Pemerintah Hindia Belanda melaksanakan sistem tanam paksa untuk meningkatkan pendapatan negara dari sektor perkebunan. Sistem ini mewajibkan petani untuk menanam komoditas tertentu seperti tembakau, kopi, teh, dan lainnya. Langkah ini diikuti dengan munculnya perusahaan-perusahaan perkebunan swasta yang memperkerjakan petani secara kontrak. Tanam paksa dan sistem kontrak ini berdampak buruk
1. Orang Belanda yang pertama kali datang ke
Indonesia adalah Cornelis de Houtman pada
tahun 1596, tepatnya ke daerah Banten. Dari
Banten, Cornelis melanjutkan
perjalanannnya ke tiap pusat rempah-rempah
di Maluku. Ia kembali ke negerinya membawa
banyak rempah-rempah. Sejak saat itu para
bangsawan Belanda banyak berdatangan ke
Indonesia.
2. Untuk mengatasi persaingan tidak sehat dan
sekaligus mematahkan dominasi Portugis,
seorang anggota parlemen Belanda bernama
Johan Van Oldebanevelt mengajukan sebuah
usul, yaitu penggabungan (merger) seluruh
perusahaan datang yang ada di Belanda menjadi
satu serikat dagang.
Usulan tersebut mendapat sambutan baik. Pada
tanggal 20 Maret 1602, berdiri Verenigde Oost
Compagnie atau serikat perusahaan dagang
hindia timur, yang biasa dikenal dengan VOC.
Dengan modal pertama 6,5 miliar gulden, VOC
dipimpin oleh tujuh belas direktur. Mereka
dikenal dengan sebutan Heeren Zeventien.
3. Menghindari persaingan tidak sehat di
antara sesame pedagang Belanda sehingga
keuntungan maksimal dapat diperoleh.
Memperkuat posisi Belanda dalam
menghadapi persaingan bangsa-bangsa
Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa
Asia.
Membantu dana pemerintah Belanda yang
sedang berjuang menghadapi Spanyol
yang masih menduduki Belanda.
4. a) Dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda
di Asia.
b) Hak monopoli dagang di wilayah-wilayah
antara Amerika Selatan dan Afrika
c) Hak memiliki angkatan perang dan
membangun benteng pertahanan
d) Hak menyatakan perang dan atau
membuat perjanjian secara adil dengan
penguasa pribumi
e) Hak mengangkat pegawai
f) Hak memungut pajak
g) Hak melakukan pengadilan dan hak
mencetak serta menyebarkan uang sendiri.
5. a. Verplichte Leverantie = Penyerahan wajib hasil
bumi dengan harga yang telah ditentukan VOC
b. Contingenten = Kewajiban bagi rakyat untuk
membayar pajak berupa hasil bumi.
c. Ekstirpasi = Hak VOC untuk menebang atau
menggagalkan panen rempah-rempah agar tidak
terjadi Over Produksi yang dapat menurunkan harga
rempah-rempah.
d. Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah
tanaman rempah-rempah yang boleh ditanam.
e. Pelayaran Hongi, yaitu pelayaran dengan
menggunakan perahu Kora-kora (perahu perang)
untuk mengawasi pelaksanaan monopoli dagang
VOC dan menindak pelanggarnya.
6. a. Biaya perang yang besar dalam menghadapi
perlawanan Bangsa Indonesia sehingga
menghabiskan kas Negara.
b. Gaji pegawai yang rendah dan tidak sesuai dengan
tugas dan tanggungjawabnya sehingga mendorong
mereka melakukan Korupsi. Korupsi tersebut
otomatis menjadikan pemasukan Negara berkurang
drastic.
c. Kekalahan VOC menghadapi persaingan dagang
dengan pedagang Eropa maupun pedagang Asia
lainnya.
d. Hutang VOC yang besar akibat dalam keadaan
merugi tetapi tetap membayarkan keuntungan
kepada pemegang Saham.
e. Terjadinya perang Inggris, Belanda dan Perancis
sehingga menjadikan jalur perdagangan tidak aman
dan adanya blokade-blokade dagang.
7. -Indonesia dikuasai oleh Republik
Bataaf bentukan Napoleon
Bonaparte, penguasa di Prancis
(Belanda menjadi jajahan Prancis).
Napoleon Bonaparte mengangkat
Louis Napoleon menjadi wali negeri
Belanda dan negeri Belanda diganti
namanya menjadi Konikrijk Holland.
8. Untuk mengurusi Indonesia, Napoleon
mengangkat Herman Willem Daendels
menjadi gubernur jenderal di Indonesia
(1808-1811). Tugas utama Daendels adalah
mempertahankan Jawa dari serangan Inggris
sehingga pusat perhatian Daendels ditujukan
kepada pertahanan dan keamanan.
9.
10. Adapun langkah-langkah yang ditempuh Daendels
sebagai berikut.
a. Membentuk tentara gabungan yang terdiri atas orang-orang
Bugis, Makassar, Bali, Madura, dan Ambon.
b. Menjadikan kota Batavia sebagai benteng pertahanan.
c. Membuat galangan beserta kapalnya di Surabaya.
d. Membangun pelabuhan Cirebon, Tanjung Priok,
Tanjung Perak, dan Tanjung Merak.
e. Membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan
sepanjang 1000 km.
11. Untuk memperoleh dana,
Daendels menjual tanah-tanah
kepada orang-orang
swasta. Akibatnya, tanah-tanah
partikelir mulai
bermunculan di sekitar
Batavia, Bogor,
Indramayu, Pamanukan,
Besuki, dan sebagainya.
Bahkan, rumahnya sendiri
di Bogor dijual kepada
pemerintah, tetapi rumah
itu tetap ditempatinya
sebagai rumah tinggalnya.
Tindakan dan kekejaman
Daendels tersebut
menyebabkan raja-raja
Banten dan Mataram
memusuhinya. Untuk
menutup utang-utang
Belanda dan biaya-biaya
pembaharuan tersebut,
Daendels kembali menjual
tanah negara beserta isinya
kepada swasta, sehingga
timbullah sistem tuan tanah
di Jawa yang bertindak
sebagai raja daerah,
misalnya di sekitar Batavia
dan Probolinggo.
12. a. Dalam bidang pemerintahan:
1. Pusat pemerintahan (weltevreden) dipindahkan agak
masuk kedaerah pedalaman.
2. Membentuk secretariat Negara (Algement secretaric).
3. Membagi pulau jawa menjadi 9 prefektur dan 31
Kabupaten. Setiap prefektur dikepalai oleh seorang residen
yang langsung dibawah pemerintahan Wali Negara
(Daendles). Setiap residen membawahi beberapa bupati.
b. Dalam bidang hukum dan peradilan:
membentuk 3 jenis peradilan berdasarkan ras, yaitu
peradilan orang Eropa, Orang Pribumi dan pengadilan
untuk orang timur asing.
c. Dalam bidang militer dan pertahanan :
1. Membangun jalan Anyer-Panarukan, yang disebut jalan
pos besar
13. Menambah jumlah angkatan perang dari 3000 menjadi 20000
3. Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang
4. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan
Surabaya.
5. Membangun benteng-benteng pertahanan
d. Dalam bidang ekonomi dan keuangan :
1. Membentuk dewan pengawas keuangan Negara (Algemene
Rekenkaer).
2. Mengeluarkan uang kertas.
3. Memperbaiki gaji pegawai
4. Pajak in natura (contingenten) dan Verplichte Leverantie.
5. Mengadakan monopoli perdagangan bebas
e. Dalam bidang sosial :
1. Pemberlakuan kerja rodi
2. Mengembangkan perbudakan
3. Menghapuskan upacara penghormatan kepada residen, sunan /
sultan
4. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.
14.
15.
16. Kekejaman Daendels tersebut terdengar sampai
ke Prancis. Akhirnya, dia dipanggil pulang karena
dianggap memerintah secara autokrasi dan
Indonesia diperintah oleh Jansens.
17.
18. Jan Willem Janssens (lahir di Nijmegen, 12
Oktober 1762 – meninggal di Den Haag, 23
Mei 1838 pada umur 75 tahun) adalah
Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-
37. Dia menggantikan Herman Willem
Daendels pada tanggal 20 Februari 1811
dan tiba di Istana Bogor (Buitenzorg) pada
tanggal 15 Mei 1811.
19. Pada bulan Mei 1811, Daendels dipanggil pulang
ke negerinya. Ia digantikan oleh Jan Willem
Janssen. Janssen dikenal seorang politikus
berkebangsaan Belanda. Sebelumnya Janssen
menjabat sebagai Gubernur Jenderal di Tanjung
Harapan (Afrika Selatan) tahun 1802-1806.
Pada tahun 1806 itu Janssen terusir dari Tanjung
Harapan karena daerah itu jatuh ke tangan
Inggris. Pada tahun 1810 Janssen diperintahkan
pergi ke Jawa dan akhirnya menggantikan
Daendels pada tahun 1811. Janssen mencoba
memperbaiki keadaan yang telah ditinggalkan
Daendels.
20. Namun harus diingat bahwa
beberapa daerah di Hindia
sudah jatuh ke tangan
Inggris. Sementara itu
penguasa Inggris di India,
Lord Minto telah
memerintahkan Thomas
Stamford Raffles yang
berkedudukan di Pulau
Penang untuk segera
menguasai Jawa.
Raffles segera
mempersiapkan armadanya
untuk menyeberangi Laut
Jawa. Pengalaman pahit
Janssen saat terusir dari
Tanjung Harapan pun
terulang.
Pada Tanggal 4 Agustus 1811
sebanyak 60 kapal Inggris di
bawah komando Raffles telah
muncul di perairan sekitar
Batavia. Beberapa minggu
berikutnya, tepatnya pada
tanggal 26 Agustus 1811
Batavia jatuh ke tangan
Inggris.
21. Janssen berusaha menyingkir ke Semarang
bergabung dengan Legiun Mangkunegara dan
prajurit-prajurit dari Yogyakarta serta
Surakarta. Namun pasukan Inggris lebih kuat
sehingga berhasil memukul mundur Janssen
beserta pasukannya.
Janssen kemudian mundur ke Salatiga dan
akhirnya menyerah di Tuntang. Penyerahan
Janssen secara resmi ke pihak Inggris
ditandai dengan adanya Kapitulasi Tuntang
pada tanggal 18 September 1811.
22. Jawa dan semua pangkalan-pangkalan
(madura, palembang, makasar, sunda kecil)
diserahkan kepada inggris.
Militer-militer pada pihak kompeni menjadi
tawanan.
Pegawai sipil yang ingin, dapat bekerja terus
dalam gupernemen inggris.
23.
24. Pemerintah Inggris mulai menguasai Indonesia
sejak tahun 1811 ketika pemerintah Belanda
menyerah berdasarkan Kapitulasi Tuntang. Agar
pemerintahan di Indonesia dapat terkendali,
pemerintah Inggris mengangkat Thomas Stamford
Raffles sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia.
Ketika Thomas Stamford Raffles berkuasa sejak
17 September 1811, ia telah menempuh
beberapa langkah yang dipertimbangkan, baik di
bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Beberapa
langkah yang dilakukan oleh Raffles adalah
sebagai berikut:
25. Memberlakukan sistem
pemungutan sewa tanah
(land rent system) dengan
cara melakukan
pemungutan pajak secara
perorangan.
Mewajibkan petani untuk
membayar sewa tanah
dalam bentuk uang.
Melakukan pemungutan
pajak tanah untuk semua
hasil penanaman sawah.
Mengangkat para Bupati
menjadi pegawai negeri
yang bertugas untuk
memungut pajak tanah.
Menghapus sistem
monopoli.
Menghapus sistem
perbudakan.
Menghapus penyerahan
wajib dan sistem kerja
paksa.
Membagi Pulau Jawa
menjadi 16 Karesidenan.
26. Merintis pembangunan Kebun Raya Bogor.
Menulis buku dengan judul "The Histroy of
Java".
Menemukan jenis bunga Rafflesia arnoldi
(bungai Bangkai) di hutan pedalaman
Bengkulu.
27. Pada tahun 1814, ketika Raffles masih
memerintah di Indonesia, pemerintahan
Kaisar Napoleon berakhir dan memperoleh
kembali daerah jajahannya (Indonesia) yang
dahulu dikuasai Inggris. Penyerahan kembali
wilayah Indonesia yang dikuasai Inggris
dilaksanakan pada tahun 1816 dalam suatu
penandatanganan perjanjian. Pihak dari
pemerintah Inggris diwakili oleh John
Fendall, sedangkan pihak dari Belanda
diwakili oleh Van Der Capellen. Dengan
demikian, sejak tahun 1816, berakhirlah
kekuasaan Inggris di Indonesia dan
pemerintah Belanda berkuasa kembali di
Indonesia.
28. Latar belakang di laksanakan tanam paksa
Ketentuan ketentuan dalam tanam paksa
Praktik dan beberapa penyelewengan tanam paksa
Sebab sabab di laksanakanya usaha swasta dan diahirinya tanam paksa
Isi dan makna undang-undang agraria 1870
Lahirnya kapitalisme dan imperialisme moderen
Dampak tanam paksa dan dampak usaha swasta
Hinweis der Redaktion
Orang Belanda yang pertama kali datang ke Indonesia adalah Cornelis de Houtman pada tahun 1596, tepatnya ke daerah Banten. Dari Banten, Cornelis melanjutkan