SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 15
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Akuntansi Dasar 2 - Modul
BAB 4 Persediaan (inventory) 48
BAB 4 Persediaan – (inventory)
Tujuan Pengajaran:
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan pengertian persediaan
2. Menjelaskan sistem akuntansi dalam persediaan
3. Menjelaskan bagaimana persediaan dinilai
4. Menghitung nilai persediaan akhir sistem periodik dan sistem perpetual dengan metode
FIFO, LIFO dan rata-rata (average)
5. Menjelaskan perhitungan harga pokok penjualan dan laba kotor
PENGERTIAN PERSEDIAAN
Persediaan barang dagangan (merchandise inventory) merupakan barang-barang yang
dimiliki perusahaan untuk dijual kembali dalam kegiatan operasional normal
perusahaan. Persediaan pada perusahaan pabrikan terdiri dari persediaan bahan baku,
persediaan dalam proses dan persediaan barang jadi.
Dasar-dasar Persediaan
- Neraca dalam perusahaan manufaktur dan dagang menggambarkan persediaan
merupakan aktiva lancar yang jumlahnya sangat besar.
- Laporan rugi laba, persediaan merupakan hal yang sangat menentukan
keuntungan atau hasil usaha.
- Pendapatan kotor, (penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan) diawasi
oleh manajemen perusahaan, pemilik maupun pihak-pihak lain.
Karakteristik Persediaan Barang Dagangan
1. Persediaan Barang Dagangan dimiliki oleh perusahaan
2. Dalam bentuk siap untuk dijual
Pengelompokan Persediaan dalam Lingkungan Pabrikan (manufacturing)
1. Persediaan pabrikan mungkin bukan merupakan persediaan yang siap dijual
2. Diklasifikasikan dalam tiga kategori:
a. barang jadi, siap dijual kepada konsumen
Akuntansi Dasar 2 - Modul
BAB 4 Persediaan (inventory) 49
b. sedang dalam proses produksi, beberapa tahap produksi (belum
selesai)
c. bahan baku atau mentah, komponen atau bahan yang siap untuk
digunakan dalam proses produksi
Penentuan Kuantitas Persediaan
Dalam mempersiapkan laporan keuangan perlu ditentukan:
1. Jumlah unit dalam persediaan dengan cara menghitung, menimbang atau
mengukur jumlah barang persediaan secara fisik yang ada di perusahaan.
2. Kepemilikan barang.
Pengelolaan Fisik Persediaan
Prinsip-prinsip pengendalian intern untuk persediaan meliputi:
1. Pemisahan tugas, penghitungan persediaan dilakukan oleh karyawan yang
bukan bertugas mengawasi persediaan.
2. Penyelenggaraan pertanggungjawaban, masing-masing bagian dalam
pengelolaan persediaan wajib menggunakan otorisasi yang otentik.
3. Verifikasi intern yang independen, penghitungan ulang persediaan oleh
petugas yang lain dan dilakukan penandaan terhadap item barang persediaan.
Penandaan hanya dilakukan sekali.
4. Prosedur pendokumentasian, menggunakan penandaan barang dengan
dokumen yang sudah dinomori sebelumnya (prenumbered)
Kepemilikan Persediaan dalam Perjalanan
1. Persediaan barang dalam perjalanan, meliputi pihak yang berhak menerima
persediaan.
2. FOB (Free on Board), shipping point. Kepemilikan barang menjadi milik
pembeli pada saat diserahkan penjual kepada penyelenggara transportasi atau
pihak perusahaan pengirim barang yang independen.
3. FOB (Free on Board) destination point. Kepemilikan barang masih berada di
penjual sampai barang tersebut diterima oleh pembeli.
Akuntansi Dasar 2 - Modul
BAB 4 Persediaan (inventory) 50
GAMBAR 4.1 - Syarat Penjualan
Barang Konsinyasi
Konsinyasi: Pemegang atau penjual barang (consignee) bukan merupakan pemilik
barang. Karakteristiknya:
1. Kepemilikan tetap berada ditangan pemilik barang (consignor) sampai barang
tersebut terjual.
2. Barang konsinyasi merupakan persediaan barang dagangan milik consignor,
bukan persediaan milik consignee.
Sistem Akuntansi Persediaan
1. Perpetual (perpetual inventory system)
Sistem pencatatan perpetual selalu membuat catatan setiap terjadinya mutasi
persediaan (pembelian, penjualan, ataupun retur)
2. Periodik (periodic inventory system)
Pada akhir periode akuntansi dengan menggunakan sistem pencatatan periodik
harus melakukan pengecekan fisik terhadap persediaan (stock opname of
inventories) dengan cara mengukur dan menghitung berapa jumlah barang
yang ada di gudang. Sistem pencatatan ini pada akhir periode dibutuhkan ayat
jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Untuk persediaan awal :
Ikhtisar Rugi Laba (income summary) xxx
Persediaan (inventories) xxx
Akuntansi Dasar 2 - Modul
BAB 4 Persediaan (inventory) 51
Untuk persediaan akhir :
Persediaan (inventories) xxx
Ikhtisar Rugi Laba (income summary) xxx
PENILAIAN PERSEDIAAN
1. Penilaian dengan pendekatan arus harga pokok (cost basic flow approach)
Dalam pendekatan ini terdapat dua sistem pencatatan persediaan yaitu sistem
periodik dan sistem perpetual yang masing-masing ada tiga cara penilaian
persediaan, yaitu:
a. FIFO (First in First Out), masuk pertama keluar pertama
Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan awal
(pertama) masuk akan dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga
persediaan akhir dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang
terakhir masuk (dibeli). Metode ini cenderung menghasilkan
persediaan yang nilainya tinggi dan berdampak pada nilai aktiva
perusahaan yang dibeli.
b. LIFO (Last In First Out), masuk terakhir keluar pertama
Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan
terakhir masuk akan dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga
persediaan akhir dinilai dan dilaporkan berdasarkan nilai perolehan
persediaan yang awal (pertama) masuk atau dibeli. Metode ini
cenderung menghasilkan nilai persediaan akhir yang rendah dan
berdampak pada nilai aktiva perusahaan yang rendah.
c. Metode Rata-rata (average method)
Dengan menggunakan metode ini nilai persediaan akhir akan
menghasilkan nilai antara nilai persediaan metode FIFO dan nilai
persediaan LIFO. Metode ini juga akan berdampak pada nilai harga
pokok penjualan dan laba kotor.
Akuntansi Dasar 2 - Modul
BAB 4 Persediaan (inventory) 52
2. Penilaian Persediaan Selain Arus Harga Pokok
Dalam pendekatan ini ada tiga metode yang digunakan, yaitu:
a. Lower Cost of Market
Yaitu metode harga terendah antara harga pokok dan harga pasar.
Metode ini dapat diterapkan dalam kondisi persediaan tidak normal,
misalnya cacat, rusak dan kadaluarsa. Pokok dari metode ini adalah
membandingkan nilai yang lebih rendah antara nilai pasar
(replacement value) dan nilai perolehan (cost). Nilai pasar yang akan
dipilih harus dibatasi, yaitu tidak boleh lebih rendah dari batas bawah
(floor limit) dan tidak boleh lebih tinggi dari batas atas (ceiling limit).
b. Gross Profit Method
Metode laba kotor ini bersifat estimasi dalam penilaian persediaannya.
Biasanya diterapkan karena keterbatasan dokumen yang terkait dengan
persediaan, misalnya karena terjadi bencana kebakaran dan banjir.
Dasar penilaian persediaannya adalah pada persentase laba kotor
perusahaan tahun berjalan atau rata-rata selama beberapa tahun.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1) mengestimasi nilai penjualan tahun berjalan,
2) menghitung nilai harga pokok penjualan berdasarkan pada
persentase laba kotor yang telah diketahui dan
3) menghitung estimasi nilai persediaan akhir dengan
mengurangkan harga pokok penjualan terhadap penjualan
c. Retail Method
Metode eceran ini menilai persediaan akhir dengan cara menghitung
terlebih dahulu nilai persediaan akhir berdasarkan eceran. Nilaii
persediaan akhir dengan harga pokok akan diketahui dengan cara
menghitung rasio antara nilai persediaan yang tersedia untuk dijual
dengan pendekatan harga pokok dibandingkan dengan pendekatan
ritel. Kemudian rasio yang diperoleh dikalikan dengan persediaan
akhir yang dinilai dengan pendekatan eceran dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Akuntansi Dasar 2 - Modul
BAB 4 Persediaan (inventory) 53
= X
Contoh Soal:
Tanggal Keterangan Kuantitas Harga
2 Jan
10 Maret
5 April
7 Mei
21 Sept
18 Nov
20 Nov
10 Des
Persediaan awal
Pembelian
Penjualan
Penjualan
Pembelian
Pembelian
Penjualan
Penjualan
200 unit
300 unit
200 unit
100 unit
400 unit
100 unit
200 unit
200 unit
Rp. 9.000
Rp.10.000
Rp.15.000
Rp.15.000
Rp.11.000
Rp.12.000
Rp.17.000
Rp.18.000
a) hitunglah nilai persediaan akhir (per 31 Desember 2001) sistem periodik dan
sistem perpetual dengan metode FIFO, LIFO dan rata-rata (average)!
b) Hitunglah harga pokok penjualan dan laba kotor!
Jawaban :
Persediaan Akhir
1. Sistem Periodik
Persediaan awal (2 Jan 2001) 200 unit
Pembelian 800 unit
Barang tersedia untuk dijual 1.000 unit
Penjualan 700 unit
Persediaan akhir (31 Des 2001) 300 unit
Barang tersedia untuk dijual:
Tanggal Keterangan Unit Harga/unit Total Harga
02/01 Persediaan awal 200 9.000 1.800.000
10/03 Pembelian 300 10.000 3.000.000
21/09 Pembelian 400 11.000 4.400.000
18/11 Pembelian 100 12.000 1.200.000
1.000 10.400.000
a) FIFO (masuk pertama keluar pertama)
Persediaan akhir
Persediaan
akhir menurut
harga pokok
Barang sedia dijual
menurut harga pokok
Barang sedia dijual
menurut harga eceran
Persediaan akhir
menurut eceran
Akuntansi Dasar 2 - Modul
BAB 4 Persediaan (inventory) 54
b) LIFO (masuk terakhir keluar pertama)
Persediaan akhir
c) Rata-rata (average)
Harga rata-rata per unit = Rp. 10.400.000 / 1.000 unit
= Rp. 10.400
Persediaan akhir = 300 unit x Rp. 10.400
= Rp. 3.120.000
2. Sistem Perpetual
a. FIFO (masuk pertama keluar pertama)
Tanggal Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan
unit Harga /unit Total
harga
unit Harga
/unit
Total harga unit Harga
/unit
Total
harga
02/01 - - - - - - 200 9.000 1.800.000
10/03 300
-
10.000
-
3.000.000
-
-
-
-
-
-
-
200
300
9.000
10.000
1.800.000
3.000.000
05/04 - - - 200 9.000 1.800.000 300 10.000 3.000.000
07/05 - - - 100 10.000 1.000.000 200 10.000 2.000.000
21/09 400 11.000 4.400.000 - - - 200 10.000 2.000.000
18/11 100
-
-
12.000
-
-
1.200.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
200
400
100
10.000
11.000
12.000
2.000.000
4.400.000
1.200.000
20/11 -
-
-
-
-
-
200
-
10.000
-
2.000.000
-
400
100
11.000
12.000
4.400.000
1.200.000
10/12 -
-
-
-
-
-
200
-
11.000
-
2.200.000 200
100
11.000
12.000
2.200.000
1.200.000
Total 800 - 8.600.000 700 - 7.000.000 300 - 3.400.000
Tanggal Unit Harga/unit Total harga
(Rp)
21/09 200 Rp. 11.000 2.200.000
18/11 100 Rp. 12.000 1.200.000
Jumlah 300 3.400.000
Tanggal Unit Harga/unit Total harga
(Rp)
02/01 200 Rp. 9.000 1.800.000
10/03 100 Rp. 10.000 1.000.000
Jumlah 300 2.800.000
Akuntansi Dasar 2 - Modul
BAB 4 Persediaan (inventory) 55
b. LIFO (masuk terakhir keluar pertama)
Tanggal Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan
unit Harga /unit Total
harga
unit Harga
/unit
Total harga unit Harga
/unit
Total
harga
02/01 - - - - - - 200 9.000 1.800.000
10/03 300
-
10.000
-
3.000.000
-
-
-
-
-
-
-
200
300
9.000
10.000
1.800.000
3.000.000
05/04 -
-
-
-
-
-
200
-
10.000
-
2.000.000
-
200
300
9.000
10.000
1.800.000
1.000.000
07/05 - - - 100 10.000 1.000.000 200 9.000 1.800.000
21/09 400
-
11.000
-
4.400.000
-
-
-
-
-
-
-
200
400
9.000
11.000
1.800.000
4.400.000
18/11 100
-
-
12.000
-
-
1.200.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
200
400
100
9.000
11.000
12.000
1.800.000
4.400.000
1.200.000
20/11 -
-
-
-
-
-
100
100
11.000
12.000
1.100.000
1.200.000
200
300
9.000
11.000
1.800.000
3.300.000
10/12 -
-
-
-
-
-
200
-
11.000
-
2.200.000 200
100
9.000
11.000
1.800.000
1.100.000
Total 800 - 8.600.000 700 - 7.500.000 300 - 2.900.000
c. Rata-rata (average)
Tanggal Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan
unit Harga /unit Total
harga
unit Harga
/unit
Total harga unit Harga
/unit
Total
harga
02/01 - - - - - - 200 9.000 1.800.000
10/03 300 10.000 3.000.000 - - - 500 9.600 4.800.000
05/04 - - - 200 9.600 1.920.000 300 9.600 2.880.000
07/05 - - - 100 9.600 1.960.000 200 9.600 1.920.000
21/09 400 11.000 4.400.000 - - - 600 10.530 6.320.000
18/11 100 12.000 1.200.000 - - - 700 10.740 7.520.000
20/11 - - - 200 10.740 2.148.000 500 10.740 5.372.000
10/12 - - - 200 10.740 2..148.000 300 10.740 3.224.000
Total 800 - 8.600.000 700 - 7.176.000 300 - 3.224.000
Harga Pokok Penjualan
1. Sistem Periodik
FIFO LIFO Rata-rata
Persediaan awal
Pembelian
Barang tersedia utk dijual
Persediaan akhir
Harga Pokok penjualan
1.800.000
8.600.000
10.400.000
(3.400.000)
7.000.000
1.800.000
8.600.000
10.400.000
(2.800.000)
7.600.000
1.800.000
8.600.000
10.400.000
(3.120.000)
7.280.000
Akuntansi Dasar 2 - Modul
BAB 4 Persediaan (inventory) 56
2. Sistem Perpetual
FIFO LIFO Rata-rata
Persediaan awal
Pembelian
Barang tersedia utk dijual
Persediaan akhir
Harga Pokok penjualan
1.800.000
8.600.000
10.400.000
(3.400.000)
7.000.000
1.800.000
8.600.000
10.400.000
(2.900.000)
7.500.000
1.800.000
8.600.000
10.400.000
(3.224.000)
7.176.000
Penjualan
Laba Kotor
1. Sistem Periodik
FIFO LIFO Rata-rata
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
11.500.000
(7.000.000)
4.500.000
11.500.000
(7.600.000)
3.900.000
11.500.000
(7.280.000)
4.220.000
2. Sistem Perpetual
FIFO LIFO Rata-rata
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
11.500.000
(7.000.000)
4.500.000
11.500.000
(7.500.000)
4.000.000
11.500.000
(7.176.000)
4.324.000
Jurnal
1. Periodik (FIFO)
Mencatat Pembelian:
Pembelian Rp. 8.600.000
Utang usaha/Kas Rp. 8.600.000
Tanggal Unit Harga/unit Total harga
(Rp)
05/04 200 Rp. 15.000 3.000.000
07/05 100 Rp. 15.000 1.500.000
20/11 200 Rp. 17.000 3.400.000
10/12 200 Rp. 18.000 3.600.000
Total 700 - 11.500.000
Akuntansi Dasar 2 - Modul
BAB 4 Persediaan (inventory) 57
Mencatat Penjualan:
Piutang Usaha/Kas Rp. 11.500.000
Penjualan Rp. 11.500.000
Penyesuaian untuk Persediaan:
Ikhtisar Rugi Laba Rp. 1.800.000
Persediaan Rp. 1.800.000
Persediaan Rp. 3.400.000
Ikhtisar Rugi Laba Rp. 3.400.000
2. Perpetual (FIFO)
Mencatat Pembelian:
Persediaan Rp. 8.600.000
Utang Usaha/Kas Rp. 8.600.000
Mencatat Penjualan:
Piutang Usaha Rp. 11.500.000
Penjualan Rp. 11.500.000
Harga Pokok Penjualan Rp. 7.000.000
Persediaan Rp. 7.000.000
KASUS 4.1
Dibawah ini terdapat catatan mengenai persediaan PT. Khatulistiwa selama bulan
September 2008 sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Kuantitas Harga
1 Sept
5 Sept
12 Sept
22 Sept
27 Sept
30 Sept
Persediaan awal
Pembelian, termin 2/10,n/60
Pembelian, termin 2/10,n/30
Penjualan
Pembelian, termin 5/10,n/30
Penjualan
100 unit
500 unit
100 unit
300 unit
100 unit
50 unit
Rp.10.000
Rp.12.000
Rp.15.000
Rp.25.000
Rp 20.000
Rp.30.000
Akuntansi Dasar 2 - Modul
BAB 4 Persediaan (inventory) 58
Diminta: tentukan nilai persediaan akhir, harga pokok penjualan dan laba kotor jika
diasumsikan perusahaan menerapkan sistem periodik FIFO dan sistem perpetual
LIFO.
Jawaban :
Periodik FIFO
Persediaan yang tersedia untuk dijual (unit) ialah:
= 100 + 500 + 100 + 100
= 800 unit
Persediaan yang tersedia untuk dijual:
= [(100xRp. 10.000)+(500xRp.12.000)+(100xRp.15.000)+(100xRp.20.000)]
= Rp. 10.500.000
Unit persediaan akhir:
= Persediaan yang tersedia untuk dijual – unit terjual
= 800 unit – 350 unit
= 450 unit
Nilai unit akhir:
= 100 unit @ Rp. 20.000 = Rp. 2.000.000
= 100 unit @ Rp. 15.000 = Rp. 1.500.000
= 250 unit @ Rp. 12.000 = Rp. 3.000.000
450 unit = Rp. 6.500.000
Harga pokok penjualan:
= Nilai persediaan yang tersedia untuk dijual – nilai persediaan akhir
= Rp. 10.500.000 – Rp. 6.500.000
= Rp. 4.000.000
Akuntansi Dasar 2 - Modul
BAB 4 Persediaan (inventory) 59
Laba Kotor:
= Hasil penjualan – Harga pokok penjualan
= Rp. 9.000.000 – Rp. 4.000.000
= Rp. 5.000.000
Perpetual LIFO
Tanggal Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan
unit Harga /unit Total
harga
unit Harga
/unit
Total harga unit Harga
/unit
Total
harga
01/09 - - - - - - 100 10.000 1.000.000
05/09 300 12.000 6.000.000 -
-
-
-
-
-
100
500
10.000
12.000
1.000.000
6.000.000
12/09 100
-
15.000
-
1.500.000
-
-
-
-
-
-
-
100
500
100
10.000
12.000
15.000
1.000.000
6.000.000
1.500.000
22/09 - - - 100
200
15.000
12.000
1.500.000
2.400.000
100
300
10.000
12.000
1.000.000
3.600.000
27/09 100
-
20.000
-
2.000.000
-
-
-
-
-
-
-
100
300
100
10.000
12.000
20.000
1.000.000
3.600.000
2.000.000
30/09
-
-
-
50
-
-
20.000
-
-
1.000.000
-
-
100
300
50
10.000
12.000
20.000
1.000.000
3.600.000
1.000.000
Total 700 - 9.500.000 350 - 4.900.000 450 - 5.600.000
Jadi dengan metode perpetual LIFO dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:
Nilai persediaan akhir Rp. 5.600.000
Harga Pokok penjualan Rp. 4.900.000
Laba kotor = Rp. 9.000.000 – Rp. 4.900.000
= Rp. 4.100.000
KASUS 4.2
Data yang berhubungan dengan persediaan PT. Andromeda adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Kuantitas Harga
1 Juli
8 Juli
9 Juli
13 Juli
19 Juli
23 Juli
25 Juli
Persediaan awal
Pembelian
Penjualan
Pembelian
Penjualan
Pembelian
Penjualan
55 unit
25 unit
60 unit
40 unit
30 unit
50 unit
10 unit
Rp.320
Rp.325
Rp.400
Rp.328
Rp.600
Rp.330
Rp.620
Akuntansi Dasar 2 - Modul
BAB 4 Persediaan (inventory) 60
Diminta: Hitunglah harga pokok persediaan pada 31 Juli 2005 jika PT. Andromeda
menggunakan penetapan harga pokok metode LIFO dengan sistem persediaan
periodik dan perpetual.
Jawaban:
Periodik LIFO
Unit tersedia untuk dijual
= 55 + 25 + 40 + 50
= 170 unit
Nilai persediaan tersedia untuk dijual
= [(55xRp. 320)+(25xRp.325)+(40xRp.328)+(50xRp.330)
= 17.600+8.125+13.120+16.500
= Rp. 55.345
Jumlah unit persediaan akhir
= unit tersedia untuk dijual – unit yang terjual
= 170 unit – 100 unit = 70 unit
Nilai persediaan akhir (70 unit)
= 55 x Rp. 320 = Rp. 17.600
= 15 x Rp. 325 = Rp. 4.875
= 70 unit = Rp. 22.475
Harga pokok penjualan
= Nilai persediaan tersedia untuk dijual – nilai persediaan akhir
= Rp. 55.345 – Rp. 22.475
= Rp. 32.870
Akuntansi Dasar 2 - Modul
BAB 4 Persediaan (inventory) 61
Laba Kotor
= Hasil penjualan – harga pokok penjualan
= [(400x60)+(600x30)+(620x10) – Rp.32.870]
= (24.000+18.000+6.200) – Rp.32.870
= Rp. 48.200 – Rp. 32.870
= Rp. 15.330
Perpetual LIFO
Tgl Pembelian Penjualan Saldo
01/07 - - 55@Rp.320=Rp.17.600
08/07 25 @ Rp.325 = Rp.8.125 - 55@Rp.320=Rp.17.600
25@ Rp.325=Rp. 8.125
09/07 - 25 @ Rp.325 = Rp.8.125
35@ Rp.320 = Rp. 11.200
20@Rp. 320=Rp.6.400
13/07 40 @ Rp.328 = Rp.13.120 - 20@Rp. 320=Rp.6.400
40 @ Rp.328=Rp.13.120
19/07 - 30 @ Rp.328 = Rp. 9.840 20@Rp. 320=Rp.6.400
10@Rp.328=Rp.3.280
23/07 50 @ Rp. 330 = Rp. 16.500 - 20@Rp. 320=Rp.6.400
10@Rp.328=Rp 3.280
5@ Rp.330 = Rp.16.500
25/07 10 @ Rp.330 = Rp. 3.300 20@Rp. 320=Rp.6.400
10@Rp.328=Rp 3.280
40@Rp.330=Rp.13.200
31/07 115 unit Rp.37.745 100 unit Rp. 32.465 70 unit Rp. 22.880
Harga pokok penjualan Persediaan akhir
Jadi dengan menerapkan metode perpetual LIFO dapat diketahui sebagai berikut:
Nilai Persediaan akhir sebesar Rp.22.880
Harga pokok penjualan sebesar Rp.32.465
Laba Kotor = Rp.48.200 – Rp.32.465
= Rp. 5.735
Akuntansi Dasar 2 - Modul
BAB 4 Persediaan (inventory) 62
Soal-soal Latihan
1. Catatan akuntansi PT. Galactica menunjukkan pembelian dan pemakaian
bahan dalam bulan Maret 2007 adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Kuantitas Harga
1 Maret
4 Maret
8 Maret
11 Maret
25 Maret
30 Maret
Persediaan awal
Pembelian
Pembelian
Penjualan
Pembelian
Pembelian
200 unit
300 unit
100 unit
250 unit
300 unit
300 unit
Rp.150
Rp.170
Rp.190
Rp.230
Rp.200
Rp.330
Diminta: Hitung persediaan akhir:harga pokok penjualan, dan laba kotor jika
perusahaan menerapkan FIFO periodik dan rata-rata (average) perpetual.
2. PT. Integro mencatat transaksi-transaksi persediaan selama periode bulan
November 2004 sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Kuantitas Harga
1 Nov
3 Nov
4 Nov
8 Nov
9 Nov
11 Nov
13 Nov
23 Nov
29 Nov
Pembelian
Penjualan
Pembelian
Pembelian
Penjualan
Penjualan
Pembelian
Penjualan
Pembelian
600 unit
500 unit
1.500 unit
800 unit
1.400 unit
600 unit
1.200 unit
1.200 unit
800 unit
Rp.6.000
Rp.9.000
Rp.5.500
Rp.6.250
Rp.9.000
Rp.10.000
Rp.6.300
Rp.10.000
Rp.6.500
Diminta : hitunglah jumlah persediaan akhir dan harga pokok penjualan (HPP)
dengan menggunakan metode periodik dan perpetual FIFO, metode periodik
dan perpetual LIFO.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Activity Based Costing (ABC)
Activity Based Costing (ABC)Activity Based Costing (ABC)
Activity Based Costing (ABC)
Indra Yu
 
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANHARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
Ownskin
 
Biaya standar suatu alat pengendalian manajerial
Biaya standar  suatu alat pengendalian manajerialBiaya standar  suatu alat pengendalian manajerial
Biaya standar suatu alat pengendalian manajerial
Iffa Tabahati
 
Bab 4 metode harga pokok proses
Bab 4   metode harga pokok prosesBab 4   metode harga pokok proses
Bab 4 metode harga pokok proses
Bogel MumedtNdase
 
Makalah teori akuntansi (sejarah perkembangan akuntansi) jiantari c 301 09 013
Makalah teori akuntansi (sejarah perkembangan akuntansi) jiantari c 301 09 013Makalah teori akuntansi (sejarah perkembangan akuntansi) jiantari c 301 09 013
Makalah teori akuntansi (sejarah perkembangan akuntansi) jiantari c 301 09 013
Jiantari Marthen
 

Was ist angesagt? (20)

Konsep Dasar Biaya
Konsep Dasar BiayaKonsep Dasar Biaya
Konsep Dasar Biaya
 
Manajemen Kas
Manajemen Kas Manajemen Kas
Manajemen Kas
 
Activity Based Costing (ABC)
Activity Based Costing (ABC)Activity Based Costing (ABC)
Activity Based Costing (ABC)
 
Audit atas Persediaan
Audit atas PersediaanAudit atas Persediaan
Audit atas Persediaan
 
Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)
Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)
Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)
 
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
 
Activity Based Costing
Activity Based CostingActivity Based Costing
Activity Based Costing
 
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANHARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
 
Kelompok 5 ppt persediaan barang dagang
Kelompok 5 ppt persediaan barang dagangKelompok 5 ppt persediaan barang dagang
Kelompok 5 ppt persediaan barang dagang
 
Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Akuntansi Perusahaan ManufakturAkuntansi Perusahaan Manufaktur
Akuntansi Perusahaan Manufaktur
 
Sistem Akuntansi dan Pelaporan keuangan Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi dan Pelaporan keuangan Pemerintah PusatSistem Akuntansi dan Pelaporan keuangan Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi dan Pelaporan keuangan Pemerintah Pusat
 
Biaya standar suatu alat pengendalian manajerial
Biaya standar  suatu alat pengendalian manajerialBiaya standar  suatu alat pengendalian manajerial
Biaya standar suatu alat pengendalian manajerial
 
Manajemen Keuangan: Persediaan
Manajemen Keuangan: PersediaanManajemen Keuangan: Persediaan
Manajemen Keuangan: Persediaan
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
 
aset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiaset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasi
 
Bab 4 metode harga pokok proses
Bab 4   metode harga pokok prosesBab 4   metode harga pokok proses
Bab 4 metode harga pokok proses
 
Bab 4 & 5 piutang & persediaan
Bab 4 & 5 piutang & persediaanBab 4 & 5 piutang & persediaan
Bab 4 & 5 piutang & persediaan
 
Bab. 8 Penjaminan Simpanan dan Bab. 9 Surat Berharga Diterbitkan
Bab. 8 Penjaminan Simpanan dan Bab. 9 Surat Berharga DiterbitkanBab. 8 Penjaminan Simpanan dan Bab. 9 Surat Berharga Diterbitkan
Bab. 8 Penjaminan Simpanan dan Bab. 9 Surat Berharga Diterbitkan
 
Makalah teori akuntansi (sejarah perkembangan akuntansi) jiantari c 301 09 013
Makalah teori akuntansi (sejarah perkembangan akuntansi) jiantari c 301 09 013Makalah teori akuntansi (sejarah perkembangan akuntansi) jiantari c 301 09 013
Makalah teori akuntansi (sejarah perkembangan akuntansi) jiantari c 301 09 013
 
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya Overhead PabrikAnggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
 

Ähnlich wie Bab 4-persediaan

Bab 4-persediaan
Bab 4-persediaanBab 4-persediaan
Bab 4-persediaan
Winny Bong
 
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOPbiaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
Ownskin
 
Ch08 - accounting intermediate - IND
Ch08 - accounting intermediate - INDCh08 - accounting intermediate - IND
Ch08 - accounting intermediate - IND
Maiya Maiya
 
Persediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakanPersediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakan
sulkhi
 
Sistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnSistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya Taksirn
Adi Jauhari
 

Ähnlich wie Bab 4-persediaan (20)

Akuntansi persediaan ok
Akuntansi persediaan okAkuntansi persediaan ok
Akuntansi persediaan ok
 
Bab 4-persediaan
Bab 4-persediaanBab 4-persediaan
Bab 4-persediaan
 
Pengantar Akuntansi - BAB IV
Pengantar Akuntansi - BAB IVPengantar Akuntansi - BAB IV
Pengantar Akuntansi - BAB IV
 
Persediaan
PersediaanPersediaan
Persediaan
 
Bab 07_Persediaan.pptx
Bab 07_Persediaan.pptxBab 07_Persediaan.pptx
Bab 07_Persediaan.pptx
 
Costing and controls of materials
Costing and controls of materialsCosting and controls of materials
Costing and controls of materials
 
Audit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Audit Siklus Persediaan Dan PergudanganAudit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Audit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
 
Akuntansi-persediaan.pdf
Akuntansi-persediaan.pdfAkuntansi-persediaan.pdf
Akuntansi-persediaan.pdf
 
Bab 6_Akuntansi Persediaan.pptx
Bab 6_Akuntansi Persediaan.pptxBab 6_Akuntansi Persediaan.pptx
Bab 6_Akuntansi Persediaan.pptx
 
Pertemuan 11 Biaya Bahan.pptx
Pertemuan 11 Biaya Bahan.pptxPertemuan 11 Biaya Bahan.pptx
Pertemuan 11 Biaya Bahan.pptx
 
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOPbiaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
 
akuntansi kelompok 5 (1).pptx
akuntansi kelompok 5 (1).pptxakuntansi kelompok 5 (1).pptx
akuntansi kelompok 5 (1).pptx
 
Ch08 - accounting intermediate - IND
Ch08 - accounting intermediate - INDCh08 - accounting intermediate - IND
Ch08 - accounting intermediate - IND
 
Kieso - Chapter 8 Inventories (1).pptx
Kieso - Chapter 8 Inventories (1).pptxKieso - Chapter 8 Inventories (1).pptx
Kieso - Chapter 8 Inventories (1).pptx
 
2. Persediaan.ppt
2. Persediaan.ppt2. Persediaan.ppt
2. Persediaan.ppt
 
aaaa
aaaaaaaa
aaaa
 
Persediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakanPersediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakan
 
Pertemuan 5.pptx
Pertemuan 5.pptxPertemuan 5.pptx
Pertemuan 5.pptx
 
Sistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnSistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya Taksirn
 
PERSEDIAAN_pptx.pptx
PERSEDIAAN_pptx.pptxPERSEDIAAN_pptx.pptx
PERSEDIAAN_pptx.pptx
 

Mehr von universitas negeri padang (9)

Bab 5-aktiva-tetap
Bab 5-aktiva-tetapBab 5-aktiva-tetap
Bab 5-aktiva-tetap
 
Bab 3-piutang-wesel
Bab 3-piutang-weselBab 3-piutang-wesel
Bab 3-piutang-wesel
 
Bab 2-piutang
Bab 2-piutangBab 2-piutang
Bab 2-piutang
 
Bab 1-akuntansi-dan-pengendalian-intern-terhadap-kas1
Bab 1-akuntansi-dan-pengendalian-intern-terhadap-kas1Bab 1-akuntansi-dan-pengendalian-intern-terhadap-kas1
Bab 1-akuntansi-dan-pengendalian-intern-terhadap-kas1
 
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiwResume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
 
RPP konsep ekonomi untuk SMA kelas X
RPP konsep ekonomi untuk SMA kelas XRPP konsep ekonomi untuk SMA kelas X
RPP konsep ekonomi untuk SMA kelas X
 
Rpp
RppRpp
Rpp
 
Pertimbangan dimensi desain
Pertimbangan dimensi desainPertimbangan dimensi desain
Pertimbangan dimensi desain
 
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
 

Kürzlich hochgeladen

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 

Bab 4-persediaan

  • 1. Akuntansi Dasar 2 - Modul BAB 4 Persediaan (inventory) 48 BAB 4 Persediaan – (inventory) Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian persediaan 2. Menjelaskan sistem akuntansi dalam persediaan 3. Menjelaskan bagaimana persediaan dinilai 4. Menghitung nilai persediaan akhir sistem periodik dan sistem perpetual dengan metode FIFO, LIFO dan rata-rata (average) 5. Menjelaskan perhitungan harga pokok penjualan dan laba kotor PENGERTIAN PERSEDIAAN Persediaan barang dagangan (merchandise inventory) merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali dalam kegiatan operasional normal perusahaan. Persediaan pada perusahaan pabrikan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan dalam proses dan persediaan barang jadi. Dasar-dasar Persediaan - Neraca dalam perusahaan manufaktur dan dagang menggambarkan persediaan merupakan aktiva lancar yang jumlahnya sangat besar. - Laporan rugi laba, persediaan merupakan hal yang sangat menentukan keuntungan atau hasil usaha. - Pendapatan kotor, (penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan) diawasi oleh manajemen perusahaan, pemilik maupun pihak-pihak lain. Karakteristik Persediaan Barang Dagangan 1. Persediaan Barang Dagangan dimiliki oleh perusahaan 2. Dalam bentuk siap untuk dijual Pengelompokan Persediaan dalam Lingkungan Pabrikan (manufacturing) 1. Persediaan pabrikan mungkin bukan merupakan persediaan yang siap dijual 2. Diklasifikasikan dalam tiga kategori: a. barang jadi, siap dijual kepada konsumen
  • 2. Akuntansi Dasar 2 - Modul BAB 4 Persediaan (inventory) 49 b. sedang dalam proses produksi, beberapa tahap produksi (belum selesai) c. bahan baku atau mentah, komponen atau bahan yang siap untuk digunakan dalam proses produksi Penentuan Kuantitas Persediaan Dalam mempersiapkan laporan keuangan perlu ditentukan: 1. Jumlah unit dalam persediaan dengan cara menghitung, menimbang atau mengukur jumlah barang persediaan secara fisik yang ada di perusahaan. 2. Kepemilikan barang. Pengelolaan Fisik Persediaan Prinsip-prinsip pengendalian intern untuk persediaan meliputi: 1. Pemisahan tugas, penghitungan persediaan dilakukan oleh karyawan yang bukan bertugas mengawasi persediaan. 2. Penyelenggaraan pertanggungjawaban, masing-masing bagian dalam pengelolaan persediaan wajib menggunakan otorisasi yang otentik. 3. Verifikasi intern yang independen, penghitungan ulang persediaan oleh petugas yang lain dan dilakukan penandaan terhadap item barang persediaan. Penandaan hanya dilakukan sekali. 4. Prosedur pendokumentasian, menggunakan penandaan barang dengan dokumen yang sudah dinomori sebelumnya (prenumbered) Kepemilikan Persediaan dalam Perjalanan 1. Persediaan barang dalam perjalanan, meliputi pihak yang berhak menerima persediaan. 2. FOB (Free on Board), shipping point. Kepemilikan barang menjadi milik pembeli pada saat diserahkan penjual kepada penyelenggara transportasi atau pihak perusahaan pengirim barang yang independen. 3. FOB (Free on Board) destination point. Kepemilikan barang masih berada di penjual sampai barang tersebut diterima oleh pembeli.
  • 3. Akuntansi Dasar 2 - Modul BAB 4 Persediaan (inventory) 50 GAMBAR 4.1 - Syarat Penjualan Barang Konsinyasi Konsinyasi: Pemegang atau penjual barang (consignee) bukan merupakan pemilik barang. Karakteristiknya: 1. Kepemilikan tetap berada ditangan pemilik barang (consignor) sampai barang tersebut terjual. 2. Barang konsinyasi merupakan persediaan barang dagangan milik consignor, bukan persediaan milik consignee. Sistem Akuntansi Persediaan 1. Perpetual (perpetual inventory system) Sistem pencatatan perpetual selalu membuat catatan setiap terjadinya mutasi persediaan (pembelian, penjualan, ataupun retur) 2. Periodik (periodic inventory system) Pada akhir periode akuntansi dengan menggunakan sistem pencatatan periodik harus melakukan pengecekan fisik terhadap persediaan (stock opname of inventories) dengan cara mengukur dan menghitung berapa jumlah barang yang ada di gudang. Sistem pencatatan ini pada akhir periode dibutuhkan ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut: Untuk persediaan awal : Ikhtisar Rugi Laba (income summary) xxx Persediaan (inventories) xxx
  • 4. Akuntansi Dasar 2 - Modul BAB 4 Persediaan (inventory) 51 Untuk persediaan akhir : Persediaan (inventories) xxx Ikhtisar Rugi Laba (income summary) xxx PENILAIAN PERSEDIAAN 1. Penilaian dengan pendekatan arus harga pokok (cost basic flow approach) Dalam pendekatan ini terdapat dua sistem pencatatan persediaan yaitu sistem periodik dan sistem perpetual yang masing-masing ada tiga cara penilaian persediaan, yaitu: a. FIFO (First in First Out), masuk pertama keluar pertama Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan awal (pertama) masuk akan dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk (dibeli). Metode ini cenderung menghasilkan persediaan yang nilainya tinggi dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan yang dibeli. b. LIFO (Last In First Out), masuk terakhir keluar pertama Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan terakhir masuk akan dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dan dilaporkan berdasarkan nilai perolehan persediaan yang awal (pertama) masuk atau dibeli. Metode ini cenderung menghasilkan nilai persediaan akhir yang rendah dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan yang rendah. c. Metode Rata-rata (average method) Dengan menggunakan metode ini nilai persediaan akhir akan menghasilkan nilai antara nilai persediaan metode FIFO dan nilai persediaan LIFO. Metode ini juga akan berdampak pada nilai harga pokok penjualan dan laba kotor.
  • 5. Akuntansi Dasar 2 - Modul BAB 4 Persediaan (inventory) 52 2. Penilaian Persediaan Selain Arus Harga Pokok Dalam pendekatan ini ada tiga metode yang digunakan, yaitu: a. Lower Cost of Market Yaitu metode harga terendah antara harga pokok dan harga pasar. Metode ini dapat diterapkan dalam kondisi persediaan tidak normal, misalnya cacat, rusak dan kadaluarsa. Pokok dari metode ini adalah membandingkan nilai yang lebih rendah antara nilai pasar (replacement value) dan nilai perolehan (cost). Nilai pasar yang akan dipilih harus dibatasi, yaitu tidak boleh lebih rendah dari batas bawah (floor limit) dan tidak boleh lebih tinggi dari batas atas (ceiling limit). b. Gross Profit Method Metode laba kotor ini bersifat estimasi dalam penilaian persediaannya. Biasanya diterapkan karena keterbatasan dokumen yang terkait dengan persediaan, misalnya karena terjadi bencana kebakaran dan banjir. Dasar penilaian persediaannya adalah pada persentase laba kotor perusahaan tahun berjalan atau rata-rata selama beberapa tahun. Langkah-langkah yang dilakukan adalah: 1) mengestimasi nilai penjualan tahun berjalan, 2) menghitung nilai harga pokok penjualan berdasarkan pada persentase laba kotor yang telah diketahui dan 3) menghitung estimasi nilai persediaan akhir dengan mengurangkan harga pokok penjualan terhadap penjualan c. Retail Method Metode eceran ini menilai persediaan akhir dengan cara menghitung terlebih dahulu nilai persediaan akhir berdasarkan eceran. Nilaii persediaan akhir dengan harga pokok akan diketahui dengan cara menghitung rasio antara nilai persediaan yang tersedia untuk dijual dengan pendekatan harga pokok dibandingkan dengan pendekatan ritel. Kemudian rasio yang diperoleh dikalikan dengan persediaan akhir yang dinilai dengan pendekatan eceran dapat dirumuskan sebagai berikut:
  • 6. Akuntansi Dasar 2 - Modul BAB 4 Persediaan (inventory) 53 = X Contoh Soal: Tanggal Keterangan Kuantitas Harga 2 Jan 10 Maret 5 April 7 Mei 21 Sept 18 Nov 20 Nov 10 Des Persediaan awal Pembelian Penjualan Penjualan Pembelian Pembelian Penjualan Penjualan 200 unit 300 unit 200 unit 100 unit 400 unit 100 unit 200 unit 200 unit Rp. 9.000 Rp.10.000 Rp.15.000 Rp.15.000 Rp.11.000 Rp.12.000 Rp.17.000 Rp.18.000 a) hitunglah nilai persediaan akhir (per 31 Desember 2001) sistem periodik dan sistem perpetual dengan metode FIFO, LIFO dan rata-rata (average)! b) Hitunglah harga pokok penjualan dan laba kotor! Jawaban : Persediaan Akhir 1. Sistem Periodik Persediaan awal (2 Jan 2001) 200 unit Pembelian 800 unit Barang tersedia untuk dijual 1.000 unit Penjualan 700 unit Persediaan akhir (31 Des 2001) 300 unit Barang tersedia untuk dijual: Tanggal Keterangan Unit Harga/unit Total Harga 02/01 Persediaan awal 200 9.000 1.800.000 10/03 Pembelian 300 10.000 3.000.000 21/09 Pembelian 400 11.000 4.400.000 18/11 Pembelian 100 12.000 1.200.000 1.000 10.400.000 a) FIFO (masuk pertama keluar pertama) Persediaan akhir Persediaan akhir menurut harga pokok Barang sedia dijual menurut harga pokok Barang sedia dijual menurut harga eceran Persediaan akhir menurut eceran
  • 7. Akuntansi Dasar 2 - Modul BAB 4 Persediaan (inventory) 54 b) LIFO (masuk terakhir keluar pertama) Persediaan akhir c) Rata-rata (average) Harga rata-rata per unit = Rp. 10.400.000 / 1.000 unit = Rp. 10.400 Persediaan akhir = 300 unit x Rp. 10.400 = Rp. 3.120.000 2. Sistem Perpetual a. FIFO (masuk pertama keluar pertama) Tanggal Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan unit Harga /unit Total harga unit Harga /unit Total harga unit Harga /unit Total harga 02/01 - - - - - - 200 9.000 1.800.000 10/03 300 - 10.000 - 3.000.000 - - - - - - - 200 300 9.000 10.000 1.800.000 3.000.000 05/04 - - - 200 9.000 1.800.000 300 10.000 3.000.000 07/05 - - - 100 10.000 1.000.000 200 10.000 2.000.000 21/09 400 11.000 4.400.000 - - - 200 10.000 2.000.000 18/11 100 - - 12.000 - - 1.200.000 - - - - - - - - - - - 200 400 100 10.000 11.000 12.000 2.000.000 4.400.000 1.200.000 20/11 - - - - - - 200 - 10.000 - 2.000.000 - 400 100 11.000 12.000 4.400.000 1.200.000 10/12 - - - - - - 200 - 11.000 - 2.200.000 200 100 11.000 12.000 2.200.000 1.200.000 Total 800 - 8.600.000 700 - 7.000.000 300 - 3.400.000 Tanggal Unit Harga/unit Total harga (Rp) 21/09 200 Rp. 11.000 2.200.000 18/11 100 Rp. 12.000 1.200.000 Jumlah 300 3.400.000 Tanggal Unit Harga/unit Total harga (Rp) 02/01 200 Rp. 9.000 1.800.000 10/03 100 Rp. 10.000 1.000.000 Jumlah 300 2.800.000
  • 8. Akuntansi Dasar 2 - Modul BAB 4 Persediaan (inventory) 55 b. LIFO (masuk terakhir keluar pertama) Tanggal Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan unit Harga /unit Total harga unit Harga /unit Total harga unit Harga /unit Total harga 02/01 - - - - - - 200 9.000 1.800.000 10/03 300 - 10.000 - 3.000.000 - - - - - - - 200 300 9.000 10.000 1.800.000 3.000.000 05/04 - - - - - - 200 - 10.000 - 2.000.000 - 200 300 9.000 10.000 1.800.000 1.000.000 07/05 - - - 100 10.000 1.000.000 200 9.000 1.800.000 21/09 400 - 11.000 - 4.400.000 - - - - - - - 200 400 9.000 11.000 1.800.000 4.400.000 18/11 100 - - 12.000 - - 1.200.000 - - - - - - - - - - - 200 400 100 9.000 11.000 12.000 1.800.000 4.400.000 1.200.000 20/11 - - - - - - 100 100 11.000 12.000 1.100.000 1.200.000 200 300 9.000 11.000 1.800.000 3.300.000 10/12 - - - - - - 200 - 11.000 - 2.200.000 200 100 9.000 11.000 1.800.000 1.100.000 Total 800 - 8.600.000 700 - 7.500.000 300 - 2.900.000 c. Rata-rata (average) Tanggal Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan unit Harga /unit Total harga unit Harga /unit Total harga unit Harga /unit Total harga 02/01 - - - - - - 200 9.000 1.800.000 10/03 300 10.000 3.000.000 - - - 500 9.600 4.800.000 05/04 - - - 200 9.600 1.920.000 300 9.600 2.880.000 07/05 - - - 100 9.600 1.960.000 200 9.600 1.920.000 21/09 400 11.000 4.400.000 - - - 600 10.530 6.320.000 18/11 100 12.000 1.200.000 - - - 700 10.740 7.520.000 20/11 - - - 200 10.740 2.148.000 500 10.740 5.372.000 10/12 - - - 200 10.740 2..148.000 300 10.740 3.224.000 Total 800 - 8.600.000 700 - 7.176.000 300 - 3.224.000 Harga Pokok Penjualan 1. Sistem Periodik FIFO LIFO Rata-rata Persediaan awal Pembelian Barang tersedia utk dijual Persediaan akhir Harga Pokok penjualan 1.800.000 8.600.000 10.400.000 (3.400.000) 7.000.000 1.800.000 8.600.000 10.400.000 (2.800.000) 7.600.000 1.800.000 8.600.000 10.400.000 (3.120.000) 7.280.000
  • 9. Akuntansi Dasar 2 - Modul BAB 4 Persediaan (inventory) 56 2. Sistem Perpetual FIFO LIFO Rata-rata Persediaan awal Pembelian Barang tersedia utk dijual Persediaan akhir Harga Pokok penjualan 1.800.000 8.600.000 10.400.000 (3.400.000) 7.000.000 1.800.000 8.600.000 10.400.000 (2.900.000) 7.500.000 1.800.000 8.600.000 10.400.000 (3.224.000) 7.176.000 Penjualan Laba Kotor 1. Sistem Periodik FIFO LIFO Rata-rata Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor 11.500.000 (7.000.000) 4.500.000 11.500.000 (7.600.000) 3.900.000 11.500.000 (7.280.000) 4.220.000 2. Sistem Perpetual FIFO LIFO Rata-rata Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor 11.500.000 (7.000.000) 4.500.000 11.500.000 (7.500.000) 4.000.000 11.500.000 (7.176.000) 4.324.000 Jurnal 1. Periodik (FIFO) Mencatat Pembelian: Pembelian Rp. 8.600.000 Utang usaha/Kas Rp. 8.600.000 Tanggal Unit Harga/unit Total harga (Rp) 05/04 200 Rp. 15.000 3.000.000 07/05 100 Rp. 15.000 1.500.000 20/11 200 Rp. 17.000 3.400.000 10/12 200 Rp. 18.000 3.600.000 Total 700 - 11.500.000
  • 10. Akuntansi Dasar 2 - Modul BAB 4 Persediaan (inventory) 57 Mencatat Penjualan: Piutang Usaha/Kas Rp. 11.500.000 Penjualan Rp. 11.500.000 Penyesuaian untuk Persediaan: Ikhtisar Rugi Laba Rp. 1.800.000 Persediaan Rp. 1.800.000 Persediaan Rp. 3.400.000 Ikhtisar Rugi Laba Rp. 3.400.000 2. Perpetual (FIFO) Mencatat Pembelian: Persediaan Rp. 8.600.000 Utang Usaha/Kas Rp. 8.600.000 Mencatat Penjualan: Piutang Usaha Rp. 11.500.000 Penjualan Rp. 11.500.000 Harga Pokok Penjualan Rp. 7.000.000 Persediaan Rp. 7.000.000 KASUS 4.1 Dibawah ini terdapat catatan mengenai persediaan PT. Khatulistiwa selama bulan September 2008 sebagai berikut: Tanggal Keterangan Kuantitas Harga 1 Sept 5 Sept 12 Sept 22 Sept 27 Sept 30 Sept Persediaan awal Pembelian, termin 2/10,n/60 Pembelian, termin 2/10,n/30 Penjualan Pembelian, termin 5/10,n/30 Penjualan 100 unit 500 unit 100 unit 300 unit 100 unit 50 unit Rp.10.000 Rp.12.000 Rp.15.000 Rp.25.000 Rp 20.000 Rp.30.000
  • 11. Akuntansi Dasar 2 - Modul BAB 4 Persediaan (inventory) 58 Diminta: tentukan nilai persediaan akhir, harga pokok penjualan dan laba kotor jika diasumsikan perusahaan menerapkan sistem periodik FIFO dan sistem perpetual LIFO. Jawaban : Periodik FIFO Persediaan yang tersedia untuk dijual (unit) ialah: = 100 + 500 + 100 + 100 = 800 unit Persediaan yang tersedia untuk dijual: = [(100xRp. 10.000)+(500xRp.12.000)+(100xRp.15.000)+(100xRp.20.000)] = Rp. 10.500.000 Unit persediaan akhir: = Persediaan yang tersedia untuk dijual – unit terjual = 800 unit – 350 unit = 450 unit Nilai unit akhir: = 100 unit @ Rp. 20.000 = Rp. 2.000.000 = 100 unit @ Rp. 15.000 = Rp. 1.500.000 = 250 unit @ Rp. 12.000 = Rp. 3.000.000 450 unit = Rp. 6.500.000 Harga pokok penjualan: = Nilai persediaan yang tersedia untuk dijual – nilai persediaan akhir = Rp. 10.500.000 – Rp. 6.500.000 = Rp. 4.000.000
  • 12. Akuntansi Dasar 2 - Modul BAB 4 Persediaan (inventory) 59 Laba Kotor: = Hasil penjualan – Harga pokok penjualan = Rp. 9.000.000 – Rp. 4.000.000 = Rp. 5.000.000 Perpetual LIFO Tanggal Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan unit Harga /unit Total harga unit Harga /unit Total harga unit Harga /unit Total harga 01/09 - - - - - - 100 10.000 1.000.000 05/09 300 12.000 6.000.000 - - - - - - 100 500 10.000 12.000 1.000.000 6.000.000 12/09 100 - 15.000 - 1.500.000 - - - - - - - 100 500 100 10.000 12.000 15.000 1.000.000 6.000.000 1.500.000 22/09 - - - 100 200 15.000 12.000 1.500.000 2.400.000 100 300 10.000 12.000 1.000.000 3.600.000 27/09 100 - 20.000 - 2.000.000 - - - - - - - 100 300 100 10.000 12.000 20.000 1.000.000 3.600.000 2.000.000 30/09 - - - 50 - - 20.000 - - 1.000.000 - - 100 300 50 10.000 12.000 20.000 1.000.000 3.600.000 1.000.000 Total 700 - 9.500.000 350 - 4.900.000 450 - 5.600.000 Jadi dengan metode perpetual LIFO dapat diketahui hal-hal sebagai berikut: Nilai persediaan akhir Rp. 5.600.000 Harga Pokok penjualan Rp. 4.900.000 Laba kotor = Rp. 9.000.000 – Rp. 4.900.000 = Rp. 4.100.000 KASUS 4.2 Data yang berhubungan dengan persediaan PT. Andromeda adalah sebagai berikut: Tanggal Keterangan Kuantitas Harga 1 Juli 8 Juli 9 Juli 13 Juli 19 Juli 23 Juli 25 Juli Persediaan awal Pembelian Penjualan Pembelian Penjualan Pembelian Penjualan 55 unit 25 unit 60 unit 40 unit 30 unit 50 unit 10 unit Rp.320 Rp.325 Rp.400 Rp.328 Rp.600 Rp.330 Rp.620
  • 13. Akuntansi Dasar 2 - Modul BAB 4 Persediaan (inventory) 60 Diminta: Hitunglah harga pokok persediaan pada 31 Juli 2005 jika PT. Andromeda menggunakan penetapan harga pokok metode LIFO dengan sistem persediaan periodik dan perpetual. Jawaban: Periodik LIFO Unit tersedia untuk dijual = 55 + 25 + 40 + 50 = 170 unit Nilai persediaan tersedia untuk dijual = [(55xRp. 320)+(25xRp.325)+(40xRp.328)+(50xRp.330) = 17.600+8.125+13.120+16.500 = Rp. 55.345 Jumlah unit persediaan akhir = unit tersedia untuk dijual – unit yang terjual = 170 unit – 100 unit = 70 unit Nilai persediaan akhir (70 unit) = 55 x Rp. 320 = Rp. 17.600 = 15 x Rp. 325 = Rp. 4.875 = 70 unit = Rp. 22.475 Harga pokok penjualan = Nilai persediaan tersedia untuk dijual – nilai persediaan akhir = Rp. 55.345 – Rp. 22.475 = Rp. 32.870
  • 14. Akuntansi Dasar 2 - Modul BAB 4 Persediaan (inventory) 61 Laba Kotor = Hasil penjualan – harga pokok penjualan = [(400x60)+(600x30)+(620x10) – Rp.32.870] = (24.000+18.000+6.200) – Rp.32.870 = Rp. 48.200 – Rp. 32.870 = Rp. 15.330 Perpetual LIFO Tgl Pembelian Penjualan Saldo 01/07 - - 55@Rp.320=Rp.17.600 08/07 25 @ Rp.325 = Rp.8.125 - 55@Rp.320=Rp.17.600 25@ Rp.325=Rp. 8.125 09/07 - 25 @ Rp.325 = Rp.8.125 35@ Rp.320 = Rp. 11.200 20@Rp. 320=Rp.6.400 13/07 40 @ Rp.328 = Rp.13.120 - 20@Rp. 320=Rp.6.400 40 @ Rp.328=Rp.13.120 19/07 - 30 @ Rp.328 = Rp. 9.840 20@Rp. 320=Rp.6.400 10@Rp.328=Rp.3.280 23/07 50 @ Rp. 330 = Rp. 16.500 - 20@Rp. 320=Rp.6.400 10@Rp.328=Rp 3.280 5@ Rp.330 = Rp.16.500 25/07 10 @ Rp.330 = Rp. 3.300 20@Rp. 320=Rp.6.400 10@Rp.328=Rp 3.280 40@Rp.330=Rp.13.200 31/07 115 unit Rp.37.745 100 unit Rp. 32.465 70 unit Rp. 22.880 Harga pokok penjualan Persediaan akhir Jadi dengan menerapkan metode perpetual LIFO dapat diketahui sebagai berikut: Nilai Persediaan akhir sebesar Rp.22.880 Harga pokok penjualan sebesar Rp.32.465 Laba Kotor = Rp.48.200 – Rp.32.465 = Rp. 5.735
  • 15. Akuntansi Dasar 2 - Modul BAB 4 Persediaan (inventory) 62 Soal-soal Latihan 1. Catatan akuntansi PT. Galactica menunjukkan pembelian dan pemakaian bahan dalam bulan Maret 2007 adalah sebagai berikut: Tanggal Keterangan Kuantitas Harga 1 Maret 4 Maret 8 Maret 11 Maret 25 Maret 30 Maret Persediaan awal Pembelian Pembelian Penjualan Pembelian Pembelian 200 unit 300 unit 100 unit 250 unit 300 unit 300 unit Rp.150 Rp.170 Rp.190 Rp.230 Rp.200 Rp.330 Diminta: Hitung persediaan akhir:harga pokok penjualan, dan laba kotor jika perusahaan menerapkan FIFO periodik dan rata-rata (average) perpetual. 2. PT. Integro mencatat transaksi-transaksi persediaan selama periode bulan November 2004 sebagai berikut: Tanggal Keterangan Kuantitas Harga 1 Nov 3 Nov 4 Nov 8 Nov 9 Nov 11 Nov 13 Nov 23 Nov 29 Nov Pembelian Penjualan Pembelian Pembelian Penjualan Penjualan Pembelian Penjualan Pembelian 600 unit 500 unit 1.500 unit 800 unit 1.400 unit 600 unit 1.200 unit 1.200 unit 800 unit Rp.6.000 Rp.9.000 Rp.5.500 Rp.6.250 Rp.9.000 Rp.10.000 Rp.6.300 Rp.10.000 Rp.6.500 Diminta : hitunglah jumlah persediaan akhir dan harga pokok penjualan (HPP) dengan menggunakan metode periodik dan perpetual FIFO, metode periodik dan perpetual LIFO.