SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 14
PEMBORAN TAMBANG
1. Pengertian Pemboran
Pemboran merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam
suatu operasi peledakan batuan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat
sejumlah lubang ledak yang nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan
peledak untuk diledakkan. Bukan hanya untuk pembuatan lubang ledak tetapi
pemboran memiliki fungsi lain seperti pengumupulan data sebaran cadangan.
Karena pentingnya kegiatan pemboran maka perlu adanya materi yang
menjelaskan tetang pemboran serta segala sesuatu yang ada di dalam kegiatan
pemboran secara terperinci sebagai bahan pembantu atau penuntun dalam
melakukan kegiatan pemboran.
Sistem pemboran berdasarkan dengan tingkat keterterapannya dibagi
menjadi 8 (delapan) macam yaitu :
1. Mekanik : perkusif, rotari, rotari-perkusif
2. Termal : pembakaran, plasma, cairan panas, pembekuan
3. Hidroulik : pancar (jet), erosi, cavitasi
4. Sonik : vibrasi frekuensi tinggi
5. Kimiawi : microblast, disolusi
6. Elektrik : elektric arc, induksi magnetis
7. Seismik : sinar laser
8. Nuklir : fusi, dan fisi
Meskipun banyak sistem pemboran yang dapat dipilih, kegiatan
pemboran untuk penyediaan lubang ledak pada saat ini umumnya dilakukan
dengan mesin sistem mekanik (perkusif, rotari, dan rotari-perkusif) dengan
berbagai ukuran dan kemampuan, tergantung pada kapasitas produksi yang
diinginkan yang didasarkan pula pada pertimbangan teknik dan ekonomi,
sistem pemboran secara mekanik lebih applicable dari pada sistem pemboran
yang lain. Oleh sebab itu maka sangat penting untuk mengetahui produktivitas
alat bor untuk pembuatan lubang ledak untuk masing-masing jenis
batuan,sehingga di peroleh hasil yang maksimal dalam proses produksi.
Pemboran memiliki banyak fungsi antara lain :
a. Explorasi tubuh bijih
b. Informasi stratigrafi
c. Survey seismik (pembacaan gelombang pada batuan)
d. Verifikasi interpretasi geofisika dan geokimia
e. Kontrol kadar bijih
f. Perhitungan cadangan bijih
g. Deskripsi tubuh bijih (penyebaran, bentuk, butir dan lain-lain)
2. Faktor yang mempengaruhi pemboran
Kinerja suatu mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sifat batuan
yang dibor, rock drillability, geometri pemboran, umur dan kondisi mesin
bor, dan ketrampilan operator.
A. Sifat Batuan
Sifat batuan yang berpengaruh pada penetrasi dan sebagai
konsekuensi pada pemilihan metode pemboran yaitu : kekerasan,
kekuatan, elastisitas, plastisitas, abrasivitas, tekstur, struktur, dan
karakteristik pembongkaran.
1. Kekerasan
Kekerasan adalah daya tahan permukaan batuan terhadap
goresan. Batuan yang keras akan memerlukan energy yang besar untuk
menghancurkanya. Pada umumnya batuan yang keras mempunyai
kekuatan yang besar pula . Kekerasan batuan diklasifikasikan dengan
skala Fredrich Van Mohs (1882).
2. Kekuatan (strength)
Kekuatan mekanik suatu batuan merupakan daya tahan batuan
terhadap gaya dari luar, baik bersifat static maupun dinamik. Kekuatan
batuan dipengaruhi oleh komposisi mineralnya, terutama kandungan
kuarsa. Batuan yang kuat memerlukan energi yang besar untuk
menghancurkanya.
3. Bobot isi / Berat jenis
Bobot isi (density) batuan merupakan berat batuan per
satuan volume. Batuan dengan bobot isi yang besar untuk
membongkarnya memerlukan energy yang besar pula.
4. Kecepatan Rambat Gelombang Seismik
Batuan yang masif mempunyai kecepatan rambat gelombang
yang besar. Pada umumnya batuan yang mempunyai kecepatan
rambat gelombang yang besar akan mempunyai bobotisi dan
kekuatan yang besar pula sehingga sangat mempengaruhi
pemboran.
5. Abrasivitas
Abrasivitas adalah sifat batuan yang dapat digores oleh
batuan lain yang lebih keras. Sifat ini dipengaruhi oleh kekerasan
butiran batuan, bentuk butir, ukuran butir, porositas batuan, dan
sifat heterogenitas batuan.
6. Tekstur
Tekstur batuan dipengaruhi oleh struktur butiran mineral
yang menyusun batuan tersebut. Ukuran butir mempunyai pengaruh
yang sama dengan bentuk batuan, porositas batuan, dan sifat-sifat
batuan lainya. Semua aspek ini berpengaruh dalam keberhasilan
operasi pemboran.
7. Elastisitas
Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan modulus
elastisitas atau modulus Young (E). Modulus elastisitas batuan
bergantung pada komposisi mineral dan porositasnya. Umumnya
batuan dengan elastisitas yang tinggi memerlukan energi yang besar
untuk menghancurkanya.
8. Plastisitas
Plastisitas batuan merupakan perilaku batuan yang
menyebabkan deformasi permanen setelah tegangan dikembalikan
ke kondisi awal, dimana batuan tersebut belum hancur. Sifat ini
sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusunya, terutama
kuarsa. Batuan yang plastisitasnya tinggi memerlukan energi yang
besar untuk menghancurkannya.
9. Struktur Geologi
Struktur geologi seperti sesar, kekar, dan bidang
perlapisan akan berpengaruh terhadap peledakan batuan. Adanya
rekaha-rekahan dan rongga-rongga di dalam massa batuan akan
menyebabkan terganggunya perambatan gelombang energy akibat
peledakan. Namun adanya rekahan-rekahan tersebut juga sangat
menguntungkan untuk mengetahui bidang lemahnya, sehingga
pemboran akan dilakukan berlawanan arah dengan bidang
lemahnya.
B. Drilabilitas Batuan (Drillability of Rock)
Drilabilitas batuan adalah kecepatan penetrasi rata-rata mata
bor terhadap batuan. Nilai drilabilitas ini diperoleh dari hasil pengujian
terhadap toughness berbagai tipe batuan oleh Sievers dan Furby. Hasil
pengujian mereka memperlihatkan kesamaan nilai penetration speed
dan net penetration rate untuk tipe batuan yang sejenis.
C. Umur dan Kondisi Mesin Bor
Alat yang sudah lama digunakan biasanya dalam kegiatan
pemboran, kemampuan mesin bor akan menurun sehingga sangat
berpengaruh pada kecepatan pemboran. Umur mata bor dan batang bor
ditentukan oleh meter kedalaman yang dicapai dalam melakukan
pemboran. Untuk menilai kondisi suatu alat dapat dilakukan dengan
mengetahui empat tingkat ketersediaan alat, yaitu:
a. Ketersediaan Mekanik (Mechanical Availability, MA)
Ketersediaan mekanik adalah suatu cara untuk mengetahui
kondisi mekanik yang sesungguhnya dari alat yang digunakan.
Kesediaan mekanik (MA) menunjukkan ketersediaan alat secara
nyata karena adanya waktu akibat masalah mekanik. Persamaan
dari ketersediaan mekanik adalah:
MA = x 100%
Keterangan:
W = Jumlah jam kerja alat, yaitu waktu yang dipergunakan oleh
operator untuk melakukan kegiatan pemboran.
R = Jumlah jam perbaikan, yaitu waktu yang dipergunakan untuk
perbaikan dan waktu yang hilang akibat menunggu saat perbaikan
termasuk juga waktu penyediaan suku cadang serta waktu perawatan.
b. Ketersediaan Fisik (Physical Availability, PA)
Ketersediaan fisik menunjukkan kesiapan alat untuk
beroperasi didalam seluruh waktu kerja yang tersedia. Persamaan
dari ketersediaan fisik adalah :
PA = x 100%
Keterangan:
S = Jumlah jam siap yaitu jumlah jam alat yang tidak dipergunakan
padahal alat tersebut siap beroperasi.
(W+R+S) = jumlah jam tersedia, yaitu jumlah seluruh jam jalanmatau
jumlah jam kerja yang tersedia dimana alat dijadwalkan untuk
beroperasi.
c. Penggunaan Efektif
Penggunaan efektif menunjukkan berapa persen waktu yang
dipergunakan oleh alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut
dapat digunakan. Penggunaan efektif sebenarnya sama dengan
pengertian efisiensi kerja. Persamaan dari kesediaan penggunaan
efektif adalah:
EU = x 100%
d. Pemakaian Ketersediaan (Use of Availability, UA)
Ketersediaan Penggunaan menunjukkan berapa persen
waktu yang dipergunakan oleh alat untuk beroperasi pada saat alat
tersebut dapat digunakan. Penggunaan efektif EUsebenarnya sama
dengan pengertian efisiensi kerja. Persamaan dari ketersediaan
penggunaan adalah:
UA = x 100%
Penilaian Ketersediaan alat bor dilakukan untuk mengetahui kondisi dan
kemampuan alat bor untuk menyediakan lubang ledak. Kesediaan alat dikatakan
sangat baik jika persen ≥90%, dikatakan sedang jika berkisar antara 70%-80%,
dikatakan buruk (kecil) jika persen kesediaan alat ≤70%.
D. Geometri Pemboran
1. Diameter Lubang ledak
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan diameter lubang ledak
adalah :
a. Volume batuan yang dibongkar
b. Tinggi jenjang dan konfigurasi isian
c. Tingkat Fragmentasi yang diinginkan
d. Mesin bor yang tersedia
e. Kapasitas alat muat yang akan menangani material hasil peledakan.
2. Arah Lubang ledak
Pada kegiatan pemboran ada dua macam arah lubang ledak yaitu arah
tegak dan arah miring. Pada tinggi jenjang yang sama, kedalaman lubang
ledak miring > dari pemboran tegak selain itu pemboran miring
penempatan posisi awal lebih sulit karena harus menyesuaikan dengan
kemiringan lubang ledak yang direncanakan.
Gambar 1.1 Arah Lubang ledak a. vertical (tegak lurus), b. miring
3. Kedalaman Lubang ledak
Penentuan kedalaman lubang ledak disesuaikan dengan tinggi
jenjang, dimana kedalaman lubang ledak>tinggi jenjang. Kelebihan
kedalaman lubang bor (subdrilling) dimaksudkan untuk memperoleh
jenjang yang rata.
3. Pola Pemboran
Keberhasilan suatu peledakan salah satunya terletak pada ketersediaan
bidang bebas yag mencukupi. Pola pemboran merupakan suatu pola pada
kegiatan pemboran dengan mendapatkan lobang-lobang tembak secara
sistematis. Pola pemboran yang bisa diterapkan pada tambang terbuka
bisaanya ada tiga macam pola pemboran yaitu:
a) Pola Bujur Sangkar (square pattern)
Pola pemboran ini adalah dimana jarak antara burden dan spasinya
sama panjang yang membentuk bujursangkar.
b) Pola Persegi Panjang (rectangular pattern)
Pola pemboran persegi panjag dimana ukuran spacing dalam satu
baris lebih besar dari jarak burden yang membentuk pola persegi
panjang. Untuk mendapatkan fragmentasi yang baik, pola ini kurang
tepat karena daerah yang tidak terkena pengaruh peledakan cukup
besar.
Gambar 1.2 Pola Pemboran Pola Bujur Sangkar (square pattern) dan
Pola Persegi Panjang (rectangular pattern)
c) Pola selang-seling (staggered pattern)
Dalam pemboran selang seling lobang tembak dibuat seprti zig zag
sehingga membentuk pola segi tiga. Dimana jarak spacing besar sama
atau lebih besar dari pada jarak burden. Pada pola ini daerah yang
tidak terkena pengaruh peledakan cukup kecil dibandingkan dengan
pola yang lainya. Namun pada penerapan dilapangan pola ini cukup
sulit melakukan pemboran dan pengaturan lebih lanjut. Tetapi untuk
menperbaiki fragmentasi batuan hasil peledakan maka pola ini lebih
cocok untuk digunakan. (sumber ; diktat pelaksanaan peledakan pada
kegiatan penambangan bahan galian)
Gambar 1.3 Pola selang-seling (staggered pattern)
4. Alat-alat yang digunakan dalam pemboran
1. Wing Bit
Dipergunakan untuk dilapisan permukaan, umumnya dipakai pada
lubang-lubang besar untuk stove pipe yang dalamnya berkisar antara 0
– 30m. Ukuran pahat tersebut biasanya 36 inchi.
Gambar 1.4 Wing Bit
2. Roller Cone
Pahat roller cone biasa dipakai untuk lapisan lunak sampai lapisan
keras. Roller Cone dibagi juga dengan klasifikasi dan kekerasan pahat
itu sendiri yaitu dengan no. code misalnya untuk yang soft IADC code
: 111, 114 ( International Assosiation Drilling Code ). Kekerasan pahat
disesuaikan dengan formasi yang akan dilaluinya misalnya : soft to
medium, medium to hard, untuk mempermudah mengenal apakah
pahat itu untuk formasi lunak, sedang dan keras maka yang perlu
diperhatikan adalah bentuk gigi pahat tersebut. Pemilihan Pahat.
Didalam pemilihan pahat adalah, Pahat yang dipergunakan untuk
mengebor formasi tertentu, tergantung pada kekerasan batuan dari
formasi tersebut. Pahat yang dipakai untuk mengebor batuan lunak
tidak dapat berfungsi dengan baik bila dipakai untuk mengebor batuan
sedang atau batuan keras.Pengetahuan tentang pemilihan pahat untuk
mengoptimasikan pemboran tidak seluruhnya teoritas, tetapi dalam
banyak hal pemilihan ini tergantung pada pengalaman-pengalaman
yang didapat dalam pemboran didaerah yang sudah diketahui atau
dikenal.
Hasil pemilihan pahat ini sangat penting karena menyangkut :Biaya
dari pahat. Rig cost Round trip / cabut masuk. Dari ketiga biaya ini
barulah dapat menghitung operation cost ( biaya operasi).
Gambar 1.5 Roller Cone
3. Pahat Diamond
Pahat Diamond merupakan sejenis bahan yang mempunyai kekerasan
yang sama dengan intan (intan industri) dipakai apabila pahat biasa
sudah tidak dapat menembus formasi, umumnya untuk lapisan-lapisan
yang keras.
Gambar 1.6 Pahat Diamond
5. Kesimpulan
1. Pemboran adalah salah satu kegiatan penting dalam sebuah industri
pertambangan. Kegiatan pemboran biasanya dilakukan sebelum
diadakannya penambangan. Pemboran masuk dalam kegiatan
eksplorasi detail yaitu pengambila conto sistematik dengan pemboran
inti.
2. Pemboran sangat bermanfaat dalam berbagai kegiatan dalam proses
penambangan dari sebelum dilakukan kegiatan penambangan
contohnya survey tinjau dan prospeksi umum yaitu sampling batuan
sedangkan dalam proses pemanbangan pemboran sangan di perlukan
dalam proses pembokaran burden atau tanah penutup dengan
menggunakan peledak serta pemetaan geologi daerah persebaran
bahan galian.
3. Mekanisme pemboran berhubungan dengan berbagai hal seperti jenis
batuan di lapangan, kondisi geologi dan keahlian dari operator alat
itu sendiri.
4. Pemilihan alat bor didasarkan pada:
a. Jenis Batuan, dimana menentukan pemilihan alat bor, percussive
atau rotary-rushingdipakai untuk batuan yang keras, rotary-cutting
dipakai untuk batuan sedimen.
b. Tinggi Jenjang, parameter yang dihubungkan dengan ukuran lainnya.
Tinggi jenjanditentukan terlebih dahulu dan parameter lainnya
disesuaikan atau ditentukan setelah mempertimbangkan aspek
lainnya. Dalam tambang terbuka dan quarry diusahakan tinggi
jenjang ditentukan terlebih dahulu, dengan beracuan pada peralatan
bor yang tersedia. Tinggi jenjang jarang melebihi 15 meter, kecuali
ada pertimbangan lain.
c. Diameter Lubang Ledak, faktor penting dalam menentukan ukuran
diameter lubangledak adalah besarnya target produksi. Diameter
yang lebih besar akan memberikan laju produksi yang tinggi. Faktor
lain yang mempengaruhi pemilihan ukuran diameter lubang ledak
adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran
yang diijinkan.
d. Kondisi Lapangan, kondisi lapangan sangat mempengaruhi pemilihan
peralatan.
e. Fragmentasi, adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari
pecahan batuan setelah peledakan dan pada umumnya fagmentasi
dipengaruhi oleh proses selanjutnya.
5. Dalam kegiatan pemboran penting agar operator dapat memilih alat
bor sesui keadaan dilapangan hal ini sangat berhubungan erat dengan
skil dari oporator alat bor dan pengalaman di bagian pemboran.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaTugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaSylvester Saragih
 
Penyanggaan tambang bawah tanah - isya ansyari -
Penyanggaan  tambang bawah tanah - isya ansyari -Penyanggaan  tambang bawah tanah - isya ansyari -
Penyanggaan tambang bawah tanah - isya ansyari -Isya Ansyari
 
Pengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangPengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangIpung Noor
 
75455276 diktat ventilasitambang
75455276 diktat ventilasitambang75455276 diktat ventilasitambang
75455276 diktat ventilasitambangNando Ltoruan
 
Perencanaan peledakan
Perencanaan peledakanPerencanaan peledakan
Perencanaan peledakanUDIN MUHRUDIN
 
pola peledakan tamka dan tamda
pola peledakan tamka dan tamdapola peledakan tamka dan tamda
pola peledakan tamka dan tamdaUDIN MUHRUDIN
 
Metode sampling pada jenis – jenis endapan
Metode sampling pada jenis – jenis endapanMetode sampling pada jenis – jenis endapan
Metode sampling pada jenis – jenis endapankusyanto Anto
 
GeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan LerengGeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan LerengAyu Kuleh Putri
 
Metode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambangMetode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambangNoveriady
 
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-feronika purba
 
Disposal Pertambangan
Disposal PertambanganDisposal Pertambangan
Disposal Pertambanganheny novi
 
Mengidentifikasi alat alat pemboran
Mengidentifikasi alat alat pemboranMengidentifikasi alat alat pemboran
Mengidentifikasi alat alat pemboranseed3d
 

Was ist angesagt? (20)

Sistem Penambangan
Sistem PenambanganSistem Penambangan
Sistem Penambangan
 
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaTugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
 
Pola peledakan
Pola peledakanPola peledakan
Pola peledakan
 
Penyanggaan tambang bawah tanah - isya ansyari -
Penyanggaan  tambang bawah tanah - isya ansyari -Penyanggaan  tambang bawah tanah - isya ansyari -
Penyanggaan tambang bawah tanah - isya ansyari -
 
Pengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangPengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambang
 
Tahapan eksplorasi
Tahapan eksplorasiTahapan eksplorasi
Tahapan eksplorasi
 
75455276 diktat ventilasitambang
75455276 diktat ventilasitambang75455276 diktat ventilasitambang
75455276 diktat ventilasitambang
 
Perencanaan peledakan
Perencanaan peledakanPerencanaan peledakan
Perencanaan peledakan
 
pola peledakan tamka dan tamda
pola peledakan tamka dan tamdapola peledakan tamka dan tamda
pola peledakan tamka dan tamda
 
Point load
Point loadPoint load
Point load
 
Metode sampling pada jenis – jenis endapan
Metode sampling pada jenis – jenis endapanMetode sampling pada jenis – jenis endapan
Metode sampling pada jenis – jenis endapan
 
Longwall mining
Longwall miningLongwall mining
Longwall mining
 
Alat Bor Eksplorasi
Alat Bor EksplorasiAlat Bor Eksplorasi
Alat Bor Eksplorasi
 
GeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan LerengGeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan Lereng
 
Metode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambangMetode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambang
 
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
 
Mekanika batuan
Mekanika batuanMekanika batuan
Mekanika batuan
 
Mekanika Batuan
Mekanika BatuanMekanika Batuan
Mekanika Batuan
 
Disposal Pertambangan
Disposal PertambanganDisposal Pertambangan
Disposal Pertambangan
 
Mengidentifikasi alat alat pemboran
Mengidentifikasi alat alat pemboranMengidentifikasi alat alat pemboran
Mengidentifikasi alat alat pemboran
 

Andere mochten auch

Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakanMenentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakanseed3d
 
Makalah perencanaan pendidikan 2011
Makalah perencanaan pendidikan 2011Makalah perencanaan pendidikan 2011
Makalah perencanaan pendidikan 2011Sylvester Saragih
 
Primero april corporate presentation finalv3
Primero april corporate presentation finalv3Primero april corporate presentation finalv3
Primero april corporate presentation finalv3primero_mining
 
Writing DSL with Applicative Functors
Writing DSL with Applicative FunctorsWriting DSL with Applicative Functors
Writing DSL with Applicative FunctorsDavid Galichet
 
Еремурус про екоосвіту_GreenDrinks 25.12.2012
Еремурус про екоосвіту_GreenDrinks 25.12.2012Еремурус про екоосвіту_GreenDrinks 25.12.2012
Еремурус про екоосвіту_GreenDrinks 25.12.2012Oleksandra Shandra
 
Endurance[1]
Endurance[1]Endurance[1]
Endurance[1]nmcquade
 
Black fox site visit june 5
Black fox site visit june 5Black fox site visit june 5
Black fox site visit june 5primero_mining
 
Tugas rangkuman teknik tenaga listrik
Tugas rangkuman teknik tenaga listrikTugas rangkuman teknik tenaga listrik
Tugas rangkuman teknik tenaga listrikSylvester Saragih
 
Cartel detection and collusion screening: an empirical analysis of the London...
Cartel detection and collusion screening: an empirical analysis of the London...Cartel detection and collusion screening: an empirical analysis of the London...
Cartel detection and collusion screening: an empirical analysis of the London...Dr Danilo Samà
 
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanTugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanSylvester Saragih
 
Measure Digital to Ignite Results, not Reports (AAF)
Measure Digital to Ignite Results, not Reports (AAF)Measure Digital to Ignite Results, not Reports (AAF)
Measure Digital to Ignite Results, not Reports (AAF)Empirical Path
 
Strengthen your strengths (shared using VisualBee)
Strengthen your strengths  
(shared using VisualBee)Strengthen your strengths  
(shared using VisualBee)
Strengthen your strengths (shared using VisualBee)Hyun-soo Moon
 
หลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคล
หลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคลหลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคล
หลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคลNungning Chaleenivat
 
Primero corporate presentation may 2014 v2
Primero corporate presentation may 2014 v2Primero corporate presentation may 2014 v2
Primero corporate presentation may 2014 v2primero_mining
 

Andere mochten auch (20)

2 mesin-bor
2 mesin-bor2 mesin-bor
2 mesin-bor
 
Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakanMenentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
 
Makalah perencanaan pendidikan 2011
Makalah perencanaan pendidikan 2011Makalah perencanaan pendidikan 2011
Makalah perencanaan pendidikan 2011
 
Primero april corporate presentation finalv3
Primero april corporate presentation finalv3Primero april corporate presentation finalv3
Primero april corporate presentation finalv3
 
Writing DSL with Applicative Functors
Writing DSL with Applicative FunctorsWriting DSL with Applicative Functors
Writing DSL with Applicative Functors
 
Еремурус про екоосвіту_GreenDrinks 25.12.2012
Еремурус про екоосвіту_GreenDrinks 25.12.2012Еремурус про екоосвіту_GreenDrinks 25.12.2012
Еремурус про екоосвіту_GreenDrinks 25.12.2012
 
SKPD 1033 DST Project
SKPD 1033 DST ProjectSKPD 1033 DST Project
SKPD 1033 DST Project
 
Rosbalt.Ru
Rosbalt.RuRosbalt.Ru
Rosbalt.Ru
 
Bahan kuliah 3
Bahan kuliah 3Bahan kuliah 3
Bahan kuliah 3
 
D day
D dayD day
D day
 
Endurance[1]
Endurance[1]Endurance[1]
Endurance[1]
 
Bestech new launch
Bestech new launch Bestech new launch
Bestech new launch
 
Black fox site visit june 5
Black fox site visit june 5Black fox site visit june 5
Black fox site visit june 5
 
Tugas rangkuman teknik tenaga listrik
Tugas rangkuman teknik tenaga listrikTugas rangkuman teknik tenaga listrik
Tugas rangkuman teknik tenaga listrik
 
Cartel detection and collusion screening: an empirical analysis of the London...
Cartel detection and collusion screening: an empirical analysis of the London...Cartel detection and collusion screening: an empirical analysis of the London...
Cartel detection and collusion screening: an empirical analysis of the London...
 
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanTugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
 
Measure Digital to Ignite Results, not Reports (AAF)
Measure Digital to Ignite Results, not Reports (AAF)Measure Digital to Ignite Results, not Reports (AAF)
Measure Digital to Ignite Results, not Reports (AAF)
 
Strengthen your strengths (shared using VisualBee)
Strengthen your strengths  
(shared using VisualBee)Strengthen your strengths  
(shared using VisualBee)
Strengthen your strengths (shared using VisualBee)
 
หลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคล
หลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคลหลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคล
หลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคล
 
Primero corporate presentation may 2014 v2
Primero corporate presentation may 2014 v2Primero corporate presentation may 2014 v2
Primero corporate presentation may 2014 v2
 

Ähnlich wie Pemboran tambang

pengeboran.docx
pengeboran.docxpengeboran.docx
pengeboran.docxAsinKere
 
Proses pemboran lubang tembak
Proses pemboran lubang tembakProses pemboran lubang tembak
Proses pemboran lubang tembakseed3d
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Bayu Laoli
 
Paper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowonganPaper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowonganheny novi
 
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAANDESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAANyuliadiyuliadi2
 
Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Sylvester Saragih
 
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2Yoel Begal
 
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekanPaper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekanheny novi
 
PENGETAHUAN BAHAN PELEDAK (pendahuluan)
PENGETAHUAN BAHAN PELEDAK (pendahuluan)PENGETAHUAN BAHAN PELEDAK (pendahuluan)
PENGETAHUAN BAHAN PELEDAK (pendahuluan)Harry Boedioetomo
 
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungTeknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungheny novi
 
Bab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanBab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanEdwin Harsiga
 
Lap awal analisis_geotek
Lap awal analisis_geotekLap awal analisis_geotek
Lap awal analisis_geotektyodan
 
Kemantapan Lereng Batuan
Kemantapan Lereng BatuanKemantapan Lereng Batuan
Kemantapan Lereng Batuanpurnomo89
 
Sistem penambangan
Sistem penambanganSistem penambangan
Sistem penambanganIpung Noor
 
metode swa sangga (3) (1).ppt
metode swa sangga (3) (1).pptmetode swa sangga (3) (1).ppt
metode swa sangga (3) (1).pptMusicOfHeart1
 
158_20230308064955_Pertemuan ke -1 Rekayasa Pondasi II Pendahuluan Rabu 8 Mar...
158_20230308064955_Pertemuan ke -1 Rekayasa Pondasi II Pendahuluan Rabu 8 Mar...158_20230308064955_Pertemuan ke -1 Rekayasa Pondasi II Pendahuluan Rabu 8 Mar...
158_20230308064955_Pertemuan ke -1 Rekayasa Pondasi II Pendahuluan Rabu 8 Mar...FitriHariyanti4
 

Ähnlich wie Pemboran tambang (20)

pengeboran.docx
pengeboran.docxpengeboran.docx
pengeboran.docx
 
Proses pemboran lubang tembak
Proses pemboran lubang tembakProses pemboran lubang tembak
Proses pemboran lubang tembak
 
Pemboran lubang ledak
Pemboran lubang ledakPemboran lubang ledak
Pemboran lubang ledak
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1
 
Paper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowonganPaper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowongan
 
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAANDESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
 
Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2
 
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
 
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekanPaper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
 
PENGETAHUAN BAHAN PELEDAK (pendahuluan)
PENGETAHUAN BAHAN PELEDAK (pendahuluan)PENGETAHUAN BAHAN PELEDAK (pendahuluan)
PENGETAHUAN BAHAN PELEDAK (pendahuluan)
 
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungTeknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
 
pertemuan 1.pdf
pertemuan 1.pdfpertemuan 1.pdf
pertemuan 1.pdf
 
1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang
 
1.geoteknik tambang 1
1.geoteknik tambang 11.geoteknik tambang 1
1.geoteknik tambang 1
 
Bab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanBab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuan
 
Lap awal analisis_geotek
Lap awal analisis_geotekLap awal analisis_geotek
Lap awal analisis_geotek
 
Kemantapan Lereng Batuan
Kemantapan Lereng BatuanKemantapan Lereng Batuan
Kemantapan Lereng Batuan
 
Sistem penambangan
Sistem penambanganSistem penambangan
Sistem penambangan
 
metode swa sangga (3) (1).ppt
metode swa sangga (3) (1).pptmetode swa sangga (3) (1).ppt
metode swa sangga (3) (1).ppt
 
158_20230308064955_Pertemuan ke -1 Rekayasa Pondasi II Pendahuluan Rabu 8 Mar...
158_20230308064955_Pertemuan ke -1 Rekayasa Pondasi II Pendahuluan Rabu 8 Mar...158_20230308064955_Pertemuan ke -1 Rekayasa Pondasi II Pendahuluan Rabu 8 Mar...
158_20230308064955_Pertemuan ke -1 Rekayasa Pondasi II Pendahuluan Rabu 8 Mar...
 

Mehr von Sylvester Saragih

Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...Sylvester Saragih
 
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Sylvester Saragih
 
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...Sylvester Saragih
 
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriBahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriSylvester Saragih
 
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Sylvester Saragih
 
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)Sylvester Saragih
 
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangTugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangSylvester Saragih
 
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Sylvester Saragih
 
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Sylvester Saragih
 
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Sylvester Saragih
 

Mehr von Sylvester Saragih (20)

Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
 
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
 
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
 
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriBahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
 
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
 
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
 
Kamus istilah tambang
Kamus istilah tambangKamus istilah tambang
Kamus istilah tambang
 
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangTugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
 
Mine plan
Mine planMine plan
Mine plan
 
Ptm
PtmPtm
Ptm
 
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
 
Uu 32 tahun 2009 (pplh)
Uu 32 tahun 2009 (pplh)Uu 32 tahun 2009 (pplh)
Uu 32 tahun 2009 (pplh)
 
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
 
Humprey spiral 2
Humprey spiral 2Humprey spiral 2
Humprey spiral 2
 
Humprey spiral
Humprey spiralHumprey spiral
Humprey spiral
 
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
 
Bahan kuliah materi 8
Bahan kuliah materi 8Bahan kuliah materi 8
Bahan kuliah materi 8
 
Bahan kuliah materi 7
Bahan kuliah materi 7Bahan kuliah materi 7
Bahan kuliah materi 7
 
Bahan kuliah 6
Bahan kuliah 6Bahan kuliah 6
Bahan kuliah 6
 
Bahan kuliah 5
Bahan kuliah 5Bahan kuliah 5
Bahan kuliah 5
 

Kürzlich hochgeladen

modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Kürzlich hochgeladen (20)

modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

Pemboran tambang

  • 1. PEMBORAN TAMBANG 1. Pengertian Pemboran Pemboran merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam suatu operasi peledakan batuan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat sejumlah lubang ledak yang nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan peledak untuk diledakkan. Bukan hanya untuk pembuatan lubang ledak tetapi pemboran memiliki fungsi lain seperti pengumupulan data sebaran cadangan. Karena pentingnya kegiatan pemboran maka perlu adanya materi yang menjelaskan tetang pemboran serta segala sesuatu yang ada di dalam kegiatan pemboran secara terperinci sebagai bahan pembantu atau penuntun dalam melakukan kegiatan pemboran. Sistem pemboran berdasarkan dengan tingkat keterterapannya dibagi menjadi 8 (delapan) macam yaitu : 1. Mekanik : perkusif, rotari, rotari-perkusif 2. Termal : pembakaran, plasma, cairan panas, pembekuan 3. Hidroulik : pancar (jet), erosi, cavitasi 4. Sonik : vibrasi frekuensi tinggi 5. Kimiawi : microblast, disolusi 6. Elektrik : elektric arc, induksi magnetis 7. Seismik : sinar laser 8. Nuklir : fusi, dan fisi Meskipun banyak sistem pemboran yang dapat dipilih, kegiatan pemboran untuk penyediaan lubang ledak pada saat ini umumnya dilakukan dengan mesin sistem mekanik (perkusif, rotari, dan rotari-perkusif) dengan berbagai ukuran dan kemampuan, tergantung pada kapasitas produksi yang diinginkan yang didasarkan pula pada pertimbangan teknik dan ekonomi, sistem pemboran secara mekanik lebih applicable dari pada sistem pemboran
  • 2. yang lain. Oleh sebab itu maka sangat penting untuk mengetahui produktivitas alat bor untuk pembuatan lubang ledak untuk masing-masing jenis batuan,sehingga di peroleh hasil yang maksimal dalam proses produksi. Pemboran memiliki banyak fungsi antara lain : a. Explorasi tubuh bijih b. Informasi stratigrafi c. Survey seismik (pembacaan gelombang pada batuan) d. Verifikasi interpretasi geofisika dan geokimia e. Kontrol kadar bijih f. Perhitungan cadangan bijih g. Deskripsi tubuh bijih (penyebaran, bentuk, butir dan lain-lain) 2. Faktor yang mempengaruhi pemboran Kinerja suatu mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sifat batuan yang dibor, rock drillability, geometri pemboran, umur dan kondisi mesin bor, dan ketrampilan operator. A. Sifat Batuan Sifat batuan yang berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi pada pemilihan metode pemboran yaitu : kekerasan, kekuatan, elastisitas, plastisitas, abrasivitas, tekstur, struktur, dan karakteristik pembongkaran. 1. Kekerasan Kekerasan adalah daya tahan permukaan batuan terhadap goresan. Batuan yang keras akan memerlukan energy yang besar untuk menghancurkanya. Pada umumnya batuan yang keras mempunyai kekuatan yang besar pula . Kekerasan batuan diklasifikasikan dengan skala Fredrich Van Mohs (1882).
  • 3. 2. Kekuatan (strength) Kekuatan mekanik suatu batuan merupakan daya tahan batuan terhadap gaya dari luar, baik bersifat static maupun dinamik. Kekuatan batuan dipengaruhi oleh komposisi mineralnya, terutama kandungan kuarsa. Batuan yang kuat memerlukan energi yang besar untuk menghancurkanya. 3. Bobot isi / Berat jenis Bobot isi (density) batuan merupakan berat batuan per satuan volume. Batuan dengan bobot isi yang besar untuk membongkarnya memerlukan energy yang besar pula. 4. Kecepatan Rambat Gelombang Seismik Batuan yang masif mempunyai kecepatan rambat gelombang yang besar. Pada umumnya batuan yang mempunyai kecepatan rambat gelombang yang besar akan mempunyai bobotisi dan kekuatan yang besar pula sehingga sangat mempengaruhi pemboran. 5. Abrasivitas Abrasivitas adalah sifat batuan yang dapat digores oleh batuan lain yang lebih keras. Sifat ini dipengaruhi oleh kekerasan butiran batuan, bentuk butir, ukuran butir, porositas batuan, dan sifat heterogenitas batuan. 6. Tekstur Tekstur batuan dipengaruhi oleh struktur butiran mineral yang menyusun batuan tersebut. Ukuran butir mempunyai pengaruh yang sama dengan bentuk batuan, porositas batuan, dan sifat-sifat
  • 4. batuan lainya. Semua aspek ini berpengaruh dalam keberhasilan operasi pemboran. 7. Elastisitas Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan modulus elastisitas atau modulus Young (E). Modulus elastisitas batuan bergantung pada komposisi mineral dan porositasnya. Umumnya batuan dengan elastisitas yang tinggi memerlukan energi yang besar untuk menghancurkanya. 8. Plastisitas Plastisitas batuan merupakan perilaku batuan yang menyebabkan deformasi permanen setelah tegangan dikembalikan ke kondisi awal, dimana batuan tersebut belum hancur. Sifat ini sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusunya, terutama kuarsa. Batuan yang plastisitasnya tinggi memerlukan energi yang besar untuk menghancurkannya. 9. Struktur Geologi Struktur geologi seperti sesar, kekar, dan bidang perlapisan akan berpengaruh terhadap peledakan batuan. Adanya rekaha-rekahan dan rongga-rongga di dalam massa batuan akan menyebabkan terganggunya perambatan gelombang energy akibat peledakan. Namun adanya rekahan-rekahan tersebut juga sangat menguntungkan untuk mengetahui bidang lemahnya, sehingga pemboran akan dilakukan berlawanan arah dengan bidang lemahnya.
  • 5. B. Drilabilitas Batuan (Drillability of Rock) Drilabilitas batuan adalah kecepatan penetrasi rata-rata mata bor terhadap batuan. Nilai drilabilitas ini diperoleh dari hasil pengujian terhadap toughness berbagai tipe batuan oleh Sievers dan Furby. Hasil pengujian mereka memperlihatkan kesamaan nilai penetration speed dan net penetration rate untuk tipe batuan yang sejenis. C. Umur dan Kondisi Mesin Bor Alat yang sudah lama digunakan biasanya dalam kegiatan pemboran, kemampuan mesin bor akan menurun sehingga sangat berpengaruh pada kecepatan pemboran. Umur mata bor dan batang bor ditentukan oleh meter kedalaman yang dicapai dalam melakukan pemboran. Untuk menilai kondisi suatu alat dapat dilakukan dengan mengetahui empat tingkat ketersediaan alat, yaitu: a. Ketersediaan Mekanik (Mechanical Availability, MA) Ketersediaan mekanik adalah suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanik yang sesungguhnya dari alat yang digunakan. Kesediaan mekanik (MA) menunjukkan ketersediaan alat secara nyata karena adanya waktu akibat masalah mekanik. Persamaan dari ketersediaan mekanik adalah: MA = x 100% Keterangan: W = Jumlah jam kerja alat, yaitu waktu yang dipergunakan oleh operator untuk melakukan kegiatan pemboran. R = Jumlah jam perbaikan, yaitu waktu yang dipergunakan untuk perbaikan dan waktu yang hilang akibat menunggu saat perbaikan termasuk juga waktu penyediaan suku cadang serta waktu perawatan.
  • 6. b. Ketersediaan Fisik (Physical Availability, PA) Ketersediaan fisik menunjukkan kesiapan alat untuk beroperasi didalam seluruh waktu kerja yang tersedia. Persamaan dari ketersediaan fisik adalah : PA = x 100% Keterangan: S = Jumlah jam siap yaitu jumlah jam alat yang tidak dipergunakan padahal alat tersebut siap beroperasi. (W+R+S) = jumlah jam tersedia, yaitu jumlah seluruh jam jalanmatau jumlah jam kerja yang tersedia dimana alat dijadwalkan untuk beroperasi. c. Penggunaan Efektif Penggunaan efektif menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat digunakan. Penggunaan efektif sebenarnya sama dengan pengertian efisiensi kerja. Persamaan dari kesediaan penggunaan efektif adalah: EU = x 100% d. Pemakaian Ketersediaan (Use of Availability, UA) Ketersediaan Penggunaan menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat digunakan. Penggunaan efektif EUsebenarnya sama
  • 7. dengan pengertian efisiensi kerja. Persamaan dari ketersediaan penggunaan adalah: UA = x 100% Penilaian Ketersediaan alat bor dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kemampuan alat bor untuk menyediakan lubang ledak. Kesediaan alat dikatakan sangat baik jika persen ≥90%, dikatakan sedang jika berkisar antara 70%-80%, dikatakan buruk (kecil) jika persen kesediaan alat ≤70%. D. Geometri Pemboran 1. Diameter Lubang ledak Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan diameter lubang ledak adalah : a. Volume batuan yang dibongkar b. Tinggi jenjang dan konfigurasi isian c. Tingkat Fragmentasi yang diinginkan d. Mesin bor yang tersedia e. Kapasitas alat muat yang akan menangani material hasil peledakan. 2. Arah Lubang ledak Pada kegiatan pemboran ada dua macam arah lubang ledak yaitu arah tegak dan arah miring. Pada tinggi jenjang yang sama, kedalaman lubang ledak miring > dari pemboran tegak selain itu pemboran miring penempatan posisi awal lebih sulit karena harus menyesuaikan dengan kemiringan lubang ledak yang direncanakan.
  • 8. Gambar 1.1 Arah Lubang ledak a. vertical (tegak lurus), b. miring 3. Kedalaman Lubang ledak Penentuan kedalaman lubang ledak disesuaikan dengan tinggi jenjang, dimana kedalaman lubang ledak>tinggi jenjang. Kelebihan kedalaman lubang bor (subdrilling) dimaksudkan untuk memperoleh jenjang yang rata. 3. Pola Pemboran Keberhasilan suatu peledakan salah satunya terletak pada ketersediaan bidang bebas yag mencukupi. Pola pemboran merupakan suatu pola pada kegiatan pemboran dengan mendapatkan lobang-lobang tembak secara sistematis. Pola pemboran yang bisa diterapkan pada tambang terbuka bisaanya ada tiga macam pola pemboran yaitu: a) Pola Bujur Sangkar (square pattern) Pola pemboran ini adalah dimana jarak antara burden dan spasinya sama panjang yang membentuk bujursangkar.
  • 9. b) Pola Persegi Panjang (rectangular pattern) Pola pemboran persegi panjag dimana ukuran spacing dalam satu baris lebih besar dari jarak burden yang membentuk pola persegi panjang. Untuk mendapatkan fragmentasi yang baik, pola ini kurang tepat karena daerah yang tidak terkena pengaruh peledakan cukup besar. Gambar 1.2 Pola Pemboran Pola Bujur Sangkar (square pattern) dan Pola Persegi Panjang (rectangular pattern) c) Pola selang-seling (staggered pattern) Dalam pemboran selang seling lobang tembak dibuat seprti zig zag sehingga membentuk pola segi tiga. Dimana jarak spacing besar sama atau lebih besar dari pada jarak burden. Pada pola ini daerah yang tidak terkena pengaruh peledakan cukup kecil dibandingkan dengan pola yang lainya. Namun pada penerapan dilapangan pola ini cukup sulit melakukan pemboran dan pengaturan lebih lanjut. Tetapi untuk menperbaiki fragmentasi batuan hasil peledakan maka pola ini lebih cocok untuk digunakan. (sumber ; diktat pelaksanaan peledakan pada kegiatan penambangan bahan galian)
  • 10. Gambar 1.3 Pola selang-seling (staggered pattern)
  • 11. 4. Alat-alat yang digunakan dalam pemboran 1. Wing Bit Dipergunakan untuk dilapisan permukaan, umumnya dipakai pada lubang-lubang besar untuk stove pipe yang dalamnya berkisar antara 0 – 30m. Ukuran pahat tersebut biasanya 36 inchi. Gambar 1.4 Wing Bit 2. Roller Cone Pahat roller cone biasa dipakai untuk lapisan lunak sampai lapisan keras. Roller Cone dibagi juga dengan klasifikasi dan kekerasan pahat itu sendiri yaitu dengan no. code misalnya untuk yang soft IADC code : 111, 114 ( International Assosiation Drilling Code ). Kekerasan pahat disesuaikan dengan formasi yang akan dilaluinya misalnya : soft to medium, medium to hard, untuk mempermudah mengenal apakah pahat itu untuk formasi lunak, sedang dan keras maka yang perlu diperhatikan adalah bentuk gigi pahat tersebut. Pemilihan Pahat. Didalam pemilihan pahat adalah, Pahat yang dipergunakan untuk mengebor formasi tertentu, tergantung pada kekerasan batuan dari formasi tersebut. Pahat yang dipakai untuk mengebor batuan lunak
  • 12. tidak dapat berfungsi dengan baik bila dipakai untuk mengebor batuan sedang atau batuan keras.Pengetahuan tentang pemilihan pahat untuk mengoptimasikan pemboran tidak seluruhnya teoritas, tetapi dalam banyak hal pemilihan ini tergantung pada pengalaman-pengalaman yang didapat dalam pemboran didaerah yang sudah diketahui atau dikenal. Hasil pemilihan pahat ini sangat penting karena menyangkut :Biaya dari pahat. Rig cost Round trip / cabut masuk. Dari ketiga biaya ini barulah dapat menghitung operation cost ( biaya operasi). Gambar 1.5 Roller Cone 3. Pahat Diamond Pahat Diamond merupakan sejenis bahan yang mempunyai kekerasan yang sama dengan intan (intan industri) dipakai apabila pahat biasa sudah tidak dapat menembus formasi, umumnya untuk lapisan-lapisan yang keras.
  • 13. Gambar 1.6 Pahat Diamond 5. Kesimpulan 1. Pemboran adalah salah satu kegiatan penting dalam sebuah industri pertambangan. Kegiatan pemboran biasanya dilakukan sebelum diadakannya penambangan. Pemboran masuk dalam kegiatan eksplorasi detail yaitu pengambila conto sistematik dengan pemboran inti. 2. Pemboran sangat bermanfaat dalam berbagai kegiatan dalam proses penambangan dari sebelum dilakukan kegiatan penambangan contohnya survey tinjau dan prospeksi umum yaitu sampling batuan sedangkan dalam proses pemanbangan pemboran sangan di perlukan dalam proses pembokaran burden atau tanah penutup dengan menggunakan peledak serta pemetaan geologi daerah persebaran bahan galian. 3. Mekanisme pemboran berhubungan dengan berbagai hal seperti jenis batuan di lapangan, kondisi geologi dan keahlian dari operator alat itu sendiri.
  • 14. 4. Pemilihan alat bor didasarkan pada: a. Jenis Batuan, dimana menentukan pemilihan alat bor, percussive atau rotary-rushingdipakai untuk batuan yang keras, rotary-cutting dipakai untuk batuan sedimen. b. Tinggi Jenjang, parameter yang dihubungkan dengan ukuran lainnya. Tinggi jenjanditentukan terlebih dahulu dan parameter lainnya disesuaikan atau ditentukan setelah mempertimbangkan aspek lainnya. Dalam tambang terbuka dan quarry diusahakan tinggi jenjang ditentukan terlebih dahulu, dengan beracuan pada peralatan bor yang tersedia. Tinggi jenjang jarang melebihi 15 meter, kecuali ada pertimbangan lain. c. Diameter Lubang Ledak, faktor penting dalam menentukan ukuran diameter lubangledak adalah besarnya target produksi. Diameter yang lebih besar akan memberikan laju produksi yang tinggi. Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan ukuran diameter lubang ledak adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran yang diijinkan. d. Kondisi Lapangan, kondisi lapangan sangat mempengaruhi pemilihan peralatan. e. Fragmentasi, adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan setelah peledakan dan pada umumnya fagmentasi dipengaruhi oleh proses selanjutnya. 5. Dalam kegiatan pemboran penting agar operator dapat memilih alat bor sesui keadaan dilapangan hal ini sangat berhubungan erat dengan skil dari oporator alat bor dan pengalaman di bagian pemboran.