SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 50
Created By: Widya Puspitasari, RN
Sistem perkemihan adalah : 
Suatu system yang di 
dalamnya terjadi penyaringan 
darah sehingga darah bebas 
dari zat yang tidak digunakan 
oleh tubuh. Zat ini akan larut 
dalam air dan dikeluarkan 
oleh urin. Zat yang 
dibutuhkan tubuh akan 
beredar kembali dalam tubuh 
melalui pembuluh darah 
kapiler ginjal, masuk ke 
dalam pembuluh darah dan 
beredar ke seluruh tubuh.
Sistem perkemihan disebut juga 
urinary system atau renal system. 
Terdiri dari : 
Dua buah ginjal yang membuang 
zat-zat sisa metabolisme atau zat 
yang berlebihan dalam tubuh serta 
membentuk urin. 
Dua buah ureter yang 
mentransport urin ke kandung 
kencing/bladder/vesika urinaria. 
Kandung kencing/bladder/vesika 
urinaria : tempat penampungan 
urin. 
Uretra : saluran yang mengalirkan 
urin dari bladder/ke kandung 
kencing/V.U keluar tubuh.
 Ginjal merupakan organ yang terpenting dalam mempertahankan 
homeostatis cairan tubuh. 
 Ginjal terletak dalam rongga abdomen GINJAL 
retroperitoneal kiri dan 
kanan kolumna vertebralis, dikelilingi oleh lemak dan jaringan ikat di 
belakang peritoneum. 
 Batas atas ginjal kiri setinggi iga ke- 11 dan ginjal kanan setinggi 
iga ke-12 
 Setiap ginjal mempunyai panjang 11,25 cm, lebar 5-7 cm, dan 
tebal 2,5 cm. 
 Ginjal kiri memiliki ukuran lebih panjang dari pada ginjal kanan. 
Berat ginjal pria dewasa 150-170 gram dan wanita 115-155 gram. 
Bentuk ginjal seperti kacang, sisi dalam menghadap ke vertebra 
torakalis, sisi permukaannya cembung dan di atas setiap ginjal
 Ginjal ditutup 
oleh kapsul 
tunika fibrosa 
yang kuat. Bila 
kapsula dibuka 
terlihat 
permukaan ginjal 
yang licin dengan 
warna merah tua.
 Medula (bagian dalam) : substansi medularis 
terdiri atas pyramid renalis, jumlahnya 
antara 8-16 buah yang mempunyai basis 
sepanjang ginjal. 
 Korteks (bagian luar) : substansi kortekalis 
berwarna coklat merah, konsistensi lemak, 
dan bergranula. Substansi tepat di bawah 
fibrosa, melengkung sepanjang basis 
pyramid yang berdekatan dengan sinus 
renalis. Bagian dalam di antara pyramid 
dinamakan kolumna renalis.
 Keseimbangan transportasi air dan zat terlarut 
 Ekskresi zat buangan 
 Menyimpan nutrient 
 Mengatur keseimbangan asam basa 
 Mengatur konsentrasi garam dalam darah 
 Membentuk urin dan sebagai tempat ekskresi
 Satuan fungsional ginjal disebut juga nefron, mempunyai 
±1,3 juta. Selama 24 jam nefron dapat menyaring 170 liter 
darah. 
 Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal. 
Lubang-lubang yang terdapat pada renal pyramid masing-masing 
membentuk simpul yang terdiri atas satu badan 
malpigi yang disebut glomerulus.
1. Glomerulus : 
Bagian ini merupakan gulungan atau anyaman 
kapiler yang terletak di dalam kapsula Bowman 
menerima darah dari arteriole aferen dan 
meneruskan ke system vena melalui arteriol 
eferen . Kapsula Bowman ujung-ujung buntu 
tubulus ginjal seperti kapsula cekung menutupi 
glomerulus yang saling melilitkan diri berfungsi 
sebagai tempat terjadinya filtrasi.
a. Elektro mikroskopis glomerulus. Glomerulus 
berdiameter 200 μm, dibentuk oleh invaginasi suatu 
anyaman kapiler yang menempati kapsula Bowman. 
b. Aparatus junkta glomerulus. Dinding arteriol 
bersentuhan dengan ansa Henle menjadi tebal karena 
sel-selnya mengandung butiran sekresi renin yang 
besar. Sel ini disebut sel junkta glomerulus. 
c. Sawar ginjal : adalah istilah yang digunakan untuk 
bangunan yang memisahkan darah kapiler 
glomerulus dari filtrate dalam rongga kapsula 
bowman.
2. Tubulus proksimal konvulta 
Tubulus ginjal yang langsung berhubungan dengan 
kapsula Bowman dengan panjang 15 mm dan 
diameter 55 μm. Berfungsi sebagai tempat 
reabsorpsi dan beberapa sekresi. Pada ginjal yang 
sehat nutrient organic seperti asam amino, glukosa, 
laktat, dan vitamin direabsorpsi, sedangkan zat-zat 
yang disekresikan seperti hydrogen, kalium 
kreatinin, ammonia dan asam organic serta obat-obatan 
yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.
3. Gelung Henle (ansa henle) : 
bentuknya lurus dari segmen tipis selanjutnya ke segmen 
tebal, panjangnya 12 mm. Berfungsi tempat pengenceran 
dan pemekatan urin. 
4. Tubulus distal konvulta : 
bagian tubulus ginjal yang berkelok-kelok dan letaknya 
jauh dari kapsula Bowman panjangnya 5 mm. Berfungsi 
sebagai tempat reabsorpsi dan lebih banyak sekresi. 
5. Duktus koligentis medula : 
saluran yang secara metabolic tidak aktif. Berfungsi untuk 
pemekatan urin dan menyalurkan urin ke renal pelvis.
4. Tubulus distal konvulta : bagian tubulus 
ginjal yang berkelok-kelok dan letaknya jauh 
dari kapsula Bowman panjangnya 5 mm. 
Berfungsi sebagai tempat reabsorpsi dan 
lebih banyak sekresi. 
5. Duktus koligentis medula : saluran yang 
secara metabolic tidak aktif. Berfungsi untuk 
pemekatan urin dan menyalurkan urin ke 
renal pelvis.
 Arteriol aferen merupakan cabang arteria 
interlobularis yang pendek dan lurus. 
 Tiap arteriol aferen bercabang-cabang 
menjadi gelung-gelung kapiler glomerulus. 
 Kapiler-kapiler ini kemudian bersatu 
membentuk arteriol eferen, yang kembali 
bercabang-cabang menjadi kapiler yang 
memberi darah ke tubulus (kapiler 
peritubulus) 
 Arteriol eferen dari tiap-tiap glomerulus 
membentuk kapiler-kapiler yang mengalirkan 
darah kesejumlah nefron.
 Ginjal mendapat darah dari arteri renalis yang 
merupakan cabang dari aorta abdominalis 
sebelum masuk ke massa ginjal. 
 Arteri renalis mempunyai cabang besar yaitu 
arteri renalis anterior dan arteri renalis posterior. 
 Cabang anterior memberikan darah untuk ginjal 
anterior dan ventral dari ginjal sedangkan cabang 
posterior memberikan darah untuk ginjal 
posterior dan bagian dorsal.
Ureter terdiri atas dua buah saluran masing-masing 
bersambung dari ginjal ke kandung kemih, 
panjangnya 20 – 30 cm dan lebarnya 5mm. Lapisan 
dinding ureter menimbulkan gerakan peristaltic 
setiap 5 menit sekali untuk mendorong air kemih 
masuk ke dalam kandung kemih.
Lapisan Ureter 
1. Dinding luar 
jaringan ikat 
(jaringan fibrosa) 
2. Lapisan tengah 
(otot polos) 
3. Lapisan sebelah 
dalam ( Lapisan 
mukosa)
1. Pars abdominal ureter : dalam kavum abdomen 
ureter terletak di belakang peritoneum sebelah 
media anterior muskulus psoas mayor dan 
ditutupi oleh fasia subserosa. 
2. Pars pelvis ureter : pars pelvis ureter berjalan 
pada bagian dinding lateral dari kavum pelvis 
sepanjang tepi anterior dari insisura iskiadika 
mayor dan tertutup oleh peritoneum.
3. Ureter pada pria : ureter pada pria terdapat dalam fisura 
seminalis, bagian atasnya disilang oleh duktus deferens 
dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Sewaktu menembus 
kandung kemih dinding atas dan dinding bawah ureter 
akan tertutup, sedangkan pada waktu kandung kemih 
terisi penuh akan membentuk katup (valvula) dan 
mencegah pengembalian urin dari kandung kemih. 
4. Ureter pada wanita : Ureter pada wanita terdapat di 
belakang fossa ovarika berjalan ke bagian lateralis serviks 
uterus, bagian atas vagina untuk mencapai fundus vesika 
urinaria. Dalam perjalanannya ureter didampingi oleh 
arteri uterina sepanjang 2,5 cm. Ureter berjarak 2 cm dari 
sisi serviks uterus.
 Organ cekung yang dapat berdistensi dan 
tersusun atas jaringan otot serta merupakan 
wadah tempat urin dan merupakan organ ekresi. 
 Kandung kemih berada di dalam rongga panggul 
dibelakang simpisis pubis. Pada pria kandung 
kemih terletak pada rectum bagian posterior 
pada wanita terletak disebelah anterior tepat 
dibelakang ospubis. Bentuk kandung kemih 
berubah saat terisi dengan urin.
 Kandung kemih dapat menampung urin sekitar 
600 ml urin, pengeluaran urin hanya 300 ml. 
Dalam keadaan penuh kandung kemih membesar 
dan membentang sampai ke simpisis pubis. 
Kandung kemih pada wanita hamil janin 
mendorong kandung kemih menimbulkan 
perasaan penuh dan mengurangi daya tampung 
kandung kemih. 
 Dua ureter bermuara secara oblik di sebelah 
basis, letak oblik menghindarkan urine mengalir 
kembali ke dalam ureter. Ureter keluar dari 
kandung kemih sebelah depan. Daerah segitiga 
antara dua lubang ureter dan uretra disebut 
segitiga kandung kemih (trigonum vesica 
urinarius). Pada wanita, kandung kemih terletak 
di antara simpisis pubis, uterus, dan vagina. Dari 
uterus kandung kemih dipisahkan oleh lipatan 
peritoneum.
1. Lapisan mukosa didalam, 
2. Lapisan submukosa pada jaringan 
penyambung, 
3. Lapisan otot serta 
4. Lapisan serosa di bagian luar.
 Kontraksi peristaltic ureter 1-5 kali/menit akan 
menggerakkan urine dari pelvis renalis ke dalam 
kandung kemih dan disemprotkan setiap 
gelombang peristaltic. 
 Ureter yang berjalan miring melalui dinding 
kandung kemih untuk menjaga ureter tertutup 
selama gelombang peristaltic untuk mencegah 
urin tidak kembali ke ureter.
Terdapat 3 proses penting yang berhubungan 
dengan proses pembentukan urine, yaitu : 
1. Filtrasi (penyaringan) : kapsula bowman dari 
badan malpighi menyaring darah dalam 
glomerus yang mengandung air, garam, gula, 
urea dan zat bermolekul besar (protein dan 
sel darah) sehingga dihasilkan filtrat 
glomerulus (urine primer). Di dalam filtrat ini 
terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh 
maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, 
misal glukosa, asam amino dan garam-garam.
2. Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus 
kontortus proksimal zat dalam urine primer yang masih 
berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus 
(urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi. 
3. Ekskesi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, 
pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak 
digunakan dan terjadi reabsorpsi aktif ion Na+ dan Cl-dan 
sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine 
yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan 
protein lagi, selanjutnya akan disalurkan ke tubulus 
kolektifus ke pelvis renalis.
Miksi/mikturisi merupakan 
proses pengosongan 
kandung kemih bila 
kandung kemih terisi. 
Mikturisi merupakan 
gerakan yang dapat 
dikendalikan dan ditahan 
oleh pusat-pusat 
persarafan.
1. Sejumlah urin (sekitar 200-300 ml) akan 
menyebabkan regangan pada kandung kencing. 
2. Regangan akan merangsang reseptor regangan, 
sinyal akan diteruskan melalui syaraf afferen 
kenervus pelvikus di medulla spinalis. 
3. Di medulla spinalis sinyal akan diteruskan ke 
nervus motorik parasimpatis dan melalui 
interneuron di bawa ke hipotalamus yang akan 
dihantarkan ke otak sehingga manusia 
mempersepsikan keinginan untuk BAK.
4. Sinyal dari nervus motorik parasimpatis akan dibawa oleh saraf 
efferen ke otot detrusor dan menstimulasi otot tersebut untuk 
berkontraksi. 
5. Kontraksi otot detrusor menyebabkan semakin meningkatnya 
tekanan di kandung kemih, tetapi urin tidak keluar sampai 
spingter internal dan eksternal relaksasi (Relaksasi spingter 
uretra internal dan eksternal ini di bawah kontrol volunter). 
6. Ketika volume urin di kandung kemih meningkat sampai dengan 
600 ml akan meningkatkan rangsangan pada reseptor regangan 
sehingga sensasi semakin kuat. 
7. Refleks yang dihasilkan cukup kuat untuk membuka spingter 
uretra internal terbuka sehingga spingter uretra eksternalpun 
terangsang relaksasi dan terjadilah pengeluaran urin.
Uretra merupakan alur sempit yang berpangkal pada 
kandung kemih yang berfungsi menyalurkan urin ke 
luar.
Uretra pria mulai dari orifisium uretra interna di dalam 
kandung kemih sampai orifisium uretra eksterna pada penis, 
panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri atas bagian-bagian 
berikut: 
1. Uretra prostatika : saluran terlebar, panjangnya 3 cm 
berjalan hampir vertical melalui glandula prostat 
2. Uretra pars membranase : uretra ini merupakan saluran 
yang paling pendek dan paling dangkal
3. Uretra pars kavernosa : uretra ini 
mempunyai saluran terpanjang dari uretra, 
terdapat di dalam korpus kavernosus uretra, 
panjangnya ± 15 cm mulai dari pars 
membranase sampai ke orifisium 
superfisialis dari diafragma urogenitalis 
4. Orifisium uretra eksterna : bagian ini 
merupakan bagian erector yang paling 
berkontraksi, berupa sebuah celah vertical.
 Terletak di belakang simpisis, salurannya 
dangkal, panjangnya ± 4 cm, mulai dari orifisium 
uretra interna sampai ke orifisium uretra eksterna. 
Uretra ini menembus fasia diafragma urogenitalis 
dan orifisium eksterna langsung di depan 
permukaan vagina. Jaraknya ± 2,5 cm di belakang 
gland klitoris. 
 Uretra wanita jauh lebih pendek daripada uretra 
pria dan terdiri atas lapisan otot polos yang 
diperkuat oleh sfingter otot rangka
1. Tunika muskularis 
2. Lapisan spongeosa berjalan pleksus dari vena-vena 
3. Lapisan mukosa sebelah dalam
Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Sistem reproduksi-wanita
Sistem reproduksi-wanitaSistem reproduksi-wanita
Sistem reproduksi-wanitashafhandustur
 
Anatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusiaAnatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusiaendang_ruslan
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineSulistia Rini
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiYabniel Lit Jingga
 
Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem PencernaanAnatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaanpjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem MuskuloskeletalPemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem MuskuloskeletalFransiska Oktafiani
 
Anatomi dan fisiologi Reproduksi Wanita
Anatomi dan fisiologi Reproduksi WanitaAnatomi dan fisiologi Reproduksi Wanita
Anatomi dan fisiologi Reproduksi WanitaHetty Astri
 
ANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaanANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaanCahya
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanPrastuti Waraharini
 
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2Budi Supriyono
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineSulistia Rini
 
Fisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretra
Fisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretraFisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretra
Fisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretraZora Yui
 
Sistem perkemihan (jenuarista, rischa)
Sistem perkemihan (jenuarista, rischa)Sistem perkemihan (jenuarista, rischa)
Sistem perkemihan (jenuarista, rischa)stikesby kebidanan
 
ANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiCahya
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalDestu Ayu Hapsari
 
Kuliah 13 sistem reproduksi jantan
Kuliah 13 sistem reproduksi jantanKuliah 13 sistem reproduksi jantan
Kuliah 13 sistem reproduksi jantanmohamad andre galang
 
histologi ginjal 2015
histologi ginjal 2015histologi ginjal 2015
histologi ginjal 2015koko ryannur
 

Was ist angesagt? (20)

Sistem reproduksi-wanita
Sistem reproduksi-wanitaSistem reproduksi-wanita
Sistem reproduksi-wanita
 
Anatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusiaAnatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusia
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
 
Sistem urinaria
Sistem urinariaSistem urinaria
Sistem urinaria
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem PencernaanAnatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaan
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
Anatomi Fisiologi  Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)Anatomi Fisiologi  Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
 
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem MuskuloskeletalPemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
 
Anatomi dan fisiologi Reproduksi Wanita
Anatomi dan fisiologi Reproduksi WanitaAnatomi dan fisiologi Reproduksi Wanita
Anatomi dan fisiologi Reproduksi Wanita
 
ANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaanANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaan
 
Organogenesis 2
Organogenesis 2Organogenesis 2
Organogenesis 2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
 
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
 
Fisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretra
Fisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretraFisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretra
Fisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretra
 
Sistem perkemihan (jenuarista, rischa)
Sistem perkemihan (jenuarista, rischa)Sistem perkemihan (jenuarista, rischa)
Sistem perkemihan (jenuarista, rischa)
 
ANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksi
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
 
Kuliah 13 sistem reproduksi jantan
Kuliah 13 sistem reproduksi jantanKuliah 13 sistem reproduksi jantan
Kuliah 13 sistem reproduksi jantan
 
histologi ginjal 2015
histologi ginjal 2015histologi ginjal 2015
histologi ginjal 2015
 

Ähnlich wie Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan (20)

Pengertian sistem urinaria
Pengertian sistem urinariaPengertian sistem urinaria
Pengertian sistem urinaria
 
Pengertian sistem urinaria
Pengertian sistem urinariaPengertian sistem urinaria
Pengertian sistem urinaria
 
Pengertian sistem urinaria
Pengertian sistem urinariaPengertian sistem urinaria
Pengertian sistem urinaria
 
Sistem+kemih
Sistem+kemihSistem+kemih
Sistem+kemih
 
Fisiologi sistem eksresi
Fisiologi sistem eksresiFisiologi sistem eksresi
Fisiologi sistem eksresi
 
Pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi
Pemenuhan kebutuhan eliminasi alviPemenuhan kebutuhan eliminasi alvi
Pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi
 
Urinarius
UrinariusUrinarius
Urinarius
 
Anfis perkemihan
Anfis perkemihanAnfis perkemihan
Anfis perkemihan
 
Sistem Urinaria.pptx
Sistem Urinaria.pptxSistem Urinaria.pptx
Sistem Urinaria.pptx
 
Makalah blok 10
Makalah blok 10Makalah blok 10
Makalah blok 10
 
Sistem perkemihan
Sistem perkemihanSistem perkemihan
Sistem perkemihan
 
Anfis perkemihan
Anfis perkemihanAnfis perkemihan
Anfis perkemihan
 
anfis-perkemihan.ppt
anfis-perkemihan.pptanfis-perkemihan.ppt
anfis-perkemihan.ppt
 
Sistem Urinaria.pptx
Sistem Urinaria.pptxSistem Urinaria.pptx
Sistem Urinaria.pptx
 
3. anfis-perkemihan
3. anfis-perkemihan3. anfis-perkemihan
3. anfis-perkemihan
 
Materi 6 Perkemihan 1.ppt
Materi 6 Perkemihan 1.pptMateri 6 Perkemihan 1.ppt
Materi 6 Perkemihan 1.ppt
 
Rangkuman tugas
Rangkuman tugasRangkuman tugas
Rangkuman tugas
 
SISTEM PERKEMIHAN.pptx
SISTEM PERKEMIHAN.pptxSISTEM PERKEMIHAN.pptx
SISTEM PERKEMIHAN.pptx
 
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaanMakalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
 
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaanMakalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
 

Kürzlich hochgeladen

2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 

Kürzlich hochgeladen (20)

2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 

Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan

  • 1. Created By: Widya Puspitasari, RN
  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5. Sistem perkemihan adalah : Suatu system yang di dalamnya terjadi penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat yang tidak digunakan oleh tubuh. Zat ini akan larut dalam air dan dikeluarkan oleh urin. Zat yang dibutuhkan tubuh akan beredar kembali dalam tubuh melalui pembuluh darah kapiler ginjal, masuk ke dalam pembuluh darah dan beredar ke seluruh tubuh.
  • 6. Sistem perkemihan disebut juga urinary system atau renal system. Terdiri dari : Dua buah ginjal yang membuang zat-zat sisa metabolisme atau zat yang berlebihan dalam tubuh serta membentuk urin. Dua buah ureter yang mentransport urin ke kandung kencing/bladder/vesika urinaria. Kandung kencing/bladder/vesika urinaria : tempat penampungan urin. Uretra : saluran yang mengalirkan urin dari bladder/ke kandung kencing/V.U keluar tubuh.
  • 7.  Ginjal merupakan organ yang terpenting dalam mempertahankan homeostatis cairan tubuh.  Ginjal terletak dalam rongga abdomen GINJAL retroperitoneal kiri dan kanan kolumna vertebralis, dikelilingi oleh lemak dan jaringan ikat di belakang peritoneum.  Batas atas ginjal kiri setinggi iga ke- 11 dan ginjal kanan setinggi iga ke-12  Setiap ginjal mempunyai panjang 11,25 cm, lebar 5-7 cm, dan tebal 2,5 cm.  Ginjal kiri memiliki ukuran lebih panjang dari pada ginjal kanan. Berat ginjal pria dewasa 150-170 gram dan wanita 115-155 gram. Bentuk ginjal seperti kacang, sisi dalam menghadap ke vertebra torakalis, sisi permukaannya cembung dan di atas setiap ginjal
  • 8.
  • 9.
  • 10.  Ginjal ditutup oleh kapsul tunika fibrosa yang kuat. Bila kapsula dibuka terlihat permukaan ginjal yang licin dengan warna merah tua.
  • 11.  Medula (bagian dalam) : substansi medularis terdiri atas pyramid renalis, jumlahnya antara 8-16 buah yang mempunyai basis sepanjang ginjal.  Korteks (bagian luar) : substansi kortekalis berwarna coklat merah, konsistensi lemak, dan bergranula. Substansi tepat di bawah fibrosa, melengkung sepanjang basis pyramid yang berdekatan dengan sinus renalis. Bagian dalam di antara pyramid dinamakan kolumna renalis.
  • 12.
  • 13.  Keseimbangan transportasi air dan zat terlarut  Ekskresi zat buangan  Menyimpan nutrient  Mengatur keseimbangan asam basa  Mengatur konsentrasi garam dalam darah  Membentuk urin dan sebagai tempat ekskresi
  • 14.  Satuan fungsional ginjal disebut juga nefron, mempunyai ±1,3 juta. Selama 24 jam nefron dapat menyaring 170 liter darah.  Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal. Lubang-lubang yang terdapat pada renal pyramid masing-masing membentuk simpul yang terdiri atas satu badan malpigi yang disebut glomerulus.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18. 1. Glomerulus : Bagian ini merupakan gulungan atau anyaman kapiler yang terletak di dalam kapsula Bowman menerima darah dari arteriole aferen dan meneruskan ke system vena melalui arteriol eferen . Kapsula Bowman ujung-ujung buntu tubulus ginjal seperti kapsula cekung menutupi glomerulus yang saling melilitkan diri berfungsi sebagai tempat terjadinya filtrasi.
  • 19.
  • 20. a. Elektro mikroskopis glomerulus. Glomerulus berdiameter 200 μm, dibentuk oleh invaginasi suatu anyaman kapiler yang menempati kapsula Bowman. b. Aparatus junkta glomerulus. Dinding arteriol bersentuhan dengan ansa Henle menjadi tebal karena sel-selnya mengandung butiran sekresi renin yang besar. Sel ini disebut sel junkta glomerulus. c. Sawar ginjal : adalah istilah yang digunakan untuk bangunan yang memisahkan darah kapiler glomerulus dari filtrate dalam rongga kapsula bowman.
  • 21. 2. Tubulus proksimal konvulta Tubulus ginjal yang langsung berhubungan dengan kapsula Bowman dengan panjang 15 mm dan diameter 55 μm. Berfungsi sebagai tempat reabsorpsi dan beberapa sekresi. Pada ginjal yang sehat nutrient organic seperti asam amino, glukosa, laktat, dan vitamin direabsorpsi, sedangkan zat-zat yang disekresikan seperti hydrogen, kalium kreatinin, ammonia dan asam organic serta obat-obatan yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.
  • 22. 3. Gelung Henle (ansa henle) : bentuknya lurus dari segmen tipis selanjutnya ke segmen tebal, panjangnya 12 mm. Berfungsi tempat pengenceran dan pemekatan urin. 4. Tubulus distal konvulta : bagian tubulus ginjal yang berkelok-kelok dan letaknya jauh dari kapsula Bowman panjangnya 5 mm. Berfungsi sebagai tempat reabsorpsi dan lebih banyak sekresi. 5. Duktus koligentis medula : saluran yang secara metabolic tidak aktif. Berfungsi untuk pemekatan urin dan menyalurkan urin ke renal pelvis.
  • 23. 4. Tubulus distal konvulta : bagian tubulus ginjal yang berkelok-kelok dan letaknya jauh dari kapsula Bowman panjangnya 5 mm. Berfungsi sebagai tempat reabsorpsi dan lebih banyak sekresi. 5. Duktus koligentis medula : saluran yang secara metabolic tidak aktif. Berfungsi untuk pemekatan urin dan menyalurkan urin ke renal pelvis.
  • 24.  Arteriol aferen merupakan cabang arteria interlobularis yang pendek dan lurus.  Tiap arteriol aferen bercabang-cabang menjadi gelung-gelung kapiler glomerulus.  Kapiler-kapiler ini kemudian bersatu membentuk arteriol eferen, yang kembali bercabang-cabang menjadi kapiler yang memberi darah ke tubulus (kapiler peritubulus)  Arteriol eferen dari tiap-tiap glomerulus membentuk kapiler-kapiler yang mengalirkan darah kesejumlah nefron.
  • 25.
  • 26.  Ginjal mendapat darah dari arteri renalis yang merupakan cabang dari aorta abdominalis sebelum masuk ke massa ginjal.  Arteri renalis mempunyai cabang besar yaitu arteri renalis anterior dan arteri renalis posterior.  Cabang anterior memberikan darah untuk ginjal anterior dan ventral dari ginjal sedangkan cabang posterior memberikan darah untuk ginjal posterior dan bagian dorsal.
  • 27. Ureter terdiri atas dua buah saluran masing-masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih, panjangnya 20 – 30 cm dan lebarnya 5mm. Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan peristaltic setiap 5 menit sekali untuk mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih.
  • 28. Lapisan Ureter 1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa) 2. Lapisan tengah (otot polos) 3. Lapisan sebelah dalam ( Lapisan mukosa)
  • 29. 1. Pars abdominal ureter : dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang peritoneum sebelah media anterior muskulus psoas mayor dan ditutupi oleh fasia subserosa. 2. Pars pelvis ureter : pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral dari kavum pelvis sepanjang tepi anterior dari insisura iskiadika mayor dan tertutup oleh peritoneum.
  • 30. 3. Ureter pada pria : ureter pada pria terdapat dalam fisura seminalis, bagian atasnya disilang oleh duktus deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Sewaktu menembus kandung kemih dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup, sedangkan pada waktu kandung kemih terisi penuh akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengembalian urin dari kandung kemih. 4. Ureter pada wanita : Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika berjalan ke bagian lateralis serviks uterus, bagian atas vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm. Ureter berjarak 2 cm dari sisi serviks uterus.
  • 31.  Organ cekung yang dapat berdistensi dan tersusun atas jaringan otot serta merupakan wadah tempat urin dan merupakan organ ekresi.  Kandung kemih berada di dalam rongga panggul dibelakang simpisis pubis. Pada pria kandung kemih terletak pada rectum bagian posterior pada wanita terletak disebelah anterior tepat dibelakang ospubis. Bentuk kandung kemih berubah saat terisi dengan urin.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.  Kandung kemih dapat menampung urin sekitar 600 ml urin, pengeluaran urin hanya 300 ml. Dalam keadaan penuh kandung kemih membesar dan membentang sampai ke simpisis pubis. Kandung kemih pada wanita hamil janin mendorong kandung kemih menimbulkan perasaan penuh dan mengurangi daya tampung kandung kemih.  Dua ureter bermuara secara oblik di sebelah basis, letak oblik menghindarkan urine mengalir kembali ke dalam ureter. Ureter keluar dari kandung kemih sebelah depan. Daerah segitiga antara dua lubang ureter dan uretra disebut segitiga kandung kemih (trigonum vesica urinarius). Pada wanita, kandung kemih terletak di antara simpisis pubis, uterus, dan vagina. Dari uterus kandung kemih dipisahkan oleh lipatan peritoneum.
  • 36. 1. Lapisan mukosa didalam, 2. Lapisan submukosa pada jaringan penyambung, 3. Lapisan otot serta 4. Lapisan serosa di bagian luar.
  • 37.  Kontraksi peristaltic ureter 1-5 kali/menit akan menggerakkan urine dari pelvis renalis ke dalam kandung kemih dan disemprotkan setiap gelombang peristaltic.  Ureter yang berjalan miring melalui dinding kandung kemih untuk menjaga ureter tertutup selama gelombang peristaltic untuk mencegah urin tidak kembali ke ureter.
  • 38. Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine, yaitu : 1. Filtrasi (penyaringan) : kapsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam glomerus yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerulus (urine primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asam amino dan garam-garam.
  • 39. 2. Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urine primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi. 3. Ekskesi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsorpsi aktif ion Na+ dan Cl-dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis.
  • 40.
  • 41. Miksi/mikturisi merupakan proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Mikturisi merupakan gerakan yang dapat dikendalikan dan ditahan oleh pusat-pusat persarafan.
  • 42. 1. Sejumlah urin (sekitar 200-300 ml) akan menyebabkan regangan pada kandung kencing. 2. Regangan akan merangsang reseptor regangan, sinyal akan diteruskan melalui syaraf afferen kenervus pelvikus di medulla spinalis. 3. Di medulla spinalis sinyal akan diteruskan ke nervus motorik parasimpatis dan melalui interneuron di bawa ke hipotalamus yang akan dihantarkan ke otak sehingga manusia mempersepsikan keinginan untuk BAK.
  • 43.
  • 44. 4. Sinyal dari nervus motorik parasimpatis akan dibawa oleh saraf efferen ke otot detrusor dan menstimulasi otot tersebut untuk berkontraksi. 5. Kontraksi otot detrusor menyebabkan semakin meningkatnya tekanan di kandung kemih, tetapi urin tidak keluar sampai spingter internal dan eksternal relaksasi (Relaksasi spingter uretra internal dan eksternal ini di bawah kontrol volunter). 6. Ketika volume urin di kandung kemih meningkat sampai dengan 600 ml akan meningkatkan rangsangan pada reseptor regangan sehingga sensasi semakin kuat. 7. Refleks yang dihasilkan cukup kuat untuk membuka spingter uretra internal terbuka sehingga spingter uretra eksternalpun terangsang relaksasi dan terjadilah pengeluaran urin.
  • 45. Uretra merupakan alur sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan urin ke luar.
  • 46. Uretra pria mulai dari orifisium uretra interna di dalam kandung kemih sampai orifisium uretra eksterna pada penis, panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri atas bagian-bagian berikut: 1. Uretra prostatika : saluran terlebar, panjangnya 3 cm berjalan hampir vertical melalui glandula prostat 2. Uretra pars membranase : uretra ini merupakan saluran yang paling pendek dan paling dangkal
  • 47. 3. Uretra pars kavernosa : uretra ini mempunyai saluran terpanjang dari uretra, terdapat di dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya ± 15 cm mulai dari pars membranase sampai ke orifisium superfisialis dari diafragma urogenitalis 4. Orifisium uretra eksterna : bagian ini merupakan bagian erector yang paling berkontraksi, berupa sebuah celah vertical.
  • 48.  Terletak di belakang simpisis, salurannya dangkal, panjangnya ± 4 cm, mulai dari orifisium uretra interna sampai ke orifisium uretra eksterna. Uretra ini menembus fasia diafragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan vagina. Jaraknya ± 2,5 cm di belakang gland klitoris.  Uretra wanita jauh lebih pendek daripada uretra pria dan terdiri atas lapisan otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka
  • 49. 1. Tunika muskularis 2. Lapisan spongeosa berjalan pleksus dari vena-vena 3. Lapisan mukosa sebelah dalam