SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 43
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Rantai Pasok Pertamina:
        Isu Kelangkaan BBM
                Togar M. Simatupang, Ph.D.


Gedung Wisma PEDE Realty 2nd floor
Jl. Letjend. MT. Haryono Kav. 17
Jakarta 12810, Indonesia
T. 62.21.83700304 – 05
F. 62.21.83700305
Email. cp_consultant@yahoo.co.id

           Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Pertamina Akui Krisis BBM
• Stok nasional hanya untuk 17,5 hari kebutuhan karena
  ada keterlambatan pembongkaran BBM di teluk
  Semangka, Lampung dan kesulitan memperoleh dana
  pembelian dari Pemerintah.
• Pemerintah diharapkan membantu keuangan Pertamina
  untuk membeli minyak mentah dan BBM dalam rangka
  mengamankan stok nasional.
• Untuk menaikkan stok BBM nasional menjadi rata-rata di
  atas 20 hari dibutuhkan biaya 1,3-1,5 miliar dolar AS.
• Stok premium 12,7 hari, minyak tanah 25,3 hari, solar
  14,5 hari.
• Pada kuartal I 2005 terjadi over kuota untuk premium
  2,7%, solar 2%, dan minyak tanah 2,5%.
                                                            Kompas, 10 Juni 2005
                                                                                   2
        Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Kurtubi: Krisis BBM Karena
            Kekeliruan UU Migas
Pengamat perminyakan, Kurtubi menyatakan krisis BBM akibat kekeliruan UU No. 22
   Tahun 2001 tentang Migas:
    – Penerapannya tidak memberhatikan kondisi nyata industri perminyakan nasional
      dan daya beli masyarakat.
    – UU Migas lebih mendahulukan perubahan status Pertamina dari BUMN menjadi
      PT daripada menyusun kebijakan penataan harga BBM.
    – Penyiapan pemahaman masyarakat agar bisa menerima kenaikan harga BBM
      sesuai biaya produksinya dan konsep kebijakan penataan harga BBM
      seharusnya didahulukan.
    – Hilangnya fungsi kontrol Pertamina terhadap pemegang Kontrak Production
      Sharing (KPS) khususnya saat diperlukannya aliran produksi minyak mentah
      untuk keperluan dalam negeri.
    – Pemerintah mengimpor BBM sebanyak 400 ribu barel per hari (bph) dan dari
      tahun ke tahun terus meningkat karena permintaan masyarakat dan industri naik.
    – Hilangnya pendapatan Pertamina senilai Rp 15 Triliun dari fee retensi yang
      sudah biasa diterimanya selama kurang lebih 30 tahun.
    – Fee retensi senilai Rp 5-6 triliun per tahun bisa digunakan untuk menalangi dulu
      jika perlu biaya mendadak untuk impor BBM.
    – Meski sudah PT, Pertamina tetap harus berupaya mencukupi kebutuhan BBM
      dalam negeri. Pdahal, bukan wajib PSO (Public Service Obligation) pada
      Nopember 2005.
                                                                                      3
            Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Kurtubi: Krisis BBM Karena
           Kekeliruan UU Migas
Pengamat perminyakan, Kurtubi menyatakan krisis BBM akibat kekeliruan UU
  No. 22 Tahun 2001 tentang Migas:
    – PSO dilimpahkan ke Bdan Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (BP Migas) yang
      nota bene tidak memiliki BBM, truk, tanker, dan peralatan distrbusi lainnya.
    – Keberadaan BP Migas dan Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) membuat
      sistem industri perminyakan semakin tidak efisien.
    – Sebaiknya BP dan MPH Migas dibubarkan dan urusan-urusan yang terkait
      kepemerintahan dikembalikan ke Dirjen Migas.
    – KPS sebaiknya diserahkan ke BUMN terkait. KPS dapat digunakan unyik
      memenuhi kebutuhan dalam negeri dan Pemerintah bisa menjual BBM dengan
      harga maksimal kepada pihak lain.
    – Jika KPS bisa diarahkan untuk mengurangi impor BBM sebanyak 100 ribu bph
      saja, maka pemerintah tidak perlu menyiapkan dana tunai sekitar 5,8 juta dolar
      AS per hari untuk impor BBM dan akan ada penghematan dari sisi ongkos
      angkut dibandingkan jika mengimpor BBM dari Timur Tengah atau Afrika Barat.
    – UU Migas Pasal 31 menyulitkan investor karena mereka dibebani bermacam-
      macam pajak ketika baru berada pada tahap eksplorasi yang belum tentu
      berhasil. UU sebelumnya menetapkan pajak setelah investor sampai pada tahap
      produksi.


                                                                 Kompas, 21 Juni 2005   4
           Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Menkeu: Krisis BBM Kesalahan
   Manajemen Pertamina
Menteri Keuangan (Menkeu) Jusuf Anwar
 berkomentar tentang kelangkaan BBM:
  – Depkeu telah mencairkan permintaan
    pembelian BBM sebesar Rp 4 Triliun pada
    hari Rabu 15 Juni 2005.
  – Pertamina yang bertanggung jawab pada
    manajemen “cash-flow”.
  – Dana yang dicairkan pekan lalu belum
    terpakai habis sebesar Rp 4 Triliun.
                                                                Kompas, 22 Juni 2005
                                                                                       5
      Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Kelangkaan BBM Baru Teratasi
           Akhir Juli 2005
•   Subsidi ke Partamina telah mencapai Rp 40, 01 triliun.
•   Hingga sekitar 20-an hari ke depan, Pertamina mempunyai stok BBM
    sebanyak 19 juta barel.
•   Kelangkaan BBM itu, disebabkan sejumlah hal.
     – Pertama, terus meroketnya harga minyak dunia --yang akhir pekan lalu sempat
       menyentuh rekor baru, 60 dolar AS/barel.
     – Kedua, tersendatnya kucuran dana subsidi BBM dari Depkeu untuk Pertamina.
     – Serta terkendalanya distribusi BBM dari terminal Pertamina.
•   Masalah itu mulai teratasi setelah Depkeu mencairkan subsidi BBM senilai
    Rp 9,35 triliun ke rekening Pertamina di Bank Mandiri, BRI, dan Bank BNI.
•   Pembayaran tersebut meliputi penggantian subsidi Mei 2005 sebesar Rp
    8,73 triliun, dan kekurangan subsidi BBM 2003 senilai Rp 617,9 miliar.
•   Total subsidi ke Pertamina untuk tahun ini telah mencapai Rp 40,01 triliun,
    meliputi pembayaran tunai sebesar Rp 20,30 triliun dan pembayaran
    kewajiban Pertamina kepada Pemerintah sebesar Rp 19,71 triliun.
•   Pemerintah, DPR, dan Pertamina sebaiknya menyepakati penganggaran
    dana tetap dan dana stok tambahan BBM, sesuai dengan kebutuhan.


                                                           Republika, 27 Juni 2005    6
            Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Cadangan Minyak Mentah
      Indonesia Tinggal 10 Tahun
• Cangan minyak mentah Indonesia relatif kecil hanya
  0,05%, sehingga dengan produksi yang tidak berubah
  dan tidak ada penemuan baru, maka cadangan tersebut
  akan habis dalam waktu 10 tahun.
• Produksi minyak mentah dan kondesat tahun 2005
  sekitar 1,1 juta barel per hari, sedangkan minyak mentah
  yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan BBM
  dalam negeri sekitar 1,35 juta barrel per hari.
• Terciptanya ketergantungan pada minyak impor yang
  semakin dominan, sedangkan harga minyak dunia terus
  naik. Jika impor minyak terganggu, maka perekonomian
  dan ketahanan nasional akan terganggung.

                                                 Media Indonesia, 27 Juni 2005    7
        Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Kelangkaan BBM Terjadi Karena
    Kekhawatiran Pertamina
Menteri Enerdi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
  Purnomo Yusgiantoro menyatakan kelangkaan BBM di
  sejumlah daerah:
  – Kekhawatiran lebihnya produksi BBM dari kuota dalam APBN
    2005 yakni 59,6 juta kilo liter.
  – Jika sampai melebihi 59,6 juta kilo liter tersebut maka Pertamina
    akan menanggung pembayaran dari kelebihan kuota itu meski
    yang memakainya bukan Pertamina.
  – Pertamina harus tetap mengacu pada Peraturan Presiden No.
    22 Tahun 2005 yang menyebutkan bahwa harga BBM jenis
    tetentu untuk konsumen tertentu.
  – Kelangkaan BBM juga disebabkan rusaknya kilang minyak di
    Dumai, Riau.
  – Pemerintah mengutamakan pasokan BBM untuk pembangkit
    listril di Gresik dan Grati.

                                            Erlangga Djumena, Kompas 4 Juli 2005   8
        Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Kelangkaan BBM dan
             Penghematan Energi
• Widya Purnama mengatakan Pertamina juga telah
  menyiapkan delapan juta barel minyak mentah.
• Ada juga 16 juta barel produk BBM yang terdiri dari
  premium, solar, dan minyak tanah.
• Lalu untuk meningkatkan stok BBM menjadi rata-rata 20
  hari kebutuhan pada tanggal 19 Juli, Pertamina juga
  telah memprogramkan tambahan impor BBM senilai 168
  juta dollar.
• Tingginya harga minyak juga membuat subsidi BBM
  melambung, menurut Menteri Keuangan Yusuf Anwar,
  nilainya bisa mencapai Rp 127,98 triliun, atau 25 persen
  dari APBN Perubahan 2005 yang besarnya Rp 511,9
  triliun.

                                                              Kompas, 8 Juli 2005   9
        Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Menneg BUMN: Pertamina Gagal
  Bangun Sistem Pengawasan
          Distribusi

• Menneg BUMN, Sugiharto, Pertamina
  telah gagal berkali-kali membangun sistem
  pengawasan distribusi.
• Adanya masalah pencurian di Terminal
  Lawe-lawe tetapi juga penyelundupan di
  daerah lain seperti Batam.

                                                Kompas, 13 September 2005       10
      Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Presiden Minta Pertamina
           Pasok BBM
• Presiden meminta Pertamina untuk terus memasok BBM
  dalam upaya mengatasi kelangkaan BBM di berbagai
  daerah.
• Purnomo mengakui bila Pertamina terus memasok BBM
  ke pasar, memang akan berisiko kepada naiknya subsidi
  BBM.
• Kelangkaan BBM terutama solar dan minyak tanah
  disebabkan oleh beberapa hal:
   – Penggunaan minyak tanah sebagai komoditas pengoplosan
   – Adanya penimbunan
   – Panic Buying
• Stok BBM sendiri saat ini sudah tinggi yakni 22,8 hari.

                                                        Kompas, 14 September 2005   11
        Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Dirut Pertamina: BBM Tidak
      Langka, tapi “Panic Buying”
Dirut Pertamina, Widya Purnama, mengatakan telah terjadi
   panic Buying terhadap seluruh jenis BBM menyusul
   rencana pemerintah menaikkan harga BBM rata-rata
   50% mulai 1 Oktober 2005.
   – Tidak ada kelangkaan, yang ada hanyalah masyarakat mulai
     panik sehingga terjadi antrean panjang di saat membeli BBM.
   – Masyarakat cenderung melakukan aksi borong besar-besran
     terhadap seluruh jenis BBM, bahkan melebihi kuota konsumsi
     sebesar 172.000 kilo liter per hari.
   – Banyaknya pemilik kendaraan bermotor seperti truk, mobil
     penumpang yang mengisi penuh bahan bakar hingga berkali-
     kali.
   – Praktik yang dilakukan pedagang eceran dengan membeli BBM
     satu gerobak kemudian dijual lagi ke penampung karena
     harganya lebih tinggi.


                                                       Kompas 15 September 2005   12
        Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Atasi Kelangkaan BBM,
    Pertamina Butuh Rp 150 Miliar
•   Pertamina memerlukan tambahan dana sekitar Rp 150 miliar untuk
    mengatasi kelangkaan BBM di Kalimantan dan NTB.
•   Dana diperuntukkan bagi penyewaan sejumlah kapal dan sarana penunjang
    selama 5-12 bulan ke depan.
•   Krisis BBM di Kalimantan akibat pendangkalan alur sungai saat musim
    kemarau dan selama lima tahun terakhir belum ada investasi baru dalam
    jalur suplai dan distribusi BBM di wilayah itu.
•   Penyewaan kapal berupa 2 unit kapal seberat 1.500 ton dan perkiraan
    anggaran 1,08 juta dolar AS selama 360 hari.
•   Juga berencana menyewa 2 unit kapal general purpose (GP) 17.500 ton
    senilai 1,8 juta dolar AS selama 360 hari, dua kapal medium range (MR)
    30.000 ton senilai 4,5 juta dolar AS selama 5 bulan, dan sarana pelabuhan
    berupa dua unit tug boat (kapal tunda) senilai 200 ribu dolar AS selama 5
    bulan.
•   Tengah mengkaji pengadaan semi “ship-to-ship” sebagai fasilitas timbun
    terapung berkapasitas 32.000 kilo liter untuk melayani depot-depot kecil
    seperti Sampit, Pangkalan Bun, dan Banjarmasin selama tiga bulan mulai
    akhir Agustus 2006.

                                                           Kompas, 9 Agustus 2006    13
           Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Ada Apa di Balik Kelangkaan
                   BBM?
•   Apakah ada skenario di balik ketidakmampuan Pertamina dalam menjaga
    pasokan dalam negeri?
•   Pertamina menjadi PT dan tidak lagi memegang peran di hulu. Produksi
    nasional bukan lagi produksi Pertamina.
•   BP Migas mengauasai produksi minyak nasional.
•   Pertamina tetap diminta untuk menjamin pasokan BBM dalam negeri,
    padahal tidak mempunyai uang untuk membeli minyak mentah dan BBM.
•   Produksi Pertamina hanya sekittar 100.000 barrel per hari, sementara
    kebutuhan dalam negeri sebesar 1 juta barrel per hari.
•   Usulan solusi: pemerintah harus memberikan dana talangan untuk
    Pertamina.
•   Pertamina tidak mampu menjaga pasokan dalam negeri, sektor hilir akan
    dilepas kepada swasta, seperti Shell dan Petronas.
•   Bagaimana dengan harga jual?
     – Harga subsidi: perusahaan-perusahaan hulu dan hilir yang bakalan
       mendapatkan subsidi?
     – Harga pasar (internasional): harga akan mengikuti pergeraka harga pasar
       internasional.

                                                                                      14
            Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
PT Pertamina
• Sejak 17 September 2003 Pertamina telah
  berubah status menjadi PT PERTAMINA
  (PERSERO) berdasarkan Peraturan Pemerintah
  No.31 Tahun 2003. Saat ini Pertamina berada di
  bawah koordinator Menteri Negara BUMN.
• Seperti kontraktor lainnya, sebagai pemain
  bisnis Pertamina juga melakukan Kontrak Kerja
  Sama dengan BP Migas. Dengan berubahnya
  status Pertamina menjadi PT PERTAMINA
  (PERSERO) maka Pertamina menjadi entitas
  bisnis murni yang lebih berorientasi laba.

                                                                                15
      Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Bisnis Pertamina
Kegiatan PERTAMINA dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan
   petrokimia, terbagi ke dalam dua sector, yaitu Hulu dan Hilir, serta ditunjang
   oleh kegiatan Anak-Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan.
• Usaha Hulu
   Kegiatan usaha PERTAMINA Hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak,
   gas, dan panas bumi.
• Usaha Hilir (Pengolahan, Pemasaran & Niaga dan Perkapalan)
   Kegiatan usaha PERTAMINA Hilir meliputi pengolahan, pemasaran & niaga
   dan perkapalan serta distribusi produk Hilir baik didalam maupun keluar
   negeri yang berasal dari kilang PERTAMINA maupun impor yang didukung
   oleh sarana transportasi darat dan laut.
   Usaha hilir merupakan integrasi Usaha Pengolahan, Usaha Pemasaran,
   Usaha Niaga, dan Usaha Perkapalan.
• Usaha Pengolahan
   Bidang Pengolahan mempunyai 7 unit Kilang dengan kapasitas total
   1.041,20 Ribu Barrel. Beberapa kilang minyak terintegrasi dengan kilang
   Petrokimia dan memproduksi NBBM. Disamping kilang minyak,
   PERTAMINA Hilir mempunyai kilang LNG di Arun dan di Bontang.


                                                            http://www.pertamina.com   16
           Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Visi dan Misi Pertamina
• Visi
  – Menjadi perusahaan yang unggul, maju dan
    terpandang ( To be a respected leading company )
• Misi
  – Melakukan Usaha dalam bidang Energi dan
    Petrokimia.
  – Merupakan entitas bisnis yang dikelola secara
    profesional, kompetitif dan berdasarkan tata nilai
    unggulan.
  – Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang
    saham, pelanggan, pekerja dan masyarakat, serta
    mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
                                                                                   17
         Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Tata Nilai
• Fokus
  Menggunakan secara optimum berbagai kompetensi
  perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan.
• Integritas
  Mampu mewujudkan komitmen kedalam tindakan nyata.
• Visionary - Berwawasan Jauh ke Depan
  Mengantisipasi lingkungan usaha yang berkembang saat ini
  maupun yang akan datang untuk dapat tumbuh dan
  berkembang.
• Excellence - Unggul
  Menampilkan yang terbaik dalam semua aspek pengelolaan
  usaha.
• Mutual Respect - Kesetaraan dan kesederajatan
  Menempatkan seluruh pihak yang terkait setara dan sederajat
  dalam kegiatan usaha.

                                                                                  18
        Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Struktur Organisasi




                                                                          19
Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Produksi Minyak Mentah




                                                                          20
Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Penjualan Produk BBM




                                                                          21
Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Anak Perusahaan Pertamina
                                             PT. PERTAMINA EP
             PT Elnusa Tbk


             PT Patra Jasa                   PT. Pertajaya Lubrindo

                                             PT. Tugu Pratama Indonesia

             PT Pelita Air Service

                                             PT. Pertamina Training &
                                             Consulting
             PT Pertamina Tongkang


                                             PT. Pertahulu Energi

             PT. Pertamina Bina Medika


             PT. Patra Niaga                 PT. Usayana
             (d/h. PT. Elnusa Harapan)




             PT. Patra Dok Dumai             Pertamina Energy Trading Ltd.
                                             (PETRAL




             PT. Pertamina Dana Ventura
             (d/h. PT. Pertamina Saving &
             Investment)



                                                                             22
   Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Area Operasi




                                                                          23
Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Laba Pertamina 2003 Hanya
           Rp 12 Triliun
•   Tahun 2002, keuntungan konsolidasi Pertamina Rp 14,11 triliun, naik 33
    persen dibandingkan dengan tahun 2001 sebesar Rp 10,373 triliun. Bagian
    pemerintah dari keuntungan itu Rp 8,047 triliun.
•   Laba Pertamina menurun dari Rp 14,11 Triliun pada tahun 2002 menjadi Rp
    12 Triliun pada tahun 2003.
•   Itu disebabkan turunnya pendapatan dan meningkatnya biaya:
     – Komponen pendapatan mengalami penurunan sehingga otomatis biaya semakin
       meningkat.
     – Produksi minyak dan gas Pertamina sudah turun.
     – Retensi fee minyak sudah dihapuskan.
•   Untuk membiayai belanja modal (capital expenditure/capex) Pertamina
    selama setahun yang diperkirakan mencapai 600 juta dollar AS, Direksi
    Pertamina (Persero) mempersiapkan dua opsi untuk pembiayaan yang
    bersumber dari luar. Dua opsi itu adalah pinjaman dari perbankan dalam
    negeri dan penerbitan obligasi rupiah.
•   Untuk jangka waktu lima tahun ke depan, belanja modal yang dianggarkan
    Pertamina diperkirakan mencapai sekitar 3 miliar dollar AS.


                                                          Kompas, 13 Nopember 2003   24
           Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Target Laba Pertamina
                  Rp 5 Triliun
•   PT Pertamina (Persero) dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
    (RKAP) pada tahun 2004 menargetkan laba Rp 5 triliun (setelah dipotong
    pajak).
•   Untuk mencapai perolehan laba tersebut, Pertamina akan mengoptimalkan
    kegiatan di sektor hulu dan hilir migas, termasuk fee yang terima dari
    kegiatan distribusi BBM dan pemanfaatan kilang.
•   Dalam RKAP tahun 2004 pendapatan diharapkan dari sektor hulu
    85%persen dan 15% dari sektor hilir.
•   Di sektor hulu, pendapatan yang akan diterima itu berasal dari revenue
    kegiatan produksi migas dan untuk hilir melalui kegiatan pendistribusian
    BBM dan penjualan produk-produk, antara lain elpiji dan minyak pelumas.
•   Misi penugasan pemerintah berupa pendistribusian BBM di dalam negeri
    sekitar 60,1 juta kiloliter harus tetap dilaksanakan tanpa harus membebani
    perusahaan.
•   Di sisi lain, misi perusahaan terutama dalam mencapai tingkat produksi dari
    330 juta barel menjadi 400 juta barel juga dilaksanakan.
•   Investasi di sektor hulu lebih besar, yaitu sebesar Rp 4,3 triliun, sedangkan
    investasi hilir sekitar Rp1,6 triliun.

                                                    Suara Merdeka, 29 Januari 2004    25
            Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Laba Pertamina Bakal Naik
          Jadi Rp 22 Triliun (1)
•   Pertamina memperkirakan laba bersih tahun 2006 naik dua kali lipat dari Rp 11,3
    triliun menjadi Rp 22,4 triliun.
•   Tahun 2005, Pertamina diperkirakan mendapat laba bersih Rp 11,3 triliun dengan
    laba sebelum pajak Rp 23 triliun.
•   Tahun 2006, laba sebelum pajak naik menjadi Rp 41,5 triliun dan laba bersih Rp 22,4
    triliun.
•   Peningkatan itu sebagian besar disumbangkan sektor hilir, terutama dari keuntungan
    distribusi BBM.
•   Pola Bisnis Pertamina Memasuki Era Liberalisasi Sektor Hilir Migas
•   Peningkatan laba bersih itu sudah memperhitungkan mekanisme public service
    obligation (PSO) baru yang tidak lagi menggunakan formula cost plus fee.
•   Pola PSO baru yang berawal 1 Januari 2006 memungkinkan Pertamina memperoleh
    keuntungan lebih karena harga BBM subsidi dihitung dengan formula Mid Oil Platts
    Singapore (MOPS) plus alfa. MOPS adalah harga minyak mentah yang
    diperdagangkan di Singapura, sedangkan alfa adalah marjin keuntungan yang
    mencakup biaya produksi maupun pengadaan BBM.
•   Jika selama ini imbalan yang didapat Pertamina dari kewajiban mendistribusikan
    BBM sangat kecil hanya Rp 10 per liter, maka dengan formula baru tersebut
    Pertamina berpeluang mendapatkan keuntungan dari efisiensi biaya distribusi
    maupun selisih saat harga minyak mentah di pasar internasional turun.

                                                                                      26
            Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Laba Pertamina Bakal Naik
             Jadi Rp 22 Triliun (2)
•   Jika selama ini imbalan yang didapat Pertamina dari kewajiban mendistribusikan
    BBM sangat kecil hanya Rp 10 per liter, maka dengan formula baru tersebut
    Pertamina berpeluang mendapatkan keuntungan dari efisiensi biaya distribusi
    maupun selisih saat harga minyak mentah di pasar internasional turun.
•   Bisnis ritel BBM di era PSO baru menjanjikan keuntungan lebih besar. Sebelum
    sistem PSO diubah, 80 persen dari pendapatan disumbang oleh sektor hulu.
•   Sektor hilir cuma 20 persen, itu pun bukan dari BBM subsidi. Kalau dulu Pertamina
    cuma dapat Rp 10 per liter, dengan total BBM subsidi yang dipasarkan 60 juta
    kiloliter. Pertamina akan melakukan efisiensi agar keuntungan bisa diperbesar.
•   Pertamina siap membenahi bisnis di hilir, antara lain dengan memperluas pasar
    pelumas, mengembangkan bisnis perkapalan, dan memperbanyak jumlah stasiun
    pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU).
•   Saat ini dari 2.856 SPBU yang ada di Indonesia, hanya 13 SPBU yang dimiliki dan
    dioperasikan sendiri oleh Pertamina. Adapun 47 SPBU dimiliki Pertamina, namun
    dioperasikan oleh mitra.
•   Pertamina juga berusaha menjaga pasar BBM untuk industri. Sebanyak 18
    perusahaan besar sudah menandatangani kontrak pembelian BBM dengan
    Pertamina untuk suplai selama 1 tahun, antara lain adalah PT Krakatau Steel dan PT
    Petrokimia Gresik.


                                                          Kompas, 24 November 2005    27
            Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Tujuan Rantai Pasok Pertamina
•   Laba?
•   Kecepatan?
•   PSO?
•   Persediaan yang minimum?
•   Biaya operasi yang minimum?

Catatan:
• Apakah ada hirarki tujuan rantai pasok? Coba
  gambarkan hirarkinya?
• Apa ukuran pencapaian tujuan?

                                                                                  28
        Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Hirarki Tujuan
                                                                Ukuran?
                               Tujuan Utama?
                                                                Standar?




Tujuan Sekunder?            Tujuan Sekunder?                     Tujuan Sekunder?


   Ukuran?                          Ukuran?                             Ukuran?



                                                                                  29
        Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Masalah Rantai Pasok Pertamina (1)

•   Kurangnya koordinasi antara bisnis hulu dan hilir.
     – Pertamina saat ini lebih banyak bergerak dalam bisnis hilirnya seperti
       dalam bisnis penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM). Bisnis seperti ini
       sangat rentan jika harga minyak mentah semakin meningkat.
     – Pertamina baru bisa kuat dan maju jika telah melakukan kegiatan yang
       terintegrasi antara hulu dan hilir. Dengan terintegrasinya kegiatan hulu
       dan hilir dapat memberi manfaat, memberi jaminan pasokan, dan
       distribusi BBM yang lebih merata.
     – Selama ini perusahaan-perusahaan minyak besar didunia melakukan
       keseimbangan bisnis antara hulu dan hilir. Bahkan ada yang
       menganggap sektor usaha hilir ini sebagai penunjang saja.
     – Pertamina seharusnya lebih mengembangkan industri hilirnya seperti
       usaha untuk melakukan eksplorasi minyak. Dengan adanya Undang-
       Undang No 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas, Pertamina
       dimungkinkan untuk lebih mengembangkan kegiatan industri hulunya.




                                                                                     30
           Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Masalah Rantai Pasok Pertamina (2)

•   Biaya pengolahan atau produksi yang tinggi.
    –   Biaya pengolahan minyak di Pertamina sekitar 16 dolar AS per barel, sementara di negara
        lain sekitar 6 dolar AS.
•   Armada transportasi tidak memadai
•   Kurang jeli dalam memanfaatkan pasar spot pembelian minyak
    mentah.
•   Kurangnya armada angkutan laut, saat ini hanya 30% yang dimiliki
    oleh Pertamina.
    – Kurang jeli dalam memanfaatkan pasar spot angkutan laut.
•   Berbagi informasi yang masih per bagian?
•   Tidak adanya ukuran kinerja yang menyeluruh?
•   Wewenang yang terpusat atau tidak adanya pendelegasian
    wewenang?
•   Insentif berdasarkan posisi dan bukan kinerja?
•   Proses rantai pasok yang belum terpadu antara hilir dan hulu dalam
    menangani permintaan akhir BBM?

                                                                                                  31
             Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Bagaimana memecahkan
           masalah?
• Apa akar masalahnya?
• Apa ide solusinya?
• Bagaimana melakukan perubahan atau
  implementasi?


                                AKAR
  MASALAH                                                           SOLUSI
                               MASALAH


                                                                               32
     Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Apa akar masalahnya?
• Tumpang tindih wewenang dan tanggung
  jawab?
• Berbagi informasi?
• Informasi yang tidak akurat?
• Sistem kinerja?
• Sistem insentif?
• Proses bisnis yang tidak terpadu?
• Atau lainnya?
                                                                               33
     Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Apa solusinya?
     Ide Solusi                Mengapa solusi ini                Mengapa solusi ini
                                   efektif?                       kurang efektif?


     Kolaborasi
    Perencanaan,
   Peramalan, dan
      Delivery
  Penataan Ulang
   Wewenang dan
  Tanggung Jawab

Sistem Monitoring dan
      Evaluasi


                                                                                      34
         Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Bagaimana melakukan
   perubahan? (Action Plans)
• Awareness?
• Persoalan bersama?
• Komitmen?
  – Pimpinan puncak
  – Manajer
  – Karyawan
• Program transformasi?

                                                                               35
     Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Transformasi Pertamina Hulu
        dan PEP (1)
“Transformasi korporasi bisnis hulu PT Pertamina (Persero) dibagi
dalam 3 periode, yaitu Restrukturisasi Korporasi, Optimalisasi Profit,
dan Pencapaian Standard Dunia,” demikan ungkap Deputi Direktur
Pengembangan Usaha Direktorat Hulu Tri Siwindono dalam satu
perbincangan di Ruang Kerjanya, Rabu (26/7).
Tri menambahkan timeframe ketiga periode tersebut adalah,
pertama Restrukturisasi Korporasi berlangsung dari 2006 - 2008;
kedua Optimalisasi Profit diharapkan mulai dicapai dari 2009-2011;
dan predikat perusahaan Standard Dunia akan diraih pada 2012 -
2014. ”Road Map proses transformasi Pertamina Hulu diawali
dengan Restrukturisasi Korporasi pada 2006-2008 yang meliputi
reposisi peran Pertamina Hulu, Corporate Strategy Formulation,
Asset Management, Foundamental Corporate Culture, dan
penegakan Good Corporate Governance,” imbuh Tri.



                                                                                 36
       Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Transformasi Pertamina Hulu
        dan PEP (2)
Untuk periode berikutnya yakni optimalisasi profit pada 2009- 2011 akan
diformulasikan kegiatan yang tersegmentasi sesuai jenis aktivitasnya,
seperti:
 – pertama, Bidang Hulu (upstream) kegiatan operasi Migas meliputi reaktifasi dan
   monetisasi aset; optimasi & kenaikan produksi, efisiensi biaya, standarisasi kelas
   dunia yang keseluruhan aktivitas ini disebut langkah pertama Quality. Langkah
   ini disinergikan dengan langkah yaitu pertumbuhan yang terdiri dari kegiatan-
   kegiatan aktifasi dan optimasi lahan eksplorasi, eksplorasi lahan & prospek
   terfokus, percepatan proses siklus eksplorasi – produksi, ekspansi di luar lahan
   tradisional dalam dan luar negri.
 – Kedua, Aktivitas Bidang–Midstream Migas, mencakup penataan anak
   perusahaan yang bergerak di bisnis gas berupa transportasi dan niaga gas
   seperti PT Pertagas, memformulasi konsep korporasi, business plan, dan aset.
 – Ketiga, Bidang Panas Bumi, meliputi penataan anak perusahan yang bergerak
   dalam bisnis panasbumi seperti PT Pertamina Geothermal Energy (PGE),
   memformulasi konsep korporasi dan aset.
 – Keempat, Bidang Coal Bed Methane, Bio Fuel (Hulu).
 – Kelima, services meliputi restrukturisasi, revitalisasi, dan optimalisasi aset Rig
   pemboran.

                                                    Buletin Pertamina
                                                    Edisi No: 31 / XLII, 31 Juli 2006   37
        Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Business Excellence Summit 2006
     Direktorat Pemasaran dan Niaga
•   Pertamina harus terus melanjutkan program reformasi dan restrukturisasi dan
    Pertamina harus menjadi perusahaan yang semakin efisien, produktif, dan kompetitif.
•   Business Excellence Summit 2006 - Pemasaran dan Niaga dilaksanakan dengan
    Tema Menjadikan Direktorat Pemasaran dan Niaga Sebagai Pelopor Bisnis Ekselen:
    “Clean, Competitive & World Class”, mengandung makna bahwa seluruh pekerja di
    lingkungan Pemasaran dan Niaga harus mendukung program transformasi yang
    sedang dilakukan oleh Pertamina.
•   Sehingga diharapkan semua proyek improvement baik yang masih sebatas ide atau
    konsep, maupun yang telah ber-hasil diimplementasikan di suatu unit dapat menjadi
    inspirasi bagi unit lain untuk diterapkan sesuai kondisi masing-masing.
•   Sebagai apresiasi atas program-program dan upaya-upaya business improvement
    yang dipresentasikan oleh Para GM/Kadiv, manajemen memberikan penghargaan
    berupa piagam kepada Unit/Divisi yang berdasarkan penilaian atau rekomen-dasi
    Panitia Sie Materi, dianggap sebagai suatu unggulan untuk kategori tertentu sebagai
    berikut, Inovasi/Strategi Pe-ngembangan Bisnis tidak ada pemenang,
    Penghematan/efisiensi diraih oleh UPms I Medan, Layanan pelanggan diraih oleh
    UPms III Jakarta, dan Peningkatan Profit diraih oleh Unit Pelumas.




                                                        Buletin Pertamina
                                                        Edisi No: 31 / XLII, 31 Juli 2006   38
            Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
An illustration of a typical Supply Chain improvement project




                                                                              39
    Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
40
Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
41
Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
42
Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
Terima Kasih




                                                                          43
Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)YolaRiyana
 
Persediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakanPersediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakansulkhi
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanYuca Siahaan
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT GaramStudi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garamsiti nurlaeli
 
Integrated reporting, teori dan aplikasi
Integrated reporting, teori dan aplikasiIntegrated reporting, teori dan aplikasi
Integrated reporting, teori dan aplikasiLisa H
 
Analisis Perbedaan Pengaruh Tingkat Inflasi, Kebijakan Suku Bunga, Nilai Tuka...
Analisis Perbedaan Pengaruh Tingkat Inflasi, Kebijakan Suku Bunga, Nilai Tuka...Analisis Perbedaan Pengaruh Tingkat Inflasi, Kebijakan Suku Bunga, Nilai Tuka...
Analisis Perbedaan Pengaruh Tingkat Inflasi, Kebijakan Suku Bunga, Nilai Tuka...I Gusti Ngurah Komang Suadnyana
 
Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Sophia Ririn
 
PPN Saat & Tempat Terutang
PPN   Saat & Tempat TerutangPPN   Saat & Tempat Terutang
PPN Saat & Tempat Terutangkaromah95
 
Analisis Manaemen Strategi Antam persero Tbk.
Analisis Manaemen Strategi Antam persero Tbk.Analisis Manaemen Strategi Antam persero Tbk.
Analisis Manaemen Strategi Antam persero Tbk.Nadya Syabilla Arviadea
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoAbdul Hamid
 
Analisa laporan keuangan
Analisa laporan keuanganAnalisa laporan keuangan
Analisa laporan keuangandiandie2
 
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullshandyaa
 
bab10 laba (income) buku suwardjono
bab10 laba (income) buku suwardjonobab10 laba (income) buku suwardjono
bab10 laba (income) buku suwardjonoWenni Gan
 

Was ist angesagt? (20)

ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
 
Persediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakanPersediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakan
 
PPT Balanced Scorecard
PPT Balanced Scorecard PPT Balanced Scorecard
PPT Balanced Scorecard
 
Pemilihan Portofolio
Pemilihan PortofolioPemilihan Portofolio
Pemilihan Portofolio
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
 
Efisiensi Pasar Modal
Efisiensi Pasar ModalEfisiensi Pasar Modal
Efisiensi Pasar Modal
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT GaramStudi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
 
Integrated reporting, teori dan aplikasi
Integrated reporting, teori dan aplikasiIntegrated reporting, teori dan aplikasi
Integrated reporting, teori dan aplikasi
 
Analisis Perbedaan Pengaruh Tingkat Inflasi, Kebijakan Suku Bunga, Nilai Tuka...
Analisis Perbedaan Pengaruh Tingkat Inflasi, Kebijakan Suku Bunga, Nilai Tuka...Analisis Perbedaan Pengaruh Tingkat Inflasi, Kebijakan Suku Bunga, Nilai Tuka...
Analisis Perbedaan Pengaruh Tingkat Inflasi, Kebijakan Suku Bunga, Nilai Tuka...
 
Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3
 
PPN Saat & Tempat Terutang
PPN   Saat & Tempat TerutangPPN   Saat & Tempat Terutang
PPN Saat & Tempat Terutang
 
Analisis Manaemen Strategi Antam persero Tbk.
Analisis Manaemen Strategi Antam persero Tbk.Analisis Manaemen Strategi Antam persero Tbk.
Analisis Manaemen Strategi Antam persero Tbk.
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
 
Analisa laporan keuangan
Analisa laporan keuanganAnalisa laporan keuangan
Analisa laporan keuangan
 
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa full
 
Subsequent events
Subsequent eventsSubsequent events
Subsequent events
 
bab10 laba (income) buku suwardjono
bab10 laba (income) buku suwardjonobab10 laba (income) buku suwardjono
bab10 laba (income) buku suwardjono
 

Andere mochten auch

PT. Pertamina (persero)
PT. Pertamina (persero)PT. Pertamina (persero)
PT. Pertamina (persero)pangarso_adi
 
PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN
PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGANPROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN
PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGANAndri Ebo
 
Sistem manajemen pertamina
Sistem manajemen pertaminaSistem manajemen pertamina
Sistem manajemen pertaminaBryan Pradinda
 
pertamina karen agustiawan
pertamina karen agustiawanpertamina karen agustiawan
pertamina karen agustiawanTri Damri
 
05 pertamina, yuttie nurianti
05   pertamina, yuttie nurianti05   pertamina, yuttie nurianti
05 pertamina, yuttie nuriantibocah666
 
Rantai Pasokan PT. Carrefour Indonesia.Tbk
Rantai Pasokan PT. Carrefour Indonesia.TbkRantai Pasokan PT. Carrefour Indonesia.Tbk
Rantai Pasokan PT. Carrefour Indonesia.TbkHelmiati (Emy)
 
Managerial planning and goal setting
Managerial planning and goal settingManagerial planning and goal setting
Managerial planning and goal settingyouji
 
12 Manajemen Rantai Pasokan
12 Manajemen Rantai Pasokan12 Manajemen Rantai Pasokan
12 Manajemen Rantai PasokanAinul Yaqin
 
Surat permohonan
Surat permohonanSurat permohonan
Surat permohonanumum
 
Manajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanManajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanahmad fauzan
 
Analisis Perusahaan Carrefour dan Indofood
Analisis Perusahaan Carrefour dan IndofoodAnalisis Perusahaan Carrefour dan Indofood
Analisis Perusahaan Carrefour dan IndofoodYunus Thariq
 
Kuesioner Anp Crisis Pertamina
Kuesioner Anp Crisis PertaminaKuesioner Anp Crisis Pertamina
Kuesioner Anp Crisis Pertaminagueste152d7
 
Presentasi KP Pertamina RU VI Balongan Indramayu
Presentasi KP Pertamina RU VI Balongan IndramayuPresentasi KP Pertamina RU VI Balongan Indramayu
Presentasi KP Pertamina RU VI Balongan IndramayuVrisco Harjanto
 
Manajemen oprasi lanjutan
Manajemen oprasi lanjutanManajemen oprasi lanjutan
Manajemen oprasi lanjutanAtha Meidy
 
Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]
Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]
Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]IAARD/Bogor, Indonesia
 
Tinjauan 433 Dinamika Pertamina
Tinjauan 433 Dinamika PertaminaTinjauan 433 Dinamika Pertamina
Tinjauan 433 Dinamika Pertaminanuntius
 

Andere mochten auch (20)

PT. Pertamina (persero)
PT. Pertamina (persero)PT. Pertamina (persero)
PT. Pertamina (persero)
 
Presentasi pertamina
Presentasi pertaminaPresentasi pertamina
Presentasi pertamina
 
Presentasi laporan umum
Presentasi laporan umumPresentasi laporan umum
Presentasi laporan umum
 
PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN
PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGANPROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN
PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN
 
Sistem manajemen pertamina
Sistem manajemen pertaminaSistem manajemen pertamina
Sistem manajemen pertamina
 
pertamina karen agustiawan
pertamina karen agustiawanpertamina karen agustiawan
pertamina karen agustiawan
 
05 pertamina, yuttie nurianti
05   pertamina, yuttie nurianti05   pertamina, yuttie nurianti
05 pertamina, yuttie nurianti
 
Rantai Pasokan PT. Carrefour Indonesia.Tbk
Rantai Pasokan PT. Carrefour Indonesia.TbkRantai Pasokan PT. Carrefour Indonesia.Tbk
Rantai Pasokan PT. Carrefour Indonesia.Tbk
 
Managerial planning and goal setting
Managerial planning and goal settingManagerial planning and goal setting
Managerial planning and goal setting
 
12 Manajemen Rantai Pasokan
12 Manajemen Rantai Pasokan12 Manajemen Rantai Pasokan
12 Manajemen Rantai Pasokan
 
Surat permohonan
Surat permohonanSurat permohonan
Surat permohonan
 
Manajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanManajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokan
 
Analisis Perusahaan Carrefour dan Indofood
Analisis Perusahaan Carrefour dan IndofoodAnalisis Perusahaan Carrefour dan Indofood
Analisis Perusahaan Carrefour dan Indofood
 
Kuesioner Anp Crisis Pertamina
Kuesioner Anp Crisis PertaminaKuesioner Anp Crisis Pertamina
Kuesioner Anp Crisis Pertamina
 
Presentasi KP Pertamina RU VI Balongan Indramayu
Presentasi KP Pertamina RU VI Balongan IndramayuPresentasi KP Pertamina RU VI Balongan Indramayu
Presentasi KP Pertamina RU VI Balongan Indramayu
 
Manajemen oprasi lanjutan
Manajemen oprasi lanjutanManajemen oprasi lanjutan
Manajemen oprasi lanjutan
 
AQUAPRO UAE
AQUAPRO UAEAQUAPRO UAE
AQUAPRO UAE
 
Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]
Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]
Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]
 
Konsep scm-aktivitas-sc
Konsep scm-aktivitas-scKonsep scm-aktivitas-sc
Konsep scm-aktivitas-sc
 
Tinjauan 433 Dinamika Pertamina
Tinjauan 433 Dinamika PertaminaTinjauan 433 Dinamika Pertamina
Tinjauan 433 Dinamika Pertamina
 

Ähnlich wie PertaminaBBM

Artikel ilmiah ekonomi bisnis
Artikel ilmiah ekonomi bisnisArtikel ilmiah ekonomi bisnis
Artikel ilmiah ekonomi bisnisAnggi Indrianti
 
Realokasi Subsidi Bbm Dr Menkesra
Realokasi Subsidi Bbm Dr MenkesraRealokasi Subsidi Bbm Dr Menkesra
Realokasi Subsidi Bbm Dr MenkesraDhimas kasep
 
Sistem rantai pasokan minyak goreng (cooking oil supply chain)
Sistem rantai pasokan minyak goreng (cooking oil supply chain)Sistem rantai pasokan minyak goreng (cooking oil supply chain)
Sistem rantai pasokan minyak goreng (cooking oil supply chain)Togar Simatupang
 

Ähnlich wie PertaminaBBM (7)

Artikel ilmiah ekonomi bisnis
Artikel ilmiah ekonomi bisnisArtikel ilmiah ekonomi bisnis
Artikel ilmiah ekonomi bisnis
 
Realokasi Subsidi Bbm Dr Menkesra
Realokasi Subsidi Bbm Dr MenkesraRealokasi Subsidi Bbm Dr Menkesra
Realokasi Subsidi Bbm Dr Menkesra
 
Sistem rantai pasokan minyak goreng (cooking oil supply chain)
Sistem rantai pasokan minyak goreng (cooking oil supply chain)Sistem rantai pasokan minyak goreng (cooking oil supply chain)
Sistem rantai pasokan minyak goreng (cooking oil supply chain)
 
Artikel tentang migas
Artikel tentang migasArtikel tentang migas
Artikel tentang migas
 
Kebijakan Pembatasan Subsidi Bahan Bakar Minyak dalam Perekonomian Indonesia
Kebijakan Pembatasan Subsidi Bahan Bakar Minyak dalam Perekonomian IndonesiaKebijakan Pembatasan Subsidi Bahan Bakar Minyak dalam Perekonomian Indonesia
Kebijakan Pembatasan Subsidi Bahan Bakar Minyak dalam Perekonomian Indonesia
 
Energi - New Paradigm
Energi - New ParadigmEnergi - New Paradigm
Energi - New Paradigm
 
Analisis Ganti Rugi atas Ketidaksesuaian Takaran BBM di SPBU Pertamina
Analisis Ganti Rugi atas Ketidaksesuaian Takaran BBM di SPBU Pertamina Analisis Ganti Rugi atas Ketidaksesuaian Takaran BBM di SPBU Pertamina
Analisis Ganti Rugi atas Ketidaksesuaian Takaran BBM di SPBU Pertamina
 

Mehr von Togar Simatupang

Global Value Chain in the Agrifood Sector
Global Value Chain in the Agrifood SectorGlobal Value Chain in the Agrifood Sector
Global Value Chain in the Agrifood SectorTogar Simatupang
 
Global Value Chain (GVC) in the Digital Economy
Global Value Chain (GVC) in the Digital EconomyGlobal Value Chain (GVC) in the Digital Economy
Global Value Chain (GVC) in the Digital EconomyTogar Simatupang
 
Introductory Session to Global Value Chain
Introductory Session to Global Value ChainIntroductory Session to Global Value Chain
Introductory Session to Global Value ChainTogar Simatupang
 
Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor Logistik
Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor LogistikPeningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor Logistik
Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor LogistikTogar Simatupang
 
Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene)
Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene) Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene)
Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene) Togar Simatupang
 
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifPengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifTogar Simatupang
 
Tinjauan Kurikulum Program Studi Kewirausahaan
Tinjauan Kurikulum Program Studi KewirausahaanTinjauan Kurikulum Program Studi Kewirausahaan
Tinjauan Kurikulum Program Studi KewirausahaanTogar Simatupang
 
Pengembangan Modal Manusia Indonesia
Pengembangan Modal Manusia IndonesiaPengembangan Modal Manusia Indonesia
Pengembangan Modal Manusia IndonesiaTogar Simatupang
 
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai Pasokan
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai PasokanPeran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai Pasokan
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai PasokanTogar Simatupang
 
Penulisan Akademis dan Desain Penelitian
Penulisan Akademis dan Desain PenelitianPenulisan Akademis dan Desain Penelitian
Penulisan Akademis dan Desain PenelitianTogar Simatupang
 
Registrasi Sumber Daya Peralatan Konstruksi
Registrasi Sumber Daya Peralatan KonstruksiRegistrasi Sumber Daya Peralatan Konstruksi
Registrasi Sumber Daya Peralatan KonstruksiTogar Simatupang
 
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...Togar Simatupang
 
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)Togar Simatupang
 
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di IndonesiaPengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di IndonesiaTogar Simatupang
 
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)Togar Simatupang
 
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisata
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisataPerencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisata
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisataTogar Simatupang
 
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Togar Simatupang
 
Kiat Cerdas Memilih Topik Riset untuk Tesis
Kiat Cerdas Memilih Topik Riset untuk TesisKiat Cerdas Memilih Topik Riset untuk Tesis
Kiat Cerdas Memilih Topik Riset untuk TesisTogar Simatupang
 
Tata Kelola Rantai Pasokan
Tata Kelola Rantai PasokanTata Kelola Rantai Pasokan
Tata Kelola Rantai PasokanTogar Simatupang
 

Mehr von Togar Simatupang (20)

Global Value Chain in the Agrifood Sector
Global Value Chain in the Agrifood SectorGlobal Value Chain in the Agrifood Sector
Global Value Chain in the Agrifood Sector
 
Value Chain Governance
Value Chain GovernanceValue Chain Governance
Value Chain Governance
 
Global Value Chain (GVC) in the Digital Economy
Global Value Chain (GVC) in the Digital EconomyGlobal Value Chain (GVC) in the Digital Economy
Global Value Chain (GVC) in the Digital Economy
 
Introductory Session to Global Value Chain
Introductory Session to Global Value ChainIntroductory Session to Global Value Chain
Introductory Session to Global Value Chain
 
Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor Logistik
Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor LogistikPeningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor Logistik
Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor Logistik
 
Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene)
Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene) Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene)
Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene)
 
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifPengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
 
Tinjauan Kurikulum Program Studi Kewirausahaan
Tinjauan Kurikulum Program Studi KewirausahaanTinjauan Kurikulum Program Studi Kewirausahaan
Tinjauan Kurikulum Program Studi Kewirausahaan
 
Pengembangan Modal Manusia Indonesia
Pengembangan Modal Manusia IndonesiaPengembangan Modal Manusia Indonesia
Pengembangan Modal Manusia Indonesia
 
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai Pasokan
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai PasokanPeran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai Pasokan
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai Pasokan
 
Penulisan Akademis dan Desain Penelitian
Penulisan Akademis dan Desain PenelitianPenulisan Akademis dan Desain Penelitian
Penulisan Akademis dan Desain Penelitian
 
Registrasi Sumber Daya Peralatan Konstruksi
Registrasi Sumber Daya Peralatan KonstruksiRegistrasi Sumber Daya Peralatan Konstruksi
Registrasi Sumber Daya Peralatan Konstruksi
 
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...
 
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)
 
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di IndonesiaPengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di Indonesia
 
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)
 
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisata
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisataPerencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisata
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisata
 
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
 
Kiat Cerdas Memilih Topik Riset untuk Tesis
Kiat Cerdas Memilih Topik Riset untuk TesisKiat Cerdas Memilih Topik Riset untuk Tesis
Kiat Cerdas Memilih Topik Riset untuk Tesis
 
Tata Kelola Rantai Pasokan
Tata Kelola Rantai PasokanTata Kelola Rantai Pasokan
Tata Kelola Rantai Pasokan
 

PertaminaBBM

  • 1. Rantai Pasok Pertamina: Isu Kelangkaan BBM Togar M. Simatupang, Ph.D. Gedung Wisma PEDE Realty 2nd floor Jl. Letjend. MT. Haryono Kav. 17 Jakarta 12810, Indonesia T. 62.21.83700304 – 05 F. 62.21.83700305 Email. cp_consultant@yahoo.co.id Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 2. Pertamina Akui Krisis BBM • Stok nasional hanya untuk 17,5 hari kebutuhan karena ada keterlambatan pembongkaran BBM di teluk Semangka, Lampung dan kesulitan memperoleh dana pembelian dari Pemerintah. • Pemerintah diharapkan membantu keuangan Pertamina untuk membeli minyak mentah dan BBM dalam rangka mengamankan stok nasional. • Untuk menaikkan stok BBM nasional menjadi rata-rata di atas 20 hari dibutuhkan biaya 1,3-1,5 miliar dolar AS. • Stok premium 12,7 hari, minyak tanah 25,3 hari, solar 14,5 hari. • Pada kuartal I 2005 terjadi over kuota untuk premium 2,7%, solar 2%, dan minyak tanah 2,5%. Kompas, 10 Juni 2005 2 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 3. Kurtubi: Krisis BBM Karena Kekeliruan UU Migas Pengamat perminyakan, Kurtubi menyatakan krisis BBM akibat kekeliruan UU No. 22 Tahun 2001 tentang Migas: – Penerapannya tidak memberhatikan kondisi nyata industri perminyakan nasional dan daya beli masyarakat. – UU Migas lebih mendahulukan perubahan status Pertamina dari BUMN menjadi PT daripada menyusun kebijakan penataan harga BBM. – Penyiapan pemahaman masyarakat agar bisa menerima kenaikan harga BBM sesuai biaya produksinya dan konsep kebijakan penataan harga BBM seharusnya didahulukan. – Hilangnya fungsi kontrol Pertamina terhadap pemegang Kontrak Production Sharing (KPS) khususnya saat diperlukannya aliran produksi minyak mentah untuk keperluan dalam negeri. – Pemerintah mengimpor BBM sebanyak 400 ribu barel per hari (bph) dan dari tahun ke tahun terus meningkat karena permintaan masyarakat dan industri naik. – Hilangnya pendapatan Pertamina senilai Rp 15 Triliun dari fee retensi yang sudah biasa diterimanya selama kurang lebih 30 tahun. – Fee retensi senilai Rp 5-6 triliun per tahun bisa digunakan untuk menalangi dulu jika perlu biaya mendadak untuk impor BBM. – Meski sudah PT, Pertamina tetap harus berupaya mencukupi kebutuhan BBM dalam negeri. Pdahal, bukan wajib PSO (Public Service Obligation) pada Nopember 2005. 3 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 4. Kurtubi: Krisis BBM Karena Kekeliruan UU Migas Pengamat perminyakan, Kurtubi menyatakan krisis BBM akibat kekeliruan UU No. 22 Tahun 2001 tentang Migas: – PSO dilimpahkan ke Bdan Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (BP Migas) yang nota bene tidak memiliki BBM, truk, tanker, dan peralatan distrbusi lainnya. – Keberadaan BP Migas dan Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) membuat sistem industri perminyakan semakin tidak efisien. – Sebaiknya BP dan MPH Migas dibubarkan dan urusan-urusan yang terkait kepemerintahan dikembalikan ke Dirjen Migas. – KPS sebaiknya diserahkan ke BUMN terkait. KPS dapat digunakan unyik memenuhi kebutuhan dalam negeri dan Pemerintah bisa menjual BBM dengan harga maksimal kepada pihak lain. – Jika KPS bisa diarahkan untuk mengurangi impor BBM sebanyak 100 ribu bph saja, maka pemerintah tidak perlu menyiapkan dana tunai sekitar 5,8 juta dolar AS per hari untuk impor BBM dan akan ada penghematan dari sisi ongkos angkut dibandingkan jika mengimpor BBM dari Timur Tengah atau Afrika Barat. – UU Migas Pasal 31 menyulitkan investor karena mereka dibebani bermacam- macam pajak ketika baru berada pada tahap eksplorasi yang belum tentu berhasil. UU sebelumnya menetapkan pajak setelah investor sampai pada tahap produksi. Kompas, 21 Juni 2005 4 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 5. Menkeu: Krisis BBM Kesalahan Manajemen Pertamina Menteri Keuangan (Menkeu) Jusuf Anwar berkomentar tentang kelangkaan BBM: – Depkeu telah mencairkan permintaan pembelian BBM sebesar Rp 4 Triliun pada hari Rabu 15 Juni 2005. – Pertamina yang bertanggung jawab pada manajemen “cash-flow”. – Dana yang dicairkan pekan lalu belum terpakai habis sebesar Rp 4 Triliun. Kompas, 22 Juni 2005 5 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 6. Kelangkaan BBM Baru Teratasi Akhir Juli 2005 • Subsidi ke Partamina telah mencapai Rp 40, 01 triliun. • Hingga sekitar 20-an hari ke depan, Pertamina mempunyai stok BBM sebanyak 19 juta barel. • Kelangkaan BBM itu, disebabkan sejumlah hal. – Pertama, terus meroketnya harga minyak dunia --yang akhir pekan lalu sempat menyentuh rekor baru, 60 dolar AS/barel. – Kedua, tersendatnya kucuran dana subsidi BBM dari Depkeu untuk Pertamina. – Serta terkendalanya distribusi BBM dari terminal Pertamina. • Masalah itu mulai teratasi setelah Depkeu mencairkan subsidi BBM senilai Rp 9,35 triliun ke rekening Pertamina di Bank Mandiri, BRI, dan Bank BNI. • Pembayaran tersebut meliputi penggantian subsidi Mei 2005 sebesar Rp 8,73 triliun, dan kekurangan subsidi BBM 2003 senilai Rp 617,9 miliar. • Total subsidi ke Pertamina untuk tahun ini telah mencapai Rp 40,01 triliun, meliputi pembayaran tunai sebesar Rp 20,30 triliun dan pembayaran kewajiban Pertamina kepada Pemerintah sebesar Rp 19,71 triliun. • Pemerintah, DPR, dan Pertamina sebaiknya menyepakati penganggaran dana tetap dan dana stok tambahan BBM, sesuai dengan kebutuhan. Republika, 27 Juni 2005 6 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 7. Cadangan Minyak Mentah Indonesia Tinggal 10 Tahun • Cangan minyak mentah Indonesia relatif kecil hanya 0,05%, sehingga dengan produksi yang tidak berubah dan tidak ada penemuan baru, maka cadangan tersebut akan habis dalam waktu 10 tahun. • Produksi minyak mentah dan kondesat tahun 2005 sekitar 1,1 juta barel per hari, sedangkan minyak mentah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri sekitar 1,35 juta barrel per hari. • Terciptanya ketergantungan pada minyak impor yang semakin dominan, sedangkan harga minyak dunia terus naik. Jika impor minyak terganggu, maka perekonomian dan ketahanan nasional akan terganggung. Media Indonesia, 27 Juni 2005 7 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 8. Kelangkaan BBM Terjadi Karena Kekhawatiran Pertamina Menteri Enerdi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro menyatakan kelangkaan BBM di sejumlah daerah: – Kekhawatiran lebihnya produksi BBM dari kuota dalam APBN 2005 yakni 59,6 juta kilo liter. – Jika sampai melebihi 59,6 juta kilo liter tersebut maka Pertamina akan menanggung pembayaran dari kelebihan kuota itu meski yang memakainya bukan Pertamina. – Pertamina harus tetap mengacu pada Peraturan Presiden No. 22 Tahun 2005 yang menyebutkan bahwa harga BBM jenis tetentu untuk konsumen tertentu. – Kelangkaan BBM juga disebabkan rusaknya kilang minyak di Dumai, Riau. – Pemerintah mengutamakan pasokan BBM untuk pembangkit listril di Gresik dan Grati. Erlangga Djumena, Kompas 4 Juli 2005 8 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 9. Kelangkaan BBM dan Penghematan Energi • Widya Purnama mengatakan Pertamina juga telah menyiapkan delapan juta barel minyak mentah. • Ada juga 16 juta barel produk BBM yang terdiri dari premium, solar, dan minyak tanah. • Lalu untuk meningkatkan stok BBM menjadi rata-rata 20 hari kebutuhan pada tanggal 19 Juli, Pertamina juga telah memprogramkan tambahan impor BBM senilai 168 juta dollar. • Tingginya harga minyak juga membuat subsidi BBM melambung, menurut Menteri Keuangan Yusuf Anwar, nilainya bisa mencapai Rp 127,98 triliun, atau 25 persen dari APBN Perubahan 2005 yang besarnya Rp 511,9 triliun. Kompas, 8 Juli 2005 9 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 10. Menneg BUMN: Pertamina Gagal Bangun Sistem Pengawasan Distribusi • Menneg BUMN, Sugiharto, Pertamina telah gagal berkali-kali membangun sistem pengawasan distribusi. • Adanya masalah pencurian di Terminal Lawe-lawe tetapi juga penyelundupan di daerah lain seperti Batam. Kompas, 13 September 2005 10 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 11. Presiden Minta Pertamina Pasok BBM • Presiden meminta Pertamina untuk terus memasok BBM dalam upaya mengatasi kelangkaan BBM di berbagai daerah. • Purnomo mengakui bila Pertamina terus memasok BBM ke pasar, memang akan berisiko kepada naiknya subsidi BBM. • Kelangkaan BBM terutama solar dan minyak tanah disebabkan oleh beberapa hal: – Penggunaan minyak tanah sebagai komoditas pengoplosan – Adanya penimbunan – Panic Buying • Stok BBM sendiri saat ini sudah tinggi yakni 22,8 hari. Kompas, 14 September 2005 11 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 12. Dirut Pertamina: BBM Tidak Langka, tapi “Panic Buying” Dirut Pertamina, Widya Purnama, mengatakan telah terjadi panic Buying terhadap seluruh jenis BBM menyusul rencana pemerintah menaikkan harga BBM rata-rata 50% mulai 1 Oktober 2005. – Tidak ada kelangkaan, yang ada hanyalah masyarakat mulai panik sehingga terjadi antrean panjang di saat membeli BBM. – Masyarakat cenderung melakukan aksi borong besar-besran terhadap seluruh jenis BBM, bahkan melebihi kuota konsumsi sebesar 172.000 kilo liter per hari. – Banyaknya pemilik kendaraan bermotor seperti truk, mobil penumpang yang mengisi penuh bahan bakar hingga berkali- kali. – Praktik yang dilakukan pedagang eceran dengan membeli BBM satu gerobak kemudian dijual lagi ke penampung karena harganya lebih tinggi. Kompas 15 September 2005 12 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 13. Atasi Kelangkaan BBM, Pertamina Butuh Rp 150 Miliar • Pertamina memerlukan tambahan dana sekitar Rp 150 miliar untuk mengatasi kelangkaan BBM di Kalimantan dan NTB. • Dana diperuntukkan bagi penyewaan sejumlah kapal dan sarana penunjang selama 5-12 bulan ke depan. • Krisis BBM di Kalimantan akibat pendangkalan alur sungai saat musim kemarau dan selama lima tahun terakhir belum ada investasi baru dalam jalur suplai dan distribusi BBM di wilayah itu. • Penyewaan kapal berupa 2 unit kapal seberat 1.500 ton dan perkiraan anggaran 1,08 juta dolar AS selama 360 hari. • Juga berencana menyewa 2 unit kapal general purpose (GP) 17.500 ton senilai 1,8 juta dolar AS selama 360 hari, dua kapal medium range (MR) 30.000 ton senilai 4,5 juta dolar AS selama 5 bulan, dan sarana pelabuhan berupa dua unit tug boat (kapal tunda) senilai 200 ribu dolar AS selama 5 bulan. • Tengah mengkaji pengadaan semi “ship-to-ship” sebagai fasilitas timbun terapung berkapasitas 32.000 kilo liter untuk melayani depot-depot kecil seperti Sampit, Pangkalan Bun, dan Banjarmasin selama tiga bulan mulai akhir Agustus 2006. Kompas, 9 Agustus 2006 13 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 14. Ada Apa di Balik Kelangkaan BBM? • Apakah ada skenario di balik ketidakmampuan Pertamina dalam menjaga pasokan dalam negeri? • Pertamina menjadi PT dan tidak lagi memegang peran di hulu. Produksi nasional bukan lagi produksi Pertamina. • BP Migas mengauasai produksi minyak nasional. • Pertamina tetap diminta untuk menjamin pasokan BBM dalam negeri, padahal tidak mempunyai uang untuk membeli minyak mentah dan BBM. • Produksi Pertamina hanya sekittar 100.000 barrel per hari, sementara kebutuhan dalam negeri sebesar 1 juta barrel per hari. • Usulan solusi: pemerintah harus memberikan dana talangan untuk Pertamina. • Pertamina tidak mampu menjaga pasokan dalam negeri, sektor hilir akan dilepas kepada swasta, seperti Shell dan Petronas. • Bagaimana dengan harga jual? – Harga subsidi: perusahaan-perusahaan hulu dan hilir yang bakalan mendapatkan subsidi? – Harga pasar (internasional): harga akan mengikuti pergeraka harga pasar internasional. 14 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 15. PT Pertamina • Sejak 17 September 2003 Pertamina telah berubah status menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) berdasarkan Peraturan Pemerintah No.31 Tahun 2003. Saat ini Pertamina berada di bawah koordinator Menteri Negara BUMN. • Seperti kontraktor lainnya, sebagai pemain bisnis Pertamina juga melakukan Kontrak Kerja Sama dengan BP Migas. Dengan berubahnya status Pertamina menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) maka Pertamina menjadi entitas bisnis murni yang lebih berorientasi laba. 15 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 16. Bisnis Pertamina Kegiatan PERTAMINA dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia, terbagi ke dalam dua sector, yaitu Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh kegiatan Anak-Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan. • Usaha Hulu Kegiatan usaha PERTAMINA Hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas, dan panas bumi. • Usaha Hilir (Pengolahan, Pemasaran & Niaga dan Perkapalan) Kegiatan usaha PERTAMINA Hilir meliputi pengolahan, pemasaran & niaga dan perkapalan serta distribusi produk Hilir baik didalam maupun keluar negeri yang berasal dari kilang PERTAMINA maupun impor yang didukung oleh sarana transportasi darat dan laut. Usaha hilir merupakan integrasi Usaha Pengolahan, Usaha Pemasaran, Usaha Niaga, dan Usaha Perkapalan. • Usaha Pengolahan Bidang Pengolahan mempunyai 7 unit Kilang dengan kapasitas total 1.041,20 Ribu Barrel. Beberapa kilang minyak terintegrasi dengan kilang Petrokimia dan memproduksi NBBM. Disamping kilang minyak, PERTAMINA Hilir mempunyai kilang LNG di Arun dan di Bontang. http://www.pertamina.com 16 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 17. Visi dan Misi Pertamina • Visi – Menjadi perusahaan yang unggul, maju dan terpandang ( To be a respected leading company ) • Misi – Melakukan Usaha dalam bidang Energi dan Petrokimia. – Merupakan entitas bisnis yang dikelola secara profesional, kompetitif dan berdasarkan tata nilai unggulan. – Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan, pekerja dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. 17 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 18. Tata Nilai • Fokus Menggunakan secara optimum berbagai kompetensi perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan. • Integritas Mampu mewujudkan komitmen kedalam tindakan nyata. • Visionary - Berwawasan Jauh ke Depan Mengantisipasi lingkungan usaha yang berkembang saat ini maupun yang akan datang untuk dapat tumbuh dan berkembang. • Excellence - Unggul Menampilkan yang terbaik dalam semua aspek pengelolaan usaha. • Mutual Respect - Kesetaraan dan kesederajatan Menempatkan seluruh pihak yang terkait setara dan sederajat dalam kegiatan usaha. 18 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 19. Struktur Organisasi 19 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 20. Produksi Minyak Mentah 20 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 21. Penjualan Produk BBM 21 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 22. Anak Perusahaan Pertamina PT. PERTAMINA EP PT Elnusa Tbk PT Patra Jasa PT. Pertajaya Lubrindo PT. Tugu Pratama Indonesia PT Pelita Air Service PT. Pertamina Training & Consulting PT Pertamina Tongkang PT. Pertahulu Energi PT. Pertamina Bina Medika PT. Patra Niaga PT. Usayana (d/h. PT. Elnusa Harapan) PT. Patra Dok Dumai Pertamina Energy Trading Ltd. (PETRAL PT. Pertamina Dana Ventura (d/h. PT. Pertamina Saving & Investment) 22 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 23. Area Operasi 23 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 24. Laba Pertamina 2003 Hanya Rp 12 Triliun • Tahun 2002, keuntungan konsolidasi Pertamina Rp 14,11 triliun, naik 33 persen dibandingkan dengan tahun 2001 sebesar Rp 10,373 triliun. Bagian pemerintah dari keuntungan itu Rp 8,047 triliun. • Laba Pertamina menurun dari Rp 14,11 Triliun pada tahun 2002 menjadi Rp 12 Triliun pada tahun 2003. • Itu disebabkan turunnya pendapatan dan meningkatnya biaya: – Komponen pendapatan mengalami penurunan sehingga otomatis biaya semakin meningkat. – Produksi minyak dan gas Pertamina sudah turun. – Retensi fee minyak sudah dihapuskan. • Untuk membiayai belanja modal (capital expenditure/capex) Pertamina selama setahun yang diperkirakan mencapai 600 juta dollar AS, Direksi Pertamina (Persero) mempersiapkan dua opsi untuk pembiayaan yang bersumber dari luar. Dua opsi itu adalah pinjaman dari perbankan dalam negeri dan penerbitan obligasi rupiah. • Untuk jangka waktu lima tahun ke depan, belanja modal yang dianggarkan Pertamina diperkirakan mencapai sekitar 3 miliar dollar AS. Kompas, 13 Nopember 2003 24 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 25. Target Laba Pertamina Rp 5 Triliun • PT Pertamina (Persero) dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) pada tahun 2004 menargetkan laba Rp 5 triliun (setelah dipotong pajak). • Untuk mencapai perolehan laba tersebut, Pertamina akan mengoptimalkan kegiatan di sektor hulu dan hilir migas, termasuk fee yang terima dari kegiatan distribusi BBM dan pemanfaatan kilang. • Dalam RKAP tahun 2004 pendapatan diharapkan dari sektor hulu 85%persen dan 15% dari sektor hilir. • Di sektor hulu, pendapatan yang akan diterima itu berasal dari revenue kegiatan produksi migas dan untuk hilir melalui kegiatan pendistribusian BBM dan penjualan produk-produk, antara lain elpiji dan minyak pelumas. • Misi penugasan pemerintah berupa pendistribusian BBM di dalam negeri sekitar 60,1 juta kiloliter harus tetap dilaksanakan tanpa harus membebani perusahaan. • Di sisi lain, misi perusahaan terutama dalam mencapai tingkat produksi dari 330 juta barel menjadi 400 juta barel juga dilaksanakan. • Investasi di sektor hulu lebih besar, yaitu sebesar Rp 4,3 triliun, sedangkan investasi hilir sekitar Rp1,6 triliun. Suara Merdeka, 29 Januari 2004 25 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 26. Laba Pertamina Bakal Naik Jadi Rp 22 Triliun (1) • Pertamina memperkirakan laba bersih tahun 2006 naik dua kali lipat dari Rp 11,3 triliun menjadi Rp 22,4 triliun. • Tahun 2005, Pertamina diperkirakan mendapat laba bersih Rp 11,3 triliun dengan laba sebelum pajak Rp 23 triliun. • Tahun 2006, laba sebelum pajak naik menjadi Rp 41,5 triliun dan laba bersih Rp 22,4 triliun. • Peningkatan itu sebagian besar disumbangkan sektor hilir, terutama dari keuntungan distribusi BBM. • Pola Bisnis Pertamina Memasuki Era Liberalisasi Sektor Hilir Migas • Peningkatan laba bersih itu sudah memperhitungkan mekanisme public service obligation (PSO) baru yang tidak lagi menggunakan formula cost plus fee. • Pola PSO baru yang berawal 1 Januari 2006 memungkinkan Pertamina memperoleh keuntungan lebih karena harga BBM subsidi dihitung dengan formula Mid Oil Platts Singapore (MOPS) plus alfa. MOPS adalah harga minyak mentah yang diperdagangkan di Singapura, sedangkan alfa adalah marjin keuntungan yang mencakup biaya produksi maupun pengadaan BBM. • Jika selama ini imbalan yang didapat Pertamina dari kewajiban mendistribusikan BBM sangat kecil hanya Rp 10 per liter, maka dengan formula baru tersebut Pertamina berpeluang mendapatkan keuntungan dari efisiensi biaya distribusi maupun selisih saat harga minyak mentah di pasar internasional turun. 26 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 27. Laba Pertamina Bakal Naik Jadi Rp 22 Triliun (2) • Jika selama ini imbalan yang didapat Pertamina dari kewajiban mendistribusikan BBM sangat kecil hanya Rp 10 per liter, maka dengan formula baru tersebut Pertamina berpeluang mendapatkan keuntungan dari efisiensi biaya distribusi maupun selisih saat harga minyak mentah di pasar internasional turun. • Bisnis ritel BBM di era PSO baru menjanjikan keuntungan lebih besar. Sebelum sistem PSO diubah, 80 persen dari pendapatan disumbang oleh sektor hulu. • Sektor hilir cuma 20 persen, itu pun bukan dari BBM subsidi. Kalau dulu Pertamina cuma dapat Rp 10 per liter, dengan total BBM subsidi yang dipasarkan 60 juta kiloliter. Pertamina akan melakukan efisiensi agar keuntungan bisa diperbesar. • Pertamina siap membenahi bisnis di hilir, antara lain dengan memperluas pasar pelumas, mengembangkan bisnis perkapalan, dan memperbanyak jumlah stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU). • Saat ini dari 2.856 SPBU yang ada di Indonesia, hanya 13 SPBU yang dimiliki dan dioperasikan sendiri oleh Pertamina. Adapun 47 SPBU dimiliki Pertamina, namun dioperasikan oleh mitra. • Pertamina juga berusaha menjaga pasar BBM untuk industri. Sebanyak 18 perusahaan besar sudah menandatangani kontrak pembelian BBM dengan Pertamina untuk suplai selama 1 tahun, antara lain adalah PT Krakatau Steel dan PT Petrokimia Gresik. Kompas, 24 November 2005 27 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 28. Tujuan Rantai Pasok Pertamina • Laba? • Kecepatan? • PSO? • Persediaan yang minimum? • Biaya operasi yang minimum? Catatan: • Apakah ada hirarki tujuan rantai pasok? Coba gambarkan hirarkinya? • Apa ukuran pencapaian tujuan? 28 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 29. Hirarki Tujuan Ukuran? Tujuan Utama? Standar? Tujuan Sekunder? Tujuan Sekunder? Tujuan Sekunder? Ukuran? Ukuran? Ukuran? 29 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 30. Masalah Rantai Pasok Pertamina (1) • Kurangnya koordinasi antara bisnis hulu dan hilir. – Pertamina saat ini lebih banyak bergerak dalam bisnis hilirnya seperti dalam bisnis penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM). Bisnis seperti ini sangat rentan jika harga minyak mentah semakin meningkat. – Pertamina baru bisa kuat dan maju jika telah melakukan kegiatan yang terintegrasi antara hulu dan hilir. Dengan terintegrasinya kegiatan hulu dan hilir dapat memberi manfaat, memberi jaminan pasokan, dan distribusi BBM yang lebih merata. – Selama ini perusahaan-perusahaan minyak besar didunia melakukan keseimbangan bisnis antara hulu dan hilir. Bahkan ada yang menganggap sektor usaha hilir ini sebagai penunjang saja. – Pertamina seharusnya lebih mengembangkan industri hilirnya seperti usaha untuk melakukan eksplorasi minyak. Dengan adanya Undang- Undang No 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas, Pertamina dimungkinkan untuk lebih mengembangkan kegiatan industri hulunya. 30 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 31. Masalah Rantai Pasok Pertamina (2) • Biaya pengolahan atau produksi yang tinggi. – Biaya pengolahan minyak di Pertamina sekitar 16 dolar AS per barel, sementara di negara lain sekitar 6 dolar AS. • Armada transportasi tidak memadai • Kurang jeli dalam memanfaatkan pasar spot pembelian minyak mentah. • Kurangnya armada angkutan laut, saat ini hanya 30% yang dimiliki oleh Pertamina. – Kurang jeli dalam memanfaatkan pasar spot angkutan laut. • Berbagi informasi yang masih per bagian? • Tidak adanya ukuran kinerja yang menyeluruh? • Wewenang yang terpusat atau tidak adanya pendelegasian wewenang? • Insentif berdasarkan posisi dan bukan kinerja? • Proses rantai pasok yang belum terpadu antara hilir dan hulu dalam menangani permintaan akhir BBM? 31 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 32. Bagaimana memecahkan masalah? • Apa akar masalahnya? • Apa ide solusinya? • Bagaimana melakukan perubahan atau implementasi? AKAR MASALAH SOLUSI MASALAH 32 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 33. Apa akar masalahnya? • Tumpang tindih wewenang dan tanggung jawab? • Berbagi informasi? • Informasi yang tidak akurat? • Sistem kinerja? • Sistem insentif? • Proses bisnis yang tidak terpadu? • Atau lainnya? 33 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 34. Apa solusinya? Ide Solusi Mengapa solusi ini Mengapa solusi ini efektif? kurang efektif? Kolaborasi Perencanaan, Peramalan, dan Delivery Penataan Ulang Wewenang dan Tanggung Jawab Sistem Monitoring dan Evaluasi 34 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 35. Bagaimana melakukan perubahan? (Action Plans) • Awareness? • Persoalan bersama? • Komitmen? – Pimpinan puncak – Manajer – Karyawan • Program transformasi? 35 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 36. Transformasi Pertamina Hulu dan PEP (1) “Transformasi korporasi bisnis hulu PT Pertamina (Persero) dibagi dalam 3 periode, yaitu Restrukturisasi Korporasi, Optimalisasi Profit, dan Pencapaian Standard Dunia,” demikan ungkap Deputi Direktur Pengembangan Usaha Direktorat Hulu Tri Siwindono dalam satu perbincangan di Ruang Kerjanya, Rabu (26/7). Tri menambahkan timeframe ketiga periode tersebut adalah, pertama Restrukturisasi Korporasi berlangsung dari 2006 - 2008; kedua Optimalisasi Profit diharapkan mulai dicapai dari 2009-2011; dan predikat perusahaan Standard Dunia akan diraih pada 2012 - 2014. ”Road Map proses transformasi Pertamina Hulu diawali dengan Restrukturisasi Korporasi pada 2006-2008 yang meliputi reposisi peran Pertamina Hulu, Corporate Strategy Formulation, Asset Management, Foundamental Corporate Culture, dan penegakan Good Corporate Governance,” imbuh Tri. 36 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 37. Transformasi Pertamina Hulu dan PEP (2) Untuk periode berikutnya yakni optimalisasi profit pada 2009- 2011 akan diformulasikan kegiatan yang tersegmentasi sesuai jenis aktivitasnya, seperti: – pertama, Bidang Hulu (upstream) kegiatan operasi Migas meliputi reaktifasi dan monetisasi aset; optimasi & kenaikan produksi, efisiensi biaya, standarisasi kelas dunia yang keseluruhan aktivitas ini disebut langkah pertama Quality. Langkah ini disinergikan dengan langkah yaitu pertumbuhan yang terdiri dari kegiatan- kegiatan aktifasi dan optimasi lahan eksplorasi, eksplorasi lahan & prospek terfokus, percepatan proses siklus eksplorasi – produksi, ekspansi di luar lahan tradisional dalam dan luar negri. – Kedua, Aktivitas Bidang–Midstream Migas, mencakup penataan anak perusahaan yang bergerak di bisnis gas berupa transportasi dan niaga gas seperti PT Pertagas, memformulasi konsep korporasi, business plan, dan aset. – Ketiga, Bidang Panas Bumi, meliputi penataan anak perusahan yang bergerak dalam bisnis panasbumi seperti PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), memformulasi konsep korporasi dan aset. – Keempat, Bidang Coal Bed Methane, Bio Fuel (Hulu). – Kelima, services meliputi restrukturisasi, revitalisasi, dan optimalisasi aset Rig pemboran. Buletin Pertamina Edisi No: 31 / XLII, 31 Juli 2006 37 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 38. Business Excellence Summit 2006 Direktorat Pemasaran dan Niaga • Pertamina harus terus melanjutkan program reformasi dan restrukturisasi dan Pertamina harus menjadi perusahaan yang semakin efisien, produktif, dan kompetitif. • Business Excellence Summit 2006 - Pemasaran dan Niaga dilaksanakan dengan Tema Menjadikan Direktorat Pemasaran dan Niaga Sebagai Pelopor Bisnis Ekselen: “Clean, Competitive & World Class”, mengandung makna bahwa seluruh pekerja di lingkungan Pemasaran dan Niaga harus mendukung program transformasi yang sedang dilakukan oleh Pertamina. • Sehingga diharapkan semua proyek improvement baik yang masih sebatas ide atau konsep, maupun yang telah ber-hasil diimplementasikan di suatu unit dapat menjadi inspirasi bagi unit lain untuk diterapkan sesuai kondisi masing-masing. • Sebagai apresiasi atas program-program dan upaya-upaya business improvement yang dipresentasikan oleh Para GM/Kadiv, manajemen memberikan penghargaan berupa piagam kepada Unit/Divisi yang berdasarkan penilaian atau rekomen-dasi Panitia Sie Materi, dianggap sebagai suatu unggulan untuk kategori tertentu sebagai berikut, Inovasi/Strategi Pe-ngembangan Bisnis tidak ada pemenang, Penghematan/efisiensi diraih oleh UPms I Medan, Layanan pelanggan diraih oleh UPms III Jakarta, dan Peningkatan Profit diraih oleh Unit Pelumas. Buletin Pertamina Edisi No: 31 / XLII, 31 Juli 2006 38 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 39. An illustration of a typical Supply Chain improvement project 39 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 40. 40 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 41. 41 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 42. 42 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence
  • 43. Terima Kasih 43 Co-Learner and Partner to Improve Organizational Performance Excellence