SlideShare a Scribd company logo
1 of 61
LOGO 
PPEENNGGKKAAJJIIAANN DDAANN PPEEMMEERRIIKKSSAAAANN 
FFIISSIIKK PPAADDAA SSIISSTTEEMM EENNDDOOKKRRIINN 
DDAANN MMEETTAABBOOLLIIKK 
Octo zulkarnain 
Stikes surabaya
REVIEW 
LOKASI KEL. 
ENDOKRIN
HIPOTHALAMUS 
KELENJAR / HORMON FUNGSI 
Releasing hormon Menstimulasi pituitary 
anterior melepaskan 
hormon-hormon. 
Inhibisi Hormon Menghambat/batasi 
pituitary anterior sekresi 
hormon.
PITUITARI ANTERIOR (Adenohipofisis) 
KEL. / 
HORMON PENGATURAN FUNGSI 
Growth 
- Dikontrol oleh GHRH dan 
Hormon 
GHIH 
(GH) 
Organ Target Seluruh tubuh 
- Meningkatkan pembelahan sel 
- Meningkatkan pertumbuhan sel, 
tulang dan jaringan lunak 
- Meningkatkan glukosa darah dg 
menghambat pengambilan glukosa 
(Insulin antagonis) 
- Meningkatkan sintesis protein 
- Meningkatkan volume cairan 
extraceluler dan retensi elektrolit. 
- Meningkatkan lipolisis, 
- Bekerja pd. semua jar. tubuh untuk 
merangsang kerja somatomedin .
Lanj. 
KEL. / 
HORMON PENGATURAN FUNGSI 
Prolactin - Dikontrol oleh PRH dan PIH Organ target : Payudara, gonads 
- Menstimulasi perkembangan 
payudara selama kehamilan dan 
sekresi ASI sesudah kehamilan. 
- Mengatur fungsi reproduksi pada 
wanita dan pria.
Lanj. 
KEL. / 
HORMON PENGATURAN FUNGSI 
Thyroid 
Stimulating 
Homone 
(TSH) 
-Di kontrol oleh ; TRH dan 
mekanisme negative feed back 
dari kadar T4 dalam plasma. 
Peningkatan T4 menurunkan TSH 
dan sebaliknya. 
Organ target : Kelenjar tiroid 
Dibutuhkan untuk pertumbuhan dan 
fungsi kelenjar tiroid , mengontrol 
semua fungsi kelenjar tiroid. 
Metabolisme
Lanj. 
KEL. / 
HORMON PENGATURAN FUNGSI 
·Adrenoco 
-Dikontrol oleh CRH dan mekanisme feed back 
rticotropi 
negative dari kadar kortisol dalam darah. 
- 
n hormon 
(ACTH) 
Organ Target : Kortex adrenal 
Dibutuhkan untuk pertumbuhan 
dan mempertahankan ukuran 
dari kortex adrenal 
Mengontrol pengeluaran 
glukokorticoid (cortisol) dan 
androgen adrenal. 
Berfungsi minimal dalam 
melepaskan aldosteron
Lanj. 
KEL. / 
HORMON PENGATURAN FUNGSI 
Gonadotro 
-Sekresinya 
pin 
dikontrol oleh 
- FSH 
GnRH 
- LH 
FSH: - Menstimulasi perkembangan 
follikel2 ovarium dan sekresi estrogen. 
- Mentimulasi tubulus seminiferus testis 
untuk tubuh dan hasilkan sperma . 
LH bersama dengan FSH: 
Menstimulasi maturasi follikel ovarium 
dan ovum. 
Menstimulasi sekresi estogen, memicu 
ovulasi. 
Menstimulasi perkembangan 
korpiluteum (Luteinization) 
Menstimulasi sel-sel interstisial testis 
untuk sekresi testoteron
PITUITARI POSTERIOR 
Kel/ Hormon: Antidiuretic Hormon 
(ADH, Vasopresine) dan Oksitosin 
Pengaturan: - Stimulators 
- Inhibitor
ADH 
Stimulator Inhibitor Fungsi 
- Rangsangan utama ; 
- Rangsangan utama ; 
meningkatnya serum 
menurunya serum 
osmolalitas melalui 
osmolalitas melalui 
osmoreseptor 
osmoreseptor 
hipothalamic. 
hipothalamic. 
- Hipotensi moderat melalui 
- Peningkatan volume dan 
baroreseptor 
tekanan darah moderat 
- Stresor ; psikologis, nyeri 
melalui baroreseptor 
mual dan muntah 
- Kimia ; Alkohol 
- Kimia ; nikotine, 
morphine, agent 
cholinergik 
ORGAN TARGET : Ginjal 
- Pengatur utama 
osmolaritas dan volume 
cairan tubuh 
- Meningkatkan 
permeabilitas ductus 
colectikus ginjal sehingga 
menyebabkan peningkatan 
reabsorbsi air. 
- Merangsang intake cairan 
melalui mekanisme haus.
OKSITOSIN 
Stimulator Inhibitor Fungsi 
-Menyusui melalui 
- Rangsangan alfa 
conduksi refleks 
adrenergik 
neurologis dari serat 
afferent pada puting susu 
ke hypothalamus 
- Contraksi Uterus 
ORGAN TARGET ; 
PAYUDARA DAN UTERUS 
- Menstimulasi 
perkembangan payudara 
selama kehamilan dan 
sekresi ASI sesudah 
kehamilan. 
- Meningkatkan kontraksi 
uterus pada proses 
persalinan.
Pengkajian 
Anamnesis: Autoanamnesis 
Heteroanamnesis/ alloanamnesa 
Pemeriksaan Fisik 
Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis 
Hub. Dengan 
Pasien
Hal-hal yang perlu didapatkan dari 
Anamnesis 
Data Demografi 
Keluhan Utama 
Riwayat Kesehatan dan Keperawatan klien 
- Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) 
- Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) 
Riwayat Kesehatan Keluarga 
Peninjauan Sistem/ Pola (Pola makan dan minum, Pola eliminasi, pola 
tidur/ istirahat dll) 
Riwayat Sosial dan Riwayat Pribadi
1. Data Demografi 
Usia dan jenis kelamin merupakan 
data dasar yang penting 
tempat tinggal juga juga perlu 
dikaji epidemiologi 
Contoh: DM tipe II lebih banyak 
mengenai usia > 40 thn, dll
2. Keluhan Utama 
 Informasi terpenting 
 Memberikan wawasan vital mengenai 
keluhan yang menurut pasien paling 
penting 
 Lakukan: 
- Biarkan Pasien Berbicara 
- Pertanyaan yang lebih spesifik 
- Memfokuskan perhatian pada masalah 
utama
3. Riwayat Kesehatan dan Keperawatan Klien 
Hal yang perlu diungkapkan pada gejala: 
- Lama timbulnya (Durasi), Sifat Mula Timbulnya (Onset) 
- Lokasi & Penjalarannya (terutama u/ Nyeri) 
- Sifat Keluhan (karakter), berat ringannya 
- Faktor2 yang meringankan/ memperberat 
- Gejala-gejala yang menyertai 
- Pengobatan Terakhir
3. Riwayat Kesehatan dan Keperawatan Klien (Con’t) 
mengkaji kondisi yang pernah dialami klien yang dirasakan 
sekarang-perjalanan penyakit, 
gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama, Penyakit-penyakit 
dahulu, Pengobatan yang lalu dan riwayat alergi 
 RPS dan RPD
4. Riwayat Kesehatan Keluarga 
Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami 
gangguan seperti yang dialami klien atau gangguan yang 
berhubungan secara langsung dengan gangguan hormonal seperti : 
• Obesitas 
• Gangguan pertumbuhan dan perkembangan. 
• Kelainan pada kelenjar tiroid 
• Diabetes melitus 
• Intertilitas. 
Genogram
5. Peninjauan Sistem/ Pola 
 Pola makan dan minum 
Cth: - Pada Diabetes Insipidus ( Defisiensi ADH) akan Polidipsi 
- Pada Tirotoksikosis selera makan meningkat, dll 
 Pola Eliminasi 
Cth: - Pada Diabetes Insipidus akan Poliuri 
- Pada Defisiensi Hormon Tiroid (Miksedema) mengalami Konstipasi 
 Pola Istirahat tidur 
 dll
6. Riwayat Sosial dan Pribadi 
Lingkungan dan keadaan sosial, rumah, ekonomi dan pekerjaan 
pasien 
Kebiasaan pasien: gaya hidup, merokok, alkohol, obat-obat 
analgesik dll
LOGO 
Sistem Endokrin 
Pemeriksaan Fisik
Prinsip-prinsip Pemeriksaan Fisik 
Jelaskan pada pasien apa yg akan Anda lakukan 
Pastikan pasien merasa nyaman, hangat dan ada privasi 
Pencahayaan cukup 
Gunakan semua indera yag Anda miliki: Penglihatan, 
pendengaran, penciuman dan perabaan. Dengan Cara: 
Inspeksi, Palpasi, Perkusi dan Auskultasi.
Lanj
Pemeriksaan Fisik Pada Sistem Endokrin 
Melalui Pemeriksaan Fisik ada 2 Aspek yang dapat digambarkan: 
- Kondisi kelenjar endokrin 
- Kondisi kelenjar/ organ sebagai dampak dari gangguan 
endokrin
Pemeriksaan Fisik (Head to Toe) 
Keadaan Umum 
Tanda-tanda Vital 
Pemeriksaan Kepala dan leher 
Pemeriksaan mata 
Pemeriksaan mulut 
Pemeriksaan Dada 
Pemeriksaan kulit 
Pemeriksaan muskuloskeletal dan ekstremitas 
Pemeriksaan genetelia
Teknik Pemeriksaan Fisik 
 Inspeksi 
Disfungsi kelenjar endokrin akan menyebabkan perubahan 
fisik sebagai dampak terhadap pertumbuhan dan 
perkembangan, keseimbangan cairan dan elektrolit, seks 
dan reproduksi, metabolisme dan energi 
Pertama-tama, amatilah penampilan umum klien apakah 
tampak kelemahan (berat, sedang dan ringan) dan 
sekaligus amati bentuk dan proporsi tubuh. 
Pada pemeriksaan wajah, fokuskan pada abnormalitas 
struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti bentuk dahi, 
rahang dan bibir. 
Pada mata amati adanya odem periorbita dan exophtalmus 
serta apakah ekspresi wajah datar atau tumpul. 
Amati lidah klien terhadap kelainan bentuk dan perubahan, 
ada tidaknya tremor pada saat diam atau bila digerakkan.
Inspeksi 
Di daerah leher 
- Amati bentuk leher, apakah leher tampak membesar (goiter) atau 
tidak, cek goiter bergerak ketika menelan/ tdk. (Untuk lebih 
meyakinkan pembesaran kelenjar tiroid perlu melakukan palpasi) 
- Amati adanya distensi atau bendungan pada vena jugularis yang 
dapat mengidentifikasikan kelebihan cairan atau kegagalan 
jantung. 
- Amati warna kulit pada leher, catat lokasinya. Bila dijumpai 
kelainan pada kulit leher, lanjutkan dengan memeriksa lokasi yang 
lain ditubuh sekaligus. Infeksi jamur, penyembuhan luka yang 
lama, bersisik dan petechie lebih (sering dijumpai pada klien 
dengan hiperfungsi adrenokortikal). 
Amati bentuk dan ukuran dada. Pergerakan dan simetris tidaknya. 
Amati keadaan rambut axilla dan dada. 
Pada pemeriksaan genitalia, amati kondisi skrotum dan penis juga 
klitoris dan labia terhadap kelainan bentuk.
Palpasi 
 Kelenjar tiroid dan testes, dapat diperiksa melalui rabaan. 
Lakukan palpasi kelenjar tiroid perlobus dan kaji ukuran, 
apakah ada rasa nyeri pada saat dipalpasi. Pada saat 
melakukan pemeriksaan pasien bisa duduk atau berdiri. 
Palpasi testis dilakukan dengan posisi tidur dan tangan 
Pemeriksa harus dalam keadaan hangat. Pemeriksa 
memegang lembut dengan ibu jari dan dua jari lain, 
bandingkan yang satu dengan yang lainnya terhadap 
ukuran atau besarnya, simetris tidaknya, konsistensi dan 
ada tidaknya nadul. 
 Normalnya testis teraba lembut, peka terhadap sinar dan 
kenyal seperti karet. 
 Pada Mixedema/ hipotiroid: pitting edema
Perkusi 
Bagian atas manubrium dari satu sisi 
ke sisi lainnya. Perubahan dari sonor 
menjadi redup menunjukkan 
kemungkinan goiter retrosternal
Auskultasi 
 Mendengarkan bunyi tertentu dengan bantuan 
stetoskop dengan menggambarkan berbagai 
perubahan dalam tubuh. 
 Auskultasi pada daerah leher diatas kelenjar tiroid 
dapat mengidentifikasi “bruit”. Bruit adalah bunyi 
yang dihasilkan oleh karena turbulensi pada 
pembuluh darah tiroidea. 
 Auskultasi dapat dilakukan untuk mengidentifikasi 
perubahan pada pembuluh darah dan jantung seperti 
tekanan darah, ritme dan rate jantung yang dapat 
menggambarkan gangguan keseimbangan cairan 
perangsangan katekolamin dan perubahan 
metabolisme tubuh.
Pemeriksaan Per Kelenjar 
Walaupun Pemeriksaan Lengkap 
seluruh sistem endokrin kadang-kadang 
dilakukan, tetapi lebih sering 
hanya memeriksa adanya tanda-tanda 
kelainan yg spesifik saja. Biasanya 
inspeksi umum dapat memberikan 
petunjuk cara pendekatan yang akan 
dipakai.
TIROID 
 Kelenjar Tiroid (Letaknya di leher bagian depan 
dan mudah dicapai) 
 Inspeksi 
- Lihat penampilan umum (postur, gerakan dll) 
- Cek kepala- wajah: adanya edema periorbital, 
eksoptalmus/ proptosis , lidlag (keterlambatan 
kelopak mata untuk menutup) 
- Perhatikan bagian depan dan samping leher dan 
tentukan pembesaran setempat atau menyeluruh 
• Cek adanya pembesaran kelenjar yg disebut 
GOITER, dan perhatikan adanya gerakan dari 
goiter ketika menelan 
• Inspeksi kulit leher untuk melihat parut: 
tiroidektomi. Dan cari adanya pelebaran vena 
jugularis eksterna
Tiroid 
Palpasi: Untuk memperoleh hasil yang baik 
pemeriksa berada di belakang klien dengan 
posisi kedua ibu jari berada di belakang 
leher dan jari-jari lain ada di atas kel tiorid. 
Tentukan hal-hal berikut: 
Ukuran 
Bentuk 
Konsistensi 
Nyeri Tekan 
Mobilitas
Tiroid 
Perkusi 
Bagian atas dari manubrium diperkusi 
dari 1 sisi ke sisi lainnya: perubahan 
dari sonor menjadi redup 
menunjukkan ada goiter retrosternal 
Auskultasi: 
Dengarkan pada setiap lobus adanya 
bruit (tanda dari suplai darah yang 
meningkat)
HIPOFISIS 
Panhipopituitarisme (defisiensi dari seluruh 
hormon hipofisis) Produksi Hormon yang 
terganggu GH (dwarfisme pd anak2), 
sensitivitas insulin pada dewasa, prolaktin 
(kegagalan laktasi postpartum), 
gonadotropin (hilangnya karakteristik seks 
sekunder), TSH (hipotiroidisme), ACTH 
(hipoadrenalisme dan Hipopigmentasi) 
Akromegali (sekresi GH yang berlebihan, 
biasanya dikarenakan oleh adenoma 
hipofisis)
Hipofisis: Inspeksi 
Umum 
- Memiliki postur badan yg pendek (GH 
), kulit pucat (k/ hilangnya aktivitas 
melanosit pd def ACTH), kurangnya 
rambut badan dan kulit yg mengkerut 
serta kegagalan seks sekunder (def 
gonadotropin)  panhipopituitarisme 
- Penampilan wajahnya khas 
Akromegali
Akromegali
Lanj. Hipofisis 
Wajah: perhatikan wajah lebih dekat: cek 
adanya parut hipofisektomi. Periksa 
kedua mata: defek lapang pandang. Cek 
rambut fasial pada pria (jenggot?) 
Panhipopituitarisme 
Cari adanya penonjolan frontal, defek 
lapang pandang, periksa lidah yang 
membesar, rahang membesar 
akromegali 
Dada: cek kulit apakah pucat, pigmentasi 
putting susu berkurang, rambut aksila 
berkurang, perempuan atrofi mammae 
Panhipopituitarisme 
Cek rambut badan yang kasar dan 
ginekomastia Akromegali
Kelenjar Adrenal 
Sindrom Cushing disebabkan oleh 
kelebihan glukokortikoid, steroid 
(ACTH) yang berlebihan. 
Penyakit Addison: hipofungsi korteks 
adrenal dengan berkurangnya sekresi 
glukokortikoid dan mineralokortikoid
Islets Langerhans: Insulin 
Diabetes 
Mellitus
Pemeriksaan Penunjang 
 Foto tengkorak (kranium) : Dilakukan untuk melihat 
kondisi sella tursika dapat terjadi tumor atau juga 
atropik. Tidak dibutuhkan persiapn fisik secara khusus, 
namun pendidikan kesehatan tentang tujuan dan 
prosedur sangatlah penting. 
 Foto tulang (osteo) : Dilakukan untuk melihat kondisi 
tulang. Persiapan fisik secara khusus tidak ada, 
pendidikan kesehatan diperlukan. 
 CT scan otak : Dilakukan untuk melihat kemungkinan 
adanya tumor pada hipofise atau hipotalamus melalui 
komputerisasi. Tidak ada persiapan fisik secara khusus, 
namun diperlukan penjelasan agar klien dapat diam tidak 
bergerak selama prosedur. 
 Pemeriksaan darah dan urine
Pemeriksaan Darah dan Urin 
1.Kadar growth Hormon : Nilai normal 10 mg ml baik pada anak dan orang 
dewasa. Pada bayi dibulan-bulan pertama kelahiran nilai ini meningkat 
kadarnya. Spesimen adalah darah vena lebih kurang 5 cc.persiapan 
khusus secara fisik tidak ada. 
2. Kadar ACTH : Pengukuran dilakukan dengan test supresi 
deksametason. Spesimen yang diperlukan adalah darah vena lebih 
kurang 5 cc dan urine 24 jam. 
Persiapan Pasien ACTH: 
Tidak ada pembatasan makan dan minum. 
Bila klien menggunakan obat-obatan seperti kortisol atau antagonisnya 
dihentikan lebih dahulu 24 jam sebelumnya. 
Bila obat-obatan harus diberikan, lampirkanjenis onat dan dosisnya pada 
lembaran pengiriman spesimen. 
Cegah stres fisik dan psikologis. 
Pelaksanaan Pemeriksaan : 
Klien diberi deksametason 4 x 0,5 ml/hari selama-lamanya dua hari. 
Besok paginya darah vena diambil sekitar 5 cc. 
Urine ditampung selama 24 jam. 
Kirim spesimen(darah atau urine) ke laboratorium. 
ACTH menurun kadarnya dalam darah. Kortisol darah kurang dari 5 
ml/dl. 
17-Hydroxi-Cortiko-Steroid (17 OHCS) dalam urine 24 jam kurang dari
Pemeriksaan Diagnostik Pada 
Kelenjar Tiroid 
Up take Radioaktif (RAI) Tujuan pemeriksaan adalah untuk 
mengukur kelenjar tiroid dalam menangkap iodida. 
Persiapan. 
 Klien puasa 6-8 jam. 
 Jelaskan tujuan dan prosedur. 
Pelaksanaan. 
 Klien diberi radioaktof Jodium (I131) per oral sebanyak 50 
microcuri. 
 Dengan alat pengukur yang ditaruh diatas kelenjar tiroid 
diukur radioaktif yang tertahan. 
 Juga dapat diukur clearenceI131 melalui ginjal dengan 
mengumpulkan urine selama 24 jam dan diukur kadar 
radioaktif jodiumnya. Banyaknya I131 yang ditahan oleh 
kelenjar tiroid dihitung dalam persentase sebagai berikut 
• Normal : 10-35 %. 
• Kurang dari : 10% disebut menurun, dapat terjadi pada hipotiriodisme. 
• Lebih dari : 35 % disebut meninggi, dapat terjadi pada tirotoxikosis atau pada defisiensi 
iodium yang sudah lama dan pada pengobatan lama hipertirodisme
LAnj. Untuk Tiroid 
T3 T4 Serum : Persiapan fisik secara khusus 
tidak ada. Spesimen yang dibutuhkan adalah 
darah vena Nilai normal pada orang 
dewasa : 
 Jodium bebas : 0,1-0,6 ml/dl 
 T3 : 0,2-0,3 ml/dl 
 T4 : 6-12 ml/dl 
Nilai normal pada bayi / anak : 
 T3 : 180-240 mg/dl
Lanj 
 Up take T3 Resin : Bertujuan untuk mengukur 
jumlah hormon tiroid (T3) atau TBG tak jenuh. Bila 
TBG naik berarti hormon tiroid bebas meningkat. 
Dibuthkan spesimen darah vena sebanyak 5 cc. 
Klien puasa selama 6-8 jam. 
 Protein Bound Iodine (PBI) : Bertujuan mengukur 
jodium yang terkait pada protein plasma. Nilai 
normal 4-8 mg% dalam 100ml darah. Spesimen 
yang dibutuhkan darah vena sebanyak 5-10 cc. 
Klien dipuasakan sebelum pemeriksaan 6-8 jam.
Pemeriksaan Diagnostik pada 
Kelenjar Pankreas 
Pemeriksaan glukosa : Jenis pemeriksaannya 
adalah gula darah puasa. Bertujuan untuk 
menilai kadar gula darah setelah puasa 
selama 8-10 jam. 
Nilai Normal : 
Dewasa : 70-110 md/dl 
Bayi : 50-80 mg/dl 
Anak-anak : 60-100 mg/dl 
Persiapan 
Klien dipuasakan sebelum pemeriksaan 
dilakukan 
Jelaskan tujuan pemeriksaan
Selain Alasan Klien datang Ke RS, Perlu 
diidentifikasi hal-hal yg berhubungan 
dengan Fungsi Hormon Secara Umum, 
Seperti: 
Tingkat Aktivitas 
Intake Nutrisi dan Cairan 
Pola Eliminasi dan Keseimbangan cairan 
Tingkat Energi 
Perubahan Karakteristik Tubuh 
Fungsi Seksual dan Reproduksi 
Toleransi Terhadap stress 
Pertumbuhan dan Perkembangan 
Hospitalisasi
LOGO 
Sistem Metabolik: Hati dan Empedu 
Pengkajian & 
Pemeriksaan Fisik
Pengkajian 
 Status Comfort 
 Dari discomfort abdomen dan pruritis. 
Biasanya klien mengeluh discomfort pada 
kuadran kanan abdomen (nyeri hebat). 
Nyeri tersebut biasanya dihubungkan 
dengan adanya infeksi. Sedangkan gatal 
atau pruritis dihubungkan dengan adanya 
joundice 
 Status Nutrisi 
 Gangguan status nutrisi berupa 
anorexsia, nausea dan vomiting. Kaji pula 
faktor presipitatus, hubungan dengan 
intake alkohol atau makanan.
Lanj. Pengkajian 
 Status cairan dan elektrolit 
 Kurangnya volume cairan dan elektrolit 
akibat mual, muntah atau perdarahan akut 
dari sirosis. Ada juga retensi cairan dari 
sodium abnormal dan tertahannya air 
(cairan). 
 Pola eliminasi 
 Jika obstruksi empedu, urine klien putih 
keabuan, dari feses dan urine warnanya 
gelap. Catat menurunya urine output 
sebagai akibat dari tertahannya air dan Na.
Lanj. Pengkajian 
 Status energi/kelemahan 
 Dengan intake nutrisi yang inadekuat, cairan yang 
inadekuat, sehingga klien tidak mampu melakukan 
aktivitas secara baik karena lemah, sehingga butuh 
waktu untuk memulihkan energinya tersebut. 
 Terpapar terhadap toxin 
 Misalnya : alkohol, obat-obatan, zat kimia, dan 
virus. Riwayat obat-obatan dan alkohol yang perlu 
dikaji intakenya dan kapan konsumsi terakhirnya. 
Riwayat pekerjaan yang perlu dikaji lingkungan 
kerja juga bisa sebagai sumber virus
Pemeriksaan Fisik 
 Penampilan umum ( sakit berat atau 
ringan ) Inspeksi 
 Secara umum perawat perlu melihat 
status cairannya, tanda vitalnya, 
suhu, turgor, kelembaban mukosa 
membran, edema dan perilakunya. 
Secara khusus inspeksi dilakukan 
terhadap luas abdomen, distensi 
atau dilatasi versa peri umbilikus 
dan asites.
Lanj. 
 Palpasi dan perkusi 
 Untuk melihat adanya nyeri dan adanya 
cairan. Kaji pula ukuran, massa di hati, 
lunaknya hati dan biasanya terjadi 
pembesaran limfa pada klien yang 
kronik saat di palpasi atau diperkusi dan 
ukur pula lingkar perut klien.
Pemeriksaan Diagnostik 
Fungsi dan Test Prosedur dan 
persiapan 
Interprestasi 
Metabolisme Lemak, 
Kolesterol (total 
dan ester) 
Darah - pasien 
puasa 
Normal 140-220 mg/dl, 
menurun pada orang 
dengan penyakit hepar. 
Obstuksi, ester menurun, 
cholesterol meningkat 
sesuai dengan 
meningkatnya usia. 
Blood urea nitrogen 
(BUN) 
Darah - tidak ada 
persiapan yang 
khusus 
Normal 10-20 mg/dl, 
pada orang dengan 
penyakit hati dan 
pengkonsumsian obat, 
maka ini menurun.
Lanj 
 Protein Serum 
 Albumun 
 BUN 
 Kadar darah amonia 
 Total Bilirubin 
 Urin Bilirubin 
 Feses Urobilinogen 
 Enzim-enzim darah: AST (Asparate Amino 
Transferase)/ SGOT (Serum Glutamic Oxaloacefic 
Transaminase), ALT (Alanin Amino Transferase)/ 
SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase)
Test Khusus 
Biopsi liver 
Endoscopy 
Parasintesis cairan asites: untuk 
sitologi dan pemeriksaan lab, 
sekaligus untuk pengaliran cairan 
asites 
USG 
Lavage Peritoneal
LOGO 
Selamat Belajar dan Semoga Sukses!!! 
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Sumayyah Nida Azizah
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
Mas Mawon
 
Patofisiologi Infark Miokard Akut
Patofisiologi Infark Miokard AkutPatofisiologi Infark Miokard Akut
Patofisiologi Infark Miokard Akut
Imron Rosyadi
 

What's hot (20)

Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
 
Pengkajian Sistem Muskuloskeletal
Pengkajian Sistem MuskuloskeletalPengkajian Sistem Muskuloskeletal
Pengkajian Sistem Muskuloskeletal
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
Anatomi dan fisiologi Reproduksi Wanita
Anatomi dan fisiologi Reproduksi WanitaAnatomi dan fisiologi Reproduksi Wanita
Anatomi dan fisiologi Reproduksi Wanita
 
Konsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safetyKonsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safety
 
Prosedur ROM
Prosedur ROMProsedur ROM
Prosedur ROM
 
3 Pemeriksaan TTV
3 Pemeriksaan TTV3 Pemeriksaan TTV
3 Pemeriksaan TTV
 
Sop ekg
Sop ekgSop ekg
Sop ekg
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
 
Pathways diabetes
Pathways diabetesPathways diabetes
Pathways diabetes
 
Kdm pemeriksaan fisik mata
Kdm pemeriksaan fisik mataKdm pemeriksaan fisik mata
Kdm pemeriksaan fisik mata
 
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan DasarGangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
 
Askep ca. colorektal
Askep ca. colorektalAskep ca. colorektal
Askep ca. colorektal
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Patofisiologi Infark Miokard Akut
Patofisiologi Infark Miokard AkutPatofisiologi Infark Miokard Akut
Patofisiologi Infark Miokard Akut
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Askep faringitis
Askep faringitisAskep faringitis
Askep faringitis
 

Similar to Pmx fisik endokrin

Kelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonKelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormon
Andi Asri Ainun
 
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Icha Nurrahmia
 
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
risazn
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
mothy
 

Similar to Pmx fisik endokrin (20)

Endokrin
EndokrinEndokrin
Endokrin
 
Hiperpituitari
HiperpituitariHiperpituitari
Hiperpituitari
 
Ppt kmb kel_10
Ppt kmb kel_10Ppt kmb kel_10
Ppt kmb kel_10
 
Kelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonKelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormon
 
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
 
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
 
Sistem hormon 290913
Sistem hormon 290913Sistem hormon 290913
Sistem hormon 290913
 
Biologi Hormon.pdf
Biologi Hormon.pdfBiologi Hormon.pdf
Biologi Hormon.pdf
 
Fisiologi sistem endokrin
Fisiologi sistem endokrinFisiologi sistem endokrin
Fisiologi sistem endokrin
 
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
 
Anfis endokrine
Anfis endokrineAnfis endokrine
Anfis endokrine
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
endokrin 2006.ppt
endokrin 2006.pptendokrin 2006.ppt
endokrin 2006.ppt
 
Sistem Regulasi Hormon
Sistem Regulasi HormonSistem Regulasi Hormon
Sistem Regulasi Hormon
 
Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01 Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01
 
Kel 5 sistem endokrin
Kel 5 sistem endokrinKel 5 sistem endokrin
Kel 5 sistem endokrin
 
Pengkajian sistem endokrin
Pengkajian sistem endokrinPengkajian sistem endokrin
Pengkajian sistem endokrin
 
Anatomi fisioligi sistem endokrin.pptx
Anatomi fisioligi sistem endokrin.pptxAnatomi fisioligi sistem endokrin.pptx
Anatomi fisioligi sistem endokrin.pptx
 
PPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxPPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptx
 
Endokrin Sistem
Endokrin  SistemEndokrin  Sistem
Endokrin Sistem
 

More from octo zulkarnain

Sop praktikum pengkajian sistem respirasi
Sop praktikum pengkajian sistem respirasiSop praktikum pengkajian sistem respirasi
Sop praktikum pengkajian sistem respirasi
octo zulkarnain
 

More from octo zulkarnain (20)

patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids
 
Silabus hiv aids TAHUN AJARAN 2020-2021 GENAP
Silabus hiv aids TAHUN AJARAN 2020-2021 GENAPSilabus hiv aids TAHUN AJARAN 2020-2021 GENAP
Silabus hiv aids TAHUN AJARAN 2020-2021 GENAP
 
Napza
NapzaNapza
Napza
 
Konsep enterpreneur
Konsep enterpreneurKonsep enterpreneur
Konsep enterpreneur
 
KONSEP PENYAKIT Hiv aids
KONSEP PENYAKIT Hiv aids KONSEP PENYAKIT Hiv aids
KONSEP PENYAKIT Hiv aids
 
pemaparan hasil perawatran homecare versi kasus semu
pemaparan hasil perawatran homecare versi kasus semu pemaparan hasil perawatran homecare versi kasus semu
pemaparan hasil perawatran homecare versi kasus semu
 
DESAIN PROMOSI
DESAIN PROMOSIDESAIN PROMOSI
DESAIN PROMOSI
 
Sgd kel. 6
Sgd kel. 6Sgd kel. 6
Sgd kel. 6
 
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritual
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritualPengkajian bio, psiko, sosio,spiritual
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritual
 
pengkajian fisik psikososial
pengkajian fisik psikososialpengkajian fisik psikososial
pengkajian fisik psikososial
 
Gagal ginjal kronis dari sudut pandang keperawatan paliatif
Gagal ginjal kronis dari sudut pandang keperawatan paliatif Gagal ginjal kronis dari sudut pandang keperawatan paliatif
Gagal ginjal kronis dari sudut pandang keperawatan paliatif
 
Tm.vi aspek legal homecare
Tm.vi aspek legal homecareTm.vi aspek legal homecare
Tm.vi aspek legal homecare
 
Rps keperawatan paliatif
Rps keperawatan paliatifRps keperawatan paliatif
Rps keperawatan paliatif
 
Tm.3 konsep dasar etik
Tm.3 konsep dasar etikTm.3 konsep dasar etik
Tm.3 konsep dasar etik
 
Kontrak pembelajaran enterpreuner
Kontrak pembelajaran enterpreunerKontrak pembelajaran enterpreuner
Kontrak pembelajaran enterpreuner
 
Silabus hiv aids
Silabus hiv aidsSilabus hiv aids
Silabus hiv aids
 
Resusitasi jantung paru otak
Resusitasi jantung paru otakResusitasi jantung paru otak
Resusitasi jantung paru otak
 
Sop praktikum pengkajian sistem respirasi
Sop praktikum pengkajian sistem respirasiSop praktikum pengkajian sistem respirasi
Sop praktikum pengkajian sistem respirasi
 
Teknologi dalam keperwatan
Teknologi dalam keperwatanTeknologi dalam keperwatan
Teknologi dalam keperwatan
 
Konsep etik
Konsep etikKonsep etik
Konsep etik
 

Recently uploaded

SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
cindyrenatasaleleuba
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 

Recently uploaded (20)

Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 

Pmx fisik endokrin

  • 1. LOGO PPEENNGGKKAAJJIIAANN DDAANN PPEEMMEERRIIKKSSAAAANN FFIISSIIKK PPAADDAA SSIISSTTEEMM EENNDDOOKKRRIINN DDAANN MMEETTAABBOOLLIIKK Octo zulkarnain Stikes surabaya
  • 3. HIPOTHALAMUS KELENJAR / HORMON FUNGSI Releasing hormon Menstimulasi pituitary anterior melepaskan hormon-hormon. Inhibisi Hormon Menghambat/batasi pituitary anterior sekresi hormon.
  • 4. PITUITARI ANTERIOR (Adenohipofisis) KEL. / HORMON PENGATURAN FUNGSI Growth - Dikontrol oleh GHRH dan Hormon GHIH (GH) Organ Target Seluruh tubuh - Meningkatkan pembelahan sel - Meningkatkan pertumbuhan sel, tulang dan jaringan lunak - Meningkatkan glukosa darah dg menghambat pengambilan glukosa (Insulin antagonis) - Meningkatkan sintesis protein - Meningkatkan volume cairan extraceluler dan retensi elektrolit. - Meningkatkan lipolisis, - Bekerja pd. semua jar. tubuh untuk merangsang kerja somatomedin .
  • 5. Lanj. KEL. / HORMON PENGATURAN FUNGSI Prolactin - Dikontrol oleh PRH dan PIH Organ target : Payudara, gonads - Menstimulasi perkembangan payudara selama kehamilan dan sekresi ASI sesudah kehamilan. - Mengatur fungsi reproduksi pada wanita dan pria.
  • 6. Lanj. KEL. / HORMON PENGATURAN FUNGSI Thyroid Stimulating Homone (TSH) -Di kontrol oleh ; TRH dan mekanisme negative feed back dari kadar T4 dalam plasma. Peningkatan T4 menurunkan TSH dan sebaliknya. Organ target : Kelenjar tiroid Dibutuhkan untuk pertumbuhan dan fungsi kelenjar tiroid , mengontrol semua fungsi kelenjar tiroid. Metabolisme
  • 7. Lanj. KEL. / HORMON PENGATURAN FUNGSI ·Adrenoco -Dikontrol oleh CRH dan mekanisme feed back rticotropi negative dari kadar kortisol dalam darah. - n hormon (ACTH) Organ Target : Kortex adrenal Dibutuhkan untuk pertumbuhan dan mempertahankan ukuran dari kortex adrenal Mengontrol pengeluaran glukokorticoid (cortisol) dan androgen adrenal. Berfungsi minimal dalam melepaskan aldosteron
  • 8. Lanj. KEL. / HORMON PENGATURAN FUNGSI Gonadotro -Sekresinya pin dikontrol oleh - FSH GnRH - LH FSH: - Menstimulasi perkembangan follikel2 ovarium dan sekresi estrogen. - Mentimulasi tubulus seminiferus testis untuk tubuh dan hasilkan sperma . LH bersama dengan FSH: Menstimulasi maturasi follikel ovarium dan ovum. Menstimulasi sekresi estogen, memicu ovulasi. Menstimulasi perkembangan korpiluteum (Luteinization) Menstimulasi sel-sel interstisial testis untuk sekresi testoteron
  • 9. PITUITARI POSTERIOR Kel/ Hormon: Antidiuretic Hormon (ADH, Vasopresine) dan Oksitosin Pengaturan: - Stimulators - Inhibitor
  • 10. ADH Stimulator Inhibitor Fungsi - Rangsangan utama ; - Rangsangan utama ; meningkatnya serum menurunya serum osmolalitas melalui osmolalitas melalui osmoreseptor osmoreseptor hipothalamic. hipothalamic. - Hipotensi moderat melalui - Peningkatan volume dan baroreseptor tekanan darah moderat - Stresor ; psikologis, nyeri melalui baroreseptor mual dan muntah - Kimia ; Alkohol - Kimia ; nikotine, morphine, agent cholinergik ORGAN TARGET : Ginjal - Pengatur utama osmolaritas dan volume cairan tubuh - Meningkatkan permeabilitas ductus colectikus ginjal sehingga menyebabkan peningkatan reabsorbsi air. - Merangsang intake cairan melalui mekanisme haus.
  • 11. OKSITOSIN Stimulator Inhibitor Fungsi -Menyusui melalui - Rangsangan alfa conduksi refleks adrenergik neurologis dari serat afferent pada puting susu ke hypothalamus - Contraksi Uterus ORGAN TARGET ; PAYUDARA DAN UTERUS - Menstimulasi perkembangan payudara selama kehamilan dan sekresi ASI sesudah kehamilan. - Meningkatkan kontraksi uterus pada proses persalinan.
  • 12. Pengkajian Anamnesis: Autoanamnesis Heteroanamnesis/ alloanamnesa Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
  • 14. Hal-hal yang perlu didapatkan dari Anamnesis Data Demografi Keluhan Utama Riwayat Kesehatan dan Keperawatan klien - Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) - Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) Riwayat Kesehatan Keluarga Peninjauan Sistem/ Pola (Pola makan dan minum, Pola eliminasi, pola tidur/ istirahat dll) Riwayat Sosial dan Riwayat Pribadi
  • 15. 1. Data Demografi Usia dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting tempat tinggal juga juga perlu dikaji epidemiologi Contoh: DM tipe II lebih banyak mengenai usia > 40 thn, dll
  • 16. 2. Keluhan Utama  Informasi terpenting  Memberikan wawasan vital mengenai keluhan yang menurut pasien paling penting  Lakukan: - Biarkan Pasien Berbicara - Pertanyaan yang lebih spesifik - Memfokuskan perhatian pada masalah utama
  • 17. 3. Riwayat Kesehatan dan Keperawatan Klien Hal yang perlu diungkapkan pada gejala: - Lama timbulnya (Durasi), Sifat Mula Timbulnya (Onset) - Lokasi & Penjalarannya (terutama u/ Nyeri) - Sifat Keluhan (karakter), berat ringannya - Faktor2 yang meringankan/ memperberat - Gejala-gejala yang menyertai - Pengobatan Terakhir
  • 18. 3. Riwayat Kesehatan dan Keperawatan Klien (Con’t) mengkaji kondisi yang pernah dialami klien yang dirasakan sekarang-perjalanan penyakit, gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama, Penyakit-penyakit dahulu, Pengobatan yang lalu dan riwayat alergi  RPS dan RPD
  • 19. 4. Riwayat Kesehatan Keluarga Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti yang dialami klien atau gangguan yang berhubungan secara langsung dengan gangguan hormonal seperti : • Obesitas • Gangguan pertumbuhan dan perkembangan. • Kelainan pada kelenjar tiroid • Diabetes melitus • Intertilitas. Genogram
  • 20. 5. Peninjauan Sistem/ Pola  Pola makan dan minum Cth: - Pada Diabetes Insipidus ( Defisiensi ADH) akan Polidipsi - Pada Tirotoksikosis selera makan meningkat, dll  Pola Eliminasi Cth: - Pada Diabetes Insipidus akan Poliuri - Pada Defisiensi Hormon Tiroid (Miksedema) mengalami Konstipasi  Pola Istirahat tidur  dll
  • 21. 6. Riwayat Sosial dan Pribadi Lingkungan dan keadaan sosial, rumah, ekonomi dan pekerjaan pasien Kebiasaan pasien: gaya hidup, merokok, alkohol, obat-obat analgesik dll
  • 22. LOGO Sistem Endokrin Pemeriksaan Fisik
  • 23. Prinsip-prinsip Pemeriksaan Fisik Jelaskan pada pasien apa yg akan Anda lakukan Pastikan pasien merasa nyaman, hangat dan ada privasi Pencahayaan cukup Gunakan semua indera yag Anda miliki: Penglihatan, pendengaran, penciuman dan perabaan. Dengan Cara: Inspeksi, Palpasi, Perkusi dan Auskultasi.
  • 24. Lanj
  • 25. Pemeriksaan Fisik Pada Sistem Endokrin Melalui Pemeriksaan Fisik ada 2 Aspek yang dapat digambarkan: - Kondisi kelenjar endokrin - Kondisi kelenjar/ organ sebagai dampak dari gangguan endokrin
  • 26. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe) Keadaan Umum Tanda-tanda Vital Pemeriksaan Kepala dan leher Pemeriksaan mata Pemeriksaan mulut Pemeriksaan Dada Pemeriksaan kulit Pemeriksaan muskuloskeletal dan ekstremitas Pemeriksaan genetelia
  • 27. Teknik Pemeriksaan Fisik  Inspeksi Disfungsi kelenjar endokrin akan menyebabkan perubahan fisik sebagai dampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan, keseimbangan cairan dan elektrolit, seks dan reproduksi, metabolisme dan energi Pertama-tama, amatilah penampilan umum klien apakah tampak kelemahan (berat, sedang dan ringan) dan sekaligus amati bentuk dan proporsi tubuh. Pada pemeriksaan wajah, fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti bentuk dahi, rahang dan bibir. Pada mata amati adanya odem periorbita dan exophtalmus serta apakah ekspresi wajah datar atau tumpul. Amati lidah klien terhadap kelainan bentuk dan perubahan, ada tidaknya tremor pada saat diam atau bila digerakkan.
  • 28. Inspeksi Di daerah leher - Amati bentuk leher, apakah leher tampak membesar (goiter) atau tidak, cek goiter bergerak ketika menelan/ tdk. (Untuk lebih meyakinkan pembesaran kelenjar tiroid perlu melakukan palpasi) - Amati adanya distensi atau bendungan pada vena jugularis yang dapat mengidentifikasikan kelebihan cairan atau kegagalan jantung. - Amati warna kulit pada leher, catat lokasinya. Bila dijumpai kelainan pada kulit leher, lanjutkan dengan memeriksa lokasi yang lain ditubuh sekaligus. Infeksi jamur, penyembuhan luka yang lama, bersisik dan petechie lebih (sering dijumpai pada klien dengan hiperfungsi adrenokortikal). Amati bentuk dan ukuran dada. Pergerakan dan simetris tidaknya. Amati keadaan rambut axilla dan dada. Pada pemeriksaan genitalia, amati kondisi skrotum dan penis juga klitoris dan labia terhadap kelainan bentuk.
  • 29. Palpasi  Kelenjar tiroid dan testes, dapat diperiksa melalui rabaan. Lakukan palpasi kelenjar tiroid perlobus dan kaji ukuran, apakah ada rasa nyeri pada saat dipalpasi. Pada saat melakukan pemeriksaan pasien bisa duduk atau berdiri. Palpasi testis dilakukan dengan posisi tidur dan tangan Pemeriksa harus dalam keadaan hangat. Pemeriksa memegang lembut dengan ibu jari dan dua jari lain, bandingkan yang satu dengan yang lainnya terhadap ukuran atau besarnya, simetris tidaknya, konsistensi dan ada tidaknya nadul.  Normalnya testis teraba lembut, peka terhadap sinar dan kenyal seperti karet.  Pada Mixedema/ hipotiroid: pitting edema
  • 30. Perkusi Bagian atas manubrium dari satu sisi ke sisi lainnya. Perubahan dari sonor menjadi redup menunjukkan kemungkinan goiter retrosternal
  • 31. Auskultasi  Mendengarkan bunyi tertentu dengan bantuan stetoskop dengan menggambarkan berbagai perubahan dalam tubuh.  Auskultasi pada daerah leher diatas kelenjar tiroid dapat mengidentifikasi “bruit”. Bruit adalah bunyi yang dihasilkan oleh karena turbulensi pada pembuluh darah tiroidea.  Auskultasi dapat dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan pada pembuluh darah dan jantung seperti tekanan darah, ritme dan rate jantung yang dapat menggambarkan gangguan keseimbangan cairan perangsangan katekolamin dan perubahan metabolisme tubuh.
  • 32. Pemeriksaan Per Kelenjar Walaupun Pemeriksaan Lengkap seluruh sistem endokrin kadang-kadang dilakukan, tetapi lebih sering hanya memeriksa adanya tanda-tanda kelainan yg spesifik saja. Biasanya inspeksi umum dapat memberikan petunjuk cara pendekatan yang akan dipakai.
  • 33. TIROID  Kelenjar Tiroid (Letaknya di leher bagian depan dan mudah dicapai)  Inspeksi - Lihat penampilan umum (postur, gerakan dll) - Cek kepala- wajah: adanya edema periorbital, eksoptalmus/ proptosis , lidlag (keterlambatan kelopak mata untuk menutup) - Perhatikan bagian depan dan samping leher dan tentukan pembesaran setempat atau menyeluruh • Cek adanya pembesaran kelenjar yg disebut GOITER, dan perhatikan adanya gerakan dari goiter ketika menelan • Inspeksi kulit leher untuk melihat parut: tiroidektomi. Dan cari adanya pelebaran vena jugularis eksterna
  • 34. Tiroid Palpasi: Untuk memperoleh hasil yang baik pemeriksa berada di belakang klien dengan posisi kedua ibu jari berada di belakang leher dan jari-jari lain ada di atas kel tiorid. Tentukan hal-hal berikut: Ukuran Bentuk Konsistensi Nyeri Tekan Mobilitas
  • 35. Tiroid Perkusi Bagian atas dari manubrium diperkusi dari 1 sisi ke sisi lainnya: perubahan dari sonor menjadi redup menunjukkan ada goiter retrosternal Auskultasi: Dengarkan pada setiap lobus adanya bruit (tanda dari suplai darah yang meningkat)
  • 36.
  • 37. HIPOFISIS Panhipopituitarisme (defisiensi dari seluruh hormon hipofisis) Produksi Hormon yang terganggu GH (dwarfisme pd anak2), sensitivitas insulin pada dewasa, prolaktin (kegagalan laktasi postpartum), gonadotropin (hilangnya karakteristik seks sekunder), TSH (hipotiroidisme), ACTH (hipoadrenalisme dan Hipopigmentasi) Akromegali (sekresi GH yang berlebihan, biasanya dikarenakan oleh adenoma hipofisis)
  • 38. Hipofisis: Inspeksi Umum - Memiliki postur badan yg pendek (GH ), kulit pucat (k/ hilangnya aktivitas melanosit pd def ACTH), kurangnya rambut badan dan kulit yg mengkerut serta kegagalan seks sekunder (def gonadotropin)  panhipopituitarisme - Penampilan wajahnya khas Akromegali
  • 40. Lanj. Hipofisis Wajah: perhatikan wajah lebih dekat: cek adanya parut hipofisektomi. Periksa kedua mata: defek lapang pandang. Cek rambut fasial pada pria (jenggot?) Panhipopituitarisme Cari adanya penonjolan frontal, defek lapang pandang, periksa lidah yang membesar, rahang membesar akromegali Dada: cek kulit apakah pucat, pigmentasi putting susu berkurang, rambut aksila berkurang, perempuan atrofi mammae Panhipopituitarisme Cek rambut badan yang kasar dan ginekomastia Akromegali
  • 41. Kelenjar Adrenal Sindrom Cushing disebabkan oleh kelebihan glukokortikoid, steroid (ACTH) yang berlebihan. Penyakit Addison: hipofungsi korteks adrenal dengan berkurangnya sekresi glukokortikoid dan mineralokortikoid
  • 42.
  • 43. Islets Langerhans: Insulin Diabetes Mellitus
  • 44. Pemeriksaan Penunjang  Foto tengkorak (kranium) : Dilakukan untuk melihat kondisi sella tursika dapat terjadi tumor atau juga atropik. Tidak dibutuhkan persiapn fisik secara khusus, namun pendidikan kesehatan tentang tujuan dan prosedur sangatlah penting.  Foto tulang (osteo) : Dilakukan untuk melihat kondisi tulang. Persiapan fisik secara khusus tidak ada, pendidikan kesehatan diperlukan.  CT scan otak : Dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofise atau hipotalamus melalui komputerisasi. Tidak ada persiapan fisik secara khusus, namun diperlukan penjelasan agar klien dapat diam tidak bergerak selama prosedur.  Pemeriksaan darah dan urine
  • 45. Pemeriksaan Darah dan Urin 1.Kadar growth Hormon : Nilai normal 10 mg ml baik pada anak dan orang dewasa. Pada bayi dibulan-bulan pertama kelahiran nilai ini meningkat kadarnya. Spesimen adalah darah vena lebih kurang 5 cc.persiapan khusus secara fisik tidak ada. 2. Kadar ACTH : Pengukuran dilakukan dengan test supresi deksametason. Spesimen yang diperlukan adalah darah vena lebih kurang 5 cc dan urine 24 jam. Persiapan Pasien ACTH: Tidak ada pembatasan makan dan minum. Bila klien menggunakan obat-obatan seperti kortisol atau antagonisnya dihentikan lebih dahulu 24 jam sebelumnya. Bila obat-obatan harus diberikan, lampirkanjenis onat dan dosisnya pada lembaran pengiriman spesimen. Cegah stres fisik dan psikologis. Pelaksanaan Pemeriksaan : Klien diberi deksametason 4 x 0,5 ml/hari selama-lamanya dua hari. Besok paginya darah vena diambil sekitar 5 cc. Urine ditampung selama 24 jam. Kirim spesimen(darah atau urine) ke laboratorium. ACTH menurun kadarnya dalam darah. Kortisol darah kurang dari 5 ml/dl. 17-Hydroxi-Cortiko-Steroid (17 OHCS) dalam urine 24 jam kurang dari
  • 46. Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Tiroid Up take Radioaktif (RAI) Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengukur kelenjar tiroid dalam menangkap iodida. Persiapan.  Klien puasa 6-8 jam.  Jelaskan tujuan dan prosedur. Pelaksanaan.  Klien diberi radioaktof Jodium (I131) per oral sebanyak 50 microcuri.  Dengan alat pengukur yang ditaruh diatas kelenjar tiroid diukur radioaktif yang tertahan.  Juga dapat diukur clearenceI131 melalui ginjal dengan mengumpulkan urine selama 24 jam dan diukur kadar radioaktif jodiumnya. Banyaknya I131 yang ditahan oleh kelenjar tiroid dihitung dalam persentase sebagai berikut • Normal : 10-35 %. • Kurang dari : 10% disebut menurun, dapat terjadi pada hipotiriodisme. • Lebih dari : 35 % disebut meninggi, dapat terjadi pada tirotoxikosis atau pada defisiensi iodium yang sudah lama dan pada pengobatan lama hipertirodisme
  • 47. LAnj. Untuk Tiroid T3 T4 Serum : Persiapan fisik secara khusus tidak ada. Spesimen yang dibutuhkan adalah darah vena Nilai normal pada orang dewasa :  Jodium bebas : 0,1-0,6 ml/dl  T3 : 0,2-0,3 ml/dl  T4 : 6-12 ml/dl Nilai normal pada bayi / anak :  T3 : 180-240 mg/dl
  • 48. Lanj  Up take T3 Resin : Bertujuan untuk mengukur jumlah hormon tiroid (T3) atau TBG tak jenuh. Bila TBG naik berarti hormon tiroid bebas meningkat. Dibuthkan spesimen darah vena sebanyak 5 cc. Klien puasa selama 6-8 jam.  Protein Bound Iodine (PBI) : Bertujuan mengukur jodium yang terkait pada protein plasma. Nilai normal 4-8 mg% dalam 100ml darah. Spesimen yang dibutuhkan darah vena sebanyak 5-10 cc. Klien dipuasakan sebelum pemeriksaan 6-8 jam.
  • 49. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Pankreas Pemeriksaan glukosa : Jenis pemeriksaannya adalah gula darah puasa. Bertujuan untuk menilai kadar gula darah setelah puasa selama 8-10 jam. Nilai Normal : Dewasa : 70-110 md/dl Bayi : 50-80 mg/dl Anak-anak : 60-100 mg/dl Persiapan Klien dipuasakan sebelum pemeriksaan dilakukan Jelaskan tujuan pemeriksaan
  • 50. Selain Alasan Klien datang Ke RS, Perlu diidentifikasi hal-hal yg berhubungan dengan Fungsi Hormon Secara Umum, Seperti: Tingkat Aktivitas Intake Nutrisi dan Cairan Pola Eliminasi dan Keseimbangan cairan Tingkat Energi Perubahan Karakteristik Tubuh Fungsi Seksual dan Reproduksi Toleransi Terhadap stress Pertumbuhan dan Perkembangan Hospitalisasi
  • 51. LOGO Sistem Metabolik: Hati dan Empedu Pengkajian & Pemeriksaan Fisik
  • 52. Pengkajian  Status Comfort  Dari discomfort abdomen dan pruritis. Biasanya klien mengeluh discomfort pada kuadran kanan abdomen (nyeri hebat). Nyeri tersebut biasanya dihubungkan dengan adanya infeksi. Sedangkan gatal atau pruritis dihubungkan dengan adanya joundice  Status Nutrisi  Gangguan status nutrisi berupa anorexsia, nausea dan vomiting. Kaji pula faktor presipitatus, hubungan dengan intake alkohol atau makanan.
  • 53. Lanj. Pengkajian  Status cairan dan elektrolit  Kurangnya volume cairan dan elektrolit akibat mual, muntah atau perdarahan akut dari sirosis. Ada juga retensi cairan dari sodium abnormal dan tertahannya air (cairan).  Pola eliminasi  Jika obstruksi empedu, urine klien putih keabuan, dari feses dan urine warnanya gelap. Catat menurunya urine output sebagai akibat dari tertahannya air dan Na.
  • 54. Lanj. Pengkajian  Status energi/kelemahan  Dengan intake nutrisi yang inadekuat, cairan yang inadekuat, sehingga klien tidak mampu melakukan aktivitas secara baik karena lemah, sehingga butuh waktu untuk memulihkan energinya tersebut.  Terpapar terhadap toxin  Misalnya : alkohol, obat-obatan, zat kimia, dan virus. Riwayat obat-obatan dan alkohol yang perlu dikaji intakenya dan kapan konsumsi terakhirnya. Riwayat pekerjaan yang perlu dikaji lingkungan kerja juga bisa sebagai sumber virus
  • 55. Pemeriksaan Fisik  Penampilan umum ( sakit berat atau ringan ) Inspeksi  Secara umum perawat perlu melihat status cairannya, tanda vitalnya, suhu, turgor, kelembaban mukosa membran, edema dan perilakunya. Secara khusus inspeksi dilakukan terhadap luas abdomen, distensi atau dilatasi versa peri umbilikus dan asites.
  • 56. Lanj.  Palpasi dan perkusi  Untuk melihat adanya nyeri dan adanya cairan. Kaji pula ukuran, massa di hati, lunaknya hati dan biasanya terjadi pembesaran limfa pada klien yang kronik saat di palpasi atau diperkusi dan ukur pula lingkar perut klien.
  • 57.
  • 58. Pemeriksaan Diagnostik Fungsi dan Test Prosedur dan persiapan Interprestasi Metabolisme Lemak, Kolesterol (total dan ester) Darah - pasien puasa Normal 140-220 mg/dl, menurun pada orang dengan penyakit hepar. Obstuksi, ester menurun, cholesterol meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Blood urea nitrogen (BUN) Darah - tidak ada persiapan yang khusus Normal 10-20 mg/dl, pada orang dengan penyakit hati dan pengkonsumsian obat, maka ini menurun.
  • 59. Lanj  Protein Serum  Albumun  BUN  Kadar darah amonia  Total Bilirubin  Urin Bilirubin  Feses Urobilinogen  Enzim-enzim darah: AST (Asparate Amino Transferase)/ SGOT (Serum Glutamic Oxaloacefic Transaminase), ALT (Alanin Amino Transferase)/ SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase)
  • 60. Test Khusus Biopsi liver Endoscopy Parasintesis cairan asites: untuk sitologi dan pemeriksaan lab, sekaligus untuk pengaliran cairan asites USG Lavage Peritoneal
  • 61. LOGO Selamat Belajar dan Semoga Sukses!!! Terima Kasih