SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 61
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PERSANDINGAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG
                                                   TENTANG
                             TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI (TIK)

Draft R2                                                                                     Draft Usulan Mastel
                    RANCANGAN                                             RANCANGAN
    UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA                          UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
                NOMOR ..... TAHUN 2010                                NOMOR ..... TAHUN 2010


                      TENTANG                                               TENTANG


             KONVERGENSI TELEMATIKA                         TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
 TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)                    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
   DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
                                                                  PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
           PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: a.    bahwa tujuan pembangunan nasional Menimbang: a. bahwa tujuan pembangunan nasional
                 adalah untuk mewujudkan masyarakat                    adalah untuk mewujudkan masyarakat
                 adil dan makmur yang merata materiil                  adil dan makmur yang merata materiil
                 dan spiritual berdasarkan Pancasila                   dan spiritual berdasarkan Pancasila
                 dan Undang-undang Dasar Negara                        dan Undang-undang Dasar Negara
                 Republik Indonesia Tahun 1945;                        Republik Indonesia Tahun 1945;
             b. bahwa pembangunan nasional adalah                    b. bahwa      penyelenggaraan        TIK    juga
                 suatu proses yang berkelanjutan yang                  berperan        untuk        memperkukuh
                 harus senantiasa mengikuti berbagai                   persatuan      dan     kesatuan     bangsa,
                 dinamika yang terjadi di masyarakat;                  mencerdaskan         kehidupan      bangsa,
                                                                       memperlancar kegiatan masyarakat,
                                                                       mendukung            terciptanya         tujuan
                                                                       pemerataan pembangunan dan hasil-
                                                                       hasilnya,       serta        meningkatkan
                                                                       hubungan antarbangsa;
             c. bahwa penyelenggaraan telematika                     c. bahwa      penyelenggaraan         teknologi
                 mempunyai arti strategis guna                         informasi dan komunikasi mempunyai
                 mempercepat peningkatan daya saing                    arti strategis guna meningkatkan
                 nasional yang berkelanjutan,                          produktivitas nasional dalam upaya
                 membangun karakter dan budaya yang                    mempercepat peningkatan daya saing
                 memperkuat jati diri bangsa dan                       nasional yang berkelanjutan,
                 memperkuat ketahanan informasi                        membangun karakter dan budaya yang
                 nasional;                                             memperkuat jati diri bangsa dan
                                                        1
memperkuat ketahanan nasional;


d. bahwa      penyelenggaraan       telematika        d. bahwa pengaruh perkembangan TIK di
     juga berperan untuk memperkukuh                       era konvergensi yang demikian pesat
     persatuan dan kesatuan bangsa,                        telah mengakibatkan perubahan yang
     mencerdaskan      kehidupan      bangsa,              mendasar        dalam     penyelenggaraan
     memperlancar kegiatan masyarakat,                     dan cara pandang terhadap TIK yang
     mendukung terciptanya tujuan                          secara langsung telah mempengaruhi
     pemerataan pembangunan dan hasil-                     lahirnya     bentuk-bentuk      perbuatan
     hasilnya, serta meningkatkan                          hukum baru;
     hubungan antarbangsa;
e. bahwa pengaruh perkembangan                        e. bahwa globalisasi telah menempatkan
     telematika di era konvergensi yang                    Indonesia       sebagai     bagian     dari
     demikian pesat telah mengakibatkan                    masyarakat informasi dunia sehingga
     perubahan     yang    mendasar       dalam            mengharuskan                  dibentuknya
     penyelenggaraan dan cara pandang                      pengaturan mengenai konvergensi TIK
     terhadap telematika yang secara                       di    tingkat      nasional      sehingga
     langsung telah mempengaruhi lahirnya                  pembangunan TIK dapat dilakukan
     bentuk-bentuk perbuatan hukum baru;                   secara efektif, efisien, merata, dan
                                                           menyebar ke seluruh lapisan
                                                           masyarakat guna terciptanya
                                                           kesejahteraan rakyat;
f.   bahwa globalisasi telah menempatkan              f.   bahwa       berdasarkan      pertimbangan
     Indonesia sebagai bagian dari                         sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
     masyarakat informasi dunia sehingga                   huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan
     mengharuskan dibentuknya                              huruf f, perlu membentuk Undang-
     pengaturan mengenai         konvergensi               Undang tentang Konvergensi TIK;
     telematika di tingkat nasional sehingga
     pembangunan telematika dapat
     dilakukan secara efektif, efisien,
     merata, dan menyebar ke seluruh
     lapisan masyarakat guna terciptanya
     kesejahteraan rakyat;
g. bahwa       berdasarkan      pertimbangan
     sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
     huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan
     huruf f, perlu membentuk Undang-
     Undang tentang Konvergensi
     Telematika;
                                                  2
Mengingat: Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28F dan                     Mengingat: Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28F dan
            Pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar                                   Pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar
            Negara Republik Indonesia Tahun 1945;                                   Negara Republik Indonesia Tahun 1945;


              Dengan Persetujuan Bersama                                                Dengan Persetujuan Bersama
            DEWAN PERWAKILAN RAKYAT                                                 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
                  REPUBLIK INDONESIA                                                      REPUBLIK INDONESIA
                             dan                                                                   dan
          PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA                                             PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
                        MEMUTUSKAN:                                                          MEMUTUSKAN:


Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG                                        Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG
                 KONVERGENSI TELEMATIKA.                                                TEKNOLOGI INFORMASI DAN
                                                                                        KOMUNIKASI (TIK)
                            BAB I                                                                 BAB I
                   KETENTUAN UMUM                                                          KETENTUAN UMUM


                           Pasal 1                                                               Pasal 1


Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:                            Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1.   Konvergensi        Telematika         adalah      perpaduan 1.          TIK adalah perpaduan teknologi dan rantai nilai
     teknologi    dan    rantai   nilai     (value   chain)   dari           (value chain) dari industri telekomunikasi, teknologi
     penyediaan dan pelayanan telematika.                                    informasi, penyiaran, konten yang memungkinkan
                                                                             terciptanya penyediaan dan pelayanan TIK secara
                                                                             terpadu.
2.   Telematika adalah telekomunikasi dan teknologi                      2. Telekomunikasi      adalah     setiap    pemancaran,
     informasi.                                                              pengiriman, dan/atau penerimaan setiap informasi
                                                                             dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar,
                                                                             suara bunyi melalui sistem kawat, sistem optik,
                                                                             sistem elektromagnetik atau sistem lainnya yang
                                                                             memungkinkan terjadinya pemancaran, pengiriman,
                                                                             dan/atau penerimaan informasi.
3.   Telekomunikasi       adalah          setiap     pemancaran, 3. Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk
     pengiriman, dan/atau penerimaan setiap informasi                        mengumpulkan,         menyiapkan,       menyimpan,
     dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar,                     memproses,        mengumumkan,         menganalisis,
     suara bunyi melalui sistem kawat, sistem optik,                         dan/atau menyebarkan informasi.
     sistem elektromagnetik atau sistem lainnya yang
     memungkinkan terjadinya pemancaran, pengiriman,


                                                                     3
dan/atau penerimaan informasi.
4.   Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk 4.                       Penyelenggara TIK adalah perorangan, badan
     mengumpulkan,           menyiapkan,          menyimpan,                hukum Indonesia, atau dinas khusus.
     memproses,        mengumumkan,             menganalisis,
     dan/atau menyebarkan informasi.
5.   Penyelenggara     Telematika      adalah      perorangan, 5.           Penyelenggaraan TIK adalah kegiatan penyediaan
     badan hukum Indonesia, atau dinas khusus.                              dan pelayanan TIK.
6.   Penyelenggaraan       Telematika     adalah       kegiatan 6.          Penyelenggaraan Jaringan TIK adalah kegiatan
     penyediaan dan pelayanan telematika.                                   penyediaan       fasilitas     jaringan       TIK       meliputi
                                                                            keseluruhan fasilitas dan elemen jaringan (yang
                                                                            dapat berupa         stasiun bumi, kabel serat optik,
                                                                            saluran    telekomunikasi      dan     sentral      switching,
                                                                            perangkat      transmisi     komunikasi        radio,     BTS,
                                                                            sehingga membentuk jaringan untuk menyalurkan
                                                                            beragam layanan aplikasi TIK, dari ujung ke ujung
                                                                            (end-to-end)
7.   Penyelenggaraan Fasilitas       Jaringan Telematika 7.                 Penyelenggaraan Layanan Fasilitas (Pendukung)
     adalah     kegiatan   penyediaan     fasilitas    jaringan             Jaringan       TIK    adalah       kegiatan      penyediaan
     telematika meliputi keseluruhan fasilitas dan elemen                   konektivitas     dasar       dan    elemen          pendukung
     jaringan (misalnya stasiun bumi, kabel serat optik,                    (bandwidth, menara, duct, sistem billing dll), yang
     saluran    telekomunikasi   dan     sentral      switching,            dibutuhkan dalam penyelenggaraan TIK.
     perangkat transmisi komunikasi radio, BTS, dan
     menara transmisi) sehingga membentuk jaringan
     untuk     menyalurkan    beragam      layanan      aplikasi
     telematika.
8.   Penyelenggaraan Layanan Jaringan Telematika                       8.   Penyelenggaraan Layanan Aplikasi TIK adalah
     adalah kegiatan penyediaan konektivitas dasar dan                      kegiatan penyediaan layanan aplikasi TIK yang
     bandwidth yang mendukung beragam aplikasi dan                          terdiri jasa komunikasi suara, data dan gambar dan
     memungkinkan komunikasi antar jaringan.                                aplikasi pendukung kegiatan bisnis, dan aplikasi
                                                                            penyebaran konten dan aplikasi informasi.
9.   Penyelenggaraan       Layanan     Aplikasi    Telematika 9. Aplikasi TIK adalah jasa-jasa yang timbul dari
     adalah     kegiatan   penyediaan     layanan       aplikasi            pemanfaatan jaringan TIK berupa jasa komunikasi,
     telematika yang terdiri dari aplikasi pendukung                        penyiaran dan transaksi.
     kegiatan bisnis (aplikasi server untuk e-commerce,
     teleponi, PaaS, dsb.) dan aplikasi penyebaran
     konten (aplikasi server untuk web-TV, IPTV, VoD,
     musik, dsb.) dan informasi (aplikasi server untuk
     portal, koran online, e-magazine, dsb.).


                                                                   4
10. Aplikasi adalah layanan dasar dan/atau layanan nilai 10. Pengguna adalah pelanggan dan pemakai.
    tambah yang ditambahkan pada layanan jaringan.


11. Pengguna adalah pelanggan dan pemakai.                           11. Pelanggan    adalah   perseorangan    atau   non-
                                                                        perseorangan yang menggunakan fasilitas jaringan
                                                                        TIK, layanan jaringan TIK dan/atau layanan aplikasi
                                                                        TIK berdasarkan kontrak.
12. Pelanggan       adalah     perseorangan       atau   non- 12. Pemakai            adalah    perseorangan   atau    non-
    perseorangan yang menggunakan fasilitas jaringan                    perseorangan yang menggunakan fasilitas jaringan
    telematika, layanan jaringan telematika dan/atau                    TIK, layanan jaringan TIK dan/atau layanan aplikasi
    layanan aplikasi telematika berdasarkan kontrak.                    TIK tidak berdasarkan kontrak.
13. Pemakai        adalah     perseorangan        atau   non- 13. Alat TIK adalah setiap alat perlengkapan yang
    perseorangan yang menggunakan fasilitas jaringan                    digunakan dalam penyelenggaraan TIK.
    telematika, layanan jaringan telematika dan/atau
    layanan     aplikasi    telematika    tidak   berdasarkan
    kontrak.
14. Alat Telematika adalah setiap alat perlengkapan 14. Perangkat TIK adalah sekelompok alat TIK yang
    yang digunakan dalam penyelenggaraan telematika.                    digunakan dalam penyelenggaraan TIK.
15. Perangkat Telematika adalah sekelompok alat 15. Kewajiban Pelayanan Universal adalah kewajiban
    telematika yang digunakan dalam penyelenggaraan                     penyediaan layanan TIK oleh penyelenggara TIK
    telematika.                                                         agar kebutuhan masyarakat terutama di daerah
                                                                        terpencil dan/atau belum berkembang mendapatkan
                                                                        akses layanan TIK dapat dipenuhi.
16. Kewajiban Pelayanan Universal adalah kewajiban 16. Menteri adalah menteri yang lingkup tugas dan
    penyediaan layanan telematika oleh penyelenggara                    tanggung jawabnya di bidang TIK.
    telematika agar kebutuhan masyarakat terutama di
    daerah      terpencil   dan/atau     belum    berkembang
    mendapatkan akses          layanan telematika        dapat
    dipenuhi.
17. Menteri adalah menteri yang lingkup tugas dan 17. Orang adalah orang perseorangan, baik warga
    tanggung jawabnya di bidang telematika.                             negara Indonesia, warga negara asing, maupun
                                                                        badan hukum.
18. Orang adalah orang perseorangan, baik warga
    negara Indonesia, warga negara asing, maupun
    badan hukum.




                                                                 5
BAB II                                                                 BAB II
                  ASAS DAN TUJUAN                                                        ASAS DAN TUJUAN




                           Pasal 2                                                                Pasal 2


Telematika diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan TIK                    diselenggarakan        berdasarkan        Pancasila    dan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dengan asas manfaat, adil dan merata, Tahun 1945 dengan asas manfaat, adil dan merata,
kepastian    hukum,       keamanan,       kemitraan,      etika, kepastian        hukum,         keamanan,       kemitraan,       etika,
persaingan      sehat,     perlindungan,       keseimbangan, persaingan             sehat,        perlindungan,        keseimbangan,
kemandirian, dan tanggung jawab.                                      kemandirian, dan tanggung jawab.


                           Pasal 3                                                                Pasal 3


Telematika    diselenggarakan         dengan   tujuan     untuk TIK diselenggarakan dengan tujuan untuk mendukung
mendukung       persatuan      dan      kesatuan        bangsa, persatuan          dan      kesatuan         bangsa,      memperkuat
memperkuat       ketahanan       nasional,      meningkatkan ketahanan nasional, meningkatkan kesejahteraan dan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan kemakmuran                          rakyat     secara      adil    dan     merata,
merata,     membangun       karakter    dan    budaya     yang membangun karakter dan budaya yang memperkuat jati
memperkuat jati diri bangsa, meningkatkan kebudayaan diri bangsa, meningkatkan kebudayaan dan pendidikan,
dan pendidikan, mendukung kegiatan pemerintahan, mendukung                          kegiatan       pemerintahan,        mempercepat
mempercepat peningkatan daya saing nasional, serta peningkatan daya saing nasional, serta meningkatkan
meningkatkan hubungan antarbangsa.                                    hubungan antarbangsa.
                            BAB III                                                               BAB III
                         PEMBINAAN                                                           PEMBINAAN
                      Bagian Kesatu                                                         Bagian Kesatu
                            Umum                                                                  Umum


                           Pasal 4                                                                Pasal 4


(1) Telematika dikuasai oleh Negara dan                               (1)   TIK dikuasai oleh Negara dan pembinaannya
    pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah.                                 dilakukan oleh Pemerintah.
(2) Pembinaan telematika yang meliputi penetapan                      (2)   Pembinaan       TIK      yang      meliputi      penetapan
   kebijakan,      pengaturan,          pengawasan,        dan              kebijakan,     pengaturan,         pengawasan,         dan
   pengendalian,         diarahkan     untuk    meningkatkan                pengendalian,        diarahkan    untuk     meningkatkan
   penyelenggaraan telematika yang kompetitif dan                           penyelenggaraan TIK yang kompetitif dan berdaya
   berdaya        saing       sesuai       dengan        tujuan             saing sesuai dengan tujuan          pembangunan TIK
   pembangunan telematika nasional.                                         nasional.
                                                                  6
(3) Pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud                   (3)    Dalam        penetapan        kebijakan,       Pemerintah
      pada ayat (2), dilakukan secara menyeluruh dan                    membuat       Cetak    Biru     (blueprint)     dan    Peta
      terpadu dengan memperhatikan pemikiran dan                        Jalan (road map) l pembangunan industri TIK
      pandangan yang berkembang dalam masyarakat                        Nasional.
      serta perkembangan global.
                                                                 (4)    Pelaksanaan            pembinaan              sebagaimana
                                                                        dimaksud      pada     ayat     (2),    dilakukan     secara
                                                                        menyeluruh            dan          terpadu          dengan
                                                                        memperhatikan pemikiran dan pandangan                  yang
                                                                        berkembang           dalam         masyarakat          serta
                                                                        perkembangan global.


                          Pasal 5                                                             Pasal 5


Pembinaan      telematika    yang   meliputi     penetapan       (1)    Pembinaan       TIK      yang      meliputi     penetapan
kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan pengendalian                     kebijakan,     pengaturan,             pengawasan,      dan
sebagaimana     dimaksud dalam         Pasal   4 ayat (2)               pengendalian      sebagaimana            dimaksud     dalam
dilaksanakan oleh Menteri.                                              Pasal 4 ayat (2) dilaksanakan oleh Menteri.
                                                                 (2)    Fungsi      pengaturan        dalam      Pembinaan      TIK
                                                                        dimaksud      pada     ayat      (1),     sesuai    dengan
                                                                        perkembangan keadaan, kecenderungan global
                                                                        dan perkembangan teknologi dilimpahkan kepada
                                                                        badan regulasi.
                                                                 (3)    Susunan, tugas dan tanggung jawab badan
                                                                        regulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
                                                                        diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.


                          Pasal 6                                                             Pasal 6


Menteri     bertindak     sebagai   penanggung       jawab Menteri          bertindak        sebagai       penanggung         jawab
administrasi telematika di Indonesia.                            administrasi TIK di Indonesia.
                        Bagian Kedua                                                    Bagian Kedua
                Peran Serta Masyarakat                                              Peran Serta Masyarakat


                          Pasal 7                                                             Pasal 7


(1)    Pemerintah melibatkan peran serta masyarakat              (1) Pemerintah melibatkan peran serta masyarakat
       dalam    penyelenggaraan         dan    pemanfaatan             dalam pembinaan dan penyelenggaraan TIK.


                                                             7
telematika.
(2)    Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud                  (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud
       pada    ayat   (1)     dilakukan     dalam      bentuk           pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk penyampaian
       penyampaian pemikiran dan pandangan yang                         pemikiran dan pandangan yang berkembang di
       berkembang     di    masyarakat      mengenai     arah           masyarakat mengenai arah pengembangan TIK
       pengembangan         telematika      dalam      rangka           dalam rangka penetapan kebijakan, pengaturan,
       penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan,                     pengawasan, dan pengendalian di bidang TIK.
       dan pengendalian di bidang telematika.
(3)    Ketentuan lebih lanjut mengenai peran serta                  (3) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud
       masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)                    pada ayat (2) dilaksanakan oleh lembaga mandiri
       diatur dengan Peraturan Pemerintah.                              yang dibentuk untuk maksud tersebut.
                                                                    (4) Lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
                                                                        keanggotaannya terdiri dari asosiasi yang bergerak
                                                                        di bidang usaha TIK termasuk penyelenggara
                                                                        telekomunikasi, penyelenggara penyiaran, asosiasi
                                                                        produsen       peralatan   teknologi   informasi   dan
                                                                        komunikasi, asosiasi pengguna, asosiasi profesi,
                                                                        lembaga konsumen dan kamar dagang industri
                                                                        serta   masyarakat intelektual di bidang teknologi
                                                                        informasi dan komunikasi.
                                                                    (5) Ketentuan      lebih   lanjut mengenai peran serta
                                                                        masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
                                                                        diatur dengan Peraturan Pemerintah.
                            BAB IV                                                             BAB IV
                 PENYELENGGARAAN                                                       PENYELENGGARAAN
                      Bagian Kesatu                                                       Bagian Kesatu
                            Umum                                                               Umum


                            Pasal 8                                                            Pasal 8


(1) Penyelenggaraan Telematika terdiri atas:                        (1) Penyelenggaraan TIK terdiri atas:
      a. Penyelenggaraan       Telematika    yang   bersifat            a. Penyelenggaraan TIK Untuk Keperluan Umum
         komersial; dan                                                    (publik).
      b. Penyelenggaraan Telematika yang bersifat non-                  b. Penyelenggaraan TIK Untuk Keperluan Khusus.
         komersial.                                                     c. Penyelenggaraan TIK Untuk Keperluan Sendiri
                                                                           atau Perorangan.
(2) Penyelenggaraan Telematika yang bersifat                        (2) Penyelenggaraan TIK Untuk Keperluan Umum
      komersial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)                      (Publik) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf


                                                                8
huruf a meliputi:                                            a meliputi:
    a. Penyelenggaraan Fasilitas Jaringan Telematika;            a. Penyelenggaraan Jaringan TIK;
    b. Penyelenggaraan Layanan Jaringan Telematika;              b. Penyelenggaraan Layanan Fasilitas
       dan                                                            (Pendukung) Jaringan TIK ;
    c. Penyelenggaraan Layanan Aplikasi Telematika.              c. Penyelenggaraan Layanan Aplikasi TIK; dan
                                                                 d. Penyelenggaraan Layanan (Penyedia) Konten
                                                                      TIK
(3) Penyelenggaraan Telematika yang bersifat non- (3) Penyelenggaraan TIK Untuk Keperluan Khusus
    komersial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)                 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
    huruf b meliputi Penyelenggaraan Telematika untuk            meliputi Penyelenggaraan TIK untuk keperluan:
    keperluan:                                                   a. pertahanan dan keamanan nasional; dan
    a. pertahanan dan keamanan nasional;                         b. dinas khusus;
    b. kewajiban pelayanan universal;
    c. dinas khusus; dan
    d. perorangan.
(4) Penyelenggaraan Telematika memperhatikan hal- (4) Penyelenggaraan TIK Untuk Keperluan Sendiri atau
    hal sebagai berikut:                                         Perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    a. kepentingan      pertahanan   dan    keamanan             huruf c adalah meliputi Penyelenggaraan TIK untuk
       nasional;                                                 keperluan sendiri atau perorangan. (tidak untuk
    b. kepentingan pengguna;                                     keperluan komersial)
    c. perkembangan teknologi;
    d. profesionalisme, transparansi dan akuntabilitas;
       serta
    e. peran serta masyarakat.
(5) Khusus untuk penyelenggara fasilitas jaringan             (5) Penyelenggaraan      TIK      memperhatikan      hal-hal
    telematika, memperhatikan juga prinsip pemakaian             sebagai berikut:
    bersama fasilitas jaringan.                                  a. kepentingan       pertahanan       dan       keamanan
                                                                      nasional;
                                                                 b. kepentingan pengguna;
                                                                 c. perkembangan teknologi;
                                                                 d. optimalisasi pemanfaatan jaringan TIK secara
                                                                      bersama (sharing use) dalam rangka efisiensi
                                                                      nasional .
                                                                 e. pemanfaatan TIK diarahkan untuk meningkatkan
                                                                      produktivitas dan daya saing bangsa.
                                                                 f.   terwujudnya            interoperabilitas        dan
                                                                      interkonetivitas antar jaringan dan layanan TIK.
                                                                 g. ketersediaan jaringan dan layanan TIK ke
                                                                      seluruh wilayah negara dengan mutu kualitas
                                                          9
layanan yang memadai.
                                                                 h. pengembangan industri kreatif                yang sesuai
                                                                        dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa serta
                                                                        kearifan lokal.
                                                                 i.     distribusi   dan    pemanfaatan       konten    yang
                                                                        bertanggung jawab.
                                                                 j.     penggunaan         teknologi     informasi     secara
                                                                        bertanggung jawab
                                                                 k. Terwujudnya            masyarakat     Indonesia     yang
                                                                        berbasis     pengetahuan        (knowledge     based
                                                                        society).
                                                                 l.     profesionalisme, transparansi dan akuntabilitas;
                                                                        serta peran serta masyarakat.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan        (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan
    telematika diatur dengan Peraturan Pemerintah.               TIK diatur dengan Peraturan Pemerintah.
                   Bagian Kedua                                                       Bagian Kedua
                   Penyelenggara                                                     Penyelenggara


                        Pasal 9                                                            Pasal 9


(1) Penyelenggaraan       Telematika      sebagaimana (1) Penyelenggaraan                  TIK   sebagaimana         dimaksud
    dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf a dan huruf            dalam Pasal 8 ayat (2) huruf a dan huruf b, dan
    b dilakukan oleh badan hukum Indonesia yang                  huruf c. dilakukan oleh badan hukum Indonesia
    bidang   usahanya    mencakup      penyelenggaraan           yang bidang usahanya mencakup penyelenggaraan
    telematika sesuai ketentuan peraturan perUndang-             TIK      sesuai     ketentuan       peraturan    perundang-
    undangan.                                                    undangan.
(2) Penyelenggaraan       Telematika      sebagaimana (2) Penyelenggaraan                  TIK   sebagaimana         dimaksud
    dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf c dapat                dalam Pasal 8 ayat (2) huruf c d, dapat dilakukan
    dilakukan oleh perseorangan atau badan hukum                 oleh perseorangan atau badan hukum Indonesia
    Indonesia   yang    bidang    usahanya    mencakup           yang bidang usahanya mencakup penyelenggaraan
    penyelenggaraan     telematika   sesuai   ketentuan          TIK      sesuai     ketentuan       peraturan    perundang-
    peraturan perUndang-undangan.                                undangan.


                                                                                      Pasal 9 (baru)


                                                           (1)        Penyelenggara        Jaringan     TIK      sebagaimana
                                                                      dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a, dapat
                                                                      menyelenggarakan Layanan Fasilitas (Pendukung)
                                                                      Jaringan TIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal
                                                          10
8 ayat (1) huruf b, Layanan Aplikasi sebagaimana
                                                                         dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c.
                                                                  (2)    Penyelenggara        Jaringan      TIK    sebagaimana
                                                                         dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a, dapat
                                                                         menyelenggarakan Layanan Konten sebagaimana
                                                                         dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf d.
                                                                  (3)    Penyelenggara        Aplikasi     TIK     sebagaimana
                                                                         dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c, dapat
                                                                         memproduksi materi           yang diperlukan untuk
                                                                         keperluannya sendiri atau menggunakan materi
                                                                         yang diproduksi oleh pihak lainnya.
                                                                  (4)    Penyelenggara        Aplikasi      TIK    sebagaimana
                                                                         dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c., dalam
                                                                         melakukan      kegiatannya       dapat    menggunakan
                                                                         jaringan yang dimiliki dan dioperasikan oleh
                                                                         Penyelenggara        Jaringan      TIK    sebagaimana
                                                                         dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a.


                        Pasal 10                                                             Pasal 10


(1) Dalam     rangka    pembangunan,        pengoperasian (1) Dalam                rangka    pembangunan,         pengoperasian
   dan/atau pemeliharaan fasilitas jaringan telematika,                 dan/atau    pemeliharaan      fasilitas   jaringan    TIK,
   penyelenggara telematika dapat memanfaatkan                          penyelenggara       TIK    dapat memanfaatkan atau
   atau melintasi tanah negara dan/atau bangunan                        melintasi tanah negara dan/atau bangunan yang
   yang dimiliki atau dikuasai Pemerintah.                              dimiliki atau dikuasai Pemerintah.
(2) Pemanfaatan    atau      pelintasan    tanah    negara (2) Pemanfaatan              atau       pelintasan     tanah    negara
   dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada                          dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada
   ayat (1) berlaku pula terhadap sungai, danau, atau                   ayat (1) berlaku pula terhadap sungai, danau, atau
   laut, baik permukaan maupun dasar.                                   laut, baik permukaan maupun dasar.
(3) Pembangunan,           pengoperasian           dan/atau (3) Pembangunan,                      pengoperasian           dan/atau
   pemeliharaan        fasilitas     jaringan   telematika              pemeliharaan fasilitas jaringan TIK sebagaimana
   sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),                     dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dilaksanakan
   dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari                    setelah mendapatkan persetujuan dari instansi
   instansi   Pemerintah      yang    berwenang     dengan              Pemerintah          yang         berwenang         dengan
   memperhatikan ketentuan peraturan perUndang-                         memperhatikan ketentuan peraturan perUndang-
   undangan.                                                            undangan.




                                                             11
Pasal 11                                                                  Pasal 11


(1) Penyelenggara telematika dapat memanfaatkan (1) Penyelenggara TIK dapat memanfaatkan atau
    atau melintasi tanah dan/atau bangunan milik                       melintasi        tanah      dan/atau      bangunan          milik
    perseorangan atau badan hukum untuk tujuan                         perseorangan atau badan hukum untuk tujuan
    pembangunan,          pengoperasian,           dan/atau            pembangunan,               pengoperasian,               dan/atau
    pemeliharaan fasilitas jaringan telematika.                        pemeliharaan fasilitas jaringan TIK
(2) Pembangunan,          pengoperasian            dan/atau (2) Pembangunan,                       pengoperasian               dan/atau
    pemeliharaan      fasilitas   jaringan        telematika           pemeliharaan fasilitas jaringan TIK sebagaimana
    sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan                   dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan setelah
    setelah terdapat kesepakatan antara para pihak                     terdapat         kesepakatan         antara      para       pihak
    berdasarkan      prinsip-prinsip     non-diskriminasi,             berdasarkan          prinsip-prinsip          non-diskriminasi,
    transparansi, dan kewajaran harga.                                 transparansi, dan kewajaran harga.


                       Pasal 12                                                                  Pasal 12


(1) Setiap penyelenggara telematika wajib membayar (1) Setiap penyelenggara TIK wajib membayar biaya
    biaya hak penyelenggaraan telematika yang diambil                  hak   penyelenggaraan           TIK      yang      merupakan
    dari persentase pendapatan kotor (gross revenue).                  kompensasi atas pembinaan penyelenggaraan TIK
                                                                       dan perizinan yang diperolehnya dan besarannya
                                                                       dihitung          dari       persentase            pendapatan
                                                                       penyelenggara.
(2) Ketentuan mengenai biaya hak penyelenggaraan (2) Biaya                        hak     penyelenggaraan        TIK      merupakan
    telematika sebagaimana dimaksud pada ayat (1)                      pendapatan negara bukan pajak (PNBP).
    diatur dengan Peraturan Pemerintah.
                                                                    (3) Ketentuan mengenai biaya hak penyelenggaraan
                                                                       TIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
                                                                       dengan Peraturan Pemerintah.
                         BAB V                                                                   BAB V
                      PERIZINAN                                                                 PERIZINAN


                       Pasal 13                                                                  Pasal 13


(1) Penyelenggaraan        Telematika        sebagaimana (1) Penyelenggaraan                     TIK   sebagaimana          dimaksud
    dimaksud dalam Pasal 8 wajib mendapat izin dari                    dalam Pasal 8 wajib mendapat izin dari Menteri.
    Menteri.
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan (2) Izin               sebagaimana           dimaksud      pada       ayat     (1)


                                                               12
dengan memperhatikan:                                       dikelompokan menjadi :
       a. tata cara yang yang sederhana;                           a. Izin Individu;
       b. proses yang transparan, adil, dan tidak                  b. Izin Kelas; atau
          diskriminatif; dan                                       c. Izin bebas (exemption)
       c. Penyelesaian dalam waktu yang singkat.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan (3) Izin Individu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
       tata cara perizinan penyelenggaraan telematika              huruf    a     diberlakukan   bagi      Penyelenggaraan
       sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan            Jaringan TIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
       Peraturan Pemerintah.                                       ayat (2) huruf a.
                                                               (4) Izin kelas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
                                                                   huruf    b     diberlakukan   bagi      Penyelenggaraan
                                                                   Fasilitas (Pendukung) Jaringan TIK sebagaimana
                                                                   dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf b; dan
                                                                   Penyelenggaraan Layanan Aplikasi sebagaimana
                                                                   dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf c.
                                                               (5) Izin    bebas    (exemption       license)   sebagaimana
                                                                   dimaksud pada ayat (2) huruf c diberlakukan bagi
                                                                   penyelenggaraan Konten sebagaimana dimaksud
                                                                   dalam Pasal 8 ayat (2) huruf d.
                                                               (6) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
                                                                   dengan memperhatikan:
                                                                  a. tata cara yang yang sederhana;
                                                                  b. Proses yang transparan, adil, dan tidak
                                                                     diskriminatif; dan
                                                                  c. penyelesaian dalam waktu yang singkat.
                                                               (7) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan
                                                                   tata    cara     perizinan    penyelenggaraan        TIK
                                                                   sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
                                                                   Peraturan Pemerintah.


                          Pasal 14                                                        Pasal 14


Penyelenggara telematika yang menyelenggarakan lebih Note: seluruh isi pasal 14 dihapus.
dari    satu jenis    penyelenggaraan telematika wajib
melakukan pemisahan sistem pembukuan secara jelas
dan tegas terhadap setiap jenis penyelenggaraan
telematika.




                                                          13
BAB VI                                                             BAB VI
                      KETENTUAN TEKNIS                                                  KETENTUAN TEKNIS
                        Bagian Kesatu                                                      Bagian Kesatu
                               Umum                                                              Umum


                           Pasal 15                                                          Pasal 15


Penyelenggara telematika wajib memenuhi ketentuan Penyelenggara TIK wajib memenuhi ketentuan teknis
teknis telematika terhadap penggunaan:                          TIK terhadap penggunaan:
a.   spektrum frekuensi radio;                                      a. spektrum frekuensi radio;
b.   orbit satelit;                                                 b. orbit satelit;
c.   nomor; dan                                                     c. nomor; dan
d.   alat dan/atau perangkat telematika.                            d. alat dan/atau perangkat TIK.
                        Bagian Kedua                                                       Bagian Kedua
        Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio                                Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio


                           Pasal 16                                                          Pasal 16


(1) Menteri melaksanakan fungsi penetapan kebijakan, (1) Menteri melaksanakan fungsi penetapan kebijakan,
     pengaturan,       pengawasan,      dan     pengendalian            pengaturan,      pengawasan,       dan     pengendalian
     penggunaan spektrum frekuensi radio.                               penggunaan spektrum frekuensi radio.
(2) Fungsi penetapan kebijakan spektrum frekuensi (2) Fungsi penetapan kebijakan spektrum frekuensi
     radio sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi                  radio sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
     perencanaan         dan     pengalokasian     spektrum             perencanaan        dan     pengalokasian      spektrum
     frekuensi radio.                                                   frekuensi radio.
(3) Perencanaan          dan     pengalokasian     spektrum (3) Perencanaan                dan     pengalokasian      spektrum
     frekuensi         radio      dilaksanakan       dengan             frekuensi        radio      dilaksanakan        dengan
     memperhatikan:                                                     memperhatikan:
     a. perkembangan teknologi;                                         a. perkembangan teknologi;
     b. efisiensi penggunaan spektrum frekuensi radio;                  b. efisiensi penggunaan spektrum frekuensi radio
     c. penggunaan spektrum frekuensi radio saat ini                        sebagai sumber daya alam terbatas;
         dan kebutuhan di masa yang akan datang; dan                    c. penggunaan spektrum frekuensi radio saat ini
     d. kepentingan        pertahanan     dan     keamanan                  dan kebutuhan di masa yang akan datang; dan
         nasional, keselamatan dan penanggulangan                       d. Kepentingan        pertahanan     dan     keamanan
         keadaan marabahaya (safety and distress),                          nasional, keselamatan dan penanggulangan
         pencarian      dan     pertolongan   (Search   and                 keadaan marabahaya (safety and distress),
         Rescue/SAR), kesejahteraan masyarakat dan                          pencarian      dan    pertolongan    (Search   and
         kepentingan umum.                                                  Rescue/SAR), kesejahteraan masyarakat dan
                                                                            kepentingan umum.
                                                               14
Pasal 17                                                            Pasal 17


(1) Penggunaan       spektrum      frekuensi   radio   wajib (1) Penggunaan             spektrum         frekuensi    radio       wajib
     mendapat izin dari Menteri.                                        mendapat izin dari Menteri.
(2) Penggunaan spektrum frekuensi radio harus sesuai (2) Penggunaan spektrum frekuensi radio harus sesuai
     dengan peruntukannya, efisien dan efektif serta                    dengan peruntukannya, efisien dan efektif serta
     tidak saling mengganggu.                                           tidak saling mengganggu.


                          Pasal 18                                                            Pasal 18


Pengguna spektrum frekuensi radio wajib membayar (1) Pengguna                         spektrum          frekuensi     radio       wajib
biaya hak penggunaan spektrum frekuensi radio, yang                     membayar      biaya     hak      penggunaan         spektrum
besarannya didasarkan atas jenis dan lebar pita                         frekuensi radio, yang besarannya didasarkan atas
frekuensi radio.                                                        jenis dan lebar pita frekuensi radio.
                                                                  (2)   Ketentuan     lebih    lanjut     mengenai        Biaya    hak
                                                                        penggunaan spektrum frekuensi radio sebagaimana
                                                                        dimaksud     pada      ayat      (1)   yang       merupakan
                                                                        pendapatan negara bukan pajak diatur dengan
                                                                        Peraturan Pemerintah.


                          Pasal 19                                                            Pasal 19


Spektrum frekuensi radio dilarang digunakan oleh kapal Spektrum frekuensi radio dilarang digunakan oleh kapal
berbendera asing yang berada di wilayah perairan berbendera asing yang berada di wilayah perairan
Indonesia di luar peruntukannya, kecuali:                         Indonesia di luar peruntukannya, kecuali:
a.   untuk kepentingan pertahanan dan keamanan a.                       untuk    kepentingan    pertahanan          dan    keamanan
     nasional, keselamatan jiwa manusia dan harta                       nasional, keselamatan jiwa manusia dan harta
     benda,   bencana     alam,    keadaan     marabahaya,              benda,    bencana      alam,     keadaan      marabahaya,
     penanggulangan wabah, dan keselamatan lalu                         penanggulangan wabah, dan keselamatan lalu
     lintas pelayaran;                                                  lintas pelayaran;
b.   disambungkan        ke   jaringan   telematika    yang b.          disambungkan ke jaringan TIK yang dioperasikan
     dioperasikan oleh penyelenggara telematika; atau                   oleh penyelenggara TIK; atau
c.   merupakan bagian dari sistem komunikasi satelit c.                 merupakan bagian dari sistem komunikasi satelit
     yang penggunaannya sesuai dengan ketentuan                         yang penggunaannya sesuai dengan ketentuan
     yang berlaku dalam penyelenggaraan telematika                      yang berlaku dalam penyelenggaraan TIK untuk
     untuk dinas bergerak pelayaran.                                    dinas bergerak pelayaran.




                                                             15
Pasal 20                                                  Pasal 20


Spektrum frekuensi radio dilarang digunakan oleh Spektrum frekuensi radio dilarang digunakan oleh
pesawat udara sipil asing yang berada di wilayah udara pesawat udara sipil asing yang berada di wilayah udara
Indonesia di luar peruntukannya, kecuali:                   Indonesia di luar peruntukannya, kecuali:
a.   untuk kepentingan pertahanan dan keamanan a.               untuk kepentingan pertahanan dan keamanan
     nasional, keselamatan jiwa manusia dan harta               nasional, keselamatan jiwa manusia dan harta
     benda,   bencana      alam,   keadaan   marabahaya,        benda,   bencana      alam,   keadaan   marabahaya,
     penanggulangan wabah, dan keselamatan lalu                 penanggulangan wabah, dan keselamatan lalu
     lintas penerbangan;                                        lintas penerbangan;
b.   disambungkan        ke   jaringan   telematika   yang b.   disambungkan ke jaringan TIK yang dioperasikan
     dioperasikan oleh penyelenggara telematika; atau           oleh penyelenggara TIK; atau
c.   merupakan bagian dari sistem komunikasi satelit c.         merupakan bagian dari sistem komunikasi satelit
     yang penggunaannya sesuai dengan ketentuan                 yang penggunaannya sesuai dengan ketentuan
     yang      berlaku        dalam      penyelenggaraan        yang      berlaku       dalam      penyelenggaraan
     telekomunikasi penerbangan.                                telekomunikasi penerbangan.
                          Pasal 21                                                  Pasal 21


Pemberian izin penggunaan Alat dan/atau Perangkat Pemberian izin penggunaan Alat dan/atau Perangkat
Telematika yang menggunakan spektrum frekuensi radio TIK yang menggunakan spektrum frekuensi radio untuk
untuk perwakilan diplomatik di Indonesia dilakukan perwakilan diplomatik di Indonesia dilakukan dengan
dengan memperhatikan asas timbal balik.                     memperhatikan asas timbal balik.


                          Pasal 22                                                  Pasal 22


Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan fungsi Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan fungsi
penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan
pengendalian penggunaan spektrum frekuensi radio pengendalian penggunaan spektrum frekuensi radio
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Pasal 17, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Pasal 17,
Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20 dan Pasal 21 diatur Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20 dan Pasal 21 diatur
dengan Peraturan Pemerintah.                                dengan Peraturan Pemerintah.
                    Bagian Ketiga                                               Bagian Ketiga
               Penggunaan Orbit Satelit                                   Penggunaan Orbit Satelit


                          Pasal 23                                                  Pasal 23


(1) Penggunaan orbit satelit wajib mendapat izin dari (1) Penggunaan orbit satelit wajib mendapat izin dari


                                                           16
Menteri.                                                        Menteri.
(2) Orbit satelit harus digunakan secara optimal, efektif (2) Orbit satelit harus digunakan secara optimal, efektif
    dan efisien.                                                    dan efisien.
(3) Mekanisme penggunaan orbit satelit dilaksanakan (3) Mekanisme penggunaan orbit satelit dilaksanakan
    sesuai dengan ketentuan peraturan perUndang-                    sesuai dengan ketentuan peraturan perUndang-
    undangan dan aturan internasional.                              undangan dan aturan internasional.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan orbit (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan orbit
    satelit diatur dengan Peraturan Pemerintah.                     satelit diatur dengan Peraturan Pemerintah.
                     Bagian Keempat                                                  Bagian Keempat
                   Penggunaan Nomor                                                Penggunaan Nomor


                           Pasal 24                                                        Pasal 24


(1) Penggunaan        nomor         dalam   penyelenggaraan (1) Penggunaan nomor dalam penyelenggaraan TIK
    telematika dilaksanakan melalui sistem penomoran.               dilaksanakan melalui sistem penomoran.
(2) Sistem penomoran sebagaimana dimaksud pada (2) Sistem penomoran sebagaimana dimaksud pada
    ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.                               ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.
(3) Sistem penomoran sebagaimana dimaksud pada (3) Sistem penomoran sebagaimana dimaksud pada
    ayat    (1)    dapat   berupa      penomoran   teleponi,        ayat (1) yang merupakan penomoran elektronik
    pengalamatan protokol internet, atau pemetaan                   dapat berupa penomoran teleponi, pengalamatan
    nomor elektronik.                                               protokol internet, atau pemetaan nomor elektronik.
(4) Penetapan pemberian alokasi nomor dilakukan oleh (4) Penetapan pemberian alokasi nomor dilakukan oleh
    Menteri.                                                        Menteri.
(5) Pemberian alokasi nomor dilakukan secara terbuka, (5) Pemberian alokasi nomor dilakukan secara terbuka,
    transparan dan tidak diskriminatif.                             transparan      dan     tidak     diskriminatif   dengan
                                                                    memperhatikan kebutuhan pelayanan.
(6) Pengguna nomor wajib membayar biaya hak
    penggunaan nomor.
(7) Ketentuan      lebih   lanjut    mengenai   penggunaan (6) Ketentuan           lebih   lanjut   mengenai     penggunaan
    nomor dan besaran biaya hak penggunaan nomor                    nomor diatur dengan Peraturan Pemerintah.
    diatur dengan Peraturan Pemerintah.
                      Bagian Kelima                                                   Bagian Kelima
           Alat dan/atau Perangkat Telematika                                  Alat dan/atau Perangkat TIK


                           Pasal 25                                                        Pasal 25


(1) Setiap Alat dan/atau Perangkat Telematika yang (1) Setiap Alat dan/atau Perangkat TIK yang dibuat,
    dibuat, dirakit, dimasukkan, untuk diperdagangkan               dirakit, dimasukkan, untuk digunakan di wilayah


                                                               17
dan/atau digunakan di wilayah Negara Republik                      Negara       Republik     Indonesia      wajib    memenuhi
    Indonesia wajib memenuhi ketentuan teknis, kecuali                 ketentuan teknis, kecuali untuk Alat dan/atau
    untuk Alat dan/atau Perangkat Telematika yang sifat                Perangkat TIK yang sifat dan peruntukannya
    dan peruntukannya tertentu.                                        tertentu.
(2) Verifikasi atas pemenuhan ketentuan teknis Alat (2) Verifikasi atas pemenuhan ketentuan teknis Alat
    dan/atau       Perangkat      Telematika     sebagaimana           dan/atau Perangkat TIK sebagaimana dimaksud
    dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui                        pada ayat (1) dilaksanakan melalui sertifikasi.
    sertifikasi.
(3) Alat     dan/atau         Perangkat     Telematika     yang (3) Alat dan/atau Perangkat TIK yang digunakan oleh
    digunakan oleh kapal berbendera asing dari dan ke                  kapal berbendera asing dari dan ke wilayah
    wilayah        perairan     Indonesia     dan/atau     yang        perairan Indonesia dan/atau yang dioperasikan di
    dioperasikan di wilayah perairan Indonesia, tidak                  wilayah perairan Indonesia, tidak wajib memenuhi
    wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud                      ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
    pada ayat (1).
(4) Alat     dan/atau         Perangkat     Telematika     yang (4) Alat dan/atau Perangkat TIK yang digunakan oleh
    digunakan oleh pesawat udara sipil asing dari dan                  pesawat udara sipil asing dari dan ke wilayah udara
    ke     wilayah     udara     Indonesia     dan/atau    yang        Indonesia dan/atau yang dioperasikan di wilayah
    dioperasikan di wilayah udara Indonesia, tidak wajib               udara Indonesia, tidak wajib memenuhi ketentuan
    memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada                       sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
    ayat (1).
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai ketentuan teknis (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai ketentuan teknis
    Alat dan/atau Perangkat Telematika serta Alat                      Alat dan/atau Perangkat TIK serta Alat dan/atau
    dan/atau Perangkat Telematika yang sifat dan                       Perangkat TIK yang sifat dan peruntukannya
    peruntukannya tertentu sebagaimana dimaksud                        tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
    pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.                  dengan Peraturan Pemerintah.
                                                                   (6) Penerbitan sertifikat sebagaimana dimaksud pada
                                                                       ayat   (2)    memperhatikan         sertifikat   yang   telah
                                                                       diterbitkan secara internasional oleh lembaga yang
                                                                       berwenang.
                       Bagian Keenam                                                    Bagian Keenam
                      Kualitas Layanan                                                  Kualitas Layanan


                              Pasal 26                                                         Pasal 26


(1) Penyelenggara Telematika wajib memenuhi standar (1) Penyelenggara                      TIK     wajib     memenuhi      standar
    kualitas layanan.                                                  minimum kualitas layanan dan ketersediaan layanan
                                                                       sesuai dengan izin yang dimilikinya.
(2) Ketentuan       mengenai      standar    kualitas    layanan (2) Ketentuan mengenai standar kualitas layanan dan


                                                                  18
ditetapkan oleh Menteri.                                            ketersediaan layanan ditetapkan oleh Menteri.
                                                                   (3) Penyediaan       jaringan     TIK     untuk    ketersediaan
                                                                       layanan dilakukan dengan membangun sendiri dan
                                                                       atau   memanfaatkan jaringan milik penyelenggara
                                                                       TIK    lainnya     dengan        cara    menyewa      atau
                                                                       pemanfaatan bersama.
                           BAB VII                                                          BAB VII
                KETENTUAN EKONOMI                                                   KETENTUAN EKONOMI
                     Bagian Kesatu                                                       Bagian Kesatu
                            Tarif                                                               Tarif


                                                                                         Bagian Kesatu
                                                                                        (prinsip ekonomi)


                                                                                          Pasal 27 baru


                                                                   Penyelenggaraan          TIK       dilaksanakan        dengan
                                                                   memperhatikan          prinsip          berdayaguna        dan
                                                                   berhasilguna         dalam        rangka          meningkatkan
                                                                   produktivitas nasional dan dapat dimanfaatkan oleh
                                                                   masyarakat secara luas.


                           Pasal 27                                                         Pasal 27


(1) Besaran      tarif      penyelenggaraan          telematika (1) Besaran tarif penyelenggaraan TIK ditetapkan oleh
   ditetapkan      oleh       penyelenggara          telematika        penyelenggara TIK           berdasarkan formula       yang
   berdasarkan       formula        yang   ditetapkan     oleh         ditetapkan    oleh       Pemerintah      setelah    melalui
   Pemerintah.                                                         pembahasan dan disepakati oleh penyelenggara
                                                                       TIK.
(2) Penentuan      tarif    penyelenggaraan          telematika (2) Penentuan tarif penyelenggaraan TIK sebagaimana
   sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan                      dimaksud pada ayat (1) berdasarkan prinsip:
   prinsip:                                                            a. adil dan non-diskriminasi;
   a. adil dan non-diskriminasi;                                       b. berbasis pada biaya; dan
   b. berbasis pada biaya; dan                                         c. tidak mengandung subsidi silang.
   c. tidak mengandung subsidi silang.
(3) Ketentuan       lebih      lanjut      mengenai        tarif (3) Ketentuan          lebih       lanjut     mengenai       tarif
   penyelenggaraan          telematika      diatur     dengan          penyelenggaraan TIK diatur dengan Peraturan
   Peraturan Pemerintah.                                               Pemerintah.


                                                                  19
(4) Penentuan      tarif    penyelenggaraan    TIK   untuk
                                                                  Kewajiban Pelayanan Universal ditetapkan dengan
                                                                  mempertimbangkan          kondisi    ekonomi      dan
                                                                  kemampuan            masyarakat      setempat    yang
                                                                  penggolonganya ditetapkan oleh pemerintah.


                         Pasal 28                                                        Pasal 28
                                                                         Note: seluruh isi pasal 28 dihapus.
(1) Penyelenggara telematika wajib mempublikasikan                                  (lihat pasal 34)
    tarif layanannya secara transparan dan mudah
    diakses oleh Pengguna.
(2) Penyelenggara telematika wajib memiliki sistem
    perekaman dan/atau pencatat penagihan tarif yang
    tersertifikasi     sesuai   ketentuan        peraturan
    perUndang-undangan.
(3) Penyelenggara telematika wajib memberikan rincian
    tagihan kepada Pengguna apabila diminta.
                      Bagian Kedua                                                     Bagian Kedua
                     Persaingan Usaha                                            Persaingan Usaha


                         Pasal 29                                                        Pasal 29


(1) Setiap      penyelenggara       telematika    dilarang (1) Setiap penyelenggara TIK dilarang melakukan
    melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan                   kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya
    terjadinya praktik monopoli dan persaingan usaha              praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
    tidak sehat.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    sesuai dengan ketentuan peraturan perUndang-                  sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
    undangan dengan memperhatikan karakter spesifik               undangan dengan memperhatikan karakter spesifik
    dari industri Telematika.                                     dari industri TIK.


                         Pasal 30                                                        Pasal 30
                                                                         Note: seluruh isi pasal 30 dihapus.
(1) Setiap penyelenggara telematika dapat melakukan
    penggabungan, peleburan atau pengambilalihan
    usaha dengan penyelenggara telematika lainnya.
(2) Penggabungan, peleburan atau pengambilalihan
    usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib


                                                             20
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Menteri.
(3) Penggabungan, peleburan atau pengambilalihan
    usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
    memperhatikan ketentuan peraturan perUndang-
    undangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggabungan,
    peleburan    atau     pengambilalihan       usaha    dalam
    penyelenggaraan         telematika        diatur    dengan
    Peraturan Pemerintah.


                     Bagian Ketiga                                                     Bagian Ketiga
                        Interkoneksi                                                    Konektivitas


                           Pasal 31                                                          Pasal 30


(1) Setiap      penyelenggara         telematika        berhak (1) Setiap      penyelenggara        TIK       wajib     menjamin
    mendapatkan      interkoneksi      dari     penyelenggara         interoperabilitas jaringannya dengan penyelenggara
    telematika lainnya.                                               TIK lainnya.
(2) Setiap penyelenggara telematika wajib menjamin (2) Setiap penyelenggara TIK berhak mendapatkan
    interoperabilitas dengan penyelenggara telematika                 interkoneksi dari penyelenggara TIK lainnya.
    lainnya.
(3) Setiap      penyelenggara            telematika      wajib (3) Setiap     penyelenggara TIK           wajib menyediakan
    menyediakan interkoneksi apabila diminta oleh                     interkoneksi apabila diminta oleh penyelenggara
    penyelenggara telematika lainnya.                                 TIK lainnya.
(4) Pelaksanaan      hak    dan   kewajiban        interkoneksi (4) Pelaksanaan        hak    dan   kewajiban         interkoneksi
    sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan                  sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan
    ayat (3) dilakukan berdasarkan prinsip :                          ayat (3) dilakukan berdasarkan prinsip :
    a. apa saja ke apa saja (any-to-any);                             a. apa saja ke apa saja (any-to-any);
    b. transparan;                                                    b. pengutamaan pelayanan dengan kualitas yang
    c. non-diskriminasi;                                                 memadai.
    d. persaingan usaha yang sehat; dan                               c. dampak      biaya     interkoneksi     terhadap     tariff
    e. kerja sama yang saling menguntungkan.                             kepada masyarakat.
                                                                      d. transparan;
                                                                      e. non-diskriminasi;
                                                                      f. persaingan usaha yang sehat; dan
                                                                      g. kerja sama yang saling menguntungkan.
(5) Setiap      penyelenggara            telematika      wajib (5) Setiap penyelenggara TIK wajib mempublikasikan
    mempublikasikan daftar penawaran interkoneksi                     daftar penawaran interkoneksi secara terbuka dan


                                                                 21
secara terbuka dan dapat diakses oleh semua                         dapat diakses oleh semua pihak.
    pihak.
(6) Tarif interkoneksi telematika dihitung berdasarkan (6) Tarif interkoneksi TIK dihitung berdasarkan biaya.
    biaya.
                                                                    (7) Pemerintah mengawasi pelaksanaan interkoneksi
                                                                        antar penyelenggara TIK.
(7) Ketentuan     lebih     lanjut     mengenai     interkoneksi (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai interkoneksi TIK
    telematika diatur dengan Peraturan Pemerintah.                      diatur dengan Peraturan Pemerintah.
                       Bagian Keempat                                                     Bagian Keempat
          Pemanfaatan Infrastruktur Bersama                                   Pemanfaatan Infrastruktur Bersama


                           Pasal 32                                                 Pasal 32 > menjadi Pasal 31


(1) Setiap      penyelenggara             telematika       wajib (1) Setiap penyelenggara TIK dapat menyediakan
    menyediakan        fasilitas     jaringan   miliknya   untuk        fasilitas jaringan miliknya untuk dipakai-bersama
    dipakai-bersama dengan penyelenggara telematika                     dengan penyelenggara TIK lainnya.
    lainnya.
(2) Pelaksanaan        kewajiban        pemakaian      bersama (2) Pelaksanaan pemakaian bersama fasilitas jaringan
    fasilitas jaringan sebagaimana dimaksud pada ayat                   sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
    (1) dilakukan berdasarkan prinsip:                                  berdasarkan prinsip:
    a. terbuka, transparan dan non-diskriminasi;                        a. terbuka, transparan dan non-diskriminasi;
    b. pemanfaatan sumber daya secara efisien;                          b. pemanfaatan sumber daya secara efisien;
    c. keserasian sistem serta alat dan/atau perangkat                  c. keserasian sistem serta alat dan/atau perangkat
         telematika;                                                         TIK;
    d. peningkatan mutu pelayanan;                                      d. peningkatan mutu pelayanan;
    e. persaingan usaha yang sehat; dan                                 e. tanggung jawab dan pemenuhan kewajiban
    f.   kerjasama yang saling menguntungkan.                                penyelenggaraan sesuai dengan izin yang
                                                                             dimiliki
                                                                        f.   persaingan usaha yang sehat; dan
                                                                        g. kerjasama yang saling menguntungkan.
(3) Setiap penyelenggara telematika wajib memberikan (3) Setiap                     penyelenggara        TIK   wajib   memberikan
    persyaratan dan penawaran pemakaian bersama                         persyaratan dan penawaran pemakaian bersama
    fasilitas jaringan secara terbuka dan dapat diakses                 fasilitas jaringan secara terbuka dan dapat diakses
    oleh semua pihak.                                                   oleh semua pihak.
(4) Tarif pemakaian bersama fasilitas jaringan dihitung Ayat (4) dihapus.
    berdasarkan biaya.
(5) Ketentuan     lebih     lanjut     mengenai      pemakaian (4) Ketentuan            lebih   lanjut     mengenai     pemakaian
    bersama fasilitas jaringan diatur dengan Peraturan                  bersama fasilitas jaringan dibahas dan disepakati


                                                                   22
Pemerintah.                                                          bersama oleh Penyelenggara dan dituangkan dalam
                                                                         Perjanjian Kerjasama.
                           BAB VIII                                                         BAB VIII
                  KETENTUAN SOSIAL                                                    KETENTUAN SOSIAL
                      Bagian Kesatu                                                      Bagian Kesatu
                Perlindungan Konsumen                                               Perlindungan Konsumen


                           Pasal 33                                                Pasal 33 > menjadi Pasal 32


(1) Setiap Pengguna mempunyai hak yang sama untuk (1) Setiap Pengguna mempunyai hak yang sama untuk
    menggunakan           layanan       Telematika      dengan           menggunakan layanan TIK dengan memperhatikan
    memperhatikan ketentuan peraturan perUndang-                         ketentuan peraturan perUndang-undangan.
    undangan.
(2) Penyelenggara         telematika     dalam     memberikan (2) Penyelenggara TIK dalam memberikan layanannya
    layanannya wajib menjamin:                                           wajib menjamin:
    a. perlakuan yang sama bagi semua Pengguna;                          a. perlakuan yang sama bagi semua Pengguna;
    b. pemenuhan standar kualitas layanan serta                          b. pemenuhan standar kualitas layanan serta
       standar penyediaan sarana dan prasarana; dan                         standar penyediaan sarana dan prasarana; dan
    c. kebebasan Pengguna memilih Penyelenggara                          c. kebebasan Pengguna memilih Penyelenggara
       Telematika lain untuk pemenuhan kebutuhan                            TIK lain untuk pemenuhan kebutuhan layanan
       layanan telematika.                                                  TIK.
(3) Pengguna berhak mendapatkan layanan Telematika (3) Pengguna berhak mendapatkan layanan TIK sesuai
    sesuai dengan informasi mengenai kualitas dan                        dengan informasi mengenai kualitas dan harga
    harga    yang     ditawarkan        oleh     Penyelenggara           yang ditawarkan oleh Penyelenggara TIK.
    Telematika.
(4) Setiap      Penyelenggara           Telematika           dalam (4) Setiap Penyelenggara TIK dalam memberikan
    memberikan layanan wajib memberikan informasi                        layanan wajib memberikan informasi yang lengkap
    yang lengkap dan transparan mengenai layanan                         dan transparan mengenai layanan yang diberikan.
    yang diberikan.
(5) Ketentuan     berlangganan         antara Penyelenggara (5) Ketentuan berlangganan antara Penyelenggara TIK
    Telematika      dan     Pengguna      harus      jelas    dan        dan Pengguna harus jelas dan transparan.
    transparan.
(6) Pengguna dapat mengajukan keluhan kepada (6) Pengguna dapat mengajukan keluhan kepada
    Penyelenggara atas layanan Telematika.                               Penyelenggara atas layanan TIK.
(7) Penyelenggara Telematika wajib menyelesaikan (7) Penyelenggara TIK wajib menyelesaikan keluhan
    keluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)                           sebagaimana dimaksud pada ayat (6) sesuai
    sesuai standar pelayanan penyelesaian keluhan.                       standar pelayanan penyelesaian keluhan.
(8) Ketentuan        mengenai          standar       pelayanan (8) Ketentuan            mengenai       standar     pelayanan


                                                                    23
penyelesaian keluhan sebagaimana dimaksud pada                    penyelesaian keluhan sebagaimana dimaksud pada
    ayat (7) diatur dengan Peraturan Pemerintah.                      ayat (7) diatur dengan Peraturan Pemerintah.


                          Pasal 34                                             Pasal 34 > menjadi Pasal 33


(1) Penyelenggara                Telematika             wajib (1) Penyelenggara TIK wajib mencatat/merekam secara
    mencatat/merekam secara rinci pemakaian layanan                   rinci pemakaian layanan TIK yang digunakan oleh
    Telematika yang digunakan oleh Pengguna.                          Pengguna.


(2) Penyelenggara        Telematika     wajib     memberikan (2) Penyelenggara              TIK      wajib      memberikan
    catatan/rekaman pemakaian layanan Telematika                      catatan/rekaman       pemakaian        layanan   TIK
    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai                         sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai
    permintaan Pengguna.                                              permintaan Pengguna.
(3) Menteri     melakukan        pengecekan        keakuratan (3) Menteri         melakukan       pengecekan     keakuratan
    pencatatan/perekaman            pemakaian         layanan         pencatatan/perekaman pemakaian layanan TIK.
    Telematika.
(4) Ketentuan       mengenai          pencatatan/perekaman (4) Ketentuan             mengenai        pencatatan/perekaman
    pemakaian      layanan       Telematika      sebagaimana          pemakaian layanan TIK sebagaimana dimaksud
    dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan                    pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
    Pemerintah.
                                                                  (5) Kewajiban mencatat/merekam pemakaian layanan
                                                                      TIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
                                                                      jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak
                                                                      terjadinya layanan.


                          Pasal 35                                             Pasal 35 > menjadi Pasal 34


(1) Pihak-pihak yang dirugikan berhak mengajukan (1) Pihak-pihak yang dirugikan berhak mengajukan
    tuntutan     ganti    rugi    kepada        Penyelenggara         tuntutan ganti rugi kepada Penyelenggara TIK atas
    Telematika    atas     kesalahan    dan/atau     kelalaian        kesalahan dan/atau kelalaian Penyelenggaraan TIK
    Penyelenggaraan Telematika yang menimbulkan                       yang menimbulkan kerugian sesuai ketentuan
    kerugian sesuai ketentuan peraturan perUndang-                    peraturan perUndang-undangan.
    undangan.
(2) Penyelenggara Telematika wajib memberikan ganti (2) Penyelenggara TIK wajib memberikan ganti rugi
    rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali                  sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali
    Penyelenggara        Telematika    dapat     membuktikan          Penyelenggara TIK dapat membuktikan bahwa
    bahwa kerugian tersebut bukan diakibatkan oleh                    kerugian tersebut bukan diakibatkan oleh kesalahan
    kesalahan dan/atau kelalaiannya.                                  dan/atau kelalaiannya.


                                                                 24
(3) Kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
                                                                         adalah    kerugian langsung yang diderita oleh
                                                                         pelanggan/pengguna TIK atas kesalahan atau
                                                                         kelalaian penyelenggara TIK.
(3) Ketentuan     lebih     lanjut    mengenai       tata   cara (4) Ketentuan          lebih     lanjut     mengenai     tata   cara
    pengajuan dan penyelesaian ganti rugi diatur                         pengajuan dan penyelesaian ganti rugi diatur
    dengan Peraturan Pemerintah.                                         dengan Peraturan Pemerintah.
                       Bagian Kedua                                                        Bagian Kedua
              Layanan yang Diutamakan                                               Layanan yang Diutamakan


                           Pasal 36                                                Pasal 36 > menjadi Pasal 35


(1) Setiap penyelenggara Telematika wajib memberikan (1) Setiap                    penyelenggara           TIK   wajib   memberikan
    layanan     yang      diutamakan     untuk      pengiriman,          layanan    yang        diutamakan       untuk   pengiriman,
    penyaluran,    dan     penyampaian          informasi   yang         penyaluran,     dan     penyampaian        informasi    yang
    memuat:                                                              memuat:
    a. pertahanan dan keamanan nasional;                                 a. pertahanan dan keamanan nasional;
    b. keselamatan jiwa manusia dan harta benda;                         b. keselamatan jiwa manusia dan harta benda;
    c. bencana alam;                                                     c. bencana alam;
    d. marabahaya; dan/atau                                              d. marabahaya; dan/atau
    e. wabah penyakit.                                                   e. wabah penyakit.
(2) Untuk     menunjang       layanan     yang      diutamakan (2) Untuk           menunjang        layanan       yang   diutamakan
    sebagaimana         dimaksud        pada        ayat     (1),        sebagaimana        dimaksud             pada    ayat     (1),
    Penyelenggara Telematika wajib untuk membangun                       Penyelenggara      TIK      wajib       untuk   membangun
    dan/atau memperbaiki fasilitas Telematika.                           dan/atau memperbaiki fasilitas TIK.
                       Bagian Ketiga                                                       Bagian Ketiga
                Layanan yang Dilarang                                                Layanan yang Dilarang


                           Pasal 37                                                Pasal 37 > menjadi Pasal 36


Penyelenggara     Telematika         dilarang     menyediakan Penyelenggara TIK dilarang menyediakan dan/atau
dan/atau menyalurkan         layanan     yang     bertentangan menyalurkan           layanan       yang      bertentangan    dengan
dengan kepentingan umum, kesusilaan, keamanan, kepentingan umum, kesusilaan, keamanan, dan/atau
dan/atau ketertiban umum.                                            ketertiban umum.




                    Bagian Keempat                                                        Bagian Keempat
            Kewajiban Pelayanan Universal                                         Kewajiban Pelayanan Universal


                                                                    25
Pasal 38                                               Pasal 38 > menjadi Pasal 37


(1)    Pelaksanaan     Kewajiban      Pelayanan      Universal (1) Pelaksanaan           Kewajiban            Pelayanan    Universal
      menjadi tanggung jawab Pemerintah.                              menjadi tanggung jawab Pemerintah.
(2) Penyelenggara Telematika wajib memberikan dana (2) Penyelenggara                          TIK     wajib     memberikan      dana
      kontribusi dalam pelaksanaan Kewajiban Pelayanan                kontribusi dalam pelaksanaan Kewajiban Pelayanan
      Universal yang besarannya diambil dari persentase               Universal yang besarannya diambil dari persentase
      pendapatan       sesuai       ketentuan        peraturan        pendapatan          sesuai         ketentuan        peraturan
      perUndang-undangan.                                             perUndang-undangan.
(3) Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Universal (3) Penyelenggara Kewajiban Pelayanan Universal
      dilakukan secara terbuka dan transparan.                        ditetapkan oleh Pemerintah melalui pelelangan
                                                                      yang diikuti oleh Penyelenggara TIK, atau pihak
                                                                      lainnya di luar Penyelenggara TIK
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan (4) Ketentuan                         lebih    lanjut    mengenai      pelaksanaan
      Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal, besaran               Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal, besaran
      kontribusi    dari     Penyelenggara        Telematika,         kontribusi dari Penyelenggara TIK, pengelolaan
      pengelolaan     dana      kontribusi   serta     skema          dana        kontribusi    serta         skema    pelaksanaan
      pelaksanaan      ditetapkan      dengan        Peraturan        ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
      Pemerintah.
                                                                  (5) Kewajiban          memberikan             dana      kontribusi
                                                                      sebagaimana dimaksud ayat 2 tidak berlaku bagi
                                                                      penyelenggaraan           dengan          ijin   bebas    dan
                                                                      penyelenggara TIK dengan besaran pendapatan
                                                                      tertentu.
                                                                  (6) Dana        kontribusi        penyelenggaraan       kewajiban
                                                                      pelayanan universal merupakan dana titipan dari
                                                                      penyelenggara           TIK     kepada       pemerintah    dan
                                                                      digunakan untuk pembangunan sektor TIK.
                                                                  (7) Seleksi      Penyelenggara          Kewajiban       Pelayanan
                                                                      Universal dilakukan secara terbuka dan transparan.
                           BAB IX                                                              BAB IX
                    BADAN REGULASI                                                     BADAN REGULASI


                           Pasal 39                                               Pasal 39 > menjadi Pasal 38


(1) Menteri dapat melimpahkan fungsi pengaturan, (1) Fungsi pengaturan, pengawasan, dan pengendalian
      pengawasan, dan pengendalian kepada Badan                       dilimpahkan kepada Badan Regulasi.


                                                                 26
Regulasi    guna     menumbuhkembangkan             industri
    Telematika.
(2) Badan Regulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Badan Regulasi sebagaimana dimaksud pada ayat
    (1)     didasarkan    pada      prinsip     keterbukaan,             (1)    didasarkan     pada      prinsip     independensi,
    transparansi, keadilan, dan non-diskriminasi dalam                   keterbukaan, transparansi, keadilan, dan                non-
    melaksanakan fungsi pengaturan, pengawasan, dan                      diskriminasi       dalam       melaksanakan            fungsi
    pengendalian         terhadap        Penyelenggaraan                 pengaturan,       pengawasan,       dan       pengendalian
    Telematika.                                                          terhadap Penyelenggaraan TIK.
(3) Badan Regulasi terdiri atas komite regulasi dan (3) Badan Regulasi sebagaimana mana dimaksud pada
    Pemerintah.                                                          ayat 1 terdiri atas Komisi Penyiaran Indonesia dan
                                                                         Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia.
(4) Badan Regulasi dipimpin oleh seorang Ketua (4) Badan Regulasi dipimpin oleh seorang Ketua
    merangkap anggota        yang     berasal    dari     unsur          merangkap anggota          yang     berasal    dari    unsur
    Pemerintah dan seorang Wakil Ketua merangkap                         Pemerintah dan seorang Wakil Ketua merangkap
    anggota yang berasal dari unsur masyarakat.                          anggota yang berasal dari unsur masyarakat.
(5) Ketua      dan   Wakil    Ketua      Badan      Regulasi (5) Ketua               dan   Wakil     Ketua     Badan         Regulasi
    sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dipilih dalam                     sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dipilih dalam
    rapat pleno komite regulasi dan ditetapkan oleh                      rapat pleno komite regulasi dan ditetapkan oleh
    Menteri.                                                             Presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Regulasi                   (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Regulasi
    diatur dengan Peraturan Menteri.                                     diatur dengan Peraturan Menteri.
                          BAB X                                                                BAB X
               KEPENTINGAN NASIONAL                                                  KEPENTINGAN NASIONAL
                     Bagian Kesatu                                                         Bagian Kesatu
                       Pengamanan                                                           Pengamanan


                         Pasal 40                                                    Pasal 40 > menjadi Pasal 39


(1) Kepentingan pertahanan dan keamanan nasional (1) Kepentingan pertahanan dan keamanan nasional
    perlu dilindungi dalam kegiatan Penyelenggaraan                      perlu dilindungi dalam kegiatan Penyelenggaraan
    Telematika oleh semua Penyelenggara Telematika.                      TIK oleh semua Penyelenggara TIK.
(2) Penyelenggara Telematika wajib menjaga integritas, (2) Penyelenggara                     TIK    wajib    menjaga        integritas,
    ketersediaan dan kerahasiaan dari sumber daya                        ketersediaan dan kerahasiaan dari sumber daya
    sistem     informasi/konten   dari   Pengguna          yang          sistem      informasi/konten   dari    Pengguna         yang
    diproses, diteruskan, didistribusikan atau mengalami                 diproses, diteruskan, didistribusikan atau mengalami
    bentuk     pengolahan    lainnya     melalui        fasilitas        bentuk pengolahan lainnya melalui jaringan dan
    Penyelenggara        Telematika      sesuai         dengan           fasilitas    Penyelenggara      TIK       sesuai      dengan
    persyaratan minimum yang ditetapkan oleh Menteri.                    persyaratan minimum yang ditetapkan oleh Menteri.


                                                                    27
(3) Penyelenggara Telematika harus memenuhi semua (3) Penyelenggara                         TIK    harus     memenuhi         semua
    persyaratan      yang     terkait    dengan       peraturan         persyaratan       yang    terkait    dengan     peraturan
    keamanan sesuai ketentuan peraturan perUndang-                      keamanan sesuai ketentuan peraturan perUndang-
    undangan.                                                           undangan.


                        Pasal 41                                                  Pasal 41 > menjadi Pasal 40


(1) Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang (1) Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang
    dapat    menimbulkan          gangguan          fisik   dan         dapat     menimbulkan           gangguan      fisik     dan
    elektromagnetik         terhadap       Penyelenggaraan              elektromagnetik terhadap Penyelenggaraan TIK.
    Telematika.
(2) Setiap   orang     dilarang     melakukan        perbuatan (2) Setiap orang dilarang melakukan perbuatan
    pencurian     informasi    dan/atau     data     Pengguna           pencurian informasi dan/atau data Pengguna
    layanan Telematika.                                                 layanan TIK.
(3) Setiap   orang     dilarang     melakukan        perbuatan (3) Setiap         orang     dilarang     melakukan     perbuatan
    memasuki, mengubah dan/atau merusak layanan                         memasuki, mengubah dan/atau merusak layanan
    Penyelenggaraan Telematika.                                         Penyelenggaraan TIK.


                        Pasal 42                                                  Pasal 42 > menjadi Pasal 41


(1) Penyelenggara       Telematika        wajib     melakukan (1) Penyelenggara TIK wajib melakukan pengamanan
    pengamanan dan perlindungan terhadap instalasi                      dan perlindungan terhadap instalasi dalam jaringan
    dalam jaringan Telematika yang digunakan untuk                      TIK yang digunakan untuk penyelenggaraan TIK.
    penyelenggaraan Telematika.
(2) Ketentuan        mengenai           pengamanan          dan (2) Ketentuan             mengenai          pengamanan          dan
    perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)                     perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    diatur dengan Peraturan Pemerintah.                                 diatur dengan Peraturan Pemerintah.
                      Bagian Kedua                                                         Bagian Kedua
  Kerahasiaan Informasi dalam Penyelenggaraan                          Kerahasiaan Informasi dalam Penyelenggaraan
                       Telematika                                                                 TIK


                        Pasal 43                                                  Pasal 43 > menjadi Pasal 42


(1) Penyelenggara      Telematika       wajib     merahasiakan (1) Penyelenggara TIK wajib merahasiakan informasi
    informasi yang dikirim dan/atau diterima oleh                       yang dikirim dan/atau diterima oleh Pengguna
    Pengguna layanan Telematika melalui jaringan                        layanan     TIK     melalui      jaringan     TIK      yang
    Telematika yang diselenggarakannya.                                 diselenggarakannya.
(2) Penyelenggara Telematika yang tidak mematuhi (2) Penyelenggara TIK yang tidak mematuhi ketentuan


                                                                  28
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU
TIK UU

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie TIK UU

UU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi Elektronik
UU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi ElektronikUU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi Elektronik
UU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi ElektronikSei Enim
 
Syarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwahSyarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwahSyarifudin Amq
 
Syarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwahSyarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwahSyarifudin Amq
 
LITERASI DIGITAL SEKTOR PEMERINTAHAN-NIKI v4v5.pdf
LITERASI DIGITAL SEKTOR PEMERINTAHAN-NIKI v4v5.pdfLITERASI DIGITAL SEKTOR PEMERINTAHAN-NIKI v4v5.pdf
LITERASI DIGITAL SEKTOR PEMERINTAHAN-NIKI v4v5.pdfMirza836129
 
Syarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwahSyarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwahSyarifudin Amq
 
Undang - Undang Penyiaran (No.32 tahun 2002)
Undang - Undang Penyiaran (No.32 tahun 2002)Undang - Undang Penyiaran (No.32 tahun 2002)
Undang - Undang Penyiaran (No.32 tahun 2002)Eka Kristina Dewi
 
Uu no. 32 tahun 2002 tentang penyiaran
Uu no. 32 tahun 2002 tentang  penyiaranUu no. 32 tahun 2002 tentang  penyiaran
Uu no. 32 tahun 2002 tentang penyiaranMardi Yono
 
Pedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfPedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfDianSopyan
 
Detiknas keppres 20 2006
Detiknas keppres 20 2006Detiknas keppres 20 2006
Detiknas keppres 20 2006easyarifudin
 
Kiat Bikin Infografis Keren
Kiat Bikin Infografis KerenKiat Bikin Infografis Keren
Kiat Bikin Infografis KerenJalinKrakatau
 
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENTKEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENTtemanna #LABEDDU
 
Instruksi presiden no_3_th_20031
Instruksi presiden no_3_th_20031Instruksi presiden no_3_th_20031
Instruksi presiden no_3_th_20031Azmi Nur
 
UU No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran
UU No. 32 Tahun 2002 Tentang PenyiaranUU No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran
UU No. 32 Tahun 2002 Tentang PenyiaranErwin Rasyid
 
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang PenyiaranUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaranjrklampung
 
Uu no. 32 tahun 2002 tentang penyiaran
Uu no. 32 tahun 2002 tentang  penyiaranUu no. 32 tahun 2002 tentang  penyiaran
Uu no. 32 tahun 2002 tentang penyiaranAchmad Arrosyidi
 
PENGARUH KEMAJUAN IPTEK TERHADAP NKRI.pptx
PENGARUH KEMAJUAN IPTEK TERHADAP NKRI.pptxPENGARUH KEMAJUAN IPTEK TERHADAP NKRI.pptx
PENGARUH KEMAJUAN IPTEK TERHADAP NKRI.pptxelvHOMEHijabstore2
 
Uu 32 2002_penyiaran
Uu 32 2002_penyiaranUu 32 2002_penyiaran
Uu 32 2002_penyiaranSyamsul Noor
 
LAYANAN INFORMASI
LAYANAN INFORMASILAYANAN INFORMASI
LAYANAN INFORMASIsuprapto
 

Ähnlich wie TIK UU (20)

UU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi Elektronik
UU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi ElektronikUU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi Elektronik
UU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi Elektronik
 
fakta wiguna
fakta wigunafakta wiguna
fakta wiguna
 
Syarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwahSyarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwah
 
Syarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwahSyarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwah
 
LITERASI DIGITAL SEKTOR PEMERINTAHAN-NIKI v4v5.pdf
LITERASI DIGITAL SEKTOR PEMERINTAHAN-NIKI v4v5.pdfLITERASI DIGITAL SEKTOR PEMERINTAHAN-NIKI v4v5.pdf
LITERASI DIGITAL SEKTOR PEMERINTAHAN-NIKI v4v5.pdf
 
Syarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwahSyarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwah
 
Undang - Undang Penyiaran (No.32 tahun 2002)
Undang - Undang Penyiaran (No.32 tahun 2002)Undang - Undang Penyiaran (No.32 tahun 2002)
Undang - Undang Penyiaran (No.32 tahun 2002)
 
Uu no.32 thn 2002 penyiaran
Uu no.32 thn 2002   penyiaranUu no.32 thn 2002   penyiaran
Uu no.32 thn 2002 penyiaran
 
Uu no. 32 tahun 2002 tentang penyiaran
Uu no. 32 tahun 2002 tentang  penyiaranUu no. 32 tahun 2002 tentang  penyiaran
Uu no. 32 tahun 2002 tentang penyiaran
 
Pedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfPedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdf
 
Detiknas keppres 20 2006
Detiknas keppres 20 2006Detiknas keppres 20 2006
Detiknas keppres 20 2006
 
Kiat Bikin Infografis Keren
Kiat Bikin Infografis KerenKiat Bikin Infografis Keren
Kiat Bikin Infografis Keren
 
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENTKEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
 
Instruksi presiden no_3_th_20031
Instruksi presiden no_3_th_20031Instruksi presiden no_3_th_20031
Instruksi presiden no_3_th_20031
 
UU No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran
UU No. 32 Tahun 2002 Tentang PenyiaranUU No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran
UU No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran
 
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang PenyiaranUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
 
Uu no. 32 tahun 2002 tentang penyiaran
Uu no. 32 tahun 2002 tentang  penyiaranUu no. 32 tahun 2002 tentang  penyiaran
Uu no. 32 tahun 2002 tentang penyiaran
 
PENGARUH KEMAJUAN IPTEK TERHADAP NKRI.pptx
PENGARUH KEMAJUAN IPTEK TERHADAP NKRI.pptxPENGARUH KEMAJUAN IPTEK TERHADAP NKRI.pptx
PENGARUH KEMAJUAN IPTEK TERHADAP NKRI.pptx
 
Uu 32 2002_penyiaran
Uu 32 2002_penyiaranUu 32 2002_penyiaran
Uu 32 2002_penyiaran
 
LAYANAN INFORMASI
LAYANAN INFORMASILAYANAN INFORMASI
LAYANAN INFORMASI
 

Mehr von Yossy Suparyo

Modul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang Tani
Modul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang TaniModul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang Tani
Modul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang TaniYossy Suparyo
 
Televisi Komunitas dan Keberaksaraan Media Masyarakat
Televisi Komunitas dan Keberaksaraan Media MasyarakatTelevisi Komunitas dan Keberaksaraan Media Masyarakat
Televisi Komunitas dan Keberaksaraan Media MasyarakatYossy Suparyo
 
INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...
INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...
INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...Yossy Suparyo
 
Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019
Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019
Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019Yossy Suparyo
 
Strategi komunikasi massa
Strategi komunikasi massaStrategi komunikasi massa
Strategi komunikasi massaYossy Suparyo
 
Manfaat Sistem Informasi Desa
Manfaat Sistem Informasi DesaManfaat Sistem Informasi Desa
Manfaat Sistem Informasi DesaYossy Suparyo
 
Modul untuk Perancang Pelatihan
Modul untuk Perancang PelatihanModul untuk Perancang Pelatihan
Modul untuk Perancang PelatihanYossy Suparyo
 
Strategi Mengelola Website Desa
Strategi Mengelola Website DesaStrategi Mengelola Website Desa
Strategi Mengelola Website DesaYossy Suparyo
 
Penjelasan Undang-Undang Desa
Penjelasan Undang-Undang DesaPenjelasan Undang-Undang Desa
Penjelasan Undang-Undang DesaYossy Suparyo
 
Dokumen Undang-Undang Desa
Dokumen Undang-Undang DesaDokumen Undang-Undang Desa
Dokumen Undang-Undang DesaYossy Suparyo
 
Lokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa Melung
Lokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa MelungLokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa Melung
Lokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa MelungYossy Suparyo
 
Presentasi Gerakan Desa Membangun
Presentasi Gerakan Desa MembangunPresentasi Gerakan Desa Membangun
Presentasi Gerakan Desa MembangunYossy Suparyo
 
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012Yossy Suparyo
 
Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...
Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...
Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...Yossy Suparyo
 
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata KelolaInpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata KelolaYossy Suparyo
 
Dampak waduk bagi keanekaragaman hayati
Dampak waduk bagi keanekaragaman hayatiDampak waduk bagi keanekaragaman hayati
Dampak waduk bagi keanekaragaman hayatiYossy Suparyo
 
Peta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di Indonesia
Peta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di IndonesiaPeta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di Indonesia
Peta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di IndonesiaYossy Suparyo
 

Mehr von Yossy Suparyo (20)

Modul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang Tani
Modul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang TaniModul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang Tani
Modul Inkubasi Bisnis Pertanian Gerbang Tani
 
Televisi Komunitas dan Keberaksaraan Media Masyarakat
Televisi Komunitas dan Keberaksaraan Media MasyarakatTelevisi Komunitas dan Keberaksaraan Media Masyarakat
Televisi Komunitas dan Keberaksaraan Media Masyarakat
 
INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...
INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...
INV 01-0001 Pemuda Nangawera-Wora Menginisiasi Garap Lahan Tidur 21 Ha untuk ...
 
To have or to be
To have or to beTo have or to be
To have or to be
 
Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019
Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019
Kurikulum Bimbingan Teknis Program Inkubasi Bisnis 2019
 
SK Pokja Desa
SK Pokja DesaSK Pokja Desa
SK Pokja Desa
 
Strategi komunikasi massa
Strategi komunikasi massaStrategi komunikasi massa
Strategi komunikasi massa
 
Manfaat Sistem Informasi Desa
Manfaat Sistem Informasi DesaManfaat Sistem Informasi Desa
Manfaat Sistem Informasi Desa
 
Modul untuk Perancang Pelatihan
Modul untuk Perancang PelatihanModul untuk Perancang Pelatihan
Modul untuk Perancang Pelatihan
 
Strategi Mengelola Website Desa
Strategi Mengelola Website DesaStrategi Mengelola Website Desa
Strategi Mengelola Website Desa
 
Penjelasan Undang-Undang Desa
Penjelasan Undang-Undang DesaPenjelasan Undang-Undang Desa
Penjelasan Undang-Undang Desa
 
Dokumen Undang-Undang Desa
Dokumen Undang-Undang DesaDokumen Undang-Undang Desa
Dokumen Undang-Undang Desa
 
Lokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa Melung
Lokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa MelungLokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa Melung
Lokakarya Mengenal Desa Sendiri di Desa Melung
 
Presentasi Gerakan Desa Membangun
Presentasi Gerakan Desa MembangunPresentasi Gerakan Desa Membangun
Presentasi Gerakan Desa Membangun
 
APBD Cilacap 2013
APBD Cilacap 2013APBD Cilacap 2013
APBD Cilacap 2013
 
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
Jurnal Tanah Air Walhi Desember 2012
 
Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...
Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...
Governing the Forests: An Institutional Analysis of REDD+ and Community Fores...
 
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata KelolaInpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
 
Dampak waduk bagi keanekaragaman hayati
Dampak waduk bagi keanekaragaman hayatiDampak waduk bagi keanekaragaman hayati
Dampak waduk bagi keanekaragaman hayati
 
Peta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di Indonesia
Peta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di IndonesiaPeta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di Indonesia
Peta Jalan Reformasi Tenurial Hutan di Indonesia
 

TIK UU

  • 1. PERSANDINGAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI (TIK) Draft R2 Draft Usulan Mastel RANCANGAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ..... TAHUN 2010 NOMOR ..... TAHUN 2010 TENTANG TENTANG KONVERGENSI TELEMATIKA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tujuan pembangunan nasional Menimbang: a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata materiil adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Republik Indonesia Tahun 1945; b. bahwa pembangunan nasional adalah b. bahwa penyelenggaraan TIK juga suatu proses yang berkelanjutan yang berperan untuk memperkukuh harus senantiasa mengikuti berbagai persatuan dan kesatuan bangsa, dinamika yang terjadi di masyarakat; mencerdaskan kehidupan bangsa, memperlancar kegiatan masyarakat, mendukung terciptanya tujuan pemerataan pembangunan dan hasil- hasilnya, serta meningkatkan hubungan antarbangsa; c. bahwa penyelenggaraan telematika c. bahwa penyelenggaraan teknologi mempunyai arti strategis guna informasi dan komunikasi mempunyai mempercepat peningkatan daya saing arti strategis guna meningkatkan nasional yang berkelanjutan, produktivitas nasional dalam upaya membangun karakter dan budaya yang mempercepat peningkatan daya saing memperkuat jati diri bangsa dan nasional yang berkelanjutan, memperkuat ketahanan informasi membangun karakter dan budaya yang nasional; memperkuat jati diri bangsa dan 1
  • 2. memperkuat ketahanan nasional; d. bahwa penyelenggaraan telematika d. bahwa pengaruh perkembangan TIK di juga berperan untuk memperkukuh era konvergensi yang demikian pesat persatuan dan kesatuan bangsa, telah mengakibatkan perubahan yang mencerdaskan kehidupan bangsa, mendasar dalam penyelenggaraan memperlancar kegiatan masyarakat, dan cara pandang terhadap TIK yang mendukung terciptanya tujuan secara langsung telah mempengaruhi pemerataan pembangunan dan hasil- lahirnya bentuk-bentuk perbuatan hasilnya, serta meningkatkan hukum baru; hubungan antarbangsa; e. bahwa pengaruh perkembangan e. bahwa globalisasi telah menempatkan telematika di era konvergensi yang Indonesia sebagai bagian dari demikian pesat telah mengakibatkan masyarakat informasi dunia sehingga perubahan yang mendasar dalam mengharuskan dibentuknya penyelenggaraan dan cara pandang pengaturan mengenai konvergensi TIK terhadap telematika yang secara di tingkat nasional sehingga langsung telah mempengaruhi lahirnya pembangunan TIK dapat dilakukan bentuk-bentuk perbuatan hukum baru; secara efektif, efisien, merata, dan menyebar ke seluruh lapisan masyarakat guna terciptanya kesejahteraan rakyat; f. bahwa globalisasi telah menempatkan f. bahwa berdasarkan pertimbangan Indonesia sebagai bagian dari sebagaimana dimaksud dalam huruf a, masyarakat informasi dunia sehingga huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan mengharuskan dibentuknya huruf f, perlu membentuk Undang- pengaturan mengenai konvergensi Undang tentang Konvergensi TIK; telematika di tingkat nasional sehingga pembangunan telematika dapat dilakukan secara efektif, efisien, merata, dan menyebar ke seluruh lapisan masyarakat guna terciptanya kesejahteraan rakyat; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f, perlu membentuk Undang- Undang tentang Konvergensi Telematika; 2
  • 3. Mengingat: Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28F dan Mengingat: Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28F dan Pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar Pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA dan dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN: MEMUTUSKAN: Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG KONVERGENSI TELEMATIKA. TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) BAB I BAB I KETENTUAN UMUM KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Konvergensi Telematika adalah perpaduan 1. TIK adalah perpaduan teknologi dan rantai nilai teknologi dan rantai nilai (value chain) dari (value chain) dari industri telekomunikasi, teknologi penyediaan dan pelayanan telematika. informasi, penyiaran, konten yang memungkinkan terciptanya penyediaan dan pelayanan TIK secara terpadu. 2. Telematika adalah telekomunikasi dan teknologi 2. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, informasi. pengiriman, dan/atau penerimaan setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara bunyi melalui sistem kawat, sistem optik, sistem elektromagnetik atau sistem lainnya yang memungkinkan terjadinya pemancaran, pengiriman, dan/atau penerimaan informasi. 3. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, 3. Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk pengiriman, dan/atau penerimaan setiap informasi mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, memproses, mengumumkan, menganalisis, suara bunyi melalui sistem kawat, sistem optik, dan/atau menyebarkan informasi. sistem elektromagnetik atau sistem lainnya yang memungkinkan terjadinya pemancaran, pengiriman, 3
  • 4. dan/atau penerimaan informasi. 4. Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk 4. Penyelenggara TIK adalah perorangan, badan mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, hukum Indonesia, atau dinas khusus. memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi. 5. Penyelenggara Telematika adalah perorangan, 5. Penyelenggaraan TIK adalah kegiatan penyediaan badan hukum Indonesia, atau dinas khusus. dan pelayanan TIK. 6. Penyelenggaraan Telematika adalah kegiatan 6. Penyelenggaraan Jaringan TIK adalah kegiatan penyediaan dan pelayanan telematika. penyediaan fasilitas jaringan TIK meliputi keseluruhan fasilitas dan elemen jaringan (yang dapat berupa stasiun bumi, kabel serat optik, saluran telekomunikasi dan sentral switching, perangkat transmisi komunikasi radio, BTS, sehingga membentuk jaringan untuk menyalurkan beragam layanan aplikasi TIK, dari ujung ke ujung (end-to-end) 7. Penyelenggaraan Fasilitas Jaringan Telematika 7. Penyelenggaraan Layanan Fasilitas (Pendukung) adalah kegiatan penyediaan fasilitas jaringan Jaringan TIK adalah kegiatan penyediaan telematika meliputi keseluruhan fasilitas dan elemen konektivitas dasar dan elemen pendukung jaringan (misalnya stasiun bumi, kabel serat optik, (bandwidth, menara, duct, sistem billing dll), yang saluran telekomunikasi dan sentral switching, dibutuhkan dalam penyelenggaraan TIK. perangkat transmisi komunikasi radio, BTS, dan menara transmisi) sehingga membentuk jaringan untuk menyalurkan beragam layanan aplikasi telematika. 8. Penyelenggaraan Layanan Jaringan Telematika 8. Penyelenggaraan Layanan Aplikasi TIK adalah adalah kegiatan penyediaan konektivitas dasar dan kegiatan penyediaan layanan aplikasi TIK yang bandwidth yang mendukung beragam aplikasi dan terdiri jasa komunikasi suara, data dan gambar dan memungkinkan komunikasi antar jaringan. aplikasi pendukung kegiatan bisnis, dan aplikasi penyebaran konten dan aplikasi informasi. 9. Penyelenggaraan Layanan Aplikasi Telematika 9. Aplikasi TIK adalah jasa-jasa yang timbul dari adalah kegiatan penyediaan layanan aplikasi pemanfaatan jaringan TIK berupa jasa komunikasi, telematika yang terdiri dari aplikasi pendukung penyiaran dan transaksi. kegiatan bisnis (aplikasi server untuk e-commerce, teleponi, PaaS, dsb.) dan aplikasi penyebaran konten (aplikasi server untuk web-TV, IPTV, VoD, musik, dsb.) dan informasi (aplikasi server untuk portal, koran online, e-magazine, dsb.). 4
  • 5. 10. Aplikasi adalah layanan dasar dan/atau layanan nilai 10. Pengguna adalah pelanggan dan pemakai. tambah yang ditambahkan pada layanan jaringan. 11. Pengguna adalah pelanggan dan pemakai. 11. Pelanggan adalah perseorangan atau non- perseorangan yang menggunakan fasilitas jaringan TIK, layanan jaringan TIK dan/atau layanan aplikasi TIK berdasarkan kontrak. 12. Pelanggan adalah perseorangan atau non- 12. Pemakai adalah perseorangan atau non- perseorangan yang menggunakan fasilitas jaringan perseorangan yang menggunakan fasilitas jaringan telematika, layanan jaringan telematika dan/atau TIK, layanan jaringan TIK dan/atau layanan aplikasi layanan aplikasi telematika berdasarkan kontrak. TIK tidak berdasarkan kontrak. 13. Pemakai adalah perseorangan atau non- 13. Alat TIK adalah setiap alat perlengkapan yang perseorangan yang menggunakan fasilitas jaringan digunakan dalam penyelenggaraan TIK. telematika, layanan jaringan telematika dan/atau layanan aplikasi telematika tidak berdasarkan kontrak. 14. Alat Telematika adalah setiap alat perlengkapan 14. Perangkat TIK adalah sekelompok alat TIK yang yang digunakan dalam penyelenggaraan telematika. digunakan dalam penyelenggaraan TIK. 15. Perangkat Telematika adalah sekelompok alat 15. Kewajiban Pelayanan Universal adalah kewajiban telematika yang digunakan dalam penyelenggaraan penyediaan layanan TIK oleh penyelenggara TIK telematika. agar kebutuhan masyarakat terutama di daerah terpencil dan/atau belum berkembang mendapatkan akses layanan TIK dapat dipenuhi. 16. Kewajiban Pelayanan Universal adalah kewajiban 16. Menteri adalah menteri yang lingkup tugas dan penyediaan layanan telematika oleh penyelenggara tanggung jawabnya di bidang TIK. telematika agar kebutuhan masyarakat terutama di daerah terpencil dan/atau belum berkembang mendapatkan akses layanan telematika dapat dipenuhi. 17. Menteri adalah menteri yang lingkup tugas dan 17. Orang adalah orang perseorangan, baik warga tanggung jawabnya di bidang telematika. negara Indonesia, warga negara asing, maupun badan hukum. 18. Orang adalah orang perseorangan, baik warga negara Indonesia, warga negara asing, maupun badan hukum. 5
  • 6. BAB II BAB II ASAS DAN TUJUAN ASAS DAN TUJUAN Pasal 2 Pasal 2 Telematika diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan TIK diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan asas manfaat, adil dan merata, Tahun 1945 dengan asas manfaat, adil dan merata, kepastian hukum, keamanan, kemitraan, etika, kepastian hukum, keamanan, kemitraan, etika, persaingan sehat, perlindungan, keseimbangan, persaingan sehat, perlindungan, keseimbangan, kemandirian, dan tanggung jawab. kemandirian, dan tanggung jawab. Pasal 3 Pasal 3 Telematika diselenggarakan dengan tujuan untuk TIK diselenggarakan dengan tujuan untuk mendukung mendukung persatuan dan kesatuan bangsa, persatuan dan kesatuan bangsa, memperkuat memperkuat ketahanan nasional, meningkatkan ketahanan nasional, meningkatkan kesejahteraan dan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata, merata, membangun karakter dan budaya yang membangun karakter dan budaya yang memperkuat jati memperkuat jati diri bangsa, meningkatkan kebudayaan diri bangsa, meningkatkan kebudayaan dan pendidikan, dan pendidikan, mendukung kegiatan pemerintahan, mendukung kegiatan pemerintahan, mempercepat mempercepat peningkatan daya saing nasional, serta peningkatan daya saing nasional, serta meningkatkan meningkatkan hubungan antarbangsa. hubungan antarbangsa. BAB III BAB III PEMBINAAN PEMBINAAN Bagian Kesatu Bagian Kesatu Umum Umum Pasal 4 Pasal 4 (1) Telematika dikuasai oleh Negara dan (1) TIK dikuasai oleh Negara dan pembinaannya pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah. dilakukan oleh Pemerintah. (2) Pembinaan telematika yang meliputi penetapan (2) Pembinaan TIK yang meliputi penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan pengendalian, diarahkan untuk meningkatkan pengendalian, diarahkan untuk meningkatkan penyelenggaraan telematika yang kompetitif dan penyelenggaraan TIK yang kompetitif dan berdaya berdaya saing sesuai dengan tujuan saing sesuai dengan tujuan pembangunan TIK pembangunan telematika nasional. nasional. 6
  • 7. (3) Pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud (3) Dalam penetapan kebijakan, Pemerintah pada ayat (2), dilakukan secara menyeluruh dan membuat Cetak Biru (blueprint) dan Peta terpadu dengan memperhatikan pemikiran dan Jalan (road map) l pembangunan industri TIK pandangan yang berkembang dalam masyarakat Nasional. serta perkembangan global. (4) Pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan memperhatikan pemikiran dan pandangan yang berkembang dalam masyarakat serta perkembangan global. Pasal 5 Pasal 5 Pembinaan telematika yang meliputi penetapan (1) Pembinaan TIK yang meliputi penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan pengendalian kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) pengendalian sebagaimana dimaksud dalam dilaksanakan oleh Menteri. Pasal 4 ayat (2) dilaksanakan oleh Menteri. (2) Fungsi pengaturan dalam Pembinaan TIK dimaksud pada ayat (1), sesuai dengan perkembangan keadaan, kecenderungan global dan perkembangan teknologi dilimpahkan kepada badan regulasi. (3) Susunan, tugas dan tanggung jawab badan regulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 6 Pasal 6 Menteri bertindak sebagai penanggung jawab Menteri bertindak sebagai penanggung jawab administrasi telematika di Indonesia. administrasi TIK di Indonesia. Bagian Kedua Bagian Kedua Peran Serta Masyarakat Peran Serta Masyarakat Pasal 7 Pasal 7 (1) Pemerintah melibatkan peran serta masyarakat (1) Pemerintah melibatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pemanfaatan dalam pembinaan dan penyelenggaraan TIK. 7
  • 8. telematika. (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk penyampaian penyampaian pemikiran dan pandangan yang pemikiran dan pandangan yang berkembang di berkembang di masyarakat mengenai arah masyarakat mengenai arah pengembangan TIK pengembangan telematika dalam rangka dalam rangka penetapan kebijakan, pengaturan, penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan, pengawasan, dan pengendalian di bidang TIK. dan pengendalian di bidang telematika. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai peran serta (3) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pada ayat (2) dilaksanakan oleh lembaga mandiri diatur dengan Peraturan Pemerintah. yang dibentuk untuk maksud tersebut. (4) Lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) keanggotaannya terdiri dari asosiasi yang bergerak di bidang usaha TIK termasuk penyelenggara telekomunikasi, penyelenggara penyiaran, asosiasi produsen peralatan teknologi informasi dan komunikasi, asosiasi pengguna, asosiasi profesi, lembaga konsumen dan kamar dagang industri serta masyarakat intelektual di bidang teknologi informasi dan komunikasi. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah. BAB IV BAB IV PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN Bagian Kesatu Bagian Kesatu Umum Umum Pasal 8 Pasal 8 (1) Penyelenggaraan Telematika terdiri atas: (1) Penyelenggaraan TIK terdiri atas: a. Penyelenggaraan Telematika yang bersifat a. Penyelenggaraan TIK Untuk Keperluan Umum komersial; dan (publik). b. Penyelenggaraan Telematika yang bersifat non- b. Penyelenggaraan TIK Untuk Keperluan Khusus. komersial. c. Penyelenggaraan TIK Untuk Keperluan Sendiri atau Perorangan. (2) Penyelenggaraan Telematika yang bersifat (2) Penyelenggaraan TIK Untuk Keperluan Umum komersial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (Publik) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf 8
  • 9. huruf a meliputi: a meliputi: a. Penyelenggaraan Fasilitas Jaringan Telematika; a. Penyelenggaraan Jaringan TIK; b. Penyelenggaraan Layanan Jaringan Telematika; b. Penyelenggaraan Layanan Fasilitas dan (Pendukung) Jaringan TIK ; c. Penyelenggaraan Layanan Aplikasi Telematika. c. Penyelenggaraan Layanan Aplikasi TIK; dan d. Penyelenggaraan Layanan (Penyedia) Konten TIK (3) Penyelenggaraan Telematika yang bersifat non- (3) Penyelenggaraan TIK Untuk Keperluan Khusus komersial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b huruf b meliputi Penyelenggaraan Telematika untuk meliputi Penyelenggaraan TIK untuk keperluan: keperluan: a. pertahanan dan keamanan nasional; dan a. pertahanan dan keamanan nasional; b. dinas khusus; b. kewajiban pelayanan universal; c. dinas khusus; dan d. perorangan. (4) Penyelenggaraan Telematika memperhatikan hal- (4) Penyelenggaraan TIK Untuk Keperluan Sendiri atau hal sebagai berikut: Perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) a. kepentingan pertahanan dan keamanan huruf c adalah meliputi Penyelenggaraan TIK untuk nasional; keperluan sendiri atau perorangan. (tidak untuk b. kepentingan pengguna; keperluan komersial) c. perkembangan teknologi; d. profesionalisme, transparansi dan akuntabilitas; serta e. peran serta masyarakat. (5) Khusus untuk penyelenggara fasilitas jaringan (5) Penyelenggaraan TIK memperhatikan hal-hal telematika, memperhatikan juga prinsip pemakaian sebagai berikut: bersama fasilitas jaringan. a. kepentingan pertahanan dan keamanan nasional; b. kepentingan pengguna; c. perkembangan teknologi; d. optimalisasi pemanfaatan jaringan TIK secara bersama (sharing use) dalam rangka efisiensi nasional . e. pemanfaatan TIK diarahkan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa. f. terwujudnya interoperabilitas dan interkonetivitas antar jaringan dan layanan TIK. g. ketersediaan jaringan dan layanan TIK ke seluruh wilayah negara dengan mutu kualitas 9
  • 10. layanan yang memadai. h. pengembangan industri kreatif yang sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa serta kearifan lokal. i. distribusi dan pemanfaatan konten yang bertanggung jawab. j. penggunaan teknologi informasi secara bertanggung jawab k. Terwujudnya masyarakat Indonesia yang berbasis pengetahuan (knowledge based society). l. profesionalisme, transparansi dan akuntabilitas; serta peran serta masyarakat. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan telematika diatur dengan Peraturan Pemerintah. TIK diatur dengan Peraturan Pemerintah. Bagian Kedua Bagian Kedua Penyelenggara Penyelenggara Pasal 9 Pasal 9 (1) Penyelenggaraan Telematika sebagaimana (1) Penyelenggaraan TIK sebagaimana dimaksud dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf a dan huruf dalam Pasal 8 ayat (2) huruf a dan huruf b, dan b dilakukan oleh badan hukum Indonesia yang huruf c. dilakukan oleh badan hukum Indonesia bidang usahanya mencakup penyelenggaraan yang bidang usahanya mencakup penyelenggaraan telematika sesuai ketentuan peraturan perUndang- TIK sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan. undangan. (2) Penyelenggaraan Telematika sebagaimana (2) Penyelenggaraan TIK sebagaimana dimaksud dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf c dapat dalam Pasal 8 ayat (2) huruf c d, dapat dilakukan dilakukan oleh perseorangan atau badan hukum oleh perseorangan atau badan hukum Indonesia Indonesia yang bidang usahanya mencakup yang bidang usahanya mencakup penyelenggaraan penyelenggaraan telematika sesuai ketentuan TIK sesuai ketentuan peraturan perundang- peraturan perUndang-undangan. undangan. Pasal 9 (baru) (1) Penyelenggara Jaringan TIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a, dapat menyelenggarakan Layanan Fasilitas (Pendukung) Jaringan TIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
  • 11. 8 ayat (1) huruf b, Layanan Aplikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c. (2) Penyelenggara Jaringan TIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a, dapat menyelenggarakan Layanan Konten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf d. (3) Penyelenggara Aplikasi TIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c, dapat memproduksi materi yang diperlukan untuk keperluannya sendiri atau menggunakan materi yang diproduksi oleh pihak lainnya. (4) Penyelenggara Aplikasi TIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c., dalam melakukan kegiatannya dapat menggunakan jaringan yang dimiliki dan dioperasikan oleh Penyelenggara Jaringan TIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a. Pasal 10 Pasal 10 (1) Dalam rangka pembangunan, pengoperasian (1) Dalam rangka pembangunan, pengoperasian dan/atau pemeliharaan fasilitas jaringan telematika, dan/atau pemeliharaan fasilitas jaringan TIK, penyelenggara telematika dapat memanfaatkan penyelenggara TIK dapat memanfaatkan atau atau melintasi tanah negara dan/atau bangunan melintasi tanah negara dan/atau bangunan yang yang dimiliki atau dikuasai Pemerintah. dimiliki atau dikuasai Pemerintah. (2) Pemanfaatan atau pelintasan tanah negara (2) Pemanfaatan atau pelintasan tanah negara dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku pula terhadap sungai, danau, atau ayat (1) berlaku pula terhadap sungai, danau, atau laut, baik permukaan maupun dasar. laut, baik permukaan maupun dasar. (3) Pembangunan, pengoperasian dan/atau (3) Pembangunan, pengoperasian dan/atau pemeliharaan fasilitas jaringan telematika pemeliharaan fasilitas jaringan TIK sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dilaksanakan dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari setelah mendapatkan persetujuan dari instansi instansi Pemerintah yang berwenang dengan Pemerintah yang berwenang dengan memperhatikan ketentuan peraturan perUndang- memperhatikan ketentuan peraturan perUndang- undangan. undangan. 11
  • 12. Pasal 11 Pasal 11 (1) Penyelenggara telematika dapat memanfaatkan (1) Penyelenggara TIK dapat memanfaatkan atau atau melintasi tanah dan/atau bangunan milik melintasi tanah dan/atau bangunan milik perseorangan atau badan hukum untuk tujuan perseorangan atau badan hukum untuk tujuan pembangunan, pengoperasian, dan/atau pembangunan, pengoperasian, dan/atau pemeliharaan fasilitas jaringan telematika. pemeliharaan fasilitas jaringan TIK (2) Pembangunan, pengoperasian dan/atau (2) Pembangunan, pengoperasian dan/atau pemeliharaan fasilitas jaringan telematika pemeliharaan fasilitas jaringan TIK sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan setelah setelah terdapat kesepakatan antara para pihak terdapat kesepakatan antara para pihak berdasarkan prinsip-prinsip non-diskriminasi, berdasarkan prinsip-prinsip non-diskriminasi, transparansi, dan kewajaran harga. transparansi, dan kewajaran harga. Pasal 12 Pasal 12 (1) Setiap penyelenggara telematika wajib membayar (1) Setiap penyelenggara TIK wajib membayar biaya biaya hak penyelenggaraan telematika yang diambil hak penyelenggaraan TIK yang merupakan dari persentase pendapatan kotor (gross revenue). kompensasi atas pembinaan penyelenggaraan TIK dan perizinan yang diperolehnya dan besarannya dihitung dari persentase pendapatan penyelenggara. (2) Ketentuan mengenai biaya hak penyelenggaraan (2) Biaya hak penyelenggaraan TIK merupakan telematika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pendapatan negara bukan pajak (PNBP). diatur dengan Peraturan Pemerintah. (3) Ketentuan mengenai biaya hak penyelenggaraan TIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. BAB V BAB V PERIZINAN PERIZINAN Pasal 13 Pasal 13 (1) Penyelenggaraan Telematika sebagaimana (1) Penyelenggaraan TIK sebagaimana dimaksud dimaksud dalam Pasal 8 wajib mendapat izin dari dalam Pasal 8 wajib mendapat izin dari Menteri. Menteri. (2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan (2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 12
  • 13. dengan memperhatikan: dikelompokan menjadi : a. tata cara yang yang sederhana; a. Izin Individu; b. proses yang transparan, adil, dan tidak b. Izin Kelas; atau diskriminatif; dan c. Izin bebas (exemption) c. Penyelesaian dalam waktu yang singkat. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan (3) Izin Individu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tata cara perizinan penyelenggaraan telematika huruf a diberlakukan bagi Penyelenggaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Jaringan TIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Peraturan Pemerintah. ayat (2) huruf a. (4) Izin kelas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diberlakukan bagi Penyelenggaraan Fasilitas (Pendukung) Jaringan TIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf b; dan Penyelenggaraan Layanan Aplikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf c. (5) Izin bebas (exemption license) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c diberlakukan bagi penyelenggaraan Konten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf d. (6) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan memperhatikan: a. tata cara yang yang sederhana; b. Proses yang transparan, adil, dan tidak diskriminatif; dan c. penyelesaian dalam waktu yang singkat. (7) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara perizinan penyelenggaraan TIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 14 Pasal 14 Penyelenggara telematika yang menyelenggarakan lebih Note: seluruh isi pasal 14 dihapus. dari satu jenis penyelenggaraan telematika wajib melakukan pemisahan sistem pembukuan secara jelas dan tegas terhadap setiap jenis penyelenggaraan telematika. 13
  • 14. BAB VI BAB VI KETENTUAN TEKNIS KETENTUAN TEKNIS Bagian Kesatu Bagian Kesatu Umum Umum Pasal 15 Pasal 15 Penyelenggara telematika wajib memenuhi ketentuan Penyelenggara TIK wajib memenuhi ketentuan teknis teknis telematika terhadap penggunaan: TIK terhadap penggunaan: a. spektrum frekuensi radio; a. spektrum frekuensi radio; b. orbit satelit; b. orbit satelit; c. nomor; dan c. nomor; dan d. alat dan/atau perangkat telematika. d. alat dan/atau perangkat TIK. Bagian Kedua Bagian Kedua Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio Pasal 16 Pasal 16 (1) Menteri melaksanakan fungsi penetapan kebijakan, (1) Menteri melaksanakan fungsi penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan pengendalian pengaturan, pengawasan, dan pengendalian penggunaan spektrum frekuensi radio. penggunaan spektrum frekuensi radio. (2) Fungsi penetapan kebijakan spektrum frekuensi (2) Fungsi penetapan kebijakan spektrum frekuensi radio sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi radio sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perencanaan dan pengalokasian spektrum perencanaan dan pengalokasian spektrum frekuensi radio. frekuensi radio. (3) Perencanaan dan pengalokasian spektrum (3) Perencanaan dan pengalokasian spektrum frekuensi radio dilaksanakan dengan frekuensi radio dilaksanakan dengan memperhatikan: memperhatikan: a. perkembangan teknologi; a. perkembangan teknologi; b. efisiensi penggunaan spektrum frekuensi radio; b. efisiensi penggunaan spektrum frekuensi radio c. penggunaan spektrum frekuensi radio saat ini sebagai sumber daya alam terbatas; dan kebutuhan di masa yang akan datang; dan c. penggunaan spektrum frekuensi radio saat ini d. kepentingan pertahanan dan keamanan dan kebutuhan di masa yang akan datang; dan nasional, keselamatan dan penanggulangan d. Kepentingan pertahanan dan keamanan keadaan marabahaya (safety and distress), nasional, keselamatan dan penanggulangan pencarian dan pertolongan (Search and keadaan marabahaya (safety and distress), Rescue/SAR), kesejahteraan masyarakat dan pencarian dan pertolongan (Search and kepentingan umum. Rescue/SAR), kesejahteraan masyarakat dan kepentingan umum. 14
  • 15. Pasal 17 Pasal 17 (1) Penggunaan spektrum frekuensi radio wajib (1) Penggunaan spektrum frekuensi radio wajib mendapat izin dari Menteri. mendapat izin dari Menteri. (2) Penggunaan spektrum frekuensi radio harus sesuai (2) Penggunaan spektrum frekuensi radio harus sesuai dengan peruntukannya, efisien dan efektif serta dengan peruntukannya, efisien dan efektif serta tidak saling mengganggu. tidak saling mengganggu. Pasal 18 Pasal 18 Pengguna spektrum frekuensi radio wajib membayar (1) Pengguna spektrum frekuensi radio wajib biaya hak penggunaan spektrum frekuensi radio, yang membayar biaya hak penggunaan spektrum besarannya didasarkan atas jenis dan lebar pita frekuensi radio, yang besarannya didasarkan atas frekuensi radio. jenis dan lebar pita frekuensi radio. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Biaya hak penggunaan spektrum frekuensi radio sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang merupakan pendapatan negara bukan pajak diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 19 Pasal 19 Spektrum frekuensi radio dilarang digunakan oleh kapal Spektrum frekuensi radio dilarang digunakan oleh kapal berbendera asing yang berada di wilayah perairan berbendera asing yang berada di wilayah perairan Indonesia di luar peruntukannya, kecuali: Indonesia di luar peruntukannya, kecuali: a. untuk kepentingan pertahanan dan keamanan a. untuk kepentingan pertahanan dan keamanan nasional, keselamatan jiwa manusia dan harta nasional, keselamatan jiwa manusia dan harta benda, bencana alam, keadaan marabahaya, benda, bencana alam, keadaan marabahaya, penanggulangan wabah, dan keselamatan lalu penanggulangan wabah, dan keselamatan lalu lintas pelayaran; lintas pelayaran; b. disambungkan ke jaringan telematika yang b. disambungkan ke jaringan TIK yang dioperasikan dioperasikan oleh penyelenggara telematika; atau oleh penyelenggara TIK; atau c. merupakan bagian dari sistem komunikasi satelit c. merupakan bagian dari sistem komunikasi satelit yang penggunaannya sesuai dengan ketentuan yang penggunaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam penyelenggaraan telematika yang berlaku dalam penyelenggaraan TIK untuk untuk dinas bergerak pelayaran. dinas bergerak pelayaran. 15
  • 16. Pasal 20 Pasal 20 Spektrum frekuensi radio dilarang digunakan oleh Spektrum frekuensi radio dilarang digunakan oleh pesawat udara sipil asing yang berada di wilayah udara pesawat udara sipil asing yang berada di wilayah udara Indonesia di luar peruntukannya, kecuali: Indonesia di luar peruntukannya, kecuali: a. untuk kepentingan pertahanan dan keamanan a. untuk kepentingan pertahanan dan keamanan nasional, keselamatan jiwa manusia dan harta nasional, keselamatan jiwa manusia dan harta benda, bencana alam, keadaan marabahaya, benda, bencana alam, keadaan marabahaya, penanggulangan wabah, dan keselamatan lalu penanggulangan wabah, dan keselamatan lalu lintas penerbangan; lintas penerbangan; b. disambungkan ke jaringan telematika yang b. disambungkan ke jaringan TIK yang dioperasikan dioperasikan oleh penyelenggara telematika; atau oleh penyelenggara TIK; atau c. merupakan bagian dari sistem komunikasi satelit c. merupakan bagian dari sistem komunikasi satelit yang penggunaannya sesuai dengan ketentuan yang penggunaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam penyelenggaraan yang berlaku dalam penyelenggaraan telekomunikasi penerbangan. telekomunikasi penerbangan. Pasal 21 Pasal 21 Pemberian izin penggunaan Alat dan/atau Perangkat Pemberian izin penggunaan Alat dan/atau Perangkat Telematika yang menggunakan spektrum frekuensi radio TIK yang menggunakan spektrum frekuensi radio untuk untuk perwakilan diplomatik di Indonesia dilakukan perwakilan diplomatik di Indonesia dilakukan dengan dengan memperhatikan asas timbal balik. memperhatikan asas timbal balik. Pasal 22 Pasal 22 Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan fungsi Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan fungsi penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan pengendalian penggunaan spektrum frekuensi radio pengendalian penggunaan spektrum frekuensi radio sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Pasal 17, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20 dan Pasal 21 diatur Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20 dan Pasal 21 diatur dengan Peraturan Pemerintah. dengan Peraturan Pemerintah. Bagian Ketiga Bagian Ketiga Penggunaan Orbit Satelit Penggunaan Orbit Satelit Pasal 23 Pasal 23 (1) Penggunaan orbit satelit wajib mendapat izin dari (1) Penggunaan orbit satelit wajib mendapat izin dari 16
  • 17. Menteri. Menteri. (2) Orbit satelit harus digunakan secara optimal, efektif (2) Orbit satelit harus digunakan secara optimal, efektif dan efisien. dan efisien. (3) Mekanisme penggunaan orbit satelit dilaksanakan (3) Mekanisme penggunaan orbit satelit dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perUndang- sesuai dengan ketentuan peraturan perUndang- undangan dan aturan internasional. undangan dan aturan internasional. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan orbit (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan orbit satelit diatur dengan Peraturan Pemerintah. satelit diatur dengan Peraturan Pemerintah. Bagian Keempat Bagian Keempat Penggunaan Nomor Penggunaan Nomor Pasal 24 Pasal 24 (1) Penggunaan nomor dalam penyelenggaraan (1) Penggunaan nomor dalam penyelenggaraan TIK telematika dilaksanakan melalui sistem penomoran. dilaksanakan melalui sistem penomoran. (2) Sistem penomoran sebagaimana dimaksud pada (2) Sistem penomoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri. ayat (1) ditetapkan oleh Menteri. (3) Sistem penomoran sebagaimana dimaksud pada (3) Sistem penomoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa penomoran teleponi, ayat (1) yang merupakan penomoran elektronik pengalamatan protokol internet, atau pemetaan dapat berupa penomoran teleponi, pengalamatan nomor elektronik. protokol internet, atau pemetaan nomor elektronik. (4) Penetapan pemberian alokasi nomor dilakukan oleh (4) Penetapan pemberian alokasi nomor dilakukan oleh Menteri. Menteri. (5) Pemberian alokasi nomor dilakukan secara terbuka, (5) Pemberian alokasi nomor dilakukan secara terbuka, transparan dan tidak diskriminatif. transparan dan tidak diskriminatif dengan memperhatikan kebutuhan pelayanan. (6) Pengguna nomor wajib membayar biaya hak penggunaan nomor. (7) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan nomor dan besaran biaya hak penggunaan nomor nomor diatur dengan Peraturan Pemerintah. diatur dengan Peraturan Pemerintah. Bagian Kelima Bagian Kelima Alat dan/atau Perangkat Telematika Alat dan/atau Perangkat TIK Pasal 25 Pasal 25 (1) Setiap Alat dan/atau Perangkat Telematika yang (1) Setiap Alat dan/atau Perangkat TIK yang dibuat, dibuat, dirakit, dimasukkan, untuk diperdagangkan dirakit, dimasukkan, untuk digunakan di wilayah 17
  • 18. dan/atau digunakan di wilayah Negara Republik Negara Republik Indonesia wajib memenuhi Indonesia wajib memenuhi ketentuan teknis, kecuali ketentuan teknis, kecuali untuk Alat dan/atau untuk Alat dan/atau Perangkat Telematika yang sifat Perangkat TIK yang sifat dan peruntukannya dan peruntukannya tertentu. tertentu. (2) Verifikasi atas pemenuhan ketentuan teknis Alat (2) Verifikasi atas pemenuhan ketentuan teknis Alat dan/atau Perangkat Telematika sebagaimana dan/atau Perangkat TIK sebagaimana dimaksud dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui pada ayat (1) dilaksanakan melalui sertifikasi. sertifikasi. (3) Alat dan/atau Perangkat Telematika yang (3) Alat dan/atau Perangkat TIK yang digunakan oleh digunakan oleh kapal berbendera asing dari dan ke kapal berbendera asing dari dan ke wilayah wilayah perairan Indonesia dan/atau yang perairan Indonesia dan/atau yang dioperasikan di dioperasikan di wilayah perairan Indonesia, tidak wilayah perairan Indonesia, tidak wajib memenuhi wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). pada ayat (1). (4) Alat dan/atau Perangkat Telematika yang (4) Alat dan/atau Perangkat TIK yang digunakan oleh digunakan oleh pesawat udara sipil asing dari dan pesawat udara sipil asing dari dan ke wilayah udara ke wilayah udara Indonesia dan/atau yang Indonesia dan/atau yang dioperasikan di wilayah dioperasikan di wilayah udara Indonesia, tidak wajib udara Indonesia, tidak wajib memenuhi ketentuan memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada ayat (1). ayat (1). (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai ketentuan teknis (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai ketentuan teknis Alat dan/atau Perangkat Telematika serta Alat Alat dan/atau Perangkat TIK serta Alat dan/atau dan/atau Perangkat Telematika yang sifat dan Perangkat TIK yang sifat dan peruntukannya peruntukannya tertentu sebagaimana dimaksud tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. dengan Peraturan Pemerintah. (6) Penerbitan sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memperhatikan sertifikat yang telah diterbitkan secara internasional oleh lembaga yang berwenang. Bagian Keenam Bagian Keenam Kualitas Layanan Kualitas Layanan Pasal 26 Pasal 26 (1) Penyelenggara Telematika wajib memenuhi standar (1) Penyelenggara TIK wajib memenuhi standar kualitas layanan. minimum kualitas layanan dan ketersediaan layanan sesuai dengan izin yang dimilikinya. (2) Ketentuan mengenai standar kualitas layanan (2) Ketentuan mengenai standar kualitas layanan dan 18
  • 19. ditetapkan oleh Menteri. ketersediaan layanan ditetapkan oleh Menteri. (3) Penyediaan jaringan TIK untuk ketersediaan layanan dilakukan dengan membangun sendiri dan atau memanfaatkan jaringan milik penyelenggara TIK lainnya dengan cara menyewa atau pemanfaatan bersama. BAB VII BAB VII KETENTUAN EKONOMI KETENTUAN EKONOMI Bagian Kesatu Bagian Kesatu Tarif Tarif Bagian Kesatu (prinsip ekonomi) Pasal 27 baru Penyelenggaraan TIK dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip berdayaguna dan berhasilguna dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas. Pasal 27 Pasal 27 (1) Besaran tarif penyelenggaraan telematika (1) Besaran tarif penyelenggaraan TIK ditetapkan oleh ditetapkan oleh penyelenggara telematika penyelenggara TIK berdasarkan formula yang berdasarkan formula yang ditetapkan oleh ditetapkan oleh Pemerintah setelah melalui Pemerintah. pembahasan dan disepakati oleh penyelenggara TIK. (2) Penentuan tarif penyelenggaraan telematika (2) Penentuan tarif penyelenggaraan TIK sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan dimaksud pada ayat (1) berdasarkan prinsip: prinsip: a. adil dan non-diskriminasi; a. adil dan non-diskriminasi; b. berbasis pada biaya; dan b. berbasis pada biaya; dan c. tidak mengandung subsidi silang. c. tidak mengandung subsidi silang. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tarif (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tarif penyelenggaraan telematika diatur dengan penyelenggaraan TIK diatur dengan Peraturan Peraturan Pemerintah. Pemerintah. 19
  • 20. (4) Penentuan tarif penyelenggaraan TIK untuk Kewajiban Pelayanan Universal ditetapkan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi dan kemampuan masyarakat setempat yang penggolonganya ditetapkan oleh pemerintah. Pasal 28 Pasal 28 Note: seluruh isi pasal 28 dihapus. (1) Penyelenggara telematika wajib mempublikasikan (lihat pasal 34) tarif layanannya secara transparan dan mudah diakses oleh Pengguna. (2) Penyelenggara telematika wajib memiliki sistem perekaman dan/atau pencatat penagihan tarif yang tersertifikasi sesuai ketentuan peraturan perUndang-undangan. (3) Penyelenggara telematika wajib memberikan rincian tagihan kepada Pengguna apabila diminta. Bagian Kedua Bagian Kedua Persaingan Usaha Persaingan Usaha Pasal 29 Pasal 29 (1) Setiap penyelenggara telematika dilarang (1) Setiap penyelenggara TIK dilarang melakukan melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya terjadinya praktik monopoli dan persaingan usaha praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. tidak sehat. (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perUndang- sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan dengan memperhatikan karakter spesifik undangan dengan memperhatikan karakter spesifik dari industri Telematika. dari industri TIK. Pasal 30 Pasal 30 Note: seluruh isi pasal 30 dihapus. (1) Setiap penyelenggara telematika dapat melakukan penggabungan, peleburan atau pengambilalihan usaha dengan penyelenggara telematika lainnya. (2) Penggabungan, peleburan atau pengambilalihan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib 20
  • 21. mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Menteri. (3) Penggabungan, peleburan atau pengambilalihan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memperhatikan ketentuan peraturan perUndang- undangan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggabungan, peleburan atau pengambilalihan usaha dalam penyelenggaraan telematika diatur dengan Peraturan Pemerintah. Bagian Ketiga Bagian Ketiga Interkoneksi Konektivitas Pasal 31 Pasal 30 (1) Setiap penyelenggara telematika berhak (1) Setiap penyelenggara TIK wajib menjamin mendapatkan interkoneksi dari penyelenggara interoperabilitas jaringannya dengan penyelenggara telematika lainnya. TIK lainnya. (2) Setiap penyelenggara telematika wajib menjamin (2) Setiap penyelenggara TIK berhak mendapatkan interoperabilitas dengan penyelenggara telematika interkoneksi dari penyelenggara TIK lainnya. lainnya. (3) Setiap penyelenggara telematika wajib (3) Setiap penyelenggara TIK wajib menyediakan menyediakan interkoneksi apabila diminta oleh interkoneksi apabila diminta oleh penyelenggara penyelenggara telematika lainnya. TIK lainnya. (4) Pelaksanaan hak dan kewajiban interkoneksi (4) Pelaksanaan hak dan kewajiban interkoneksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) dilakukan berdasarkan prinsip : ayat (3) dilakukan berdasarkan prinsip : a. apa saja ke apa saja (any-to-any); a. apa saja ke apa saja (any-to-any); b. transparan; b. pengutamaan pelayanan dengan kualitas yang c. non-diskriminasi; memadai. d. persaingan usaha yang sehat; dan c. dampak biaya interkoneksi terhadap tariff e. kerja sama yang saling menguntungkan. kepada masyarakat. d. transparan; e. non-diskriminasi; f. persaingan usaha yang sehat; dan g. kerja sama yang saling menguntungkan. (5) Setiap penyelenggara telematika wajib (5) Setiap penyelenggara TIK wajib mempublikasikan mempublikasikan daftar penawaran interkoneksi daftar penawaran interkoneksi secara terbuka dan 21
  • 22. secara terbuka dan dapat diakses oleh semua dapat diakses oleh semua pihak. pihak. (6) Tarif interkoneksi telematika dihitung berdasarkan (6) Tarif interkoneksi TIK dihitung berdasarkan biaya. biaya. (7) Pemerintah mengawasi pelaksanaan interkoneksi antar penyelenggara TIK. (7) Ketentuan lebih lanjut mengenai interkoneksi (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai interkoneksi TIK telematika diatur dengan Peraturan Pemerintah. diatur dengan Peraturan Pemerintah. Bagian Keempat Bagian Keempat Pemanfaatan Infrastruktur Bersama Pemanfaatan Infrastruktur Bersama Pasal 32 Pasal 32 > menjadi Pasal 31 (1) Setiap penyelenggara telematika wajib (1) Setiap penyelenggara TIK dapat menyediakan menyediakan fasilitas jaringan miliknya untuk fasilitas jaringan miliknya untuk dipakai-bersama dipakai-bersama dengan penyelenggara telematika dengan penyelenggara TIK lainnya. lainnya. (2) Pelaksanaan kewajiban pemakaian bersama (2) Pelaksanaan pemakaian bersama fasilitas jaringan fasilitas jaringan sebagaimana dimaksud pada ayat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan (1) dilakukan berdasarkan prinsip: berdasarkan prinsip: a. terbuka, transparan dan non-diskriminasi; a. terbuka, transparan dan non-diskriminasi; b. pemanfaatan sumber daya secara efisien; b. pemanfaatan sumber daya secara efisien; c. keserasian sistem serta alat dan/atau perangkat c. keserasian sistem serta alat dan/atau perangkat telematika; TIK; d. peningkatan mutu pelayanan; d. peningkatan mutu pelayanan; e. persaingan usaha yang sehat; dan e. tanggung jawab dan pemenuhan kewajiban f. kerjasama yang saling menguntungkan. penyelenggaraan sesuai dengan izin yang dimiliki f. persaingan usaha yang sehat; dan g. kerjasama yang saling menguntungkan. (3) Setiap penyelenggara telematika wajib memberikan (3) Setiap penyelenggara TIK wajib memberikan persyaratan dan penawaran pemakaian bersama persyaratan dan penawaran pemakaian bersama fasilitas jaringan secara terbuka dan dapat diakses fasilitas jaringan secara terbuka dan dapat diakses oleh semua pihak. oleh semua pihak. (4) Tarif pemakaian bersama fasilitas jaringan dihitung Ayat (4) dihapus. berdasarkan biaya. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemakaian (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemakaian bersama fasilitas jaringan diatur dengan Peraturan bersama fasilitas jaringan dibahas dan disepakati 22
  • 23. Pemerintah. bersama oleh Penyelenggara dan dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama. BAB VIII BAB VIII KETENTUAN SOSIAL KETENTUAN SOSIAL Bagian Kesatu Bagian Kesatu Perlindungan Konsumen Perlindungan Konsumen Pasal 33 Pasal 33 > menjadi Pasal 32 (1) Setiap Pengguna mempunyai hak yang sama untuk (1) Setiap Pengguna mempunyai hak yang sama untuk menggunakan layanan Telematika dengan menggunakan layanan TIK dengan memperhatikan memperhatikan ketentuan peraturan perUndang- ketentuan peraturan perUndang-undangan. undangan. (2) Penyelenggara telematika dalam memberikan (2) Penyelenggara TIK dalam memberikan layanannya layanannya wajib menjamin: wajib menjamin: a. perlakuan yang sama bagi semua Pengguna; a. perlakuan yang sama bagi semua Pengguna; b. pemenuhan standar kualitas layanan serta b. pemenuhan standar kualitas layanan serta standar penyediaan sarana dan prasarana; dan standar penyediaan sarana dan prasarana; dan c. kebebasan Pengguna memilih Penyelenggara c. kebebasan Pengguna memilih Penyelenggara Telematika lain untuk pemenuhan kebutuhan TIK lain untuk pemenuhan kebutuhan layanan layanan telematika. TIK. (3) Pengguna berhak mendapatkan layanan Telematika (3) Pengguna berhak mendapatkan layanan TIK sesuai sesuai dengan informasi mengenai kualitas dan dengan informasi mengenai kualitas dan harga harga yang ditawarkan oleh Penyelenggara yang ditawarkan oleh Penyelenggara TIK. Telematika. (4) Setiap Penyelenggara Telematika dalam (4) Setiap Penyelenggara TIK dalam memberikan memberikan layanan wajib memberikan informasi layanan wajib memberikan informasi yang lengkap yang lengkap dan transparan mengenai layanan dan transparan mengenai layanan yang diberikan. yang diberikan. (5) Ketentuan berlangganan antara Penyelenggara (5) Ketentuan berlangganan antara Penyelenggara TIK Telematika dan Pengguna harus jelas dan dan Pengguna harus jelas dan transparan. transparan. (6) Pengguna dapat mengajukan keluhan kepada (6) Pengguna dapat mengajukan keluhan kepada Penyelenggara atas layanan Telematika. Penyelenggara atas layanan TIK. (7) Penyelenggara Telematika wajib menyelesaikan (7) Penyelenggara TIK wajib menyelesaikan keluhan keluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) sebagaimana dimaksud pada ayat (6) sesuai sesuai standar pelayanan penyelesaian keluhan. standar pelayanan penyelesaian keluhan. (8) Ketentuan mengenai standar pelayanan (8) Ketentuan mengenai standar pelayanan 23
  • 24. penyelesaian keluhan sebagaimana dimaksud pada penyelesaian keluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diatur dengan Peraturan Pemerintah. ayat (7) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 34 Pasal 34 > menjadi Pasal 33 (1) Penyelenggara Telematika wajib (1) Penyelenggara TIK wajib mencatat/merekam secara mencatat/merekam secara rinci pemakaian layanan rinci pemakaian layanan TIK yang digunakan oleh Telematika yang digunakan oleh Pengguna. Pengguna. (2) Penyelenggara Telematika wajib memberikan (2) Penyelenggara TIK wajib memberikan catatan/rekaman pemakaian layanan Telematika catatan/rekaman pemakaian layanan TIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai permintaan Pengguna. permintaan Pengguna. (3) Menteri melakukan pengecekan keakuratan (3) Menteri melakukan pengecekan keakuratan pencatatan/perekaman pemakaian layanan pencatatan/perekaman pemakaian layanan TIK. Telematika. (4) Ketentuan mengenai pencatatan/perekaman (4) Ketentuan mengenai pencatatan/perekaman pemakaian layanan Telematika sebagaimana pemakaian layanan TIK sebagaimana dimaksud dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pemerintah. (5) Kewajiban mencatat/merekam pemakaian layanan TIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak terjadinya layanan. Pasal 35 Pasal 35 > menjadi Pasal 34 (1) Pihak-pihak yang dirugikan berhak mengajukan (1) Pihak-pihak yang dirugikan berhak mengajukan tuntutan ganti rugi kepada Penyelenggara tuntutan ganti rugi kepada Penyelenggara TIK atas Telematika atas kesalahan dan/atau kelalaian kesalahan dan/atau kelalaian Penyelenggaraan TIK Penyelenggaraan Telematika yang menimbulkan yang menimbulkan kerugian sesuai ketentuan kerugian sesuai ketentuan peraturan perUndang- peraturan perUndang-undangan. undangan. (2) Penyelenggara Telematika wajib memberikan ganti (2) Penyelenggara TIK wajib memberikan ganti rugi rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali Penyelenggara Telematika dapat membuktikan Penyelenggara TIK dapat membuktikan bahwa bahwa kerugian tersebut bukan diakibatkan oleh kerugian tersebut bukan diakibatkan oleh kesalahan kesalahan dan/atau kelalaiannya. dan/atau kelalaiannya. 24
  • 25. (3) Kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah kerugian langsung yang diderita oleh pelanggan/pengguna TIK atas kesalahan atau kelalaian penyelenggara TIK. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengajuan dan penyelesaian ganti rugi diatur pengajuan dan penyelesaian ganti rugi diatur dengan Peraturan Pemerintah. dengan Peraturan Pemerintah. Bagian Kedua Bagian Kedua Layanan yang Diutamakan Layanan yang Diutamakan Pasal 36 Pasal 36 > menjadi Pasal 35 (1) Setiap penyelenggara Telematika wajib memberikan (1) Setiap penyelenggara TIK wajib memberikan layanan yang diutamakan untuk pengiriman, layanan yang diutamakan untuk pengiriman, penyaluran, dan penyampaian informasi yang penyaluran, dan penyampaian informasi yang memuat: memuat: a. pertahanan dan keamanan nasional; a. pertahanan dan keamanan nasional; b. keselamatan jiwa manusia dan harta benda; b. keselamatan jiwa manusia dan harta benda; c. bencana alam; c. bencana alam; d. marabahaya; dan/atau d. marabahaya; dan/atau e. wabah penyakit. e. wabah penyakit. (2) Untuk menunjang layanan yang diutamakan (2) Untuk menunjang layanan yang diutamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara Telematika wajib untuk membangun Penyelenggara TIK wajib untuk membangun dan/atau memperbaiki fasilitas Telematika. dan/atau memperbaiki fasilitas TIK. Bagian Ketiga Bagian Ketiga Layanan yang Dilarang Layanan yang Dilarang Pasal 37 Pasal 37 > menjadi Pasal 36 Penyelenggara Telematika dilarang menyediakan Penyelenggara TIK dilarang menyediakan dan/atau dan/atau menyalurkan layanan yang bertentangan menyalurkan layanan yang bertentangan dengan dengan kepentingan umum, kesusilaan, keamanan, kepentingan umum, kesusilaan, keamanan, dan/atau dan/atau ketertiban umum. ketertiban umum. Bagian Keempat Bagian Keempat Kewajiban Pelayanan Universal Kewajiban Pelayanan Universal 25
  • 26. Pasal 38 Pasal 38 > menjadi Pasal 37 (1) Pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Universal (1) Pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Universal menjadi tanggung jawab Pemerintah. menjadi tanggung jawab Pemerintah. (2) Penyelenggara Telematika wajib memberikan dana (2) Penyelenggara TIK wajib memberikan dana kontribusi dalam pelaksanaan Kewajiban Pelayanan kontribusi dalam pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Universal yang besarannya diambil dari persentase Universal yang besarannya diambil dari persentase pendapatan sesuai ketentuan peraturan pendapatan sesuai ketentuan peraturan perUndang-undangan. perUndang-undangan. (3) Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Universal (3) Penyelenggara Kewajiban Pelayanan Universal dilakukan secara terbuka dan transparan. ditetapkan oleh Pemerintah melalui pelelangan yang diikuti oleh Penyelenggara TIK, atau pihak lainnya di luar Penyelenggara TIK (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal, besaran Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal, besaran kontribusi dari Penyelenggara Telematika, kontribusi dari Penyelenggara TIK, pengelolaan pengelolaan dana kontribusi serta skema dana kontribusi serta skema pelaksanaan pelaksanaan ditetapkan dengan Peraturan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Pemerintah. (5) Kewajiban memberikan dana kontribusi sebagaimana dimaksud ayat 2 tidak berlaku bagi penyelenggaraan dengan ijin bebas dan penyelenggara TIK dengan besaran pendapatan tertentu. (6) Dana kontribusi penyelenggaraan kewajiban pelayanan universal merupakan dana titipan dari penyelenggara TIK kepada pemerintah dan digunakan untuk pembangunan sektor TIK. (7) Seleksi Penyelenggara Kewajiban Pelayanan Universal dilakukan secara terbuka dan transparan. BAB IX BAB IX BADAN REGULASI BADAN REGULASI Pasal 39 Pasal 39 > menjadi Pasal 38 (1) Menteri dapat melimpahkan fungsi pengaturan, (1) Fungsi pengaturan, pengawasan, dan pengendalian pengawasan, dan pengendalian kepada Badan dilimpahkan kepada Badan Regulasi. 26
  • 27. Regulasi guna menumbuhkembangkan industri Telematika. (2) Badan Regulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Badan Regulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada prinsip keterbukaan, (1) didasarkan pada prinsip independensi, transparansi, keadilan, dan non-diskriminasi dalam keterbukaan, transparansi, keadilan, dan non- melaksanakan fungsi pengaturan, pengawasan, dan diskriminasi dalam melaksanakan fungsi pengendalian terhadap Penyelenggaraan pengaturan, pengawasan, dan pengendalian Telematika. terhadap Penyelenggaraan TIK. (3) Badan Regulasi terdiri atas komite regulasi dan (3) Badan Regulasi sebagaimana mana dimaksud pada Pemerintah. ayat 1 terdiri atas Komisi Penyiaran Indonesia dan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia. (4) Badan Regulasi dipimpin oleh seorang Ketua (4) Badan Regulasi dipimpin oleh seorang Ketua merangkap anggota yang berasal dari unsur merangkap anggota yang berasal dari unsur Pemerintah dan seorang Wakil Ketua merangkap Pemerintah dan seorang Wakil Ketua merangkap anggota yang berasal dari unsur masyarakat. anggota yang berasal dari unsur masyarakat. (5) Ketua dan Wakil Ketua Badan Regulasi (5) Ketua dan Wakil Ketua Badan Regulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dipilih dalam sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dipilih dalam rapat pleno komite regulasi dan ditetapkan oleh rapat pleno komite regulasi dan ditetapkan oleh Menteri. Presiden dan bertanggung jawab kepada presiden. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Regulasi (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Regulasi diatur dengan Peraturan Menteri. diatur dengan Peraturan Menteri. BAB X BAB X KEPENTINGAN NASIONAL KEPENTINGAN NASIONAL Bagian Kesatu Bagian Kesatu Pengamanan Pengamanan Pasal 40 Pasal 40 > menjadi Pasal 39 (1) Kepentingan pertahanan dan keamanan nasional (1) Kepentingan pertahanan dan keamanan nasional perlu dilindungi dalam kegiatan Penyelenggaraan perlu dilindungi dalam kegiatan Penyelenggaraan Telematika oleh semua Penyelenggara Telematika. TIK oleh semua Penyelenggara TIK. (2) Penyelenggara Telematika wajib menjaga integritas, (2) Penyelenggara TIK wajib menjaga integritas, ketersediaan dan kerahasiaan dari sumber daya ketersediaan dan kerahasiaan dari sumber daya sistem informasi/konten dari Pengguna yang sistem informasi/konten dari Pengguna yang diproses, diteruskan, didistribusikan atau mengalami diproses, diteruskan, didistribusikan atau mengalami bentuk pengolahan lainnya melalui fasilitas bentuk pengolahan lainnya melalui jaringan dan Penyelenggara Telematika sesuai dengan fasilitas Penyelenggara TIK sesuai dengan persyaratan minimum yang ditetapkan oleh Menteri. persyaratan minimum yang ditetapkan oleh Menteri. 27
  • 28. (3) Penyelenggara Telematika harus memenuhi semua (3) Penyelenggara TIK harus memenuhi semua persyaratan yang terkait dengan peraturan persyaratan yang terkait dengan peraturan keamanan sesuai ketentuan peraturan perUndang- keamanan sesuai ketentuan peraturan perUndang- undangan. undangan. Pasal 41 Pasal 41 > menjadi Pasal 40 (1) Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang (1) Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan gangguan fisik dan dapat menimbulkan gangguan fisik dan elektromagnetik terhadap Penyelenggaraan elektromagnetik terhadap Penyelenggaraan TIK. Telematika. (2) Setiap orang dilarang melakukan perbuatan (2) Setiap orang dilarang melakukan perbuatan pencurian informasi dan/atau data Pengguna pencurian informasi dan/atau data Pengguna layanan Telematika. layanan TIK. (3) Setiap orang dilarang melakukan perbuatan (3) Setiap orang dilarang melakukan perbuatan memasuki, mengubah dan/atau merusak layanan memasuki, mengubah dan/atau merusak layanan Penyelenggaraan Telematika. Penyelenggaraan TIK. Pasal 42 Pasal 42 > menjadi Pasal 41 (1) Penyelenggara Telematika wajib melakukan (1) Penyelenggara TIK wajib melakukan pengamanan pengamanan dan perlindungan terhadap instalasi dan perlindungan terhadap instalasi dalam jaringan dalam jaringan Telematika yang digunakan untuk TIK yang digunakan untuk penyelenggaraan TIK. penyelenggaraan Telematika. (2) Ketentuan mengenai pengamanan dan (2) Ketentuan mengenai pengamanan dan perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. diatur dengan Peraturan Pemerintah. Bagian Kedua Bagian Kedua Kerahasiaan Informasi dalam Penyelenggaraan Kerahasiaan Informasi dalam Penyelenggaraan Telematika TIK Pasal 43 Pasal 43 > menjadi Pasal 42 (1) Penyelenggara Telematika wajib merahasiakan (1) Penyelenggara TIK wajib merahasiakan informasi informasi yang dikirim dan/atau diterima oleh yang dikirim dan/atau diterima oleh Pengguna Pengguna layanan Telematika melalui jaringan layanan TIK melalui jaringan TIK yang Telematika yang diselenggarakannya. diselenggarakannya. (2) Penyelenggara Telematika yang tidak mematuhi (2) Penyelenggara TIK yang tidak mematuhi ketentuan 28