1. BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Kehamilan
1.1 Definisi Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau
9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana
trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua adalah 15 minggu
(minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga adalah 13 minggu (minggu ke 28
hingga ke 40) ( Adriaans, 2008).
1.2 Proses Kehamilan
Fertilisasi ovum manusia oleh sebuah spermatozoa terjadi di Tuba Falopii
dalam waktu singkat (beberapa menit hingga beberapa jam) setelah ovulasi. Enam
hari setelah fertilisasi, blastokista mulai menanamkan diri di dalam endometrium
uterus dan kehamilan telah dimulai.
Produksi hCG pada blastokista dimulai sangat dini, bahkan mendahului
nidasi. Setelah implantasi, kadar hCG dalam plasma dan urin ibu meninggi sangat
cepat. Produksi hCG oleh trofoblas janin sangat penting. Hal ini dikarenakan
kerja hCG pada ovarium untuk mencegah involusi korpus luteum, yang berfungsi
Universitas Sumatera Utara
2. sebagai tempat pembentukan progesteron yang utama pada kehamilan 6-8 minggu
pertama. Dengan uji radio imunoassai, hormon kehamilan tersebut dapat
ditemukan 8 hingga 9 minggu setelah ovulasi. Kadar hCG dalam darah dan urin
meningkat dari hari terjadinya implantasi sampai usia kehamilan 60-70 hari
(Cunningham, Donald, Gant., 1995).
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem gastrointestinal ibu
hamil. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh,
meningkatkan kolesterol darah. Selain itu sekresi saliva menjadi lebih asam, lebih
banyak dan asam lambung menurun.
Dapat terjadi penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal yang
menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan lambung dan transit usus. Ini
mungkin akibat jumlah progesteron tinggi selama kehamilan, menurunnya kadar
motalin yang merupakan suatu peptida yang diketahui mempunyai efek terhadap
perangsangan otot-otot halus. Perbesaran uterus menekan diafragma, lambung dan
intestine.
Menurunnya gerakan peristaltik tidak hanya menyebabkan mual tetapi
juga konstipasi. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian
bawah pada awal kehamilan dan kembali pada masa akhir kehamilan.
Perubahan gastrointestinal lainnya adalah pirosis. Pirosis mungkin
disebabkan refluks asam esofagus bagian bawah, selain itu posisi lambung yang
berubah mungkin ikut menyumbang terjadinya pirosis. Tonus esofagus dan
lambung berubah selama kehamilan, dengan tekanan intraesofagus menjadi lebih
Universitas Sumatera Utara
3. rendah dan tekanan lambung menjadi lebih tinggi, maka akan memicu terjadinya
refluks esofageal (Cunningham, Donald, Gant., 1995)
1.3 Mual dan Muntah selama Kehamilan
Mual dan muntah selama kehamilan biasa terjadi di pagi hari ataupun
kapan saja. Tanda biasa muncul segera setelah implantasi dan bersamaan saat
produksi hCG mencapai puncaknya, diduga bahwa hormon plasenta inilah yang
memicu mual dan muntah dengan bekerja pada chemoreseptor trigger zone pada
pusat muntah (Sherwood, 2001).
Mual merupakan suatu rasa yang tidak menyenangkan yang biasanya
menyebar ke bagian belakang tenggorokan, epigastrium atau keduanya dan
memuncak pada muntah. Rasa mual sering disertai dengan gejala vasomotor
perangsangan otonom seperti saliva yang meningkat, berkeringat, pingsan,
vertigo, takikardia (Sodeman, 1995).
Muntah diartikan sebagai pengeluaran secara paksa isi lambung dan usus
melalui mulut. Sebelum muntah terjadi takipnea, salivasi yang banyak, dilatasi
pupil, berkeringat, pucat dan denyut jantung yang cepat sebagai tanda
perangsangan otonom yang menyebar luas (Sodeman, 1995).
Sebagian besar wanita hamil mengalami mual dan muntah pada berbagai
tingkatan yang berbeda dan dapat terjadi setiap saat, terutama pagi hari. Keadaan
ini biasanya akan berakhir pada minggu ke 16 (bulan ke 4) pada kehamilan,
meskipun pada beberapa kasus keadaan ini dapat berlangsung lebih lama.
Sebagian besar wanita mengalami mual dan muntah dalam derajat yang ringan.
Universitas Sumatera Utara
4. Pada mual muntah derajat sedang wanita merasa aktivitasnya terganggu karena
kondisi mual dan muntah ini. Setengah dari wanita yang bekerja merasa
pekerjaannya terganggu karena kondisi ini dan 25% wanita membutuhkan waktu
untuk tidak bekerja (Golberg, 2006).
Satu dari dua puluh wanita mengalami penurunan berat badan, dehidrasi
dan gangguan elektrolit. Mual muntah yang berlebihan dapat menyebabkan
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, gangguan metabolik dan defisiensi gizi
yang dikenal sebagai hiperemesis gravidarum (Coad & Dunstall, 2001).
Hiperemesis gravidarum merupakan muntah persisten dan parah. Tanpa
pengobatan hiperemesis akan menyebabkan banyak komplikasi, diantaranya
kegagalan hati dan kegagalan ginjal.
1.4 Penyebab Mual dan Muntah
Terdapat beberapa teori mengenai penyebab mual dan muntah pada
kehamilan. hCG serum memuncak pada trimester ketiga, tetapi hubungan antara
mual muntah dan sekresi hCG belum dapat dipastikan. Selain itu efek progestron
pada tonus otot polos lambung, terutama efek pada motilitas saluran
gastrointestinal bagian atas, kepatenan sfingter esofagus bagian bawah. Selain itu,
perlambatan pengosongan lambung mengisyaratkan kemungkinan peran hormon
steroid (Coad & Dunstall, 2001). Dalam Sherwood (2008), muntah secara umum
disebabkan oleh motilitas lambung yang abnormal, muntah tidak ditimbulkan oleh
peristaltis terbalik (reverse peristaltis). Gaya yang mendorong keluar isi lambung,
Universitas Sumatera Utara
5. datang dari kontraksi otot pernafasan yaitu diafragma (otot inspirasi utama) dan
otot abdomen (otot ekspirasi aktif).
Hal ini sesuai pendapat Lacasse et al, 2009, bahwa etiologi mual dan
muntah selama kehamilan sering kali sulit dimengerti tetapi mual dan muntah
selama kehamilan ini dapat dipertimbangkan sebagai akibat dari masalah
multifaktor. Beberapa teori yang diusulkan terkait dengan mual dan muntah ini
adalah
hormonal,
sistem
vestibular,
sistem
gastrointestinal,
psikologi,
hyperolfaction, genetik dan faktor lainya.
Selain karena proses kehamilan, mual dan muntah juga sering kali
menyertai penyakit lain, diantaranya yaitu gastritis akut, penyebab sentral,
penyakit yang berhubungan dengan lambung, akibat obat-obatan maupun
pengobatan medis, dan obstruksi saluran cerna (Wedro, 2009). Mual mungkin
disebabkan oleh penyakit lambung atau pankreas, obstruksi pilorus dan usus,
gangguan emosi, perangsangan visual, penciuman ataupun pengecapan yang tidak
menyenangkan, kelainan biokimia yang berkaitan dengan gangguan metabolik
ataupun rasa nyeri yang hebat (Sodeman, 1995).
Mual dan muntah merupakan gejala dan tanda yang sering menyertai
gangguan gastrointestinal, demikian juga dengan penyakit-penyakit lain. Mual
dan muntah dapat dianggap sebagai suatu fenomena yang terjadi dalam tiga
stadium yaitu mual, retching (sebelum muntah) dan muntah.
Stadium pertama, mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat
tidak enak di belakang tenggorokan dan epigastrium sering menyebabkan muntah.
Terdapat berbagai aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual seperti
Universitas Sumatera Utara
6. meningkatnya saliva, menurunnya tonus lambung dan peristaltik. Peningkatan
tonus duodenum dan jejenum menyebabkan terjadinya refluks isi duodenum ke
lambung. Namun demikian, tidak terdapat bukti yang menyatakan bahwa hal ini
menyebabkan mual, gejala dan tanda mual.
Stadium kedua, retching merupakan suatu usaha involunter untuk muntah,
sering kali menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan
pernafasan spasmodik melawan glotis dan gerakan inspirasi dinding dada dan
diafragma. Kontraksi otot abdomen saat ekspirasi mengendalikan gerakan
inspirasi. Pilorus dan antrum distal berkontraksi saat fundus relaksasi.
Stadium ketiga, muntah merupakan suatu refleks yang menyebabkan
dorongan ekspirasi isi lambung/usus atau keduanya ke mulut. Pusat muntah
menerima masukan dari korteks serebral, organ vestibular, daerah pemicu
kemoreseptor (Chemoreceptor Trigger Zone, CTZ) dan serabut aferen termasuk
dari sistem gastrointestinal. Muntah terjadi akibat perangsangan pada pusat
muntah yang terletak di daerah postrema medula oblongata di dasar ventrikel ke
empat. Muntah dapat dirangsang melalui jalur saraf aferen oleh rangsangan nervus
vagus dan simpatis atau oleh rangsangan emetik yang menimbulkan muntah
dengan aktivasi chemoreceptor trigger zone. Jalur eferen menerima sinyal yang
menyebabkan terjadinya gerakan ekspulsif otot abdomen, gastrointestinal dan
pernafasan yang terkoordinasi dengan epifenomena emetik yang menyertai. Pusat
muntah secara anatomis berada di dekat pusat salivasi dan pernafasan sehingga
pada waktu muntah sering terjadi hipersalivasi dan gerakan pernafasan (Price &
Wilson, 2005).
Universitas Sumatera Utara
7. Kolcaba dan Steiner dalam Tiran (2008) menyatakan bahwa kenyamanan
optimal dalam kehamilan bukan hanya kenyamanan fisik, tetapi juga kenyamanan
psiko-emosional dan spiritual. Kolcaba dan Wilson dalam Tiran (2008)
mengemukakan bahwa terdapat empat elemen kenyamanan, yaitu elemen fisik
(fisiologis), psikospiritual, sosiokultural dan lingkungan. Adapun model
kenyamanan ini telah diadaptasikan dan dijadikan sebagai pendekatan holistik
terhadap penyebab, faktor predisposisi dan pemburuk mual dan muntah dalam
kehamilan.
Mual dan muntah dalam kehamilan merupakan sebuah gejala fisiologis
karena terjadinya berbagai perubahan di dalam tubuh wanita yang hamil. Mual
dan muntah semasa kehamilan ini bisa disebabkan oleh perubahan dalam sistem
endokrin, efek aparatus vestibular, adaptasi saluran gastrointestinal, infeksi
Helicobacter pylori.
Masalah psikologis dapat mempredisposisi beberapa wanita untuk
mengalami mual dan muntah dalam kehamilan, atau memperburuk gejala yang
sudah ada ataupun mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala yang normal.
Kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau tidak diinginkan, beban
pekerjaan akan menyebabkan penderitaan batin dan konflik (Tiran, 2008).
Perasaan bersalah, marah, ketakutan dan cemas dapat menambah gejala fisik.
Kurang pengetahuan, informasi dan komunikasi yang buruk antara wanita dan
pemberi asuhannya turut mempengaruhi persepsi wanita tentang keparahan gejala
( Iatrakis et al., 1988 dalam Tiran, 2008).
Universitas Sumatera Utara
8. Masalah sosiokultural turut ambil bagian dalam mencetuskan terjadinya
mual dan muntah. Adanya isu finansial /okupasional dan harapan sosial menuntut
wanita untuk bekerja. Banyak pasangan memerlukan dua sumber penghasilan
untuk memberikan standar kehidupan yang dapat diterima. Kecemasan terhadap
situasi keuangan dapat menimbulkan kekhawatiran tambahan yang membuat
wanita merasa tidak sehat.
Wanita sering terpapar dengan bau/aroma, zat kimia di lingkungan sekitar
mereka yang dapat menambah rasa mual mereka dan menyebabkan muntah.
Perjalanan ke tempat kerja membuat mereka bertemu banyak orang dan dikelilingi
oleh berbagai macam bau sehingga dapat mempengaruhi keparahan mualnya
(Tiran, 2008).
Kemampuan koping wanita yang mengalami mual dan muntah selama
kehamilan sangat beragam yang akan dipengaruhi oleh kepribadian dan sikapnya
terhadap penyakit, komitmen keluarga, pekerjaan, kesehatan umum dan
ketersediaan mekanisme pendukung. Seorang ibu dapat mengalami gejala yang
berat, meskipun hanya muntah dua sampai tiga kali. Persepsi ibu mengenai
keparahan gejala merupakan hal yang penting (Tiran, 2008).
1.5 Pengukuran Mual dan Muntah
Banyak instrumen yang tersedia dan telah digunakan untuk mengukur
berbagai aspek dari mual, tetapi semuanya itu belum cukup valid dan memiliki
standar. Frekuensi, intensitas dan durasi mual adalah karakteristik yang paling
penting yang biasa diukur dalam percobaan klinis (Favero et all, 1992).
Universitas Sumatera Utara
9. Pengukuran frekuensi bisa dilakukan dengan cara yang sederhana,
berdasarkan jawaban ya/ tidak untuk pertanyaan spesifik
dari pasien yang
berkaitan dengan munculnya mual atau bisa berdasarkan 4 atau lebih skala poin.
Durasi mual merupakan fenomena intermitten sehingga dalam pengkajiannya
dapat mengalami kesulitan dan membutuhkan evaluasi yang sering. Responden
diberikan pertanyaan seperi berapa menit mereka mengalami mual selama periode
waktu sebelumnya. Sedangkan intensitas merupakan seringnya dimensi mual. Dua
tipe skala yang biasa digunakan adalah analogue scales dan descriptive ordinal
scales (DS) (Favero et al, 1992). Berikut merupakan visual analog scale,
merupakan skala sederhana untuk mengukur keparahan mual dan muntah (Tiran,
2008)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.6 Penanganan Mual dan Muntah dengan Teknik Akupresur
Mual dan muntah pada kehamilan biasanya diterapi secara konservatif
dengan istirahat dan pemberian keyakinan serta nasehat untuk mengkonsumsi
makanan yang kaya karbohidrat, mudah dicerna dan rendah lemak dengan jumlah
yang sedikit tetapi sering. Daging dan bau yang keras dapat memperparah mual
dan muntah (Coad & Dunstall, 2001).
Mual di trimester pertama kehamilan tidak memerlukan terapi obat. Pada
situasi yang jarang terjadi jika muntah bersifat berat, suatu antihistamin misal
prometazin atau fenotiazin mungkin dibutuhkan. Jika gejala tidak teratasi dalam
Universitas Sumatera Utara
10. 24-48 jam, minta opini dari dokter spesialis (Tiran, 2008). Terapai nonfarmakologis yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual dan muntah pada
kehamilan adalah melalui perubahan pada diet, pengobatan herbal, aromaterapi,
akupresur, refleksologi, osteopati, homeopati dan hipnoterapi.
Menurut Sukanta (2008), pijat akupuntur atau akupresur adalah cara pijat
berdasarkan ilmu akupuntur atau bisa juga disebut akupuntur tanpa jarum. Teori
akupuntur menjadi dasar praktek akupresur. Akupuntur menggunakan jarum
sebagai alat bantu praktek, sedangkan akupresur menggunakan jari, tangan,
bagian tubuh lainnya atau alat tumpul sebagai pengganti jarum. Pemijatan
dilakukan pada titik akupuntur dibagian tertentu tubuh untuk menghilangkan
keluhan atau penyakit yang diderita.
2. Konsep Akupresur
2.1 Tujuan Akupresur
Pemijatan ditujukan untuk mengembalikan keseimbangan yang ada di
dalam tubuh, dengan memberikan rangsangan agar aliran energi kehidupan dapat
mengalir dengan lancar (DEPKES, 1996).
2.2 Manfaat Akupresur
Dalam Sukanta (2001) dikatakan bahwa akupresur bermanfaat untuk
pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, rehabilitasi dan promotif.
Universitas Sumatera Utara
11. 2.3 Teori Dasar Akupresur
Adapun teori yang mendasari tindakan akupresur adalah adalah teori Yin
dan Yang. Yin dan Yang merupakan dua aspek yang saling mempengaruhi, saling
bertentangan dan membentuk satu kesatuan yang utuh dalam suatu keseimbangan
yang dinamis. Terganggunya keseimbangan akan mengakibatkan suatu keadaan
yang abnormal. Dalam ilmu akupresur keadaan ini disebut sebagai suatu kelainan
yang menyebabkan orang merasa sakit. Tugas pemijat adalah mengembalikan
keseimbangan Yin dan Yang tadi (DEPKES, 1996)
Cara kerja akupresur maupun akupuntur pada titik saluran energi tidak
dipahami sepenuhnya. Bagi banyak praktisi pengobatan ortodoks barat, konsep
saluran energi ini tampak tidak beralasan meskipun berbagai eksperimen untuk
menegaskan keadaan meridian ini telah dilakukan. Zhang et al (1982) dalam Tiran
(2008) menganalisis 324 titik akupuntur dan menemukan bahwa 304 sesuai
dengan nervus superfisialis, 155 sesuai dengan nervus kutaneus profunda dan 137
titik disuplai oleh nervus superfisialis dan nervus kutaneus. Litscher et al., 2002
dalam Tiran (2008) melakukan studi silang acak yang dikendalikan plasebo untuk
menunjukkan perbedaan secara statistik antara perfusi kulit di ujung jari setelah
akupuntur di titik Neiguan (Perikardium 6) dan titik plasebo (kosong) dengan
menggunakan pencitraan perfusi Doppler laser.
Universitas Sumatera Utara
12. 2.4 Akupresur Untuk Mual dan Muntah
Titik perikardium 6 (Nei Guan)
Nei berarti medial sedangkan Guan berarti (pass) melewati. Titik ini
merupakan lokasi yang penting pada bagian lengan bawah. Stimulasi titik
perikardium ini dilakukan pada posisi telapak tangan menghadap ke atas. Titik ini
berada pada garis tengah lengan bawah, dua ibu jari menuju siku dari lipatan
pergelangan tangan (Albana, 2009). Titik perikardium 6 berda pada 2 inchi China
(5 cm) dari distal lipatan pergelangan tangan, antara tendon flexi karpi radialis dan
palmaris longus (Dundee, 1990).
Akupresur berbeda dari akupuntur karena pada akupresur dilakukan
penekanan secara konstan pada akunpuntur point dan tidak menusuk kulit.
Akupresur point disebut juga potent point yang terdapat pada kulit (Hickman,
Bell, Preston., 2005 ). Sedangkan menurut World Health Organization (WHO)
definisi akupuntur secara luas adalah stimulasi point tertentu pada tubuh
(akupuntur poit) menggunakan jarum, moksibusi, elektris, laser ataupun akupresur
untuk tujuan terapeutik (Shang, 2007). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
dikatakan akupresur merupakan bagian dari akupuntur sehingga prinsip kerja
akupresur dan akupuntur adalah sama.
Titik Neiguan (titik pericardium 6) digunakan dalam akupuntur untuk
mencegah mual dan muntah yang berlokasi diantara tendon yaitu flexor carpi
radialis dan otot palmaris longus, kira-kira 3 jari diatas lipatan tangan. Akupuntur
dengan
jarum,
akupresur
maupun
akustimulasi
bisa
digunakan
untuk
menstimulasi titik pericardium 6 ini. Efek stimulasi titik tersebut belum mampu
Universitas Sumatera Utara
13. dipahami sepenuhnya, tetapi stimulasi pada titik tersebut diyakini mampu
meningkatkan pelepasan beta-endorphin di hipofise dan ACTH sepanjang
chemoreceptor trigger zone (CTZ) menghambat pusat muntah (Tarcin dkk, 1992).
Stimulasi pada titik akupuntur mengaktifkan tiga pusat yaitu spinal cord,
midbrain dan pituitari untuk melepaskan neurokimia seperti endorphin, serotonin
dan norepinehrin yang mampu memblok pesan nyeri. Selain endorphin, stimulasi
pada titik akupuntur juga terjadi pelepasan adrenocorticotropin hormone
(ACTH) dari pituitari. ACTH menstimulasi adrenal untuk memproduksi kortisol
(Pearl, 1999).
Dibawah ini adalah teori sterkait mekanisme kerja akupuntur/
akupresur.
1. Teori
neurotransmitter.
Akupuntur
mempengaruhi
area
otak,
menstimulilasi sekresi beta-endorphin dan enkepalin pada otak dan spinal
cord. Pelepasan neurotransmitter mempengaruhi sistem imun dan sistem
antinoceptive.
2. Teori sistem syaraf otonom.
Akupuntur
menstimulasi pelepasan
norepinephrin, acetylcholine dan beberapa tipe opoid, menormalkan
sistem syaraf otonom dan mengurangi nyeri.
3. Teori gate control. Akupuntur mengaktifkan reseptor antinoceptive yang
menghambat transmisi sinyal nociceptive pada dorsal horn.
4. Teori vascular-interstisial akupuntur memanipulasi sistem elektris tubuh
dengan menciptakan atau meningkatkan transpor sirkuit tertutup pada
jaringan. Hal ini memfasilitasi penyembuhan yang diikuti oleh transfer
Universitas Sumatera Utara
14. material dan energi elektris diantara jaringan yang normal dan jaringan
yang terluka.
5. Teori kimia darah. Akupuntur mempengaruhi konsentrasi trigliserida,
kolesterol dan phospholipid dalam darah, oleh karena itu akupuntur bisa
menaikkan dan menurunkan komponen darah di perifer, dengan cara
demikian akupuntur mengatur tubuh menuju homeostasis (National
Institute of Health, 1997).
Universitas Sumatera Utara
15. Pemijatan dilakukan dengan cara membuat lingkaran yang lembut pada
titik tersebut. Pada awalnya tidak dianjurkan untuk tidak menekan terlalu keras
karena bisa menyebabkan muntah menjadi lebih buruk. Bila merasa nyaman,
maka tekanan dapat dilakukan lebih keras. Gosokan ini dilakukan selama 30 detik
sampai dua menit. Akupresur bekerja dengan cukup cepat, biasanya satu sampai
dua menit, bagi penderita yang mengalami gangguan pencernaan (Albana, 2009).
Menurut pengobatan tradisional China titik perikardium 6 terhubung
dengan internal pathways yang mengalirkan energi melalui tubuh, sehingga
stimulasi pada titik ini mampu meningkatkan kesehatan seseorang dengan cara
memperlancar aliran energi (chi). Kedokteran modern mulai memahami konsep
ini, mereka berpendapat bahwa akupuntur bekerja dengan cara mengubah jalan
sinyal sel saraf satu dengan yang lainnya sehingga berpengaruh pada sistem saraf
pusat, dan memicu sistem saraf pusat untuk melepaskan suatu zat kimia tertentu
ke tubuh (Mortin, 2009).
Stimulasi pada median nerve di P6 atau titik akupuntur Nei Guan banyak
dilakukan dengan melakukan penekan pada lokasi tersebut (akupresur) telah
banyak dipelajari untuk tujuan mengetahui keefektivan stimulasi titik tersebut
dalam menurunkan mual dan muntah (Rosen dkk., 2009). Dundee, Sourial, Ghaly,
Bell (1988) dalam JRSM (2009), melakukan sebuah studio prospektif yang
didesain untuk mengetahui kemanjuran penekanan titik perikardium 6 dalam
mencegah mual dan muntah selama kehamilan. Wanita yang mengalami mual dan
muntah di awal kehamilan dibagi dalam tiga kelompok, kemudian dicatat
Universitas Sumatera Utara
16. keparahan dan frekuensi mual dan muntah yang terjadi selama 4 hari secara
berurutan mendapat penekanan pada titik perikardium 6. Penekanan dilakukan
pada titik dekat siku kanan dan tanpa pengobatan apapun. Terjadi pengurangan
mual dan muntah pada kelompok intervensi maupun kelompok plasebo ketika
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ketika data diproses, hanya kelompok
dengan penekanan titik perikardium 6 yang menunjukkan penurunan mual dan
muntah secara signifikan. Tidak ada efek samping yang terjadi pada kelompok
lain. Penekanan pada titik perikardium 6 tampaknya memiliki efek terapeutik
yang spesifik.
Studi lain yang dilakukan oleh Shin, Seong, Soe (2007) dalam BMJ
(2009), pada wanita hamil yang dirawat di rumah sakit baik mengalami mual dan
muntah yang berat maupun ringan, wanita hamil melakukan akupresur pada pada
titik perikardium 6 kemudian dibandingkan dengan wanita hamil lain yang tidak
melakukan tindakan akupresur. Wanita dalam studi ini melakukan akupresur pada
titik perikardium 6, tiga kali dalam sehari selama 10 menit. Hasilnya
menunjukkan bahwa akupresur dapat menurunkan keparahan mual dan muntah.
Di luar negeri misalnya di kota London, telah tersedia gelang tangan ’sea
sickness’ yang menggunakan prinsip akupresur/akupuntur, khususnya pada titik
akupuntur perikardium 6 di pergelangan tangan bagian dalam. Gelang ini dapat
dibeli di toko farmasi atau toko makanan sehat. Toko-toko tersebut juga
menyediakan magnet akupresur kecil, dilekatkan pada pergelangan tangan dengan
menggunakan plester, meski gulungan ini lebih mahal dibanding gelang, biasanya
lebih efektif (Tiran, 2007).
Universitas Sumatera Utara
17. Menurut Shin, Seong, Soe (2007, dalam BMJ, 2009) bahwa akupunturis
meyakini bahwa perangsangan pada titik perikardium 6 ini sangat berguna uuntuk
mencegah semua jenis mual dan muntah, termasuk mual dan muntah selama
kehamilan dan mual dan muntah dalam perjalanan. Manset yang bisa diletakkan
pada pergelangan tangan seperti sea band biasanya digunakan untuk mencegah
mual dan muntah selama perjalanan.
2.5 Syarat Tindakan Akupresur
Adapun beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam melakukan tindakan
akupresur antara lain :
Persiapan responden :
1. Pasien sebaiknya dalam keadaan berbaring, duduk atau dalam posisi yang
nyaman
2. Pasien dalam keadaan rileks, tidak emosional (marah, takut, terlalu
gembira, atau sedih), terlalu lapar atau terlalu kenyang.
Persiapan akupresuris :
1. Sebelum memijat tangan dicuci bersih, kuku jari tidak boleh panjang dan
tajam
2. Pemijat dalam keadaan bebas bergerak dengan posisi yang nyaman
sehingga bisa melakukan pemijatan dengan bebas dan tepat.
3. Menggunakan alat bantu pijat tidak tajam, tidak menyakitkan dan bersih
dalam hal ini peneliti melakukan pemijatan dengan menggunakan ibu jari
4. Tidak memijat daerah luka atau bengkak
Persiapan lingkungan :
1. Ruangan tempat pemijatan hendaknya tidak pengap dan mempunyai
sirkulasi yang baik
2. Pemijatan dilakukan di tempat yang bersih
Universitas Sumatera Utara