SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
UU 25/1992
PP 4/1994
PPROSES PENGESAHAN BADAN HUKUMKOPERASIROSES PENGESAHAN BADAN HUKUMKOPERASI
Membahas Anggaran Dasar Koperasi :
Anggaran Dasar memuat antara lain :
• Nama & tempat kedudukan.
• Maksud & tujuan
• Bidang usaha.
• Keanggotaan.
• Rapat Anggota.
• Pengurus, Pengawas.
• Sisa Hasil Usaha.
PERMEN 01/2006
- Sekurang -
kurangnya di
hadiri 20 orang
pendiri.
Sekelompok orang
yang mempunyai
kegiatan dan
kepentingan ekonomi
yang sama.
Rapat Persiapan
Rapat Pembentukan
PRA KOPERASI
Kop. Sekunder
Kop. Primer
- Dihadiri sekurang
kurangnya 3
(tiga) koperasi
melalui wakil-
wakilnya.
Mengajukan
permohanan
pengesahan secara
tertulis kepada Pejabat
berwenang.
• Pejabat yang berwenang
wajib melakukan penelitian
terhadap materi Anggaran
Dasar yang diajukan.
• Pejabat yang berwenang
melakukan pengecekan
terhadap keberadaan
koperasi tersebut.
Diterima
Pengesahan
selambat-lambatnya
3 bulan sejak berkas
diterima lengkap
Ditolak
Keputusan penolakan
dan alasannya
disampaikan kembali
kepada kuasa pendiri
paling lama 3 bulan
Terhadap penolakan,
para pendiri dapat
mengajukan
permintaan ulang
pengesahan akta
pendirian koperasi
dalam jangka waktu
paling lama 1 bulan.
Keputusan terhadap
permintaan ulang
tersebut diberikan
paling lambat
1 bulan.
disetujui ditolak
Keputusan
akhirPembuatan Akta oleh
Notaris. 1
1. Dasar Hukum :
- Undang-undang No. 25 Tahun 1992Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian.
- Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang
Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta
Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
- Peraturan Menteri Nomor 01 Tahun 2006Peraturan Menteri Nomor 01 Tahun 2006 yaitu tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan
Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar
Koperasi.
2. Koperasi sebaiknya dibentuk oleh sekelompok orang/anggota
masyarakat yang mempunyai kegiatan dan kepentingan
ekonomi yang sama.
3. Sebelum mendirikan koperasi, sebaiknya didahului dengan
penyuluhan tentang perkoperasian agar kelompok masyarakat
yang ingin mendirikan koperasi tersebut memahami
mengenai perkoperasian, sehingga anggota koperasi nantinya
benar-benar memahami nilai dan prinsip koperasi dan paham
akan hak dan kewajibannya sebagai anggota koperasi.
PROSES PENGESAHAN BADAN HUKUMKOPERASIPROSES PENGESAHAN BADAN HUKUMKOPERASI
2
4. Proses pendirian koperasi dimulai dengan pelaksanaan Rapat
Pembentukan Koperasi dimana untuk Koperasi Primer
sekurang-kurangnya dihadiri oleh 20 orang anggota pendiri,
sedangkan untuk Koperasi Sekunder sekurang-kurangnya
dihadiri oleh 3 (tiga) koperasi melalui wakil-wakilnya.
5. Rapat pembentukan koperasi tersebut dihadiri oleh Pejabat
Dinas/Instansi/Badan Yang Membidangi Koperasi setempat
(sesuai domisili anggota) dimana kehadiran pejabat tersebut
bertujuan antara lain untuk : memberi arahan berkenaan
dengan pembentukan koperasi, melihat proses pelaksanaan
rapat pembentukan, sebagai narasumber apabila ada
pertanyaan berkaitan dengan perkoperasian dan untuk
meneliti isi konsep anggaran dasar yang dibuat oleh para
pendiri sebelum di”akta”kan oleh Notaris Pembuat Akta
Koperasi setempat.Selain itu apabila memungkinkan rapat
pembentukan tersebut juga dapat dihadiri oleh Notaris
Pembuat Akta Koperasi yaitu Notaris yang ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM untuk
membantu membuat/menyusun akta pendirian, perubahan
anggaran dasar dan pembubaran koperasi.
3
6. Dalam Rapat Pembentukan akan dibahas mengenai Anggaran
Dasar Koperasi yang memuat antara lain :
- Nama dan tempat kedudukan
- Maksud dan tujuan
- Bidang usaha
- Keanggotaan
- Rapat Anggota
- Pengurus dan Pengawas
- Sisa Hasil Usaha
7. Pembuatan atau penyusunan akta pendirian koperasi
tersebut dibuat dihadapan dan atau oleh Notaris Pembuat
Akta Koperasi dimaksud.
8. Selanjutnya Notaris atau kuasa Pendiri mengajukan
permohonan pengesahan secara tertulis kepada pejabat yang
berwenang yaitu :
Untuk koperasi primer yang anggotanya tersebar di lebih dari
1 (satu) propinsi dan untuk koperasi sekunder adalah Deputi
Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM, Kementerian
Koperasi dan UKM.
Untuk Koperasi Primer yang anggotanya meliputi satu
propinsi atau Kabupaten/Kota adalah Kepala
Dinas/Kantor/Badan yang menangani urusan perkoperasian
Propinsi/Kabupaten/Kota setempat.
4
9. Pejabat yang berwenang akan melakukan :
- Penelitian terhadap meteri Anggaran Dasar yang
diajukan.
- Pengecekan terhadap keberadaan koperasi tersebut.
10. Apabila permohonan diterima maka pengesahan selambat
lambatnya 3 (tiga) bulan sejak berkas diterima lengkap.
11. Jika permohonan ditolak maka Keputusan penolakan dan
alasannya disampaikan kembali kepada kuasa pendiri
paling lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diajukan.
12. Terhadap Penolakan, para pendiri dapat mengajukan
permintaan ulang pengesahan akta pendirian koperasi
dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. Keputusan
terhadap permintaan ulang tersebut diberikan paling
lambat 1 (satu) bulan.
5
1. Surat bukti penyetoran modal tetap USP pada koperasi
primer sekurang-kurangnya Rp. 15.000.000,- (lima belas
juta rupiah) dan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
untuk USP pada koperasi sekunder berupa deposito
pada Bank Pemerintah yang disetorkan atas nama
Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah cq.
Ketua Koperasi yang bersangkutan.
2. Rencana kerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.
3. Administrasi dan pembukuan koperasinya.
4. Nama dan riwayat hidup Pengurus, Pengawas dan calon
Pengelola.
5. Daftar sarana kerja.
6. Surat Perjanjian Kerja antara Pengurus Koperasi dengan
Pengelola/Manager/Direksi.
TAMBAHAN YANG PERLU DILAMPIRKAN DLMTAMBAHAN YANG PERLU DILAMPIRKAN DLM
PEMBENTUK AN KOPERASI YANG MEMPUNYAIPEMBENTUK AN KOPERASI YANG MEMPUNYAI
UNIT USAHA SIMPAN PINJAM :UNIT USAHA SIMPAN PINJAM :
6
ASPEK ASPEK PENTING
DALAM PENYUSUNAN
AKTA
PERKOPERASIAN
7
POKOK BAHASAN
Dasar hukum,
Akta Perkoperasian,
Materi muatan penting yang
perlu diatur dalam
Anggaran Dasar koperasi.
8
D A S A R H U K U M
1. UU nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian.
2. PP. nomor 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tatacara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
3. PP. nomor 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh
Pemerintah
4. PP nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam
oleh Koperasi.
5. PP. nomor 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi.
6. Surat Keputusan Menteri Koperasi dan PPK nomor 36/Kep/M/II/1998
tentang Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan Peleburan
Koperasi.
7. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM nomor
19/KEP/Meneg/III/2000 tentang Pedoman kelembagaan dan Usaha
Koperasi.
8. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Republik Indonesia Nomor 01/Per/M.KUKM/I/2006 tanggal 9 Januari
2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta
Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
9
AKTA PERKOPERASIAN
1. Akta Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
2. Akta Pendirian Koperasi.
3. Berita Acara Rapat Anggota Koperasi, antara lain :
a. Pembentukan Koperasi.
b. Rapat Anggota :
1). Rapat Anggota Tahunan.
2). Rapat Anggota Penyusunan dan Pengesahan
RAPBK.
c. Rapat Anggota Luar Biasa:
1). Penggabungan Koperasi.
2). Pembagian Koperasi.
3). Peleburan Koperasi.
4). Lain Lain (Pemberhentian Pengurus, Anggota dst).
10
ANGGARAN DASAR KOPERASI
1. Anggaran Dasar memuat ketentuan ketentuan pokok yang‑
merupakan dasar bagi tata kehidupan koperasi, sehingga
didalamnya dimuat hal hal yang harus disusun secara‑
ringkas, singkat, jelas dan mudah dimengerti oleh
siapapun;
2. Ketentuan pokok yang dimuat dalam Anggaran Dasar
meliputi:
a. struktur organisasi;
b. kegiatan usaha;
c. modal dan keuangan;
d. manajemen.
11
3. Pengaturan organisasi sebagaimana dimaksud angka 2 huruf a
adalah mengenai :
a. nama dan tempat kedudukan;
b. maksud dan tujuan;
c. landasan dan azas;
d. keanggotaan;
e. perangkat organisasi;
f. rapat rapat termasuk rapat anggota;‑
g. jangka waktu berdirinya;
h. sanksi.
4. Pengaturan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud angka 2 huruf b,
adalah mengenai :
a. kegiatan usaha yang dijalankan Koperasi;
b. pendapatan koperasi, Sisa Hasil Usaha (SHU) dan
pembagiannya;
c. tanggungan;
d. tahun buku koperasi.
12
5. Pengaturan modal dan keuangan sebagaimana dimaksud
angka 2 huruf c, adalah mengenai :
a. modal sendiri;
b. modal pinjaman;
c. modal penyertaan.
6. Pengaturan manajemen sebagaimana dimaksud angka 2
huruf d, adalah mengenai:
a. wewenang, hak, tugas, kewajiban dan tanggung
jawab dari perangkat organisasi dan pengelola koperasi;
b. hubungan kerja antar perangkat organisasi dan antara
perangkat organisasi dengan Pengelola Usaha Koperasi;
c. laporan keuangan dan neraca.
13
MATERI MUATAN ANGGARAN DASAR
Materi muatan dalam Anggaran Dasar Koperasi
sekurang kurangnya meliputi :‑
a. Daftar nama pendiri;
b. Nama dan tempat kedudukan;
c. Landasan dan asas;
d. Maksud dan tujuan serta bidang usaha;
e. Ketentuan mengenai keanggotaan;
f. Ketentuan mengenai rapat anggota;
g. Ketentuan mengenai pengurus;
h. Ketentuan mengenai pengawas;
i. Ketentuan mengenai pengelola;
j. Ketentuan mengenai permodalan;
k. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya Koperasi;
l. Ketentuan mengenai Sisa Hasil Usaha;
m. Ketentuan mengenai sanksi;
n. Ketentuan mengenai pembubaran;
o. Ketentuan mengenai perubahan Anggaran Dasar;
p. Ketentuan mengenai Anggaran Rumah Tangga dan
peraturan khusus.
14
Materi Anggaran Dasar Koperasi dapat
diperluas dengan menetapkan hal hal lain‑
yang diperlukan sesuai dengan
kepentingan anggota, organisasi atau
usaha koperasi yang bersangkutan,
sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan
15

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Berita acara pendirian koperasi pesona mandiri
Berita acara pendirian koperasi pesona mandiriBerita acara pendirian koperasi pesona mandiri
Berita acara pendirian koperasi pesona mandiri
 
Bahan penyuluhan koperasi
Bahan penyuluhan koperasiBahan penyuluhan koperasi
Bahan penyuluhan koperasi
 
Materi pengenalan koperasi
Materi pengenalan koperasiMateri pengenalan koperasi
Materi pengenalan koperasi
 
PPT koperasi
PPT koperasiPPT koperasi
PPT koperasi
 
Perizinan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
Perizinan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan SyariahPerizinan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
Perizinan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
 
Koperasi dalam ekonomi indonesia
Koperasi dalam ekonomi indonesiaKoperasi dalam ekonomi indonesia
Koperasi dalam ekonomi indonesia
 
Contoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasi
Contoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasiContoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasi
Contoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasi
 
BAPEPAM dan OJK
BAPEPAM dan OJKBAPEPAM dan OJK
BAPEPAM dan OJK
 
MANAJEMEN KOPERASI
MANAJEMEN KOPERASIMANAJEMEN KOPERASI
MANAJEMEN KOPERASI
 
Koperasi
KoperasiKoperasi
Koperasi
 
SISA HASIL USAHA
SISA HASIL USAHASISA HASIL USAHA
SISA HASIL USAHA
 
Koperasi
KoperasiKoperasi
Koperasi
 
Makalah koperasi
Makalah koperasiMakalah koperasi
Makalah koperasi
 
Presentasi rapat anggota koperasi
Presentasi rapat anggota koperasiPresentasi rapat anggota koperasi
Presentasi rapat anggota koperasi
 
MATERI EKONOMI KLS 11 TENTANG KOPERASI
MATERI EKONOMI KLS 11 TENTANG KOPERASIMATERI EKONOMI KLS 11 TENTANG KOPERASI
MATERI EKONOMI KLS 11 TENTANG KOPERASI
 
Aspek hukum badan usaha
Aspek hukum badan usahaAspek hukum badan usaha
Aspek hukum badan usaha
 
Kas dan Investasi Jangka Pendek
Kas dan Investasi Jangka PendekKas dan Investasi Jangka Pendek
Kas dan Investasi Jangka Pendek
 
Peranan Koperasi Dalam Perekonomian Indonesia (BAB 8)
Peranan Koperasi Dalam Perekonomian Indonesia (BAB 8)Peranan Koperasi Dalam Perekonomian Indonesia (BAB 8)
Peranan Koperasi Dalam Perekonomian Indonesia (BAB 8)
 
Profil pinbuk lengka pok
Profil pinbuk lengka pokProfil pinbuk lengka pok
Profil pinbuk lengka pok
 
Anggaran rumah tangg aok
Anggaran rumah tangg aokAnggaran rumah tangg aok
Anggaran rumah tangg aok
 

Similar to Proses Koperasi

Mendirikan Koperasi ber BAKUM.ppt
Mendirikan Koperasi ber BAKUM.pptMendirikan Koperasi ber BAKUM.ppt
Mendirikan Koperasi ber BAKUM.pptabdou hamadah
 
Tugas adrt
Tugas adrtTugas adrt
Tugas adrt12102012
 
Prosedur pendirian koperasi
Prosedur pendirian koperasiProsedur pendirian koperasi
Prosedur pendirian koperasiRohman Efendi
 
Syarat pendirian koperasi
Syarat pendirian koperasiSyarat pendirian koperasi
Syarat pendirian koperasibalatransaceh
 
Struktur organisasi koperasi
Struktur organisasi koperasiStruktur organisasi koperasi
Struktur organisasi koperasiom makplus
 
Tata cara pendirian koperasi mancani
Tata cara pendirian koperasi mancaniTata cara pendirian koperasi mancani
Tata cara pendirian koperasi mancaniMia Mancani
 
Mengurus badan hukum koperasi
Mengurus badan hukum koperasiMengurus badan hukum koperasi
Mengurus badan hukum koperasikoperindo
 
Cara mendirikan koperasi
Cara mendirikan koperasiCara mendirikan koperasi
Cara mendirikan koperasishintiaindaah
 
TATA CARA MENDIRIKAN KOPERASI
TATA CARA MENDIRIKAN KOPERASITATA CARA MENDIRIKAN KOPERASI
TATA CARA MENDIRIKAN KOPERASIMahmudah Meeii
 
Tata cara pendirian koperasi
Tata cara pendirian koperasiTata cara pendirian koperasi
Tata cara pendirian koperasiyuliakurnia
 
Tata cara pendirian koperasi
Tata cara pendirian koperasiTata cara pendirian koperasi
Tata cara pendirian koperasiariskayuni
 
Cara mendirikan koperasi
Cara mendirikan koperasiCara mendirikan koperasi
Cara mendirikan koperasidewi_ratna
 
Cara mendirikan koperasi
Cara mendirikan koperasiCara mendirikan koperasi
Cara mendirikan koperasishintiaindaah
 
Cara mendirikan koperasi
Cara mendirikan koperasiCara mendirikan koperasi
Cara mendirikan koperasifreza_m27
 

Similar to Proses Koperasi (20)

Mendirikan Koperasi ber BAKUM.ppt
Mendirikan Koperasi ber BAKUM.pptMendirikan Koperasi ber BAKUM.ppt
Mendirikan Koperasi ber BAKUM.ppt
 
Tugas adrt
Tugas adrtTugas adrt
Tugas adrt
 
Prosedur pendirian koperasi
Prosedur pendirian koperasiProsedur pendirian koperasi
Prosedur pendirian koperasi
 
Syarat pendirian koperasi
Syarat pendirian koperasiSyarat pendirian koperasi
Syarat pendirian koperasi
 
Struktur organisasi koperasi
Struktur organisasi koperasiStruktur organisasi koperasi
Struktur organisasi koperasi
 
Tata cara pendirian koperasi mancani
Tata cara pendirian koperasi mancaniTata cara pendirian koperasi mancani
Tata cara pendirian koperasi mancani
 
Mengurus badan hukum koperasi
Mengurus badan hukum koperasiMengurus badan hukum koperasi
Mengurus badan hukum koperasi
 
Cara mendirikan koperasi
Cara mendirikan koperasiCara mendirikan koperasi
Cara mendirikan koperasi
 
TATA CARA MENDIRIKAN KOPERASI
TATA CARA MENDIRIKAN KOPERASITATA CARA MENDIRIKAN KOPERASI
TATA CARA MENDIRIKAN KOPERASI
 
Softskill1
Softskill1Softskill1
Softskill1
 
Tata cara pendirian koperasi
Tata cara pendirian koperasiTata cara pendirian koperasi
Tata cara pendirian koperasi
 
Tata cara pendirian koperasi
Tata cara pendirian koperasiTata cara pendirian koperasi
Tata cara pendirian koperasi
 
Softskill1
Softskill1Softskill1
Softskill1
 
Softskill1
Softskill1Softskill1
Softskill1
 
Softskill1
Softskill1Softskill1
Softskill1
 
Cara mendirikan koperasi
Cara mendirikan koperasiCara mendirikan koperasi
Cara mendirikan koperasi
 
Cara mendirikan koperasi
Cara mendirikan koperasiCara mendirikan koperasi
Cara mendirikan koperasi
 
Cara mendirikan koperasi
Cara mendirikan koperasiCara mendirikan koperasi
Cara mendirikan koperasi
 
Koperasi
KoperasiKoperasi
Koperasi
 
Softskill1
Softskill1Softskill1
Softskill1
 

More from tri wulandari

Koperasi Sebagai Badan Usaha
Koperasi Sebagai Badan UsahaKoperasi Sebagai Badan Usaha
Koperasi Sebagai Badan Usahatri wulandari
 
Badanusaha Dalam Kewirausahaan
Badanusaha Dalam KewirausahaanBadanusaha Dalam Kewirausahaan
Badanusaha Dalam Kewirausahaantri wulandari
 
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASIPENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASItri wulandari
 
Bab ii manajemen strategis strategi
Bab ii manajemen strategis   strategiBab ii manajemen strategis   strategi
Bab ii manajemen strategis strategitri wulandari
 
Bab i manajemen strategis
Bab i manajemen strategisBab i manajemen strategis
Bab i manajemen strategistri wulandari
 
5 CONTOH DIKOTIL PADA SAYUR-SAYURAN DAN 5 CONTOH MONOKOTIL UNTUK SUKU PALMAE
5 CONTOH DIKOTIL PADA SAYUR-SAYURAN DAN  5 CONTOH MONOKOTIL UNTUK SUKU PALMAE5 CONTOH DIKOTIL PADA SAYUR-SAYURAN DAN  5 CONTOH MONOKOTIL UNTUK SUKU PALMAE
5 CONTOH DIKOTIL PADA SAYUR-SAYURAN DAN 5 CONTOH MONOKOTIL UNTUK SUKU PALMAEtri wulandari
 
presentasi pkn"Membina Kesadaran Berkonstitusi"
presentasi pkn"Membina Kesadaran Berkonstitusi"presentasi pkn"Membina Kesadaran Berkonstitusi"
presentasi pkn"Membina Kesadaran Berkonstitusi"tri wulandari
 
Presentation .membina kesadaran berkonstitusi
Presentation .membina kesadaran berkonstitusiPresentation .membina kesadaran berkonstitusi
Presentation .membina kesadaran berkonstitusitri wulandari
 
Mikro masalah pokok ekonomi
Mikro masalah pokok ekonomiMikro masalah pokok ekonomi
Mikro masalah pokok ekonomitri wulandari
 
Pendahuluan fisika dasar
Pendahuluan fisika dasarPendahuluan fisika dasar
Pendahuluan fisika dasartri wulandari
 

More from tri wulandari (14)

Sukses
SuksesSukses
Sukses
 
Koperasi Sebagai Badan Usaha
Koperasi Sebagai Badan UsahaKoperasi Sebagai Badan Usaha
Koperasi Sebagai Badan Usaha
 
Jati Diri Koperasi
Jati Diri KoperasiJati Diri Koperasi
Jati Diri Koperasi
 
Badanusaha Dalam Kewirausahaan
Badanusaha Dalam KewirausahaanBadanusaha Dalam Kewirausahaan
Badanusaha Dalam Kewirausahaan
 
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASIPENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
 
KONSEP KOPERASI
KONSEP KOPERASIKONSEP KOPERASI
KONSEP KOPERASI
 
Bab ii manajemen strategis strategi
Bab ii manajemen strategis   strategiBab ii manajemen strategis   strategi
Bab ii manajemen strategis strategi
 
Bab i manajemen strategis
Bab i manajemen strategisBab i manajemen strategis
Bab i manajemen strategis
 
5 CONTOH DIKOTIL PADA SAYUR-SAYURAN DAN 5 CONTOH MONOKOTIL UNTUK SUKU PALMAE
5 CONTOH DIKOTIL PADA SAYUR-SAYURAN DAN  5 CONTOH MONOKOTIL UNTUK SUKU PALMAE5 CONTOH DIKOTIL PADA SAYUR-SAYURAN DAN  5 CONTOH MONOKOTIL UNTUK SUKU PALMAE
5 CONTOH DIKOTIL PADA SAYUR-SAYURAN DAN 5 CONTOH MONOKOTIL UNTUK SUKU PALMAE
 
Artis favorit
Artis favoritArtis favorit
Artis favorit
 
presentasi pkn"Membina Kesadaran Berkonstitusi"
presentasi pkn"Membina Kesadaran Berkonstitusi"presentasi pkn"Membina Kesadaran Berkonstitusi"
presentasi pkn"Membina Kesadaran Berkonstitusi"
 
Presentation .membina kesadaran berkonstitusi
Presentation .membina kesadaran berkonstitusiPresentation .membina kesadaran berkonstitusi
Presentation .membina kesadaran berkonstitusi
 
Mikro masalah pokok ekonomi
Mikro masalah pokok ekonomiMikro masalah pokok ekonomi
Mikro masalah pokok ekonomi
 
Pendahuluan fisika dasar
Pendahuluan fisika dasarPendahuluan fisika dasar
Pendahuluan fisika dasar
 

Proses Koperasi

  • 1. UU 25/1992 PP 4/1994 PPROSES PENGESAHAN BADAN HUKUMKOPERASIROSES PENGESAHAN BADAN HUKUMKOPERASI Membahas Anggaran Dasar Koperasi : Anggaran Dasar memuat antara lain : • Nama & tempat kedudukan. • Maksud & tujuan • Bidang usaha. • Keanggotaan. • Rapat Anggota. • Pengurus, Pengawas. • Sisa Hasil Usaha. PERMEN 01/2006 - Sekurang - kurangnya di hadiri 20 orang pendiri. Sekelompok orang yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Rapat Persiapan Rapat Pembentukan PRA KOPERASI Kop. Sekunder Kop. Primer - Dihadiri sekurang kurangnya 3 (tiga) koperasi melalui wakil- wakilnya. Mengajukan permohanan pengesahan secara tertulis kepada Pejabat berwenang. • Pejabat yang berwenang wajib melakukan penelitian terhadap materi Anggaran Dasar yang diajukan. • Pejabat yang berwenang melakukan pengecekan terhadap keberadaan koperasi tersebut. Diterima Pengesahan selambat-lambatnya 3 bulan sejak berkas diterima lengkap Ditolak Keputusan penolakan dan alasannya disampaikan kembali kepada kuasa pendiri paling lama 3 bulan Terhadap penolakan, para pendiri dapat mengajukan permintaan ulang pengesahan akta pendirian koperasi dalam jangka waktu paling lama 1 bulan. Keputusan terhadap permintaan ulang tersebut diberikan paling lambat 1 bulan. disetujui ditolak Keputusan akhirPembuatan Akta oleh Notaris. 1
  • 2. 1. Dasar Hukum : - Undang-undang No. 25 Tahun 1992Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. - Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi. - Peraturan Menteri Nomor 01 Tahun 2006Peraturan Menteri Nomor 01 Tahun 2006 yaitu tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi. 2. Koperasi sebaiknya dibentuk oleh sekelompok orang/anggota masyarakat yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. 3. Sebelum mendirikan koperasi, sebaiknya didahului dengan penyuluhan tentang perkoperasian agar kelompok masyarakat yang ingin mendirikan koperasi tersebut memahami mengenai perkoperasian, sehingga anggota koperasi nantinya benar-benar memahami nilai dan prinsip koperasi dan paham akan hak dan kewajibannya sebagai anggota koperasi. PROSES PENGESAHAN BADAN HUKUMKOPERASIPROSES PENGESAHAN BADAN HUKUMKOPERASI 2
  • 3. 4. Proses pendirian koperasi dimulai dengan pelaksanaan Rapat Pembentukan Koperasi dimana untuk Koperasi Primer sekurang-kurangnya dihadiri oleh 20 orang anggota pendiri, sedangkan untuk Koperasi Sekunder sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3 (tiga) koperasi melalui wakil-wakilnya. 5. Rapat pembentukan koperasi tersebut dihadiri oleh Pejabat Dinas/Instansi/Badan Yang Membidangi Koperasi setempat (sesuai domisili anggota) dimana kehadiran pejabat tersebut bertujuan antara lain untuk : memberi arahan berkenaan dengan pembentukan koperasi, melihat proses pelaksanaan rapat pembentukan, sebagai narasumber apabila ada pertanyaan berkaitan dengan perkoperasian dan untuk meneliti isi konsep anggaran dasar yang dibuat oleh para pendiri sebelum di”akta”kan oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi setempat.Selain itu apabila memungkinkan rapat pembentukan tersebut juga dapat dihadiri oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi yaitu Notaris yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM untuk membantu membuat/menyusun akta pendirian, perubahan anggaran dasar dan pembubaran koperasi. 3
  • 4. 6. Dalam Rapat Pembentukan akan dibahas mengenai Anggaran Dasar Koperasi yang memuat antara lain : - Nama dan tempat kedudukan - Maksud dan tujuan - Bidang usaha - Keanggotaan - Rapat Anggota - Pengurus dan Pengawas - Sisa Hasil Usaha 7. Pembuatan atau penyusunan akta pendirian koperasi tersebut dibuat dihadapan dan atau oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi dimaksud. 8. Selanjutnya Notaris atau kuasa Pendiri mengajukan permohonan pengesahan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang yaitu : Untuk koperasi primer yang anggotanya tersebar di lebih dari 1 (satu) propinsi dan untuk koperasi sekunder adalah Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM, Kementerian Koperasi dan UKM. Untuk Koperasi Primer yang anggotanya meliputi satu propinsi atau Kabupaten/Kota adalah Kepala Dinas/Kantor/Badan yang menangani urusan perkoperasian Propinsi/Kabupaten/Kota setempat. 4
  • 5. 9. Pejabat yang berwenang akan melakukan : - Penelitian terhadap meteri Anggaran Dasar yang diajukan. - Pengecekan terhadap keberadaan koperasi tersebut. 10. Apabila permohonan diterima maka pengesahan selambat lambatnya 3 (tiga) bulan sejak berkas diterima lengkap. 11. Jika permohonan ditolak maka Keputusan penolakan dan alasannya disampaikan kembali kepada kuasa pendiri paling lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diajukan. 12. Terhadap Penolakan, para pendiri dapat mengajukan permintaan ulang pengesahan akta pendirian koperasi dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. Keputusan terhadap permintaan ulang tersebut diberikan paling lambat 1 (satu) bulan. 5
  • 6. 1. Surat bukti penyetoran modal tetap USP pada koperasi primer sekurang-kurangnya Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) dan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk USP pada koperasi sekunder berupa deposito pada Bank Pemerintah yang disetorkan atas nama Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah cq. Ketua Koperasi yang bersangkutan. 2. Rencana kerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun. 3. Administrasi dan pembukuan koperasinya. 4. Nama dan riwayat hidup Pengurus, Pengawas dan calon Pengelola. 5. Daftar sarana kerja. 6. Surat Perjanjian Kerja antara Pengurus Koperasi dengan Pengelola/Manager/Direksi. TAMBAHAN YANG PERLU DILAMPIRKAN DLMTAMBAHAN YANG PERLU DILAMPIRKAN DLM PEMBENTUK AN KOPERASI YANG MEMPUNYAIPEMBENTUK AN KOPERASI YANG MEMPUNYAI UNIT USAHA SIMPAN PINJAM :UNIT USAHA SIMPAN PINJAM : 6
  • 7. ASPEK ASPEK PENTING DALAM PENYUSUNAN AKTA PERKOPERASIAN 7
  • 8. POKOK BAHASAN Dasar hukum, Akta Perkoperasian, Materi muatan penting yang perlu diatur dalam Anggaran Dasar koperasi. 8
  • 9. D A S A R H U K U M 1. UU nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. 2. PP. nomor 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tatacara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi. 3. PP. nomor 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah 4. PP nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam oleh Koperasi. 5. PP. nomor 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi. 6. Surat Keputusan Menteri Koperasi dan PPK nomor 36/Kep/M/II/1998 tentang Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan Peleburan Koperasi. 7. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM nomor 19/KEP/Meneg/III/2000 tentang Pedoman kelembagaan dan Usaha Koperasi. 8. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 01/Per/M.KUKM/I/2006 tanggal 9 Januari 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi. 9
  • 10. AKTA PERKOPERASIAN 1. Akta Perubahan Anggaran Dasar Koperasi. 2. Akta Pendirian Koperasi. 3. Berita Acara Rapat Anggota Koperasi, antara lain : a. Pembentukan Koperasi. b. Rapat Anggota : 1). Rapat Anggota Tahunan. 2). Rapat Anggota Penyusunan dan Pengesahan RAPBK. c. Rapat Anggota Luar Biasa: 1). Penggabungan Koperasi. 2). Pembagian Koperasi. 3). Peleburan Koperasi. 4). Lain Lain (Pemberhentian Pengurus, Anggota dst). 10
  • 11. ANGGARAN DASAR KOPERASI 1. Anggaran Dasar memuat ketentuan ketentuan pokok yang‑ merupakan dasar bagi tata kehidupan koperasi, sehingga didalamnya dimuat hal hal yang harus disusun secara‑ ringkas, singkat, jelas dan mudah dimengerti oleh siapapun; 2. Ketentuan pokok yang dimuat dalam Anggaran Dasar meliputi: a. struktur organisasi; b. kegiatan usaha; c. modal dan keuangan; d. manajemen. 11
  • 12. 3. Pengaturan organisasi sebagaimana dimaksud angka 2 huruf a adalah mengenai : a. nama dan tempat kedudukan; b. maksud dan tujuan; c. landasan dan azas; d. keanggotaan; e. perangkat organisasi; f. rapat rapat termasuk rapat anggota;‑ g. jangka waktu berdirinya; h. sanksi. 4. Pengaturan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud angka 2 huruf b, adalah mengenai : a. kegiatan usaha yang dijalankan Koperasi; b. pendapatan koperasi, Sisa Hasil Usaha (SHU) dan pembagiannya; c. tanggungan; d. tahun buku koperasi. 12
  • 13. 5. Pengaturan modal dan keuangan sebagaimana dimaksud angka 2 huruf c, adalah mengenai : a. modal sendiri; b. modal pinjaman; c. modal penyertaan. 6. Pengaturan manajemen sebagaimana dimaksud angka 2 huruf d, adalah mengenai: a. wewenang, hak, tugas, kewajiban dan tanggung jawab dari perangkat organisasi dan pengelola koperasi; b. hubungan kerja antar perangkat organisasi dan antara perangkat organisasi dengan Pengelola Usaha Koperasi; c. laporan keuangan dan neraca. 13
  • 14. MATERI MUATAN ANGGARAN DASAR Materi muatan dalam Anggaran Dasar Koperasi sekurang kurangnya meliputi :‑ a. Daftar nama pendiri; b. Nama dan tempat kedudukan; c. Landasan dan asas; d. Maksud dan tujuan serta bidang usaha; e. Ketentuan mengenai keanggotaan; f. Ketentuan mengenai rapat anggota; g. Ketentuan mengenai pengurus; h. Ketentuan mengenai pengawas; i. Ketentuan mengenai pengelola; j. Ketentuan mengenai permodalan; k. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya Koperasi; l. Ketentuan mengenai Sisa Hasil Usaha; m. Ketentuan mengenai sanksi; n. Ketentuan mengenai pembubaran; o. Ketentuan mengenai perubahan Anggaran Dasar; p. Ketentuan mengenai Anggaran Rumah Tangga dan peraturan khusus. 14
  • 15. Materi Anggaran Dasar Koperasi dapat diperluas dengan menetapkan hal hal lain‑ yang diperlukan sesuai dengan kepentingan anggota, organisasi atau usaha koperasi yang bersangkutan, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan 15