SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 45
Monitoring, Evaluasi,
  dan Pengendalian
      (Konsep dan Pendekatan)

Randy R. Wrihatnolo
Surabaya, 20 Desember 2008
Daftar Isi



Bagian 1     Persamaan dan Perbedaan Monitoring vs Evaluasi
Bagian 2     Pemahaman Tentang Monitoring
Bagian 3     Pemahaman Tentang Evaluasi
Bagian 4     Aplikasi Monitoring dan Evaluasi
Bagian 5     Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi
Bagian 6     Pengendalian Pembangunan
Bagian 7     Indikator Monitoring, Evaluasi, dan Pengendalian
Pengantar


 ► Memahami konsep-konsep monitoring dan
   evaluasi

 ► Merancang sistem monitoring dan sistem evaluasi

 ► Menerapkan sistem monitoring dan sistem
   evaluasi

 ► Memahami konsep pengendalian pembangunan
Bagian 1
Persamaan dan Perbedaan
  Monitoring vs Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi yang Efektif

 (1) Monitoring dan evaluasi tidak sama, tetapi keduanya memerlukan berbagai unsur dan alat
     yang sama, antara lain adanya sasaran-sasaran program yang jelas, target dan indikator, serta
     basis data yang mengandung data mutakhir

 (2) Sasaran (output, outcome, impact) perlu ditetapkan sejak awal (pada saat perencanaan),
     begitu pula dengan indikator dan sasaran utama.

 (3) Monitoring dapat mempermudah kita dalam mengamati terus-menerus trend dan masalah, dan
     bila perlu melakukan penyesuaian dalam rencana implementasi atau proses pengelolaan
     secara tepat waktu.

 (4) Bila dikaitkan dengan sistem monitoring yang kokoh, evaluasi tidak hanya dapat
     mengidentifikasi hasil-hasil program, tetapi juga dapat menyediakan informasi mengenai
     kapan, mengapa, dan bagaimana implementasi program meleset dari rencana semula dan
     kemudian menyajikan rekomendasi untuk mengatasi masalah itu        monitoring dan evaluasi
     dapat dipakai mengidentifikasi dan mengatasi masalah. .

 (5) Monitoring dan evaluasi juga penting dalam upaya untuk merekam temuan, inovasi, hasil, dan
     praktik baik, untuk disebarluaskan serta dimanfaatkan pihak dan daerah lain dan juga sebagai
     dasar untuk “merayakan” keberhasilan. Selain itu, monitoring dan evaluasi merupakan wahana
     peran serta penerima manfaat program/kegiatan yang sangat efektif bila dilakukan dengan
     benar.
Monitoring ≠ Evaluasi

  Meski ada beberapa kesamaan dan keterkaitan antara monitoring dan evaluasi,
  sebaiknya secara konsepsional hal itu dipahami, dirancang, serta dilaksanakan
  secara terpisah.

  Dengan demikian, sebaiknya penggunaan istilah “monev” dihindari karena
  merancukan antara dua hal yang berbeda.

  Penggunaan istilah “monitoring (atau pemantauan)” dan “evaluasi” secara terpisah
  akan membantu menekankan perbedaan proses, tujuan, dan kegunaan masing-
  masing fungsi atau proses itu.
10 Langkah Monitoring dan Evaluasi




                                       Fungsi
                       Monitoring                   Evaluasi
                                      manajemen



                              Pengendalian   peran organisasi
  Sumber: Bank Dunia (2004)                                     7
Kerangka Montoring dan Evaluasi




     Monitoring berfokus pada penelusuran dan pelaporan mengenai masukan,
     kegiatan, dan terutama keluaran.

     Evaluasi lebih berfokus pada keluaran serta terutama hasil/manfaat dan juga
     dampak (impacts).
Sekilas Persamaan dan Perbedaan Montoring dan Evaluasi

                                            Perbedaan *)
   Aspek *)                                                                           Persamaan *)
                       Monitoring                          Evaluasi
     Waktu                                      post project (mid-project if     Dalam 1 tahun anggaran
                    on-going project
                                                                                        berjalan
                                                 needed to be continued)
     Pelaku        Unit kerja internal             Unit Kerja eksternal          Dilaporkan kepada atasan
                                                                                    langsung selaku KPA
 Level Substansi        Kegiatan                Program (agregat kegiatan)           Dalam satu DIPA
                   Perbaikan mekanisme
   Kegunaan                                        Perbaikan kebijakan            Maximasi efisiensi dan
                          proyek                                                       efektivitas
  Sifat laporan                                  Rekomendasi kebijakan         Memperbaiki perencanaan dan
                    Progress report
                                                                                 penganggaran program
 Level Indikator    Indikator output            Indikator outcome / impact         Harus mudah diukur
                    Ordinal   deskriptif
 Skala Indikator                                            Rasio               Harus terukur, ada baseline
                   Interval   kuantitatif
                     Teknik deskriptif
  Metode ukur                                         Teknik analitik                 Metode ilmiah
                         Sensus
    Alat ukur                                        Survei, Sensus                 Sesuai kebutuhan


 *) Akan dijelaskan bertahap makna dan manfaatnya.
Bagian 2
Pemahaman Tentang Monitoring
Definisi dan Konsep Dasar

  Monitoring
    Merupakan fungsi manajemen yang dilakukan pada saat suatu kegiatan
    sedang berlangsung   apabila dilakukan oleh pimpinan maka mengandung
    fungsi pengendalian.

  Mencakup antara lain:

  (a) penelusuran pelaksanaan kegiatan dan keluarannya (outputs)
  (b) pelaporan tentang kemajuan
  (c) identifikasi masalah-masalah pengelolaan dan pelaksanaan.

     Sebagai contoh:
     Untuk setiap program pembangunan, monitoring dapat berupa pelaporan
     setiap enam bulan tentang kegiatan yang telah dilakukan dan/atau keluaran
     (outputs) yang telah dicapai dalam hal seperti imunisasi, perbaikan sekolah,
     pengadaan sistem air bersih.
Rencana Monitoring (1)

 Rencana monitoring sebaiknya mencakup langkah-langkah sebagai berikut:

 Langkah 1:

 Tentukan kegiatan dan keluaran utama yang harus dimonitor Untuk sektor kesehatan, misalnya,
 monitoring dapat difokuskan pada hal-hal seperti prasarana yang telah ditingkatkan, di mana
 peningkatan prasarana itu dilakukan, klien mana saja yang menerima pelayanan dan untuk apa,
 dan/atau obat gratis apa yang telah disediakan, untuk siapa dan untuk penyakit apa saja. Yang perlu
 kita ingat adalah jangan berusaha untuk memonitor segala aspek. Yang penting, kita memonitor apa
 yang telah dilakukan, keluaran apa yang dihasilkan, di mana, kapan, oleh siapa, dan untuk siapa.
 Kemudian, hasil monitoring itu dibandingkan dengan rencana semula, selisih antara rencana dan hasil
 monitoring dibuat laporannya, dan kemudian sejauh mungkin faktor-faktor penyebab perbedaan itu
 diidentifikasi. Tata cara penyimpanan data juga penting untuk mempermudah penyusunan laporan
 yang akurat dan tepat waktu. Sedapat mungkin sumber data yang telah dikumpulkan secara rutin
 dimanfaatkan. Ciptakan format pelaporan yang tidak terlalu rumit, dengan sebagian hasilnya disajikan
 secara visual/grafik.
Rencana Monitoring (2)

 Langkah 2:

 Tentukan pihak mana yang akan melakukan monitoring, dan kapan. Sebaiknya pihak yang melakukan
 monitoring yang dimaksud di sini bukan pihak pengelola program langsung, untuk menjaga
 independensi. Dengan menganut asas partisipatif, wakil-wakil penerima manfaat program/kegiatan
 sedapat mungkin bersama-sama melakukan monitoring. Mengenai frekuensi, hal ini sebaiknya
 dilakukan paling tidak setiap enam bulan sekali untuk sebuah program jangka menengah atau jangka
 panjang.
Rencana Monitoring (3)

 Langkah 3:

 Tentukan siapa saja yang akan menerima laporan hasil monitoring. Sebaiknya laporan hasil monitoring
 disebarkan tidak hanya pada pihak-pihak pemerintah (eksekutif dan legislatif), tetapi juga pada pihak
 pelaksana (misalnya: rumah sakit, kontraktor), instansi pemerintah pusat serta wakil-wakil kelompok
 penerima manfaat, dan juga OMS untuk meminta umpan balik. Buatlah pertemuan berkala untuk
 meninjau kembali tingkat kemajuan serta memutuskan apakah rencana implementasi perlu
 disesuaikan.
Bagian 3
Pemahaman Tentang Evaluasi
Definisi dan Konsep Dasar

  Evaluasi
    Merupakan fungsi manajemen yang dilakukan setelah kurun waktu tertentu
    atau setelah suatu kegiatan telah berlalu.

  Mencakup antara lain:

  (a) Penilaian atas dampak kolektif—baik positif maupun negatif—dari semua (atau
      sebagian besar) kegiatan yang telah dilakukan, pada lokasi dan/atau kelompok
      sasaran yang berbeda-beda.

  (b) Deskripsi keluaran dan hasil/manfaat sebagaimana dilihat dari sudut pandang
      penerima manfaat. Mengenai kegiatan yang disebut di atas.

        Misalnya, evaluasi dapat dilakukan terhadap jumlah balita yang telah
     diimunisasi serta tingkat penurunan angka penyakit yang disebabkan oleh
     program imunisasi tersebut. Contoh lain, sejauh mana perbaikan sekolah
     mengakibatkan peningkatkan kehadiran anak di sekolah dan pengurangan
     jumlah anak usia sekolah yang putus sekolah, dan sejauh mana frekuensi
     penyakit yang menular lewat air berkurang akibat pengadaan sistem air bersih.
Jenis Evaluasi

     Tergantung keperluan    dilakukan pada titik-titik berbeda dalam siklus
     program/proyek.

     Ada evaluasi proses   yang berfokus pada mutu penyampaian pelayanan,
     ada evaluasi biaya-manfaat dan ada evaluasi dampak.

     Evaluasi formatif dilakukan pada waktu program/kegiatan berjalan dengan
     tujuan untuk memperbaiki pelaksanaan, sedangkan evaluasi sumatif dilakukan
     pada saat program/kegiatan sudah berakhir, dengan tujuan untuk mengukur
     dampak serta menghimpun pelajaran/pengalaman yang berguna.

     Terdapat dua jenis evaluasi yang perlu kita
     pertimbangkan:
     (1) Evaluasi atas Proses.
     (2) Evaluasi Dampak.
Evaluasi atas Proses

  Jenis evaluasi ini berfokus pada apa yang telah dilakukan, bagaimana
  melakukannya, siapa yang menjadi penerima manfaat, serta apa respons
  mereka terhadap kegiatan program.

  Contoh:
  Untuk program peningkatan pelayanan pendidikan, sekolah mana yang ikut
  serta, kegiatan apa yang telah dilakukan oleh sekolah itu, dan sejauh mana
  murid telah menerima manfaat dibandingkan jumlah anak usia sekolah
  keseluruhan? Jenis evaluasi ini didasarkan pada laporan-laporan monitoring
  dan penelaahan atas dokumendokumen program, wawancara, serta
  kunjungan lapangan. Jenis evaluasi ini relatif lebih mudah dilakukan dan
  sangat berguna bila laporan monitoring atau umpan balik dari lapangan
  menunjukkan bahwa terjadi keterlambatan, pengeluaran biaya yang
  melampaui anggaran, dan ada keluhan dari penerima manfaat atau persoalan
  dalam pengelolaan program.
Evaluasi Dampak
  Jenis evaluasi ini berusaha mengungkapkan siapa sebenarnya yang memperoleh manfaat
  dari program dan berapa besar manfaatnya; dengan kata lain, sejauh mana hasil/manfaat
  (dan dampak) yang diharapkan telah tercapai.

  Contoh: pada program peningkatan pelayanan pendidikan, kita tidak hanya melaporkan apa
  yang telah dilakukan dan berapa murid yang terlibat, tetapi juga sejauh mana mereka
  memperoleh pendidikan gratis dan pendidikan yang lebih bermutu, bersekolah lebih lama,
  serta sejauh mana hasil pendidikan mereka lebih baik dibandingkan dengan murid yang
  bersekolah di sekolah yang tidak mempunyai program peningkatan pelayanan pendidikan.
  Jenis evaluasi ini bisa saja cukup mahal bila kelompok sasaran besar sekali atau bila kita
  harus membuat perbandingan dengan, misalnya, kelompok-kelompok masyarakat di luar
  program.

  Yang jelas, kita harus merancang evaluasi sesuai dengan sumber daya yang kita miliki,
  dengan misalnya menggunakan sampel responden yang memadai jumlahnya untuk
  mengetahui sejauh mana program telah menciptakan lapangan kerja, peningkatan
  pendapatan, peningkatan status kesehatan atau pendidikan, atau manfaat lain bagi wilayah
  atau kelompok masyarakat sasaran. Dalam kedua jenis evaluasi itu, perlu dibuat penilaian
  kembali berdasarkan asumsi dasar dan rancangan program (suatu hal yang relatif tidak
  sering dilakukan). Faktanya adalah bahwa banyak program/kegiatan (dan kebijakan) gagal
  mencapai hasil yang diinginkan karena asumsi-asumsi dasar dan rancangan program itu
  sendiri tidak benar.
Langkah-langkah Melakukan Evaluasi

 Langkah 1:
 Melalui penyusunan rencana kerja, sepakatilah
 (a)apa yang akan dievaluasi (didasarkan pada hasil/manfaat yang telah ditentukan dalam
 rencana program dan dengan menggunakan sejumlah kecil indikator dan target kunci);
 (b)basis data yang akan digunakan,
 (c)kapan evaluasi akan dilaksanakan (biasanya setelah program berjalan 2-3 tahun);

 Langkah 2:
 Pilihlah pihak pelaksana evaluasi yang independen dan objektif (yang tidak dekat dengan pihak
 pengelola program).
 Misal: bila evaluasi akan dilakukan salah satu instansi pemerintah, sebaiknya pilihlah lembaga
 pemerintah di luar SKPD yang melaksanakan program. Pilihan lain adalah lembaga independen (seperti
 perguruan tinggi atau OMS) yang memiliki kapasitas. Sepakatilah metodologi yang akan digunakan (yang
 tidak terlalu kompleks). Temuilah wakil-wakil kelompok penerima manfaat serta beberapa OMS untuk
 bersama-sama merancang serta melaksanakan evaluasi.

 Langkah 3:
 Bahaslah laporan hasil evaluasi dengan pihak pelaksana evaluasi. Bila laporan sudah memenuhi syarat
 dan dianggap final, sebar luaskan untuk memperoleh umpan balik, kemudian atur pertemuan dengan
 pihak-pihak pelaksana program dan pemangku kepentingan lain untuk membahas hasil evaluasi serta
 menentukan langkah-langkah penyempurnaan program yang mungkin diperlukan.
Beberapa Catatan Penting

 ► Untuk mengukur kemajuan, sudah jelas bahwa kita memerlukan gambaran
   konkret dan rinci tentang situasi awal atau data acuan (baseline).

 ► Tentang metodologi, evaluasi terbaik menggunakan kombinasi teknik-teknik
   kuantitatif dan teknik-teknik kualitatif.

 ► Dalam membuat analisis, kita harus sangat hati-hati dalam mengambil
   kesimpulan bahwa keseluruhan perubahan dalam suatu kondisi (atau
   indikator) yang direkam adalah hasil atau dampak dari program yang sedang
   dievaluasi. Mungkin ada faktor-faktor lain juga. Misalnya, peningkatan
   pendapatan rata-rata dalam kelompok penerima manfaat belum tentu
   seluruhnya berasal dari kegiatan program. Para evaluator ahli yang cukup
   berpengalaman mempunyai teknik-teknik untuk membedakan antara dampak
   yang jelas dihasilkan oleh sebuah program atau kegiatan dan dampak yang
   berasal dari faktorfaktor lain.
Bagian 4
Aplikasi Monitoring dan Evaluasi
UU dan PP yang mengatur fungsi monitoring dan evaluasi

(1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

(2) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
    Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
    Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan
    Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat.

(3) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
    Nasional.

(4) Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
    Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah.

(5) Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan
    Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

   Secara umum monitoring yang dimaksud dalam beberapa dokumen tersebut
   (begitu pula monitoring yang biasa dilakukan selama ini) lebih dititikberatkan
   pada monitoring pelaksanaan fisik dan penyerapan dana.
Monitoring dan Evaluasi Konvensional


  Monitoring dan evaluasi yang dilakukan selama ini (yang “konvensional”) lebih
  ditujukan untuk memenuhi keperluan administratif dan pertanggungjawaban
  internal, sebagaimana dilihat dari sudut pandang “yang punya program”.

  Segala aspek rancangan dan pelaksanaannya ditentukan oleh instansi yang
  mendanai program.

  Khusus mengenai evaluasi, biasanya hal itu dilakukan oleh pihak evaluator
  yang dikontrakkan. Hasilnya baru diterima setelah beberapa bulan telah berlalu
  dan relatif jarang disampaikan kepada para klien/penerima manfaat program
  (dalam bentuk yang mudah dipahami).
Monitoring dan Evaluasi Partisipatif

  Monitoring dan evaluasi partisipatif   dianggap lebih diperlukan untuk
  memonitor dan mengevaluasi program-program sosioekonomi.

  Dalam pendekatan partisipatif, para klien/penerima manfaat lebih besar perannya
  dalam merancang serta melakukan monitoring dan evaluasi, dengan dibantu
  fasilitator (staf proyek/petugas lapangan bisa juga terlibat). Masyarakat penerima
  manfaat ikut memilih indikator-indikator keberhasilan, dan pelaksanaan monitoring
  dan evaluasi dilakukan dengan sejumlah teknik dan metode sederhana yang sesuai
  dengan budaya setempat. Dengan cara ini, hasil atau kesimpulan monitoring dan
  evaluasi langsung dapat diperoleh masyarakat tanpa harus menunggu lama. Yang
  penting, melalui pendekatan partisipatif, masyarakat penerima manfaat
  diberdayakan untuk semakin berperan dalam mengawasi serta memperbaiki
  pelaksanaan program/kegiatan.

  Dengan desentralisasi ada keperluan dan peluang bagi pemerintah daerah untuk
  mengembangkan berbagai sistem dan teknik monitoring dan evaluasi untuk
  menghasilkan dampak program yang lebih besar.
Merancang Monitoring dan Evaluasi Sebelum Implementasi


 Monitoring dan evaluasi merupakan komponen esensial dari setiap penyusunan program, dan
 kita perlu merancangnya pada tahap desain program/proyek atau paling lambat pada tahap
 pemantapan rencana pengelolaan implementasi. Pengalaman menunjukkan bahwa bila
 sistem monitoring dan evaluasi dirancang setelah pelaksanaan program, kita akan
 menghadapi berbagai persoalan sebagai berikut:

 1) Penyebutan sasaran dan hasil secara kurang jelas (tidak jelas persis apa yang akan
 dilakukan dan apa yang akan dihasilkan);
 2) Target-target yang kabur, tidak konsisten, dan sering berubah;
 3) Kurang jelasnya status awal (benchmarks) serta langkah-langkah pelaksanaan yang akan
 ditempuh, sehingga sulit diketahui kemajuan yang telah dicapai;
 4) Kurang tepatnya indikator-indikator (mengukur hal-hal yang tidak tepat, atau hanya
 mengukur masukan dan kuantitasnya, bukan keluaran dan kualitasnya);
 5) Kebutuhan akan data yang terlalu sulit dikumpulkan atau yang tidak konsisten antara
 beberapa periode waktu, sehingga kita tidak dapat mengukur hasil yang riil dan/atau tidak
 dapat membandingkan hal yang sama antara beberapa kurun waktu;
 6) Kurang atau tidak adanya keterlibatan calon penerima manfaat dan pemangku kepentingan
 lainnya dalam proses monitoring dan evaluasi.
5 hal utama untuk finalisasi rancangan program


  Perhatian besar pada 5 hal utama untuk finalisasi rancangan program dan rencana pengelolaan
  implementasi:

  1) penetapan sasaran dan hasil yang realistis dan terukur (measurable);
  2) penentuan indikator, target, dan basis data yang solid;
  3) penyiapan dan pelaksanaan sistem monitoring;
  4) perumusan, penyebarluasan, dan pelaksanaan kerangka dan rancangan evaluasi;
  5) keikutsertaan klien, OMS, dan pihak-pihak lain baik dalam perancangan maupun
  pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

  Ada kemungkinan akan timbul resistensi terhadap pengembangan dan pelaksanaan sistem
  monitoring dan evaluasi yang kokoh. Untuk mencegah atau mengurangi resistensi tersebut,
  keterlibatan semua pihak sangat penting, begitu pula pemahaman yang jelas mengenai kegunaan
  monitoring dan evaluasi.

  Fungsi monitoring dan evaluasi (kecuali monitoring internal) harus berada di luar tanggung jawab
  pihak pengelola (manager) program.

  Pada hakikatnya, karena setiap program pembangunan menggunakan dana publik, maka monitoring
  dan evaluasi pelaksanaan dan hasil program-program itu merupakan tanggung jawab bersama
  pemerintah, pelaksana, penerima manfaat, masyarakat luas, perguruan tinggi, serta organisasi
  masyarakat sipil.
Bagian 5
    Kelembagaan
Monitoring dan Evaluasi
Kelembagaan dan Pengembangan Kapasitas Monitoring dan Evaluasi

 Kelembagaan dan Pengembangan Kapasitas Monitoring dan Evaluasi

 Pada beberapa instansi/pemerintah daerah belum dikembangkan kapasitas, keterampilan, lembaga,
 dan sumber daya yang diperlukan untuk merancang serta melaksanakan sistem monitoring dan
 evaluasi program.

 Pada kebanyakan instansi/pemda belum disiapkan dana yang mencukupi (dan mungkin juga belum
 ada kebutuhan) untuk membiayai sebuah lembaga (atau satuan kerja) khusus untuk melakukan
 monitoring dan evaluasi.

 Dengan demikian, sebaiknya kita mulai melakukan pengembangan kapasitas tersebut pada skala
 kecil dulu, kemudian selangkah demi selangkah kapasitas itu ditingkatkan.
Kelembagaan dan Pengembangan Kapasitas Monitoring dan Evaluasi

 Berbagai pertimbangan yang dapat kita pikirkan dalam kaitannya dengan hal ini:

 1) Kegiatan monitoring dan evaluasi sebaiknya difokuskan pada program/proyek yang relatif lebih penting dan besar, dengan jangka waktu
 pelaksanaan 2–4 tahun.

 2) Ciptakanlah sebuah proses yang mengantarkan hasil monitoring dan evaluasi secepat mungkin kepada para pengambil keputusan
 utama, sehingga perubahan/penyesuaian yang diperlukan dalam program/proyek dapat dilakukan sedini mungkin. Dengan kata lain,
 sebaiknya monitoring dan evaluasi tidak menjadi urusan tingkat bawah dalam struktur pemerintahan.

 3) Lembaga-lembaga perencanaan utama (terutama BAPPEDA dan Badan Keuangan) sebaiknya diberi tanggung jawab dan keterampilan
 yang diperlukan supaya dapat menyediakan bantuan teknis/pengarahan pada SKPD, untuk menjamin bahwa semua program yang penting
 dan besar tidak hanya memiliki sasaran, indikator, dan target yang jelas, tetapi juga memiliki rencana pengelolaan implementasi termasuk
 monitoring dan evaluasi. Peran lembaga perencanaan ini juga dapat menjamin objektivitas dan transparansi proses monitoring dan
 evaluasi.

 4) Dengan bantuan teknis dari pemerintah pusat, misalnya, atau dari perguruan tinggi, lakukanlah pengembangan kapasitas bagi kelompok
 perencana dan pengelola program dalam bentuk pelatihan mengenai monitoring dan evaluasi. Untuk beberapa referensi sumber daya
 teknis, lihat bagian Sumber-sumber/Referensi di bawah ini.

 5) Untuk basis data sistem monitoring dan evaluasi, sedapat mungkin agar memanfaatkan data yang tersedia (yang dikumpulkan secara
 berkala). Upaya pengumpulan data tambahan dibatasi hanya pada informasi yang benar-benar diperlukan sebagai pelengkap. Dengan
 demikian, kita dapat menekan biaya, mempercepat proses, serta memanfaatkan basis data itu untuk program-program yang penting dan
 besar di masa depan.

 6) Gunakanlah teknik-teknik partisipatif dalam monitoring dan evaluasi. Teknik-teknik partisipatif tidak hanya digunakan untuk memperoleh
 masukan dan umpan balik dari para klien program, tetapi juga untuk menjamin objektivitas serta memaksimalkan pemanfaatan
 keahlian/pengetahuan lokal (Untuk lebih lanjut mengenai strategi pengembangan kapasitas, lihat Bab 8 di bawah.).
Bagian 6
Pengendalian Pembangunan
Mengapa Perlu Pengendalian (dalam Pembangunan) ?


 • Merupakan peran organisasi   dilakukan oleh Pimpinan terhadap
   manajemen pembangunan.
 • Pengendalian Pembangunan diarahkan pada efisiensi pengeluaran
   negara (pro anti-KKN).
 • Pengoptimalan Tugas Pokok dan Fungsi lembaga negara yang
   sudah ada.
 • Pengoptimalan peranserta masyarakat secara proaktif dalam
   pengawasan penggunaan keuangan negara.
 • Penegakan upaya pengawasan dan penilaian.
Kapan Perlu Pengendalian (dalam Pembangunan) ?


 • Pra-APBN/APBD: Pengendalian terhadap penyusunan program dan
   proyek yang dibiayai oleh negara (untuk langkah pencegahan awal
   sebelum APBN/APBD menjadi UU-APBN/Perda APBD).
 • Post-APBN/APBD: Pengendalian (Pemantauan Pelaksnaan) terhadap
   pemanfaatan keuangan negara yang dikelola oleh Departemen dan
   Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND) (atau dinas-dinas
   daerah) dalam pengadaan barang dan jasa.
 • Hasil/Dampak Program/Proyek: Penilaian terhadap hasil dan dampak
   pada setiap program/proyek pembangunan.
Dimana Perlu Pengendalian (dalam Pembangunan) dan Bagaimana ?


                           • Penyusunan daftar prioritas kebutuhan untuk penyediaan pelayanan publik
                             dan pembangunan (oleh unit-unit perencanaan sektoral, Bappeda,
                             Bappenas, Depkeu, Asdakeu).
                                                                                                       • Rencana anggaran
                           • Penyusunan rencana anggaran negara (Pemerintah Pusat dan DPR serta
                                                                                                         negara yang tertuang
                             Pemerintah Daerah dan DPRD).
                                                                                                         dalam APBN
                                                                                                         disahkan DPR sbg
                                                                                                         UU-APBN
• Pelayanan publik dan
                                                         Pra-APBN/                                     • DIP dsahkan Depkeu.
  pembangunan yang
                                                                                                       • DAU disahkan
                                                           APBD
  belum dicapai harus
                                                                                                         Depkeu.
  ditingkatkan
                                                                                                       • Pimpinan unit kerja
  kuantitas dan
                                                                                                         dan para staf
  kualitasnya (timbul
                              Dasar                                                                      menjalankan
  kebutuhan baru).
                                                                                                         Tupoksi-nya.
                           Penyusunan                                              Post-APBN/
• Mempertahankan dan
                                                                                                       • Pimpro
  memelihara                Kebutuhan                                                APBD                menyelenggarakan
  pencapaian
                                                                                                         program/proyek/kegia
  pelayanan publik
                                                                                                         tan/tolok ukur-nya.
  yang telah berhasil
                                                            Hasil                                      • Pengadaan barang
  dicapai.
                                                                                                         dan jasa
                                                             dan                                         diselenggarakan oleh
                                                           Dampak                                        Pemerintah untuk
                                                                                                         menunjang
                                                                                                         penyediaan
                         • Pelayanan publik dan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat         pelayanan publik da
                           dan Pemerintah Daerah mencapai hasil yang ditargetkan (target berdasarkan     pembangunan.
                           indikator yang telah ditentukan).
                         • Pelayanan publik dan pembangunan berdampak terhadap pencapaian
                           tujuan bernegara dan kepuasan warga negara.
Apa Instrumen Pengendalian (dalam Pembangunan) ?

                            •   Daftar Prioritas Kebutuhan (tertuang juga dalam dokumen pembangunan).
                            •   Rencana Anggaran Negara (RAPBN/RAPBD).                                  •   Progress Report.
                            •   Kompilasi Daftar Prioritas Kebutuhan Daerah.                            •   Kompilasi Progress Report.
                            •   Rencana Anggaran Daerah (RAPBD).                                        •   Manajerial Report.
                                                                                                        •   Kompilasi Manajerial report.
                                                                                                        •   Laporan Hasil Pemeriksaan
                                                                                                            (Evaluation Report) Pasca-
                                                            Pra-APBN/                                       Program/Proyek
                                                              APBD
                                                                                                        • Progress Report Daerah.
                                                                                                        • Kompilasi Progress Report
• Laporan Dugaan                                                                                          Daerah.
                           Dasar
  Penyelewengan                                                                                         • Manajerial Report Daerah.
                        Penyusunan                                                         Post-APBN/
  Penggunaan Keuangan                                                                                   • Kompilasi Manajerial Report
  Negara.                Kebutuhan                                                                        Daerah.
                                                                                             APBD
                                                                                                        • Laporan Hasil Pemeriksaan
                                                                                                          (Evaluation Report) Pasca-
                                                                                                          Program/Proyek Daerah.
                                                               Hasil
                                                                dan                                     • Laporan LSM.
                                                                                                        • Pengaduan masyarakat.
                                                              Dampak
                                                                                                        • Hasil Spot-chekking.

                                         •   Laporan Penilaian Hasil dan Dampak.
                                         •   Laporan LSM.
                                         •   Pengaduan masyarakat.
                                         •   Hasil Spot-chekking.
Bagian 7
Indikator Monitoring dan Evaluasi
Hirarki Substansi Pembangunan dan Hirarki Indikator Pembangunan

          Hirarki                                             Hirarki
         Substansi                                           Indikator
       Pembangunan                                         Pembangunan

                                                   Pe
                                                     ng
                                                       uk
                                                         ur
                                                           an
                                                                 Ki
                                                                      ne
                                                                        rja
                         Pe
          RPJMN/RPJMD                                                         (M
                            re                                                  on
                              nc
                                                                                   i
                                an                                                     to
                                                                                          rin
                                  aa
                                     n                                                       g,
                                         da                                                     Ev
                                           n                                                      al
                                               Pe                                                   ua
                                                  ng                                                   si
                                                     an                                                   ,   da
                                                       gg                                                       n
                                                         ar                                                         Pe
                                                           an                                                         ng
                                                                Pr                                                      en
                                                                   og                                                     da
                                                                     ra                                                     lia
                                                                       m                                                       n)
                                                                              Pe
                                                                                 m
                                                                                  ba
                                                                                    ng
                                                                                      un
                                                                                              an
Besaran dan Skala Indikator Pembangunan

  Besaran untuk Sasaran Prioritas ditandai oleh indikator impact (dampak). Suatu
  besaran akan didefinisikan sebagai indikator impact apabila besaran yang ada
  merupakan perwujudan pengaruh yang ditimbulkan (baik positif maupun negatif)
  oleh setiap tingkatan indikator outcome maupun indikator output berdasarkan
  asumsi yang telah ditetapkan.
     Biasanya dinyatakan dengan angka/tingkat.

  Besaran untuk Program ditandai oleh indikator outcome (hasil). Suatu besaran
  akan didefinisikan sebagai indikator outcome apabila besaran yang ada merupakan
  perwujudan pencapaian hasil/manfaat dari beberapa output (keluaran).
     Biasanya dinyatakan dengan kapasitas, frekuensi, dsj.

  Besaran untuk Kegiatan ditandai oleh indikator output (keluaran). Suatu besaran
  akan didefinisikan sebagai indikator output apabila besaran yang ada merupakan
  perwujudan suatu produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai pencapaian hasil
  langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan berdasarkan input yang telah
  dipergunakan.
     Biasanya dinyatakan dengan jumlah dalam satuan metrik (meter, persegi, volume), atau minimal
  satuan interval (sekian kali, sekian laporan, dsj).


                                                                                                    38
Dimensi Indikator Pembangunan (1)

  Data (dasar)
     Sumber untuk menentukan besaran (magnitud) suatu
    indikator.
  Indikator output (keluaran)
     1 satuan metrik, misal: penyediaan benih sebanyak 1 ton.
     1 satuan kualitas, misal: penyediaan 5 kali pertemuan.

  Indikator outcome (hasil)
     1 satuan metrik dibandingkan dengan 1 satuan metrik lainnya dibandingkan
     dengan 1 satuan waktu.
     Misal: Kapasitas produksi gabah 5 ton per hektar per 3 bulan (1 kali panen)

     1 satuan kualitas dibandingkan dengan 1 satuan kualitas lainnya dibandingkan
     dengan 1 satuan waktu.
     Misal: Frekuensi mediasi konflik 5 kali per 1 kali pertemuan per 1 tahun.


                                                                                   39
Dimensi Indikator Pembangunan (2)

  Indikator impact (dampak)
     1 satuan indikator outcome dikalikan dengan 1 satuan indikator outcome
     lainnya.

     Misal: Ketahanan pangan sebesar 40 juta ton untuk 200 juta penduduk.

     Ketahanan pangan adalah dampak dari Produksi gabah 5 ton per hektar per 3
     bulan (1 kali panen), Penyediaan air, Penyediaan modal kerja petani, ….




                                                                                 40
Menguji Validitas Indikator
Kelompok Sasaran Prioritas dalam Agenda I                                     Sasaran Agenda I: Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai
                                                                                                       3 Sasaran   7 Prioritas = 7 Bab
Prioritas untuk Sasaran 1
                                                                                                                                                                                                                                                         Visi:
1. Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi Antarkelompok Masyarakat           Bab 2
2. Pengembangan Kebudayaan yang Berlandaskan pada Nilai-nilai Luhur   Bab 3                          Sasaran pertama adalah meningkatnya rasa aman dan damai tercermin dari menurunnya ketegangan dan ancaman konflik antarkelompok
                                                                                                                                                                                                                                                         Terwujudnya
3. Peningkatan Keamanan, Ketertiban, dan Penanggulangan Kriminalitas  Bab 4                          maupun golongan masyarakat; menurunnya angka kriminalitas secara nyata di perkotaan dan pedesaan; serta menurunnya secara nyata angka
                                                                                                                                                                                                                                                         kehidupan
                                                                                                     perampokan dan kejahatan di lautan dan penyelundupan lintas batas.
                                                                                                                                                                                                                                                         masyarakat,
Prioritas untuk Sasaran 2
                                                                                                                                                                                                                                                         bangsa, dan
                                                                                                     Sasaran kedua adalah semakin kokohnya NKRI berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika yang tercermin
1. Pencegahan dan Penanggulangan Separatisme    Bab 5
                                                                                                     tertanganinya kegiatan-kegiatan yang ingin memisahkan diri dari NKRI; meningkatnya daya cegah dan tangkal negara terhadap ancaman bahaya            negara yang
2. Pencegahan dan Penanggulangan Gerakan Terorisme    Bab 6
                                                                                                     terorisme bagi tetap tegaknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia baik dari ancaman dalam maupun luar negeri.
                                                                                                                                                                                                                                                         aman, bersatu,
3. Peningkatan Kemampuan Pertahanan Negara    Bab 7
                                                                                                                                                                                                                                                         rukun dan
                                                                                                     Sasaran ketiga adalah semakin berperannya Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia. Untuk itu, prioritas pembangunan diletakkan pada
Prioritas untuk Sasaran 3                                                                                                                                                                                                                                damai.
                                                                                                     Pemantapan politik luar negeri dan peningkatan kerjasama internasional dengan kebijakan yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas diplomasi
1. Pemantapan politik luar negeri dan peningkatan kerjasama internasional --> Bab 8                  Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional; melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan identitas dan
                                                                                                                                                                                                                                                         Terwujudnya
                                                                                                     pemantapan integrasi regional khususnya di ASEAN; serta melanjutkan komitmen Indonesia terhadap upaya-upaya pemantapan perdamaian
                                                                                                     dunia.                                                                                                                                              masyarakat,
                      Kelompok Sasaran Prioritas dalam Agenda II                                                                                                                                                                                         bangsa, dan
                                                                                                                                                                                                                                                         negara yang
Prioritas untuk Sasaran 1
                                                                                                                                                                                                                                                         menjunjung
1. Pembenahan Sistem Hukum Nasional dan Politik Hukum    Bab 9
                                                                                                     Sasaran Agenda II: Mewujudkan Indonesia yang Adil dan Demokratis                                                                                    tinggi hukum,
2. Penghapusan diskriminasi dalam berbagai bentuk  Bab 10
                                                                                                                                                                                                                                                         kesetaraan, dan
3. Penghormatan, Pemenuhan, dan Penegakan atas Hukum dan Pengakuan atas HAM               Bab 11       5 Sasaran   7 Prioritas = 7 Bab                                                                                                                   hak asasi
Prioritas untuk Sasaran 2                                                                                                                                                                                                                                manusia.
                                                                                                     Sasaran pertama adalah meningkatnya keadilan dan penegakan hukum yang tercermin dari terciptanya sistem hukum yang adil, konsekuen, dan
1. Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan Serta Kesejahteraan dan PA          Bab 12     tidak diskriminatif serta yang memberikan perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia; terjaminnya konsistensi seluruh
                                                                                                                                                                                                                                                         Terwujudnya
                                                                                                     peraturan perundang-undangan di tingkat pusat dan daerah sebagai bagian dari upaya memulihkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap
Prioritas untuk Sasaran 3                                                                            kepastian hukum. Prioritas penegakan hukum diberikan pada pemberantasan korupsi dengan menindak pelaku tindak pidana korupsi beserta                perekonomian
1. Revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah     Bab 13                                  pengembalian uang hasil korupsi kepada negara; pencegahan dan penanggulangan terorisme, serta pembasmian penyalahgunaan obat terlarang.
                                                                                                                                                                                                                                                         yang mampu
                                                                                                     Khusus dalam upaya pemberantasan korupsi, perhatian diberikan pada upaya untuk meningkatkan pemberdayaan Komisi Pemberantasan Tindak
                                                                                                                                                                                                                                                         menyediakan
Prioritas untuk Sasaran 4                                                                            Pidana Korupsi (KPK) dan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Pengadilan Tipikor) serta pemberdayaan Komisi Pengawas Kejaksaan sebagai
                                                                                                                                                                                                                                                         kesempatan
                                                                                                     pengawasan eksternal dari masyarakat terhadap kinerja aparat kejaksaan.
1. Penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa       Bab 14
                                                                                                                                                                                                                                                         kerja dan
                                                                                                     Sasaran kedua adalah terjaminnya keadilan gender bagi peningkatan peran perempuan dalam berbagai bidang pembangunan yang tercemin
                                                                                                                                                                                                                                                         penghidupan
Prioritas untuk Sasaran 5                                                                            dalam berbagai perundangan, program pembangunan, dan kebijakan publik; membaiknya angka GDI (Gender-related Development Index) dan
                                                                                                                                                                                                                                                         yang layak serta
1. Perwujudan lembaga demokrasi yang makin kokoh           Bab 15                                    angka GEM (Gender Empowerment Measurement); dan menurunnya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak; serta meningkatnya
                                                                                                                                                                                                                                                         memberikan
                                                                                                     kesejahteraan dan perlindungan anak.
                                                                                                                                                                                                                                                         pondasi yang
                      Kelompok Sasaran Prioritas dalam Agenda III                                    Sasaran ketiga adalah meningkatnya pelayanan kepada masyarakat dengan menyelenggarakan otonomi daerah dan kepemerintahan daerah                     kokoh bagi
                                                                                                     yang baik serta terjaminnya konsistensi seluruh peraturan pusat dan daerah, dan tidak bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang
                                                                                                                                                                                                                                                         pembangunan
Prioritas untuk Sasaran 1                                                                            lebih tinggi dalam rangka meningkatkan keadilan bagi daerah-daerah untuk membangun.
                                                                                                                                                                                                                                                         yang
1. Penanggulangan Kemiskinan      Bab 16
                                                                                                                                                                                                                                                         berkelanjutan.
                                                                                                     Sasaran keempat adalah meningkatnya pelayanan birokrasi kepada masyarakat yang tercermin dari: (1) berkurangnya secara nyata praktek
2. Peningkatan Investasi dan Ekspor Non Migas   Bab 17                                               korupsi di birokrasi, dan dimulai dari tataran (jajaran) pejabat yang paling atas; (2) terciptanya sistem pemerintahan dan birokrasi yang bersih,
3. Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur  Bab 18                                                akuntabel, transparan, efisien dan berwibawa; (3) terhapusnya aturan, peraturan dan praktek yang bersifat diskriminatif terhadap warga negara,
4. Revitalisasi Pertanian  Bab 19                                                                    kelompok, atau golongan masyarakat; (4) meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik.
5. Pemberdayaan Koperasi dan UKM       Bab 20
                                                                                                     Sasaran kelima adalah terlaksananya pemilihan umum tahun 2009 secara demokratis, jujur, dan adil dengan menjaga momentum konsolidasi
6. Peningkatan Pengelolaan BUMN      Bab 21
                                                                                                     demokrasi yang sudah terbentuk berdasarkan hasil pemilihan umum secara langsung tahun 2004. Untuk mencapai sasaran tersebut, prioritas
7. Peningkatan Kemampuan IPTEK       Bab 22                                                          pembangunan diletakkan pada perwujudan lembaga demokrasi yang makin kokoh dengan kebijakan yang diarahkan pada optimalisasi fungsi
8. Perbaikan Iklim Ketenagakerjaan   Bab 23                                                          serta hubungan antar lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif; mendorong lebih lanjut upaya pemberdayaan masyarakat; meningkatkan kualitas
9. Pemantapan Stabilitas Ekonomi Makro    Bab 24                                                     partai-partai politik dan penyelenggaraan pemilu, sejalan dengan amanat konstitusi.

Prioritas untuk Sasaran 2
1. Pembangunan Perdesaan    Bab 25
2. Pengurangan Ketimpangan Pembangunan Wilayah             Bab 26
                                                                                                     Sasaran Agenda III: Mewujudkan Indonesia yang Sejahtera
Prioritas untuk Sasaran 3
                                                                                                       5 Sasaran   18 Prioritas = 18 Bab
1. Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Pendidikan yang Berkualitas   Bab 27                                                                                                                                                                            Guidance
2. Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Layanan Kesehatan yang lebih Berkualitas Bab 28             Sasaran pertama adalah menurunnya jumlah penduduk miskin menjadi 8,2 persen pada tahun 2009 serta terciptanya lapangan kerja yang mampu
3. Peningkatan Perlindungan dan Kesejahteraan Sosial  Bab 29                                         mengurangi pengangguran terbuka menjadi 5,1 persen pada tahun 2009 dengan didukung oleh stabilitas ekonomi yang tetap terjaga. Kemiskinan
                                                                                                                                                                                                                                                         Strategi:
4. Pembangunan Kependudukan, & Keluarga Kecil Berkualitas serta Pemuda & Olahraga   Bab 30           dan pengangguran diatasi dengan strategi pembangunan ekonomi yang mendorong pertumbuhan yang berkualitas dan berdimensi pemerataan
                                                                                                     melalui penciptaan lingkungan usaha yang sehat.
5. Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama    Bab 31
                                                                                                                                                                                                                                                         1. Strategi
                                                                                                     Sasaran kedua adalah berkurangnya kesenjangan antar wilayah yang tercermin dari meningkatnya peran perdesaan sebagai basis pertumbuhan
Prioritas untuk Sasaran 4                                                                                                                                                                                                                                   Penataan
                                                                                                     ekonomi agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan; meningkatnya pembangunan pada daerah-daerah terbelakang dan
1. Perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian mutu lingkungan hidup        Bab 32
                                                                                                                                                                                                                                                            Kembali
                                                                                                     tertinggal; meningkatnya pengembangan wilayah yang didorong oleh daya saing kawasan dan produk-produk unggulan daerah; serta
                                                                                                     meningkatnya keseimbangan pertumbuhan pembangunan antar kota-kota metropolitan, besar, menengah, dan kecil dengan memperhatikan
                                                                                                                                                                                                                                                            Indonesia
Prioritas untuk Sasaran 5                                                                            keserasian pemanfaatan ruang dan penatagunaan tanah.
1. Percepatan pembangunan infrastruktur     Bab 33
                                                                                                     Sasaran ketiga adalah meningkatnya kualitas manusia yang secara menyeluruh tercermin dari membaiknya angka Indeks Pembangunan Manusia
                                                                                                                                                                                                                                                         2. Strategi
                                                                                                     (IPM) serta meningkatnya pemahaman dan pengamalan ajaran-ajaran agama. Secara lebih rinci, sasaran meliputi:
                                                                                                                                                                                                                                                            Pembangu
                                                                                                     •Meningkatnya akses masyarakat terhadap pendidikan dan meningkatnya mutu pendidikan yang antara lain ditandai oleh ....
           Kelompok Sasaran Prioritas Khusus                    melengkapi Agenda III                •Meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masyarakat yang ditandai oleh ...                                                          nan
                                                                                                     •Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan sosial, yang ditandai ...
                                                                                                                                                                                                                                                            Indonesia
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh dan Sumatera Utara                                                •Terkendalinya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya keluarga kecil berkualitas yang ditandai ...
                                                                                                     •Meningkatnya pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta
1. Sasaran dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan korban.
                                                                                                     meningkatnya kepedulian dan kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajibannya dalam rangka mengurangi kesenjangan pendapatan
2. Sasaran dalam tahap rekonstruksi adalah terbangunnya kembali seluruh sistem sosial dan ekonomi.
                                                                                                     masyarakat.
     Bab 34 Penanganan dan Pengurangan Resiko Bencana
                                                                                                     Sasaran keempat adalah membaiknya mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam yang mengarah pada pengarusutamaan
                                                                                                     (mainstreaming) prinsip pembangunan berkelanjutan di seluruh sektor dan bidang pembangunan.
Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan
  Bab 35 Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan
                                                                                                     Sasaran kelima adalah membaiknya infrastruktur yang ditunjukkan oleh meningkatnya kuantitas dan kualitas berbagai sarana penunjang
                                                                                                     pembangunan.
Indikator yang Bersifat Intangible dan Tangible

  •   Dalam suatu program, biasanya terdapat program yang indikatornya tidak dapat
      dinyatakan secara numerik. Hal ini sangat menyulitkan dalam monitoring dan
      evaluasi.
  •   Untuk mengatasi hal tersebut, maka untuk program yang indikatornya bersifat
      intangible (tidak dapat diukur) disarankan minimal menggunakan dimensi waktu
      dalam pengumpulan datanya.
  •   Untuk program yang indikatornya bersifat tangible, permasalahan biasanya
      terletak pada inkonsistensi dalam penetapan indikatornya.

      Contoh            Tangible                           Intangible
  Ukuran          Metrik, Rasio          Waktu
  Jenis program   Program-program        Program-program seperti agama, kebudayaan,
                  fisik.                 dsj
  Indikator       Angka Partisipasi      • Jumlah cagar budaya yang dikonservasi dalam
  (indikator      Sekolah    rasio         setahun     dimensi waktu.
  outcome)        antara jumlah siswa    • Jumlah cagar budaya yang dikonservasi dalam
                  terhadap jumlah anak     setahun yang dijadikan obyek wisata yang
                  usia sekolah.            dikunjungi wisatawan dalam setahun.
TERIMA KASIH
Biodata Ringkas

Jabatan:
Kepala Sub-Direktorat Evaluasi Kinerja Perekonomian pada Deputi Evaluasi Kinerja
Pembangunan - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Karya Tulis (buku), antara lain:
Manajemen Pembangunan Indonesia (Gramedia/Elexmedia Komputindo, 2006)
Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat
(Gramedia/Elexmedia Komputindo, 2007)
Pencapaian Millennium Development Goals Indonesia 2007 (UNDP/Bappenas, 2007)
Manajemen Privatisasi BUMN (Gramedia/Elexmedia Komputindo, 2008)

Website:
www.wrihatnolo.blogspot.com
www.slideshare.net/wrihatnolo

Email:
wrihatnolo@yahoo.com
rizang.wrihatnolo@ruhr-uni-bochum.de

Telepon (HP)
0811.112266

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Teknik Penyusunan Model Logik
Teknik Penyusunan Model LogikTeknik Penyusunan Model Logik
Teknik Penyusunan Model LogikRandy Wrihatnolo
 
Kompetensi, Teknik dan Konsep Monitoring dan Evaluasi
Kompetensi, Teknik dan Konsep Monitoring dan Evaluasi Kompetensi, Teknik dan Konsep Monitoring dan Evaluasi
Kompetensi, Teknik dan Konsep Monitoring dan Evaluasi Dadang Solihin
 
Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD
Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD
Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD Dadang Solihin
 
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate UniversityReformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate UniversityCoach RFIRMANS
 
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
Penyusunan Indikator Kinerja PembangunanPenyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
Penyusunan Indikator Kinerja PembangunanDadang Solihin
 
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan PembangunanMonitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan PembangunanDadang Solihin
 
Rencana Strategis dan Indikator Kinerja Pembangunan
Rencana Strategis dan  Indikator Kinerja PembangunanRencana Strategis dan  Indikator Kinerja Pembangunan
Rencana Strategis dan Indikator Kinerja PembangunanDadang Solihin
 
Strategi pelaknasanaan manajemen kinerja
Strategi pelaknasanaan manajemen kinerjaStrategi pelaknasanaan manajemen kinerja
Strategi pelaknasanaan manajemen kinerjaKutsiyatinMSi
 
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis KinerjaPenyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis KinerjaDadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator KinerjaPerencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja93220872
 
Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan Pembangunan DaerahMekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan Pembangunan DaerahRandy Wrihatnolo
 
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-temanna #LABEDDU
 
Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Joy Irman
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanDadang Solihin
 
Paparan indikator kinerja utama
Paparan indikator kinerja utamaPaparan indikator kinerja utama
Paparan indikator kinerja utamajhd
 
kebijakan pemerintah tentang penyusunan lakip
kebijakan pemerintah tentang penyusunan lakipkebijakan pemerintah tentang penyusunan lakip
kebijakan pemerintah tentang penyusunan lakipMAHMUN SYARIF
 
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi BirokrasiPeran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi BirokrasiTri Widodo W. UTOMO
 
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...Sujatmiko Wibowo
 
Penyusunan Indikator dan Target
Penyusunan Indikator dan TargetPenyusunan Indikator dan Target
Penyusunan Indikator dan TargetDadang Solihin
 

Was ist angesagt? (20)

Teknik Penyusunan Model Logik
Teknik Penyusunan Model LogikTeknik Penyusunan Model Logik
Teknik Penyusunan Model Logik
 
Kompetensi, Teknik dan Konsep Monitoring dan Evaluasi
Kompetensi, Teknik dan Konsep Monitoring dan Evaluasi Kompetensi, Teknik dan Konsep Monitoring dan Evaluasi
Kompetensi, Teknik dan Konsep Monitoring dan Evaluasi
 
Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD
Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD
Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD
 
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate UniversityReformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
 
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
Penyusunan Indikator Kinerja PembangunanPenyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
 
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan PembangunanMonitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
 
Rencana Strategis dan Indikator Kinerja Pembangunan
Rencana Strategis dan  Indikator Kinerja PembangunanRencana Strategis dan  Indikator Kinerja Pembangunan
Rencana Strategis dan Indikator Kinerja Pembangunan
 
Strategi pelaknasanaan manajemen kinerja
Strategi pelaknasanaan manajemen kinerjaStrategi pelaknasanaan manajemen kinerja
Strategi pelaknasanaan manajemen kinerja
 
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis KinerjaPenyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
 
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator KinerjaPerencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
 
Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan Pembangunan DaerahMekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
 
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
 
Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar Perencanaan
 
Paparan indikator kinerja utama
Paparan indikator kinerja utamaPaparan indikator kinerja utama
Paparan indikator kinerja utama
 
kebijakan pemerintah tentang penyusunan lakip
kebijakan pemerintah tentang penyusunan lakipkebijakan pemerintah tentang penyusunan lakip
kebijakan pemerintah tentang penyusunan lakip
 
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi BirokrasiPeran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
 
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
 
Penyusunan Indikator dan Target
Penyusunan Indikator dan TargetPenyusunan Indikator dan Target
Penyusunan Indikator dan Target
 

Ähnlich wie ini menggunakan istilah utama dari dokumen tersebut yaitu "Monitoring dan Evaluasi" dan menambahkan konteks untuk "Pembangunan

Teori monitoring dan evaluasi
Teori monitoring dan evaluasiTeori monitoring dan evaluasi
Teori monitoring dan evaluasiArfan Fahmi
 
Monitoring And Evaluation Slide For Workshop
Monitoring  And  Evaluation  Slide For  WorkshopMonitoring  And  Evaluation  Slide For  Workshop
Monitoring And Evaluation Slide For Workshopirwansyah.yahya
 
teori monitoring dan evaluasi (vedro)
teori monitoring dan evaluasi (vedro)teori monitoring dan evaluasi (vedro)
teori monitoring dan evaluasi (vedro)vedro agasi
 
Indikator kinerja papua(1)
Indikator kinerja   papua(1)Indikator kinerja   papua(1)
Indikator kinerja papua(1)Yustus Rona
 
MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNIS
MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNISMANAJEMEN PROYEK AGRIBISNIS
MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNISsamsul alam
 
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANMONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANDadang Solihin
 
Penyusunan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan
Penyusunan Monitoring dan Evaluasi PembangunanPenyusunan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan
Penyusunan Monitoring dan Evaluasi PembangunanDadang Solihin
 
Urgensi Monitoring dan Evaluasi Undang-Undang
Urgensi Monitoring dan Evaluasi Undang-UndangUrgensi Monitoring dan Evaluasi Undang-Undang
Urgensi Monitoring dan Evaluasi Undang-UndangAden Prasetya Aditama
 
Membangun Sistem Pengukuran Kinerja Pemerintahan Daerah
Membangun Sistem Pengukuran Kinerja Pemerintahan DaerahMembangun Sistem Pengukuran Kinerja Pemerintahan Daerah
Membangun Sistem Pengukuran Kinerja Pemerintahan DaerahDadang Solihin
 
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...Dadang Solihin
 
MONITORING-EVALUASI-PROMKES.pptx
MONITORING-EVALUASI-PROMKES.pptxMONITORING-EVALUASI-PROMKES.pptx
MONITORING-EVALUASI-PROMKES.pptxrudi bae
 
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja PembangunanTeknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja PembangunanDadang Solihin
 
Aipd qae-checklist-for-quick-start-activities-bahasa-indonesia
Aipd qae-checklist-for-quick-start-activities-bahasa-indonesiaAipd qae-checklist-for-quick-start-activities-bahasa-indonesia
Aipd qae-checklist-for-quick-start-activities-bahasa-indonesiaShite Luvku
 
Aipd qae-checklist-for-quick-start-activities-bahasa-indonesia 2
Aipd qae-checklist-for-quick-start-activities-bahasa-indonesia 2Aipd qae-checklist-for-quick-start-activities-bahasa-indonesia 2
Aipd qae-checklist-for-quick-start-activities-bahasa-indonesia 2Shite Luvku
 
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009Dadang Solihin
 

Ähnlich wie ini menggunakan istilah utama dari dokumen tersebut yaitu "Monitoring dan Evaluasi" dan menambahkan konteks untuk "Pembangunan (20)

01 Bahan Moneva Palu V0
01 Bahan Moneva Palu V001 Bahan Moneva Palu V0
01 Bahan Moneva Palu V0
 
Teori monitoring dan evaluasi
Teori monitoring dan evaluasiTeori monitoring dan evaluasi
Teori monitoring dan evaluasi
 
Monitoring And Evaluation Slide For Workshop
Monitoring  And  Evaluation  Slide For  WorkshopMonitoring  And  Evaluation  Slide For  Workshop
Monitoring And Evaluation Slide For Workshop
 
teori monitoring dan evaluasi (vedro)
teori monitoring dan evaluasi (vedro)teori monitoring dan evaluasi (vedro)
teori monitoring dan evaluasi (vedro)
 
Evaluasi kebijakan publik
Evaluasi kebijakan publikEvaluasi kebijakan publik
Evaluasi kebijakan publik
 
Bab 6 hilya copy (4)
Bab 6 hilya   copy (4)Bab 6 hilya   copy (4)
Bab 6 hilya copy (4)
 
Makalah promkes p' ca2ng
Makalah promkes p' ca2ngMakalah promkes p' ca2ng
Makalah promkes p' ca2ng
 
Indikator kinerja papua(1)
Indikator kinerja   papua(1)Indikator kinerja   papua(1)
Indikator kinerja papua(1)
 
MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNIS
MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNISMANAJEMEN PROYEK AGRIBISNIS
MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNIS
 
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANMONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
 
Penyusunan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan
Penyusunan Monitoring dan Evaluasi PembangunanPenyusunan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan
Penyusunan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan
 
Makalah promkes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah promkes  AKPER PEMKAB MUNA Makalah promkes  AKPER PEMKAB MUNA
Makalah promkes AKPER PEMKAB MUNA
 
Urgensi Monitoring dan Evaluasi Undang-Undang
Urgensi Monitoring dan Evaluasi Undang-UndangUrgensi Monitoring dan Evaluasi Undang-Undang
Urgensi Monitoring dan Evaluasi Undang-Undang
 
Membangun Sistem Pengukuran Kinerja Pemerintahan Daerah
Membangun Sistem Pengukuran Kinerja Pemerintahan DaerahMembangun Sistem Pengukuran Kinerja Pemerintahan Daerah
Membangun Sistem Pengukuran Kinerja Pemerintahan Daerah
 
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
 
MONITORING-EVALUASI-PROMKES.pptx
MONITORING-EVALUASI-PROMKES.pptxMONITORING-EVALUASI-PROMKES.pptx
MONITORING-EVALUASI-PROMKES.pptx
 
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja PembangunanTeknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
 
Aipd qae-checklist-for-quick-start-activities-bahasa-indonesia
Aipd qae-checklist-for-quick-start-activities-bahasa-indonesiaAipd qae-checklist-for-quick-start-activities-bahasa-indonesia
Aipd qae-checklist-for-quick-start-activities-bahasa-indonesia
 
Aipd qae-checklist-for-quick-start-activities-bahasa-indonesia 2
Aipd qae-checklist-for-quick-start-activities-bahasa-indonesia 2Aipd qae-checklist-for-quick-start-activities-bahasa-indonesia 2
Aipd qae-checklist-for-quick-start-activities-bahasa-indonesia 2
 
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009
 

Mehr von Randy Wrihatnolo

Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Randy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanKebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanRandy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiKebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiRandy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriRandy Wrihatnolo
 
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Randy Wrihatnolo
 
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Randy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Randy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraRandy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan MalukuLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan MalukuRandy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi KalimantanLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi KalimantanRandy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaRandy Wrihatnolo
 
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Randy Wrihatnolo
 
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Randy Wrihatnolo
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaRandy Wrihatnolo
 
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Randy Wrihatnolo
 
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPKiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPRandy Wrihatnolo
 
Kiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisKiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisRandy Wrihatnolo
 
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Randy Wrihatnolo
 
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Randy Wrihatnolo
 

Mehr von Randy Wrihatnolo (20)

Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
 
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanKebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
 
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiKebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
 
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
 
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan MalukuLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi KalimantanLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
 
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
 
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
 
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
 
Tips Menulis Cara JFP
Tips Menulis Cara JFPTips Menulis Cara JFP
Tips Menulis Cara JFP
 
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPKiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
 
Kiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisKiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana Menulis
 
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
 
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
 

ini menggunakan istilah utama dari dokumen tersebut yaitu "Monitoring dan Evaluasi" dan menambahkan konteks untuk "Pembangunan

  • 1. Monitoring, Evaluasi, dan Pengendalian (Konsep dan Pendekatan) Randy R. Wrihatnolo Surabaya, 20 Desember 2008
  • 2. Daftar Isi Bagian 1 Persamaan dan Perbedaan Monitoring vs Evaluasi Bagian 2 Pemahaman Tentang Monitoring Bagian 3 Pemahaman Tentang Evaluasi Bagian 4 Aplikasi Monitoring dan Evaluasi Bagian 5 Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi Bagian 6 Pengendalian Pembangunan Bagian 7 Indikator Monitoring, Evaluasi, dan Pengendalian
  • 3. Pengantar ► Memahami konsep-konsep monitoring dan evaluasi ► Merancang sistem monitoring dan sistem evaluasi ► Menerapkan sistem monitoring dan sistem evaluasi ► Memahami konsep pengendalian pembangunan
  • 4. Bagian 1 Persamaan dan Perbedaan Monitoring vs Evaluasi
  • 5. Monitoring dan Evaluasi yang Efektif (1) Monitoring dan evaluasi tidak sama, tetapi keduanya memerlukan berbagai unsur dan alat yang sama, antara lain adanya sasaran-sasaran program yang jelas, target dan indikator, serta basis data yang mengandung data mutakhir (2) Sasaran (output, outcome, impact) perlu ditetapkan sejak awal (pada saat perencanaan), begitu pula dengan indikator dan sasaran utama. (3) Monitoring dapat mempermudah kita dalam mengamati terus-menerus trend dan masalah, dan bila perlu melakukan penyesuaian dalam rencana implementasi atau proses pengelolaan secara tepat waktu. (4) Bila dikaitkan dengan sistem monitoring yang kokoh, evaluasi tidak hanya dapat mengidentifikasi hasil-hasil program, tetapi juga dapat menyediakan informasi mengenai kapan, mengapa, dan bagaimana implementasi program meleset dari rencana semula dan kemudian menyajikan rekomendasi untuk mengatasi masalah itu monitoring dan evaluasi dapat dipakai mengidentifikasi dan mengatasi masalah. . (5) Monitoring dan evaluasi juga penting dalam upaya untuk merekam temuan, inovasi, hasil, dan praktik baik, untuk disebarluaskan serta dimanfaatkan pihak dan daerah lain dan juga sebagai dasar untuk “merayakan” keberhasilan. Selain itu, monitoring dan evaluasi merupakan wahana peran serta penerima manfaat program/kegiatan yang sangat efektif bila dilakukan dengan benar.
  • 6. Monitoring ≠ Evaluasi Meski ada beberapa kesamaan dan keterkaitan antara monitoring dan evaluasi, sebaiknya secara konsepsional hal itu dipahami, dirancang, serta dilaksanakan secara terpisah. Dengan demikian, sebaiknya penggunaan istilah “monev” dihindari karena merancukan antara dua hal yang berbeda. Penggunaan istilah “monitoring (atau pemantauan)” dan “evaluasi” secara terpisah akan membantu menekankan perbedaan proses, tujuan, dan kegunaan masing- masing fungsi atau proses itu.
  • 7. 10 Langkah Monitoring dan Evaluasi Fungsi Monitoring Evaluasi manajemen Pengendalian peran organisasi Sumber: Bank Dunia (2004) 7
  • 8. Kerangka Montoring dan Evaluasi Monitoring berfokus pada penelusuran dan pelaporan mengenai masukan, kegiatan, dan terutama keluaran. Evaluasi lebih berfokus pada keluaran serta terutama hasil/manfaat dan juga dampak (impacts).
  • 9. Sekilas Persamaan dan Perbedaan Montoring dan Evaluasi Perbedaan *) Aspek *) Persamaan *) Monitoring Evaluasi Waktu post project (mid-project if Dalam 1 tahun anggaran on-going project berjalan needed to be continued) Pelaku Unit kerja internal Unit Kerja eksternal Dilaporkan kepada atasan langsung selaku KPA Level Substansi Kegiatan Program (agregat kegiatan) Dalam satu DIPA Perbaikan mekanisme Kegunaan Perbaikan kebijakan Maximasi efisiensi dan proyek efektivitas Sifat laporan Rekomendasi kebijakan Memperbaiki perencanaan dan Progress report penganggaran program Level Indikator Indikator output Indikator outcome / impact Harus mudah diukur Ordinal deskriptif Skala Indikator Rasio Harus terukur, ada baseline Interval kuantitatif Teknik deskriptif Metode ukur Teknik analitik Metode ilmiah Sensus Alat ukur Survei, Sensus Sesuai kebutuhan *) Akan dijelaskan bertahap makna dan manfaatnya.
  • 11. Definisi dan Konsep Dasar Monitoring Merupakan fungsi manajemen yang dilakukan pada saat suatu kegiatan sedang berlangsung apabila dilakukan oleh pimpinan maka mengandung fungsi pengendalian. Mencakup antara lain: (a) penelusuran pelaksanaan kegiatan dan keluarannya (outputs) (b) pelaporan tentang kemajuan (c) identifikasi masalah-masalah pengelolaan dan pelaksanaan. Sebagai contoh: Untuk setiap program pembangunan, monitoring dapat berupa pelaporan setiap enam bulan tentang kegiatan yang telah dilakukan dan/atau keluaran (outputs) yang telah dicapai dalam hal seperti imunisasi, perbaikan sekolah, pengadaan sistem air bersih.
  • 12. Rencana Monitoring (1) Rencana monitoring sebaiknya mencakup langkah-langkah sebagai berikut: Langkah 1: Tentukan kegiatan dan keluaran utama yang harus dimonitor Untuk sektor kesehatan, misalnya, monitoring dapat difokuskan pada hal-hal seperti prasarana yang telah ditingkatkan, di mana peningkatan prasarana itu dilakukan, klien mana saja yang menerima pelayanan dan untuk apa, dan/atau obat gratis apa yang telah disediakan, untuk siapa dan untuk penyakit apa saja. Yang perlu kita ingat adalah jangan berusaha untuk memonitor segala aspek. Yang penting, kita memonitor apa yang telah dilakukan, keluaran apa yang dihasilkan, di mana, kapan, oleh siapa, dan untuk siapa. Kemudian, hasil monitoring itu dibandingkan dengan rencana semula, selisih antara rencana dan hasil monitoring dibuat laporannya, dan kemudian sejauh mungkin faktor-faktor penyebab perbedaan itu diidentifikasi. Tata cara penyimpanan data juga penting untuk mempermudah penyusunan laporan yang akurat dan tepat waktu. Sedapat mungkin sumber data yang telah dikumpulkan secara rutin dimanfaatkan. Ciptakan format pelaporan yang tidak terlalu rumit, dengan sebagian hasilnya disajikan secara visual/grafik.
  • 13. Rencana Monitoring (2) Langkah 2: Tentukan pihak mana yang akan melakukan monitoring, dan kapan. Sebaiknya pihak yang melakukan monitoring yang dimaksud di sini bukan pihak pengelola program langsung, untuk menjaga independensi. Dengan menganut asas partisipatif, wakil-wakil penerima manfaat program/kegiatan sedapat mungkin bersama-sama melakukan monitoring. Mengenai frekuensi, hal ini sebaiknya dilakukan paling tidak setiap enam bulan sekali untuk sebuah program jangka menengah atau jangka panjang.
  • 14. Rencana Monitoring (3) Langkah 3: Tentukan siapa saja yang akan menerima laporan hasil monitoring. Sebaiknya laporan hasil monitoring disebarkan tidak hanya pada pihak-pihak pemerintah (eksekutif dan legislatif), tetapi juga pada pihak pelaksana (misalnya: rumah sakit, kontraktor), instansi pemerintah pusat serta wakil-wakil kelompok penerima manfaat, dan juga OMS untuk meminta umpan balik. Buatlah pertemuan berkala untuk meninjau kembali tingkat kemajuan serta memutuskan apakah rencana implementasi perlu disesuaikan.
  • 16. Definisi dan Konsep Dasar Evaluasi Merupakan fungsi manajemen yang dilakukan setelah kurun waktu tertentu atau setelah suatu kegiatan telah berlalu. Mencakup antara lain: (a) Penilaian atas dampak kolektif—baik positif maupun negatif—dari semua (atau sebagian besar) kegiatan yang telah dilakukan, pada lokasi dan/atau kelompok sasaran yang berbeda-beda. (b) Deskripsi keluaran dan hasil/manfaat sebagaimana dilihat dari sudut pandang penerima manfaat. Mengenai kegiatan yang disebut di atas. Misalnya, evaluasi dapat dilakukan terhadap jumlah balita yang telah diimunisasi serta tingkat penurunan angka penyakit yang disebabkan oleh program imunisasi tersebut. Contoh lain, sejauh mana perbaikan sekolah mengakibatkan peningkatkan kehadiran anak di sekolah dan pengurangan jumlah anak usia sekolah yang putus sekolah, dan sejauh mana frekuensi penyakit yang menular lewat air berkurang akibat pengadaan sistem air bersih.
  • 17. Jenis Evaluasi Tergantung keperluan dilakukan pada titik-titik berbeda dalam siklus program/proyek. Ada evaluasi proses yang berfokus pada mutu penyampaian pelayanan, ada evaluasi biaya-manfaat dan ada evaluasi dampak. Evaluasi formatif dilakukan pada waktu program/kegiatan berjalan dengan tujuan untuk memperbaiki pelaksanaan, sedangkan evaluasi sumatif dilakukan pada saat program/kegiatan sudah berakhir, dengan tujuan untuk mengukur dampak serta menghimpun pelajaran/pengalaman yang berguna. Terdapat dua jenis evaluasi yang perlu kita pertimbangkan: (1) Evaluasi atas Proses. (2) Evaluasi Dampak.
  • 18. Evaluasi atas Proses Jenis evaluasi ini berfokus pada apa yang telah dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa yang menjadi penerima manfaat, serta apa respons mereka terhadap kegiatan program. Contoh: Untuk program peningkatan pelayanan pendidikan, sekolah mana yang ikut serta, kegiatan apa yang telah dilakukan oleh sekolah itu, dan sejauh mana murid telah menerima manfaat dibandingkan jumlah anak usia sekolah keseluruhan? Jenis evaluasi ini didasarkan pada laporan-laporan monitoring dan penelaahan atas dokumendokumen program, wawancara, serta kunjungan lapangan. Jenis evaluasi ini relatif lebih mudah dilakukan dan sangat berguna bila laporan monitoring atau umpan balik dari lapangan menunjukkan bahwa terjadi keterlambatan, pengeluaran biaya yang melampaui anggaran, dan ada keluhan dari penerima manfaat atau persoalan dalam pengelolaan program.
  • 19. Evaluasi Dampak Jenis evaluasi ini berusaha mengungkapkan siapa sebenarnya yang memperoleh manfaat dari program dan berapa besar manfaatnya; dengan kata lain, sejauh mana hasil/manfaat (dan dampak) yang diharapkan telah tercapai. Contoh: pada program peningkatan pelayanan pendidikan, kita tidak hanya melaporkan apa yang telah dilakukan dan berapa murid yang terlibat, tetapi juga sejauh mana mereka memperoleh pendidikan gratis dan pendidikan yang lebih bermutu, bersekolah lebih lama, serta sejauh mana hasil pendidikan mereka lebih baik dibandingkan dengan murid yang bersekolah di sekolah yang tidak mempunyai program peningkatan pelayanan pendidikan. Jenis evaluasi ini bisa saja cukup mahal bila kelompok sasaran besar sekali atau bila kita harus membuat perbandingan dengan, misalnya, kelompok-kelompok masyarakat di luar program. Yang jelas, kita harus merancang evaluasi sesuai dengan sumber daya yang kita miliki, dengan misalnya menggunakan sampel responden yang memadai jumlahnya untuk mengetahui sejauh mana program telah menciptakan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, peningkatan status kesehatan atau pendidikan, atau manfaat lain bagi wilayah atau kelompok masyarakat sasaran. Dalam kedua jenis evaluasi itu, perlu dibuat penilaian kembali berdasarkan asumsi dasar dan rancangan program (suatu hal yang relatif tidak sering dilakukan). Faktanya adalah bahwa banyak program/kegiatan (dan kebijakan) gagal mencapai hasil yang diinginkan karena asumsi-asumsi dasar dan rancangan program itu sendiri tidak benar.
  • 20. Langkah-langkah Melakukan Evaluasi Langkah 1: Melalui penyusunan rencana kerja, sepakatilah (a)apa yang akan dievaluasi (didasarkan pada hasil/manfaat yang telah ditentukan dalam rencana program dan dengan menggunakan sejumlah kecil indikator dan target kunci); (b)basis data yang akan digunakan, (c)kapan evaluasi akan dilaksanakan (biasanya setelah program berjalan 2-3 tahun); Langkah 2: Pilihlah pihak pelaksana evaluasi yang independen dan objektif (yang tidak dekat dengan pihak pengelola program). Misal: bila evaluasi akan dilakukan salah satu instansi pemerintah, sebaiknya pilihlah lembaga pemerintah di luar SKPD yang melaksanakan program. Pilihan lain adalah lembaga independen (seperti perguruan tinggi atau OMS) yang memiliki kapasitas. Sepakatilah metodologi yang akan digunakan (yang tidak terlalu kompleks). Temuilah wakil-wakil kelompok penerima manfaat serta beberapa OMS untuk bersama-sama merancang serta melaksanakan evaluasi. Langkah 3: Bahaslah laporan hasil evaluasi dengan pihak pelaksana evaluasi. Bila laporan sudah memenuhi syarat dan dianggap final, sebar luaskan untuk memperoleh umpan balik, kemudian atur pertemuan dengan pihak-pihak pelaksana program dan pemangku kepentingan lain untuk membahas hasil evaluasi serta menentukan langkah-langkah penyempurnaan program yang mungkin diperlukan.
  • 21. Beberapa Catatan Penting ► Untuk mengukur kemajuan, sudah jelas bahwa kita memerlukan gambaran konkret dan rinci tentang situasi awal atau data acuan (baseline). ► Tentang metodologi, evaluasi terbaik menggunakan kombinasi teknik-teknik kuantitatif dan teknik-teknik kualitatif. ► Dalam membuat analisis, kita harus sangat hati-hati dalam mengambil kesimpulan bahwa keseluruhan perubahan dalam suatu kondisi (atau indikator) yang direkam adalah hasil atau dampak dari program yang sedang dievaluasi. Mungkin ada faktor-faktor lain juga. Misalnya, peningkatan pendapatan rata-rata dalam kelompok penerima manfaat belum tentu seluruhnya berasal dari kegiatan program. Para evaluator ahli yang cukup berpengalaman mempunyai teknik-teknik untuk membedakan antara dampak yang jelas dihasilkan oleh sebuah program atau kegiatan dan dampak yang berasal dari faktorfaktor lain.
  • 23. UU dan PP yang mengatur fungsi monitoring dan evaluasi (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. (2) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat. (3) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. (4) Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah. (5) Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Secara umum monitoring yang dimaksud dalam beberapa dokumen tersebut (begitu pula monitoring yang biasa dilakukan selama ini) lebih dititikberatkan pada monitoring pelaksanaan fisik dan penyerapan dana.
  • 24. Monitoring dan Evaluasi Konvensional Monitoring dan evaluasi yang dilakukan selama ini (yang “konvensional”) lebih ditujukan untuk memenuhi keperluan administratif dan pertanggungjawaban internal, sebagaimana dilihat dari sudut pandang “yang punya program”. Segala aspek rancangan dan pelaksanaannya ditentukan oleh instansi yang mendanai program. Khusus mengenai evaluasi, biasanya hal itu dilakukan oleh pihak evaluator yang dikontrakkan. Hasilnya baru diterima setelah beberapa bulan telah berlalu dan relatif jarang disampaikan kepada para klien/penerima manfaat program (dalam bentuk yang mudah dipahami).
  • 25. Monitoring dan Evaluasi Partisipatif Monitoring dan evaluasi partisipatif dianggap lebih diperlukan untuk memonitor dan mengevaluasi program-program sosioekonomi. Dalam pendekatan partisipatif, para klien/penerima manfaat lebih besar perannya dalam merancang serta melakukan monitoring dan evaluasi, dengan dibantu fasilitator (staf proyek/petugas lapangan bisa juga terlibat). Masyarakat penerima manfaat ikut memilih indikator-indikator keberhasilan, dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan sejumlah teknik dan metode sederhana yang sesuai dengan budaya setempat. Dengan cara ini, hasil atau kesimpulan monitoring dan evaluasi langsung dapat diperoleh masyarakat tanpa harus menunggu lama. Yang penting, melalui pendekatan partisipatif, masyarakat penerima manfaat diberdayakan untuk semakin berperan dalam mengawasi serta memperbaiki pelaksanaan program/kegiatan. Dengan desentralisasi ada keperluan dan peluang bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan berbagai sistem dan teknik monitoring dan evaluasi untuk menghasilkan dampak program yang lebih besar.
  • 26. Merancang Monitoring dan Evaluasi Sebelum Implementasi Monitoring dan evaluasi merupakan komponen esensial dari setiap penyusunan program, dan kita perlu merancangnya pada tahap desain program/proyek atau paling lambat pada tahap pemantapan rencana pengelolaan implementasi. Pengalaman menunjukkan bahwa bila sistem monitoring dan evaluasi dirancang setelah pelaksanaan program, kita akan menghadapi berbagai persoalan sebagai berikut: 1) Penyebutan sasaran dan hasil secara kurang jelas (tidak jelas persis apa yang akan dilakukan dan apa yang akan dihasilkan); 2) Target-target yang kabur, tidak konsisten, dan sering berubah; 3) Kurang jelasnya status awal (benchmarks) serta langkah-langkah pelaksanaan yang akan ditempuh, sehingga sulit diketahui kemajuan yang telah dicapai; 4) Kurang tepatnya indikator-indikator (mengukur hal-hal yang tidak tepat, atau hanya mengukur masukan dan kuantitasnya, bukan keluaran dan kualitasnya); 5) Kebutuhan akan data yang terlalu sulit dikumpulkan atau yang tidak konsisten antara beberapa periode waktu, sehingga kita tidak dapat mengukur hasil yang riil dan/atau tidak dapat membandingkan hal yang sama antara beberapa kurun waktu; 6) Kurang atau tidak adanya keterlibatan calon penerima manfaat dan pemangku kepentingan lainnya dalam proses monitoring dan evaluasi.
  • 27. 5 hal utama untuk finalisasi rancangan program Perhatian besar pada 5 hal utama untuk finalisasi rancangan program dan rencana pengelolaan implementasi: 1) penetapan sasaran dan hasil yang realistis dan terukur (measurable); 2) penentuan indikator, target, dan basis data yang solid; 3) penyiapan dan pelaksanaan sistem monitoring; 4) perumusan, penyebarluasan, dan pelaksanaan kerangka dan rancangan evaluasi; 5) keikutsertaan klien, OMS, dan pihak-pihak lain baik dalam perancangan maupun pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Ada kemungkinan akan timbul resistensi terhadap pengembangan dan pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi yang kokoh. Untuk mencegah atau mengurangi resistensi tersebut, keterlibatan semua pihak sangat penting, begitu pula pemahaman yang jelas mengenai kegunaan monitoring dan evaluasi. Fungsi monitoring dan evaluasi (kecuali monitoring internal) harus berada di luar tanggung jawab pihak pengelola (manager) program. Pada hakikatnya, karena setiap program pembangunan menggunakan dana publik, maka monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan hasil program-program itu merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, pelaksana, penerima manfaat, masyarakat luas, perguruan tinggi, serta organisasi masyarakat sipil.
  • 28. Bagian 5 Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi
  • 29. Kelembagaan dan Pengembangan Kapasitas Monitoring dan Evaluasi Kelembagaan dan Pengembangan Kapasitas Monitoring dan Evaluasi Pada beberapa instansi/pemerintah daerah belum dikembangkan kapasitas, keterampilan, lembaga, dan sumber daya yang diperlukan untuk merancang serta melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi program. Pada kebanyakan instansi/pemda belum disiapkan dana yang mencukupi (dan mungkin juga belum ada kebutuhan) untuk membiayai sebuah lembaga (atau satuan kerja) khusus untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Dengan demikian, sebaiknya kita mulai melakukan pengembangan kapasitas tersebut pada skala kecil dulu, kemudian selangkah demi selangkah kapasitas itu ditingkatkan.
  • 30. Kelembagaan dan Pengembangan Kapasitas Monitoring dan Evaluasi Berbagai pertimbangan yang dapat kita pikirkan dalam kaitannya dengan hal ini: 1) Kegiatan monitoring dan evaluasi sebaiknya difokuskan pada program/proyek yang relatif lebih penting dan besar, dengan jangka waktu pelaksanaan 2–4 tahun. 2) Ciptakanlah sebuah proses yang mengantarkan hasil monitoring dan evaluasi secepat mungkin kepada para pengambil keputusan utama, sehingga perubahan/penyesuaian yang diperlukan dalam program/proyek dapat dilakukan sedini mungkin. Dengan kata lain, sebaiknya monitoring dan evaluasi tidak menjadi urusan tingkat bawah dalam struktur pemerintahan. 3) Lembaga-lembaga perencanaan utama (terutama BAPPEDA dan Badan Keuangan) sebaiknya diberi tanggung jawab dan keterampilan yang diperlukan supaya dapat menyediakan bantuan teknis/pengarahan pada SKPD, untuk menjamin bahwa semua program yang penting dan besar tidak hanya memiliki sasaran, indikator, dan target yang jelas, tetapi juga memiliki rencana pengelolaan implementasi termasuk monitoring dan evaluasi. Peran lembaga perencanaan ini juga dapat menjamin objektivitas dan transparansi proses monitoring dan evaluasi. 4) Dengan bantuan teknis dari pemerintah pusat, misalnya, atau dari perguruan tinggi, lakukanlah pengembangan kapasitas bagi kelompok perencana dan pengelola program dalam bentuk pelatihan mengenai monitoring dan evaluasi. Untuk beberapa referensi sumber daya teknis, lihat bagian Sumber-sumber/Referensi di bawah ini. 5) Untuk basis data sistem monitoring dan evaluasi, sedapat mungkin agar memanfaatkan data yang tersedia (yang dikumpulkan secara berkala). Upaya pengumpulan data tambahan dibatasi hanya pada informasi yang benar-benar diperlukan sebagai pelengkap. Dengan demikian, kita dapat menekan biaya, mempercepat proses, serta memanfaatkan basis data itu untuk program-program yang penting dan besar di masa depan. 6) Gunakanlah teknik-teknik partisipatif dalam monitoring dan evaluasi. Teknik-teknik partisipatif tidak hanya digunakan untuk memperoleh masukan dan umpan balik dari para klien program, tetapi juga untuk menjamin objektivitas serta memaksimalkan pemanfaatan keahlian/pengetahuan lokal (Untuk lebih lanjut mengenai strategi pengembangan kapasitas, lihat Bab 8 di bawah.).
  • 32. Mengapa Perlu Pengendalian (dalam Pembangunan) ? • Merupakan peran organisasi dilakukan oleh Pimpinan terhadap manajemen pembangunan. • Pengendalian Pembangunan diarahkan pada efisiensi pengeluaran negara (pro anti-KKN). • Pengoptimalan Tugas Pokok dan Fungsi lembaga negara yang sudah ada. • Pengoptimalan peranserta masyarakat secara proaktif dalam pengawasan penggunaan keuangan negara. • Penegakan upaya pengawasan dan penilaian.
  • 33. Kapan Perlu Pengendalian (dalam Pembangunan) ? • Pra-APBN/APBD: Pengendalian terhadap penyusunan program dan proyek yang dibiayai oleh negara (untuk langkah pencegahan awal sebelum APBN/APBD menjadi UU-APBN/Perda APBD). • Post-APBN/APBD: Pengendalian (Pemantauan Pelaksnaan) terhadap pemanfaatan keuangan negara yang dikelola oleh Departemen dan Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND) (atau dinas-dinas daerah) dalam pengadaan barang dan jasa. • Hasil/Dampak Program/Proyek: Penilaian terhadap hasil dan dampak pada setiap program/proyek pembangunan.
  • 34. Dimana Perlu Pengendalian (dalam Pembangunan) dan Bagaimana ? • Penyusunan daftar prioritas kebutuhan untuk penyediaan pelayanan publik dan pembangunan (oleh unit-unit perencanaan sektoral, Bappeda, Bappenas, Depkeu, Asdakeu). • Rencana anggaran • Penyusunan rencana anggaran negara (Pemerintah Pusat dan DPR serta negara yang tertuang Pemerintah Daerah dan DPRD). dalam APBN disahkan DPR sbg UU-APBN • Pelayanan publik dan Pra-APBN/ • DIP dsahkan Depkeu. pembangunan yang • DAU disahkan APBD belum dicapai harus Depkeu. ditingkatkan • Pimpinan unit kerja kuantitas dan dan para staf kualitasnya (timbul Dasar menjalankan kebutuhan baru). Tupoksi-nya. Penyusunan Post-APBN/ • Mempertahankan dan • Pimpro memelihara Kebutuhan APBD menyelenggarakan pencapaian program/proyek/kegia pelayanan publik tan/tolok ukur-nya. yang telah berhasil Hasil • Pengadaan barang dicapai. dan jasa dan diselenggarakan oleh Dampak Pemerintah untuk menunjang penyediaan • Pelayanan publik dan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat pelayanan publik da dan Pemerintah Daerah mencapai hasil yang ditargetkan (target berdasarkan pembangunan. indikator yang telah ditentukan). • Pelayanan publik dan pembangunan berdampak terhadap pencapaian tujuan bernegara dan kepuasan warga negara.
  • 35. Apa Instrumen Pengendalian (dalam Pembangunan) ? • Daftar Prioritas Kebutuhan (tertuang juga dalam dokumen pembangunan). • Rencana Anggaran Negara (RAPBN/RAPBD). • Progress Report. • Kompilasi Daftar Prioritas Kebutuhan Daerah. • Kompilasi Progress Report. • Rencana Anggaran Daerah (RAPBD). • Manajerial Report. • Kompilasi Manajerial report. • Laporan Hasil Pemeriksaan (Evaluation Report) Pasca- Pra-APBN/ Program/Proyek APBD • Progress Report Daerah. • Kompilasi Progress Report • Laporan Dugaan Daerah. Dasar Penyelewengan • Manajerial Report Daerah. Penyusunan Post-APBN/ Penggunaan Keuangan • Kompilasi Manajerial Report Negara. Kebutuhan Daerah. APBD • Laporan Hasil Pemeriksaan (Evaluation Report) Pasca- Program/Proyek Daerah. Hasil dan • Laporan LSM. • Pengaduan masyarakat. Dampak • Hasil Spot-chekking. • Laporan Penilaian Hasil dan Dampak. • Laporan LSM. • Pengaduan masyarakat. • Hasil Spot-chekking.
  • 37. Hirarki Substansi Pembangunan dan Hirarki Indikator Pembangunan Hirarki Hirarki Substansi Indikator Pembangunan Pembangunan Pe ng uk ur an Ki ne rja Pe RPJMN/RPJMD (M re on nc i an to rin aa n g, da Ev n al Pe ua ng si an , da gg n ar Pe an ng Pr en og da ra lia m n) Pe m ba ng un an
  • 38. Besaran dan Skala Indikator Pembangunan Besaran untuk Sasaran Prioritas ditandai oleh indikator impact (dampak). Suatu besaran akan didefinisikan sebagai indikator impact apabila besaran yang ada merupakan perwujudan pengaruh yang ditimbulkan (baik positif maupun negatif) oleh setiap tingkatan indikator outcome maupun indikator output berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan. Biasanya dinyatakan dengan angka/tingkat. Besaran untuk Program ditandai oleh indikator outcome (hasil). Suatu besaran akan didefinisikan sebagai indikator outcome apabila besaran yang ada merupakan perwujudan pencapaian hasil/manfaat dari beberapa output (keluaran). Biasanya dinyatakan dengan kapasitas, frekuensi, dsj. Besaran untuk Kegiatan ditandai oleh indikator output (keluaran). Suatu besaran akan didefinisikan sebagai indikator output apabila besaran yang ada merupakan perwujudan suatu produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai pencapaian hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan berdasarkan input yang telah dipergunakan. Biasanya dinyatakan dengan jumlah dalam satuan metrik (meter, persegi, volume), atau minimal satuan interval (sekian kali, sekian laporan, dsj). 38
  • 39. Dimensi Indikator Pembangunan (1) Data (dasar) Sumber untuk menentukan besaran (magnitud) suatu indikator. Indikator output (keluaran) 1 satuan metrik, misal: penyediaan benih sebanyak 1 ton. 1 satuan kualitas, misal: penyediaan 5 kali pertemuan. Indikator outcome (hasil) 1 satuan metrik dibandingkan dengan 1 satuan metrik lainnya dibandingkan dengan 1 satuan waktu. Misal: Kapasitas produksi gabah 5 ton per hektar per 3 bulan (1 kali panen) 1 satuan kualitas dibandingkan dengan 1 satuan kualitas lainnya dibandingkan dengan 1 satuan waktu. Misal: Frekuensi mediasi konflik 5 kali per 1 kali pertemuan per 1 tahun. 39
  • 40. Dimensi Indikator Pembangunan (2) Indikator impact (dampak) 1 satuan indikator outcome dikalikan dengan 1 satuan indikator outcome lainnya. Misal: Ketahanan pangan sebesar 40 juta ton untuk 200 juta penduduk. Ketahanan pangan adalah dampak dari Produksi gabah 5 ton per hektar per 3 bulan (1 kali panen), Penyediaan air, Penyediaan modal kerja petani, …. 40
  • 42. Kelompok Sasaran Prioritas dalam Agenda I Sasaran Agenda I: Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai 3 Sasaran 7 Prioritas = 7 Bab Prioritas untuk Sasaran 1 Visi: 1. Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi Antarkelompok Masyarakat Bab 2 2. Pengembangan Kebudayaan yang Berlandaskan pada Nilai-nilai Luhur Bab 3 Sasaran pertama adalah meningkatnya rasa aman dan damai tercermin dari menurunnya ketegangan dan ancaman konflik antarkelompok Terwujudnya 3. Peningkatan Keamanan, Ketertiban, dan Penanggulangan Kriminalitas Bab 4 maupun golongan masyarakat; menurunnya angka kriminalitas secara nyata di perkotaan dan pedesaan; serta menurunnya secara nyata angka kehidupan perampokan dan kejahatan di lautan dan penyelundupan lintas batas. masyarakat, Prioritas untuk Sasaran 2 bangsa, dan Sasaran kedua adalah semakin kokohnya NKRI berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika yang tercermin 1. Pencegahan dan Penanggulangan Separatisme Bab 5 tertanganinya kegiatan-kegiatan yang ingin memisahkan diri dari NKRI; meningkatnya daya cegah dan tangkal negara terhadap ancaman bahaya negara yang 2. Pencegahan dan Penanggulangan Gerakan Terorisme Bab 6 terorisme bagi tetap tegaknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia baik dari ancaman dalam maupun luar negeri. aman, bersatu, 3. Peningkatan Kemampuan Pertahanan Negara Bab 7 rukun dan Sasaran ketiga adalah semakin berperannya Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia. Untuk itu, prioritas pembangunan diletakkan pada Prioritas untuk Sasaran 3 damai. Pemantapan politik luar negeri dan peningkatan kerjasama internasional dengan kebijakan yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas diplomasi 1. Pemantapan politik luar negeri dan peningkatan kerjasama internasional --> Bab 8 Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional; melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan identitas dan Terwujudnya pemantapan integrasi regional khususnya di ASEAN; serta melanjutkan komitmen Indonesia terhadap upaya-upaya pemantapan perdamaian dunia. masyarakat, Kelompok Sasaran Prioritas dalam Agenda II bangsa, dan negara yang Prioritas untuk Sasaran 1 menjunjung 1. Pembenahan Sistem Hukum Nasional dan Politik Hukum Bab 9 Sasaran Agenda II: Mewujudkan Indonesia yang Adil dan Demokratis tinggi hukum, 2. Penghapusan diskriminasi dalam berbagai bentuk Bab 10 kesetaraan, dan 3. Penghormatan, Pemenuhan, dan Penegakan atas Hukum dan Pengakuan atas HAM Bab 11 5 Sasaran 7 Prioritas = 7 Bab hak asasi Prioritas untuk Sasaran 2 manusia. Sasaran pertama adalah meningkatnya keadilan dan penegakan hukum yang tercermin dari terciptanya sistem hukum yang adil, konsekuen, dan 1. Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan Serta Kesejahteraan dan PA Bab 12 tidak diskriminatif serta yang memberikan perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia; terjaminnya konsistensi seluruh Terwujudnya peraturan perundang-undangan di tingkat pusat dan daerah sebagai bagian dari upaya memulihkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap Prioritas untuk Sasaran 3 kepastian hukum. Prioritas penegakan hukum diberikan pada pemberantasan korupsi dengan menindak pelaku tindak pidana korupsi beserta perekonomian 1. Revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah Bab 13 pengembalian uang hasil korupsi kepada negara; pencegahan dan penanggulangan terorisme, serta pembasmian penyalahgunaan obat terlarang. yang mampu Khusus dalam upaya pemberantasan korupsi, perhatian diberikan pada upaya untuk meningkatkan pemberdayaan Komisi Pemberantasan Tindak menyediakan Prioritas untuk Sasaran 4 Pidana Korupsi (KPK) dan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Pengadilan Tipikor) serta pemberdayaan Komisi Pengawas Kejaksaan sebagai kesempatan pengawasan eksternal dari masyarakat terhadap kinerja aparat kejaksaan. 1. Penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa Bab 14 kerja dan Sasaran kedua adalah terjaminnya keadilan gender bagi peningkatan peran perempuan dalam berbagai bidang pembangunan yang tercemin penghidupan Prioritas untuk Sasaran 5 dalam berbagai perundangan, program pembangunan, dan kebijakan publik; membaiknya angka GDI (Gender-related Development Index) dan yang layak serta 1. Perwujudan lembaga demokrasi yang makin kokoh Bab 15 angka GEM (Gender Empowerment Measurement); dan menurunnya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak; serta meningkatnya memberikan kesejahteraan dan perlindungan anak. pondasi yang Kelompok Sasaran Prioritas dalam Agenda III Sasaran ketiga adalah meningkatnya pelayanan kepada masyarakat dengan menyelenggarakan otonomi daerah dan kepemerintahan daerah kokoh bagi yang baik serta terjaminnya konsistensi seluruh peraturan pusat dan daerah, dan tidak bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang pembangunan Prioritas untuk Sasaran 1 lebih tinggi dalam rangka meningkatkan keadilan bagi daerah-daerah untuk membangun. yang 1. Penanggulangan Kemiskinan Bab 16 berkelanjutan. Sasaran keempat adalah meningkatnya pelayanan birokrasi kepada masyarakat yang tercermin dari: (1) berkurangnya secara nyata praktek 2. Peningkatan Investasi dan Ekspor Non Migas Bab 17 korupsi di birokrasi, dan dimulai dari tataran (jajaran) pejabat yang paling atas; (2) terciptanya sistem pemerintahan dan birokrasi yang bersih, 3. Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur Bab 18 akuntabel, transparan, efisien dan berwibawa; (3) terhapusnya aturan, peraturan dan praktek yang bersifat diskriminatif terhadap warga negara, 4. Revitalisasi Pertanian Bab 19 kelompok, atau golongan masyarakat; (4) meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik. 5. Pemberdayaan Koperasi dan UKM Bab 20 Sasaran kelima adalah terlaksananya pemilihan umum tahun 2009 secara demokratis, jujur, dan adil dengan menjaga momentum konsolidasi 6. Peningkatan Pengelolaan BUMN Bab 21 demokrasi yang sudah terbentuk berdasarkan hasil pemilihan umum secara langsung tahun 2004. Untuk mencapai sasaran tersebut, prioritas 7. Peningkatan Kemampuan IPTEK Bab 22 pembangunan diletakkan pada perwujudan lembaga demokrasi yang makin kokoh dengan kebijakan yang diarahkan pada optimalisasi fungsi 8. Perbaikan Iklim Ketenagakerjaan Bab 23 serta hubungan antar lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif; mendorong lebih lanjut upaya pemberdayaan masyarakat; meningkatkan kualitas 9. Pemantapan Stabilitas Ekonomi Makro Bab 24 partai-partai politik dan penyelenggaraan pemilu, sejalan dengan amanat konstitusi. Prioritas untuk Sasaran 2 1. Pembangunan Perdesaan Bab 25 2. Pengurangan Ketimpangan Pembangunan Wilayah Bab 26 Sasaran Agenda III: Mewujudkan Indonesia yang Sejahtera Prioritas untuk Sasaran 3 5 Sasaran 18 Prioritas = 18 Bab 1. Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Pendidikan yang Berkualitas Bab 27 Guidance 2. Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Layanan Kesehatan yang lebih Berkualitas Bab 28 Sasaran pertama adalah menurunnya jumlah penduduk miskin menjadi 8,2 persen pada tahun 2009 serta terciptanya lapangan kerja yang mampu 3. Peningkatan Perlindungan dan Kesejahteraan Sosial Bab 29 mengurangi pengangguran terbuka menjadi 5,1 persen pada tahun 2009 dengan didukung oleh stabilitas ekonomi yang tetap terjaga. Kemiskinan Strategi: 4. Pembangunan Kependudukan, & Keluarga Kecil Berkualitas serta Pemuda & Olahraga Bab 30 dan pengangguran diatasi dengan strategi pembangunan ekonomi yang mendorong pertumbuhan yang berkualitas dan berdimensi pemerataan melalui penciptaan lingkungan usaha yang sehat. 5. Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama Bab 31 1. Strategi Sasaran kedua adalah berkurangnya kesenjangan antar wilayah yang tercermin dari meningkatnya peran perdesaan sebagai basis pertumbuhan Prioritas untuk Sasaran 4 Penataan ekonomi agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan; meningkatnya pembangunan pada daerah-daerah terbelakang dan 1. Perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian mutu lingkungan hidup Bab 32 Kembali tertinggal; meningkatnya pengembangan wilayah yang didorong oleh daya saing kawasan dan produk-produk unggulan daerah; serta meningkatnya keseimbangan pertumbuhan pembangunan antar kota-kota metropolitan, besar, menengah, dan kecil dengan memperhatikan Indonesia Prioritas untuk Sasaran 5 keserasian pemanfaatan ruang dan penatagunaan tanah. 1. Percepatan pembangunan infrastruktur Bab 33 Sasaran ketiga adalah meningkatnya kualitas manusia yang secara menyeluruh tercermin dari membaiknya angka Indeks Pembangunan Manusia 2. Strategi (IPM) serta meningkatnya pemahaman dan pengamalan ajaran-ajaran agama. Secara lebih rinci, sasaran meliputi: Pembangu •Meningkatnya akses masyarakat terhadap pendidikan dan meningkatnya mutu pendidikan yang antara lain ditandai oleh .... Kelompok Sasaran Prioritas Khusus melengkapi Agenda III •Meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masyarakat yang ditandai oleh ... nan •Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan sosial, yang ditandai ... Indonesia Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh dan Sumatera Utara •Terkendalinya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya keluarga kecil berkualitas yang ditandai ... •Meningkatnya pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta 1. Sasaran dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan korban. meningkatnya kepedulian dan kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajibannya dalam rangka mengurangi kesenjangan pendapatan 2. Sasaran dalam tahap rekonstruksi adalah terbangunnya kembali seluruh sistem sosial dan ekonomi. masyarakat. Bab 34 Penanganan dan Pengurangan Resiko Bencana Sasaran keempat adalah membaiknya mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam yang mengarah pada pengarusutamaan (mainstreaming) prinsip pembangunan berkelanjutan di seluruh sektor dan bidang pembangunan. Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan Bab 35 Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan Sasaran kelima adalah membaiknya infrastruktur yang ditunjukkan oleh meningkatnya kuantitas dan kualitas berbagai sarana penunjang pembangunan.
  • 43. Indikator yang Bersifat Intangible dan Tangible • Dalam suatu program, biasanya terdapat program yang indikatornya tidak dapat dinyatakan secara numerik. Hal ini sangat menyulitkan dalam monitoring dan evaluasi. • Untuk mengatasi hal tersebut, maka untuk program yang indikatornya bersifat intangible (tidak dapat diukur) disarankan minimal menggunakan dimensi waktu dalam pengumpulan datanya. • Untuk program yang indikatornya bersifat tangible, permasalahan biasanya terletak pada inkonsistensi dalam penetapan indikatornya. Contoh Tangible Intangible Ukuran Metrik, Rasio Waktu Jenis program Program-program Program-program seperti agama, kebudayaan, fisik. dsj Indikator Angka Partisipasi • Jumlah cagar budaya yang dikonservasi dalam (indikator Sekolah rasio setahun dimensi waktu. outcome) antara jumlah siswa • Jumlah cagar budaya yang dikonservasi dalam terhadap jumlah anak setahun yang dijadikan obyek wisata yang usia sekolah. dikunjungi wisatawan dalam setahun.
  • 45. Biodata Ringkas Jabatan: Kepala Sub-Direktorat Evaluasi Kinerja Perekonomian pada Deputi Evaluasi Kinerja Pembangunan - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Karya Tulis (buku), antara lain: Manajemen Pembangunan Indonesia (Gramedia/Elexmedia Komputindo, 2006) Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat (Gramedia/Elexmedia Komputindo, 2007) Pencapaian Millennium Development Goals Indonesia 2007 (UNDP/Bappenas, 2007) Manajemen Privatisasi BUMN (Gramedia/Elexmedia Komputindo, 2008) Website: www.wrihatnolo.blogspot.com www.slideshare.net/wrihatnolo Email: wrihatnolo@yahoo.com rizang.wrihatnolo@ruhr-uni-bochum.de Telepon (HP) 0811.112266