SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 13
SISTEMATIKA PENULIASAN KARYA 
ILMIAH 
Disusun oleh : 
Iqbal Aditya M (13112761) 
Yoga Ari Kumoro (17112817) 
Restina Hotni Ganda N. (16112150) 
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI 
UNIVERSITAS GUNADARMA 
2014/2015 
BAB I
PENDAHULUAN 
1.1. Latar Belakang 
Negara Zaire menjadi perhatian dunia karena disana banyak penderita meninggal 
akibat serangan Demam Berdarah Ebola (DBE). DBE disebabkan oleh semacam 
virus ganas yang relatif baru, yaitu virus Ebola. Virus ini sudah disolasi sejak tahun 
1967 dari penderita-penderita di Jerman dan Yugoslavia, yang kemudian ternyata 
terinfeksi dari monyet yang berasal dari Uganda. Nama Ebola diambil dari nama 
sebuah sungai di Zaire asal virus tersebut diisolasi pertama kali. Beberapa negara 
di Afrika juga pernah terserang Demam Berdarah Ebola. Kekhawatiran muncul bila 
virus ini menular ke negara lain yang dimungkinkan oleh sistem transportasi yang 
serba canggih. 
Di Kongo Barat Laut 5000 ekor gorila mati akibat terinfeksi virus Ebola, yang 
memusnahkan hampir separuh populasi hewan yang terancam punah. Simpanse 
juga banyak yang mati akibat virus ini. Para ahli menyatakan bahwa virus Ebola 
yang sangat menular ini terutama tersebar melalui kontak antar kelompok gorila 
dan simpanse, bahkan manusia juga bisa terinfeksi oleh virus Ebola. Virus ini 
pertama kali ditemukan tahun 1976 di Kongo, dan sejauh ini hanya ditemukan di 
Afrika saja. Wabah virus Ebola terakhir di Uganda pada Oktober 2000, ketika 173 
orang meninggal dan total 426 orang terdiagnosis mengidap virus itu di Uganda 
bagian utara. Penularan virus Ebola hanya terjadi melalui kontak langsung dengan 
darah atau cairan tubuh. Kebanyakan orang yang terinfeksi virus ini akan 
meninggal dunia, karena sampai sekarang virus ini belum ditemukan vaksin yang 
bisa mencegah infeksi oleh virus ini. 
Di Tiongkok jumlah korban penyakit misterius yang baru-baru ini melanda Propinsi 
Sichuan, telah mencapai 163 kasus, dimana 32 korban meninggal dan 27 dalam 
keadaan kritis. Gejala-gejala penyakit tersebut telah menimbulkan dugaan di 
kalangan para ahli, bahwa virus Ebola merupakan penyebabnya (Yun, Y, 
www.asianresearch.org). 
WHO menyatakan lebih dari 1.000 orang meninggal karena Ebola sejak virus itu 
pertama kali teridentifikasi pada 1976 di Sudan dan Kongo. Bisaanya wabah bisa 
diatasi dengan cepat karena virus ini membunuh korbannya lebih cepat sebelum
menular ke individu lain. Sampai saat ini, tercatat sekitar 1.500 kasus demam akibat 
virus Ebola terjadi di seluruh dunia. Gejala awal sakit akibat virus ini antara lain 
berupa demam, sakit kepala, tenggorokan kering, lemas, pilu otot, diare, dan sakit 
perut. 
Di Indonesia, sampai dengan saat ini belum ada yang dilaporkan terinfeksi oleh 
virus Ebola. Akan tetapi, dengan kemajuan sistem transfortasi pada saat ini, tidak 
menutup kemungkinan virus Ebola bisa mewabah di Indonesia. Untuk itu, 
diperlukan usaha pencegahan yang bisa diterapkan untuk mencegah masuknya 
virus Ebola di Indonesia mengingat virus ini sangat mudah menular dan sangat 
mematikan karena sampai sekarang belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah 
infeksi oleh virus Ebola. 
1.2. Rumusan Masalah 
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas 
pada makalah ini adalah ciri-ciri dan struktur virus Ebola, cara mendeteksi virus 
Ebola, gejala demam Ebola, cara penularan virus Ebola, upaya pencegahan, upaya 
pengobatan dan rehabilitasi bagi mantan penderita demam Ebola. 
1.3. Tujuan 
Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui 
ciri-ciri dan struktur virus Ebola, cara mendeteksi virus Ebola, gejala demam 
Ebola, cara penularan virus Ebola, upaya pencegahan, upaya pengobatan dan 
rehabilitasi bagi mantan penderita demam Ebola. 
1.4. Manfaat 
Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan makalah ini adalah menambah 
pengetahuan pembaca mengenai penyakit demam ebola, mulai dari ciri-ciri dan 
struktur virus Ebola, cara mendeteksi virus Ebola, gejala demam Ebola, cara 
penularan virus Ebola, upaya pencegahan, upaya pengobatan dan rehabilitasi bagi 
mantan penderita demam Ebola.
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1. Ciri-Ciri dan Struktur Virus Ebola 
Demam Berdarah Ebola (Demam Hemorrhagic) adalah penyakit disebabkan oleh 
suatu virus yang termasuk kedalam keluarga Filoviridae. Para ilmuwan sudah 
mengidentifikasi empat jenis virus Ebola. Tiga telah dilaporkan dapat 
menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu virus Ebola Zaire, virus Ebola Sudan, 
dan virus Ebola Ivory. Virus-virus ini telah menyebabkan penyakit pada manusia 
di negara-negara Afrika. Jenis keempat dari virus Ebola ini yaitu virus Ebola 
Reston, yang ditemukan Reston, Virginia Amerika Serikat. Ternyata virus ini tidak 
menyebabkan penyakit pada manusia. Subtipe ini ditemukan pada sejenis monyet 
macaca yang didatangkan dari Filipina. 
Virus Ebola termasuk kedalam genus Ebolavirus, familia Filoviridae yang 
merupakan salah satu daripada dua kumpulan virus RNA benang-negatif. Virus Filo 
mempunyai bentuk biologi seperti morfologi, kepadatan, dan profile 
elektrophoresis gel polyacrylamide. Virus ini telah dikelaskan kepada virus 
paramyxo dengan menggunakan kaedah urutan DNA. Familia Filovir idae memiliki 
garis tengah 800 nm, dan pajang mecapai 1000 nm. 
Virus Ebola mengandung molekul lurus, bebenang RNA negatif, yang tidak 
bersendi. Semua genome virus Filo mempunyai ciri-ciri serupa, dan mempunyai 
banyak sisa adenosine dan uridine. Gen virus Ebola mengandung transkrip urutan 
tetap pada 3′ dan transkrip urutan terakhir pada 5′. Perbedaan di antara virus Ebola 
dan virus Marburg adalah, virus Ebola menunjukkan tiga penumpukan yang 
berselang di antara turutan antara-gen (intergenetic) sementara virus Marburg 
hanya mempunyai satu penumpukan yang kedudukannya berbeda dengan virus 
Ebola. Virus Filo secara morfologi menyerupai bentuk virus rhabdo, akan tetapi 
virus Filo mempunyai ukuran yang lebih panjang. Apabila dilihat dengan 
menggunakan mikroskop elektron, bentuk virus Filo seperti berfilament (berbenang
halus), atau kelihatan bercabang. Terdapat juga virus yang berbentuk "U", "b" dan 
berbentuk bundar. 
Virus Ebola terdiri dari tujuh polypeptida diantaranya RNA genome ca. 19.0 kb, 
yang mencakup Glycoprotein (GP), Nucleoprotein (NP), RNA-DEPENDENT 
RNA Polymerase (L), VP35, VP30, VP40, dan VP24. 
2.2. Cara Mendeteksi Virus Ebola 
Untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus Ebola, dapat dilakukan 
pengujian antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), IgG 
ELISA, polymerase chain reaction (PCR), dan mengisolasi virus Ebola yang bisa 
dilakukan untuk mengetahui adanya virus Ebola dalam tubuh manusia (Olson, 
www.ualr.edu). 
Mendeteksi penyebab penyakit cacar air (small pox), Anthrax, dan Virus Ebola, 
pada saat ini bisa dilakukan dengan mudah, dan hasil identifikasinya dapat langsung 
disebarluaskan melalui jaringan telepon genggam. Teknologi yang dikembangka n 
Fraunhofer Institute for Silicon Teknologi, sebuah perusahaan inovasi teknologi
mikrobiologi dan mikrokomputer dari Jerman ini menyebutnya dengan 
eBiochipstick. Alat ini cukup mengambil DNA atau bagian tubuh atau benda yang 
diduga terinfeksi bakteri, lalu dimasukkan sebuah kotak seukuran tv 10 inc 
(eBiochip Adaptor). Instrumen yang bekerja dengan bantuan komputer portabel ini, 
dengan mudah kemudian mendeteksi kadar virus, racun, bakteri, atau patogen, yang 
telah menjangkiti tubuh manusia, atau hewan. Alat ini diberi nama, eBiochip 
System Portable Instrument. Alat ini dengan cepat akan mendeteksi jenis spora, dan 
mendeteksi virus Ebola lewat perangkat eBiochipstick. Alat untuk mendeteksi dan 
menganalisis jenis bakteri, virus, atau racun berbahaya dalam tubuh manusia cukup 
dengan sebuah chip seukuran disket HDD yang tebalnya tak lebih dari koin Rp 
500,- dan mengurai protein dengan analisis akurat. 
Berdasarkan data departemen ketahanan biologi Amerika, stidaknya ada tujuh 
jenis racun, bakteri patogenik yang bisa dideteksi alat ini. Selain bakteri antrax dan 
smal pox (cacar air), eBiochip ini juga bisa mendeteksi plague, hepatitis C, 
tularemia, brucellus, Q-fever, dan virus Ebola (virale hemorhagic fever). Bahkan 
bakteri penyakit anthrax yang sporanya bisa bertahan hingga di atas 40 tahun pun 
masih bisa dideteksi oleh alat ini. Kadar infeksi bakteri penyakit yang bisa menular 
ke manusia ini dengan dini bisa dideteksi dan diurai kadar racunnya (Sriwijaya Post, 
Mendeteksi Virus Ebola Lewat Telepon Genggam, 2006). 
2.3. Gejala Demam Ebola 
Sepanjang masa inkubasi (gejala awal), yang dapat berlangsung selama 1-3 
minggu, gejala demam ebola meliputi: radang sendi, sakit punggung, diare, 
kelelahan, sakit kepala, rasa tidak enak badan, kerongkongan terasa sangat sakit, 
dan muntah-muntah. Sedangkan pada gejala akhir, demam ebola dapat menujukka n 
gejala seperti: gatal-gatal, pendarahan dari mata, telinga, dan hidung, pendarahan 
dari mulut dan dubur (pendarahan gastrointestinal), radang pada mata 
(conjunctivitis), bengkak pada organ genital (labia dan kantung buah pelir 
(scrotum)), keluarnya darah melalui permukaan kulit (hemorrhagic), rongga 
atas mulut terlihat memerah, pingsan, kegagalan fungsi hati, dan mata menjadi 
gelap. (Robertus S.W dan Tony H). Gejala lain yang kerap ditunjukkan oleh orang
yang terinfeksi Ebola adalah bintik-bintik merah di kulit, mata merah, dan mata 
berdarah. 
Tapi dalam wabah terbaru di Uganda, pasien meninggal dengan gejala demam dan 
muntah. Gejala yang bisaanya tidak terlihat pada pasien ebola inilah yang membuat 
WHO menjadi khawatir. Hal itu menjadi tanda munculnya strain baru virus Ebola 
yang mematikan. Bentuk baru virus Ebola itu terdeteksi dalam sebuah wabah di 
Uganda bagian barat. Dalam waktu kurun dari sebulan, strain tak dikenal itu telah 
menewaskan 18 orang (Koran Tempo, 2007). 
Sebanyak 90 persen pasien yang terserang virus Ebola meninggal, artinya hanya 10 
persen saja pasien yang terinfeksi virus Ebola yang dapat selamat. Secara umum 
kematian pasien yang terinfeksi Ebola disebabkan karena tekanan psikologis, dan 
sedikit kematian yang diakibatkan akibat kekurangan darah. 
2.4. Cara Penularan Virus Ebola 
Virus Ebola adalah virus yang dapat menyebar dengan sangat cepat dan dapat 
menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak disterilkan atau melakukan 
kontak dengan seseorang yang terkena infeksi atau mayat orang yang sudah 
meningggal karena terserang Virus Ebola. 
Cara infeksi virus Ebola dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut. Pertama, 
sekitar satu minggu setelah infeksi atau peradangan, virus mulai menyerang darah 
dan sel hati. Kedua, penyakit akan menyebar secara cepat keseluruh tubuh, virus 
akan menghancurkan organ atau bagian tubuh yang penting seperti hati dan ginjal. 
Ketiga, infeksi virus Ebola akan menyebabkan atau mendorong terjadinya 
pendarahan internal secara besar-besaran (masive). Keempat, Virus Ebola akan
menghambal kerja sistem pernapasan, yang dapat menyebabkan kematian seketika 
pada pasien. Cara penularan atau infeksi virus Ebola pada manusia, dapat dilihat 
pada Gambar 5. 
Gambar 5. Mekanisme Infeksi Virus Ebola 
(Sumber: www. images.encarta.msn.com) 
2.5. Upaya Pencegahan 
Tim peneliti dari Amerika dan Kanada yang dipimpin Dr Anthony Sanchez 
melaporkan perkembangan tentang virus Ebola dalam pertemuan ke-162 
Komunitas Mikrobiologi Umum yang digelar di gedung Pusat Konferensi 
Internasional Edinburgh. Menurut Sanchez, dengan pola transportasi perjalanan 
lintas benua dan pariwisata yang berkembang demikian pesat beberapa waktu 
terakhir telah membuat virus Ebola menyebar dari tempat paling terasing ke seluruh 
belahan di dunia. Utnuk itu diperlukan upaya pencegahan yang bisa meminima lk a n 
meluasnya wabah penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola. 
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari agar tidak tertular oleh 
virus Ebola, antara lain: menghindari area yang terkena serangan virus Ebola, tidak 
melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit virus Ebola, dan 
mengggunakan perlengkapan khusus seperti baju yang bisaa digunakan di 
Laboratorium yang fungsinya menghindari penularan oleh virus Ebola. Dengan 
demikian, diharapkan kontaminasi yang bisa disebabkan oleh virus Ebola dapat di 
hindari. Selain itu, mayat para korban yang meninggal akibat virus Ebola harus
dimusnahkan karena penyebaran utama virus ini melalui darah, yang menyebabkan 
para dokter yang terkena darah dari pasien yang terinfeksi, akan mengalami 
kematian seperti yang terjadi di Afrika. 
Menon-aktifkan virus Ebola dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang 
bisaa dilakukan yaitu dengan penggunaan sinar Ultra violet dan radiasi sinar gama, 
penyemprotan formalin dengan konsentrasi 1%, beta-propiolactone, dan 
disinfektan phenolic dan pelarut lipid-deoxycholate dan ether. 
Gambar 6. Penyemprotan Disinfektan di Tempat Isolasi Pasien Demam Ebola 
Sumber: www.stanford.edu 
Gambar 7. Staf Medis dari Organisasi Dokter Tanpa Batas (MSF) Merawat 
Seorang Pasien yang Diduga Terjangkit Virus Ebola di Kongo
2.6. Pengobatan 
Sampai dengan saat ini, belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi 
oleh virus Ebola. Akan tetapi sekarang sedang di kembangkan pembuatan vaksin 
yang akan diujikan kepada manusia untuk pertama kalinya adalah vaksin yang 
sudah memasuki fase uji-klinis. Menurut Sanchez, infeksi virus Ebola di dalam 
tubuh manusia memang bisa sangat mematikan, tapi monyet berhasil selamat dari 
infeksi virus tersebut dan ini bisa menjadi contoh yang sangat bermanfaat bagi uji-coba 
terhadap binatang. Pengujian vaksin Ebola dengan menggunakan primata 
memberikan perkembangan yang menjanjikan bagi hadirnya vaksin pelindung 
(www.mediaindonesia.com). 
Ada beberapa hal yang menyebabkan penyebaran penyakit Ebola (Demam 
Berdarah Ebola) sangat dikhawatirkan, antara lain: 
1. Serangannya muncul secara sangat mendadak 
2. Gejala-gejala klinik sangat berat. 
3. Menimbulkan kematian dalam waktu yang sangat singkat. 
4. Angka kematiannya sangat tinggi yaitu 90-92% dari jumlah penderita. 
Karena Virus Ebola mampu berpindah dari penderita ke orang lain, sehingga 
transportasi sangat mendukung kemungkinan penyebarannya ke berbagai bagian 
dunia dalam waktu yang sangat singkat. 
Belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan Demam Berdarah Ebola. 
Vaksin Demam Berdarah Ebola (DBE) hingga kini belum dapat dibuat (Sumber: 
Halim, M). 
2.7. Rehabilitasi 
Rehabilitasi bagi mantan penderita akibat terinfeksi virus Ebola bisa dilakukan 
dengan tidak mengasingkan para penderita. Karena menurut para ahli, sebagian 
besar kematian yang disebabkan oleh virus Ebola di sebabkan oleh adanya tekana 
secara psikologis. Apabila kita mengasingkan dan menjauhi para penderita atau 
mantan penderita virus Ebola, justru hal ini akan semakin memperburuk kondisi 
kesehatan penderita tersebut. Untuk itulah diperlukan upaya rehabilitasi yang 
intensif terhadap para penderita virus Ebola agar kondisi fisik dan psikologisnya 
tetap stabil, sehingga akan memberikan motivasi kepada pasien tersebut untuk
secepatnya bisa sembuh dari penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola. Akan 
tetapi, proses rehabilitasi ini tentunya harus dilakukan secara hati-hati dan lebih 
waspada, mengingat virus Ebola bisa menular dengan sangat cepat dari penderita 
kepada orang lain melalui kontak. Rehabilitasi juga sebaiknya dilakukan di tempat 
yang benar-benar steril, atau pada ruang isolasi khusus sehingga bisa mengurangi 
kontaminasi yang bisa disebabkan oleh virus Ebola.
BAB III 
PENUTUP 
3.1. Kesimpulan 
Demam Berdarah Ebola ( Demam Hemorrhagic) adalah penyakit disebabkan 
oleh suatu virus yang termasuk kedalam genus Ebolavirus, keluarga Filoviridae. 
Ada empat jenis virus Ebola, yaitu virus Ebola-Zaire, virus Ebola-Sudan, virus 
Ebola-Ivory dan virus Ebola Reston. Untuk mendeteksi virus Ebola, dapat 
dilakukan pengujian antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay 
(ELISA), IgG ELISA, polymerase chain reaction (PCR). 
Gejala demam ebola meliputi: radang sendi, sakit punggung, diare, kelelahan, 
sakit kepala, rasa tidak enak badan, kerongkongan terasa sangat sakit, dan muntah-muntah. 
Pada gejala akhir, demam ebola dapat menujukkan gejala seperti: gatal-gatal, 
pendarahan dari mata, telinga, dan hidung, pendarahan dari mulut dan dubur 
(pendarahan gastrointestinal), radang pada mata (conjunctivitis), bengkak pada 
organ genital (labia dan kantung buah pelir (scrotum)), keluarnya darah melalui 
permukaan kulit (hemorrhagic). 
Virus Ebola dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak 
disterilkan atau melakukan kontak dengan seseorang yang terkena infeksi atau 
mayat orang yang sudah meningggal karena terserang virus Ebola. Upaya 
pencegahan dapat dilakukan dengan: menghindari area yang terkena serangan virus 
Ebola, tidak melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit virus 
Ebola. Sampai dengan saat ini, belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi 
oleh virus Ebola. 
3.2. Saran 
Meskipun sampai dengan saat ini belum ada laporang tentang adanya penyakit 
yang disebabkan oleh virus Ebola, akan tetapi hendaknya kita selalu waspada 
terhadap virus Ebola mengingat virus ini sangat cepat menular, dapat dengan cepat 
menyebabkan kematian, dan sampai saat ini masih belum ditemukan vaksin yang 
bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola.
Daftar Pustaka 
Alek, 2000. http://www.bozz.com, diakses 2 April 2008. 
Brooks, G.F, Bustel, J.S, and Ornston, L.N. Tanpa tahun. Mikrobiologi 
Kedokteran. Terjemahan oleh Nugroho, E dan Maulany, R.F. 1996. Penerbit Buku 
Kedokteran (EGC). 
Halim, M. Suplement Vol 26 No.3 Juli-September 2005. 
http://www.harianterbit.com, diakses 2 April 2008. 
Olson, http://www.ualr.edu, diakses 2 April 2008. 
Robertus S.W &Tony H, http://mikrobia.wordpress.com, diakses 2 April 2008. 
Schnurrenberger, P.R. and Hubbert, W.T. Tanpa tahun. Ikhtisar Zoonosis. 
Terjemahan oleh Molyono, E. 1991. Penerbit ITB Bandung. 
Sunarto, http://www.wikimu.com/News, diakses 2 April 2008. 
Yun, Y. 2004 http://www.asianresearch.org/articles, diakses 2 April 2008. 
Zintzen. P, 2007. http://www.suarapembaruan.com/News, diakses 2 April 2008. 
Koran Tempo, Desember 2007. Penelitian Pengobatan Ebola dan Marburg. 
Sriwijaya Post, Sabtu, 8 April 2006. Mendeteksi Virus Ebola Lewat Telepon 
Genggam. hlm 17

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt? (17)

Peranan virus dalam kehidupan 2
Peranan virus dalam kehidupan 2Peranan virus dalam kehidupan 2
Peranan virus dalam kehidupan 2
 
Virus hewan dan tumbuhan
Virus hewan dan tumbuhanVirus hewan dan tumbuhan
Virus hewan dan tumbuhan
 
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteri
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteriVektor penyakit virus, riketsia, dan bakteri
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteri
 
Ini adalah fakta tentang nyamuk
Ini adalah fakta tentang nyamukIni adalah fakta tentang nyamuk
Ini adalah fakta tentang nyamuk
 
Bab 2 virus
Bab 2 virusBab 2 virus
Bab 2 virus
 
Bab 2 virus
Bab 2 virus Bab 2 virus
Bab 2 virus
 
Data auvar !!!
Data auvar !!!Data auvar !!!
Data auvar !!!
 
Epidemiologi penyakit-menular
Epidemiologi penyakit-menularEpidemiologi penyakit-menular
Epidemiologi penyakit-menular
 
Virus bagian 2
Virus bagian 2Virus bagian 2
Virus bagian 2
 
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) PenyakitSemoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
 
Mengenal evd
Mengenal evdMengenal evd
Mengenal evd
 
Makalah malaria fatin
Makalah malaria fatinMakalah malaria fatin
Makalah malaria fatin
 
Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2
 
Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Makalah Rabies
Makalah RabiesMakalah Rabies
Makalah Rabies
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 

Ähnlich wie EBOLA PENYAKIT

pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptxpdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx9BGitaSherinaSimanju
 
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptxpdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx9BGitaSherinaSimanju
 
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular EbolaBAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular EbolaNajMah Usman
 
VIROLOGI DAN IMUNOLOGI.pptx
VIROLOGI DAN IMUNOLOGI.pptxVIROLOGI DAN IMUNOLOGI.pptx
VIROLOGI DAN IMUNOLOGI.pptxbahrun14
 
environment pollution topic 1-public health
environment pollution topic 1-public healthenvironment pollution topic 1-public health
environment pollution topic 1-public healthNatalie Ulza
 
Virologi. bag 1
Virologi.  bag 1Virologi.  bag 1
Virologi. bag 1tristyanto
 
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...AlbarFirdaus
 
Peranan virus dalam kehidupan manusia
Peranan virus dalam kehidupan manusiaPeranan virus dalam kehidupan manusia
Peranan virus dalam kehidupan manusiaTiarahudhaIl
 
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014Ditjen P2P Kemenkes
 
Presentasi Biologi Virus
Presentasi Biologi VirusPresentasi Biologi Virus
Presentasi Biologi VirusBunga Bunga
 

Ähnlich wie EBOLA PENYAKIT (20)

tragedi bhopal
tragedi bhopaltragedi bhopal
tragedi bhopal
 
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptxpdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
 
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptxpdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
 
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular EbolaBAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
 
VIROLOGI DAN IMUNOLOGI.pptx
VIROLOGI DAN IMUNOLOGI.pptxVIROLOGI DAN IMUNOLOGI.pptx
VIROLOGI DAN IMUNOLOGI.pptx
 
Wabah ebola
Wabah ebolaWabah ebola
Wabah ebola
 
Mengenal evd
Mengenal evdMengenal evd
Mengenal evd
 
Ebola PPT
Ebola PPTEbola PPT
Ebola PPT
 
Artikel protozoa
Artikel protozoaArtikel protozoa
Artikel protozoa
 
environment pollution topic 1-public health
environment pollution topic 1-public healthenvironment pollution topic 1-public health
environment pollution topic 1-public health
 
Cikungunya fever
Cikungunya feverCikungunya fever
Cikungunya fever
 
Virologi. bag 1
Virologi.  bag 1Virologi.  bag 1
Virologi. bag 1
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
Virus ebola
Virus ebolaVirus ebola
Virus ebola
 
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
 
1 o penyakit yang menyebabkan wabah
1 o penyakit yang menyebabkan wabah1 o penyakit yang menyebabkan wabah
1 o penyakit yang menyebabkan wabah
 
Peranan virus dalam kehidupan manusia
Peranan virus dalam kehidupan manusiaPeranan virus dalam kehidupan manusia
Peranan virus dalam kehidupan manusia
 
Peran virus dalam kehidupan
Peran virus dalam kehidupanPeran virus dalam kehidupan
Peran virus dalam kehidupan
 
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014
 
Presentasi Biologi Virus
Presentasi Biologi VirusPresentasi Biologi Virus
Presentasi Biologi Virus
 

Kürzlich hochgeladen

UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 

EBOLA PENYAKIT

  • 1. SISTEMATIKA PENULIASAN KARYA ILMIAH Disusun oleh : Iqbal Aditya M (13112761) Yoga Ari Kumoro (17112817) Restina Hotni Ganda N. (16112150) FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2014/2015 BAB I
  • 2. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Zaire menjadi perhatian dunia karena disana banyak penderita meninggal akibat serangan Demam Berdarah Ebola (DBE). DBE disebabkan oleh semacam virus ganas yang relatif baru, yaitu virus Ebola. Virus ini sudah disolasi sejak tahun 1967 dari penderita-penderita di Jerman dan Yugoslavia, yang kemudian ternyata terinfeksi dari monyet yang berasal dari Uganda. Nama Ebola diambil dari nama sebuah sungai di Zaire asal virus tersebut diisolasi pertama kali. Beberapa negara di Afrika juga pernah terserang Demam Berdarah Ebola. Kekhawatiran muncul bila virus ini menular ke negara lain yang dimungkinkan oleh sistem transportasi yang serba canggih. Di Kongo Barat Laut 5000 ekor gorila mati akibat terinfeksi virus Ebola, yang memusnahkan hampir separuh populasi hewan yang terancam punah. Simpanse juga banyak yang mati akibat virus ini. Para ahli menyatakan bahwa virus Ebola yang sangat menular ini terutama tersebar melalui kontak antar kelompok gorila dan simpanse, bahkan manusia juga bisa terinfeksi oleh virus Ebola. Virus ini pertama kali ditemukan tahun 1976 di Kongo, dan sejauh ini hanya ditemukan di Afrika saja. Wabah virus Ebola terakhir di Uganda pada Oktober 2000, ketika 173 orang meninggal dan total 426 orang terdiagnosis mengidap virus itu di Uganda bagian utara. Penularan virus Ebola hanya terjadi melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh. Kebanyakan orang yang terinfeksi virus ini akan meninggal dunia, karena sampai sekarang virus ini belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus ini. Di Tiongkok jumlah korban penyakit misterius yang baru-baru ini melanda Propinsi Sichuan, telah mencapai 163 kasus, dimana 32 korban meninggal dan 27 dalam keadaan kritis. Gejala-gejala penyakit tersebut telah menimbulkan dugaan di kalangan para ahli, bahwa virus Ebola merupakan penyebabnya (Yun, Y, www.asianresearch.org). WHO menyatakan lebih dari 1.000 orang meninggal karena Ebola sejak virus itu pertama kali teridentifikasi pada 1976 di Sudan dan Kongo. Bisaanya wabah bisa diatasi dengan cepat karena virus ini membunuh korbannya lebih cepat sebelum
  • 3. menular ke individu lain. Sampai saat ini, tercatat sekitar 1.500 kasus demam akibat virus Ebola terjadi di seluruh dunia. Gejala awal sakit akibat virus ini antara lain berupa demam, sakit kepala, tenggorokan kering, lemas, pilu otot, diare, dan sakit perut. Di Indonesia, sampai dengan saat ini belum ada yang dilaporkan terinfeksi oleh virus Ebola. Akan tetapi, dengan kemajuan sistem transfortasi pada saat ini, tidak menutup kemungkinan virus Ebola bisa mewabah di Indonesia. Untuk itu, diperlukan usaha pencegahan yang bisa diterapkan untuk mencegah masuknya virus Ebola di Indonesia mengingat virus ini sangat mudah menular dan sangat mematikan karena sampai sekarang belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah ciri-ciri dan struktur virus Ebola, cara mendeteksi virus Ebola, gejala demam Ebola, cara penularan virus Ebola, upaya pencegahan, upaya pengobatan dan rehabilitasi bagi mantan penderita demam Ebola. 1.3. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri dan struktur virus Ebola, cara mendeteksi virus Ebola, gejala demam Ebola, cara penularan virus Ebola, upaya pencegahan, upaya pengobatan dan rehabilitasi bagi mantan penderita demam Ebola. 1.4. Manfaat Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan pembaca mengenai penyakit demam ebola, mulai dari ciri-ciri dan struktur virus Ebola, cara mendeteksi virus Ebola, gejala demam Ebola, cara penularan virus Ebola, upaya pencegahan, upaya pengobatan dan rehabilitasi bagi mantan penderita demam Ebola.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Ciri-Ciri dan Struktur Virus Ebola Demam Berdarah Ebola (Demam Hemorrhagic) adalah penyakit disebabkan oleh suatu virus yang termasuk kedalam keluarga Filoviridae. Para ilmuwan sudah mengidentifikasi empat jenis virus Ebola. Tiga telah dilaporkan dapat menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu virus Ebola Zaire, virus Ebola Sudan, dan virus Ebola Ivory. Virus-virus ini telah menyebabkan penyakit pada manusia di negara-negara Afrika. Jenis keempat dari virus Ebola ini yaitu virus Ebola Reston, yang ditemukan Reston, Virginia Amerika Serikat. Ternyata virus ini tidak menyebabkan penyakit pada manusia. Subtipe ini ditemukan pada sejenis monyet macaca yang didatangkan dari Filipina. Virus Ebola termasuk kedalam genus Ebolavirus, familia Filoviridae yang merupakan salah satu daripada dua kumpulan virus RNA benang-negatif. Virus Filo mempunyai bentuk biologi seperti morfologi, kepadatan, dan profile elektrophoresis gel polyacrylamide. Virus ini telah dikelaskan kepada virus paramyxo dengan menggunakan kaedah urutan DNA. Familia Filovir idae memiliki garis tengah 800 nm, dan pajang mecapai 1000 nm. Virus Ebola mengandung molekul lurus, bebenang RNA negatif, yang tidak bersendi. Semua genome virus Filo mempunyai ciri-ciri serupa, dan mempunyai banyak sisa adenosine dan uridine. Gen virus Ebola mengandung transkrip urutan tetap pada 3′ dan transkrip urutan terakhir pada 5′. Perbedaan di antara virus Ebola dan virus Marburg adalah, virus Ebola menunjukkan tiga penumpukan yang berselang di antara turutan antara-gen (intergenetic) sementara virus Marburg hanya mempunyai satu penumpukan yang kedudukannya berbeda dengan virus Ebola. Virus Filo secara morfologi menyerupai bentuk virus rhabdo, akan tetapi virus Filo mempunyai ukuran yang lebih panjang. Apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, bentuk virus Filo seperti berfilament (berbenang
  • 5. halus), atau kelihatan bercabang. Terdapat juga virus yang berbentuk "U", "b" dan berbentuk bundar. Virus Ebola terdiri dari tujuh polypeptida diantaranya RNA genome ca. 19.0 kb, yang mencakup Glycoprotein (GP), Nucleoprotein (NP), RNA-DEPENDENT RNA Polymerase (L), VP35, VP30, VP40, dan VP24. 2.2. Cara Mendeteksi Virus Ebola Untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus Ebola, dapat dilakukan pengujian antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), IgG ELISA, polymerase chain reaction (PCR), dan mengisolasi virus Ebola yang bisa dilakukan untuk mengetahui adanya virus Ebola dalam tubuh manusia (Olson, www.ualr.edu). Mendeteksi penyebab penyakit cacar air (small pox), Anthrax, dan Virus Ebola, pada saat ini bisa dilakukan dengan mudah, dan hasil identifikasinya dapat langsung disebarluaskan melalui jaringan telepon genggam. Teknologi yang dikembangka n Fraunhofer Institute for Silicon Teknologi, sebuah perusahaan inovasi teknologi
  • 6. mikrobiologi dan mikrokomputer dari Jerman ini menyebutnya dengan eBiochipstick. Alat ini cukup mengambil DNA atau bagian tubuh atau benda yang diduga terinfeksi bakteri, lalu dimasukkan sebuah kotak seukuran tv 10 inc (eBiochip Adaptor). Instrumen yang bekerja dengan bantuan komputer portabel ini, dengan mudah kemudian mendeteksi kadar virus, racun, bakteri, atau patogen, yang telah menjangkiti tubuh manusia, atau hewan. Alat ini diberi nama, eBiochip System Portable Instrument. Alat ini dengan cepat akan mendeteksi jenis spora, dan mendeteksi virus Ebola lewat perangkat eBiochipstick. Alat untuk mendeteksi dan menganalisis jenis bakteri, virus, atau racun berbahaya dalam tubuh manusia cukup dengan sebuah chip seukuran disket HDD yang tebalnya tak lebih dari koin Rp 500,- dan mengurai protein dengan analisis akurat. Berdasarkan data departemen ketahanan biologi Amerika, stidaknya ada tujuh jenis racun, bakteri patogenik yang bisa dideteksi alat ini. Selain bakteri antrax dan smal pox (cacar air), eBiochip ini juga bisa mendeteksi plague, hepatitis C, tularemia, brucellus, Q-fever, dan virus Ebola (virale hemorhagic fever). Bahkan bakteri penyakit anthrax yang sporanya bisa bertahan hingga di atas 40 tahun pun masih bisa dideteksi oleh alat ini. Kadar infeksi bakteri penyakit yang bisa menular ke manusia ini dengan dini bisa dideteksi dan diurai kadar racunnya (Sriwijaya Post, Mendeteksi Virus Ebola Lewat Telepon Genggam, 2006). 2.3. Gejala Demam Ebola Sepanjang masa inkubasi (gejala awal), yang dapat berlangsung selama 1-3 minggu, gejala demam ebola meliputi: radang sendi, sakit punggung, diare, kelelahan, sakit kepala, rasa tidak enak badan, kerongkongan terasa sangat sakit, dan muntah-muntah. Sedangkan pada gejala akhir, demam ebola dapat menujukka n gejala seperti: gatal-gatal, pendarahan dari mata, telinga, dan hidung, pendarahan dari mulut dan dubur (pendarahan gastrointestinal), radang pada mata (conjunctivitis), bengkak pada organ genital (labia dan kantung buah pelir (scrotum)), keluarnya darah melalui permukaan kulit (hemorrhagic), rongga atas mulut terlihat memerah, pingsan, kegagalan fungsi hati, dan mata menjadi gelap. (Robertus S.W dan Tony H). Gejala lain yang kerap ditunjukkan oleh orang
  • 7. yang terinfeksi Ebola adalah bintik-bintik merah di kulit, mata merah, dan mata berdarah. Tapi dalam wabah terbaru di Uganda, pasien meninggal dengan gejala demam dan muntah. Gejala yang bisaanya tidak terlihat pada pasien ebola inilah yang membuat WHO menjadi khawatir. Hal itu menjadi tanda munculnya strain baru virus Ebola yang mematikan. Bentuk baru virus Ebola itu terdeteksi dalam sebuah wabah di Uganda bagian barat. Dalam waktu kurun dari sebulan, strain tak dikenal itu telah menewaskan 18 orang (Koran Tempo, 2007). Sebanyak 90 persen pasien yang terserang virus Ebola meninggal, artinya hanya 10 persen saja pasien yang terinfeksi virus Ebola yang dapat selamat. Secara umum kematian pasien yang terinfeksi Ebola disebabkan karena tekanan psikologis, dan sedikit kematian yang diakibatkan akibat kekurangan darah. 2.4. Cara Penularan Virus Ebola Virus Ebola adalah virus yang dapat menyebar dengan sangat cepat dan dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak disterilkan atau melakukan kontak dengan seseorang yang terkena infeksi atau mayat orang yang sudah meningggal karena terserang Virus Ebola. Cara infeksi virus Ebola dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut. Pertama, sekitar satu minggu setelah infeksi atau peradangan, virus mulai menyerang darah dan sel hati. Kedua, penyakit akan menyebar secara cepat keseluruh tubuh, virus akan menghancurkan organ atau bagian tubuh yang penting seperti hati dan ginjal. Ketiga, infeksi virus Ebola akan menyebabkan atau mendorong terjadinya pendarahan internal secara besar-besaran (masive). Keempat, Virus Ebola akan
  • 8. menghambal kerja sistem pernapasan, yang dapat menyebabkan kematian seketika pada pasien. Cara penularan atau infeksi virus Ebola pada manusia, dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Mekanisme Infeksi Virus Ebola (Sumber: www. images.encarta.msn.com) 2.5. Upaya Pencegahan Tim peneliti dari Amerika dan Kanada yang dipimpin Dr Anthony Sanchez melaporkan perkembangan tentang virus Ebola dalam pertemuan ke-162 Komunitas Mikrobiologi Umum yang digelar di gedung Pusat Konferensi Internasional Edinburgh. Menurut Sanchez, dengan pola transportasi perjalanan lintas benua dan pariwisata yang berkembang demikian pesat beberapa waktu terakhir telah membuat virus Ebola menyebar dari tempat paling terasing ke seluruh belahan di dunia. Utnuk itu diperlukan upaya pencegahan yang bisa meminima lk a n meluasnya wabah penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari agar tidak tertular oleh virus Ebola, antara lain: menghindari area yang terkena serangan virus Ebola, tidak melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit virus Ebola, dan mengggunakan perlengkapan khusus seperti baju yang bisaa digunakan di Laboratorium yang fungsinya menghindari penularan oleh virus Ebola. Dengan demikian, diharapkan kontaminasi yang bisa disebabkan oleh virus Ebola dapat di hindari. Selain itu, mayat para korban yang meninggal akibat virus Ebola harus
  • 9. dimusnahkan karena penyebaran utama virus ini melalui darah, yang menyebabkan para dokter yang terkena darah dari pasien yang terinfeksi, akan mengalami kematian seperti yang terjadi di Afrika. Menon-aktifkan virus Ebola dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang bisaa dilakukan yaitu dengan penggunaan sinar Ultra violet dan radiasi sinar gama, penyemprotan formalin dengan konsentrasi 1%, beta-propiolactone, dan disinfektan phenolic dan pelarut lipid-deoxycholate dan ether. Gambar 6. Penyemprotan Disinfektan di Tempat Isolasi Pasien Demam Ebola Sumber: www.stanford.edu Gambar 7. Staf Medis dari Organisasi Dokter Tanpa Batas (MSF) Merawat Seorang Pasien yang Diduga Terjangkit Virus Ebola di Kongo
  • 10. 2.6. Pengobatan Sampai dengan saat ini, belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola. Akan tetapi sekarang sedang di kembangkan pembuatan vaksin yang akan diujikan kepada manusia untuk pertama kalinya adalah vaksin yang sudah memasuki fase uji-klinis. Menurut Sanchez, infeksi virus Ebola di dalam tubuh manusia memang bisa sangat mematikan, tapi monyet berhasil selamat dari infeksi virus tersebut dan ini bisa menjadi contoh yang sangat bermanfaat bagi uji-coba terhadap binatang. Pengujian vaksin Ebola dengan menggunakan primata memberikan perkembangan yang menjanjikan bagi hadirnya vaksin pelindung (www.mediaindonesia.com). Ada beberapa hal yang menyebabkan penyebaran penyakit Ebola (Demam Berdarah Ebola) sangat dikhawatirkan, antara lain: 1. Serangannya muncul secara sangat mendadak 2. Gejala-gejala klinik sangat berat. 3. Menimbulkan kematian dalam waktu yang sangat singkat. 4. Angka kematiannya sangat tinggi yaitu 90-92% dari jumlah penderita. Karena Virus Ebola mampu berpindah dari penderita ke orang lain, sehingga transportasi sangat mendukung kemungkinan penyebarannya ke berbagai bagian dunia dalam waktu yang sangat singkat. Belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan Demam Berdarah Ebola. Vaksin Demam Berdarah Ebola (DBE) hingga kini belum dapat dibuat (Sumber: Halim, M). 2.7. Rehabilitasi Rehabilitasi bagi mantan penderita akibat terinfeksi virus Ebola bisa dilakukan dengan tidak mengasingkan para penderita. Karena menurut para ahli, sebagian besar kematian yang disebabkan oleh virus Ebola di sebabkan oleh adanya tekana secara psikologis. Apabila kita mengasingkan dan menjauhi para penderita atau mantan penderita virus Ebola, justru hal ini akan semakin memperburuk kondisi kesehatan penderita tersebut. Untuk itulah diperlukan upaya rehabilitasi yang intensif terhadap para penderita virus Ebola agar kondisi fisik dan psikologisnya tetap stabil, sehingga akan memberikan motivasi kepada pasien tersebut untuk
  • 11. secepatnya bisa sembuh dari penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola. Akan tetapi, proses rehabilitasi ini tentunya harus dilakukan secara hati-hati dan lebih waspada, mengingat virus Ebola bisa menular dengan sangat cepat dari penderita kepada orang lain melalui kontak. Rehabilitasi juga sebaiknya dilakukan di tempat yang benar-benar steril, atau pada ruang isolasi khusus sehingga bisa mengurangi kontaminasi yang bisa disebabkan oleh virus Ebola.
  • 12. BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Demam Berdarah Ebola ( Demam Hemorrhagic) adalah penyakit disebabkan oleh suatu virus yang termasuk kedalam genus Ebolavirus, keluarga Filoviridae. Ada empat jenis virus Ebola, yaitu virus Ebola-Zaire, virus Ebola-Sudan, virus Ebola-Ivory dan virus Ebola Reston. Untuk mendeteksi virus Ebola, dapat dilakukan pengujian antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), IgG ELISA, polymerase chain reaction (PCR). Gejala demam ebola meliputi: radang sendi, sakit punggung, diare, kelelahan, sakit kepala, rasa tidak enak badan, kerongkongan terasa sangat sakit, dan muntah-muntah. Pada gejala akhir, demam ebola dapat menujukkan gejala seperti: gatal-gatal, pendarahan dari mata, telinga, dan hidung, pendarahan dari mulut dan dubur (pendarahan gastrointestinal), radang pada mata (conjunctivitis), bengkak pada organ genital (labia dan kantung buah pelir (scrotum)), keluarnya darah melalui permukaan kulit (hemorrhagic). Virus Ebola dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak disterilkan atau melakukan kontak dengan seseorang yang terkena infeksi atau mayat orang yang sudah meningggal karena terserang virus Ebola. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan: menghindari area yang terkena serangan virus Ebola, tidak melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit virus Ebola. Sampai dengan saat ini, belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola. 3.2. Saran Meskipun sampai dengan saat ini belum ada laporang tentang adanya penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola, akan tetapi hendaknya kita selalu waspada terhadap virus Ebola mengingat virus ini sangat cepat menular, dapat dengan cepat menyebabkan kematian, dan sampai saat ini masih belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola.
  • 13. Daftar Pustaka Alek, 2000. http://www.bozz.com, diakses 2 April 2008. Brooks, G.F, Bustel, J.S, and Ornston, L.N. Tanpa tahun. Mikrobiologi Kedokteran. Terjemahan oleh Nugroho, E dan Maulany, R.F. 1996. Penerbit Buku Kedokteran (EGC). Halim, M. Suplement Vol 26 No.3 Juli-September 2005. http://www.harianterbit.com, diakses 2 April 2008. Olson, http://www.ualr.edu, diakses 2 April 2008. Robertus S.W &Tony H, http://mikrobia.wordpress.com, diakses 2 April 2008. Schnurrenberger, P.R. and Hubbert, W.T. Tanpa tahun. Ikhtisar Zoonosis. Terjemahan oleh Molyono, E. 1991. Penerbit ITB Bandung. Sunarto, http://www.wikimu.com/News, diakses 2 April 2008. Yun, Y. 2004 http://www.asianresearch.org/articles, diakses 2 April 2008. Zintzen. P, 2007. http://www.suarapembaruan.com/News, diakses 2 April 2008. Koran Tempo, Desember 2007. Penelitian Pengobatan Ebola dan Marburg. Sriwijaya Post, Sabtu, 8 April 2006. Mendeteksi Virus Ebola Lewat Telepon Genggam. hlm 17