7. Pankreatitis akut dibagi dalam 2 tipe
:
Interstitial Oedematous
pancreatitis
(mild acute pancreatitis)
Necrotizing pancreatitis
(severe acute pancreatitis)
pembesaran pancreas yang difus,
penyangatan
homogen
dari
parenkim
pancreas
(CECT), inflamasi peripancreas
fat, dapat dijumpai peripancreatic
fluid, gejala klinis hilang dalam
satu minggu
terjadi nekrosis pada parenkim
dan jaringan peripancreatik,
CECT setelah satu minggu pada
parenkim
pancreas
tampak
gambaran
area
tanpa
penyangatan
menunjukkan
nekrosis
80 %
20 %
8. There is peripancreatic fat
stranding (arrows) without an
acute
peripancreatic
fluid
collection; the pancreas enhances
completely
but
has
a
heterogeneous appearance due
to oedem
9. Acute interstitial oedematous
pancreatitis
and
acute
peripancreatic fluid collection
(APFC) in the left anterior
pararenal space (white arrows
showing the borders of the
APFC). The pancreas enhances
completely, is thickened, and has
a heterogeneous appearance
due to oedema. APFC has fluid
density without an encapsulating
wall.
10. Acute necrotising pancreatitis
involving only the peripancreatic
tissues. Note enhancement of
the
entire
pancreatic
parenchyma (white stars) and
the heterogeneous, non-liquid
peripancreatic components in
the
retroperitoneum
(white
arrows pointing at the borders of
the ANC).
12. Manifestasi klinis
diagnosa dari pankreatitis akut ditetapkan jika dijumpai dua
atau lebih kriteria berikut :
1. nyeri perut yang berat, terjadi secara tiba-tiba dan
menyebar ke punggung belakang
2. peningkatan kadar serum amylase atau lipase lebih
dari 3x normal
3. dijumpai contrast enhanced computed tomography
(CECT).
13. Gejala klinis lainnya yang dapat dijumpai, al :
- mual dan muntah
- anoreksia
- demam
- tachicardia
- leukositosis
- tanda Gray Turner
- tanda Cullen
- tanda Fox.
15. Pankreatitis akut terjadi dalam dua fase yaitu :
1. Fase I, ditandai dengan terjadinya SIRS selama
2 minggu (early phase).
2. Fase II, ditandai dengan adanya keadaan
imunosupressi CARS (late phase).
◦ Laboratorium yang diperiksa :
serum amilase/lipase, liver associated enzymes, BUN/
creatinine/elektrolit, blood glucose, serum cholesterol/
triglyceride, CBC/Ht, CRP, arterial blood gas value, LDH/
bicarbonate, IgG4.
16. Radiodiagnostik Imaging yang dapat dilakukan al :
1.
2.
3.
4.
5.
Foto polos abdomen
Ultrasonography
CT Scan
ERCP
MRI.
◦ Komplikasi yang dapat terjadi : syok dan kegagalan fungsi
ginjal,
kegagalan
fungsi
paru,
nekrosis,
infeksi
sekunder, perdarahan, pseudokista pankreas.
18. Colon cut-off sign. Supine abdominal
radiograph obtained in a patient with acute
pancreatitis shows an abrupt termination of air
in the left side of the transverse colon (arrows).
22. Ranson’s criteria :
1. kriteria awal saat masuk rumeh sakit degree of
inflammation process
- usia > 55 tahun
- leukosit > 16000/ml
- kadar gula darah > 200 mg/dl
- SGOT > 250 IU/dl
- LDH > 350 IU/dl.
2. kriteria dalam 48 jam pertama systemic effect of
activated enzymes to target organ
23. - Ht ↓ > 10 %
- BUN > 5 mg/dl
- Kalsium < 8 mg/dl
- PaO2 < 60 mmhg
- BE > -4 meq/l
- squestrasi cairan > 600 ml.
Angka kematian untuk kriteria yang dijumpai sbb :
0-2 = 2%, 3-4 = 15%, 5-6 = 40%, 7-8 = 100%.
Jika score yang dijumpai :
<3 mild acute pancreatitis,
≥3 severe acute pancreatitis.
24. Atlanta criteria (1993)
Mild acute pancreatitis
Atlanta revision (2013)
Mild acute pancreatitis
Absence of organ failure
Absence of organ failure
Absence of local complications
Absence of local complications
Severe acute pancreatitis
1. local complications and/or
2. organ failure
GI bleeding (>500 cc/24 h)
Shock-SBP ≤90 mmhg
PaO2 ≤ 60 %
Creatinine ≥ 2 mg/dl
Moderately severe acute pancreatitis
1. local complications and/or
2. transient organ failure (<48 h)
Severe acute pancreatitis
Persistent organ failure >49 h
25. Terapi :
80% bergejala ringan dan sembuh sendiri
dalam 3-5 hari. Ada 2 tujuan terapi pada
penanganan awal pankreatitis akut, yaitu:
1. terapi supportif dan terapi spesifik pada
komplikasi yang muncul
2. membatasi perkembangan memberatnya respon
inflamasi dan nekrosis dengan spesifik
memutus
rantai patogenesisnya.
27. Indikasi intervensi bedah pada pankreatitis akut nekrotikan:
1. infeksi jaringan nekrosis pancreas
2. pada jaringan nekrosis yang steril, bila: pancreatitis
nekrotikan persistent, pancreatitis akut fulminant
3. munculnya komplikasi pancreatitis acute, seperti
perforasi usus dan perdarahan.
28. The role of surgery in acute pancreatitis :
1. pasien dengan mild acute pancreatitis,
diperlukan
pencarian gallstones di gall bladder
terlebih dahulu sehingga cholecystectomy harus
dilakukan
2. pasien dengan necrotizing biliary acute
pancreatitis,
untuk
mencegah
infeksi,
cholecystectomy ditunda
sampai
keadaan
inflamasi aktif dan fluid collection
stabil
3. pada kasus asymptomatic pseudocysts dan
pancreatic/extra pancreatic necrosis, intervensi
bedah
tidak ada jaminan nya
29. 4. pasien dengan necrosis terinfeksi yang stabil,
perlakuan
surgical/radiologic/drainase
endoscopic
harus ditunda > 4 minggu untuk terjadinya
liquefication
dari cairan dan dinding fibrous yang
terbentuk disekitar
necrosis
5. pada pasien symptomatic dengan necrosis
terinfeksi, metode minimally invasive necrosectomy
lebih disukai
daripada open necrosectomy.
30. Nutrisi pada kasus pankreatitis akut :
1.
Pada kasus mild acute pancreatitis, oral feeding
dapat dimulai segera dimana pemberiannya
jika sudah tidak ada nausea, vomiting, dan
abominal pain. Initial pemberian diet dimulai
dengan diet solid rendah lemak dan clear
liquid.
2.
Pada kasus severe akut pankreatitis, pemberian
nutrisi enteral direkomendasikan untuk
mencegah komplikasi infeksi.
31. Parenteral nutrisi harus dihindari, kecuali rute
enteral tidak tersedia, tidak dapat ditoleransi,
atau tidak mencukupinya jumlah kalori yang
dibutuhkan. Pemasangan nasogastric dan
nasojejunal untuk enteral feeding tampaknya
sebanding dalam efficacy dan safety.
32. Pemberian antibiotik pada pasien pankreatitis akut :
-
antibiotik harus diberikan pada infeksi ekstra
pankreatik, seperti cholangitis, infeksi karena
pemasangan kateter, bacteremia, infeksi traktus
urinarius, pneumonie.
- necrotik terinfeksi harus dipertimbangkan pada
pasien
dengan pancreatic atau ekstrapancreatic
necrosis yang mengalami pemburukan dengan
bertambahnya
hospitalisasi 7-10 hari.
- regimen antibiotik empiris diberi sebagai
profilaktik
untuk
pancreatic
yang
terinfeksi, sementara
menunggu hasil kultur.
33. There is a heterogeneous, acute necrotic collection (ANC) in the pancreatic and
peripancreatic area (white arrows pointing at the borders of the ANC) with presence of
gas bubbles(white arrowheads), usually a pathognomonic sign of infection of the
necrosis (infected necrosis).
34. Rekurensi :
-
angka rekurensi relatif tinggi
alkoholik pankreatitis : 46% rekuren, 80%
rekurensi terjadi dalam 4 tahun
gallstone pankreatitis : rekurensi 32-61%
bila
tidak
dilakukan
terapi
terhadap gallstone
idiopatik pankreatitis : rekurensi 3% dalam
3
tahun.
35. Daftar pustaka :
1. Acute Necrotizing Pancreatitis, Todd H Baron, MD and
Desiree E Morgan, MD. The New England Journal of
Medicine May 6, 1999.
2. Acute
Pancreatitis,
Timothy
B
Gardner,
MD.
www.medscape.com September 3, 2013.
3. Classification of Acute Pancreatitis-2012: Revision of The
Atlanta Classification and Definitions by International
Consensus. Peter A Banks et all. http//gut.bmj.com/
February 2, 2013.
36. 4. American
College of Gastroenterology Guideline:
Management of Acute Pancreatitis. Scott Tenner, MD et
all. Am J Gastroenterol advance online publication, July
30, 2013.
5. Acute Pancreatitis. Luis Rodrigo. www.intechopen.com
Croatia, December 2011.
6. Shackelford’s Surgery of The Alimentary Tract, seventh
edition, volume 2. Charles J Yeo, MD et all. Elsevier
Saunders, Philadelphia 2013. Pages 1123-1131.
7. Buku Ajar Ilmu Bedah, R.Sjamsuhidajat, Wim de Jong.
EGC Jakarta 1998, hal 804-821.