SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
KATA PENGANTAR 
Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan segala 
kemudahan sehingga pembuat makalah dapat menyelesaikan makalah filsafat 
tentang logika dengan mudah dan lancar. Makalah ini disusun untuk menjelaskan 
tentang logika dan peranannya di filsafat. Pembahasan makalah ini meliputi 
sejarah logika filsafat, pengertian logika, macam-macam logika, logika sebagai 
cabang fisafat, dan kegunaan logika. 
Makalah ini disusun secara sistematis tentang logika filsafat dengan tujuan 
melengkapi tugas mata kuliah filsafat. Dan makalah ini diharapkan dapat menjadi 
media informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman 
mengenai logika filsafat bagi mahasiswa khususnya dan masyarakat pada 
umumnya. 
Pembuat makalah telah berusaha menyajikan materi pada makalah ini 
dengan sebaik-baiknya, tetapi kekurangan dan kesalahan pasti ada. Seperti kata 
pepatah “ tak ada gading yang tak patah”. Semua yang ada dibumi ini tidak ada 
yang sempurna. Yang sempurna itu adalah kesempurnaan itu sendiri. Atas dasar 
kenyataan tersebut, saran dan kritik yang bersifat membangun agar makalah ini 
menjadi lebih baik, sangat diharapkan dan diterima tim penyusun dengan tangan 
terbuka. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah 
wawasan dan pengetahuan. Amin 
Palembang, November 2014 
Penulis 
1
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR………………………………………………1 
DAFTAR ISI .....................................................................................2 
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................3 
A. LATAR BELAKANG..................................................................3 
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................4 
C. TUJUAN PENULISAN...............................................................4 
BAB II. PEMBAHASAN...................................................................4 
A. PENGERTIAN LOGIKA..............................................................4 
B. SEJARAH LOGIKA...................................................................5 
C. PEMBAGIAN LOGIKA.............................................................8 
D. LOGIKA SEBAGAI CABANG FILSAFAT...............................10 
E. METODE LOGIKA.....................................................................12 
F. LOGIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI.....................12 
G. KESESATAN DALAM LOGIKA...............................................14 
BAB III. PENUTUP...........................................................................16 
1. KESIMPULAN............................................................................16 
2. SARAN........................................................................................16 
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................17 
2
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Manusia adalah makhluk hidup yang sempurna, itulah ungkapan yang 
sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Manusia sebagai ciptaan Tuhan 
yang paling sempurna memang memiliki banyak kelebihan dibanding makhluk 
lainnya. Sebagai ciptaan-Nya yang sempurna, manusia dibekali akal dan pikiran 
untuk bisa dikembangkan, berbeda dengan hewan yang juga memiliki akal dan 
pengetahuan tapi hanya sebatas untuk mempertahankan dirinya. 
Suhartono ( 2005: 1) menyatakan bahwa manusia mempunyai kemampuan 
menalar, artinya berpikir secara logis dan analitis. Kelebihan manusia dalam 
kemampuannya menalar dan karena mempunyai bahasa untuk mengomunikasikan 
hasil pemikirannya yang abstrak, maka manusia bukan saja mempunyai 
pengetahuan, melainkan juga mampu mengembangkannya. 
Akal dan pikiran merupakan perlengkapan paling sempurna yang 
disematkan Tuhan kepada manusia. Dengan akal dan pikiran, manusia dapat 
mengubah dan mengembangkan taraf kehidupannya dari tradisional, berkembang, 
dan hingga modern. Sifat tidak puas yang secara alamiah ada dalam diri manusia 
3
mendorong manusia untuk selalu ingin mengubah keadaan. Ketidakpuasan 
tersebut menimbulkan perubahan-perubahan sehingga tercipta peradaban dunia 
yang maju. Kemajuan yang dihasilkan oleh akal dan pikiran manusia membawa 
dampak positif dan negatif. 
Untuk meminimalisir atau mengatasi masalah-masalah yang timbul dari 
dampak negatif, manusia tetap memerlukan akal untuk berpikir secara benar dan 
logis. Berpikir secara logis ialah berpikir tepat dan benar yang memerlukan kerja 
otak dan akal sesuai dengan ilmu-ilmu logika. Setiap apa yang akan diperbuat 
hendaknya disesuaikan dengan keadaan yang ada pada dirinya masing-masing. 
Jika hal tersebut sesuai dengan kenyataan dan apabila dikerjakan mendapat 
keuntungan, maka segera dilaksanakan. Berpikir secara logis juga berarti bahwa 
selain memikirkan diri kita sendiri juga harus memperhatikan lingkungan, serta 
berpikir tentang akibat yang tidak terbawa emosi. 
Logika tidak mempelajari cara berpikir dari semua ragamnya, tetapi 
pemikiran dalam bentuk yang paling sehat dan praktis. Logika menyelidiki, 
menyaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan 
mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala kepentingan dan keinginan 
perorangan. Logika merumuskan serta menerapkan hukum-hukum dan patokan-patokan 
yang harus ditaati agar manusia dapat berpikir benar, efisien dan teratur. 
Dengan demikian kami menggangkat logika sebagai bahan bahasan dalam 
makalah ini. Dengan harapan mampu menjadi bahan bacaan yang menarik dan 
mengandung daya positif. 
B. Rumusan Masalah 
Adapun yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut.: 
1. Apakah arti dari logika sebagai salah satu cabang dalam filsafat? 
2. Bagaimanakah sejarah terlahirnya logika dalam filsafat? 
3. Bagaimanakah pembagian dari logika? 
4. Apakah fungsi logika dalam filsafat ilmu? 
5. Apa saja Metode dalam logika? 
6. Apakah kegunaan logika dalam kehidupan sehari-hari? 
4
7. Apa saja kesesatan berpikir dalam Ilmu Pengetahuan? 
C. Tujuan Penulisan 
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan makalah ini adalah: 
1. Untuk menganalisis hakikat Logika 
2. Untuk menganalisis sejarah lahirnya Logika 
3. Untuk menganalisis pembagian Logika 
4. Untuk menganalisis peranan Logika 
5. Untuk menganalisis metode Logika 
6. Untuk menganalisis keguanaan logika 
7. Untuk mengetahui kesesatan berpikir dalam ilmu pengetahuan 
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Pengertian Logika 
Istilah logika diambil dari bahasa Yunani logikos, yang berarti mengenai 
sesuatu yang diutarakan, mengenai suatu perkembangan akal(pikiran), mengenai 
kata, mengenai percakapan, atau berkenaan dengan bahasa (Jan Hendrik Rapar, 
2005:52) dalam bahasa latin logika disebut dengan logos, bearti perkataan atau 
sabda (Mundiri, 2003:8). Orang arab biasanya menyebut logika ini dengan kata 
Mantiq, yang diambil dari kata ‘nataga’ juga diartikan dengan hukum yang 
memelihara hati nurani dari kesalahan dalam berpikir. 
Secara singkat, logika berarti ilmu, kecakapan atau alat untuk berpikir 
lurus. Sebagai ilmu, logika disebut sebagai logika Epiteme (Latin:logika 
scientia) yaitu logika adalah sepenuhnya suatu jenis pengetahuan rasional atau 
ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir lurus, 
tepat dan teratur. Ilmu disini mengacu pada kecakapan rasional untuk mengetahui 
5
dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan 
pengetahuan kedalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga 
diartikan dengan masuk akal. Oleh karena itu logika terkait erat dengan hal-hal 
seperti pengertian, putusan, penyimpulan, silogisme. 
Logika sebagai ilmu pengetahuan dimana obyek materialnya adalah 
berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah 
berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Penalaran adalah proses 
pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan 
kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang telah diketahui (Premis) yang nanti 
akan diturunkan kesimpulan. 
Logika juga merupakan suatu ketrampilan untuk menerapkan hukum-hukum 
pemikiran dalam praktek, hal ini yang menyebabkan logika disebut 
dengan filsafat yang praktis. Dalam proses pemikiran, terjadi pertimbamgan, 
menguraikan, membandingkan dan menghubungkan pengertian yang satu dengan 
yang lain. Penyelidikan logika tidak dilakukan dengan sembarang berpikir. 
Logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan atau ketepatannya. Suatu 
pemikiran logika akan disebut lurus apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum 
serta aturan yang sudah ditetapkan dalam logika. Dari semua hal yang 
telah dijelaskan tersebut dapat menunjukkan bahwa logika merupakan suatu 
pedoman atau pegangan untuk berpikir. 
B. Sejarah Logika 
Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama 
yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan 
berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Thales 
mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama 
alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif. 
Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian 
disebut logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik 
kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air 
adalah jiwa segala sesuatu. Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan 
6
pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427 
SM-347 SM) juga telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang 
ini. Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara 
khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisiyang benar, 
dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari 
proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles 
adalah silogisme. 
Pada 370 SM - 288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi 
pemimpin Lyceum, melanjutkan pengembangn logika. Istilah logika untuk 
pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM -226 
SM pelopor Kaum Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 
M - 201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua orang dokter medis yang 
mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri. 
Kaum Sofis, Socrates, dan Plato tercatat sebagai tokoh-tokoh yang ikut 
merintis lahirnya logika. Logika lahir sebagai ilmu atas jasa Aristoteles, 
Theoprostus dan Kaum Stoa. Logika dikembangkan secara progresif oleh bangsa 
Arab dan kaum muslimin pada abad II Hijriyah. Logika menjadi bagian yang 
menarik perhatian dalam perkembangan kebudayaan Islam. Namun juga 
mendapat reaksi yang berbeda-beda, sebagai contoh Ibnu Salah dan Imam 
Nawawi menghukumi haram mempelajari logika, Al-Ghazali menganjurkan dan 
menganggap baik, sedangkan Jumhur Ulama membolehkan bagi orang-orang 
yang cukup akalnya dan kokoh imannya. Filosof Al-Kindi mempelajari dan 
menyelidiki logika Yunani secara khusus dan studi ini dilakukan lebih mendalam 
oleh Al-Farabi. 
Selanjutnya logika mengalami masa dekadensi yang panjang. Logika 
menjadi sangat dangkal dan sederhana sekali. Pada masa itu digunakan buku-buku 
logika seperti Isagoge dari Porphirius, Fonts Scientie dari John Damascenus, 
buku-buku komentar logika dari Bothius, dan sistematika logika dari Thomas 
Aquinas. Semua berangkat dan mengembangkan logika Aristoteles. 
Pada abad XIII sampai dengan abad XV muncul Petrus Hispanus, Roger 
Bacon, Raymundus Lullus, Wilhelm Ocham menyusun logika yang sangat 
7
berbeda dengan logika Aristoteles yang kemudian kita kenal sebagai logika 
modern. Raymundus Lullus mengembangkan metoda Ars Magna, semacam 
aljabar pengertian dengan maksud membuktikan kebenaran - kebenaran tertinggi. 
Francis Bacon mengembangkan metoda induktif dalam bukunya Novum Organum 
Scientiarum . W.Leibniz menyusun logika aljabar untuk menyederhanakan 
pekerjaan akal serta memberi kepastian. Emanuel Kant menemukan Logika 
Transendental yaitu logika yang menyelediki bentuk-bentuk pemikiran yang 
mengatasi batas pengalaman. Selain itu George Boole (yang mengembangkan 
aljabar Boolean), Bertrand Russel, dan G. Frege tercatat sebagai tokoh-tokoh yang 
berjasa dalam mengembangkan Logika Modern. Pada abad 9 hingga abad 15, 
buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione,Eisagoge oleh Porphyus dan 
karya Boethius masih digunakan. Thomas Aquinas 1224-1274 dan kawan-kawannya 
berusaha mengadakan sistematisasi logika. 
Lahirlah logika modern dengan tokoh-tokoh seperti: 
Petrus Hispanus (1210 - 1278); 
Roger Bacon (1214-1292); Raymundus Lullus (1232 -1315) yang menemukan 
metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan 
semacam aljabar pengertian; 
William Ocham (1295 - 1349). 
Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan 
oleh Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke 
(1632-1704) dalam An Essay Concrning Human Understanding. Francis Bacon 
(1561 - 1626) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam 
bukunya Novum Organum Scientiarum. J.S. Mills (1806 - 1873) melanjutkan 
logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System of Logic. 
Lalu logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti: 
 Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) menyusun logika aljabar 
berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan 
menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian; 
 George Boole (1815-1864); 
 John Venn (1834-1923); 
8
 Gottlob Frege (1848 - 1925). 
Lalu Chares Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf Amerika Serikat 
yang pernah mengajar di John Hopkins University,melengkapi logika simbolik 
dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce (Peirce’s Law) yang 
menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda (general theory of signs). 
Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan 
terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred 
North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William Russel 
(1872 - 1970). 
C. Pembagian Logika 
Setelah mempelajari tentang filsafat ilmu lebih mendalam lagi, ternyata 
didalamnya terdapat banyak sekali materi yang disajikan. Yang salah satunya 
adalah tentang logika, dan logika sendiri dapat dibedakan menjadi dua sebagai 
berikut. 
1. Logika Alamiah 
Logika Alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara 
tepat dan lurus sebelum mendapat pengaruh-pengaruh dari luar, yakni keinginan-keinginan 
dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Yang mana logika 
alamiah manusia ini ada sejak manusia dilahirkan. Dan dapat disimpulkan pula 
bahwa logika alamiah ini sifatnya masih murni. 
2. Logika Ilmiah 
Lain halnya dengan logika alamiah, logika ilmiah ini menjadi ilmu khusus 
yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Dengan 
adanya pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih 
tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah ini juga 
dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau setidaknya dapat dikurangi. 
Sasaran dari logika ilmiah ini adalah untuk memperhalus dan mempertajam 
pikiran dan akal budi. 
9
Ada tiga aspek penting untuk memahami logika ini, agar mempunyai 
pengertian tentang peanalaran yang merupakan bentuk pemikiran. Ketiga aspek 
tersebut adalah: 
1. Pengertian 
Pegertian adalah tanggapan atau gambaran yang dibentuk oleh akal budi 
tentang kenyataan yang dipahami, atau merupakan hasil pengetahuan manusia 
mengenai realitas. Menurut isinya, pengertian dapat diklasifikasikan sebagai 
berikut: 
a. Kolektif dan distributif, kolektif maksudnya pengertian yang isinya 
mencakup barang-barang atau orang secara koleksi atau sekumpulan, 
misalnya selusin piring, sekelompok pemuda, dan sebagainya. Sedangkan 
distributif adalah kebalikan dari kolektif, yaitu pengertian yang terpisah-pisah, 
yang menunjukkan bahwa barang atau orang tersebut terpisah-pisah 
sebagai sendiri-sendiri atau satu persatu. 
b. Konkret dan abstrak, pengertian yang konkret adalah pengertian yang 
memperlihatkan kenyataan atau realitas sebagai pokok subjek yang berdiri 
sendiri, sedangkan pengertian yang abstrak adalah pengertian yang 
memperlihatkan sifat tanpa memperlihatkan subjeknya, misalnya 
dikatakan “gelas itu mahal”. 
c. Menyindir dan terus terang, yang dimaksud menyindir ialah menyatakan 
sesuatu dengan secara tidak langsungdan tidak terus terang. 
2. Proposisi 
Proposisi atau pernyataan adalah rangkaian dari pengertian-pengertian 
yang dibentuk oleh akal budi atau merupakan pernyataan mengenai hubungan 
yang terdapat diantara dua buah term. Kedua term tersebut terdiri dari subjek dan 
predikat. Subjek adalah term pokok dalam proposisi, dan predikat adalah term 
yang menyebut sesuatu mengenai subjek. 
3. Penalaran 
Penalaran adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan pengetahuan. 
Agar buah pengetahuan yang berdasarkan penalaran itu mempunyai bobot 
10
kebenaran, maka proses berpikir perlu dan harus dilakukan dengan suatu cara atau 
metode tertentu. Dalam penalaran proposisi yang menjadi dasar penyimpulan 
disebut premis, sedangan kesimpulannya disebut konklusi. 
D. Logika Sebagai Cabang Filsafat 
Filsafat adalah kegiatan/hasil pemikiran/permenungan yang menyelidiki 
sekaligus mendasari segala sesuatu yang berfokus pasa makna dibalik kenyataan 
atau teori yang ada untuk disusun dalam sebuah system pengetahuan rasional. 
Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti 
logika dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Logika lahir bersama-sama 
dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya 
serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang 
mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan 
penalarannya.Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika 
mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara 
tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap 
sebagai cabang matematika. 
Logika sebagai cabang filsafat adalah cabang filsafat tentang berpikir. 
Logika membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dengan aturan-aturan 
tersebut dapat mengambil kesimpulan yang benar. Dengan mengetahui cara atau 
aturan-aturan tersebut dapat menghindarkan diri dari kesalahan dalam mengambil 
keputusan. Menurut Louis O. Kattsoff, logika membicarakan teknik-teknik untuk 
memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat bahan tertentu dan kadang-kadang 
logika didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang penarikan kesimpulan. 
Logika bisa menjadi suatu upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan 
seperti: Adakah metode yang dapat digunakan untuk meneliti kekeliruan 
pendapat? Apakah yang dimaksud pendapat yang benar? Apa yang membedakan 
antara alasan yang benar dengan alasan yang salah? Filsafat logika ini merupakan 
cabang yang timbul dari persoalan tentang penyimpulan. 
11
Untuk sampai kepada suatu pemikiran yang tepat , logika menganalisa 
unsur-unsur pemikiran manusia. Materi logika antara lain sebagai berikut: 
1. Mengerti PermasalahanYaitu memahami apa yang menjadi permasalahan yang 
sedang di hadapi.Kegiatan mengerti ini dapat di bangun melalui penginderaan 
misalnya dengan mengamati. 
2. Adanya kausualitas keterkaitan. Pekerjaan otak selanjutnya setelah mengerti 
permasalahan adalah membangun hubungan yang ada antara berbagai fakta. 
3. Adanya kesimpulan, Pekerjaan akal yang ketiga adalah membangun 
kesimpulan . Kesimpulan ini didapat atas serangkaian kegiatan mulai dari 
mengerti hubungan permasalahan dan fakta yang dari keduanya dapat ditarik 
kesimpulan. 
E. Metode dalam logika 
Menurut Poespoprojo(2006) Logika sesuai dengan fungsinya memecahkan 
masalah. 
1. Metode deduktif yaitu pengkajian dari suatu yang umum (general) untuik 
menghasilkan suatu yang khusus. Berpikir dengan Metode deduktif 
menggunakan sarana berfikir matematika. 
2. Metode induktif yaitu logika berpikir yang bergerak dari hal-hal yang khusus 
menghasilkan gegeralisasi yang umum. Berfikir induktif menggunakan 
sarana berfikir statistika. 
Baik matematika maupun statistika bukanlah ilmu melainkan sarana 
berfikir. Kedua Metode berfikir tersebut dapat diterapkan dalam penelitian Ilmiah 
yang direalisasikan dalam karya Ilmiah Penelitian. 
Logika berfikir deduktif dipakai dalam perumusan hipotesis penelitian 
yang dideduksi dari teori-teori yang ada. Logika berfikir Induktif di terapkan 
dalam pengujian hipotesis dengan menggunakan data dan sample. Untuk 
menyimpulkan kasus yang berdasarkan data dan sample di perlukan sarana 
statistika. Proses Ilmiah yang secara epistemologis adalah paroses ilmiah agar 
hasil yang diperoleh dapat di katagorikan sebagai produk ilmiah yaitu Ilmu. 
12
F. Kegunaan Logika dalam Kehidupan Sehari - hari 
Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk 
mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktivitas 
berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip ini. Logika 
menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan 
keyakinan seseoranng, karena itu ia mendidik manusia bersikap obyektif, tegas, 
dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan tempat. Selain 
hubungannya erat dengan filsafat dan matematik, logika dewasa ini juga telah 
mengembangkan berbagai metode logis (logical methods) yang banyak sekali 
pemakaiannya dalam ilmu-ilmu, sebagai misal metode yang umumnya pertama 
dipakai oleh suatu ilmu. 
Selain itu logika modern (terutama logika perlambang) dengan berbagai 
pengertian yang cermat, lambang yang abstrak dan aturan-aturan yang 
diformalkan untuk keperluan penalaran yang betul tidak saja dapat menangani 
perbincangan-perbincangan yang rumit dalam suatu bidang ilmu, melainkan 
ternyata juga mempunyai penerapan. Misalnya dalam penyusunan program 
komputer dan pengaturan arus listrik, yang tidak bersangkutan dengan argumen. 
Pengertian ilmu logika secara umum adalah ilmu yang mempelajari aturan-aturan 
berpikir benar. Jadi dalam logika kita mempelajari bagaimana sistematika atau 
aturan-aturan berpikir benar. Subjek inti ilmu logika adalah definisi dan 
argumentasi. Yang selanjutnya dikembangkan dalam bentuk silogisme. 
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kegunaan logika adalah 
sebagai berikut: 
1. membantu setiap orang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, 
kritis, lurus, tetap, tertib, metodis, dan koheren atau untuk menjaga kita 
supaya selalu berpikir benar; 
2. meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif; 
3. menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam 
dan mandiri; 
13
4. memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan 
asas-asas sistematis; 
5. meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan 
berpikir kekeliruan serta kesesatan; 
6. mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian; 
7. sebagai ilmu alat dalam mempelajari ilmu apapun, termasuk filsafat. 
Karena yang dipelajari dalam ilmu logika hanyalah berupa aturan-aturan 
berpikir benar maka tidak otomatis seseorang yang belajar logika akan menjadi 
orang yang selalu benar dalam berpikir. Itu semua tergantung seperti apa dia 
menerapkan aturan-aturan berpikir itu, disiplin atau tidak dalam menggunakan 
aturan-aturan itu, sering berlatih, dan tentu saja punya tekad dalam kebenaran. 
Kegunaan dari kita belajar logika adalah daya analisis kita semakin 
bertambah dan dimana apabila ada suatu masalah, kita dapat mengambil 
keputusan dengan benar. Disamping itu belajar logika juga sangat bermanfaat 
dalam manajemen waktu, dan juga logika merupakan dasar ilmu psikologi yang 
paling mendasar. Intinya dengan belajar logika kemampuan berpikir dan daya 
analisis kita semakin berkembang. 
G. Kesesatan Berpikir dalam Ilmu Pengetahuan 
Menurut Soekadijo dan Ihromi, yang dikutip Karomani (2009) 
mengatakan kesesatan berpikir dapat terjadi karena pelanggaran terhadap hukum 
logika, dia dapat terjadi karena kecerobohan dalam penalaran yang berakibat 
munculnya ambiguitas atau ambivalensi dalam bahasa utama yang digunakan 
dalam merumuskan suatu argumentasi. Menurut Karomani (2009) dan Darsono 
Prawironegoro (2011), ada lima kesesatan dalam penalaran ilmu pengetahuan 
yakni kesesatan formal, kesesatan informal, kesesatan relevansi, kesesatan 
paralogis, dan kesesatan sofisme. 
Kesesatan formal disebabkan kesesatan karena bahasa. Kesesatan formal 
yaitu penalaran bahasa atau penyimpulan yang bentuk premisnya tidak tepat. 
14
Contohnya: kesesatan karena term tengah tidak terdistribusikan, kesesatan karena 
dua premis yang mengingkari. 
Selanjutnya, kesesatan informal yaitu kesesatan yang diluar kesesatan 
formal, terutama kesesatan logika sebagaimana dikemukakan Soekadijo (1988) 
yang dikutip Karomani, diantara kesesatan informal yaitu kesesatan dari segi 
bahasa, yaitu ketidaksamaan memberikan arti kata atau kalimat. Ini dapat terjadi 
sebagai produk dari kebudayaan, dimana dalam ruang dan waktu yang berbeda, 
kata dan kalimat mempunyai arti yang berbeda. Untuk menghilangkan kesesatan 
bahasa ini, manusia menciptakan berbagai lambang, seperti: +, -, :, dan x. Contoh 
kesesatan informal sebagai berikut: kesesatan karena aksen atau tekanan kata yang 
berbeda, kesesatan yang disebabkan oleh arti kata kiasan yang berbeda. 
Kesesatan berikutnya, kesesatan relevansi yaitu suatu penalaran atau 
penyimpulan di mana tidak ada hubungan logis antara premis dan kesimpulannya 
(conclusion), atau kesimpulannya tidak relevan dengan premisnya. Contohnya 
sebagai berikut: kesesatan argumentum ad hominem, kesesatan karena non causa 
pro causa. 
Berikutnya kesesatan paralogis, yaitu suatu kesesatan penalaran atau 
penyimpulan yang sesat dimana orang yang membuatnya tidak mengetahuinya 
bahwa apa yang disimpulkan itu sesat. 
Yang terakhir kesesatan sofisme, yaitu kesesatan dalam penalaran atau 
penyimpulan yang sesat di mana orang yang membuatnya dengan sengaja 
membuatnya. Kesesatan dalam hal ini yaitu kesesatan yang dengan sengaja 
dilakukan oleh peneliti, tentu untuk kepentingan dan maksud tertentu. 
15
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa logika 
berasal dari bahasa latin yaitu dari kata logos berarti perkataan atau sabda. Secara 
umum logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum hukum yang 
digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah. 
Logika ini dimulai dari tahun 624 SM sampai 548 SM oleh Thales yang disebut 
sebagai Bapak Filsafat kemudian dikembangkan kembali oleh Aristoteles dengan 
mengenalkan logika sebagai ilmu. Ada tiga aspek dalam memahami logika yaitu 
pengertian, proposisi, penalaran. Logika terbagi menjadi dua macam yaitu : logika 
alamiah dan logika ilmiah. Dalam perkembangannya logika juga disebut sebagai 
cabang filsafat. Logika sangat berguna bagi kehidupan manusia untuk berpikir 
lurus, efisien, tepat dan teratur demi mendapatkan kebenaran dan menghindari 
kekeliruan. ada lima kesesatan dalam penalaran ilmu pengetahuan yakni kesesatan 
formal, kesesatan informal, kesesatan relevansi, kesesatan paralogis, dan 
kesesatan sofisme. 
16
B. Saran 
Logika sebagai cabang dalam filsafat ilmu menuntun kita untuk berpikir 
benar dan tidak salah dalam mengambil keputusan. Selain itu berpikir secara 
logika mampu melatih kita untuk berpikir secara lurus, efisien, tepat dan teratur 
demi mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan dalam pemecahan 
suatu masalah. 
DAFTAR PUSTAKA 
http://adesmedia.blogspot.sg/2013/02/filsafat-logika-sebagai-cabang-filsafat.html, 
(diakses Sabtu, 15 November 2014) 
Kattsoof, Louis O. 1953. Elements of Philosofy. New York: The Ronald Press Co. 
Poespoprojo, 2006. Logika Ilmu Menalar. Bandung: Bumi Aksara 
Rapar, Jan Hendrik. 1996. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Kanisius. 
Susanto, A.2011. Filsafat ilmu: Suatu Kajian Dalam Dimensi Ontologis, 
Epistimologis, dan Aksiologis. Jakarta: Bumi Aksara. 
Surajiyo, 2008. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Suatu 
Pengantar. Cet. II. Jakarta: Bumi Aksara. 
Surajiyo, dkk. 2010. Dasar – Dasar Logika. Jakarta: Bumi Aksara. 
Lasiyo & Yuwono.1985. Pengantar Ilmu Filsafat. Yogyakarta: Liberty. 
17

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhSuya Yahya
 
Filsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan AgamaFilsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan AgamaNovi Suryani
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiHosyatul Aliyah
 
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidsejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidRoisMansur
 
Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umumAyah Abeeb
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologiM fazrul
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuanpowerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuankikiismayanti
 
IPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan IslamIPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan Islameryeryey
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamkhumairoh
 
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar Khilafah
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar KhilafahBuku 100 Pertanyaan Top Seputar Khilafah
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar KhilafahAnas Wibowo
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaRobet Saputra
 
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmupengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmumas karebet
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeRidwan Hidayat
 

Was ist angesagt? (20)

Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Filsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan AgamaFilsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan Agama
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : Ontologi
 
Hermeneutika
HermeneutikaHermeneutika
Hermeneutika
 
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidsejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
 
Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umum
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologi
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuanpowerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
 
Metode studi islam
Metode studi islamMetode studi islam
Metode studi islam
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
IPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan IslamIPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan Islam
 
Demokrasi dalam ajaran islam
Demokrasi dalam ajaran islamDemokrasi dalam ajaran islam
Demokrasi dalam ajaran islam
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islam
 
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar Khilafah
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar KhilafahBuku 100 Pertanyaan Top Seputar Khilafah
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar Khilafah
 
Aliran kritisisme
Aliran kritisismeAliran kritisisme
Aliran kritisisme
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
 
5 sarana berpikir ilmiah
5 sarana berpikir ilmiah5 sarana berpikir ilmiah
5 sarana berpikir ilmiah
 
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmupengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of life
 

Ähnlich wie Makalah logika

Penerangan ilmu mantiq
Penerangan ilmu mantiqPenerangan ilmu mantiq
Penerangan ilmu mantiqAtykah Aura
 
Ketode Memahami ilmu Logika Presentasi.ppt
Ketode Memahami ilmu Logika Presentasi.pptKetode Memahami ilmu Logika Presentasi.ppt
Ketode Memahami ilmu Logika Presentasi.pptonelmumtaz
 
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat IlmuMakalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmuesterlitaayuningtyas
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiSeptian Muna Barakati
 
Materi 2 Memahami Dasar-dasar Logika
Materi 2  Memahami Dasar-dasar LogikaMateri 2  Memahami Dasar-dasar Logika
Materi 2 Memahami Dasar-dasar LogikaMira Veranita
 
Makalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafatMakalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafatDea_tita
 
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafatOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian FilsafatMakalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian Filsafatsayid bukhari
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Fandi Fandi
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiWarnet Raha
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiOperator Warnet Vast Raha
 
MAKALAH FILSAFAT ONTOLOGI.pdf
MAKALAH FILSAFAT  ONTOLOGI.pdfMAKALAH FILSAFAT  ONTOLOGI.pdf
MAKALAH FILSAFAT ONTOLOGI.pdfRasyidiAli
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaFerdy Tohopi
 
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, MsKumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, MsRijalAshidiq
 
Soal jawaban filsafat ilmu berunsur epistemologi,ontologi,aksiologi
Soal jawaban filsafat ilmu berunsur epistemologi,ontologi,aksiologiSoal jawaban filsafat ilmu berunsur epistemologi,ontologi,aksiologi
Soal jawaban filsafat ilmu berunsur epistemologi,ontologi,aksiologiMelShannon2
 
Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.elia_deardy
 

Ähnlich wie Makalah logika (20)

Penerangan ilmu mantiq
Penerangan ilmu mantiqPenerangan ilmu mantiq
Penerangan ilmu mantiq
 
Ketode Memahami ilmu Logika Presentasi.ppt
Ketode Memahami ilmu Logika Presentasi.pptKetode Memahami ilmu Logika Presentasi.ppt
Ketode Memahami ilmu Logika Presentasi.ppt
 
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat IlmuMakalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
 
Materi 2 Memahami Dasar-dasar Logika
Materi 2  Memahami Dasar-dasar LogikaMateri 2  Memahami Dasar-dasar Logika
Materi 2 Memahami Dasar-dasar Logika
 
Makalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafatMakalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafat
 
Tugas 2
Tugas 2Tugas 2
Tugas 2
 
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
 
Makalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian FilsafatMakalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian Filsafat
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
 
MAKALAH FILSAFAT ONTOLOGI.pdf
MAKALAH FILSAFAT  ONTOLOGI.pdfMAKALAH FILSAFAT  ONTOLOGI.pdf
MAKALAH FILSAFAT ONTOLOGI.pdf
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
 
Filsafat Pancasila.pdf
Filsafat Pancasila.pdfFilsafat Pancasila.pdf
Filsafat Pancasila.pdf
 
Filsafat Pancasila.docx
Filsafat Pancasila.docxFilsafat Pancasila.docx
Filsafat Pancasila.docx
 
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, MsKumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
 
Soal jawaban filsafat ilmu berunsur epistemologi,ontologi,aksiologi
Soal jawaban filsafat ilmu berunsur epistemologi,ontologi,aksiologiSoal jawaban filsafat ilmu berunsur epistemologi,ontologi,aksiologi
Soal jawaban filsafat ilmu berunsur epistemologi,ontologi,aksiologi
 
Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
 

Kürzlich hochgeladen

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 

Makalah logika

  • 1. KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan segala kemudahan sehingga pembuat makalah dapat menyelesaikan makalah filsafat tentang logika dengan mudah dan lancar. Makalah ini disusun untuk menjelaskan tentang logika dan peranannya di filsafat. Pembahasan makalah ini meliputi sejarah logika filsafat, pengertian logika, macam-macam logika, logika sebagai cabang fisafat, dan kegunaan logika. Makalah ini disusun secara sistematis tentang logika filsafat dengan tujuan melengkapi tugas mata kuliah filsafat. Dan makalah ini diharapkan dapat menjadi media informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai logika filsafat bagi mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pembuat makalah telah berusaha menyajikan materi pada makalah ini dengan sebaik-baiknya, tetapi kekurangan dan kesalahan pasti ada. Seperti kata pepatah “ tak ada gading yang tak patah”. Semua yang ada dibumi ini tidak ada yang sempurna. Yang sempurna itu adalah kesempurnaan itu sendiri. Atas dasar kenyataan tersebut, saran dan kritik yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih baik, sangat diharapkan dan diterima tim penyusun dengan tangan terbuka. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Amin Palembang, November 2014 Penulis 1
  • 2. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………1 DAFTAR ISI .....................................................................................2 BAB I. PENDAHULUAN.................................................................3 A. LATAR BELAKANG..................................................................3 B. RUMUSAN MASALAH.............................................................4 C. TUJUAN PENULISAN...............................................................4 BAB II. PEMBAHASAN...................................................................4 A. PENGERTIAN LOGIKA..............................................................4 B. SEJARAH LOGIKA...................................................................5 C. PEMBAGIAN LOGIKA.............................................................8 D. LOGIKA SEBAGAI CABANG FILSAFAT...............................10 E. METODE LOGIKA.....................................................................12 F. LOGIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI.....................12 G. KESESATAN DALAM LOGIKA...............................................14 BAB III. PENUTUP...........................................................................16 1. KESIMPULAN............................................................................16 2. SARAN........................................................................................16 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................17 2
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup yang sempurna, itulah ungkapan yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna memang memiliki banyak kelebihan dibanding makhluk lainnya. Sebagai ciptaan-Nya yang sempurna, manusia dibekali akal dan pikiran untuk bisa dikembangkan, berbeda dengan hewan yang juga memiliki akal dan pengetahuan tapi hanya sebatas untuk mempertahankan dirinya. Suhartono ( 2005: 1) menyatakan bahwa manusia mempunyai kemampuan menalar, artinya berpikir secara logis dan analitis. Kelebihan manusia dalam kemampuannya menalar dan karena mempunyai bahasa untuk mengomunikasikan hasil pemikirannya yang abstrak, maka manusia bukan saja mempunyai pengetahuan, melainkan juga mampu mengembangkannya. Akal dan pikiran merupakan perlengkapan paling sempurna yang disematkan Tuhan kepada manusia. Dengan akal dan pikiran, manusia dapat mengubah dan mengembangkan taraf kehidupannya dari tradisional, berkembang, dan hingga modern. Sifat tidak puas yang secara alamiah ada dalam diri manusia 3
  • 4. mendorong manusia untuk selalu ingin mengubah keadaan. Ketidakpuasan tersebut menimbulkan perubahan-perubahan sehingga tercipta peradaban dunia yang maju. Kemajuan yang dihasilkan oleh akal dan pikiran manusia membawa dampak positif dan negatif. Untuk meminimalisir atau mengatasi masalah-masalah yang timbul dari dampak negatif, manusia tetap memerlukan akal untuk berpikir secara benar dan logis. Berpikir secara logis ialah berpikir tepat dan benar yang memerlukan kerja otak dan akal sesuai dengan ilmu-ilmu logika. Setiap apa yang akan diperbuat hendaknya disesuaikan dengan keadaan yang ada pada dirinya masing-masing. Jika hal tersebut sesuai dengan kenyataan dan apabila dikerjakan mendapat keuntungan, maka segera dilaksanakan. Berpikir secara logis juga berarti bahwa selain memikirkan diri kita sendiri juga harus memperhatikan lingkungan, serta berpikir tentang akibat yang tidak terbawa emosi. Logika tidak mempelajari cara berpikir dari semua ragamnya, tetapi pemikiran dalam bentuk yang paling sehat dan praktis. Logika menyelidiki, menyaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala kepentingan dan keinginan perorangan. Logika merumuskan serta menerapkan hukum-hukum dan patokan-patokan yang harus ditaati agar manusia dapat berpikir benar, efisien dan teratur. Dengan demikian kami menggangkat logika sebagai bahan bahasan dalam makalah ini. Dengan harapan mampu menjadi bahan bacaan yang menarik dan mengandung daya positif. B. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut.: 1. Apakah arti dari logika sebagai salah satu cabang dalam filsafat? 2. Bagaimanakah sejarah terlahirnya logika dalam filsafat? 3. Bagaimanakah pembagian dari logika? 4. Apakah fungsi logika dalam filsafat ilmu? 5. Apa saja Metode dalam logika? 6. Apakah kegunaan logika dalam kehidupan sehari-hari? 4
  • 5. 7. Apa saja kesesatan berpikir dalam Ilmu Pengetahuan? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk menganalisis hakikat Logika 2. Untuk menganalisis sejarah lahirnya Logika 3. Untuk menganalisis pembagian Logika 4. Untuk menganalisis peranan Logika 5. Untuk menganalisis metode Logika 6. Untuk menganalisis keguanaan logika 7. Untuk mengetahui kesesatan berpikir dalam ilmu pengetahuan BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Logika Istilah logika diambil dari bahasa Yunani logikos, yang berarti mengenai sesuatu yang diutarakan, mengenai suatu perkembangan akal(pikiran), mengenai kata, mengenai percakapan, atau berkenaan dengan bahasa (Jan Hendrik Rapar, 2005:52) dalam bahasa latin logika disebut dengan logos, bearti perkataan atau sabda (Mundiri, 2003:8). Orang arab biasanya menyebut logika ini dengan kata Mantiq, yang diambil dari kata ‘nataga’ juga diartikan dengan hukum yang memelihara hati nurani dari kesalahan dalam berpikir. Secara singkat, logika berarti ilmu, kecakapan atau alat untuk berpikir lurus. Sebagai ilmu, logika disebut sebagai logika Epiteme (Latin:logika scientia) yaitu logika adalah sepenuhnya suatu jenis pengetahuan rasional atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir lurus, tepat dan teratur. Ilmu disini mengacu pada kecakapan rasional untuk mengetahui 5
  • 6. dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan kedalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal. Oleh karena itu logika terkait erat dengan hal-hal seperti pengertian, putusan, penyimpulan, silogisme. Logika sebagai ilmu pengetahuan dimana obyek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang telah diketahui (Premis) yang nanti akan diturunkan kesimpulan. Logika juga merupakan suatu ketrampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran dalam praktek, hal ini yang menyebabkan logika disebut dengan filsafat yang praktis. Dalam proses pemikiran, terjadi pertimbamgan, menguraikan, membandingkan dan menghubungkan pengertian yang satu dengan yang lain. Penyelidikan logika tidak dilakukan dengan sembarang berpikir. Logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan atau ketepatannya. Suatu pemikiran logika akan disebut lurus apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum serta aturan yang sudah ditetapkan dalam logika. Dari semua hal yang telah dijelaskan tersebut dapat menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pedoman atau pegangan untuk berpikir. B. Sejarah Logika Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif. Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu. Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan 6
  • 7. pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427 SM-347 SM) juga telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini. Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisiyang benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme. Pada 370 SM - 288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi pemimpin Lyceum, melanjutkan pengembangn logika. Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM -226 SM pelopor Kaum Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 M - 201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri. Kaum Sofis, Socrates, dan Plato tercatat sebagai tokoh-tokoh yang ikut merintis lahirnya logika. Logika lahir sebagai ilmu atas jasa Aristoteles, Theoprostus dan Kaum Stoa. Logika dikembangkan secara progresif oleh bangsa Arab dan kaum muslimin pada abad II Hijriyah. Logika menjadi bagian yang menarik perhatian dalam perkembangan kebudayaan Islam. Namun juga mendapat reaksi yang berbeda-beda, sebagai contoh Ibnu Salah dan Imam Nawawi menghukumi haram mempelajari logika, Al-Ghazali menganjurkan dan menganggap baik, sedangkan Jumhur Ulama membolehkan bagi orang-orang yang cukup akalnya dan kokoh imannya. Filosof Al-Kindi mempelajari dan menyelidiki logika Yunani secara khusus dan studi ini dilakukan lebih mendalam oleh Al-Farabi. Selanjutnya logika mengalami masa dekadensi yang panjang. Logika menjadi sangat dangkal dan sederhana sekali. Pada masa itu digunakan buku-buku logika seperti Isagoge dari Porphirius, Fonts Scientie dari John Damascenus, buku-buku komentar logika dari Bothius, dan sistematika logika dari Thomas Aquinas. Semua berangkat dan mengembangkan logika Aristoteles. Pada abad XIII sampai dengan abad XV muncul Petrus Hispanus, Roger Bacon, Raymundus Lullus, Wilhelm Ocham menyusun logika yang sangat 7
  • 8. berbeda dengan logika Aristoteles yang kemudian kita kenal sebagai logika modern. Raymundus Lullus mengembangkan metoda Ars Magna, semacam aljabar pengertian dengan maksud membuktikan kebenaran - kebenaran tertinggi. Francis Bacon mengembangkan metoda induktif dalam bukunya Novum Organum Scientiarum . W.Leibniz menyusun logika aljabar untuk menyederhanakan pekerjaan akal serta memberi kepastian. Emanuel Kant menemukan Logika Transendental yaitu logika yang menyelediki bentuk-bentuk pemikiran yang mengatasi batas pengalaman. Selain itu George Boole (yang mengembangkan aljabar Boolean), Bertrand Russel, dan G. Frege tercatat sebagai tokoh-tokoh yang berjasa dalam mengembangkan Logika Modern. Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione,Eisagoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan. Thomas Aquinas 1224-1274 dan kawan-kawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika. Lahirlah logika modern dengan tokoh-tokoh seperti: Petrus Hispanus (1210 - 1278); Roger Bacon (1214-1292); Raymundus Lullus (1232 -1315) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan semacam aljabar pengertian; William Ocham (1295 - 1349). Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632-1704) dalam An Essay Concrning Human Understanding. Francis Bacon (1561 - 1626) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum. J.S. Mills (1806 - 1873) melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System of Logic. Lalu logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:  Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian;  George Boole (1815-1864);  John Venn (1834-1923); 8
  • 9.  Gottlob Frege (1848 - 1925). Lalu Chares Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di John Hopkins University,melengkapi logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce (Peirce’s Law) yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda (general theory of signs). Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970). C. Pembagian Logika Setelah mempelajari tentang filsafat ilmu lebih mendalam lagi, ternyata didalamnya terdapat banyak sekali materi yang disajikan. Yang salah satunya adalah tentang logika, dan logika sendiri dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut. 1. Logika Alamiah Logika Alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum mendapat pengaruh-pengaruh dari luar, yakni keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Yang mana logika alamiah manusia ini ada sejak manusia dilahirkan. Dan dapat disimpulkan pula bahwa logika alamiah ini sifatnya masih murni. 2. Logika Ilmiah Lain halnya dengan logika alamiah, logika ilmiah ini menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Dengan adanya pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah ini juga dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau setidaknya dapat dikurangi. Sasaran dari logika ilmiah ini adalah untuk memperhalus dan mempertajam pikiran dan akal budi. 9
  • 10. Ada tiga aspek penting untuk memahami logika ini, agar mempunyai pengertian tentang peanalaran yang merupakan bentuk pemikiran. Ketiga aspek tersebut adalah: 1. Pengertian Pegertian adalah tanggapan atau gambaran yang dibentuk oleh akal budi tentang kenyataan yang dipahami, atau merupakan hasil pengetahuan manusia mengenai realitas. Menurut isinya, pengertian dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Kolektif dan distributif, kolektif maksudnya pengertian yang isinya mencakup barang-barang atau orang secara koleksi atau sekumpulan, misalnya selusin piring, sekelompok pemuda, dan sebagainya. Sedangkan distributif adalah kebalikan dari kolektif, yaitu pengertian yang terpisah-pisah, yang menunjukkan bahwa barang atau orang tersebut terpisah-pisah sebagai sendiri-sendiri atau satu persatu. b. Konkret dan abstrak, pengertian yang konkret adalah pengertian yang memperlihatkan kenyataan atau realitas sebagai pokok subjek yang berdiri sendiri, sedangkan pengertian yang abstrak adalah pengertian yang memperlihatkan sifat tanpa memperlihatkan subjeknya, misalnya dikatakan “gelas itu mahal”. c. Menyindir dan terus terang, yang dimaksud menyindir ialah menyatakan sesuatu dengan secara tidak langsungdan tidak terus terang. 2. Proposisi Proposisi atau pernyataan adalah rangkaian dari pengertian-pengertian yang dibentuk oleh akal budi atau merupakan pernyataan mengenai hubungan yang terdapat diantara dua buah term. Kedua term tersebut terdiri dari subjek dan predikat. Subjek adalah term pokok dalam proposisi, dan predikat adalah term yang menyebut sesuatu mengenai subjek. 3. Penalaran Penalaran adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan pengetahuan. Agar buah pengetahuan yang berdasarkan penalaran itu mempunyai bobot 10
  • 11. kebenaran, maka proses berpikir perlu dan harus dilakukan dengan suatu cara atau metode tertentu. Dalam penalaran proposisi yang menjadi dasar penyimpulan disebut premis, sedangan kesimpulannya disebut konklusi. D. Logika Sebagai Cabang Filsafat Filsafat adalah kegiatan/hasil pemikiran/permenungan yang menyelidiki sekaligus mendasari segala sesuatu yang berfokus pasa makna dibalik kenyataan atau teori yang ada untuk disusun dalam sebuah system pengetahuan rasional. Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti logika dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan penalarannya.Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika. Logika sebagai cabang filsafat adalah cabang filsafat tentang berpikir. Logika membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dengan aturan-aturan tersebut dapat mengambil kesimpulan yang benar. Dengan mengetahui cara atau aturan-aturan tersebut dapat menghindarkan diri dari kesalahan dalam mengambil keputusan. Menurut Louis O. Kattsoff, logika membicarakan teknik-teknik untuk memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat bahan tertentu dan kadang-kadang logika didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang penarikan kesimpulan. Logika bisa menjadi suatu upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Adakah metode yang dapat digunakan untuk meneliti kekeliruan pendapat? Apakah yang dimaksud pendapat yang benar? Apa yang membedakan antara alasan yang benar dengan alasan yang salah? Filsafat logika ini merupakan cabang yang timbul dari persoalan tentang penyimpulan. 11
  • 12. Untuk sampai kepada suatu pemikiran yang tepat , logika menganalisa unsur-unsur pemikiran manusia. Materi logika antara lain sebagai berikut: 1. Mengerti PermasalahanYaitu memahami apa yang menjadi permasalahan yang sedang di hadapi.Kegiatan mengerti ini dapat di bangun melalui penginderaan misalnya dengan mengamati. 2. Adanya kausualitas keterkaitan. Pekerjaan otak selanjutnya setelah mengerti permasalahan adalah membangun hubungan yang ada antara berbagai fakta. 3. Adanya kesimpulan, Pekerjaan akal yang ketiga adalah membangun kesimpulan . Kesimpulan ini didapat atas serangkaian kegiatan mulai dari mengerti hubungan permasalahan dan fakta yang dari keduanya dapat ditarik kesimpulan. E. Metode dalam logika Menurut Poespoprojo(2006) Logika sesuai dengan fungsinya memecahkan masalah. 1. Metode deduktif yaitu pengkajian dari suatu yang umum (general) untuik menghasilkan suatu yang khusus. Berpikir dengan Metode deduktif menggunakan sarana berfikir matematika. 2. Metode induktif yaitu logika berpikir yang bergerak dari hal-hal yang khusus menghasilkan gegeralisasi yang umum. Berfikir induktif menggunakan sarana berfikir statistika. Baik matematika maupun statistika bukanlah ilmu melainkan sarana berfikir. Kedua Metode berfikir tersebut dapat diterapkan dalam penelitian Ilmiah yang direalisasikan dalam karya Ilmiah Penelitian. Logika berfikir deduktif dipakai dalam perumusan hipotesis penelitian yang dideduksi dari teori-teori yang ada. Logika berfikir Induktif di terapkan dalam pengujian hipotesis dengan menggunakan data dan sample. Untuk menyimpulkan kasus yang berdasarkan data dan sample di perlukan sarana statistika. Proses Ilmiah yang secara epistemologis adalah paroses ilmiah agar hasil yang diperoleh dapat di katagorikan sebagai produk ilmiah yaitu Ilmu. 12
  • 13. F. Kegunaan Logika dalam Kehidupan Sehari - hari Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip ini. Logika menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseoranng, karena itu ia mendidik manusia bersikap obyektif, tegas, dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan tempat. Selain hubungannya erat dengan filsafat dan matematik, logika dewasa ini juga telah mengembangkan berbagai metode logis (logical methods) yang banyak sekali pemakaiannya dalam ilmu-ilmu, sebagai misal metode yang umumnya pertama dipakai oleh suatu ilmu. Selain itu logika modern (terutama logika perlambang) dengan berbagai pengertian yang cermat, lambang yang abstrak dan aturan-aturan yang diformalkan untuk keperluan penalaran yang betul tidak saja dapat menangani perbincangan-perbincangan yang rumit dalam suatu bidang ilmu, melainkan ternyata juga mempunyai penerapan. Misalnya dalam penyusunan program komputer dan pengaturan arus listrik, yang tidak bersangkutan dengan argumen. Pengertian ilmu logika secara umum adalah ilmu yang mempelajari aturan-aturan berpikir benar. Jadi dalam logika kita mempelajari bagaimana sistematika atau aturan-aturan berpikir benar. Subjek inti ilmu logika adalah definisi dan argumentasi. Yang selanjutnya dikembangkan dalam bentuk silogisme. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kegunaan logika adalah sebagai berikut: 1. membantu setiap orang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis, dan koheren atau untuk menjaga kita supaya selalu berpikir benar; 2. meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif; 3. menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri; 13
  • 14. 4. memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis; 5. meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir kekeliruan serta kesesatan; 6. mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian; 7. sebagai ilmu alat dalam mempelajari ilmu apapun, termasuk filsafat. Karena yang dipelajari dalam ilmu logika hanyalah berupa aturan-aturan berpikir benar maka tidak otomatis seseorang yang belajar logika akan menjadi orang yang selalu benar dalam berpikir. Itu semua tergantung seperti apa dia menerapkan aturan-aturan berpikir itu, disiplin atau tidak dalam menggunakan aturan-aturan itu, sering berlatih, dan tentu saja punya tekad dalam kebenaran. Kegunaan dari kita belajar logika adalah daya analisis kita semakin bertambah dan dimana apabila ada suatu masalah, kita dapat mengambil keputusan dengan benar. Disamping itu belajar logika juga sangat bermanfaat dalam manajemen waktu, dan juga logika merupakan dasar ilmu psikologi yang paling mendasar. Intinya dengan belajar logika kemampuan berpikir dan daya analisis kita semakin berkembang. G. Kesesatan Berpikir dalam Ilmu Pengetahuan Menurut Soekadijo dan Ihromi, yang dikutip Karomani (2009) mengatakan kesesatan berpikir dapat terjadi karena pelanggaran terhadap hukum logika, dia dapat terjadi karena kecerobohan dalam penalaran yang berakibat munculnya ambiguitas atau ambivalensi dalam bahasa utama yang digunakan dalam merumuskan suatu argumentasi. Menurut Karomani (2009) dan Darsono Prawironegoro (2011), ada lima kesesatan dalam penalaran ilmu pengetahuan yakni kesesatan formal, kesesatan informal, kesesatan relevansi, kesesatan paralogis, dan kesesatan sofisme. Kesesatan formal disebabkan kesesatan karena bahasa. Kesesatan formal yaitu penalaran bahasa atau penyimpulan yang bentuk premisnya tidak tepat. 14
  • 15. Contohnya: kesesatan karena term tengah tidak terdistribusikan, kesesatan karena dua premis yang mengingkari. Selanjutnya, kesesatan informal yaitu kesesatan yang diluar kesesatan formal, terutama kesesatan logika sebagaimana dikemukakan Soekadijo (1988) yang dikutip Karomani, diantara kesesatan informal yaitu kesesatan dari segi bahasa, yaitu ketidaksamaan memberikan arti kata atau kalimat. Ini dapat terjadi sebagai produk dari kebudayaan, dimana dalam ruang dan waktu yang berbeda, kata dan kalimat mempunyai arti yang berbeda. Untuk menghilangkan kesesatan bahasa ini, manusia menciptakan berbagai lambang, seperti: +, -, :, dan x. Contoh kesesatan informal sebagai berikut: kesesatan karena aksen atau tekanan kata yang berbeda, kesesatan yang disebabkan oleh arti kata kiasan yang berbeda. Kesesatan berikutnya, kesesatan relevansi yaitu suatu penalaran atau penyimpulan di mana tidak ada hubungan logis antara premis dan kesimpulannya (conclusion), atau kesimpulannya tidak relevan dengan premisnya. Contohnya sebagai berikut: kesesatan argumentum ad hominem, kesesatan karena non causa pro causa. Berikutnya kesesatan paralogis, yaitu suatu kesesatan penalaran atau penyimpulan yang sesat dimana orang yang membuatnya tidak mengetahuinya bahwa apa yang disimpulkan itu sesat. Yang terakhir kesesatan sofisme, yaitu kesesatan dalam penalaran atau penyimpulan yang sesat di mana orang yang membuatnya dengan sengaja membuatnya. Kesesatan dalam hal ini yaitu kesesatan yang dengan sengaja dilakukan oleh peneliti, tentu untuk kepentingan dan maksud tertentu. 15
  • 16. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa logika berasal dari bahasa latin yaitu dari kata logos berarti perkataan atau sabda. Secara umum logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah. Logika ini dimulai dari tahun 624 SM sampai 548 SM oleh Thales yang disebut sebagai Bapak Filsafat kemudian dikembangkan kembali oleh Aristoteles dengan mengenalkan logika sebagai ilmu. Ada tiga aspek dalam memahami logika yaitu pengertian, proposisi, penalaran. Logika terbagi menjadi dua macam yaitu : logika alamiah dan logika ilmiah. Dalam perkembangannya logika juga disebut sebagai cabang filsafat. Logika sangat berguna bagi kehidupan manusia untuk berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur demi mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. ada lima kesesatan dalam penalaran ilmu pengetahuan yakni kesesatan formal, kesesatan informal, kesesatan relevansi, kesesatan paralogis, dan kesesatan sofisme. 16
  • 17. B. Saran Logika sebagai cabang dalam filsafat ilmu menuntun kita untuk berpikir benar dan tidak salah dalam mengambil keputusan. Selain itu berpikir secara logika mampu melatih kita untuk berpikir secara lurus, efisien, tepat dan teratur demi mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan dalam pemecahan suatu masalah. DAFTAR PUSTAKA http://adesmedia.blogspot.sg/2013/02/filsafat-logika-sebagai-cabang-filsafat.html, (diakses Sabtu, 15 November 2014) Kattsoof, Louis O. 1953. Elements of Philosofy. New York: The Ronald Press Co. Poespoprojo, 2006. Logika Ilmu Menalar. Bandung: Bumi Aksara Rapar, Jan Hendrik. 1996. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Kanisius. Susanto, A.2011. Filsafat ilmu: Suatu Kajian Dalam Dimensi Ontologis, Epistimologis, dan Aksiologis. Jakarta: Bumi Aksara. Surajiyo, 2008. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Suatu Pengantar. Cet. II. Jakarta: Bumi Aksara. Surajiyo, dkk. 2010. Dasar – Dasar Logika. Jakarta: Bumi Aksara. Lasiyo & Yuwono.1985. Pengantar Ilmu Filsafat. Yogyakarta: Liberty. 17