SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 135
PEMOTONGAN /
PEMUNGUTAN
Pajak Penghasilan
Brevet Perpajakan WD
PAJAK PENGHASILAN
Subjek
Pajak
• Orang Pribadi
• Badan
DIKENAKAN
Yang diterima
atau diperoleh
dalam tahun
pajak berjalan
Wajib Pajak dikenai pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya selama 1 tahun pajak atau untuk penghasilan dalam
bagian tahun pajak
Atas
PENGHASILAN
OBJEK
Pajak Penghasilan
Penghasilan
Add Title
• Imbalan Bunga KUP
• Surplus BI
•Selisih kurs
•Selisih revaluasi
•Premi asuransi
•Iuran anggota
•Ph. Syariah
•Tambahan kekayaan
Pembebasan utang
Penghasilan
Final
Bukan
Penghasilan
• Jasa Konstruksi
• Bunga Deposito &
Tabungan
• Obligasi
• Pengalihan Tanah &/
Bangunan
• Sewa Tanah &/
Bangunan
• Transaksi Saham
• Modal Ventura
• Bunga Koperasi
• Deviden OP
• Trans Derifativ
• bantuan, sumbangan, hibah
• Warisan, penyertaan modal,
natura, klaim asuransi
• Deviden badan (berasal dari dana
cadangan, kepemilikan saham
25%)
• Iuran dana pensiun, bagian laba
CV, penghasilan dari modal di
dana pensiun
Bukan Objek
Pajak
Objek
Pajak
Penghasilan
Normal
PPh
Final
SUBJEK PAJAK
Yang Dikenai Pajak
SUBJEK PAJAK
• Warisan yang belum terbagi sebagai
satu kesatuan, menggantikan yang
berhak
 Orang Pribadi
 Badan
 B U T
Yang dikenai Pajak Penghasilan
S P Luar NegeriS P Dalam Negeri
OP berada/bertempat tinggal di
Indonesia > 183 hari dalam jangka
waktu 12 bulan ; dalam satu tahun
pajak berada di Indo dan berniat
tinggal di Indo
Badan yang didirikan / bertempat
kedudukan di Indonesia
OP berada/bertempat tinggal di
Indonesia < 183 hari dalam jangka
waktu 12 bulan
&
Badan yang TIDAK didirikan /
bertempat kedudukan di Indonesia
Penghasilan
Pembedaan
Yg peroleh
Melalui BUT
Tidak melalui
BUT
PELUNASAN
Pajak Penghasilan Dalam Suatu Tahun
Current
payment
Estimated
tax
Witholding
tax
Tujuan : Kelancaran Kas Negara, Meringankan Beban Wajib Pajak
Dibayar sendiri oleh
Wajib Pajak melalui
pembayaran angsuran
Dipotong / Dipungut
Pihak Lain
Pelunasan kekurangan
pembayaran pada akhir
tahun
Pajakyangterutangdalam1tahun
Dapatdilunasidengancara:
JENIS WITHOLDING
Objek Penjelasan
PPh Pasal 21 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan kepada orang pribadi
sehubungan dengan pekerjaan jabatan, jasa & kegiatan
PPh Pasal 4 ayat (2) Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan jasa tertentu &
sumber tertentu (jasa konstruksi, sewa tanah/bangunan,pengalihan hak atas
tanah/bangunan, hadiah undian dan lainnya)
PPh Pasal 22 Pemungutan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan dengan pembelian
barang
PPh Pasal 23 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan berupa hadiah, bunga,
deviden, sewa, royalty dan jasa-jasa lainnya selain Objek PPh Psl 21
PPh Pasal 15 Pajak yang dikenakan kepada badan yang menggunakan Norma
Penghitungan Khusus Deemed Profit
KONSEP WITHOLDING
Jenis
Pajak
Objek Bukti Meka-
nisme
MEKANISME WITHOLDING
PEMOTONG
(Witholder)
Pemberi Hasil
MEMBAYAR
YANG DIPOTONG
(Subjek Pajak)
Penerima Penghasilan
OBJEK PEMOTONGAN
Psl 4 (1) & (2) UU PPh
BUKAN OBJEK
Psl 4 (3) UU PPh
KEWAJIBAN PERPAJAKAN
 POTONG/PUNGUT
 SETOR
 LAPOR
Bukti
Potong
SSP
SPT MASA
LANDASAN HUKUM
• Ketentuan Formal Pembayaran,
Pelaporan, dll.
KUP
• Pasal 21
PPh
• PMK-252/PMK.03/2008
• PMK-206/PMK.03/2012
• PMK-162/PMK.011/2012
PMK
• PER-31/PJ/2012
PER-DJP
PPh Pasal 21
Pemotongan Pajak
• Atas Penghasilan
Sehubungan dengan
• Pekerjaan, Jasa, dan
kegiatan
Yang Dilakukan
• OP Subjek Pajak Dalam
Negeri
Penghasilan
OP
SPDN
Objek PPh
21
SPLN
Objek PPh
26
Badan
Objek PPh
23
PEMOTONG PPh Pasal 21
Pemberi Kerja
OP/Badan, Bayar
gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dll
Sehubungan
Pekerjaan / jasa
Yang dilakukan
Pegawai / bukan
pegawai
Bendahara
Pemerintah, bayar
Gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dll
Dengan nama dan dalam
bentuk apapun
Sehubungan dengan
Pekerjaan atau jabatan,
Jasa dan kegiatan
Dana Pensiun
Yang membayar
Uang pensiun
Dan THT/JHT
OP Usaha/Badan
Bayar
Honorarium, komisi,
fee
Sehub dengan
Jasa Tenaga ahli
Kepada peserta
dklat/magang
Penyelenggara
Kegiatan
(pem, org nas, dll)
Yang Membayar
Honorarium, hadiah,
penghargaan
Kepada WP OP DN
OBJEK PPh Pasal 21
Yang Dipotong PPh Pasal 21
Penghasilan
Dipotong
PPh 21Ph Pgw
Tetap
Ph
Pensiunan
Ph
Pemutusan
Hub Kerja
Ph Pegawai
tidak tetap
Imbalan
Bukan
Pegawai Imbalan
Peserta
Kegiatan
Honorarium
komisaris
Jaspro
Mantan
Pegawai
Penarikan
Dana
Pensiun
TERMASUK
Natura/Kenikmatan dari :
• WP PPh Final,
• WP Norma Penghitungan Khusus
SIAPA
Yang Dipotong PPh Pasal 21
Pegawai
Pesangon
Peserta Kegiatan
Termasuk pegawai tetap dan pegawai
tidak tetap
Termasuk penerima THT, JHT, maupun
yang diterima oleh ahli warisnya
Perlombaan, rapat, kepanitiaan, magang,
diklat, dll
Pegawai
Bukan
Pegawai
Penerima
Pesangon
Peserta
Kegiatan
Rincian Bukan
Pegawai :
• Pemain musik,
pembawa acara, dll
• Olahragawan
• Penasihat, pengajar
• Pengarang, peneliti
• Pemberi jasa sgl
• Agen iklan
• Pengawas/pengelola
proyek
• Pembawa pesanan/
perantara
• Petugas penjaja
barang dagangan
• PDL Asuransi
• Distributor MLM
• Tenaga Ahli
Tenaga Ahli:
pengacara, akuntan, arsitek, dokter,
konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris
NON
Non Objek non subjek
Objek
Subjek
Iuran
Pensiun,
Beasiswa
Santunan
Asuransi
Zakat/ sumb.
keagamaan
BUKAN
Merupakan
Tidak melakukan pemotongan PPh Pasal
21
Jenis Penghasilan yang tidak dipotong PPh Pasal 21
Non Subjek
Non Objek
Kantor
Perwakilan
Asing
Orang
Pribadi
Natura/
Kenikmatan
Organisasi
International
• Orang Pribadi yang tidak
melakukan pekerjaan
bebas/kegt usaha yang
mempekerjakan pembantu
BIC Vs BIK
FAKTOR LAINNYA
Biaya Jabatan, PTKP,
BIAYA JABATAN
5% X
Penghasilan
Bruto
(Gaji & Tunjangan)
Maksimal
Setahun
6.000.000
Sebulan
500.000
BIAYA PENSIUN
5% X
Penghasilan
Bruto
(Gaji & Tunjangan)
Maksimal
Setahun
2.400.000
Sebulan
200.000
Bekerja
Penerima Pensiun
PTKP
• 24.300.00 untuk WP
• 2.030.000 untuk status
kawin
• 2.030.000 untuk
tanggungan maksimal 3
PTKP
Penghasilan Tidak Kena Pajak
WP OP :
Penghasilan
Kena Pajak
=
Penghasilan
Neto
- PTKP
Keterangan
PTKP BARU
Mulai 1-1-2009
SETAHUN
(Rp)
SEBULAN
(Rp)
Untuk Diri Pegawai (Tk/-) 24.300.000 2.025.000
Untuk Diri Pegawai Yg Kawin/Nikah (K/-) 26.325.000 2.193.750
Untuk Pegawai Yg Kawin & Memiliki 1
Tanggungan (K/1)
28.350.000 2.362.500
Untuk Pegawai Yg Kawin & Memiliki 2
Tanggungan (K/2)
30.375.000 2.531.250
Untuk Pegawai Yg Kawin & Memiliki 3
Tanggungan (K/3)
32.400.000 2.700.000
PTKP
Penghasilan Tidak Kena Pajak
Diri Wajib
Pajak
Sedarah Semenda
Lurus 1o Kesamping 1o Lurus 1o Kesamping 1o
Ayah
Ibu
Anak Kandung
Saudara Kandung
Kakak
Adik
Mertua
Anak Tiri
Anak Angkat
Saudara Ipar
Kakak Ipar
Adik Ipar
PTKP KARYAWATI KAWIN
Penghasilan Tidak Kena Pajak
Bagi Diri
Sendiri
Tidak
menunjukkan
Surat
Keterangan
Sendiri +
Tangg
meneran
gkan
Suami
Tidak
menerima
Penghasilan
Menunjukkan
Ketr Tertulis
minimal dari
kecamatan
PTKP yang dapat
dikurangkan :
meneran
gkan
Suami
Tidak
menerima
Penghasilan
Karyawati
Tidak Kawin
Bagi karyawan / karyawati yang tidak kawin
Disamping PTKP bagi diri sendri dapat ditambah PTKP
bagi anggota keluarga sedarah yang menjadi
tanggungannya
Contoh Case PTKP :
Gede Manyun status kawin mempunyai 2 (dua) orang
anak kandung, menanggung seorang adik
kandung, mengurusi mertua sebagai pensiunan yang
sedang sakit, pada bulan Agustus 2015 ini, Anak
Pertama dan Anak ke-2 baru berumur 3 Tahun dan 4
bulan. Gege Manyun juga memiliki seorang anak tiri
umur 5 tahun dari istri pada pernikahan sebelumnya
dan Gede Manyun mengangkat anak dari panti
asuhan yang berumur 5 Th (semuanya anggota
keluarga telah masuk KK kecuali anak angkat).Apa
status PTKPnya?
Jawab Case PTKP :
PTKP Gede Mayun :
Diri sendiri : Rp 36.000.000
Kawin : Rp 3.000.000
Tanggungan : 2 ( 2 x Rp 3.000.000)
Anak Kandung ke-1 : ya ( Sedarah garis lurus -Masuk
KK)
Anak Kandung ke-2 : tidak (baru 4 bulan )
Anak Tiri : Iya (Semenda -masuk KK)
Anak Angkat : Tidak ( belum masuk KK)
Adik Kandung : Tidak (sedarah ke samping)
Ibu Mertua : Tidak ( Masuk Pensiunan-masih
berpenghasilan)
Jadi PTKP ( K/2)
(36.000.000+3.000.000+3.000.000+ 3.000.000)=Rp 45.000.000
Contoh Case PTKP :
Indah status wanita kawin mempunyai 2 (dua) orang
anak kandung, Indah menanggung anak, Ibu
kandung,karena suami penghasilan minim.Apa status
PTKPnya?
Dewi status wanita kawin mempunyai 2 (dua) orang
anak kandung, Indah menanggung anak, pada tanggal
5 Januari 2015 dinyatakan Hidup Berpisah di
pengadilan. Apa status PTKPnya pada tahun 2014?
Jawab Case PTKP :
PTKP Indah: TK/0 (suami berpenghasilan)
PTKP Dewi: TK/0 (perubahan melewati awal tahun)
Saat
Terutangnya
PPh Pasal 21
Jika kita terlambat, maka
Negara juga terlambat
memperoleh pemasukan
dari sektor PPh Pasal 21
Negara tidak ingin kita
terlambat melakukan
pemotongan PPh Pasal 21
Kapan saatnya harus memotong PPh Pasal 21?
Bagi Penerima Penghasilan :
• Pada saat
diterimanya pembayaran
• Pembayaran belum diterima
tapi haknya sudah diakui
oleh penerima penghasilan
Kapan saatnya harus memotong PPh Pasal 21?
Bagi Pemberi Penghasilan :
• Pada saat
dilakukan pembayaran
• Pada saat
terutangnya penghasilan
(pemberi kerja mengakui
ada pembebanan biaya)
Tempat
Terutangnya
PPh Pasal 21
Tempat Terutangnya PPh Pasal 21
UU PPh tidak mengatur adanya sentralisasi
pemotongan PPh Pasal 21
Berdasarkan SE 23 tahun 2000, disebutkan bahwa
pemotongan dilakukan oleh kantor pusat, cabang,
perwakilan/unit, tempat pembayaran imbalan
ketenagakerjaan.
Contoh :
Suatu Perusahaan yang terletak di Jakarta, dan
memiliki cabang di Surabaya, Bandung, dan Medan
Maka kewajiban pemotongan dan pelaporan PPh Pasal
21 harus dilakukan di kantor pusat dan masing-masing
kantor cabang.
Tarif * Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
Rumus Penghitungan PPh Pasal 21
WD Tax Centre
DPP dalam penghitungan PPh
Pasal 21 sangat bervariasi,
bergantung pada
subjek penerima
penghasilannya.
DPP
WD Tax Centre
Tarif Dasar
Pengenaan Pajak
WD Tax Centre
WD Tax Centre
1.Untuk Penghasilan Kena Pajak (PhKP)
≤ 50 jt
Dikenai tarif PPh sebesar
5%
WD Tax Centre
2.Untuk PhKP > 50 sd ≤ 250 jt
Dikenai tarif PPh sebesar
15%
WD Tax Centre
3.Untuk PhKP > 250 sd ≤ 500 jt
Dikenai tarif PPh sebesar
25%
WD Tax Centre
4.Untuk PhKP > 500 jt
Dikenai tarif PPh sebesar
30%
WD Tax Centre
Penting!
Bagi Non Pemilik NPWP,
tarif yang dikenakan akan
lebih tinggi
20%
WD Tax Centre
Tarif PPh + (20%*Tarif PPh)
Rumus Tarif PPh Non Pemilik NPWP:
WD Tax Centre
Contoh
Bagi wajib pajak yang penghasilan hingga 50jt dan
memiliki NPWP dikenakan tarif PPh 5%,
sedangkan bagi yang berpenghasilan sama
Non Pemilik NPWP akan dikenakan tarif PPh
= Tarif PPh + (20%*Tarif PPh)
= 5% + (20%*5%)
= 5% + 1%
= 6 %
Penghitungan tarif PPh
Pasal 21 dilakukan dengan
cara menerapkan tarif
progresif Pasal 17 UU PPh.
Jika punya penghasilan 600jt, maka penghitungan
tarifnya
50jt*5% = 2,5 jt
200jt*15% = 30jt
250jt*25% = 62,5jt
100jt*30% = 30jt (+)
PPh 600jt = 125jt
Contoh
WD Tax Centre
Cara singkat penghitungan tarif PPh Pasal 21
adalah menggunakan Penghitungan efektif
PPh Pasal 21.
WD Tax Centre
1.Jika PhKP ≤ 50jt
Maka penghitungan
efektifnya:
5%*PhKP
WD Tax Centre
2.Jika PhKP >50jt sd ≤250jt
Maka penghitungan efektifnya:
(15%*PhKP) - 5jt
3.Jika PhKP >250jt sd ≤500jt
Maka penghitungan efektifnya:
(25%*PhKP) - 30jt
WD Tax Centre
4.Jika PhKP >500jt
Maka penghitungan efektifnya:
(30%*PhKP) - 55jt
WD Tax Centre
Contoh
Jika seseorang PhKP-nya 600jt, maka
penghitungan PPh terutang dengan
penghitungan efektifnya adalah
(30%*600jt) - 55jt = 125jt
dan hasilnya sama dengan cara
penghitungan progressive sebelumnya.
WD Tax Centre
TARIF PAJAK PENGHASILAN
• > 500 Juta 30%
• >250 Juta –
500 Juta 25%
• > 50 Juta –
250 Juta 15%
• 0 – 50
Juta 5%
Penghasilan Kena Pajak
T A R I F
Bagi yang tidak memiliki NPWP dipotong
20% lebih tinggi dari tarif normal
Pengenaan
PPh Pasal
21
Pegawai
Tetap
Pegawai
Tidak Tetap
Penerima
Pensiun
Bukan
Pegawai
Kewajiban
Subjektif
Penghasilan
Teratur
Penghasilan
Tidak Teratur
• Gaji bulanan (iuran pensiun, premi, natura, tunjangan, dll
• mingguan, rapel, lembur
• Nonorarium pegawai tetap
• Jasa produksi, gratifikasi, tantiem, bonus, premi tahunan,
THR, dan penghasilan lainnya
• Harian
• Satuan
• Borongan
• bulanan
• Berkala
• Permintaan sekaligus
• Jasa produksi, pesangon
• Honorarium
• Hadiah
• Distributor MLM
SETAHUN
KURANG
SETAHUN
• Mulai bekerja awal tahun
• Mulai bekerja setelah awal tahun
• Permulaan tahun, berakhir dalam suatu tahun, pindah kerja
tahun berjalan, pindah tugas tahun berjalan
PEGAWAI
BUKAN PEGAWAI
TIDAK BERKESINAMBUNGAN
BERKESINAMBUNGAN
PENSIUNAN
TETAP
TIDAK TETAP
Ph NETO - PTKP
BULANAN
HARIAN
Ph BRUTO - PTKP
(50% X Ph Bruto) Kumulatif
50 % x Ph Bruto
Ph NETO - PTKP
SEKALIGUS
BERKALA
Ph BRUTO – 200 RIBU
PP 68 Th 2010
Ph BRUTO(>2,025jt s.d.7jt) – PTKP hr
Ph Bruto Kumulatif
BERKESINAMBUNGAN ex Psl 13 (1)
((50% X Ph Bruto) - PTKP bulanan)
Kumulatif syarat ber NPWP dan satu pemberi
kerja
PESERTA KEGIATAN
Ph BRUTO(>7jt) – PTKP
KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI,
PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAI
Ph Bruto
PEGAWAI
TETAP
Mekanisme
Penghitungan PPh
Pasal 21
Pegawai Tetap
• Gaji Tunjangan Premi Dibayar
Pemberi Kerja
• Dikurangi
• Biaya Jabatan
• Iuran Pensiun THT/JHT Yang
Dibayar Sendiri
Penerima Pensiun
• Uang Pensiun Berkala
• Dikurangi :
• Biaya Pensiun
PENGHASILAN BRUTO
Penghasilan Neto
DIKURANGI PTKP
Penghasilan Kena Pajak
DIKALI Tarif Pasal 17
IURAN PENSIUN
Ditinjau dari sisi karyawan sebagai penerima penghasilan
Keterangan Iuran Pensiun Premi
asuransi
Dibayar Sendiri Pengurang Bukan Pengurang
Dibayar Pemberi
Kerja
Bukan Objek PPh Objek PPh
58
Mis. Iuran pensiun Rp. 100.000/bln
Status K/0
Penghitungan PPh Pasal 21
Tiap Masa/Bulan selain Desember (estimasi)
PERKIRAAN ATAS PENGHASILAN
YG BERSIFAT TERATUR DALAM
1 BULAN (Contoh Bulan Januari)
Penghasilan Bruto :
- GAJI
- TUNJANGAN YG TERKAIT
DIKURANGI:
- BIAYA JABATAN, 5% DARI PENGH. BRUTO MAKS
Rp 6.000.000,-/THN
ATAU Rp 500.000,-/BLN
- IURAN PENSIUN
- IURAN THT/JHT
PENGHASILAN NETO Disetahunkan (x 12)
PENGHASILAN KENA PAJAK
(5%xRp2.500.000)+Rp100.000)=
Rp125.000+Rp100.000 =
Rp225.000
PTKP
X TARIF PS.17 UU PPh
12
DIKURANGI
Rp2.500.000,-
Rp2.275.000,-
- Rp26.325.000
Rp 975.000
Rp975.000 X 5%=Rp 48.750
12 12
Rp 4.063 = PPh bln Januari
Contoh untuk Gaji + Tunjangan
Bulan Januari
PENGHASILAN NETO 1 bulan
Rp2.275.000 X 12 = Rp27.300.000
59
Penghitungan PPh Pasal 21
Masa Desember (realisasi)
PERKIRAAN ATAS PENGHASILAN
YG BERSIFAT TERATUR DALAM
1 BULAN (Contoh Bulan Januari)
Penghasilan Bruto :
- GAJI
- TUNJANGAN YG TERKAIT
DIKURANGI:
- BIAYA JABATAN, 5% DARI PENGH. BRUTO MAKS
Rp 6.000.000,-/THN
ATAU Rp 500.000,-/BLN
- IURAN PENSIUN
PENGHASILAN KENA PAJAK
(5%xRp30.000.000)+Rp1.200.000)=
Rp1.500.000+Rp1.200.000 =
Rp2.700.000
PTKP
X TARIF PS.17 UU PPh
DIKURANGI
Rp30.000.000,-
Rp27.300.000,-
- Rp26.325.000
Rp 975.000
Rp975.000 X 5%=Rp 48.750
PPh bln Des = Rp48.750 – (Rp4.063 X 11)
= Rp4.057
Contoh untuk Gaji + Tunjangan
Bulan Januari s.d Desember
PENGHASILAN NETO selama 1 Tahun
PPh bln Des = PPh terutang – PPh dipot Jan s.d Nop
PASAL 21 SEBULAN
PASAL 21 SETAHUN Dibagi Banyak Bulan
Penghasilan Kena Pajak
PASAL 21 SETAHUN Dikali Tarif Pasal 17
DIKURANGI
PTKP
Lihat keadaan awal
tahun
Penghasilan Neto
Disetahunkan
Lihat kewajiban
subjektifnya
DIKURANGI
Biaya Jabatan
Iuran Terkait Pensiun
Biaya Pensiun
Penghasilan Bruto
Penghasilan Teratur Gaji, Tunj, dll
SETIAP MASA PAJAK MASA PAJAK TERAKHIR
PASAL 21 TERUTANG
PASAL 21 SETAHUN
DIKURANGI
yang sudah dipotong
pada tahun tersebut
Penghasilan Kena Pajak
PASAL 21 SETAHUN Dikali Tarif Pasal 17
DIKURANGI
PTKP
Lihat keadaan awal
tahun
Penghasilan Neto Setahun
Ph bruto setahun
DIKURANGI : Faktor
Pngurang
DIKURANGI
Biaya Jabatan
Iuran Terkait Pensiun
Biaya Pensiun
Penghasilan Bruto
Penghasilan Teratur + Ph Tidak Teratur
VARIASI PENGHITUNGAN
Pasal 21 Pegawai Tetap
Jenis variasi Konsep Perhitungan Lainnya
MASA/Bulan Selain Desember/selain masa pegawai tetap berhenti
1. Penghasilan bkn atas
pembayaran per bulan,
gaji 1 minggu x 4, gaji 1 hr
x 26, PPh terutang
nantinya perminggu : 4,
per hari : 26
2. Peg yg punya NPWP di th
berjalan, sanksi 20% lebih
besar atas PPh dpt
dijadikan pengurang saat
bulan dia berNPWP
Penghasilan
teratur
Pengh bruto-(bi jabatan+iuran pensiun=pengh neto.
Pengh neto disetahunkan (x 12)-PTKP=Peng Kena Pajak.
Pengh Kena Pajak x Tarif Pasal 17=PPh terutang,
kemudian dibagi 12.
Pengh. Teratur
Dirapel (kenaikan
gaji)
Perhit normal penghasilan bruto setlh dirapel per bulan,
PPh terutang perbulan X jumlah bln rapel, dikurangi PPh
yg telah dipot dlm bulan rapel
Penghasilan Tidak
Teratur (Bonus,
THR)
a) Pengh teratur yg disetahunkan + pengh tdk
teratur=pengh bruto, ikuti prosedur normal didptkan
pph atas Pengh Teratur + Tdk teratur
b) PPh atas pengh tdk teratur=Perhit a) dikurangi
perhit pengh teratur saja
Masa/bulan Desember/masa peg tetap berhenti (Masa pajak terakhir)
Penghasilan total
setahun/selama
bln bekerja
Total Pengh bruto (baik teratur & tdk teratur) dihit pph
sesuai prosedur.
PPh yg dipot masa Des/masa berhenti = PPh terutang
total – PPh yg tlh dipot Jan s.dNop/masa seblmnya.
VARIASI PENGHITUNGAN
Pasal 21 Pegawai Tetap (lanjutan)
Jenis variasi Konsep Perhitungan Lainnya
Pegawai baru
bekerja di th
berjalan
pengh neto sethn = pengh neto 1 bln x jmlh bln
s.d Desember
Kewajiban subjektif sejak
awal tahun
Penghasilan neto disetahunkan
Kewajiban subjektif tidak di
awal tahun
Pegawai berhenti
pada tahun
berjalan
saat bln berhenti, pengh neto dihit s.d bln
berhenti
1. Kewajiban subjektif sejak
awal tahun
2. Timbul Lebih Bayar
Saat berhenti, penghasilan neto s.d bulan berhenti
disetahunkan
Kewajiban subjektif tidak di
awal tahun
Pegawai yg
dipindahtugaskan
1. pengh neto bln di ktr lama + pengh neto ktr baru,
disetahunkan baru dikurangi PTKP,
2. PPh ktr baru = PPh total – PPh ktr lama
Pindah ke cabang /lokasi
usaha lainnya
Penghasilan
diperoleh dlm
mata uang asing
Penghasilan bruto dikalikan Kurs KMK sebelum
dilakukan perhitungan
VARIASI PENGHITUNGAN
Pasal 21 Pegawai Tetap (lanjutan)
Jenis variasi Konsep Perhitungan Lainnya
Pegawai yang
menerima tunjangan
pajak
Tunjangan digabungkan ke penghasilan bruto
sebesar PPh yang terutang dan penghasilan
pegawai yg diterima tanpa pengurangan PPh
Atas tunjangan pajak dapat
dibiayakan oleh Pemberi
Kerja
PPh Pegawai
ditanggung
perusahaan
Perhitungan sesuai perhitungan normal, namun
Pphnya dibayarkan oleh perusahaan tanpa
mengurangi penghasilan pegawai
Atas PPh yang ditanggung
Pemberi Kerja tidak dpt
dibiayakan
Pegawai menerima
natura / kenikmatan
dr Pemberi Kerja yg
dikenakan PPh
Final/menggunakan
Norma Perhit Pengh
Neto
Sehubungan PPh Badan pemberi kerja dikenakan PPh
Final/Norma Perhit Pengh Neto maka atas
natura/kenikmatan merupakan objek PPh dan
dimasukkan/digabung ke penghasilan bruto utk perhit
PPh pegawai
Atas natura/kenikmatan
yang diterima pegawai dari
Pemberi kerja selain ini,
bukan objek PPh bagi
Pegawai, namun tidak dapat
dibiayakan oleh pemberi
kerja
Langkah Menghitung PPh Pasal 21
1. Ph Bruto Sebulan (Penghasilan yang menjadi Objek PPh
Pasal 21)
2. Ph Bruto Sebulan - (Biaya Jabatan + Iuran Pensiun dan
THT) = Ph Netto Sebulan
3. Ph Netto Sebulan x 12 = Ph Netto Setahun
4. Ph Netto Setahun - PTKP = Ph KP
5. Ph KP x Tarif Pasal 17 UU PPh = PPh Pasal 21 Setahun
6. PPh Pasal 21 Setahun : 12 = PPh 21 Pasal Sebulan
1. Bekerja Sejak Bulan Januari
Ph Netto Setahun = Ph Netto Sebulan x 12
PPh Pasal 21 Sebulan = PPh Pasal 21 Setahun : 12
2. Bekerja di Pertengahan Tahun (Setelah
Bulan Januari)
Ph Netto Setahun = Ph Netto Sebulan x Σ Bulan Sejak
Masuk Kerja sampai Desember (n bulan)
PPh Pasal 21 Sebulan = PPh Pasal 21 Setahun : n bulan
Misal masuk kerjanya dari bulan Maret maka :
Ph Netto Setahun
= Ph Netto Sebulan x Σ Bulan Sejak Masuk Kerja
sampai Desember (n bulan)
= Ph Netto Sebulan x Σ Maret-Desember
= Ph Netto Sebulan x 10
PPh Pasal 21 Sebulan
= PPh Pasal 21 Setahun : n bulan
= PPh Pasal 21 Setahun : 10
3. WNA Bekerja di Pertengahan Tahun
Ph Netto Setahun = Ph Netto Sebulan x 12
PPh Pasal 21 Sebulan = PPh Pasal 21 Setahun : 12
Variasi Penghitungan PPh Pasal 21 Masa :
1. Pegawai yang berkerja sejak awal tahun
2. Pegawai yang berkerja di pertengahan tahun baik
pegawai yang kewajiban pajak subjektifnya di mulai
dari awal tahun tahun maupun pegawai yang
kewajiban pajak subjektifnya di mulai setelah awal
tahun/pertengahan tahun
3. Pegawai yang menerima rapel
4. Pegawai yang menerima bonus
Contoh
Ahmad Zakaria sudah menikah & tanpa
tanggungan (K/0), bekerja di PT ISL sebagai
pegawai tetap sejak tahun 2015 dengan gaji 25
juta/bulan. Ahmad ikut program Jamsostek
sesuai ketentuan yang berlaku, JKK 0,1% gaji
dan JPK 0,3% gaji. Ahmad juga mengikuti
program Pensiun dengan membayar sendiri
iuran setiap bulan sebesar Rp 200.000. Pada
Bulan Maret 2015 Ahmad menerima THR
sebesar Rp 15.000.000. Hitunglah PPh
terhutang bulan Januari dan Maret 2015
Penghitungan Ph Bruto Sebulan
Gaji = 10.000.000,-
JKK = 0,1% Gaji
= 0,1 x 10.000.000,-
= 10.000,-
JPK = 0,3% Gaji
= 0,3 x 10.000.000,-
= 30.000,-
Ph Bruto Sebulan = Gaji + JKK + JPK
= 10.000.000,- + 10.000,- + 30.000,-
= 10.040.000,-
Penghitungan Ph Netto Setahun
Ph Bruto Sebulan = 10.040.000,-
Biaya Jabatan = 5% Ph Bruto Sebulan
= 5 % x 10.040.000,-
= 500.200,-
Karena maksimal biaya jabatan yang boleh diperhitungkan adalah 500.000,-
, maka biaya jabatan sebesar 500.200,- tidak berlaku dan yang dipakai ialah
500.000,-.
Iuran THT yang ditanggung oleh Ahmad sendiri = 200.000,-
Ph Netto Sebulan = Ph Bruto Sebulan – (Biaya Jabatan + Iuran
THT)
= 10.040.000,- – (500.000,- +
200.000,-)
= 9.340.000,-
Ph Netto Setahun = 9.340.000,- x 12
= 112.080.000,-
Penghitungan Ph KP
Ph Netto Setahun= 112.080.000,-
PTKP K/0 = 26.325.000,-
Ph KP = Ph Netto Setahun – PTKP K/0
= 112.080.000,- – 26.325.000,-
= 85.755.000,-
PPH Pasal 21 Setahun
5% x Rp50.000.000,-= 2.500.000,-
15% x Rp35.775.000,-= 5.363.250,- (+)
Penghitungan PPh Pasal 21 Sebulan
Ph KP = 85.755.000,-
PPh Pasal 21 Setahun = Tarif Pasal 17 UU PPh x Ph KP
• 5% x 50.000.000,- = 2.500.000,-
• 15% x 35.775.000,- = 5.363.250,- (+)
= 7.863.250,-
PPh Pasal 21 Sebulan = PPh Pasal 21 Setahun : 12
= 7.863.250,- : 12
= 655.271,-
Jika Ahmad belum memiliki NPWP maka ia akan dikenakan PPh Pasal 21
lebih tinggi 20%, sehingga ia harus membayar
= 120% * PPh Pasal 21 Sebulan (Normal)
= 120% * 655.271,-
= 786.325,-
Secara Prinsip Penghitungan PPh Pasal 21 pegawai tetap
yang masuk kerja tengah tahun tidak membawa 1721 A1
sama dengan pegawai tetap yang masuk kerja sejak awal
tahun, yang berbeda ialah faktor pengali/faktor pembagi
dalam penghitungan Ph Netto Setahun.
Contoh
Budiyanta sudah menikah & tanpa
tanggungan (K/0), bekerja di PT ISL
sebagai pegawai tetap sejak 1 Juli 2013
dengan gaji 10 juta/bulan. Budiyanta ikut
program Jamsostek sesuai ketentuan yang
berlaku, JKK 0,1% gaji dan JPK 0,3% gaji.
Penghitungan Ph Bruto Sebulan
Gaji = 10.000.000,-
JKK = 0,1% Gaji
= 0,1 x 10.000.000,-
= 10.000,-
JPK = 0,1% Gaji
= 0,1 x 10.000.000,-
= 30.000,-
Ph Bruto Sebulan = Gaji + JKK + JPK
= 10.000.000,- + 10.000,- + 30.000,-
= 10.040.000,-
Penghitungan Ph Netto Setahun
Ph Bruto Sebulan = 10.040.000,-
Biaya Jabatan = 5% Ph Bruto Sebulan
= 5 % x 10.040.000,-
= 500.200,-
Karena maksimal biaya jabatan yang boleh diperhitungkan adalah 500.000,-
, maka biaya jabatan sebesar 500.200,- tidak berlaku dan yang dipakai ialah
500.000,-.
Iuran THT yang ditanggung oleh Budiyanta sendiri = 200.000,-
Ph Netto Sebulan = Ph Bruto Sebulan – (Biaya Jabatan + Iuran
THT)
= 10.040.000,- – (500.000,- +
200.000,-)
= 9.340.000,-
Ph Netto Setahun = 9.340.000,- x 6 (dihitung dari Juli-Desember)
= 56.040.000,-
Penghitungan Ph KP
Ph Netto Setahun= 56.040.000,-
PTKP K/0 = 26.325.000,-
Ph KP = Ph Netto Setahun – PTKP K/0
= 56.040.000,- – 26.325.000,-
= 29.715.000,-
Penghitungan PPh Pasal 21 Sebulan
Ph KP = 29.715.000,-
PPh Pasal 21 Setahun = Tarif Pasal 17 UU PPh x Ph KP
• 5% x 29.715.000,- = 1.485.750,-
PPh Pasal 21 Sebulan = PPh Pasal 21 Setahun : 6
= 1.485.750,- : 6
= 247.625,-
Contoh
Tn Badu sudah menikah & tanpa
tanggungan (K/0), bekerja di PT ISL
sebagai pegawai tetap sejak 1 Juli 2013
dengan gaji 10 juta/bulan. Badu ikut
program Jamsostek sesuai ketentuan yang
berlaku, JKK 0,1% gaji dan JPK 0,3% gaji.
Sebelumnya Tn Badu bekerja di PT ACI
dengan Ph dalam 1721 A1:
• Ph. Neto Rp 56.040.000,-
• PPh 21 terutang Rp1.485.750 ,-
Penghitungan Ph Bruto Sebulan
Gaji = 10.000.000,-
JKK = 0,1% Gaji
= 0,1 x 10.000.000,-
= 10.000,-
JPK = 0,1% Gaji
= 0,1 x 10.000.000,-
= 30.000,-
Ph Bruto Sebulan = Gaji + JKK + JPK
= 10.000.000,- + 10.000,- + 30.000,-
= 10.040.000,-
Penghitungan Ph Netto Setahun
Ph Bruto Sebulan = 10.040.000,-
Biaya Jabatan = 5% Ph Bruto Sebulan
= 5 % x 10.040.000,-
= 500.200,-
Karena maksimal biaya jabatan yang boleh diperhitungkan adalah 500.000,-
, maka biaya jabatan sebesar 500.200,- tidak berlaku dan yang dipakai ialah
500.000,-.
Iuran THT yang ditanggung oleh Tn Badu sendiri = 200.000,-
Ph Netto Sebulan = Ph Bruto Sebulan – (Biaya Jabatan + Iuran
THT)
= 10.040.000,- – (500.000,- + 200.000,-)
= 9.340.000,-
Ph Netto Setahun = 9.340.000,- x 6 (dihitung dari Juli-Desember)
= 56.040.000,-
Penghitungan Seluruh Ph Netto Setahun
Ph Netto Setahun (saat bekerja di PT ISL) = 56.040.000,-
Ph Netto Sebelumnya (saat bekerja di PT ACI) = 56.040.000,- (+)
Jumlah Seluruh Ph Netto Setahun = 112.080.000,-
Penghitungan Ph KP
Ph Netto Setahun= 112.080.000,-
PTKP K/0 = 26.325.000,-
Ph KP = Ph Netto Setahun – PTKP K/0
= 112.080.000,- – 26.325.000,-
= 85.755.000,-
Penghitungan PPh Pasal 21 Sebulan
Ph KP = 85.755.000,-
PPh Pasal 21 Setahun = Tarif Pasal 17 UU PPh x Ph KP
• 5% x 50.000.000,- = 2.500.000,-
• 15% x 35.775.000,- = 5.363.250,- (+)
= 7.863.250,-
PPh Pasal 21 terutang di masa sebelumnya = 1.485.750,- (-)
PPh Pasal 21 terutang di tempat sekarang= 6.377.500,-
PPh Pasal 21 Sebulan = 6.377.500,- : 6
= 1.062.917,-
Contoh
David Raisita sudah menikah & tanpa
tanggungan (K/0), bekerja di PT ISL
sebagai pegawai tetap sejak 1 Juli 2013
dengan gaji 20 juta/bulan.
Penghitungan Ph Bruto Sebulan
Gaji = 20.000.000,-
Ph Bruto Sebulan = Gaji + JKK + JKP
= 20.000.000,- + 0 + 0
= 20.000.000,-
Penghitungan Ph Netto Setahun
Ph Bruto Sebulan = 20.000.000,-
Biaya Jabatan = 5% Ph Bruto Sebulan
= 5 % x 20.000.000,-
= 1.000.000,-
Karena maksimal biaya jabatan yang boleh diperhitungkan adalah 500.000,-
, maka biaya jabatan sebesar 1.000.000,- tidak berlaku dan yang dipakai
ialah 500.000,-.
Ph Netto Sebulan = Ph Bruto Sebulan – (Biaya Jabatan + Iuran
THT)
= 20.000.000,- – (500.000,- + 0,-)
= 19.500.000,-
Ph Netto Setahun = 19.500.000,- x 12
= 234.000.000,-
Penghitungan Ph KP
Ph Netto Setahun = 234.000.000,-
PTKP K/0 = 26.325.000,-
Ph KP = Ph Netto Setahun – PTKP K/0
= 234.000.000,- – 26.325.000,-
= 207.675.000,-
Penghitungan PPh Pasal 21 Sebulan
Ph KP = 207.675.000,-
PPh Pasal 21 Setahun = Tarif Pasal 17 UU PPh x Ph KP
• 5% x 50.000.000,- = 2.500.000,-
•15% x 157.675.000,- = 23.651.250,-
= 26.151.250
PPh Pasal 21 Sebulan = PPh Pasal 21 Setahun : 12
= 1.485.750,- : 12
= 2.179.271,-
Contoh
Ahmad Zakaria sudah menikah & tanpa
tanggungan (K/0), bekerja di PT ISL sebagai
pegawai tetap dengan gaji 10 juta/bulan. Ahmad
ikut program Jamsostek sesuai ketentuan yang
berlaku, JKK 0,1% gaji dan JPK 0,3% gaji.
Sejak Juni 2013 Ahmad menerima kenaikan gaji
menjadi 15 juta/bulan dengan berlaku surut sejak
Januari 2013 sehingga Ahmad mendapatkan rapel
25 juta (5 {bulan Januari-Mei} x 5 juta)
Penghitungan PPh Pasal 21 atas Rapel
Dengan cara penghitungan seperti yang dijelaskan sebelumnya, didapatkan PPh
Pasal 21 per bulan untuk Ahmad saat belum ada kenaikan gaji (gaji 10 juta)
yaitu sebesar
= 655.271,-
Selanjutnya dengan cara penghitungan yang sama maka dihitung PPh Pasal 21
untuk masa pajak Januari-Mei 2013 atas dasar penghasilan setelah kenaikan gaji,
didapatkan PPh Pasal 21 per bulan untuk Ahmad setelah ada kenaikan gaji (gaji
15 juta) yaitu sebesar
= 1.393.271,-
Penghitungan PPh Pasal 21 atas Rapel
PPh Pasal 21 terutang seharusnya (gaji 15 juta)
= 1.393.271,- x 5
= 6.966.354,-
PPh Pasal 21 yang sudah dipotong di masa sebelumnya (Januari-Mei/gaji 10
juta)
= 655.271,- x 5
= 3.276.354,-
PPh Pasal 21 atas Rapel
= 6.966.354,- – 3.276.354,-
= 3.690.000,-
• Penghitungan PPh Pasal 21 Penghasilan Bonus/Tidak
Teratur BERBEDA dengan Penghitungan PPh Pasal 21
Penghasilan Teratur
• Penghitungan PPh Pasal 21 Penghasilan Teratur akan
diestimasi/dihitung disetahunkan.
• Penghitungan PPh Pasal 21 Penghasilan Bonus/Tidak
Teratur tidak diestimasi/dihitung disetahunkan.
Penghasilan Teratur
Gaji, upah, segala macam tunjangan serta imbalan dengan
nama apapun yang diberikan secara periodik berdasarkan
ketentuan yang diberikan oleh pemberi kerja, termasuk uang
lembur.
Penghasilan Tidak Teratur
Penghasilan bagi pegawai tetap selain yang sifatnya teratur
yang diterima 1 kali dalam 1 tahun atau periode lainnya, antara
lain berupa bonus, THR, jasa produksi, tantim, gratifikasi atau
imbalan sejenis lainnya dengan nama apapun.
Rumus PPh Pasal 21 atas Bonus
= PPh Pasal 21 atas Gaji & Bonus - PPh Pasal 21 atas
Gaji
Contoh
Tn. Erwanto belum menikah & tanpa tanggungan
(TK/0), bekerja di PT ISL sebagai pegawai tetap
dengan gaji 10 juta/bulan. Ahmad ikut program
Jamsostek sesuai ketentuan yang berlaku, JKK
1,0% gaji dan JPK 0,3% gaji. Ia juga ikut iuran
THT yang besarnya 2% gaji.
Karena kinerjanya yang bagus, pada bulan Januari
ia mendapatkan bonus sebesar10 juta.
Penghitungan PPh Pasal 21 Setahun atas Gaji dan Bonus
Dengan cara penghitungan seperti yang dijelaskan sebelumnya,
didapatkan PPh Pasal 21 setahun atas gaji dan bonus untuk
Tn. Erwanto sebesar
= 9.525.250,-.
Penghitungan PPh Pasal 21 Setahun atas Gaji
Selanjutnya dengan cara penghitungan seperti yang dijelaskan
sebelumnya, didapatkan PPh Pasal 21 setahun atas gaji saja
untuk Tn. Erwanto sebesar
= 8.025.250,-
Penghitungan PPh Pasal 21 atas Bonus Saja (Penghasilan
Tidak Teratur)
= PPh Pasal 21 atas Gaji & Bonus - PPh Pasal 21 atas Gaji
= 9.525.250,- – 8.025.250,-
= 1.500.000,-
Penghitungan PPh Pasal 21 Sebulan atas Gaji Saja
(Penghasilan Teratur)
= PPh Pasal 21 atas Gaji : 12
= 8.025.250,- : 12
= 668.771,-
Penghitungan PPh Pasal 21 Terutang Bulan Ini
= PPh Pasal 21 atas Gaji (Penghasilan Tetap) + PPh Pasal 21
atas Bonus Saja (Penghasilan Tidak Tetap)
= 668.771,- + 1.500.000,-
= 2.168.771,-
BULANAN
Contoh dan penyelesaian penghitungan ?
Fajar Ariwibowo pada tahun 2013 bekerja pada
perusahaan PT Jaya Abadi dengan memperoleh gaji
sebulan Rp2.500.000,00 dan membayar iuran
pensiun sebesar Rp100.000,00. Fajar Ariwibowo
menikah tetapi belum mempunyai anak. Pada bulan
Januari penghasilan Fajar Ariwibowo dari PT Jaya
Abadi hanya dari gaji. Penghitungan PPh Pasal 21
Budi Karyanto pegawai pada perusahaan PT Candra Kirana,
menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan
Rp3.000.000,00. PT Candra Kirana mengikuti program
Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi
Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah
masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Candra Kirana
menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar
3,70% dari gaji sedangkan Budi Karyanto membayar iuran
Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan.
Disamping itu PT Candra Kirana juga mengikuti program
pensiun untuk pegawainya.
Agustina Indri adalah seorang karyawati dengan status menikah tanpa anak, bekerja pada PT
Dharma Utama dengan gaji sebulan sebesar Rp7.500.000,00. Agustina Indri membayar iuran pensiun
ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp50.000,00
sebulan. Berdasarkan surat keterangan dari Pemda tempat Agustina Indri berdomisili yang
diserahkan kepada pemberi kerja, diketahui bahwa suaminya tidak mempunyai penghasilan apapun.
Pada bulan Juli 2013 selain menerima pembayaran gaji juga menerima pembayaran atas lembur
(overtime) sebesar Rp2.000.000,00. Penghitungan PPh Pasal 21 bulan Juli 2013 adalah sebagai berikut
Nasrun Bramantyo pada tahun 2013 bekerja sebagai pegawai
tetap pada perusahaan PT Rejo Indonusa dengan memperoleh
gaji yang dibayar harian sebesar Rp150.000,00. Nasrun Bramantyo
kawin dan mempunyai seorang anak. PT Rejo Indonusa masuk
program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi
Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah
masing-masing setiap bulan sebesar 1,00% dan 0,30% dari gaji. PT
Rejo Indonusa membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan
sebesar 3,70% dari gaji dan Nasrun Bramantyo membayar iuran
pensiun Rp25.000,00 dan Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji
SOAL
PT Candra Kirana membayar iuran pensiun untuk
Budi Karyanto ke dana pensiun, yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan, setiap bulan sebesar Rp100.000,00,
sedangkan Budi Karyanto membayar iuran
pensiun sebesar Rp50.000,00
BONUS
Contoh dan penyelesaian penghitungan ?
Joko Qurnain (tidak kawin) bekerja pada PT Qolbu Jaya dengan memperoleh gaji sebesar
Rp2.500.000,00 sebulan. Pada bulan Maret 2013 Joko Qurnain memperoleh bonus sebesar
Rp5.000.000,00 sehingga pada bulan Maret 2013 Joko Qurnain memperoleh penghasilan
berupa gaji sebesar Rp2.500.000,00 dan bonus sebesar Rp5.000.000,00. Setiap bulannya Joko
Qurnain membayar iuran pensiun ke dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan sebesar Rp60.000,00
Karyawati Ken Prameswari (tidak kawin) bekerja pada PT Prabu Kedaton dengan memperoleh
gaji sebesar Rp2.750.000,00 sebulan. Perusahaan ikut dalam program jamsostek. Premi Jaminan
Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dan iuran Jaminan Hari Tua dibayar oleh
pemberi kerja setiap bulan masing-masing sebesar 1,00%, 0,30% dan 3,70% dari gaji.
Prameswari membayar iuran Pensiun Rp 50.000,00 dan iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00%
dari gaji untuk setiap bulan. Pada bulan April 2013 Ken Prameswari memperoleh bonus sebesar
Rp4.000.000,00 sehingga pada bulan April 2013 Ken Prameswari menerima pembayaran
berupa gaji sebesar sebesar Rp2.750.000,00 dan bonus sebesar Rp4.000.000,00
BARU & BERHENTI
Contoh dan penyelesaian penghitungan ?
Budiyanta bekerja pada PT Xiang Malam sebagai
pegawai tetap sejak 1 September 2013.
Budiyanta menikah tetapi belum punya anak.
Gaji sebulan adalah sebesar Rp8.000.000,00 dan
iuran pensiun yang dibayar tiap bulan sebesar
Rp150.000,00. Penghitungan PPh Pasal 21 untuk
bulan September 2013 dalam hal Budiyanta
hanya memperoleh penghasilan berupa gaji
Arip Marwanto yang berstatus belum menikah
adalah pegawai pada PT Mahakam Utama di
Yogyakarta - DIY. Sejak 1 Oktober 2013, yang
bersangkutan berhenti bekerja di PT Mahakam
Utama.
•Gaji Arip Marwanto setiap bulan memperoleh sebesar Rp3.500.000,00
dan yang bersangkutan membayar iuran pensiun kepada Dana
Pensiun yang pendiriannya telah mendapat persetujuan Menteri
Keuangan sejumlah Rp100.000,00 setiap bulan. Selama bekerja di PT
Mahakam Utama Arip Marwanto hanya menerima penghasilan berupa
gaji saja
Bulanan
» Fajar Ariwibowo pada tahun 2013 bekerja pada
perusahaan PT Jaya Abadi dengan memperoleh gaji
sebulan Rp2.500.000,00 dan membayar iuran pensiun
sebesar Rp100.000,00. Fajar Ariwibowo menikah tetapi
belum mempunyai anak. Pada bulan Januari penghasilan
Fajar Ariwibowo dari PT Jaya Abadi hanya dari gaji.
Penghitungan PPh Pasal 21
• Budi Karyanto pegawai pada perusahaan PT Candra Kirana,
menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan Rp3.000.000,00.
PT Candra Kirana mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan
Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh
pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30%
dari gaji. PT Candra Kirana menanggung iuran Jaminan Hari Tua
setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Budi Karyanto
membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap
bulan. Disamping itu PT Candra Kirana juga mengikuti program
pensiun untuk pegawainya.
BONUS
Contoh dan penyelesaian penghitungan ?
Joko Qurnain (tidak kawin) bekerja pada PT Qolbu
Jaya dengan memperoleh gaji sebesar
Rp2.500.000,00 sebulan. Pada bulan Maret 2013
Joko Qurnain memperoleh bonus sebesar
Rp5.000.000,00 sehingga pada bulan Maret 2013
Joko Qurnain memperoleh penghasilan berupa gaji
sebesar Rp2.500.000,00 dan bonus sebesar
Rp5.000.000,00. Setiap bulannya Joko Qurnain
membayar iuran pensiun ke dana Pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
sebesar Rp60.000,00
BARU & BERHENTI
Contoh dan penyelesaian penghitungan ?
Budiyanta bekerja pada PT Xiang Malam
sebagai pegawai tetap sejak 1 September 2013.
Budiyanta menikah tetapi belum punya anak.
Gaji sebulan adalah sebesar Rp8.000.000,00
dan iuran pensiun yang dibayar tiap bulan
sebesar Rp150.000,00. Penghitungan PPh Pasal
21 untuk bulan September 2013 dalam hal
Budiyanta hanya memperoleh penghasilan
berupa gaji
BARU & BERHENTI
Contoh dan penyelesaian penghitungan ?
Arip Marwanto yang berstatus belum menikah adalah
pegawai pada PT Mahakam Utama di Yogyakarta -
DIY. Sejak 1 Oktober 2013, yang bersangkutan berhenti
bekerja di PT Mahakam Utama.
• Gaji Arip Marwanto setiap bulan memperoleh
sebesar Rp3.500.000,00 dan yang bersangkutan
membayar iuran pensiun kepada Dana Pensiun yang
pendiriannya telah mendapat persetujuan Menteri
Keuangan sejumlah Rp100.000,00 setiap bulan.
Selama bekerja di PT Mahakam Utama Arip
Marwanto hanya menerima penghasilan berupa gaji
saja
PEGAWAI
TIDAK
TETAP
Mekanisme
Penghitungan PPh
Pasal 21
PEGAWAI TIDAK TETAP
» Pegawai Tidak
Tetap/Tenaga Kerja
Lepas adalah pegawai
yang hanya menerima
penghasilan apabila
˃ pegawai yang bersangkutan
bekerja, berdasarkan jumlah hari
bekerja, jumlah unit hasil
pekerjaan yang dihasilkan
˃ atau penyelesaian suatu jenis
pekerjaan yang diminta oleh
pemberi kerja
MEKANISME PENGHITUNGAN
Upah/Uang Saku Harian, Mingguan,
Satuan, Borongan
Dibayarkan Bulanan Atau Jumlah
Upah Kumulatif satu bulan
melebihi Rp 8.200.000
Upah/Uang Saku Harian
≤ 300.000 > 300.000
Tidak Dipotong Dikurangi 300.000
Dipotong 5%
Upah kumulatif > Rp3 jt s.d. Rp8,2 jt sebulan
Upah sehari dikurangi PTKP sehari
Tarif PPh 21 = 5%
Dikali 12
Dikurangi PTKP Setahun
Penghasilan Kena Pajak
Dikenakan Tarif Ps 17
PPh Ps 21 Setahun
Dibagi 12
PPh Pasal 21 Sebulan
CONTOH
Soal dan Penyelesaiannya
HARIAN
• Nurcahyo
dengan status
belum menikah
pada bulan
Januari 2015
bekerja sebagai
buruh harian PT
Cipta Mandiri
Sejahtera. la
bekerja selama
12 hari dan
menerima upah
harian sebesar
Rp300.000,00
Harian
• Nanang
Hermawan
(belum
menikah) pada
bulan Maret
2015 bekerja
pada
perusahaan PT
Tani Jaya,
menerima upah
sebesar
Rp400.000,00
per hari
Borongan
• Mawan
mengerjakan
dekorasi
sebuah rumah
dengan upah
borongan
sebesar
Rp450.000,00,
pekerjaan
diselesaikan
dalam 2 hari.
BUKAN
PEGAWAI
Mekanisme
Penghitungan PPh
Pasal 21
BUKAN PEGAWAI
Mekanisme Penghitungan
BERKESINAMBUNGAN
Pasal 13 (1)
Dasar Penghitungan
(50% X Ph Bruto)
- PTKP Bulanan (kumulatif )
BERKESINAMBUNGAN
Dasar Penghitungan
(50% X Ph Bruto)
TIDAK
Berkesinambungan
Dasar Penghitungan
(50% X Ph Bruto)
X Tarif Pasal 17
Pasal 13 (1) Per-31 th 2012 :
Bagi yang telah memiliki NPWP dan hanya memperoleh penghasilan
dari hubungan kerja dengan Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh
Pasal 26 serta tidak memperoleh penghasilan lainnya
Contoh :
Kadek (belum menikah) adalah seorang
arsitek paruh waktu(freelance) sebagai
tenaga ahli yang bekerja pada perusahaan
PT ABC dan memperoleh honor sbb :
bulan Januari sebesar Rp 100.000.000,
bulan Pebruari sebesar Rp 110.000.000
bulan Maret sebesar Rp 120.000.000
bulan April sebesar Rp 100.000.000
bulan Mei sebesar Rp 50.000.000
bulan Juni sebesar Rp 100.000.000
Apa Jenis Pajaknya? Berapa PPh Terutang?
Siapa Pemotong Pajak?
Jawab:
Jenis Pajak : PPh Pasal 21 atas Bukan Pegawai
Pemotong : PT ABC
LAINNYA
Mekanisme
Penghitungan PPh
Pasal 21
PESERTA KEGIATAN
Mekanisme Penghitungan
Jumlah Ph Bruto
Pembayaran utuh dan
tidak terpecah
Dikali Tarif Pasal 17
Sony Amaros adalah
seorang atlet
bulutangkis
professional Indonesia
yang bertempat
tinggal di Jakarta. la
menjuarai turnamen
Indonesia Grand Prix
Gold dan memperoleh
hadiah sebesar
Rp200.000.000,00
lainnya
Mekanisme Penghitungan
Dewan komisaris
Ph Bruto
Mantan Pegawai
Jasa Produksi, Tantiem,
Gratifikasi Dan Bonus Atau
Imbalan Lain Yang Tidak Teratur
Peserta Prog
Pensiun
Status pegawai
Menarik dana pensiun
X Tarif Pasal 17
Penghasilan Bruto Komulatif
PPh PASAL 21 FINAL
Honor
Kpd PNS,
TNI, Polri
Gol II
0%
APBN /
APBD
Gol IV
15%
Gol III
5%
Terdapat Pemotongan PPh Pasal 21 yang bersifat final yang
dikenakan terhadap jenis penghasilan
Honorarium ke
PNS dari
APBN/APBD
Dari
Ketentuan
Ph Bruto Tarif
• 0-50 JT 0%
• 50 JT-100 JT 5%
• 100-500 JT 15%
• >500 JT 25%
Dibayar sekaligus
• Pesangon dari pemberi kerja
• tebusan pensiun, THT JHT dari
dana pensiun/Jamsostek
SAAT TERUTANGNYA
Bagi Penerima
Penghasilan
Saat Dilakukan Pembayaran Atau
Saat Terutangnya Penghasilan
Bagi Pemotong
Untuk setiap masa pajak
Akhir Bulan Dilakukannya
Pembayaran Atau Akhir Bulan
Terutangnya Penghasilan
HAK dan KEWAJIBAN
KEWAJIBAN
1. Pemotong & terpotong Wajib
mendaftarkan NPWP di KPP sesuai
wilayah kerjanya
2. Pegawai, penerima pensiun, bukan
pegawai wajib membuat surat pernyataan
tanggungan keluarga pada mulai bekerja/
mulai pensiun
3. Menyerahkan perubahan tanggungan paling
lama sebelum mulai awal tahun
4. Pemotong PPh Pasal 21 &/26 Wajib
MENGHITUNG, MEMOTONG, MENYETOR
dan MELAPOR setiap bulan kalender
5. Pemotong Wajib membuat & menyimpan
catatan/kertas kerja pengitungan Pasal 21
6. Pemotong WAJIB membuat dan memberikan
BUKTI POTONG kepada terpotong
Hak
1. Kelebihan Penyetoran PPh Pasal 21
dapat diperhitungkan dengan SPT
Masa Pajak berikutnya
PEMBAYARAN DAN PELAPORAN
Menggunakan SSP atas nama pemotong
BAYAR
• Paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya
• Disetor ke Bank/Kantor POS
Bila Jatuh Pd Hari Libur Penyetoran
Pada Hari Kerja Berikutnya
LAPOR
Pelaporan menggunakan SPT Masa PPh
Pasal 21 paling lambat tanggal 20 bulan
berikutnya.
• Dilampiri Bukti Potong
TERLAMBAT
Sanksi
administrasi
bunga 2% per
bulan
Pasal 9 ayat
(2a)
TERLAMBAT
Sanksi
administrasi denda
100.000
Pasal 7 (1)
TERIMA KASIH

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

PPN Saat & Tempat Terutang
PPN   Saat & Tempat TerutangPPN   Saat & Tempat Terutang
PPN Saat & Tempat Terutangkaromah95
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangFirdha Aryati
 
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Maiya Maiya
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSujatmiko Wibowo
 
Bab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaanBab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaansony4de
 
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...Roko Subagya
 
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015PPA FEUI
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sujatmiko Wibowo
 
Akuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAAkuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAMahyuni Bjm
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAMahyuni Bjm
 
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan FiskalRekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskalguest841855
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanSujatmiko Wibowo
 
011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21Tobagus Makmun
 
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANSISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANrusdiman1
 
Akuntansi perpajakan 1
Akuntansi perpajakan 1Akuntansi perpajakan 1
Akuntansi perpajakan 1aris armunanto
 
Psak 46 pajak penghasilan 25032015
Psak  46 pajak penghasilan 25032015Psak  46 pajak penghasilan 25032015
Psak 46 pajak penghasilan 25032015PPA FEUI
 
akuntasi PPH potong pungut
akuntasi PPH potong pungutakuntasi PPH potong pungut
akuntasi PPH potong pungutAsep suryadi
 

Was ist angesagt? (20)

PPN Saat & Tempat Terutang
PPN   Saat & Tempat TerutangPPN   Saat & Tempat Terutang
PPN Saat & Tempat Terutang
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjang
 
Akuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan pptAkuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan ppt
 
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
 
Bab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaanBab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaan
 
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...
 
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
 
Akuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAAkuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDA
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDA
 
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan FiskalRekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
 
Analisis aktivitas operasi
Analisis aktivitas operasiAnalisis aktivitas operasi
Analisis aktivitas operasi
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
 
011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21
 
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANSISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
 
Akuntansi perpajakan 1
Akuntansi perpajakan 1Akuntansi perpajakan 1
Akuntansi perpajakan 1
 
PPh 23
PPh 23PPh 23
PPh 23
 
Psak 46 pajak penghasilan 25032015
Psak  46 pajak penghasilan 25032015Psak  46 pajak penghasilan 25032015
Psak 46 pajak penghasilan 25032015
 
akuntasi PPH potong pungut
akuntasi PPH potong pungutakuntasi PPH potong pungut
akuntasi PPH potong pungut
 

Andere mochten auch

Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21alarif-aholic
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...Asep suryadi
 
Contoh kasus-spt-pph-psl-21
Contoh kasus-spt-pph-psl-21Contoh kasus-spt-pph-psl-21
Contoh kasus-spt-pph-psl-21Vio Subagyo
 
Cara Pengisian E-SPT PPh Pasal 21
Cara Pengisian E-SPT PPh Pasal 21Cara Pengisian E-SPT PPh Pasal 21
Cara Pengisian E-SPT PPh Pasal 21andika8845
 
Silmulasi pph ps.21 e-spt
Silmulasi pph ps.21 e-sptSilmulasi pph ps.21 e-spt
Silmulasi pph ps.21 e-sptYABES HULU
 
Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Dudi Wahyudi
 
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)Adillah Putri
 
PPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP BaruPPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP Barunekzho
 
TUTORIAL APLIKASI ESPT PPH 21
TUTORIAL APLIKASI ESPT PPH 21TUTORIAL APLIKASI ESPT PPH 21
TUTORIAL APLIKASI ESPT PPH 21Ernie Lestari
 
Slide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiSlide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiNaila Karima
 
Spt masa p ph 21 sejak januari 2014 (per 14_pj_2013)
Spt masa p ph 21 sejak januari 2014 (per 14_pj_2013)Spt masa p ph 21 sejak januari 2014 (per 14_pj_2013)
Spt masa p ph 21 sejak januari 2014 (per 14_pj_2013)Kppkp Bangil
 
PPh 21 pegawai tetap & pasangan
PPh 21 pegawai tetap & pasanganPPh 21 pegawai tetap & pasangan
PPh 21 pegawai tetap & pasanganalarif-aholic
 
PER : 16/PJ/2016::: Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...
PER : 16/PJ/2016:::   Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...PER : 16/PJ/2016:::   Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...
PER : 16/PJ/2016::: Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...Roko Subagya
 
Pedoman penyetoran pph pasal 21
Pedoman penyetoran pph pasal 21Pedoman penyetoran pph pasal 21
Pedoman penyetoran pph pasal 21kp2kppacitan
 
Konsep penghitungan pajak bagi wanita kawin
Konsep penghitungan pajak bagi wanita kawinKonsep penghitungan pajak bagi wanita kawin
Konsep penghitungan pajak bagi wanita kawinNovhy Haryani
 
Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Asep suryadi
 

Andere mochten auch (20)

Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
 
Contoh kasus-spt-pph-psl-21
Contoh kasus-spt-pph-psl-21Contoh kasus-spt-pph-psl-21
Contoh kasus-spt-pph-psl-21
 
Cara Pengisian E-SPT PPh Pasal 21
Cara Pengisian E-SPT PPh Pasal 21Cara Pengisian E-SPT PPh Pasal 21
Cara Pengisian E-SPT PPh Pasal 21
 
Silmulasi pph ps.21 e-spt
Silmulasi pph ps.21 e-sptSilmulasi pph ps.21 e-spt
Silmulasi pph ps.21 e-spt
 
Pph 21.ppt
Pph 21.pptPph 21.ppt
Pph 21.ppt
 
Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21
 
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
 
PPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP BaruPPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP Baru
 
TUTORIAL APLIKASI ESPT PPH 21
TUTORIAL APLIKASI ESPT PPH 21TUTORIAL APLIKASI ESPT PPH 21
TUTORIAL APLIKASI ESPT PPH 21
 
Slide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiSlide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadi
 
Spt masa p ph 21 sejak januari 2014 (per 14_pj_2013)
Spt masa p ph 21 sejak januari 2014 (per 14_pj_2013)Spt masa p ph 21 sejak januari 2014 (per 14_pj_2013)
Spt masa p ph 21 sejak januari 2014 (per 14_pj_2013)
 
PPh 21 pegawai tetap & pasangan
PPh 21 pegawai tetap & pasanganPPh 21 pegawai tetap & pasangan
PPh 21 pegawai tetap & pasangan
 
PER : 16/PJ/2016::: Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...
PER : 16/PJ/2016:::   Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...PER : 16/PJ/2016:::   Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...
PER : 16/PJ/2016::: Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...
 
perpajakan
perpajakanperpajakan
perpajakan
 
PPH Pasal 21
PPH Pasal 21PPH Pasal 21
PPH Pasal 21
 
Pedoman penyetoran pph pasal 21
Pedoman penyetoran pph pasal 21Pedoman penyetoran pph pasal 21
Pedoman penyetoran pph pasal 21
 
Konsep penghitungan pajak bagi wanita kawin
Konsep penghitungan pajak bagi wanita kawinKonsep penghitungan pajak bagi wanita kawin
Konsep penghitungan pajak bagi wanita kawin
 
Presentasi pph
Presentasi pphPresentasi pph
Presentasi pph
 
Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22
 

Ähnlich wie OPTIMAL PPh 21

Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013Almira Agusta
 
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadi
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadiPajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadi
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadissuser676e10
 
PPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptxPPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptxGilangAntono
 
Pelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun BerjalanPelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun BerjalanBbe Mee
 
PPh PotPut (Dipo Tri Martiano).ppt
PPh PotPut (Dipo Tri Martiano).pptPPh PotPut (Dipo Tri Martiano).ppt
PPh PotPut (Dipo Tri Martiano).pptDipoTriMartiano
 
a.Materi Aplikasi SIMPATDA.pptx
a.Materi Aplikasi SIMPATDA.pptxa.Materi Aplikasi SIMPATDA.pptx
a.Materi Aplikasi SIMPATDA.pptxFarakhanMuhammad
 
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Myla Rezietha
 
Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21
Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21
Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21Bagus Budiono
 
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...Lutfi Ardhani
 
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxSLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxWidiaNoviaShafira
 
Ketentuan perpajakan bagi bendahara
Ketentuan perpajakan bagi bendaharaKetentuan perpajakan bagi bendahara
Ketentuan perpajakan bagi bendaharaRusydin Arrazy
 
Tax Planning Peredaran Usaha
Tax Planning Peredaran UsahaTax Planning Peredaran Usaha
Tax Planning Peredaran Usahapuspa
 

Ähnlich wie OPTIMAL PPh 21 (20)

Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
 
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadi
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadiPajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadi
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadi
 
PPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptxPPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptx
 
P ph 21-pajak-1-26022018
P ph 21-pajak-1-26022018P ph 21-pajak-1-26022018
P ph 21-pajak-1-26022018
 
Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21
 
Paparan perpajakan Unair
Paparan perpajakan UnairPaparan perpajakan Unair
Paparan perpajakan Unair
 
Spt op
Spt opSpt op
Spt op
 
Perpajakan 2
Perpajakan 2Perpajakan 2
Perpajakan 2
 
Pelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun BerjalanPelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
 
PPh PotPut (Dipo Tri Martiano).ppt
PPh PotPut (Dipo Tri Martiano).pptPPh PotPut (Dipo Tri Martiano).ppt
PPh PotPut (Dipo Tri Martiano).ppt
 
Materi uts pajak
Materi uts pajakMateri uts pajak
Materi uts pajak
 
a.Materi Aplikasi SIMPATDA.pptx
a.Materi Aplikasi SIMPATDA.pptxa.Materi Aplikasi SIMPATDA.pptx
a.Materi Aplikasi SIMPATDA.pptx
 
Sosialisasi p ph pasal 21
Sosialisasi p ph pasal 21Sosialisasi p ph pasal 21
Sosialisasi p ph pasal 21
 
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
 
Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21
Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21
Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21
 
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
 
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxSLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
 
Ketentuan perpajakan bagi bendahara
Ketentuan perpajakan bagi bendaharaKetentuan perpajakan bagi bendahara
Ketentuan perpajakan bagi bendahara
 
PPh Pasal 21
PPh Pasal 21PPh Pasal 21
PPh Pasal 21
 
Tax Planning Peredaran Usaha
Tax Planning Peredaran UsahaTax Planning Peredaran Usaha
Tax Planning Peredaran Usaha
 

Mehr von YABES HULU

Daftar Undeductible Expenses biaya fiskal
Daftar Undeductible Expenses biaya fiskalDaftar Undeductible Expenses biaya fiskal
Daftar Undeductible Expenses biaya fiskalYABES HULU
 
P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...
P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...
P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...YABES HULU
 
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 M
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 MPerhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 M
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 MYABES HULU
 
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp4,8 s/d Rp50m
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp4,8 s/d Rp50mPerhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp4,8 s/d Rp50m
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp4,8 s/d Rp50mYABES HULU
 
Perhitungan pph badan smp rp4,8 m
Perhitungan pph badan smp rp4,8 mPerhitungan pph badan smp rp4,8 m
Perhitungan pph badan smp rp4,8 mYABES HULU
 
Kertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kapKertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kapYABES HULU
 
Kas kecil PT larosa
Kas kecil PT larosaKas kecil PT larosa
Kas kecil PT larosaYABES HULU
 
Modul rekonsiliasi-fiskal
Modul rekonsiliasi-fiskalModul rekonsiliasi-fiskal
Modul rekonsiliasi-fiskalYABES HULU
 
Pengendalian intern
Pengendalian internPengendalian intern
Pengendalian internYABES HULU
 
Bab ii pengertian bop
Bab ii pengertian bopBab ii pengertian bop
Bab ii pengertian bopYABES HULU
 
Formulir 1111 a2
Formulir 1111 a2Formulir 1111 a2
Formulir 1111 a2YABES HULU
 
Menyusun laporan keuangan
Menyusun laporan keuanganMenyusun laporan keuangan
Menyusun laporan keuanganYABES HULU
 
SURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAKSURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAKYABES HULU
 
PPH WAJIB PAJAK BADAN
PPH WAJIB PAJAK BADANPPH WAJIB PAJAK BADAN
PPH WAJIB PAJAK BADANYABES HULU
 
FIFO,LIFO,RATA-RATA TERTIMBANG
FIFO,LIFO,RATA-RATA TERTIMBANGFIFO,LIFO,RATA-RATA TERTIMBANG
FIFO,LIFO,RATA-RATA TERTIMBANGYABES HULU
 
Pajak penghasilan wp badan
Pajak penghasilan wp badanPajak penghasilan wp badan
Pajak penghasilan wp badanYABES HULU
 

Mehr von YABES HULU (20)

Daftar Undeductible Expenses biaya fiskal
Daftar Undeductible Expenses biaya fiskalDaftar Undeductible Expenses biaya fiskal
Daftar Undeductible Expenses biaya fiskal
 
P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...
P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...
P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...
 
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 M
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 MPerhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 M
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 M
 
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp4,8 s/d Rp50m
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp4,8 s/d Rp50mPerhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp4,8 s/d Rp50m
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp4,8 s/d Rp50m
 
Perhitungan pph badan smp rp4,8 m
Perhitungan pph badan smp rp4,8 mPerhitungan pph badan smp rp4,8 m
Perhitungan pph badan smp rp4,8 m
 
Kertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kapKertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kap
 
Kas kecil PT larosa
Kas kecil PT larosaKas kecil PT larosa
Kas kecil PT larosa
 
Modul rekonsiliasi-fiskal
Modul rekonsiliasi-fiskalModul rekonsiliasi-fiskal
Modul rekonsiliasi-fiskal
 
Pengendalian intern
Pengendalian internPengendalian intern
Pengendalian intern
 
Materi bop
Materi bopMateri bop
Materi bop
 
Bab ii pengertian bop
Bab ii pengertian bopBab ii pengertian bop
Bab ii pengertian bop
 
Formulir 1111 a2
Formulir 1111 a2Formulir 1111 a2
Formulir 1111 a2
 
Accounting
AccountingAccounting
Accounting
 
Menyusun laporan keuangan
Menyusun laporan keuanganMenyusun laporan keuangan
Menyusun laporan keuangan
 
Accounting
AccountingAccounting
Accounting
 
SURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAKSURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAK
 
PPH WAJIB PAJAK BADAN
PPH WAJIB PAJAK BADANPPH WAJIB PAJAK BADAN
PPH WAJIB PAJAK BADAN
 
FIFO,LIFO,RATA-RATA TERTIMBANG
FIFO,LIFO,RATA-RATA TERTIMBANGFIFO,LIFO,RATA-RATA TERTIMBANG
FIFO,LIFO,RATA-RATA TERTIMBANG
 
Pajak penghasilan wp badan
Pajak penghasilan wp badanPajak penghasilan wp badan
Pajak penghasilan wp badan
 
PPh BADAN
PPh BADANPPh BADAN
PPh BADAN
 

Kürzlich hochgeladen

5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfSBMNessyaPutriPaulan
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxKalpanaMoorthy3
 
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 

Kürzlich hochgeladen (20)

5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
 
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 

OPTIMAL PPh 21

  • 2. PAJAK PENGHASILAN Subjek Pajak • Orang Pribadi • Badan DIKENAKAN Yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak berjalan Wajib Pajak dikenai pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama 1 tahun pajak atau untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak Atas PENGHASILAN
  • 3. OBJEK Pajak Penghasilan Penghasilan Add Title • Imbalan Bunga KUP • Surplus BI •Selisih kurs •Selisih revaluasi •Premi asuransi •Iuran anggota •Ph. Syariah •Tambahan kekayaan Pembebasan utang Penghasilan Final Bukan Penghasilan • Jasa Konstruksi • Bunga Deposito & Tabungan • Obligasi • Pengalihan Tanah &/ Bangunan • Sewa Tanah &/ Bangunan • Transaksi Saham • Modal Ventura • Bunga Koperasi • Deviden OP • Trans Derifativ • bantuan, sumbangan, hibah • Warisan, penyertaan modal, natura, klaim asuransi • Deviden badan (berasal dari dana cadangan, kepemilikan saham 25%) • Iuran dana pensiun, bagian laba CV, penghasilan dari modal di dana pensiun Bukan Objek Pajak Objek Pajak Penghasilan Normal PPh Final
  • 4. SUBJEK PAJAK Yang Dikenai Pajak SUBJEK PAJAK • Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak  Orang Pribadi  Badan  B U T Yang dikenai Pajak Penghasilan S P Luar NegeriS P Dalam Negeri OP berada/bertempat tinggal di Indonesia > 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan ; dalam satu tahun pajak berada di Indo dan berniat tinggal di Indo Badan yang didirikan / bertempat kedudukan di Indonesia OP berada/bertempat tinggal di Indonesia < 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan & Badan yang TIDAK didirikan / bertempat kedudukan di Indonesia Penghasilan Pembedaan Yg peroleh Melalui BUT Tidak melalui BUT
  • 5. PELUNASAN Pajak Penghasilan Dalam Suatu Tahun Current payment Estimated tax Witholding tax Tujuan : Kelancaran Kas Negara, Meringankan Beban Wajib Pajak Dibayar sendiri oleh Wajib Pajak melalui pembayaran angsuran Dipotong / Dipungut Pihak Lain Pelunasan kekurangan pembayaran pada akhir tahun Pajakyangterutangdalam1tahun Dapatdilunasidengancara:
  • 6. JENIS WITHOLDING Objek Penjelasan PPh Pasal 21 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan kepada orang pribadi sehubungan dengan pekerjaan jabatan, jasa & kegiatan PPh Pasal 4 ayat (2) Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan jasa tertentu & sumber tertentu (jasa konstruksi, sewa tanah/bangunan,pengalihan hak atas tanah/bangunan, hadiah undian dan lainnya) PPh Pasal 22 Pemungutan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan dengan pembelian barang PPh Pasal 23 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan berupa hadiah, bunga, deviden, sewa, royalty dan jasa-jasa lainnya selain Objek PPh Psl 21 PPh Pasal 15 Pajak yang dikenakan kepada badan yang menggunakan Norma Penghitungan Khusus Deemed Profit
  • 8. MEKANISME WITHOLDING PEMOTONG (Witholder) Pemberi Hasil MEMBAYAR YANG DIPOTONG (Subjek Pajak) Penerima Penghasilan OBJEK PEMOTONGAN Psl 4 (1) & (2) UU PPh BUKAN OBJEK Psl 4 (3) UU PPh KEWAJIBAN PERPAJAKAN  POTONG/PUNGUT  SETOR  LAPOR Bukti Potong SSP SPT MASA
  • 9. LANDASAN HUKUM • Ketentuan Formal Pembayaran, Pelaporan, dll. KUP • Pasal 21 PPh • PMK-252/PMK.03/2008 • PMK-206/PMK.03/2012 • PMK-162/PMK.011/2012 PMK • PER-31/PJ/2012 PER-DJP
  • 10. PPh Pasal 21 Pemotongan Pajak • Atas Penghasilan Sehubungan dengan • Pekerjaan, Jasa, dan kegiatan Yang Dilakukan • OP Subjek Pajak Dalam Negeri Penghasilan OP SPDN Objek PPh 21 SPLN Objek PPh 26 Badan Objek PPh 23
  • 11. PEMOTONG PPh Pasal 21 Pemberi Kerja OP/Badan, Bayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dll Sehubungan Pekerjaan / jasa Yang dilakukan Pegawai / bukan pegawai Bendahara Pemerintah, bayar Gaji, upah, honorarium, tunjangan, dll Dengan nama dan dalam bentuk apapun Sehubungan dengan Pekerjaan atau jabatan, Jasa dan kegiatan Dana Pensiun Yang membayar Uang pensiun Dan THT/JHT OP Usaha/Badan Bayar Honorarium, komisi, fee Sehub dengan Jasa Tenaga ahli Kepada peserta dklat/magang Penyelenggara Kegiatan (pem, org nas, dll) Yang Membayar Honorarium, hadiah, penghargaan Kepada WP OP DN
  • 12. OBJEK PPh Pasal 21 Yang Dipotong PPh Pasal 21 Penghasilan Dipotong PPh 21Ph Pgw Tetap Ph Pensiunan Ph Pemutusan Hub Kerja Ph Pegawai tidak tetap Imbalan Bukan Pegawai Imbalan Peserta Kegiatan Honorarium komisaris Jaspro Mantan Pegawai Penarikan Dana Pensiun TERMASUK Natura/Kenikmatan dari : • WP PPh Final, • WP Norma Penghitungan Khusus
  • 13. SIAPA Yang Dipotong PPh Pasal 21 Pegawai Pesangon Peserta Kegiatan Termasuk pegawai tetap dan pegawai tidak tetap Termasuk penerima THT, JHT, maupun yang diterima oleh ahli warisnya Perlombaan, rapat, kepanitiaan, magang, diklat, dll Pegawai Bukan Pegawai Penerima Pesangon Peserta Kegiatan Rincian Bukan Pegawai : • Pemain musik, pembawa acara, dll • Olahragawan • Penasihat, pengajar • Pengarang, peneliti • Pemberi jasa sgl • Agen iklan • Pengawas/pengelola proyek • Pembawa pesanan/ perantara • Petugas penjaja barang dagangan • PDL Asuransi • Distributor MLM • Tenaga Ahli Tenaga Ahli: pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris
  • 14. NON Non Objek non subjek Objek Subjek Iuran Pensiun, Beasiswa Santunan Asuransi Zakat/ sumb. keagamaan BUKAN Merupakan Tidak melakukan pemotongan PPh Pasal 21 Jenis Penghasilan yang tidak dipotong PPh Pasal 21 Non Subjek Non Objek Kantor Perwakilan Asing Orang Pribadi Natura/ Kenikmatan Organisasi International • Orang Pribadi yang tidak melakukan pekerjaan bebas/kegt usaha yang mempekerjakan pembantu BIC Vs BIK
  • 15. FAKTOR LAINNYA Biaya Jabatan, PTKP, BIAYA JABATAN 5% X Penghasilan Bruto (Gaji & Tunjangan) Maksimal Setahun 6.000.000 Sebulan 500.000 BIAYA PENSIUN 5% X Penghasilan Bruto (Gaji & Tunjangan) Maksimal Setahun 2.400.000 Sebulan 200.000 Bekerja Penerima Pensiun PTKP • 24.300.00 untuk WP • 2.030.000 untuk status kawin • 2.030.000 untuk tanggungan maksimal 3
  • 16. PTKP Penghasilan Tidak Kena Pajak WP OP : Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan Neto - PTKP Keterangan PTKP BARU Mulai 1-1-2009 SETAHUN (Rp) SEBULAN (Rp) Untuk Diri Pegawai (Tk/-) 24.300.000 2.025.000 Untuk Diri Pegawai Yg Kawin/Nikah (K/-) 26.325.000 2.193.750 Untuk Pegawai Yg Kawin & Memiliki 1 Tanggungan (K/1) 28.350.000 2.362.500 Untuk Pegawai Yg Kawin & Memiliki 2 Tanggungan (K/2) 30.375.000 2.531.250 Untuk Pegawai Yg Kawin & Memiliki 3 Tanggungan (K/3) 32.400.000 2.700.000
  • 17. PTKP Penghasilan Tidak Kena Pajak Diri Wajib Pajak Sedarah Semenda Lurus 1o Kesamping 1o Lurus 1o Kesamping 1o Ayah Ibu Anak Kandung Saudara Kandung Kakak Adik Mertua Anak Tiri Anak Angkat Saudara Ipar Kakak Ipar Adik Ipar
  • 18. PTKP KARYAWATI KAWIN Penghasilan Tidak Kena Pajak Bagi Diri Sendiri Tidak menunjukkan Surat Keterangan Sendiri + Tangg meneran gkan Suami Tidak menerima Penghasilan Menunjukkan Ketr Tertulis minimal dari kecamatan PTKP yang dapat dikurangkan : meneran gkan Suami Tidak menerima Penghasilan Karyawati Tidak Kawin Bagi karyawan / karyawati yang tidak kawin Disamping PTKP bagi diri sendri dapat ditambah PTKP bagi anggota keluarga sedarah yang menjadi tanggungannya
  • 19. Contoh Case PTKP : Gede Manyun status kawin mempunyai 2 (dua) orang anak kandung, menanggung seorang adik kandung, mengurusi mertua sebagai pensiunan yang sedang sakit, pada bulan Agustus 2015 ini, Anak Pertama dan Anak ke-2 baru berumur 3 Tahun dan 4 bulan. Gege Manyun juga memiliki seorang anak tiri umur 5 tahun dari istri pada pernikahan sebelumnya dan Gede Manyun mengangkat anak dari panti asuhan yang berumur 5 Th (semuanya anggota keluarga telah masuk KK kecuali anak angkat).Apa status PTKPnya?
  • 20. Jawab Case PTKP : PTKP Gede Mayun : Diri sendiri : Rp 36.000.000 Kawin : Rp 3.000.000 Tanggungan : 2 ( 2 x Rp 3.000.000) Anak Kandung ke-1 : ya ( Sedarah garis lurus -Masuk KK) Anak Kandung ke-2 : tidak (baru 4 bulan ) Anak Tiri : Iya (Semenda -masuk KK) Anak Angkat : Tidak ( belum masuk KK) Adik Kandung : Tidak (sedarah ke samping) Ibu Mertua : Tidak ( Masuk Pensiunan-masih berpenghasilan) Jadi PTKP ( K/2) (36.000.000+3.000.000+3.000.000+ 3.000.000)=Rp 45.000.000
  • 21. Contoh Case PTKP : Indah status wanita kawin mempunyai 2 (dua) orang anak kandung, Indah menanggung anak, Ibu kandung,karena suami penghasilan minim.Apa status PTKPnya? Dewi status wanita kawin mempunyai 2 (dua) orang anak kandung, Indah menanggung anak, pada tanggal 5 Januari 2015 dinyatakan Hidup Berpisah di pengadilan. Apa status PTKPnya pada tahun 2014?
  • 22. Jawab Case PTKP : PTKP Indah: TK/0 (suami berpenghasilan) PTKP Dewi: TK/0 (perubahan melewati awal tahun)
  • 23.
  • 25. Jika kita terlambat, maka Negara juga terlambat memperoleh pemasukan dari sektor PPh Pasal 21 Negara tidak ingin kita terlambat melakukan pemotongan PPh Pasal 21
  • 26. Kapan saatnya harus memotong PPh Pasal 21? Bagi Penerima Penghasilan : • Pada saat diterimanya pembayaran • Pembayaran belum diterima tapi haknya sudah diakui oleh penerima penghasilan
  • 27. Kapan saatnya harus memotong PPh Pasal 21? Bagi Pemberi Penghasilan : • Pada saat dilakukan pembayaran • Pada saat terutangnya penghasilan (pemberi kerja mengakui ada pembebanan biaya)
  • 29. Tempat Terutangnya PPh Pasal 21 UU PPh tidak mengatur adanya sentralisasi pemotongan PPh Pasal 21 Berdasarkan SE 23 tahun 2000, disebutkan bahwa pemotongan dilakukan oleh kantor pusat, cabang, perwakilan/unit, tempat pembayaran imbalan ketenagakerjaan.
  • 30. Contoh : Suatu Perusahaan yang terletak di Jakarta, dan memiliki cabang di Surabaya, Bandung, dan Medan Maka kewajiban pemotongan dan pelaporan PPh Pasal 21 harus dilakukan di kantor pusat dan masing-masing kantor cabang.
  • 31. Tarif * Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Rumus Penghitungan PPh Pasal 21 WD Tax Centre
  • 32. DPP dalam penghitungan PPh Pasal 21 sangat bervariasi, bergantung pada subjek penerima penghasilannya. DPP WD Tax Centre
  • 35. 1.Untuk Penghasilan Kena Pajak (PhKP) ≤ 50 jt Dikenai tarif PPh sebesar 5% WD Tax Centre
  • 36. 2.Untuk PhKP > 50 sd ≤ 250 jt Dikenai tarif PPh sebesar 15% WD Tax Centre
  • 37. 3.Untuk PhKP > 250 sd ≤ 500 jt Dikenai tarif PPh sebesar 25% WD Tax Centre
  • 38. 4.Untuk PhKP > 500 jt Dikenai tarif PPh sebesar 30% WD Tax Centre
  • 39. Penting! Bagi Non Pemilik NPWP, tarif yang dikenakan akan lebih tinggi 20% WD Tax Centre
  • 40. Tarif PPh + (20%*Tarif PPh) Rumus Tarif PPh Non Pemilik NPWP: WD Tax Centre
  • 41. Contoh Bagi wajib pajak yang penghasilan hingga 50jt dan memiliki NPWP dikenakan tarif PPh 5%, sedangkan bagi yang berpenghasilan sama Non Pemilik NPWP akan dikenakan tarif PPh = Tarif PPh + (20%*Tarif PPh) = 5% + (20%*5%) = 5% + 1% = 6 %
  • 42.
  • 43. Penghitungan tarif PPh Pasal 21 dilakukan dengan cara menerapkan tarif progresif Pasal 17 UU PPh.
  • 44. Jika punya penghasilan 600jt, maka penghitungan tarifnya 50jt*5% = 2,5 jt 200jt*15% = 30jt 250jt*25% = 62,5jt 100jt*30% = 30jt (+) PPh 600jt = 125jt Contoh
  • 46. Cara singkat penghitungan tarif PPh Pasal 21 adalah menggunakan Penghitungan efektif PPh Pasal 21. WD Tax Centre
  • 47. 1.Jika PhKP ≤ 50jt Maka penghitungan efektifnya: 5%*PhKP WD Tax Centre
  • 48. 2.Jika PhKP >50jt sd ≤250jt Maka penghitungan efektifnya: (15%*PhKP) - 5jt
  • 49. 3.Jika PhKP >250jt sd ≤500jt Maka penghitungan efektifnya: (25%*PhKP) - 30jt WD Tax Centre
  • 50. 4.Jika PhKP >500jt Maka penghitungan efektifnya: (30%*PhKP) - 55jt WD Tax Centre
  • 51. Contoh Jika seseorang PhKP-nya 600jt, maka penghitungan PPh terutang dengan penghitungan efektifnya adalah (30%*600jt) - 55jt = 125jt dan hasilnya sama dengan cara penghitungan progressive sebelumnya. WD Tax Centre
  • 52. TARIF PAJAK PENGHASILAN • > 500 Juta 30% • >250 Juta – 500 Juta 25% • > 50 Juta – 250 Juta 15% • 0 – 50 Juta 5% Penghasilan Kena Pajak T A R I F Bagi yang tidak memiliki NPWP dipotong 20% lebih tinggi dari tarif normal
  • 53. Pengenaan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap Penerima Pensiun Bukan Pegawai Kewajiban Subjektif Penghasilan Teratur Penghasilan Tidak Teratur • Gaji bulanan (iuran pensiun, premi, natura, tunjangan, dll • mingguan, rapel, lembur • Nonorarium pegawai tetap • Jasa produksi, gratifikasi, tantiem, bonus, premi tahunan, THR, dan penghasilan lainnya • Harian • Satuan • Borongan • bulanan • Berkala • Permintaan sekaligus • Jasa produksi, pesangon • Honorarium • Hadiah • Distributor MLM SETAHUN KURANG SETAHUN • Mulai bekerja awal tahun • Mulai bekerja setelah awal tahun • Permulaan tahun, berakhir dalam suatu tahun, pindah kerja tahun berjalan, pindah tugas tahun berjalan
  • 54. PEGAWAI BUKAN PEGAWAI TIDAK BERKESINAMBUNGAN BERKESINAMBUNGAN PENSIUNAN TETAP TIDAK TETAP Ph NETO - PTKP BULANAN HARIAN Ph BRUTO - PTKP (50% X Ph Bruto) Kumulatif 50 % x Ph Bruto Ph NETO - PTKP SEKALIGUS BERKALA Ph BRUTO – 200 RIBU PP 68 Th 2010 Ph BRUTO(>2,025jt s.d.7jt) – PTKP hr Ph Bruto Kumulatif BERKESINAMBUNGAN ex Psl 13 (1) ((50% X Ph Bruto) - PTKP bulanan) Kumulatif syarat ber NPWP dan satu pemberi kerja PESERTA KEGIATAN Ph BRUTO(>7jt) – PTKP KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI, PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAI Ph Bruto
  • 56. Pegawai Tetap • Gaji Tunjangan Premi Dibayar Pemberi Kerja • Dikurangi • Biaya Jabatan • Iuran Pensiun THT/JHT Yang Dibayar Sendiri Penerima Pensiun • Uang Pensiun Berkala • Dikurangi : • Biaya Pensiun PENGHASILAN BRUTO Penghasilan Neto DIKURANGI PTKP Penghasilan Kena Pajak DIKALI Tarif Pasal 17
  • 57. IURAN PENSIUN Ditinjau dari sisi karyawan sebagai penerima penghasilan Keterangan Iuran Pensiun Premi asuransi Dibayar Sendiri Pengurang Bukan Pengurang Dibayar Pemberi Kerja Bukan Objek PPh Objek PPh
  • 58. 58 Mis. Iuran pensiun Rp. 100.000/bln Status K/0 Penghitungan PPh Pasal 21 Tiap Masa/Bulan selain Desember (estimasi) PERKIRAAN ATAS PENGHASILAN YG BERSIFAT TERATUR DALAM 1 BULAN (Contoh Bulan Januari) Penghasilan Bruto : - GAJI - TUNJANGAN YG TERKAIT DIKURANGI: - BIAYA JABATAN, 5% DARI PENGH. BRUTO MAKS Rp 6.000.000,-/THN ATAU Rp 500.000,-/BLN - IURAN PENSIUN - IURAN THT/JHT PENGHASILAN NETO Disetahunkan (x 12) PENGHASILAN KENA PAJAK (5%xRp2.500.000)+Rp100.000)= Rp125.000+Rp100.000 = Rp225.000 PTKP X TARIF PS.17 UU PPh 12 DIKURANGI Rp2.500.000,- Rp2.275.000,- - Rp26.325.000 Rp 975.000 Rp975.000 X 5%=Rp 48.750 12 12 Rp 4.063 = PPh bln Januari Contoh untuk Gaji + Tunjangan Bulan Januari PENGHASILAN NETO 1 bulan Rp2.275.000 X 12 = Rp27.300.000
  • 59. 59 Penghitungan PPh Pasal 21 Masa Desember (realisasi) PERKIRAAN ATAS PENGHASILAN YG BERSIFAT TERATUR DALAM 1 BULAN (Contoh Bulan Januari) Penghasilan Bruto : - GAJI - TUNJANGAN YG TERKAIT DIKURANGI: - BIAYA JABATAN, 5% DARI PENGH. BRUTO MAKS Rp 6.000.000,-/THN ATAU Rp 500.000,-/BLN - IURAN PENSIUN PENGHASILAN KENA PAJAK (5%xRp30.000.000)+Rp1.200.000)= Rp1.500.000+Rp1.200.000 = Rp2.700.000 PTKP X TARIF PS.17 UU PPh DIKURANGI Rp30.000.000,- Rp27.300.000,- - Rp26.325.000 Rp 975.000 Rp975.000 X 5%=Rp 48.750 PPh bln Des = Rp48.750 – (Rp4.063 X 11) = Rp4.057 Contoh untuk Gaji + Tunjangan Bulan Januari s.d Desember PENGHASILAN NETO selama 1 Tahun PPh bln Des = PPh terutang – PPh dipot Jan s.d Nop
  • 60. PASAL 21 SEBULAN PASAL 21 SETAHUN Dibagi Banyak Bulan Penghasilan Kena Pajak PASAL 21 SETAHUN Dikali Tarif Pasal 17 DIKURANGI PTKP Lihat keadaan awal tahun Penghasilan Neto Disetahunkan Lihat kewajiban subjektifnya DIKURANGI Biaya Jabatan Iuran Terkait Pensiun Biaya Pensiun Penghasilan Bruto Penghasilan Teratur Gaji, Tunj, dll SETIAP MASA PAJAK MASA PAJAK TERAKHIR PASAL 21 TERUTANG PASAL 21 SETAHUN DIKURANGI yang sudah dipotong pada tahun tersebut Penghasilan Kena Pajak PASAL 21 SETAHUN Dikali Tarif Pasal 17 DIKURANGI PTKP Lihat keadaan awal tahun Penghasilan Neto Setahun Ph bruto setahun DIKURANGI : Faktor Pngurang DIKURANGI Biaya Jabatan Iuran Terkait Pensiun Biaya Pensiun Penghasilan Bruto Penghasilan Teratur + Ph Tidak Teratur
  • 61. VARIASI PENGHITUNGAN Pasal 21 Pegawai Tetap Jenis variasi Konsep Perhitungan Lainnya MASA/Bulan Selain Desember/selain masa pegawai tetap berhenti 1. Penghasilan bkn atas pembayaran per bulan, gaji 1 minggu x 4, gaji 1 hr x 26, PPh terutang nantinya perminggu : 4, per hari : 26 2. Peg yg punya NPWP di th berjalan, sanksi 20% lebih besar atas PPh dpt dijadikan pengurang saat bulan dia berNPWP Penghasilan teratur Pengh bruto-(bi jabatan+iuran pensiun=pengh neto. Pengh neto disetahunkan (x 12)-PTKP=Peng Kena Pajak. Pengh Kena Pajak x Tarif Pasal 17=PPh terutang, kemudian dibagi 12. Pengh. Teratur Dirapel (kenaikan gaji) Perhit normal penghasilan bruto setlh dirapel per bulan, PPh terutang perbulan X jumlah bln rapel, dikurangi PPh yg telah dipot dlm bulan rapel Penghasilan Tidak Teratur (Bonus, THR) a) Pengh teratur yg disetahunkan + pengh tdk teratur=pengh bruto, ikuti prosedur normal didptkan pph atas Pengh Teratur + Tdk teratur b) PPh atas pengh tdk teratur=Perhit a) dikurangi perhit pengh teratur saja Masa/bulan Desember/masa peg tetap berhenti (Masa pajak terakhir) Penghasilan total setahun/selama bln bekerja Total Pengh bruto (baik teratur & tdk teratur) dihit pph sesuai prosedur. PPh yg dipot masa Des/masa berhenti = PPh terutang total – PPh yg tlh dipot Jan s.dNop/masa seblmnya.
  • 62. VARIASI PENGHITUNGAN Pasal 21 Pegawai Tetap (lanjutan) Jenis variasi Konsep Perhitungan Lainnya Pegawai baru bekerja di th berjalan pengh neto sethn = pengh neto 1 bln x jmlh bln s.d Desember Kewajiban subjektif sejak awal tahun Penghasilan neto disetahunkan Kewajiban subjektif tidak di awal tahun Pegawai berhenti pada tahun berjalan saat bln berhenti, pengh neto dihit s.d bln berhenti 1. Kewajiban subjektif sejak awal tahun 2. Timbul Lebih Bayar Saat berhenti, penghasilan neto s.d bulan berhenti disetahunkan Kewajiban subjektif tidak di awal tahun Pegawai yg dipindahtugaskan 1. pengh neto bln di ktr lama + pengh neto ktr baru, disetahunkan baru dikurangi PTKP, 2. PPh ktr baru = PPh total – PPh ktr lama Pindah ke cabang /lokasi usaha lainnya Penghasilan diperoleh dlm mata uang asing Penghasilan bruto dikalikan Kurs KMK sebelum dilakukan perhitungan
  • 63. VARIASI PENGHITUNGAN Pasal 21 Pegawai Tetap (lanjutan) Jenis variasi Konsep Perhitungan Lainnya Pegawai yang menerima tunjangan pajak Tunjangan digabungkan ke penghasilan bruto sebesar PPh yang terutang dan penghasilan pegawai yg diterima tanpa pengurangan PPh Atas tunjangan pajak dapat dibiayakan oleh Pemberi Kerja PPh Pegawai ditanggung perusahaan Perhitungan sesuai perhitungan normal, namun Pphnya dibayarkan oleh perusahaan tanpa mengurangi penghasilan pegawai Atas PPh yang ditanggung Pemberi Kerja tidak dpt dibiayakan Pegawai menerima natura / kenikmatan dr Pemberi Kerja yg dikenakan PPh Final/menggunakan Norma Perhit Pengh Neto Sehubungan PPh Badan pemberi kerja dikenakan PPh Final/Norma Perhit Pengh Neto maka atas natura/kenikmatan merupakan objek PPh dan dimasukkan/digabung ke penghasilan bruto utk perhit PPh pegawai Atas natura/kenikmatan yang diterima pegawai dari Pemberi kerja selain ini, bukan objek PPh bagi Pegawai, namun tidak dapat dibiayakan oleh pemberi kerja
  • 64. Langkah Menghitung PPh Pasal 21 1. Ph Bruto Sebulan (Penghasilan yang menjadi Objek PPh Pasal 21) 2. Ph Bruto Sebulan - (Biaya Jabatan + Iuran Pensiun dan THT) = Ph Netto Sebulan 3. Ph Netto Sebulan x 12 = Ph Netto Setahun 4. Ph Netto Setahun - PTKP = Ph KP 5. Ph KP x Tarif Pasal 17 UU PPh = PPh Pasal 21 Setahun 6. PPh Pasal 21 Setahun : 12 = PPh 21 Pasal Sebulan
  • 65.
  • 66. 1. Bekerja Sejak Bulan Januari Ph Netto Setahun = Ph Netto Sebulan x 12 PPh Pasal 21 Sebulan = PPh Pasal 21 Setahun : 12
  • 67. 2. Bekerja di Pertengahan Tahun (Setelah Bulan Januari) Ph Netto Setahun = Ph Netto Sebulan x Σ Bulan Sejak Masuk Kerja sampai Desember (n bulan) PPh Pasal 21 Sebulan = PPh Pasal 21 Setahun : n bulan
  • 68. Misal masuk kerjanya dari bulan Maret maka : Ph Netto Setahun = Ph Netto Sebulan x Σ Bulan Sejak Masuk Kerja sampai Desember (n bulan) = Ph Netto Sebulan x Σ Maret-Desember = Ph Netto Sebulan x 10 PPh Pasal 21 Sebulan = PPh Pasal 21 Setahun : n bulan = PPh Pasal 21 Setahun : 10
  • 69. 3. WNA Bekerja di Pertengahan Tahun Ph Netto Setahun = Ph Netto Sebulan x 12 PPh Pasal 21 Sebulan = PPh Pasal 21 Setahun : 12
  • 70.
  • 71. Variasi Penghitungan PPh Pasal 21 Masa : 1. Pegawai yang berkerja sejak awal tahun 2. Pegawai yang berkerja di pertengahan tahun baik pegawai yang kewajiban pajak subjektifnya di mulai dari awal tahun tahun maupun pegawai yang kewajiban pajak subjektifnya di mulai setelah awal tahun/pertengahan tahun 3. Pegawai yang menerima rapel 4. Pegawai yang menerima bonus
  • 72.
  • 73. Contoh Ahmad Zakaria sudah menikah & tanpa tanggungan (K/0), bekerja di PT ISL sebagai pegawai tetap sejak tahun 2015 dengan gaji 25 juta/bulan. Ahmad ikut program Jamsostek sesuai ketentuan yang berlaku, JKK 0,1% gaji dan JPK 0,3% gaji. Ahmad juga mengikuti program Pensiun dengan membayar sendiri iuran setiap bulan sebesar Rp 200.000. Pada Bulan Maret 2015 Ahmad menerima THR sebesar Rp 15.000.000. Hitunglah PPh terhutang bulan Januari dan Maret 2015
  • 74. Penghitungan Ph Bruto Sebulan Gaji = 10.000.000,- JKK = 0,1% Gaji = 0,1 x 10.000.000,- = 10.000,- JPK = 0,3% Gaji = 0,3 x 10.000.000,- = 30.000,- Ph Bruto Sebulan = Gaji + JKK + JPK = 10.000.000,- + 10.000,- + 30.000,- = 10.040.000,-
  • 75. Penghitungan Ph Netto Setahun Ph Bruto Sebulan = 10.040.000,- Biaya Jabatan = 5% Ph Bruto Sebulan = 5 % x 10.040.000,- = 500.200,- Karena maksimal biaya jabatan yang boleh diperhitungkan adalah 500.000,- , maka biaya jabatan sebesar 500.200,- tidak berlaku dan yang dipakai ialah 500.000,-. Iuran THT yang ditanggung oleh Ahmad sendiri = 200.000,- Ph Netto Sebulan = Ph Bruto Sebulan – (Biaya Jabatan + Iuran THT) = 10.040.000,- – (500.000,- + 200.000,-) = 9.340.000,- Ph Netto Setahun = 9.340.000,- x 12 = 112.080.000,-
  • 76. Penghitungan Ph KP Ph Netto Setahun= 112.080.000,- PTKP K/0 = 26.325.000,- Ph KP = Ph Netto Setahun – PTKP K/0 = 112.080.000,- – 26.325.000,- = 85.755.000,- PPH Pasal 21 Setahun 5% x Rp50.000.000,-= 2.500.000,- 15% x Rp35.775.000,-= 5.363.250,- (+)
  • 77. Penghitungan PPh Pasal 21 Sebulan Ph KP = 85.755.000,- PPh Pasal 21 Setahun = Tarif Pasal 17 UU PPh x Ph KP • 5% x 50.000.000,- = 2.500.000,- • 15% x 35.775.000,- = 5.363.250,- (+) = 7.863.250,- PPh Pasal 21 Sebulan = PPh Pasal 21 Setahun : 12 = 7.863.250,- : 12 = 655.271,- Jika Ahmad belum memiliki NPWP maka ia akan dikenakan PPh Pasal 21 lebih tinggi 20%, sehingga ia harus membayar = 120% * PPh Pasal 21 Sebulan (Normal) = 120% * 655.271,- = 786.325,-
  • 78.
  • 79. Secara Prinsip Penghitungan PPh Pasal 21 pegawai tetap yang masuk kerja tengah tahun tidak membawa 1721 A1 sama dengan pegawai tetap yang masuk kerja sejak awal tahun, yang berbeda ialah faktor pengali/faktor pembagi dalam penghitungan Ph Netto Setahun.
  • 80. Contoh Budiyanta sudah menikah & tanpa tanggungan (K/0), bekerja di PT ISL sebagai pegawai tetap sejak 1 Juli 2013 dengan gaji 10 juta/bulan. Budiyanta ikut program Jamsostek sesuai ketentuan yang berlaku, JKK 0,1% gaji dan JPK 0,3% gaji.
  • 81. Penghitungan Ph Bruto Sebulan Gaji = 10.000.000,- JKK = 0,1% Gaji = 0,1 x 10.000.000,- = 10.000,- JPK = 0,1% Gaji = 0,1 x 10.000.000,- = 30.000,- Ph Bruto Sebulan = Gaji + JKK + JPK = 10.000.000,- + 10.000,- + 30.000,- = 10.040.000,-
  • 82. Penghitungan Ph Netto Setahun Ph Bruto Sebulan = 10.040.000,- Biaya Jabatan = 5% Ph Bruto Sebulan = 5 % x 10.040.000,- = 500.200,- Karena maksimal biaya jabatan yang boleh diperhitungkan adalah 500.000,- , maka biaya jabatan sebesar 500.200,- tidak berlaku dan yang dipakai ialah 500.000,-. Iuran THT yang ditanggung oleh Budiyanta sendiri = 200.000,- Ph Netto Sebulan = Ph Bruto Sebulan – (Biaya Jabatan + Iuran THT) = 10.040.000,- – (500.000,- + 200.000,-) = 9.340.000,- Ph Netto Setahun = 9.340.000,- x 6 (dihitung dari Juli-Desember) = 56.040.000,-
  • 83. Penghitungan Ph KP Ph Netto Setahun= 56.040.000,- PTKP K/0 = 26.325.000,- Ph KP = Ph Netto Setahun – PTKP K/0 = 56.040.000,- – 26.325.000,- = 29.715.000,-
  • 84. Penghitungan PPh Pasal 21 Sebulan Ph KP = 29.715.000,- PPh Pasal 21 Setahun = Tarif Pasal 17 UU PPh x Ph KP • 5% x 29.715.000,- = 1.485.750,- PPh Pasal 21 Sebulan = PPh Pasal 21 Setahun : 6 = 1.485.750,- : 6 = 247.625,-
  • 85.
  • 86. Contoh Tn Badu sudah menikah & tanpa tanggungan (K/0), bekerja di PT ISL sebagai pegawai tetap sejak 1 Juli 2013 dengan gaji 10 juta/bulan. Badu ikut program Jamsostek sesuai ketentuan yang berlaku, JKK 0,1% gaji dan JPK 0,3% gaji. Sebelumnya Tn Badu bekerja di PT ACI dengan Ph dalam 1721 A1: • Ph. Neto Rp 56.040.000,- • PPh 21 terutang Rp1.485.750 ,-
  • 87. Penghitungan Ph Bruto Sebulan Gaji = 10.000.000,- JKK = 0,1% Gaji = 0,1 x 10.000.000,- = 10.000,- JPK = 0,1% Gaji = 0,1 x 10.000.000,- = 30.000,- Ph Bruto Sebulan = Gaji + JKK + JPK = 10.000.000,- + 10.000,- + 30.000,- = 10.040.000,-
  • 88. Penghitungan Ph Netto Setahun Ph Bruto Sebulan = 10.040.000,- Biaya Jabatan = 5% Ph Bruto Sebulan = 5 % x 10.040.000,- = 500.200,- Karena maksimal biaya jabatan yang boleh diperhitungkan adalah 500.000,- , maka biaya jabatan sebesar 500.200,- tidak berlaku dan yang dipakai ialah 500.000,-. Iuran THT yang ditanggung oleh Tn Badu sendiri = 200.000,- Ph Netto Sebulan = Ph Bruto Sebulan – (Biaya Jabatan + Iuran THT) = 10.040.000,- – (500.000,- + 200.000,-) = 9.340.000,- Ph Netto Setahun = 9.340.000,- x 6 (dihitung dari Juli-Desember) = 56.040.000,-
  • 89. Penghitungan Seluruh Ph Netto Setahun Ph Netto Setahun (saat bekerja di PT ISL) = 56.040.000,- Ph Netto Sebelumnya (saat bekerja di PT ACI) = 56.040.000,- (+) Jumlah Seluruh Ph Netto Setahun = 112.080.000,-
  • 90. Penghitungan Ph KP Ph Netto Setahun= 112.080.000,- PTKP K/0 = 26.325.000,- Ph KP = Ph Netto Setahun – PTKP K/0 = 112.080.000,- – 26.325.000,- = 85.755.000,-
  • 91. Penghitungan PPh Pasal 21 Sebulan Ph KP = 85.755.000,- PPh Pasal 21 Setahun = Tarif Pasal 17 UU PPh x Ph KP • 5% x 50.000.000,- = 2.500.000,- • 15% x 35.775.000,- = 5.363.250,- (+) = 7.863.250,- PPh Pasal 21 terutang di masa sebelumnya = 1.485.750,- (-) PPh Pasal 21 terutang di tempat sekarang= 6.377.500,- PPh Pasal 21 Sebulan = 6.377.500,- : 6 = 1.062.917,-
  • 92.
  • 93. Contoh David Raisita sudah menikah & tanpa tanggungan (K/0), bekerja di PT ISL sebagai pegawai tetap sejak 1 Juli 2013 dengan gaji 20 juta/bulan.
  • 94. Penghitungan Ph Bruto Sebulan Gaji = 20.000.000,- Ph Bruto Sebulan = Gaji + JKK + JKP = 20.000.000,- + 0 + 0 = 20.000.000,-
  • 95. Penghitungan Ph Netto Setahun Ph Bruto Sebulan = 20.000.000,- Biaya Jabatan = 5% Ph Bruto Sebulan = 5 % x 20.000.000,- = 1.000.000,- Karena maksimal biaya jabatan yang boleh diperhitungkan adalah 500.000,- , maka biaya jabatan sebesar 1.000.000,- tidak berlaku dan yang dipakai ialah 500.000,-. Ph Netto Sebulan = Ph Bruto Sebulan – (Biaya Jabatan + Iuran THT) = 20.000.000,- – (500.000,- + 0,-) = 19.500.000,- Ph Netto Setahun = 19.500.000,- x 12 = 234.000.000,-
  • 96. Penghitungan Ph KP Ph Netto Setahun = 234.000.000,- PTKP K/0 = 26.325.000,- Ph KP = Ph Netto Setahun – PTKP K/0 = 234.000.000,- – 26.325.000,- = 207.675.000,-
  • 97. Penghitungan PPh Pasal 21 Sebulan Ph KP = 207.675.000,- PPh Pasal 21 Setahun = Tarif Pasal 17 UU PPh x Ph KP • 5% x 50.000.000,- = 2.500.000,- •15% x 157.675.000,- = 23.651.250,- = 26.151.250 PPh Pasal 21 Sebulan = PPh Pasal 21 Setahun : 12 = 1.485.750,- : 12 = 2.179.271,-
  • 98.
  • 99. Contoh Ahmad Zakaria sudah menikah & tanpa tanggungan (K/0), bekerja di PT ISL sebagai pegawai tetap dengan gaji 10 juta/bulan. Ahmad ikut program Jamsostek sesuai ketentuan yang berlaku, JKK 0,1% gaji dan JPK 0,3% gaji. Sejak Juni 2013 Ahmad menerima kenaikan gaji menjadi 15 juta/bulan dengan berlaku surut sejak Januari 2013 sehingga Ahmad mendapatkan rapel 25 juta (5 {bulan Januari-Mei} x 5 juta)
  • 100. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Rapel Dengan cara penghitungan seperti yang dijelaskan sebelumnya, didapatkan PPh Pasal 21 per bulan untuk Ahmad saat belum ada kenaikan gaji (gaji 10 juta) yaitu sebesar = 655.271,- Selanjutnya dengan cara penghitungan yang sama maka dihitung PPh Pasal 21 untuk masa pajak Januari-Mei 2013 atas dasar penghasilan setelah kenaikan gaji, didapatkan PPh Pasal 21 per bulan untuk Ahmad setelah ada kenaikan gaji (gaji 15 juta) yaitu sebesar = 1.393.271,-
  • 101. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Rapel PPh Pasal 21 terutang seharusnya (gaji 15 juta) = 1.393.271,- x 5 = 6.966.354,- PPh Pasal 21 yang sudah dipotong di masa sebelumnya (Januari-Mei/gaji 10 juta) = 655.271,- x 5 = 3.276.354,- PPh Pasal 21 atas Rapel = 6.966.354,- – 3.276.354,- = 3.690.000,-
  • 102.
  • 103. • Penghitungan PPh Pasal 21 Penghasilan Bonus/Tidak Teratur BERBEDA dengan Penghitungan PPh Pasal 21 Penghasilan Teratur • Penghitungan PPh Pasal 21 Penghasilan Teratur akan diestimasi/dihitung disetahunkan. • Penghitungan PPh Pasal 21 Penghasilan Bonus/Tidak Teratur tidak diestimasi/dihitung disetahunkan.
  • 104. Penghasilan Teratur Gaji, upah, segala macam tunjangan serta imbalan dengan nama apapun yang diberikan secara periodik berdasarkan ketentuan yang diberikan oleh pemberi kerja, termasuk uang lembur.
  • 105. Penghasilan Tidak Teratur Penghasilan bagi pegawai tetap selain yang sifatnya teratur yang diterima 1 kali dalam 1 tahun atau periode lainnya, antara lain berupa bonus, THR, jasa produksi, tantim, gratifikasi atau imbalan sejenis lainnya dengan nama apapun.
  • 106. Rumus PPh Pasal 21 atas Bonus = PPh Pasal 21 atas Gaji & Bonus - PPh Pasal 21 atas Gaji
  • 107. Contoh Tn. Erwanto belum menikah & tanpa tanggungan (TK/0), bekerja di PT ISL sebagai pegawai tetap dengan gaji 10 juta/bulan. Ahmad ikut program Jamsostek sesuai ketentuan yang berlaku, JKK 1,0% gaji dan JPK 0,3% gaji. Ia juga ikut iuran THT yang besarnya 2% gaji. Karena kinerjanya yang bagus, pada bulan Januari ia mendapatkan bonus sebesar10 juta.
  • 108. Penghitungan PPh Pasal 21 Setahun atas Gaji dan Bonus Dengan cara penghitungan seperti yang dijelaskan sebelumnya, didapatkan PPh Pasal 21 setahun atas gaji dan bonus untuk Tn. Erwanto sebesar = 9.525.250,-.
  • 109. Penghitungan PPh Pasal 21 Setahun atas Gaji Selanjutnya dengan cara penghitungan seperti yang dijelaskan sebelumnya, didapatkan PPh Pasal 21 setahun atas gaji saja untuk Tn. Erwanto sebesar = 8.025.250,-
  • 110. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Bonus Saja (Penghasilan Tidak Teratur) = PPh Pasal 21 atas Gaji & Bonus - PPh Pasal 21 atas Gaji = 9.525.250,- – 8.025.250,- = 1.500.000,-
  • 111. Penghitungan PPh Pasal 21 Sebulan atas Gaji Saja (Penghasilan Teratur) = PPh Pasal 21 atas Gaji : 12 = 8.025.250,- : 12 = 668.771,-
  • 112. Penghitungan PPh Pasal 21 Terutang Bulan Ini = PPh Pasal 21 atas Gaji (Penghasilan Tetap) + PPh Pasal 21 atas Bonus Saja (Penghasilan Tidak Tetap) = 668.771,- + 1.500.000,- = 2.168.771,-
  • 113. BULANAN Contoh dan penyelesaian penghitungan ? Fajar Ariwibowo pada tahun 2013 bekerja pada perusahaan PT Jaya Abadi dengan memperoleh gaji sebulan Rp2.500.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp100.000,00. Fajar Ariwibowo menikah tetapi belum mempunyai anak. Pada bulan Januari penghasilan Fajar Ariwibowo dari PT Jaya Abadi hanya dari gaji. Penghitungan PPh Pasal 21 Budi Karyanto pegawai pada perusahaan PT Candra Kirana, menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan Rp3.000.000,00. PT Candra Kirana mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Candra Kirana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Budi Karyanto membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT Candra Kirana juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya. Agustina Indri adalah seorang karyawati dengan status menikah tanpa anak, bekerja pada PT Dharma Utama dengan gaji sebulan sebesar Rp7.500.000,00. Agustina Indri membayar iuran pensiun ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp50.000,00 sebulan. Berdasarkan surat keterangan dari Pemda tempat Agustina Indri berdomisili yang diserahkan kepada pemberi kerja, diketahui bahwa suaminya tidak mempunyai penghasilan apapun. Pada bulan Juli 2013 selain menerima pembayaran gaji juga menerima pembayaran atas lembur (overtime) sebesar Rp2.000.000,00. Penghitungan PPh Pasal 21 bulan Juli 2013 adalah sebagai berikut Nasrun Bramantyo pada tahun 2013 bekerja sebagai pegawai tetap pada perusahaan PT Rejo Indonusa dengan memperoleh gaji yang dibayar harian sebesar Rp150.000,00. Nasrun Bramantyo kawin dan mempunyai seorang anak. PT Rejo Indonusa masuk program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing setiap bulan sebesar 1,00% dan 0,30% dari gaji. PT Rejo Indonusa membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji dan Nasrun Bramantyo membayar iuran pensiun Rp25.000,00 dan Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji SOAL PT Candra Kirana membayar iuran pensiun untuk Budi Karyanto ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp100.000,00, sedangkan Budi Karyanto membayar iuran pensiun sebesar Rp50.000,00
  • 114. BONUS Contoh dan penyelesaian penghitungan ? Joko Qurnain (tidak kawin) bekerja pada PT Qolbu Jaya dengan memperoleh gaji sebesar Rp2.500.000,00 sebulan. Pada bulan Maret 2013 Joko Qurnain memperoleh bonus sebesar Rp5.000.000,00 sehingga pada bulan Maret 2013 Joko Qurnain memperoleh penghasilan berupa gaji sebesar Rp2.500.000,00 dan bonus sebesar Rp5.000.000,00. Setiap bulannya Joko Qurnain membayar iuran pensiun ke dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp60.000,00 Karyawati Ken Prameswari (tidak kawin) bekerja pada PT Prabu Kedaton dengan memperoleh gaji sebesar Rp2.750.000,00 sebulan. Perusahaan ikut dalam program jamsostek. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dan iuran Jaminan Hari Tua dibayar oleh pemberi kerja setiap bulan masing-masing sebesar 1,00%, 0,30% dan 3,70% dari gaji. Prameswari membayar iuran Pensiun Rp 50.000,00 dan iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji untuk setiap bulan. Pada bulan April 2013 Ken Prameswari memperoleh bonus sebesar Rp4.000.000,00 sehingga pada bulan April 2013 Ken Prameswari menerima pembayaran berupa gaji sebesar sebesar Rp2.750.000,00 dan bonus sebesar Rp4.000.000,00
  • 115. BARU & BERHENTI Contoh dan penyelesaian penghitungan ? Budiyanta bekerja pada PT Xiang Malam sebagai pegawai tetap sejak 1 September 2013. Budiyanta menikah tetapi belum punya anak. Gaji sebulan adalah sebesar Rp8.000.000,00 dan iuran pensiun yang dibayar tiap bulan sebesar Rp150.000,00. Penghitungan PPh Pasal 21 untuk bulan September 2013 dalam hal Budiyanta hanya memperoleh penghasilan berupa gaji Arip Marwanto yang berstatus belum menikah adalah pegawai pada PT Mahakam Utama di Yogyakarta - DIY. Sejak 1 Oktober 2013, yang bersangkutan berhenti bekerja di PT Mahakam Utama. •Gaji Arip Marwanto setiap bulan memperoleh sebesar Rp3.500.000,00 dan yang bersangkutan membayar iuran pensiun kepada Dana Pensiun yang pendiriannya telah mendapat persetujuan Menteri Keuangan sejumlah Rp100.000,00 setiap bulan. Selama bekerja di PT Mahakam Utama Arip Marwanto hanya menerima penghasilan berupa gaji saja
  • 116. Bulanan » Fajar Ariwibowo pada tahun 2013 bekerja pada perusahaan PT Jaya Abadi dengan memperoleh gaji sebulan Rp2.500.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp100.000,00. Fajar Ariwibowo menikah tetapi belum mempunyai anak. Pada bulan Januari penghasilan Fajar Ariwibowo dari PT Jaya Abadi hanya dari gaji. Penghitungan PPh Pasal 21 • Budi Karyanto pegawai pada perusahaan PT Candra Kirana, menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan Rp3.000.000,00. PT Candra Kirana mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Candra Kirana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Budi Karyanto membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT Candra Kirana juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya.
  • 117. BONUS Contoh dan penyelesaian penghitungan ? Joko Qurnain (tidak kawin) bekerja pada PT Qolbu Jaya dengan memperoleh gaji sebesar Rp2.500.000,00 sebulan. Pada bulan Maret 2013 Joko Qurnain memperoleh bonus sebesar Rp5.000.000,00 sehingga pada bulan Maret 2013 Joko Qurnain memperoleh penghasilan berupa gaji sebesar Rp2.500.000,00 dan bonus sebesar Rp5.000.000,00. Setiap bulannya Joko Qurnain membayar iuran pensiun ke dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp60.000,00
  • 118. BARU & BERHENTI Contoh dan penyelesaian penghitungan ? Budiyanta bekerja pada PT Xiang Malam sebagai pegawai tetap sejak 1 September 2013. Budiyanta menikah tetapi belum punya anak. Gaji sebulan adalah sebesar Rp8.000.000,00 dan iuran pensiun yang dibayar tiap bulan sebesar Rp150.000,00. Penghitungan PPh Pasal 21 untuk bulan September 2013 dalam hal Budiyanta hanya memperoleh penghasilan berupa gaji
  • 119. BARU & BERHENTI Contoh dan penyelesaian penghitungan ? Arip Marwanto yang berstatus belum menikah adalah pegawai pada PT Mahakam Utama di Yogyakarta - DIY. Sejak 1 Oktober 2013, yang bersangkutan berhenti bekerja di PT Mahakam Utama. • Gaji Arip Marwanto setiap bulan memperoleh sebesar Rp3.500.000,00 dan yang bersangkutan membayar iuran pensiun kepada Dana Pensiun yang pendiriannya telah mendapat persetujuan Menteri Keuangan sejumlah Rp100.000,00 setiap bulan. Selama bekerja di PT Mahakam Utama Arip Marwanto hanya menerima penghasilan berupa gaji saja
  • 121. PEGAWAI TIDAK TETAP » Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas adalah pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila ˃ pegawai yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan yang dihasilkan ˃ atau penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja
  • 122. MEKANISME PENGHITUNGAN Upah/Uang Saku Harian, Mingguan, Satuan, Borongan Dibayarkan Bulanan Atau Jumlah Upah Kumulatif satu bulan melebihi Rp 8.200.000 Upah/Uang Saku Harian ≤ 300.000 > 300.000 Tidak Dipotong Dikurangi 300.000 Dipotong 5% Upah kumulatif > Rp3 jt s.d. Rp8,2 jt sebulan Upah sehari dikurangi PTKP sehari Tarif PPh 21 = 5% Dikali 12 Dikurangi PTKP Setahun Penghasilan Kena Pajak Dikenakan Tarif Ps 17 PPh Ps 21 Setahun Dibagi 12 PPh Pasal 21 Sebulan
  • 123. CONTOH Soal dan Penyelesaiannya HARIAN • Nurcahyo dengan status belum menikah pada bulan Januari 2015 bekerja sebagai buruh harian PT Cipta Mandiri Sejahtera. la bekerja selama 12 hari dan menerima upah harian sebesar Rp300.000,00 Harian • Nanang Hermawan (belum menikah) pada bulan Maret 2015 bekerja pada perusahaan PT Tani Jaya, menerima upah sebesar Rp400.000,00 per hari Borongan • Mawan mengerjakan dekorasi sebuah rumah dengan upah borongan sebesar Rp450.000,00, pekerjaan diselesaikan dalam 2 hari.
  • 125. BUKAN PEGAWAI Mekanisme Penghitungan BERKESINAMBUNGAN Pasal 13 (1) Dasar Penghitungan (50% X Ph Bruto) - PTKP Bulanan (kumulatif ) BERKESINAMBUNGAN Dasar Penghitungan (50% X Ph Bruto) TIDAK Berkesinambungan Dasar Penghitungan (50% X Ph Bruto) X Tarif Pasal 17 Pasal 13 (1) Per-31 th 2012 : Bagi yang telah memiliki NPWP dan hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerja dengan Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 serta tidak memperoleh penghasilan lainnya
  • 126. Contoh : Kadek (belum menikah) adalah seorang arsitek paruh waktu(freelance) sebagai tenaga ahli yang bekerja pada perusahaan PT ABC dan memperoleh honor sbb : bulan Januari sebesar Rp 100.000.000, bulan Pebruari sebesar Rp 110.000.000 bulan Maret sebesar Rp 120.000.000 bulan April sebesar Rp 100.000.000 bulan Mei sebesar Rp 50.000.000 bulan Juni sebesar Rp 100.000.000 Apa Jenis Pajaknya? Berapa PPh Terutang? Siapa Pemotong Pajak?
  • 127. Jawab: Jenis Pajak : PPh Pasal 21 atas Bukan Pegawai Pemotong : PT ABC
  • 129. PESERTA KEGIATAN Mekanisme Penghitungan Jumlah Ph Bruto Pembayaran utuh dan tidak terpecah Dikali Tarif Pasal 17 Sony Amaros adalah seorang atlet bulutangkis professional Indonesia yang bertempat tinggal di Jakarta. la menjuarai turnamen Indonesia Grand Prix Gold dan memperoleh hadiah sebesar Rp200.000.000,00
  • 130. lainnya Mekanisme Penghitungan Dewan komisaris Ph Bruto Mantan Pegawai Jasa Produksi, Tantiem, Gratifikasi Dan Bonus Atau Imbalan Lain Yang Tidak Teratur Peserta Prog Pensiun Status pegawai Menarik dana pensiun X Tarif Pasal 17 Penghasilan Bruto Komulatif
  • 131. PPh PASAL 21 FINAL Honor Kpd PNS, TNI, Polri Gol II 0% APBN / APBD Gol IV 15% Gol III 5% Terdapat Pemotongan PPh Pasal 21 yang bersifat final yang dikenakan terhadap jenis penghasilan Honorarium ke PNS dari APBN/APBD Dari Ketentuan Ph Bruto Tarif • 0-50 JT 0% • 50 JT-100 JT 5% • 100-500 JT 15% • >500 JT 25% Dibayar sekaligus • Pesangon dari pemberi kerja • tebusan pensiun, THT JHT dari dana pensiun/Jamsostek
  • 132. SAAT TERUTANGNYA Bagi Penerima Penghasilan Saat Dilakukan Pembayaran Atau Saat Terutangnya Penghasilan Bagi Pemotong Untuk setiap masa pajak Akhir Bulan Dilakukannya Pembayaran Atau Akhir Bulan Terutangnya Penghasilan
  • 133. HAK dan KEWAJIBAN KEWAJIBAN 1. Pemotong & terpotong Wajib mendaftarkan NPWP di KPP sesuai wilayah kerjanya 2. Pegawai, penerima pensiun, bukan pegawai wajib membuat surat pernyataan tanggungan keluarga pada mulai bekerja/ mulai pensiun 3. Menyerahkan perubahan tanggungan paling lama sebelum mulai awal tahun 4. Pemotong PPh Pasal 21 &/26 Wajib MENGHITUNG, MEMOTONG, MENYETOR dan MELAPOR setiap bulan kalender 5. Pemotong Wajib membuat & menyimpan catatan/kertas kerja pengitungan Pasal 21 6. Pemotong WAJIB membuat dan memberikan BUKTI POTONG kepada terpotong Hak 1. Kelebihan Penyetoran PPh Pasal 21 dapat diperhitungkan dengan SPT Masa Pajak berikutnya
  • 134. PEMBAYARAN DAN PELAPORAN Menggunakan SSP atas nama pemotong BAYAR • Paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya • Disetor ke Bank/Kantor POS Bila Jatuh Pd Hari Libur Penyetoran Pada Hari Kerja Berikutnya LAPOR Pelaporan menggunakan SPT Masa PPh Pasal 21 paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya. • Dilampiri Bukti Potong TERLAMBAT Sanksi administrasi bunga 2% per bulan Pasal 9 ayat (2a) TERLAMBAT Sanksi administrasi denda 100.000 Pasal 7 (1)