2. Bab 1. Perkembangan Dan Pengaruh Agama Dan Kebudayaan Hindu-
Buddha Di Indonesia
Bab 2. Perkembangan Dan Pengaruh Agama Serta Kebudayaan Islam
Di Indonesia
Bab 3. Kehidupan Masyarakat Indonesia Pada Masa Kolonial
Bab 4. Perkembangan Pergerakan Nasional Di Indonesia
Bab 5. Pendudukan Jepang Dan Upaya Mempersiapkan
Kemerdekaan Indonesia
2
3. Bab 1. Perkembangan Dan Pengaruh
Agama Dan Kebudayaan Hindu-
Buddha Di Indonesia
3
4. Masuknya Kebudayaan Dan Agama
Hindu-Buddha Ke Indonesia
Hubungan dagang antara Indonesia dengan India berpengaruh terhadap
masuknya budaya Hindu - Budha ke Indonesia. Agama Budha
disebarluaskan ke Indonesia oleh para biksu, sedangkan mengenai
pembawa agama Hindu ke Indonesia terdapat 4 teori sebagai berikut :
1. Teori Ksatria
2. Teori Waisya
3. Teori Brahmana
4. Teori Campuran
Bukti tertua adanya pengaruh India di Indonesia adalah ditemukannya
Arca Buddha dari perunggu di Sempaga, Sulawesi Selatan.
4
5. KERAJAAN KUTAI
Kerajaan Kutai atau Kerajaan Kutai Martadipura (Martapura) merupakan
kerajaan Hindu yang berdiri sekitar abad ke-4 Masehi di Muara Kaman,
Kalimantan Timur. Kerajaan ini dibangun oleh Kudungga, diduga ia belum
menganut agama Hindu.
Peninggalan terpenting kerajaan Kutai adalah 7 Prasasti Yupa, dengan
huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta, dari abad ke-4 Masehi. Salah satu
Yupa mengatakan bahwa Maharaja Kudungga mempunyai seorang putra
bernama Aswawarman yang disamakan dengan Ansuman (dewa
matahari).
Aswawarman mempunyai tiga orang putra, yang paling terkemuka
adalah Mulawarman. Salah satu prasastinya juga menyebut kata
Waprakeswara yaitu tempat pemujaan terhadap Dewa Syiwa. 5
6. KERAJAAN TARUMANEGARA
Kerajaan Tarumanegera di Jawa Barat hampir bersamaan
waktunya dengan Kerajaan Kutai. Kerajaan Tarumanegara didirikan
oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang
kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382 –
395).
Maharaja Purnawarman adalah raja Tarumanegara yang ketiga
(395 – 434 M). Menurut Prasasti Tugu pada tahun 417 ia
memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga
sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km).
6
7. KERAJAAN TARUMANEGARA
Dari kerajaan Tarumanegara ditemukan sebanyak 7 buah prasasti.
Lima diantaranya ditemukan di daerah Bogor. Satu ditemukan di
desa Tugu, Bekasi dan satu lagi ditemukan di desa Lebah, Banten
Selatan. Prasasti-prasasti yang merupakan sumber sejarah
Kerajaan Tarumanegara tersebut yaitu :
1. Prasasti Kebon Kopi.
2. Prasasti Tugu.
3. Prasasti Munjul atau Prasasti Cidanghiang.
4. Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor.
5. Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor.
6. Prasasti Jambu, Bogor.
7. Prasasti Pasir Awi, Bogor.
7
8. KERAJAAN SRIWIJAYA
Keadaan alam Pulau Sumatera dan sekitarnya pada abad ke-7
berbeda dengan keadaan sekarang. Sebagian besar pantai timur
baru terbentuk kemudian. Oleh karena itu Pulau Sumatera lebih
sempit bila dibandingkan dengan sekarang, sebaliknya Selat
Malaka lebih lebar dan panjang.
8
9. KERAJAAN SRIWIJAYA
Beberapa faktor yang mendorong perkembangan kerajaan Sriwijaya
menjadi kerajaan besar antara lain sebagai berikut :
Letaknya yang strategis di Selat Malaka yang merupakan jalur
pelayaran dan perdagangan internasional.
Kemajuan kegiatan perdagangan antara India dan Cina melintasi selat
Malaka, sehingga membawa keuntungan yang besar bagi Sriwijaya.
Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam Selatan akibat serangan
kerajaan Kamboja, hal ini memberikan kesempatan bagi
perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim (sarwajala) yang
selama abad ke-6 dipegang oleh kerajaan Funan.
9
10. KERAJAAN SRIWIJAYA
Beberapa faktor yang mendorong perkembangan kerajaan Sriwijaya
menjadi kerajaan besar antara lain sebagai berikut :
Letaknya yang strategis di Selat Malaka yang merupakan jalur
pelayaran dan perdagangan internasional.
Kemajuan kegiatan perdagangan antara India dan Cina melintasi selat
Malaka, sehingga membawa keuntungan yang besar bagi Sriwijaya.
Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam Selatan akibat serangan
kerajaan Kamboja, hal ini memberikan kesempatan bagi
perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim (sarwajala) yang
selama abad ke-6 dipegang oleh kerajaan Funan.
10
11. KERAJAAN SRIWIJAYA
Berdasarkan berita dari I Tsing ini dapat kita ketahui bahwa selama tahun
690 sampai 692, Kerajaan Melayu sudah dikuasai oleh Sriwijaya. Sekitar
tahun 690 Sriwijaya telah meluaskan wilayahnya dengan menaklukkan
kerajaan-kerajaan di sekitarnya.
Hal ini juga diperkuat oleh 5 buah prasasti dari Kerajaan Sriwijaya yang
kesemuanya ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno.
Prasasti-prasasti tersebut adalah sebagai beikut :
1. Prasasti Kedukan Bukit
2. Prasasti Talang Tuwo
3. Prasasti Kota Kapur
4. Prasasti Telaga Batu
5. Prasasti Karang Birahi
6. Prasasti Ligor 11
12. KERAJAAN SRIWIJAYA
Letak Sriwijaya yang strategis membawa keberuntungan dan
kemakmuran. Walaupun demikian, letaknya yang strategis juga dapat
mengundang bangsa lain menyerang Sriwijaya.
Beberapa faktor penyebab kemunduran dan keruntuhan :
Adanya serangan dari Raja Dharmawangsa 990 M.
Adanya serangan dari kerajaan Cola Mandala yang diperintah oleh
Raja Rajendracoladewa.
Pengiriman ekspedisi Pamalayu atas perintah Raja Kertanegara, 1275
- 1292.
Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Samudra Pasai.
Adanya serangan kerajaan Majapahit yang dipimpin oleh
Adityawarman atas perintah Mahapatih Gajah Mada, 1477. Sehingga
Sriwijaya menjadi taklukkan Majapahit. 12
13. KERAJAAN MATARAM HINDU-BUDDHA
Kerajaan Mataram diketahui dari Prasasti Canggal yang berangka
tahun 732 Masehi yang ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta. Dalam prasasti itu disebutkan bahwa pada mulanya
Jawa (Yawadwipa) diperintah oleh Raja Sanna. Setelah ia wafat,
Sanjaya naik tahta sebagai penggantinya. Sanjaya adalah putra
Sannaha (saudara perempuan Sanna).
13
14. KERAJAAN MATARAM HINDU-BUDDHA
Prasasti Mantyasih (Prasasti Kedu) yang dikeluarkan oleh Raja
Balitung pada tahun 907 memuat daftar raja-raja keturunan
Sanjaya, sebagai berikut :
1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran
3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan
4. Sri Maharaja Rakai Warak
5. Sri Maharaja Rakai Garung
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
9. Sri Maharaja Watukura Dyah Balitung
14
15. KERAJAAN MATARAM HINDU-BUDDHA
Prasasti Kelurak, 782M di desa Kelurak disebutkan bahwa Raja
Dharanindra membangun arca Majusri (= candi sewu). Pengganti
raja Dharanindra adalah Samaratungga. Samaratungga digantikan
oleh putrinya bernama Pramodawardhani. Dalam Prasasti Sri
Kahulunan (= gelar Pramodawardhani) berangka tahun 842 M di
daerah Kedu, dinyatakan bahwa Sri Kahulunan meresmikan
pemberian tanah untuk pemeliharaan candi Borobudur yang
sudah dibangun sejak masa pemerintahan Samaratungga.
15
16. KERAJAAN MATARAM HINDU-BUDDHA
Pramowardhani menikah dengan Rakai Pikatan yang beragama Hindu.
Adik Pramodhawardhani, Balaputradewa menentang pernikahan itu.
Pada tahun 856 Balaputradewa berusaha merebut kekuasaan dari Rakai
Pikatan, namun usahanya itu gagal.
Setelah pemerintahan Rakai Pikatan, Mataram menunjukkan
kemunduran. Sejak pemerintahan Raja Balitung banyak mengalihkan
perhatian ke wilayah Jawa Timur.
Raja-raja setelah Balitung adalah :
1. Daksa (910 – 919). Ia telah menjadi Rakryan Mahamantri I Hino
(jabatan tertinggi sesudah raja) pada masa pemerintahan Balitung.
2. Rakai Layang Dyah Tulodong (919 – 924).
3. Wawa yang bergelar Sri Wijayalokanamottungga (924 – 929).
16
17. KERAJAAN MATARAM HINDU-BUDDHA
Wawa merupakan raja terakhir kerajaan Mataram. Pusat kerajaan
kemudian dipindahkan oleh seorang mahapatihnya (Mahamantri I Hino)
bernama Pu Sindok ke Jawa Timur.
Pu Sindok yang menjabat sebagai Mahamantri I Hino pada masa
pemerintahan Raja Wawa memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa
Timur tersebut. Pada tahun 929 M, Pu Sindok naik tahta dengan gelar Sri
Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmattunggadewa.
la mendirikan dinasti baru, yaitu Dinasti Isana. Pu Sindok memerintah
sampai dengan tahun 947. Pengganti-penggantinya dapat diketahui dari
prasasti yang dikeluarkan oleh Airlangga, yaitu Prasasti Calcuta.
17
18. KERAJAAN MATARAM HINDU-BUDDHA
Berdasarkan berita Cina diperoleh keterangan bahwa Raja
Dharmawangsa pada tahun 990 - 992 M melakukan serangan terhadap
Kerajaan Sriwijaya.
Pada tahun 1016, Airlangga datang ke Pulau Jawa untuk meminang putri
Dharmawangsa. Namun pada saat upacara pernikahan berlangsung
kerajaan mendapat serangan dari Wurawuri dari Lwaram yang
bekerjasama dengan Kerajaan Sriwijaya
Peristiwa ini disebut peristiwa Pralaya. Selama dalam pengasingan ia
menyusun kekuatan. Setelah berhasil menaklukkan raja Wurawari pada
tahun 1032 dan mengalahkan Raja Wijaya dari Wengker Pada tahun 1035
ia berhasil mengembalikan kekuasaan. Airlangga wafat pada tahun 1049
dan disemayamkan di Parthirtan Belahan, di lereng gunung
18
Penanggungan.
19. KERAJAAN KEDIRI
Pada akhir pemerintahannya Airlangga kesulitan dalam menunjuk
penggantinya, sebab Putri Mahkotanya bernama Sanggramawijaya
menolak menggantikan menjadi raja.
la memilih menjadi seorang pertapa. Maka tahta diserahkan
kepada kedua orang anak laki-lakinya, yaitu : Jayengrana dan
Jayawarsa.
Untuk menghindari perselisihan di antara keduanya, maka kerajaan
di bagi dua atas bantuan Pu Barada yaitu:
1. Jenggala dengan ibukotanya Kahuripan.
2. Panjalu dengan ibukotanya Daha (Kadiri).
19
20. KERAJAAN KEDIRI
Sampai setengah abad lebih sejak Airlangga mengundurkan diri
tidak ada yang dapat diketahui dari kedua kerajaan itu. Kemudian
hanya Kadiri yang menunjukkan aktifitas politiknya.
Raja pertama yang muncul dalam pentas sejarah adalah Sri
Jayawarsa dengan prasastinya yang berangka tahun 1104 M.
Selanjutnya berturut-turut raja-raja yang berkuasa di Kadiri adalah
sebagai berikut : Kameswara (±1115 - 1130), Jayabaya (±1130 -
1160), 1135), Sarweswara (±1160 - 1170), Aryyeswara (±1170 -
1180), Gandra (1181), Srengga (1190-1200) dan Kertajaya (1200 -
1222).
20
21. KERAJAAN SINGASARI
Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok. Dalam kitab Pararaton
Ken Arok digambarkan sebagai seorang pencuri dan perampok
yang sakti, sehingga menjadi buronan tentara Tumapel.
Setelah mendapatkan bantuan dari seorang Brahmana, Ken Arok
dapat mengabdi kepada Akuwu (bupati) di Tumapel bernama
Tunggul Ametung. Setelah berhasil membunuh Tunggul Ametung,
Ken Arok menggantikannya sebagai penguasa Tumapel.
Ia juga menjadikan Ken Dedes, istri Tunggul Ametung, sebagai
permaisurinya. Pada waktu itu Tumapel masih berada di bawah
kekuasaan Kerajaan Kediri.
21
22. KERAJAAN SINGASARI
Setelah merasa memiliki kekuatan yang cukup, Ken Arok berusaha untuk
melepaskan diri dari Kadiri. Pada tahun 1222 Ken Arok berhasil
membunuh Kertajaya, raja Kadiri terakhir.
Ia kemudian naik tahta sebagai raja Singasari dan mendirikan dinasti
baru yaitu Dinasti Girinda. Tidak lama kemudian, Ken Dedes melahirkan
seorang putra bernama Anusapati hasil pernikahannya dengan Tunggul
Ametung.
Sedangkan dari istri yang lain, yaitu Ken Umang, Ken Arok mempunyai
seorang putra bernama Tohjaya.
22
23. KERAJAAN SINGASARI
Pada tahun 1227, Ken Arok dibunuh oleh Anusapati. Hal ini dilakukan
sebagai balas dendam atas kematian ayahnya, Tunggul Ametung.
Anusapati mengantikan berkuasa di Singasari.
Ia memerintah selama 21 tahun. Sampai akhirnya ia dibunuh oleh
Tohjaya, juga sebagai balas dendam atas kematian ayahnya.
Tohjaya naik tahta. Ia memerintah dalam waktu sangat singkat. Ia
kemudian terbunuh oleh Ranggawuni (putra Anusapati). Pada tahun
1248 Ranggawuni naik tahta dengan gelar Srijaya Wisnuwardhana.
Pada tahun 1254 Wisnuwardhana mengangkat putranya Kertanegara
sebagai Yuwaraja atau Raja Muda. Wisnuwardana wafat pada tahun 1268
di Mandragiri. 23
24. KERAJAAN SINGASARI
Pada tahun 1268 Kertanegara naik tahta. la merupakan raja
terbesar kerajaan Singasari. Kertanegara merupakan raja pertama
yang bercita-cita menyatukan Nusantara.
Pada tahun 1275, Kertanegara mengirimkan Ekspedisi Pamalayu ke
Sumatera (Jambi) dipimpin oleh Kebo Anabrang.
Ekspedisi ini bertujuan menuntut pengakuan Sriwijaya dan Malayu
atas kekuasaan Singasari. Ekspedisi ini juga untuk mengurangi
pengaruh Kubilai Khan dari Cina di Nusantara.
24
25. KERAJAAN SINGASARI
Ekspedisi Pamalayu ini menimbulkan rasa khawatir raja Mongol
tersebut. Oleh karena itu pada tahun 1289 Kubilai Khan
mengirimkan utusan bernama Meng-chi menuntut Singasari
mengakui kekuasaan Kekaisaran Mongol atas Singasari.
Kertanegara menolak tegas, bahkan utusan Cina itu dilukai
mukanya. Perlakukan tersebut dianggap sebagai penghinaan dan
tantangan perang.
25
26. KERAJAAN SINGASARI
Untuk menghadapi kemungkinan serangan dari tentara Mongol
pasukan Singasari disiagakan dan dikirim ke berbagai daerah di
Laut Jawa dan di Laut Cina Selatan.
Sehingga pertahanan di ibukota lemah. Hal ini dimanfaatkan oleh
pihak-pihak yang tidak senang terhadap Kertanegara, diantaranya
Jayakatwang penguasa Kadiri dan Arya Wiraraja (bupati Madura).
Pasukan Kediri berhasil menduduki istana dan membunuh
Kertanegara.
26
27. KERAJAAN MAJAPAHIT
Setelah Kertanegara terbunuh oleh Jayakatwang, 1292. Raden
Wijaya menantu Kertanegara berhasil melarikan diri ke Madura
untuk minta bantuan Arya Wiraraja, bupati Sumenep.
Atas nasihat Arya Wiraraja, Raden Wijaya menyerahkan diri kepada
Jayakatwang. Atas jaminan dari Arya Wiraraja, Raden Wijaya
diterima dan diperbolehkan membuka hutan Tarik yang terletak di
dekat Sungai Brantas.
Dengan bantuan orang-orang Madura, pembukaan hutan Tarik
dibuka dan diberi nama Majapahit.
27
28. KERAJAAN MAJAPAHIT
Kemudian datanglah pasukan Tartar yang dikirim Kaisar Kubilai
Khan untuk menghukum raja Jawa. Walaupun sudah mengetahui
Kertanegara sudah meninggal, tentara Tartar bersikeras mau
menghukum raja Jawa.
Hal ini dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk membalas dendam
kepada Jayakatwang. Jayakatwang berhasil dihancurkan. Pada
waktu tentara Tartar hendak kembali kepelabuhan, Raden Wijaya
menghancurkan tentaraTartar.
Setelah berhasil mengusir tentara Tartar, Raden Wijaya dinobatkan
sebagai Raja Majapahit dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana
pada tahun 1293. 28
29. KERAJAAN MAJAPAHIT
Kertarajasa meninggal pada tahun 1309. Satu-satunya putra yang
dapat menggantikannya adalah Kalagamet. la dinobatkan sebagai
raja Majapahit dengan gelar Sri Jayanagara.
Ia bukanlah raja yang cakap. Selain itu ia juga mendapatkan banyak
pengaruh dari Mahapati. Akibatnya masa pemerintahannya
diwarnai dengan adanya beberapa kali pemberontakan.
29
30. KERAJAAN MAJAPAHIT
Pemberontakan yang paling berbahaya adalah pemberontakan Kuti, pada
tahun 1319. Kuti berhasil menduduki ibukota Majapahit, sehingga
Jayanagara harus melarikan diri ke desa Bedander yang dikawal oleh
pasukan Bhayangkari dipimpin oleh Gajah Mada.
Pemberontakan Kuti ini berhasil ditumpas oleh Gajah Mada. Karena
jasanya Gajah Mada diangkat sebagai Patih Kahuripan.
Pada tahun 1328 Jayanagara mangkat dibunuh oleh tabib istana, Tanca.
Tanca kemudian dibunuh oleh Gajah Mada. Jayanagara tidak
meninggalkan keturunan.
30
31. KERAJAAN MAJAPAHIT
Karena Jayanagara tidak mempunyai keturunan, maka yang berhak
memerintah semestinya adalah Gayatri atau Rajapatni. Akan tetapi
Gayatri telah menjadi bhiksuni.
Maka pemerintahan Majapahit kemudian dipegang oleh putrinya Bhre
Kahuripan dengan gelar Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani. la
menikah dengan Kertawardhana. Dari perkawinan ini lahirlah Hayam
Wuruk.
Pada tahun 1331 terjadi pemberontakan Sadeng dan Keta.
Pemberontakan yang berbahaya ini dapat ditumpas oleh Gajah Mada.
Karena jasanya Gajah Mada diangkat sebagai Patih Mangkubumi
Majapahit. Pada saat pelantikan, Gajah Mada mengucapkan Sumpah
Palapa.
31
32. KERAJAAN MAJAPAHIT
Pada tahun 1350M, ibu Tribhuwanatunggadewi, Gayatri meninggal.
Sehingga Tribhuwana turun tahta. Penggantinya adalah putranya
yang bernama Hayam Wuruk yang bergelar Rajasanagara.
Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk dengan Gajah Mada sebagai
Mahapatihnya, Majapahit mencapai puncak kejayaannya.
Dengan Sumpah Palapa-nya Gajah Mada berhasil menguasai seluruh
kepulauan Nusantara ditambah dengan Siam, Martaban (Birma),
Ligor, Annom, Campa dan Kamboja.
32
33. KERAJAAN MAJAPAHIT
Pada tahun 1364, Patih Gajah Mada wafat ditempat
peristirahatannya, Madakaripura, di lereng Gunung Tengger.
Setelah Gajah Mada meninggal, Hayam Wuruk menemui kesulitan
untuk menunjuk penggantinya. Akhirnya diputuskan bahwa
pengganti Gajah Mada adalah empat orang menteri.
Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389. Ia disemayamkan di Tayung
daerah Berbek, Kediri. Seharusnya yang menggantikan adalah
puterinya yang bernama Kusumawardhani. Namun ia menyerahkan
kekuasaannya kepada suaminya, Wikramawardhana.
33
34. KERAJAAN MAJAPAHIT
Sementara itu Hayam Wuruk juga mempunyai anak laki-laki dari
selir yang bernama Bhre Wirabhumi yang telah mendapatkan
wilayah keuasaan di Kedaton Wetan (Ujung Jawa Timur).
Pada tahun 1401 hubungan Wikramawardhana dengan Wirabhumi
berubah mejadi perang saudara yang dikenal sebagai Perang
Paregreg. Pada tahun 1406 Wirabhumi dapat dikalahkan di
dibunuh.
Tentu saja perang saudara ini melemahkan kekuasaan Majapahit.
Sehingga banyak wilayah-wilayah kekuasaannya melepaskan diri.
34
35. Bab 2. Perkembangan Dan Pengaruh
Agama Serta Kebudayaan Islam
Di Indonesia
35
36. KERAJAAN SAMUDERA PASAI
Kerajaan Samudera Pasai merupakan Kerajaan Islam pertama di
Indonesia. Pendirinya adalah Nazimuddin al - Kamil, seorang
Laksamana Laut dari Mesir.
Sementara itu di Mesir Dinasti Fatimah berhasil dikalahkan oleh
Dinasti Mamaluk. Dinasti baru ini berambisi untuk merebut
Samudera Pasai dengan mengirim Syekh Ismail.
Untuk itu Syekh Ismail kemudian bersekutu dengan Marah Silu dan
berhasil merebut Samudera Pasai. Selanjutnya Marah Silu diangkat
sebagai raja Samudera Pasai dengan gelar Sultan Malik Ash Shaleh.
36
37. KERAJAAN SAMUDERA PASAI
Pada tahun 1297M Sultan Malik Ash Shaleh wafat, dan
dimakamkan di Kampung Samudera Mukim Blang Me. la digantikan
putranya bemama Sultan Muhammad dengan gelar Sultan Malik at
- Thahir. Ia memerintah sampai dengan tahun 1326.
Ia digantikan oleh putranya bernama Sultan Ahmad yang juga
bergelar Sultan Malik at - Thahir. Pada masa pemerintahannya,
kerajaan Samudera Pasai kedatangan utusan Sultan Delhi yang
sedang menuju Cina bernama lbnu Batutah pada tahun 1345.
37
38. KERAJAAN SAMUDERA PASAI
Pengganti Sultan Ahmad adalah putranya yang bemama Sultan
Zainal Abidin yang juga bergelar Sultan Malik at - Thahir.
Setelah pemerintahan Zainal Abidin, Samudera Pasai mengalami
kemunduran. Hal ini disebabkan adanya perebutan kekuasaan.
Akhimya Samudera Pasai berhasil dikuasai oleh Kerajaan Islam
Malaka.
38
39. KERAJAAN ACEH
Pendiri sekaligus raja pertama kerajaan Aceh adalah Sultan Ali
Mughayat Syah atau Sultan lbrahim (1514 - 1528). Sejak tahun
1515 Aceh sudah berani menyerang Portugis di Malaka dan juga
menyerang Kerajaan Aru.
Sultan Ali Mughayat Syah digantikan putranya bergelar Sultan
Salahuddin (1528 - 1537). Ia tidak mampu memerintah Aceh
dengan baik sehingga Aceh mengalami kemerosotan. Oleh karena
itu ia digantikan saudaranya Sultan Alauddin Riayat Syah (1537 -
1568).
39
40. KERAJAAN ACEH
Setelah Sultan Alaudin meninggal Aceh mengalami masa suram.
Pemberontakan dan perebutan kekuasaan sering terjadi. Keadaan
ini berlangsung cukup lama sampai dengan Sultan lskandar Muda
naik tahta (1607 - 1636 M).
Di bawah pemerintahan Sultan lskandar Muda, kerajaan Aceh
mencapai puncak kejayaannya. lskandar Muda beberapa
melakukan penyerangan terhadap Portugis dan Kerajaan Johor di
Semenanjung Malaka.
Aceh juga menduduki daerah-daerah seperti Aru, Pahang, Kedah,
Perlak dan Indragiri, sehingga wilayah Aceh sangat luas.
40
41. KERAJAAN ACEH
Sultan lskandar Muda digantikan oleh menantunya yang bergelar
Sultan lskandar Thani (1636 - 1641). la melanjutkan tradisi
kekuasaan Sultan lskandar Muda, tetapi ia tidak lama memerintah
karena wafat tahun 1641 M.
Penggantinya, permaisurinya (Putri lskandar Muda), yang bergelar
Putri Sri Alam Permaisuri (1641 - 1675). Sejak itu Kerajaan Aceh
terus mengalami kemunduran dan akhimya runtuh karena dikuasai
Belanda.
41
42. KERAJAAN DEMAK
Pada mulanya Demak dikenal dengan nama Glagah Wangi. Sebagai
Kadipaten dari Majapahit, Demak dikenal juga dengan sebutan
Bintoro. Kata Demak merupakan akronim yang berarti gede
makmur atau hadi makmur yang berarti besar dan sejahtera.
42
43. KERAJAAN DEMAK
Faktor-faktor pendorong berdirinya Kerajaan Islam Demak adalah :
1. Runtuhnya Malaka ke tangan Portugis, sehingga para pedagang
Islam mencari tempat persinggahan dan perdagangan baru,
diantaranya Demak.
2. Raden Fatah sebagai pendiri Kerajaan Demak masih keturunan
raja Majapahit, Brawijaya V, dalam perkawinannya dengan
putri Ceumpa yang beragama Islam.
3. Raden Fatah mendapat dukungan dari para wali, yang sangat
dihormati pada waktu itu.
43
44. KERAJAAN DEMAK
4. Banyak adipati-adipati pesisir yang tidak puas dengan
Majapahit dan mendukung Raden Fatah.
5. Mundur dan runtuhnya Majapahit karena Perang Paregreg.
6. Pusaka keraton Majapahit sebagai lambang pemegang
kekuasaan diberikan kepada Raden Fatah. Dengan demikian
Kerajaan Islam Demak merupakan kelanjutan dari Kerajaan
Majapahit dalam bentuknya yang baru.
44
45. KERAJAAN DEMAK
Pada tahun 1500 M, Raden Fatah melepaskan diri dari kekuasaan
Majapahit. Raden Fatah mendirikan kesultanan Demak dengan
gelar Sultan Alam Akbar al Fatah (1500 -1518 M).
Pada tahun 1518 Raden Fatah wafat. la digantikan putranya
bernama Adipati Unus (Muhammad Yunus. Pati Unus hanya
memerintah selama tiga tahun.
la meninggal dalam usia muda. Karena Pati Unus wafat tidak
meninggalkan putra, maka ia digantikan oleh salah seorang adiknya
bernama Raden Trenggana (1521 -1546 M).
45
46. KERAJAAN DEMAK
Di bawah pemerintahan Sultan Trenggana, Demak mencapai
puncak kejayaannya. Pada waktu itu Portugis mulai memperluas
pengaruhnya ke Jawa Barat, bahkan mau mendirikan benteng dan
kantor di Sunda Kelapa, dengan persetujuan raja Pajajaran,
Samiam.
Oleh karena itu pada tahun 1522 Demak mengirimkan pasukan ke
Jawa Barat dipimpin oleh Fatahillah. la berhasil menduduki Banten
dan Cirebon serta mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada
tanggal 22 Juni 1527. Sejak itu Sunda Kelapa dirubah namanya
menjadi Jayakarta.
46
47. KERAJAAN DEMAK
Perluasan pengaruh ke Jawa Timur dipimpin langsung oleh Sultan
Trenggana. Satu per satu daerah-daerah di Jawa Timur berhasil
dikuasai seperti Madiun, Gresik, Tuban, Singosari dan Blambangan.
Tetapi ketika menyerang Pasuruan pada tahun 1546, Sultan
Trenggana gugur.
Setelah Trenggana wafat, terjadi perebutan kekuasaan antara
Surawiyata atau Pangeran Sekar Seda ing Lepen (adik Trenggana)
dengan Sunan Prawoto (putra Trenggana).
Surawiyata berhasil dibunuh oleh utusan Sunan Prawoto. Putra
Surawiyata bernama Arya Penangsang dari Jipang menuntut balas
dan berhasil membunuh Sunan Prawoto. 47
48. KERAJAAN DEMAK
Arya Penangsang kemudian menduduki tahta kerajaan Demak.
Kekacauan kembali memuncak ketika Arya Penangsang membunuh
adipati Jepara bernama Pangeran Hadiri.
Ia adalah suami dari Ratu Kalinyamat, adik kandung Sunan
Prawoto. Pembunuhan itu dilakukan karena Hadiri dianggap telah
ikut campur dalam persoalannya dengan Sunan Prawoto.
48
49. KERAJAAN BANTEN
Setelah berhasil menduduki Banten, Fatahillah berkuasa didaerah
tersebut. Sedangkan daerah Cirebon diserahkan kepada putranya
bernama Pangeran Pasarean.
Pada tahun 1522 Pangeran Pasarean wafat. Sehingga Fatahillah
menyerahkan Banten kepada putranya Hasanuddin. Sedangkan
Fatahillah memilih memerintah di Cirebon. Ia dikenal dengan
sebutan Sunan Gunung Jati.
Sultan Hasanuddin dikenal sebagai Sultan pertama di Banten
berhasil memperluas daerah kekuasaannya ke Lampung. Pada
tahun 1570 M, Sultan Hasanuddin wafat dan digantikan putranya
bergelar Panembahan Yusuf. 49
50. KERAJAAN BANTEN
Pada tahun 1579 M. Panembahan Yusuf berhasil menaklukkan
Kerajaan Hindu terakhir di Jawa Barat, kerajaan Pakuan Pajajaran.
Pada tahun 1580 M, Panembahan Yusuf wafat.
la digantikan putranya yang masih berusia 9 tahun, yaitu Maulana
Muhammad. Karena usianya terlalu muda, maka pemerintahan
dipegang oleh seorang Mangkubumi sampai ia dewasa.
50
51. KERAJAAN BANTEN
Pada masa pemerintahan Maulana Muhammad datanglah untuk
pertama kalinya orang Belanda di Banten (Indonesia) dipimpin oleh
Cornelis de Houtman tahun 1596.
Pada tahun itu pula Maulana Muhammad memimpin pasukan
Banten menyerang Palembang. Serangan ini gagal bahkan Maulana
Muhammad tertembak dan akhimya wafat.
la digantikan putranya bernama Abdul Mufakhir yang baru
berumur 5 bulan. Oleh karena itu pemerintahan dipegang oleh
seorang mangkubumi, yaitu Pangeran Ranamenggala, pada tahun
1608.
51
52. KERAJAAN BANTEN
Pengganti Abdul Mutakhir adalah Abdul Fatah yang bergelar Sultan
Ageng Tirtayasa. Ia merupakan raja terbesar Banten. Sultan Ageng
Tirtayasa berhasil memajukan perdagangan.
Sehingga Bandar Banten berkembang menjadi bandar
internasional yang dikunjungi oleh kapal-kapal Persia, Arab, Cina,
Inggris, Perancis dan Denmark.
Akan tetapi Sultan AgengTirtayasa sangat anti VOC yang telah
merebut Jayakarta dari Banten. Sehingga Belanda pun selalu
berupaya menjatuhkan Banten.
52
53. KERAJAAN BANTEN
Ketika terjadi perselisihan antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan
putranya Abdul Kahar yang dikenal sebagai Sultan Haji, Belanda
mengambil kesempatan untuk melancarkan politik adu domba
(devide et impera).
Kesempatan itu datang ketika Sultan Haji dalam keadaan terdesak,
Ia meminta bantuan VOC. Akhirnya pada tahun 1682 Sultan Ageng
Tirtayasa menyerah, lalu ditawan di Batavia sampai wafatnya tahun
1692.
Setelah itu, kerajaan Banten terus mengalami kemunduran dan
akhirnya dikuasai sepenuhnya oleh Belanda pada tahun 1775.
53
54. KERAJAAN MATARAM
Setelah runtuhnya kerajaan Demak, pusat pemerintahan
dipindahkan ke Pajang oleh Sultan Hadiwijaya. Sedangkan Demak
hanya sebagai kadipaten dari Kerajaan Pajang yang dipimpin oleh
Arya Pangiri (Putra Prawoto).
Kiai Ageng Pemanahan yang berjasa besar dalam membantu
Hadiwijaya mendapat imbalan daerah Mataram. Dalam waktu
singkat Mataram berkembang pesat. Namun pada tahun 1575 Kiai
Ageng Pemanahan meninggal. Pemerintahannya diteruskan oleh
putra angkatnya bernama Bagus Dananjaya atau Sutawijaya.
54
55. KERAJAAN MATARAM
Sementara itu Sultan Hadiwijaya meninggal pada tahun 1582.
Pangeran Benowo, Putra Hadiwijaya, disingkirkan oleh Arya Pangiri.
Untuk merebut kembali kekuasaannya, Pangeran Benowo meminta
bantuan, Sutawijaya dari Mataram.
Pajang diserang dan akhirnya Arya Pangiri menyerah. Sedangkan
Pangeran Benowo tidak sanggup untuk menghadapi Sutawijaya.
Maka sejak tahun 1586 pusat pemerintahan dipindahkan dari
Pajang ke Mataram oleh Sutawijaya.
55
56. KERAJAAN MATARAM
Sutawijaya naik tahta Kerajaan Mataram dengan gelar
Panembahan Senapati ing Alaga Sayyidin Panatagama (1586-1601).
Masa pemerintahan Panembahan Senapati diwarnai dengan
perang terus-menerus dalam rangka untuk menundukkan para
bupati yang memberontak maupun untuk memperluas wilayah
kekuasaannya.
Sebelum usahanya tersebut selesai, Panembahan Senapati wafat
pada tahun 1601. Ia dimakamkan di Kota gede. Penggantinya
adalah putranya yang bernama Mas Jolang (1601 – 1613) dengan
gelar Sultan Anyokrowati.
56
57. KERAJAAN MATARAM
Pada masa pemerintahan Mas Jolang banyak bupati di Jawa Timur
memberontak. Pemberontakan ini dihadapi dengan susah payah
oleh Mas Jolang. Namun sebelum pemberontakan tersebut dapat
diselesaikan pada tahun 1913, Mas Jolang wafat di Krapyak.
Ia juga dimakamkan di Kota Gede. Penggantinya adalah putranya
yang bernama Raden Mas Martapura. Tetapi karena sakit-sakitan,
ia turun tahta dan digantikan oleh Raden Mas Rangsang.
57
58. KERAJAAN MATARAM
Raden Mas Rangsang naik tahta dengan gelar Sultan Agung
Hanyakrakusuma Senapati ing Alaga Ngabdurahman. Di bawah
pemerintahannya Mataram mencapai puncak kejayaannya. Sultan
Agung bercita-cita untuk mempersatukan Pulau Jawa.
Akan tetapi, antara Mataram dan Banten terdapat Batavia, markas
VOC, sebagai penghalang. Oleh karena itu pada tahun 1628 dan
1629 Sultan Agung mengirim pasukan yang dipimpin oleh Baurekso
untuk menyerang VOC di Batavia yang sedang dipimpin oleh J.P.
Coen, namun kedua serangan itu gagal.
58
59. KERAJAAN MATARAM
Sultan Agung wafat pada tahun 1645 . la digantikan putranya yang
bergelar Amangkurat I (1645 -1677). Pada masa pemerintahannya,
Belanda mulai masuk ke daerah Mataram. Bahkan Amangkurat I
menjalin hubungan baik dengan Belanda.
Selain itu sikap Amangkurat I yang sewenang-wenang
menimbulkan pemberontakan-pemberontakan. Pemberontakan
yang paling berbahaya adalah pemberontakan Trunojoyo dari
Madura. Dalam pertempuran itu Amangkurat I terluka dan
dilarikan ke Tegalwangi, hingga meninggal.
59
60. KERAJAAN MATARAM
Pada masa pemerintahan Amangkurat II (1677 – 1903) Kerajaan
Mataram semakin sempit. Banyak daerah kekuasaannya yang
diambil alih oleh VOC.
Ibu kota kerajaan dipindahkan ke Kartasura. Setelah Amangkurat II
meninggal, Kerajaan Mataram semakin suram. Hal ini disebabkan
seringkali terjadi perebutan kekuasaan diantara kaum bangsawan.
60
61. KERAJAAN MATARAM
Politik devide et impera Belanda menampakkan hasilnya ketika
dilakukan Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Perjanjian tersebut
bertujuan untuk meredam pemberontakan yang dipimpin oleh
Mangkubhumi di Yogyakarta.
Melalui perjanjian tersebut Kerajaan Mataram dipecah menjadi
dua, yaitu :
1. Kesuhunan Surakarta, yang dipimpin oleh Susuhanan Paku
Buwono III (1749-1788).
2. Kesultanan Yogyakarta (Ngayogyakarta Hadiningrat) dengan
Mangkubumi sebagai rajanya, bergelar Sultan
Hamengkubuwono I (1755 - 1792).
61
62. KERAJAAN MATARAM
Sementara itu pemberontakan yang dilakukan oleh Mas Said
(Pangeran Samber Nyawa) terhadap Surakarta.
Untuk meredam perlawanan itu pada tahun 1757 diadakan
perjanjian yang hampir sama dengan Perjanjian Giyanti, yaitu
Perjanjian Salatiga. Isinya menobatkan Mas Said sebagai raja di
wilayah Mangkunegaran yang ketika itu menjadi bagian dari
Kasuhunan Surakarta, dengan gelar Pangeran Adipati Arya
Mangkunegara.
62
63. KERAJAAN MATARAM
Sejak tahun 1811 willayah jajahan Belanda di Indonesia jatuh ke
tangan Inggris dengan tokohnya Thomas Stamford Raffles. Ia
adalah seorang yang liberal dan tidak menyukai sistem feodalisme.
Sehingga timbullah ketegangan antara Raffles dengan Keraton
Yogyakarta.
Akhirnya, pada tahun 1813, Raffles menyerahkan sebagian wilayah
Yogyakarta kepada Paku Alam. Maka hingga kini kerajaan Mataram
pecah menjadi empat kerajaan kecil, yaitu :
1. Kesuhunan Surakarta
2. Kesultanan Yogyakarta
3. Magkunegaran
4. Paku Alaman 63
64. KERAJAAN GOWA & TALLO
Kerajaan Gowa dan Tallo (Makasar) menjadi kerajaan Islam karena
dakwah dari Datuk Ri Bandang dan Datuk Sulaiman dari
Minangkabau. Setelah masuk Islam, raja Gowa, Daeng Manrabia
bergelar Sultan Alaudin.
Dan raja Tallo, Kraeng Mantoaya bergelar Sultan Abdullah,.
Kerajaan Gowa-Tallo terletak pada posisi yang strategis yaitu,
diantara jalur pelayaran antara Malaka dan Maluku.
64
65. KERAJAAN GOWA & TALLO
Sultan Alaudin memerintah Makasar pada 1591 - 1639. la juga
dikenal sebagai sultan yang sangat menentang Belanda, hingga
wafat pada tahun 1639. la digantikan putranya Sultan Muhammad
Said (1639 - 1653).
Muhammad Said mengirimkan pasukan ke Maluku, untuk
membantu rakyat Maluku yang sedang berperang melawan
Belanda. Pengganti Muhammad Said adalah putranya bergelar
Sultan Hasanuddin (1653 - 1669).
65
66. KERAJAAN GOWA & TALLO
Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Makasar
mencapai masa kejayaannya. Dalam waktu singkat Kerajaan
Makasar berhasil menguasai hampir seluruh wilayah Sulawesi
Selatan.
la juga memperluas wilayah kekuasaannya di Nusa Tenggara
seperti Sumbawa dan sebagian Flores. Dengan demikian kegiatan
perdagangan melalui Laut Flores harus singgah di Makasar.
Hal ini ditentang oleh Belanda, karena hubungan Ambon dan
Batavia yang telah dikuasai oleh Belanda terhalang oleh kekuasaan
Makasar. Keberanian Hasanuddin memporak-porandakan pasukan
Belanda di Maluku mengakibatkan Belanda semakin terdesak.
66
67. KERAJAAN GOWA & TALLO
Dalam rangka menguasai Makassar, Belanda melakukan politik
devide at impera. Kesempatan yang baik datang ketika pada tahun
1660 Raja Soppeng – Bone bernama Aru Palaka yang sedang
memberontak kepada kerajaan Gowa.
Karena merasa terdesak Aru Palaka meminta bantuan VOC. Sultan
Hasanuddin dapat dikalahkan dan harus menandatangani
Perjanjian Bongaya pada tahun 1667.
Sultan Hasanuddin digantikan putranya Sultan Amir Hamzah. la
tidak mampu mempertahankan Makasar dari serbuan Belanda
secara besar-besaran.
67
69. KEMUNDURAN VOC
Tahun 1799, VOC mengalami masa kemunduran.
Kemunduran tersebut diakibatkan oleh faktor-
faktor berikut.
• Gencarnya persaingan dari negara Prancis dan
Inggris.
• Korupsi dan pencurian yang dilakukan pegawai
VOC.
• Maraknya perdagangan gelap di jalur monopoli
VOC.
• Besarnya anggaran belanja VOC tidak sebanding
dengan pemasukannya.
70. PEMBUBARAN VOC
• Louis Napoleon
Bonaparte, sebagai Raja
Belanda, memutuskan
supaya VOC dibubarkan
pada 31 Desember 1799.
• Louis Napoleon
Bonaparte kemudian
menunjuk Herman
Willem Daendels
sebagai gubernur jendral
di Indonesia.
71. KEBIJAKAN-KEBIJAKAN
DAENDELS
Daendels dalam melaksanakan
tugasnya melakukan
beberapa hal, diantaranya
sebagai berikut.
• Membuat jalan raya dari
Anyer sampai Panarukan
dengan kerja rodi (kerja
paksa),
• membangun pabrik senjata
di Semarang, dan
• membangun pangkalan
armada laut di Merak dan
Ujung Kulon.
72. KEBIJAKAN-KEBIJAKAN
DAENDELS
Untuk mendapatkan dana, Daendels menetapkan
beberapa peraturan:
• penyerahan pajak berupa hasil bumi
(Contingenten),
• kewajiban menjual hasil bumi hanya kepada
pemerintah Belanda dengan harga yang telah
ditetapkan (Verplichte Leverantie), dan
• kewajiban yang ditetapkan kepada rakyat
Priangan untuk menanam kopi (Prianger
Stelsel).
73. KEKUASAAN INGGRIS DI
INDONESIA
• Kekuasaan Inggris di Indonesia dimulai
sejak tahun 1811 setelah Inggris
melakukan serangan darat dan laut atas
wilayah kekuasaan Belanda di Pulau
Jawa.
• Akibat serangan tersebut, Belanda
menyerah tanpa syarat dan
menandatangani Perjanjian Tuntang
pada 11 September 1811.
74. PERJANJIAN TUNTANG
Isi Perjanjian Tuntang:
• Seluruh kekuatan militer yang berada di
Asia Tenggara harus diserahkan pada
Inggris.
• Utang pemerintahan Belanda tidak diakui
Inggris.
• Pulau Jawa, Madura, dan semua
pangkalan Belanda di luar Jawa menjadi
wilayah kekuasaan Inggris.
75. SIR THOMAS STAMFORD
RAFFLES
EIC melalui Lord
Minto menunjuk
Sir Thomas
Stamford Raffles
(1811-1813)
sebagai gubernur
jendral.
76. KEBIJAKAN-KEBIJAKAN
RAFFLES
Kebijakan penting yang dilakukan Raffles antara
lain:
• Membagi wilayah Pulau Jawa menjadi 16 daerah
Kerasidenan. Hal itu dimaksudkan untuk
memudahkan mengatur dan mengawasi Pulau
Jawa.
• Raffles juga menghapus kerja rodi.
• Menghapus semua kebijakan Daendels.
• Mengadakan sistem pemungutan sewa tanah.
77. KEMBALINYA KEKUASAAN
BELANDA DI INDONESIA
• Tahun 1814, Belanda kembali
menguasai Indonesia melalui
Konvensi London.
• Selanjutnya, Pemerintah Kolonial
Belanda dipegang oleh sebuah komisi
yang beranggotakan Van der
Capellen, Elout, dan Buyskes.
78. KEBIJAKAN PEMERINTAH INGGRIS
DI BIDANG EKONOMI DI INDONESIA
Pada masa pemerintahan Thomas Stamford
Raffles, pemerintah kolonial Inggris
menerapkan kebijakan ekonomi yang
berdasarkan asas liberal.
• Kebijakan tersebut adalah Landrent System
(sistem sewa tanah). Raffles berpendirian bahwa
semua tanah adalah milik raja yang berdaulat.
Jadi, semua tanah milik pemerintah Inggris.
Orang yang ingin memiliki tanah harus
penyewanya dari pemerintah dan membayar
sewa pajak yang disebut sewa tanah.
79. KEBIJAKAN PEMERINTAH BELANDA
DI BIDANG EKONOMI DI INDONESIA
Pada masa pemerintahan Herman Willem Daendels,
kebijakan ekonomi dilakukan untuk mengatasi kesulitan
keuangan yang dialami oleh pemerintah Belanda, yaitu:
• Pemerintah Belanda menjual tanah-tanah milik
Gubernemen kepada pihak partikelir.
• kebijakan Cultuurstelsel atau Sistem Tanam Paksa.
Adapun pokok-pokok kebijakan ini adalah bahwa
berdasarkan perjanjian, penduduk Indonesia
menyediakan seperlima tanahnya untuk ditanami
tanaman-tanaman yang ditetapkan Gubernemen.
• Membuka kesempatan kepada pihak swasta untuk
menanamkan modalnya di Indonesia.
80. UNDANG UNDANG
AGRARIA
Untuk menjamin kepentingan rakyat dan para pemodal,
pada tahun 1870 ditetapkan Undang-undang Agraria. Isi
undang-undang ini adalah sebagai berikut.
• Gubernur Jenderal tidak diperbolehkan menjual tanah
milik pemerintah. Tanah itu dapat disewakan paling
lama 75 tahun.
• Tanah milik pemerintah antara lain, tanah yang belum
dibuka, tanah yang berada di luar wilayah milik desa
dan penghuninya, serta tanah milik adat.
• Tanah milik penduduk antara lain semua sawah, ladang,
dan sejenisnya yang dimiliki langsung oleh penduduk
desa. Tanah semacam itu boleh disewa oleh pengusaha
swasta selama lima tahun.
81. KEBIJAKAN PEMERINTAH INGGRIS
DI BIDANG POLITIK DI INDONESIA
Di bawah pemerintahan Raffles, Inggris
dapat menanamkan pengaruh politik di
Indonesia meskipun hanya terbatas di
Jawa.
• Saat itu, Raffles membagi Pulau Jawa
menjadi 16 keresidenan.
• Tiap-tiap keresidenan dibentuk badan
pengadilan (landraad).
82. KEBIJAKAN PEMERINTAH BELANDA
DI BIDANG POLITIK DI INDONESIA
Pada masa Daendels, pemerintah Belanda mengambil
kebijakan untuk memperkuat angkatan bersenjatanya.
• Pemerintah Belanda merekrut banyak orang Indonesia
untuk dijadikan tentara.
• Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.
• Membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan
dengan kerja rodi.
• Untuk menyukseskan kebijakan ini, pemerintah Belanda
tidak segan-segan memecat pejabat-pejabat pemerintah
maupun kerajaan yang menentang. Contohya adalah
Sultan Banten dan Sultan Cirebon.
84. KEBIJAKAN PEMERINTAH INGGRIS
DI BIDANG SOSIAL BUDAYA DI INDONESIA
• Pada masa Raffles, pemerintah kolonial
memberi bantuan kepada para ahli pengetahuan
seperti Horsfield, Crawford, dan Mackensie
untuk menyelidiki peninggalan sejarah kuno di
Indonesia.
• Pemerintah Raffles juga membantu lembaga-
lembaga kebudayaan, seperti Lembaga Betawi
untuk memajukan kebudayaannya.
• Raffles sendiri kemudian menerbitkan buku
yang berjudul History of Java pada tahun 1817.
85. KEBIJAKAN PEMERINTAH BELANDA
DI BIDANG SOSIAL BUDAYA DI INDONESIA
•Pemerintahan Belanda
melaksanakan Politik Pintu
Terbuka.
•Menerapkan kebijakan (politik)
Etis. Kebijakan ini meliputi
bidang transmigrasi, irigasi, dan
pendidikan.
86. PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH BELANDA
TERHADAP KEHIDUPAN EKONOMI DI INDONESIA
• Pada masa Herman Willem Daendels,
pemerintah kolonial mengerahkan tenaga rakyat
Indonesia untuk kerja rodi.
• Akibatnya, tidak sedikit korban yang meninggal
dari kebijakan ini.
• Selain itu, kemiskinan dan kemelaratan timbul
di mana-mana. Hal ini terjadi karena rakyat
tidak memiliki kesempatan untuk mengerjakan
sawah, ladang, dan peternakannya. Seluruh
waktunya dihabiskan untuk kerja rodi.
87. PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH BELANDA
TERHADAP KEHIDUPAN EKONOMI DI INDONESIA
Terdapat pula penyimpangan-penyimpangan dalam melaksanakan
kebijakan Sistem Sewa tanah, sebagai berikut:
• Tanah yang diserahkan untuk ditanami tanaman ekspor lebih dari
seperlima, bahkan kadang-kadang setengahnya.
• Tanah yang dipilih untuk ditanami tanaman ekspor adalah tanah
yang subur sehingga tanah yang tersisa untuk penduduk hanya
tanah-tanah yang kurang subur.
• Waktu bekerja pada pemerintah untuk masyarakat yang tidak
memiliki lahan lebih dari ketentuan 66 hari.
• Lahan yang disediakan untuk tanaman ekspor tetap dikenakan
pajak.
• Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus dibayar
tidak dibayarkan kembali kepada rakyat.
• Kegagalan panen tanaman wajib tetap menjadi tanggung jawab
rakyat.
88. PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH INGGRIS
TERHADAP KEHIDUPAN EKONOMI DI INDONESIA
Pada masa Thomas Stamford Raffles, pemerintah kolonial
menerapkan kebijakan ekonomi liberal. Namun, dalam
kenyataannya kebijakan ini tidak dapat dilaksanakan.
Hal ini disebabkan oleh kendala-kendala berikut.
• Sistem feodal telah berakar dan menjadi tradisi di
Indonesia.
• Pegawai pemerintahan yang cakap untuk
mengendalikan pelaksanaan sistem ini jumlahnya
terbatas.
• Rakyat Indonesia belum siap menerima sistem yang
baru.
• Kepemilikan tanah masih berciri tradisional.
89. PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL
TERHADAP KEHIDUPAN POLITIK DI INDONESIA
• Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia
berpengaruh pada kekuasaan para penguasa
lokal seperti raja, sultan, dan adipati. Mereka
tidak lagi memiliki kekuasaan yang besar karena
sering dicampuri pemerintah kolonial.
• Dengan kenyataan seperti ini, tidak jarang
bahwa kekuasaan penguasa lokal terhadap
wilayahnya hanya secara de jure (hukum),
tetapi secara de facto (nyatanya) dikuasai oleh
pemerintah kolonial.
90. PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL
TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL DI INDONESIA
Munculnya kelompok
masyarakat berdasarkan
golongan, yaitu:
• Kelompok masyarakat
Eropa menempati kelas
teratas.
• Kelas di bawahnya adalah
kelompok masyarakat
bangsawan.
• Kelompok masyarakat
jelata menempati kelas
terendah.
91. PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL
TERHADAP KEHIDUPAN BUDAYA DI INDONESIA
• Bangsa Barat memiliki kebiasaan dan tradisi
tertentu. Kedatangan mereka berpengaruh pada
budaya lokal.
• Muncul berbagai tradisi barat yang kemudian
berkembang dalam masyarakat pribumi,
khususnya di kalangan bangsawan, seperti
tradisi dansa.
• Selain itu, banyak tradisi kerajaan lokal yang
luntur setelah campur tangan Belanda. Tradisi
lokal juga ada yang berakulturasi dengan
budaya Barat (Belanda) terutama di Jawa.
92. PERLAWANAN RAKYAT INDONESIA
TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL
• Perlawanan rakyat Indonesia terhadap
Inggris tidak terjadi reaksi yang berarti.
• Perlawanan rakyat Indonesia terhadap
Belanda terjadi di Maluku, Jawa,
Sumatra Barat, Aceh, Sumatra Utara,
Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan
Selatan, dan perlawanan rakyat yang
berupa gerakan sosial.
93. PERLAWANAN RAKYAT MALUKU
TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL
• Pemberontakan timbul sebagai reaksi masyarakat Maluku atas
kedatangan kembali Belanda ke daerah Maluku.
• Perlawanan rakyat Maluku berkobar di Pulau Saparua. Perlawanan
ini dipimpin oleh Thomas Mattulessia (Pattimura). Saat itu
Benteng Duurstede di pulau itu berhasil dihancurkan oleh pasukan
Maluku.
• Untuk memadamkan perlawanan rakyat Maluku ini, Maluku
diblokade oleh Belanda. Rakyat akhirnya menyerah karena
kekurangan makanan.
• Untuk menyelamatkan rakyat dari kelaparan, Pattimura
menyerahkan diri dan dihukum mati.
• Pemimpin perlawanan digantikan oleh Christina Martha Tiahahu,
seorang pejuang perempuan. Ia berhasil ditangkap, kemudian
diasingkan ke Pulau Jawa, ia meningggal di perjalanan.
95. SEBAB-SEBAB UMUM MUNCULNYA
PERANG DIPONEGORO
• Kekuasaan raja Mataram semakin kecil dan
turun wibawanya. Terjadi pemecahan wilayah
menjadi 4 kerajaan kecil, yaitu Surakarta,
Ngayogyakarta, Mangkunegaran, dan Paku
Alam.
• Kaum bangsawan merasa penghasilan mereka
berkurang. Daerah yang dulu dibagikan kepada
para bangsawan, diambil oleh Beanda.
• Rakyat merasa tertindas. Rakyat harus kerja rodi
membayar pajak tanah.
96. SEBAB-SEBAB KHUSUS MUNCULNYA
PERANG DIPONEGORO
Pembuatan jalan yang dilakukan oleh
Belanda melewati makam leluhur
Pangeran Dipenogoro di Tegal Rejo.
Patih Danurejo IV yang merupakan
kaki tangan Belanda memerintahkan
memasang patok-patok tersebut.
Peristiwa ini berkali-kali, sampai
akhirnya Belanda melakukan serangan
tiba-tiba.
97. PERANG DIPONEGORO
(1825-1830)
• Menghadapi pasukan Diponegoro ini, Belanda
melakukan strategi untuk memperlemah kekuatan
musuh. Mereka mengangkat kembali Sultan Sepuh (HB
II). Ini bertujuan agar para bangsawan yang membantu
Diponegoro kembali ke istana.
• Untuk mempersempit ruang gerak Diponegoro, Jenderal
de Kock menciptakan Strategi Benteng Stelsel.
• Pada tahun 1830, Pangeran Diponegoro diajak
berunding oleh Jenderal De Kock di Magelang. Di
dalam perundingan ini Pangeran Diponegoro ditangkap
lalu diasingkan ke Manado dan dipindahkan ke
Makassar hingga akhir hayatnya.
98. PERLAWANAN RAKYAT SUMATRA BARAT
TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL
• Perlawanan terhadap kekuasaan Belanda di Sumatra mula-mula
berkobar di Minangkabau (Sumatra Barat).
• Perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda tersebut dimulai
dengan perang saudara antara kaum Adat dan kaum Padri. Pada
tahun 1821, Belanda masuk dalam perselisihan kedua golongan ini.
Belanda memihak kaum Adat sehingga berkobarlah perlawanan
antara kaum Padri melawan Belanda.
• Pimpinan Padri mula-mula dipegang oleh Tuanku nan Renceh,
kemudian oleh Datuk Bendaharo, Tuanku Pasaman, dan Malim
Basa. Malim Basa kemudian dikenal sebagai Tuanku Imam Bonjol.
• Pada tahun 1837, wilayah Bonjol direbut Belanda dan Imam Bonjol
ditangkap. Ia dibuang ke Ambon kemudian ke Minahasa.
• Perang perlawanan terhadap Belanda diteruskan oleh Tuanku
Tambusi. Namun, tidak lama kemudian perang dapat diakhiri.
99. PERANG PADRI
Perang Padri dapat dibagi ke dalam 3 tahap, yaitu sebagai
berikut.
• Tahun 1821–1825, ditandai dengan meluasnya perlawanan
rakyat ke seluruh daerah Minngkabau.
• Tahun 1825–1830, ditandai dengan meredanya
pertempuran karena Belanda berhasil mengadakan
perjanjian dengan kaum Padri yang mulai melemah. Ketika
itu, Belanda sedang memusatkan perhatiannya pada
Perang Dipenogoro di Jawa.
• Tahun 1830–1838, ditandai dengan perlawanan Padri yang
meningkat dan penyerbuan Belanda secara besar-besaran.
Diakhiri dengan tertangkapnya pemimpin-pemimpin
Padri.
100. TUANKU IMAM BONJOL
Tuanku Imam
Bonjol, salah satu
tokoh
perlawanan
rakyat Sumatra
Barat melawan
Belanda.
101. PERLAWANAN RAKYAT ACEH TERHADAP
PEMERINTAH KOLONIAL
• Penyebab terjadinya
Perang Aceh terutama
karena nafsu Belanda
untuk menguasai
daerah Aceh.
• Laskar Aceh dipimpin
oleh Panglima Polim,
Teungku Cik Di Tiro,
Teuku Ibrahim, Teuku
Umar bersama istrinya
Cut Nyak Dien.
102. PERLAWANAN RAKYAT ACEH TERHADAP
PEMERINTAH KOLONIAL
• Untuk mengatasi
perlawanan rakyat Aceh
tersebut, Belanda
kemudian menggunakan
usul Dr. Snouck
Hurgronje dalam bukunya
“De Atjehers”.
• Dalam bukunya tersebut,
ia mengusulkan agar
rakyat Aceh diadu domba
kemudian diserang habis-
habisan.
103. PERLAWANAN RAKYAT ACEH TERHADAP
PEMERINTAH KOLONIAL
• Tugas penyerangan Aceh diserahkan kepada
Kolonel J.B. Van Heutz yang segera membentuk
Marsose (pasukan gerak cepat).
• Satu per satu para pemimpin Aceh gugur dan
menyerah. Teuku Umar gugur di Meulaboh.
Panglima Polim dan Sultan Muhammad Dawod
Syah menyerah.
• Kemudian diadakan perjanjian yang disebut Pelakat
Pendek. Berdasarkan perjanjian ini, Aceh mengakui
kekuasaan Belanda dan patuh pada perintah-
perintahnya. Aceh juga bersedia tidak berhubungan
dengan negara lain.
104. PERLAWANAN RAKYAT SUMATRA UTARA
TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL
• Perlawanan rakyat Sumatra terhadap Belanda juga
terjadi di Tapanuli selama kurang lebih 29 tahun,
dimulai tahun 1878 dan berakhir tahun 1907.
• Tentara Belanda yang berkedudukan di Tarutung
diserang pasukan Si Singamangaraja XII yang
bermarkas di Bakkara.
• Dalam penyerangan Belanda di bawah pimpinan Hans
Christoffel pada tanggal 17 Juni 1907, Si Singamangaraja
XII yang memusatkan pertahanan terakhir di Dairi
berhasil ditembak Belanda, mengakibatkan gugurnya Si
Singamangaraja XII. Hal ini membuat berakhirnya
perang Tapanuli.
105. SI SINGAMANGARAJA XII
Si Singamangaraja
XII, salah satu
tokoh
perlawanan
rakyat Sumatra
Utara melawan
Belanda.
106. PERLAWANAN RAKYAT BALI
TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL
• Pada masa itu, pemerintah Belanda dan raja-raja di Bali sudah
memiliki satu perjanjian,yang berkaitan dengan Hak Tawan
Karang.
• Hak Tawan Karang adalah hak para raja Bali untuk merampas
kapal-kapal yang karam di perairan Bali.
• Raja Buleleng merampas kapal Belanda yang karam di wilayah
perairannya. Tindakan raja Buleleng ini tidak diterima oleh
pemerintah Belanda. Belanda menyerang Buleleng dan berhasil
merebut istana Buleleng. Raja Buleleng kemudian menyingkir ke
Jagaraga.
• Tiga tahun kemudian, Belanda melancarkan serangan besar-
besaran terhadap kerajaan-kerajaan di Bali. Pasukan Belanda ini
dipimpin oleh Jenderal Michiels. Jagaraga kemudian dapat
direbut. Setelah Jagaraga, Klungkung, Karangasem, dan Gianyar
juga dapat direbut Belanda.
107. PERLAWANAN RAKYAT SULAWESI SELATAN
TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL
• Kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan banyak yang masih
mengadakan perlawanan terhadap Pemerintah Belanda.
Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain Kerajaan Soppeng,
Kerajaan Tanete yang dipimpin oleh Raja La Patau, dan
Kerajaan Bone.
• Perlawanan diawali oleh tindakan Gubernur Jendral Van der
Capellen yang ingin memperbaiki Perjanjian Bongaya, ketiga
kerjaan tersebut menentang keras usaha tersebut.
• Pasukan gabungan Belanda di bawah pimpinan de Stuers,
dapat mematahkan perlawanan Kerajaan Soppeng dan Tanete.
• Perlawanan selanjutnya tetap dilakukan Kerajaan Bone di
bawah pimpinan Sultan Bone, Raja Putri.
• Pada tahun 1825, akhirnya Kerajaan Bone dapat ditaklukan.
108. VAN DER CAPELLEN
Van der Capellen
Gubernur Jendral
Belanda yang ingin
memperbaiki
Perjanjian Bongaya,
tetapi mendapat
perlawanan dari
rakyat Sulawesi
Selatan.
109. PERLAWANAN RAKYAT KALIMANTAN SELATAN
TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL
Perlawanan rakyat Banjar terhadap
Pemerintah Belanda meletus pada tahun
1859 disebabkan rakyat dan beberapa
bangsawan Banjar tidak senang dengan
campur tangan Belanda terhadap
pengangkatan Pangeran Tamjid Illah
menjadi sultan. Padahal, yang lebih berhak
menjadi sultan adalah Pangeran Hidayat.
110. PERLAWANAN RAKYAT KALIMANTAN SELATAN
TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL
Perlawanan rakyat Banjar berlangsung hampir setengah
abad. Perlawanan rakyat Banjar jika dilihat dari corak
perlawanan terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
• Perlawanan ofensif (mengadakan serangan) yang
berlangsung dari tahun 1859–1863 di bawah pimpinan
Pangeran Antasari.
• Perlawanan defensif (mengadakan pertahanan) yang
berlangsung dari tahun 1863–1905 dipimpin oleh Gusti
Matsaid, Pangeran Mas Natawijaya, Tumenggung
Surapati, Tumenggung Naro, Penghulu Rasyid, Gusti
Matseman, dan Pangeran Perbatasari.
111. GERAKAN SOSIAL
• Gerakan Para Petani muncul akibat tindakan sewenang-
wenang para tuan tanah yang berkuasa yang menindas dan
memeras para petani. Berkembang di Ciomas, Surabaya, dan
Semarang.
• Gerakan Ratu Adil muncul di Sidoarjo dan Kediri. Gerakan
ini berkembang karena adanya kepercayaan bahwa akan
datang Sang Ratu Adil. Ratu Adil itu akan membebaskan
masyarakat dari kesengsaraan termasuk kesengsaraan akibat
tekanan yang dilakukan pemerintah Belanda.
• Gerakan keagamaan muncul sebagai suatu reaksi dari
pengaruh Barat yang dibawa oleh orang-orang Belanda di
Indonesia. Gerakan ini bertujuan untuk memurnikan kembali
masyarakat muslim kepada ajaran agama Islam. Berkembang
di Pekalongan.
113. BUDI UTOMO
• Organisasi pergerakan
yang bersifat etnik
kedaerahan antara lain
Budi Utomo.
• Soetomo, Wahidin
Sudirohusodo, dan M.
Soeradji. Mereka adalah
para pendiri Budi Utomo
yang dikenal sebagai
organisasi modern
pertama di Indonesia.
Bertujuan untuk
memajukan kepentingan-
kepentingan priyayi
rendah.
114. TRI KORO DARMO
• Karena Budi Utomo cenderung didominasi oleh golongan tua,
maka golongan muda mendirikan Tri Koro Darmo.
• Tri Koro Darmo kemudian diubah namanya menjadi Jong Java.
115. ORGANISASI PERGERAKAN
BERSIFAT ETNIK KEDAERAHAN
• Di beberapa daerah terdapat beberapa perkumpulan
pemuda.
• Pelajar Sumatra di bawah pimpinan Moh. Hatta dan Moh.
Yamin pada 9 Desember 1917 membentuk Jong
Sumatranen Bond (JSB).
• Pada awal tahun 1918, di berbagai daerah juga dibentuk
Studerenden Vereniging Minahasa, Jong Ambon, Jong
Pasundan, Jong Celebes, Jong Borneo (Kalimantan), dan
Timorees Verband.
• Sejak tahun 1920 berbagai perkumpulan yang masih
bersifat kedaerahan itu lambat laun mulai bergabung dan
bersifat nasional.
• Puncak dari penggabungan perkumpulan pemuda itu
terjadi pada tahun 1927, yaitu dengan dibentuknya Jong
Indonesia yang bersifat nasional.
116. SAREKAT DAGANG ISLAM
• Tiga tahun setelah
berdirinya Budi
Utomo, di Surakarta
didirikan Sarekat
Dagang Islam (SDI).
• Pendirinya adalah H.
Samanhoedi. SDI
memiliki ciri
keislaman dan
ekonomis.
117. SAREKAT ISLAM
• Pada tahun 1911 di Solo,
berdiri Sarekat Islam (SI)
oleh H.O.S.
Tjokroaminoto sebagai
kelanjutan dari Sarekat
Dagang Islam.
• Dalam waktu singkat SI
tumbuh menjadi
organisasi massa yang
besar.
• Salah satu alasannya
karena keanggotaannya
terbuka untuk umum.
118. SAREKAT ISLAM
• Dalam perkembangannya, Sarekat Islam mengalami
perpecahan. Tahun 1916,
• SI disusupi ideologi komunisme lewat cabangnya di
Semarang yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono.
• Akhirnya, SI pecah menjadi SI yang dipimpin
Tjokroaminoto, H. Agus Salim, dan Abdul Muis (sering
disebut SI Putih) dan SI yang sosialis/komunis pimpinan
Semaun, Darsono, dan Tan Malaka (sering disebut SI Merah).
• Dalam kongresnya di Madiun, SI berubah menjadi Partai
Sarekat Islam (PSI).
• Pada tahun 1927, berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam
Indonesia (PSII).
• SI sosialis kemudian berganti nama menjadi Sarekat Rakyat.
• Sarekat Rakyat ini kemudian menjadi pendukung kuat Partai
Komunis Indonesia (PKI).
119. MUHAMMADIYAH
• SDI dan SI didirikan dengan alasan utama kerja sama ekonomi di
kalangan umat Islam.
• K.H. Ahmad Dahlan melihat dari segi lain yang harus diperbaharui
dalam Islam.
• Segi itu adalah modernisasi serta pemurnian agama Islam dari
unsur-unsur non-Islam.
120. NAHDATUL ULAMA (NU)
• NU didirikan oleh Kyai Haji Hasjim
Asjari pada tahun 1926.
• Tujuan pendirian organisasi ini adalah
untuk mempertahankan kepentingan
kaum muslim tradisional.
• Untuk itu, organisasi ini mendukung
kemajuan sekolah-sekolah Islam
tradisional, pemeliharaan kaum fakir
miskin, dan usaha-usaha ekonomi.
121. ORGANISASI PERGERAKAN
YANG BERSIFAT NASIONAL
• Disebut organisasi pergerakan yang bersifat nasional
karena organisasi-organisasi ini lebih berani dan
terang-terangan memperjuangkan kemerdekaan
seluruh bangsa Indonesia.
• Nama Indonesia juga dipakai sebagai pengganti nama
Hindia.
• Keanggotaan organisasi-organisasi ini tidak lagi
dibatasi oleh sekat perbedaan daerah dan agama,
tetapi bersifat nasional.
• Perjuangannya juga tidak saja dalam bidang sosial,
ekonomi, dan budaya, tetapi tegas-tegas
memperjuangkan kepentingan politik dan kadang
diperjuangkan dengan melawan pemerintah Belanda.
122. INDISCHE PARTIJ
• Tingginya rasa kesadaran
nasional, melahirkan sebuah
organisasi yang mempunyai
tujuan menghapuskan
diskriminasi orang Belanda
murni dan kaum Indo.
• Indische Partij (IP) didirikan
pada tanggal 25 Desember
1912, atas prakarsa E.F.E.
Douwes Dekker
(Danudirdjo Setyaboedhi).
Kemudian mendapat
dukungan dari R.M.
Suwardi Soerjaningrat dan
dr. Tjipto
Mangoenkoesoemo.
123. PERHIMPUNAN INDONESIA
• Pada 1908, sejumlah mahasiswa Indonesia di negeri Belanda,
seperti Sutan Kasayangan, dan R.N. Noto Soeroto
mendirikan perkumpulan yang mereka beri nama Indische
Vereeniging (Perhimpunan Indonesia).
• Nama Indische ini dipakai sesuai dengan nama resmi untuk
tanah jajahan Belanda di Nusantara.
• Di bawah pimpinan Moh. Hatta dan A. Soebardjo, pada
tahun 1922 mereka mengubah nama perkumpulan menjadi
Perhimpunan Indonesia.
• Sejak tahun 1925, mereka memakai nama Belanda, yaitu
Indonesische Vereeniging dan juga nama Perhimpunan
Indonesia.
• Dengan memakai nama Indonesia, organisasi ini makin tegas
berjuang dalam bidang politik untuk kemerdekaan Indonesia.
125. PARTAI KOMUNIS INDONESIA
• Paham komunisme masuk
ke Indonesia dibawa oleh
orang Belanda yang
bernama H.J.F.M.
Sneevliet di Semarang.
• Sneevliet bersama dengan
J.A. Brandsteder dan P.
Bergsma mendirikan
organisasi yang bernama
Indische Social
Democratische
Vereeniging (ISDV)
(Perkumpulan Sosial
Demokrat India) di
Semarang.
126. PARTAI KOMUNIS INDONESIA
• Pada tahun 1916, para anggota ISDV masuk dan
mempengaruhi Sarekat Islam di Semarang.
• Akibatnya, para anggota SI terpecah antara kelompok
H.O.S Tjokroaminoto yang anti komunis dan kelompok
Semaun dan Darsono yang komunis.
• Semaun dan Darsono kemudian mengubah ISDV
menjadi Partai Komunis Indonesia. Semaun menjadi
ketua, Darsono menjadi wakil ketua, Bergsma sekretaris,
dan H.W. Dekker bendahara.
• Setelah berhasil menghimpun kekuatan, serta PKI
merasa menjadi partai terbesar. PKI mulai melancarkan
pemberontakan pada tanggal 13 November 1926.
• Namun, pemberontakan yang dilakukan PKI dalam
waktu singkat ini dapat dengan mudah ditumpas oleh
pemerintah Belanda.
127. PARTAI NASIONAL INDONESIA
• Ir. Soekarno dengan sejumlah temannya mendirikan
partai politik yang bernama Partai Nasional Indonesia.
• Berdirinya Partai Nasional Indonesia bermula dari
Algemene Studie Club (Kelompok Studi Umum).
• Rapat pembentukan Perserikatan Nasional Indonesia
dihadiri oleh Soekarno, Soedjadi, Mr. Iskaq
Tjokrohadisoerjo, Mr. Moediarto dan Mr. Soenarjo
(ketiganya bekas anggota PI).
• PNI bersifat nonkooperatif. Artinya, PNI tidak mau
bekerja sama dengan Belanda. PNI tidak mau duduk
dalam dewan-dewan yang diadakan oleh pemerintah
Belanda.
• Dalam kongres pertama PNI yang diadakan di Surabaya,
diputuskan untuk mengganti kata perserikatan menjadi
partai, sehingga menjadi Partai Nasional Indonesia.
128. PARTAI NASIONAL INDONESIA
• Pemerintah Belanda sangat
kuatir bahwa pengaruh
Soekarno akan mendorong
rakyat menuntut
kemerdekaan.
• Dalam rapat di Yogyakarta
tanggal 29 Desember 1929,
Soekarno dan teman-
temannya ditangkap dan
dibawa ke pengadilan
Bandung.
• Dalam sidang pengadilan
itu, Soekarno
menyampaikan pidato
pembelaan yang terkenal
dengan sebutan “Indonesia
Menggugat.”
129. AKTIVITAS ORGANISASI PERGERAKAN
KEBANGSAAN INDONESIA
• Walaupun pusat kegiatan organisasi-organisasi ini
berada pada suatu daerah tertentu, pada umumnya
mereka juga memiliki cabang-cabang di daerah lain.
• Melalui cabang-cabang ini, organisasi-organisasi
pergerakan menyebarkan ide-idenya tentang
kesejahteraan dan kemerdekaan bangsa kepada
masyarakat.
130. AKTIVITAS ORGANISASI PERGERAKAN
KEBANGSAAN INDONESIA
• Lambat laun kesadaran berbangsa di kalangan
masyarakat Indonesia semakin berkembang dan
melunturkan sekat-sekat kedaerahan dan agama.
• Dari kesadaran inilah muncul perjuangan bersama
untuk memerdekaan bangsa Indonesia secara
keseluruhan.
131. KARAKTERISTIK PERIODE PERKEMBANGAN
NASIONALISME DI INDONESIA
• Periode Awal Perkembangan. Gerakan nasionalisme di
Indonesia diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki
situasi sosial dan budaya. (Budi Utomo, Sarekat Dagang
Islam, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah).
• Periode Nasionalisme Politik. Gerakan nasionalisme di
Indonesia telah mulai menyinggung bidang politik untuk
mencapai kemerdekaan Indonesia. (Indische Partij dan
Gerakan Pemuda).
132. KARAKTERISTIK PERIODE PERKEMBANGAN
NASIONALISME DI INDONESIA
• Periode Radikal. Gerakan nasionalisme di Indonesia
ditujukan untuk mencapai kemerdekaan. Namun, dengan cara
nonkooperasi atau tidak mau bekerja sama dengan kaum
penjajah. (Perhimpunan Indonesia, PKI, dan PNI).
• Periode Bertahan. Gerakan nasionalisme di Indonesia lebih
moderat dan penuh perhitungan. Pada periode ini, diwarnai
dengan sikap pemerintah Belanda yang sangat reaktif
sehingga organisasi-organisasi pergerakan lebih berorientasi
bertahan agar tidak dibubarkan pemerintah Belanda.
133. Bab 5. Pendudukan Jepang Dan Upaya
Mempersiapkan Kemerdekaan
Indonesia
133
134. ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG
Pendudukan Jepang di Indonesia dipimpin oleh Letjen Hitoshi
Imamuradiawali di kota Tarakan, Kalimantan Timur, tanggal 10 Januari
1942. Selanjutnya Minahasa, Balik Papan, Ambon, Pontianak,
Makassar, Banjarmasin, Palembang dan Bali yang berhasil diduduki
Jepang selama Januari – Pebruari 1942.
Kota Jakarta berhasil diduduki tanggal 5 Maret 1942. Tentara Belanda
yang dipimpin Letjen H. Ter Poorten merasa kewalahan menghadapi
serbuan kilat tentara Jepang kemudian mundur menuju Subang, Jawa
Barat.
Di daerah ini pula (Kalijati) tentara Belanda menyerah tanpa syarat
kepada tentara Jepang tanggal8 Maret 1942. Sejak saat itu, mulailah
masa pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia. 134
135. ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG
Pada masa pendudukan Jepang, Indonesia dbagi menjadi 3 wilayah
yang dipimpin oleh pemerintahan mliter, yaitu :
1. Jawa dan Madura diperintah oleh tentara keenambelas
Angkatan Darat (Rikugun) yang berpusat di Jakarta.
2. Sumatera diperintah oleh tentara kedua puluh lima Angkatan
Darat (Rikugun) yang berpusat di Bukittinggi.
3. Indonesia bagian timur diperintah Armada Selatan kedua
angkatan laut (Kaigun), yang berpusat di Ujung Pandang.
135
136. ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG
Setelah menduduki Indonesia, Jepang mengeluarkan peraturan
yang melarang semua rapat dan kegiatan yang bersifat politik.
Tanggal 20 Maret 1942, pemerintah Jepang mengeluarkan aturan
yang isinya membubarkan perkumpulan, namun tanggal 15 Juli
1942, perkumpulan yang bersifat social, budaya, olahraga atau
kesenian diperbolehkan berdiri. Kegiatan yang bersifat politik tetap
dilarang.
136
137. ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG
Untuk menarik simpati dan dukungan rakyat Indonesia,
Jepang mempropagandakan Gerakan 3A, yaitu Nippon
Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia dan Nippon Pimimpin
Asia. Gerakan ini dipimpin oleh Mr. Syamsudin.
Akan tetapi gerakan ini kurang mendapat sambutan dari
rakyat, karena rakyat tidak mau diperalat oleh Jepang.
137
138. ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG
Mewaspadai politik Jepang, para pemimpin gerakan nasional
mengambil dua pendekatan taktik yang berbeda, yaitu :
1. Jalan Legal (Kooperatif), yaitu bersedia bekerjasama dengan
Jepang. Gerakan ini dipimpin oleh Soekarno dan Moh. Hatta.
2. Jalan illegal (non kooperatif), gerakan bawah tanah atau
gerakan tersembunyi karena tidak mau bekerjasama dengan
Jepang. Gerakan ini dipimpin oleh Amir Syarifudin dan Sutan
Syahrir.
138
139. ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG
Pada masa penjajahan Jepang, kekayaan Indonesia dikras habis
sehingga rakyat kelaparan. Para pemuda dipersiapkan untuk
mempertahankan Indonesiadalam Perang Asia Timur Raya.
Demi pendudukan Jepang. Rakyat Indonesiadijadikan Romusha
untuk mengerjakan proyek Jepang, seperti jalan, pelabuhan dan
lapangan terbang.
Selain itu ada polisi militer (Kempetai) yang bertindak sangat kejam
untuk menyiksa atau membunuh rakyat yang dianggap
membantah perintah Jepang.
139
140. ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG
Para pemimpin pergerakan menyadari bahwa melawan dengan
kekuatan senjata tidak mungkin, sebab dari segi militer, Jepang
lebih kuat.Untuk melawan Jepang, terlebih dahulu harus
memanfaatkan berbagai organisasi yang dibentuk Jepang sendiri.
140
142. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)
Dibentuk masa penjajahan Belanda bulan september 1937.
Pembentukan MIAI diprakarsai oleh K.H. Mas Mansyur
(Muhammadiyah), K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Wahab Chasbullah
(NU) dan Wondoamiseno (PSII).
Tujuan organisasi ini adalah membicarakan dan memutuskan
semua soal yang dipandang penting bagi kemaslahatan umat dan
agama islam. Pada masa penjajahan Jepang, organisasi ini tidak
dibubarkan, kerana kegiatannya bersifat keagamaan dan tidak
mengadakan kegiatan politik, dan strategi pergerakan yang
diterapkan MIAI bersifat kooperatif.
142
143. Masyumi
Masyumi berdiri sebagai pengganti MIAI tahun 1943, yang diketuai oleh
K.H. Mas Mansyur dan didampingi K.H. Hasyim Asyari. Organisasi ini
segera dimanfaatkan oleh tokoh pergerakan Indonesia untuk
mengkonsolidasikan organisasi-organisasi Islam seperti Muhammadiyah,
NU, Persatuan Islam dan SI.
Seperti organisasi pergerakan Islam, Masyumi memiliki visi bahwa setiap
umat islam diwajibkan untuk Jihad Fisabilillah (berjuang dijalan Allah)
dalam berbagai bidang, termasuk bidang politik.
Kum muda muslim, khususnya para santri dipersiapkan untuk berjuang
secara fisik maupun secara politis. Masyumi sampai masa pemerintahan
Orde Lama merupakai partai politik yang tangguh dan memiliki basis
massa yang banyak sebelum akhirnya dibubarkan oleh presiden Soekarno
tahun 1960-an. 143
144. PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)
Organisasi ini dibentuk pada bulan maret 1942, dibawah pimpinan empat
serangkai yaitu Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara dan K.H.
Mas Mansyur. Tujuan dibentuknya PUTERA oleh Jepang adalah untuk
memusatkan seluruh kekuatan masyarakat dalam rangka membantu usaha
Jepang dalam Perang Asia Timur Raya.
Sedangkan tugas pemimpin PUTERA adalah memimpin rakyat agar kuat
melaksanakan kewajiban dan bertanggung jawab untuk menghapus
pengaruh barat, berusaha mempertahankan Asia Raya dan mempererat
persaudaraan Indonesia-Jepang.
Empat Serangkai dianggap oleh Jepang sebagai lambang dari Pergerakan
Nasional Indonesia. Sebaliknya pemimpin Indonesia memanfaatkan Putera
untuk mempersiapkan Indonesia merdeka, sehingga dalam perkembangan
selanjutnya Putera menjadi sebuah wadah pemupukan rasa nasionalisme
dikalangan rakyat Indonesia. 144
145. Cuo Sangi In
Atau Badan Pertimbangan Pusat dibentuk pemerintah Jepang.
Tadinys badan ini dimaksudkan Jepang sebagai pengendali politi di
Indonesia. Tetapi, justru oleh para pemimpin pergerakan nasional
dimanfaatkan untuk mengimbangi politik jepang.
Tugas Cuo Sangi In adalah mengajukan usul dan menjawab
pertanyaan pemerintah Jepang. Badan ini kemudian dijadikan
sarana strategis bagi para tokoh pergerakan Indonesia.
Bangsa Indonesia diberi kesempatan menduduki jabatan kepala
Departemen dan Residen yang sulit didapatkan pada masa
pemerintahan Belanda
145
146. Jawa Hokokai
Tahun 1944, panglima tertinggi tentara Jepang di Jawa menyatakan
berdirinya Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa). Organisasi ini lahir
didorong oleh situasi Perang Asia timur Raya yang semakin gencar.
Jawa Hokokai diorientasikan untuk memupuk semangat kebaktian, yaitu
bersedia untuk mengorbankan diri, mempertebal persaudaraan dan
melaksanakan tugas untuk kepentingan pemerintah pendudukan Jepang.
Pimpinan Jawa Hokokai ditangani langsung oleh pimpinan militer Jepang
dan anggotanya diseleksi ketat.
Jaringan organisasi dari pusat sampai daerah memiliki bidang kegiatan
seperti guru, kewanitaan, perusahaan dan kesenian. Jawa Hokokai juga
bertugas mengerahkan rakyat secara paksa untuk mengumpulkan adi,
permata, besi tua serta menanam jarak. Hasilnya harus diserahkan
kepemrintah Jepang untuk membiayai Perang Asia Timur Raya. 146
147. Seinendan, Fujinkai & Keibodan
Pada periode tahun 1944-1945 perang Asia Timur Raya semakin
berkecamuk. Untuk mempertahankan darah pendudukannya
Jepang membutuhkan dukungan dari rakyat yang dijajahnya.
Oleh karena itu Jepang membentuk organisasi semi militer
Seinendan (barisan pemuda) tanggal 9 Maret 1943, yaitu barisan
pemuda yang anggotanya berusia 14-22 tahun.
Tujuan dibentuknya Seinendan adalah mendidik dan melatih para
pemuda untuk dapat mempertahankan tanah airnya dengan
kekuatan sendiri. Padahal, maksud sebenarnya adalah
mempersiapkan pemuda Indonesia membantu Jepang
menghadapi pasukan Sekutu.
147
148. Seinendan, Fujinkai & Keibodan
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja wanita, pada bulan
agustus 1943, Jepang membentuk Fujinkai (Himpunan Wanita)
dengan usia anggota 15 tahun keatas. Anggota Fujinkai juga diberi
latihan kemiliteran yang dipersiapkan untuk dapat membantu
militer Jepang.
Untuk memenuhi keperluan tenaga pembantu kepolisian,
dibentuklah Keibodan (Barisan Bantu Polisi). Usia anggota antara
20-25 tahun. Pemuda yang diterima menjadi anggota Keibodan
adalah semua laki-laki yang berasal dari tiap desa dan dibentuk
didesa-desa untuk mengisolasi dari pengaruh kaum nasionalis.
Mereka diawasi oleh polisi dengan sangat ketat.
148
149. Barisan Pelopor, Heiho &
Pembela Tanah Air (PETA)
Untuk menyiapkan rakyat Indonesia membantu pemerintah Jepang
dalam Perang Asia Timur Raya, maka tanggal 14 September 1944
dibentuk Barisan pelopor, pemimpinnya ditunjuk dari golongan
nasionalis seperti Ir. Soekarno, R.P. Suroso, Otto Iskandardinata dan
dr. Buntaran.
Barisan Pelopor dilatih cara menggunakan senapan dari kayu,
bambu runcing serta dikerahkan untuk mendengarkan pidato dari
para pemimpin pergerakan nasional. Melalui Barisan Pelopor ini,
para pemuda terpelajar memasukkan pengaruhnya kepada rakyat.
149
150. Barisan Pelopor, Heiho &
Pembela Tanah Air (PETA)
Pada bulan April 1943, Jepang mengumumkan dan membuka
kesempatan bagi para pemuda Indonesia untuk ikut menjadi
anggota pembantu prajurit Jepang (Heiho). Anggota Heiho
langsung ditempatkan dalam struktur organisasi militer Jepang,
baik angkatan darat maupun angkatan laut.
Heiho dianggap sebagai bagian dari angkatan perang Jepang
sehingga langsung diterjunkan dalam medan pertempuran
menghadapi sekutu diberbagai front pertempuran. Para Heiho
bukan hanya dikirim diwilayah Indonesia, melainkan juga dinegara
lain seperti kepulauan Solomon, Filipina dan Indo Cina.
150
151. Barisan Pelopor, Heiho &
Pembela Tanah Air (PETA)
Selanjutnya tanggal 3 Oktober 12943, Panglima Tentara Jepang di
Jawa mengumumkan pembentukan tentara sukarela Pembela
Tanah Air (PETA).
Maka dilatihlah puluhan calon perwira di Bogor. Setelah lulus,
mereka kemudian diangkat menjadi daidanco (Komandan
Batalyon), codanco (Komandan Kompi) dan syudanco (Komandan
Batalyon) dan ada pula yang didik menjadi budanco (Komandan
Regu).
151
153. Bidang Politik
Sejak masuknya Jepang di Indonesia, organisasi yang berkembang pada
saat itu dihapuskan dan diganti dengan organisasi buatan Jepang. Tetapi,
pemerintah Jepang masih membiarkan kesempatan pada golongan
nasionalis islam karena dinilainya sangat anti-barat, sehingga organisasi
MIAI masih diperbolehkan tetap berdiri, tetapi karena perkembangannya
dianggap membahayakan Jepang, akhirnya MIAI dibubarkan dan diganti
dengan Masyumi.
Sikap Jepang jelas mempengaruhi gaya dan taktik para politisi nasional
dan para pejuang Indonesia lainnya saat itu, dengan memanfaatkan
organisasi buatan Jepang. Pada akhirnya berbagai bentuk organisasi
bentukan Jepang dimasuki dan dipengaruhi oleh para pejuang nasional.
Dengan demikian, lambat laun keterlibatan mereka semakin
mendewasakan dan mematangkan perjuangan bangsa Indonesia. 153
154. Bidang Pendidikan
Pendidikan zaman Jepang mengalami perubahan secara drastis.
Dimana sistem pengajaran dan kurikulum disesuaikan dengan
kepentingan perang. Siswa wajib mengikuti latihan dasar
kemiliteran. Jepang juga menanamkan semangat Jepang dan siswa
wajib menghapal lagu kebangsaan Jepang.
Para guru diharuskan mengikuti kursus bahasa Jepang. Juga
diwajibkannya menggunakan bahasa Jepang dan Indonesia sebagai
bahasa pengantar disekolah untuk menggantikan bahasa Belanda.
Melalui pendidikan, Jepang bermaksud mencetak kader-kader
yang akan mempelopori dan merealisasikan konsepsi
”Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya”.
154
155. Bidang Ekonomi
Pada pendudukan Jepang, kegiatan ekonomi diarahkan untuk
kepentingan perang Jepang. Jepang berusaha menguasai sumber
bahan mentah untuk industri Jepang. Yang pada prakteknya sangat
memeras sumber daya alam dan sumber daya manusia. Jepang
juga menyita perkebunan, pabrik, bank dan perusahaan vital
lainnya.
155
156. Bidang Ekonomi
Sebagian hasil panen harus diserahkan kepada pemerintah. Rakyat
diperbolehkan memiliki 40% hasil panen mereka, 30%disetor
kekoperasi dengan harga yang ditetapkan pemerintah dan sisa 30%
disediakan untuk bibit dan harus disimpan dilumbung desa.
Kadang-kadang semua itu dirampas oleh Jepang sehingga rakyat
hanya makan keladi yang gatal, ubi jalar atau bekicot serta
makanan lain yang tidak layak. Selain itu, Jepang juga
mengharuskan kaum pria yang muda dan sehat serta produktif
untuk menjadi serdadu pekerja (Romusha). Akibatnya tidak sedikit
nyawa yang terenggut saat itu.
156
157. Bidang Budaya
Jepang sebagai negara fasis selalu berusaha untuk dapat
menanamkan kebudayaannya. Salah satu cara Jepang adalah
kebiasaan menghormat kearah matahari terbit.
Hal ini berarti bahwa cara menghormat tersebut merupakan salah
satu tradisi Jepang untuk menghormati kaisarnya yang dianggap
keturunan Dewa Matahari.
157
158. Mobilitas Sosial
Pendudukan Jepang berpengaruh terhadap mobilitas sosial masyarakat,
terutama perpindahan penduduk dan perubahan struktur sosial
masyarakat diakibatkan kebutuhan Jepang dalam menghadapi perang
melawan sekutu. Rakyat dijadikan sebagai Romusha sehingga
berpengaruh pada perekonomian desa karena sawah dan ladang tidak
terkelola dengan baik.
Pendudukan Jepang juga berpengaruh terhadap mobilitas sosial dalam
arti sosial politik. Karena organisasi yang dibentuk Jepang dan bertujuan
untuk kepentingan Jepang, sebaliknya dimanfaatkan oleh tokoh
pergerakan nasional untuk kepentingan nasional, yaitu memperjuangkan
Indonesia merdeka.
158
159. Bidang Militer
Demi untuk memenuhi kepentingan perang Asia Timur Raya yang
memerlukan banyak tentara. Pemerintah Jepang berusaha mengerahkan
porensi rakyat Indonesia dengan membentuk pendidikan semi-militer
dan militer, seperti : Seinendan, Keobodan, Heiho dan PETA.
Meskipun pengerahan tersebut dilaksanakan untu kepentingan Jepang,
namun bangsa Indonesia mendapat keuntungan besar dari proses
pendidikan militer ini. Hal ini terasa gunanya, kelak pada saat bangsa
Indonesia menghadapi sekutu dan Belanda yang akan menjajah kembali
Indonesia tahun 1945 – 1949.
159
160. Bidang Sastra
Jepang berusaha menghapus pengaruh barat di Indonesia. Antara
lain dengan pelarangan penggunaan Bahasa Belanda disekolah-
sekolah dan pertemuan resmi. Bahasa yang diboleh digunakan
adalah bahasa Indonesia disamping bahasa Jepang. Demikian pula
buku-buku pelajaran maupun yang berbentuk sastra,
menggunakan bahasa Indonesia.
160
161. Bidang Sastra
Bangsa Jepang berusaha untuk menguasai bahasa Indonesia agar
dapat berkomunikasi dengan bangsa Indonesia. Sebaliknya, Bangsa
Indonesia juga harus mempelajari bahasa Jepang.
Dengan demikian, kedua bahasa mengalami perkembangan
didarah pendudukan, khususnya Indonesia. Berkembanglah bahasa
Indonesia akibat kebijakan pemerintahan pendudukan Jepang, baik
dari segi tata bahasa maupun segi sastranya.
161
163. Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan
Indonesia
Sampai tahun 1944, kedudukan Jepang dalam perang Pasifik sudah
sangat terdesak. Pada bulan Juli 1944 Pangkalan angkatan laut
Jepang di Pulau Saipan yang sangat strategis jatuh ketangan
Amerika Serikat.
Sehingga menyebabkan terjadinya perubahan politik dinegara
Jepang, yaitu perdana menteri Tojo diganti oleh Perdana Menteri
Koiso.
163
164. Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan
Indonesia
Pada tanggal 7 September 1944, perdana Meteri Koiso
mempermaklumkan janjinya didepan Parlemen Jepang mengenai
rencana pemberian kemerdekaan kepada bangsa Indonesia
dikemudian hari.
Namun sebelum merealisasikan janjin tersebut, Perdana menteri
Koiso akan membentuk sebuah badan penyelidik yang bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana usaha persiapan kemerdekaan
bangsa Indonesia.
164
165. Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan
Indonesia
Tindakan ini sebenarnya hanya untuk menark simpati rakyat
Indonesia agar mendukung sepenuhnya pemerintahan
pendudukan Jepang yang saat itu telah terdesak oleh sekutu.
165
166. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia/BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai)
Sesuai dengan janji Perdana Menteri Koiso, Letnan Jendral Kumakici
Harada tanggal 1 Maret 1945 membentuk BPUPKI yang diketuai
oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
BPUPKI bertugas menyelidiki dan mempelajari hal-hal penting
mengenai maslah tata pemerintahan atau pembentukan negara
Indonesia merdeka.
Tanggal 1 April 1945 diumumkan nama anggota BPUPKI yang terdiri
dari 60 orang wakil dari berbagai komponen rakyat pribumi,
ditambah 7 orang Jepang. Selain ketua, ada pula ketua muda yang
terdiri dari 2 orang yaitu Ischibangase dan R.P. Suroso. Peresmian
dan pelantikan pengurus BPUPKI dilaksanakan tanggal 28 Mei 1945.
166
167. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia/BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai)
Dalam merumuskan hal-hal penting mengenai Indonesia merdeka,
BPUPKI mengadakan 2 kali sidang :
Sidang pertama (29 mei – 1 Juni 1945). Dalam sidang pertama ini,
pembicaraan dipusatkan pada usaha merumuskan dasar filsafat bagi
negara Indonesia merdeka dengan membahas berbagai usul dari
peserta sidang.
167
168. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia/BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai)
Pada sidang tanggal 29 Mei 1945, M. Yamin mengemukakan
gagasannya mengenai dasar negara kebangsaan Republik Indonesia :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
168
169. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia/BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai)
Kemudian M. Yamin menyampaikan gagasannya secara tertulis
dengan rumusan sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia.
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
169
170. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia/BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai)
Pada sidang tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Supomo menyampaikan
hasil pemikirannya mengenai dasar negara Indonesia merdeka :
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan bathin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
170
171. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia/BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai)
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan buah
pikirannya tentang dasar negara Indonesia merdeka :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Kelima asas yang diusulkan Ir. Soekarno sesuai dengan petunjuk
seorang ahli bahasa diberi nama Pancasila. Oleh karena itu setiap
tanggal 1 Juni dikenal sebagi hari lahirnya Pancasila. 171
172. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia/BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai)
Kemudian tanggal 22 Juni 1945, BPUPKI membentuk panitia perumus yang
tugasnya untuk membahas dan merumuskan hasil sidang pertama.
Panitia perumus tersebut dikenal dengan nama panitia kecil atau panitia 9,
karena beranggotakan 9 orang :
1. Ir. Soekarno (Ketua)
2. Drs. M. Hatta (Wakil)
3. K.H. Wachid Hasyim (Anggota)
4. Kahar Muzakir (Anggota)
5. Mr. A.A. Maramis (Anggota)
6. Abikusno Tjokrosurojo (Anggota)
7. H. Agus Salim (Anggota)
8. Mr. Achmad Subarjo (Anggota)
9. Mr. Moh. Yamin (Anggota)
172
173. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia/BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai)
Sebagai tindak lanjut dari sidang pertama maka
direkomendasikan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) tanggal 22 Juni
1945 yang berisi rumusan dasar negara dan rancangan Pembukaan
UUD.
Adapun rumusan dasar negara berdasarkan piagam Jakarta adalah :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat islam
bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusian yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 173
174. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia/BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai)
Sidang Kedua ( 10 Juli – 16 Juli 1945 ). Pada sidang yang kedua
BPUPKI berhasil membentuk tiga panitia :
1. Panitia perancang UUD yang diketuai Ir. Soekarno
2. Panitia Pembela Tanah Air yang diketuai Abi Kusno
3. Panitia keuangan dan perekonomian yang diketuai Moh. Hatta
Panitia perancang dalam sidangnya tanggal 11 Juli 1945 menerima
konsep naskah pembukaan UUD yang diambil dari piagam Jakarta.
Panitia perancang kemudian membentuk panitia kecil perancang
Undang-Undang Dasar yang diketuai Mr. Supomo. Ia bertugas
menyempurnakan dan menyusun kembali rancangan UUD yang
telah disepakati.
174
175. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia/BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai)
Tanggal 13 Juli 1945, pembentuk Tim Panitia Kecil yang diketuai Ir.
Soekarno mengadakan sidang untuk membahas laporan hasil kerja
Panitia Kecil Perancang UUD yang diketuai Mr. Supomo.
Dalam rapat Pleno tanggal 14 Juli 1945, BPUPKI menerima laporan
Panitia Perancang UUD yang dibacakan Ir. Soekarno :
1. Pernyataan Indonesia merdeka
2. Pembukaan UUD
3. Batang Tubuh UUD
175
176. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia/BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai)
Setelah melalui sidang yang alot, hasil kerja Panitia Perancang UUD
akhirnya diterima BPUPKI. Hal itu merupakan momentum penting
dalam menentukan masa depan bangsa dan negara Indonesia.
Rumusan yang telah disempurnakan dan diterima secara bulat oleh
sidang tersebut kemudian dikenal dengan Undang-Undang Dasar
1945.
176
177. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia/PPKI
(Dokuritsu Junbi Inkai)
Pada tanggaL 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan oleh pemerintah
Jepang karena dianggap terlalu cepat mewujudkan kehendak
Indonesia merdeka dan menolak adanya keterlibatan dari
pemerintah Jepang dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
Sebagai pengganti BPUPKI, dibentuklah Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai
yangtugasnya adalah mempersiapkan segala sesuatu yang
menyangkut maslah ketatanegaraan sehubungan dengan akan
diserahkannya kekuasaan pemerintah dari Jepang kepada bangsa
Indonesia. 177
178. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia/PPKI
(Dokuritsu Junbi Inkai)
Pada awlanya PPKI beranggotakan 21 orang: 12 dari Jawa, 3 dari
Sumatra, 2 dari Sulawesi, 1 dari Kalimantan, 1 dari Nusa Tenggara, 1
dari Maluku dan 1 dari masyarakat Tionghoa. Sebagai ketua diangkat
Ir. Soekarno dan M. Hatta sebagai wakilnya.
Kemudian tanpa sepengatahuan Jepang, anggota PPKI ditambah 6
orang lagi yaitu R.A.A. Wiranatakusumah, Ki Hadjar Dewantara, Mr.
Kasman Singodimedjo, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri dan Mr.
Ahmad Subardjo.
178
179. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia/PPKI
(Dokuritsu Junbi Inkai)
PPKI merupakan badan pembentuk dan pendiri negara Republik
Indonesia. Karena PPKI telah berhasil menyelesaikan tugasnya dalam
mempersiapkan segala sesuatu sebagai syarat berdirinya negara
yang merdeka dan berdaulat.
Meliputi pembentukan susunan pemerintahan dan alat kelengkapan
lainnya, seperti penentuan Presiden dan wakilnya, Parlemen (DPR)
dan badan peradilan. Sedang mengenai komponen batas wilayah
negara dan penduduk, hanya tinggal menunggu pengesahan.
179