SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 9
1
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
A. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kesulitan belajar Blassic dan
Jones, sebagaimana dikutip oleh Warkitri ddk. (1990 : 8.3), menyatakan bahwa
kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak antara prestasi akademik yang
diharapkan dengan prestasi akademik yang diperoleh. Mereka selanjutnya
menyatakan bahwa individu yang mengalami kesulitan belajar adalah individu
yang normal inteligensinya, tetapi menunjukkan satu atau beberapa kekurangan
penting dalam proses belajar, baik persepsi, ingatan, perhatian, ataupun fungsi
motoriknya.
Sementara itu Siti Mardiyanti dkk. (1994 : 4 – 5) menganggap kesulitan
belajar sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya
hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin
disadari atau tidak disadari oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologis,
sosiologis, ataupun fisiologis dalam proses belajarnya.
Dari penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa kesulitan belajar
merupakan suatu kondisi dimana terdapat suatu jarak antara prestasi akademik
yang diharapkan dengan yang diperoleh yang ditandai oleh adanya hambatan
tertentu baik bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis dalam proses
belajar.
Salah satu cara pemberian bantuan kepada peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar adalah berupa prosedur dan langkah-langkah yang sistematis
yang disebut Diagnosis Kesulitan Belajar dan pengajaran perbaikan.
Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut
Thorndike dan Hagen (Abin S.M., 2002 : 307), diagnosis dapat diartikan sebagai
berikut :
1. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease)
apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama
mengenai gejala-gejalanya (symtoms);
2. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan
karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;
2
3. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-
gejala atau fakta-fakta tentang suatu hal.
Dari penjelasan di atas, dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa Diagnosis
Kesulitan Belajar merupakan suatu prosedur dalam memecahkan kesulitan
belajar dengan mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang
dari suatu kelemahan tertentu, serta mengimplikasikan suatu upaya untuk
meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.
B. Gejala dan Ciri Kesulitan Belajar
1. Gejala kesulitan belajar
Kesulitan atau masalah belajar dapat dikenal berdasarkan gejala yang
dimanifestasikan dalam berbagai bentuk perilaku, baik secara kognitif, afektif,
maupun psikomotorik. Menurut Warkitri dkk, 1990, individu yang mengalami
kesulitan belajar menunjukkan gejala sebagai berikut:
a. Hasil belajar yang dicapai rendah dibawah rata-rata kelompoknya.
b. Hasil belajar yang dicapai sekarang lebih rendah dibanding sebelumnya.
c. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
d. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar.
e. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, misalnya masa bodoh dengan proses
belajar dan pembelajaran, mendapat nilai kurang tidak menyesal, dst.
f. Menunjukkan perilaku yang menyimpang dari norma, misalnya membolos,
pulang sebelum waktunya, dst.
g. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, misalnya mudah
tersinggung, suka menyendiri, bertindak agresif, dst.
2. Ciri kesulitan belajar
Adapun ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti berikut
ini:
a. Gangguan persepsi visual:
1) Melihat huruf/angka dengan posisi yang berbeda dari yang tertulis, sehingga
seringkali terbalik dalam menuliskan kembali
2) Sering tertinggal huruf dalam menulis
3) Menuliskan kata dengan urutan yang salah misalnya ibu jadi ubi
4) Sulit memahami kanan dan kiri
3
5) Bingung membedakan antara obyek dengan latar belakang
6) Sulit mengkoordinasi antara mata (penglihatan) dengan tindakan (tangan, kaki,
dan lain-lain)
b. Gangguan persepsi auditori
1) Sulit membedakan bunyi: menangkap secara berbeda apa yang didengarnya
2) Sulit memahami perintah terutama perintah yang diberikan dalam jumlah
banyak dan kalimat yang panjang
3) Bingung dan kacau dengan bunyi yang datang dari berbagai penjuru sehingga
sulit mengikuti diskusi karena saat mencoba mendengar sebuah informasi sudah
mendapatkan gangguan dari suara lain di sekitarnya
c. Gangguan bahasa
1) Sulit menangkap dan memahami kalimat yang dikatakan kepadanya
2) Sulit mengkoordinasikan/mengatakan apa yang sedang dipikirkan
d. Gangguan persepsi –motorik
1) Kesulitan motorik halus (sulit mewarnai, menggunting, melipat, menempel,
menulis rapi, memotong, dll )
2) Memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan
canggung dan kaku dalam eraknya
e. Hiperaktivitas
1) Sukar mengontrol aktivitas motorik dan selalu bergerak/menggerakkan sesuatu
(tidak bisa diam)
2) Berpindah-pindah dari satu tugas ke tugas berikutnya tanpa menyelesaikan
terlebih dahulu
3) Impulsif
f. Kacau (distractibility)
1) Tidak dapat membedakan stimulus yang penting dan tidak penting
2) Tidak teratur, karena tidak memiliki urutan-urutan dalam proses berpikir
3) Perhatiannya sering berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan
(melamun/berhayal saat belajar di kelas)
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa ciri-ciri kesulitan belajar
yang dialami oleh siswa, yaitu:
4
1. Dilihat dari pesepsi visualnya, ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa
seperti pada saat menulis, siswa sering menulis dengan salah satu huruf yang
tertinggal atau tidak lengkap.
2. Dilihat dari persepsi auditori, ciri-cirinya seperti siswa sulit memahami perintah
yang disampaikan oleh guru.
3. Dilihat dari segi bahasa, cirinya seperti siswa sulit memahami kalimat yang
disampaikn kepadanya serta sulit mengungkapkan apa yang sedang
dipikirkannya.
C. Latar Belakang Timbulnya Kesulitan Belajar
Menurut Burton, sebagaimana dikutip oleh Abin S.M. (2002 : 325-326),
faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa faktor
internal, yaitu yang berasal dari dalam diri yang bersangkutan, dan faktor
eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diri yang bersangkutan
1. Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang berasal dari
dalam diri peserta didik. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor
kejiwaan dan faktor kejasmanian.
a. Faktor kejiwaan, antara lain :
1) Minat terhadap mata pelajaran kurang;
2) Motif belajar rendah;
3) Rasa percaya diri kurang;
4) Disiplin pribadi rendah;
5) Sering meremehkan persoalan;
6) Sering mengalami konflik psikis;
7) Integritas kepribadian lemah.
b. Faktor kejasmanian, antara lain :
1) Keadaan fisik lemah (mudah terserang penyakit);
2) Adanya penyakit yang sulit atau tidak dapat disembuhkan;
3) Adanya gangguan pada fungsi indera;
4) Kelelahan secara fisik.
2. Faktor Eksternal
5
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang berada atau
berasal dari luar peserta didik. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua : faktor
instrumental dan faktor lingkungan.
a. Faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental yang dapat menyebabkan kesulitan belajar
mahasiswa antara lain :
1) Kemampuan profesional dan kepribadian guru yang tidak memadai;
2) Kurikulum yang terlalu berat bagi pesert didik;
3) Program belajar dan pembelajaran yang tidak tersusun dengan baik;
4) Fasilitas belajar dan pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
b. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik.
Penyebab kesulitan belajar yang berupa faktor lingkungan antara lain :
1) Disintegrasi atau disharmonisasi keluarga;
2) Lingkungan sosial sekolah yang tidak kondusif
3) Teman-teman bergaul yang tidak baik;
4) Lokasi sekolah yang tidak atau kurang cocok untuk pendidikan.
D. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar
Bahwa setiap kegiatan yang dilakukan mempunyai tujuan yang baik yang
ingin dicapai, dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, begitu
pula dengan kegiatan ini. Pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar
melibatkan guru dan siswa, maka tujuan yang ingin dicapai juga berbeda antara
guru dan siswa.
1. Siswa
Tujuan yang hendak dicapai setelah pelaksanaan kegiatan diagnosis
kesulitan belajar ini bagi siswa adalah :
a. Siswa memahami dan mengetahui kekeliruannya.
b. Siswa memperbaiki kesalahannya
c. Siswa dapat memilih cara atau metode untuk memperbaiki kesalahannya
d. Siswa dapat menguasai pelajaran dengan baik.
e. Siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
2. Guru
6
Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar bagi
Guru adalah :
a. Guru mengetahui kelemahan dalam proses belajar –mengajar.
b. Guru dapat memperbaiki kelemahannya tersebut.
c. Guru dapat memberikan layanan yang optimal kepada siswa sesuai dengan
keadaan diri siswa perkembangannya siswa dapat terlaksana dengan baik.
E. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa
Menurut Hallen A: 2005, langkah-langkah yang perlu ditempuh guru untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa, dapat dilakukan dalam enam tahap. Adapun
keenam tahap tersebut, yaitu:
1. Mengenal siswa yang mengalami kesulitan belajar
Cara yang paling mudah untuk mengenali siswa yang mengalami kesulitan
belajar adalah dengan cara mengenali nama siswa.
2. Memaham sifat dan jenis kesulitan belajarnya
Langkah kedua dalam mengatasi kesulitan belajar adalah mencari dalam
mata pelajaran apa saja siswa ini (kasus) mengalami kesulitan dalam belajar.
3. Menetapkan latar belakang kesulitan belajar
Langkah ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang latar belakang
yang menjadi sebab timbulnya kesulitan belajar baik yang terletak di dalam diri
siswa sendiri maupun diluar dirinya.
4. Menetapkan usaha-usaha bantuan
Setelah diketahui sifat dan jenis kesulitan serta latar belakangnya, maka
langkah selanjutnya ialah menetapkan beberapa kemungkinan tindakan-tindakan
usaha bantuan yang akan diberikan, berdasarkan data yang akan di peroleh.
5. Pelaksanaan bantuan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari langkah sebelumnya, yakni
melaksanakan kemungkinan usaha bantuan. Pemberian bantuan diaksanakan
secara terus-menerus dan terah dengan disertai penilaian yang tepat sampai pada
saat yang telah diperkirakan.
6. Tindak lanjut
Tujuan langkah ini untuk menilai sampai sejauh manakah tindakan
pemberian bantuan telah mencapai hasil yang diharapkan. Tindak lanjut
7
dilakukan secara terus-menerus, dengan langkah ini dapat diketahui keberhasilan
usaha bantuan.
8
KESIMPULAN
Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana terdapat suatu jarak
antara prestasi akademik yang diharapkan dengan yang diperoleh yang ditandai
oleh adanya hambatan tertentu baik bersifat psikologis, sosiologis maupun
fisiologis dalam proses belajar.
Kesulitan atau masalah belajar dapat dikenal berdasarkan gejala yang
dimanifestasikan dalam berbagai bentuk perilaku, baik secara kognitif, afektif,
maupun psikomotorik
Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa
faktor internal, yaitu yang berasal dari dalam diri yang bersangkutan, dan faktor
eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diri yang bersangkutan.
Bahwa setiap kegiatan yang dilakukan mempunyai tujuan yang baik yang
ingin dicapai, dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, begitu
pula dengan kegiatan ini. Pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar
melibatkan guru dan siswa, maka tujuan yang ingin dicapai juga berbeda antara
guru dan siswa.
9
DAFTAR PUSTAKA
Yadi, Arfi. 2012. Prosedur dan teknik diagnosis kesulitan, (Online)
(http://arfiyadi.blogspot.com/2012/08/prosedur-dan-teknik-diagnosis-kesulitan.html ).
Diakses 19 November 2014.
Seplita, Mira. 2013. Diagnosis Kesulitan Belajar. (Online) (http://mira-
seplita.blogspot.com/2013/01/diagnosis-kesulitan-belajar.html). Diakses 19 November
2014.
Yono, setopo. 2013. Diagnosis kesulitan belajar Matematika. (Online).
(https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/16/diagnosis-kesulitan-belajar-
matematika/). Diakses 19 November 2014.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Hasil Observasi Anak Tunarungu
Hasil Observasi Anak TunarunguHasil Observasi Anak Tunarungu
Hasil Observasi Anak TunarunguArina Latifah
 
Makalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiMakalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiTita Sobandi
 
Contoh verbatim behavior
Contoh verbatim behaviorContoh verbatim behavior
Contoh verbatim behaviorMACHMUDDI
 
2018 kode etik bk 21 22 juli 2018
2018 kode etik bk 21 22 juli 20182018 kode etik bk 21 22 juli 2018
2018 kode etik bk 21 22 juli 2018Zakki Nurul Amin
 
RPL BK Kesulitan Belajar Siswa
RPL BK Kesulitan Belajar SiswaRPL BK Kesulitan Belajar Siswa
RPL BK Kesulitan Belajar SiswaNengAyu2
 
6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bkasm
 
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)aji ali mabruri
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuTiya Widiyanti
 
CONTOH BLUE PRINT DAN RUMUS EXCEL VALIDITAS
CONTOH BLUE PRINT DAN RUMUS EXCEL VALIDITAS CONTOH BLUE PRINT DAN RUMUS EXCEL VALIDITAS
CONTOH BLUE PRINT DAN RUMUS EXCEL VALIDITAS Nur Arifaizal Basri
 
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELINGMateri 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELINGSPADAIndonesia
 
Rpl Bidang Sosial
Rpl Bidang SosialRpl Bidang Sosial
Rpl Bidang SosialAfy Luna
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKNur Arifaizal Basri
 

Was ist angesagt? (20)

Hasil Observasi Anak Tunarungu
Hasil Observasi Anak TunarunguHasil Observasi Anak Tunarungu
Hasil Observasi Anak Tunarungu
 
Percakapan Konseling
Percakapan KonselingPercakapan Konseling
Percakapan Konseling
 
CONTOH RPL K13 + LAMPIRAN
CONTOH RPL K13 + LAMPIRANCONTOH RPL K13 + LAMPIRAN
CONTOH RPL K13 + LAMPIRAN
 
Makalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiMakalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiii
 
Contoh verbatim behavior
Contoh verbatim behaviorContoh verbatim behavior
Contoh verbatim behavior
 
2018 kode etik bk 21 22 juli 2018
2018 kode etik bk 21 22 juli 20182018 kode etik bk 21 22 juli 2018
2018 kode etik bk 21 22 juli 2018
 
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
 
RPL BK Kesulitan Belajar Siswa
RPL BK Kesulitan Belajar SiswaRPL BK Kesulitan Belajar Siswa
RPL BK Kesulitan Belajar Siswa
 
6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk
 
Sosiometri 1
Sosiometri 1Sosiometri 1
Sosiometri 1
 
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
 
CONTOH RPL POP
CONTOH RPL POPCONTOH RPL POP
CONTOH RPL POP
 
PENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITAPENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITA
 
Soal bimbingan konseling
Soal bimbingan konselingSoal bimbingan konseling
Soal bimbingan konseling
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilaku
 
CONTOH BLUE PRINT DAN RUMUS EXCEL VALIDITAS
CONTOH BLUE PRINT DAN RUMUS EXCEL VALIDITAS CONTOH BLUE PRINT DAN RUMUS EXCEL VALIDITAS
CONTOH BLUE PRINT DAN RUMUS EXCEL VALIDITAS
 
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELINGMateri 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
 
Rpl Bidang Sosial
Rpl Bidang SosialRpl Bidang Sosial
Rpl Bidang Sosial
 
Penstrukturan
PenstrukturanPenstrukturan
Penstrukturan
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
 

Ähnlich wie Diagnostik Kesulitan Belajar

Bab i bk belajar smtr 1
Bab i bk belajar smtr 1Bab i bk belajar smtr 1
Bab i bk belajar smtr 1dwitiakartika
 
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajarKesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajarTohir Haliwaza
 
Kesulitan Belajar
Kesulitan BelajarKesulitan Belajar
Kesulitan BelajarIlma_tyana
 
diagnosis kesulitan belajar.docx
diagnosis kesulitan belajar.docxdiagnosis kesulitan belajar.docx
diagnosis kesulitan belajar.docxluthfiahkhairani
 
kesulitan belajar.docx
kesulitan belajar.docxkesulitan belajar.docx
kesulitan belajar.docxWayanArtha1
 
kondisi belajar dan masalah belajar
kondisi belajar dan masalah belajarkondisi belajar dan masalah belajar
kondisi belajar dan masalah belajarhandok011
 
Psikologi pendidikan kel 5.pptx
Psikologi pendidikan kel 5.pptxPsikologi pendidikan kel 5.pptx
Psikologi pendidikan kel 5.pptxsuryaregif1
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfadenurosita
 
Diagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajarDiagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajarAprilia Mantayani
 
Kondisi belajar dan masalah
Kondisi belajar dan masalahKondisi belajar dan masalah
Kondisi belajar dan masalahMut Mu3tiah
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi33335
 
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docxMakalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docxsafiraeong
 
UT ABK PERT.6 kesulitan Belajar, 2022.pptx
UT ABK PERT.6 kesulitan Belajar, 2022.pptxUT ABK PERT.6 kesulitan Belajar, 2022.pptx
UT ABK PERT.6 kesulitan Belajar, 2022.pptxrasyid36
 

Ähnlich wie Diagnostik Kesulitan Belajar (20)

PROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYA
PROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYAPROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYA
PROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYA
 
Bab i bk belajar smtr 1
Bab i bk belajar smtr 1Bab i bk belajar smtr 1
Bab i bk belajar smtr 1
 
Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7
 
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajarKesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
 
Bk belajar kesulitan belajar
Bk belajar  kesulitan belajarBk belajar  kesulitan belajar
Bk belajar kesulitan belajar
 
Kesulitan Belajar
Kesulitan BelajarKesulitan Belajar
Kesulitan Belajar
 
Kesulitan Belajar
Kesulitan BelajarKesulitan Belajar
Kesulitan Belajar
 
diagnosis kesulitan belajar.docx
diagnosis kesulitan belajar.docxdiagnosis kesulitan belajar.docx
diagnosis kesulitan belajar.docx
 
kesulitan belajar.docx
kesulitan belajar.docxkesulitan belajar.docx
kesulitan belajar.docx
 
Isi makalah bk
Isi makalah bkIsi makalah bk
Isi makalah bk
 
kondisi belajar dan masalah belajar
kondisi belajar dan masalah belajarkondisi belajar dan masalah belajar
kondisi belajar dan masalah belajar
 
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Hakikat Belajar dan PembelajaranHakikat Belajar dan Pembelajaran
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
 
hgdfdh gfgf1
hgdfdh gfgf1hgdfdh gfgf1
hgdfdh gfgf1
 
Psikologi pendidikan kel 5.pptx
Psikologi pendidikan kel 5.pptxPsikologi pendidikan kel 5.pptx
Psikologi pendidikan kel 5.pptx
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
 
Diagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajarDiagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajar
 
Kondisi belajar dan masalah
Kondisi belajar dan masalahKondisi belajar dan masalah
Kondisi belajar dan masalah
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docxMakalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
 
UT ABK PERT.6 kesulitan Belajar, 2022.pptx
UT ABK PERT.6 kesulitan Belajar, 2022.pptxUT ABK PERT.6 kesulitan Belajar, 2022.pptx
UT ABK PERT.6 kesulitan Belajar, 2022.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 

Diagnostik Kesulitan Belajar

  • 1. 1 DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR A. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kesulitan belajar Blassic dan Jones, sebagaimana dikutip oleh Warkitri ddk. (1990 : 8.3), menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang diperoleh. Mereka selanjutnya menyatakan bahwa individu yang mengalami kesulitan belajar adalah individu yang normal inteligensinya, tetapi menunjukkan satu atau beberapa kekurangan penting dalam proses belajar, baik persepsi, ingatan, perhatian, ataupun fungsi motoriknya. Sementara itu Siti Mardiyanti dkk. (1994 : 4 – 5) menganggap kesulitan belajar sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari atau tidak disadari oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologis, sosiologis, ataupun fisiologis dalam proses belajarnya. Dari penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana terdapat suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan yang diperoleh yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu baik bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis dalam proses belajar. Salah satu cara pemberian bantuan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar adalah berupa prosedur dan langkah-langkah yang sistematis yang disebut Diagnosis Kesulitan Belajar dan pengajaran perbaikan. Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut Thorndike dan Hagen (Abin S.M., 2002 : 307), diagnosis dapat diartikan sebagai berikut : 1. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symtoms); 2. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;
  • 2. 2 3. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala- gejala atau fakta-fakta tentang suatu hal. Dari penjelasan di atas, dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa Diagnosis Kesulitan Belajar merupakan suatu prosedur dalam memecahkan kesulitan belajar dengan mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan tertentu, serta mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya. B. Gejala dan Ciri Kesulitan Belajar 1. Gejala kesulitan belajar Kesulitan atau masalah belajar dapat dikenal berdasarkan gejala yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk perilaku, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Menurut Warkitri dkk, 1990, individu yang mengalami kesulitan belajar menunjukkan gejala sebagai berikut: a. Hasil belajar yang dicapai rendah dibawah rata-rata kelompoknya. b. Hasil belajar yang dicapai sekarang lebih rendah dibanding sebelumnya. c. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. d. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. e. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, misalnya masa bodoh dengan proses belajar dan pembelajaran, mendapat nilai kurang tidak menyesal, dst. f. Menunjukkan perilaku yang menyimpang dari norma, misalnya membolos, pulang sebelum waktunya, dst. g. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, misalnya mudah tersinggung, suka menyendiri, bertindak agresif, dst. 2. Ciri kesulitan belajar Adapun ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti berikut ini: a. Gangguan persepsi visual: 1) Melihat huruf/angka dengan posisi yang berbeda dari yang tertulis, sehingga seringkali terbalik dalam menuliskan kembali 2) Sering tertinggal huruf dalam menulis 3) Menuliskan kata dengan urutan yang salah misalnya ibu jadi ubi 4) Sulit memahami kanan dan kiri
  • 3. 3 5) Bingung membedakan antara obyek dengan latar belakang 6) Sulit mengkoordinasi antara mata (penglihatan) dengan tindakan (tangan, kaki, dan lain-lain) b. Gangguan persepsi auditori 1) Sulit membedakan bunyi: menangkap secara berbeda apa yang didengarnya 2) Sulit memahami perintah terutama perintah yang diberikan dalam jumlah banyak dan kalimat yang panjang 3) Bingung dan kacau dengan bunyi yang datang dari berbagai penjuru sehingga sulit mengikuti diskusi karena saat mencoba mendengar sebuah informasi sudah mendapatkan gangguan dari suara lain di sekitarnya c. Gangguan bahasa 1) Sulit menangkap dan memahami kalimat yang dikatakan kepadanya 2) Sulit mengkoordinasikan/mengatakan apa yang sedang dipikirkan d. Gangguan persepsi –motorik 1) Kesulitan motorik halus (sulit mewarnai, menggunting, melipat, menempel, menulis rapi, memotong, dll ) 2) Memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan canggung dan kaku dalam eraknya e. Hiperaktivitas 1) Sukar mengontrol aktivitas motorik dan selalu bergerak/menggerakkan sesuatu (tidak bisa diam) 2) Berpindah-pindah dari satu tugas ke tugas berikutnya tanpa menyelesaikan terlebih dahulu 3) Impulsif f. Kacau (distractibility) 1) Tidak dapat membedakan stimulus yang penting dan tidak penting 2) Tidak teratur, karena tidak memiliki urutan-urutan dalam proses berpikir 3) Perhatiannya sering berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan (melamun/berhayal saat belajar di kelas) Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, yaitu:
  • 4. 4 1. Dilihat dari pesepsi visualnya, ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti pada saat menulis, siswa sering menulis dengan salah satu huruf yang tertinggal atau tidak lengkap. 2. Dilihat dari persepsi auditori, ciri-cirinya seperti siswa sulit memahami perintah yang disampaikan oleh guru. 3. Dilihat dari segi bahasa, cirinya seperti siswa sulit memahami kalimat yang disampaikn kepadanya serta sulit mengungkapkan apa yang sedang dipikirkannya. C. Latar Belakang Timbulnya Kesulitan Belajar Menurut Burton, sebagaimana dikutip oleh Abin S.M. (2002 : 325-326), faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa faktor internal, yaitu yang berasal dari dalam diri yang bersangkutan, dan faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diri yang bersangkutan 1. Faktor Internal Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor kejiwaan dan faktor kejasmanian. a. Faktor kejiwaan, antara lain : 1) Minat terhadap mata pelajaran kurang; 2) Motif belajar rendah; 3) Rasa percaya diri kurang; 4) Disiplin pribadi rendah; 5) Sering meremehkan persoalan; 6) Sering mengalami konflik psikis; 7) Integritas kepribadian lemah. b. Faktor kejasmanian, antara lain : 1) Keadaan fisik lemah (mudah terserang penyakit); 2) Adanya penyakit yang sulit atau tidak dapat disembuhkan; 3) Adanya gangguan pada fungsi indera; 4) Kelelahan secara fisik. 2. Faktor Eksternal
  • 5. 5 Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang berada atau berasal dari luar peserta didik. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua : faktor instrumental dan faktor lingkungan. a. Faktor instrumental Faktor-faktor instrumental yang dapat menyebabkan kesulitan belajar mahasiswa antara lain : 1) Kemampuan profesional dan kepribadian guru yang tidak memadai; 2) Kurikulum yang terlalu berat bagi pesert didik; 3) Program belajar dan pembelajaran yang tidak tersusun dengan baik; 4) Fasilitas belajar dan pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan. b. Faktor lingkungan Faktor lingkungan meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Penyebab kesulitan belajar yang berupa faktor lingkungan antara lain : 1) Disintegrasi atau disharmonisasi keluarga; 2) Lingkungan sosial sekolah yang tidak kondusif 3) Teman-teman bergaul yang tidak baik; 4) Lokasi sekolah yang tidak atau kurang cocok untuk pendidikan. D. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar Bahwa setiap kegiatan yang dilakukan mempunyai tujuan yang baik yang ingin dicapai, dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, begitu pula dengan kegiatan ini. Pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar melibatkan guru dan siswa, maka tujuan yang ingin dicapai juga berbeda antara guru dan siswa. 1. Siswa Tujuan yang hendak dicapai setelah pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar ini bagi siswa adalah : a. Siswa memahami dan mengetahui kekeliruannya. b. Siswa memperbaiki kesalahannya c. Siswa dapat memilih cara atau metode untuk memperbaiki kesalahannya d. Siswa dapat menguasai pelajaran dengan baik. e. Siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 2. Guru
  • 6. 6 Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar bagi Guru adalah : a. Guru mengetahui kelemahan dalam proses belajar –mengajar. b. Guru dapat memperbaiki kelemahannya tersebut. c. Guru dapat memberikan layanan yang optimal kepada siswa sesuai dengan keadaan diri siswa perkembangannya siswa dapat terlaksana dengan baik. E. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa Menurut Hallen A: 2005, langkah-langkah yang perlu ditempuh guru untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, dapat dilakukan dalam enam tahap. Adapun keenam tahap tersebut, yaitu: 1. Mengenal siswa yang mengalami kesulitan belajar Cara yang paling mudah untuk mengenali siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah dengan cara mengenali nama siswa. 2. Memaham sifat dan jenis kesulitan belajarnya Langkah kedua dalam mengatasi kesulitan belajar adalah mencari dalam mata pelajaran apa saja siswa ini (kasus) mengalami kesulitan dalam belajar. 3. Menetapkan latar belakang kesulitan belajar Langkah ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang latar belakang yang menjadi sebab timbulnya kesulitan belajar baik yang terletak di dalam diri siswa sendiri maupun diluar dirinya. 4. Menetapkan usaha-usaha bantuan Setelah diketahui sifat dan jenis kesulitan serta latar belakangnya, maka langkah selanjutnya ialah menetapkan beberapa kemungkinan tindakan-tindakan usaha bantuan yang akan diberikan, berdasarkan data yang akan di peroleh. 5. Pelaksanaan bantuan Langkah ini merupakan pelaksanaan dari langkah sebelumnya, yakni melaksanakan kemungkinan usaha bantuan. Pemberian bantuan diaksanakan secara terus-menerus dan terah dengan disertai penilaian yang tepat sampai pada saat yang telah diperkirakan. 6. Tindak lanjut Tujuan langkah ini untuk menilai sampai sejauh manakah tindakan pemberian bantuan telah mencapai hasil yang diharapkan. Tindak lanjut
  • 7. 7 dilakukan secara terus-menerus, dengan langkah ini dapat diketahui keberhasilan usaha bantuan.
  • 8. 8 KESIMPULAN Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana terdapat suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan yang diperoleh yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu baik bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis dalam proses belajar. Kesulitan atau masalah belajar dapat dikenal berdasarkan gejala yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk perilaku, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa faktor internal, yaitu yang berasal dari dalam diri yang bersangkutan, dan faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diri yang bersangkutan. Bahwa setiap kegiatan yang dilakukan mempunyai tujuan yang baik yang ingin dicapai, dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, begitu pula dengan kegiatan ini. Pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar melibatkan guru dan siswa, maka tujuan yang ingin dicapai juga berbeda antara guru dan siswa.
  • 9. 9 DAFTAR PUSTAKA Yadi, Arfi. 2012. Prosedur dan teknik diagnosis kesulitan, (Online) (http://arfiyadi.blogspot.com/2012/08/prosedur-dan-teknik-diagnosis-kesulitan.html ). Diakses 19 November 2014. Seplita, Mira. 2013. Diagnosis Kesulitan Belajar. (Online) (http://mira- seplita.blogspot.com/2013/01/diagnosis-kesulitan-belajar.html). Diakses 19 November 2014. Yono, setopo. 2013. Diagnosis kesulitan belajar Matematika. (Online). (https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/16/diagnosis-kesulitan-belajar- matematika/). Diakses 19 November 2014.