Dokumen tersebut membahas tentang diagnosis kesulitan belajar, yang meliputi pengertian, gejala, ciri, latar belakang timbulnya, tujuan diagnosis, dan upaya pengatasannya. Diagnosis kesulitan belajar bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan karakteristik kesulitan siswa beserta penyebabnya, serta meramalkan dan menyarankan tindakan perbaikan. Kesulitan belajar ditandai adanya hambatan dalam proses belaj
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
Diagnostik Kesulitan Belajar
1. 1
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
A. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kesulitan belajar Blassic dan
Jones, sebagaimana dikutip oleh Warkitri ddk. (1990 : 8.3), menyatakan bahwa
kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak antara prestasi akademik yang
diharapkan dengan prestasi akademik yang diperoleh. Mereka selanjutnya
menyatakan bahwa individu yang mengalami kesulitan belajar adalah individu
yang normal inteligensinya, tetapi menunjukkan satu atau beberapa kekurangan
penting dalam proses belajar, baik persepsi, ingatan, perhatian, ataupun fungsi
motoriknya.
Sementara itu Siti Mardiyanti dkk. (1994 : 4 – 5) menganggap kesulitan
belajar sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya
hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin
disadari atau tidak disadari oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologis,
sosiologis, ataupun fisiologis dalam proses belajarnya.
Dari penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa kesulitan belajar
merupakan suatu kondisi dimana terdapat suatu jarak antara prestasi akademik
yang diharapkan dengan yang diperoleh yang ditandai oleh adanya hambatan
tertentu baik bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis dalam proses
belajar.
Salah satu cara pemberian bantuan kepada peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar adalah berupa prosedur dan langkah-langkah yang sistematis
yang disebut Diagnosis Kesulitan Belajar dan pengajaran perbaikan.
Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut
Thorndike dan Hagen (Abin S.M., 2002 : 307), diagnosis dapat diartikan sebagai
berikut :
1. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease)
apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama
mengenai gejala-gejalanya (symtoms);
2. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan
karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;
2. 2
3. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-
gejala atau fakta-fakta tentang suatu hal.
Dari penjelasan di atas, dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa Diagnosis
Kesulitan Belajar merupakan suatu prosedur dalam memecahkan kesulitan
belajar dengan mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang
dari suatu kelemahan tertentu, serta mengimplikasikan suatu upaya untuk
meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.
B. Gejala dan Ciri Kesulitan Belajar
1. Gejala kesulitan belajar
Kesulitan atau masalah belajar dapat dikenal berdasarkan gejala yang
dimanifestasikan dalam berbagai bentuk perilaku, baik secara kognitif, afektif,
maupun psikomotorik. Menurut Warkitri dkk, 1990, individu yang mengalami
kesulitan belajar menunjukkan gejala sebagai berikut:
a. Hasil belajar yang dicapai rendah dibawah rata-rata kelompoknya.
b. Hasil belajar yang dicapai sekarang lebih rendah dibanding sebelumnya.
c. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
d. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar.
e. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, misalnya masa bodoh dengan proses
belajar dan pembelajaran, mendapat nilai kurang tidak menyesal, dst.
f. Menunjukkan perilaku yang menyimpang dari norma, misalnya membolos,
pulang sebelum waktunya, dst.
g. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, misalnya mudah
tersinggung, suka menyendiri, bertindak agresif, dst.
2. Ciri kesulitan belajar
Adapun ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti berikut
ini:
a. Gangguan persepsi visual:
1) Melihat huruf/angka dengan posisi yang berbeda dari yang tertulis, sehingga
seringkali terbalik dalam menuliskan kembali
2) Sering tertinggal huruf dalam menulis
3) Menuliskan kata dengan urutan yang salah misalnya ibu jadi ubi
4) Sulit memahami kanan dan kiri
3. 3
5) Bingung membedakan antara obyek dengan latar belakang
6) Sulit mengkoordinasi antara mata (penglihatan) dengan tindakan (tangan, kaki,
dan lain-lain)
b. Gangguan persepsi auditori
1) Sulit membedakan bunyi: menangkap secara berbeda apa yang didengarnya
2) Sulit memahami perintah terutama perintah yang diberikan dalam jumlah
banyak dan kalimat yang panjang
3) Bingung dan kacau dengan bunyi yang datang dari berbagai penjuru sehingga
sulit mengikuti diskusi karena saat mencoba mendengar sebuah informasi sudah
mendapatkan gangguan dari suara lain di sekitarnya
c. Gangguan bahasa
1) Sulit menangkap dan memahami kalimat yang dikatakan kepadanya
2) Sulit mengkoordinasikan/mengatakan apa yang sedang dipikirkan
d. Gangguan persepsi –motorik
1) Kesulitan motorik halus (sulit mewarnai, menggunting, melipat, menempel,
menulis rapi, memotong, dll )
2) Memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan
canggung dan kaku dalam eraknya
e. Hiperaktivitas
1) Sukar mengontrol aktivitas motorik dan selalu bergerak/menggerakkan sesuatu
(tidak bisa diam)
2) Berpindah-pindah dari satu tugas ke tugas berikutnya tanpa menyelesaikan
terlebih dahulu
3) Impulsif
f. Kacau (distractibility)
1) Tidak dapat membedakan stimulus yang penting dan tidak penting
2) Tidak teratur, karena tidak memiliki urutan-urutan dalam proses berpikir
3) Perhatiannya sering berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan
(melamun/berhayal saat belajar di kelas)
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa ciri-ciri kesulitan belajar
yang dialami oleh siswa, yaitu:
4. 4
1. Dilihat dari pesepsi visualnya, ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa
seperti pada saat menulis, siswa sering menulis dengan salah satu huruf yang
tertinggal atau tidak lengkap.
2. Dilihat dari persepsi auditori, ciri-cirinya seperti siswa sulit memahami perintah
yang disampaikan oleh guru.
3. Dilihat dari segi bahasa, cirinya seperti siswa sulit memahami kalimat yang
disampaikn kepadanya serta sulit mengungkapkan apa yang sedang
dipikirkannya.
C. Latar Belakang Timbulnya Kesulitan Belajar
Menurut Burton, sebagaimana dikutip oleh Abin S.M. (2002 : 325-326),
faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa faktor
internal, yaitu yang berasal dari dalam diri yang bersangkutan, dan faktor
eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diri yang bersangkutan
1. Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang berasal dari
dalam diri peserta didik. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor
kejiwaan dan faktor kejasmanian.
a. Faktor kejiwaan, antara lain :
1) Minat terhadap mata pelajaran kurang;
2) Motif belajar rendah;
3) Rasa percaya diri kurang;
4) Disiplin pribadi rendah;
5) Sering meremehkan persoalan;
6) Sering mengalami konflik psikis;
7) Integritas kepribadian lemah.
b. Faktor kejasmanian, antara lain :
1) Keadaan fisik lemah (mudah terserang penyakit);
2) Adanya penyakit yang sulit atau tidak dapat disembuhkan;
3) Adanya gangguan pada fungsi indera;
4) Kelelahan secara fisik.
2. Faktor Eksternal
5. 5
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang berada atau
berasal dari luar peserta didik. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua : faktor
instrumental dan faktor lingkungan.
a. Faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental yang dapat menyebabkan kesulitan belajar
mahasiswa antara lain :
1) Kemampuan profesional dan kepribadian guru yang tidak memadai;
2) Kurikulum yang terlalu berat bagi pesert didik;
3) Program belajar dan pembelajaran yang tidak tersusun dengan baik;
4) Fasilitas belajar dan pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
b. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik.
Penyebab kesulitan belajar yang berupa faktor lingkungan antara lain :
1) Disintegrasi atau disharmonisasi keluarga;
2) Lingkungan sosial sekolah yang tidak kondusif
3) Teman-teman bergaul yang tidak baik;
4) Lokasi sekolah yang tidak atau kurang cocok untuk pendidikan.
D. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar
Bahwa setiap kegiatan yang dilakukan mempunyai tujuan yang baik yang
ingin dicapai, dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, begitu
pula dengan kegiatan ini. Pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar
melibatkan guru dan siswa, maka tujuan yang ingin dicapai juga berbeda antara
guru dan siswa.
1. Siswa
Tujuan yang hendak dicapai setelah pelaksanaan kegiatan diagnosis
kesulitan belajar ini bagi siswa adalah :
a. Siswa memahami dan mengetahui kekeliruannya.
b. Siswa memperbaiki kesalahannya
c. Siswa dapat memilih cara atau metode untuk memperbaiki kesalahannya
d. Siswa dapat menguasai pelajaran dengan baik.
e. Siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
2. Guru
6. 6
Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar bagi
Guru adalah :
a. Guru mengetahui kelemahan dalam proses belajar –mengajar.
b. Guru dapat memperbaiki kelemahannya tersebut.
c. Guru dapat memberikan layanan yang optimal kepada siswa sesuai dengan
keadaan diri siswa perkembangannya siswa dapat terlaksana dengan baik.
E. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa
Menurut Hallen A: 2005, langkah-langkah yang perlu ditempuh guru untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa, dapat dilakukan dalam enam tahap. Adapun
keenam tahap tersebut, yaitu:
1. Mengenal siswa yang mengalami kesulitan belajar
Cara yang paling mudah untuk mengenali siswa yang mengalami kesulitan
belajar adalah dengan cara mengenali nama siswa.
2. Memaham sifat dan jenis kesulitan belajarnya
Langkah kedua dalam mengatasi kesulitan belajar adalah mencari dalam
mata pelajaran apa saja siswa ini (kasus) mengalami kesulitan dalam belajar.
3. Menetapkan latar belakang kesulitan belajar
Langkah ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang latar belakang
yang menjadi sebab timbulnya kesulitan belajar baik yang terletak di dalam diri
siswa sendiri maupun diluar dirinya.
4. Menetapkan usaha-usaha bantuan
Setelah diketahui sifat dan jenis kesulitan serta latar belakangnya, maka
langkah selanjutnya ialah menetapkan beberapa kemungkinan tindakan-tindakan
usaha bantuan yang akan diberikan, berdasarkan data yang akan di peroleh.
5. Pelaksanaan bantuan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari langkah sebelumnya, yakni
melaksanakan kemungkinan usaha bantuan. Pemberian bantuan diaksanakan
secara terus-menerus dan terah dengan disertai penilaian yang tepat sampai pada
saat yang telah diperkirakan.
6. Tindak lanjut
Tujuan langkah ini untuk menilai sampai sejauh manakah tindakan
pemberian bantuan telah mencapai hasil yang diharapkan. Tindak lanjut
8. 8
KESIMPULAN
Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana terdapat suatu jarak
antara prestasi akademik yang diharapkan dengan yang diperoleh yang ditandai
oleh adanya hambatan tertentu baik bersifat psikologis, sosiologis maupun
fisiologis dalam proses belajar.
Kesulitan atau masalah belajar dapat dikenal berdasarkan gejala yang
dimanifestasikan dalam berbagai bentuk perilaku, baik secara kognitif, afektif,
maupun psikomotorik
Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa
faktor internal, yaitu yang berasal dari dalam diri yang bersangkutan, dan faktor
eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diri yang bersangkutan.
Bahwa setiap kegiatan yang dilakukan mempunyai tujuan yang baik yang
ingin dicapai, dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, begitu
pula dengan kegiatan ini. Pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar
melibatkan guru dan siswa, maka tujuan yang ingin dicapai juga berbeda antara
guru dan siswa.
9. 9
DAFTAR PUSTAKA
Yadi, Arfi. 2012. Prosedur dan teknik diagnosis kesulitan, (Online)
(http://arfiyadi.blogspot.com/2012/08/prosedur-dan-teknik-diagnosis-kesulitan.html ).
Diakses 19 November 2014.
Seplita, Mira. 2013. Diagnosis Kesulitan Belajar. (Online) (http://mira-
seplita.blogspot.com/2013/01/diagnosis-kesulitan-belajar.html). Diakses 19 November
2014.
Yono, setopo. 2013. Diagnosis kesulitan belajar Matematika. (Online).
(https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/16/diagnosis-kesulitan-belajar-
matematika/). Diakses 19 November 2014.