SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 58
Daftar Isi
Tumbuhan
1. Gingseng Jawa
2. Bunga Pukul 4
3. Rosela
4. Jambu Biji
5. Jeruk Nipis
Hewan
1. Ular
2. Bunglon
3. Katak
4. Gurita
5. Ikan Pari
Hasil Pengamatan
No.

1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.

Nama Makhluk Hidup
Tumbuhan
Gingseng Jawa
Bunga Pukul 4
Rosela
Jambu Biji
Jeruk Nipis
Hewan
Ular
Bunglon
Katak
Gurita
Ikan pari

Tempat Pengamatan

Toga
Toga
Toga
Toga
Toga
Hasil Pengawetan di Lab.IPA
Hasil Pengawetan di Lab.IPA
Hasil Pengawetan di Lab.IPA
Hasil Pengawetan di Lab.IPA
Hasil Pengawetan di Lab.IPA
Klasifikasi Ilmiah
Gingseng Jawa
Kerajaan
Divisi

Angiospermae

Kelas

Dicotyledoneae

Ordo

Caryophyllales

Famili

(Jacq) Gaertn) merupakan tanaman yang

Spermatophyta

Subdivisi

Som Jawa (Talinum paniculatum

Plantae

Portuacaceae

Genus

Talinum

Spesies

Talinum paniculatum Gaertn

berasal dari Amerika tropis yaitu
Amerika Tenggara dan Selatan, yang tumbuh pada ketinggian 5 – 1.250 m diatas permukaan
laut. Di Jawa ditanam sebagai tanaman tanaman obat, tanaman hias dan kadang – kadang
merupakan tanaman liar. Som Jawa adalah terna tahunan yang tumbuh tegak, akarnya
berdaging tebal, biasa dipergunakan sebagai pengganti Kolesom.
Som Jawa merupakan salah satu tanaman obat yang akar dan daunnya mempunyai
banyak khasiat sebagai obat tradional. Akarnya dapat digunakan sebagai tonikum,
aphrodisiac/obat kuat, batuk-batuk, radang paru-paru, diare, haid tidak teratur, keputihan dan
dapat memperbanyak ASI. Sedangkan daun segarnya dapat dipergunakan sebagai lalapan,
sayur tumis, memperlancar ASI, untuk obat bisul dan pembengkakan (anti radang).
Pernyataan tentang marphologi akar tersebut sangat mirip dengan ginseng (Panax ginseng
atau panax pseudo ginseng), yang baerasal dari China dan telah digunakan secara luas untuk
obat lemah syahwat. Tanaman panax ginseng telah dikenal di zaman dinasti Cho Chi Klu,
2000 tahun sebelum masehi dan dikenal sebagai Panasea, yaitu tanaman obat untuk segala
macam penyakit.
Untuk memperoleh khasiat yang optimal dari bahan akarnya diperlukan tanaman minimal
berumur 7 bulan sampai lebih dari satu tahun, sedangkan untuk kebutuhan daun segar dapat
dipanen pada tanaman berumur 3 sampai 6 bulan.

Manfaat Som Jawa
Akar Som Jawa dapat dimanfatkan :
1. Sebagai tonikum, yang dapat dimanfaatkan pada kondisi badan lemah, berkeringat dingin
dan pusing.
2. Aphrodisiak (obat kuat).
3. Batuk dengan dahak dan darah, radang paru - paru.
4. Diare, banyak kencing.
5. Haid tidak teratur, keputihan.
6. Air Susu Ibu (ASI) sedikit.
Daun Som Jawa dapat dimanfaatkan :
1. Sebagai obat bisul dan memperlancar Air Susu Ibu (ASI)

Kandungan kimia
Kandungan kimia terutama saponin, flavonoid, tamin dan steroid (Kalium 41,44 %,
Natrium 10,03 %, Kalsium 2,21 %, Magnesium 5,50 % dan Besi 0,32 %). Mungkin diantara
kandungan kimia akar talinum paniculatum Gaertn mempunyai

peranan seperti

androgen/testosteron didalam tubuh sehingga mempengaruhi jumlah dan motilitas
spermatozoa. Oleh karena itu dilakukan penelitian pengaruh infus akar Talinum paniculatum
Gaertn terhadap jumlah dan motilitas spermatozoa.
Ciri-ciri Gingseng Jawa :
Menurut Pengamatan :
1. Tulang daun menyirip
2. Berdaun lunak atau lembab
3. Batang lunak
4. Bunga berwarna merah muda (pink)
5. Buahnya kecil dan berbiji hitam
Menurut data di internet :
1. Habitus : Herba, menahun, tinggi 70 – 80 Cm,
2. Batang : Bulat, bercabang di bagian bawah, pangkal mengeras, ungu
3. Daun : Tunggal, bulat telur, ujung membulat, pangkal tumpul, tepi rata, hijau.
4. Bunga: Majemuk, bentuk malai, diujung, bercabang, Mahkota lima, bulat telur
panjang 3- + 4 mm, benangsari lima sampai lima belas, tangkai bercabang, merah
keunguan.
5. Buah : Kotak, bulat , merah kecoklatan atau kuning.
6. Biji : Pipih, kecil, hitam.
7. Akar : Tunggang, coklat.
Klasifikasi Ilmiah
Bunga Pukul 4
Kerajaan

Plantae

Divisi

Magnoliphtya

Kelas

Magnoliopsida

Ordo

Caryophyllales

Famili

Nyctaginaceae

Genus

Mirabilis

Spesies

M.jalapa

Nama Ilmiah

Mirabilis Jalapa

Bunga pukul empat(Mirabilis jalapa) adalah sejenis
tumbuhan hias yang mudah dijumpai di pekarangan dan merupakan anggota spesies
Mirabilis yang paling populer. Nama "jalapa" diambil dari nama kota di Meksiko, negara
yang dianggap sebagai asal-usul tumbuhan populer ini. Diduga, tumbuhan ini disebarkan
dari wilayah Andes di Peru pada tahun 1540 oleh pedagang Spanyol.

Khasiat dan Manfaat Kembang Pukul Empat
1. Bisul

Cara : Cuci bersih 10 lembar daun kembang pukul empat, lumatkan, lalu tambahkan
air garam secukupnya. Tempelkan hasil lumatan pada bisul dan daerah sekelilingnya, lalu
balut dengan kain atau perban.

2. Infeksi saluran kencing/prostatitis, radang amandel, kencing manis (diabetes

melitus), kencing berlemak, keputihan (leucorrhea), erosi mulut rahim (cervical
erosion), dan radang sendi akut (acute arthritis)
Cara : Rebus 9—15 g kering atau 15—30 g segar akar kembang pukul empat dengan 4
gelas air sampai tersisa 2 gelas. Saring air rebusan dan minum dua kali sehari masingmasing 1 gelas

Ciri-ciri Bunga Pukul 4
Menurut Pengamatan:
1. Tulang daun menyirip
2. Batang agak lunak
3. Daun seperti berminyak
4. Perhiasan bunga berjumlah 2,4 dan kelipatannya
5. Berkembangbiak dengan biji
Menurut Internet :
1. Mempunyai ketinggian tanaman sekitar 60-80 cm.
2. Berbatang basah,
3. Daunnya berbentuk jantung,
4. Warna hijau tua, panjang 2 cm – 11 cm, lebar 8 mm – 7 cm,
5. Pangkal daun membulat, ujung meruncing, tepi daun rata, letak berhadapan,
6. Mempunyai tangkai daun yang panjangnya 6 mm – 6 cm.
7. Bunga pukul empat berbentuk terompet, dengan banyak macam warna, antara
lain: merah, putih, jingga, kuning, kombinasi/belang- belang.
8. Buahnya keras, warna hitam, berbentuk telur, dapat dibuat bedak.
9. Kulit umbinya berwarna coklat kehitaman, bentuk bulat memanjang, panjang 7
cm – 9 cm dengan diameter 2 cm – 5 cm, isi umbi berwarna putih.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:

Plantae

(tidak

Eudicots

termasuk)
(tidak

Rosids

termasuk)
Ordo:

Malvales

Famili:

Malvaceae

Genus:

Hibiscus

Spesies:

H.
sabdariffa

Rosela,rosella, asam paya,asam kumbang
dan asam susur atau Hisbiscus sabdariffa, adalah spesies
bunga yang berasal dari benua Afrika. Mulanya bunga
yang juga cantik untuk dijadikan penghias halaman rumah

Nama binomial
Hibiscus sabdariffa
L.

itu diseduh sebagai minuman hangat di musim dingin dan minuman dingin di musim panas.
Di negeri asalnya, Afrika, rosela dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh dari serat yang
terkandung dalam kelopak rosela, sementara di Jamaika, dibuat salad buah yang dimakan
mentah. Ada kalanya juga dimakan dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue
sesudah dimasak dengan gula. Di Mesir, rosela diminum dingin pada musim panas dan
diminum panas saat musim dingin. Di Sudan, menjadi minuman keseharian dengan campuran
garam, merica, dan tetes tebu. Minuman itu juga menghilangkan efek mabuk dan mencegah
batuk. Tak jarang, rosela juga dimanfaatkan untuk diet, penderita batuk, atau diabetes
gunakan gula rendah kalori seperti gula jagung. Selain itu, bubuk biji bunga rosela juga dapat
dijadikan campuran minuman kopi.
Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama rosela atau rosella sedangkan
di Australia, rosela ini dikenal sebagai rosella atau buah rosella (rosella fruit). Di belahan
dunia lain rosela dikenal dengan cannabinus hibiscus juga dikenal sebagai meśta / meshta di
India , Tengamora di Assam, Gongura dalam bahasa Telugu, Pundi di Kannada, LalChatni
atau Kutrum di Mithila, Mathipuli di Kerala, dagu baung di Myanmar, krajeab (

) di

Thailand, bissap di Senegal, Guinea Bissau, Mali, Burkina Faso, Ghana, Benin, Niger, Kongo
dan Perancis, dah atau dah bleni di bagian lain dari Mali , wonjo di Gambia, zobo di barat
Nigeria, Zoborodo di Nigeria Utara, Chaye-Torosh di Iran, karkade (‫ )هيدكرك‬oleh bangsa
Arab seperti di Mesir, Arab Saudi, dan Sudan, omutete di Namibia, sorrel di Karibia dan di
Amerika Latin, Flor de Jamaica di Meksiko, Saril di Panama, rosela, rosella, roselle, asam
paya atau asam susur di Malaysia. Bangsa Cina menyebutnya dengan 洛神花 (Luo Shen
Hua). Di Zambia dalam bahasa ciBemba tanaman disebut lumanda, katolo dalam bahasa
kiKaonde, atau Wusi dalam bahasa chiLunda.

Ciri-ciri Rosela :
Menurut Pengamatan :

1. Tulang daun menjari
2. Batang berwarna kemerah-merahan
3. Batang berduri
4. Berkembangbiak dengan biji
5. Buah berwarna merah
Menurut Internet :
1. Rosella [Hibiscus sabdariffa var. sabdariffa] termasuk dalam keluarga Malvaceae
2. tanaman tumbuh tegak,
3. bercabang banyak
4. bersemak-semak
5. mempunyai siklus hidup tahunan
6. Batang berwarna kemerah-merahan, dan dapat mencapai ketinggian sampai 3,5 meter.
7. Warna daun bervariasi, dari hijau gelap sampai ke merah dengan pinggiran bergerigi.
8. Bunga berwarna merah dengan ujung berwarna agak gelap, dilengkapi dengan benang
sari dan putik.
9. Biji terdapat dalam cangkang, yang dilindungi oleh semacam kelopak lembut
berwarna merah, yang jika dikeringkan, digunakan sebagai bahan untuk membuat Teh
Rosella.

Produksi Rosela
Cina dan Thailand merupakan produsen terbesar yang mengendalikan sebagian dari
pasokan dunia. Thailand berani berinvestasi dalam memproduksi rosela dan produk rosela
mereka adalah termasuk ke dalam produk yang berkualitas unggul. Sedangkan produk rosela
di China tampaknya agak kurang unggul, kurang terkontrol, kurang handal dan terpercaya
dibandingkan dengan Thailand. Namun produksi rosela terbaik berasal dari Sudan, namun
dengan kuantitas yang masih rendah dan pengolahan produk yang buruk menghambat
kualitas sehingga masih kurang maksimal. Rosela juga diproduksi secara umum di Meksiko,
Mesir, Senegal, Tanzania, Mali dan Jamaika yang juga termasuk dalam pemasok penting,
namun akan tetapi produksi tersebut masih dikonsumsi oleh penduduk dalam negeri.
Di anak benua India khususnya di wilayah Delta Sungai Gangga, rosela banyak
dibudidayakan sebagai serat nabati. Rosela oleh masyarakat lokal disebut Meśta di wilayah
tersebut (atau meshta, karakter 'ś' menunjukkan suara sh/sy seperti pada kata she dalam
bahasa Inggris dan syukur dalam bahasa Indonesia). Sebagian besar produksi serat yang
dihasilkan dari rosella dikonsumsi secara lokal. Namun serat (serta stek atau puntung) dari
tanaman rosella memiliki permintaan besar di berbagai serat alami dalam dunia industri.
Rosela atau asam paya merupakan tanaman yang relatif baru dalam dunia industri di
Malaysia. Rosela diperkenalkan pada awal 1990-an dan penanaman komersial pertama kali
dipromosikan pada tahun 1993 oleh Departemen Pertanian di Terengganu. Areal yang
ditanami adalah sekitar 12,8 ha (30 hektare) pada tahun 1993, tetapi dapat terus meningkat
menjadi 506 ha pada (1.000 hektare) pada tahun 2000. Areal yang ditanami sekarang kurang
dari 150 ha (400 hektar) per tahun, di Malaysia umumnya rosela ditanam dengan dua varietas
utama. Terengganu adalah wilayah yang pertama dan dipersiapkan untuk menjadi produsen
terbesar di Malaysia, namun produksi rosela sekarang telah menyebar ke wilayah-wilayah
lain di Malaysia. Walaupun luas lahan semakin berkurang selama satu dekade terakhir atau
lebih, rosela menjadi semakin dikenal oleh masyarakat luas sebagai minuman kesehatan yang
penting di Malaysia. Untuk sebagian kecil, rosela juga diolah menjadi acar manis, jeli dan
juga selai.

Manfaat Rosela
1. Menurunkan asam urat
2. Hipertensi
3. Diabetes mellitus
4. Memperbaiki metabolisme tubuh
5. Melangsingkan Tubuh
6. Menghambat sel kanker
7. Mencegah sariawan dan panas dalam
8. Menambah vitalitas
9. Meredakan batuk
10. Mencegah flu
11. Antioksidan
12. Antihipertensi
13. Antikanker
14. Antidepresi
15. Antibiotik
16. Aprodisiak
17. Diuretik (Peluruh Kencing)
18. Sedatif
19. Tonik
20. Menurunkan Absorpsi Alkohol.
Pemanfaatan kelopak bunga Rosela sudah dikenal dan diteliti baik oleh pakar
kesehatan modern maupun pakar kesehatan tradisional di berbagai negara di dunia. Kelopak
bunga tersebut diketahui mengandung zat-zat penting yang diperlukan oleh tubuh, seperti
vitamin C, vitamin A, protein esensial, kalsium, dan 18 jenis asam amino, termasuk arginina
dan legnin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh.
Secara tradisional, ekstrak kelopak rosela berkhasiat sebagai antibiotik, aprodisiak
(meningkatkan gairah seksual), diuretik (melancarkan buang air kecil), pelarut, sedativ
(penenang), dan tonik. Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan Chung San Medical
University di Taiwan, Chau-Jong Wang, konsumsi rosela digunakan sebagai salah satu cara
baru untuk mengurangi risiko penyakit jantung. Flora ini terbukti secara klinis mampu
mengurangi jumlah plak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Tidak hanya itu,
rosela juga memiliki potensi untuk mengurangi kadar kolesterol jahat yang disebut LDL dan
lemak dalam tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa rosela juga bermanfaat terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), membantu program diet bagi
penderita kegemukan (obesitas), melancarkan peredaran darah, menurunkan demam umum,
melancarkan dahak bagi batuk berdahak, dan dapat dimanfaatkan untuk melancarkan buang
air besar.
Ditinjau menurut sudut pandang medis modern (kedokteran), mengonsumsi olahan
kelopak bunga rosela secara teratur menunjukkan kesetaraan hasil dengan pengobatan
modern (farmakologis) pada beberapa penyakit berikut ini:

Sebagai Terapi Hipertensi
Pemberian ekstrak kelopak rosela yang mengandung 9,6 miligram anthocyanin setiap
hari selama 4 minggu, mampu menurunkan tekanan darah yang hampir sama dengan
pemberian captopril 50 mg/hari. Rosela terstandar tersebut dibuat dari 10 gram kelopak
kering dan 0,52 liter air (Herrera-Arellano, 2004). Terdapat penurunan tekanan darah sistolik
sebesar 11,2 % dan tekanan diastolik sebesar 10,7% setelah diberi terapi teh rosela selama 12
hari pada 31 penderita hipertensi sedang (Haji Faraji, 1999).
Asam Urat dan Kesehatan Ginjal
Tingginya kadar asam urat, kalsium dan natrium dalam darah secara mekanisme
normal tubuh akan dikurangi dengan membuang kelebihan unsur tersebut melalui ginjal. Jika
kondisi demikian dibiarkan berlangsung lama akan memberatkan kerja ginjal sebagai
penyaring darah dalam tubuh. Kondisi ini dapat memicu kesakitan pada ginjal. Dengan
mengonsumsi rosela, ditemukan penurunan kreatinin, asam urat, sitrat, tartrat, kalsium,
natrium, dan fosfat dalam urin pada 36 pria yang mengonsumsi jus rosela sebanyak 16-24
g/dl/hari (Kirdpon, 1994).

Khasiat Lebih jauh
Rosela diketahui memiliki kandungan senyawa fenolik yang berfungsi sebagai
antioksidan sebanyak 23,10 mg dalam setiap gram bobot kering kelopak rosela. Sejumlah
antioksidan yang dikandung rosela tersebut memiliki aktivitas 4 kali lebih tinggi dibanding
bubuk kumis kucing. Penelitian yang dilakukan oleh Ir Didah Nur Faridah MSi, periset
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, menunjukkan bahwa
kandungan antioksidan yang dimiliki oleh kelopak rosela terdiri atas senyawa gossipetin,
antosianin, dan glukosida hibiscin yang mampu memberikan perlindungan terhadap berbagai
penyakit degeneratif (akibat proses penuaan) seperti jantung koroner, kanker, diabetes
melitus, dan katarak.
Peneliti Faculty of Agriculture, Kagoshima University, De-Xing Hou menemukan
adanya kandungan delphinidin 3-sambubioside dan cyanidin 3-sambubioside, antosianin pada
rosela yang ampuh mengatasi kanker darah alias leukeimia. Cara kerjanya adalah dengan
menghambat terjadinya kehilangan membran mitokondrial dan pelepasan sitokrom dari
mitokondria ke sitosol. Jika molekul mengandung elektron seperti guanin DNA terserang,
kesalahan replikasi DNA mudah terjadi. Kerusakan DNA memicu oksidasi LDL, kolesterol,
dan lipid yang berujung pada penyakit ganas seperti kanker dan jantung koroner. Namun,
antioksidan yang dikandung rosela meredam aksi radikal bebas yang menyerang molekul
tubuh yang mengandung elektron. Secara singkat, adanya mekanisme tersebut menjelaskan
bagaimana antioksidan yang terdapat dalam kelopak rosela menghambat pertumbuhan sel
kanker dan kejadian penyakit jantung koroner.
Selain hal-hal yang dikemukakan di atas, rosela juga terbukti dapat menurunkan kadar
trigliserida dan LDL-kolesterol dalam darah. Penelitian terhadap efek kerabat bunga sepatu
itu terhadap kegemukan juga dilakukan oleh Sayago-Ayerdi SG dari Department of Nutrition,
Universidad Complutense de Madrid, Spanyol. Menurut Sayago rosela mengandung 33,9%
serat larut yang membantu meluruhkan lemak. Kendati demikian,kadar keasaman (pH)
seduhan rosela mencapai 3,14 sehingga perlu diwaspadai reaksi lambung untuk pengidap
maag, karena kemungkinan memiliki efek merugikan.
Pengolahan dan Pemanfaatan Rosela
Kesalahan dalam pengolahan dan penyimpanan akan berpengaruh terhadap efektifitas
kandungan zat dalam rosela. Tentu saja hal tersebut mampu menurunkan kemanfaatan
terhadap tubuh dan efek dari mengonsumsi rosela seperti yang kita harapkan tidak muncul.
Kerusakan yang berdampak pada hilangnya manfaat kandungan zat aktif dalam rosela
sebenarnya sangat mudah untuk dikenali. Rosela yang telah hilang kemanfaatannya dikenali
melalui warna dari seduhan kelopak rosela. Tidak adanya warna merah anggur khas rosela
dalam seduhannya menunjukkan antosianin (zat aktif dalam rosela, red.) telah terdegradasi
dan khasiatnya pun sudah tidak ada lagi. Hal ini terjadi pada hasil olahan rosela yang
berbentuk sirup dalam botol kaca bening yang terkena sinar matahari langsung.
1. Teh Rosela

Gambar : Minuman yang terbuat dari bunga rosela

Untuk mendapatkan khasiat terbaik dalam kelopak rosela sebenarnya tidak sulit.
Untuk mendapatkan teh rosela, bunga yang sudah dipetik, dijemur di bawah terik matahari
selama 1-2 hari agar memudahkan pemisahan lidah kelopak dengan bijinya. Kemudian cuci
air bersih dan jemur kembali selama 3-5 hari. Remas kelopaknya, jika mudah menjadi bubuk
artinya kadar air telah mencapai 4-5%. Seduh 2-3 g teh rosela dengan air mendidih hingga
larut dan air berubah menjadi kemerahan. Untuk diet, penderita batuk, atau diabetes gunakan
gula rendah kalori seperti gula jagung. Atau setelah dipisahkan dari bijinya, bunga segar
rosela yang telah dicuci dapat langsung diseduh dengan air panas.
Di Afrika, khususnya di Sahel, rosela umumnya digunakan untuk membuat teh manis
herbal yang biasa dijual di jalanan. Bunga-bunga kering dapat ditemukan di pasar-pasar
setempat. Teh Rosella juga cukup mudah dijumpai di Italia, di mana tanaman ini menyebar
pada dekade pertama abad ke-20 sebagai produk khas dari koloni Italia. Di Trinidad dan
Tobago di mana banyak diproduksi bir, di sini memproduksi Shandy Sorrel yaitu minuman
teh dikombinasikan dengan bir.
Di Thailand, Rosella diminum sebagai teh, diyakini juga mengurangi kolesterol. Hal
ini juga dapat dibuat menjadi anggur, rosella biasanya ditemukan dalam teh herbal yang
dijual di pasaran, khususnya teh yang diiklankan sebagai berry-flavored, karena rosella bisa
memberikan warna merah cerah untuk makanan dan minuman.
2. Selai Rosela
Di Afrika, rosela dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam
kelopak rosela. Rosela juga bisa dibuat salad buah yang dimakan mentah. Dapat juga
dikonsumsi dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah dimasak dengan
gula. Kerap bisap-sebutan rosela di Senegal disuguhkan sebagai minuman tradisional saat
natal. Caranya, kelopak rosela dicampur irisan jahe dan gula lalu ditaruh pada teko tembikar.
Setelah itu dididihkan dan diamkan semalam. Disajikan dengan menambahkan es dan rum,
‘Jus’ itu berasa, beraroma, dan berwarna mirip minuman anggur.
3. Sayuran
Dalam masakan Andhra, cannabinus Hibiscus atau rosella disebut dengan nama Gongura
yang secara luas digunakan sebagai masakan. Daun rosella diolah dengan cara dikukus
bersama dengan lentil dan dikonsumsi sebagai Dal atau bubur. Masakan tersebut juga
dicampur dengan rempah-rempah dan dibuat menjadi Pacchadi.
4. Obat
Banyak bagian dari tanaman juga diklaim memiliki nilai herbal dalam hal obatobatan. Mereka telah digunakan untuk tujuan pengobatan seperti Meksiko melalui Afrika,
dan juga dari India hingga menyebar ke Thailand. Rosella dikaitkan dengan obat tradisional
dan dipercaya bisa mengobati beberapa penyakit seperti hipertensi dan infeksi saluran kemih.
Fitokimia Rosela (senyawa pada tumbuhan)
Tanaman ini mengandung antosianin, asam protosatekuat, asam askorbat, ekstrak
saliks, glikosida cardiac, flavonoid, saponin, alkaloid, sardenoleda, anthocyanins
delphinidin-3-O-sambubioside, cyanidin-3-O-sambubioside, Rosella kering mengandung
flavonoid gossypetin, hibiscetine dan sabdaretine. Pigmen utama yang sebelumnya
dilaporkan sebagai hibiscin telah diidentifikasi sebagai daphniphylline. Sejumlah kecil
myrtillin (delphinidin 3-monoglucoside), Chrysanthenin (cyanidin 3-monoglucoside), dan
delphinidin juga terdapat pada tanaman ini.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:

Plantae

(tidak termasuk) Eudicots
(tidak termasuk) Rosids
Ordo:

Myrtales

Famili:

Myrtaceae

Upafamili:

Myrtoideae

Bangsa:

Myrteae

Genus:

Psidium

Spesies:

P. guajava

Nama binomial
Psidium guajava
L.

Jambu batu (Psidium guajava) atau sering juga disebut jambu biji, jambu siki dan
jambu klutuk adalah tanaman tropis yang berasal dari Brasil, disebarkan ke Indonesia
melalui Thailand. Jambu batu memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging buah
berwarna putih atau merah dan berasa asam-manis. Buah jambu batu dikenal mengandung
banyak vitamin C.

Ciri-ciri Jambu Biji
Menurut Pengamatan :
1. Tulang daun menyirip
2. Batang berkambium
3. Berakar tunggang
4. Biji dikotil
5. Batang bercabang
Menurut Internet :
1. Memiliki akar tunggang yang bercabang (ramosus) yang bentuknya kerucut
panjang,tumbuh lurus kebawah,bercabang cabang banyak dan cabang-cabangnya
bercabang lagi.sehingga memberi kekuatan yang lebih besar pada batang,dan juga
daerah perakaran menjadi amat luas,hingga dapat menyerap air dan zat-zat makanan
yang lebih banyak.
2. Mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan keujung semakin
mengecil,jadi batangnya dapat di pandang sebagai suatu kerucut atau limas yang
amat memanjang dan mempunyai percabangan.
3. Bentuk cabang pada jambu biji yaitu berkayu dan permukaannya licin dan terlihat
lepasnya kerak (bagian kulit yang mati)
4. Arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus)
5. Jambu biji memiliki cabang sirung pendek (virgula atau virgula sucre scens) yaitu
cabang – cabang kecil dengan ruas – ruas yang pendek yang selain daun juga
merupakan pendukng bunga dan buah
6. Arah tumbuh cabangnya.
7. Daun jambu biji tergolong daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai dan
helaian saja disebut daun bertangkai.
8. Jambu biji memiliki ujung yang tumpul tepi daun yang semula masih agak jauh dari
ibu tulang, cepat menuju kesuatu titik pertemuan membentuk sudut 900
9. Daun jambu biji memiliki pertumbuhan daun yang menyirip (penninervis) yang
mana daun ini memiliki satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun dari ibu tulang kesamping, keluar tulang – tulang
cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan sirip – sirip pada
ikan.
10. Jambu biji memiliki tepi daun yang rata (integer)
11. Daging daun (intervinium)
Sifat – sifat lain yang perlu diperhatikan antara lain :
 Warna
→ hijau
 Permukaan daun

 Pada

umumnya warna daun pada sisi atas tampak lebih hijau licin dan

mengkilat jika di bandingkan dengan sisi bawah karena lapisan atas lebih
banyak terhadap warna hijaunya, jambu biji memiliki permukaan daun yang
berkerut (rogosus)

 Daun

jambu biji mengandung total minyak 6% dan minyak atsiri 0,365%

[burkill, 1997], 3,15% resin, 8,5% tannin, dan lain-lain. Komposisi utama
minyak atsiri yaitu ±-pinene (gambar 3.), ²-pinene limonene, men- thol, terpenyl
acetate, isopropyl alco- hol, longicyclene, caryophyllene, ²- bisabolene,
caryophyllene oxide, ²- copanene, farnesene, humulene, selinene, cardinene and
curcumene [zakaria, 1994]. Minyak atsiri dari daun jambu biji juga mengandung
nerolidiol, ²-sitosterol, ursolic, crategolic, dan guayavolic acids. Selain itu juga
mengandung minyak atsiri yang kaya akan cineol dan empat triterpenic acids
sebaik ketiga jenis fla-vonoid yaitu; quercetin, 3-l-4-4- arabinofuranoside
(avicularin) (gambar 4.) Dan 3-l-4-pyranoside dengan aktivitas anti bakteri yang
tinggi oliver-bever, 1986].
Macam Jambu Biji
Beberapa macam/kultivar jambu biji dikenal di Indonesia, sebagian dikenal sejak
lama, sebagian merupakan introduksi dari negara lain.
Jambu Biji Kristal Taiwan
Jambu Biji Kristal merupakan mutasi dari residu Muangthai Pak, ditemukan pada
tahun 1991 di District Kao Shiung -Taiwan. Diperkenalkan di Indonesia pada tahun
1991 oleh Misi Teknik Taiwan. Jambu Kristal sebetulnya tidak benar-benar nirbiji,
jumlah bijinya kurang dari 3% bagian buah, sepintas Jambu Biji Kristal hampir tidak
berbiji. Jika ingin tahu cara Budidaya Jambu Biji Kristal Taiwan silahkan baca pada
artikel Budidaya Jambu Biji Kristal.
Jambu pasarminggu
Jambu pasarminggu memiliki dua varian: berdaging buah putih dan merah. Yang
berdaging putih, dikenal sebagai jambu 'susu putih', lebih digemari karena rasanya
manis, daging buahnya agak tebal, dan teksturnya lembut. Yang berdaging buah
merah kurang disukai karena buahnya cepat membusuk dan rasanya kurang manis.
Kulit buahnya tipis berwarna hijau kekuningan bila masak. Bentuk buahnya agak
lonjong dengan bagian ujung membulat, sedangkan bagian pangkal meruncing. Jambu
pasarminggu merupakan ras lokal.
Jambu biji getas merah
Jambu biji getas merah adalah varian jambu biji yang berdaging hijau sampai
kekuning kuningan dan berisi merah muda. Jambu ini beda dengan jambu pasar
minggu, jambu ini bentuknya agak meonjong dan rasanya kurang manis, tetapi jambu
ini memiliki hasiat yang baik karena mengandung Tanin, quersetin, glikosida
quersetin, flavonoid, minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat,
asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin yang lebih banyak. kelebihannya lagi
jambu getas merah ini tidak mengenal musim, dan selalu berbuah setiap saat dan dan
kebanyakan kikembangbiakkan dengan pencangkokan. jambu ini sudah banyak di
budidayakan di daerah Kendal, asalnya dari Pageruyung Kendal.
Jambu australia
Jambu biji australia diintroduksi dari Australia. Kekhasannya adalah daunnya
berwarna merah keunguan. Walaupun buahnya dapat dimakan, biasanya orang
menanam di pekarangan lebih sebagai tanaman hias. Buahnya manis bila sudah
masak, tetapi tawar bila belum matang.
Jambu sukun
Kata "sukun" berarti "tidak berbiji". Jambu varietas unggul ini memang tidak
memiliki biji; kalaupun ada hanya 2-3 biji. Daging buahnya putih kekuningan dengan
rasa manis agak asam. Teksturnya agak keras, renyah, dan beraroma wangi. Bentuk
buahnya mirip apel, dengan ukuran panjang antara 4-5 cm. Kulit buahnya bila matang
berwarna hijau keputihan. Jambu sukun dapat berproduksi terus menerus sepanjang
tahun, meskipun relatif sedikit. Namun demikian, jenis jambu ini relatif tahan
terhadap serangan hama dan penyakit.
Jambu bangkok
Jambu bangkok merupakan sebutan untuk jambu biji dengan buah yang besar.
Beberapa memang diintroduksi dari Thailand. Salah satunya adalah 'jambu sari'.
Bentuk buahnya bulat sempurna dengan garis tengah sekitar 10cm. Ukuran buah
mentahnya lebih besar daripada ketika matang.

Perbanyakan Jambu
Jambu dapat diperbanyak dengan biji. Namun demikian, perbanyakan dengan cara ini
tidak disukai karena tumbuhannya lama menjadi dewasa dan juga akan berubah sifat dari
induknya. Perbanyakan yang sekarang dilakukan adalah secara vegetatif, khususnya dengan
cara pencangkokan.

Kegunaan non-pangan
Daun jambu biji dikenal sebagai bahan obat tradisional untuk batuk dan diare. Jus
jambu biji "bangkok" juga dianggap berkasiat untuk membantu penyembuhan penderita
demam berdarah dengue. Daun jambu biji sudah dikenal sejak dahulu sebagai pencegah dan
mengurangi diare. 3 helai jambu biji direbus dengan 2 gelas air putih lalu direbus,lalu
disaring dan diminumkan pada orang yang terkena diare.
Manfaat konsumsi
Buah jambu biji mengandung banyak vitamin dan serat, sehingga sangat cocok sekali
dikonsumsi untuk menjaga kesehatan. Warna daging jambu biji yang merah mengidikasikan
jambu biji kaya akan vitamin A untuk kesehatan mata dan antioksidan. Buah jambu biji
sangat cocok sekali dikonsumsi di siang hari karena buahnya yang segar dan mendinginkan
badan.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi:

Magnoliophyta

Kelas:

Magnoliopsida

Ordo:

Sapindales

Famili:

Rutaceae

Genus:

Citrus

Spesies: C.
aurantifolia
Nama binomial
Citrus aurantifolia
(Christm.) Swingle

Jeruk nipis atau limau nipis adalah tumbuhan perdu yang menghasilkan buah
dengan nama sama. Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya, yang biasanya bulat, berwarna
hijau atau kuning, memiliki diameter 3-6 cm, memiliki rasa asam dan agak pahit,agak serupa
rasanya dengan lemon.Jeruk nipis, yang sering dinamakan secara salah kaprah sebagai jeruk
limau, dipakai perasan isi buahnya untuk memasamkan makanan, seperti pada soto.
Ciri-ciri Jeruk Nipis :
Menurut Pengamatan :

1. Batang berkambium
2. Buah kasar
3. Berbiji dikotil
4. Batang kasar
5. Tulang daun menyirip

Menurut Internet :

1. Pohonnya tumbuh sebagai pohon kecil bercabang lebat, tetapi tak beraturan.
2. Tajuknya selalu hijau dan tinggi pohonnya berkisar antara 1,5 sampai dengan 5 meter.
3. Rantingnya berduri pendek, kaku dan tajam.
4. Daunnya selang-seling, berbentuk jorong sampai bundar dan berukuran (4-8) cm x (25) cmm. Pinggiran daunnya bergerigi kecil dan tangkai daunnya bersayap sempit.
5. Buah jeruk nipis bentuknya bulat sampai bulat telur dengan diameter sekitar 3-6 cm
dan buah jeruk nipis kalau masak berwarna kuning, jika masih hijau pertanda belum
masak. Permukaan buah jeruk nipis memiliki kelenjar yang banyak sekali.
6. Daging buah jeruk nipis bersegmen. Segmen buahnya berdaging hijau kekuningkuningan dan mengandung banyak sari buah yang beraroma harum. Sari buahnya
asam sekali dan sari buahnya yang sangat asam berisi asam sitrat berkadar 7-8 % dari
berat daging buah. Ekstrak sari buahnya sekitar 41 % dari bobot buah yang sudah
masak.
Manfaat
Jeruk nipis memiliki kandungan vitamin C lebih banyak dibandingkan jenis jeruk
lainnya. Selain digunakan untuk penyedap makanan jeruk nipis bisa menyembuhkan berbagai
penyakit banyak antara lain:
1. Ambeien
2. Amandel
3. Anyang-anyangan
4. Batuk
5. Batuk disertai influenza
6. Bau badan
7. Batu ginjal
8. Difteri
9. Demam
10. Haid tidak teratur
11. Jerawat
12. Radang tenggorokan
13. Tekanan darah tinggi
Jeruk nipis juga bermanfaat untuk kecantikan, antara lain: membuat kuku cemerlang,
membuat rambut halus, lembut dan berkilau, dan dapat menghilangkan ketombe.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum:

Chordata

Kelas:

Sauropsida

Ordo:

Squamata

Upaordo: Serpentes
Linnaeus, 1758

Ular adalah reptil yang tak berkaki dan

Superfamili dan Suku

bertubuh panjang. Ular memiliki sisik seperti

Henophidia

kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam

Aniliidae
Anomochilidae
Boidae
Bolyeriidae
Cylindrophiidae
Loxocemidae
Pythonidae
Tropidophiidae
Uropeltidae
Xenopeltidae

reptil bersisik (Squamata). Perbedaannya adalah
kadal pada umumnya berkaki, memiliki lubang
telinga, dan kelopak mata yang dapat dibuka
tutup. Akan tetapi untuk kasus-kasus kadal tak
berkaki (misalnya Ophisaurus spp.) perbedaan
ini menjadi kabur dan tidak dapat dijadikan
pegangan.

Ciri-ciri Ular :
Menurut Pengamatan :
1. Termasuk hewan melata
2. Mempunyai sisik
3. Bernafas dengan paru-paru
4. Berkembangbiak dengan ovovivipar
5. Sebagian besar memiliki bisa

Typhlopoidea
Anomalepididae
Leptotyphlopidae
Typhlopidae
Xenophidia
Acrochordidae
Atractaspididae
Colubridae
Elapidae
Hydrophiidae
Viperidae
Menurut Internet :
1. Memiliki tubuh yang panjang dan bersisik

2. Ada dua jenis ular; berbisa dan tidak berbisa

3. Ular mengganti kulitnya untuk periode-periode tertentu

4. Ular tidak memiliki telinga, mereka mendengarkan dengan lidah mereka, sebuah
alasan kenapa ular kerpa kali mengeluarkan lidahnya

5.

Jenis kelamin ular bisa dilihat dari bagian bawah dari tubuh

6. Ular berkembang biak dengan cara bertelur

7. Ular hanya makan sekali dalam beberapa periode, karena ular memerlukan waktu
yang lama untuk mencerna makanannya

Habitat dan Makanan
Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Di gunung,
hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman, sampai ke lautan,
dapat ditemukan ular. Hanya saja, sebagaimana umumnya hewan berdarah dingin, ular
semakin jarang ditemui di tempat-tempat yang dingin, seperti di puncak-puncak gunung, di
daerah Irlandia dan Selandia baru dan daerah daerah padang salju atau kutub.
Banyak jenis-jenis ular yang sepanjang hidupnya berkelana di pepohonan dan hampir
tak pernah menginjak tanah. Banyak jenis yang lain hidup melata di atas permukaan tanah
atau menyusup-nyusup di bawah serasah atau tumpukan bebatuan. Sementara sebagian yang
lain hidup akuatik atau semi-akuatik di sungai-sungai, rawa, danau dan laut.
Ular memangsa berbagai jenis hewan lebih kecil dari tubuhnya. Ular-ular perairan
memangsa ikan, kodok, berudu, dan bahkan telur ikan. Ular pohon dan ular darat memangsa
burung, mamalia, kodok, jenis-jenis reptil yang lain, termasuk telur-telurnya. Ular-ular besar
seperti ular sanca kembang dapat memangsa kambing, kijang, rusa dan bahkan manusia.

Kebiasaan dan Reproduksi
Ular memakan mangsanya bulat-bulat; artinya, tanpa dikunyah menjadi kepingkeping yang lebih kecil. Gigi di mulut ular tidak memiliki fungsi untuk mengunyah,
melainkan sekedar untuk memegang mangsanya agar tidak mudah terlepas. Agar lancar
menelan, ular biasanya memilih menelan mangsa dengan kepalanya lebih dahulu.
Beberapa jenis ular, seperti sanca dan ular tikus, membunuh mangsa dengan cara
melilitnya hingga tak bisa bernapas. Ular-ular berbisa membunuh mangsa dengan bisanya,
yang dapat melumpuhkan sistem saraf pernapasan dan jantung (neurotoksin), atau yang dapat
merusak peredaran darah (haemotoksin), dalam beberapa menit saja. Bisa yang disuntikkan
melalui gigitan ular itu biasanya sekaligus mengandung enzim pencerna, yang memudahkan
pencernaan makanan itu apabila telah ditelan.
Untuk menghangatkan tubuh dan juga untuk membantu kelancaran pencernaan, ular
kerap kali perlu berjemur (basking) di bawah sinar matahari.
Kebanyakan jenis ular berkembang biak dengan bertelur. Jumlah telurnya bisa
beberapa butir saja, hingga puluhan dan ratusan butir. Ular meletakkan telurnya di lubanglubang tanah, gua, lubang kayu lapuk, atau di bawah timbunan daun-daun kering. Beberapa
jenis ular diketahui menunggui telurnya hingga menetas; bahkan ular sanca ‘mengerami’
telur-telurnya.
Sebagian ular, seperti ular kadut belang, ular pucuk dan ular bangkai laut
‘melahirkan’ anak. Sebetulnya tidak melahirkan seperti halnya mamalia, melainkan telurnya
berkembang dan menetas di dalam tubuh induknya (ovovivipar), lalu keluar sebagai ular
kecil-kecil.
Sejenis ular primitif, yakni ular buta atau ular kawat Rhampotyphlops braminus,
sejauh ini hanya diketahui yang betinanya. Ular yang mirip cacing kecil ini diduga mampu
bertelur dan berbiak tanpa ular jantan (partenogenesis).

Ular dan Manusia
Dalam kitab-kitab suci, ular kebanyakan dianggap sebagai musuh manusia. Dalam
Alkitab (Perjanjian Lama) diceritakan bahwa Iblis menjelma dalam bentuk ular, dan
membujuk Hawa dan Adam sehingga terpedaya dan harus keluar dari Taman Eden. Dalam
kisah Mahabharata, Kresna kecil sebagai penjelmaan Dewa Wisnu mengalahkan ular
berkepala lima yang jahat. Dalam salah satu Hadits Rasulullah saw. pun ada anjuran untuk
membunuh ‘ular hitam yang masuk/berada di dalam rumah’.
Anggapan-anggapan ini, bagaimanapun, turut berpengaruh dan menjadikan
kebanyakan orang merasa benci, jika bukan takut, kepada ular. Meskipun sesungguhnya
ketakutan itu kurang beralasan, atau lebih disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang
umumnya terhadap sifat-sifat dan bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh ular. Pada
kenyataannya, kasus gigitan ular –apalagi yang sampai menyebabkan kematian– sangat jauh
lebih sedikit jika dibandingkan dengan kasus kecelakaan di jalan raya, atau kasus kematian
(oleh penyakit) akibat gigitan nyamuk.
Pada pihak yang lain, ular pun telah ratusan atau ribuan tahun dieksploitasi dan
dimanfaatkan oleh manusia. Ular kobra yang amat berbisa dan ular sanca pembelit kerap
digunakan dalam pertunjukan-pertunjukan keberanian. Empedu, darah dan daging beberapa
jenis ular dianggap sebagai obat berkhasiat tinggi, terutama di Tiongkok dan daerah Timur
lainnya. Sementara itu kulit beberapa jenis ular memiliki nilai yang tinggi sebagai bahan
perhiasan, sepatu dan tas. Seperti halnya biawak, kulit ular (terutama ular sanca, ular karung,
dan ular anakonda) yang diperdagangkan di seluruh dunia mencapai ratusan ribu hingga
jutaan helai kulit mentah pertahun.
Dalam kenyataannya, ular justru kini semakin punah akibat aneka penangkapan,
pembunuhan yang tidak berdasar, serta kerusakan habitat dan lingkungan hidupnya. Ular-ular
yang dulu turut serta berperan dalam mengontrol populasi tikus di sawah dan kebun, kini
umumnya telah habis atau menyusut jumlahnya. Maka tidak heran, di tempat-tempat yang
sawah dan padinya rusak dilanda gerombolan tikus, seperti di beberapa tempat di Kabupaten
Sleman, Jogjakarta, petani setempat kini memerlukan untuk melepaskan kembali
(reintroduksi) berjenis-jenis ular sawah dan melarang pemburuan ular di desanya.
Ular tidak memiliki daun telinga dan gendang telinga, tidak mempunya keistimewaan
ada ketajaman indera mata maupun telinga. Matanya selalu terbuka dan dilapisi selaput tipis
sehingga mudah melihat gerakan disekelilingnya, sayangnya ia tidak dapat memfokuskan
pandangnnya. Ular baru dapat melihat dengan jelas dalam jarak dekat.
Indera yang menjadi andalan ular adalah sisik pada perutnya, yang dapat menangkap
getaran langkah manusia atau binatang lainnya.
Lubang yang terdapat antara mata dan mulut ular dapat berfungsi sebagai
thermosensorik (sensor panas) - organ ini biasa disebut ceruk atau organ Jacobson. Ular juga
dapat mengetahui perubahan suhu karena kedatangan mahluk lainnya, contohnya ular tanah
memiliki ceruk yang peka sekali.
Manusia sebenarnya tidak usah takut pada ular karena ular sendiri yang sebenarnya
takut pada manusia. Ular tidak dapat mengejar manusia, gerakannya yang lamban bukan
tandingan manusia. Rata rata ular bergerak sekitar 1,6 km per jam, jenis tercepat adalah ular
mambaa di Afrika yang bisa lari dengan kecepatan 11 km per jam. Sedangkan manusia,
sebagai perbandingan, dapat berlari antara 16-24 km per jam.

Macam-macam Ular
Ular ada yang berbisa (memiliki racun, venom/venomous), namun banyak pula yang
tidak. Akan tetapi tidak perlu terlalu kuatir bila bertemu ular. Dari antara yang berbisa,
kebanyakan bisanya tidak cukup berbahaya bagi manusia. Lagipula, umumnya ular pergi
menghindar bila bertemu orang.
Ular-ular primitif, seperti ular kawat, ular karung, ular kepala dua, dan ular sanca,
tidak berbisa. Ular-ular yang berbisa kebanyakan termasuk suku Colubridae; akan tetapi
bisanya umumnya lemah saja. Ular-ular yang berbisa kuat di Indonesia biasanya termasuk ke
dalam salah satu suku ular berikut: Elapidae (ular sendok, ular belang, ular cabai, dll.),
Hydrophiidae (ular-ular laut), dan Viperidae (ular tanah, ular bangkai laut, ular bandotan).
Beberapa jenisnya, sebagai contoh:
suku Typhlopidae
o

ular kawat (Rhamphotyphlops braminus)

suku Cylindrophiidae
o

ular kepala-dua (Cylindrophis ruffus)

suku Pythonidae
o

ular sanca kembang (Python reticulatus)

o

ular peraca (P. curtus)

o

ular sanca hijau. (Morelia viridis')

suku Acrochordidae
o

ular karung (Acrochordus javanicus)

suku Xenopeltidae
o

ular pelangi (Xenopeltis unicolor)

suku Colubridae

Ular kisik alias ular lare angon, Xenochrophis vittatus
o

ular siput (Pareas carinatus)

o

ular-air pelangi (Enhydris enhydris)

o

ular kadut belang (Homalopsis buccata)

o

ular cecak (Lycodon capucinus)

o

ular gadung (Ahaetulla prasina)

o

ular cincin mas (Boiga dendrophila)

o

ular terbang (Chrysopelea paradisi)

o

ular tambang (Dendrelaphis pictus)

o

ular birang (Oligodon octolineatus)

o

ular tikus atau ular jali (Ptyas korros)
o

ular babi (Elaphe flavolineata)

o

ular serasah (Sibynophis geminatus)

o

ular sapi (Zaocys carinatus)

o

ular picung (Rhabdophis subminiata)

o

ular kisik (Xenochrophis vittatus)

suku Elapidae
o

ular cabai (Maticora intestinalis)

o

ular weling (Bungarus candidus)

o

ular sendok (Naja spp.)

o

ular king-cobra (Ophiophagus hannah)

suku Viperidae
o

ular bandotan puspo (Vipera russelli)

o

ular tanah (Calloselasma rhodostoma)

ular bangkai laut (Trimeresurus albolabris
Bunglon Surai
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum:

Chordata

Kelas:

Reptilia

Ordo:

Sauria

Famili:

Agamidae

Genus:

Bronchocela

Spesies: B. jubata
Bunglon atau londok (bahasa Sunda) adalah

Nama binomial

sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku (familia)

Bronchocela jubata

Agamidae. Kadal lain yang masih sesuku adalah cecak

Duméril & Bibron, 1837

terbang (Draco spp.) dan soa-soa (Hydrosaurus spp.).
Bunglon meliputi beberapa marga, seperti Bronchocela, Calotes, Gonocephalus,
Pseudocalotes dan lain-lain. Bunglon bisa mengubah-ubah warna kulitnya, meskipun tidak
sehebat perubahan warna chamaeleon (suku Chamaeleonidae). Biasanya berubah dari warnawarna cerah (hijau, kuning, atau abu-abu terang) menjadi warna yang lebih gelap, kecoklatan
atau kehitaman.

Bunglon Surai
Bunglon surai memiliki nama ilmiah Bronchocela jubata Duméril & Bibron, 1837.
Dalam bahasa lain, dikenal dengan nama bunglon (Jkt., Jw.), londok atau lunduk (Sd.), atau
green crested lizards (Ingg.). Nama lainnya dalam bahasa Inggris cukup menyesatkan:
bloodsuckers, karena pada kenyataannya kadal ini tidak pernah menghisap darah.
Bunglon ini menyebar di pulau-pulau Jawa, Borneo, Bali, Singkep, Sulawesi,
Karakelang, kepulauan Salibabu, dan Filipina.

Ciri-ciri Bunglon :
 Menurut Pengamatan :
1. Berkulit kasar
2. Beradapatsi dengan merubah warna kulit sesuai tempat
3. Bernafas dengan paru-paru
4. Memiliki lidah panjang dan lengket
5. Memiliki mata bulat dan besar yang bisa melihat ke segala arah
 Menurut internet :
1. Bunglon kebun yang berukuran sedang, berekor panjang menjuntai. Panjang total
hingga 550 mm, dan empat-perlimanya adalah ekor. Gerigi di tengkuk dan
punggungnya lebih menyerupai surai ("jubata" artinya bersurai) daripada bentuk
mahkota, tidak seperti kerabat dekatnya B. cristatella (crista: jambul, mahkota).
Gerigi ini terdiri dari banyak sisik yang pipih panjang meruncing namun lunak serupa
kulit.
2. Kepalanya bersegi-segi dan bersudut. Dagu dengan kantung lebar, bertulang lunak.
Mata dikelilingi pelupuk yang cukup lebar, lentur, tersusun dari sisik-sisik berupa
bintik-bintik halus yang indah.
3. Dorsal (sisi atas tubuh) berwarna hijau muda sampai hijau tua, yang bisa berubah
menjadi coklat sampai kehitaman bila merasa terganggu. Sebuah bercak coklat
kemerahan serupa karat terdapat di belakang mulut di bawah timpanum. Deretan
bercak serupa itu, yang seringkali menyatu menjadi coretan-coretan, terdapat di bahu
dan di sisi lateral bagian depan; semakin ke belakang semakin kabur warnanya.
4. Sisi ventral (sisi bawah tubuh) kekuningan sampai keputihan di dagu, leher, perut dan
sisi bawah kaki. Telapak tangan dan kaki coklat kekuningan. Ekor di pangkal
berwarna hijau belang-belang kebiruan, ke belakang makin kecoklatan kusam dengan
belang-belang keputihan di ujungnya.
5. Sisik-sisik bunglon surai keras, kasar, berlunas kuat; ekornya terasa bersegi-segi.
Perkecualiannya adalah sisik-sisik jambul, yang tidak berlunas dan agak lunak serupa
kulit.

Kebiasaan Bunglon

Bunglon yang kerap ditemukan di semak, perdu dan pohon-pohon peneduh di kebun
dan pekarangan. Sering pula didapati terjatuh dari pohon atau perdu ketika mengejar
mangsanya, namun dengan segera berlari menuju pohon terdekat.
Reptil ini memangsa berbagai macam serangga yang dijumpainya: kupu-kupu,
ngengat, capung, lalat dan lain-lain. Untuk menipu mangsanya, bunglon ini kerap berdiam
diri di pucuk pepohonan atau bergoyang-goyang pelan seolah tertiup angin. Sering juga
bunglon surai terlihat meniti kabel listrik dekat rumah, untuk menyeberang dari satu tempat
ke tempat lain.
Bunglon surai bertelur di tanah yang gembur, berpasir atau berserasah. Seperti
umumnya anggota suku Agamidae, induk bunglon menggali tanah dengan mempergunakan
moncongnya. Kulit telurnya berwarna putih, lentur agak liat serupa perkamen.
Sebuah pengamatan yang dilakukan di hutan Situgede, Bogor mencatat bahwa telur
bunglon surai dipendam di tanah berpasir di bawah lapisan serasah, persisnya di bawah
semak-semak di bagian hutan yang agak terbuka. Telur sebanyak dua buah, lonjong panjang
lk. 7×40 mm, diletakkan berjajar dan ditimbun tanah tipis. Di Gunung Walat, Sukabumi,
didapati telur yang diletakkan di lapisan humus yang halus di tengah-tengah jalan setapak.

Keistimewaan
Di saat Bunglon merasa terancam , Ia akan mengubah warna kulitnya menjadi serupa
dengan warna lingkungan sekitarnya, sehingga keberadaannya tersamarkan. Fungsi
penyamaran demikian disebut mimikri. Hal ini berbeda dengan "kamuflase", yakni
penyamaran bentuk atau warna hewan yang menyerupai makhluk hidup lain.
?

Kodok dan Katak

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum:

Chordata

Kelas:

Amphibia

Ordo:

Anura
Merrem, 1820

Subordo
Archaeobatrachia
Mesobatrachia
Kodok (bahasa Inggris: frog) dan katak alias

Neobatrachia

bangkong (b. Inggris: toad) adalah hewan amfibia yang

-

paling dikenal orang di Indonesia. Anak-anak biasanya

Daftar suku-suku kodok

menyukai kodok dan katak karena bentuknya yang lucu, kerap melompat-lompat, tidak
pernah menggigit dan tidak membahayakan. Hanya orang dewasa yang kerap merasa jijik
atau takut yang tidak beralasan terhadap kodok.
Kedua macam hewan ini bentuknya mirip. Kodok bertubuh pendek, gempal atau
kurus, berpunggung agak bungkuk, berkaki empat dan tak berekor (anura: a tidak, ura ekor).
Kodok umumnya berkulit halus, lembap, dengan kaki belakang yang panjang. Sebaliknya
katak atau bangkong berkulit kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul, kerapkali
kering, dan kaki belakangnya sering pendek saja, sehingga kebanyakan kurang pandai
melompat jauh. Namun kedua istilah ini sering pula dipertukarkan penggunaannya.
Ciri-ciri Kodok /Katak :
Menurut Pengamatan :
1. Hidup di darat dan di air
2. Berdarah dingin
3. Kulit tipis dan selalu lembab atau basah
4. Katak besar bernafas dengan paru-paru,katak kecil bernafas dengan insang
5. Berkembangbiak dengan telur
Menurut Internet :
1. Katak adalah salah satu hewan amphibi, yaitu hewan yang mampu hidup di darat
maupun di air. Ciri-ciri yang dimiliki katak antara lain
2. Mempunyai lidah yang panjang. Lidah ini berfungsi untuk menangkap serangga yang
merupakan makanan katak. Ketika akan memangsa serangga, katak menjulurkan
lidahnya dengan cepat, sehingga serangga tersebut akan menempel di lidahnya, lalu
katak langsung memakannya.
3. Katak mempunyai selaput pada kaki-kakinya, ini bermanfaat ketika katak berada di
air. Memudahkan katak saat berenang.

Kehidupan kodok dan katak
Kodok dan katak mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakkan induknya di air, di
sarang busa, atau di tempat-tempat basah lainnya. Beberapa jenis kodok pegunungan
menyimpan telurnya di antara lumut-lumut yang basah di pepohonan. Sementara jenis kodok
hutan yang lain menitipkan telurnya di punggung kodok jantan yang lembap, yang akan
selalu menjaga dan membawanya hingga menetas bahkan hingga menjadi kodok kecil.Sekali
bertelur katak bisa menghasilkan 5000-20000 telur, tergantung dari kualitas induk dan
berlangsung sebanyak tiga kali dalam setahun.
Telur-telur kodok dan katak menetas menjadi berudu atau kecebong (b. Inggris: tadpole),
yang bertubuh mirip ikan gendut, bernapas dengan insang dan selama beberapa lama hidup di
air. Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang, yang kemudian diikuti dengan tumbuhnya
kaki depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang dengan paru-paru. Setelah masanya,
berudu ini akan melompat ke darat sebagai kodok atau katak kecil.
Kodok dan katak kawin pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat bulan mati atau
pada ketika menjelang hujan. Pada saat itu kodok-kodok jantan akan berbunyi-bunyi untuk
memanggil betinanya, dari tepian atau tengah perairan. Beberapa jenisnya, seperti kodok
tegalan (Fejervarya limnocharis) dan kintel lekat alias belentung (Kaloula baleata), kerap
membentuk ‘grup nyanyi’, di mana beberapa hewan jantan berkumpul berdekatan dan
berbunyi bersahut-sahutan. Suara keras kodok dihasilkan oleh kantung suara yang terletak di
sekitar lehernya, yang akan menggembung besar manakala digunakan.
Pembuahan pada kodok dilakukan di luar tubuh. Kodok jantan akan melekat di punggung
betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki
belakang kodok jantan akan memijat perut kodok betina dan merangsang pengeluaran telur.
Pada saat yang bersamaan kodok jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa
membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina.

Habitat dan makanan
Kodok dan katak hidup menyebar luas, terutama di daerah tropis yang berhawa panas.
Makin dingin tempatnya, seperti di atas gunung atau di daerah bermusim empat (temperate),
jumlah jenis kodok cenderung semakin sedikit. Salah satunya ialah karena kodok termasuk
hewan berdarah dingin, yang membutuhkan panas dari lingkungannya untuk
mempertahankan hidupnya dan menjaga metabolisme tubuhnya.

Dendrobates pumilio, kodok berukuran 18–22 mm dengan kulit beracun dari Amerika Tengah.
Hewan ini dapat ditemui mulai dari hutan rimba, padang pasir, tepi-tepi sungai dan
rawa, perkebunan dan sawah, hingga ke lingkungan pemukiman manusia. Bangkong kolong,
misalnya, merupakan salah satu jenis katak yang kerap ditemui di pojok-pojok rumah atau di
balik pot di halaman. Katak pohon menghuni pohon-pohon rendah dan semak belukar,
terutama di sekitar saluran air atau kolam.
Kodok memangsa berbagai jenis serangga yang ditemuinya. Kodok kerap ditemui
berkerumun di bawah cahaya lampu jalan atau taman, menangkapi serangga-serangga yang
tertarik oleh cahaya lampu tersebut.
Sebaliknya, kodok juga dimangsa oleh pelbagai jenis makhluk yang lain: ular, kadal,
burung-burung seperti bangau dan elang, garangan, linsang, dan juga dikonsumsi manusia.
Kodok membela diri dengan melompat jauh, mengeluarkan lendir dan racun dari kelenjar di
kulitnya; dan bahkan ada yang menghasilkan semacam lendir pekat yang lengket, sehingga
mulut pemangsanya akan melekat erat dan susah dibuka.

Reproduksi Katak
Pada saat bereproduksi katak dewasa akan mencari lingkungan yang berair. Disana
mereka meletakkan telurnya untuk dibuahi secara eksternal. Telur tersebut berkembang
menjadi larva dan mencari nutrisi yang dibutuhkan dari lingkungannya, kemudian
berkembang menjadi dewasa dengan bentuk tubuh yang memungkinkannya hidup di darat,
sebuah proses yang dikenal dengan metamorfosis. Tidak seperti telur reptil dan burung, telur
katak tidak memiliki cangkang dan selaput embrio. Sebaliknya telur katak hanya dilindungi
oleh kapsul mukoid yang sangat permeabel sehingga telur katak harus berkembang di
lingkungan yang sangat lembap atau berair.

Kodok dan manusia
Sudah sejak lama kodok dikenal manusia sebagai salah satu makanan lezat. Di rumahrumah makan Tionghoa, masakan kodok terkenal dengan nama swie kee. Disebut 'ayam air'
(swie: air, kee: ayam) demikian karena paha kodok yang gurih dan berdaging putih
mengingatkan pada paha ayam. Selain itu, di beberapa tempat di Jawa Timur, telur-telur
kodok tertentu juga dimasak dan dihidangkan dalam rupa pepes telur kodok.
Katak berperan sangat penting sebagai indikator pencemaran lingkungan. Tingkat
pencemaran lingkungan pada suatu daerah dapat dilihat dari jumlah populasi katak yang
dapat ditemukan di daerah tersebut. Latar belakang penggunaan katak sebagai indikator
lingkungan karena katak merupakan salah satu mahluk purba yang telah ada sejah ribuan
tahun lalu. Jadi katak tetap exist dengan perubahan iklim bumi. Tentunya hanya pengaruh
manusialah yang mungkin menyebabkan terancamnya populasi katak. Salah satunya adalah
pembuangan limbah berbahaya oleh manusia ke alam. Limbah berbahaya inilah yang bisa
mengancam keberadaan katak pada daerah yang tercemar. Selain itu, karena pentingnya
kedudukan katak dalam rantai makanan, maka pengurangan jumlah katak akan menyebabkan
terganggunya dinamika pertumbuhan predator katak. Bahkan terganggunya populasi katak
dapat berakibat langsung dengan punahnya predator katak.
Akan tetapi yang lebih mengancam kehidupan kodok sebenarnya adalah kegiatan
manusia yang banyak merusak habitat alami kodok, seperti hutan-hutan, sungai dan rawarawa. Apalagi kini penggunaan pestisida yang meluas di sawah-sawah juga merusak telurtelur dan berudu katak, serta mengakibatkan cacat pada generasi kodok yang berikutnya.

Jenis-jenis kodok dan katak
Beberapa jenis kodok yang umum didapatkan di Indonesia, di antaranya adalah
bangkong bertanduk (Megophrys montana), di gunung-gunung
bangkong serasah (Leptobrachium hasseltii), di hutan
bangkong sungai (Bufo asper), di sekitar sungai
bangkong kolong (B. melanostictus), di lingkungan rumah
belentung (Kaloula baleata)
kongkang kolam (Rana chalconota), di sekitar kolam, saluran air dan sungai
kongkang gading (Rana erythraea), di kolam dan telaga
bancet hijau (Occidozyga lima), di sawah-sawah
kodok tegalan (Fejervarya limnocharis), di sawah dan tegalan
kodok sawah (Fejervarya cancrivora), di sawah dan pematang
kodok batu (Limnonectes macrodon), di sekitar sungai dan saluran air di kebun
katak-pohon bergaris (Polypedates leucomystax), di dekat kolam dan genangan di
kebun
precil jawa (Microhyla achatina)
Kodok hutan:
kongkang racun (Rana hosii), di hutan pedalaman
kodok-puru hutan (Ingerophrynus biporcatus)
katak kepala-pipih kalimantan (Barbourula kalimantanensis), berstatus terancam
kepunahan, satu-satunya kodok yang tidak berparu-paru
bangkong tuli (Limnonectes kuhlii), di tepi sungai atau aliran air
Berikut adalah beberapa jenis kodok yang berstatus kritis dan terancam di Indonesia.
kodok merah (Leptophryne cruentata), berstatus kritis, endemik Jawa Barat
kodok pohon ungaran (Philautus jacobsoni), kritis, endemik hutan Jawa Tengah
kongkang jeram (Hula masonii), berstatus rentan, endemik Taman Nasional Gunung
Halimun
kodok pohon mutiara (Nytixalus margaritifer), rentan, endemik Taman Nasional
Gunung Halimun
kodok pohon kaki putih (Philautus pallidipes), rentan, endemik Taman Nasional
Gunung Halimun
kodok pohon jawa (Rhacophorus javanus), rentan, endemik Taman Nasional Gunung
Halimun
Bufo valhallae, endemik di Pulau Weh.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:

Animalia

Filum:

Moluska

Kelas:

Cephalopoda
]

Upakelas: Coleoidea
Superordo: Octopodiformes
Ordo:

Gurita adalah hewan moluska dari kelas
Cephalopoda (kaki hewan terletak di kepala), ordo
Octopoda dengan terumbu karang di samudra sebagai
habitat utama. Gurita terdiri dari 289 spesies yang
mencakup sepertiga dari total spesies kelas Cephalopoda.

Octopoda
Leach, 1818

Familia

14 dalam dua subordo, lihat
teks.

Gurita dalam bahasa Inggris disebut Octopus (Yunani: Ὀκτάπους, delapan kaki) yang sering
hanya mengacu pada hewan dari genus Octopus.

Ciri-ciri Gurita :
Menurut Pengamatan :
1. Merupakan hewan invertebrata
2. Hidup di air
3. Tubuhnya lunak
4. Bernafas dangan insang
5. Mempunyai 8 buah tentakel
Menurut Internet :
1. Gurita memiliki 8 lengan (bukan tentakel) dengan alat penghisap berupa bulatanbulatan cekung pada lengan yang digunakan untuk bergerak di dasar laut dan
menangkap mangsa. Lengan gurita merupakan struktur hidrostat muskuler yang
hampir seluruhnya terdiri dari lapisan otot tanpa tulang atau tulang rangka luar. Tidak
seperti hewan Cephalopoda lainnya, sebagian besar gurita dari subordo Incirrata
mempunyai tubuh yang terdiri dari otot dan tanpa tulang rangka dalam. Gurita tidak
memiliki cangkang sebagai pelindung di bagian luar seperti halnya Nautilus dan tidak
memiliki cangkang dalam atau tulang seperti sotong dan cumi-cumi. Paruh adalah
bagian terkeras dari tubuh gurita yang digunakan sebagai rahang untuk membunuh
mangsa dan menggigitnya menjadi bagian-bagian kecil.
2. Tubuh yang sangat fleksibel memungkinkan gurita untuk menyelipkan diri pada celah
batuan yang sangat sempit di dasar laut, terutama sewaktu melarikan diri dari ikan
pemangsa seperti belut laut Moray. Gurita yang kurang dikenal orang dari subordo
Cirrata memiliki dua buah sirip dan cangkang dalam sehingga kemampuan untuk
menyelip ke dalam ruangan sempit menjadi berkurang.
3. Gurita mempunyai masa hidup yang relatif singkat dan beberapa spesies hanya hidup
selama 6 bulan. Spesies yang lebih besar seperti Gurita raksasa Pasifik Utara yang
beratnya bisa mencapai 40 kilogram bisa hidup sampai 5 tahun di bawah kondisi
lingkungan yang sesuai. Reproduksi merupakan salah satu sebab kematian, gurita
jantan hanya bisa hidup beberapa bulan setelah kawin dan gurita betina mati mati
tidak lama setelah bertelur. Kematian disebabkan kelalaian gurita untuk makan
selama sekitar satu bulan sewaktu menjaga telur-telur yang belum menetas.
4. Selubung bagian perut tubuh gurita disebut mantel yang terbuat dari otot dan terlihat
seperti kantung. Gurita memiliki tiga buah jantung yang terdiri dari dua buah jantung
untuk memompa darah ke dua buah insang dan sebuah jantung untuk memompa darah
ke seluruh bagian tubuh. Darah gurita mengandung protein Hemosianin yang kaya
dengan tembaga untuk mengangkut oksigen. Dibandingkan dengan Hemoglobin yang
kaya dengan zat besi, Hemosianin kurang efisien dalam mengangkut oksigen.
Hemosianin larut dalam plasma dan tidak diikat oleh sel darah merah sehingga darah
gurita berwarna biru pucat. Gurita bernapas dengan menyedot air ke dalam rongga
mantel melalui kedua buah insang dan disemburkan keluar melalui tabung siphon.
Gurita memiliki insang dengan pembagian yang sangat halus, berasal dari
pertumbuhan tubuh bagian luar atau bagian dalam yang mengalami vaskulerisasi.

Kecerdasan Gurita
Gurita sangat cerdas dan kemungkinan merupakan hewan paling cerdas di antara
semua hewan invertebrata. Kecerdasan gurita sering menjadi bahan perdebatan di kalangan
ahli biologi. Hasil percobaan mencari jalan di dalam maze dan memecahkan masalah
menunjukkan bahwa gurita mempunyai ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang,
walaupun masa hidup gurita yang singkat membuat pengetahuan yang bisa dipelajari gurita
menjadi terbatas.
Gurita mempunyai sistem saraf yang sangat kompleks dengan sebagian saja yang
terlokalisir di bagian otak. Dua pertiga dari sel saraf terdapat pada tali saraf yang ada di
kedelapan lengan gurita. Lengan gurita bisa melakukan berbagai jenis gerakan refleks yang
rumit, dipicu oleh 3 tahapan sistem saraf yang berbeda-beda. Beberapa jenis gurita seperti
gurita mimic bisa menggerakkan lengan-lengannya untuk meniru gerakan hewan laut yang
lain.
Pada percobaan di laboratorium, gurita dapat mudah diajar untuk membedakan
berbagai bentuk dan pola. Gurita juga bisa membuka tutup toples dengan belajar dari melihat
saja, walaupun penemuan ini sering dipertentangkan berdasarkan berbagai alasan.
Gurita pernah ditemukan sedang melakukan gerakan yang menurut sebagian orang
seperti sedang bermain-main. Secara berkali-kali, gurita melepaskan botol dan mainan di
tengah-tengah arus air melingkar di dalam akuarium dan lalu berusaha menangkapnya. Gurita
sering memecahkan akuarium yang ditinggalinya dan kadang-kadang bertandang ke
akuarium lain untuk mencari makanan. Gurita juga diketahui sering memanjat kapal
penangkap ikan dan membuka ruangan penyimpan ikan untuk memakani kepiting.
Di beberapa negara, gurita termasuk hewan percobaan yang tidak boleh dibedah tanpa
anestesi. Di Britania Raya, Cephalopoda seperti gurita termasuk hewan yang dilindungi
Animals (Scientific Procedures) Act 1986 dan undang-undang anti kekejaman terhadap
binatang. Walaupun tidak bertulang belakang, gurita sebagai hewan percobaan mendapat
perlindungan yang sama seperti halnya hewan bertulang belakang yang lain.
Ada kepercayaan bahwa gurita yang sedang dalam keadaan stress akan memakan
lengan-lengannya sendiri. Penelitian yang masih terbatas dalam bidang ini menunjukkan
bahwa kelakuan abnormal gurita mungkin disebabkan virus pemakan sel (autophagy) yang
menyerang sistem saraf gurita. Kelakuan memakan lengan sendiri mungkin dapat dianggap
sebagai penyakit saraf (neurological disorder).

Pertahanan diri Gurita

Gurita spesies Octopus ocellatus sedang bersembunyi di dalam kulit kerang

Gurita biasanya memiliki tiga mekanisme pertahanan diri: kantong tinta, kamuflase
dan memutuskan lengan.
Gurita berwarna abu-abu pucat atau putih, tapi warna kulit bisa diubah sesuai warna
dan pola lingkungan sekitar dengan maksud melakukan kamuflase (penyamaran). Pada kulit
gurita terdapat kromatofora berupa lapisan kantung-kantung pewarna yang lentur dan bisa
mengubah warna, opasitas dan refleksitas jaringan epidermis. Otot-otot di sekeliling
kromatofora bisa membuat kantung-kantung pewarna menjadi kelihatan atau hilang.
Kromatofora berisi pigmen berwarna kuning, oranye, merah, coklat, atau hitam. Sebagian
besar spesies gurita memiliki 3 warna dari seluruh pilihan warna kromatofora yang ada,
walaupun ada juga spesies yang memiliki 2 atau 4 warna. Sel-sel lain yang bisa berubah
warna adalah sel iridophore dan sel leucophore (warna putih). Kemampuan berganti warna
digunakan gurita untuk berkomunikasi atau memperingatkan gurita lain. Gurita cincin biru
berubah warna menjadi kuning cerah dengan bulatan-bulatan berwarna biru jika merasa
terancam sekaligus memperingatkan musuh bahwa dirinya sangat beracun.
Beberapa spesies gurita dapat memutuskan lengannya sendiri (ototomi) mirip cicak
dan beberapa spesies kadal yang memutuskan ekor sewaktu melarikan diri. Lengan gurita
yang sedang merangkak juga berfungsi sebagai pengalih perhatian bagi calon pemangsa dan
berguna pada saat kawin.
Beberapa spesies gurita seperti gurita mimic memiliki sistem pertahanan ke-4 berupa
kemampuan meniru bentuk hewan laut berbahaya seperti lionfish dan belut berkat tubuh yang
lentur dipadukan dengan kemampuan berganti warna. Gurita mimic juga pernah didapati
mengganti tekstur mantel agar kamuflase menjadi lebih sempurna. Mantel gurita mimic bisa
terlihat runcing-runcing seperti rumput laut atau benjol-benjol seperti tekstur batu karang.

Reproduksi Gurita
Gurita jantan bereproduksi dengan meletakkan kantong spermatofora ke dalam
rongga mantel gurita betina menggunakan lengan istimewa yang disebut hectocotylus.
Lengan kanan ketiga biasanya menjadi hectocotylus. Pada beberapa spesies, gurita betina bisa
menjaga sperma agar tetap hidup sampai telur menjadi matang. Setelah dibuahi, gurita betina
bisa bertelur hingga sekitar 200.000 butir. Jumlah telur gurita bisa berbeda-beda bergantung
pada masing-masing individu, familia, genus atau spesies. Gurita betina menggantung
kumpulan telur berbentuk kapsul yang membentuk untaian di langit-langit sarang. Setelah
telur menetas, larva gurita untuk sementara waktu melayang bersama kawanan plankton
sambil memangsa pakan berupa copepod, larva kepiting dan larva bintang laut sampai cukup
besar dan berat untuk berada di dasar laut. Beberapa spesies gurita dengan habitat di laut
dalam tidak perlu melewati siklus melayang bersama kawanan plankton. Periode sebagai
larva merupakan saat penuh bahaya karena larva gurita mudah dimangsa pemakan plankton
sewaktu menjadi bagian dari kawanan plankton.

Alat indera pada gurita
Gurita memiliki penglihatan yang baik. Pupil gurita berbentuk seperti lubang
celengan sehingga dikuatirkan menderita kelainan refraksi berupa astigmat, tapi ternyata
tidak jadi masalah bagi gurita yang berburu dengan penerangan yang kurang. Mata gurita
"bisa" membedakan polarisasi cahaya tapi sepertinya buta warna. Duav organ khusus yang
disebut statocyst yang terhubung dengan otak berfungsi sebagai alat pendeteksi posisi
horizontal. Orientasi mata gurita dijaga oleh gerak otonomik (refleks) sehingga bukaan pupil
selalu horizontal.
Gurita memiliki indera perasa yang luar biasa tajam. Alat hisap pada lengan gurita
dilengkap dengan kemoreseptor sehingga gurita bisa merasakan benda yang disentuh.
Lengan-lengan gurita memiliki sensor tekanan untuk mendeteksi lengan mana saja yang
sedang dijulurkan, tapi memiliki kemampuan proprioseptif (perasaan posisi dan pergerakan
badan) yang sangat rendah. Sensor tekanan tidak cukup memberi informasi ke otak perihal
posisi badan dan lengan gurita. Sebagai akibatnya, gurita tidak memiliki kemampuan
mengenal benda secara tiga dimensi (stereognosis) dari benda yang disentuhnya. Gurita bisa
merasakan variasi tekstur pada benda yang disentuh tapi tidak bisa memadukan informasi
untuk menerka bentuk benda yang sedang disentuh.
Susunan saraf otonom yang dimiliki setiap lengan menyebabkan gurita sulit
mengetahui akibat dari gerakan yang dilakukan. Otak gurita mengeluarkan perintah tingkat
tinggi untuk menggerakkan lengan, tapi instruksi yang lebih terinci untuk menggerakkan
lengan diberikan oleh tali syaraf. Gurita tidak memiliki susunan syaraf yang memberi umpan
balik ke otak tentang keberhasilan perintah otak untuk menggerakan lengan, sehingga
mengamati gerakan lengan secara visual merupakan satu-satunya cara bagi gurita untuk
mengetahui lengan yang diinginkan sudah bergerak atau belum.
Cara bergerak
Gurita bergerak dengan cara merangkak atau berenang. Gurita cukup merangkak
ditambah sedikit berenang jika ingin bergerak secara perlahan dan hanya berenang jika ingin
bergerak cepat-cepat. Gurita bisa bergerak cepat sekali sewaktu sedang lapar atau sewaktu
dalam bahaya. Kadar oksigen dalam darah diperkirakan hanya sekitar 4% sehingga gurita
mempunyai stamina rendah yang akibatnya merugikan kehidupan gurita di alam bebas.
Gurita merangkak dengan setiap lengan yang dimiliki, dan sering menggerakkan
beberapa lengan secara sekaligus sewaktu bergerak pada permukaan yang padat sambil
sekaligus menyangga bagian badan. Pada tahun 2005 ada laporan yang menulis bahwa
sebagian gurita bisa berjalan dengan dua lengan pada permukaan yang padat sambil meniru
bentuk buah kelapa atau kumpulan rumput laut.
Gurita berenang dengan semburan air seperti mesin jet yang berasal dari hasil
kontraksi bagian mantel, sedangkan arah semburan air diatur dengan menggunakan tabung
siphon.

Pemanfaatan Gurita
Gurita sering ditangkap untuk digunakan sebagai bahan makanan, dipelihara di
akuarium sebagai spesimen yang dipertontonkan, atau dipelihara sebagai hewan peliharaan.
Bahan makanan
Berbagai spesies gurita merupakan makanan bagi penduduk sejumlah negara di dunia.
Lengan dan berbagai bagian tubuh gurita bisa menjadi berbagai macam variasi makanan.
Gurita merupakan makanan laut bagi penduduk di negara-negara Mediterania,
Meksiko, dan bahan utama berbagai makanan Jepang, seperti sushi, tempura, takoyaki dan
akashiyaki.
Hewan peliharaan
Gurita bisa dijadikan hewan peliharaan walaupun sulit untuk menjaganya agar tidak
kabur. Gurita merupakan hewan cerdas dan memiliki kemampuan memecahkan masalah
sehingga sering dilaporkan melarikan diri dari akuarium yang tertutup rapat. Beberapa gurita
dalam satu spesies yang sama mempunyai banyak variasi ukuran dan umur. Gurita berukuran
kecil bisa saja berukuran kecil karena memang baru lahir tapi bisa juga sudah dewasa,
sehingga sulit menentukan harapan hidup gurita peliharaan. Spesies Octopus bimaculoides
(California Two-spot Octopus) biasa dijadikan hewan peliharaan, karena sewaktu masih
anak-anak berukuran sebesar bola tenis sehingga lama hidup sebagai hewan peliharaan bisa
diperkirakan.
Gurita adalah binatang yang sangat kuat bila dibandingkan dengan ukuran tubuhnya.
Gurita yang dipelihara sebagai hewan peliharaan bisa membuka tutup akuarium dan bertahan
hidup cukup lama di luar air sebelum masuk ke akuarium di dekatnya dan menyantap ikanikan yang ada di dalamnya. Gurita juga bisa menangkap dan memangsa beberapa spesies ikan
hiu

Klasifikasi :
KELAS CEPHALOPODA
Subkelas Nautiloidea: nautilus
Subkelas Coleoidea
o Superordo

Decapodiformes: squid, cuttlefish

o Superordo

Octopodiformes



Ordo Vampyromorphida: Vampire Squid



Ordo Octopoda


Subordo Cirrata: finned deep-sea octopus



Familia Cirroteuthidae




Familia Opisthoteuthidae: umbrella octopus

Familia Stauroteuthidae

Subordo Incirrata


Familia Amphitretidae: telescope octopus



Familia Bolitaenidae: gelatinous octopus


Familia Octopodidae: benthic octopus



Familia Vitreledonellidae: Glass Octopus



Superfamilia Argonautoida


Familia Alloposidae: Seven-arm Octopus



Familia Argonautidae: argonauts



Familia Ocythoidae: Tuberculate Pelagic Octopus



Familia Tremoctopodidae: blanket octopus
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum:

Chordata

Kelas:

Chondrichthyes

Ordo:

Rajiformes

Famili:

Myliobatidae

Ikan pari manta (Manta birostris) adalah salah
satu spesies ikan pari terbesar di dunia. Lebar tubuhnya

Upafamili: Mobulinae

dari ujung sirip dada ke ujung sirip lainnya mencapai

Genus:

Manta

Spesies:

M. birostris

hampir 7 meter (kemungkinan lebih karena ada laporan
yang mengatakan bahwa ada manta yang lebar tubuhnya
mencapai 9,1 meter). Bobot terberat manta sendiri yang

Nama binomial

pernah diukur mencapai 3 ton.
Manta birostris

Manta dapat ditemukan di lautan tropis di seluruh

Walbaum, 1792

dunia - kurang lebih antara 35o lintang utara hingga 35o lintang selatan. Persebarannya yang
luas dan penampilannya yang unik menyebabkan ikan ini memiliki banyak nama mulai dari
"manta Pasifik", "manta Atlantik", "devil fish", hingga "sea devil". Di Indonesia sendiri, pari
manta memiliki aneka nama lokal seperti cawang kalung, plampangan, serta pari kerbau
(mungkin karena bagian tubuh mirip tanduk di kepalanya sehingga ia dianggap mirip dengan
kerbau).
Pari manta belakangan dikategorikan sebagai "dekat dengan ancaman" (near
threatened) oleh IUCN karena walaupun jumlahnya belum masuk kategori terancam punah,
namun pada masa depan diperkirakan populasinya akan menyusut hingga akhirnya terancam
punah. Populasi pari manta dianggap dekat dengan bahaya karena tingginya kegiatan
perikanan dan kondisi laut yang semakin terpolusi, namun rasio kelahiran mereka rendah.

Ciri –ciri Ikan Pari :
Menurut Pengamatan :
1. Bertubuh lebar dan tipis
2. Bernafas dengan insang
3. Mempunyai ekor kecil
4. Mulutnya berada di bawah
5. Tidak memiliki sisik
Menurut Internet :
1. Hidup di dasar laut
2. Ikan ini dikenal sebagai ikan batoid (sekelompok ikan bertulang rawan yang
mempunyai ekor seperti cambuk)
3. Memiliki celah insang yang terletak disisi ventral kepala
4. Sirip dada ikan ini melebar menyerupai sayap, dengan sisi bagian depan
bergabung dengan kepala
5. Bagian tubuh sangat pipih
6. Bentuk ekor seperti cambuk pada beberapa spesies, dengan sebuah atau lebih
duri tajam di bagian ventral dan dorsal (Anonim, 1988).
Klasifikasi
Manta dimasukkan ke dalam famili Myliobatidae yang terdiri dari 40 spesies pari
berbeda. Famili dari ikan pari ini juga dikenal sebagai "pari elang" (eagle ray) karena mereka
tidak hidup di dasar laut dan berenang bebas sehingga saat dilihat mereka sekilas seperti
elang yang "terbang" di dalam laut. Famili Myliobatidae ini dibagi dalam 4 subfamili dan
pari manta dimasukkan ke dalam subfamili Mobulinae yang juga diisi oleh ikan pari dari
genus Mobula yang memiliki penampilan mirip pari manta namun ukurannya lebih kecil.
Nama "manta" sendiri berasal dari bahasa Spanyol yang berarti "selimut".
Ada 3 spesies yang sebelumnya dianggap merupakan bagian dari genus Manta: Manta
birostris (pari manta Atlantik), Manta hamiltoni (pari manta Pasifik), dan Manta raya (pari
manta Pangeran Alfred). Ketiga pari manta itu sendiri sangat mirip satu sama lain.
Belakangan, setelah dilakukan penelitian terhadap contoh gen mereka, ketiga spesies itu
dimasukkan dalam satu spesies yang sama: spesies Manta birostris. Namun, ada pula yang
mengatakan bahwa setidaknya ada 2 spesies manta: yang satu berukuran besar dan suka
bermigrasi, sementara yang satunya lagi berukuran lebih kecil dan lebih suka menetap.

Anatomi

Manta memiliki fisik yang secara umum mirip dengan kebanyakan ikan pari dengan
sirip dada yang lebar serta ekor kecil seperti cambuk. Sirip dadanya yang lebar membuat
tubuhnya terlihat pipih. Manta bergerak memakai sirip dadanya dengan cara
mengombakkannya dari bagian dekat kepala hingga ke belakang tubuh sehingga saat dilihat,
pari manta seolah-olah sedang terbang di dalam laut. Ekor manta sendiri lebih pendek
dibandingkan dengan ekor ikan pari kebanyakan dan tidak bersengat. Kulit manta juga
diselubungi lapisan lendir yang jauh lebih tebal dibandingkan ikan pari kebanyakan. Lapisan
lendir ini diduga ada hubungannya untuk melindungi kulitnya yang rentan. Manta juga
memiliki ukuran otak yang lebih besar dibandingkan ikan pari lain dan hiu kerabatnya
sehingga mereka dianggap lebih cerdas dibandingkan kerabatnya yang lain.
Ciri khas manta adalah sepasang "tanduk" di dekat mulutnya. "Tanduk" ini
sebenarnya adalah sepasang sirip sefala (kepala) yang membantu memasukkan air laut yang
mengandung plankton makanannya dan bisa ditekuk ke dalam mulut. Di dalam mulutnya
juga terdapat 300 gigi kecil berbentuk pasak dan nyaris tersembunyi di bawah kulit. Gigi ini
tidak digunakan untuk makan, namun mungkin gigi ini berguna saat manta melakukan
perkawinan. Manta juga memiliki lima pasang celah insang di bagian bawah tubuhnya untuk
mengeluarkan air yang masuk melalui mulutnya. Di bagian dalam celah insangnya terdapat
tapis insang atau piringan penyaring (filter plate) yang berfungsi untuk memerangkap
plankton yang masuk bersama dengan air laut.
Manta memiliki warna yang bervariasi, mulai dari hitam, biru keabu-abuan, cokelat,
hingga nyaris putih. Pola warna pada tubuh manta juga bervariasi di mana pada pari manta
yang ditemukan di Pasifik timur bagian bawah tubuhnya berwarna dominan hitam, sementara
pada jenis pari manta yang ditemukan di Pasifik barat, warna bagian bawah tubuhnya pucat.
Belum diketahui apa fungsi dan penyebab dari pewarnaan bervariasi ini, namun warnanya
yang bervariasi memudahkan para ilmuwan untuk membedakan manta dari wilayah yang satu
dengan wilayah lainnya. Hal unik lain seputar pewarnaan manta adalah mereka memiliki
semacam pola di bagian bahu serta bawah tubuhnya dan pola-pola ini berbeda pada setiap
individu manta sehingga dianggap mirip dengan sidik jari pada manusia.

Perilaku
Pari manta adalah hewan yang ecara umum memiliki perilaku yang tenang. Ia juga
menunjukkan perilaku bersahabat dengan para penyelam sehingga penyelam yang kebetulan
berada di dekatnya bisa memegang dan bahkan menungganginya. Ia juga biasa terlihat di
dekat permukaan laut dan di sekitar terumbu karang. Pari manta bisa dijumpai dalam jumlah
cukup besar di wilayah-wilayah yang kaya akan plankton, namun pari manta diketahui tidak
menunjukkan tanda-tanda interaksi sosial satu sama lain maupun membentuk kelompok.
Makanan
Manta dikenal sebagai salah satu ikan besar yang memakan plankton (filter feeder). Ia
makan dengan cara membuka mulutnya sambil berenang sehingga plankton yang berada
dalam air masuk ke dalam mulutnya. Ia juga bisa menggunakan sepasang sirip kepalanya
yang mirip tanduk itu untuk mengarahkan plankton agar masuk ke mulutnya. Dengan cara ini
ia dianggap berburu secara pasif karena ia tidak mengejar mangsanya untuk makan. Manta
juga diketahui memakan hewan-hewan kecil seperti udang dan anak ikan.

Reproduksi
Di musim kawin, sejumlah besar manta akan berkumpul untuk mencari pasangan
kawin. Beberapa manta jantan bisa saling bersaing untuk mendapatkan manta betina
pasangannya. Manta jantan yang berhasil mendapatkan manta betina akan berpegangan pada
sirip pasangannya menggunakan giginya dan merapatkan perutnya, lalu memulai perkawinan
dengan cara memasukkan alat kelaminnya ke dalam lubang kelamin betina. Perkawinan
berlangsung selama kurang lebih 90 detik.
Pari manta adalah ovovivipar di mana telur menetas saat masih berada di dalam tubuh
induknya. Seekor manta betina bisa membawa 2 bayi manta sekaligus dalam tubuhnya.
Periode "kehamilan" manta sendiri belum diketahui secara pasti, namun kemungkinan bisa
berlangsung antara 9-12 bulan. Bayi manta yang baru menetas lalu keluar dari tubuh
induknya dengan kondisi sirip yang masih terlipat. Bayi manta mulai aktif segera setelah ia
mengembangkan siripnya dan bisa langsung mulai berenang. Seekor bayi manta yang baru
lahir diketahui bisa berukuran selebar 1,2 meter dan seberat 45 kg. Bayi manta bisa tumbuh
sangat cepat karena dalam waktu satu tahun, lebar tubuh mereka sudah mencapai hampir 2
kali lebarnya saat pertama kali lahir. Usia maksimal pari manta sendiri yang diketahui
mencapai 20 tahun.

Melompat dari Air
Manta terkenal karena ia bisa melompat keluar dari air dan karena ukuran tubuhnya
yang besar, ia selalu menarik perhatian saat sedang melakukan lompatan. Ada beberapa teori
mengenai sebab mereka melompat dari air. Mereka mungkin melakukan itu untuk melarikan
diri dari pemangsanya atau untuk melepas parasit yang menempel pada tubuhnya. Teori
lainnya, manta menggunakan itu untuk berkomunikasi satu sama lain. Manta juga
diperkirakan melompat keluar air untuk menunjukkan kekuatannya saat sedang mencari
pasangan.

Interaksi dengan hewan lain
Ikan-ikan kecil diketahui sering berada di dekat manta. Salah satu spesies ikan laut
yang paling sering diketahui suka berada di dekat manta adalah ikan remora (Echeneida sp.).
Ikan ini biasa ditemukan menempel pada bagian bawah tubuh manta memakai semacam
penghisap pada bagian atas tubuhnya. Remora mendapat keuntungan dengan menempel pada
manta karena ia terlindung dari pemangsanya dan ia memperoleh "makanan gratis" berupa
parasit yang menempel pada kulit manta.

Pemangsa
Hewan laut yang diketahui sebagai pemangsa utama pari manta adalah ikan-ikan hiu
semisal hiu macan (Galeocerdo cuvier). Manta tidak memiliki alat pertahanan semisal gigi
tajam atau sengat sehingga ia mengandalkan kemampuan berenangnya untuk melarikan diri
dari musuhnya (termasuk mungkin dengan melompat keluar dari air). Manta juga diketahui
bisa memakai sirip dadanya untuk memukul penyerangnya.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Power point biologi organ dan sistem organ kelas XI
Power point biologi organ dan sistem organ kelas XIPower point biologi organ dan sistem organ kelas XI
Power point biologi organ dan sistem organ kelas XILatifa Syifa
 
Filum Coelenterata dan Ctenophora
Filum Coelenterata dan CtenophoraFilum Coelenterata dan Ctenophora
Filum Coelenterata dan CtenophoraSiskha Noor Komala
 
Urochordata & cephalochordata
Urochordata & cephalochordataUrochordata & cephalochordata
Urochordata & cephalochordataLula Wanitama
 
Modul morfologi kupu kuppu.docxbbb
Modul morfologi kupu kuppu.docxbbbModul morfologi kupu kuppu.docxbbb
Modul morfologi kupu kuppu.docxbbbambarlestari
 
Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Nor Hidayati
 
-sistem sirkulasi hewan -
 -sistem sirkulasi hewan  - -sistem sirkulasi hewan  -
-sistem sirkulasi hewan -nurahlina08
 
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum LalatLaporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum LalatIswi Haniffah
 
Forum diskusi m3 kb3
Forum diskusi m3 kb3Forum diskusi m3 kb3
Forum diskusi m3 kb3Icha Medisty
 
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
3.anatomi tumbuhan batang
3.anatomi tumbuhan batang3.anatomi tumbuhan batang
3.anatomi tumbuhan batangL Anshori
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Power point annelida
Power point annelidaPower point annelida
Power point annelidaImawaty Yulia
 
Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes Nana Citra
 

Was ist angesagt? (20)

Agnatha.pptx1
Agnatha.pptx1Agnatha.pptx1
Agnatha.pptx1
 
Power point biologi organ dan sistem organ kelas XI
Power point biologi organ dan sistem organ kelas XIPower point biologi organ dan sistem organ kelas XI
Power point biologi organ dan sistem organ kelas XI
 
Filum Coelenterata dan Ctenophora
Filum Coelenterata dan CtenophoraFilum Coelenterata dan Ctenophora
Filum Coelenterata dan Ctenophora
 
Urochordata & cephalochordata
Urochordata & cephalochordataUrochordata & cephalochordata
Urochordata & cephalochordata
 
Modul morfologi kupu kuppu.docxbbb
Modul morfologi kupu kuppu.docxbbbModul morfologi kupu kuppu.docxbbb
Modul morfologi kupu kuppu.docxbbb
 
Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6
 
-sistem sirkulasi hewan -
 -sistem sirkulasi hewan  - -sistem sirkulasi hewan  -
-sistem sirkulasi hewan -
 
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang VanamePengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
 
Mollusca (2)(1)
Mollusca (2)(1)Mollusca (2)(1)
Mollusca (2)(1)
 
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum LalatLaporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
 
Sistem endokrin
Sistem endokrin Sistem endokrin
Sistem endokrin
 
Forum diskusi m3 kb3
Forum diskusi m3 kb3Forum diskusi m3 kb3
Forum diskusi m3 kb3
 
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
 
3.anatomi tumbuhan batang
3.anatomi tumbuhan batang3.anatomi tumbuhan batang
3.anatomi tumbuhan batang
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
 
Power point annelida
Power point annelidaPower point annelida
Power point annelida
 
Aves
AvesAves
Aves
 
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
Jaringan epitel
Jaringan epitelJaringan epitel
Jaringan epitel
 
Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes
 

Andere mochten auch

Andere mochten auch (20)

Makalah sisver revisi 2013
Makalah sisver revisi 2013Makalah sisver revisi 2013
Makalah sisver revisi 2013
 
Daur hidup-modul 2
Daur hidup-modul 2Daur hidup-modul 2
Daur hidup-modul 2
 
HANCALA membuat HERBARIUM
HANCALA membuat HERBARIUM HANCALA membuat HERBARIUM
HANCALA membuat HERBARIUM
 
Ciri khusus hewan
Ciri khusus hewanCiri khusus hewan
Ciri khusus hewan
 
Pisces Class
Pisces Class Pisces Class
Pisces Class
 
Procedure f.a.c.t.s. dipcard test
Procedure f.a.c.t.s. dipcard testProcedure f.a.c.t.s. dipcard test
Procedure f.a.c.t.s. dipcard test
 
Intertextualidade no texto bíblico
Intertextualidade no texto bíblicoIntertextualidade no texto bíblico
Intertextualidade no texto bíblico
 
Planificación de Educación física sexto bloque II
Planificación de  Educación física sexto bloque IIPlanificación de  Educación física sexto bloque II
Planificación de Educación física sexto bloque II
 
Ta'lil al-Ahkam dan Pembaruan Usul Fikih
Ta'lil al-Ahkam dan Pembaruan Usul FikihTa'lil al-Ahkam dan Pembaruan Usul Fikih
Ta'lil al-Ahkam dan Pembaruan Usul Fikih
 
La+NiñEz+..[1]
La+NiñEz+..[1]La+NiñEz+..[1]
La+NiñEz+..[1]
 
Edit usul fiqh 2 0506
Edit usul fiqh 2 0506Edit usul fiqh 2 0506
Edit usul fiqh 2 0506
 
Stop aids
Stop aidsStop aids
Stop aids
 
Charpy
CharpyCharpy
Charpy
 
Sistem pencernaan katak
Sistem pencernaan katakSistem pencernaan katak
Sistem pencernaan katak
 
Gempa bumi ok
Gempa bumi okGempa bumi ok
Gempa bumi ok
 
Energy Into Action Keynote: Tom Rand
Energy Into Action Keynote: Tom RandEnergy Into Action Keynote: Tom Rand
Energy Into Action Keynote: Tom Rand
 
Salesforce DUG meetup #10 MiniHack完全制覇の旅
Salesforce DUG meetup #10 MiniHack完全制覇の旅Salesforce DUG meetup #10 MiniHack完全制覇の旅
Salesforce DUG meetup #10 MiniHack完全制覇の旅
 
Agus ppt
Agus pptAgus ppt
Agus ppt
 
Revorg, New Delhi, Ladies Bags
Revorg, New Delhi, Ladies BagsRevorg, New Delhi, Ladies Bags
Revorg, New Delhi, Ladies Bags
 
September 2015 - Market Snapshot - Santa Clara County
September 2015 - Market Snapshot - Santa Clara CountySeptember 2015 - Market Snapshot - Santa Clara County
September 2015 - Market Snapshot - Santa Clara County
 

Ähnlich wie Daftar Makhluk Hidup

Tanaman obat
Tanaman obatTanaman obat
Tanaman obatVJ Asenk
 
Kelompok 1 (Tugas obat tradisional).pptx
Kelompok 1 (Tugas obat tradisional).pptxKelompok 1 (Tugas obat tradisional).pptx
Kelompok 1 (Tugas obat tradisional).pptxDinaMuchtarIbrahim
 
Tugas take homeTEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
Tugas take homeTEKNOLOGI PRODUKSI TANAMANTugas take homeTEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
Tugas take homeTEKNOLOGI PRODUKSI TANAMANNovia Dwi
 
Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia
Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia
Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia Ismi Fawaid
 
Herbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptx
Herbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptxHerbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptx
Herbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptxtazaathifah
 
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilanLaporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilanAgus Ariyanto
 
Khasiat buah bengkoang
Khasiat buah bengkoangKhasiat buah bengkoang
Khasiat buah bengkoangholilurrahman
 
Karya Tulis Ilmiah Keripik Tapak Dara yang Menyehatkan
Karya Tulis Ilmiah Keripik Tapak Dara yang MenyehatkanKarya Tulis Ilmiah Keripik Tapak Dara yang Menyehatkan
Karya Tulis Ilmiah Keripik Tapak Dara yang MenyehatkanIk-kH
 
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Rina Riannur
 

Ähnlich wie Daftar Makhluk Hidup (20)

Toga MAN Tigaraksa
Toga MAN TigaraksaToga MAN Tigaraksa
Toga MAN Tigaraksa
 
Tanaman obat
Tanaman obatTanaman obat
Tanaman obat
 
Kelompok 1 (Tugas obat tradisional).pptx
Kelompok 1 (Tugas obat tradisional).pptxKelompok 1 (Tugas obat tradisional).pptx
Kelompok 1 (Tugas obat tradisional).pptx
 
Tugas take homeTEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
Tugas take homeTEKNOLOGI PRODUKSI TANAMANTugas take homeTEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
Tugas take homeTEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
 
referensi apotek hidup Daftar tanaman herbal apotek hidup
referensi apotek hidup Daftar tanaman herbal apotek hidupreferensi apotek hidup Daftar tanaman herbal apotek hidup
referensi apotek hidup Daftar tanaman herbal apotek hidup
 
Tempuyung
TempuyungTempuyung
Tempuyung
 
Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia
Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia
Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia
 
Bab i p egagan
Bab i p egaganBab i p egagan
Bab i p egagan
 
Herbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptx
Herbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptxHerbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptx
Herbal TerapanPenyakit KronisKanker.pptx
 
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilanLaporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
 
Makalah Materia Medika dan Terapi
Makalah Materia Medika dan TerapiMakalah Materia Medika dan Terapi
Makalah Materia Medika dan Terapi
 
Khasiat buah bengkoang
Khasiat buah bengkoangKhasiat buah bengkoang
Khasiat buah bengkoang
 
Karya Tulis Ilmiah Keripik Tapak Dara yang Menyehatkan
Karya Tulis Ilmiah Keripik Tapak Dara yang MenyehatkanKarya Tulis Ilmiah Keripik Tapak Dara yang Menyehatkan
Karya Tulis Ilmiah Keripik Tapak Dara yang Menyehatkan
 
Bawang putih
Bawang putihBawang putih
Bawang putih
 
Tanaman air
Tanaman airTanaman air
Tanaman air
 
Budidaya tanman kelapa
Budidaya tanman kelapaBudidaya tanman kelapa
Budidaya tanman kelapa
 
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
 
Lauraceae
LauraceaeLauraceae
Lauraceae
 
Lauracea1
Lauracea1Lauracea1
Lauracea1
 
Kersen
KersenKersen
Kersen
 

Mehr von Hafsoh Ulfiana Fauziah (8)

Jamur Ascomycota
Jamur AscomycotaJamur Ascomycota
Jamur Ascomycota
 
Materi tentang Ozon-Desertifikasi-Erosi-Polusi-Hujan Asam-Pemanasan Global-Gl...
Materi tentang Ozon-Desertifikasi-Erosi-Polusi-Hujan Asam-Pemanasan Global-Gl...Materi tentang Ozon-Desertifikasi-Erosi-Polusi-Hujan Asam-Pemanasan Global-Gl...
Materi tentang Ozon-Desertifikasi-Erosi-Polusi-Hujan Asam-Pemanasan Global-Gl...
 
Laporan percobaan
Laporan percobaanLaporan percobaan
Laporan percobaan
 
Klasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidupKlasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidup
 
Lingkaran
LingkaranLingkaran
Lingkaran
 
Bab 8
Bab 8Bab 8
Bab 8
 
Bab 6 garis garis pada segitiga
Bab 6 garis   garis pada segitigaBab 6 garis   garis pada segitiga
Bab 6 garis garis pada segitiga
 
Bab 5 dalil pythagoras
Bab 5 dalil pythagorasBab 5 dalil pythagoras
Bab 5 dalil pythagoras
 

Kürzlich hochgeladen

Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptBennyKurniawan42
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 

Daftar Makhluk Hidup

  • 1.
  • 2. Daftar Isi Tumbuhan 1. Gingseng Jawa 2. Bunga Pukul 4 3. Rosela 4. Jambu Biji 5. Jeruk Nipis Hewan 1. Ular 2. Bunglon 3. Katak 4. Gurita 5. Ikan Pari
  • 3. Hasil Pengamatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. Nama Makhluk Hidup Tumbuhan Gingseng Jawa Bunga Pukul 4 Rosela Jambu Biji Jeruk Nipis Hewan Ular Bunglon Katak Gurita Ikan pari Tempat Pengamatan Toga Toga Toga Toga Toga Hasil Pengawetan di Lab.IPA Hasil Pengawetan di Lab.IPA Hasil Pengawetan di Lab.IPA Hasil Pengawetan di Lab.IPA Hasil Pengawetan di Lab.IPA
  • 4. Klasifikasi Ilmiah Gingseng Jawa Kerajaan Divisi Angiospermae Kelas Dicotyledoneae Ordo Caryophyllales Famili (Jacq) Gaertn) merupakan tanaman yang Spermatophyta Subdivisi Som Jawa (Talinum paniculatum Plantae Portuacaceae Genus Talinum Spesies Talinum paniculatum Gaertn berasal dari Amerika tropis yaitu Amerika Tenggara dan Selatan, yang tumbuh pada ketinggian 5 – 1.250 m diatas permukaan laut. Di Jawa ditanam sebagai tanaman tanaman obat, tanaman hias dan kadang – kadang merupakan tanaman liar. Som Jawa adalah terna tahunan yang tumbuh tegak, akarnya berdaging tebal, biasa dipergunakan sebagai pengganti Kolesom. Som Jawa merupakan salah satu tanaman obat yang akar dan daunnya mempunyai banyak khasiat sebagai obat tradional. Akarnya dapat digunakan sebagai tonikum, aphrodisiac/obat kuat, batuk-batuk, radang paru-paru, diare, haid tidak teratur, keputihan dan dapat memperbanyak ASI. Sedangkan daun segarnya dapat dipergunakan sebagai lalapan, sayur tumis, memperlancar ASI, untuk obat bisul dan pembengkakan (anti radang). Pernyataan tentang marphologi akar tersebut sangat mirip dengan ginseng (Panax ginseng atau panax pseudo ginseng), yang baerasal dari China dan telah digunakan secara luas untuk obat lemah syahwat. Tanaman panax ginseng telah dikenal di zaman dinasti Cho Chi Klu, 2000 tahun sebelum masehi dan dikenal sebagai Panasea, yaitu tanaman obat untuk segala macam penyakit.
  • 5. Untuk memperoleh khasiat yang optimal dari bahan akarnya diperlukan tanaman minimal berumur 7 bulan sampai lebih dari satu tahun, sedangkan untuk kebutuhan daun segar dapat dipanen pada tanaman berumur 3 sampai 6 bulan. Manfaat Som Jawa Akar Som Jawa dapat dimanfatkan : 1. Sebagai tonikum, yang dapat dimanfaatkan pada kondisi badan lemah, berkeringat dingin dan pusing. 2. Aphrodisiak (obat kuat). 3. Batuk dengan dahak dan darah, radang paru - paru. 4. Diare, banyak kencing. 5. Haid tidak teratur, keputihan. 6. Air Susu Ibu (ASI) sedikit. Daun Som Jawa dapat dimanfaatkan : 1. Sebagai obat bisul dan memperlancar Air Susu Ibu (ASI) Kandungan kimia Kandungan kimia terutama saponin, flavonoid, tamin dan steroid (Kalium 41,44 %, Natrium 10,03 %, Kalsium 2,21 %, Magnesium 5,50 % dan Besi 0,32 %). Mungkin diantara kandungan kimia akar talinum paniculatum Gaertn mempunyai peranan seperti androgen/testosteron didalam tubuh sehingga mempengaruhi jumlah dan motilitas spermatozoa. Oleh karena itu dilakukan penelitian pengaruh infus akar Talinum paniculatum Gaertn terhadap jumlah dan motilitas spermatozoa.
  • 6. Ciri-ciri Gingseng Jawa : Menurut Pengamatan : 1. Tulang daun menyirip 2. Berdaun lunak atau lembab 3. Batang lunak 4. Bunga berwarna merah muda (pink) 5. Buahnya kecil dan berbiji hitam Menurut data di internet : 1. Habitus : Herba, menahun, tinggi 70 – 80 Cm, 2. Batang : Bulat, bercabang di bagian bawah, pangkal mengeras, ungu 3. Daun : Tunggal, bulat telur, ujung membulat, pangkal tumpul, tepi rata, hijau. 4. Bunga: Majemuk, bentuk malai, diujung, bercabang, Mahkota lima, bulat telur panjang 3- + 4 mm, benangsari lima sampai lima belas, tangkai bercabang, merah keunguan. 5. Buah : Kotak, bulat , merah kecoklatan atau kuning. 6. Biji : Pipih, kecil, hitam. 7. Akar : Tunggang, coklat.
  • 7. Klasifikasi Ilmiah Bunga Pukul 4 Kerajaan Plantae Divisi Magnoliphtya Kelas Magnoliopsida Ordo Caryophyllales Famili Nyctaginaceae Genus Mirabilis Spesies M.jalapa Nama Ilmiah Mirabilis Jalapa Bunga pukul empat(Mirabilis jalapa) adalah sejenis tumbuhan hias yang mudah dijumpai di pekarangan dan merupakan anggota spesies Mirabilis yang paling populer. Nama "jalapa" diambil dari nama kota di Meksiko, negara yang dianggap sebagai asal-usul tumbuhan populer ini. Diduga, tumbuhan ini disebarkan dari wilayah Andes di Peru pada tahun 1540 oleh pedagang Spanyol. Khasiat dan Manfaat Kembang Pukul Empat 1. Bisul Cara : Cuci bersih 10 lembar daun kembang pukul empat, lumatkan, lalu tambahkan air garam secukupnya. Tempelkan hasil lumatan pada bisul dan daerah sekelilingnya, lalu balut dengan kain atau perban. 2. Infeksi saluran kencing/prostatitis, radang amandel, kencing manis (diabetes melitus), kencing berlemak, keputihan (leucorrhea), erosi mulut rahim (cervical erosion), dan radang sendi akut (acute arthritis)
  • 8. Cara : Rebus 9—15 g kering atau 15—30 g segar akar kembang pukul empat dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Saring air rebusan dan minum dua kali sehari masingmasing 1 gelas Ciri-ciri Bunga Pukul 4 Menurut Pengamatan: 1. Tulang daun menyirip 2. Batang agak lunak 3. Daun seperti berminyak 4. Perhiasan bunga berjumlah 2,4 dan kelipatannya 5. Berkembangbiak dengan biji Menurut Internet : 1. Mempunyai ketinggian tanaman sekitar 60-80 cm. 2. Berbatang basah, 3. Daunnya berbentuk jantung, 4. Warna hijau tua, panjang 2 cm – 11 cm, lebar 8 mm – 7 cm, 5. Pangkal daun membulat, ujung meruncing, tepi daun rata, letak berhadapan, 6. Mempunyai tangkai daun yang panjangnya 6 mm – 6 cm. 7. Bunga pukul empat berbentuk terompet, dengan banyak macam warna, antara lain: merah, putih, jingga, kuning, kombinasi/belang- belang. 8. Buahnya keras, warna hitam, berbentuk telur, dapat dibuat bedak. 9. Kulit umbinya berwarna coklat kehitaman, bentuk bulat memanjang, panjang 7 cm – 9 cm dengan diameter 2 cm – 5 cm, isi umbi berwarna putih.
  • 9. Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae (tidak Eudicots termasuk) (tidak Rosids termasuk) Ordo: Malvales Famili: Malvaceae Genus: Hibiscus Spesies: H. sabdariffa Rosela,rosella, asam paya,asam kumbang dan asam susur atau Hisbiscus sabdariffa, adalah spesies bunga yang berasal dari benua Afrika. Mulanya bunga yang juga cantik untuk dijadikan penghias halaman rumah Nama binomial Hibiscus sabdariffa L. itu diseduh sebagai minuman hangat di musim dingin dan minuman dingin di musim panas. Di negeri asalnya, Afrika, rosela dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam kelopak rosela, sementara di Jamaika, dibuat salad buah yang dimakan mentah. Ada kalanya juga dimakan dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah dimasak dengan gula. Di Mesir, rosela diminum dingin pada musim panas dan diminum panas saat musim dingin. Di Sudan, menjadi minuman keseharian dengan campuran garam, merica, dan tetes tebu. Minuman itu juga menghilangkan efek mabuk dan mencegah batuk. Tak jarang, rosela juga dimanfaatkan untuk diet, penderita batuk, atau diabetes gunakan gula rendah kalori seperti gula jagung. Selain itu, bubuk biji bunga rosela juga dapat dijadikan campuran minuman kopi. Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama rosela atau rosella sedangkan di Australia, rosela ini dikenal sebagai rosella atau buah rosella (rosella fruit). Di belahan dunia lain rosela dikenal dengan cannabinus hibiscus juga dikenal sebagai meśta / meshta di
  • 10. India , Tengamora di Assam, Gongura dalam bahasa Telugu, Pundi di Kannada, LalChatni atau Kutrum di Mithila, Mathipuli di Kerala, dagu baung di Myanmar, krajeab ( ) di Thailand, bissap di Senegal, Guinea Bissau, Mali, Burkina Faso, Ghana, Benin, Niger, Kongo dan Perancis, dah atau dah bleni di bagian lain dari Mali , wonjo di Gambia, zobo di barat Nigeria, Zoborodo di Nigeria Utara, Chaye-Torosh di Iran, karkade (‫ )هيدكرك‬oleh bangsa Arab seperti di Mesir, Arab Saudi, dan Sudan, omutete di Namibia, sorrel di Karibia dan di Amerika Latin, Flor de Jamaica di Meksiko, Saril di Panama, rosela, rosella, roselle, asam paya atau asam susur di Malaysia. Bangsa Cina menyebutnya dengan 洛神花 (Luo Shen Hua). Di Zambia dalam bahasa ciBemba tanaman disebut lumanda, katolo dalam bahasa kiKaonde, atau Wusi dalam bahasa chiLunda. Ciri-ciri Rosela : Menurut Pengamatan : 1. Tulang daun menjari 2. Batang berwarna kemerah-merahan 3. Batang berduri 4. Berkembangbiak dengan biji 5. Buah berwarna merah Menurut Internet : 1. Rosella [Hibiscus sabdariffa var. sabdariffa] termasuk dalam keluarga Malvaceae 2. tanaman tumbuh tegak, 3. bercabang banyak 4. bersemak-semak 5. mempunyai siklus hidup tahunan 6. Batang berwarna kemerah-merahan, dan dapat mencapai ketinggian sampai 3,5 meter.
  • 11. 7. Warna daun bervariasi, dari hijau gelap sampai ke merah dengan pinggiran bergerigi. 8. Bunga berwarna merah dengan ujung berwarna agak gelap, dilengkapi dengan benang sari dan putik. 9. Biji terdapat dalam cangkang, yang dilindungi oleh semacam kelopak lembut berwarna merah, yang jika dikeringkan, digunakan sebagai bahan untuk membuat Teh Rosella. Produksi Rosela Cina dan Thailand merupakan produsen terbesar yang mengendalikan sebagian dari pasokan dunia. Thailand berani berinvestasi dalam memproduksi rosela dan produk rosela mereka adalah termasuk ke dalam produk yang berkualitas unggul. Sedangkan produk rosela di China tampaknya agak kurang unggul, kurang terkontrol, kurang handal dan terpercaya dibandingkan dengan Thailand. Namun produksi rosela terbaik berasal dari Sudan, namun dengan kuantitas yang masih rendah dan pengolahan produk yang buruk menghambat kualitas sehingga masih kurang maksimal. Rosela juga diproduksi secara umum di Meksiko, Mesir, Senegal, Tanzania, Mali dan Jamaika yang juga termasuk dalam pemasok penting, namun akan tetapi produksi tersebut masih dikonsumsi oleh penduduk dalam negeri. Di anak benua India khususnya di wilayah Delta Sungai Gangga, rosela banyak dibudidayakan sebagai serat nabati. Rosela oleh masyarakat lokal disebut Meśta di wilayah tersebut (atau meshta, karakter 'ś' menunjukkan suara sh/sy seperti pada kata she dalam bahasa Inggris dan syukur dalam bahasa Indonesia). Sebagian besar produksi serat yang dihasilkan dari rosella dikonsumsi secara lokal. Namun serat (serta stek atau puntung) dari tanaman rosella memiliki permintaan besar di berbagai serat alami dalam dunia industri. Rosela atau asam paya merupakan tanaman yang relatif baru dalam dunia industri di Malaysia. Rosela diperkenalkan pada awal 1990-an dan penanaman komersial pertama kali dipromosikan pada tahun 1993 oleh Departemen Pertanian di Terengganu. Areal yang ditanami adalah sekitar 12,8 ha (30 hektare) pada tahun 1993, tetapi dapat terus meningkat menjadi 506 ha pada (1.000 hektare) pada tahun 2000. Areal yang ditanami sekarang kurang dari 150 ha (400 hektar) per tahun, di Malaysia umumnya rosela ditanam dengan dua varietas
  • 12. utama. Terengganu adalah wilayah yang pertama dan dipersiapkan untuk menjadi produsen terbesar di Malaysia, namun produksi rosela sekarang telah menyebar ke wilayah-wilayah lain di Malaysia. Walaupun luas lahan semakin berkurang selama satu dekade terakhir atau lebih, rosela menjadi semakin dikenal oleh masyarakat luas sebagai minuman kesehatan yang penting di Malaysia. Untuk sebagian kecil, rosela juga diolah menjadi acar manis, jeli dan juga selai. Manfaat Rosela 1. Menurunkan asam urat 2. Hipertensi 3. Diabetes mellitus 4. Memperbaiki metabolisme tubuh 5. Melangsingkan Tubuh 6. Menghambat sel kanker 7. Mencegah sariawan dan panas dalam 8. Menambah vitalitas 9. Meredakan batuk 10. Mencegah flu 11. Antioksidan 12. Antihipertensi 13. Antikanker 14. Antidepresi 15. Antibiotik 16. Aprodisiak 17. Diuretik (Peluruh Kencing) 18. Sedatif 19. Tonik 20. Menurunkan Absorpsi Alkohol. Pemanfaatan kelopak bunga Rosela sudah dikenal dan diteliti baik oleh pakar kesehatan modern maupun pakar kesehatan tradisional di berbagai negara di dunia. Kelopak bunga tersebut diketahui mengandung zat-zat penting yang diperlukan oleh tubuh, seperti
  • 13. vitamin C, vitamin A, protein esensial, kalsium, dan 18 jenis asam amino, termasuk arginina dan legnin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Secara tradisional, ekstrak kelopak rosela berkhasiat sebagai antibiotik, aprodisiak (meningkatkan gairah seksual), diuretik (melancarkan buang air kecil), pelarut, sedativ (penenang), dan tonik. Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan Chung San Medical University di Taiwan, Chau-Jong Wang, konsumsi rosela digunakan sebagai salah satu cara baru untuk mengurangi risiko penyakit jantung. Flora ini terbukti secara klinis mampu mengurangi jumlah plak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Tidak hanya itu, rosela juga memiliki potensi untuk mengurangi kadar kolesterol jahat yang disebut LDL dan lemak dalam tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa rosela juga bermanfaat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), membantu program diet bagi penderita kegemukan (obesitas), melancarkan peredaran darah, menurunkan demam umum, melancarkan dahak bagi batuk berdahak, dan dapat dimanfaatkan untuk melancarkan buang air besar. Ditinjau menurut sudut pandang medis modern (kedokteran), mengonsumsi olahan kelopak bunga rosela secara teratur menunjukkan kesetaraan hasil dengan pengobatan modern (farmakologis) pada beberapa penyakit berikut ini: Sebagai Terapi Hipertensi Pemberian ekstrak kelopak rosela yang mengandung 9,6 miligram anthocyanin setiap hari selama 4 minggu, mampu menurunkan tekanan darah yang hampir sama dengan pemberian captopril 50 mg/hari. Rosela terstandar tersebut dibuat dari 10 gram kelopak kering dan 0,52 liter air (Herrera-Arellano, 2004). Terdapat penurunan tekanan darah sistolik sebesar 11,2 % dan tekanan diastolik sebesar 10,7% setelah diberi terapi teh rosela selama 12 hari pada 31 penderita hipertensi sedang (Haji Faraji, 1999). Asam Urat dan Kesehatan Ginjal Tingginya kadar asam urat, kalsium dan natrium dalam darah secara mekanisme normal tubuh akan dikurangi dengan membuang kelebihan unsur tersebut melalui ginjal. Jika kondisi demikian dibiarkan berlangsung lama akan memberatkan kerja ginjal sebagai penyaring darah dalam tubuh. Kondisi ini dapat memicu kesakitan pada ginjal. Dengan
  • 14. mengonsumsi rosela, ditemukan penurunan kreatinin, asam urat, sitrat, tartrat, kalsium, natrium, dan fosfat dalam urin pada 36 pria yang mengonsumsi jus rosela sebanyak 16-24 g/dl/hari (Kirdpon, 1994). Khasiat Lebih jauh Rosela diketahui memiliki kandungan senyawa fenolik yang berfungsi sebagai antioksidan sebanyak 23,10 mg dalam setiap gram bobot kering kelopak rosela. Sejumlah antioksidan yang dikandung rosela tersebut memiliki aktivitas 4 kali lebih tinggi dibanding bubuk kumis kucing. Penelitian yang dilakukan oleh Ir Didah Nur Faridah MSi, periset Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, menunjukkan bahwa kandungan antioksidan yang dimiliki oleh kelopak rosela terdiri atas senyawa gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin yang mampu memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit degeneratif (akibat proses penuaan) seperti jantung koroner, kanker, diabetes melitus, dan katarak. Peneliti Faculty of Agriculture, Kagoshima University, De-Xing Hou menemukan adanya kandungan delphinidin 3-sambubioside dan cyanidin 3-sambubioside, antosianin pada rosela yang ampuh mengatasi kanker darah alias leukeimia. Cara kerjanya adalah dengan menghambat terjadinya kehilangan membran mitokondrial dan pelepasan sitokrom dari mitokondria ke sitosol. Jika molekul mengandung elektron seperti guanin DNA terserang, kesalahan replikasi DNA mudah terjadi. Kerusakan DNA memicu oksidasi LDL, kolesterol, dan lipid yang berujung pada penyakit ganas seperti kanker dan jantung koroner. Namun, antioksidan yang dikandung rosela meredam aksi radikal bebas yang menyerang molekul tubuh yang mengandung elektron. Secara singkat, adanya mekanisme tersebut menjelaskan bagaimana antioksidan yang terdapat dalam kelopak rosela menghambat pertumbuhan sel kanker dan kejadian penyakit jantung koroner. Selain hal-hal yang dikemukakan di atas, rosela juga terbukti dapat menurunkan kadar trigliserida dan LDL-kolesterol dalam darah. Penelitian terhadap efek kerabat bunga sepatu itu terhadap kegemukan juga dilakukan oleh Sayago-Ayerdi SG dari Department of Nutrition, Universidad Complutense de Madrid, Spanyol. Menurut Sayago rosela mengandung 33,9% serat larut yang membantu meluruhkan lemak. Kendati demikian,kadar keasaman (pH) seduhan rosela mencapai 3,14 sehingga perlu diwaspadai reaksi lambung untuk pengidap maag, karena kemungkinan memiliki efek merugikan.
  • 15. Pengolahan dan Pemanfaatan Rosela Kesalahan dalam pengolahan dan penyimpanan akan berpengaruh terhadap efektifitas kandungan zat dalam rosela. Tentu saja hal tersebut mampu menurunkan kemanfaatan terhadap tubuh dan efek dari mengonsumsi rosela seperti yang kita harapkan tidak muncul. Kerusakan yang berdampak pada hilangnya manfaat kandungan zat aktif dalam rosela sebenarnya sangat mudah untuk dikenali. Rosela yang telah hilang kemanfaatannya dikenali melalui warna dari seduhan kelopak rosela. Tidak adanya warna merah anggur khas rosela dalam seduhannya menunjukkan antosianin (zat aktif dalam rosela, red.) telah terdegradasi dan khasiatnya pun sudah tidak ada lagi. Hal ini terjadi pada hasil olahan rosela yang berbentuk sirup dalam botol kaca bening yang terkena sinar matahari langsung. 1. Teh Rosela Gambar : Minuman yang terbuat dari bunga rosela Untuk mendapatkan khasiat terbaik dalam kelopak rosela sebenarnya tidak sulit. Untuk mendapatkan teh rosela, bunga yang sudah dipetik, dijemur di bawah terik matahari selama 1-2 hari agar memudahkan pemisahan lidah kelopak dengan bijinya. Kemudian cuci air bersih dan jemur kembali selama 3-5 hari. Remas kelopaknya, jika mudah menjadi bubuk artinya kadar air telah mencapai 4-5%. Seduh 2-3 g teh rosela dengan air mendidih hingga larut dan air berubah menjadi kemerahan. Untuk diet, penderita batuk, atau diabetes gunakan gula rendah kalori seperti gula jagung. Atau setelah dipisahkan dari bijinya, bunga segar rosela yang telah dicuci dapat langsung diseduh dengan air panas.
  • 16. Di Afrika, khususnya di Sahel, rosela umumnya digunakan untuk membuat teh manis herbal yang biasa dijual di jalanan. Bunga-bunga kering dapat ditemukan di pasar-pasar setempat. Teh Rosella juga cukup mudah dijumpai di Italia, di mana tanaman ini menyebar pada dekade pertama abad ke-20 sebagai produk khas dari koloni Italia. Di Trinidad dan Tobago di mana banyak diproduksi bir, di sini memproduksi Shandy Sorrel yaitu minuman teh dikombinasikan dengan bir. Di Thailand, Rosella diminum sebagai teh, diyakini juga mengurangi kolesterol. Hal ini juga dapat dibuat menjadi anggur, rosella biasanya ditemukan dalam teh herbal yang dijual di pasaran, khususnya teh yang diiklankan sebagai berry-flavored, karena rosella bisa memberikan warna merah cerah untuk makanan dan minuman. 2. Selai Rosela Di Afrika, rosela dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam kelopak rosela. Rosela juga bisa dibuat salad buah yang dimakan mentah. Dapat juga dikonsumsi dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah dimasak dengan gula. Kerap bisap-sebutan rosela di Senegal disuguhkan sebagai minuman tradisional saat natal. Caranya, kelopak rosela dicampur irisan jahe dan gula lalu ditaruh pada teko tembikar. Setelah itu dididihkan dan diamkan semalam. Disajikan dengan menambahkan es dan rum, ‘Jus’ itu berasa, beraroma, dan berwarna mirip minuman anggur. 3. Sayuran Dalam masakan Andhra, cannabinus Hibiscus atau rosella disebut dengan nama Gongura yang secara luas digunakan sebagai masakan. Daun rosella diolah dengan cara dikukus bersama dengan lentil dan dikonsumsi sebagai Dal atau bubur. Masakan tersebut juga dicampur dengan rempah-rempah dan dibuat menjadi Pacchadi. 4. Obat Banyak bagian dari tanaman juga diklaim memiliki nilai herbal dalam hal obatobatan. Mereka telah digunakan untuk tujuan pengobatan seperti Meksiko melalui Afrika, dan juga dari India hingga menyebar ke Thailand. Rosella dikaitkan dengan obat tradisional dan dipercaya bisa mengobati beberapa penyakit seperti hipertensi dan infeksi saluran kemih.
  • 17. Fitokimia Rosela (senyawa pada tumbuhan) Tanaman ini mengandung antosianin, asam protosatekuat, asam askorbat, ekstrak saliks, glikosida cardiac, flavonoid, saponin, alkaloid, sardenoleda, anthocyanins delphinidin-3-O-sambubioside, cyanidin-3-O-sambubioside, Rosella kering mengandung flavonoid gossypetin, hibiscetine dan sabdaretine. Pigmen utama yang sebelumnya dilaporkan sebagai hibiscin telah diidentifikasi sebagai daphniphylline. Sejumlah kecil myrtillin (delphinidin 3-monoglucoside), Chrysanthenin (cyanidin 3-monoglucoside), dan delphinidin juga terdapat pada tanaman ini.
  • 18. Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae (tidak termasuk) Eudicots (tidak termasuk) Rosids Ordo: Myrtales Famili: Myrtaceae Upafamili: Myrtoideae Bangsa: Myrteae Genus: Psidium Spesies: P. guajava Nama binomial Psidium guajava L. Jambu batu (Psidium guajava) atau sering juga disebut jambu biji, jambu siki dan jambu klutuk adalah tanaman tropis yang berasal dari Brasil, disebarkan ke Indonesia melalui Thailand. Jambu batu memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging buah berwarna putih atau merah dan berasa asam-manis. Buah jambu batu dikenal mengandung banyak vitamin C. Ciri-ciri Jambu Biji Menurut Pengamatan : 1. Tulang daun menyirip 2. Batang berkambium 3. Berakar tunggang
  • 19. 4. Biji dikotil 5. Batang bercabang Menurut Internet : 1. Memiliki akar tunggang yang bercabang (ramosus) yang bentuknya kerucut panjang,tumbuh lurus kebawah,bercabang cabang banyak dan cabang-cabangnya bercabang lagi.sehingga memberi kekuatan yang lebih besar pada batang,dan juga daerah perakaran menjadi amat luas,hingga dapat menyerap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak. 2. Mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan keujung semakin mengecil,jadi batangnya dapat di pandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat memanjang dan mempunyai percabangan. 3. Bentuk cabang pada jambu biji yaitu berkayu dan permukaannya licin dan terlihat lepasnya kerak (bagian kulit yang mati) 4. Arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus) 5. Jambu biji memiliki cabang sirung pendek (virgula atau virgula sucre scens) yaitu cabang – cabang kecil dengan ruas – ruas yang pendek yang selain daun juga merupakan pendukng bunga dan buah 6. Arah tumbuh cabangnya. 7. Daun jambu biji tergolong daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai dan helaian saja disebut daun bertangkai. 8. Jambu biji memiliki ujung yang tumpul tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju kesuatu titik pertemuan membentuk sudut 900 9. Daun jambu biji memiliki pertumbuhan daun yang menyirip (penninervis) yang mana daun ini memiliki satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun dari ibu tulang kesamping, keluar tulang – tulang
  • 20. cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan sirip – sirip pada ikan. 10. Jambu biji memiliki tepi daun yang rata (integer) 11. Daging daun (intervinium) Sifat – sifat lain yang perlu diperhatikan antara lain :  Warna → hijau  Permukaan daun  Pada umumnya warna daun pada sisi atas tampak lebih hijau licin dan mengkilat jika di bandingkan dengan sisi bawah karena lapisan atas lebih banyak terhadap warna hijaunya, jambu biji memiliki permukaan daun yang berkerut (rogosus)  Daun jambu biji mengandung total minyak 6% dan minyak atsiri 0,365% [burkill, 1997], 3,15% resin, 8,5% tannin, dan lain-lain. Komposisi utama minyak atsiri yaitu ±-pinene (gambar 3.), ²-pinene limonene, men- thol, terpenyl acetate, isopropyl alco- hol, longicyclene, caryophyllene, ²- bisabolene, caryophyllene oxide, ²- copanene, farnesene, humulene, selinene, cardinene and curcumene [zakaria, 1994]. Minyak atsiri dari daun jambu biji juga mengandung nerolidiol, ²-sitosterol, ursolic, crategolic, dan guayavolic acids. Selain itu juga mengandung minyak atsiri yang kaya akan cineol dan empat triterpenic acids sebaik ketiga jenis fla-vonoid yaitu; quercetin, 3-l-4-4- arabinofuranoside (avicularin) (gambar 4.) Dan 3-l-4-pyranoside dengan aktivitas anti bakteri yang tinggi oliver-bever, 1986].
  • 21. Macam Jambu Biji Beberapa macam/kultivar jambu biji dikenal di Indonesia, sebagian dikenal sejak lama, sebagian merupakan introduksi dari negara lain. Jambu Biji Kristal Taiwan Jambu Biji Kristal merupakan mutasi dari residu Muangthai Pak, ditemukan pada tahun 1991 di District Kao Shiung -Taiwan. Diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1991 oleh Misi Teknik Taiwan. Jambu Kristal sebetulnya tidak benar-benar nirbiji, jumlah bijinya kurang dari 3% bagian buah, sepintas Jambu Biji Kristal hampir tidak berbiji. Jika ingin tahu cara Budidaya Jambu Biji Kristal Taiwan silahkan baca pada artikel Budidaya Jambu Biji Kristal. Jambu pasarminggu Jambu pasarminggu memiliki dua varian: berdaging buah putih dan merah. Yang berdaging putih, dikenal sebagai jambu 'susu putih', lebih digemari karena rasanya manis, daging buahnya agak tebal, dan teksturnya lembut. Yang berdaging buah merah kurang disukai karena buahnya cepat membusuk dan rasanya kurang manis. Kulit buahnya tipis berwarna hijau kekuningan bila masak. Bentuk buahnya agak lonjong dengan bagian ujung membulat, sedangkan bagian pangkal meruncing. Jambu pasarminggu merupakan ras lokal. Jambu biji getas merah Jambu biji getas merah adalah varian jambu biji yang berdaging hijau sampai kekuning kuningan dan berisi merah muda. Jambu ini beda dengan jambu pasar minggu, jambu ini bentuknya agak meonjong dan rasanya kurang manis, tetapi jambu ini memiliki hasiat yang baik karena mengandung Tanin, quersetin, glikosida quersetin, flavonoid, minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin yang lebih banyak. kelebihannya lagi jambu getas merah ini tidak mengenal musim, dan selalu berbuah setiap saat dan dan kebanyakan kikembangbiakkan dengan pencangkokan. jambu ini sudah banyak di budidayakan di daerah Kendal, asalnya dari Pageruyung Kendal. Jambu australia Jambu biji australia diintroduksi dari Australia. Kekhasannya adalah daunnya berwarna merah keunguan. Walaupun buahnya dapat dimakan, biasanya orang
  • 22. menanam di pekarangan lebih sebagai tanaman hias. Buahnya manis bila sudah masak, tetapi tawar bila belum matang. Jambu sukun Kata "sukun" berarti "tidak berbiji". Jambu varietas unggul ini memang tidak memiliki biji; kalaupun ada hanya 2-3 biji. Daging buahnya putih kekuningan dengan rasa manis agak asam. Teksturnya agak keras, renyah, dan beraroma wangi. Bentuk buahnya mirip apel, dengan ukuran panjang antara 4-5 cm. Kulit buahnya bila matang berwarna hijau keputihan. Jambu sukun dapat berproduksi terus menerus sepanjang tahun, meskipun relatif sedikit. Namun demikian, jenis jambu ini relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Jambu bangkok Jambu bangkok merupakan sebutan untuk jambu biji dengan buah yang besar. Beberapa memang diintroduksi dari Thailand. Salah satunya adalah 'jambu sari'. Bentuk buahnya bulat sempurna dengan garis tengah sekitar 10cm. Ukuran buah mentahnya lebih besar daripada ketika matang. Perbanyakan Jambu Jambu dapat diperbanyak dengan biji. Namun demikian, perbanyakan dengan cara ini tidak disukai karena tumbuhannya lama menjadi dewasa dan juga akan berubah sifat dari induknya. Perbanyakan yang sekarang dilakukan adalah secara vegetatif, khususnya dengan cara pencangkokan. Kegunaan non-pangan Daun jambu biji dikenal sebagai bahan obat tradisional untuk batuk dan diare. Jus jambu biji "bangkok" juga dianggap berkasiat untuk membantu penyembuhan penderita demam berdarah dengue. Daun jambu biji sudah dikenal sejak dahulu sebagai pencegah dan mengurangi diare. 3 helai jambu biji direbus dengan 2 gelas air putih lalu direbus,lalu disaring dan diminumkan pada orang yang terkena diare.
  • 23. Manfaat konsumsi Buah jambu biji mengandung banyak vitamin dan serat, sehingga sangat cocok sekali dikonsumsi untuk menjaga kesehatan. Warna daging jambu biji yang merah mengidikasikan jambu biji kaya akan vitamin A untuk kesehatan mata dan antioksidan. Buah jambu biji sangat cocok sekali dikonsumsi di siang hari karena buahnya yang segar dan mendinginkan badan.
  • 24. Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Sapindales Famili: Rutaceae Genus: Citrus Spesies: C. aurantifolia Nama binomial Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle Jeruk nipis atau limau nipis adalah tumbuhan perdu yang menghasilkan buah dengan nama sama. Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya, yang biasanya bulat, berwarna hijau atau kuning, memiliki diameter 3-6 cm, memiliki rasa asam dan agak pahit,agak serupa rasanya dengan lemon.Jeruk nipis, yang sering dinamakan secara salah kaprah sebagai jeruk limau, dipakai perasan isi buahnya untuk memasamkan makanan, seperti pada soto.
  • 25. Ciri-ciri Jeruk Nipis : Menurut Pengamatan : 1. Batang berkambium 2. Buah kasar 3. Berbiji dikotil 4. Batang kasar 5. Tulang daun menyirip Menurut Internet : 1. Pohonnya tumbuh sebagai pohon kecil bercabang lebat, tetapi tak beraturan. 2. Tajuknya selalu hijau dan tinggi pohonnya berkisar antara 1,5 sampai dengan 5 meter. 3. Rantingnya berduri pendek, kaku dan tajam. 4. Daunnya selang-seling, berbentuk jorong sampai bundar dan berukuran (4-8) cm x (25) cmm. Pinggiran daunnya bergerigi kecil dan tangkai daunnya bersayap sempit. 5. Buah jeruk nipis bentuknya bulat sampai bulat telur dengan diameter sekitar 3-6 cm dan buah jeruk nipis kalau masak berwarna kuning, jika masih hijau pertanda belum masak. Permukaan buah jeruk nipis memiliki kelenjar yang banyak sekali. 6. Daging buah jeruk nipis bersegmen. Segmen buahnya berdaging hijau kekuningkuningan dan mengandung banyak sari buah yang beraroma harum. Sari buahnya asam sekali dan sari buahnya yang sangat asam berisi asam sitrat berkadar 7-8 % dari berat daging buah. Ekstrak sari buahnya sekitar 41 % dari bobot buah yang sudah masak.
  • 26. Manfaat Jeruk nipis memiliki kandungan vitamin C lebih banyak dibandingkan jenis jeruk lainnya. Selain digunakan untuk penyedap makanan jeruk nipis bisa menyembuhkan berbagai penyakit banyak antara lain: 1. Ambeien 2. Amandel 3. Anyang-anyangan 4. Batuk 5. Batuk disertai influenza 6. Bau badan 7. Batu ginjal 8. Difteri 9. Demam 10. Haid tidak teratur 11. Jerawat 12. Radang tenggorokan 13. Tekanan darah tinggi Jeruk nipis juga bermanfaat untuk kecantikan, antara lain: membuat kuku cemerlang, membuat rambut halus, lembut dan berkilau, dan dapat menghilangkan ketombe.
  • 27. Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Sauropsida Ordo: Squamata Upaordo: Serpentes Linnaeus, 1758 Ular adalah reptil yang tak berkaki dan Superfamili dan Suku bertubuh panjang. Ular memiliki sisik seperti Henophidia kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam Aniliidae Anomochilidae Boidae Bolyeriidae Cylindrophiidae Loxocemidae Pythonidae Tropidophiidae Uropeltidae Xenopeltidae reptil bersisik (Squamata). Perbedaannya adalah kadal pada umumnya berkaki, memiliki lubang telinga, dan kelopak mata yang dapat dibuka tutup. Akan tetapi untuk kasus-kasus kadal tak berkaki (misalnya Ophisaurus spp.) perbedaan ini menjadi kabur dan tidak dapat dijadikan pegangan. Ciri-ciri Ular : Menurut Pengamatan : 1. Termasuk hewan melata 2. Mempunyai sisik 3. Bernafas dengan paru-paru 4. Berkembangbiak dengan ovovivipar 5. Sebagian besar memiliki bisa Typhlopoidea Anomalepididae Leptotyphlopidae Typhlopidae Xenophidia Acrochordidae Atractaspididae Colubridae Elapidae Hydrophiidae Viperidae
  • 28. Menurut Internet : 1. Memiliki tubuh yang panjang dan bersisik 2. Ada dua jenis ular; berbisa dan tidak berbisa 3. Ular mengganti kulitnya untuk periode-periode tertentu 4. Ular tidak memiliki telinga, mereka mendengarkan dengan lidah mereka, sebuah alasan kenapa ular kerpa kali mengeluarkan lidahnya 5. Jenis kelamin ular bisa dilihat dari bagian bawah dari tubuh 6. Ular berkembang biak dengan cara bertelur 7. Ular hanya makan sekali dalam beberapa periode, karena ular memerlukan waktu yang lama untuk mencerna makanannya Habitat dan Makanan Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Di gunung, hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman, sampai ke lautan, dapat ditemukan ular. Hanya saja, sebagaimana umumnya hewan berdarah dingin, ular semakin jarang ditemui di tempat-tempat yang dingin, seperti di puncak-puncak gunung, di daerah Irlandia dan Selandia baru dan daerah daerah padang salju atau kutub. Banyak jenis-jenis ular yang sepanjang hidupnya berkelana di pepohonan dan hampir tak pernah menginjak tanah. Banyak jenis yang lain hidup melata di atas permukaan tanah atau menyusup-nyusup di bawah serasah atau tumpukan bebatuan. Sementara sebagian yang lain hidup akuatik atau semi-akuatik di sungai-sungai, rawa, danau dan laut.
  • 29. Ular memangsa berbagai jenis hewan lebih kecil dari tubuhnya. Ular-ular perairan memangsa ikan, kodok, berudu, dan bahkan telur ikan. Ular pohon dan ular darat memangsa burung, mamalia, kodok, jenis-jenis reptil yang lain, termasuk telur-telurnya. Ular-ular besar seperti ular sanca kembang dapat memangsa kambing, kijang, rusa dan bahkan manusia. Kebiasaan dan Reproduksi Ular memakan mangsanya bulat-bulat; artinya, tanpa dikunyah menjadi kepingkeping yang lebih kecil. Gigi di mulut ular tidak memiliki fungsi untuk mengunyah, melainkan sekedar untuk memegang mangsanya agar tidak mudah terlepas. Agar lancar menelan, ular biasanya memilih menelan mangsa dengan kepalanya lebih dahulu. Beberapa jenis ular, seperti sanca dan ular tikus, membunuh mangsa dengan cara melilitnya hingga tak bisa bernapas. Ular-ular berbisa membunuh mangsa dengan bisanya, yang dapat melumpuhkan sistem saraf pernapasan dan jantung (neurotoksin), atau yang dapat merusak peredaran darah (haemotoksin), dalam beberapa menit saja. Bisa yang disuntikkan melalui gigitan ular itu biasanya sekaligus mengandung enzim pencerna, yang memudahkan pencernaan makanan itu apabila telah ditelan. Untuk menghangatkan tubuh dan juga untuk membantu kelancaran pencernaan, ular kerap kali perlu berjemur (basking) di bawah sinar matahari. Kebanyakan jenis ular berkembang biak dengan bertelur. Jumlah telurnya bisa beberapa butir saja, hingga puluhan dan ratusan butir. Ular meletakkan telurnya di lubanglubang tanah, gua, lubang kayu lapuk, atau di bawah timbunan daun-daun kering. Beberapa jenis ular diketahui menunggui telurnya hingga menetas; bahkan ular sanca ‘mengerami’ telur-telurnya. Sebagian ular, seperti ular kadut belang, ular pucuk dan ular bangkai laut ‘melahirkan’ anak. Sebetulnya tidak melahirkan seperti halnya mamalia, melainkan telurnya berkembang dan menetas di dalam tubuh induknya (ovovivipar), lalu keluar sebagai ular kecil-kecil.
  • 30. Sejenis ular primitif, yakni ular buta atau ular kawat Rhampotyphlops braminus, sejauh ini hanya diketahui yang betinanya. Ular yang mirip cacing kecil ini diduga mampu bertelur dan berbiak tanpa ular jantan (partenogenesis). Ular dan Manusia Dalam kitab-kitab suci, ular kebanyakan dianggap sebagai musuh manusia. Dalam Alkitab (Perjanjian Lama) diceritakan bahwa Iblis menjelma dalam bentuk ular, dan membujuk Hawa dan Adam sehingga terpedaya dan harus keluar dari Taman Eden. Dalam kisah Mahabharata, Kresna kecil sebagai penjelmaan Dewa Wisnu mengalahkan ular berkepala lima yang jahat. Dalam salah satu Hadits Rasulullah saw. pun ada anjuran untuk membunuh ‘ular hitam yang masuk/berada di dalam rumah’. Anggapan-anggapan ini, bagaimanapun, turut berpengaruh dan menjadikan kebanyakan orang merasa benci, jika bukan takut, kepada ular. Meskipun sesungguhnya ketakutan itu kurang beralasan, atau lebih disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang umumnya terhadap sifat-sifat dan bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh ular. Pada kenyataannya, kasus gigitan ular –apalagi yang sampai menyebabkan kematian– sangat jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan kasus kecelakaan di jalan raya, atau kasus kematian (oleh penyakit) akibat gigitan nyamuk. Pada pihak yang lain, ular pun telah ratusan atau ribuan tahun dieksploitasi dan dimanfaatkan oleh manusia. Ular kobra yang amat berbisa dan ular sanca pembelit kerap digunakan dalam pertunjukan-pertunjukan keberanian. Empedu, darah dan daging beberapa jenis ular dianggap sebagai obat berkhasiat tinggi, terutama di Tiongkok dan daerah Timur lainnya. Sementara itu kulit beberapa jenis ular memiliki nilai yang tinggi sebagai bahan perhiasan, sepatu dan tas. Seperti halnya biawak, kulit ular (terutama ular sanca, ular karung, dan ular anakonda) yang diperdagangkan di seluruh dunia mencapai ratusan ribu hingga jutaan helai kulit mentah pertahun. Dalam kenyataannya, ular justru kini semakin punah akibat aneka penangkapan, pembunuhan yang tidak berdasar, serta kerusakan habitat dan lingkungan hidupnya. Ular-ular yang dulu turut serta berperan dalam mengontrol populasi tikus di sawah dan kebun, kini umumnya telah habis atau menyusut jumlahnya. Maka tidak heran, di tempat-tempat yang
  • 31. sawah dan padinya rusak dilanda gerombolan tikus, seperti di beberapa tempat di Kabupaten Sleman, Jogjakarta, petani setempat kini memerlukan untuk melepaskan kembali (reintroduksi) berjenis-jenis ular sawah dan melarang pemburuan ular di desanya. Ular tidak memiliki daun telinga dan gendang telinga, tidak mempunya keistimewaan ada ketajaman indera mata maupun telinga. Matanya selalu terbuka dan dilapisi selaput tipis sehingga mudah melihat gerakan disekelilingnya, sayangnya ia tidak dapat memfokuskan pandangnnya. Ular baru dapat melihat dengan jelas dalam jarak dekat. Indera yang menjadi andalan ular adalah sisik pada perutnya, yang dapat menangkap getaran langkah manusia atau binatang lainnya. Lubang yang terdapat antara mata dan mulut ular dapat berfungsi sebagai thermosensorik (sensor panas) - organ ini biasa disebut ceruk atau organ Jacobson. Ular juga dapat mengetahui perubahan suhu karena kedatangan mahluk lainnya, contohnya ular tanah memiliki ceruk yang peka sekali. Manusia sebenarnya tidak usah takut pada ular karena ular sendiri yang sebenarnya takut pada manusia. Ular tidak dapat mengejar manusia, gerakannya yang lamban bukan tandingan manusia. Rata rata ular bergerak sekitar 1,6 km per jam, jenis tercepat adalah ular mambaa di Afrika yang bisa lari dengan kecepatan 11 km per jam. Sedangkan manusia, sebagai perbandingan, dapat berlari antara 16-24 km per jam. Macam-macam Ular Ular ada yang berbisa (memiliki racun, venom/venomous), namun banyak pula yang tidak. Akan tetapi tidak perlu terlalu kuatir bila bertemu ular. Dari antara yang berbisa, kebanyakan bisanya tidak cukup berbahaya bagi manusia. Lagipula, umumnya ular pergi menghindar bila bertemu orang. Ular-ular primitif, seperti ular kawat, ular karung, ular kepala dua, dan ular sanca, tidak berbisa. Ular-ular yang berbisa kebanyakan termasuk suku Colubridae; akan tetapi bisanya umumnya lemah saja. Ular-ular yang berbisa kuat di Indonesia biasanya termasuk ke dalam salah satu suku ular berikut: Elapidae (ular sendok, ular belang, ular cabai, dll.), Hydrophiidae (ular-ular laut), dan Viperidae (ular tanah, ular bangkai laut, ular bandotan).
  • 32. Beberapa jenisnya, sebagai contoh: suku Typhlopidae o ular kawat (Rhamphotyphlops braminus) suku Cylindrophiidae o ular kepala-dua (Cylindrophis ruffus) suku Pythonidae o ular sanca kembang (Python reticulatus) o ular peraca (P. curtus) o ular sanca hijau. (Morelia viridis') suku Acrochordidae o ular karung (Acrochordus javanicus) suku Xenopeltidae o ular pelangi (Xenopeltis unicolor) suku Colubridae Ular kisik alias ular lare angon, Xenochrophis vittatus o ular siput (Pareas carinatus) o ular-air pelangi (Enhydris enhydris) o ular kadut belang (Homalopsis buccata) o ular cecak (Lycodon capucinus) o ular gadung (Ahaetulla prasina) o ular cincin mas (Boiga dendrophila) o ular terbang (Chrysopelea paradisi) o ular tambang (Dendrelaphis pictus) o ular birang (Oligodon octolineatus) o ular tikus atau ular jali (Ptyas korros)
  • 33. o ular babi (Elaphe flavolineata) o ular serasah (Sibynophis geminatus) o ular sapi (Zaocys carinatus) o ular picung (Rhabdophis subminiata) o ular kisik (Xenochrophis vittatus) suku Elapidae o ular cabai (Maticora intestinalis) o ular weling (Bungarus candidus) o ular sendok (Naja spp.) o ular king-cobra (Ophiophagus hannah) suku Viperidae o ular bandotan puspo (Vipera russelli) o ular tanah (Calloselasma rhodostoma) ular bangkai laut (Trimeresurus albolabris
  • 34. Bunglon Surai Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Reptilia Ordo: Sauria Famili: Agamidae Genus: Bronchocela Spesies: B. jubata Bunglon atau londok (bahasa Sunda) adalah Nama binomial sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku (familia) Bronchocela jubata Agamidae. Kadal lain yang masih sesuku adalah cecak Duméril & Bibron, 1837 terbang (Draco spp.) dan soa-soa (Hydrosaurus spp.). Bunglon meliputi beberapa marga, seperti Bronchocela, Calotes, Gonocephalus, Pseudocalotes dan lain-lain. Bunglon bisa mengubah-ubah warna kulitnya, meskipun tidak sehebat perubahan warna chamaeleon (suku Chamaeleonidae). Biasanya berubah dari warnawarna cerah (hijau, kuning, atau abu-abu terang) menjadi warna yang lebih gelap, kecoklatan atau kehitaman. Bunglon Surai Bunglon surai memiliki nama ilmiah Bronchocela jubata Duméril & Bibron, 1837. Dalam bahasa lain, dikenal dengan nama bunglon (Jkt., Jw.), londok atau lunduk (Sd.), atau green crested lizards (Ingg.). Nama lainnya dalam bahasa Inggris cukup menyesatkan: bloodsuckers, karena pada kenyataannya kadal ini tidak pernah menghisap darah.
  • 35. Bunglon ini menyebar di pulau-pulau Jawa, Borneo, Bali, Singkep, Sulawesi, Karakelang, kepulauan Salibabu, dan Filipina. Ciri-ciri Bunglon :  Menurut Pengamatan : 1. Berkulit kasar 2. Beradapatsi dengan merubah warna kulit sesuai tempat 3. Bernafas dengan paru-paru 4. Memiliki lidah panjang dan lengket 5. Memiliki mata bulat dan besar yang bisa melihat ke segala arah  Menurut internet : 1. Bunglon kebun yang berukuran sedang, berekor panjang menjuntai. Panjang total hingga 550 mm, dan empat-perlimanya adalah ekor. Gerigi di tengkuk dan punggungnya lebih menyerupai surai ("jubata" artinya bersurai) daripada bentuk mahkota, tidak seperti kerabat dekatnya B. cristatella (crista: jambul, mahkota). Gerigi ini terdiri dari banyak sisik yang pipih panjang meruncing namun lunak serupa kulit. 2. Kepalanya bersegi-segi dan bersudut. Dagu dengan kantung lebar, bertulang lunak. Mata dikelilingi pelupuk yang cukup lebar, lentur, tersusun dari sisik-sisik berupa bintik-bintik halus yang indah. 3. Dorsal (sisi atas tubuh) berwarna hijau muda sampai hijau tua, yang bisa berubah menjadi coklat sampai kehitaman bila merasa terganggu. Sebuah bercak coklat kemerahan serupa karat terdapat di belakang mulut di bawah timpanum. Deretan bercak serupa itu, yang seringkali menyatu menjadi coretan-coretan, terdapat di bahu dan di sisi lateral bagian depan; semakin ke belakang semakin kabur warnanya.
  • 36. 4. Sisi ventral (sisi bawah tubuh) kekuningan sampai keputihan di dagu, leher, perut dan sisi bawah kaki. Telapak tangan dan kaki coklat kekuningan. Ekor di pangkal berwarna hijau belang-belang kebiruan, ke belakang makin kecoklatan kusam dengan belang-belang keputihan di ujungnya. 5. Sisik-sisik bunglon surai keras, kasar, berlunas kuat; ekornya terasa bersegi-segi. Perkecualiannya adalah sisik-sisik jambul, yang tidak berlunas dan agak lunak serupa kulit. Kebiasaan Bunglon Bunglon yang kerap ditemukan di semak, perdu dan pohon-pohon peneduh di kebun dan pekarangan. Sering pula didapati terjatuh dari pohon atau perdu ketika mengejar mangsanya, namun dengan segera berlari menuju pohon terdekat. Reptil ini memangsa berbagai macam serangga yang dijumpainya: kupu-kupu, ngengat, capung, lalat dan lain-lain. Untuk menipu mangsanya, bunglon ini kerap berdiam diri di pucuk pepohonan atau bergoyang-goyang pelan seolah tertiup angin. Sering juga bunglon surai terlihat meniti kabel listrik dekat rumah, untuk menyeberang dari satu tempat ke tempat lain.
  • 37. Bunglon surai bertelur di tanah yang gembur, berpasir atau berserasah. Seperti umumnya anggota suku Agamidae, induk bunglon menggali tanah dengan mempergunakan moncongnya. Kulit telurnya berwarna putih, lentur agak liat serupa perkamen. Sebuah pengamatan yang dilakukan di hutan Situgede, Bogor mencatat bahwa telur bunglon surai dipendam di tanah berpasir di bawah lapisan serasah, persisnya di bawah semak-semak di bagian hutan yang agak terbuka. Telur sebanyak dua buah, lonjong panjang lk. 7×40 mm, diletakkan berjajar dan ditimbun tanah tipis. Di Gunung Walat, Sukabumi, didapati telur yang diletakkan di lapisan humus yang halus di tengah-tengah jalan setapak. Keistimewaan Di saat Bunglon merasa terancam , Ia akan mengubah warna kulitnya menjadi serupa dengan warna lingkungan sekitarnya, sehingga keberadaannya tersamarkan. Fungsi penyamaran demikian disebut mimikri. Hal ini berbeda dengan "kamuflase", yakni penyamaran bentuk atau warna hewan yang menyerupai makhluk hidup lain.
  • 38. ? Kodok dan Katak Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Amphibia Ordo: Anura Merrem, 1820 Subordo Archaeobatrachia Mesobatrachia Kodok (bahasa Inggris: frog) dan katak alias Neobatrachia bangkong (b. Inggris: toad) adalah hewan amfibia yang - paling dikenal orang di Indonesia. Anak-anak biasanya Daftar suku-suku kodok menyukai kodok dan katak karena bentuknya yang lucu, kerap melompat-lompat, tidak pernah menggigit dan tidak membahayakan. Hanya orang dewasa yang kerap merasa jijik atau takut yang tidak beralasan terhadap kodok. Kedua macam hewan ini bentuknya mirip. Kodok bertubuh pendek, gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk, berkaki empat dan tak berekor (anura: a tidak, ura ekor). Kodok umumnya berkulit halus, lembap, dengan kaki belakang yang panjang. Sebaliknya katak atau bangkong berkulit kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul, kerapkali kering, dan kaki belakangnya sering pendek saja, sehingga kebanyakan kurang pandai melompat jauh. Namun kedua istilah ini sering pula dipertukarkan penggunaannya.
  • 39. Ciri-ciri Kodok /Katak : Menurut Pengamatan : 1. Hidup di darat dan di air 2. Berdarah dingin 3. Kulit tipis dan selalu lembab atau basah 4. Katak besar bernafas dengan paru-paru,katak kecil bernafas dengan insang 5. Berkembangbiak dengan telur Menurut Internet : 1. Katak adalah salah satu hewan amphibi, yaitu hewan yang mampu hidup di darat maupun di air. Ciri-ciri yang dimiliki katak antara lain 2. Mempunyai lidah yang panjang. Lidah ini berfungsi untuk menangkap serangga yang merupakan makanan katak. Ketika akan memangsa serangga, katak menjulurkan lidahnya dengan cepat, sehingga serangga tersebut akan menempel di lidahnya, lalu katak langsung memakannya. 3. Katak mempunyai selaput pada kaki-kakinya, ini bermanfaat ketika katak berada di air. Memudahkan katak saat berenang. Kehidupan kodok dan katak Kodok dan katak mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakkan induknya di air, di sarang busa, atau di tempat-tempat basah lainnya. Beberapa jenis kodok pegunungan menyimpan telurnya di antara lumut-lumut yang basah di pepohonan. Sementara jenis kodok hutan yang lain menitipkan telurnya di punggung kodok jantan yang lembap, yang akan selalu menjaga dan membawanya hingga menetas bahkan hingga menjadi kodok kecil.Sekali bertelur katak bisa menghasilkan 5000-20000 telur, tergantung dari kualitas induk dan berlangsung sebanyak tiga kali dalam setahun.
  • 40. Telur-telur kodok dan katak menetas menjadi berudu atau kecebong (b. Inggris: tadpole), yang bertubuh mirip ikan gendut, bernapas dengan insang dan selama beberapa lama hidup di air. Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang, yang kemudian diikuti dengan tumbuhnya kaki depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang dengan paru-paru. Setelah masanya, berudu ini akan melompat ke darat sebagai kodok atau katak kecil. Kodok dan katak kawin pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat bulan mati atau pada ketika menjelang hujan. Pada saat itu kodok-kodok jantan akan berbunyi-bunyi untuk memanggil betinanya, dari tepian atau tengah perairan. Beberapa jenisnya, seperti kodok tegalan (Fejervarya limnocharis) dan kintel lekat alias belentung (Kaloula baleata), kerap membentuk ‘grup nyanyi’, di mana beberapa hewan jantan berkumpul berdekatan dan berbunyi bersahut-sahutan. Suara keras kodok dihasilkan oleh kantung suara yang terletak di sekitar lehernya, yang akan menggembung besar manakala digunakan. Pembuahan pada kodok dilakukan di luar tubuh. Kodok jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang kodok jantan akan memijat perut kodok betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan kodok jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina. Habitat dan makanan Kodok dan katak hidup menyebar luas, terutama di daerah tropis yang berhawa panas. Makin dingin tempatnya, seperti di atas gunung atau di daerah bermusim empat (temperate), jumlah jenis kodok cenderung semakin sedikit. Salah satunya ialah karena kodok termasuk hewan berdarah dingin, yang membutuhkan panas dari lingkungannya untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga metabolisme tubuhnya. Dendrobates pumilio, kodok berukuran 18–22 mm dengan kulit beracun dari Amerika Tengah.
  • 41. Hewan ini dapat ditemui mulai dari hutan rimba, padang pasir, tepi-tepi sungai dan rawa, perkebunan dan sawah, hingga ke lingkungan pemukiman manusia. Bangkong kolong, misalnya, merupakan salah satu jenis katak yang kerap ditemui di pojok-pojok rumah atau di balik pot di halaman. Katak pohon menghuni pohon-pohon rendah dan semak belukar, terutama di sekitar saluran air atau kolam. Kodok memangsa berbagai jenis serangga yang ditemuinya. Kodok kerap ditemui berkerumun di bawah cahaya lampu jalan atau taman, menangkapi serangga-serangga yang tertarik oleh cahaya lampu tersebut. Sebaliknya, kodok juga dimangsa oleh pelbagai jenis makhluk yang lain: ular, kadal, burung-burung seperti bangau dan elang, garangan, linsang, dan juga dikonsumsi manusia. Kodok membela diri dengan melompat jauh, mengeluarkan lendir dan racun dari kelenjar di kulitnya; dan bahkan ada yang menghasilkan semacam lendir pekat yang lengket, sehingga mulut pemangsanya akan melekat erat dan susah dibuka. Reproduksi Katak Pada saat bereproduksi katak dewasa akan mencari lingkungan yang berair. Disana mereka meletakkan telurnya untuk dibuahi secara eksternal. Telur tersebut berkembang menjadi larva dan mencari nutrisi yang dibutuhkan dari lingkungannya, kemudian berkembang menjadi dewasa dengan bentuk tubuh yang memungkinkannya hidup di darat, sebuah proses yang dikenal dengan metamorfosis. Tidak seperti telur reptil dan burung, telur katak tidak memiliki cangkang dan selaput embrio. Sebaliknya telur katak hanya dilindungi oleh kapsul mukoid yang sangat permeabel sehingga telur katak harus berkembang di lingkungan yang sangat lembap atau berair. Kodok dan manusia Sudah sejak lama kodok dikenal manusia sebagai salah satu makanan lezat. Di rumahrumah makan Tionghoa, masakan kodok terkenal dengan nama swie kee. Disebut 'ayam air' (swie: air, kee: ayam) demikian karena paha kodok yang gurih dan berdaging putih
  • 42. mengingatkan pada paha ayam. Selain itu, di beberapa tempat di Jawa Timur, telur-telur kodok tertentu juga dimasak dan dihidangkan dalam rupa pepes telur kodok. Katak berperan sangat penting sebagai indikator pencemaran lingkungan. Tingkat pencemaran lingkungan pada suatu daerah dapat dilihat dari jumlah populasi katak yang dapat ditemukan di daerah tersebut. Latar belakang penggunaan katak sebagai indikator lingkungan karena katak merupakan salah satu mahluk purba yang telah ada sejah ribuan tahun lalu. Jadi katak tetap exist dengan perubahan iklim bumi. Tentunya hanya pengaruh manusialah yang mungkin menyebabkan terancamnya populasi katak. Salah satunya adalah pembuangan limbah berbahaya oleh manusia ke alam. Limbah berbahaya inilah yang bisa mengancam keberadaan katak pada daerah yang tercemar. Selain itu, karena pentingnya kedudukan katak dalam rantai makanan, maka pengurangan jumlah katak akan menyebabkan terganggunya dinamika pertumbuhan predator katak. Bahkan terganggunya populasi katak dapat berakibat langsung dengan punahnya predator katak. Akan tetapi yang lebih mengancam kehidupan kodok sebenarnya adalah kegiatan manusia yang banyak merusak habitat alami kodok, seperti hutan-hutan, sungai dan rawarawa. Apalagi kini penggunaan pestisida yang meluas di sawah-sawah juga merusak telurtelur dan berudu katak, serta mengakibatkan cacat pada generasi kodok yang berikutnya. Jenis-jenis kodok dan katak Beberapa jenis kodok yang umum didapatkan di Indonesia, di antaranya adalah bangkong bertanduk (Megophrys montana), di gunung-gunung bangkong serasah (Leptobrachium hasseltii), di hutan bangkong sungai (Bufo asper), di sekitar sungai bangkong kolong (B. melanostictus), di lingkungan rumah belentung (Kaloula baleata) kongkang kolam (Rana chalconota), di sekitar kolam, saluran air dan sungai kongkang gading (Rana erythraea), di kolam dan telaga bancet hijau (Occidozyga lima), di sawah-sawah kodok tegalan (Fejervarya limnocharis), di sawah dan tegalan kodok sawah (Fejervarya cancrivora), di sawah dan pematang
  • 43. kodok batu (Limnonectes macrodon), di sekitar sungai dan saluran air di kebun katak-pohon bergaris (Polypedates leucomystax), di dekat kolam dan genangan di kebun precil jawa (Microhyla achatina) Kodok hutan: kongkang racun (Rana hosii), di hutan pedalaman kodok-puru hutan (Ingerophrynus biporcatus) katak kepala-pipih kalimantan (Barbourula kalimantanensis), berstatus terancam kepunahan, satu-satunya kodok yang tidak berparu-paru bangkong tuli (Limnonectes kuhlii), di tepi sungai atau aliran air Berikut adalah beberapa jenis kodok yang berstatus kritis dan terancam di Indonesia. kodok merah (Leptophryne cruentata), berstatus kritis, endemik Jawa Barat kodok pohon ungaran (Philautus jacobsoni), kritis, endemik hutan Jawa Tengah kongkang jeram (Hula masonii), berstatus rentan, endemik Taman Nasional Gunung Halimun kodok pohon mutiara (Nytixalus margaritifer), rentan, endemik Taman Nasional Gunung Halimun kodok pohon kaki putih (Philautus pallidipes), rentan, endemik Taman Nasional Gunung Halimun kodok pohon jawa (Rhacophorus javanus), rentan, endemik Taman Nasional Gunung Halimun Bufo valhallae, endemik di Pulau Weh.
  • 44. Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Moluska Kelas: Cephalopoda ] Upakelas: Coleoidea Superordo: Octopodiformes Ordo: Gurita adalah hewan moluska dari kelas Cephalopoda (kaki hewan terletak di kepala), ordo Octopoda dengan terumbu karang di samudra sebagai habitat utama. Gurita terdiri dari 289 spesies yang mencakup sepertiga dari total spesies kelas Cephalopoda. Octopoda Leach, 1818 Familia 14 dalam dua subordo, lihat teks. Gurita dalam bahasa Inggris disebut Octopus (Yunani: Ὀκτάπους, delapan kaki) yang sering hanya mengacu pada hewan dari genus Octopus. Ciri-ciri Gurita : Menurut Pengamatan : 1. Merupakan hewan invertebrata 2. Hidup di air 3. Tubuhnya lunak 4. Bernafas dangan insang 5. Mempunyai 8 buah tentakel
  • 45. Menurut Internet : 1. Gurita memiliki 8 lengan (bukan tentakel) dengan alat penghisap berupa bulatanbulatan cekung pada lengan yang digunakan untuk bergerak di dasar laut dan menangkap mangsa. Lengan gurita merupakan struktur hidrostat muskuler yang hampir seluruhnya terdiri dari lapisan otot tanpa tulang atau tulang rangka luar. Tidak seperti hewan Cephalopoda lainnya, sebagian besar gurita dari subordo Incirrata mempunyai tubuh yang terdiri dari otot dan tanpa tulang rangka dalam. Gurita tidak memiliki cangkang sebagai pelindung di bagian luar seperti halnya Nautilus dan tidak memiliki cangkang dalam atau tulang seperti sotong dan cumi-cumi. Paruh adalah bagian terkeras dari tubuh gurita yang digunakan sebagai rahang untuk membunuh mangsa dan menggigitnya menjadi bagian-bagian kecil. 2. Tubuh yang sangat fleksibel memungkinkan gurita untuk menyelipkan diri pada celah batuan yang sangat sempit di dasar laut, terutama sewaktu melarikan diri dari ikan pemangsa seperti belut laut Moray. Gurita yang kurang dikenal orang dari subordo Cirrata memiliki dua buah sirip dan cangkang dalam sehingga kemampuan untuk menyelip ke dalam ruangan sempit menjadi berkurang. 3. Gurita mempunyai masa hidup yang relatif singkat dan beberapa spesies hanya hidup selama 6 bulan. Spesies yang lebih besar seperti Gurita raksasa Pasifik Utara yang beratnya bisa mencapai 40 kilogram bisa hidup sampai 5 tahun di bawah kondisi lingkungan yang sesuai. Reproduksi merupakan salah satu sebab kematian, gurita jantan hanya bisa hidup beberapa bulan setelah kawin dan gurita betina mati mati tidak lama setelah bertelur. Kematian disebabkan kelalaian gurita untuk makan selama sekitar satu bulan sewaktu menjaga telur-telur yang belum menetas.
  • 46. 4. Selubung bagian perut tubuh gurita disebut mantel yang terbuat dari otot dan terlihat seperti kantung. Gurita memiliki tiga buah jantung yang terdiri dari dua buah jantung untuk memompa darah ke dua buah insang dan sebuah jantung untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Darah gurita mengandung protein Hemosianin yang kaya dengan tembaga untuk mengangkut oksigen. Dibandingkan dengan Hemoglobin yang kaya dengan zat besi, Hemosianin kurang efisien dalam mengangkut oksigen. Hemosianin larut dalam plasma dan tidak diikat oleh sel darah merah sehingga darah gurita berwarna biru pucat. Gurita bernapas dengan menyedot air ke dalam rongga mantel melalui kedua buah insang dan disemburkan keluar melalui tabung siphon. Gurita memiliki insang dengan pembagian yang sangat halus, berasal dari pertumbuhan tubuh bagian luar atau bagian dalam yang mengalami vaskulerisasi. Kecerdasan Gurita Gurita sangat cerdas dan kemungkinan merupakan hewan paling cerdas di antara semua hewan invertebrata. Kecerdasan gurita sering menjadi bahan perdebatan di kalangan ahli biologi. Hasil percobaan mencari jalan di dalam maze dan memecahkan masalah menunjukkan bahwa gurita mempunyai ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang, walaupun masa hidup gurita yang singkat membuat pengetahuan yang bisa dipelajari gurita menjadi terbatas. Gurita mempunyai sistem saraf yang sangat kompleks dengan sebagian saja yang terlokalisir di bagian otak. Dua pertiga dari sel saraf terdapat pada tali saraf yang ada di kedelapan lengan gurita. Lengan gurita bisa melakukan berbagai jenis gerakan refleks yang rumit, dipicu oleh 3 tahapan sistem saraf yang berbeda-beda. Beberapa jenis gurita seperti gurita mimic bisa menggerakkan lengan-lengannya untuk meniru gerakan hewan laut yang lain.
  • 47. Pada percobaan di laboratorium, gurita dapat mudah diajar untuk membedakan berbagai bentuk dan pola. Gurita juga bisa membuka tutup toples dengan belajar dari melihat saja, walaupun penemuan ini sering dipertentangkan berdasarkan berbagai alasan. Gurita pernah ditemukan sedang melakukan gerakan yang menurut sebagian orang seperti sedang bermain-main. Secara berkali-kali, gurita melepaskan botol dan mainan di tengah-tengah arus air melingkar di dalam akuarium dan lalu berusaha menangkapnya. Gurita sering memecahkan akuarium yang ditinggalinya dan kadang-kadang bertandang ke akuarium lain untuk mencari makanan. Gurita juga diketahui sering memanjat kapal penangkap ikan dan membuka ruangan penyimpan ikan untuk memakani kepiting. Di beberapa negara, gurita termasuk hewan percobaan yang tidak boleh dibedah tanpa anestesi. Di Britania Raya, Cephalopoda seperti gurita termasuk hewan yang dilindungi Animals (Scientific Procedures) Act 1986 dan undang-undang anti kekejaman terhadap binatang. Walaupun tidak bertulang belakang, gurita sebagai hewan percobaan mendapat perlindungan yang sama seperti halnya hewan bertulang belakang yang lain. Ada kepercayaan bahwa gurita yang sedang dalam keadaan stress akan memakan lengan-lengannya sendiri. Penelitian yang masih terbatas dalam bidang ini menunjukkan bahwa kelakuan abnormal gurita mungkin disebabkan virus pemakan sel (autophagy) yang menyerang sistem saraf gurita. Kelakuan memakan lengan sendiri mungkin dapat dianggap sebagai penyakit saraf (neurological disorder). Pertahanan diri Gurita Gurita spesies Octopus ocellatus sedang bersembunyi di dalam kulit kerang Gurita biasanya memiliki tiga mekanisme pertahanan diri: kantong tinta, kamuflase dan memutuskan lengan.
  • 48. Gurita berwarna abu-abu pucat atau putih, tapi warna kulit bisa diubah sesuai warna dan pola lingkungan sekitar dengan maksud melakukan kamuflase (penyamaran). Pada kulit gurita terdapat kromatofora berupa lapisan kantung-kantung pewarna yang lentur dan bisa mengubah warna, opasitas dan refleksitas jaringan epidermis. Otot-otot di sekeliling kromatofora bisa membuat kantung-kantung pewarna menjadi kelihatan atau hilang. Kromatofora berisi pigmen berwarna kuning, oranye, merah, coklat, atau hitam. Sebagian besar spesies gurita memiliki 3 warna dari seluruh pilihan warna kromatofora yang ada, walaupun ada juga spesies yang memiliki 2 atau 4 warna. Sel-sel lain yang bisa berubah warna adalah sel iridophore dan sel leucophore (warna putih). Kemampuan berganti warna digunakan gurita untuk berkomunikasi atau memperingatkan gurita lain. Gurita cincin biru berubah warna menjadi kuning cerah dengan bulatan-bulatan berwarna biru jika merasa terancam sekaligus memperingatkan musuh bahwa dirinya sangat beracun. Beberapa spesies gurita dapat memutuskan lengannya sendiri (ototomi) mirip cicak dan beberapa spesies kadal yang memutuskan ekor sewaktu melarikan diri. Lengan gurita yang sedang merangkak juga berfungsi sebagai pengalih perhatian bagi calon pemangsa dan berguna pada saat kawin. Beberapa spesies gurita seperti gurita mimic memiliki sistem pertahanan ke-4 berupa kemampuan meniru bentuk hewan laut berbahaya seperti lionfish dan belut berkat tubuh yang lentur dipadukan dengan kemampuan berganti warna. Gurita mimic juga pernah didapati mengganti tekstur mantel agar kamuflase menjadi lebih sempurna. Mantel gurita mimic bisa terlihat runcing-runcing seperti rumput laut atau benjol-benjol seperti tekstur batu karang. Reproduksi Gurita Gurita jantan bereproduksi dengan meletakkan kantong spermatofora ke dalam rongga mantel gurita betina menggunakan lengan istimewa yang disebut hectocotylus. Lengan kanan ketiga biasanya menjadi hectocotylus. Pada beberapa spesies, gurita betina bisa menjaga sperma agar tetap hidup sampai telur menjadi matang. Setelah dibuahi, gurita betina bisa bertelur hingga sekitar 200.000 butir. Jumlah telur gurita bisa berbeda-beda bergantung pada masing-masing individu, familia, genus atau spesies. Gurita betina menggantung kumpulan telur berbentuk kapsul yang membentuk untaian di langit-langit sarang. Setelah telur menetas, larva gurita untuk sementara waktu melayang bersama kawanan plankton
  • 49. sambil memangsa pakan berupa copepod, larva kepiting dan larva bintang laut sampai cukup besar dan berat untuk berada di dasar laut. Beberapa spesies gurita dengan habitat di laut dalam tidak perlu melewati siklus melayang bersama kawanan plankton. Periode sebagai larva merupakan saat penuh bahaya karena larva gurita mudah dimangsa pemakan plankton sewaktu menjadi bagian dari kawanan plankton. Alat indera pada gurita Gurita memiliki penglihatan yang baik. Pupil gurita berbentuk seperti lubang celengan sehingga dikuatirkan menderita kelainan refraksi berupa astigmat, tapi ternyata tidak jadi masalah bagi gurita yang berburu dengan penerangan yang kurang. Mata gurita "bisa" membedakan polarisasi cahaya tapi sepertinya buta warna. Duav organ khusus yang disebut statocyst yang terhubung dengan otak berfungsi sebagai alat pendeteksi posisi horizontal. Orientasi mata gurita dijaga oleh gerak otonomik (refleks) sehingga bukaan pupil selalu horizontal. Gurita memiliki indera perasa yang luar biasa tajam. Alat hisap pada lengan gurita dilengkap dengan kemoreseptor sehingga gurita bisa merasakan benda yang disentuh. Lengan-lengan gurita memiliki sensor tekanan untuk mendeteksi lengan mana saja yang sedang dijulurkan, tapi memiliki kemampuan proprioseptif (perasaan posisi dan pergerakan badan) yang sangat rendah. Sensor tekanan tidak cukup memberi informasi ke otak perihal posisi badan dan lengan gurita. Sebagai akibatnya, gurita tidak memiliki kemampuan mengenal benda secara tiga dimensi (stereognosis) dari benda yang disentuhnya. Gurita bisa merasakan variasi tekstur pada benda yang disentuh tapi tidak bisa memadukan informasi untuk menerka bentuk benda yang sedang disentuh. Susunan saraf otonom yang dimiliki setiap lengan menyebabkan gurita sulit mengetahui akibat dari gerakan yang dilakukan. Otak gurita mengeluarkan perintah tingkat tinggi untuk menggerakkan lengan, tapi instruksi yang lebih terinci untuk menggerakkan lengan diberikan oleh tali syaraf. Gurita tidak memiliki susunan syaraf yang memberi umpan balik ke otak tentang keberhasilan perintah otak untuk menggerakan lengan, sehingga mengamati gerakan lengan secara visual merupakan satu-satunya cara bagi gurita untuk mengetahui lengan yang diinginkan sudah bergerak atau belum.
  • 50. Cara bergerak Gurita bergerak dengan cara merangkak atau berenang. Gurita cukup merangkak ditambah sedikit berenang jika ingin bergerak secara perlahan dan hanya berenang jika ingin bergerak cepat-cepat. Gurita bisa bergerak cepat sekali sewaktu sedang lapar atau sewaktu dalam bahaya. Kadar oksigen dalam darah diperkirakan hanya sekitar 4% sehingga gurita mempunyai stamina rendah yang akibatnya merugikan kehidupan gurita di alam bebas. Gurita merangkak dengan setiap lengan yang dimiliki, dan sering menggerakkan beberapa lengan secara sekaligus sewaktu bergerak pada permukaan yang padat sambil sekaligus menyangga bagian badan. Pada tahun 2005 ada laporan yang menulis bahwa sebagian gurita bisa berjalan dengan dua lengan pada permukaan yang padat sambil meniru bentuk buah kelapa atau kumpulan rumput laut. Gurita berenang dengan semburan air seperti mesin jet yang berasal dari hasil kontraksi bagian mantel, sedangkan arah semburan air diatur dengan menggunakan tabung siphon. Pemanfaatan Gurita Gurita sering ditangkap untuk digunakan sebagai bahan makanan, dipelihara di akuarium sebagai spesimen yang dipertontonkan, atau dipelihara sebagai hewan peliharaan. Bahan makanan Berbagai spesies gurita merupakan makanan bagi penduduk sejumlah negara di dunia. Lengan dan berbagai bagian tubuh gurita bisa menjadi berbagai macam variasi makanan. Gurita merupakan makanan laut bagi penduduk di negara-negara Mediterania, Meksiko, dan bahan utama berbagai makanan Jepang, seperti sushi, tempura, takoyaki dan akashiyaki.
  • 51. Hewan peliharaan Gurita bisa dijadikan hewan peliharaan walaupun sulit untuk menjaganya agar tidak kabur. Gurita merupakan hewan cerdas dan memiliki kemampuan memecahkan masalah sehingga sering dilaporkan melarikan diri dari akuarium yang tertutup rapat. Beberapa gurita dalam satu spesies yang sama mempunyai banyak variasi ukuran dan umur. Gurita berukuran kecil bisa saja berukuran kecil karena memang baru lahir tapi bisa juga sudah dewasa, sehingga sulit menentukan harapan hidup gurita peliharaan. Spesies Octopus bimaculoides (California Two-spot Octopus) biasa dijadikan hewan peliharaan, karena sewaktu masih anak-anak berukuran sebesar bola tenis sehingga lama hidup sebagai hewan peliharaan bisa diperkirakan. Gurita adalah binatang yang sangat kuat bila dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Gurita yang dipelihara sebagai hewan peliharaan bisa membuka tutup akuarium dan bertahan hidup cukup lama di luar air sebelum masuk ke akuarium di dekatnya dan menyantap ikanikan yang ada di dalamnya. Gurita juga bisa menangkap dan memangsa beberapa spesies ikan hiu Klasifikasi : KELAS CEPHALOPODA Subkelas Nautiloidea: nautilus Subkelas Coleoidea o Superordo Decapodiformes: squid, cuttlefish o Superordo Octopodiformes  Ordo Vampyromorphida: Vampire Squid  Ordo Octopoda  Subordo Cirrata: finned deep-sea octopus   Familia Cirroteuthidae   Familia Opisthoteuthidae: umbrella octopus Familia Stauroteuthidae Subordo Incirrata  Familia Amphitretidae: telescope octopus  Familia Bolitaenidae: gelatinous octopus
  • 52.  Familia Octopodidae: benthic octopus  Familia Vitreledonellidae: Glass Octopus  Superfamilia Argonautoida  Familia Alloposidae: Seven-arm Octopus  Familia Argonautidae: argonauts  Familia Ocythoidae: Tuberculate Pelagic Octopus  Familia Tremoctopodidae: blanket octopus
  • 53. Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Chondrichthyes Ordo: Rajiformes Famili: Myliobatidae Ikan pari manta (Manta birostris) adalah salah satu spesies ikan pari terbesar di dunia. Lebar tubuhnya Upafamili: Mobulinae dari ujung sirip dada ke ujung sirip lainnya mencapai Genus: Manta Spesies: M. birostris hampir 7 meter (kemungkinan lebih karena ada laporan yang mengatakan bahwa ada manta yang lebar tubuhnya mencapai 9,1 meter). Bobot terberat manta sendiri yang Nama binomial pernah diukur mencapai 3 ton. Manta birostris Manta dapat ditemukan di lautan tropis di seluruh Walbaum, 1792 dunia - kurang lebih antara 35o lintang utara hingga 35o lintang selatan. Persebarannya yang luas dan penampilannya yang unik menyebabkan ikan ini memiliki banyak nama mulai dari "manta Pasifik", "manta Atlantik", "devil fish", hingga "sea devil". Di Indonesia sendiri, pari manta memiliki aneka nama lokal seperti cawang kalung, plampangan, serta pari kerbau (mungkin karena bagian tubuh mirip tanduk di kepalanya sehingga ia dianggap mirip dengan kerbau). Pari manta belakangan dikategorikan sebagai "dekat dengan ancaman" (near threatened) oleh IUCN karena walaupun jumlahnya belum masuk kategori terancam punah, namun pada masa depan diperkirakan populasinya akan menyusut hingga akhirnya terancam
  • 54. punah. Populasi pari manta dianggap dekat dengan bahaya karena tingginya kegiatan perikanan dan kondisi laut yang semakin terpolusi, namun rasio kelahiran mereka rendah. Ciri –ciri Ikan Pari : Menurut Pengamatan : 1. Bertubuh lebar dan tipis 2. Bernafas dengan insang 3. Mempunyai ekor kecil 4. Mulutnya berada di bawah 5. Tidak memiliki sisik Menurut Internet : 1. Hidup di dasar laut 2. Ikan ini dikenal sebagai ikan batoid (sekelompok ikan bertulang rawan yang mempunyai ekor seperti cambuk) 3. Memiliki celah insang yang terletak disisi ventral kepala 4. Sirip dada ikan ini melebar menyerupai sayap, dengan sisi bagian depan bergabung dengan kepala 5. Bagian tubuh sangat pipih 6. Bentuk ekor seperti cambuk pada beberapa spesies, dengan sebuah atau lebih duri tajam di bagian ventral dan dorsal (Anonim, 1988).
  • 55. Klasifikasi Manta dimasukkan ke dalam famili Myliobatidae yang terdiri dari 40 spesies pari berbeda. Famili dari ikan pari ini juga dikenal sebagai "pari elang" (eagle ray) karena mereka tidak hidup di dasar laut dan berenang bebas sehingga saat dilihat mereka sekilas seperti elang yang "terbang" di dalam laut. Famili Myliobatidae ini dibagi dalam 4 subfamili dan pari manta dimasukkan ke dalam subfamili Mobulinae yang juga diisi oleh ikan pari dari genus Mobula yang memiliki penampilan mirip pari manta namun ukurannya lebih kecil. Nama "manta" sendiri berasal dari bahasa Spanyol yang berarti "selimut". Ada 3 spesies yang sebelumnya dianggap merupakan bagian dari genus Manta: Manta birostris (pari manta Atlantik), Manta hamiltoni (pari manta Pasifik), dan Manta raya (pari manta Pangeran Alfred). Ketiga pari manta itu sendiri sangat mirip satu sama lain. Belakangan, setelah dilakukan penelitian terhadap contoh gen mereka, ketiga spesies itu dimasukkan dalam satu spesies yang sama: spesies Manta birostris. Namun, ada pula yang mengatakan bahwa setidaknya ada 2 spesies manta: yang satu berukuran besar dan suka bermigrasi, sementara yang satunya lagi berukuran lebih kecil dan lebih suka menetap. Anatomi Manta memiliki fisik yang secara umum mirip dengan kebanyakan ikan pari dengan sirip dada yang lebar serta ekor kecil seperti cambuk. Sirip dadanya yang lebar membuat tubuhnya terlihat pipih. Manta bergerak memakai sirip dadanya dengan cara mengombakkannya dari bagian dekat kepala hingga ke belakang tubuh sehingga saat dilihat, pari manta seolah-olah sedang terbang di dalam laut. Ekor manta sendiri lebih pendek dibandingkan dengan ekor ikan pari kebanyakan dan tidak bersengat. Kulit manta juga diselubungi lapisan lendir yang jauh lebih tebal dibandingkan ikan pari kebanyakan. Lapisan lendir ini diduga ada hubungannya untuk melindungi kulitnya yang rentan. Manta juga
  • 56. memiliki ukuran otak yang lebih besar dibandingkan ikan pari lain dan hiu kerabatnya sehingga mereka dianggap lebih cerdas dibandingkan kerabatnya yang lain. Ciri khas manta adalah sepasang "tanduk" di dekat mulutnya. "Tanduk" ini sebenarnya adalah sepasang sirip sefala (kepala) yang membantu memasukkan air laut yang mengandung plankton makanannya dan bisa ditekuk ke dalam mulut. Di dalam mulutnya juga terdapat 300 gigi kecil berbentuk pasak dan nyaris tersembunyi di bawah kulit. Gigi ini tidak digunakan untuk makan, namun mungkin gigi ini berguna saat manta melakukan perkawinan. Manta juga memiliki lima pasang celah insang di bagian bawah tubuhnya untuk mengeluarkan air yang masuk melalui mulutnya. Di bagian dalam celah insangnya terdapat tapis insang atau piringan penyaring (filter plate) yang berfungsi untuk memerangkap plankton yang masuk bersama dengan air laut. Manta memiliki warna yang bervariasi, mulai dari hitam, biru keabu-abuan, cokelat, hingga nyaris putih. Pola warna pada tubuh manta juga bervariasi di mana pada pari manta yang ditemukan di Pasifik timur bagian bawah tubuhnya berwarna dominan hitam, sementara pada jenis pari manta yang ditemukan di Pasifik barat, warna bagian bawah tubuhnya pucat. Belum diketahui apa fungsi dan penyebab dari pewarnaan bervariasi ini, namun warnanya yang bervariasi memudahkan para ilmuwan untuk membedakan manta dari wilayah yang satu dengan wilayah lainnya. Hal unik lain seputar pewarnaan manta adalah mereka memiliki semacam pola di bagian bahu serta bawah tubuhnya dan pola-pola ini berbeda pada setiap individu manta sehingga dianggap mirip dengan sidik jari pada manusia. Perilaku Pari manta adalah hewan yang ecara umum memiliki perilaku yang tenang. Ia juga menunjukkan perilaku bersahabat dengan para penyelam sehingga penyelam yang kebetulan berada di dekatnya bisa memegang dan bahkan menungganginya. Ia juga biasa terlihat di dekat permukaan laut dan di sekitar terumbu karang. Pari manta bisa dijumpai dalam jumlah cukup besar di wilayah-wilayah yang kaya akan plankton, namun pari manta diketahui tidak menunjukkan tanda-tanda interaksi sosial satu sama lain maupun membentuk kelompok.
  • 57. Makanan Manta dikenal sebagai salah satu ikan besar yang memakan plankton (filter feeder). Ia makan dengan cara membuka mulutnya sambil berenang sehingga plankton yang berada dalam air masuk ke dalam mulutnya. Ia juga bisa menggunakan sepasang sirip kepalanya yang mirip tanduk itu untuk mengarahkan plankton agar masuk ke mulutnya. Dengan cara ini ia dianggap berburu secara pasif karena ia tidak mengejar mangsanya untuk makan. Manta juga diketahui memakan hewan-hewan kecil seperti udang dan anak ikan. Reproduksi Di musim kawin, sejumlah besar manta akan berkumpul untuk mencari pasangan kawin. Beberapa manta jantan bisa saling bersaing untuk mendapatkan manta betina pasangannya. Manta jantan yang berhasil mendapatkan manta betina akan berpegangan pada sirip pasangannya menggunakan giginya dan merapatkan perutnya, lalu memulai perkawinan dengan cara memasukkan alat kelaminnya ke dalam lubang kelamin betina. Perkawinan berlangsung selama kurang lebih 90 detik. Pari manta adalah ovovivipar di mana telur menetas saat masih berada di dalam tubuh induknya. Seekor manta betina bisa membawa 2 bayi manta sekaligus dalam tubuhnya. Periode "kehamilan" manta sendiri belum diketahui secara pasti, namun kemungkinan bisa berlangsung antara 9-12 bulan. Bayi manta yang baru menetas lalu keluar dari tubuh induknya dengan kondisi sirip yang masih terlipat. Bayi manta mulai aktif segera setelah ia mengembangkan siripnya dan bisa langsung mulai berenang. Seekor bayi manta yang baru lahir diketahui bisa berukuran selebar 1,2 meter dan seberat 45 kg. Bayi manta bisa tumbuh sangat cepat karena dalam waktu satu tahun, lebar tubuh mereka sudah mencapai hampir 2 kali lebarnya saat pertama kali lahir. Usia maksimal pari manta sendiri yang diketahui mencapai 20 tahun. Melompat dari Air Manta terkenal karena ia bisa melompat keluar dari air dan karena ukuran tubuhnya yang besar, ia selalu menarik perhatian saat sedang melakukan lompatan. Ada beberapa teori mengenai sebab mereka melompat dari air. Mereka mungkin melakukan itu untuk melarikan diri dari pemangsanya atau untuk melepas parasit yang menempel pada tubuhnya. Teori lainnya, manta menggunakan itu untuk berkomunikasi satu sama lain. Manta juga
  • 58. diperkirakan melompat keluar air untuk menunjukkan kekuatannya saat sedang mencari pasangan. Interaksi dengan hewan lain Ikan-ikan kecil diketahui sering berada di dekat manta. Salah satu spesies ikan laut yang paling sering diketahui suka berada di dekat manta adalah ikan remora (Echeneida sp.). Ikan ini biasa ditemukan menempel pada bagian bawah tubuh manta memakai semacam penghisap pada bagian atas tubuhnya. Remora mendapat keuntungan dengan menempel pada manta karena ia terlindung dari pemangsanya dan ia memperoleh "makanan gratis" berupa parasit yang menempel pada kulit manta. Pemangsa Hewan laut yang diketahui sebagai pemangsa utama pari manta adalah ikan-ikan hiu semisal hiu macan (Galeocerdo cuvier). Manta tidak memiliki alat pertahanan semisal gigi tajam atau sengat sehingga ia mengandalkan kemampuan berenangnya untuk melarikan diri dari musuhnya (termasuk mungkin dengan melompat keluar dari air). Manta juga diketahui bisa memakai sirip dadanya untuk memukul penyerangnya.