1. Agustus 2010
RAMADHAN FOR KIDS
Bagi Anak-Anak Usia Pra Sekolah dan Sekolah Di Kawasan Kukusan Beji Depok
2. Executive Summary
Bulan Ramadhan bulan penuh berkah. Bulan ini menjadi kesempatan bagi kita semua
untuk beribadah semaksimal mungkin dan memperdalam pemahaman tentang ke Islamaan.
Tidak hanya orang tua, anak-anak juga memiliki kesempatan yang sama untuk itu. Namun,
kurang terpaparnya orang tua dengan cara yang tepat untuk mengajarkan hal tersebut kepada
anak, menjadikan momen Ramadhan terkadang lewat begitu saja tanpa ada peningkatan
kuantitas maupun kualitas ibadah dari waktu ke waktu pada anak. Karena itulah, dirasa perlu
adanya kegiatan khusus yang dapat memfasilitasi anak beribadah dan belajar Islam dengan
maksimal di bulan Ramadhan. Kegiatan ini dinamai ”Ramadhan For Kids”. Ada beberapa
komponen utama kegiatan Ramadhan For Kids ini, yaitu:
1. Memperkenalkan dan membiasakan sholat Isya dan Tarwih berjamaah dengan tertib
kepada anak
2. Mengajak berlomba-lomba menjadi anak shaleh
3. Melatih semangat kompetisi dalam melakukan kebaikan
4. Memahami konsep-konsep dasar ke Islaman, seperti asal-usul manusia, bersyukur, dan
hormat pada orang tua.
3. BAGIAN I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Kegiatan
Marhaban ya Ramadhan. Selamat datang bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah.
Setiap tahun kita dengan semangat menyambut datangnya bulan ini, baik tua, muda, maupun
kecil. Setiap kaum muslimin dan muslimat berlomba melakukan ibadah dan kebaikan pada bulan
ini untuk mendapatkan berkah dari Allah SWT.
Salah satu ibadah yang tak lupa kita jalankan setiap malamnya adalah melakukan sholat
tarwih berjamaah di Masjid. Sebelumnya, kita awali ibadah malam itu dengan sholat Isya
berjamaah dan mendengarkan pengajian. Untuk mengajarkan pentingnya ibadah-ibadah ini,
orang tua juga membawa anak cucu di rumah untuk ikut bersama ke Masjid. Entah mengerti atau
tidak dengan apa yang sedang dilakukan di Masjid, orang tua menganggap itu adalah cara
terbaik untuk mengajarkan generasi penerus tentang amalan di bulan Ramadhan.
Kasat mata, tidak ada yang salah dengan kebiasaan yang jamak dilakukan ini. Namun, dengan
pendekatan psikologi pendidikan, sebenarnya kita dapat meningkatkan pemahaman anak
tentang Islam dan Ramadhan secara lebih optimal. Menurut tahap perkembangannya, anak usia
prasekolah (4-6 tahun) memiliki cara berpikir yang masih konkrit, dalam artian mereka baru dapat
mencerna apa yang benar-benar disajikan di depan mereka saja. Karenanya, ceramah yang
disampaikan tanpa contoh konkrit, kurang dapat memberikan pemahaman sempurna bagi anak
pada usia ini. Selain itu, masa-masa ini adalah masa bermain bagi anak. Tak heran makanya
orang tua susah sekali menyuruh anak untuk duduk diam di masjid mulai dari shalat Isya sampai
dengan shalat Tarwih.
Tak jauh berbeda dengan anak usia prasekolah, anak usia sekolah (6-12 tahun) baru
memulai mengembangkan pemikiran abstrak mereka. Ceramah yang diberikan dengan metode
yang umum dilakukan selama ini, cukup dapat diterima. Hanya saja, kemampuan sosial yang
sudah sangat baik menjadikan mereka memiliki kecendrungan untuk berinteraksi dengan orang
lain selama di mesjid daripada duduk manis.
Bergerak dari pengamatan di atas itulah, dirasakan perlu adanya sebuah cara yang
sistematis yang dapat mengajarkan Islam dan Ramadhan kepada anak-anak dengan
mempertimbangkan tahap perkembangan dan kebutuhan mereka.
I.2 Sasaran Kegiatan
Peserta kegiatan ini adalah anak usia pra sekolah hingga usia sekolah. Jumlah peserta
di batasi paling banyak 30 anak (baik laki-laki maupun perempuan) dan merupakan keluarga
kurang mampu di sekitar kawasan Kukusan.
4. I. 3 Tujuan Kegiatan
1. Memperkenalkan arti Ramadhan kepada anak-anak dengan cara menarik sehingga
mudah dipahami
2. Memperkenalkan ibadah-ibadah yang dapat dilakukan di bulan Ramadhan dan
memotivasi anak-anak untuk berlomba-lomba melakukan amalan tersebut
3. Memperkenalkan indahnya Islam kepada anak-anak dengan metode menarik
4. Mengajarkan anak untuk dapat bergaul dengan baik dengan teman-teman mereka
5. Menanamkan nilai-nilai kebanggaan sebagai seorang Muslim yang taat dan cerdas
5. BAGIAN II
PELAKSANAAN KEGIATAN
II.1 Persiapam Kegiatan
Kegiatan ini disiapkan oleh panitia pelaksana yang terdiri dari satu orang mahasiswa profesi
Psikologi Pendidikan, dan dua orang sarjana Psikologi yang sudah memiliki banyak pengalaman
dengan pendidikan Islam dan anak. Persiapan dilakukan mulai tanggal 1 Agustus 2010 dengan
perhatian khusus pada konten kegiatan.
II.2 Jadwal Kegiatan
Kegiatan Ramadhan For Kids ini dilaksanakan pada :
Tanggal : 10 Agustus 2010-22 Agusuts 2010
Waktu : 19.00-20.45
Tempat : Jl. M. Alif 20 F Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Depok Jawa Barat
II. 3 Rangkaian Kegiatan
10-08-10 Opening ceremony - Perkenalan mentor
- Pembagian Kelompok
- Sosialisasi tata tertib dan
penandatanganan kontrak belajar
- Sosialisasi jargon/ yel-yel
- Pembagian properti (name tag, diary)
11-08-10 “Who Am I?” - Nonton film harun yahya (mentee
memahami hakikat penciptaan
manusia, mengenal potensi diri)
- Debrief dari mentor
- Hafalan ayat pendek
- Menulis diari
12-08-10 “Ayo bersyukur!” - Pengembangan kata (mentor
memberikan beberapa kata yang
berhubungan dengan nikmat Allah
dalam diri manusia. Mentee
menjelaskan manfaat dari organ
tubuh tersebut. Mentor membantu
mentee untuk mengeksplor
kenikmatan lain dari organ
tersebut. Organ tersebut antara
lain : lambung, paru-paru, jantung,
ginjal, hati, usus).
- Hafalan Ayat pendek
- Menulis diari
13-08-10 “Ayo bersyukur (part 2)!” - Mentoring mengenai beragam
nikmat yang diberikan Allah di
sekeliling mereka atau dlm hidup
mereka (nikmat udara, air,
matahari,nikmat punya keluarga,
nikmat bisa sekolah,nikmat jadi
muslim, dll)
- Hafalan ayat pendek
6. - diary
14-08-10 “Belajar dari para sahabat
Rasulullah”
- Story telling (shiroh shahabat)
- Hafalan ayat pendek
- Menulis diari
15-08-10 “Aku ingin jadi seperti mereka” - Mentoring (Biografi tokoh)
- Hafalan doa
- Menulis diari
16-08-10 “menyambut kemerdekaan” - Membuat kerajinan
(bertemakan kemerdekaan)
- Hafalan ayat pendek
- Menulis diari
17-08-10 “Mengisi kemerdekaan “ - Diskusi kelompok
Mentor menceritakan tentang
perjuangan kemerdekaan
Indonesia. Kemudian mentor
memimpin diskusi yang bertujuan
mengajak mentee berpendapat
tentang cara mengisi
kemerdekaan. Selain itu mentee
juga diarahkan untuk menghargai
pendapat orang lain. Hasil diskusi
ditulis di kertas dan dikumpulkan
ke mentor.
- Hafalan ayat pendek
- Menulis diari
18-08-10 “ Berani dong!!” - Presentasi kelompok
Mempresentasikan hasil diskusi di
hari sebelumnya
19-08-10 ““Aku mau,..Aku Bisa” - Menonton cuplikan film upin ipin
- Mentee diajak berdiskusi
mengenai beragam pilihan cita-
cita di sekeliling mereka
- Mentee diminta membuat gambar
mengenai cita-cita mereka
(dikerjakan di rumah)
- Hapalan ayat pendek
- Memenulis diari
20-08-10 “Ku tak akan berputus asa” - Mentee diminta menjelaskan
gambar yang telah dibuat dan
alasan mereka bercita-cita
demikian. Mentor mengeksplor
konsep cita-cita yang seharusnya.
Membantu mentee
mengembngakan cita-cita nya.
- Hafalan Ayat pendek
- Menulis diari
21-08-10 Cerdas cermat - Perlombaan
Mentee dikelompokkan tidak
berdasarkan kelompok di
R4k. Kelompok dibentuk secara
acak.
22-08-10 Kunjungan Science Park UI
23-08-10 Penutupan Pentas seni*
Pengumuman kelompok terbaik
Apresiasi untuk pemilik bintang
terbanyak
7. II.4 Jumlah Peserta
Tanggal
10-08-10 38
11-08-10 32
12-08-10 35
13-08-10 33
14-08-10 32
15-08-10 30
16-08-10 30
17-08-10 30
18-08-10 30
19-08-10 30
20-08-10 30
21-08-10 30
22-08-10 30
Jumlah peserta berkisar 32-38 orang pada awal kegiatan ini dilaksanakan. Pada hari-hari
berikutnya jumlah peserta relative stabil sebanyak 30 orang.
II. 5 Gambaran Umum Kegiatan
Kegiatan Ramadhan For Kids mendapat sambutan hangat baik dari peserta sendiri
(anak-anak) maupun orang tua dan warga setempat. Terlihat bahwa, dimalam pertama banyak
orang tua yang mengantarkan sendiri anaknya ke lokasi kegiatan dan menunggu hingga selesai
untuk memastikan bahwa kegiatan ini memang cocok bagi anak mereka. Di malam-malam
berikutnya orangtua tidak lagi mengantarkan dan menunggu anaknya karena merasa sudah
yakin bahwa kegiatan ini memang bermanfaat dan yang paling penting anak-anak sangat
menikmati kegiatan ini. Memang, pada malam kedua dan seterusnya jumlah peserta tidak
sebanyak malam pertama. Terjadi pengurangan jumlah peserta sekitar 3-5 orang. Hal ini terjadi
karena ada peserta yang langsung menyerah setelah diajak sholat isya dan tarwih berjamaah di
malam pertama. Namun, kasus ini wajar, karena terjadi pada anak usia dibawah 4 tahun. Anak di
atas 4 tahun, walaupun agak malas-malasan, tapi mau dan bisa menyelesaikan seluruh rakaat
dari malam pertama hingga malam kedua belas.
Peserta sholat berjamaah
8. Setelah sholat berjamaah, anak-anak dipandu belajar sambil bermain oleh para mentor
dengan kegiatan yang sudah di susun sebelumnya. Pada setiap kegiatan, mentor memandu
anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan. Setiap malamnya, ada kegiatan-kegiatan utama yang
berbeda-beda. Selain itu ada juga kegitan rutin seperti hafalan ayat pendek dan menulis di diari
tentang kegiatan Ramadhan yang sudah dilakukan pada hari itu.
Kegiatan utama yang dilaksanakan dapat dilihat pada tabel rangkaian kegiatan di atas.
Terdapat 3 isu utama yang di angkat, yaitu bersyukur atas nikmat sehat dan adanya Orang Tua,
belajar dari sahabat nabi, dan membangun cita-cita setinggi-tingginya. Ketiga tema tersebut
dilaksanakan dalam berbagai macam kegiatan yaitu menggambar, drama, mewarnai, dan
dongeng. Peserta kegiatan sangat bersemangat dengan setiap kegiatan yang dilaksanakan
karena semua hal tersebut sama sekali baru bagi mereka, terutama mendongeng. Pada sesi
belajar dari sahabat Nabi, didatangkan pendongeng dari klub mendongeng di Universitas
Indonesia. Anak-anak terlihat menyimak dongeng tersebut dengan senang dan seksama.
Seorang peserta usia pra sekolah sedang mewarnai Peserta sedang membuat aneka bentuk dari lilin Peserta menunjukkan hasil anyaman Merah Putih
Pendongeng sedang mendongeng di depan peserta. Tampak di dinding lembar bintang reward bagi peserta berprestasi
9. Secara umum dapat dipastikan bahwa anak-anak sangat menikmati kegiatan ini. Terlihat
dari jam kedatangan mereka yang selalu lebih awal dari jadwal yang seharusnya. Tanpa diminta,
pulul 18.30 anak-anak sudah berdatangan secara berombongan. Saat akan pulang pun,
biasanya mereka enggan segera pulang jika ada kegiatan prakarya yang mengasyikkan mereka,
seperti membuat anyaman, mewarnai, atau membentuk lilin.
Untuk memotivasi para peserta, dilakukan sistem rewarding pemberian bintang. Setiap
peserta yang terlibat aktif dan melakukan kegiatan denga baik akan mendapatkan bintang yang
akan diakumulasikan di akhir rangkaian kegiatan. Tampaknya, hal ini juga yang menjadikan
mereka tetap semangat untuk datang setiap harinya hingga hari terakhir.
II. 6 Evaluasi Kegiatan
Seluruh rangkaian kegiatan Ramadhan For Kids telah berjalan dengan sangat baik dan
lancar. Walaupun di awal-awal kegiatan sempat ditemui berbagai hambatan seperti, kesulitan
dalam mengontrol anak-anak untuk dapat mengikuti aturan yang ada dan banyaknya jumlah
peserta usia prasekolah, tapi itu semua dapat di atasi dalam tiga kali pertemuan saja. Seluruh
peserta terlihat sangat antusias dengan kegiatan ini terlihat dari jam kedatangan mereka yang
sangat awal dari jadwal, serius dan tekun saat melakukan aktivitas yang dilakukan, dan tidak
masalah saat jam kepulangan jadi agak terlambat karena alasan tertentu. Untuk mengatasi hal
ini, dikesempatan berikutnya mungkin bisa dilakukan dengan menambah jumlah mentor usia pra
sekolah dan lebih mempertimbangkan keterampilan mentor dalam menangani anak usia
prasekolah.
Dari seluruh kegiatan yang ada, diketahui bahwa aktivitas yang melibatkan motorik
merupakan aktivitas yang paling mereka sukai. Peserta sangat bersemangat ketika diajak untuk
membuat anyaman bendera merah putih, mewarnai, dan bermain lilin. Selain itu, mereka juga
terlihat sangat antusias ketika mendengar dongen. Mungkin hal ini disebabkan dongeng
merupakan pengalaman baru bagi mereka. Peserta terlihat terlibat aktif dalam dongeng yang
disampaikan oleh pendongeng profesional. Kegiatan yang belum mendapatkan respon baik
adalah menulis diari. Mereka masih kesulitan untuk menuliskan apa yang ada di pikiran mereka.
Namun demikian, pembiasaan dari hari ke hari menjadikan mereka setidaknya mampu
menuliskan satu atau dua kalimat dari yang tidak mampu menuliskan sama sekali di hari-hari
awal.
10. BAGIAN III
REFLEKSI KEGIATAN
Bagian ini merupakan penutup sekaligus merupakan rangkuman refleksi yang terkait dengan
pelaksanaan kegiatan Ramdhan For Kids di kawasan Kukusan. Bagian ini harapkan bisa menjadi
pembelajaran dan bisa melengkapi pemahaman tentang kegiatan Ramadhan For Kids.
Semangat kompetisi positif memacu prestasi
Sistem rewarding yang tepat dapat membentuk perilaku anak sesuai dengan yang
diharapkan. Konsep dasar ini terbukti dalam kegiatan ramadhan for kids. Pemberian bintang bagi
peserta yang aktif, berperilaku baik, dan memenuhi tugas-tugas yang diberikan terbukti
menjadikan anak-anak dapat berlomba-lomba untuk berprestasi setiap harinya. Namun ternyata
sistem reward yang terlalu mudah tidak memudahkan pembentukan perilaku. Karenanya, dalam
kegiatan Ramadhan for Kids juga dilakukan aturan cabut bintang bagi anak-anak yang
melanggar kesepakatan bersama. Dengan cara ini kegiatan dapat terlaksana dengan lebiih
kondusif.
Anak memiliki semangat belajar yang tinggi
Pelaksanaan kegiatan Ramadhan For Kids terkadang mengalami keterlamatan
dikarenakan kerepotan mengatur anak-anak. Ini menyebabkan jadwal berakhir acara pun suka
tertunda. Walaupun demikian, selama kegiatan diketahui bahwa tidak ada anak yang
mengeluhkan hal tersebut, bahkan tetap meminta kegiatan dilanjutkan saat mentor sudah akan
mengakhiri.
Anak bisa mendisiplikan dirinya sendiri
Di awal pelaksana kegiatan, para mentor sedikit kesusahan mengontrol para peserta
yang cukup aktif dibandingkan anak-anak kebanyakan. Berkelahi saat sholat, tidak
mendengarkan orang lain bicara, dan tidak ikut aturan yang diberlakukan kerap ditemui pada
hari-hari awal kegiatan Ramadhan For Kids. Tidak hanya laki-laki bahkan juga perempuan.
Namun, dengan konsistensi respons dari mentor terhadap perilaku anak ternyata dapat merubah
perilaku peserta menjadi lebih baik pada hari-hari berikutnya. Satu kasus unik terjadi pada
seorang anak lelaki berusia antara 4-5 tahun. Pada awal kegiatan, si anak tidak pernah ikut
sholat berjamaah, sering menjahili teman-temannya baik laki-laki dan perempuan. Dengan
pendampingan khusus dari mentor, beberapa hari terkahir kegiatan si anak mau ikut sholat
berjamaah dari awal hingga akhir dan tidak menggangu teman-temannya. Bahkan, ia dipilih
sebagai salah satu peserta terbaik untuk kelompok usia prasekolah.