pendekatan Dalam Konseling Kelompok
Pendekatan Dalam Konseling KelompokPendekatan Dalam Konseling Kelompok
Pendekatan Dalam Konseling Kelompok
 
Kemahiran Kaunseling Kelompok
Kemahiran Kaunseling Kelompok Kemahiran Kaunseling Kelompok
Kemahiran Kaunseling Kelompok
 
Bimbingan dan konseling kelompok (pembelajaran)
Bimbingan dan konseling kelompok (pembelajaran)Bimbingan dan konseling kelompok (pembelajaran)
Bimbingan dan konseling kelompok (pembelajaran)
 
Modul bk
Modul bkModul bk
Modul bk
 
Pengertian bimbingan-dan-konseling
Pengertian bimbingan-dan-konselingPengertian bimbingan-dan-konseling
Pengertian bimbingan-dan-konseling
 
Bab 3 kaunselor
Bab 3   kaunselorBab 3   kaunselor
Bab 3 kaunselor
 
M6 kb1
M6 kb1M6 kb1
M6 kb1
 
Kaunseling kerjaya
Kaunseling kerjayaKaunseling kerjaya
Kaunseling kerjaya
 
Model konseling
Model konselingModel konseling
Model konseling
 
bimbingan belajar
bimbingan belajarbimbingan belajar
bimbingan belajar
 
Konsep dasar konseling
Konsep dasar konselingKonsep dasar konseling
Konsep dasar konseling
 
Problematika yang terjadi di dalam praktek BK
Problematika yang terjadi di dalam praktek BKProblematika yang terjadi di dalam praktek BK
Problematika yang terjadi di dalam praktek BK
 
Definisi kaunseling
Definisi kaunselingDefinisi kaunseling
Definisi kaunseling
 

Andere mochten auch

Kedudukan dan urgensi evaluasi
Kedudukan dan urgensi evaluasiKedudukan dan urgensi evaluasi
Kedudukan dan urgensi evaluasiRiska Ratnasari
 
Bimbingan konseling
Bimbingan konselingBimbingan konseling
Bimbingan konselingFauzi Din
 
Materi kuliah evaluasi reg 2013 (bagian i)
Materi kuliah evaluasi reg 2013 (bagian i)Materi kuliah evaluasi reg 2013 (bagian i)
Materi kuliah evaluasi reg 2013 (bagian i)sadirun
 
Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus
Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus
Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus Avidia Sarasvati
 

Andere mochten auch (6)

Kedudukan dan urgensi evaluasi
Kedudukan dan urgensi evaluasiKedudukan dan urgensi evaluasi
Kedudukan dan urgensi evaluasi
 
Bimbingan Konseling
Bimbingan KonselingBimbingan Konseling
Bimbingan Konseling
 
Bimbingan konseling
Bimbingan konselingBimbingan konseling
Bimbingan konseling
 
Materi kuliah evaluasi reg 2013 (bagian i)
Materi kuliah evaluasi reg 2013 (bagian i)Materi kuliah evaluasi reg 2013 (bagian i)
Materi kuliah evaluasi reg 2013 (bagian i)
 
Konseling lintas budaya
Konseling  lintas budayaKonseling  lintas budaya
Konseling lintas budaya
 
Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus
Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus
Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus
 

Ähnlich wie Pendalaman Materi PLPG Bimbingan Konseling ( BK )

Teori teori konseling
Teori teori konselingTeori teori konseling
Teori teori konseling1115500020BBK
 
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01onnel_91
 
Rational Emotive Behavior Therapy
Rational Emotive Behavior TherapyRational Emotive Behavior Therapy
Rational Emotive Behavior Therapymncgita
 
Rational Emotive Behavior Therapy
Rational Emotive Behavior TherapyRational Emotive Behavior Therapy
Rational Emotive Behavior Therapymncgita
 
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)mncgita
 
Teorikaunseling
TeorikaunselingTeorikaunseling
Teorikaunselingeswoo
 
Menilai Pemikiran dan Cara Berpikir Konseli
Menilai Pemikiran dan Cara Berpikir KonseliMenilai Pemikiran dan Cara Berpikir Konseli
Menilai Pemikiran dan Cara Berpikir KonseliArie Rakhmat Riyadi
 
presentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptx
presentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptxpresentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptx
presentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptxertiharyantie1
 
Ikd 2 konseling dalam keperawatan
Ikd 2   konseling dalam keperawatanIkd 2   konseling dalam keperawatan
Ikd 2 konseling dalam keperawatanCahya
 
GUIDANCE AND COUNSELING
GUIDANCE AND COUNSELINGGUIDANCE AND COUNSELING
GUIDANCE AND COUNSELINGVisualBee.com
 
Keprofesian bidang bimbingan dan konseling
Keprofesian bidang bimbingan dan konselingKeprofesian bidang bimbingan dan konseling
Keprofesian bidang bimbingan dan konselingYeti Rohayati
 
8 bimbingan dalam pendidikan(1)
8 bimbingan dalam pendidikan(1)8 bimbingan dalam pendidikan(1)
8 bimbingan dalam pendidikan(1)Herney Aqilah Kay
 

Ähnlich wie Pendalaman Materi PLPG Bimbingan Konseling ( BK ) (20)

Teori teori konseling
Teori teori konselingTeori teori konseling
Teori teori konseling
 
Kualiatas dan pendidik konselor
Kualiatas dan pendidik konselorKualiatas dan pendidik konselor
Kualiatas dan pendidik konselor
 
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
 
M5 kb2
M5 kb2M5 kb2
M5 kb2
 
Rational Emotive Behavior Therapy
Rational Emotive Behavior TherapyRational Emotive Behavior Therapy
Rational Emotive Behavior Therapy
 
Rational Emotive Behavior Therapy
Rational Emotive Behavior TherapyRational Emotive Behavior Therapy
Rational Emotive Behavior Therapy
 
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
 
Teorikaunseling
TeorikaunselingTeorikaunseling
Teorikaunseling
 
Teori Kaunseling
Teori KaunselingTeori Kaunseling
Teori Kaunseling
 
Menilai Pemikiran dan Cara Berpikir Konseli
Menilai Pemikiran dan Cara Berpikir KonseliMenilai Pemikiran dan Cara Berpikir Konseli
Menilai Pemikiran dan Cara Berpikir Konseli
 
Makalah bk sosial
Makalah bk sosialMakalah bk sosial
Makalah bk sosial
 
presentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptx
presentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptxpresentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptx
presentasi METODE BIMBINGAN KONSELING.pptx
 
Modul bk
Modul bkModul bk
Modul bk
 
Ikd 2 konseling dalam keperawatan
Ikd 2   konseling dalam keperawatanIkd 2   konseling dalam keperawatan
Ikd 2 konseling dalam keperawatan
 
Power Point
Power PointPower Point
Power Point
 
GUIDANCE AND COUNSELING
GUIDANCE AND COUNSELINGGUIDANCE AND COUNSELING
GUIDANCE AND COUNSELING
 
Keprofesian bidang bimbingan dan konseling
Keprofesian bidang bimbingan dan konselingKeprofesian bidang bimbingan dan konseling
Keprofesian bidang bimbingan dan konseling
 
Bimbingan Konseling.pptx
Bimbingan Konseling.pptxBimbingan Konseling.pptx
Bimbingan Konseling.pptx
 
BK AUD
BK AUDBK AUD
BK AUD
 
8 bimbingan dalam pendidikan(1)
8 bimbingan dalam pendidikan(1)8 bimbingan dalam pendidikan(1)
8 bimbingan dalam pendidikan(1)
 

Kürzlich hochgeladen

Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptBennyKurniawan42
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxKaista Glow
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxUlyaSaadah
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxSyifaDzikron
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 

Pendalaman Materi PLPG Bimbingan Konseling ( BK )

  • 1. Pendalaman Materi Bimbingan dan Konseling Bimbingan Klasikal dan Konseling Oleh : Dr. MM Sri Hastuti, M.Si. Universitas Sanata Dharma Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling (PLPG BK)
  • 2. Pendalaman Materi Bimbingan dan Konseling Bimbingan Klasikal Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling (PLPG BK)
  • 3. Perkembangan Konsepsi Bimbingan dan Konseling No.1 No.2 No.3 No.4 Konseling Bimbingan Bimbingan Bimbingan Konseling Konseling
  • 4. Gambar 1 Pelayanan bimbingan yang belum mencakup pelayanan konseling (periode pertama dan kedua) Bimbingan Gambar 2 Pelayanan bimbingan yang sudah meliputi pelayanan konseling sebagai salah satu bentuk pelayanan bimbingan (periode ketiga) Konseling Bimbingan
  • 5. Gambar 3 Pelayanan bimbingan dan konseling yang saling berhimpitan (periode keempat dan kelima) Bimbingan Gambar 4 Konseling Pelayanan konseling yang meliputi seluruh pelayanan yang dahulu disebut “bimbingan dan konseling” (perkembangan yang terakhir). Konseling
  • 6. Jenis Bimbingan Berdasarkan banyaknya binimbing (orang yang dibimbing):  Bimbingan individual/perseorangan  Bimbingan kelompok  Bimbingan klasikal Berdasarkan maksud/tujuan:  Bimbingan preventif  Bimbingan developmental/perseveratif  Bimbingan remidial/kuratif/korektif/pengentasan Berdasarkan masalah/topik/isi:  Bimbingan sosial  Bimbingan belajar/studi/akademik  Bimbingan karier
  • 7. Jenis Bimbingan Bimbingan pribadi dan bimbingan sosial sering dirangkaikan atau disatukan menjadi bimbingan pribadi-sosial, karena masalah sosial (hubungan dengan orang lain) tidak bisa dipisahkan dari masalah pribadi. Masalah pribadi belum tentu sosial, tetapi masalah sosial tentu merupakan masalah pribadi.
  • 8. Tujuan Bimbingan Klasikal Tujuan bimbingan klasikal adalah untuk membantu binimbing (orang yang dibimbing) agar semakin berkembang seutuhnya (dalam berbagai aspek perkembangan dirinya, seperti pribadi, sosial, belajar, karier) dan seoptimal mungkin (sesuai dengan potensinya masing-masing) sebagai pribadi (dapat menentukan sendiri dan berpendirian sendiri).
  • 9. Pendekatan Bimbingan Klasikal Pendekatan guru BK dalam melaksanakan bimbingan klasikal adalah bersifat preventif-developmental.Untuk bisa melaksanakan bimbingan klasikal dengan baik, guru BK perlu menguasai berbagai kemampuan seperti kemampuan untuk :  Mengungkap kebutuhan, masalah atau tugas perkembangan siswa  Menentukan topik-topik yang relevan untuk siswa  Menyusun satuan pelayanan bimbingan klasikal  Mengelola kelas  Menerapkan “experiential learning”  Mengevaluasi hasil dan proses pembimbingan
  • 10. Orientasi (Sudut Pandang) Guru BK Individual Orientasi (sudut pandang) Guru BK Perkembangan Masalah/kebutuhan
  • 11. Kebutuhan, Masalah dan Tugas Perkembangan Dalam tugas perkembangan dan masalah tercakup (implisit) kebutuhan. Masalah timbul karena kebutuhan tidak/belum/kurang terpenuhi atau tugas perkembangan tidak /belum diselesaikan dengan baik. Contoh:  Tugas Perkembangan: Mengembangkan konsep-diri yang positif.  Kebutuhan: Konsep-diri yang positif.  Masalah: Tidak/Belum/Kurang memiliki konsep-diri yang positif.
  • 12. Pendalaman Materi Bimbingan dan Konseling Konseling Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling (PLPG BK)
  • 13. Proses Konseling Komunikasi antar pribadi : • Face to face relationship (tatap muka) • Cyber Counseling Konselor Konseli/Klien • Teori Konseling • Pendekatan Konseling • Teknik Verbal Konseling • Teknik Non Verbal Konseling
  • 14. Fase Konseling 1. Pembukaan Pada fase ini konselor membangun hubungan antar pribadi yang memungkinkan pembicaraan terbuka dan terarah dalam wawancara konseling (rapport). 2. Penjelasan Masalah Konseli mengemukakan hal-hal yang membebani dirinya, mungkin berupa perasaan atau pikiran. 3. Penggalian Latar Belakang Masalah Oleh karena pada fase penjelasan masalah konseli belum menyajikan gambaran lengkap mengenai kedudukan masalahnya, maka diperlukan penjelasan lebih mendalam dan mendetail. Untuk mendapatkan data konseli secara mendalam dan mendetail, maka dalam menggali data konselor perlu menggunakan sistematika tertentu.
  • 15. Fase Konseling Sistematika ini berkaitan dengan teori dan pendekatan konseling yang lebih berorientasi pada kognitif, afektif, atau behavioristik. 4. Penyelesaian Masalah Berdasarkan diagnosis, konselor dan konseli membahas bagaimana persoalan dapat diatasi. Konselor menerapkan sistematika penyelesaian masalah yang khas bagi masing-masing pendekatan konseling. 5. Penutup Pada prinsipnya di setiap akhir pertemuan konseling, konselor melakukan fase penutup. Ada 2 macam bentuk fase penutup: * proses konseling telah selesai * proses konseling belum selesai
  • 16. Tehnik Non Verbal (Attending Behavior) 1) Cara duduk yang menyatakan sikap rileks dan mau memperhatikan. 2) Anggukan kepala yang menyatakan penerimaan dan menunjukkan pengertian. 3) Gerakan lengan dan tangan yang memperkuat apa yang diungkapkan secara verbal. 4) Ekspresi wajah yang mendukung apa yang diungkapkan secara verbal. 5) Senyuman yang menyatakan sikap menerima.
  • 17. Tehnik Non Verbal (Attending Behavior) 6) Kontak mata yang mendukung ungkapan verbal. 7) Nada suara dan kecepatan berbicara yang menyesuaikan dengan ungkapan konseli tentang perasaan konseli, seperti misalnya nada suara yang lembut yang diucapkan dengan nada yang rendah dan secara lambat untuk menanggapi perasaan negatif konseli. 8) Sentuhan yang menunjang ungkapan verbal. Namun perlu diingat, mengingat faktor budaya, kontak fisik antara konselor dan konseli dapat pula dimaknai sesuatu yang negative oleh konseli.
  • 18. Tehnik Verbal – Non Direktif 1) Ajakan untuk mulai 2) Penerimaan/menunjukkan pengertian 3) Perumusan kembali pikiran-gagasan/refleksi pikiran 4) Perumusan kembali perasaan/refleksi perasaan 5) Penjelasan pikiran-gagasan/klarifikasi pikiran 6) Penjelasan perasaan /klarifikasi perasaan 7) Permintaan untuk melanjutkan 8) Pengulangan satu dua kata 9) Ringkasan/rangkuman
  • 19. Tehnik Verbal – Direktif 1) Pertanyaan Mengenai Hal Tertentu 2) Pemberian Umpan Balik 3) Pemberian Informasi 4) Penyajian alternatif 5) Penyelidikan 6) Pemberian Struktur 7) Interpretasi 8) Konfrontasi 9) Diagnosis 10) Dukungan/Bombongan 11) Usul/saran 12) Penolakan
  • 20. Skema Pengolahan Kasus Rational Emotive Behavior Therapy 1. Pembukaan 2. Penjelasan Masalah 3. Analisis Masalah Konselor menggali latar belakang masalah konseli dengan sistematika sebagai berikut: Activating Event (A): Apa yang terjadi baru-baru ini (3-4 minggu terakhir) yang membuat konseli mengalami perasaan-perasaan tertentu atau melakukan perbuatan-perbuatan tertentu. Belief (B) : Apa isi tanggapan kognitif(r-kognitif) yang tidak rasional terhadap A. Concequence (C): Apa akibat dari tanggapan yang tidak rasional itu baik terhadap perasaan (r-afektif yang tidak wajar) maupun perilaku nyata yang salah suai (R).
  • 21. Skema Pengolahan Kasus Rational Emotive Behavior Therapy 4. Penyelesaian Masalah Konselor dan konseli mencari jalan keluar permasalahan konseli dengan cara: Dispute (D): Konselor menjelaskan bagaimana konseli bisa memiliki pikiran yang tidak rasional, sehingga B yang tidak rasional perlu diubah Konselor menantang konseli mengenai pikirannya yang tidak rasional dengan mengajukan pertanyaan yang mengharuskan konseli untuk berefleksi Konselor memberikan contoh-contoh agar konseli berpikir lebih rasional
  • 22. Skema Pengolahan Kasus Rational Emotive Behavior Therapy Effect (E) Konseli mulai menampakkan cara berpikir yang lebih rasional (r-kognitif yang rasional) Konseli mengalami perasaan yang lebih wajar (r- afektif yang wajar).Konseli mulai merencanakan perilaku-perilaku yang realistis (R-konstruktif) 5. Penutup
  • 23. Skema Pengolahan Kasus Trait and Factor 1. Pembukaan 2. Penjelasan Masalah 3. Analisis Masalah Konselor menggali latar belakang masalah konseli dengan sistematika sebagai berikut: Data tentang konseli sendiri, seperti 1) kemampuan intelektual/taraf intelegensi (kalau tersedia data testing); 2) kemampuan belajar (taraf prestasi dalam bidang studi yang pokok); 3) bakat khusus (prestasi yang mencolok tinggi di bidang studi tertentu); 4) arah minat (hasil testing kalau ada;analisis diri); 5) cita-cita (analisis diri);
  • 24. Skema Pengolahan Kasus Trait and Factor 6) harapan-harapan (analisis diri); 7) nilai-nilai yang dikejar (analisis diri); ketrampilan motorik yang menyolok(prestasi belajar dalam bidang tertentu); 8) perasaan yang utama (analisis diri); dan 9) lain-lain yang relevan.  Data tentang keluarga dekat seperti 10) harapan dan kelurga; 11) kewajiban terhadap keluarga; 12) kemampuan ekonomi keluarga; 13) posisi konseli dalam keluarga; dan 14) dan lain lain yang relevan Data tentang lingkungan hidup, seperti 15) prospek masa depan dari pekerjan yang didambakan serta kualifikasi yang dituntut;
  • 25. Skema Pengolahan Kasus Trait and Factor 16) ciri-ciri khas dari program studi yang didambakan serta kualifikasi yang dituntut; 17) keadaan konkret masyarakat yang mempersempit atau memperluas ruang gerak konseli; dan 18) dan sebagainya yang relevan. Dalam menangani butir c, harus dibedakan antara konseli yang : Sudah mempunyai gambaran/ide/harapan/ rencana tentang bidang pekerjaan kelak dan /atau tentang progam studi yang patut dipertimbangkan (sudah ada beberapa alternatif program studi) => kesan pertama tentang kesesuaian antara data pada butir a (terutama), b, dan c.
  • 26. Skema Pengolahan Kasus Trait and Factor  Belum mempunyai ide/gambaran tentang alternatif- alternatif program studi yang dapat dipertimbangkan, dalam kaitan dengan bidang pekerjaan yang dibayangkan => harus dicari bersama sejumlah alternatif yang kelihatannya sesuai dengan data pada butir a (terutama) b dan sebagian c, untuk pertimbangan nanti (=inventarisasi alternatif). [keberhasilan dalam butir c ini menuntut supaya konselor memiliki pengetahuan yang luas tentang lingkungan PTN serta PTS, serta pengetahuan secukupnya tentang dunia pekerjaan]
  • 27. Skema Pengolahan Kasus Trait and Factor 4. Penyelesaian Masalah Dengan mengingat ciri khas dari suatu ‘choice case’, yaitu pilihan yang paling dapat dipertanggungjawabkan dan masuk akal, konselor mengajak berdiskusi tentang hal-hal sebagai berikut : Pro dan kontra (untung-rugi; kelebihan-kelemahan) dari masing-masing alternatif bila data dalam 3 a,b,c ditinjau lebih dalam dan dikaitkan satu sama lain. Tinjauan pro dan kontra ini dapat terjadi secara eksplisit, dapat pula secara implisit; tetapi untuk kebanyakan konseli sebaiknya dieksplisitkan, sehingga apa yang kelihatannya cocok pada 3 c menjadi lebih jelas.
  • 28. Skema Pengolahan Kasus Trait and Factor Berdasarkan hasil tinjuan/pertimbangan dalam a dapat dijawab pertanyaan untuk masing-masing alternatif: “Bisakah/mungkinkah?” (Ya-Tidak) dan “Inginkah?” (Ya-Tidak). Tentu saja alternatif yang paling masuk akal adalah yang dijawab dengn jawaban ‘Ya” untuk kedua pertanyaan tadi. Mengingat kemungkinan terdapat lebih dari satu alternatif yang dapat dijawab dengan “Ya” (Bisa dan ingin), maka ditentukan prioritas urutan pilihan 1, pilihan 2, pilihan 3, yaitu program studi beserta tempatnya. Urutan prioritas yang demikian menjadi titik tolak bagi usaha konseli untuk diterima di PT ini atau PT itu.
  • 29. Skema Pengolahan Kasus Trait and Factor [Keberhasilan dalam tahap ini menuntut supaya konselor memiliki pengetahuan yang luas tentang lingkungan PTN serta PTS, serta pengetahuan secukupnya tentang dunia pekerjaan] 5. Penutup
  • 31. Proses konseling menunjuk pada rangkaian perubahan yang terjadi pada konseli yang berinteraksi dengan seorang konselor selama jangka waktu tertentu. <kembali>
  • 32. Teori konseling adalah suatu konseptualisasi atau kerangka acuan berpikir tentang bagaimana proses konseling berlangsung (aspek refleksi teoretis). <kembali>
  • 33. Pendekatan konseling merupakan penerapan teori konseling, yang meliputi prosedur, metode dan teknik konseling (aspek penerapan praktis) <kembali>
  • 34.  Teknik Verbal Konseling adalah tanggapan verbal yang diberikan oleh konselor terhadap ungkapan konseli. Tanggapan verbal konselor ini dapat berupa suatu pernyataan dan pertanyaan Contoh: refleksi (pikiran, perasan), klarifikasi (pikiran, perasaan), pertanyaan mengenai hal tertentu, diagnosis, interpretasi, dll. <kembali>
  • 35.  Teknik Non Verbal Konseling berarti konselor mendengarkan dengan penuh perhatian; dengan menggunakan seluruh tubuhnya; semua ungkapan konseli tentang masalahnya baik yang diungkapkan secara verbal maupun non verbal. Contoh: Cara duduk yang menyatakan sikap rileks. Senyuman yang menyatakan sikap menerima. <kembali>