SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 25
Downloaden Sie, um offline zu lesen
“ Satu hal yang pasti adalah,
                                                 anda sudah pasti gagal jika anda
                                                           tidak melakukan apapun ”




Namanya Hani. Hani Irmawati. Ia adalah gadis pemalu, berusia 17 tahun. Tinggal di rumah
berkamar dua bersama dua saudara dan orangtuanya. Ayahnya adalah penjaga gedung dan
ibunya pembantu rumah tangga. Pendapatan tahunan mereka, tidak setara dengan biaya
kuliah sebulan di Amerika.

Pada suatu hari, dengan baju lusuh, ia berdiri sendirian di tempat parkir sebuah sekolah
internasional. Sekolah itu mahal dan tidak menerima murid Indonesia. Ia menghampiri
seorang guru yang mengajar bahasa Inggris disana. Sebuah tindakan yang membutuhkan
keberanian besar untuk ukuran gadis Indonesia.

                                          “Aku     ingin    kuliah   di   Amerika”   tuturnya,
                                          terdengar hampir tak masuk akal. Membuat
                                          sang      guru    tercengang,     ingin    menangis
                                          mendengar impian gadis belia yang bagai
                                          pungguk merindukan bulan.

                                          Untuk beberapa bulan berikutnya, Hani bangun
                                          setiap pagi pada pukul lima dan naik bis kota ke
SMU-nya. Selama satu jam perjalanan itu, ia belajar untuk pelajaran biasa dan menyiapkan
tambahan pelajaran bahasa Inggris yang didapatnya dari sang guru sekolah internasional itu
sehari sebelumnya. Lalu pada jam empat sore, ia tiba di kelas sang guru. Lelah, tapi siap
belajar.




                                            1
“Ia belajar lebih giat daripada kebanyakan siswa ekspatriatku yang kaya-kaya,” tutur sang
guru. “Semangat Hani meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan bahasanya,
tetapi aku makin patah semangat.”

Hani tak mungkin memenuhi syarat untuk mendapatkan beasiswa dari universitas besar di
Amerika. Ia belum pernah memimpin klub atau organisasi, karena di sekolahnya tak ada hal-
hal seperti itu. Ia tidak memiliki pembimbing dan nilai tes standar yang mengesankan, karena
tes semacam itu tak ada.

Namun, Hani memiliki tekad lebih kuat daripada murid mana pun.

“Maukah Anda mengirimkan namaku?” pintanya untuk didaftarkan sebagai penerima
beasiswa.

“Aku tidak tega menolak. Aku mengisi pendaftaran, mengisi setiap titik-titik dengan
kebenaran yang menyakitkan tentang kehidupan akademisnya, tetapi juga dengan pujianku
tentang keberanian dan kegigihannya” ujar sang guru.

“Kurekatkan amplop itu dan mengatakan kepada Hani bahwa peluangnya untuk diterima itu
tipis, mungkin nihil.”

Pada minggu-minggu berikutnya, Hani meningkatkan pelajarannya dalam bahasa Inggris.
Seluruh tes komputerisasi menjadi tantangan besar bagi seseorang yang belum pernah
menyentuh komputer. Selama dua minggu ia belajar bagian-bagian komputer dan cara
kerjanya.

Lalu, tepat sebelum Hani ke Jakarta untuk mengambil TOEFL, ia menerima surat dari asosiasi
beasiswa itu.

“Inilah saat yang kejam, penolakan” pikir sang guru.

Sebagai upaya mencoba mempersiapkannya untuk menghadapi kekecewaan, sang guru lalu
membuka surat dan mulai membacakannya, Ia diterima! Hani diterima...




                                              2
“Akhirnya aku menyadari bahwa akulah yang baru memahami sesuatu yang sudah
diketahui Hani sejak awal, bukan kecerdasan saja yang membawa sukses, tetapi
juga hasrat untuk sukses, komitmen untuk bekerja keras dan keberanian untuk
percaya akan dirimu sendiri” tutur sang guru menutup kisahnya.

Kisah Hani ini diungkap oleh sang guru bahasa Inggris itu, Jamie Winship dan dimuat dalam
buku “Chicken Soup for the College Soul” yang edisi Indonesianya telah diterbitkan.




Cerita inspiratif yang menggugah hati dan pentingnya rasa percaya diri dipupuk sejak dini
untuk sukses tercipta bukan?

Perjalanan menuju kedalam diri adalah bagian yang paling menyenangkan bagi kita yang
ingin terus meningkatkan kualitas karakter kita, ini disebabkan karena ada kepuasan
tersendiri dalam diri kita jika mampu “menaikkan derajat karakter”. Apalagi itu adalah
karakter seseorang yang kita cintai, berubah lebih baik dan jauh lebih baik lagi. Siapa lagi
kalau bukan anak kita tercinta.

E-book ini akan sedikit menampar dan membuat anda tidak nyaman membacanya, terutama
tentang apa yang anda anggap benar tentang cara mendidik anak dan meningkatkan rasa
percaya diri anak, namun ternyata kebenaran anda salah.

Dalam keseharian kita kita percaya bahwa percaya diri atau “nyali” adalah modal dasar
keberhasilan atau sukses. Jika kita tidak percaya dengan diri sendiri lalu apa kita bisa
memaksa orang lain percaya dengan kita? Tidak bisa, percaya diri adalah modal dasar untuk
sukses di segala bidang, saat seorang anak percaya diri mampu menguasai pelajaran tertentu
maka dengan mudahnya ia dapat menyerap pelajaran tersebut, saat kita orang yang jauh
lebih dewasa percaya diri bahwa sanggup menyelesaikan tantangan pekerjaan maka
pekerjaan itu akan selesai dengan maksimal. Tentunya anda para pembaca pernah
mengalami hal serupa bukan?


                                              3
Betul sekali bahwa ada baiknya jika masalah percaya diri ini kita bahas dan tanamkan pada
anak sedini mungkin, mengapa? Karena ini adalah “Mental Tools” yang mutlak dibutuhkan
agar anak berhasil di dalam kehidupan pembelajarannya dan kelak kehidupan pilihannya
sendiri. Percaya diri tidak diajarkan atau masuk dalam daftar mata pelajaran di sekolah,
sebab tidak ada sekolah yang khusus mengajarkan materi percaya diri. Banyak sekali anak-
anak muda sekarang ini setelah selesai sekolah butuh ilmu khusus untuk sukses dan ilmu ini
bernama “percaya diri”, dan mereka belajar kesana–kesini, keluar–masuk kantor, ganti-ganti
pekerjaan, untuk menemukan “Feel of Success” yang merupakan inti dari percaya diri.



   Percaya diri adalah modal dasar untuk sukses di segala bidang


Baiklah, kita mulai. Seandainya anak-anak kita takut menghadapi kegagalan, niscaya mereka
tak akan bisa berjalan hingga kini. Sebab, sekedar untuk berjalan saja, banyak kesulitan yang
harus mereka hadapi dan tak sedikit rasa sakit yang harus mereka tanggung. Hidung
mungkin sudah lebih dari sepuluh kali tersungkur ke tanah hanya karena mereka belajar
merangkak. Lutut, entah berapa kali mengalami luka. Tetapi anak-anak tak pernah putus
asa. Anak-anak senantiasa bersemangat, sampai orangtua memadamkannya dengan alasan
kasih-sayang. Apakah anda kenal dengan orangtua yang seperti ini?




                                                     Seandainya anak-anak kita takut menghadapi
                                                     kegagalan, niscaya mereka tak akan bisa
                                                     berjalan hingga kini




                                             4
Banyak sekali orangtua dan guru bertanya tentang topik ini “kenapa anak saya pemalu, anak
saya tidak punya rasa percaya diri, anak saya penakut” dan sebutan lainnya untuk
memperjelas maksud yang sebenarnya adalah masalah rasa percaya diri. Apakah ini menjadi
sebuah masalah? Tentu iya. Karena banyak yang yang tanya dan berulangkali tanya untuk
mendapatkan solusi atas masalah ini. Anda pasti khawatir akan perkembangan kehidupan
sosial anda anda di masa depan. Selain itu, anak-anak juga akan selalu tergantung pada
orangtuanya. Anak-anak pemalu cenderung membatasi pengalaman mereka, tidak
mengambil risiko sosial yang diperlukan dan hasilnya mereka tidak akan memperoleh
kepercayaan diri dalam berbagai situasi sosial.




Apakah ada kasus serupa? Banyak! Salah satu fenomena ini dapat menjadi ilustrasi nyata
dalam kehidupan yang berkembang saat ini, ada banyak alasan orangtua memanjakan anak.
Di kota besar, sudah menjadi alasan klasik apabila orangtua kasihan dengan anak yang
ditinggal sendirian di rumah hanya dengan pembantu. Maka semua fasilitas pun disediakan.
Sementara itu, ada orangtua yang tergoda memanjakan anak karena trauma dengan masa


                                                  5
lalunya yang sulit dan pahit. Hidup dalam kemiskinan orangtua yang menyakitkan. Setelah
dia menjadi “orang” alias kaya, dia ingin anaknya senang dan fasilitas diberikan secara
berlebihan. Akhirnya harga diri mereka pun relatif rendah dan percaya diri mereka tidak murni
dari dalam diri mereka, tetapi bergantung pada “alat” yang mereka miliki (HP, Mobil,
Perhiasan) sebab harga diri dan rasa percaya diri mereka dibangun atas apa yang mereka
miliki (secara lahiriah) bukan pada karakter dan nilai hidup yang sehat.

Akibat dimanjakan, daya tahan stres mereka pun tidak terbangun dengan baik. Tantangan
dan kesulitan menjadi barang mewah bagi anak yang dimanjakan ini. Hingga masa remaja,
mereka tidak cakap membedakan mana itu keinginan (wants) dan kebutuhan (needs). Dalam
pengalaman kerja, di beberapa pusat rehabilitasi dan depresi ditemukan banyak dari remaja
tersebut besar dengan dimanjakan. Mereka tidak cakap mengelola konflik saat berada di
bangku SMP dan SMU. Mereka mulai menghadapi berbagai kesulitan yang mereka tidak
jumpai di rumah.



    Sebelum bisa mengendalikan keadaan, kau harus terlebih dulu
                   mengendalikan diri sendiri ~ Napoleon Hill


Disiplin muncul bersama kendali diri, itu artinya orang harus mengendalikan semua kualitas
negatif. Hal yang menyiksa hidup anak kita sesungguhnya bukanlah kesusahan tetapi justru
kesenangan berlebih. Mereka yang terbiasa dengan kesenangan, sering merasa tak pernah
puas dengan kesenangan. Sedangkan mereka yang terbiasa hidup dengan disiplin dan hidup
dengan kesusahan, justru lebih tahan banting dengan kesusahan serta secara tidak langsung
belajar percaya bahwa diri mereka sendiri yang mampu menciptakan keberhasilan mereka.
Nah dari beberapa penjabaran ini semoga kita diberi hikmat, kasih dan kebijaksanaan
mengasuh anak-anak titipan. Terhindar dari perilaku yang bisa menjadi “penyiksa” anak-anak
dengan memanjakan mereka secara berlebihan dan bukannya memupuk sesuatu yang lebih
permanen bagi kesuksesan mereka kelak.


                                               6
Komitmen dalam menuntaskan masalah ini perlu kontribusi dari orangtua langsung. Kami
akan berikan solusi praktisnya dan aplikatif kepada anda yang memiliki masalah serupa, atau
kepada guru agar bisa memberikan saran kepada wali murid jika ada anak yang mengalami
permasalahan serupa. Jika anda benar-benar memahami dan menerapkan semua yang ada di
dalam E-book ini, anda akan merasakan indahnya memiliki anak yang percaya diri, kehidupan
sosial anak yang sehat, pertumbuhan karakter yang signifikan dan kebahagiaan luar biasa
saat jiwa anda “terpadu” dengan indahnya momen yang akan anda lalui bersama keluarga
anda.




Berikut adalah ciri dari anak yang memiliki rasa percaya diri rendah :

    1.   Anak takut berinteraksi dengan lingkungan sosial
    2.   Anak enggan untuk berangkat ke sekolah dan tempat-tempat keramaian
    3.   Anak tidak mau berkenalan dengan teman sebaya atau orang lain, cenderung
         menghindari kontak mata dengan orang lain, menarik diri, cemas ketika berhadapan
         dengan orang lain
    4.   Anak selalu menempel pada orangtua atau pengasuhnya, tidak mau ditinggal di
         sekolah
    5.   Rendahnya kepercayaan diri anak, memiliki konsep negatif takut tidak diterima di
         lingkungan

                                               7
Ada 2 isu penting yang menjadi penyebab mengapa anak mengalami gangguan percaya diri,
penyebab itu adalah :

    1.   Pola asuh yang salah

Pola asuh yang salah dapat menyebabkan perkembangan kemandirian sosial anak
terhambat, misal orangtua dengan pengasuhan yang otoriter, cara mendidik yang salah dan
berdasar pada ancaman, kekerasan dan pemukulan setiap kali anak berbuat kesalahan atau
bermain-main sesuatu, sering disalahkan, dipukul, diancam, dicela dan direndahkan atau
pengasuhan yang over protektif.

                                         Kepercayaan diri anak sangat berhubungan dengan
                                         perlakuan orangtua kepada si anak justru pada
                                         masa-masa sebelum dia bersekolah. Dengan kata
                                         lain apa yang kita berikan kepada anak-anak pada
                                         usia dibawah misalnya 5 atau 6 tahun akan sangat
                                         mempengaruhi kepercayaan dirinya sewaktu dia
                                         nanti memasuki sekolah. Perlakuan orangtua yang
                                         penuh kehangatan itu adalah suatu modal yang akan
                                         memberikan si anak kekuatan melangkah keluar dari
                                         lingkup rumahnya memasuki tempat yang asing
                                         baginya.

                                         Semakin seorang anak kuat berakar karena dia tahu
Pola asuh yang salah dapat menyebabkan   dicintai dan diterima apa adanya di rumahnya
perkembangan kemandirian sosial anak
terhambat                                sendiri, dia seolah-olah akan mendapatkan lebih
banyak energi untuk melangkah keluar menghadapi tantangan dan tuntutan dari luar.
Kebalikannya, anak yang mengalami banyak ketegangan dan perlakuan orangtua lebih
bersifat kritis, memarahinya atau hidup dimana orangtua mempunyai hubungan pernikahan
yang tidak baik, anak justru tidak mempunyai kekuatan, dia justru merasa lemah dan
akhirnya waktu dia harus melangkah keluar, dia bukannya berani tetapi justru merasa takut.



                                              8
2. Trauma

Hal yang menjadi penyebab trauma bisa berasal dari pengalaman atau hal-hal yang tidak
menyenangkan di masa lalunya, misal saat dia mengerjakan soal dan kemudian jawabannya
salah, respon orangtuanya adalah memahari dan membentaknya. Atau saat salah
mengerjakan soal di sekolah dia disuruh berdiri dipojok kelas sehingga malu, hal ini
menyebabkan anak takut untuk menjawab pertanyaan karena trauma. Dan hal ini bisa saja
terjadi bukan hanya dalam kegiatan belajar saja tetapi dalam lingkungan sosialnya (diejek
dan ditertawakan teman, perlakuan kasar dari teman dan lain-lain)



   Salah satu penyebab paling umum kegagalan adalah kebiasaan
berhenti ketika seseorang ditundukkan oleh kekalahan sementara ~
                                    Napoleon Hill


Saya pernah mengamati seorang anak membantu mamanya yang sedang sibuk
mempersiapkan sebuah acara di rumahnya. Karena melihat beberapa orang dewasa dan
mamanya sibuk memindahkan piring dari satu ruangan ke ruangan yang lain, sang anak pun
tanpa disuruh segera membantu mamanya dengan melakukan hal yang sama. Apa yang
terjadi? Saat melihat anaknya membawa piring, meski tidak terlalu banyak, sang mama
langsung marah dan mengatakan, ”nanti kalau pecah bagaimana? Nanti kalau jatuh dan
terkena kaki bagaimana?” Sang anak pun menangis karena dimarahi. Entah apa yang ada di
dalam hati sang anak saat itu. Saat saya melihat kejadian itu langsung menebak kalau
sebenarnya sang anak hanya ingin membantu mamanya yang kelihatan capek karena
memindahkan piring dan sang anak hanya ingin membantu. Bila itu yang ada di dalam hati
sang anak, tentu sang anak merasa sangat sedih dan bingung karena dia baru tahu kalau
membantu orang itu adalah sebuah kesalahan. Di lain waktu, bisa jadi sang anak menjadi
takut membantu sang mama dan melakukan hal-hal yang lain yang dia rasa “berbahaya”.



                                            9
Jadi apabila anda menghadapi situasi yang sama, akan lebih baik bila anda meminta sang
anak untuk membantu malakukan hal yang lain, misalnya memindahkan sendok atau hal-hal
lain yang mudah untuk dilakukan seorang anak, dan diusahakan tidak memakai “marah” agar
trauma tidak tercipta.

                                                Atau bahkan sering menakut-nakuti anak pada saat
                                                “menasehati” mereka, dengan mengatakan ”nak
                                                jangan masuk ke dalam ruangan itu, disana banyak
                                                kecoak, nanti digigit lho...” Mungkin sang anak akan
                                                langsung menuruti apa yang kita katakan. Namun
                                                mungkin kita tidak pernah            memikirkan efek
                                                negatifnya. Hal-hal yang berbau “menakut-nakuti”
                                                tersebut, ternyata bisa menjadi salah satu penyebab
                                                anak tidak percaya diri. Bila kita mengalami kasus di
                                                atas, alangkah baiknya bila kita tidak menggunakan
                                                kata-kata yang bersifat menakut-nakuti, misalnya
                                                ”nak… main disini saja ya, disini kan tempatnya
                                                lebih luas dan lebih terang.” Intinya adalah hindari

Hal yang menjadi penyebab trauma bisa berasal   kata-kata yang membuat anak takut dan ketakutan
dari pengalaman atau hal-hal yang tidak
menyenangkan di masa lalunya                    itu bukan pada anaknya tetapi orangtuanya yang
                                                takut,   sehingga   secara   tidak    sadar   hal   ini
                                                menghambat anak di masa depannya.



              Bahaya di masa lalu adalah orang menajdi budak
 Bahaya di masa depan adalah orang menjadi robot ~ Erich Fromm




                                                    10
Proses penumbuhan kepercayaan diri tidak melulu pada diri anak. Untuk membuat anak-
anak percaya diri, orangtua harus percaya diri terlebih dahulu. Orangtua harus menjadi role
model yang sehat bagi anak-anaknya.

Meningkatkan rasa percaya diri pada anak tidaklah semudah membalik telapak tangan. Bisa
jadi karena metode yang digunakan oleh orangtua kurang sesuai, maka rasa percaya diri anak
justru semakin lama semakin pudar. Peran orangtua dalam usaha meningkatkan rasa percaya
diri pada anak sangat diharapkan. Rasa percaya diri pada anak akan berguna sepanjang
hidupnya. Itulah hal yang dapat menguatkan motivasi pada seorang anak untuk tetap survive
dalam kondisi yang berat. Ketika problematika sosial semakin kompleks maka rasa percaya
diri juga akan semakin memegang perannya yang penting.




             Untuk membuat anak-anak percaya diri, orangtua harus percaya diri terlebih dahulu
                    Orangtua harus menjadi role model yang sehat bagi anak-anaknya




                                                    11
Berikut ini adalah 7 cara meningkatkan rasa percaya diri pada anak :

    1.   Mengevaluasi pola asuh

Idealnya setiap orangtua bersikap demokratis, memegang kendali namun tetap memberikan
kebebasan anak untuk berpendapat. Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang
memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan
mereka. Orangtua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada
rasio atau pemikiran-pemikiran. Orangtua tipe ini juga bersikap realistis terhadap
kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan atau melampaui kemampuan anak.
Orangtua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan
suatu tindakan dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.

Hasil dari pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak yang mandiri, dapat
mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stress,
mempunyai minat terhadap hal-hal baru dan koperatif terhadap orang lain.

Kita tahu, bahwa persoalan anak adalah persoalan orangtua dan juga persoalan keluarga.
Anak yang bermasalah akan mempengaruhi keseluruhan sistem keluarga, sebaliknya,
keseluruhan sistem keluarga atau pola asuh juga dapat berkontribusi terhadap persoalan
pada anak.

Nah, pahami hal berikut dengan seksama. Sikap orangtua, akan diterima oleh anak sesuai
dengan persepsinya pada saat itu. Orangtua yang menunjukkan kasih, perhatian,
penerimaan, cinta dan kasih sayang serta kedekatan emosional yang tulus dengan anak,
akan membangkitkan rasa percara diri pada anak tersebut. Anak akan merasa bahwa dirinya
berharga dan bernilai di hadapan orangtuanya. Dan meskipun ia melakukan kesalahan, dari
sikap orangtua anak dapat melihat bahwa dirinya tetaplah dihargai dan dikasihi. Anak
dicintai dan dihargai bukan tergantung pada prestasi atau perbuatan baiknya, namun karena
eksisitensinya. Dikemudian hari anak tersebut akan tumbuh menjadi individu yang mampu
menilai positif dirinya dan mempunyai harapan yang realistik terhadap diri sendiri, seperti
orangtuanya meletakkan harapan realistik terhadap dirinya.


                                             12
Anak perlu diajarkan untuk memiliki rasa percaya diri, yaitu mempunyai perasaan yang
teguh pada pendiriannya, tabah apabila menghadapi masalah, kreatif dalam mencari
jalan keluar dan ambisi dalam mencapai sesuatu. Ia juga perlu diajarkan untuk mempunyai
self respect (hormat pada diri sendiri), yaitu mempunyai perasaan yang konstruktif, hormat
pada orang lain dan bersyukur pada apa yang dimilikinya.

Hal ini dapat diupayakan untuk menumbuhkan rasa percaya diri serta rasa hormat diri pada
anak oleh orangtua. Diantaranya adalah dengan mendorongnya untuk selalu berupaya,
menerima kelebihan dan kekurangannya, dan memberikan pujian dan hadiah pada
perilakunya yang mengarah pada rasa percaya diri dan rasa hormat dirinya tersebut.




    2. Pujian yang tepat

Pujian memang baik untuk anak, namun jangan berlebihan. Jangan mengulang pujian pada
anak yang sifatnya membangga-banggakan talenta dirinya. Seperti "kamu adalah anak
terpintar di sekolah" atau "kamu adalah pebasket terhandal". Jangan memberikan pujian
yang membuatnya terbebani untuk selalu menjadi yang terhebat. "Berikan pujian pada
usahanya dalam meraih sukses, bukan pada talenta yang dimilikinya," jelas Shari Young
Kuchenbecker, PhD, asisten profesor psikologi di Chapman University, Orange, California.
Menurut penelitian di Columbia University, anak-anak merasa lebih senang dan mampu
menghadapi tantangan ketika mereka mendapatkan pujian atas usahanya. Seperti dengan
mengatakan, "kamu bekerja keras" atau "hebat, kamu bisa menyelesaikan tugas dengan
baik". Kata-kata motivasi lebih berbekas bagi anak-anak ketimbang pujian seperti "ayah
bangga denganmu nak"



  Berikan pujian pada usahanya dalam meraih sukses, bukan pada
                             talenta yang dimilikinya



                                            13
3. Agenda sosialisasi

Masukkan jadwal sosialisasi dalam jadwal kegiatan anak. Anak sebaiknya tidak teralu
disibukkan dengan les privat sehingga membuat ia lupa bermain dengan teman-temannya.
Pastikan anak mempunyai waktu untuk menambah koleksi teman dan berinteraksi dengan
teman lama. Perhatikan lingkungan sosialisasi yang tepat buat anak, karena lingkungan
sosialisasi yang salah dapat memberikan pengaruh buruk. Pengaruh yang seperti apa? Antara
lain sikap lingkungan yang membuat kita takut untuk mencoba, takut untuk berbuat salah,
semua harus seperti yang sudah ditentukan. Karena ada rasa takut dimarahi inilah, kita jadi
malas untuk melakukan hal-hal yang berbeda dari orang kebanyakan. Mau tunjuk tangan
waktu guru memberikan pertanyaan di dalam kelas, takut! Nah perhatikan hal-hal tersebut,
jangan-jangan anak kita sudah “keracunan” oleh hal tersebut.

                                                     Disamping itu, sering mengajak anak
                                                     bermain dan bertemu dengan kerabat,
                                                     sepupu, tetangga, bermain di taman
                                                     bermain dan tempat keramaian lain
                                                     juga sangat membantu anak. Siapkan
                                                     anak untuk menghadiri acara sosial
                                                     yang    akan   segera   diselenggarakan
                                                     dengan menjelaskan latar belakang,
ekspektasi, serta para hadirin yang kira-kira datang ke acara itu. Kemudian, bantu anak
berlatih bagaimana cara bertemu orang lain, tata krama di meja makan, keterampilan dasar
berbicara dan bagaimana cara mengucapkan salam perpisahan dengan anggun. Ini akan
sangat membantu anak untuk menjadi lebih percaya diri.

Belajar atau melatihnya untuk peduli dan berbagi terhadap sesama merupakan cara yang
baik untuk melatih kepercayaan diri anak. Dengan demikian mereka akan mempunyai
kepekaan dan empati yang baik terhadap lingkungan sosialnya, sehingga merasa akan
merasakan betapa hidup ini begitu berarti bila bisa berbuat sesuatu yang positif.



                                              14
4. Kenalkan anak pada beragam karakter melalui cerita

Hal ini dapat dilakukan dengan membacakan cerita fiksi, mengenalkan tokoh-tokoh yang
ada didalam cerita tersebut, atau bisa juga menceritakan pengalaman berteman guru atau
orangtua, kemudian membiarkan anak memperlajari tokoh-tokoh yang diceritakan dan minta
anak untuk menceritakan kembali apa yang ia dengar dan pahami dari karakter tokoh-tokoh
tersebut.

Selain itu, melalui penerapan kegiatan bercerita ini dapat membiasakan anak untuk menjadi
lebih terbuka mengekspresikan rasa senang dan rasa tidak senangnya terhadap berbagai hal
yang dialaminya dan berani tampil di depan kelas. Hal ini sesuai dengan hakikat belajar itu
sendiri, yakni memperoleh perubahan perilaku yang bersifat permanen yang dapat
bermanfaat untuk menjalani kehidupan selanjutnya. Dan tidak mungkin tercapai tanpa
disertai upaya, motivasi serta kemauan guru dan orangtua untuk lebih memahami dan
melaksanakan peranan, tugas-tugas dan fungsinya sebagai pengelola proses pembelajaran




                                            15
Melalui kegiatan bercerita, kepercayaan diri anak dapat ditingkatkan. Setelah diberi contoh
dan dibiasakan, anak akan lebih percaya diri ketika bercerita di depan kelas dan mampu
mengungkapkan pendapatnya dengan baik. Anak tidak malu lagi saat bergabung dengan
anak lain dan mau berkomunikasi dengan anak lain, serta mengerjakan setiap kegiatan yang
diberikan tanpa mengeluh. Hal ini akan membuat anak menjadi orang yang memiliki
kepercayaan diri tinggi dan tidak mudah menyerah serta putus asa sebelum mencoba suatu
tantangan.

Agar penerapan kegiatan bercerita dapat dioptimalkan dengan baik maka materi harus
disesuaikan dengan karakteristik anak, misalnya dalam pemilihan buku cerita yang akan
digunakan, media yang digunakan harus lebih menarik perhatian anak sehingga anak tidak
merasa bosan dengan kegiatan tersebut. Selain dua hal diatas, penerapan kegiatan bercerita
pun harus didukung dengan suasana hati anak (mood) dan tempat sekitar untuk bercerita
(hindari ruang berisik) yang mendukung proses kegiatan tersebut. Variasi kegiatan bercerita
yang dilakukan mampu menarik perhatian anak untuk mengikuti kegiatan bercerita sampai
akhir. Dengan adanya penyajian dan pemberian kegiatan bercerita yang dilakukan dengan
menggunakan berbagai media yang bervariasi (boneka peraga, sambil menggambar dan lain-
lain) dapat melatih kepercayaan diri anak untuk melakukan setiap kegiatan baru tanpa
adanya ketakutan dalam diri untuk mencoba.




    5. Bermain peran

Hal ini untuk melatih anak berkomunikasi interpersonal. Misal, bermain telpon-telponan,
guru atau orangtua sebagai penelpon, anak sebagai penerima. Atau bermain dengan bertamu
ke rumah tetangga, guru atau orangtua sebagai tuan rumah, anak sebagai tetangga yang
berkunjung.

Buat daftar berisi kalimat pembuka percakapan yang mudah digunakan anak untuk
bercakap-cakap dengan berbagai kelompok orang, misalnya orang yang telah dikenalnya,
orang dewasa yang belum pernah ditemuinya, teman lama yang jarang dijumpainya, anak


                                             16
baru di sekolah, atau anak yang sering bermain dengannya di taman bermain. Setelah itu,
ajak anak untuk berlatih menggunakan kalimat-kalimat tersebut sampai merasa terbiasa dan
nyaman mengucapkannya.

Salah satu trik yang dapat digunakan adalah
mempraktikkan perbincangan via telepon dengan
pendengar suportif di ujung lain. Dengan demikian,
anak tidak akan merasa tertekan seperti jika
melakukan pembicaraan tatap muka.

Philip Zimbardo, orang yang terkenal sebagai pakar
dalam mengatasi rasa malu, merekomendasikan
untuk memasangkan anak pemalu dengan anak
yang lebih muda darinya untuk berlatih dalam
periode singkat. Ciptakan kesempatan bagi anak
untuk bermain dengan anak lain yang lebih muda
darinya, misalnya adik, sepupu, anak tetangga atau
salah satu anak kenalan Anda.

Jika anak yang pemalu berusia remaja, coba menyuruhnya mengasuh anak kecil untuk
mempraktikkan keahlian bersosialisasi yang enggan dipraktikkannya dengan anak-anak
seusianya.




    6. Biarkan kesalahan terjadi dan berikan resiko teringan

Apa maksudnya? Tentu sebagai orangtua kita seringkali mendapati anak kita frustasi karena
belum berhasil memasangkan gambar puzzle, sehingga seringkali ditengah-tengah bermain
tiba-tiba mereka menjerit dan bahkan menangis sendiri. Apa yang perlu anda lakukan adalah,
dukunglah anak anda untuk mencoba sesuatu yang baru, selama hal tersebut tidak
membahayakan dirinya, mengurangi campur tangan anda untuk menjadi problem solving
dalam tantangan baru yang sedang dihadapinya. Biarkan anak anda melakukan ujicoba

                                            17
selama hal tersebut tidak membahayakannya. Jangan anda buru-buru mengatakan "sini, biar
mama saja yang buatin" karena hal ini akan membuat anak anda tidak belajar untuk mendiri
dan percaya diri.

Anak yang tidak percaya diri sangatlah sensitif dengan hal ini, kesalahan dan kegagalan
adalah hal yang paling menghantui mereka dan bisa menjadi trauma bagi mereka, bahkan
memikirkan resiko saja sudah seperti mendengar cerita horor. Kita sebagai orang dewasa
sangat paham jika kegagalan adalah proses yang menjadi satu paket dengan sukses. Dan
pahamilah, setiap manusia punya jatah gagal. Habiskan jatah tersebut ketika masih muda.
Persiapkan anak anda untuk menemuinya dan belajar serta berespon positif dari setiap
kegagalannya.

Salah satu hal terberat bagi orangtua adalah melihat anak mereka "merasa kalah dan
akhirnya menyerah, betul? Saya ingin mengakhiri bagian ini dengan mengutip kata-kata bijak
dari Robert T. Kiyosaki: "Di sekolah kita belajar bahwa kesalahan itu buruk dan kita
dihukum karena membuat kesalahan. Tetapi, jika kita melihat bagaimana manusia
dijadikan untuk belajar, kita belajar dari membuat kesalahan. Kita belajar berjalan saat
terjatuh. Jika kita tidak pernah terjatuh, kita tidak akan pernah berjalan."

Kunci lepas dari hambatan ini adalah cara nomor 1, pola asuh orangtua. Pahami dan terima
anak apa adanya saat menemui kegagalan dan dukung terus sampai terbentuk ”Mental
Kebal” terhadap kegagalan. Kegagalan yang tidak diolah dengan baik oleh anak-anak sering
kali berdampak menjadi trauma.



 Dukunglah anak anda untuk mencoba sesuatu yang baru, selama
                    hal tersebut tidak membahayakan dirinya




                                            18
7.   Pahami kepribadian mereka

Inilah jebakan yang sering terlewatkan. Maksudnya? Setiap manusia yang lahir didunia selalu
dilengkapi dengan Kepribadian (Personality) dan kepribadian setiap manusia tidak bisa dipilih,
karena sudah dikasi dari “sono” nya.

Mengapa kita perlu membahas tentang kepribadian? Karena kepribadian adalah bagian dari
diri manusia yang sangat unik dimana kita memiliki kecenderungan yang cukup besar untuk
merespon segala sesuatu. Dengan memahami kepribadian anak berarti kita telah menyingkat
waktu kita untuk menebak-nebak, berusaha mengerti dan memahami anak kita, kita bisa
jauh lebih mudah untuk memahami seseorang anak dengan memperhatikan tipologi
kepribadiannya. Kepribadian ini membagi manusia menjadi empat golongan besar yaitu
korelis, sanguinis, phlegmatis dan melankolis.




Koleris mewakili tipe kepribadian yang tegas dan
cenderung untuk memimpin, dia adalah seorang
pemimpin    yang    dilahirkan.   Pemimpin       yang
dilahirkan secara alamiah begitulah koleris. Ciri-
cirinya To The Point, dia ingin segala sesuatunya
cepat dan dilakukan saat itu juga, dia tidak
bertele-tele tetapi pada titik ekstrimnya adalah
dia bisa menjadi terlalu dominan dan terlalu
mengatur, terlalu mengontrol, sehingga orang lain
bisa tidak tahan. Dia ingin segala sesuatunya
dilakukan dengan sangat cepat kemudian bisa jadi
dia lupa beberapa detail-detail tentang hal penting
yang harus dilakukan. Itulah tipe kepribadian
koleris yang sejati. Orang koleris akan berpakaian       Koleris mewakili tipe kepribadian yang tegas
                                                         dan cenderung untuk memimpin, dia adalah
dengan praktis, simple, tidak mementingkan model                   seorang pemimpin yang dilahirkan



                                                 19
pakaian tetapi lebih mementingkan fungsi dari pakaian itu. Dan orang koleris biasanya
duduknya sangat tegak sekali dan ia berjalan dengan sangat tegak dengan kepala terangkat
ke atas. Pada kenyataannya tiap kepribadian itu memiliki kadarnya masing-masing, sangat
kecil sekali kemungkinan kita untuk menemukan seseorang yang koleris sejati. Artinya
seratus persen koleris sementara di lain-lainnya itu nol semuanya. Seorang anak yang koleris,
biasanya memiliki motivasi yang kuat dari dalam, istilahnya “ku tahu yang ku mau”. Jika
ingin mengarahkan mereka, tunjukan keuntungan bagi anak jika mereka melakukan hal
tersebut. Misal: “jika kamu les bahasa inggris maka mudah bagi kamu untuk memahami
aturan dari permainan yang sering papa dan kamu lakukan, masih banyak permainan serupa
yang bisa kita mainkan”.



    Kepribadian adalah bagian dari diri manusia yang sangat unik
    dimana kita memiliki kecenderungan yang cukup besar untuk
                             merespon segala sesuatu


Sanguinis adalah orang yang cerah, ceria, bisa mendengar suaranya jauh sebelum melihat
orangnya, heboh sekali dan jika memakai pakaian pakaian biasanya berwarna cerah meriah
dengan banyak sekali aksesoris, yah sanguinis adalah orang yang senang menjadi pusat
perhatian. Jika anda datang ke pesta dan melihat satu orang dikelilingi yang lain, bercerita,
semua terhibur dan tertawa, maka orang yang bercerita itulah seorang sanguinis. Ya,
sanguinis adalah pusat perhatian. Jika Anda melihat orang sanguinis berpakaian cerah warna
warni dan banyak aksesoris, dia tidak akan risih dengan itu semua bahkan dia akan suka,
karena dengan begitu dia bisa menarik perhatian orang lain. Orang sanguinis akan berjalan
dengan gayanya yang ceria dan akan menoleh ke kanan kiri dan melempar banyak senyum
kepada orang-orang di sekitarnya. Seorang anak sanguinis merupakan anak yang sangat
senang sekali bermain dan berkumpul dengan banyak teman-temannya. Senang dengan



                                             20
aktivitas “outdoor” atau kebersamaan yang menyenangkan. Tentu mudah bagi anda
menerjemahkan bahasa saya berkaitan dengan anak sanguinis.

Tipe koleris dan tipe sanguinis adalah tipe yang Ekstrovert, yaitu tipe yang terbuka kepada
orang. Orang sanguinis begitu sangat terbukanya, sehingga bisa cerita tentang banyak hal
kepada orang lain dan kemudian bisa dengan mudah melupakannya. Orang sanguinis dengan
begitu mudahnya melupakan janjinya dan juga dengan begitu mudahnya dia akan langsung
minta maaf. Orang koleris tidak akan melakukannya, dia akan gengsi untuk minta maaf
kepada kita. Tapi mereka dasarnya adalah orang-orang yang terbuka, orang-orang yang
ekstrovert. Berikutnya kita akan membahas bagian kepribadian yang Introvert yang tertutup.
Di bagian ini ada dua jenis kepribadian dua tipelogi kepribadian yaitu Melankolis dan
Phlegmatis.




Melankolis adalah seorang yang rapi, biasanya
tulisannya rajin, rapi, lengkap, detail karena itu jika
mereka kuliah catatan mereka biasanya akan
dipinjam oleh teman-temannya. Dan kemudian dia
akan memiliki gaya dandan yang rapi, tidak ada satu
helai pun rambut yang tersisir keluar, semuanya rapi
seperti diatur pada tempatnya. Seorang melankolis
berpakaian selalu sangat rapi sekali, dimasukkan
dan suka warna warna yang memiliki perpaduan
warna yang cocok. Jadi tidak akan sembarangan,
artinya dia tidak akan memakai bawahan yang
berwarna hijau dan kemudian atasnya berwarna
kuning cerah. Dia akan mempertimbangkan segala
sesuatunya, itulah ciri orang melankolis. Jika             Ciri-ciri anak melankolis yang sangat tampak
                                                           adalah anak ini sangat teratur, suka kerapian,
memendam sesuatu bisa dipendam sangat lama,               seringkali mereka secara akademis adalah anak
                                                                       yang cerdas dan pandai
ngambeknya bisa sangat lama sekali, tetapi orang


                                               21
melankolis sangat detail, begitu suka dengan data-data dan fakta-fakta. Yah itulah seorang
melankolis. Ia begitu ahli dalam perencanaan dan analisa. Ciri-ciri anak melankolis yang
sangat tampak adalah anak ini sangat teratur, suka kerapian, seringkali saya jumpai mereka
secara akademis adalah anak yang cerdas dan pandai. Anak melankolis sangat suka
“mengontrol” semuanya sendiri. Terkadang menentukan pakaian yang akan dipakainya,
makan apa sore ini dan sebagainya. Mereka terkadang suka mengingatkan kita, jika keluar
kamar lampu dimatikan, tv atau laptop dimatikan.




Phlegmatis adalah kepribadian yang suka melakukan segala sesuatu berdasarkan urutan
yang telah diberikan, jika memang sudah begini ya begini tidak usah dipikirin yang lain lagi,
yah pokoknya ikuti saja. Itulah phlegmatis, tipe pengikut yang setia. Dia bisa tahan duduk
berjam-jam melakukan sesuatu berhari-hari, berminggu-minggu dan berbulan-bulan dimana
itu tidak mungkin bisa dilakukan oleh seorang yang koleris ataupun seorang sanguinis.
Mereka tidak akan tahan duduk berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-
bulan melakukan satu hal yang sama berulang-ulang kali. Phlegmatis sangat cocok
melakukan itu semua, sangat setia dan bisa dipercaya untuk memegang rahasia. Itulah orang
phlegmatis, mereka sangat mudah diatur mereka sangat toleran. Jika Anda punya anak
phlegmatis, Anda bisa mengatakan “nak sekarang makan ya”, “ya” kalau anda sibuk, anda
bisa mengatakan “nak, sekarang mama lagi sibuk, nanti aja makannya ya”, “iya” anak
phlegmatis tidak akan menuntut anda. Itu akan sangat berbeda dengan anak koleris “nak
makannya nanti ya”, “tidak! Aku maunya sekarang” itulah anak koleris. Anak phlegmatis
biasanya cenderung diam dan mengalah. Mereka sering menghindari konflik dan seringkali
merelakan peralatan tulisnya untuk dipinjam dan tak jarang terkadang merasa “ngga enak”
untuk memintanya.

Anak yang dari lahir dengan kepribadian koleris ataupun sanguinis yang kuat, maka rasa
berani dan percaya dirinya sudah ada di dalam diri mereka, sejalan dengan aliran darah
mereka, alias sudah include. Tetapi anak yang memiliki kepribadian phlegmatis dan
melankolis, cenderung akan dianggap anak yang kurang berani atau tidak percaya diri.


                                             22
Nah, pertanyaan saya apakah anda paham dengan kepribadian anak anda? Anda
mengetahuinya? Banyak orangtua yang tidak memahami ini dan langsung main vonis anak
saya tidak percaya diri dan konsultasi sana-sini (bisa jadi konsultasi ke tetangganya yang
bukan pakar anak, bahkan sampai ke psikolog anak). Jangan salah, walaupun diatas
dituliskan bahwa anak dengan kepribadian melankolis dan phlegmatis tidak sepercaya diri
koleris dan sanguinis, bukan berarti tidak dapat membantu anak melankolis dan phlegmatis
untuk percaya diri. Sangat bisa dan sangat mungkin sekali.

Tetapi tidak jarang juga seorang anak koleris dan sanguinis yang salah pengasuhan juga
menjadi anak yang “pesakitan”, menjadi anak yang tidak percaya diri dan bermasalah dalam
kehidupannya. Karena apa? Tidak ada buku panduan resmi saat anak itu lahir di dunia
sehingga orangtua tidak tahu bagaimana memperlakukannya. Seperti halnya saat anda
membeli Blackberry, anda mendapat buku panduannya bukan? Untuk mengetahui cara
mengoperasikannya. Tapi hal ini tidak berlaku bagi anak kita, sehingga seringkali kita jumpai
anak yang bermasalah karena salah perlakuan dalam mengasuhnya.




                        Kepribadian adalah bagian dari diri manusia yang sangat unik
            dimana kita memiliki kecenderungan yang cukup besar untuk merespon segala sesuatu



                                                   23
Baiklah kita sudah sampai pada penghujung dari e-book ini, satu hal yang pasti dari kami
adalah harapan dan doa agar yang terbaik terjadi di dalam keluarga anda semua. Rasa
percaya diri anak adalah warisan terindah bagi anak dari orangtua. Semoga apa yang kami
berikan ini dapat membantu generasi-generasi emas berikutnya menciptakan sesuatu yang
lebih baik dan berguna bagi kehidupan masyarakat Indonesia.




Salam

pendidikankarakter.com




                    Hard Cover, Full Colour, Limited Edition
                            Dapatkan di toko buku Gramedia terdekat


                                              24

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pertama Sekolah, Kok Nangis?
Pertama Sekolah, Kok Nangis? Pertama Sekolah, Kok Nangis?
Pertama Sekolah, Kok Nangis?
24hourparenting
 
20 Langkah Mengenalkan Uang Saku pada Anak
20 Langkah Mengenalkan Uang Saku pada Anak 20 Langkah Mengenalkan Uang Saku pada Anak
20 Langkah Mengenalkan Uang Saku pada Anak
24hourparenting
 
Belajar Menulis itu Perlu
Belajar Menulis itu PerluBelajar Menulis itu Perlu
Belajar Menulis itu Perlu
24hourparenting
 
Aku Mau ke Mal Sendiri Aja!
Aku Mau ke Mal Sendiri Aja! Aku Mau ke Mal Sendiri Aja!
Aku Mau ke Mal Sendiri Aja!
24hourparenting
 
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak? Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
24hourparenting
 
Anakku Mukul. Kenapa, Ya?
Anakku Mukul. Kenapa, Ya?Anakku Mukul. Kenapa, Ya?
Anakku Mukul. Kenapa, Ya?
24hourparenting
 
Membangun Kebiasaan Belajar
Membangun Kebiasaan BelajarMembangun Kebiasaan Belajar
Membangun Kebiasaan Belajar
24hourparenting
 
Anakku Nggak Suka Membaca. Benarkah?
Anakku Nggak Suka Membaca. Benarkah? Anakku Nggak Suka Membaca. Benarkah?
Anakku Nggak Suka Membaca. Benarkah?
24hourparenting
 
Komunikasi dengan Sekolah Anak
Komunikasi dengan Sekolah AnakKomunikasi dengan Sekolah Anak
Komunikasi dengan Sekolah Anak
24hourparenting
 
3 Kesalahan Ortu Saat Kakak Adik Bertengkar
3 Kesalahan Ortu Saat Kakak Adik Bertengkar3 Kesalahan Ortu Saat Kakak Adik Bertengkar
3 Kesalahan Ortu Saat Kakak Adik Bertengkar
24hourparenting
 
Bantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan Baru
Bantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan BaruBantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan Baru
Bantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan Baru
24hourparenting
 
Nangis Ditinggal di Sekolah
Nangis Ditinggal di SekolahNangis Ditinggal di Sekolah
Nangis Ditinggal di Sekolah
24hourparenting
 
Membantu Anak Mencegah Kekerasa Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasa SeksualMembantu Anak Mencegah Kekerasa Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasa Seksual
24hourparenting
 

Was ist angesagt? (20)

Pertama Sekolah, Kok Nangis?
Pertama Sekolah, Kok Nangis? Pertama Sekolah, Kok Nangis?
Pertama Sekolah, Kok Nangis?
 
20 Langkah Mengenalkan Uang Saku pada Anak
20 Langkah Mengenalkan Uang Saku pada Anak 20 Langkah Mengenalkan Uang Saku pada Anak
20 Langkah Mengenalkan Uang Saku pada Anak
 
Belajar Menulis itu Perlu
Belajar Menulis itu PerluBelajar Menulis itu Perlu
Belajar Menulis itu Perlu
 
Aku Mau ke Mal Sendiri Aja!
Aku Mau ke Mal Sendiri Aja! Aku Mau ke Mal Sendiri Aja!
Aku Mau ke Mal Sendiri Aja!
 
Kita VS Eyang
Kita VS EyangKita VS Eyang
Kita VS Eyang
 
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak? Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
 
Anakku Mukul. Kenapa, Ya?
Anakku Mukul. Kenapa, Ya?Anakku Mukul. Kenapa, Ya?
Anakku Mukul. Kenapa, Ya?
 
Peer Pressure
Peer PressurePeer Pressure
Peer Pressure
 
Membangun Kebiasaan Belajar
Membangun Kebiasaan BelajarMembangun Kebiasaan Belajar
Membangun Kebiasaan Belajar
 
Kebutuhan VS Memanjakan
Kebutuhan VS MemanjakanKebutuhan VS Memanjakan
Kebutuhan VS Memanjakan
 
Anakku Nggak Suka Membaca. Benarkah?
Anakku Nggak Suka Membaca. Benarkah? Anakku Nggak Suka Membaca. Benarkah?
Anakku Nggak Suka Membaca. Benarkah?
 
PR, tujuannya apa?
PR, tujuannya apa?PR, tujuannya apa?
PR, tujuannya apa?
 
Komunikasi dengan Sekolah Anak
Komunikasi dengan Sekolah AnakKomunikasi dengan Sekolah Anak
Komunikasi dengan Sekolah Anak
 
3 Kesalahan Ortu Saat Kakak Adik Bertengkar
3 Kesalahan Ortu Saat Kakak Adik Bertengkar3 Kesalahan Ortu Saat Kakak Adik Bertengkar
3 Kesalahan Ortu Saat Kakak Adik Bertengkar
 
Saat Survey Sekolah
Saat Survey SekolahSaat Survey Sekolah
Saat Survey Sekolah
 
Makalah permasalahan anak nuzul
Makalah permasalahan anak nuzulMakalah permasalahan anak nuzul
Makalah permasalahan anak nuzul
 
Bantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan Baru
Bantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan BaruBantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan Baru
Bantu Anak Adaptasi dengan Lingkungan Baru
 
25 Tips PR Anak
25 Tips PR Anak 25 Tips PR Anak
25 Tips PR Anak
 
Nangis Ditinggal di Sekolah
Nangis Ditinggal di SekolahNangis Ditinggal di Sekolah
Nangis Ditinggal di Sekolah
 
Membantu Anak Mencegah Kekerasa Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasa SeksualMembantu Anak Mencegah Kekerasa Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasa Seksual
 

Ähnlich wie 7 cara-meningkatkan-rasa-percaya-diri-anak

Menumbuhkan semangat belajar
Menumbuhkan semangat belajarMenumbuhkan semangat belajar
Menumbuhkan semangat belajar
Nina Safitri
 
deskripsi diagnosis film taare zameen par dan front of the class
deskripsi diagnosis film taare zameen par dan front of the class deskripsi diagnosis film taare zameen par dan front of the class
deskripsi diagnosis film taare zameen par dan front of the class
Nur Arifaizal Basri
 
deskripsi diagnosis film taare zameen par
deskripsi diagnosis film taare zameen pardeskripsi diagnosis film taare zameen par
deskripsi diagnosis film taare zameen par
Nur Arifaizal Basri
 
Sistem pendidikan indonesia memprihatinkan
Sistem pendidikan indonesia memprihatinkanSistem pendidikan indonesia memprihatinkan
Sistem pendidikan indonesia memprihatinkan
arif08
 
Komunikasi tanpa hambatan dengan anak
Komunikasi tanpa hambatan dengan anakKomunikasi tanpa hambatan dengan anak
Komunikasi tanpa hambatan dengan anak
Darmawan Aji
 
Berbicara Di Depan Umum
Berbicara Di Depan UmumBerbicara Di Depan Umum
Berbicara Di Depan Umum
mr.green die
 
Masalah anak yang berat, kompleks, dan
Masalah anak yang berat, kompleks, danMasalah anak yang berat, kompleks, dan
Masalah anak yang berat, kompleks, dan
Elmin Khasanah
 
Ingkatan prestasi belajar siswa dengan metode reinforcement
Ingkatan prestasi belajar siswa dengan metode reinforcementIngkatan prestasi belajar siswa dengan metode reinforcement
Ingkatan prestasi belajar siswa dengan metode reinforcement
faisalahmadf
 

Ähnlich wie 7 cara-meningkatkan-rasa-percaya-diri-anak (20)

Melon
MelonMelon
Melon
 
Menumbuhkan semangat belajar
Menumbuhkan semangat belajarMenumbuhkan semangat belajar
Menumbuhkan semangat belajar
 
deskripsi diagnosis film taare zameen par dan front of the class
deskripsi diagnosis film taare zameen par dan front of the class deskripsi diagnosis film taare zameen par dan front of the class
deskripsi diagnosis film taare zameen par dan front of the class
 
Kenangan vi cairo alumni 2015
Kenangan vi cairo alumni 2015Kenangan vi cairo alumni 2015
Kenangan vi cairo alumni 2015
 
deskripsi diagnosis film taare zameen par
deskripsi diagnosis film taare zameen pardeskripsi diagnosis film taare zameen par
deskripsi diagnosis film taare zameen par
 
Sistem pendidikan indonesia memprihatinkan
Sistem pendidikan indonesia memprihatinkanSistem pendidikan indonesia memprihatinkan
Sistem pendidikan indonesia memprihatinkan
 
Komunikasi tanpa hambatan dengan anak
Komunikasi tanpa hambatan dengan anakKomunikasi tanpa hambatan dengan anak
Komunikasi tanpa hambatan dengan anak
 
Berbicara Di Depan Umum
Berbicara Di Depan UmumBerbicara Di Depan Umum
Berbicara Di Depan Umum
 
Jazmedia - Diskas Home Education Ibu Profesional Surabaya
Jazmedia - Diskas Home Education Ibu Profesional SurabayaJazmedia - Diskas Home Education Ibu Profesional Surabaya
Jazmedia - Diskas Home Education Ibu Profesional Surabaya
 
Hubungan yang sering terjadi antara orang tua - anak atau guru - siswa
Hubungan yang sering terjadi antara orang tua - anak atau guru - siswaHubungan yang sering terjadi antara orang tua - anak atau guru - siswa
Hubungan yang sering terjadi antara orang tua - anak atau guru - siswa
 
Analisis video
Analisis videoAnalisis video
Analisis video
 
Ranjau mental
Ranjau mentalRanjau mental
Ranjau mental
 
Yullya 1
Yullya 1Yullya 1
Yullya 1
 
Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)
Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)
Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)
 
Permasalahan emosi menangis
Permasalahan emosi menangisPermasalahan emosi menangis
Permasalahan emosi menangis
 
Essai Diri Ovi.docx
Essai Diri Ovi.docxEssai Diri Ovi.docx
Essai Diri Ovi.docx
 
Masalah anak yang berat, kompleks, dan
Masalah anak yang berat, kompleks, danMasalah anak yang berat, kompleks, dan
Masalah anak yang berat, kompleks, dan
 
Ingkatan prestasi belajar siswa dengan metode reinforcement
Ingkatan prestasi belajar siswa dengan metode reinforcementIngkatan prestasi belajar siswa dengan metode reinforcement
Ingkatan prestasi belajar siswa dengan metode reinforcement
 
Bahasa Ibu - Bahasa cinta orang tua dan pendidik. .pptx
Bahasa Ibu - Bahasa cinta orang tua dan pendidik. .pptxBahasa Ibu - Bahasa cinta orang tua dan pendidik. .pptx
Bahasa Ibu - Bahasa cinta orang tua dan pendidik. .pptx
 
Makalah Kenakalan Remaja
Makalah Kenakalan RemajaMakalah Kenakalan Remaja
Makalah Kenakalan Remaja
 

Mehr von Mas Tri Sragen

Mengolah Data dengan Access 2007
Mengolah Data dengan Access 2007Mengolah Data dengan Access 2007
Mengolah Data dengan Access 2007
Mas Tri Sragen
 
Database relationship multi table MS. Access 2007
Database relationship multi table MS. Access 2007Database relationship multi table MS. Access 2007
Database relationship multi table MS. Access 2007
Mas Tri Sragen
 
Manajemen keuangan perusahaan
Manajemen keuangan perusahaanManajemen keuangan perusahaan
Manajemen keuangan perusahaan
Mas Tri Sragen
 
Tutorial 3DS Max Bumi dan Bulan
Tutorial 3DS Max Bumi dan BulanTutorial 3DS Max Bumi dan Bulan
Tutorial 3DS Max Bumi dan Bulan
Mas Tri Sragen
 
Panduan Dasar Web Matrix
Panduan Dasar Web MatrixPanduan Dasar Web Matrix
Panduan Dasar Web Matrix
Mas Tri Sragen
 
Panduan aplikasi Persediaan dg excel
Panduan aplikasi Persediaan dg excelPanduan aplikasi Persediaan dg excel
Panduan aplikasi Persediaan dg excel
Mas Tri Sragen
 
Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1
Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1
Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1
Mas Tri Sragen
 
APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2
APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2
APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2
Mas Tri Sragen
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 5
Aplikasi Akuntansi Excel  Bab 5Aplikasi Akuntansi Excel  Bab 5
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 5
Mas Tri Sragen
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4
Mas Tri Sragen
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3
Mas Tri Sragen
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2
Mas Tri Sragen
 
APLIKASI AKUNTANSI EXCEL
APLIKASI AKUNTANSI EXCELAPLIKASI AKUNTANSI EXCEL
APLIKASI AKUNTANSI EXCEL
Mas Tri Sragen
 
Langkah mudah Merakit PC
Langkah mudah Merakit PCLangkah mudah Merakit PC
Langkah mudah Merakit PC
Mas Tri Sragen
 
Management Sumber Daya Manusia
Management Sumber Daya ManusiaManagement Sumber Daya Manusia
Management Sumber Daya Manusia
Mas Tri Sragen
 

Mehr von Mas Tri Sragen (20)

Mengolah Data dengan Access 2007
Mengolah Data dengan Access 2007Mengolah Data dengan Access 2007
Mengolah Data dengan Access 2007
 
Database relationship multi table MS. Access 2007
Database relationship multi table MS. Access 2007Database relationship multi table MS. Access 2007
Database relationship multi table MS. Access 2007
 
Manajemen keuangan perusahaan
Manajemen keuangan perusahaanManajemen keuangan perusahaan
Manajemen keuangan perusahaan
 
Memandang Dunia
Memandang DuniaMemandang Dunia
Memandang Dunia
 
Tutorial 3DS Max Bumi dan Bulan
Tutorial 3DS Max Bumi dan BulanTutorial 3DS Max Bumi dan Bulan
Tutorial 3DS Max Bumi dan Bulan
 
Panduan Dasar Web Matrix
Panduan Dasar Web MatrixPanduan Dasar Web Matrix
Panduan Dasar Web Matrix
 
Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)
Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)
Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)
 
TUTORIAL Corel Draw
TUTORIAL Corel DrawTUTORIAL Corel Draw
TUTORIAL Corel Draw
 
Be Your Super Self
Be Your Super SelfBe Your Super Self
Be Your Super Self
 
Akuntansi keuangan 1
Akuntansi keuangan 1Akuntansi keuangan 1
Akuntansi keuangan 1
 
Panduan aplikasi Persediaan dg excel
Panduan aplikasi Persediaan dg excelPanduan aplikasi Persediaan dg excel
Panduan aplikasi Persediaan dg excel
 
Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1
Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1
Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1
 
APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2
APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2
APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 5
Aplikasi Akuntansi Excel  Bab 5Aplikasi Akuntansi Excel  Bab 5
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 5
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2
 
APLIKASI AKUNTANSI EXCEL
APLIKASI AKUNTANSI EXCELAPLIKASI AKUNTANSI EXCEL
APLIKASI AKUNTANSI EXCEL
 
Langkah mudah Merakit PC
Langkah mudah Merakit PCLangkah mudah Merakit PC
Langkah mudah Merakit PC
 
Management Sumber Daya Manusia
Management Sumber Daya ManusiaManagement Sumber Daya Manusia
Management Sumber Daya Manusia
 

Kürzlich hochgeladen

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 

7 cara-meningkatkan-rasa-percaya-diri-anak

  • 1.
  • 2. “ Satu hal yang pasti adalah, anda sudah pasti gagal jika anda tidak melakukan apapun ” Namanya Hani. Hani Irmawati. Ia adalah gadis pemalu, berusia 17 tahun. Tinggal di rumah berkamar dua bersama dua saudara dan orangtuanya. Ayahnya adalah penjaga gedung dan ibunya pembantu rumah tangga. Pendapatan tahunan mereka, tidak setara dengan biaya kuliah sebulan di Amerika. Pada suatu hari, dengan baju lusuh, ia berdiri sendirian di tempat parkir sebuah sekolah internasional. Sekolah itu mahal dan tidak menerima murid Indonesia. Ia menghampiri seorang guru yang mengajar bahasa Inggris disana. Sebuah tindakan yang membutuhkan keberanian besar untuk ukuran gadis Indonesia. “Aku ingin kuliah di Amerika” tuturnya, terdengar hampir tak masuk akal. Membuat sang guru tercengang, ingin menangis mendengar impian gadis belia yang bagai pungguk merindukan bulan. Untuk beberapa bulan berikutnya, Hani bangun setiap pagi pada pukul lima dan naik bis kota ke SMU-nya. Selama satu jam perjalanan itu, ia belajar untuk pelajaran biasa dan menyiapkan tambahan pelajaran bahasa Inggris yang didapatnya dari sang guru sekolah internasional itu sehari sebelumnya. Lalu pada jam empat sore, ia tiba di kelas sang guru. Lelah, tapi siap belajar. 1
  • 3. “Ia belajar lebih giat daripada kebanyakan siswa ekspatriatku yang kaya-kaya,” tutur sang guru. “Semangat Hani meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan bahasanya, tetapi aku makin patah semangat.” Hani tak mungkin memenuhi syarat untuk mendapatkan beasiswa dari universitas besar di Amerika. Ia belum pernah memimpin klub atau organisasi, karena di sekolahnya tak ada hal- hal seperti itu. Ia tidak memiliki pembimbing dan nilai tes standar yang mengesankan, karena tes semacam itu tak ada. Namun, Hani memiliki tekad lebih kuat daripada murid mana pun. “Maukah Anda mengirimkan namaku?” pintanya untuk didaftarkan sebagai penerima beasiswa. “Aku tidak tega menolak. Aku mengisi pendaftaran, mengisi setiap titik-titik dengan kebenaran yang menyakitkan tentang kehidupan akademisnya, tetapi juga dengan pujianku tentang keberanian dan kegigihannya” ujar sang guru. “Kurekatkan amplop itu dan mengatakan kepada Hani bahwa peluangnya untuk diterima itu tipis, mungkin nihil.” Pada minggu-minggu berikutnya, Hani meningkatkan pelajarannya dalam bahasa Inggris. Seluruh tes komputerisasi menjadi tantangan besar bagi seseorang yang belum pernah menyentuh komputer. Selama dua minggu ia belajar bagian-bagian komputer dan cara kerjanya. Lalu, tepat sebelum Hani ke Jakarta untuk mengambil TOEFL, ia menerima surat dari asosiasi beasiswa itu. “Inilah saat yang kejam, penolakan” pikir sang guru. Sebagai upaya mencoba mempersiapkannya untuk menghadapi kekecewaan, sang guru lalu membuka surat dan mulai membacakannya, Ia diterima! Hani diterima... 2
  • 4. “Akhirnya aku menyadari bahwa akulah yang baru memahami sesuatu yang sudah diketahui Hani sejak awal, bukan kecerdasan saja yang membawa sukses, tetapi juga hasrat untuk sukses, komitmen untuk bekerja keras dan keberanian untuk percaya akan dirimu sendiri” tutur sang guru menutup kisahnya. Kisah Hani ini diungkap oleh sang guru bahasa Inggris itu, Jamie Winship dan dimuat dalam buku “Chicken Soup for the College Soul” yang edisi Indonesianya telah diterbitkan. Cerita inspiratif yang menggugah hati dan pentingnya rasa percaya diri dipupuk sejak dini untuk sukses tercipta bukan? Perjalanan menuju kedalam diri adalah bagian yang paling menyenangkan bagi kita yang ingin terus meningkatkan kualitas karakter kita, ini disebabkan karena ada kepuasan tersendiri dalam diri kita jika mampu “menaikkan derajat karakter”. Apalagi itu adalah karakter seseorang yang kita cintai, berubah lebih baik dan jauh lebih baik lagi. Siapa lagi kalau bukan anak kita tercinta. E-book ini akan sedikit menampar dan membuat anda tidak nyaman membacanya, terutama tentang apa yang anda anggap benar tentang cara mendidik anak dan meningkatkan rasa percaya diri anak, namun ternyata kebenaran anda salah. Dalam keseharian kita kita percaya bahwa percaya diri atau “nyali” adalah modal dasar keberhasilan atau sukses. Jika kita tidak percaya dengan diri sendiri lalu apa kita bisa memaksa orang lain percaya dengan kita? Tidak bisa, percaya diri adalah modal dasar untuk sukses di segala bidang, saat seorang anak percaya diri mampu menguasai pelajaran tertentu maka dengan mudahnya ia dapat menyerap pelajaran tersebut, saat kita orang yang jauh lebih dewasa percaya diri bahwa sanggup menyelesaikan tantangan pekerjaan maka pekerjaan itu akan selesai dengan maksimal. Tentunya anda para pembaca pernah mengalami hal serupa bukan? 3
  • 5. Betul sekali bahwa ada baiknya jika masalah percaya diri ini kita bahas dan tanamkan pada anak sedini mungkin, mengapa? Karena ini adalah “Mental Tools” yang mutlak dibutuhkan agar anak berhasil di dalam kehidupan pembelajarannya dan kelak kehidupan pilihannya sendiri. Percaya diri tidak diajarkan atau masuk dalam daftar mata pelajaran di sekolah, sebab tidak ada sekolah yang khusus mengajarkan materi percaya diri. Banyak sekali anak- anak muda sekarang ini setelah selesai sekolah butuh ilmu khusus untuk sukses dan ilmu ini bernama “percaya diri”, dan mereka belajar kesana–kesini, keluar–masuk kantor, ganti-ganti pekerjaan, untuk menemukan “Feel of Success” yang merupakan inti dari percaya diri. Percaya diri adalah modal dasar untuk sukses di segala bidang Baiklah, kita mulai. Seandainya anak-anak kita takut menghadapi kegagalan, niscaya mereka tak akan bisa berjalan hingga kini. Sebab, sekedar untuk berjalan saja, banyak kesulitan yang harus mereka hadapi dan tak sedikit rasa sakit yang harus mereka tanggung. Hidung mungkin sudah lebih dari sepuluh kali tersungkur ke tanah hanya karena mereka belajar merangkak. Lutut, entah berapa kali mengalami luka. Tetapi anak-anak tak pernah putus asa. Anak-anak senantiasa bersemangat, sampai orangtua memadamkannya dengan alasan kasih-sayang. Apakah anda kenal dengan orangtua yang seperti ini? Seandainya anak-anak kita takut menghadapi kegagalan, niscaya mereka tak akan bisa berjalan hingga kini 4
  • 6. Banyak sekali orangtua dan guru bertanya tentang topik ini “kenapa anak saya pemalu, anak saya tidak punya rasa percaya diri, anak saya penakut” dan sebutan lainnya untuk memperjelas maksud yang sebenarnya adalah masalah rasa percaya diri. Apakah ini menjadi sebuah masalah? Tentu iya. Karena banyak yang yang tanya dan berulangkali tanya untuk mendapatkan solusi atas masalah ini. Anda pasti khawatir akan perkembangan kehidupan sosial anda anda di masa depan. Selain itu, anak-anak juga akan selalu tergantung pada orangtuanya. Anak-anak pemalu cenderung membatasi pengalaman mereka, tidak mengambil risiko sosial yang diperlukan dan hasilnya mereka tidak akan memperoleh kepercayaan diri dalam berbagai situasi sosial. Apakah ada kasus serupa? Banyak! Salah satu fenomena ini dapat menjadi ilustrasi nyata dalam kehidupan yang berkembang saat ini, ada banyak alasan orangtua memanjakan anak. Di kota besar, sudah menjadi alasan klasik apabila orangtua kasihan dengan anak yang ditinggal sendirian di rumah hanya dengan pembantu. Maka semua fasilitas pun disediakan. Sementara itu, ada orangtua yang tergoda memanjakan anak karena trauma dengan masa 5
  • 7. lalunya yang sulit dan pahit. Hidup dalam kemiskinan orangtua yang menyakitkan. Setelah dia menjadi “orang” alias kaya, dia ingin anaknya senang dan fasilitas diberikan secara berlebihan. Akhirnya harga diri mereka pun relatif rendah dan percaya diri mereka tidak murni dari dalam diri mereka, tetapi bergantung pada “alat” yang mereka miliki (HP, Mobil, Perhiasan) sebab harga diri dan rasa percaya diri mereka dibangun atas apa yang mereka miliki (secara lahiriah) bukan pada karakter dan nilai hidup yang sehat. Akibat dimanjakan, daya tahan stres mereka pun tidak terbangun dengan baik. Tantangan dan kesulitan menjadi barang mewah bagi anak yang dimanjakan ini. Hingga masa remaja, mereka tidak cakap membedakan mana itu keinginan (wants) dan kebutuhan (needs). Dalam pengalaman kerja, di beberapa pusat rehabilitasi dan depresi ditemukan banyak dari remaja tersebut besar dengan dimanjakan. Mereka tidak cakap mengelola konflik saat berada di bangku SMP dan SMU. Mereka mulai menghadapi berbagai kesulitan yang mereka tidak jumpai di rumah. Sebelum bisa mengendalikan keadaan, kau harus terlebih dulu mengendalikan diri sendiri ~ Napoleon Hill Disiplin muncul bersama kendali diri, itu artinya orang harus mengendalikan semua kualitas negatif. Hal yang menyiksa hidup anak kita sesungguhnya bukanlah kesusahan tetapi justru kesenangan berlebih. Mereka yang terbiasa dengan kesenangan, sering merasa tak pernah puas dengan kesenangan. Sedangkan mereka yang terbiasa hidup dengan disiplin dan hidup dengan kesusahan, justru lebih tahan banting dengan kesusahan serta secara tidak langsung belajar percaya bahwa diri mereka sendiri yang mampu menciptakan keberhasilan mereka. Nah dari beberapa penjabaran ini semoga kita diberi hikmat, kasih dan kebijaksanaan mengasuh anak-anak titipan. Terhindar dari perilaku yang bisa menjadi “penyiksa” anak-anak dengan memanjakan mereka secara berlebihan dan bukannya memupuk sesuatu yang lebih permanen bagi kesuksesan mereka kelak. 6
  • 8. Komitmen dalam menuntaskan masalah ini perlu kontribusi dari orangtua langsung. Kami akan berikan solusi praktisnya dan aplikatif kepada anda yang memiliki masalah serupa, atau kepada guru agar bisa memberikan saran kepada wali murid jika ada anak yang mengalami permasalahan serupa. Jika anda benar-benar memahami dan menerapkan semua yang ada di dalam E-book ini, anda akan merasakan indahnya memiliki anak yang percaya diri, kehidupan sosial anak yang sehat, pertumbuhan karakter yang signifikan dan kebahagiaan luar biasa saat jiwa anda “terpadu” dengan indahnya momen yang akan anda lalui bersama keluarga anda. Berikut adalah ciri dari anak yang memiliki rasa percaya diri rendah : 1. Anak takut berinteraksi dengan lingkungan sosial 2. Anak enggan untuk berangkat ke sekolah dan tempat-tempat keramaian 3. Anak tidak mau berkenalan dengan teman sebaya atau orang lain, cenderung menghindari kontak mata dengan orang lain, menarik diri, cemas ketika berhadapan dengan orang lain 4. Anak selalu menempel pada orangtua atau pengasuhnya, tidak mau ditinggal di sekolah 5. Rendahnya kepercayaan diri anak, memiliki konsep negatif takut tidak diterima di lingkungan 7
  • 9. Ada 2 isu penting yang menjadi penyebab mengapa anak mengalami gangguan percaya diri, penyebab itu adalah : 1. Pola asuh yang salah Pola asuh yang salah dapat menyebabkan perkembangan kemandirian sosial anak terhambat, misal orangtua dengan pengasuhan yang otoriter, cara mendidik yang salah dan berdasar pada ancaman, kekerasan dan pemukulan setiap kali anak berbuat kesalahan atau bermain-main sesuatu, sering disalahkan, dipukul, diancam, dicela dan direndahkan atau pengasuhan yang over protektif. Kepercayaan diri anak sangat berhubungan dengan perlakuan orangtua kepada si anak justru pada masa-masa sebelum dia bersekolah. Dengan kata lain apa yang kita berikan kepada anak-anak pada usia dibawah misalnya 5 atau 6 tahun akan sangat mempengaruhi kepercayaan dirinya sewaktu dia nanti memasuki sekolah. Perlakuan orangtua yang penuh kehangatan itu adalah suatu modal yang akan memberikan si anak kekuatan melangkah keluar dari lingkup rumahnya memasuki tempat yang asing baginya. Semakin seorang anak kuat berakar karena dia tahu Pola asuh yang salah dapat menyebabkan dicintai dan diterima apa adanya di rumahnya perkembangan kemandirian sosial anak terhambat sendiri, dia seolah-olah akan mendapatkan lebih banyak energi untuk melangkah keluar menghadapi tantangan dan tuntutan dari luar. Kebalikannya, anak yang mengalami banyak ketegangan dan perlakuan orangtua lebih bersifat kritis, memarahinya atau hidup dimana orangtua mempunyai hubungan pernikahan yang tidak baik, anak justru tidak mempunyai kekuatan, dia justru merasa lemah dan akhirnya waktu dia harus melangkah keluar, dia bukannya berani tetapi justru merasa takut. 8
  • 10. 2. Trauma Hal yang menjadi penyebab trauma bisa berasal dari pengalaman atau hal-hal yang tidak menyenangkan di masa lalunya, misal saat dia mengerjakan soal dan kemudian jawabannya salah, respon orangtuanya adalah memahari dan membentaknya. Atau saat salah mengerjakan soal di sekolah dia disuruh berdiri dipojok kelas sehingga malu, hal ini menyebabkan anak takut untuk menjawab pertanyaan karena trauma. Dan hal ini bisa saja terjadi bukan hanya dalam kegiatan belajar saja tetapi dalam lingkungan sosialnya (diejek dan ditertawakan teman, perlakuan kasar dari teman dan lain-lain) Salah satu penyebab paling umum kegagalan adalah kebiasaan berhenti ketika seseorang ditundukkan oleh kekalahan sementara ~ Napoleon Hill Saya pernah mengamati seorang anak membantu mamanya yang sedang sibuk mempersiapkan sebuah acara di rumahnya. Karena melihat beberapa orang dewasa dan mamanya sibuk memindahkan piring dari satu ruangan ke ruangan yang lain, sang anak pun tanpa disuruh segera membantu mamanya dengan melakukan hal yang sama. Apa yang terjadi? Saat melihat anaknya membawa piring, meski tidak terlalu banyak, sang mama langsung marah dan mengatakan, ”nanti kalau pecah bagaimana? Nanti kalau jatuh dan terkena kaki bagaimana?” Sang anak pun menangis karena dimarahi. Entah apa yang ada di dalam hati sang anak saat itu. Saat saya melihat kejadian itu langsung menebak kalau sebenarnya sang anak hanya ingin membantu mamanya yang kelihatan capek karena memindahkan piring dan sang anak hanya ingin membantu. Bila itu yang ada di dalam hati sang anak, tentu sang anak merasa sangat sedih dan bingung karena dia baru tahu kalau membantu orang itu adalah sebuah kesalahan. Di lain waktu, bisa jadi sang anak menjadi takut membantu sang mama dan melakukan hal-hal yang lain yang dia rasa “berbahaya”. 9
  • 11. Jadi apabila anda menghadapi situasi yang sama, akan lebih baik bila anda meminta sang anak untuk membantu malakukan hal yang lain, misalnya memindahkan sendok atau hal-hal lain yang mudah untuk dilakukan seorang anak, dan diusahakan tidak memakai “marah” agar trauma tidak tercipta. Atau bahkan sering menakut-nakuti anak pada saat “menasehati” mereka, dengan mengatakan ”nak jangan masuk ke dalam ruangan itu, disana banyak kecoak, nanti digigit lho...” Mungkin sang anak akan langsung menuruti apa yang kita katakan. Namun mungkin kita tidak pernah memikirkan efek negatifnya. Hal-hal yang berbau “menakut-nakuti” tersebut, ternyata bisa menjadi salah satu penyebab anak tidak percaya diri. Bila kita mengalami kasus di atas, alangkah baiknya bila kita tidak menggunakan kata-kata yang bersifat menakut-nakuti, misalnya ”nak… main disini saja ya, disini kan tempatnya lebih luas dan lebih terang.” Intinya adalah hindari Hal yang menjadi penyebab trauma bisa berasal kata-kata yang membuat anak takut dan ketakutan dari pengalaman atau hal-hal yang tidak menyenangkan di masa lalunya itu bukan pada anaknya tetapi orangtuanya yang takut, sehingga secara tidak sadar hal ini menghambat anak di masa depannya. Bahaya di masa lalu adalah orang menajdi budak Bahaya di masa depan adalah orang menjadi robot ~ Erich Fromm 10
  • 12. Proses penumbuhan kepercayaan diri tidak melulu pada diri anak. Untuk membuat anak- anak percaya diri, orangtua harus percaya diri terlebih dahulu. Orangtua harus menjadi role model yang sehat bagi anak-anaknya. Meningkatkan rasa percaya diri pada anak tidaklah semudah membalik telapak tangan. Bisa jadi karena metode yang digunakan oleh orangtua kurang sesuai, maka rasa percaya diri anak justru semakin lama semakin pudar. Peran orangtua dalam usaha meningkatkan rasa percaya diri pada anak sangat diharapkan. Rasa percaya diri pada anak akan berguna sepanjang hidupnya. Itulah hal yang dapat menguatkan motivasi pada seorang anak untuk tetap survive dalam kondisi yang berat. Ketika problematika sosial semakin kompleks maka rasa percaya diri juga akan semakin memegang perannya yang penting. Untuk membuat anak-anak percaya diri, orangtua harus percaya diri terlebih dahulu Orangtua harus menjadi role model yang sehat bagi anak-anaknya 11
  • 13. Berikut ini adalah 7 cara meningkatkan rasa percaya diri pada anak : 1. Mengevaluasi pola asuh Idealnya setiap orangtua bersikap demokratis, memegang kendali namun tetap memberikan kebebasan anak untuk berpendapat. Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orangtua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orangtua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan atau melampaui kemampuan anak. Orangtua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat. Hasil dari pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal baru dan koperatif terhadap orang lain. Kita tahu, bahwa persoalan anak adalah persoalan orangtua dan juga persoalan keluarga. Anak yang bermasalah akan mempengaruhi keseluruhan sistem keluarga, sebaliknya, keseluruhan sistem keluarga atau pola asuh juga dapat berkontribusi terhadap persoalan pada anak. Nah, pahami hal berikut dengan seksama. Sikap orangtua, akan diterima oleh anak sesuai dengan persepsinya pada saat itu. Orangtua yang menunjukkan kasih, perhatian, penerimaan, cinta dan kasih sayang serta kedekatan emosional yang tulus dengan anak, akan membangkitkan rasa percara diri pada anak tersebut. Anak akan merasa bahwa dirinya berharga dan bernilai di hadapan orangtuanya. Dan meskipun ia melakukan kesalahan, dari sikap orangtua anak dapat melihat bahwa dirinya tetaplah dihargai dan dikasihi. Anak dicintai dan dihargai bukan tergantung pada prestasi atau perbuatan baiknya, namun karena eksisitensinya. Dikemudian hari anak tersebut akan tumbuh menjadi individu yang mampu menilai positif dirinya dan mempunyai harapan yang realistik terhadap diri sendiri, seperti orangtuanya meletakkan harapan realistik terhadap dirinya. 12
  • 14. Anak perlu diajarkan untuk memiliki rasa percaya diri, yaitu mempunyai perasaan yang teguh pada pendiriannya, tabah apabila menghadapi masalah, kreatif dalam mencari jalan keluar dan ambisi dalam mencapai sesuatu. Ia juga perlu diajarkan untuk mempunyai self respect (hormat pada diri sendiri), yaitu mempunyai perasaan yang konstruktif, hormat pada orang lain dan bersyukur pada apa yang dimilikinya. Hal ini dapat diupayakan untuk menumbuhkan rasa percaya diri serta rasa hormat diri pada anak oleh orangtua. Diantaranya adalah dengan mendorongnya untuk selalu berupaya, menerima kelebihan dan kekurangannya, dan memberikan pujian dan hadiah pada perilakunya yang mengarah pada rasa percaya diri dan rasa hormat dirinya tersebut. 2. Pujian yang tepat Pujian memang baik untuk anak, namun jangan berlebihan. Jangan mengulang pujian pada anak yang sifatnya membangga-banggakan talenta dirinya. Seperti "kamu adalah anak terpintar di sekolah" atau "kamu adalah pebasket terhandal". Jangan memberikan pujian yang membuatnya terbebani untuk selalu menjadi yang terhebat. "Berikan pujian pada usahanya dalam meraih sukses, bukan pada talenta yang dimilikinya," jelas Shari Young Kuchenbecker, PhD, asisten profesor psikologi di Chapman University, Orange, California. Menurut penelitian di Columbia University, anak-anak merasa lebih senang dan mampu menghadapi tantangan ketika mereka mendapatkan pujian atas usahanya. Seperti dengan mengatakan, "kamu bekerja keras" atau "hebat, kamu bisa menyelesaikan tugas dengan baik". Kata-kata motivasi lebih berbekas bagi anak-anak ketimbang pujian seperti "ayah bangga denganmu nak" Berikan pujian pada usahanya dalam meraih sukses, bukan pada talenta yang dimilikinya 13
  • 15. 3. Agenda sosialisasi Masukkan jadwal sosialisasi dalam jadwal kegiatan anak. Anak sebaiknya tidak teralu disibukkan dengan les privat sehingga membuat ia lupa bermain dengan teman-temannya. Pastikan anak mempunyai waktu untuk menambah koleksi teman dan berinteraksi dengan teman lama. Perhatikan lingkungan sosialisasi yang tepat buat anak, karena lingkungan sosialisasi yang salah dapat memberikan pengaruh buruk. Pengaruh yang seperti apa? Antara lain sikap lingkungan yang membuat kita takut untuk mencoba, takut untuk berbuat salah, semua harus seperti yang sudah ditentukan. Karena ada rasa takut dimarahi inilah, kita jadi malas untuk melakukan hal-hal yang berbeda dari orang kebanyakan. Mau tunjuk tangan waktu guru memberikan pertanyaan di dalam kelas, takut! Nah perhatikan hal-hal tersebut, jangan-jangan anak kita sudah “keracunan” oleh hal tersebut. Disamping itu, sering mengajak anak bermain dan bertemu dengan kerabat, sepupu, tetangga, bermain di taman bermain dan tempat keramaian lain juga sangat membantu anak. Siapkan anak untuk menghadiri acara sosial yang akan segera diselenggarakan dengan menjelaskan latar belakang, ekspektasi, serta para hadirin yang kira-kira datang ke acara itu. Kemudian, bantu anak berlatih bagaimana cara bertemu orang lain, tata krama di meja makan, keterampilan dasar berbicara dan bagaimana cara mengucapkan salam perpisahan dengan anggun. Ini akan sangat membantu anak untuk menjadi lebih percaya diri. Belajar atau melatihnya untuk peduli dan berbagi terhadap sesama merupakan cara yang baik untuk melatih kepercayaan diri anak. Dengan demikian mereka akan mempunyai kepekaan dan empati yang baik terhadap lingkungan sosialnya, sehingga merasa akan merasakan betapa hidup ini begitu berarti bila bisa berbuat sesuatu yang positif. 14
  • 16. 4. Kenalkan anak pada beragam karakter melalui cerita Hal ini dapat dilakukan dengan membacakan cerita fiksi, mengenalkan tokoh-tokoh yang ada didalam cerita tersebut, atau bisa juga menceritakan pengalaman berteman guru atau orangtua, kemudian membiarkan anak memperlajari tokoh-tokoh yang diceritakan dan minta anak untuk menceritakan kembali apa yang ia dengar dan pahami dari karakter tokoh-tokoh tersebut. Selain itu, melalui penerapan kegiatan bercerita ini dapat membiasakan anak untuk menjadi lebih terbuka mengekspresikan rasa senang dan rasa tidak senangnya terhadap berbagai hal yang dialaminya dan berani tampil di depan kelas. Hal ini sesuai dengan hakikat belajar itu sendiri, yakni memperoleh perubahan perilaku yang bersifat permanen yang dapat bermanfaat untuk menjalani kehidupan selanjutnya. Dan tidak mungkin tercapai tanpa disertai upaya, motivasi serta kemauan guru dan orangtua untuk lebih memahami dan melaksanakan peranan, tugas-tugas dan fungsinya sebagai pengelola proses pembelajaran 15
  • 17. Melalui kegiatan bercerita, kepercayaan diri anak dapat ditingkatkan. Setelah diberi contoh dan dibiasakan, anak akan lebih percaya diri ketika bercerita di depan kelas dan mampu mengungkapkan pendapatnya dengan baik. Anak tidak malu lagi saat bergabung dengan anak lain dan mau berkomunikasi dengan anak lain, serta mengerjakan setiap kegiatan yang diberikan tanpa mengeluh. Hal ini akan membuat anak menjadi orang yang memiliki kepercayaan diri tinggi dan tidak mudah menyerah serta putus asa sebelum mencoba suatu tantangan. Agar penerapan kegiatan bercerita dapat dioptimalkan dengan baik maka materi harus disesuaikan dengan karakteristik anak, misalnya dalam pemilihan buku cerita yang akan digunakan, media yang digunakan harus lebih menarik perhatian anak sehingga anak tidak merasa bosan dengan kegiatan tersebut. Selain dua hal diatas, penerapan kegiatan bercerita pun harus didukung dengan suasana hati anak (mood) dan tempat sekitar untuk bercerita (hindari ruang berisik) yang mendukung proses kegiatan tersebut. Variasi kegiatan bercerita yang dilakukan mampu menarik perhatian anak untuk mengikuti kegiatan bercerita sampai akhir. Dengan adanya penyajian dan pemberian kegiatan bercerita yang dilakukan dengan menggunakan berbagai media yang bervariasi (boneka peraga, sambil menggambar dan lain- lain) dapat melatih kepercayaan diri anak untuk melakukan setiap kegiatan baru tanpa adanya ketakutan dalam diri untuk mencoba. 5. Bermain peran Hal ini untuk melatih anak berkomunikasi interpersonal. Misal, bermain telpon-telponan, guru atau orangtua sebagai penelpon, anak sebagai penerima. Atau bermain dengan bertamu ke rumah tetangga, guru atau orangtua sebagai tuan rumah, anak sebagai tetangga yang berkunjung. Buat daftar berisi kalimat pembuka percakapan yang mudah digunakan anak untuk bercakap-cakap dengan berbagai kelompok orang, misalnya orang yang telah dikenalnya, orang dewasa yang belum pernah ditemuinya, teman lama yang jarang dijumpainya, anak 16
  • 18. baru di sekolah, atau anak yang sering bermain dengannya di taman bermain. Setelah itu, ajak anak untuk berlatih menggunakan kalimat-kalimat tersebut sampai merasa terbiasa dan nyaman mengucapkannya. Salah satu trik yang dapat digunakan adalah mempraktikkan perbincangan via telepon dengan pendengar suportif di ujung lain. Dengan demikian, anak tidak akan merasa tertekan seperti jika melakukan pembicaraan tatap muka. Philip Zimbardo, orang yang terkenal sebagai pakar dalam mengatasi rasa malu, merekomendasikan untuk memasangkan anak pemalu dengan anak yang lebih muda darinya untuk berlatih dalam periode singkat. Ciptakan kesempatan bagi anak untuk bermain dengan anak lain yang lebih muda darinya, misalnya adik, sepupu, anak tetangga atau salah satu anak kenalan Anda. Jika anak yang pemalu berusia remaja, coba menyuruhnya mengasuh anak kecil untuk mempraktikkan keahlian bersosialisasi yang enggan dipraktikkannya dengan anak-anak seusianya. 6. Biarkan kesalahan terjadi dan berikan resiko teringan Apa maksudnya? Tentu sebagai orangtua kita seringkali mendapati anak kita frustasi karena belum berhasil memasangkan gambar puzzle, sehingga seringkali ditengah-tengah bermain tiba-tiba mereka menjerit dan bahkan menangis sendiri. Apa yang perlu anda lakukan adalah, dukunglah anak anda untuk mencoba sesuatu yang baru, selama hal tersebut tidak membahayakan dirinya, mengurangi campur tangan anda untuk menjadi problem solving dalam tantangan baru yang sedang dihadapinya. Biarkan anak anda melakukan ujicoba 17
  • 19. selama hal tersebut tidak membahayakannya. Jangan anda buru-buru mengatakan "sini, biar mama saja yang buatin" karena hal ini akan membuat anak anda tidak belajar untuk mendiri dan percaya diri. Anak yang tidak percaya diri sangatlah sensitif dengan hal ini, kesalahan dan kegagalan adalah hal yang paling menghantui mereka dan bisa menjadi trauma bagi mereka, bahkan memikirkan resiko saja sudah seperti mendengar cerita horor. Kita sebagai orang dewasa sangat paham jika kegagalan adalah proses yang menjadi satu paket dengan sukses. Dan pahamilah, setiap manusia punya jatah gagal. Habiskan jatah tersebut ketika masih muda. Persiapkan anak anda untuk menemuinya dan belajar serta berespon positif dari setiap kegagalannya. Salah satu hal terberat bagi orangtua adalah melihat anak mereka "merasa kalah dan akhirnya menyerah, betul? Saya ingin mengakhiri bagian ini dengan mengutip kata-kata bijak dari Robert T. Kiyosaki: "Di sekolah kita belajar bahwa kesalahan itu buruk dan kita dihukum karena membuat kesalahan. Tetapi, jika kita melihat bagaimana manusia dijadikan untuk belajar, kita belajar dari membuat kesalahan. Kita belajar berjalan saat terjatuh. Jika kita tidak pernah terjatuh, kita tidak akan pernah berjalan." Kunci lepas dari hambatan ini adalah cara nomor 1, pola asuh orangtua. Pahami dan terima anak apa adanya saat menemui kegagalan dan dukung terus sampai terbentuk ”Mental Kebal” terhadap kegagalan. Kegagalan yang tidak diolah dengan baik oleh anak-anak sering kali berdampak menjadi trauma. Dukunglah anak anda untuk mencoba sesuatu yang baru, selama hal tersebut tidak membahayakan dirinya 18
  • 20. 7. Pahami kepribadian mereka Inilah jebakan yang sering terlewatkan. Maksudnya? Setiap manusia yang lahir didunia selalu dilengkapi dengan Kepribadian (Personality) dan kepribadian setiap manusia tidak bisa dipilih, karena sudah dikasi dari “sono” nya. Mengapa kita perlu membahas tentang kepribadian? Karena kepribadian adalah bagian dari diri manusia yang sangat unik dimana kita memiliki kecenderungan yang cukup besar untuk merespon segala sesuatu. Dengan memahami kepribadian anak berarti kita telah menyingkat waktu kita untuk menebak-nebak, berusaha mengerti dan memahami anak kita, kita bisa jauh lebih mudah untuk memahami seseorang anak dengan memperhatikan tipologi kepribadiannya. Kepribadian ini membagi manusia menjadi empat golongan besar yaitu korelis, sanguinis, phlegmatis dan melankolis. Koleris mewakili tipe kepribadian yang tegas dan cenderung untuk memimpin, dia adalah seorang pemimpin yang dilahirkan. Pemimpin yang dilahirkan secara alamiah begitulah koleris. Ciri- cirinya To The Point, dia ingin segala sesuatunya cepat dan dilakukan saat itu juga, dia tidak bertele-tele tetapi pada titik ekstrimnya adalah dia bisa menjadi terlalu dominan dan terlalu mengatur, terlalu mengontrol, sehingga orang lain bisa tidak tahan. Dia ingin segala sesuatunya dilakukan dengan sangat cepat kemudian bisa jadi dia lupa beberapa detail-detail tentang hal penting yang harus dilakukan. Itulah tipe kepribadian koleris yang sejati. Orang koleris akan berpakaian Koleris mewakili tipe kepribadian yang tegas dan cenderung untuk memimpin, dia adalah dengan praktis, simple, tidak mementingkan model seorang pemimpin yang dilahirkan 19
  • 21. pakaian tetapi lebih mementingkan fungsi dari pakaian itu. Dan orang koleris biasanya duduknya sangat tegak sekali dan ia berjalan dengan sangat tegak dengan kepala terangkat ke atas. Pada kenyataannya tiap kepribadian itu memiliki kadarnya masing-masing, sangat kecil sekali kemungkinan kita untuk menemukan seseorang yang koleris sejati. Artinya seratus persen koleris sementara di lain-lainnya itu nol semuanya. Seorang anak yang koleris, biasanya memiliki motivasi yang kuat dari dalam, istilahnya “ku tahu yang ku mau”. Jika ingin mengarahkan mereka, tunjukan keuntungan bagi anak jika mereka melakukan hal tersebut. Misal: “jika kamu les bahasa inggris maka mudah bagi kamu untuk memahami aturan dari permainan yang sering papa dan kamu lakukan, masih banyak permainan serupa yang bisa kita mainkan”. Kepribadian adalah bagian dari diri manusia yang sangat unik dimana kita memiliki kecenderungan yang cukup besar untuk merespon segala sesuatu Sanguinis adalah orang yang cerah, ceria, bisa mendengar suaranya jauh sebelum melihat orangnya, heboh sekali dan jika memakai pakaian pakaian biasanya berwarna cerah meriah dengan banyak sekali aksesoris, yah sanguinis adalah orang yang senang menjadi pusat perhatian. Jika anda datang ke pesta dan melihat satu orang dikelilingi yang lain, bercerita, semua terhibur dan tertawa, maka orang yang bercerita itulah seorang sanguinis. Ya, sanguinis adalah pusat perhatian. Jika Anda melihat orang sanguinis berpakaian cerah warna warni dan banyak aksesoris, dia tidak akan risih dengan itu semua bahkan dia akan suka, karena dengan begitu dia bisa menarik perhatian orang lain. Orang sanguinis akan berjalan dengan gayanya yang ceria dan akan menoleh ke kanan kiri dan melempar banyak senyum kepada orang-orang di sekitarnya. Seorang anak sanguinis merupakan anak yang sangat senang sekali bermain dan berkumpul dengan banyak teman-temannya. Senang dengan 20
  • 22. aktivitas “outdoor” atau kebersamaan yang menyenangkan. Tentu mudah bagi anda menerjemahkan bahasa saya berkaitan dengan anak sanguinis. Tipe koleris dan tipe sanguinis adalah tipe yang Ekstrovert, yaitu tipe yang terbuka kepada orang. Orang sanguinis begitu sangat terbukanya, sehingga bisa cerita tentang banyak hal kepada orang lain dan kemudian bisa dengan mudah melupakannya. Orang sanguinis dengan begitu mudahnya melupakan janjinya dan juga dengan begitu mudahnya dia akan langsung minta maaf. Orang koleris tidak akan melakukannya, dia akan gengsi untuk minta maaf kepada kita. Tapi mereka dasarnya adalah orang-orang yang terbuka, orang-orang yang ekstrovert. Berikutnya kita akan membahas bagian kepribadian yang Introvert yang tertutup. Di bagian ini ada dua jenis kepribadian dua tipelogi kepribadian yaitu Melankolis dan Phlegmatis. Melankolis adalah seorang yang rapi, biasanya tulisannya rajin, rapi, lengkap, detail karena itu jika mereka kuliah catatan mereka biasanya akan dipinjam oleh teman-temannya. Dan kemudian dia akan memiliki gaya dandan yang rapi, tidak ada satu helai pun rambut yang tersisir keluar, semuanya rapi seperti diatur pada tempatnya. Seorang melankolis berpakaian selalu sangat rapi sekali, dimasukkan dan suka warna warna yang memiliki perpaduan warna yang cocok. Jadi tidak akan sembarangan, artinya dia tidak akan memakai bawahan yang berwarna hijau dan kemudian atasnya berwarna kuning cerah. Dia akan mempertimbangkan segala sesuatunya, itulah ciri orang melankolis. Jika Ciri-ciri anak melankolis yang sangat tampak adalah anak ini sangat teratur, suka kerapian, memendam sesuatu bisa dipendam sangat lama, seringkali mereka secara akademis adalah anak yang cerdas dan pandai ngambeknya bisa sangat lama sekali, tetapi orang 21
  • 23. melankolis sangat detail, begitu suka dengan data-data dan fakta-fakta. Yah itulah seorang melankolis. Ia begitu ahli dalam perencanaan dan analisa. Ciri-ciri anak melankolis yang sangat tampak adalah anak ini sangat teratur, suka kerapian, seringkali saya jumpai mereka secara akademis adalah anak yang cerdas dan pandai. Anak melankolis sangat suka “mengontrol” semuanya sendiri. Terkadang menentukan pakaian yang akan dipakainya, makan apa sore ini dan sebagainya. Mereka terkadang suka mengingatkan kita, jika keluar kamar lampu dimatikan, tv atau laptop dimatikan. Phlegmatis adalah kepribadian yang suka melakukan segala sesuatu berdasarkan urutan yang telah diberikan, jika memang sudah begini ya begini tidak usah dipikirin yang lain lagi, yah pokoknya ikuti saja. Itulah phlegmatis, tipe pengikut yang setia. Dia bisa tahan duduk berjam-jam melakukan sesuatu berhari-hari, berminggu-minggu dan berbulan-bulan dimana itu tidak mungkin bisa dilakukan oleh seorang yang koleris ataupun seorang sanguinis. Mereka tidak akan tahan duduk berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan- bulan melakukan satu hal yang sama berulang-ulang kali. Phlegmatis sangat cocok melakukan itu semua, sangat setia dan bisa dipercaya untuk memegang rahasia. Itulah orang phlegmatis, mereka sangat mudah diatur mereka sangat toleran. Jika Anda punya anak phlegmatis, Anda bisa mengatakan “nak sekarang makan ya”, “ya” kalau anda sibuk, anda bisa mengatakan “nak, sekarang mama lagi sibuk, nanti aja makannya ya”, “iya” anak phlegmatis tidak akan menuntut anda. Itu akan sangat berbeda dengan anak koleris “nak makannya nanti ya”, “tidak! Aku maunya sekarang” itulah anak koleris. Anak phlegmatis biasanya cenderung diam dan mengalah. Mereka sering menghindari konflik dan seringkali merelakan peralatan tulisnya untuk dipinjam dan tak jarang terkadang merasa “ngga enak” untuk memintanya. Anak yang dari lahir dengan kepribadian koleris ataupun sanguinis yang kuat, maka rasa berani dan percaya dirinya sudah ada di dalam diri mereka, sejalan dengan aliran darah mereka, alias sudah include. Tetapi anak yang memiliki kepribadian phlegmatis dan melankolis, cenderung akan dianggap anak yang kurang berani atau tidak percaya diri. 22
  • 24. Nah, pertanyaan saya apakah anda paham dengan kepribadian anak anda? Anda mengetahuinya? Banyak orangtua yang tidak memahami ini dan langsung main vonis anak saya tidak percaya diri dan konsultasi sana-sini (bisa jadi konsultasi ke tetangganya yang bukan pakar anak, bahkan sampai ke psikolog anak). Jangan salah, walaupun diatas dituliskan bahwa anak dengan kepribadian melankolis dan phlegmatis tidak sepercaya diri koleris dan sanguinis, bukan berarti tidak dapat membantu anak melankolis dan phlegmatis untuk percaya diri. Sangat bisa dan sangat mungkin sekali. Tetapi tidak jarang juga seorang anak koleris dan sanguinis yang salah pengasuhan juga menjadi anak yang “pesakitan”, menjadi anak yang tidak percaya diri dan bermasalah dalam kehidupannya. Karena apa? Tidak ada buku panduan resmi saat anak itu lahir di dunia sehingga orangtua tidak tahu bagaimana memperlakukannya. Seperti halnya saat anda membeli Blackberry, anda mendapat buku panduannya bukan? Untuk mengetahui cara mengoperasikannya. Tapi hal ini tidak berlaku bagi anak kita, sehingga seringkali kita jumpai anak yang bermasalah karena salah perlakuan dalam mengasuhnya. Kepribadian adalah bagian dari diri manusia yang sangat unik dimana kita memiliki kecenderungan yang cukup besar untuk merespon segala sesuatu 23
  • 25. Baiklah kita sudah sampai pada penghujung dari e-book ini, satu hal yang pasti dari kami adalah harapan dan doa agar yang terbaik terjadi di dalam keluarga anda semua. Rasa percaya diri anak adalah warisan terindah bagi anak dari orangtua. Semoga apa yang kami berikan ini dapat membantu generasi-generasi emas berikutnya menciptakan sesuatu yang lebih baik dan berguna bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Salam pendidikankarakter.com Hard Cover, Full Colour, Limited Edition Dapatkan di toko buku Gramedia terdekat 24