SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 52
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Prospek Menguntungkan
                                                                        Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




                                            PENGANTAR

       Salah satu prioritas pembangunan yang ditetapkan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur
dalam mencapai Visi Daerah sebagai pusat perdagangan dan jasa yang terkemuka di Indonesia Timur dan Asia
Pasifik adalah pembangunan pertanian dalam arti luas. Kalimantan Timur dengan kekayaan sumberdaya dan
agroekologinya menyimpan potensi pengembangan komoditi pertanian seperti Jeruk.

       Dalam upaya untuk mendorong dunia usaha menanamkan investasinya di Kalimantan Timur, perlu
diberikan informasi yang jelas tentang prospektif pengembangan Jeruk Keprok Borneo Prima di Kalimantan
Timur. Untuk memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai profil investasi Budidaya Jeruk Keprok
Borneo Prima, Badan Promosi dan Investasi Daerah (BPID) Kalimantan Timur bekerjasama dengan Center for
Community Empowerment and Economic (FORCE) melakukan studi penyusunan profil proyek investasi
budidaya Jeruk Keprok Borneo Prima. Saya menyambut gembira atas tersusunnya laporan studi Pra FS Profil
Proyek Komoditi Unggulan Daerah dengan judul: Prospek Menguntungkan ; Investasi Budidaya Jeruk Borneo
Prima, sebagai wujud realisasi dari kerjasama tersebut.

       Kami berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi dunia usaha dan pemerintah sebagai
dasar dalam mengambil kebijakan pengembangan Jeruk di Kalimantan Timur.

       Akhirnya, kepada Direktur Center for Community Empowerment and Economic (FORCE) dan Tim
Studinya kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas usaha dan sumbangan pemikiran yang
diberikan. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada walikota/bupati beserta jajarannya di daerah studi dan
semua pihak yang telah memberikan kontribusinya sejak awal hingga tersusunnya laporan.

Terima Kasih.
                                                                      Samarinda,     Juni 2009
                                                          Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah
                                                                     Provinsi Kalimantan Timur,
                                                                               KEPALA



                                                                         H. Nusyirwan Ismail
Prospek Menguntungkan
                                                                           Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




                                             DAFTAR ISI

BAB I     PENDAHULUAN
          1.1  Latar Belakang………………………………………….........................................                        1
          1.2  Maksud dan Tujuan……………………………………………………………………………….……….                                           4
          1.3  Kegunaan……………………………………………………………………………………………………….                                               4

BAB II    SITUASI PEMASARAN
          2.1   Jeruk Keprok Borneo Prima..........................................................           6
          2.2   Pasar Dunia dan Pasar Domestik....................................................            7
          2.3   Struktur Industri.......................................................................      9

BAB III   POTENSI DAERAH DAN TEKNIS PRODUKSI
          3.1  Potensi Daerah……………………………………………………………………………………………….                                           12
          3.2  Teknis Produksi……………………………………………………………………………………………..                                          16

BAB IV    KEBIJAKAN DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG
          4.1   Sarana dan Prasarana……………………………………………………..…………………………….                                       33
          4.2   Legalitas................................................................................    37

BAB V     ANALISIS FINANSIAL
          5.1  Kebutuhan Biaya Investasi…………………………………………………………………………….                                       46

BAB VI    PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………….                                                52

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………                                                  53

LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………………………………………………..                                                  55
Prospek Menguntungkan
                                                                                   Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima



                                                DAFTAR TABEL


Tabel 1    Perkembangan produksi, ekspor, impor, konsumsi, dan kebutuhan jeruk tahun 2000-2004..                        8

Tabel 2    Pangsa pasar jeruk Indonesia dalam perdagangan jeruk dunia pada tahun 2003...............                    9

Tabel 3    Beberapa faktor penentuan lokasi untuk perkebunan jeruk keprok..............................                 13

Tabel 4    Analisa kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk pada desa Rantau Makmur, Kecamatan                              15
           Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur..............................................................

Tabel 5    Frekuensi pemupukan yang digunakan untuk perkebunan jeruk(400 tanaman per                                    20
           ha)..................................................................................................

Tabel 6    Masa panen jeruk di Indonesia..........................................................................      28

Tabel 7    Penggolongan jeruk keprok berdasarkan besar/beratnya..........................................               31

Tabel 8    Penggolongan jeruk keprok berdasarkan syarat mutu...............................................             31

Tabel 9    Produksi, biaya produksi,penjualan, dan perhitungan laba rugi jeruk keprok berdasarkan                       45
           tahun tanam...............................................................................................

Tabel 10   Kebutuhan Biaya Investasi Tanaman Jeruk Keprok..................................................             46

Tabel 11   Hasil Analisa Finansial Proyek...........................................................................    47

Tabel 12   Analisis sensitivitas kelayakan usaha budidaya jeruk keprok borneo prima.....................                50
Prospek Menguntungkan
                                                                                    Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima



                                                DAFTAR GAMBAR


Gambar 1 Bagan pohon industri komoditas jeruk..........................                                                 11

Gambar 2 Salah satu kondisi perkebunan jeruk keprok di Kecamatan Rantau Pulung Kabupaten                                14
         Kutai Timur...............................................................................................

Gambar 3 Tahapan kegiatan penyediaan bibit jeruk bebas penyakit di                                                      17
         Indonesia..................................................................................................

Gambar 4 Tanaman jeruk keprok borneo prima................................................................              17

Gambar 5 Bagan alir dari Standar Operasional Prosedur (SOP) penyaluran bibit                                            19
         jeruk.......................................................................................................

Gambar 6 Penanganan pasca panen............................................................................             30

Gambar 7 Diagram alir pembuatan bubuk sari jeruk keprok dan sari/jus jeruk keprok..........                             32

Gambar 8 Hubungan antara petani plasma dan perusahaan besar/eksportir.....................                              43

Gambar 9 Mekanisme Proyek Kemitraan Terpadu antara petani plasma, perusahaan                                            43
             besar/ekportir, dan bank ....................................................................
Prospek Menguntungkan
                                                                               Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima



                                          DAFTAR LAMPIRAN


Lampiran 1   Diagram alir proses perijinan...................................................................   56

Lampiran 2   Cash flow investasi budidaya jeruk keprok borneo prima..................................           57
Prospek Menguntungkan
                                                                        Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
                                          Provinsi Kalimantan Timur mempunyai 10 kabupaten
                                     dan 4 kota. Sebagian besar dari Kabupaten mencanangkan
                                     program     pengembangan          pertanian        sebagai         arah
                                     pembangunannya sebagai antisipasi dari menipisnya cadangan
                                     kekayaan alam berupa emas, batubara, minyak bumi, dan
  Jeruk keprok Borneo Prima
                                     kayu. Salah satu prioritas pengembangannya adalah komoditas
                                     hortikultura unggul asli asal Kalimantan Timur. Beberapa
komoditas hortikultura yang telah dilepas antara lain durian dan salak. Pada tahun
2003 ditemukan komoditas hortikultura unggulan lain, yaitu jeruk keprok yang berasal dari
kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur. Kemudian pada tahun 2006 jeruk ini
mulai serius dikembangkan karena keunikannya sebagai jeruk keprok dataran rendah yang
mempunyai warna kulit orange.

      Sesuai    dengan        arah    pengembangan    agribisnis     untuk    komoditas       jeruk    yang
dikeluarkan oleh Departemen Pertanian pada tahun 2005, akan dilakukan perluasan
tanaman jeruk untuk mengantisipasi permintaan jeruk baik nasional maupun dunia yang
cenderung meningkat. Data-data yang ada menunjukkan bahwa jeruk merupakan salah
satu produk sub-sektor pertanian (hortikultura) yang mempunyai pasar dalam negeri yang
masih sangat terbuka, disamping juga mempunyai pasar luar negeri yang baik.

      Pada tahun 2004 luasan produksi jeruk nasional mencapai 70.000 ha dengan
produksi sebesar 1.600.000 ton (produktivitas berkisar antara 17-25 ton/ha). Angka ini
menempatkan Indonesia sebagai negara penghasil utama jeruk dunia ke-13 setelah
Vietnam (Suyamto et al., 2005). Pada tahun yang sama, Kalimantan Timur hanya
menyumbang produksi jeruk nasional sebesar 0,63 %                  (BPS Provinsi Kaltim, 2007).

      Tanaman jeruk meja, seperti jeruk siem, jeruk manis, dan jeruk keprok, tersebar di
seluruh Indonesia dengan sentra produksi terdapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara
Timur (Agrimas Kapitalindo, 2007). Sedangkan Kalimantan Timur belum disebut sebagai
sentra produksi jeruk. Pada tahun 2003 diketahui bahwa luas panen jeruk di Kalimantan
Timur adalah 75 ha dengan produksi sebesar 2.887 ton                  (Suyamto et al., 2005). Sampai
sekarang, secara nasional perkebunan jeruk masih diusahakan dalam skala kecil secara
terpisah dalam luasan 1-5 ha. Di Kalimantan Timur, jeruk mulai dilirik sebagai komoditas
hortikultura yang potensial karena permintaannya terus meningkat. Jeruk yang paling
Prospek Menguntungkan
                                                                Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima



banyak dibudidayakan dan dipasarkan di Kalimantan Timur adalah jeruk siem, sedangkan
jeruk keprok baru sedikit sekali.

      Mulai tahun 2007 ini, petani jeruk di Kalimantan Timur dikenalkan dengan varietas
baru jeruk keprok lokal yang dapat tumbuh dan menghasilkan buah dengan warna orange
pada dataran rendah (± 50 m diatas permukaan laut), tidak seperti biasanya jeruk keprok
dataran rendah yang berwarna hijau. Daerah asal jeruk keprok, yang diberi nama Borneo
Prima, tersebut adalah Kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur (Warta Prima,
2007).

      Dibandingkan jeruk siem yang hanya berasa manis, jeruk keprok mempunyai rasa
khas, yaitu rasa manisnya terasa lebih segar karena terdapat campuran rasa asam. Dari
penampilannya, jeruk ini juga lebih menarik karena lebih mudah dikupas dan tidak terasa
pahit. Kulit jeruk yang pahit biasanya mempengaruhi rasa jeruk karena rasa pahitnya akan
masuk ketika pengupasan kulit (jeruk siem biasanya sulit dikupas). Sebagai tempat asal
ditemukannya jeruk keprok Borneo Prima ini, Kecamatan Rantau Pulung di Kabupaten Kutai
Timur dipilih sebagai daerah pengembangan perkebunan jeruk yang diusahakan dalam
skala besar. Melalui koordinasi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Kalimantan Timur, di Kecamatan Rantau Pulung akan dikembangkan luasan
produksi untuk jeruk keprok ini sampai 500 ha (Kompas, 2007). Bahkan dalam arah
kebijakan pengembangan jeruk nasional oleh Departemen Pertanian, luas areal perkebunan
jeruk nasional ditargetkan menjadi hampir 28.000 ha dengan target di Kalimantan Timur
sekitar 365 ha pada tahun 2010 (Suyamto et al., 2005).

      Perkiraan konsumsi jeruk dalam negeri tahun 2010 adalah 2.355.500 ton atau
meningkat 1,5 kali dibanding konsumsi pada tahun 2004 yaitu sebesar 1.570.333 ton
(Suyamto et al., 2005). Terdapatnya kecenderungan kekurangan produksi dibandingkan
konsumsi untuk jeruk di Indonesia merupakan peluang bagi pelaku agribisnis untuk
“bermain” di sektor ini. Apalagi selama ini Indonesia dikenal sebagai importir jeruk terbesar
kedua di ASEAN setelah Malaysia (Agrimas Kapitalindo, 2007). Impor jeruk Indonesia pada
tahun 2004 mencapai 94.711.000 ton senilai US$50.516.000, sedangkan ekspornya hanya
sekitar 657.000 ton senilai US$542.000 (Suyamto et al., 2005)

      Salah satu kendala dalam pengembangan perkebunan jeruk umumnya adalah
pengendalian hama dan penyakit (terutama Citrus Vieun Ploem Degeneration, CVPD),
pemilihan varietas yang cocok untuk setiap daerah, gambaran tata niaga jeruk nasional dan
gambaran kelayakan proyeknya sesuai dengan karakteristik lahan dan iklimnya.Profil
investasi perkebunan jeruk ini merupakan salah satu jawaban untuk menarik investor
menanamkan modalnya di sektor ini, khususnya di Kalimantan Timur, dengan memberikan
gambaran yang sejelas-jelasnya tentang peluang pengembangan perkebunan jeruk keprok
Prospek Menguntungkan
                                                              Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima



di Kalimantan Timur dengan telah dilepasnya varietas baru jeruk keprok yang dapat tumbuh
dan berproduksi dengan baik di dataran rendah (Jeruk Keprok Borneo Prima), termasuk
didalamnya kemungkinan pengembangan kegiatan ini ke arah pengolahannya, seperti
sari/jus jeruk.



1.2. Maksud dan Tujuan
      Penyusunan profil perkebunan jeruk keprok dimaksudkan untuk mengidentifikasi
kelayakan teknis, pasar dan finansial jeruk keprok. Dari hasil identifikasi ini disusun buku
yang dapat memberikan informasi mengenai kelayakan teknis, pasar dan finansial
perkebunan bagi investor.

1.3. Kegunaan
      Dengan terbitnya buku Profil Investasi Perkebunan Jeruk Keprok, diharapkan dapat
berguna sebagai:
a. Informasi peluang usaha dan investasi tanaman hortikultura jeruk keprok kepada
   investor baik asing maupun dalam negeri serta kalangan dunia usaha, sehingga dapat
   memacu pertumbuhan investasi di Kalimantan Timur.
b. Dasar bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan pengembangan sektor
   tanaman hortikultura khususnya jeruk keprok di Kalimantan Timur.
Prospek Menguntungkan
                                                                Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




SITUASI PEMASARAN

      Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari China, sedangkan
jeruk yang ada sekarang di Indonesia dipercaya merupakan peninggalan orang Belanda
yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Italia (Kemal Prihatman,
2000).

      Sekitar 70-80 % jeruk yang dikembangkan di Indonesia adalah jeruk siem, dan
sisanya adalah jeruk keprok unggulan daerah dan jeruk lainnya (Suyamto et al., 2005). Jeruk
siem Pontianak, siem Garut, dan siem Lumajang merupakan beberapa jenis jeruk siem yang
ditanam di Indonesia, sedang jeruk keprok yang dikenal antara lain adalah keprok Garut
dari Jawa Barat, keprok Siompu dari Sulawesi Tengara, keprok Tejakula dari Bali, keprok
Kacang dari Sumatera Barat, keprok Batu 55 dari Batu, keprok Madura dari jawa Timur, dan
keprok So’e dari Nusa Tenggara Timur (Kemal Prihatman, 2000).

      Sampai saat ini, pasar di Indonesia masih didominasi oleh jeruk siem karena
produksinya yang mencapai 70-80 % dari total produksi jeruk nasional (Winarno, 2004).
Seiring dengan makin berkembangnya luasan tanaman jeruk keprok diharapkan dapat
meningkatkan pasar untuk jenis jeruk ini, disamping juga melirik peluang ekspor.

      Kulit jeruk keprok mudah dikupas karena kulitnya lebih mudah patah dibandingkan
dengan jeruk siem. Hal ini menyebabkan tingkat kesulitan pasca panen dari jeruk keprok
lebih tinggi dari jeruk siem. Distribusi jeruk keprok harus dilakukan dengan kemasan yang
dapat menahannya dari bahaya kerusakan fisik seperti “pecah”. Disamping itu, konsumen
belum banyak mengenal jenis-jenis jeruk dan keistimewaannya. Hal ini menyebabkan jeruk
siem masih lebih favorit di kalangan pedagang sebagai komoditas yang diperdagangkan
dibanding jeruk-jeruk lainnya seperti jeruk keprok dan jeruk manis.

      Saat ini hampir semua produksi jeruk dipasarkan dalam bentuk buah segar. Beberapa
produk pangan olahan berupa sari jeruk masih didominasi oleh produk “serupa” sari jeruk,
yaitu minuman yang menggunakan BTP (bahan tambahan pangan) essence jeruk. Untuk sari
jeruk dengan bahan baku jeruk sendiri kebanyakan masih didominasi oleh produk impor.

2.1. Jeruk Keprok Borneo Prima
      Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah sebagai berkut:
            Divisi     :   Spermatophyta
            Sub divisi :   Angiospermae
            Kelas      :   Dicotyledonae
Prospek Menguntungkan
                                                             Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima



            Ordo      :   Rutales
            Family    :   Rutaceae
            Genus     :   Citrus
            Spesies   :   Citrus sp.

      Jenis jeruk lokal yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk siem ( C.
microcarpa L.) antara lain Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, Siem Purworejo;
Jeruk keprok             (C. reticulata) antara lain keprok batu 55, keprok garut, keprok
tejakula, keprok matsuma; Jeruk manis (C. auranticum L.); Jeruk sitrun/lemon (C. medica);
Jeruk besar/pamelo (C. maxima Herr.) antara lain jeruk Nambangan-Madiun dan jeruk Bali;
jeruk nipis (C. aurantifolia), jeruk purut (C. hystrix) dan jeruk sambal       ( C. hystrix
ABC) (Kemal Prihatman, 2000)

      Pada tahun 2003, Tim Monitoring Program Pengembangan Agribisnis Jeruk Rantau
Pulung yang digagas oleh Community Development (Comdev) PT Kaltim Prima Coal (KPC)
berkerja sama dengan Balai Penelitian Buah (Balitbu) Solok, Sumatera Barat, dan Loka
Penelitian Jeruk (Lolit Jeruk) Tlekung, Malang, menemukan tanaman jeruk keprok di
Kecamatan Rantai Pulung, Kabupaten Kutai Timur. Tidak seperti jeruk keprok dataran
rendah pada umumnya, jeruk keprok ini cukup unik karena buahnya berwarna orange
seperti jeruk keprok yang tumbuh di dataran tinggi. Lokasi ditemukannya jeruk keprok di
Kecamatan Rantau Pulung ini berada pada ketinggian ± 50 m dari permukaan laut. Atas
prakarsa Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur,
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah-Subtropika Tlekung, Dinas Pertanian Kabupaten
Kutai Timur dan PT Kaltim Prima Coal, jeruk tersebut telah dilepas oleh Departemen
Pertanian sebagai varietas baru jeruk keprok dengan nama Jeruk Keprok Borneo Prima
(Citrus reticulata Blanco) pada pertengahan tahun 2007      (Warta Prima, 2007).

   Menurut sumber : Warta Prima, 2007 ada beberapa alasan yang membuat jeruk keprok
   Borneo Prima layak untuk diusahakan atau dikembangkan adalah :


   1. Produktivitasnya yang tinggi sekitar 20-25 kg per pohon per tahun.
   2. Harga ditingkat petani lebih tinggi antara 75-100 % dibanding jeruk siem.
   3. Penampilan buahnya lebih menarik dibanding jeruk siem.
   4. Aroma dan cita rasa sangat khas, sehingga berpeluang sebagai komoditas ekspor.
   5. Termasuk buah meja dan mudah dikupas.
   6. Peluang pemasaran masih terbuka.
   7. Masa simpannya lebih lama dibandingkan jeruk siem.
Prospek Menguntungkan
                                                                     Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima



2.2. Pasar Dunia dan Pasar Domestik
         Antara tahun 2000-2004, luas panen dan produksi jeruk dalam negeri menunjukkan
peningkatan rata-rata per tahun yang cukup pesat, masing-masing mencapai 18,14 % dan
27 %. Pada tahun 2004 luas panen jeruk di Indonesia adalah 70 ha dengan produksi sekitar
1.600.000 ton, produktivitasnya mencapai        22,86 ton/ha.

         Pada tahun yang sama, kondisi pasar dalam negeri juga menunjukkan perkiraan
permintaan jeruk yang tinggi, yaitu sebesar 639.000 ton, dengan peningkatan konsumsi
pada tahun                 2000-2004 kurang lebih 25 % per tahun. Data tentang pasar jeruk
nasional disajikan pada Tabel 1.

         Pada tahun 2003, pangsa volume pasar jeruk Indonesia dalam perdagangan jeruk
dunia adalah yang terendah. Walaupun demikian, Indonesia masih mempunyai peluang
peningkatan pangsa pasar karena mempunyai potensi perluasan areal produksi disamping
nilai FOB-nya yang termasuk rendah, yaitu hanya sekitar 328 US$/ton (Tabel.2) Dari data
konsumsi baik dunia maupun nasional diketahui bahwa peluang usaha di sektor ini cukup
besar.

Tabel 1. Perkembangan produksi, ekspor, impor, konsumsi, dan kebutuhan jeruk 2000-2004
            (dalam ton)

         Tahun                  Produksi      Ekspor        Impor                  Konsumsi


         2000                   644.052       1.079        34.879                   275.027


         2001                   691.433       1.919        75.622                   385.841


         2002                   968.132       1.097        76.650                   429.919


         2003                1.441.680         954         57.480                   637.661


         2004                1.600.000        1.261        94.606                  639.0001)


    Perkembangan                  27           14               39                     25
      (% / tahun)

Keterangan: 1) Perkiraan
Sumber : Suyamto et al.(2005)
Prospek Menguntungkan
                                                            Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




Tabel 2. Pangsa pasar jeruk Indonesia dalam perdagangan jeruk dunia pada tahun
        2003


                                              Pangsa                   Harga FOB
  No.                   Negara
                                             Volume (%)                (US$/ton)


  1            Indonesia                       0,003                     328,95


  2            Cina Hongkong                   1,13                      195,54


  3            India                           1,14                      195,54


  4            Italia                          1,62                      629,36


  5            USA                             3,12                      541,33


  6            Mesir                           3,31                      234,96


  7            Turki                           3,49                      332,54


  8            Belanda                         4,46                      576,50


  9            Meksiko                         5,20                      416,48


  10           Yunani                          5,66                      458,25


  1            Afrika Selatan                  14,34                     295,14


  12           Spanyol                         28,61                     671,49


               Dunia                          100,00                        -

           Sumber : (Suyamto et al., 2005)
Prospek Menguntungkan
                                                           Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima



2.3. Struktur Industri
     Terdapat 5 jenis jeruk yang diusahakan di Indonesia, diantaraya adalah jeruk
besar/pamelo, jeruk nipis/purut, dan jeruk manis, jeruk siem, dan jeruk keprok. Diantara
jenis tersebut, jeruk siem merupakan jenis jeruk paling banyak dibudidayakan dan kini
masih mendominasi pasar nasional.

     Jeruk sempat menjadi primadona produk hortikultura di Indonesia sampai tahun
1993. Salah satu sentra jeruk di Indonesia adalah Kalimantan Barat yang terkenal dengan
jenis jeruknya, yaitu jeruk pontianak, tetapi pada tahun 1994 kejayaan ini hancur karena
persoalan hama dan tata niaga yang kurang menguntungkan petani. (Pirawan, 2007)

     Sebagian besar perkebunan jeruk yang diusahakan kini masih diusahakan dalam
area-area kecil, 1-5 ha, dan tidak tersentra, tetapi dengan semakin baiknya pasar jeruk
nasional maka perkebunan jeruk skala besar sudah mulai dibuka. Di Kalimantan Barat,
perusahaan perkebunan jeruk swasta yang membuka perkebunan jeruk skala besar adalah
Mitra Jeruk Lestari yang mengusahakan perkebunan jeruk dengan luas 500 ha.

     Dari segi luasan produksi, perkembangan perkebunan jeruk di Indonesia cukup
menggembirakan, produknya lebih banyak dipasarkan dalam bentuk segar. Sedangkan
produk olahan seperti sari/jus jeruk keprok masih terbatas. Kegiatan produk olahan jeruk
harus didukung oleh suplai bahan baku yang stabil, sehingga bila perkebunan jeruk ini
berkembang dengan baik maka akan mendorong pertumbuhan sektor lain, yaitu industri
pengolahan sari/jus jeruk keprok. Pohon industri komoditas jeruk disajikan dalam bentuk
bagan pada Gambar 1.
Prospek Menguntungkan
                                                                                    Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




             Industri               On-farm               Jasa / Industri
             Benih                                        Pendukung



                                                          Industri kemasan

                                                          Transportasi
                                      Buah                Informasi



             Buah segar



   Buah                     Buah                                                                             Segmen
   segar                    segar                 Kulit                     Ampas            Biji            tanpa biji



Pupuk organik           Bangsal               - Minyak lemon          Makanan ternak    Minyak           - Sari murni
                        Pengemasangan         - Pektin                                                   - Konsentrat
Makanan ternak                                - Kulit kering                            Makanan ternak   - Sari buah siap saji
                                              - Serat pangan
Gula tetes                                                                              Pektin
                                                                                                         Jam, jelly, marmalade

                                                                                                         Cuka, cider

                                                                                                         Fruit kalker dan puree

                                                                                                         Tepung instant

                                                                                                         Pengalengan

                                                                                                         Bioessence
Prospek Menguntungkan
                              Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




Gambar 1. Bagan pohon industri komoditas jeruk
Prospek Menguntungkan
                                                                      Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




POTENSI DAERAH DAN TEKNIS PRODUKSI


      Tidak seperti di daerah-daerah lain yang telah berkembang perkebunan jeruknya
sehingga terkenal seperti Pontianak, Garut dan lain-lain, petani jeruk di Kalimantan Timur
masih mencari identitas untuk berusaha menjadi salah satu sentra jeruk. Mereka masih
menanam atas inisiatif sendiri. Walaupun demikian, beberapa lokasi menunjukkan bahwa
lokasi tersebut cocok untuk pengembangan tanaman jeruk keprok.
      Teknis produksi jeruk keprok telah menjadi perhatian pemerintah yang melalui Dinas
Pertanian mendirikan Balitjestro (Balai Penelitian Jeruk dan Buah Sub-tropis) di Batu,
Malang. Teknis produksi ini meliputi pemilihan lokasi, pengadaan bibit, pemeliharaan
(pengolahan tanah,       pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama dan                         penyakit),
pemanenan, dan penanganan lepas panen.

3.1. Potensi Daerah
      Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi perkebunan
jeruk keprok disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan aspek teknis tersebut, serta arah dan
strategi program pengembangan produk hortikultura dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur serta Dinas Pertanian Kabupaten/Kota di
Kalimantan Timur, prioritas wilayah kabupaten yang berpotensi dilakukannya perkebunan
jeruk adalah Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Pasir, dan Kabupaten Kutai
Timur. Salah satu kebun jeruk milik petani di Rantau Pulung disajikan pada Gambar 2.

      Keempat kabupaten tersebut telah diketahui sebagai penghasil jeruk jenis siem yang
cukup potensial. Walaupun pangsa pasarnya baru lokal dan keberadaanya hanya
melengkapi jeruk yang diperdagangkan antar pulau dari Sulawesi, tetapi kecocokan lokasi
dan adanya sumberdaya petani yang telah menggeluti tanaman jeruk cukup lama
menjadikan keempat kabupaten ini merupakan daerah pengembangan jeruk keprok yang
potensial.
Tabel 3. Beberapa faktor penentuan lokasi untuk perkebunan jeruk keprok
        Faktor kondisi
No.                                                     Persyaratan
             tumbuh
                         Tanah jenis latosol dan andosol, tidak boleh tergenang air, pH tanah 5-7,5
 1.   Karakteristik tanah dengan pH optimum adalah 6, dapat tumbuh baik pada daerah yang mempunyai
                         kemiringan sampai 30o
Prospek Menguntungkan
                                                                         Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




        Ketinggian dari     Dapat tumbuh pada dataran rendah dan tinggi, tetapi banyak varietas jeruk
 2.
        permukaan laut      keprok tumbuh dengan baik pada ketinggian 800-1.500 dpl.

                            Tersedia bibit jeruk keprok untuk dataran rendah dan bibit jeruk keprok untuk
 3.    Bibit jeruk keprok
                            dataran tinggi
                            Daerah tropis dan subtropis (35o LU – 35o LS), dengan suhu 25-30oC, curah
                            hujan berkisar antara 1.250-1.900 mm per tahun, kelembaban udara 70-80 %,
        Iklim dan curah     dan penyinaran matahari 50-60 % (tidak menyukai tempat yang terlindung), air
 4.
             hujan          tanah terdapat pada kedalaman 0,5 m pada saat musim penghujan dan 1,5 m
                            pada saat musim kemarau. Memerlukan 5-9 bulan basah (musim hujan), suplai
                            air yang cukup diperlukan pada bulan Juli-Agustus.
Sumber: Bank Indonesia, 2007; Kemal Prihatman, 2000


      Untuk penilaian kesesuaian lahan di kecamatan rantau Pulung untuk tanaman jeruk
termasuk kurang sampai cukup sesuai. Salah satu contoh analisa tanah dan lingkungan
disajikan pada Tabel 4. Faktor utama yang membuat kesesuaian lahan hanya sampai pada
tahap kurang sampai cukup adalah tanahnya yang kurus (kurang unsur hara), seperti
umumnya lahan di Kalimantan Timur. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan pengolahan
tanah yang baik. Sedangkan untuk faktor yang tidak dapat dimanipulasi seperti cuaca,
tergolong sangat sesuai, sehingga kondisi tersebut tetap menjadikan daerah Rantau Pulung
sebagai sentra jeruk yang potensial.




                     a                                        b

Gambar 2. Salah satu kondisi perkebunan jeruk di Kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai
            Timur. (a) Perkebunan jeruk siem rakyat; (b) Penangkar bibit jeruk siem
Prospek Menguntungkan
                                                                              Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




Tabel 4. Analisa kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk pada desa Rantau Makmur,
           Kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur
                   Parameter                   Lokasi A         Lokasi B             Lokasi C
                   Lokasi :
                      BT                      117o16.910’     117o18.135’          117o16.905’
                      LU                        0o35.125’       0o34.286’            0o34.716
                   Curah hujan (mm/thn)         2055 (S1)       2055 (S1)           2055 (S1)
                   Bulan kering (bulan)            1 (S1)         1 (S1)               1 (S1)
                   Elevasi (m dpl)                97 (S1)        69 (S1)              83 (S1)
                   Kemiringan (%)               0-10 (S1)        0-5 (S1)            0-5 (S1)
                   Jeluk tanah (cm)              100 (S2)       >150 (S1)           > 150 (S1)
                   Batu permukaan (%)              0 (S1)         0 (S1)               - (S1)
                   Potensi genangan (hari)         0 (S1)         0 (S1)               0 (S1)
                   Permukaan air tanah (cm)     >150 (S1)         - (S1)             120 (S2)
                   Tekstur                     silty c (S2)    silty c (S2)        sandy c.(S2)
                   Drainase                   sedang (S2)     sedang (S2)           buruk (S3)
                   Kimia tanah :
                        pH                      4.8 (S3)        4.8 (S3)             5.3 (S2)
                        C-organik              0.92 (S3)       0.92 (S3)            0.91 (S3)
                        KPK (me/100g)          9.77 (S3)       9.77 (S3)            6.77 (S3)
                        N (%)                   0.1 (S2)        0.1 (S2)            0.08 (S3)
                        P2O5 (%)              0.0007 (S3)     0.0007 (S3)          0.0013 (S2)
                                              0.0094 (S3)     0.0094 (S3)          0.0094 (S3)
                        K2O (%)
                   Toksisitas :
                                              49.23 (S3)      49.23 (S3)            29.99 (S3)
                   Kejenuhan Al (%)

                Parameter                      Lokasi A         Lokasi B             Lokasi C
                Kesimpulan:
                Potensi kesesuaian lahan         S2,r,d          S2,r,d                S3,d
                Kesesuaian lahan aktual          S3,n,x          S3,n,x              S3,d,n,x
 Sumber: Comdev PT Kaltim Prima Coal (2007)

Keterangan notasi:
S1 = Sesuai (Suitable)
S2 = Cukup sesuai (Moderately suitable)
S3 = Kurang sesuai (Marginally suitable)
N = Tidak sesuai (Not suitable)
c = Iklim (Climate)
t = Tinggi tempat (Elevation)
s = Kemiringan (Slope)
r = Sifat fisik tanah (Physical properties)
d = Genangan/drainasi (Drainage)
n = Sifat kimia tanah (Chemical properties)
x = Toksisitas (Toxicity)


3.2. Teknis Produksi
       Di kabupaten-kabupaten yang terdapat luasan produksi jeruk, dilakukan juga
bantuan teknis produksi yang dilakukan oleh Dinas Pertanian atau Perusahaan-perusahaan
yang mempunyai program Community Development. Bantuan ini meliputi penyediaan bibit
dan teknis pemeliharaan terutama teknik pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit.
Prospek Menguntungkan
                                                                     Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




3.2.1 Bibit jeruk keprok

      Bibit jeruk keprok yang cocok dikembangkan di Kalimantan Timur yang lahannya
termasuk dataran rendah adalah varietas jeruk keprok yang berasal dari Kecamatan Rantau
Pulung, Kabupaten Kutai Timur, dengan nama jeruk keprok Borneo Prima. Harga per
bibitnya adalah dtingkat binaan PT KPC adalah Rp 1.500,-, tetapi bila telah dilempar di
pasaran harganya sekitar Rp 2.500,-.

      Diperkirakan pada pertengahan tahun depan (2008) perbanyakan bibit telah dapat
dilakukan di Rantau Pulung setelah tersedia Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) Jeruk
Keprok Borneo Prima di Kecamatan Rantau Pulung menyusul telah telah tersedianya Blok
Fondasi dari jeruk tersebut di Kebun Pembibitan (KP) Tlekung Balitjestro, Batu, Malang.

      Baru tersedianya bibit jeruk keprok Borneo Prima pada pertengahan 2008 disebabkan
jenis jeruk ini merupakan varietas yang baru ditemukan dan baru pertengahan tahun 2007
berhasil disediakan bibit jeruk bebas penyakit untuk jenis jeruk keprok borneo prima ini
oleh Balai Penelitian Jeruk dan Buah-buahan Tropis (BALITJESTRO) di Batu, Malang.
Pembersihan bibit jeruk dari 7 penyakit tanaman jeruk disebut sebagai indeksing, dan ini
telah selesai dilakukan. Tahap kegiatan penyediaan bibit jeruk bebas penyakit di Indonesia
disajikan pada Gambar 3. Sedangkan contoh tanaman jeruk keprok Borneo Prima disajikan
pada Gambar 4.


                      SELEKSI
                    POHON INDUK




                  PENYAMBUNGAN
                   MATA TEMPEL




                    INDEKSING

                                     SERTIFIKASI BIBIT



                       BLOK              BLOK            PENANGKAR         PETANI
                      FONDASI        PENGGANDAAN            BIBIT
                                      MATA TEMPEL




      Gambar 3.   Tahapan kegiatan penyediaan bibit jeruk bebas penyakit di Indonesia
                  (Soelarso, 1996)
Prospek Menguntungkan
                                                                 Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




 Gambar 4.    Tanaman jeruk keprok borneo prima. (a) Tanaman asal “jeruk keprok Borneo
              Prima” disebelah pemiliknya, Pak Sarmin, di kecamatan Rantau Pulung; (b)
              Tanaman induk jeruk keprok Borneo Prima hasil seleksi oleh BALITJESTRO
              Batu, Malang; (c) Tanaman jeruk keprok Borneo Prima untuk Blok Fondasi
              BALITJESTRO Batu, Malang


Pemilihan bibit dalam budidaya jeruk merupakan hal yang sangat penting. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan bibit ini antara lain:

   1. Bibit yang disediakan dengan perbanyakan vegetatif dengan penempelan mata
      tempel, dimana batang bawah dipilih dari jenis jeruk Japanese Citroen (JC) yang tahan
      penyakit busuk akar, dan batang atas dipilih dari tanaman yang menghasilkan jeruk
      dengan rasa manis, besar, dan produktivitasnya tinggi.

   2. Perbanyakan    batang   bawah      dilakukan   secara   generatif   (dengan      biji)   untuk
      mendapatkan perakaran yang kuat, sedangkan perbanyakan batang atas dilakukan
      dengan penyediaan mata tempel dari ranting mata tempel (entrees).


      Untuk pembinaan sentra produksi jeruk dalam hal penyediaan bibit untuk sentra
jeruk di kecamatan Rantau Pulung, kini telah dikembangkan SOP distribusi bibit jeruk oleh
Comdev       PT. Kaltim Prima Coal. Hal ini sangat penting untuk mencegah bibit dari
terserangnya penyakit. SOP distribusi bibit jeruk disajikan pada Gambar 5.

3.2.2 Pemeliharaan jeruk keprok

      Budidaya jeruk keprok harus dilakukan dengan sistem drainase yang baik karena
tanaman tersebut tidak suka pada air yang tergenang. Hal itu dapat dilakukan dengan
membuat guludan dengan ukuran 1x1x1 m untuk setiap pohonnya. Jarak tanam yang
diterapkan untuk jeruk keprok adalah 5x5 m sehingga dalam 1 ha dapat ditanami sebanyak
400 pohon.
Prospek Menguntungkan
                                                                                                           Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




1. Pengapuran
   Untuk daerah Kalimantan Timur yang karateristik lahannya adalah asam, maka dalam
pengolahan tanah perlu dilakukan pengapuran untuk mengkondisikan lingkungan tanah
dengan pH sekitar 6-7. Keperluan kapur untuk keperluan ini berkisar antara 2-3 ton per
ha. Harga kapur saat ini adalah Rp 25.000 per 50 kg dalam bentuk dolomit.

                                                                     Mulai




                               Rekomendasi                        Proposal dari
                                                                     petani                   Tidak
                              Pemerintah Desa



                                                                CE Departemen &
                                                                   PEMDES

                                                                    Seleksi                      Ok ?


                  Bantuan :                                                                                            Bukti serah
                -Teknis                                                                              Ya
                                                                                                                       terima bibit
                - Material
                                                CE Departemen                               CE Departemen

                                                  Dampingi                                   Serahkan bibit




                                                                                            CE Departemen
                                                CE Departemen
              Cek lapangan                                                                  Siapkan bantuan
              dari waktu ke                        Monitor                                  tahap berikutnya
              waktu



                                                                                                Laporan
                                                CE Departemen

                                                   Evaluasi                        Ok ?         Ya



                                                                                   Tidak
                   - Kondisi riil di lapangan
                     sampai periode tertentu
                   - Prilaku petani / anggota                                     Laporan
                     kelompok                                                                             Selesai




Gambar 5. Bagan alir dari Standar Operasional Prosedur (SOP) penyaluran bibit jeruk (PT. Kaltim
           Prima Coal, 2007)



2. Pemupukan
      Pemupukan yang dilakukan untuk jeruk dapat dilakukan dengan pupuk sintetis,
pupuk kandang, atau kombinasi keduanya. Bila digunakan pupuk sintetik, sampai tahun
ke-5 dilakukan pemupukan dengan frekuensi 2-4 kali pertahun dengan menggunakan
pupuk urea, TSP dan ZK seperti disajikan pada Tabel 5.
Prospek Menguntungkan
                                                                Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




Tabel 5. Frekuensi pemupukan yang digunakan untuk perkebunan jeruk (400 tanaman per ha)

                                    Gram per pohon
           Umur                                                         Selang
            (th)                                                        waktu
                         Urea            TSP           ZK


            0-1          40              25            10               Tiap 3
                                                                        bulan


            1-2          65              50            35               Tiap 3
                                                                        bulan


            2-3          145             70            70               Tiap 4
                                                                        bulan


            3-4          230             110           230              Tiap 6
                                                                        bulan


            4-5          285             140           285              Tiap 6
                                                                        bulan


            >5           Berdasarkan jumlah produksi                2       kali
                                                                    setahun

      Pada masa produksi, pupuk yang harus ditambahkan adalah sekitar 3 % dari berat
produksi buah dengan komposisi 2 N, 1 P2O5, dan 2 K2O, artinya setiap 100 kg buah perlu
penambahan pupuk sekitar 3 kg pupuk yang dapat dirinci sebagai 2,7 kg urea (45 % N), 1,7
kg SP36 (36 % P2O5) dan 2 kg KCl (60 % K2O).

3. Pemangkasan

      Pemangkasan     dilakukan      untuk      meningkatkan   produktifitas       karena      akan
meningkatkan jumlah cabang, mengurangi jumlah daun yang hasilnya dapat merangsang
pertumbuhan yang lebih banyak per tanaman, serta menghambat pertumbuhan hama dan
penyakit. Pemangkasan pertama (dasar) dilakukan pada saat tanaman mempunyai tinggi
kira-kira 60 cm untuk mendapatkan percabangan dan bentuk pohon yang baik. Tahapan
pemangkasan dasar yaitu pemotongan batang utama, pemeliharaan tunas, kemudian
pemilihan dan pemeliharaan cabang utama. Pangkas pemeliharaan adalah pemangkasan
yang dapat dilakukan setiap saat jika kondisi menghendaki atau pemangkasan yang
dilakukan bersamaan/setelah panen dengan tujuan untuk menjaga kesehatan tanaman,
Prospek Menguntungkan
                                                                 Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




menjaga kestabilan produksi dan kualitas buah atau untuk peremajaan dan pembentukan
profil pohon.

4. Penjarangan buah

       Penjarangan dilakukan pada pohon yang mempunyai buah lebat dengan tujuan untuk
memperbaiki kualitas buah dan kestabilan pada musim panen berikutnya. Penjarangan
buah pada tanaman jeruk keprok Tejakula sebanyak 40 % dapat meningkatkan jumlah buah
kelas A (diameter >7,1 cm atau >151 gram/buah) sebanyak 5,82 % dan kelas B (diameter
6,1-7 cm atau                       101 -150 gram/buah) sebanyak 3,67 %. Di luar negeri,
penjarangan buah dihitung dengan menggunakan alat yang disebut “kuadran”. Alat ini
berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 0,5x0,5 m. Dalam satu kuadran, jumlah buah yang
disisakan adalah 10 sampai        15. Waktu penjarangan dilakukan pada saat diameter buah
mencapai 1-2 cm.

5.Pengendalian hama dan penyakit

       Pengendalian hama dan penyakit merupakan hal penting dalam pengelolaan
pertanian. Bila ini dikerjakan dengan baik maka akan dapat mempertahankan produktifitas
maksimum setiap tanaman. Disamping itu juga dapat mencegah kegagalan usaha pertanian
ini. Kegagalan dalam pengendalian hama dan penyakit ini telah banyak menghancurkan
usaha pertanian termasuk perkebunan jeruk, misalnya jeruk pontianak yang pada tahun
1993 hilang dipasaran karena tanamannya terserang penyakit.

       Jenis hama dan penyakit jeruk termasuk banyak dan pengendaliannya memerlukan
usaha yang intensif dan rumit. Jenis hama dan penyakit serta cara pengendaliannya
diuraikan di bawah ini:
-   Hama

    1) Kutu loncat (Diaphorina citri)
       Bagian yang diserang: tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda.
       Gejala: tunas keriting, tanaman mati.
       Pengendalian: menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor
       40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan
       Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, Selain itu
       buang bagian yang terserang.

    2) Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii)
       Bagian yang diserang: tunas muda dan bunga.
       Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa.
Prospek Menguntungkan
                                                                Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




   Pengendalian: menggunakan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide
   40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC),
   Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion            50 EC).

3) Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella)
   Bagian yang diserang: daun muda.
   Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut,
   menggulung, rontok.
   Pengendalian: semprotkan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40
   EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP)< Diazinon (Basazinon 45/30
   EC). Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.

4) Tungau (Tenuipalsus sp., Eriophyes sheldoni, Tetranychus sp.)
   Bagian yang diserang: adalah tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperakperakan
   atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun.
   Pengendalian: semprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran),
   Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP).

5) Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
   Bagian yang diserang: buah.
   Gejala: lubang yang mengeluarkan getah.
   Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida
   Methomyl (Lannate 25 WP, Nudrin              24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) yang
   disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.

6) Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii)
   Bagian yang diserang: daun.
   Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan
   buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis.
   Pengendalian: semprotkan insektisida Fenitrotionmothion (Sumicidine                      50 EC),
   Fenithion (Lebaycid), Metamidofos (Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP).

7) Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.)
   Bagian yang diserang: adalah kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes.
   Gejala: bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah
   muda gugur sebelum tua.
   Pengendalian: gunakan insektisida dengan bahan aktif Methomyl (Lannate 25 WP) dan
   Methidathion (Supracide       40 EC). Kemudian buang bagian yang diserang.

8) Thrips (Scirtotfrips citri)
Prospek Menguntungkan
                                                              Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




     Bagian yang diserang: tangkai dan daun muda.
     Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas
     menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang-
     kadang disertai nekrotis.
     Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari
     measuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan
     insektisida berbahan aktif Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite (Omite) pada masa
     bertunas.

9)   Kutu dompolon (Planococcus citri)
     Bagian yang diserang: adalah tangkai buah.
     Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur.
     Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos (Fostathion
     40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian cegah
     datangnya semut yang dapat memindahkan kutu.

10) Lalat buah (Dacus sp.)
     Bagian yang diserang: buah yang hampir masak.
     Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam
     buah.
     Pengendalian: gunakan insektisida Fenthion (Lebaycid              550 EC), Dimethoathe
     (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC) dicampur dengan Feromon Methyl-Eugenol atau protein
     Hydrolisate.

11) Kutu sisik (Lepidosaphes beckii, Unaspis citri.)
     Bagian yang diserang: daun, buah dan tangkai. Gejala: daun berwarna kuning, bercak
     khlorotis dan gugur daun.
     Gejala serangan berat terlihat ranting dan cabang kering dan kulit retak buah gugur.
     Pengendalian: gunakan pestisida Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon 45/30
     EC), Phosphamidon (Dimecron                  50 SCW), Dichlorophos (Nogos 50 EC),
     Methidhation (Supracide 40 EC).

12) Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes)
     Bagian yang diserang: daun tua pada ranting atau dahan bagian bawah.
     Gejala: daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati. Pengendalian: perbaiki
     sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian gunakan insektisida
     Carbaryl       (Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).
Prospek Menguntungkan
                                                               Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




-   Penyakit

    1) CVPD
       Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian
       yang diserang: silinder pusat (phloem) batang.
       Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah
       oranye.
       Pengendalian: gunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi
       kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan insektisida
       untuk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yang baik.

    2) Tristeza
       Penyebab: virus Citrus tristeza dengan vektor Toxoptera. Bagian yang diserang jeruk
       manis, nipis, besar dan batang bawah jeruk Japanese citroen.
       Gejala: lekuk batang, daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat.
       Pengendalian: perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman yang terserang,
       kemudian kendalikan vektor dengan insektisida Supracide atau Cascade.

    3) Woody gall (Vein Enation)
       Penyebab: virus Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii.
       Bagian yang diserang: Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon dan Sour Orange.
       Gejala: Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di permukaan daun.
       Pengendalian: gunaan mata tempel bebas virus dan perhatikan sanitasi lingkungan.

    4) Blendok
       Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian yang diserang adalah batang atau
       cabang.
       Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang,
       warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas.
       Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum
       atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun.

    5) Embun tepung
       Penyebab: jamur Odidium tingitanium. Bagian yang diserang adalah daun dan tangkai
       muda.
       Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda.
       Pengendalian: gunakan fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot 25 EC).
Prospek Menguntungkan
                                                            Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




 6) Kudis
    Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian yang diserang adalah daun, tangkai
    atau buah.
    Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye.
    Pengendalian: pemangkasan teratur. Kemudian gunakan Fungisida Dithiocarbamate
    /Benomyl (Benlate).

 7) Busuk buah
    Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian
    yang diserang adalah buah.
    Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit.
    Pengendalian:    hindari   kerusakan    mekanis,   celupkan     buah     ke     dalam     air
    panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon.

 8) Busuk akar dan pangkal batang
    Penyebab: jamur Phyrophthoranicotianae. Bagian yang diserang adalah akar dan
    pangkal batang serta daun di bagian ujung dahan berwarna kuning.
    Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering.
    Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu
    penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah.


 9) Buah gugur prematur
    Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang diserang:
    buah     dan   bunga   Gejala:   dua-empat   minggu   sebelum    panen        buah   gugur.
    Pengendalian: Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol.

10) Jamur upas
    Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian yang diserang adalah batang.
    Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit
    dikelupas.
    Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida carbolineum.
    Kemudian potong cabang yang terinfeksi.

11) Kanker
    Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris cv. Citri. Bagian yang diserang adalah
    daun, tangkai, buah. Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di
    sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah dengan diameter 3-
    5 mm.
Prospek Menguntungkan
                                                             Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




      Pengendalian: Fungisida Cu seperti Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain itu
      untuk mencegah serangan ulat peliang daun adalah dengan mencelupkan mata
      tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam.

3.2.3 Pemanenan

      Produksi pertama jeruk keprok dimulai pada tahun ke-3 setelah tanam tetapi
produksi jeruk pertama kali ini biasanya dihilangkan untuk memperpanjang masa produksi
tanaman jeruk. Produksi pertama yang diambil untuk tujuan komersial adalah pada tahun
ke-4 setelah tanam dan dapat terus bertahan sampai sekitar tahun ke-20 setelah tanam.
      Jeruk diproduksi pada kisaran bulan Februari sampai dengan September dan panen
raya terjadi pada Mei sampai dengan Juli setiap tahunnya. Masa panen jeruk keprok di
beberapa daerah di Indonesia disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Masa panen jeruk di Indonesia



No            Lokasi
                               Jan       Feb           Mar       Apr             M ei            Jun


1           NAD


2           Sumatera
            Utara


3           Sumatera
            Barat


4           Riau


5           Jambi


6           Sumatera
            Selatan


7           Bengkulu


8           Lampung
Prospek Menguntungkan
                                                           Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




9          Jawa Barat


10         Jawa
           Tengah


11         Jawa Timur


12         Bali


13         Nusa
           Tenggara
           Timur


14         Kalimantan
           Barat


15         Kalimantan
           Selatan


16         Kalimantan
           Timur


17         Sulawesi
           Selatan


18         Sulawesi
           Tenggara

     Jeruk termasuk jenis buah non-klimakterik, yaitu buah yang tidak dapat melanjutkan
kematangannya setelah buah dipetik        (dipisahkan dari tanaman induknya), sehingga
pemanenan buah jenis ini harus dilakukan pada saat buah matang di pohon, yaitu sekitar
umur buah 28-36 minggu agar rasanya sesuai dengan karakteristik aslinya, yaitu manis.
Untuk itu pemanenan buah dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan masa
kematangannya untuk menghindari buah yang belum masak yang kandungan asamnya
masih sangat tinggi sehingga berasa masam.
     Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas. Data yang ada menunujukkan
bahwa jeruk keprok dapat menghasilkan buah sebanyak 20-25 kg per tanaman per tahun,
ini sama dengan 8-10 ton pe hektar per tahun. Produksi ini masih dibawah produksi negara
subtropis yang dapat mencapai 40 ton per hektar.
Prospek Menguntungkan
                                                           Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




3.2.3Penanganan pascapanen

      Untuk keperluan pemasaran dilakukan tahap sortasi menurut besarnya, yang
biasanya terdiri dari 4 kelas. Kelas A adalah buah dengan diameter dan berat terbesar
sedangkan kelas D memiliki diameter dan berat terkecil.

      Jeruk sebaiknya disimpan pada tempat yang teduh, lebih baik bila pada suhu dingin
sekitar 8-10oC. Distribusi jeruk keprok dilakukan dengan menggunakan kotak-kotak kayu
yang didalamnya (pada sela-sela jeruk tersebut) disisipkan jerami untuk menghindari
kerusakan fisik karena benturan atau tekanan antar jenuk atau dengan kemasan. Distribusi
ini sebaiknya dilakukan pada suhu dingin untuk mempertahankan masa simpan jeruk.
Setiap wadah pengemas jeruk ini berkapasitas 50-60 kg jeruk atau 300-900 buah.
Sedangkan untuk keperluan ekspor, jeruk dikemas dalam wadah karton dengan kapasitas
maksimum 30 kg per wadah. Suasana penangan pasca panen jeruk dapat dilihat pada
Gambar 6.




         Gambar 6. Penanganan pasca panen
Prospek Menguntungkan
                                                                 Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




3.2.4 Standar produksi

      Jeruk keprok yang dimaksud adalah buah dari tanaman jeruk keprok ( Citrus
reticulata) dengan karakteristik kulit mudah dikupas, utuh segar dan bersih. Kelas
penggolongan jeruk keprok berdasarkan besar/beratnya dapat dilihat pada Tabel 7.,
sedangkan syarat mutunya disajikan pada Tabel 8.
      Dalam penentuan mutu jeruk tersebut dilakukan dengan ketentuan bahwa setiap
kemasan diambil contoh sebanyak minimum 20 buah dari bagian atas, tengah, dan bawah
yang diambil secara acak. Pengujian ini dilakukan oleh orang yang berpengalaman/terlatih
dan mempunya ikatan dengan badan hukum.
      Untuk pengambilan contoh jeruk dalam kemasan dalam jumlah banyak, yang
diperlukan adalah :
       1) Jumlah partai (lot) sampai dengan 100, contoh yang diambil 5
       2) Jumlah partai (lot) 101-300, contoh yang diambil 7
       3) Jumlah partai (lot) 301-500, contoh yang diambil 9
       4) Jumlah partai (lot) 501-1000, contoh yang diambil 10
       5) Jumlah partai (lot) lebih dari 1000, contoh yang diambil 15 (minimum)

Tabel 7. Penggolongan jeruk keprok berdasarkan besar/beratnya



                      Kelas        Diameter             Berat per
                                     (cm)                 buah


                       A             > 7,1             > 151 gram


                       B           6,1 – 7,0            101 – 150
                                                          gram


                       C           5,1 – 6,0            51- 100
                                                          gram


                       D             < 5,0             < 51 gram
Prospek Menguntungkan
                                                                   Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




Tabel 8. Penggolongan jeruk keprok berdasarkan syarat mutu


 Syarat mutu                Hasil                   Cara uji
                            Pengamatan


 Keasaman      sifat        Seragam                 Organoleptik
 varietas


 Tingkat ketuaan            Tidak     terlalu       Organoleptik
                            matang


 Kekerasan                  Cukup keras             Organoleptik


 Ukuran                     Kurang                  SP-309-1981
                            seragam


 % Kerusakan                Maks 5-10               SP-SMP-310-
                                                    1981


 Kotoran                    Bebas                   Organoleptik


 % Busuk                    Maks 1-2                SP-SMP-311-
                                                    1981

3.2.4 Pengolahan jeruk keprok menjadi sari/jus jeruk
      Investasi jeruk keprok diperkirakan tidak terkendala oleh kelebihan produksi karena
dari jenis jeruk ini dapat diolah menjadi sari/jus jeruk yang merupakan minuman bergizi
layaknya minuman dari buah-buahan lainnya. Industrinya cukup sederhana sehingga dapat
dibangun suatu industri pengolahan jeruk keprok skala rumah tangga (industri kecil
menengah). Proses pembuatan sari/jus jeruk disajikan pada Gambar 7.
Prospek Menguntungkan
                                                                                           Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




                                            Buah Jeruk



                   Air               Pengupasan kulit


                                     Pemerasan



        Gula                              Sari buah


                                                              Penguapan
  Asam sitrat            Pemasakan

                                                           Pengeringan/oven
                    Pembotolan
   Na-benzoat
                                                             Penghalusan/
                     Sterilisasi                            Penggilinganan


                   Pendinginan                                                   Gula
                                                              Penghalusan/
                                                             Penggilinganan
                                                                                 Asam sitrat

                Sari buah dalam kemasan
                                                             Pengkemasan
                          botol


                                                         Bubuk sari buah dalam
                                                               kemasan




Gambar 7. Diagram alir pembuatan bubuk sari jeruk keprok dan sari/jus jeruk keprok
Prospek Menguntungkan
                                                                     Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




KEBIJAKAN DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG

4.1. Sarana dan Prasarana
      Pengembangan investasi budidaya jeruk keprok telah didukung dengan tersedianya
jaringan jalan, airport, pelabuhan laut, terminal, fasilitas air bersih dan listrik, serta hotel.

4.1.1 Pelabuhan Beserta Spesifikasinya

      Berau memiliki pelabuhan di Tanjung Redeb yang mampu menampung kapal seberat
3.000 ton. Kutai Timur memiliki pelabuhan laut yaitu di Sengata 2 buah (milik KPC 1.800
m2 dan Pertamina 725 m2) dan pelabuhan umum di Sangkulirang seluas 189 m2. Saat ini
pemerintah Kabupaten Kutai Timur sedang mengembangkan pelabuhan laut Maloy dalam
suatu kawasan industri terpadu seluas 10.000 ha.

4.1.2 Airport Beserta Fasilitas

      Kalimantan     Timur    memiliki   11    bandara,   dengan     kualifikasi     1(satu)    bandara
internasional, dan 10 (sepuluh) lainnya bandara perintis, yaitu bandara internasional
Sepinggan    Balikpapan      dan   beberapa    bandara    perintis   lainnya    adalah,     Temindung
Samarinda, Juata Tarakan, Kalimarau           Berau, Nunukan dan Tanjung Harapan Bulungan.
Ketersediaan bandara ini mampu untuk memberikan dukungan bagi pengembangan
investasi dan kegiatan ekonomi daerah. Bandara internasional Sepinggan di Balikpapan
memiliki 27 operator maskapai penerbangan dengan 15 penerbangan terjadwal (schedule)
seperti Garuda Indonesia, Lion Air, Batavia, Adam Air, Sriwijaya Air, Merpati Airlines, Silk
Air dan 12 penerbangan tidak terjadwal.

      Berau memiliki bandara umum dan bandara swasta. Bandara Kalimaru dikelola oleh
Pemerintah dan dapat disinggahi oleh penerbangan nasional dan bandara swasta seperti
Bandara Luncuran Naga, Mankajang milik PT Kiani Kertas, Bandara Batu Putih di Kecamatan
Talisayan, Merasa dan Merapu di Kecamatan Kelay dan Bandara Long Caai di Kecamatan
Segah.

      Kutai Timur memiliki 9 bandara yaitu KPC di Tanjung Bara dan Bandara Pertamina di
Sangkimah serta 7 bandara perintis yaitu di Long Lees, Sautara, Batu Ampar, Jabdan, Miau
Baru, Long Segar, Pengadan.
Prospek Menguntungkan
                                                              Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




4.1.3 Listrik Beserta Kapasitas

      Listrik merupakan utilitas yang amat penting untuk memasok kebutuhan industri di
Kalimantan Timur. Sumber listrik hingga saat ini masih dipasok oleh Perusahaan Umum
Listrik Negara. Kota Bontang telah dilayani jaringan listrik yang telah menjangkau seluruh
wilayah kota.   Pada tahun 2004, tenaga listrik yang diproduksi Kota Bontang sebesar
63.390,02 MWH dengan        kapasitas terpasang 13,65 MWH.         Kabupaten Kutai Timur,
produksi tenaga listrik mencapai 47.519,32 MWH dengan kapasitas terpasang 10,40 MWH.

      Kabupaten Berau juga telah bekerjasama dengan PT Indonesia Power dalam
membangun PLTU Tanjung Redeb dengan power plan 2 x 25 MW. Produksi tenaga listrik
Kabupaten Berau tahun 2004 berjumlah 38.759 MWH dengan kapasitas terpasang 21 MW
(BPS Kaltim, 2006).

      Kabupaten Kutai Timur tahun 2003 memproduksi tenaga listrik sebesar 38.085 MWH
dengan kapasitas terpasang 10,07 MW.

4.1.4 Air Bersih dan Kapasitasnya

      Seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur memiliki jaringan air yang dikelola
PDAM dengan kapasitas potensial 4.124 liter/detik dan kapasitas efektif 3.088 liter/detik.

      Kabupaten Berau memiliki kapasitas terpasang 140 liter/detik dan produksi air bersih
yang terpakai 140 liter/detik. Produksi total air bersih tahun 2003 sebesar 4.432.712 m3.
Produksi total air bersih tahun 2003 di Kabupaten Kutai Timur 923.464 m3.

4.1.5. Hotel dan Restoran

      Kalimantan Timur sebagai daerah sentra perdagangan dan jasa, serta tujuan wisata
terdapat sarana pendukung berupa hotel dan restoran. Jumlah hotel berbintang maupun
non bintang pada tahun 2004 sebanyak 404 buah. Hotel berbintang 17 buah yang memiliki
1.775 kamar dan 2.777 tempat tidur, sedangkan hotel melati 297 buah dengan 3.063
kamar dan 4.987 tempat tidur.

      Selain hotel, di Kalimantan Timur terdapat pula restoran sebanyak 912 buah.
Keberadaan hotel dan restoran ini mendukung fasilitas bagi investor.

4.1.6. Sekolah/ PT/Lembaga Pendidikan

      Kalimantan Timur memiliki fasilitas pendidikan yang memadai dari pendidikan dasar
hingga perguruan tinggi.    Universitas Mulawarman sebagai perguruan tinggi negeri di
Kalimantan Timur memiliki Fakultas Pertanian yang mampu menyediakan tenaga ahli untuk
kebutuhan pengembangan investasi budidaya jeruk. Di Kutai Timur terdapat pula Sekolah
Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER), yang salah satunya memiliki jurusan pertanian. Untuk
Prospek Menguntungkan
                                                                    Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




wilayah utara Kalimantan, juga terdapat perguruan tinggi yaitu Universitas Borneo dan
memiliki   Fakultas     Pertanian.   Selain     pendidikan    formal,   pelatihan-pelatihan          pun
dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pelatihan swasta maupun oleh dinas tenaga kerja dan
dinas teknis terkait.
4.1.7. Jalan/ transportasi

      Untuk memperlancar arus lintas bahan input maupun hasil jeruk keprok telah
dibangun jalan lintas kalimantan yang terdiri 3 poros, yaitu poros selatan, tengah dan
utara. Infrastruktur perhubungan darat yang tersedia telah memadai untuk angkutan antar
kota dalam provinsi maupun antar kota antar provinsi.

      Pembangunan       jembatan     seperti    jembatan     Dondang    dan     Mahakam        II   yang
memperpendek      jarak   jarak   tempuh       Samarinda-Balikpapan     merupakan        bagian      dari
pembangunan highway Bontang-Samarinda-Balikpapan.

      Pembangunan jalan pintas utara Kalimantan Timur Sangata, Kutai Timur dan Tanjung
Redeb, Berau akan mempercepat arus angkutan barang/jasa.

4.1.8. Perbankan/Asuransi

      Lembaga perbankan di Kalimantan Timur pada tahun 2004 berjumlah 223 unit yang
tersebar di kabupaten/kota di Kalimantan Timur.              Posisi kredit yang telah tersalurkan
kepada sektor usaha berjumlah Rp 8 trilyun. Posisi kredit untuk wilayah, Berau sebesar
Rp 477,61 milyar dan Kutai Timur sebesar Rp 350,514 milyar.

      Di Kabupaten Berau terdapat 9 unit bank. Di Kabupaten Kutai Timur terdapat 4 unit
bank dengan 3 unit bank pemerintah dan 1 unit bank swasta serta lembaga non perbankan
188 koperasi, dan ada 3 lembaga asuransi yaitu Asuransi Bumi Putera, Asuransi Jiwasraya
dan Asuransi Jiwa Mubarakah.

4.1.9. Pos dan Telekomunikasi

      Kalimantan Timur melalui PT. Telkom pada tahun 2004/2005 telah membangun
197.573 SST (Suara Satuan Langsung). Penggunaan jasa telekomunikasi telepon saat ini
meningkat pesat, dengan diindikasikan tercatatnya 9 operator sembilan telepon selular.
Prospek Menguntungkan
                                                             Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




4.2. Legalitas

      Izin usaha pembukaan kebun di Kabupaten dan Kota di Kalimantan Timur mengacu
kepada perundangan dan peraturan nasional yaitu Undang-undang Nomor 24 tahun 1994
tentang Sistem Budidaya Tanaman; Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
pengelolaan Lingkungan Hidup; Undang-undang Nomor 24 Tahun 1997 tentang Tata
Ruang (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3702; Undang-undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi Sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3952); Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah
Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Teknik Penyusunan dan Materi Muatan Produk Hukum
Daerah; Keputusan Menteri Pertanian Nomor 357/pts/HK.350/5/2002 tentang Pedoman
Perizinan Usaha Perkebunan.

      Adapun izin usaha perkebunan di daerah harus memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:

      1.   Usaha Perkebunan Rakyat wajib mendaftarkan usahanya kepada Dinas Pertanian

      2.   IUP dapat diberikan kepada:

           a.   Koperasi;

           b.   Badan Usaha Milik Daerah;

           c.   Badan Usaha Milik Nasional;

           d.   Badan Usaha Swasta Nasional;

           e.   Patungan Badan Usaha Nasional dengan Badan Usaha Asing.

      3.   Usaha budidaya perkebunan wajib memiliki IUP, diberikan oleh Bupati/ Walikota;

      4.   IUP berlaku selama 30 tahun dan dapat diperpanjang dengan periode waktu
           yang sama;

      5.   Untuk memperoleh IUP, perusahaan harus menyampaikan permohonan kepada
           Bupati/Walikota melalui Kepala Dinas Pertanian;

      6.   Perusahaan pemohon IUP harus melengkapi persyaratan permohonan berupa:

            a. Akte pendirian perusahaan dan perubahannya;

            b. Proposal mengenai usaha yang akan dijalankan yang telah disetujui oleh
                Kepala Dinas;
Prospek Menguntungkan
                                                               Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




            c. Rencana kerja usaha Budidaya Hortikultura (jeruk);

            d. Dokumen AMDAL sesuai ketentuan yang berlaku;

            e. Rekomendasi dari dinas teknis;

            f. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah
                (NPWPD);

            g. Surat keterangan domisili kantor perusahaan;

            h. Peta calon usaha dengan skala 1 : 100.000.

            i. Menyetor uang jaminan kesungguhan pada Bank yang ditunjuk sebesar Rp.
                15.000,- (Lima Belas Ribu Rupiah) untuk setiap 1 ha luasan areal.

      7.   Dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah permohonan diterima dengan
           lengkap, pejabat pemberi IUP harus memutuskan IUP tersebut dapat diberikan
           atau ditolak.

      Selanjutnya izin usaha industri perkebunan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:

   1. Untuk melaksanakan kegiatan usaha industri perkebunan wajib memperoleh izin
      tertulis dari Bupati;

   2. Izin usaha industri perkebunan dapat diberikan kepada pihak-pihak sebagaimana
      tercantum dalam Peraturan Daerah;

   3. Untuk memperoleh izin, perusahaan harus menyampaikan permohonan kepada
      Bupati/Walikota melalui kepada dinas dengan melengkapi:

     a.    Akte pendirian perusahaan dan perubahannya;

     b.    Proposal mengenai usaha yang akan dijalankan yang telah disetujui oleh Kepala
           Dinas Pertanian;

     c.    Rencana kerja usaha pertanian;

     d.    Dokumen AMDAL sesuai ketentuan yang berlaku;

     e.    Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD);

     f.    Surat keterangan domisili kantor perusahaan;

     g.    Izin lokasi bagi perusahaan bukan pemilik kebun sumber bahan baku industri;

     h.    Analisis kelayakan usaha;

     i.    Kepastian pasokan bahan baku;
Prospek Menguntungkan
                                                                Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




       j.    Izin HO/gangguan dari pejabat berwenang.

     4. Dalam waktu 2 (dua) bulan setelah permohonan diterima dengan lengkap, pejabat
       pemberi izin harus memutuskan permohonan izin tersebut dapat diberikan atau
       ditolak.

       Selain peraturan perundangan yang berkaitan dengan kegiatan usaha perkebunan,
maka pemrakarsa kegiatan hendaknya juga memahami tentang                 tata cara penanaman
modal dalam negeri, yaitu;

I.     Surat Permohonan (Blangko Model 1/PMDN) dan ditanda tangani diatas materai Rp.
       6,000.- oleh pemohon dibuat rangkap dua dengan dilampiri persyaratan sbb:

     1. Bukti Diri Pemohon:

       a. Photo Copy Akte Pendirian (PT, BUMN, BUMD, CV, Firma dll);

       b. Photo Copy Anggaran Dasar bagi Badan Usaha Koperasi;

       c. Photo Copy KTP;

     2. Photo Copy Nomor Wajib Pajak (NPWP) Pemohon;

     3. Proposal Proyek atau Bidang Usaha yang dimohon dan atau rencana kegiatan dari
        awal penanaman modal hingga pemasaran hasil produksi.

     4. Peta Lokasi Proyek Skala 1 : 100.000.

     5. Persyaratan dan atau ketentuan sektoral yaitu, rekomendasi dari :

       1). Lurah/Kades;

       2). Camat;

       3). Instansi Teknis yang menjelaskan tentang bahwa lokasi yang dimohon tidak
            bermasalah dan layak untuk proyek dimaksud seperti rekomendasi dari :

              a. Dinas Kehutanan;

              b. Dinas Perkebunan;

              c. Dinas Pertanian dan Peternakan;

              d. Badan Pertanahan Nasional;

              e. Dinas/Instansi lainnya yang berkaitan dengan proyek yang dimohon.

     6. Laporan keuangan dan atau akuntabilitas;

     7. Pernyataan bersedia berkantor pusat di Kota/Kabupaten;
Prospek Menguntungkan
                                                            Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




        Surat Kuasa dari yang berhak apabila permohonan bukan dilakukan oleh pemohon
        sendiri.

   8.    Kesepakatan/perjanjian kerjasama untuk bermitra dengan Usaha Kecil yang antara
         lain memuat :

         1. Nama dan alamat masing-masing pihak;

         2. Pola kemitraan yang akan digunakan;

         3. Hak dan Kewajiban masing-masing pihak;

         4.Bentuk pembinaan yang akan diberikan kepada usaha kecil;

         5. Hal-hal lain yang dianggap perlu.

   9.    Akte Pendirian atau perubahannya mengenai penyertaan usaha kecil sebagai
         pemegang saham, apabila kemitraan dalam bentuk penyertaan saham;

   10. Surat pernyataan diatas materai dari usaha kecil yang menerangkan bahwa yang
         bersangkutan memenuhi kriteria usaha kecil sesuai dengan Undang-Undang Nomor
         9 Tahun 1995.

II. Setelah Permohonan diterima di Bagian Perekonomian & Penanaman Modal Setda
   Kota/Kab, yang selanjutnya Permohonan diperiksa kelengkapannya/ lampirannya oleh
   Sub Bagian Penanaman Modal dan BUMD.

III. Setelah lampiran sudah lengkap, maka proposal dipresentasikan oleh Investor dengan
   biaya sendiri untuk dipresentasikan dihadapan pejabat Pemerintah Kota/Kab dan bila
   dianggap perlu juga diundang dari DPRD, Unsur Organisasi dalam masyarakat, Unsur
   Mahasiswa, LSM dll.

IV. Hasil Presentasi dinilai oleh Bagian Perekonomian dan Penanaman Modal atas
   persetujuan Pemerintah Kota/Kab.



Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan

        Untuk memenuhi permintaan akan buah jeruk manis segar, pemerintah terus
menggalakkan usaha-usaha untuk meningkatkan produksi dalam negeri, dengan tetap
membuka kesempatan impor jeruk dalam jumlah terbatas. Akibat makin membaiknya
perekonomian masyarakat, kini masyarakat cenderung mengkonsumsi buah jeruk yang
berkualitas. Hal ini menyebabkan angka impor jeruk manis semakin meningkat. Untuk
mengatasi masalah ini pemerintah mendorong investasi bermodal besar dibidang ini.
Prospek Menguntungkan
                                                                      Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




Disamping itu pemerintah juga melakukan                            usaha-usaha yang mendukung
pengembangan usaha kecil khususnya pengembangan tanaman jeruk melalui Pola
Kemitraan Terpadu (PKT) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia/Urusan Kredit. Pola ini
melibatkan    tiga   unsur,   yaitu     (1)     petani   plasma,    (2)   perusahaan        besar      dan
pengelola/eksportir, dan (3) Bank. Hubungan antara petani plasma dengan perusahan
pengelola/eksportir dapat dilakukan dengan dua model, yaitu dengan menempatkan
koperasi sebagai agen penghubung          (Gambar 8a) atau sebagai executing agent (Gambar
8b). Sedangkan mekanisme kerjasama antara ketiga unsur tersebut disajikan pada Gambar
9 Proyek Kemitraan Terpadu (PKT) sangat cocok untuk dikembangkan di Indonesia karena
karakteristik pengusahaan tanaman jeruk manis ini dilakukan secara tersebar dan
diusahakan oleh kelompok tani/usaha kecil.




                                        (a)




                                          (b)
Gambar 8 Hubungan antara petani plasma dan perusahaan besar/eksportir. (a) Koperasi sebagai
           agen penghubung;      (b) Koperasi sebagai executing agent




Gambar 9     Mekanisme Proyek Kemitraan Terpadu antara petani plasma, perusahaan
             besar/ekportir, dan bank
Prospek Menguntungkan
                                                                 Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




    Aspek sosial ekonomi yang diharapkan dari kebijakan ini adalah adanya peningkatan
pendapatan petani kecil, berlangsungnya rehabilitasi tanaman yang sudah tidak produktif
lagi atau adanya perluasan lahan baru untuk tanaman jeruk, penciptaan lapangan kerja,
dapat menggantikan buah impor, menumbuhkan industri hilir (olahan), peningkatan PAD,
pemanfaatan sumberdaya dengan optimal, serta rangsangan untuk memperkuat teknologi
di bidang tanaman jeruk dengan terus melakukan inovasi untuk merilis varietas jeruk
unggul.

    Pembukaan lahan untuk tanaman jeruk secara intensif akan memberikan dampak
negatif terhadap lingkungan antara lain lingkungan fisik kimia, biota, dan kesehatan
masyarakat.

    Dampak terhadap lingkungan fisik kimia adalah timbulnya peningkatan efek pencucian
hara tanah, perubahan pH tanah, dan peningkatan kadar kejenuhan basa. Untuk mengatasi
efek negatif perlu dilakukan pengapuran, pemupukan sehingga dapat mengembalikan
lingkungan fisik kimia seperti keadaan semula sehingga berubah menjadi dampak positif.

    Dampak terhadap lingkungan biota adalah berubahnya ekosistem yang tadinya
tertutup menjadi ekosistem terbuka, dimana kebanyakan organisme pengganggu tanaman
menyukai   kondisi   ini.   Dampak   negatif   ini   perlu   diantisipasi   dengan       melakukan
pengendalian hama terpadu yang tepat, baik secara mekanis, kimia, maupun biologi.

    Dampak terhadap lingkungan sekitar yang muncul karena kegiatan                 tersebut akibat
banyaknya masyarakat pendatang, sehingga kegiatan awal dari pembukaan lahan akan
memberikan dampak negatif berupa gangguan kesehatan pada masyarakat. Dampak
negatif ini dpat diatasi bila perusahaan (perkebunan inti) menyiapkan fasilitas umum seperti
sarana dan prasarana pengobata termasuk tenaga medisnya. Disamping itu harus dilakukan
juga upaya-upaya penciptaan ligkungan masyarakat yang sehat dan harmonis, sehingga
dapat memberikan dampak positif berupa peningkatan produktifitas kerja yang secara tidak
langsung akan meningkatkan produktivitas kebun dan kesejahteraan masyarakat.
Prospek Menguntungkan
                                                                                Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




ANALISIS FINANSIAL
Asumsi

    Perhitungan analisis kelayakan usahatani budidaya jeruk keprok borneo prima
berdasarkan beberapa asumsi sebagai berikut;

Luas lahan               :         1 ha
Jarak                    :          5x5m
tanam                    :          400 pohon per ha
Banyaknya                :         Rp. 458,1
tanaman
Harga Rata-              :         20 tahun
rata    per
buah Jeruk
Umur
Proyek

    Berdasarkan tinjauan lapangan dan penelitian para ahli lainnya, tingkat produksi jeruk
keprok berfluktuasi. Jeruk keprok baru mulai berproduksi pada umur 4 tahun. Produksi
mengalami kenaikan yang tajam pada umumnya terjadi pada tahun ke-8 sampai tahun ke-
15. Pada tahun berikutnya, produksi mengalami penurunan. Harga jual buah jeruk segar
(BJS) keprok adalah Rp. 458,1 yang merupakan harga rata-rata dari 4 grade jeruk. Dalam
perkembangannya penjualan buah jeruk segar                     meningkat setiap tahunnya mengikuti
produksi.

Tabel 9. Produksi, biaya produksi,penjualan, dan perhitungan laba rugi                  jeruk keprok
         berdasarkan tahun tanam.

                                                biaya          Laba (rugi)
 Tahun        Produksi       Penjualan        produksi           Kotor
   0                   0                 0     19.841.487,10     2587522,68
   1                   0                 0     8.578.356,70       -19841487,10
   2                   0                 0    10.889.927,22     -8.578.356,70
   3                   0                 0    16.762.753,42    -10.889.927,22
   4              68.400     31.334.040,00    16.603.110,00    14.571.286,58
   5              70.200     32.158.620,00    24.942.136,58    15.555.510,00
   6              72.000     32.983.200,00    25.001.986,58     8.041.063,42
   7              73.800     33.807.780,00    22.975.373,00    10.832.407,42
                                                biaya          Laba (rugi)
 Tahun        Produksi       Penjualan        produksi            Kotor
   8              75.600     34.632.360,00    23.035.222,58    11.597.137,42
   9              77.400     35.456.940,00    23.095.072,58    12.361.867,42
   10             79.200     36.281.520,00    23.154.922,58    13.126.697,42
Prospek Menguntungkan
                                                                                Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




   11           81.000      37.106.100,00     23.214.772,58     13.891.327,42
   12           82.800      37.930.680,00     23.274.622,58     14.656.057,42
   13           84.600      38.755.260,00     23.334.472,58     15.420.787,42
   14           86.400      39.579.840,00     23.394.322,58     16.185.517,42
   15           88.200      40.404.420,00     15.174.996,00    125.229.424,00
   16           84.600      38.755.260,00     15.055.296,00     23.699.964,00
   17           81.000      37.106.100,00     14.935.596,00     22.170.604,00
   18           77.400      35.456.940,00     14.815.896,00     20.661.044,00
   19           73.800      33.807.780,00     14.696.196,00     19.111.584,00
   20           68.400      31.334.040,00     14.516.646,00     16.817.394,00
            1.324.800     606.890.880,00    397.293.164,24    337.207.425,00


5.1. Kebutuhan Biaya Investasi

    Biaya investasi jeruk keprok borneo prima digunakan untuk investasi tanaman dan non
tanaman adalah Rp. 56.072.524,44 dengan perincian biaya investasi untuk per ha tanaman
jeruk dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Kebutuhan Biaya Investasi Tanaman Jeruk Keprok

              KEBUTUHAN BIAYA               Investasi          Investasi Non             Jumlah
                                            Tanaman              Tanaman                Investasi


                - Tahun   0   (TBM   0)     15.304.421,40         4.537.065,70          19.841.487,10
                - Tahun   1   (TBM   1)      7.331.415,00         1.246.417,70           8.578.356,70
                - Tahun   2   (TBM   2)      9.308.130,00         1.581.797,22          10.889.927,22
                - Tahun   3   (TBM   3)     14.330.215,00         2.432.538,42          16.762.753,42

                Total                     46.274.181,40        9.797.819,04          56.072.524,44



        Biaya investasi tanaman pada tahun ke-0 (TBM 0) digunakan untuk pembukaan lahan
(land clearing), penanaman tanaman pelindung dan penanaman kebun plasma jeruk
keprok. Sedangkan untuk Tahun 1 dan ke-2 digunakan untuk perawatan tanaman, seperti
penyulaman, pemupukan dan pencegahan hama dan penyakit. Untuk membantu pendanaan
dana investasi, diasumsikan mendapat fasilitas kredit bank 100 %. Sebagai konsekuensi dari
pinjaman bank dibebankan angsuran dan bunga bank dipatok 14 %. Investasi non-tanaman
digunakan untuk investasi infrastruktur, provisi dan asuransi, PBB, manajemen fee
pembangunan kebun, biaya administrasi, pemeliharaan kebun bahan dan tenaga kerja
pendukung dan lain sebagainya. Peminjaman dilakukan pada bulan Januari 2005 sedangkan
angsuran kepada bank mulai dibayarkan pada tahun ke-5 (tahun 2010) dengan jangka
Prospek Menguntungkan
                                                                           Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




waktu pengembalian selama 10 tahun. Angsuran per tahunnya adalah Rp. 7.324.049,39
yang diangsur sampai tahun 2019.
      Selama 20 tahun umur proyek, biaya yang dikeluarkan untuk budidaya tanaman jeruk
keprok baik biaya investasi maupun biaya operasional adalah Rp 397.293.164,24,-
sedangkan penerimaan dari hasil penjualan diperoleh sebesar Rp 606.890.880,00 sehingga
diperoleh laba usaha sebesar Rp 337.207.425,00


Kriteria Kelayakan Proyek
                                    Tabel 11. Hasil Analisa Finansial Proyek
Analisis    kelayakan    proyek                                                      diukur            melalui
                                      Kriteria investasi           Nilai
kriteria    investasi   meliputi                                                     benefit/cost         (B/C)
                                     Gross B/C             1,52
ratio, Break even point (BEP)        Net B/C               1,05
                                                                                     baik harga maupun
produksi, Net present value          BEP harga             Rp 41.298,23 per kg       (NPV), Internal rate
                                         produksi          Rp. 458,1 BJS
of return (IRR), dan payback         NPV                   Rp. 7.514.440,00          period.
                                     IRR                   39,15
B/C Ratio                            Payback period        6 tahun 7 bulan

      Analisis   B/C    ratio                                          adalah perbandingan
antara total cash inflow terhadap total cash outflow. Gross B/C ratio ini menunjukkan
gambaran berapa kali lipat benefit (penerimaan) akan diperoleh dari cost (biaya) yang
dikeluarkan sebelum dikalikan dengan discount factor (DF). Hasil analisis menunjukkan nilai
gross B/C ratio sebesar 1,52. Nilai ini menunjukkan bahwa benefit yang yang diperoleh
1,52 kali lipat dari cost yang dikeluarkan. Sedangkan Net B/C ratio ini menunjukkan
gambaran berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan setelah
dikalikan dengan discount factor (DF) sebesar 14 %. Berdasarkan perhitungan kelayakan
usaha, nilai Net B/C ratio adalah 1,05 yang artinya benefit yang diperoleh adalah 1,05 kali
lipat dari cost yang dikeluarkan.


Break Even Point (BEP)
      BEP (titik impas) adalah kondisi pada saat suatu usaha tidak mengalami keuntungan
maupun kerugian. Nilai BEP dipakai untuk menentukan besarnya volume penjualan dimana
perusahaan tersebut sudah dapat menutupi semua biaya-biayanya tanpa mengalami
kerugian maupun keuntungan.
Prospek Menguntungkan
                                                                          Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima




                                                      Nilai BEP volume produksi jeruk diperoleh pada
   Break Event Point (BEP) diperoleh dari
   rumus;
                                                tingkat produksi sebesar 41.298,23 buah pertahun.
                                                Artinya,   dengan   tingkat   harga    rata-rata      sebesar
         Total biaya rata-rata per tahun
       = ------------------------------------   Rp 458,1 usaha berkebun jeruk keprok tidak akan
          Harga jual rata-rata per kg
                                                mengalami    kerugian   atau    mendapat        keuntungan
                                                (impas) dengan hanya memproduksi buah jeruk segar
   Rp 18.918.722,11
      = ----------------------------            (BJS) sebanyak      41.298,23 buah pertahun.
           Rp 458,1 per buah

       = 41.298,23 buah per tahun


Payback period
        Payback period diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah
dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Hasil perhitungan
analisis kelayakan usaha diperoleh nilai payback period terjadi tahun ke 6 lebih 7 bulan.

Net Present Value (NPV)
        NPV dari suatu proyek merupakan nilai sekarang dari selisih benefit dengan cost pada
discount factor (DF) tertentu. NPV menunjukkan kelebihan manfaat dibandingkan dengan
biaya. Apabila NPV lebih besar dari 0 berarti proyek tersebut menguntungkan dan layak
untuk diusahakan. Berdasarkan hasil perhitungan NPV pada discount factor 14 %
menunjukan nilai NPV sebesar Rp. 7.514.440,00 yang artinya nilai NPV > 1. Hal ini berarti
proyek usaha budidaya jeruk keprok layak untuk diusahakan.

Internal Rate of Return (IRR)
        IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengatakan persentase keuntungnan dari
suatu proyek tiap-tiap tahun dan juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam
mengembalikan bunga pinjaman. IRR pada dasarnya menunjukkan Discount Factor (DF)
dimana NPV = 0.                 Berdasarkan hasil analisis perhitungan IRR diperoleh nilai 39,15 %.
Apabila diasumsikan bunga bank yang berlaku adalah 14 % maka proyek tersebut
menguntungkan dan layak untuk diusahakan, karena nilai IRR jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan suku bunga pasar.

Analisis Sensitivitas

        Analisis ini digunakan untuk mengetahui sensitivitas usaha budidaya jeruk keprok
borneo prima ketika ada perubahan tertentu yang mempengaruhi usaha. Asumsi kondisi
usaha diambil apabila usaha budidaya jeruk keprok mengalami kenaikan biaya produksi
sebesar 5 % dan harga jual turun 5 %. Selengkapnya tersaji dalam Tabel 12.
Investasi budidaya jeruk borneo prima
Investasi budidaya jeruk borneo prima
Investasi budidaya jeruk borneo prima
Investasi budidaya jeruk borneo prima
Investasi budidaya jeruk borneo prima

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pemilihan Water Ballast Treatment Plant pada Kapal Tanker 17500 DWT
Pemilihan Water Ballast Treatment Plant pada Kapal Tanker 17500 DWTPemilihan Water Ballast Treatment Plant pada Kapal Tanker 17500 DWT
Pemilihan Water Ballast Treatment Plant pada Kapal Tanker 17500 DWTEkaprana Daniswara
 
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Nanda Reda
 
Peringkat Proper 2021-2022
Peringkat Proper 2021-2022Peringkat Proper 2021-2022
Peringkat Proper 2021-2022CIkumparan
 
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Sylvester Saragih
 
Makalah character building
Makalah character buildingMakalah character building
Makalah character buildingarifhusni92
 
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
 
Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014
Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014
Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014Muliadin Forester
 
merdekabelajar-221206152106-c32f969b.pptx
merdekabelajar-221206152106-c32f969b.pptxmerdekabelajar-221206152106-c32f969b.pptx
merdekabelajar-221206152106-c32f969b.pptxEceKamaludin
 
Model endapan bahan galian
Model endapan bahan galianModel endapan bahan galian
Model endapan bahan galianseed3d
 
Aplikasi well logging dalam evaluas1
Aplikasi well logging dalam evaluas1Aplikasi well logging dalam evaluas1
Aplikasi well logging dalam evaluas1Muh Fajri Salam
 
211656541 laporan-pkl-politeknik-negeri-banjarmasin-di-nusantara-indah-sistem...
211656541 laporan-pkl-politeknik-negeri-banjarmasin-di-nusantara-indah-sistem...211656541 laporan-pkl-politeknik-negeri-banjarmasin-di-nusantara-indah-sistem...
211656541 laporan-pkl-politeknik-negeri-banjarmasin-di-nusantara-indah-sistem...BambangEkaSyaputra
 
Magang presentasi
Magang presentasiMagang presentasi
Magang presentasimazqooo
 
Primer, booster dan alat pemicu peledakan. OBEL MINE'13 UNIPA
Primer, booster dan alat pemicu peledakan. OBEL MINE'13 UNIPAPrimer, booster dan alat pemicu peledakan. OBEL MINE'13 UNIPA
Primer, booster dan alat pemicu peledakan. OBEL MINE'13 UNIPAUNIVERSITY OF PAPUA
 
Laporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan Indofood
Laporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan IndofoodLaporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan Indofood
Laporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan IndofoodMelina Eka
 
Teknik Konstruksi kapal
Teknik Konstruksi kapalTeknik Konstruksi kapal
Teknik Konstruksi kapaltanalialayubi
 

Was ist angesagt? (20)

Pemilihan Water Ballast Treatment Plant pada Kapal Tanker 17500 DWT
Pemilihan Water Ballast Treatment Plant pada Kapal Tanker 17500 DWTPemilihan Water Ballast Treatment Plant pada Kapal Tanker 17500 DWT
Pemilihan Water Ballast Treatment Plant pada Kapal Tanker 17500 DWT
 
Tata surya
Tata suryaTata surya
Tata surya
 
Tugas besar bauxite-2015 kelompok 8
Tugas besar bauxite-2015 kelompok 8Tugas besar bauxite-2015 kelompok 8
Tugas besar bauxite-2015 kelompok 8
 
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
 
ppt pertambangan
ppt pertambanganppt pertambangan
ppt pertambangan
 
Peringkat Proper 2021-2022
Peringkat Proper 2021-2022Peringkat Proper 2021-2022
Peringkat Proper 2021-2022
 
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
 
Makalah character building
Makalah character buildingMakalah character building
Makalah character building
 
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014
Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014
Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014
 
merdekabelajar-221206152106-c32f969b.pptx
merdekabelajar-221206152106-c32f969b.pptxmerdekabelajar-221206152106-c32f969b.pptx
merdekabelajar-221206152106-c32f969b.pptx
 
Model endapan bahan galian
Model endapan bahan galianModel endapan bahan galian
Model endapan bahan galian
 
Laporan kp pengeboran
Laporan kp pengeboranLaporan kp pengeboran
Laporan kp pengeboran
 
Aplikasi well logging dalam evaluas1
Aplikasi well logging dalam evaluas1Aplikasi well logging dalam evaluas1
Aplikasi well logging dalam evaluas1
 
211656541 laporan-pkl-politeknik-negeri-banjarmasin-di-nusantara-indah-sistem...
211656541 laporan-pkl-politeknik-negeri-banjarmasin-di-nusantara-indah-sistem...211656541 laporan-pkl-politeknik-negeri-banjarmasin-di-nusantara-indah-sistem...
211656541 laporan-pkl-politeknik-negeri-banjarmasin-di-nusantara-indah-sistem...
 
Magang presentasi
Magang presentasiMagang presentasi
Magang presentasi
 
Primer, booster dan alat pemicu peledakan. OBEL MINE'13 UNIPA
Primer, booster dan alat pemicu peledakan. OBEL MINE'13 UNIPAPrimer, booster dan alat pemicu peledakan. OBEL MINE'13 UNIPA
Primer, booster dan alat pemicu peledakan. OBEL MINE'13 UNIPA
 
Laporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan Indofood
Laporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan IndofoodLaporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan Indofood
Laporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan Indofood
 
Teknik Konstruksi kapal
Teknik Konstruksi kapalTeknik Konstruksi kapal
Teknik Konstruksi kapal
 
Coal bed methane
Coal bed methaneCoal bed methane
Coal bed methane
 

Andere mochten auch

Varietas Unggulan Jeruk Nasional
Varietas Unggulan Jeruk NasionalVarietas Unggulan Jeruk Nasional
Varietas Unggulan Jeruk NasionalZain Corps
 
Investasi sengon jabon analisa usaha
Investasi sengon jabon analisa usaha Investasi sengon jabon analisa usaha
Investasi sengon jabon analisa usaha sengonjabon
 
Pres. klaster ind. buah 2008
Pres. klaster ind. buah 2008Pres. klaster ind. buah 2008
Pres. klaster ind. buah 2008masterbu
 
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITROMakalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITROSMPN 4 Kerinci
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikumrizky hadi
 
Pengembangan investasi agrobisnis jeruk di kabupaten pangkep
Pengembangan investasi agrobisnis jeruk di kabupaten pangkepPengembangan investasi agrobisnis jeruk di kabupaten pangkep
Pengembangan investasi agrobisnis jeruk di kabupaten pangkepIndah Muthmainnah
 
pohon industri tanaman di indonesia
pohon industri tanaman di indonesiapohon industri tanaman di indonesia
pohon industri tanaman di indonesiaLinda Fitri
 
Contoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
Contoh Proposal Usaha atau Rencana BisnisContoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
Contoh Proposal Usaha atau Rencana BisnisSamuel Henry
 

Andere mochten auch (14)

Varietas Unggulan Jeruk Nasional
Varietas Unggulan Jeruk NasionalVarietas Unggulan Jeruk Nasional
Varietas Unggulan Jeruk Nasional
 
Investasi sengon jabon analisa usaha
Investasi sengon jabon analisa usaha Investasi sengon jabon analisa usaha
Investasi sengon jabon analisa usaha
 
Pres. klaster ind. buah 2008
Pres. klaster ind. buah 2008Pres. klaster ind. buah 2008
Pres. klaster ind. buah 2008
 
Manggis
ManggisManggis
Manggis
 
Saluran tataniaga hasil perikanan
Saluran tataniaga hasil perikananSaluran tataniaga hasil perikanan
Saluran tataniaga hasil perikanan
 
Bab ii fungsi fungsi tataniaga
Bab ii fungsi fungsi tataniagaBab ii fungsi fungsi tataniaga
Bab ii fungsi fungsi tataniaga
 
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITROMakalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Pengembangan investasi agrobisnis jeruk di kabupaten pangkep
Pengembangan investasi agrobisnis jeruk di kabupaten pangkepPengembangan investasi agrobisnis jeruk di kabupaten pangkep
Pengembangan investasi agrobisnis jeruk di kabupaten pangkep
 
Cara Budidaya jeruk nipis
Cara Budidaya jeruk nipis Cara Budidaya jeruk nipis
Cara Budidaya jeruk nipis
 
pohon industri tanaman di indonesia
pohon industri tanaman di indonesiapohon industri tanaman di indonesia
pohon industri tanaman di indonesia
 
Proposal pertanian
Proposal pertanianProposal pertanian
Proposal pertanian
 
Studi kelayakan bisnis
Studi kelayakan bisnisStudi kelayakan bisnis
Studi kelayakan bisnis
 
Contoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
Contoh Proposal Usaha atau Rencana BisnisContoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
Contoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
 

Ähnlich wie Investasi budidaya jeruk borneo prima

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...dian haryanto
 
5.2 pedoman teknis-agroindustri-horti
5.2 pedoman teknis-agroindustri-horti5.2 pedoman teknis-agroindustri-horti
5.2 pedoman teknis-agroindustri-hortiAndi Firman
 
Cover investasi-pmd-a4-aslie
Cover investasi-pmd-a4-aslieCover investasi-pmd-a4-aslie
Cover investasi-pmd-a4-aslieAji Uhfatun M
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Bali - UNUD
Laporan Akhir EKPD 2010 - Bali - UNUDLaporan Akhir EKPD 2010 - Bali - UNUD
Laporan Akhir EKPD 2010 - Bali - UNUDEKPD
 
Buku Saku. Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Maret 2012
Buku Saku. Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Maret 2012Buku Saku. Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Maret 2012
Buku Saku. Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Maret 2012Oswar Mungkasa
 
Buku panduan pelatihan geologi dasar, pemetaan dan perhitungan cadangan
Buku panduan pelatihan geologi dasar, pemetaan dan perhitungan cadanganBuku panduan pelatihan geologi dasar, pemetaan dan perhitungan cadangan
Buku panduan pelatihan geologi dasar, pemetaan dan perhitungan cadanganRio Anggara
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua Barat - UNP
Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua Barat - UNPLaporan Akhir EKPD 2010 - Papua Barat - UNP
Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua Barat - UNPEKPD
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Gorontalo - UNG
Laporan Akhir EKPD 2010 - Gorontalo - UNGLaporan Akhir EKPD 2010 - Gorontalo - UNG
Laporan Akhir EKPD 2010 - Gorontalo - UNGEKPD
 
Prosedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegara
Prosedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegaraProsedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegara
Prosedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegaraMas Niban
 
Laporan Mekanisasi Tebu
Laporan Mekanisasi TebuLaporan Mekanisasi Tebu
Laporan Mekanisasi TebuEriska Ahmad
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sultra - Unhal
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sultra - UnhalLaporan Akhir EKPD 2010 - Sultra - Unhal
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sultra - UnhalEKPD
 
Draf NA raperda Kumuh Kota Surakarta 13102015
Draf NA raperda Kumuh Kota Surakarta 13102015Draf NA raperda Kumuh Kota Surakarta 13102015
Draf NA raperda Kumuh Kota Surakarta 13102015Bagus ardian
 
Laporan Prakerin Kelompok 7 (Vers. 1)
Laporan Prakerin Kelompok 7 (Vers. 1)Laporan Prakerin Kelompok 7 (Vers. 1)
Laporan Prakerin Kelompok 7 (Vers. 1)Karina Natallia
 
Halaman pengesahan
Halaman pengesahanHalaman pengesahan
Halaman pengesahanAdul Imau
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Banten - UNTIRTA
Laporan Akhir EKPD 2010 - Banten - UNTIRTALaporan Akhir EKPD 2010 - Banten - UNTIRTA
Laporan Akhir EKPD 2010 - Banten - UNTIRTAEKPD
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Lampung - UNILA
Laporan Akhir EKPD 2010 - Lampung - UNILALaporan Akhir EKPD 2010 - Lampung - UNILA
Laporan Akhir EKPD 2010 - Lampung - UNILAEKPD
 
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_finalKata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_finalSuhardi Bae
 

Ähnlich wie Investasi budidaya jeruk borneo prima (20)

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...
 
5.2 pedoman teknis-agroindustri-horti
5.2 pedoman teknis-agroindustri-horti5.2 pedoman teknis-agroindustri-horti
5.2 pedoman teknis-agroindustri-horti
 
Cover investasi-pmd-a4-aslie
Cover investasi-pmd-a4-aslieCover investasi-pmd-a4-aslie
Cover investasi-pmd-a4-aslie
 
1 ikan-mas
1 ikan-mas1 ikan-mas
1 ikan-mas
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Bali - UNUD
Laporan Akhir EKPD 2010 - Bali - UNUDLaporan Akhir EKPD 2010 - Bali - UNUD
Laporan Akhir EKPD 2010 - Bali - UNUD
 
Buku Saku. Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Maret 2012
Buku Saku. Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Maret 2012Buku Saku. Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Maret 2012
Buku Saku. Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Maret 2012
 
Buku panduan pelatihan geologi dasar, pemetaan dan perhitungan cadangan
Buku panduan pelatihan geologi dasar, pemetaan dan perhitungan cadanganBuku panduan pelatihan geologi dasar, pemetaan dan perhitungan cadangan
Buku panduan pelatihan geologi dasar, pemetaan dan perhitungan cadangan
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua Barat - UNP
Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua Barat - UNPLaporan Akhir EKPD 2010 - Papua Barat - UNP
Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua Barat - UNP
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Gorontalo - UNG
Laporan Akhir EKPD 2010 - Gorontalo - UNGLaporan Akhir EKPD 2010 - Gorontalo - UNG
Laporan Akhir EKPD 2010 - Gorontalo - UNG
 
Prosedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegara
Prosedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegaraProsedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegara
Prosedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegara
 
Laporan Mekanisasi Tebu
Laporan Mekanisasi TebuLaporan Mekanisasi Tebu
Laporan Mekanisasi Tebu
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sultra - Unhal
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sultra - UnhalLaporan Akhir EKPD 2010 - Sultra - Unhal
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sultra - Unhal
 
Draf NA raperda Kumuh Kota Surakarta 13102015
Draf NA raperda Kumuh Kota Surakarta 13102015Draf NA raperda Kumuh Kota Surakarta 13102015
Draf NA raperda Kumuh Kota Surakarta 13102015
 
Laporan Prakerin Kelompok 7 (Vers. 1)
Laporan Prakerin Kelompok 7 (Vers. 1)Laporan Prakerin Kelompok 7 (Vers. 1)
Laporan Prakerin Kelompok 7 (Vers. 1)
 
Payun
PayunPayun
Payun
 
Halaman pengesahan
Halaman pengesahanHalaman pengesahan
Halaman pengesahan
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Banten - UNTIRTA
Laporan Akhir EKPD 2010 - Banten - UNTIRTALaporan Akhir EKPD 2010 - Banten - UNTIRTA
Laporan Akhir EKPD 2010 - Banten - UNTIRTA
 
Agribisnis
AgribisnisAgribisnis
Agribisnis
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Lampung - UNILA
Laporan Akhir EKPD 2010 - Lampung - UNILALaporan Akhir EKPD 2010 - Lampung - UNILA
Laporan Akhir EKPD 2010 - Lampung - UNILA
 
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_finalKata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
 

Kürzlich hochgeladen

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 

Investasi budidaya jeruk borneo prima

  • 2. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima PENGANTAR Salah satu prioritas pembangunan yang ditetapkan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur dalam mencapai Visi Daerah sebagai pusat perdagangan dan jasa yang terkemuka di Indonesia Timur dan Asia Pasifik adalah pembangunan pertanian dalam arti luas. Kalimantan Timur dengan kekayaan sumberdaya dan agroekologinya menyimpan potensi pengembangan komoditi pertanian seperti Jeruk. Dalam upaya untuk mendorong dunia usaha menanamkan investasinya di Kalimantan Timur, perlu diberikan informasi yang jelas tentang prospektif pengembangan Jeruk Keprok Borneo Prima di Kalimantan Timur. Untuk memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai profil investasi Budidaya Jeruk Keprok Borneo Prima, Badan Promosi dan Investasi Daerah (BPID) Kalimantan Timur bekerjasama dengan Center for Community Empowerment and Economic (FORCE) melakukan studi penyusunan profil proyek investasi budidaya Jeruk Keprok Borneo Prima. Saya menyambut gembira atas tersusunnya laporan studi Pra FS Profil Proyek Komoditi Unggulan Daerah dengan judul: Prospek Menguntungkan ; Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima, sebagai wujud realisasi dari kerjasama tersebut. Kami berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi dunia usaha dan pemerintah sebagai dasar dalam mengambil kebijakan pengembangan Jeruk di Kalimantan Timur. Akhirnya, kepada Direktur Center for Community Empowerment and Economic (FORCE) dan Tim Studinya kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas usaha dan sumbangan pemikiran yang diberikan. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada walikota/bupati beserta jajarannya di daerah studi dan semua pihak yang telah memberikan kontribusinya sejak awal hingga tersusunnya laporan. Terima Kasih. Samarinda, Juni 2009 Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur, KEPALA H. Nusyirwan Ismail
  • 3. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…………………………………………......................................... 1 1.2 Maksud dan Tujuan……………………………………………………………………………….………. 4 1.3 Kegunaan………………………………………………………………………………………………………. 4 BAB II SITUASI PEMASARAN 2.1 Jeruk Keprok Borneo Prima.......................................................... 6 2.2 Pasar Dunia dan Pasar Domestik.................................................... 7 2.3 Struktur Industri....................................................................... 9 BAB III POTENSI DAERAH DAN TEKNIS PRODUKSI 3.1 Potensi Daerah………………………………………………………………………………………………. 12 3.2 Teknis Produksi…………………………………………………………………………………………….. 16 BAB IV KEBIJAKAN DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG 4.1 Sarana dan Prasarana……………………………………………………..……………………………. 33 4.2 Legalitas................................................................................ 37 BAB V ANALISIS FINANSIAL 5.1 Kebutuhan Biaya Investasi……………………………………………………………………………. 46 BAB VI PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………. 52 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………… 53 LAMPIRAN………………………………………………………………………………………………………………………………….. 55
  • 4. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima DAFTAR TABEL Tabel 1 Perkembangan produksi, ekspor, impor, konsumsi, dan kebutuhan jeruk tahun 2000-2004.. 8 Tabel 2 Pangsa pasar jeruk Indonesia dalam perdagangan jeruk dunia pada tahun 2003............... 9 Tabel 3 Beberapa faktor penentuan lokasi untuk perkebunan jeruk keprok.............................. 13 Tabel 4 Analisa kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk pada desa Rantau Makmur, Kecamatan 15 Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur.............................................................. Tabel 5 Frekuensi pemupukan yang digunakan untuk perkebunan jeruk(400 tanaman per 20 ha).................................................................................................. Tabel 6 Masa panen jeruk di Indonesia.......................................................................... 28 Tabel 7 Penggolongan jeruk keprok berdasarkan besar/beratnya.......................................... 31 Tabel 8 Penggolongan jeruk keprok berdasarkan syarat mutu............................................... 31 Tabel 9 Produksi, biaya produksi,penjualan, dan perhitungan laba rugi jeruk keprok berdasarkan 45 tahun tanam............................................................................................... Tabel 10 Kebutuhan Biaya Investasi Tanaman Jeruk Keprok.................................................. 46 Tabel 11 Hasil Analisa Finansial Proyek........................................................................... 47 Tabel 12 Analisis sensitivitas kelayakan usaha budidaya jeruk keprok borneo prima..................... 50
  • 5. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Bagan pohon industri komoditas jeruk.......................... 11 Gambar 2 Salah satu kondisi perkebunan jeruk keprok di Kecamatan Rantau Pulung Kabupaten 14 Kutai Timur............................................................................................... Gambar 3 Tahapan kegiatan penyediaan bibit jeruk bebas penyakit di 17 Indonesia.................................................................................................. Gambar 4 Tanaman jeruk keprok borneo prima................................................................ 17 Gambar 5 Bagan alir dari Standar Operasional Prosedur (SOP) penyaluran bibit 19 jeruk....................................................................................................... Gambar 6 Penanganan pasca panen............................................................................ 30 Gambar 7 Diagram alir pembuatan bubuk sari jeruk keprok dan sari/jus jeruk keprok.......... 32 Gambar 8 Hubungan antara petani plasma dan perusahaan besar/eksportir..................... 43 Gambar 9 Mekanisme Proyek Kemitraan Terpadu antara petani plasma, perusahaan 43 besar/ekportir, dan bank ....................................................................
  • 6. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Diagram alir proses perijinan................................................................... 56 Lampiran 2 Cash flow investasi budidaya jeruk keprok borneo prima.................................. 57
  • 7. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Kalimantan Timur mempunyai 10 kabupaten dan 4 kota. Sebagian besar dari Kabupaten mencanangkan program pengembangan pertanian sebagai arah pembangunannya sebagai antisipasi dari menipisnya cadangan kekayaan alam berupa emas, batubara, minyak bumi, dan Jeruk keprok Borneo Prima kayu. Salah satu prioritas pengembangannya adalah komoditas hortikultura unggul asli asal Kalimantan Timur. Beberapa komoditas hortikultura yang telah dilepas antara lain durian dan salak. Pada tahun 2003 ditemukan komoditas hortikultura unggulan lain, yaitu jeruk keprok yang berasal dari kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur. Kemudian pada tahun 2006 jeruk ini mulai serius dikembangkan karena keunikannya sebagai jeruk keprok dataran rendah yang mempunyai warna kulit orange. Sesuai dengan arah pengembangan agribisnis untuk komoditas jeruk yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian pada tahun 2005, akan dilakukan perluasan tanaman jeruk untuk mengantisipasi permintaan jeruk baik nasional maupun dunia yang cenderung meningkat. Data-data yang ada menunjukkan bahwa jeruk merupakan salah satu produk sub-sektor pertanian (hortikultura) yang mempunyai pasar dalam negeri yang masih sangat terbuka, disamping juga mempunyai pasar luar negeri yang baik. Pada tahun 2004 luasan produksi jeruk nasional mencapai 70.000 ha dengan produksi sebesar 1.600.000 ton (produktivitas berkisar antara 17-25 ton/ha). Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara penghasil utama jeruk dunia ke-13 setelah Vietnam (Suyamto et al., 2005). Pada tahun yang sama, Kalimantan Timur hanya menyumbang produksi jeruk nasional sebesar 0,63 % (BPS Provinsi Kaltim, 2007). Tanaman jeruk meja, seperti jeruk siem, jeruk manis, dan jeruk keprok, tersebar di seluruh Indonesia dengan sentra produksi terdapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur (Agrimas Kapitalindo, 2007). Sedangkan Kalimantan Timur belum disebut sebagai sentra produksi jeruk. Pada tahun 2003 diketahui bahwa luas panen jeruk di Kalimantan Timur adalah 75 ha dengan produksi sebesar 2.887 ton (Suyamto et al., 2005). Sampai sekarang, secara nasional perkebunan jeruk masih diusahakan dalam skala kecil secara terpisah dalam luasan 1-5 ha. Di Kalimantan Timur, jeruk mulai dilirik sebagai komoditas hortikultura yang potensial karena permintaannya terus meningkat. Jeruk yang paling
  • 8. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima banyak dibudidayakan dan dipasarkan di Kalimantan Timur adalah jeruk siem, sedangkan jeruk keprok baru sedikit sekali. Mulai tahun 2007 ini, petani jeruk di Kalimantan Timur dikenalkan dengan varietas baru jeruk keprok lokal yang dapat tumbuh dan menghasilkan buah dengan warna orange pada dataran rendah (± 50 m diatas permukaan laut), tidak seperti biasanya jeruk keprok dataran rendah yang berwarna hijau. Daerah asal jeruk keprok, yang diberi nama Borneo Prima, tersebut adalah Kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur (Warta Prima, 2007). Dibandingkan jeruk siem yang hanya berasa manis, jeruk keprok mempunyai rasa khas, yaitu rasa manisnya terasa lebih segar karena terdapat campuran rasa asam. Dari penampilannya, jeruk ini juga lebih menarik karena lebih mudah dikupas dan tidak terasa pahit. Kulit jeruk yang pahit biasanya mempengaruhi rasa jeruk karena rasa pahitnya akan masuk ketika pengupasan kulit (jeruk siem biasanya sulit dikupas). Sebagai tempat asal ditemukannya jeruk keprok Borneo Prima ini, Kecamatan Rantau Pulung di Kabupaten Kutai Timur dipilih sebagai daerah pengembangan perkebunan jeruk yang diusahakan dalam skala besar. Melalui koordinasi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur, di Kecamatan Rantau Pulung akan dikembangkan luasan produksi untuk jeruk keprok ini sampai 500 ha (Kompas, 2007). Bahkan dalam arah kebijakan pengembangan jeruk nasional oleh Departemen Pertanian, luas areal perkebunan jeruk nasional ditargetkan menjadi hampir 28.000 ha dengan target di Kalimantan Timur sekitar 365 ha pada tahun 2010 (Suyamto et al., 2005). Perkiraan konsumsi jeruk dalam negeri tahun 2010 adalah 2.355.500 ton atau meningkat 1,5 kali dibanding konsumsi pada tahun 2004 yaitu sebesar 1.570.333 ton (Suyamto et al., 2005). Terdapatnya kecenderungan kekurangan produksi dibandingkan konsumsi untuk jeruk di Indonesia merupakan peluang bagi pelaku agribisnis untuk “bermain” di sektor ini. Apalagi selama ini Indonesia dikenal sebagai importir jeruk terbesar kedua di ASEAN setelah Malaysia (Agrimas Kapitalindo, 2007). Impor jeruk Indonesia pada tahun 2004 mencapai 94.711.000 ton senilai US$50.516.000, sedangkan ekspornya hanya sekitar 657.000 ton senilai US$542.000 (Suyamto et al., 2005) Salah satu kendala dalam pengembangan perkebunan jeruk umumnya adalah pengendalian hama dan penyakit (terutama Citrus Vieun Ploem Degeneration, CVPD), pemilihan varietas yang cocok untuk setiap daerah, gambaran tata niaga jeruk nasional dan gambaran kelayakan proyeknya sesuai dengan karakteristik lahan dan iklimnya.Profil investasi perkebunan jeruk ini merupakan salah satu jawaban untuk menarik investor menanamkan modalnya di sektor ini, khususnya di Kalimantan Timur, dengan memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya tentang peluang pengembangan perkebunan jeruk keprok
  • 9. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima di Kalimantan Timur dengan telah dilepasnya varietas baru jeruk keprok yang dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah (Jeruk Keprok Borneo Prima), termasuk didalamnya kemungkinan pengembangan kegiatan ini ke arah pengolahannya, seperti sari/jus jeruk. 1.2. Maksud dan Tujuan Penyusunan profil perkebunan jeruk keprok dimaksudkan untuk mengidentifikasi kelayakan teknis, pasar dan finansial jeruk keprok. Dari hasil identifikasi ini disusun buku yang dapat memberikan informasi mengenai kelayakan teknis, pasar dan finansial perkebunan bagi investor. 1.3. Kegunaan Dengan terbitnya buku Profil Investasi Perkebunan Jeruk Keprok, diharapkan dapat berguna sebagai: a. Informasi peluang usaha dan investasi tanaman hortikultura jeruk keprok kepada investor baik asing maupun dalam negeri serta kalangan dunia usaha, sehingga dapat memacu pertumbuhan investasi di Kalimantan Timur. b. Dasar bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan pengembangan sektor tanaman hortikultura khususnya jeruk keprok di Kalimantan Timur.
  • 10. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima SITUASI PEMASARAN Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari China, sedangkan jeruk yang ada sekarang di Indonesia dipercaya merupakan peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Italia (Kemal Prihatman, 2000). Sekitar 70-80 % jeruk yang dikembangkan di Indonesia adalah jeruk siem, dan sisanya adalah jeruk keprok unggulan daerah dan jeruk lainnya (Suyamto et al., 2005). Jeruk siem Pontianak, siem Garut, dan siem Lumajang merupakan beberapa jenis jeruk siem yang ditanam di Indonesia, sedang jeruk keprok yang dikenal antara lain adalah keprok Garut dari Jawa Barat, keprok Siompu dari Sulawesi Tengara, keprok Tejakula dari Bali, keprok Kacang dari Sumatera Barat, keprok Batu 55 dari Batu, keprok Madura dari jawa Timur, dan keprok So’e dari Nusa Tenggara Timur (Kemal Prihatman, 2000). Sampai saat ini, pasar di Indonesia masih didominasi oleh jeruk siem karena produksinya yang mencapai 70-80 % dari total produksi jeruk nasional (Winarno, 2004). Seiring dengan makin berkembangnya luasan tanaman jeruk keprok diharapkan dapat meningkatkan pasar untuk jenis jeruk ini, disamping juga melirik peluang ekspor. Kulit jeruk keprok mudah dikupas karena kulitnya lebih mudah patah dibandingkan dengan jeruk siem. Hal ini menyebabkan tingkat kesulitan pasca panen dari jeruk keprok lebih tinggi dari jeruk siem. Distribusi jeruk keprok harus dilakukan dengan kemasan yang dapat menahannya dari bahaya kerusakan fisik seperti “pecah”. Disamping itu, konsumen belum banyak mengenal jenis-jenis jeruk dan keistimewaannya. Hal ini menyebabkan jeruk siem masih lebih favorit di kalangan pedagang sebagai komoditas yang diperdagangkan dibanding jeruk-jeruk lainnya seperti jeruk keprok dan jeruk manis. Saat ini hampir semua produksi jeruk dipasarkan dalam bentuk buah segar. Beberapa produk pangan olahan berupa sari jeruk masih didominasi oleh produk “serupa” sari jeruk, yaitu minuman yang menggunakan BTP (bahan tambahan pangan) essence jeruk. Untuk sari jeruk dengan bahan baku jeruk sendiri kebanyakan masih didominasi oleh produk impor. 2.1. Jeruk Keprok Borneo Prima Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah sebagai berkut: Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae
  • 11. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima Ordo : Rutales Family : Rutaceae Genus : Citrus Spesies : Citrus sp. Jenis jeruk lokal yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk siem ( C. microcarpa L.) antara lain Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, Siem Purworejo; Jeruk keprok (C. reticulata) antara lain keprok batu 55, keprok garut, keprok tejakula, keprok matsuma; Jeruk manis (C. auranticum L.); Jeruk sitrun/lemon (C. medica); Jeruk besar/pamelo (C. maxima Herr.) antara lain jeruk Nambangan-Madiun dan jeruk Bali; jeruk nipis (C. aurantifolia), jeruk purut (C. hystrix) dan jeruk sambal ( C. hystrix ABC) (Kemal Prihatman, 2000) Pada tahun 2003, Tim Monitoring Program Pengembangan Agribisnis Jeruk Rantau Pulung yang digagas oleh Community Development (Comdev) PT Kaltim Prima Coal (KPC) berkerja sama dengan Balai Penelitian Buah (Balitbu) Solok, Sumatera Barat, dan Loka Penelitian Jeruk (Lolit Jeruk) Tlekung, Malang, menemukan tanaman jeruk keprok di Kecamatan Rantai Pulung, Kabupaten Kutai Timur. Tidak seperti jeruk keprok dataran rendah pada umumnya, jeruk keprok ini cukup unik karena buahnya berwarna orange seperti jeruk keprok yang tumbuh di dataran tinggi. Lokasi ditemukannya jeruk keprok di Kecamatan Rantau Pulung ini berada pada ketinggian ± 50 m dari permukaan laut. Atas prakarsa Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah-Subtropika Tlekung, Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Timur dan PT Kaltim Prima Coal, jeruk tersebut telah dilepas oleh Departemen Pertanian sebagai varietas baru jeruk keprok dengan nama Jeruk Keprok Borneo Prima (Citrus reticulata Blanco) pada pertengahan tahun 2007 (Warta Prima, 2007). Menurut sumber : Warta Prima, 2007 ada beberapa alasan yang membuat jeruk keprok Borneo Prima layak untuk diusahakan atau dikembangkan adalah : 1. Produktivitasnya yang tinggi sekitar 20-25 kg per pohon per tahun. 2. Harga ditingkat petani lebih tinggi antara 75-100 % dibanding jeruk siem. 3. Penampilan buahnya lebih menarik dibanding jeruk siem. 4. Aroma dan cita rasa sangat khas, sehingga berpeluang sebagai komoditas ekspor. 5. Termasuk buah meja dan mudah dikupas. 6. Peluang pemasaran masih terbuka. 7. Masa simpannya lebih lama dibandingkan jeruk siem.
  • 12. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima 2.2. Pasar Dunia dan Pasar Domestik Antara tahun 2000-2004, luas panen dan produksi jeruk dalam negeri menunjukkan peningkatan rata-rata per tahun yang cukup pesat, masing-masing mencapai 18,14 % dan 27 %. Pada tahun 2004 luas panen jeruk di Indonesia adalah 70 ha dengan produksi sekitar 1.600.000 ton, produktivitasnya mencapai 22,86 ton/ha. Pada tahun yang sama, kondisi pasar dalam negeri juga menunjukkan perkiraan permintaan jeruk yang tinggi, yaitu sebesar 639.000 ton, dengan peningkatan konsumsi pada tahun 2000-2004 kurang lebih 25 % per tahun. Data tentang pasar jeruk nasional disajikan pada Tabel 1. Pada tahun 2003, pangsa volume pasar jeruk Indonesia dalam perdagangan jeruk dunia adalah yang terendah. Walaupun demikian, Indonesia masih mempunyai peluang peningkatan pangsa pasar karena mempunyai potensi perluasan areal produksi disamping nilai FOB-nya yang termasuk rendah, yaitu hanya sekitar 328 US$/ton (Tabel.2) Dari data konsumsi baik dunia maupun nasional diketahui bahwa peluang usaha di sektor ini cukup besar. Tabel 1. Perkembangan produksi, ekspor, impor, konsumsi, dan kebutuhan jeruk 2000-2004 (dalam ton) Tahun Produksi Ekspor Impor Konsumsi 2000 644.052 1.079 34.879 275.027 2001 691.433 1.919 75.622 385.841 2002 968.132 1.097 76.650 429.919 2003 1.441.680 954 57.480 637.661 2004 1.600.000 1.261 94.606 639.0001) Perkembangan 27 14 39 25 (% / tahun) Keterangan: 1) Perkiraan Sumber : Suyamto et al.(2005)
  • 13. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima Tabel 2. Pangsa pasar jeruk Indonesia dalam perdagangan jeruk dunia pada tahun 2003 Pangsa Harga FOB No. Negara Volume (%) (US$/ton) 1 Indonesia 0,003 328,95 2 Cina Hongkong 1,13 195,54 3 India 1,14 195,54 4 Italia 1,62 629,36 5 USA 3,12 541,33 6 Mesir 3,31 234,96 7 Turki 3,49 332,54 8 Belanda 4,46 576,50 9 Meksiko 5,20 416,48 10 Yunani 5,66 458,25 1 Afrika Selatan 14,34 295,14 12 Spanyol 28,61 671,49 Dunia 100,00 - Sumber : (Suyamto et al., 2005)
  • 14. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima 2.3. Struktur Industri Terdapat 5 jenis jeruk yang diusahakan di Indonesia, diantaraya adalah jeruk besar/pamelo, jeruk nipis/purut, dan jeruk manis, jeruk siem, dan jeruk keprok. Diantara jenis tersebut, jeruk siem merupakan jenis jeruk paling banyak dibudidayakan dan kini masih mendominasi pasar nasional. Jeruk sempat menjadi primadona produk hortikultura di Indonesia sampai tahun 1993. Salah satu sentra jeruk di Indonesia adalah Kalimantan Barat yang terkenal dengan jenis jeruknya, yaitu jeruk pontianak, tetapi pada tahun 1994 kejayaan ini hancur karena persoalan hama dan tata niaga yang kurang menguntungkan petani. (Pirawan, 2007) Sebagian besar perkebunan jeruk yang diusahakan kini masih diusahakan dalam area-area kecil, 1-5 ha, dan tidak tersentra, tetapi dengan semakin baiknya pasar jeruk nasional maka perkebunan jeruk skala besar sudah mulai dibuka. Di Kalimantan Barat, perusahaan perkebunan jeruk swasta yang membuka perkebunan jeruk skala besar adalah Mitra Jeruk Lestari yang mengusahakan perkebunan jeruk dengan luas 500 ha. Dari segi luasan produksi, perkembangan perkebunan jeruk di Indonesia cukup menggembirakan, produknya lebih banyak dipasarkan dalam bentuk segar. Sedangkan produk olahan seperti sari/jus jeruk keprok masih terbatas. Kegiatan produk olahan jeruk harus didukung oleh suplai bahan baku yang stabil, sehingga bila perkebunan jeruk ini berkembang dengan baik maka akan mendorong pertumbuhan sektor lain, yaitu industri pengolahan sari/jus jeruk keprok. Pohon industri komoditas jeruk disajikan dalam bentuk bagan pada Gambar 1.
  • 15. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima Industri On-farm Jasa / Industri Benih Pendukung Industri kemasan Transportasi Buah Informasi Buah segar Buah Buah Segmen segar segar Kulit Ampas Biji tanpa biji Pupuk organik Bangsal - Minyak lemon Makanan ternak Minyak - Sari murni Pengemasangan - Pektin - Konsentrat Makanan ternak - Kulit kering Makanan ternak - Sari buah siap saji - Serat pangan Gula tetes Pektin Jam, jelly, marmalade Cuka, cider Fruit kalker dan puree Tepung instant Pengalengan Bioessence
  • 16. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima Gambar 1. Bagan pohon industri komoditas jeruk
  • 17. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima POTENSI DAERAH DAN TEKNIS PRODUKSI Tidak seperti di daerah-daerah lain yang telah berkembang perkebunan jeruknya sehingga terkenal seperti Pontianak, Garut dan lain-lain, petani jeruk di Kalimantan Timur masih mencari identitas untuk berusaha menjadi salah satu sentra jeruk. Mereka masih menanam atas inisiatif sendiri. Walaupun demikian, beberapa lokasi menunjukkan bahwa lokasi tersebut cocok untuk pengembangan tanaman jeruk keprok. Teknis produksi jeruk keprok telah menjadi perhatian pemerintah yang melalui Dinas Pertanian mendirikan Balitjestro (Balai Penelitian Jeruk dan Buah Sub-tropis) di Batu, Malang. Teknis produksi ini meliputi pemilihan lokasi, pengadaan bibit, pemeliharaan (pengolahan tanah, pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit), pemanenan, dan penanganan lepas panen. 3.1. Potensi Daerah Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi perkebunan jeruk keprok disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan aspek teknis tersebut, serta arah dan strategi program pengembangan produk hortikultura dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur serta Dinas Pertanian Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur, prioritas wilayah kabupaten yang berpotensi dilakukannya perkebunan jeruk adalah Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Pasir, dan Kabupaten Kutai Timur. Salah satu kebun jeruk milik petani di Rantau Pulung disajikan pada Gambar 2. Keempat kabupaten tersebut telah diketahui sebagai penghasil jeruk jenis siem yang cukup potensial. Walaupun pangsa pasarnya baru lokal dan keberadaanya hanya melengkapi jeruk yang diperdagangkan antar pulau dari Sulawesi, tetapi kecocokan lokasi dan adanya sumberdaya petani yang telah menggeluti tanaman jeruk cukup lama menjadikan keempat kabupaten ini merupakan daerah pengembangan jeruk keprok yang potensial. Tabel 3. Beberapa faktor penentuan lokasi untuk perkebunan jeruk keprok Faktor kondisi No. Persyaratan tumbuh Tanah jenis latosol dan andosol, tidak boleh tergenang air, pH tanah 5-7,5 1. Karakteristik tanah dengan pH optimum adalah 6, dapat tumbuh baik pada daerah yang mempunyai kemiringan sampai 30o
  • 18. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima Ketinggian dari Dapat tumbuh pada dataran rendah dan tinggi, tetapi banyak varietas jeruk 2. permukaan laut keprok tumbuh dengan baik pada ketinggian 800-1.500 dpl. Tersedia bibit jeruk keprok untuk dataran rendah dan bibit jeruk keprok untuk 3. Bibit jeruk keprok dataran tinggi Daerah tropis dan subtropis (35o LU – 35o LS), dengan suhu 25-30oC, curah hujan berkisar antara 1.250-1.900 mm per tahun, kelembaban udara 70-80 %, Iklim dan curah dan penyinaran matahari 50-60 % (tidak menyukai tempat yang terlindung), air 4. hujan tanah terdapat pada kedalaman 0,5 m pada saat musim penghujan dan 1,5 m pada saat musim kemarau. Memerlukan 5-9 bulan basah (musim hujan), suplai air yang cukup diperlukan pada bulan Juli-Agustus. Sumber: Bank Indonesia, 2007; Kemal Prihatman, 2000 Untuk penilaian kesesuaian lahan di kecamatan rantau Pulung untuk tanaman jeruk termasuk kurang sampai cukup sesuai. Salah satu contoh analisa tanah dan lingkungan disajikan pada Tabel 4. Faktor utama yang membuat kesesuaian lahan hanya sampai pada tahap kurang sampai cukup adalah tanahnya yang kurus (kurang unsur hara), seperti umumnya lahan di Kalimantan Timur. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan pengolahan tanah yang baik. Sedangkan untuk faktor yang tidak dapat dimanipulasi seperti cuaca, tergolong sangat sesuai, sehingga kondisi tersebut tetap menjadikan daerah Rantau Pulung sebagai sentra jeruk yang potensial. a b Gambar 2. Salah satu kondisi perkebunan jeruk di Kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur. (a) Perkebunan jeruk siem rakyat; (b) Penangkar bibit jeruk siem
  • 19. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima Tabel 4. Analisa kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk pada desa Rantau Makmur, Kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur Parameter Lokasi A Lokasi B Lokasi C Lokasi : BT 117o16.910’ 117o18.135’ 117o16.905’ LU 0o35.125’ 0o34.286’ 0o34.716 Curah hujan (mm/thn) 2055 (S1) 2055 (S1) 2055 (S1) Bulan kering (bulan) 1 (S1) 1 (S1) 1 (S1) Elevasi (m dpl) 97 (S1) 69 (S1) 83 (S1) Kemiringan (%) 0-10 (S1) 0-5 (S1) 0-5 (S1) Jeluk tanah (cm) 100 (S2) >150 (S1) > 150 (S1) Batu permukaan (%) 0 (S1) 0 (S1) - (S1) Potensi genangan (hari) 0 (S1) 0 (S1) 0 (S1) Permukaan air tanah (cm) >150 (S1) - (S1) 120 (S2) Tekstur silty c (S2) silty c (S2) sandy c.(S2) Drainase sedang (S2) sedang (S2) buruk (S3) Kimia tanah : pH 4.8 (S3) 4.8 (S3) 5.3 (S2) C-organik 0.92 (S3) 0.92 (S3) 0.91 (S3) KPK (me/100g) 9.77 (S3) 9.77 (S3) 6.77 (S3) N (%) 0.1 (S2) 0.1 (S2) 0.08 (S3) P2O5 (%) 0.0007 (S3) 0.0007 (S3) 0.0013 (S2) 0.0094 (S3) 0.0094 (S3) 0.0094 (S3) K2O (%) Toksisitas : 49.23 (S3) 49.23 (S3) 29.99 (S3) Kejenuhan Al (%) Parameter Lokasi A Lokasi B Lokasi C Kesimpulan: Potensi kesesuaian lahan S2,r,d S2,r,d S3,d Kesesuaian lahan aktual S3,n,x S3,n,x S3,d,n,x Sumber: Comdev PT Kaltim Prima Coal (2007) Keterangan notasi: S1 = Sesuai (Suitable) S2 = Cukup sesuai (Moderately suitable) S3 = Kurang sesuai (Marginally suitable) N = Tidak sesuai (Not suitable) c = Iklim (Climate) t = Tinggi tempat (Elevation) s = Kemiringan (Slope) r = Sifat fisik tanah (Physical properties) d = Genangan/drainasi (Drainage) n = Sifat kimia tanah (Chemical properties) x = Toksisitas (Toxicity) 3.2. Teknis Produksi Di kabupaten-kabupaten yang terdapat luasan produksi jeruk, dilakukan juga bantuan teknis produksi yang dilakukan oleh Dinas Pertanian atau Perusahaan-perusahaan yang mempunyai program Community Development. Bantuan ini meliputi penyediaan bibit dan teknis pemeliharaan terutama teknik pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit.
  • 20. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima 3.2.1 Bibit jeruk keprok Bibit jeruk keprok yang cocok dikembangkan di Kalimantan Timur yang lahannya termasuk dataran rendah adalah varietas jeruk keprok yang berasal dari Kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur, dengan nama jeruk keprok Borneo Prima. Harga per bibitnya adalah dtingkat binaan PT KPC adalah Rp 1.500,-, tetapi bila telah dilempar di pasaran harganya sekitar Rp 2.500,-. Diperkirakan pada pertengahan tahun depan (2008) perbanyakan bibit telah dapat dilakukan di Rantau Pulung setelah tersedia Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) Jeruk Keprok Borneo Prima di Kecamatan Rantau Pulung menyusul telah telah tersedianya Blok Fondasi dari jeruk tersebut di Kebun Pembibitan (KP) Tlekung Balitjestro, Batu, Malang. Baru tersedianya bibit jeruk keprok Borneo Prima pada pertengahan 2008 disebabkan jenis jeruk ini merupakan varietas yang baru ditemukan dan baru pertengahan tahun 2007 berhasil disediakan bibit jeruk bebas penyakit untuk jenis jeruk keprok borneo prima ini oleh Balai Penelitian Jeruk dan Buah-buahan Tropis (BALITJESTRO) di Batu, Malang. Pembersihan bibit jeruk dari 7 penyakit tanaman jeruk disebut sebagai indeksing, dan ini telah selesai dilakukan. Tahap kegiatan penyediaan bibit jeruk bebas penyakit di Indonesia disajikan pada Gambar 3. Sedangkan contoh tanaman jeruk keprok Borneo Prima disajikan pada Gambar 4. SELEKSI POHON INDUK PENYAMBUNGAN MATA TEMPEL INDEKSING SERTIFIKASI BIBIT BLOK BLOK PENANGKAR PETANI FONDASI PENGGANDAAN BIBIT MATA TEMPEL Gambar 3. Tahapan kegiatan penyediaan bibit jeruk bebas penyakit di Indonesia (Soelarso, 1996)
  • 21. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima Gambar 4. Tanaman jeruk keprok borneo prima. (a) Tanaman asal “jeruk keprok Borneo Prima” disebelah pemiliknya, Pak Sarmin, di kecamatan Rantau Pulung; (b) Tanaman induk jeruk keprok Borneo Prima hasil seleksi oleh BALITJESTRO Batu, Malang; (c) Tanaman jeruk keprok Borneo Prima untuk Blok Fondasi BALITJESTRO Batu, Malang Pemilihan bibit dalam budidaya jeruk merupakan hal yang sangat penting. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bibit ini antara lain: 1. Bibit yang disediakan dengan perbanyakan vegetatif dengan penempelan mata tempel, dimana batang bawah dipilih dari jenis jeruk Japanese Citroen (JC) yang tahan penyakit busuk akar, dan batang atas dipilih dari tanaman yang menghasilkan jeruk dengan rasa manis, besar, dan produktivitasnya tinggi. 2. Perbanyakan batang bawah dilakukan secara generatif (dengan biji) untuk mendapatkan perakaran yang kuat, sedangkan perbanyakan batang atas dilakukan dengan penyediaan mata tempel dari ranting mata tempel (entrees). Untuk pembinaan sentra produksi jeruk dalam hal penyediaan bibit untuk sentra jeruk di kecamatan Rantau Pulung, kini telah dikembangkan SOP distribusi bibit jeruk oleh Comdev PT. Kaltim Prima Coal. Hal ini sangat penting untuk mencegah bibit dari terserangnya penyakit. SOP distribusi bibit jeruk disajikan pada Gambar 5. 3.2.2 Pemeliharaan jeruk keprok Budidaya jeruk keprok harus dilakukan dengan sistem drainase yang baik karena tanaman tersebut tidak suka pada air yang tergenang. Hal itu dapat dilakukan dengan membuat guludan dengan ukuran 1x1x1 m untuk setiap pohonnya. Jarak tanam yang diterapkan untuk jeruk keprok adalah 5x5 m sehingga dalam 1 ha dapat ditanami sebanyak 400 pohon.
  • 22. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima 1. Pengapuran Untuk daerah Kalimantan Timur yang karateristik lahannya adalah asam, maka dalam pengolahan tanah perlu dilakukan pengapuran untuk mengkondisikan lingkungan tanah dengan pH sekitar 6-7. Keperluan kapur untuk keperluan ini berkisar antara 2-3 ton per ha. Harga kapur saat ini adalah Rp 25.000 per 50 kg dalam bentuk dolomit. Mulai Rekomendasi Proposal dari petani Tidak Pemerintah Desa CE Departemen & PEMDES Seleksi Ok ? Bantuan : Bukti serah -Teknis Ya terima bibit - Material CE Departemen CE Departemen Dampingi Serahkan bibit CE Departemen CE Departemen Cek lapangan Siapkan bantuan dari waktu ke Monitor tahap berikutnya waktu Laporan CE Departemen Evaluasi Ok ? Ya Tidak - Kondisi riil di lapangan sampai periode tertentu - Prilaku petani / anggota Laporan kelompok Selesai Gambar 5. Bagan alir dari Standar Operasional Prosedur (SOP) penyaluran bibit jeruk (PT. Kaltim Prima Coal, 2007) 2. Pemupukan Pemupukan yang dilakukan untuk jeruk dapat dilakukan dengan pupuk sintetis, pupuk kandang, atau kombinasi keduanya. Bila digunakan pupuk sintetik, sampai tahun ke-5 dilakukan pemupukan dengan frekuensi 2-4 kali pertahun dengan menggunakan pupuk urea, TSP dan ZK seperti disajikan pada Tabel 5.
  • 23. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima Tabel 5. Frekuensi pemupukan yang digunakan untuk perkebunan jeruk (400 tanaman per ha) Gram per pohon Umur Selang (th) waktu Urea TSP ZK 0-1 40 25 10 Tiap 3 bulan 1-2 65 50 35 Tiap 3 bulan 2-3 145 70 70 Tiap 4 bulan 3-4 230 110 230 Tiap 6 bulan 4-5 285 140 285 Tiap 6 bulan >5 Berdasarkan jumlah produksi 2 kali setahun Pada masa produksi, pupuk yang harus ditambahkan adalah sekitar 3 % dari berat produksi buah dengan komposisi 2 N, 1 P2O5, dan 2 K2O, artinya setiap 100 kg buah perlu penambahan pupuk sekitar 3 kg pupuk yang dapat dirinci sebagai 2,7 kg urea (45 % N), 1,7 kg SP36 (36 % P2O5) dan 2 kg KCl (60 % K2O). 3. Pemangkasan Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan produktifitas karena akan meningkatkan jumlah cabang, mengurangi jumlah daun yang hasilnya dapat merangsang pertumbuhan yang lebih banyak per tanaman, serta menghambat pertumbuhan hama dan penyakit. Pemangkasan pertama (dasar) dilakukan pada saat tanaman mempunyai tinggi kira-kira 60 cm untuk mendapatkan percabangan dan bentuk pohon yang baik. Tahapan pemangkasan dasar yaitu pemotongan batang utama, pemeliharaan tunas, kemudian pemilihan dan pemeliharaan cabang utama. Pangkas pemeliharaan adalah pemangkasan yang dapat dilakukan setiap saat jika kondisi menghendaki atau pemangkasan yang dilakukan bersamaan/setelah panen dengan tujuan untuk menjaga kesehatan tanaman,
  • 24. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima menjaga kestabilan produksi dan kualitas buah atau untuk peremajaan dan pembentukan profil pohon. 4. Penjarangan buah Penjarangan dilakukan pada pohon yang mempunyai buah lebat dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas buah dan kestabilan pada musim panen berikutnya. Penjarangan buah pada tanaman jeruk keprok Tejakula sebanyak 40 % dapat meningkatkan jumlah buah kelas A (diameter >7,1 cm atau >151 gram/buah) sebanyak 5,82 % dan kelas B (diameter 6,1-7 cm atau 101 -150 gram/buah) sebanyak 3,67 %. Di luar negeri, penjarangan buah dihitung dengan menggunakan alat yang disebut “kuadran”. Alat ini berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 0,5x0,5 m. Dalam satu kuadran, jumlah buah yang disisakan adalah 10 sampai 15. Waktu penjarangan dilakukan pada saat diameter buah mencapai 1-2 cm. 5.Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit merupakan hal penting dalam pengelolaan pertanian. Bila ini dikerjakan dengan baik maka akan dapat mempertahankan produktifitas maksimum setiap tanaman. Disamping itu juga dapat mencegah kegagalan usaha pertanian ini. Kegagalan dalam pengendalian hama dan penyakit ini telah banyak menghancurkan usaha pertanian termasuk perkebunan jeruk, misalnya jeruk pontianak yang pada tahun 1993 hilang dipasaran karena tanamannya terserang penyakit. Jenis hama dan penyakit jeruk termasuk banyak dan pengendaliannya memerlukan usaha yang intensif dan rumit. Jenis hama dan penyakit serta cara pengendaliannya diuraikan di bawah ini: - Hama 1) Kutu loncat (Diaphorina citri) Bagian yang diserang: tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala: tunas keriting, tanaman mati. Pengendalian: menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, Selain itu buang bagian yang terserang. 2) Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii) Bagian yang diserang: tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa.
  • 25. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima Pengendalian: menggunakan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion 50 EC). 3) Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella) Bagian yang diserang: daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP)< Diazinon (Basazinon 45/30 EC). Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah. 4) Tungau (Tenuipalsus sp., Eriophyes sheldoni, Tetranychus sp.) Bagian yang diserang: adalah tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperakperakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Pengendalian: semprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran), Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP). 5) Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.) Bagian yang diserang: buah. Gejala: lubang yang mengeluarkan getah. Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida Methomyl (Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) yang disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu. 6) Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii) Bagian yang diserang: daun. Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis. Pengendalian: semprotkan insektisida Fenitrotionmothion (Sumicidine 50 EC), Fenithion (Lebaycid), Metamidofos (Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP). 7) Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.) Bagian yang diserang: adalah kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes. Gejala: bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah muda gugur sebelum tua. Pengendalian: gunakan insektisida dengan bahan aktif Methomyl (Lannate 25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian buang bagian yang diserang. 8) Thrips (Scirtotfrips citri)
  • 26. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima Bagian yang diserang: tangkai dan daun muda. Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang- kadang disertai nekrotis. Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari measuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan insektisida berbahan aktif Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite (Omite) pada masa bertunas. 9) Kutu dompolon (Planococcus citri) Bagian yang diserang: adalah tangkai buah. Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur. Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos (Fostathion 40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian cegah datangnya semut yang dapat memindahkan kutu. 10) Lalat buah (Dacus sp.) Bagian yang diserang: buah yang hampir masak. Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah. Pengendalian: gunakan insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC) dicampur dengan Feromon Methyl-Eugenol atau protein Hydrolisate. 11) Kutu sisik (Lepidosaphes beckii, Unaspis citri.) Bagian yang diserang: daun, buah dan tangkai. Gejala: daun berwarna kuning, bercak khlorotis dan gugur daun. Gejala serangan berat terlihat ranting dan cabang kering dan kulit retak buah gugur. Pengendalian: gunakan pestisida Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon 45/30 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Dichlorophos (Nogos 50 EC), Methidhation (Supracide 40 EC). 12) Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes) Bagian yang diserang: daun tua pada ranting atau dahan bagian bawah. Gejala: daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati. Pengendalian: perbaiki sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian gunakan insektisida Carbaryl (Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).
  • 27. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima - Penyakit 1) CVPD Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye. Pengendalian: gunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan insektisida untuk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yang baik. 2) Tristeza Penyebab: virus Citrus tristeza dengan vektor Toxoptera. Bagian yang diserang jeruk manis, nipis, besar dan batang bawah jeruk Japanese citroen. Gejala: lekuk batang, daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat. Pengendalian: perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman yang terserang, kemudian kendalikan vektor dengan insektisida Supracide atau Cascade. 3) Woody gall (Vein Enation) Penyebab: virus Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii. Bagian yang diserang: Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon dan Sour Orange. Gejala: Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di permukaan daun. Pengendalian: gunaan mata tempel bebas virus dan perhatikan sanitasi lingkungan. 4) Blendok Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian yang diserang adalah batang atau cabang. Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas. Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun. 5) Embun tepung Penyebab: jamur Odidium tingitanium. Bagian yang diserang adalah daun dan tangkai muda. Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda. Pengendalian: gunakan fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot 25 EC).
  • 28. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima 6) Kudis Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian yang diserang adalah daun, tangkai atau buah. Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye. Pengendalian: pemangkasan teratur. Kemudian gunakan Fungisida Dithiocarbamate /Benomyl (Benlate). 7) Busuk buah Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian yang diserang adalah buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon. 8) Busuk akar dan pangkal batang Penyebab: jamur Phyrophthoranicotianae. Bagian yang diserang adalah akar dan pangkal batang serta daun di bagian ujung dahan berwarna kuning. Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering. Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah. 9) Buah gugur prematur Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang diserang: buah dan bunga Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur. Pengendalian: Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol. 10) Jamur upas Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian yang diserang adalah batang. Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas. Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida carbolineum. Kemudian potong cabang yang terinfeksi. 11) Kanker Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris cv. Citri. Bagian yang diserang adalah daun, tangkai, buah. Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah dengan diameter 3- 5 mm.
  • 29. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima Pengendalian: Fungisida Cu seperti Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain itu untuk mencegah serangan ulat peliang daun adalah dengan mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam. 3.2.3 Pemanenan Produksi pertama jeruk keprok dimulai pada tahun ke-3 setelah tanam tetapi produksi jeruk pertama kali ini biasanya dihilangkan untuk memperpanjang masa produksi tanaman jeruk. Produksi pertama yang diambil untuk tujuan komersial adalah pada tahun ke-4 setelah tanam dan dapat terus bertahan sampai sekitar tahun ke-20 setelah tanam. Jeruk diproduksi pada kisaran bulan Februari sampai dengan September dan panen raya terjadi pada Mei sampai dengan Juli setiap tahunnya. Masa panen jeruk keprok di beberapa daerah di Indonesia disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Masa panen jeruk di Indonesia No Lokasi Jan Feb Mar Apr M ei Jun 1 NAD 2 Sumatera Utara 3 Sumatera Barat 4 Riau 5 Jambi 6 Sumatera Selatan 7 Bengkulu 8 Lampung
  • 30. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima 9 Jawa Barat 10 Jawa Tengah 11 Jawa Timur 12 Bali 13 Nusa Tenggara Timur 14 Kalimantan Barat 15 Kalimantan Selatan 16 Kalimantan Timur 17 Sulawesi Selatan 18 Sulawesi Tenggara Jeruk termasuk jenis buah non-klimakterik, yaitu buah yang tidak dapat melanjutkan kematangannya setelah buah dipetik (dipisahkan dari tanaman induknya), sehingga pemanenan buah jenis ini harus dilakukan pada saat buah matang di pohon, yaitu sekitar umur buah 28-36 minggu agar rasanya sesuai dengan karakteristik aslinya, yaitu manis. Untuk itu pemanenan buah dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan masa kematangannya untuk menghindari buah yang belum masak yang kandungan asamnya masih sangat tinggi sehingga berasa masam. Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas. Data yang ada menunujukkan bahwa jeruk keprok dapat menghasilkan buah sebanyak 20-25 kg per tanaman per tahun, ini sama dengan 8-10 ton pe hektar per tahun. Produksi ini masih dibawah produksi negara subtropis yang dapat mencapai 40 ton per hektar.
  • 31. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima 3.2.3Penanganan pascapanen Untuk keperluan pemasaran dilakukan tahap sortasi menurut besarnya, yang biasanya terdiri dari 4 kelas. Kelas A adalah buah dengan diameter dan berat terbesar sedangkan kelas D memiliki diameter dan berat terkecil. Jeruk sebaiknya disimpan pada tempat yang teduh, lebih baik bila pada suhu dingin sekitar 8-10oC. Distribusi jeruk keprok dilakukan dengan menggunakan kotak-kotak kayu yang didalamnya (pada sela-sela jeruk tersebut) disisipkan jerami untuk menghindari kerusakan fisik karena benturan atau tekanan antar jenuk atau dengan kemasan. Distribusi ini sebaiknya dilakukan pada suhu dingin untuk mempertahankan masa simpan jeruk. Setiap wadah pengemas jeruk ini berkapasitas 50-60 kg jeruk atau 300-900 buah. Sedangkan untuk keperluan ekspor, jeruk dikemas dalam wadah karton dengan kapasitas maksimum 30 kg per wadah. Suasana penangan pasca panen jeruk dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Penanganan pasca panen
  • 32. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima 3.2.4 Standar produksi Jeruk keprok yang dimaksud adalah buah dari tanaman jeruk keprok ( Citrus reticulata) dengan karakteristik kulit mudah dikupas, utuh segar dan bersih. Kelas penggolongan jeruk keprok berdasarkan besar/beratnya dapat dilihat pada Tabel 7., sedangkan syarat mutunya disajikan pada Tabel 8. Dalam penentuan mutu jeruk tersebut dilakukan dengan ketentuan bahwa setiap kemasan diambil contoh sebanyak minimum 20 buah dari bagian atas, tengah, dan bawah yang diambil secara acak. Pengujian ini dilakukan oleh orang yang berpengalaman/terlatih dan mempunya ikatan dengan badan hukum. Untuk pengambilan contoh jeruk dalam kemasan dalam jumlah banyak, yang diperlukan adalah : 1) Jumlah partai (lot) sampai dengan 100, contoh yang diambil 5 2) Jumlah partai (lot) 101-300, contoh yang diambil 7 3) Jumlah partai (lot) 301-500, contoh yang diambil 9 4) Jumlah partai (lot) 501-1000, contoh yang diambil 10 5) Jumlah partai (lot) lebih dari 1000, contoh yang diambil 15 (minimum) Tabel 7. Penggolongan jeruk keprok berdasarkan besar/beratnya Kelas Diameter Berat per (cm) buah A > 7,1 > 151 gram B 6,1 – 7,0 101 – 150 gram C 5,1 – 6,0 51- 100 gram D < 5,0 < 51 gram
  • 33. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima Tabel 8. Penggolongan jeruk keprok berdasarkan syarat mutu Syarat mutu Hasil Cara uji Pengamatan Keasaman sifat Seragam Organoleptik varietas Tingkat ketuaan Tidak terlalu Organoleptik matang Kekerasan Cukup keras Organoleptik Ukuran Kurang SP-309-1981 seragam % Kerusakan Maks 5-10 SP-SMP-310- 1981 Kotoran Bebas Organoleptik % Busuk Maks 1-2 SP-SMP-311- 1981 3.2.4 Pengolahan jeruk keprok menjadi sari/jus jeruk Investasi jeruk keprok diperkirakan tidak terkendala oleh kelebihan produksi karena dari jenis jeruk ini dapat diolah menjadi sari/jus jeruk yang merupakan minuman bergizi layaknya minuman dari buah-buahan lainnya. Industrinya cukup sederhana sehingga dapat dibangun suatu industri pengolahan jeruk keprok skala rumah tangga (industri kecil menengah). Proses pembuatan sari/jus jeruk disajikan pada Gambar 7.
  • 34. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima Buah Jeruk Air Pengupasan kulit Pemerasan Gula Sari buah Penguapan Asam sitrat Pemasakan Pengeringan/oven Pembotolan Na-benzoat Penghalusan/ Sterilisasi Penggilinganan Pendinginan Gula Penghalusan/ Penggilinganan Asam sitrat Sari buah dalam kemasan Pengkemasan botol Bubuk sari buah dalam kemasan Gambar 7. Diagram alir pembuatan bubuk sari jeruk keprok dan sari/jus jeruk keprok
  • 35. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima KEBIJAKAN DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG 4.1. Sarana dan Prasarana Pengembangan investasi budidaya jeruk keprok telah didukung dengan tersedianya jaringan jalan, airport, pelabuhan laut, terminal, fasilitas air bersih dan listrik, serta hotel. 4.1.1 Pelabuhan Beserta Spesifikasinya Berau memiliki pelabuhan di Tanjung Redeb yang mampu menampung kapal seberat 3.000 ton. Kutai Timur memiliki pelabuhan laut yaitu di Sengata 2 buah (milik KPC 1.800 m2 dan Pertamina 725 m2) dan pelabuhan umum di Sangkulirang seluas 189 m2. Saat ini pemerintah Kabupaten Kutai Timur sedang mengembangkan pelabuhan laut Maloy dalam suatu kawasan industri terpadu seluas 10.000 ha. 4.1.2 Airport Beserta Fasilitas Kalimantan Timur memiliki 11 bandara, dengan kualifikasi 1(satu) bandara internasional, dan 10 (sepuluh) lainnya bandara perintis, yaitu bandara internasional Sepinggan Balikpapan dan beberapa bandara perintis lainnya adalah, Temindung Samarinda, Juata Tarakan, Kalimarau Berau, Nunukan dan Tanjung Harapan Bulungan. Ketersediaan bandara ini mampu untuk memberikan dukungan bagi pengembangan investasi dan kegiatan ekonomi daerah. Bandara internasional Sepinggan di Balikpapan memiliki 27 operator maskapai penerbangan dengan 15 penerbangan terjadwal (schedule) seperti Garuda Indonesia, Lion Air, Batavia, Adam Air, Sriwijaya Air, Merpati Airlines, Silk Air dan 12 penerbangan tidak terjadwal. Berau memiliki bandara umum dan bandara swasta. Bandara Kalimaru dikelola oleh Pemerintah dan dapat disinggahi oleh penerbangan nasional dan bandara swasta seperti Bandara Luncuran Naga, Mankajang milik PT Kiani Kertas, Bandara Batu Putih di Kecamatan Talisayan, Merasa dan Merapu di Kecamatan Kelay dan Bandara Long Caai di Kecamatan Segah. Kutai Timur memiliki 9 bandara yaitu KPC di Tanjung Bara dan Bandara Pertamina di Sangkimah serta 7 bandara perintis yaitu di Long Lees, Sautara, Batu Ampar, Jabdan, Miau Baru, Long Segar, Pengadan.
  • 36. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima 4.1.3 Listrik Beserta Kapasitas Listrik merupakan utilitas yang amat penting untuk memasok kebutuhan industri di Kalimantan Timur. Sumber listrik hingga saat ini masih dipasok oleh Perusahaan Umum Listrik Negara. Kota Bontang telah dilayani jaringan listrik yang telah menjangkau seluruh wilayah kota. Pada tahun 2004, tenaga listrik yang diproduksi Kota Bontang sebesar 63.390,02 MWH dengan kapasitas terpasang 13,65 MWH. Kabupaten Kutai Timur, produksi tenaga listrik mencapai 47.519,32 MWH dengan kapasitas terpasang 10,40 MWH. Kabupaten Berau juga telah bekerjasama dengan PT Indonesia Power dalam membangun PLTU Tanjung Redeb dengan power plan 2 x 25 MW. Produksi tenaga listrik Kabupaten Berau tahun 2004 berjumlah 38.759 MWH dengan kapasitas terpasang 21 MW (BPS Kaltim, 2006). Kabupaten Kutai Timur tahun 2003 memproduksi tenaga listrik sebesar 38.085 MWH dengan kapasitas terpasang 10,07 MW. 4.1.4 Air Bersih dan Kapasitasnya Seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur memiliki jaringan air yang dikelola PDAM dengan kapasitas potensial 4.124 liter/detik dan kapasitas efektif 3.088 liter/detik. Kabupaten Berau memiliki kapasitas terpasang 140 liter/detik dan produksi air bersih yang terpakai 140 liter/detik. Produksi total air bersih tahun 2003 sebesar 4.432.712 m3. Produksi total air bersih tahun 2003 di Kabupaten Kutai Timur 923.464 m3. 4.1.5. Hotel dan Restoran Kalimantan Timur sebagai daerah sentra perdagangan dan jasa, serta tujuan wisata terdapat sarana pendukung berupa hotel dan restoran. Jumlah hotel berbintang maupun non bintang pada tahun 2004 sebanyak 404 buah. Hotel berbintang 17 buah yang memiliki 1.775 kamar dan 2.777 tempat tidur, sedangkan hotel melati 297 buah dengan 3.063 kamar dan 4.987 tempat tidur. Selain hotel, di Kalimantan Timur terdapat pula restoran sebanyak 912 buah. Keberadaan hotel dan restoran ini mendukung fasilitas bagi investor. 4.1.6. Sekolah/ PT/Lembaga Pendidikan Kalimantan Timur memiliki fasilitas pendidikan yang memadai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Universitas Mulawarman sebagai perguruan tinggi negeri di Kalimantan Timur memiliki Fakultas Pertanian yang mampu menyediakan tenaga ahli untuk kebutuhan pengembangan investasi budidaya jeruk. Di Kutai Timur terdapat pula Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER), yang salah satunya memiliki jurusan pertanian. Untuk
  • 37. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima wilayah utara Kalimantan, juga terdapat perguruan tinggi yaitu Universitas Borneo dan memiliki Fakultas Pertanian. Selain pendidikan formal, pelatihan-pelatihan pun dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pelatihan swasta maupun oleh dinas tenaga kerja dan dinas teknis terkait. 4.1.7. Jalan/ transportasi Untuk memperlancar arus lintas bahan input maupun hasil jeruk keprok telah dibangun jalan lintas kalimantan yang terdiri 3 poros, yaitu poros selatan, tengah dan utara. Infrastruktur perhubungan darat yang tersedia telah memadai untuk angkutan antar kota dalam provinsi maupun antar kota antar provinsi. Pembangunan jembatan seperti jembatan Dondang dan Mahakam II yang memperpendek jarak jarak tempuh Samarinda-Balikpapan merupakan bagian dari pembangunan highway Bontang-Samarinda-Balikpapan. Pembangunan jalan pintas utara Kalimantan Timur Sangata, Kutai Timur dan Tanjung Redeb, Berau akan mempercepat arus angkutan barang/jasa. 4.1.8. Perbankan/Asuransi Lembaga perbankan di Kalimantan Timur pada tahun 2004 berjumlah 223 unit yang tersebar di kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Posisi kredit yang telah tersalurkan kepada sektor usaha berjumlah Rp 8 trilyun. Posisi kredit untuk wilayah, Berau sebesar Rp 477,61 milyar dan Kutai Timur sebesar Rp 350,514 milyar. Di Kabupaten Berau terdapat 9 unit bank. Di Kabupaten Kutai Timur terdapat 4 unit bank dengan 3 unit bank pemerintah dan 1 unit bank swasta serta lembaga non perbankan 188 koperasi, dan ada 3 lembaga asuransi yaitu Asuransi Bumi Putera, Asuransi Jiwasraya dan Asuransi Jiwa Mubarakah. 4.1.9. Pos dan Telekomunikasi Kalimantan Timur melalui PT. Telkom pada tahun 2004/2005 telah membangun 197.573 SST (Suara Satuan Langsung). Penggunaan jasa telekomunikasi telepon saat ini meningkat pesat, dengan diindikasikan tercatatnya 9 operator sembilan telepon selular.
  • 38. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima 4.2. Legalitas Izin usaha pembukaan kebun di Kabupaten dan Kota di Kalimantan Timur mengacu kepada perundangan dan peraturan nasional yaitu Undang-undang Nomor 24 tahun 1994 tentang Sistem Budidaya Tanaman; Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup; Undang-undang Nomor 24 Tahun 1997 tentang Tata Ruang (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3702; Undang-undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Teknik Penyusunan dan Materi Muatan Produk Hukum Daerah; Keputusan Menteri Pertanian Nomor 357/pts/HK.350/5/2002 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan. Adapun izin usaha perkebunan di daerah harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1. Usaha Perkebunan Rakyat wajib mendaftarkan usahanya kepada Dinas Pertanian 2. IUP dapat diberikan kepada: a. Koperasi; b. Badan Usaha Milik Daerah; c. Badan Usaha Milik Nasional; d. Badan Usaha Swasta Nasional; e. Patungan Badan Usaha Nasional dengan Badan Usaha Asing. 3. Usaha budidaya perkebunan wajib memiliki IUP, diberikan oleh Bupati/ Walikota; 4. IUP berlaku selama 30 tahun dan dapat diperpanjang dengan periode waktu yang sama; 5. Untuk memperoleh IUP, perusahaan harus menyampaikan permohonan kepada Bupati/Walikota melalui Kepala Dinas Pertanian; 6. Perusahaan pemohon IUP harus melengkapi persyaratan permohonan berupa: a. Akte pendirian perusahaan dan perubahannya; b. Proposal mengenai usaha yang akan dijalankan yang telah disetujui oleh Kepala Dinas;
  • 39. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima c. Rencana kerja usaha Budidaya Hortikultura (jeruk); d. Dokumen AMDAL sesuai ketentuan yang berlaku; e. Rekomendasi dari dinas teknis; f. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD); g. Surat keterangan domisili kantor perusahaan; h. Peta calon usaha dengan skala 1 : 100.000. i. Menyetor uang jaminan kesungguhan pada Bank yang ditunjuk sebesar Rp. 15.000,- (Lima Belas Ribu Rupiah) untuk setiap 1 ha luasan areal. 7. Dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah permohonan diterima dengan lengkap, pejabat pemberi IUP harus memutuskan IUP tersebut dapat diberikan atau ditolak. Selanjutnya izin usaha industri perkebunan harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1. Untuk melaksanakan kegiatan usaha industri perkebunan wajib memperoleh izin tertulis dari Bupati; 2. Izin usaha industri perkebunan dapat diberikan kepada pihak-pihak sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah; 3. Untuk memperoleh izin, perusahaan harus menyampaikan permohonan kepada Bupati/Walikota melalui kepada dinas dengan melengkapi: a. Akte pendirian perusahaan dan perubahannya; b. Proposal mengenai usaha yang akan dijalankan yang telah disetujui oleh Kepala Dinas Pertanian; c. Rencana kerja usaha pertanian; d. Dokumen AMDAL sesuai ketentuan yang berlaku; e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD); f. Surat keterangan domisili kantor perusahaan; g. Izin lokasi bagi perusahaan bukan pemilik kebun sumber bahan baku industri; h. Analisis kelayakan usaha; i. Kepastian pasokan bahan baku;
  • 40. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima j. Izin HO/gangguan dari pejabat berwenang. 4. Dalam waktu 2 (dua) bulan setelah permohonan diterima dengan lengkap, pejabat pemberi izin harus memutuskan permohonan izin tersebut dapat diberikan atau ditolak. Selain peraturan perundangan yang berkaitan dengan kegiatan usaha perkebunan, maka pemrakarsa kegiatan hendaknya juga memahami tentang tata cara penanaman modal dalam negeri, yaitu; I. Surat Permohonan (Blangko Model 1/PMDN) dan ditanda tangani diatas materai Rp. 6,000.- oleh pemohon dibuat rangkap dua dengan dilampiri persyaratan sbb: 1. Bukti Diri Pemohon: a. Photo Copy Akte Pendirian (PT, BUMN, BUMD, CV, Firma dll); b. Photo Copy Anggaran Dasar bagi Badan Usaha Koperasi; c. Photo Copy KTP; 2. Photo Copy Nomor Wajib Pajak (NPWP) Pemohon; 3. Proposal Proyek atau Bidang Usaha yang dimohon dan atau rencana kegiatan dari awal penanaman modal hingga pemasaran hasil produksi. 4. Peta Lokasi Proyek Skala 1 : 100.000. 5. Persyaratan dan atau ketentuan sektoral yaitu, rekomendasi dari : 1). Lurah/Kades; 2). Camat; 3). Instansi Teknis yang menjelaskan tentang bahwa lokasi yang dimohon tidak bermasalah dan layak untuk proyek dimaksud seperti rekomendasi dari : a. Dinas Kehutanan; b. Dinas Perkebunan; c. Dinas Pertanian dan Peternakan; d. Badan Pertanahan Nasional; e. Dinas/Instansi lainnya yang berkaitan dengan proyek yang dimohon. 6. Laporan keuangan dan atau akuntabilitas; 7. Pernyataan bersedia berkantor pusat di Kota/Kabupaten;
  • 41. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima Surat Kuasa dari yang berhak apabila permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri. 8. Kesepakatan/perjanjian kerjasama untuk bermitra dengan Usaha Kecil yang antara lain memuat : 1. Nama dan alamat masing-masing pihak; 2. Pola kemitraan yang akan digunakan; 3. Hak dan Kewajiban masing-masing pihak; 4.Bentuk pembinaan yang akan diberikan kepada usaha kecil; 5. Hal-hal lain yang dianggap perlu. 9. Akte Pendirian atau perubahannya mengenai penyertaan usaha kecil sebagai pemegang saham, apabila kemitraan dalam bentuk penyertaan saham; 10. Surat pernyataan diatas materai dari usaha kecil yang menerangkan bahwa yang bersangkutan memenuhi kriteria usaha kecil sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995. II. Setelah Permohonan diterima di Bagian Perekonomian & Penanaman Modal Setda Kota/Kab, yang selanjutnya Permohonan diperiksa kelengkapannya/ lampirannya oleh Sub Bagian Penanaman Modal dan BUMD. III. Setelah lampiran sudah lengkap, maka proposal dipresentasikan oleh Investor dengan biaya sendiri untuk dipresentasikan dihadapan pejabat Pemerintah Kota/Kab dan bila dianggap perlu juga diundang dari DPRD, Unsur Organisasi dalam masyarakat, Unsur Mahasiswa, LSM dll. IV. Hasil Presentasi dinilai oleh Bagian Perekonomian dan Penanaman Modal atas persetujuan Pemerintah Kota/Kab. Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan Untuk memenuhi permintaan akan buah jeruk manis segar, pemerintah terus menggalakkan usaha-usaha untuk meningkatkan produksi dalam negeri, dengan tetap membuka kesempatan impor jeruk dalam jumlah terbatas. Akibat makin membaiknya perekonomian masyarakat, kini masyarakat cenderung mengkonsumsi buah jeruk yang berkualitas. Hal ini menyebabkan angka impor jeruk manis semakin meningkat. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah mendorong investasi bermodal besar dibidang ini.
  • 42. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima Disamping itu pemerintah juga melakukan usaha-usaha yang mendukung pengembangan usaha kecil khususnya pengembangan tanaman jeruk melalui Pola Kemitraan Terpadu (PKT) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia/Urusan Kredit. Pola ini melibatkan tiga unsur, yaitu (1) petani plasma, (2) perusahaan besar dan pengelola/eksportir, dan (3) Bank. Hubungan antara petani plasma dengan perusahan pengelola/eksportir dapat dilakukan dengan dua model, yaitu dengan menempatkan koperasi sebagai agen penghubung (Gambar 8a) atau sebagai executing agent (Gambar 8b). Sedangkan mekanisme kerjasama antara ketiga unsur tersebut disajikan pada Gambar 9 Proyek Kemitraan Terpadu (PKT) sangat cocok untuk dikembangkan di Indonesia karena karakteristik pengusahaan tanaman jeruk manis ini dilakukan secara tersebar dan diusahakan oleh kelompok tani/usaha kecil. (a) (b) Gambar 8 Hubungan antara petani plasma dan perusahaan besar/eksportir. (a) Koperasi sebagai agen penghubung; (b) Koperasi sebagai executing agent Gambar 9 Mekanisme Proyek Kemitraan Terpadu antara petani plasma, perusahaan besar/ekportir, dan bank
  • 43. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima Aspek sosial ekonomi yang diharapkan dari kebijakan ini adalah adanya peningkatan pendapatan petani kecil, berlangsungnya rehabilitasi tanaman yang sudah tidak produktif lagi atau adanya perluasan lahan baru untuk tanaman jeruk, penciptaan lapangan kerja, dapat menggantikan buah impor, menumbuhkan industri hilir (olahan), peningkatan PAD, pemanfaatan sumberdaya dengan optimal, serta rangsangan untuk memperkuat teknologi di bidang tanaman jeruk dengan terus melakukan inovasi untuk merilis varietas jeruk unggul. Pembukaan lahan untuk tanaman jeruk secara intensif akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan antara lain lingkungan fisik kimia, biota, dan kesehatan masyarakat. Dampak terhadap lingkungan fisik kimia adalah timbulnya peningkatan efek pencucian hara tanah, perubahan pH tanah, dan peningkatan kadar kejenuhan basa. Untuk mengatasi efek negatif perlu dilakukan pengapuran, pemupukan sehingga dapat mengembalikan lingkungan fisik kimia seperti keadaan semula sehingga berubah menjadi dampak positif. Dampak terhadap lingkungan biota adalah berubahnya ekosistem yang tadinya tertutup menjadi ekosistem terbuka, dimana kebanyakan organisme pengganggu tanaman menyukai kondisi ini. Dampak negatif ini perlu diantisipasi dengan melakukan pengendalian hama terpadu yang tepat, baik secara mekanis, kimia, maupun biologi. Dampak terhadap lingkungan sekitar yang muncul karena kegiatan tersebut akibat banyaknya masyarakat pendatang, sehingga kegiatan awal dari pembukaan lahan akan memberikan dampak negatif berupa gangguan kesehatan pada masyarakat. Dampak negatif ini dpat diatasi bila perusahaan (perkebunan inti) menyiapkan fasilitas umum seperti sarana dan prasarana pengobata termasuk tenaga medisnya. Disamping itu harus dilakukan juga upaya-upaya penciptaan ligkungan masyarakat yang sehat dan harmonis, sehingga dapat memberikan dampak positif berupa peningkatan produktifitas kerja yang secara tidak langsung akan meningkatkan produktivitas kebun dan kesejahteraan masyarakat.
  • 44. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima ANALISIS FINANSIAL Asumsi Perhitungan analisis kelayakan usahatani budidaya jeruk keprok borneo prima berdasarkan beberapa asumsi sebagai berikut; Luas lahan : 1 ha Jarak : 5x5m tanam : 400 pohon per ha Banyaknya : Rp. 458,1 tanaman Harga Rata- : 20 tahun rata per buah Jeruk Umur Proyek Berdasarkan tinjauan lapangan dan penelitian para ahli lainnya, tingkat produksi jeruk keprok berfluktuasi. Jeruk keprok baru mulai berproduksi pada umur 4 tahun. Produksi mengalami kenaikan yang tajam pada umumnya terjadi pada tahun ke-8 sampai tahun ke- 15. Pada tahun berikutnya, produksi mengalami penurunan. Harga jual buah jeruk segar (BJS) keprok adalah Rp. 458,1 yang merupakan harga rata-rata dari 4 grade jeruk. Dalam perkembangannya penjualan buah jeruk segar meningkat setiap tahunnya mengikuti produksi. Tabel 9. Produksi, biaya produksi,penjualan, dan perhitungan laba rugi jeruk keprok berdasarkan tahun tanam. biaya Laba (rugi) Tahun Produksi Penjualan produksi Kotor 0 0 0 19.841.487,10 2587522,68 1 0 0 8.578.356,70 -19841487,10 2 0 0 10.889.927,22 -8.578.356,70 3 0 0 16.762.753,42 -10.889.927,22 4 68.400 31.334.040,00 16.603.110,00 14.571.286,58 5 70.200 32.158.620,00 24.942.136,58 15.555.510,00 6 72.000 32.983.200,00 25.001.986,58 8.041.063,42 7 73.800 33.807.780,00 22.975.373,00 10.832.407,42 biaya Laba (rugi) Tahun Produksi Penjualan produksi Kotor 8 75.600 34.632.360,00 23.035.222,58 11.597.137,42 9 77.400 35.456.940,00 23.095.072,58 12.361.867,42 10 79.200 36.281.520,00 23.154.922,58 13.126.697,42
  • 45. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima 11 81.000 37.106.100,00 23.214.772,58 13.891.327,42 12 82.800 37.930.680,00 23.274.622,58 14.656.057,42 13 84.600 38.755.260,00 23.334.472,58 15.420.787,42 14 86.400 39.579.840,00 23.394.322,58 16.185.517,42 15 88.200 40.404.420,00 15.174.996,00 125.229.424,00 16 84.600 38.755.260,00 15.055.296,00 23.699.964,00 17 81.000 37.106.100,00 14.935.596,00 22.170.604,00 18 77.400 35.456.940,00 14.815.896,00 20.661.044,00 19 73.800 33.807.780,00 14.696.196,00 19.111.584,00 20 68.400 31.334.040,00 14.516.646,00 16.817.394,00 1.324.800 606.890.880,00 397.293.164,24 337.207.425,00 5.1. Kebutuhan Biaya Investasi Biaya investasi jeruk keprok borneo prima digunakan untuk investasi tanaman dan non tanaman adalah Rp. 56.072.524,44 dengan perincian biaya investasi untuk per ha tanaman jeruk dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Kebutuhan Biaya Investasi Tanaman Jeruk Keprok KEBUTUHAN BIAYA Investasi Investasi Non Jumlah Tanaman Tanaman Investasi - Tahun 0 (TBM 0) 15.304.421,40 4.537.065,70 19.841.487,10 - Tahun 1 (TBM 1) 7.331.415,00 1.246.417,70 8.578.356,70 - Tahun 2 (TBM 2) 9.308.130,00 1.581.797,22 10.889.927,22 - Tahun 3 (TBM 3) 14.330.215,00 2.432.538,42 16.762.753,42 Total 46.274.181,40 9.797.819,04 56.072.524,44 Biaya investasi tanaman pada tahun ke-0 (TBM 0) digunakan untuk pembukaan lahan (land clearing), penanaman tanaman pelindung dan penanaman kebun plasma jeruk keprok. Sedangkan untuk Tahun 1 dan ke-2 digunakan untuk perawatan tanaman, seperti penyulaman, pemupukan dan pencegahan hama dan penyakit. Untuk membantu pendanaan dana investasi, diasumsikan mendapat fasilitas kredit bank 100 %. Sebagai konsekuensi dari pinjaman bank dibebankan angsuran dan bunga bank dipatok 14 %. Investasi non-tanaman digunakan untuk investasi infrastruktur, provisi dan asuransi, PBB, manajemen fee pembangunan kebun, biaya administrasi, pemeliharaan kebun bahan dan tenaga kerja pendukung dan lain sebagainya. Peminjaman dilakukan pada bulan Januari 2005 sedangkan angsuran kepada bank mulai dibayarkan pada tahun ke-5 (tahun 2010) dengan jangka
  • 46. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima waktu pengembalian selama 10 tahun. Angsuran per tahunnya adalah Rp. 7.324.049,39 yang diangsur sampai tahun 2019. Selama 20 tahun umur proyek, biaya yang dikeluarkan untuk budidaya tanaman jeruk keprok baik biaya investasi maupun biaya operasional adalah Rp 397.293.164,24,- sedangkan penerimaan dari hasil penjualan diperoleh sebesar Rp 606.890.880,00 sehingga diperoleh laba usaha sebesar Rp 337.207.425,00 Kriteria Kelayakan Proyek Tabel 11. Hasil Analisa Finansial Proyek Analisis kelayakan proyek diukur melalui Kriteria investasi Nilai kriteria investasi meliputi benefit/cost (B/C) Gross B/C 1,52 ratio, Break even point (BEP) Net B/C 1,05 baik harga maupun produksi, Net present value BEP harga Rp 41.298,23 per kg (NPV), Internal rate produksi Rp. 458,1 BJS of return (IRR), dan payback NPV Rp. 7.514.440,00 period. IRR 39,15 B/C Ratio Payback period 6 tahun 7 bulan Analisis B/C ratio adalah perbandingan antara total cash inflow terhadap total cash outflow. Gross B/C ratio ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit (penerimaan) akan diperoleh dari cost (biaya) yang dikeluarkan sebelum dikalikan dengan discount factor (DF). Hasil analisis menunjukkan nilai gross B/C ratio sebesar 1,52. Nilai ini menunjukkan bahwa benefit yang yang diperoleh 1,52 kali lipat dari cost yang dikeluarkan. Sedangkan Net B/C ratio ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan setelah dikalikan dengan discount factor (DF) sebesar 14 %. Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha, nilai Net B/C ratio adalah 1,05 yang artinya benefit yang diperoleh adalah 1,05 kali lipat dari cost yang dikeluarkan. Break Even Point (BEP) BEP (titik impas) adalah kondisi pada saat suatu usaha tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Nilai BEP dipakai untuk menentukan besarnya volume penjualan dimana perusahaan tersebut sudah dapat menutupi semua biaya-biayanya tanpa mengalami kerugian maupun keuntungan.
  • 47. Prospek Menguntungkan Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima Nilai BEP volume produksi jeruk diperoleh pada Break Event Point (BEP) diperoleh dari rumus; tingkat produksi sebesar 41.298,23 buah pertahun. Artinya, dengan tingkat harga rata-rata sebesar Total biaya rata-rata per tahun = ------------------------------------ Rp 458,1 usaha berkebun jeruk keprok tidak akan Harga jual rata-rata per kg mengalami kerugian atau mendapat keuntungan (impas) dengan hanya memproduksi buah jeruk segar Rp 18.918.722,11 = ---------------------------- (BJS) sebanyak 41.298,23 buah pertahun. Rp 458,1 per buah = 41.298,23 buah per tahun Payback period Payback period diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Hasil perhitungan analisis kelayakan usaha diperoleh nilai payback period terjadi tahun ke 6 lebih 7 bulan. Net Present Value (NPV) NPV dari suatu proyek merupakan nilai sekarang dari selisih benefit dengan cost pada discount factor (DF) tertentu. NPV menunjukkan kelebihan manfaat dibandingkan dengan biaya. Apabila NPV lebih besar dari 0 berarti proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Berdasarkan hasil perhitungan NPV pada discount factor 14 % menunjukan nilai NPV sebesar Rp. 7.514.440,00 yang artinya nilai NPV > 1. Hal ini berarti proyek usaha budidaya jeruk keprok layak untuk diusahakan. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengatakan persentase keuntungnan dari suatu proyek tiap-tiap tahun dan juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. IRR pada dasarnya menunjukkan Discount Factor (DF) dimana NPV = 0. Berdasarkan hasil analisis perhitungan IRR diperoleh nilai 39,15 %. Apabila diasumsikan bunga bank yang berlaku adalah 14 % maka proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan, karena nilai IRR jauh lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga pasar. Analisis Sensitivitas Analisis ini digunakan untuk mengetahui sensitivitas usaha budidaya jeruk keprok borneo prima ketika ada perubahan tertentu yang mempengaruhi usaha. Asumsi kondisi usaha diambil apabila usaha budidaya jeruk keprok mengalami kenaikan biaya produksi sebesar 5 % dan harga jual turun 5 %. Selengkapnya tersaji dalam Tabel 12.