1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran adalah kegiatan dari proses belajar mengajar yang bertujuan
merubah tingkah laku yang secara komprehensif, yang ditunjang dengan adanya media
pembelajaran. Media pembelajaran adalah alat bantu untuk menyampaikan pesan belajar
kepada mahasiswa. Information and Communication Technology (ICT) dapat digunakan
sebagai media pembelajaran untuk menyampaikan informasi atau bahan ajar. Penggunaan
ICT untuk pembelajaran berlaku apabila ICT digunakan sebagai media untuk mengakses
infformasi dari internet. Interconnecting Network (internet) merupakan sumber informasi
untuk mencari dan menyebarkan segala ilmu pengetahuan seluru penjuru dunia dengan
mudah. Internet memberikan peluang untuk:
Meningkatkan akses terhadap informasi
Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi
Mengomunikasikan gagasan dan informasi
Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan
Bekerja sama dengan orang lain
Memecahkan berbagai masalah
Mengembangkan pengertian kultural
Dengan demikian segala informasi yang berkaitan dengan pembelajaran di internet itu dapat
dijadikan sumber belajar dan sumber informasi. ICT berguna sebagai media penunjang dalam
pembelajaran pada standar kompetensi mengoperasikan dan mengamati proses.
1
2. B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan makna pendidikan yang pernah disampaikan oleh Bapak Pendidikan Ki
Hajar Dewantara, pendidikan karakter perlu menjadi perhatian utama dalam proses
pelaksanaan pendidikan nasional disamping pendidikan intelektual dan jasmani.
Sebagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara “Pendidikan adalah daya upaya untuk
memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual) dan
tubuh anak. Menurutnya, bagian – bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat
memajukan kesempurnaan anak – anak kita. Berdasarkan pandangan tersebut, maka
pendidikan karakter merupakan bagian integral yang sangat penting dari pendidikan kita.
Secara konseptual, tingkat peradaban suatu bangsa sangat ditentukan oleh keluhuran
budaya yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Dengan kata lain, perbedaan mendasar antara
bangsa yang beradab dan bangsa yang terbelakang (primitif) adalah terletak pada budaya
yang berkembang pada bangsa tersebut. Mengapa demikian? Hal ini karena, budaya luhur
bangsa akan berpengaruh dominan terhadap pembentukan karakter bangsa, sehingga perilaku
masyarakat akan diwarnai oleh budaya luhur yang dimiliki oleh bangsa tersebut, karena
karakter (watak/akhlak/moral) akan tercermin dari perilaku masyarakat dalam keidupan
sehari – hari.
Sejak jaman dulu Indonesia merupakan salah satu bangsa yang dikenal sebagai
bangsa yang berpegang teguh pada adat-istiadat ketimuran yang sarat dengan nilai – nilai
sopan santun, keramah-tamahan, kejujuran dan menjunjung tinggi semangat kebersamaan
atau “kegotong-royongan” serta sikap saling harga menghargai harkat dan martabat orang
lain. Nilai – nilai tersebut merupakan warisan budaya dan karakter luhur bangsa serta sebagai
pembentuk peradaban bangsa Indonesia yang perlu terus dilestarikan dan dipelihara
keberadaannya dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat sehari – hari, ditengah
derasnya perkembangan arus globalisasi. Dengan cara demikian, bangsa Indonesia tidak akan
menjadi bangsa yang kehilangan jati diri atau karakternya ditengah – tengah kuatnya arus
percaturan global.
Namun sayang, pada realitas yang ada menunjukkan bahwa, perkembangan bangsa
Indonesia dalam beberapa tahun terakhhir ini mengarah kepada perubahan yang bersifat
regresif (mundur), terutama dalam bidang etika dan moral (akhlak). Dekadensi moral yang
luar biasa telah menyebakan keterpurukan bangsa Indonesia yang dulu dikenal sebagai
bangsa yang santun dan taat beragama menjadi bangsa yang beringas, korup, dan banyak
2
3. melanggar norma – norma keagamaan. Menurunnya prestasi anak bangsa dan citra yang
buruk menjadi hal yang ironis dan bukti terjadinya kemunduran bangsa kita.
Perubahan bangsa baik yang mengarah kepada kemjuan (progresif) maupun yang
mengarah kepada kemunduran (regresif) merupakan masalah terkait langsung maupun tidak
langsung dengan penyelenggaraan pendidikan, baik formal, non formal maupun informal.
Oleh karena itu, penguatan muatan pendidikan karakter dalam proses pendidikan kiat perlu
terus menjadi perhatian utama dalam rangka pembangunan sumber daya manusia yang
berkualitas dan berkarakter.
C. Tujuan
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang berdampak
pada kecepatan dan kemudahan akses hubungan antar belahan dunia satu dengan dunia
lainnya, telah menghilangkan sekat – sekat antar negara di dunia dan menjadikan dunia ini
seolah bagaikan perkampungan kecil. Perkembangan ICT tersebut telah membuat sendi –
sendi kehidupan masyarakat yang ada terpengaruh baik secara positif maupun negatif. Jika
perkembangan ICT tersebut dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, maka akan dapat
berpengaruh positif terhadap pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada.
Namun sebaliknya, jika perkembangan tersebut tidak dapatt dikelola dan dimanfaatkan
dengan baik, justru akan dapat berpengaruh negatif terhadap pembangunan SDM yang ada.
Yang pasti, kemajuan ICT yang demikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara
luas telah membuka akses, komunikasi jarak jauh secara langsung maupun tidak langsung
yang efektif, maupun membuka peluang untuk pengelolaan dan pendayagunaan informasi
dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Kenyataan telah menunjukkan bahwa
disamping dapat berpengruh negatif, pemanfaatan ICT merupakan faktor yang sangat penting
dalam mendukung kemajuan pendidikan di Indonesia.
Prinsip – prinsip yang perlu diterapkan dalam pemanfaatan ICT:
Pemanfaatan ICT dalam pendidikan sebaiknya mempertimbangkan karakteristik peserta
didik, pendidik, dan tenaga kependidikan dalam keseluruhan pembuatan keputusan ICT.
Pemanfaatan ICT sebaiknya dirancang untuk memperkuat minat dan motivasi pengguna
untuk menggunakannya semata guna meningkatkan dirinya, baik dari segi intelektual,
spiritual (rohani), social, maupun ragawi.
3
4. Pemanfaatan ICT sebaiknya menumbuhkan kesadaran dan keyakinan akan penttingnya
kegiatan berinteraksi langsung dengan manusia (tatap muka), dengan lingkungan social-
budaya (pertemuan, museum, tempat – tempat bersejarah), dan lingkungan alam
(penjelajahan) agar tetap mampu memelihara nilai – nilai sosial humaniora (seni dan
budaya), dan kecintaan terhhadap alam sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Pemanfaatan ICT sebaiknya menjaga bahwa kelomopok sasaran tetap dapat mengapresiasi
teknologi komunikasi yang sederana dan kegiatan – kegiatan pembelajaran tanpa ICT
karena tuntutan penguasaan kompetensi terkait dalam rangka mengembangkan seluruh
potensi mahasiswa secara seimbang.
Pemanfaatan ICT sebaiknya mendorong pengguna untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif
sehingga tidak hanya puas menjadi konsumen informasi berbasis ICT.
4
5. BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan berbasis ICT telah lama dimulai sejak tahun 1960an dengan pendidikan
berbasis komputer. Seiring dengan perkembangan teori belajar, semula pemanfaatan
komputer dalam pembelajaran menggunakan pendekatan teori behaviorisme. Komputer lebih
banyak digunakan untuk melakukan drill and practice. Perkembangan selanjutnya
dipengaruhi oleh teori belajar konstruktivisme, komputer dimanfaatkan untuk membantu
siswa menemukan dan merumuskan pengetahuannya melalui interaksi dan eksplorasi
sumber-sumber belajar berbasis ICT.
Selain itu, pemanfaatan ICT dalam pembelajaran juga mendukung teori
socioconstructivism, yakni mahasiswa memperoleh pengalaman belajar secara bersama-sama
dengan mahasiswa lain atau melalui interaksi dengan para pakar dengan media komunikasi
berbasis ICT. Perkembangan terkini adalah pemanfaatan ICT secara terpadu di dalam
pembelajaran yang memadukan berbagai keterampilan dan fungsi ICT di dalam proses
belajar mengajar. Penggunaan ICT sebagai media pembelajaran dapat berbentuk file slide
Power Point, gambar, animasi, video, audio, program CAI (computer aided instruction),
program simulasi, dan lain-lain. Penggunaan media berbasis ICT memberikan beberapa
keuntungan, antara lain:
memvisualisasikan konsep-konsep abstrak,
mempermudah memahami materi-materi yang sulit,
mensimulasikan proses yang sulit dilakukan secara manual7
menampilkan materi pembelajaran dalam berbagai format (multimedia) sehingga
menjadi lebih menarik, dan terbaru (up to date) dari berbagai sumber,
memungkinkan terjadinya interaksi antara pebelajar dan materi pembelajaran,
mengakomodir perbedaan kecepatan dan gaya belajar siswa,
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan tenaga,
mendukung perubahan peran guru ke arah yang positif sebagai fasilitator dan
mediator, dari posisi semula sebagai satu-satunya sumber pengetahuan,
5
6. meningkatkan keterampilan individu penggunanya.
Penggunaan media harus didasarkan pada pertimbangan bahwa media tersebut dapat
memfasilitasi terjadinya proses belajar atau meningkatkan pemahaman materi pembelajaran.
6
7. BAB III
PENUTUP
ICT adalah media pembelajaran yang sangat baik, karena dengan penggunaan ICT
kita bisa lebih mudah dalam pengerjaan tugas dan pencarian informasi. Pemanfaatan ICT
sebagai media pembelajaran sangat bagus untuk mendukung kemajuan pendidikan di
Indonesia dan membangun anak – anak berkarakter dan mandiri.
7
8. DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Elang Krisnadi. (2009). Rancangan Materi Pembelajaran Berbasis ICT.
8